KAJIAN EKONOMI REGIONAL

advertisement
PERKEMBANGAN INFLASI ACEH
BAB 2
Perkembangan Inflasi Aceh

Inflasi tahunan Aceh yang dihitung berdasarkan kenaikan indeks harga di 2
kota pada Juni tahun 2012 tercatat sebesar 4,56% (yoy), meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,67% (yoy). Angka ini
sedikit lebih tinggi dari proyeksinya yang sebesar 4,52%.

Namun bila ditilik secara triwulanan, inflasi Aceh pada Juni 2012 menurun
dari 0,67% menjadi 0,56% (qtq). Menurunnya tekanan inflasi pada periode
ini utamanya didorong oleh penurunan harga pada kelompok volatile food.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi berasal dari kelompok
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.

Perkembangan inflasi tahunan Provinsi Aceh bergerak cukup searah dengan
tren inflasi nasional dimana pada Juni tahun 2012, Aceh mengalami inflasi
sedikit lebih tinggi dari nasional yang sebesar 4,53%.

Namun demikian, inflasi kumulatif Aceh hingga Juni tahun 2012 yang
mencapai 1,22% (ytd), tercatat masih lebih rendah dibanding inflasi laju
kalender nasional yang sebesar 1,79% (ytd).

Fluktuasi harga berbagai komoditas ikan segar (tongkol, kembung, rambe,
bandeng dan cumi-cumi) dan bumbu-bumbuan (cabe merah, bawang
merah), yang pasokannya sangat dipengaruhi oleh curah hujan menjadi
penyebab volatile-nya inflasi Aceh.

Banda Aceh mengalami inflasi tahunan sebesar 3,28% (yoy) pada Juni
2012, sementara inflasi tahunan kota Lhokseumawe mencapai 5,92% (yoy).
Gambar 2.1. Inflasi Aceh dan Nasional (yoy)
Nasional
8,00
Gambar 2.2. Perkembangan Inflasi Aceh
9,00
Aceh
Inflasi bulanan (mtm)
Inflasi triwulanan (qtq)
Inflasi tahunan (yoy)
7,00
6,00
6,00
4,56
5,00
4,56
3,67
3,97
4,00
4,53
3,00
3,00
3,67
1,27
2,00
1,00
0,67
0,48 0,56
0,00
1
0,00
3
6
9
12
2010
3
6
9
12
3
2011
3
6
2012
5
7
9
11
1
2010
3
5
7
9
2011
-3,00
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
Tabel 2.1. Inflasi Kumulatif (ytd)
2010
Banda Aceh
Lhokseumawe
Aceh
Nasional
3
0,44
-0,09
0,19
0,99
6
0,11
1,08
0,57
2,42
9
1,58
1,13
1,36
5,28
12
4,64
7,19
5,86
6,96
3
0,26
0,62
0,44
0,70
2011
6
9
0,11 2,15
0,16 2,77
0,13 2,45
1,06 2,97
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
24
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
12
3,32
3,55
3,43
3,79
2012
3
6
0,16 0,07
1,20 2,44
0,67 1,22
0,88 1,79
11
1
3
2012
5
BAB 2
Perkembangan Inflasi Aceh
2.1.
PERKEMBANGAN INFLASI TRIWULANAN (QTQ)
Tabel 2.2. Inflasi triwulanan Aceh (qtq)
2011
Sep
2,31
4,17
1,12
0,21
6,99
0,40
2,95
0,32
Umum
Bahan Makanan
Makanan Jadi,minuman,rokok&tembakau
Perumahan,air,listrik,gas&bahan bakar
Sandang
Kesehatan
Pendidikan,rekreasi,olahraga
Transpor,komunikasi,jasa keu
2012
Des
0,96
2,30
0,64
0,94
-1,02
0,39
0,25
-0,02
Mar
0,67
1,21
0,66
0,22
0,46
0,11
0,38
0,32
Jun
0,56
0,85
1,00
0,10
-0,15
0,64
0,26
0,08
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
Selama triwulan laporan, perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan peningkatan sebesar
0,56% (qtq) atau sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,67% (qtq). Inflasi
pada periode laporan paling tinggi terdapat pada kelompok makanan jadi, disusul oleh kelompok bahan
makanan serta kelompok kesehatan.
