7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya ( State Of the Art )
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
Nama/Tahun
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Penelitian
Hubungan
dengan Skripsi
Rainer Hasenauer,
Impact of Songs
Studi
ini Kaitan
2012
and Jingles Used
menunjukkan
antara
penelitian
yang
ada terdahulu
dan
yang
Vienna University in Advertising
bahwa
of Economics and on Brand and
kecenderungan
penelitian
Business
perempuan
akan
for
Institute Product
Marketing Awareness
lebih adalah jingle yang
menjadi
Management
sensitif
dilakukan
terhadap digunakan
dalam
jingle
terkait suatu iklan akan
dengan
produk memberikan ikatan
atau merek yang emosional kepada
dirancang
untuk audiens dan akan
dan lebih mudah untuk
perempuan
hal
sama diserap
yang
berlaku untuk pria penonton.
yaitu jingle yang
mempromosikan
produk atau merek
untuk
pria.
Preferensi
jenis
musik
tertentu
tidak
menunjukkan
berdampak
pada
kapasitas
mengidentifikasi
7
oleh
8
Nama/Tahun
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Penelitian
Hubungan
dengan Skripsi
jingle atau slogan.
Miguel Tamayo,
The Effects That
Efek yang jingle Jurnal ini memiliki
2014
Jingles Play In
miliki dalam iklan topik yang sama
Advertising
besar
Messages
dramatis.
dan dengan penelitian
Peran penulis yaitu peran
kunci dari jingle kunci dari jingle
untuk
bahwa
menghubungkan
tidak
gambar
dapat
dengan penonton, melakukan sendiri,
untuk
dengan
adanya
meningkatkan
visualisasi
maka
dengan akan mudah untuk
gambar
ke menghubungkan
membawa
tingkat yang baru dengan penonton,
gambar menamamkan
bahwa
dapat merek
tidak
benak
penonton dan
melakukan
sendiri.
di
Jingle
mempunyai ikatan
dengan pendengar
untuk
menanamkan
merek.
Iqbal Anugrah
Jingle iklan dan
Terdapat
Journal
Putra, 2011
brand personality
hubungan
Statistika
daya tarik jingle yang sama dengan
deskriptif
iklan “One Heart” penelitian penulis,
antara memiliki
Honda di televisi sehingga
dengan
ini
topik
dapat
brand dijadikan referensi
personality Honda saat
penelitian
bagi
hubungan
pengguna yaitu
9
Nama/Tahun
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Penelitian
Hubungan
dengan Skripsi
motor
matic antara daya tarik
Honda
pada jingle
member Kaskus
citra
terhadap
perusahaan
properti.
Ratu
Indah Pesan
Destianana (2012)
iklan, Analisis
Ilustrasi
Jalur Dari
hasil
Cerita, pesan iklan, musik penelitian
dapat
ilustrasi dilihat
bahwa
Jingle
Iklan, iklan,
Bintang
iklan, cerita dan bintang pesan iklan, musik
Brand awaraness, iklan berpengaruh dan ilustrasi cerita
Keputusan
signifikan
iklan
pembelian
terhadap
brand berpengaruh
awareness.
dapat
terhadap
image
memiliki pengaruh yang positif pada
yang
positif perusahaan.
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
Muhammad Ehsan Importance
aMlik (2013)
of Kesimpulannya
Penelitian
Brand Awareness untuk mempelajari akan
and Brand Loyalty efek
in
Intentions
Consumer
dilakukan
kesadaran berkaitan
Assessing merek
Purchase
yang
loyalitas
of pada
dengan
dan strategi periklanan
merek yang
diterapkan
niat oleh
perusahaan
pembelian. Hal ini untuk
jelas,
efek
sangat kesadaran
diperlukan dalam dan
mengidentifikasi
merek
loyalitas
merek pada suatu
jenis strategi yang keputusan
diterapkan
oleh pembelian.
perusahaan untuk
10
Nama/Tahun
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Penelitian
Hubungan
dengan Skripsi
meningkatkan
maksud pembelian
merek.
2.2
Landasan Konseptual
2.2.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam
kehidupan manusia. Bahkan komunikasi sudah menjadi suatu
fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang
terintegrasi oleh informasi, di mana masing-masing individu dalam
masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (information sharing)
untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi dapat terjadi apabila ada
kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.
