PERKEMBANGAN INFLASI ACEH BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Inflasi tahunan Aceh yang dihitung berdasarkan kenaikan indeks harga di 2 kota pada Juni tahun 2012 tercatat sebesar 4,56% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,67% (yoy). Angka ini sedikit lebih tinggi dari proyeksinya yang sebesar 4,52%. Namun bila ditilik secara triwulanan, inflasi Aceh pada Juni 2012 menurun dari 0,67% menjadi 0,56% (qtq). Menurunnya tekanan inflasi pada periode ini utamanya didorong oleh penurunan harga pada kelompok volatile food. Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Perkembangan inflasi tahunan Provinsi Aceh bergerak cukup searah dengan tren inflasi nasional dimana pada Juni tahun 2012, Aceh mengalami inflasi sedikit lebih tinggi dari nasional yang sebesar 4,53%. Namun demikian, inflasi kumulatif Aceh hingga Juni tahun 2012 yang mencapai 1,22% (ytd), tercatat masih lebih rendah dibanding inflasi laju kalender nasional yang sebesar 1,79% (ytd). Fluktuasi harga berbagai komoditas ikan segar (tongkol, kembung, rambe, bandeng dan cumi-cumi) dan bumbu-bumbuan (cabe merah, bawang merah), yang pasokannya sangat dipengaruhi oleh curah hujan menjadi penyebab volatile-nya inflasi Aceh. Banda Aceh mengalami inflasi tahunan sebesar 3,28% (yoy) pada Juni 2012, sementara inflasi tahunan kota Lhokseumawe mencapai 5,92% (yoy). Gambar 2.1. Inflasi Aceh dan Nasional (yoy) Nasional 8,00 Gambar 2.2. Perkembangan Inflasi Aceh 9,00 Aceh Inflasi bulanan (mtm) Inflasi triwulanan (qtq) Inflasi tahunan (yoy) 7,00 6,00 6,00 4,56 5,00 4,56 3,67 3,97 4,00 4,53 3,00 3,00 3,67 1,27 2,00 1,00 0,67 0,48 0,56 0,00 1 0,00 3 6 9 12 2010 3 6 9 12 3 2011 3 6 2012 5 7 9 11 1 2010 3 5 7 9 2011 -3,00 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah Tabel 2.1. Inflasi Kumulatif (ytd) 2010 Banda Aceh Lhokseumawe Aceh Nasional 3 0,44 -0,09 0,19 0,99 6 0,11 1,08 0,57 2,42 9 1,58 1,13 1,36 5,28 12 4,64 7,19 5,86 6,96 3 0,26 0,62 0,44 0,70 2011 6 9 0,11 2,15 0,16 2,77 0,13 2,45 1,06 2,97 Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah 24 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012 12 3,32 3,55 3,43 3,79 2012 3 6 0,16 0,07 1,20 2,44 0,67 1,22 0,88 1,79 11 1 3 2012 5 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh 2.1. PERKEMBANGAN INFLASI TRIWULANAN (QTQ) Tabel 2.2. Inflasi triwulanan Aceh (qtq) 2011 Sep 2,31 4,17 1,12 0,21 6,99 0,40 2,95 0,32 Umum Bahan Makanan Makanan Jadi,minuman,rokok&tembakau Perumahan,air,listrik,gas&bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan,rekreasi,olahraga Transpor,komunikasi,jasa keu 2012 Des 0,96 2,30 0,64 0,94 -1,02 0,39 0,25 -0,02 Mar 0,67 1,21 0,66 0,22 0,46 0,11 0,38 0,32 Jun 0,56 0,85 1,00 0,10 -0,15 0,64 0,26 0,08 Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah Selama triwulan laporan, perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan peningkatan sebesar 0,56% (qtq) atau sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,67% (qtq). Inflasi pada periode laporan paling tinggi terdapat pada kelompok makanan jadi, disusul oleh kelompok bahan makanan serta kelompok kesehatan. Gambar 2.3. Inflasi Triwulanan Gambar 2.4. Inflasi Triwulanan Kelompok di Aceh (qtq) 8,00 Umum Makanan jadi Sandang Pendidikan 6,00 Bahan Makanan (qtq) Bahan makanan Perumahan Kesehatan Transportasi 4,00 35 31,66 30 25 20 15 10,79 10 -15 Lemak&minyak -10 Bumbu-bumbuan 2012 -5 Buah-buahan 2011 Jun Kacang-kacangan Mar Sayur-sayuran -2,00 Des Telur,susu&hasilnya Sep Ikan awet 0,00 1,07 -0,12 -1,26 0,25 -3,61 -8,72 -1,88 -1,60 Ikan segar 0 Daging&hasilnya 5 