Gambar 2.3. Inflasi Triwulanan
Gambar 2.4. Inflasi Triwulanan Kelompok
di Aceh (qtq)
8,00
Umum
Makanan jadi
Sandang
Pendidikan
6,00
Bahan Makanan (qtq)
Bahan makanan
Perumahan
Kesehatan
Transportasi
4,00
35
31,66
30
25
20
15
10,79
10
-15
Lemak&minyak
-10
Bumbu-bumbuan
2012
-5
Buah-buahan
2011
Jun
Kacang-kacangan
Mar
Sayur-sayuran
-2,00
Des
Telur,susu&hasilnya
Sep
Ikan awet
0,00
1,07
-0,12 -1,26
0,25 -3,61 -8,72 -1,88 -1,60
Ikan segar
0
Daging&hasilnya
5
Padi-padian
2,00
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
Peningkatan laju IHK inflasi Aceh secara triwulanan yang bersumber dari kelompok bahan makanan terutama
disebabkan oleh peningkatan harga pada sub kelompok bumbu-bumbuan dan sayur-sayuran. Peningkatan
harga seperti cabe merah dan bawang merah disebabkan oleh minimnya pasokan kedua komoditas tersebut.
Kondisi cuaca yang berubah-ubah secara ekstrim, dari panas menjadi hujan yang disertai angin kencang
secara substansial mendukung penurunan produksi cabe merah dan bawang merah di wilayah sentra-sentra
tanaman Holtikultura di Aceh seperti Aceh Besar, Bener Meriah dan Takengon serta beberapa kabupaten
lainnya.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
25
BAB 2
Perkembangan Inflasi Aceh
Gambar 2.5. Perkembangan Harga Bulanan
Gambar 2.6. Perkembangan Harga Bulanan
Komoditas Bumbu-bumbuan
Komoditas Beras
60.000
11.000
10.229 10.217
Cabe Merah
50.000
10.000
Bawang Merah
40.000
33.931
9.000
9.261 9.241
8.000
30.000
20.000
8.177
7.000
17.613
14.862
7.207
6.000
PTN
10.000
Arias (Aladin)
Blang Bintang
5.000
12.000
0
4.000
Mar
Jun
Sep
Des
2011
Mar
Jun
Mar
2012
Jun
Sep
Des
2011
Mar
Jun
2012
Sumber : Disperindagkop & UKM Aceh, diolah
Sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya pada periode laporan mengalami inflasi tipis sebesar
0,25% (qtq). Kenaikan ini didorong oleh kenaikan harga beras pada jenis super dan medium. Meskipun naik
dengan level moderat, namun bobot beras yang secara rata-rata cukup besar (±5%) dalam nilai konsumsi
masyarakat di Aceh menyebabkan tingginya sumbangan beras dalam mendorong inflasi pada sub
kelompoknya.
Mulai naiknya harga beras salah satunya disebabkan oleh mulai masuknya musim tanam pada pertengahan
April di beberapa sentra produksi beras seperti Aceh Utara dan Aceh Besar. Meski hasil panen raya pada Maret
2012 diberitakan cukup sukses dengan minimnya laporan terjadinya puso atau gagal panen.
Gambar 2.7. Perkembangan Harga Bulanan
Gambar 2.8. Perkembangan Harga Pakan Ayam
Daging Sapi dan Daging Ayam
(Jagung) di Pasar Internasional (USD/bushel)
Daging sapi
Daging ayam ras
Daging ayam kampung
8,00
100.000
7,00
90.000
6,42
90.000
80.000
6,00
70.000
6,28
60.000
5,00
50.000
40.000
40.000
4,00
30.000
17.259
20.000
3,00
10.000
2,00
0
Mar
Jun
2011
Sep
Des
Mar
Jun
3
9
12
3
2010
2012
Sumber : Disperindagkop & UKM Aceh, diolah
6
6
2011
9
12
3
6
2012
Sumber : Bloomberg, diolah
Sementara itu, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya mencatat deflasi minus 3,61% (qtq) pada Juni 2012.
Deflasi pada sub kelompok ini terutama disumbang oleh stabilnya berbagai harga daging, baik daging sapi,
daging ayam kampung maupun ayam ras. Namun demikian, terjadinya tren kenaikan harga jagung sebagai
26
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
BAB 2
Perkembangan Inflasi Aceh
bahan utama pakan ternak ayam, cukup mengkhawatirkan dimana diperkirakan akan terjadi kenaikan harga
daging dan telor ayam pada bulan-bulan mendatang.