Definisi lain tentang komunikasi seperti di kemukakan Moor dalam
buku Teori Komunikasi (2009:8) adalah penyampaian pengertian
antar individu. Dikatakannya semua manusia dilandasi kapasitas
untuk menyampaikan maksud, hasrat, perasaan, pengetahuan dan
pengalaman dari orang yang satu kepada orang yang lain. Pada
pokoknya komunikasi adalah pusat minat dan situasi perilaku dimana
suatu sumber menyampaikan pesan kepada seorang penerima dengan
berupaya mempengaruhi perilaku penerima tersebut.
Dalam buku yang sama hal lain di kemukakan oleh Mulyana
(2009:9) setidaknya ada tiga pemahaman mengenai komunikasi, yakni
komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi,
dan komunikasi sebagai transaksi. Menurut Sendjaja komunikasi
sebagai tindakan satu arah (linier), yaitu proses dimana pesan
diibaratkan mengalir dari sumber dengan melalui beberapa komponen
menuju kepada komunikasi, definisi ini sesuai dengan pendapat
Everett M. Rogers yang mengatakan komunikasi adalah proses
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau
11
lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Jadi
dapat disimpulkan konsep komunikasi sebagai proses satu arah
memfokuskan
pada
menjelaskan
bahwa
penyampaian
kegiatan
pesan
secara
komunikasi
efektif
bersifat
dan
persuasif.
Komunikasi juga dipahami sebagai suatu bentuk komunikasi interaksi
yaitu komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi yang
arahnya bergantian. Akan tetapi pandangan ini masih bersifat mekanis
dan statis, karena masih membedakan pengirim dan penerima pesan.
Selanjutnya adalah komunikasi sebagai transaksi, seperti
pendapat Nelson (dalam Mulyana 2009:10) yaitu komunikasi adalah
proses memahami dan berbagi makna. Sama halnya dengan pendapat
Tubbs komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua
orang atau lebih. Salah satu kelebihan konseptualisasi komunikasi
sebagai transaksi adalah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi
kita pada komunikasi yang disengaja atau respon yang diamati.
Artinya, komunikasi terjadi apakah para pelakunya membuat secara
sengaja atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan respon yang
tidak dapat diamati. Dalam komunikasi transaksional, komunikasi
dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku
orang lain, baik perilaku secara verbal maupun perilaku
secara
nonverbal.
West dan Turner (2007:5) memberikan batasan bahwa
komunikasi
adalah
menggunakan
proses
sosial
simbol-simbol
dimana
untuk
individu-individu
menciptakan
dan
mengintepretasikan makna dalam lingkungan mereka. Selanjutnya
mengemukakan pula bahwa, komunikasi adalah proses pengalihan
informasi
dari
satu
orang
atau
sekelompok
orang
dengan
menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu orang atau
kelompok lain.
2.2.2 Komunikasi Persuasive
Persuasi merupakan komponen penting dalam suatu bisnis
karena komunikasi dan pertukaran ide yang ada dalam organisasi
12
membutuhkan rekan bisnis untuk menyetujuinya dan memilki
pandangan yang sama akan suatu hal tersebut untuk mencapai
kesepakatan. Untuk menjadi seorang persuader yang baik kita tidak
bisa memaksakan kehendak , justru dengan teknik perusasi kita
mempelajari apa langkah – langkah yang tepat agar persuasi
tersampaikan secara tidak langsung .
“Persuasive is a symbolic process in which
communicators try to convince other people to
change their attitudes or behaviors regarding as issue
through the transmission of a message in atmosphere
of free choices “(Perloff, 2010:12), dalam bukunya
Perloff mengatakan bahwa peruasif adalah proses
simbolik dimana komunikator berusaha meyakinkan
orang lain untuk sikap dan prilaku atas suatu isu
melalui transmisi pesan di lingkungan bebas memilih.
Persuasi adalah bentuk dari pengaruh dan juga proses dalam
mengarahkan orang terhadap adaptasi perilaku, sikap, kepercayaan
yang dipilih oleh persuader. Hal ini mencakup persiapan dan
presentasi yang pantas dari argumen dan bukti pendukung di dalam
iklim emosional . Tidak seperti manipulasi, persuasi tidak
menekankan pada dorongan atau paksaan dan tidak juga berupa
perintah secara langsung (Janasz, Dowd, & Schneider, 2009:151).
