9 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2009. Perlakuan dan pemeliharaan dilaksanakan di Cibanteng Farm, pengambilan data penunjang dilaksanakan di Bagian Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur serta Bagian Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Rancangan Percobaan Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perlakuan perbedaan ketinggian permukaan air di dalam akuarium pemeliharaan. Perlakuan diberikan selama 15 hari berturut-turut sejak ikan berumur 8 hari sampai ikan berumur 22 hari. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perlakuan pertama menggunakan ketinggian air 15 cm (TA-15) 2. Perlakuan kedua menggunakan ketinggian air 20 cm (TA-20) 3. Perlakuan ketiga menggunakan ketinggian air 25 cm (TA-25) 4. Perlakuan keempat menggunakan ketinggian air 30 cm (TA-30) Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari empat perlakuan ketinggian air masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Model percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Yij = μ + σi + εij (Steel dan Torrie, 1982) Keterangan: Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ = Nilai tengah dari pengamatan σi = Pengaruh aditif dari perlakuan ke-i εij = Galat pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j 3.2.2 Prosedur Penelitian 3.2.2.1 Persiapan Persiapan yang dilakukan antara lain adalah persiapan wadah dengan cara sterilisasi menggunakan larutan kaporit 30 ppm dan aerasi yang kuat selama 24 jam, kemudian dilakukan pembilasan dan pengisian air. Akuarium yang digunakan untuk penelitian ini berjumlah 12 buah. Perlakuan penelitian yaitu 10 ketinggian air pada akuarium 15 cm, 20 cm, 25 cm, dan 30 cm. Untuk mencegah penurunan oksigen selama pemeliharaan dilakukan pemasangan aerasi pada setiap akuarium. 3.2.2.2 Pemeliharaan Ikan Jumlah ikan yang ditebar pada setiap perlakuan dengan kepadatan 40 ekor/liter yaitu sebanyak: 1. (TA-15) sebanyak 2160 ekor/akuarium 2. (TA-20) sebanyak 2880 ekor/akuarium 3. (TA-25) sebanyak 3600 ekor/akuarium 4. (TA-30) sebanyak 4880 ekor/akuarium Sehingga jumlah benih untuk perlakuan (TA-15) sebanyak 6.480 ekor, perlakuan (TA-20) sebanyak 8.640 ekor, pada perlakuan (TA-25) sebanyak 10.800 ekor dan perlakuan (TA-30) sebanyak 14.640 ekor. Total benih untuk penelitian sebanyak 40.560 ekor. Sebelum ditebar dilakukan pengukuran berat dan panjang benih untuk mengetahui berat awal dan panjang awal benih ikan lele. Pakan yang diberikan adalah pakan alami yaitu cacing sutra yang diberikan secara at satiation, yaitu pemberian pakan sekenyang-kenyangnya pada ikan. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari, yaitu pukul 08.00, pukul 14.00, dan pukul 21.00. Setiap pagi hari yaitu jam 7 pagi dilakukan pergantian air sebanyak 100% pada tiap akuarium.Untuk menjaga stabilitas suhu dilakukan pemanasan ruangan dengan kompor gas jika terjadi penurunan suhu yang terjadi akibat pergantian air atau perubahan suhu siang-malam. 3.2.2.3 Pengamatan Selama masa pemeliharaan berlangsung, dilakukan pengamatan terhadap berat, panjang, dan jumlah ikan yang mati serta kualitas air. Pengamatan dilakukan melalui pengambilan ikan (sampling) setiap 5 hari sekali dengan cara menimbang bobot dan mengukur panjang ikan. Setiap sampling benih lele diambil sebanyak 35 ekor/ akuarium. Bobot benih diukur menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,001 gram dan panjang diukur menggunakan jangka sorong. Selain itu dilakukan penghitung jumlah ikan yang hidup pada akhir panen. 11 Pengukuran kualitas air dilakukan saat dilakukan sampling pertumbuhan pada ikan uji. Sampling dilakukan minimal 3 kali selama penelitian. Uji kualitas air yang diamati antara lain adalah suhu, konsentrasi oksigen terlarut (DO), pH, kadar amonia, dan alkalinitas. 3.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data Parameter yang diamati selama penelitian meliputi tingkat kelangsungan hidup (SR), pertumbuhan panjang dan berat, jumlah pakan, serta kualitas air yang dilakukan 4 hari sekali, pengamatan dilakukan selama 15 hari. Parameter tersebut digunakan untuk menentukan kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian panjang, laju pertumbuhan bobot harian, koefisien keragaman dan konvesi pakan. 