Padi-padian 2,00 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah Peningkatan laju IHK inflasi Aceh secara triwulanan yang bersumber dari kelompok bahan makanan terutama disebabkan oleh peningkatan harga pada sub kelompok bumbu-bumbuan dan sayur-sayuran. Peningkatan harga seperti cabe merah dan bawang merah disebabkan oleh minimnya pasokan kedua komoditas tersebut. Kondisi cuaca yang berubah-ubah secara ekstrim, dari panas menjadi hujan yang disertai angin kencang secara substansial mendukung penurunan produksi cabe merah dan bawang merah di wilayah sentra-sentra tanaman Holtikultura di Aceh seperti Aceh Besar, Bener Meriah dan Takengon serta beberapa kabupaten lainnya. KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012 25 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Gambar 2.5. Perkembangan Harga Bulanan Gambar 2.6. Perkembangan Harga Bulanan Komoditas Bumbu-bumbuan Komoditas Beras 60.000 11.000 10.229 10.217 Cabe Merah 50.000 10.000 Bawang Merah 40.000 33.931 9.000 9.261 9.241 8.000 30.000 20.000 8.177 7.000 17.613 14.862 7.207 6.000 PTN 10.000 Arias (Aladin) Blang Bintang 5.000 12.000 0 4.000 Mar Jun Sep Des 2011 Mar Jun Mar 2012 Jun Sep Des 2011 Mar Jun 2012 Sumber : Disperindagkop & UKM Aceh, diolah Sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya pada periode laporan mengalami inflasi tipis sebesar 0,25% (qtq). Kenaikan ini didorong oleh kenaikan harga beras pada jenis super dan medium. Meskipun naik dengan level moderat, namun bobot beras yang secara rata-rata cukup besar (±5%) dalam nilai konsumsi masyarakat di Aceh menyebabkan tingginya sumbangan beras dalam mendorong inflasi pada sub kelompoknya. Mulai naiknya harga beras salah satunya disebabkan oleh mulai masuknya musim tanam pada pertengahan April di beberapa sentra produksi beras seperti Aceh Utara dan Aceh Besar. Meski hasil panen raya pada Maret 2012 diberitakan cukup sukses dengan minimnya laporan terjadinya puso atau gagal panen. Gambar 2.7. Perkembangan Harga Bulanan Gambar 2.8. Perkembangan Harga Pakan Ayam Daging Sapi dan Daging Ayam (Jagung) di Pasar Internasional (USD/bushel) Daging sapi Daging ayam ras Daging ayam kampung 8,00 100.000 7,00 90.000 6,42 90.000 80.000 6,00 70.000 6,28 60.000 5,00 50.000 40.000 40.000 4,00 30.000 17.259 20.000 3,00 10.000 2,00 0 Mar Jun 2011 Sep Des Mar Jun 3 9 12 3 2010 2012 Sumber : Disperindagkop & UKM Aceh, diolah 6 6 2011 9 12 3 6 2012 Sumber : Bloomberg, diolah Sementara itu, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya mencatat deflasi minus 3,61% (qtq) pada Juni 2012. Deflasi pada sub kelompok ini terutama disumbang oleh stabilnya berbagai harga daging, baik daging sapi, daging ayam kampung maupun ayam ras. Namun demikian, terjadinya tren kenaikan harga jagung sebagai 26 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh bahan utama pakan ternak ayam, cukup mengkhawatirkan dimana diperkirakan akan terjadi kenaikan harga daging dan telor ayam pada bulan-bulan mendatang. Gambar 2.9. Perkembangan Harga Emas Dunia 2.000 1.677 1.600 1.800 1.600 1.400 1.200 1.000 800 600 3 6 9 12 3 2010 6 9 12 2011 3 6 2012 Sumber : Bloomberg, diolah Faktor pendorong kenaikan harga pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau adalah kenaikan harga rokok kretek dan rokok kretek filter di beberapa wilayah di Aceh. sementara itu, pada Juni 2012, terjadi deflasi pada kelompok Sandang yang terutama disebabkan oleh penurunan harga emas dunia yang berimbas pada turunnya harga emas perhiasan, bila dibandingkan dengan posisi Maret 2012. Namun demikian, fluktuatifnya harga emas