Oleh karena itu dapat disimpulkan persuasi adalah suatu
proses dimana komunikator memperngaruhi audiensnya sehingga
terjadi perubahan perilaku, sikap dan keputusan sesuai dengan
keinginan komunikator secara tidak langsung dan tidak memaksa. Jadi
seseorang melakukan sesuatu bukan karna diharuskan tetapi karena
mereka mau melakukan hal itu dengan kesadaran sendiri, kesadaran
inilah yang dibentuk dan dipengaruhi oleh teknik persuasif.
Komunikasi bersifat informatif dan persuasif, bergantung
kepada tujuan komunikator. Dibandingkan dengan komunikasi
13
informatif, komunikasi persuasif lebih sulit, sebab komunikasi
persuasif bertujuan untuk mengubah sikap,pendapat, dan perilaku.
Komunikasi persuasif adalah suatu proses mempengaruhi
sikap, pendapat dan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun
non verbal. Proses itu sendiri adalah setiap gejala atau fenomena yang
menunjukan suatu perubahan yang terus menerus dalam konteks
waktu, setiap pelaksanaan atau perlakuan secara terus-menerus. Ada
dua persoalan yang berkaitan dengan penggunaan proses,yakni
persoalan dinamika objek dan persoalan penggunaan bahasa.
Definisi lain komunikasi persuasif adalah bentuk komunikasi
yang mempunyai tujuan khusus dan terarah untuk mengubah perilaku
komunikan sebagai sasaran komunikasi (Soemirat, 2009:125).
Istilah persuasi bersumber dari perkataan Latin, yaitu
Persuasio, yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Kata
kerjanya adalah persuadere yang berarti membujuk,mengajak, atau
merayu (Effendy, 2008:21). Persuasi bisa dilakukan secara rasional
dan secara emosional. Dengan cara rasional komponen kognitif pada
diri seseoang dapat dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide
ataupun konsep. Persuasi yang dilakukan secara emosional, biasanya
menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan
emosional seseorang. Melalui cara emosianal aspek simpati dan
empati seseorang dapat digugah (Soemirat, 2007:4).
2.2.3 Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa
beserta pesan yang dihasilkan. Pembaca, penonton, dan pendengar
yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka. Komunikasi
massa merupakan disiplin kajian ilmu sosial yang relatif muda jika
dibandingkan dengan ilmu psikologi, sosiologi, ilmu politik, dan
ekonomi. Nurudin memaparkan pada dasarnya komunikasi massa
adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik).
14
Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari
pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi
massa). Media massa (atau saluran) yang dihasilkan oleh teknologi
modern. Jadi, disini jelas media massa menunjukan pada hasil produk
teknolohi modern sebagai saluran dalam komunikasi (Nurudin,
2013:4).
Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada
penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata
lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran
media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada
khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. Beberapa
istilah ini berkaitan dengan media massa. Namun dari sekian banyak
difinisi bisa dikatakan media massa bentuknya antara lain media
elektronik (televisi, radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid),
buku, dan film, internet.
Dalam komunikasi massa kita membutuhkan gatekeeper
(penapis informasi) atau palang pintu yakni beberapa individu atau
kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi
dari individu ke individu yang lain melalui media massa. Bittner
menjelaskan inti dari pendapat di atas dalam proses komunikasi massa
di
samping
melibatkan
unsur-unsur
komunikasi
sebagaimana
umumnya, ia membutuhkan peran media massa sebagai alat untuk
menyampaikan atau menyebarkan informasi. Informasi yang diterima
audience dalam komunikasi massa sebenarnya sudah diolah oleh
gatekeeper
dan
disesuaikan
dengan
misi,
visi
media
yang
bersangkutan, khalayak sasaran dan orientasi bisnis atau ideal yang
menyertainya. Bahkan, sering pula disesuaikan dengan kepentingan
penanaman modal atau aparat pemerintah yang tidak jarang ikut
campur tangan dalam sebuah penerbitan.