3.3.1 Laju Pertumbuhan Bobot Harian Berdasarkan data bobot ikan dilakukan penghitungan laju pertumbuhan bobot harian menggunakan rumus Busacker et al. (1990): α = [(lnWt-lnWo)/t] x 100% Keterangan: α = Laju pertumbuhan harian (%) wt = Bobot rata-rata ikan pada saat akhir (gram) w0 = Bobot rata-rata ikan pada saat awal (gram) t = Lama pemeliharaan (hari) 3.3.2 Pertumbuhan Panjang Mutlak Berdasarkan data panjang ikan dilakukan penghitungan laju pertumbuhan panjang mutlak dengan menggunakan rumus : (Zonneveld et al.,1991) P = Pt-Po Keterangan : P = Pertumbuhan panjang mutlak (cm) Pt = panjang rata-rata ikan pada saat akhir (cm) Po = Panjang rata-rata ikan saat awal (cm) 3.3.3 Derajat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup (SR) dihitung dengan cara membandingkan total ikan yang hidup di akhir perlakuan dengan saat tebar, menurut Effendie (1979): SR = (Nt / N0 ) x 100% Keterangan : SR = Derajat kelangsungan hidup (%) rumus 12 Nt = Jumlah ikan hidup pada akhir pemeliharaan (ekor) No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor) 3.3.4 Koefisien Keragaman Panjang Keragaman panjang dalam penelitian ini dinyatakan dalam koefisien keragaman panjang. Koefisien ini adalah persentase dari simpangan baku panjang ikan contoh terhadap nilai tengahnya dengan rumus Steel and Torrie (1982): KK = (S/Y) x 100% Keterangan : KK = Koefisien keragaman S = Simpangan baku Y = Rata-rata contoh 3.3.5 Konversi Pakan (FCR) Pada penelitian ini perhitungan pakan melalui pendekatan nilai FCR, yaitu jumlah satuan pakan yang dihabiskan untuk menghasilkan satuan berat ikan. Penghitungan yang dilakukan adalah menimbang jumlah total pakan yang dihabiskan dan menimbang perubahan biomassa ikan di akhir perlakuan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,001 gram. Selanjutnya penghitungan FCR digunakan rumus NRC (1993): FCR = ∑ F / (∆B+BD), BD = 0 (ikan mati tidak dapat teramati) keterangan : FCR = Feed Conversion Ratio ∑ F = Jumlah Pakan (gram) ∆B = Perubahan Biomassa ikan (gram) BD = Biomassa ikan mati (gram) 3.3.6 Efisiensi Ekonomi Efisiensi ekonomi dibutuhkan untuk mengetahui aspek ekonomi pada perlakuan penelitian. Berikut merupakan parameter yang diamati dalam efisiensi ekonomi. 1) Keuntungan (profit) Menurut Martin et al. (1991), keuntungan dapat dihitung menggunakan rumus: Keuntungan = Total Penerimaan – Biaya produksi total 2) R/C menunjukkan besarnya perbandingan antara penerimaan dan biaya total yang dikeluarkan, dapat dihitung dengan rumus berikut (Rahardi et al., 1998): 13 R/C = Total Penerimaan Total biaya operasional 3) Break Even Point (BEP) Menurut Martin et al. (1991): a) BEP penerimaan menunjukkan bahwa produksi dikatakan impas jika memperoleh penerimaan sebesar nominal tertentu. BEP penerimaan dihitung menggunakan rumus berikut: BEP (Rp) = Biaya Tetap Biaya Variabel 1− Penerimaan b) BEP unit menunjukkan bahwa produksi dikatakan impas jika tetlah melakukan penjualan sebesar jumlah ikan (ekor) tertentu. BEP unit dihitung menggunakan rumus berikut: BEP Unit (ekor) = Biaya Tetap Biaya Variabel h arg a / ekor − Jumlah Penjualan 4) Harga pokok produksi (HPP) Harga pokok produksi merupakan nilai atau biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit produk (Rahardi et al., 1998): HPP dihitung menggunakan rumus berikut : HPP = Biaya produksi total Nilai hasil produksi 5) Payback Periode (PP) PP adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui lamanya waktu pengembalian modal (tahun). Menurut Martin et al. (1991), PP dapat dihitung menggunakan rumus berikut : PP = Investasi x tahun Keuntungan 3.3.7 Analisis Data Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan program SPSS 11.5, yang meliputi : 1) Analisis Ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95%, digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap 14 laju pertumbuhan, derajat kelangsungan hidup, koefisien keragaman panjang, dan feed convertion ratio. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar perlakuan akan diuji lanjut dengan menggunakan uji Tukey. 2) Analisis deskripsi kuantitatif, digunakan untuk menentukan efisiensi ekonomi yang disajikan dalam bentuk tabel dan kelayakan media pemeliharaan bagi kehidupan benih ikan lele selama penelitian, yang disajikan dalam bentuk tabel.