dunia cukup memberikan tekanan dan menyumbang terjadinya inflasi atau deflasi. Masyarakat emas memiliki tradisi menggunakan emas sebagai salah satu alat investasi wajib dan menjadikan emas sebagai lambang dalam berbagai pelaksanaan hajatan, terutama pernikahan. Gambar 2.10. Inflasi Triwulanan Gambar 2.11. Perkembangan Harga Bulanan Kelompok Makanan Jadi, minuman, rokok & Gula di pasar internasional tembakau (qtq) 40,00 35,00 Tembakau dan Minuman Beralkohol 2012 Jun 30,00 2012 Mar 25,00 20,00 Minuman yang Tidak Beralkohol 15,00 10,00 5,00 Makanan Jadi 0,00 3 0,00 1,00 2,00 3,00 6 2010 9 12 3 6 9 12 2011 3 2012 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012 27 6 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Tabel 2.3. Perkembangan Harga Rata-rata Beberapa Komoditas di Pasar Peunayong Kota Banda Aceh NO 1 2 3 4 5 6 7 8 SAT Des-10 Mar-11 Jun-11 Sep-11 Kg Kg Kg 9.445 7.791 7.232 9.985 9.219 7.244 9.979 9.279 7.518 10.200 9.200 7.300 10.392 9.485 7.631 10.229 9.261 8.177 10.217 9.241 7.207 Kg 12.000 11.241 10.036 11.000 11.000 12.048 12.828 Kg 12.000 - 10.036 11.000 11.000 11.000 11.000 1000 ML/Bd Kg 12.000 11.432 14.370 11.556 15.000 10.000 15.000 10.667 15.000 10.154 14.000 12.000 14.000 11.448 Kg Kg Kg 80.000 18.227 42.636 80.000 21.000 41.889 86.429 18.457 44.786 85.926 19.133 41.704 85.000 17.000 41.000 90.000 19.823 41.129 90.000 17.259 40.000 Kg Kg 15.895 40.000 14.730 35.037 15.454 21.143 15.866 21.222 15.769 26.654 15.048 31.452 14.707 27.172 Kg Kg Kg 41.045 20.045 45.636 19.926 21.926 49.185 8.643 15.857 45.679 26.000 17.111 54.926 39.385 16.077 60.000 17.613 12.000 64.355 33.931 14.862 78.103 BERAS * PTN * Arias (Aladin) * Blang Bintang GULA PASIR SHS I : * DN * LN MINYAK GORENG * Bimoli Botol * Tanpa Merek (Malinda) DAGING : * Daging Sapi Murni * Daging Ayam Broiler * Daging Ayam Kampung TELUR * Ayam Broiler * Ayam Kampung C ABE MERAH BESAR * Biasa BAWANG MERAH IKAN ASIN TERI No. 1 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sumber: Disperindagkop & UKM Prov. Aceh, diolah 2.2. DISAGREGASI INFLASI KOTA BANDA ACEH 2.2.1. Kelompok Volatile Food (VF)1 Gambar 2.12 Gambar 2.13 Kontribusi Komponen Disagregasi Disagregasi Inflasi Banda Aceh (yoy) Inflasi Banda Aceh (yoy) 20 7 %,yoy %,yoy 6 15 5 10 4 3 5 2 0 1 0 -5 Inflasi IHK Volatile Core Adm Price -10 (1) Adm Price Volatile Core (2) 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 2009 2010 Sumber: BPS Prov Aceh (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok) 2011 2012 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 2009 2010 2011 Sumber: BPS Prov Aceh (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok) Pada April dan Mei 2012, Kelompok Volatile Food (VF) mengalami deflasi berturut-turut sebesar 0,51% dan 1,77% (mtm). Komoditas VF yang mengalami penurunan harga adalah berbagai ikan segar (tongkol, kembung, bandeng, rambe dan cumi-cumi), beras, daging ayam ras, daging ayam kampung dan telur ayam ras. Adapun perkiraan penyebab penurunan harga pada bulan-bulan tersebut adalah karena faktor peningkatan pasokan, dimana pasokan ikan segar terpantau lancar dengan makin kencangnya pasokan ikan segar dari Sumut dan cukupnya hasil tangkapan ikan di perairan Aceh. Banjirnya ikan tongkol disebabkan oleh perubahan musim dari musim menuju musim barat, dimana setiap terjadi pertukaran musim, para nelayan 1 Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) yaitu inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional. 