Menurut Michael dan Teri (Nurudin, 2013:8) sesuatu bisa
didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencangkup hal-hal
sebagai berikut:
15
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan
modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat
kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebar melalui
media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film,
atau gabungan di antara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan
pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan
jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama
lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang
membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan
pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama
lain.
3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa
didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan
milik publik.
4. Sebagai sumber komunikator massa biasanya organisasi formal
seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain,
komunikatornya tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga.
Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan
organisasi suka rela atau nirlaba.
5. Komunikasi massa di kontrol oleh gatekeeper (penapis informasi).
Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol
oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan
lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikassi antarpribadi,
kelompok atau publik di mana yang mengontrol bukan sejumlah
individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut
berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan.
Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubrik,
dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai
gatekeeper.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Jika
dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung.
Misalnya, dalam komunikasi antarpersonal. Dalam komunikasi ini
16
umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang
dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias
tertunda (delayed).
2.2.4 Iklan
2.2.4.1 Definisi Iklan
Morissan (2010:17) menjelaskan Iklan atau advertising dapat
didefinisikan sebagai “any paid from of nonpersonal communication
about an organization, product, service, or idea by an identified
sponsor” maksudnya adalah setiap bentuk komunikasi nonpersonal
mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh
satu sponsor yang diketahui). Maksud ‘dibayar’ pada definisi tersebut
menunjukan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan
pada umunya harus dibeli. Maksud kata ‘nonpersonal’ berarti suatu
iklan melibatkan media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat
mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada
saat bersamaan.
Periklanan berpengaruh terhadap pangsa pasar, konsumen dan
loyalitas merek. Adapun pengaruh periklanan antara lain menurut
(Morissan,2010:22):
1. Periklanan dan pangsa pasar
Merek baru dengan pangsa pasar yang kecil cenderung secara
profesional menghabiskan lebih banyak untuk periklanan dan
promosi penjualan dibandingkan dengan pangsa pasar yang besar,
khususnya karena dua alasan. Pertama, melebihi tingkat tertentu
dari pengeluaran periklanan dan promosi penjualan, menimbulkan
pengurangan tingkat tingkat pengembalian (diminishing return)
yaitu penjualan atau pangsa pasar mulai menurun tidak peduli
seberapa besar pengeluaran untuk periklanan dan promosi
penjualan. Kedua, dimana merek baru cenderung memerlukan
pengeluaran untuk iklan dan promosi penjualan yang lebih tinggi
17
adalah tingkat tertentu yang minimum dari eksposur diperlukan
untuk dapat mempengaruhi kebiasan membeli yang dapat diukur.
2. Periklanan dan konsumen
Periklanan mempengaruhi kehidupan sehari-hari setiap orang dan
mempengaruhi banyak pembelian. Konsumen beralih pada iklan
untuk mendapatkan sejumlah informasi dan juga nilai hiburannya.
Iklan mempengaruhi program televisi yang ditonton orang, isi
koran yang mereka baca, para politisi yang mereka pilih, obat
yang mereka gunakan. Meskipun periklanan tidak dapat merubah
nilai dan sikap konsumen yang telah berakar dalam, periklanan
mungkin berhasil dalam merubah sikap negatif seseorang terhadap
produk menjadi positif.
3. Periklanan dan loyalitas merek
Konsumen dengan tingkat loyalitas merek yang tinggi paling
kurang terpengaruh terhadap periklanan untuk produk dan jasa
yang bersaing, periklanan juga mendorong sikap positif terhadap
merek. Ketika konsumen memiliki kerangka acuan yang netral
atau baik terhadap suatu produk atau merek, mereka sering kali
secara positif dipengaruhi oleh iklan tersebut. Ketika konsumen
telah sangat loyal terhadap suatu merek, merek membeli produk
lebih banyak saat iklan dan promosi agar citra merek tersebut
meningkat.
2.2.4.2 Jenis Iklan
Menurut Sandra Moriarty, Nancy Mitchell, dan William Wells
(2011:15-16) terdapat tujuh jenis iklan, yaitu :
1. Brand Advertising
Tipe advertising yang paling jelas adalah iklan brand atau iklan
konsumen
nasional.