Gambar 2.9. Perkembangan Harga Emas Dunia
2.000
1.677
1.600
1.800
1.600
1.400
1.200
1.000
800
600
3
6
9
12
3
2010
6
9
12
2011
3
6
2012
Sumber : Bloomberg, diolah
Faktor pendorong kenaikan harga pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau adalah
kenaikan harga rokok kretek dan rokok kretek filter di beberapa wilayah di Aceh. sementara itu, pada Juni
2012, terjadi deflasi pada kelompok Sandang yang terutama disebabkan oleh penurunan harga emas dunia
yang berimbas pada turunnya harga emas perhiasan, bila dibandingkan dengan posisi Maret 2012. Namun
demikian, fluktuatifnya harga emas dunia cukup memberikan tekanan dan menyumbang terjadinya inflasi atau
deflasi. Masyarakat emas memiliki tradisi menggunakan emas sebagai salah satu alat investasi wajib dan
menjadikan emas sebagai lambang dalam berbagai pelaksanaan hajatan, terutama pernikahan.
Gambar 2.10. Inflasi Triwulanan
Gambar 2.11. Perkembangan Harga Bulanan
Kelompok Makanan Jadi, minuman, rokok &
Gula di pasar internasional
tembakau (qtq)
40,00
35,00
Tembakau
dan
Minuman
Beralkohol
2012 Jun
30,00
2012 Mar
25,00
20,00
Minuman
yang Tidak
Beralkohol
15,00
10,00
5,00
Makanan
Jadi
0,00
3
0,00
1,00
2,00
3,00
6
2010
9
12
3
6
9
12
2011
3
2012
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
27
6
BAB 2
Perkembangan Inflasi Aceh
Tabel 2.3. Perkembangan Harga Rata-rata Beberapa Komoditas di Pasar Peunayong Kota Banda Aceh
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
SAT
Des-10
Mar-11
Jun-11
Sep-11
Kg
Kg
Kg
9.445
7.791
7.232
9.985
9.219
7.244
9.979
9.279
7.518
10.200
9.200
7.300
10.392
9.485
7.631
10.229
9.261
8.177
10.217
9.241
7.207
Kg
12.000
11.241
10.036
11.000
11.000
12.048
12.828
Kg
12.000
-
10.036
11.000
11.000
11.000
11.000
1000 ML/Bd
Kg
12.000
11.432
14.370
11.556
15.000
10.000
15.000
10.667
15.000
10.154
14.000
12.000
14.000
11.448
Kg
Kg
Kg
80.000
18.227
42.636
80.000
21.000
41.889
86.429
18.457
44.786
85.926
19.133
41.704
85.000
17.000
41.000
90.000
19.823
41.129
90.000
17.259
40.000
Kg
Kg
15.895
40.000
14.730
35.037
15.454
21.143
15.866
21.222
15.769
26.654
15.048
31.452
14.707
27.172
Kg
Kg
Kg
41.045
20.045
45.636
19.926
21.926
49.185
8.643
15.857
45.679
26.000
17.111
54.926
39.385
16.077
60.000
17.613
12.000
64.355
33.931
14.862
78.103
BERAS
* PTN
* Arias (Aladin)
* Blang Bintang
GULA PASIR SHS I :
* DN
* LN
MINYAK GORENG
* Bimoli Botol
* Tanpa Merek (Malinda)
DAGING :
* Daging Sapi Murni
* Daging Ayam Broiler
* Daging Ayam Kampung
TELUR
* Ayam Broiler
* Ayam Kampung
C ABE MERAH BESAR
* Biasa
BAWANG MERAH
IKAN ASIN TERI No. 1
Des-11
Mar-12
Jun-12
Sumber: Disperindagkop & UKM Prov. Aceh, diolah
2.2.
DISAGREGASI INFLASI KOTA BANDA ACEH
2.2.1.
Kelompok Volatile Food (VF)1
Gambar 2.12
Gambar 2.13 Kontribusi Komponen Disagregasi
Disagregasi Inflasi Banda Aceh (yoy)
Inflasi Banda Aceh (yoy)
20
7
%,yoy
%,yoy
6
15
5
10
4
3
5
2
0
1
0
-5
Inflasi IHK
Volatile
Core
Adm Price
-10
(1)
Adm Price
Volatile
Core
(2)
5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2009
2010
Sumber: BPS Prov Aceh (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok)
2011
2012
5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2009
2010
2011
Sumber: BPS Prov Aceh (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok)
Pada April dan Mei 2012, Kelompok Volatile Food (VF) mengalami deflasi berturut-turut sebesar 0,51% dan
1,77% (mtm). Komoditas VF yang mengalami penurunan harga adalah berbagai ikan segar (tongkol,
kembung, bandeng, rambe dan cumi-cumi), beras, daging ayam ras, daging ayam kampung dan telur ayam
ras. Adapun perkiraan penyebab penurunan harga pada bulan-bulan tersebut adalah karena faktor
peningkatan pasokan, dimana pasokan ikan segar terpantau lancar dengan makin kencangnya pasokan ikan
segar dari Sumut dan cukupnya hasil tangkapan ikan di perairan Aceh. Banjirnya ikan tongkol disebabkan oleh
perubahan musim dari musim menuju musim barat, dimana setiap terjadi pertukaran musim, para nelayan
1
Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) yaitu inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan)
dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam atau faktor perkembangan harga komoditas
pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional.