28 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012 2012 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh selalu membawa pulang banyak ikan tongkol. Pantauan di TPI Lampulo-Banda Aceh, ikan tongkol tidak hanya berasal dari hasil tangkapan nelayan Lampulo saja, tapi juga dari Lhoknga, Aceh Besar. Selain itu, fasilitas pelabuhan ikan Lampulo yang belum memadai turut memberi andil. Misalnya, minimnya fasilitas penampungan ikan yang masuk dari laut ke pelabuhan lampulo (tempat pendingin ikan agar ikan tidak mudah busuk). Meski sebagian hasil tangkapan nelayan Aceh sudah langsung dikirim ke Medan dan Tanjung Pura, banjirnya hasil tangkapan ikan saat perubahan musim menyebabkan harga ikan anjlok. Sementara penurunan harga beras masih terkait dengan masih adanya panen di kabupaten Aceh Utara yang merupakan salah satu sentra penghasil beras Aceh. Kemudian pada Juni 2012, kelompok VF mengalami inflasi sebesar 2% (mtm) atau inflasi tahunan sebesar 5,92% (yoy). Berkebalikan dengan bulan-bulan sebelumnya, mulai meningkatnya curah hujan disertai angin kencang yang terjadi sejak akhir Mei hingga minggu ketiga Juni 2012 dan melanda sejumlah wilayah di provinsi Aceh telah menyebabkan penurunan hasil tangkapan ikan. Penurunan tersebut selain disebabkan oleh sedikitnya hasil tangkapan ikan juga disebabkan karena nelayan dengan kapasitas kapal dibawah 5GT banyak yang tidak melaut. Hal ini tentu saja mengerek harga berbagai ikan segar (terutama tongkol, udang basah, bandeng). Selain itu, harga beras serta berbagai bumbu-bumbuan (terutama cabe merah, cabe hijau dan bawang merah) juga mengalami peningkatan. Harga beras yang mulai merangkak naik lebih disebabkan karena faktor musiman, yaitu karena semakin jauh dari panen raya, mulai masuknya masa tanam kembali serta dipengaruhi oleh faktor jelang masa Ramadhan. Kenaikan harga beras terjadi pada semua jenis beras, baik beras hasil produksi kilang padi lokal maupun yang dipasok dari Sumatera Utara. Dari beberapa daerah penghasil padi di Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara dan Aceh saat ini hampir serentak memasuki masa tanam. Dengan kondisi seperti saat ini, harga gabah kering giling juga mulai melonjak. Penurunan pasokan juga terjadi pada komoditas bumbu-bumbuan terutama cabe merah, cabe hijau dan bawang merah. Sebagian besar cabe merah yang dipasarkan di Banda Aceh saat ini hanya dipasok dari Kabupaten Gayo Lues. Pasokan cabe merah dari sentra penghasil lainnya di kabupaten Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah dan dari Sumatera Utara sangat terbatas akibat perubahan musim tanam serta tingginya curah hujan di daerah-daerah sentra tersebut. Gambar 2.14 Gambar 2.15 Kontribusi Komponen Disagregasi Disagregasi Inflasi Banda Aceh (mtm) Inflasi Banda Aceh (mtm) 8 2,0 %,mtm 6 %,mtm 1,5 4 1,0 2 0,5 0 0,0 -2 -4 -0,5 -6 Inflasi IHK Volatile Core Adm Price -1,0 Adm Price -8 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 2009 2010 Sumber: BPS Prov Aceh (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok) 2011 2012 Volatile Core -1,5 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 2009 2010 2011 2012 Sumber: BPS Prov Aceh (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok) KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012 29 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Kelompok Inti2 2.2.2. Secara umum, kelompok Core tercatat cukup stabil selama triwulan II tahun 2012. Gejolak harga emas dunia menjadi penyumbang terbesar terjadinya inflasi/deflasi pada kelompok ini. Seperti pada bulan Juni, emas perhiasan mengalami inflasi sebesar 1,3% (mtm) sebagai dampak lonjakan harga emas dunia. Kelompok Administered