Brand
advertising
berfokus
pengembangan identitas dan citra brand jangka panjang.
pada
18
2. Retail/Local Advertising
Banyak iklan yang ditujukan untuk retailer atau pabrikan yang
menjual barang di area tertentu. Isi pesan dalam retail advertising
adalah fakta tentang produk yang tersedia ditoko lokal. Fokus
tujuannya adalah memicu pembelian di toko dan menciptakan
citra retailer yang mempunyai ciri khas.
3. Direct-response Advertising
Jenis iklan ini dapat menggunakan semua media iklan, termasuk
surat (direct mail), tetapi pesannya berbeda dengan advertising
nasional dan retail. Iklan ini berusaha memicu penjualan langsung.
Konsumen dapat merespons melalui telepon, surat, internet, dan
produknya akan dikirimkan dengan jasa pengiriman.
4. Business-to-Business Advertising
Iklan B2B ini adalah komunikasi pemasaran yang dikirim dari
satu usaha bisnis ke usaha bisnis lain. Di dalamnya mencakup
pesan kepada perusahaan yang mendistribusikan produk dan
pembeli industrial dan profesional seperti pengacara dan dokter.
B2B umumnya tidak ditujukan langsung ke konsumen. Pengiklan
menempatkan advertising bisnis ini di publikasi atau jurnal
profesional.
5. Institutional Advertising
Pesan dari iklan ini fokus untuk membangun identitas korporat
atau menarik perhatian publik pada pendapat organisasi.
6. Nonprofit Advertising
Organisasi nirlaba, seperti badan aman, yayasan, asosiasi, dan
rumah sakit menggunakan iklan ini untuk konsumen seperti rumah
sakit, anggota klub (Sierra Club), dan relawan (palang merah) dan
dalam bentuk donasi atau program partisipasi lainnya.
19
7. Public Service Advertising
Iklan layanan masyarakat mengkomunikasikan pesan untuk
kebaikan bersama. Menurut Asti Musman dan Sugeng WA
(2011:94) iklan layanan masyarakat adalah iklan nonkomersial
yang
disiarkan
melalui
media
massa
dengan
tujuan
memperkenalkan, mempromosikan gagasan, cita-cita, anjuran,
dan pesan-pesan lainnya kepada masyarakat untuk mempengaruhi
khalayak agar berbuat dan bertingkah laku sesuai dengan iklan
tersebut.
Iklan Layanan Masyarakat atau sering disebut PSA (Public
Service Advertising) dapat diproduksi seperti iklan komersial.
Bedanya, iklan ini bukan menawarkan produk melaikan
menawarkan informasi penting atau pesan yang perlu didengar.
Iklan layanan masyarakat ini berdurasi 30 detik sampai dengan
satu menit. Seperti iklan komersial, iklan ini menggunakan musik
atau sound effect untuk menarik pendengar, kadang-kadang
berbentuk
mini
drama
atau
permohonan
pribadi
yang
dipresentasikan oleh satu suara atau lebih.
Iklan layanan masyarakat tetap dikenakan biaya produksi iklan
dan tayang, akan tetapi biaya yang dibebankan pada pemasang
iklan biasanya dikenakan tarif yang lebih murah dibandingkan
iklan komersial. Kebanyakan iklan ini diakhiri dengan tagline
yang menyimpulkan poin utama dari pesan itu. Bila perlu
masukkan alamat atau nomer telepon yang bisa dihubungi. Variasi
iklan layanan masyarakat beragam, antara lain :
a) Iklan Corporate
Iklan tidak selalu berkaitan dengan barang dan jasa. Saat ini,
perusahaan-perusahaan juga mulai memikirkan citra diri atau
reputasi mereka. Banyak perusahaan yang memporomosikan
diri sebagai perusahaan yang baik melalui iklan korporasi
(corporate ad). Iklan corporate bertujuan untuk membangun
20
citra (image) suatu perusahaan yang pada akhirnya diharpkan
untuk membangun citra positif produk atau jasa yang
ditawarkan
b) Iklan Politik
Iklan politik adalah iklan ajakan untuk mengkampanyekan
program partai-partai politik.