28
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
2012
BAB 2
Perkembangan Inflasi Aceh
selalu membawa pulang banyak ikan tongkol. Pantauan di TPI Lampulo-Banda Aceh, ikan tongkol tidak hanya
berasal dari hasil tangkapan nelayan Lampulo saja, tapi juga dari Lhoknga, Aceh Besar.
Selain itu, fasilitas pelabuhan ikan Lampulo yang belum memadai turut memberi andil. Misalnya, minimnya
fasilitas penampungan ikan yang masuk dari laut ke pelabuhan lampulo (tempat pendingin ikan agar ikan tidak
mudah busuk). Meski sebagian hasil tangkapan nelayan Aceh sudah langsung dikirim ke Medan dan Tanjung
Pura, banjirnya hasil tangkapan ikan saat perubahan musim menyebabkan harga ikan anjlok. Sementara
penurunan harga beras masih terkait dengan masih adanya panen di kabupaten Aceh Utara yang merupakan
salah satu sentra penghasil beras Aceh.
Kemudian pada Juni 2012, kelompok VF mengalami inflasi sebesar 2% (mtm) atau inflasi tahunan sebesar
5,92% (yoy). Berkebalikan dengan bulan-bulan sebelumnya, mulai meningkatnya curah hujan disertai angin
kencang yang terjadi sejak akhir Mei hingga minggu ketiga Juni 2012 dan melanda sejumlah wilayah di
provinsi Aceh telah menyebabkan penurunan hasil tangkapan ikan. Penurunan tersebut selain disebabkan oleh
sedikitnya hasil tangkapan ikan juga disebabkan karena nelayan dengan kapasitas kapal dibawah 5GT banyak
yang tidak melaut. Hal ini tentu saja mengerek harga berbagai ikan segar (terutama tongkol, udang basah,
bandeng). Selain itu, harga beras serta berbagai bumbu-bumbuan (terutama cabe merah, cabe hijau dan
bawang merah) juga mengalami peningkatan.
Harga beras yang mulai merangkak naik lebih disebabkan karena faktor musiman, yaitu karena semakin jauh
dari panen raya, mulai masuknya masa tanam kembali serta dipengaruhi oleh faktor jelang masa Ramadhan.
Kenaikan harga beras terjadi pada semua jenis beras, baik beras hasil produksi kilang padi lokal maupun yang
dipasok dari Sumatera Utara. Dari beberapa daerah penghasil padi di Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara
dan Aceh
saat ini hampir serentak memasuki masa tanam. Dengan kondisi seperti saat ini, harga gabah
kering giling juga mulai melonjak.
Penurunan pasokan juga terjadi pada komoditas bumbu-bumbuan terutama cabe merah, cabe hijau dan
bawang merah. Sebagian besar cabe merah yang dipasarkan di Banda Aceh saat ini hanya dipasok dari
Kabupaten Gayo Lues. Pasokan cabe merah dari sentra penghasil lainnya di kabupaten Aceh Besar, Pidie,
Bireuen, Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah dan dari Sumatera Utara sangat terbatas akibat perubahan
musim tanam serta tingginya curah hujan di daerah-daerah sentra tersebut.
Gambar 2.14
Gambar 2.15 Kontribusi Komponen Disagregasi
Disagregasi Inflasi Banda Aceh (mtm)
Inflasi Banda Aceh (mtm)
8
2,0
%,mtm
6
%,mtm
1,5
4
1,0
2
0,5
0
0,0
-2
-4
-0,5
-6
Inflasi IHK
Volatile
Core
Adm Price
-1,0
Adm Price
-8
5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2009
2010
Sumber: BPS Prov Aceh (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok)
2011
2012
Volatile
Core
-1,5
5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2009
2010
2011
2012
Sumber: BPS Prov Aceh (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok)
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
29
BAB 2
Perkembangan Inflasi Aceh
Kelompok Inti2
2.2.2.