Prices3 2.2.3. Kelompok ini juga tercatat cukup stabil selama triwulan II tahun 2012. Gejolak sempat terjadi pada bulan April 2012 dimana kelompok ini mengalami inflasi tipis sebesar 0,02% (mtm) akibat peningkatan harga bensin yang mengalami inflasi sebesar 0,13% (mtm). Hal ini merupakan imbas rencana kenaikan BBM pada 1 April. Namun, kenaikan tersebut masih tergolong wajar karena berdasarkan info anekdotal yang dihimpun, tidak terjadi kendala pasokan BBM di Banda Aceh. Meski sempat terjadi antrean di beberapa SPBU di Banda Aceh, namun hal tersebut hanya terjadi di tanggal 30-31 Maret 2012. Cukup baiknya distribusi elpiji 3kg dalam rangka program konversi mitan ke elpiji serta infrastruktur pengisian elpiji yang menjangkau pelosok Aceh membuat harga komoditas tersebut terpantau stabil. 2.3. DISAGREGASI INFLASI KOTA LHOKSEUMAWE 2.3.1. Kelompok Volatile Food Gambar 2.16 Gambar 2.17 Kontribusi Komponen Disagregasi Disagregasi Inflasi Lhokseumawe (yoy) Inflasi Lhokseumawe (yoy) Mirip dengan yang terjadi di kota Banda Aceh, penyebab deflasi atau inflasi di kota Lhokseumawe banyak disumbang oleh kelompok ikan segar. Seperti pada bulan April 2012, kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,32% (mtm) akibat kenaikan harga bumbu-bumbuan yaitu cabe merah dan jeruk nipis/limau serta udang basah. Naiknya harga cabe merah dan jeruk nipis/limau akbat peningkatan permintaan di saat pasokan yang tersedia tidak terlalu banyak. Pasokan yang terbatas juga menjadi penyebab melambungnya harga ikan segar di tengah keterbatasan fasilitas pasca tangkapan. 2 Inflasi Inti yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan-penawaran; lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang dan ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen. 3 Inflasi Komponen Harga yang diatur oleh Pemerintah (Administered Prices) yaitu inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dll. 30 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Hal yang sebaliknya terjadi pada bulan Mei dimana harga ikan segar dan komoditas bumbu-bumbuan mengalami penurunan tajam akibat melimpahnya pasokan. Selain itu, harga beras juga masih bertahan di harga lebih rendah akibat panen di beberapa wilayah seperti Pidie Jaya dan Bireuen, meski belum seluruhnya panen. Sementara pada Juni 2012, kelompok ini kembali mengalami inflasi sebesar 4,81%, bahkan jauh lebih tinggi dari rata-rata historikalnya yang hanya ebesar minus 0,04% (mtm) selama tahun 2012. Komoditas yang menjadi penyumbang terbesar pada bulan ini dan bulan-bulan sebelumnya adalah cabe merah, beras dan cabe hijau. 2.3.2. Kelompok Inti Kelompok ini juga tercatat cukup stabil, kecuali pada bulan Juni yang mengalami inflasi sebesar 0,64% (mtm), jauh meningkat daripada bulan Mei yang sebesar 0,15%. Tekanan inflasi kelompok inti berasal dari komoditas gula pasir dan emas perhiasan. Kenaikan harga gula pasir disebabkan oleh masalah pasokan yang telah terjadi sejak bulan Mei 2012. Adapun komoditas emas yang beberapa bulan kemarin mengalami penurunan, sejak bulan Juni 2012 kembali mengalami peningkatan. 2.3.3. Kelompok Administered Prices Kelompok ini juga tercatat stabil, bahkan relatif tidak bergejolak. Inflasi tipis yang terjad selama triwulan II tahun 2012 lebih disebabkan karena kenaikan harga rokok kretek. Sementara harga bbm tercatat stabil karena pasokan yang cukup. KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012 31 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh - 32 HAL INI SENGAJA DIKOSONGKAN - KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012