Tujuan iklan
ini untuk
mengkampanyekan program kandidat dan pada akhirnya untuk
meraih suara dari masyarakat. Partai politik bersama dengan
media menentukan isu, topik dan proses untuk membentuk
opini publik dan menyebarkan pengaruh dalam membuat
keputusan politik
2.2.4.3 Strategi Periklanan
Setiap institusi baik perusahaan maupun organisasi yang
hendak mengiklankan produk atau jasa dan idenya selalu melakukan
strategi periklanan demi hasil yang efektif dan efisien. Strategi
periklanan yang diimplementasikan pada hakikatnya berupaya
memformulasikan pesan iklan agar terkomunikasikan kepada pasar
sasaran. Adapun strategi periklanan yang dimaksud menurut (Lee &
Johnson, 2011:156):
1. Mengulas Rencana Pemasaran
Perusahaan mengulas rencana pemasaran untuk memahami ke
mana arah perusahaaan, cara apa yang diniati, dan peran yang akan
dimainkan periklanan dalam bauran pemasaran.
2. Analisis Situasi Internal & Eksternal Perusahaan
Perusahaan secara ringkas menganalisis situasi internal dan
eksternal perusahaan, pasar target, tujuan pemasaran untuk jangka
pendek dan jangka panjang, serta keputusan menyangkut posisi
produk di pasar, tahapnya dalam siklus kehidupan produk, dan
bauran pemasaran yang terkait.
21
3. Menentukan Tujuan Periklanan
Menentukan harapan atau tujuan periklanan yang dilakukan secara
jelas, tepat dan dalam lingkup yang terukur. Sehingga dapat
memungkinkan pengiklan untuk melakukan evaluasi kesuksesan
periklanan pada akhir kampanye untuk melihat apakah tujuan
periklanan terpenuhi. Tujuan dapat berorientasi pada penjualan
atau berorientasi pada komunikasi. Tujuan yang berorientasi pada
penjualan maka fokus perikanan adalah untuk meningkatkan
penjualan. Namun walaupun berorientasi pada penjualan, tidak
semua kampanye dirancang untuk menghasilkan penjualan
langsung. Sebagian kampanye dirancang untuk meningkatkan
kepekaan produk dan merek, membuat sikap konsumen lebih
menguntungkan
produk
atau
merek,
atau
meningkatkan
pengetahuan konsumen tentang ciri-ciri produk.
4. Mengembangkan & Melaksanakan Strategi Periklanan atau Kreatif
Dalam tahap ini perusahaan menggambarkan bagaimana cara untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tahap ini terdiri dari:
1) Khalayak sasaran: kelompok yang hendak disasar dengan iklan
yang dibuat.
2) Konsep produk atau jasa: penjelasan mengenai informasi
produk atau jasa yang hendak diiklankan. Penjelasan mengenai
produk dilengkapi juga dengan informasi pendukung seperti
garansi yang dimiliki oleh produk serta cara perawatan produk
tersebut. Perusahaan harus mengembangkan satu pernyataan
sederhana untuk menggambarkan konsep produk, yaitu
bagaimana periklanan akan menyajikan produk.
3) Pesan periklanan: apa yang hendak disampaikan melalui iklan
baik
secara
verbal
maupun
nonverbal.
Setiap
iklan
menampilkan baris judul atau pembukaan serta tulisan yang
menampilkan pesan. Dalam tahap ini berkaitan juga dengan
keputusan penggunaan warna dan ilustrasi, ukuran atau
panjang, sumber, penggunaan simbiolisme.
22
4) Media periklanan: menentukan media yang hendak digunakan
dengan metode yang sistematik, bagaimana menggunakan
media
tersebut,
kapan
menggunakannya,
bagaimana
menggunakan media tersebut secara efektif dan efisien.
5. Mengembangkan dan Melaksanakan Strategi Media
Tahap ini mencangkup beberapa hal yang menjadi pertimbangan:
1) Khalayak yang ingin diraih? Adalah khalayak yang hendak
dicapai melalui kegiatan periklanan.
2) Kapan dan dimana meraihnya? Adalah menentukan waktu
dan media yang sesuai.
3) Seberapa banyak yang perlu diraih? Adalah seberapa
banyak khalayak yang menjadi incaran melalui kegiatan
periklanan.
4) Seberapa sering perlu meraih mereka? Adalah intensitas
frekuensi khalayak diterpa dengan kegiatan perikanan.
5) Seberapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk meraih
khalayak yang disasar? Adalah jumlah anggaran yang
dialokasikan untuk mendukung kegiatan periklanan.
6. Mengevaluasi Efektivitas Periklanan
Dalam tahap ini perusahaan mengevaluasi efektivitas periklanan
yang telah dilakukan secara teliti yang nantinya hasil tersebut
digunakan untuk memperbaiki kualitas kegiatan periklanan
selanjutnya. Efektivitas periklanan dapat dilakukan sebelum,
sedang, atau sesudah iklan diberikan kepada khalayak sasaran.
2.2.5 Jingle
Musik telah menjadi komponen penting dari sebuah tayangan
iklan hampir sejak awal rekaman suara. Jingle, musik latar, lagu-lagu
populer, dan pengaturan musik klasik digunakan untuk menarik
perhatian, menyampaikan nilai jual, mengatur nada emosional untuk
iklan, dan mempengaruhi suasana hati pendengar. Penghibur terkenal,
23
iringan musik nonvocal, dan vokalis-vokalis yang tidak diketahui
digunakan secara ekstensif dalam mempromosikan segala sesuatu dari
pelembut kain hingga automobil (Shimp,2007:320).
Musik adalah alunan lagu yang berirama, baik dari suara
manusia maupun dari sebuah alat. Musik dapat berupa jingle
(nyanyian) atau musik latar belakang. Penilaian musik merupakan
persepsi pemirsa terhadap irama atau lagu yang diperdengarkan pada
saat iklan
Menurut Keller (2003:175) dan Soehadi (2005:31) terdapat
lima elemen jingle yang dapat digunakan untuk mengevaluasi jingle,
yaitu :
1. Memorability
Memorability yaitu kemudahan jingle untuk diingat. Memorability
jingle ini merupakan faktor yang penting atas sebuah jingle. Dengan
sifat jingle yang mudah untuk diingat, maka memungkinkan konsumen.
untuk menyanyikan jingle kembali setelah mereka mendengarnya dari
iklan. Memorability terbagi atas :
a. Easy recalled adalah sifat jingle yang mudah diingat oleh konsumen.
b. Easily recognition adalah sifat jingle yang mudah dikenali oleh
konsumen.
2.
Meaningfulness
Meaningfulness yaitu jingle yang mempunyai arti dan makna. Karena
sifat musikalnya, jingle dapat mengkomunikasikan informasi dan
manfaat tentang produk melalui lirik jingle tersebut.
3.
Likability
Likability yaitu jingle yang disukai. Sebuah jingle harus selalu terkait
dengan produk. Likability terdiri dari :
a. Fun and interesting: Jingle harus terdengar menyenangkan.
24
b. Rich in visual and verbal imagery: jingle diperkaya dengan visual
dan verbal yang menarik.
4.
Adaptability
Adaptablility adalah jingle iklan yang dapat beradaptasi dengan
perkembangan jaman.
Adaptability terbagi atas:
a. Flexible : jingle yang dapat digunakan dari masa ke masa,
semakin mudah jingle tersebut untuk diperbaharui.
b. Updatable : mengenai efektivitas iklan adalah EPIC model
(emphaty, persuation, impact, communication). EPIC model ini
dikembangkan oleh A.C Nielsen.
1. Dimensi Emphaty (Empati)
Dimensi
menyukai
empati
suatu
menginformasikan,
bentuk
komunikasi
apakah
konsumen
pemasaran
dan
menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara
suatu bentuk komunikasi pemasaran dengan pribadi mereka.
2. Dimensi Persuation (Persuasi)
Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan
suatu bentuk komunikasi pemasaran untuk penguatan karakter
suatu merek, sehingga pemasar memperoleh pemahaman
tentang dampak komunikasi pemasaran terhadap keinginan
konsumen untuk membeli.
3. Dimensi Impact (Dampak)
Dimensi dampak menunjukkan, apakah suatu merek dapat
terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang
serupa. Dampak yang diinginkan dari hasil komunikasi
pemasaran adalah jumlah pengetahuian produk (product
knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan
25
(involvement) konsumen denga produk dan pemilihan.
4.