Secara umum, kelompok Core tercatat cukup stabil selama triwulan II tahun 2012. Gejolak harga emas dunia
menjadi penyumbang terbesar terjadinya inflasi/deflasi pada kelompok ini. Seperti pada bulan Juni, emas
perhiasan mengalami inflasi sebesar 1,3% (mtm) sebagai dampak lonjakan harga emas dunia.
Kelompok Administered Prices3
2.2.3.
Kelompok ini juga tercatat cukup stabil selama triwulan II tahun 2012. Gejolak sempat terjadi pada bulan April
2012 dimana kelompok ini mengalami inflasi tipis sebesar 0,02% (mtm) akibat peningkatan harga bensin yang
mengalami inflasi sebesar 0,13% (mtm). Hal ini merupakan imbas rencana kenaikan BBM pada 1 April.
Namun, kenaikan tersebut masih tergolong wajar karena berdasarkan info anekdotal yang dihimpun, tidak
terjadi kendala pasokan BBM di Banda Aceh. Meski sempat terjadi antrean di beberapa SPBU di Banda Aceh,
namun hal tersebut hanya terjadi di tanggal 30-31 Maret 2012. Cukup baiknya distribusi elpiji 3kg dalam
rangka program konversi mitan ke elpiji serta infrastruktur pengisian elpiji yang menjangkau pelosok Aceh
membuat harga komoditas tersebut terpantau stabil.
2.3.
DISAGREGASI INFLASI KOTA LHOKSEUMAWE
2.3.1.
Kelompok Volatile Food
Gambar 2.16
Gambar 2.17 Kontribusi Komponen Disagregasi
Disagregasi Inflasi Lhokseumawe (yoy)
Inflasi Lhokseumawe (yoy)
Mirip dengan yang terjadi di kota Banda Aceh, penyebab deflasi atau inflasi di kota Lhokseumawe banyak
disumbang oleh kelompok ikan segar. Seperti pada bulan April 2012, kelompok ini mengalami inflasi sebesar
0,32% (mtm) akibat kenaikan harga bumbu-bumbuan yaitu cabe merah dan jeruk nipis/limau serta udang
basah. Naiknya harga cabe merah dan jeruk nipis/limau akbat peningkatan permintaan di saat pasokan yang
tersedia tidak terlalu banyak. Pasokan yang terbatas juga menjadi penyebab melambungnya harga ikan segar
di tengah keterbatasan fasilitas pasca tangkapan.
2
Inflasi Inti yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam
pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan-penawaran;
lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang dan ekspektasi Inflasi dari
pedagang dan konsumen.
3
Inflasi Komponen Harga yang diatur oleh Pemerintah (Administered Prices) yaitu inflasi yang dominan
dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif
listrik, tarif angkutan, dll.
30
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
BAB 2
Perkembangan Inflasi Aceh
Hal yang sebaliknya terjadi pada bulan Mei dimana harga ikan segar dan komoditas bumbu-bumbuan
mengalami penurunan tajam akibat melimpahnya pasokan. Selain itu, harga beras juga masih bertahan di
harga lebih rendah akibat panen di beberapa wilayah seperti Pidie Jaya dan Bireuen, meski belum seluruhnya
panen.
Sementara pada Juni 2012, kelompok ini kembali mengalami inflasi sebesar 4,81%, bahkan jauh lebih tinggi
dari rata-rata historikalnya yang hanya ebesar minus 0,04% (mtm) selama tahun 2012. Komoditas yang
menjadi penyumbang terbesar pada bulan ini dan bulan-bulan sebelumnya adalah cabe merah, beras dan cabe
hijau.
2.3.2.
Kelompok Inti
Kelompok ini juga tercatat cukup stabil, kecuali pada bulan Juni yang mengalami inflasi sebesar 0,64% (mtm),
jauh meningkat daripada bulan Mei yang sebesar 0,15%. Tekanan inflasi kelompok inti berasal dari komoditas
gula pasir dan emas perhiasan. Kenaikan harga gula pasir disebabkan oleh masalah pasokan yang telah terjadi
sejak bulan Mei 2012. Adapun komoditas emas yang beberapa bulan kemarin mengalami penurunan, sejak
bulan Juni 2012 kembali mengalami peningkatan.
2.3.3.
Kelompok Administered Prices
Kelompok ini juga tercatat stabil, bahkan relatif tidak bergejolak. Inflasi tipis yang terjad selama triwulan II
tahun 2012 lebih disebabkan karena kenaikan harga rokok kretek. Sementara harga bbm tercatat stabil karena
pasokan yang cukup.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
31
BAB 2
Perkembangan Inflasi Aceh
-
32
HAL INI SENGAJA DIKOSONGKAN -
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 2-2012
Download