Dimensi (Komunikasi)
Dimensi memberikan informasi tentang kemampuan dalam
mengingat pesan utama yang disampaikan,
pemahaman
konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan
tersebut. Perspektif pemrosesan kognitif adalah inti untuk
mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil yang
merupakan permasalahan komunikasi.
5.
Protectability
Protectability adalah jingle yang dapat dilindungi. Protectability
terbagi atas :
a. Legally Jingle dapat dilindungi menurut hukum.
b. Competitive Jingle dapat dilindungi dari para pesaing. Jingle harus
mempunyai
keunikan
tersendiri
sehingga
mudah
dikenali
dibandingkan dari iklan produk pesaing.
2.2.6 Citra Perusahaan (Corporate Image)
Corporate image atau citra perusahaan merupakan kesan,
gambaran, pandangan, atau impresi psikologis publik terhadap
berbagai kegiatan perusahaan yang dinilai berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman mereka di mana kesan tersebut bisa bernilai baik atau
buruk (Ruslan, 2012: 325).
Citra perusahaan tidak hanya sebatas citra atas produk dan
layanan saja, melainkan citra organisasi secara keseluruhan seperti
sejarah atau latar belakang perusahaan, stabilitas mengatur keuangan,
keberhasilan perusahaan, kualitas produk dan karyawan, hubungan
industri yang baik, reputasi membangun lapangan kerja yang baik,
dan keikutsertaan melakukan tanggung jawab sosial (Ardianto, 2011:
100).
26
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan
dalam menciptakan corporate image yang baik adalah (Ruslan, 2012:
325):
1.
Citra perusahaan yang diciptakan sebagaimana diinginkan oleh
khalayak sasarannya.
2.
Manfaat yang ditampilkan perusahaan melalui kualitas dan
kuantitas pelayanan mengesankan bagi khalayak.
3.
Citra yang baik tersebut dipresentasikan dengan nilai kejujuran,
kepercayaan, dan mudah dimengerti oleh khalayak sasaran.
4.
Citra baik timbul dari tanggapan publik terhadap aktivitas, prestasi,
dan reputasi perusahaan selama melakukan kegiatan.
5.
Citra baik juga timbul dari aspek perusahaan melakukan tanggung
jawab
sosial
dengan
peduli
pada
kelestarian
lingkungan,
penggunaan teknologi ramah lingkungan serta dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pandangan publik
terhadap perusahaan bisa bernilai baik ataupun buruk. Hal ini
bergantung pada bagaimana perusahaan mengelola segala kegiatannya
dengan baik, jujur serta mudah dipahami oleh publik. Masyarakat tidak
hanya menilai dari sisi produk atau jasa yang diberikan suatu
perusahaan saja, melainkan melihat bagaimana perusahaan memberikan
manfaat kepada konsumen maupun masyarakat yang lebih luas.
27
2.3
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan urutan teoritis dan penelitian terdahulu maka penelitian
ini dilakukan untuk menganalisis “Bagaimana penerapan strategi periklanan
dalam implementasi jingle iklan perusahaan terhadap corporate image PT
Agung Podomoro Land di bioskop Cinema xxi “ dapat digambarkan dalam
kerangka berpikir sebagai berikut:
Kerangka Pemikiran
Komunikasi
Komunikasi massa
Komunikasi Persuasive
Divisi Marketing PT Agung
Podomoro Land
Iklan
1. Strategi periklanan
2. Jenis iklan
-
Institutional Advertising
3. Jingle
CORPORATE IMAGE
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
28
Permasalahan dalam pembahasan adalah bagaimana penerapan
strategi periklanan dalam jingle iklan perusahaan terhadap corporate image
PT Agung Podomoro Land, serta bagaimana jingle iklan dapat membentuk
corporate image. Iklan yang dimaksud adalah iklan perusahaan yang
didalamnya terdapat jingle, iklan ini sudah berjalan sejak tahun 2008. Dalam
iklan ini menggunakan komunikasi persuasif dalam jingle, divisi marketing
menggunakan strategi periklanan dan jenis Advertising yaitu Institutional
Advertising. Melalui iklan perusahaan maka divisi marketing PT. Agung
Podomoro Land akan mencapai tujuan untuk membentuk corporate image.
Download