UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM PROSES

advertisement
UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU
DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI
SUPERVISI AKADEMIK
Riyadlotun Maftuhah
(SMA Plus Sukowono Jember,
Email: [email protected])
Abstract: Academic supervision is one of the principal tasks in fostering teacher through his role as a supervisor. In the context of education, a supervisor is instrumental in the realization of education goals.
There are four components to sub subject of this study: (1) what are
the efforts to improve the teacher competence in the preparation of syllabi and lesson plans through Academic Supervision in SMA Plus
Sukowono Jember, (2) what are the efforts to improve the teacher competence in selecting strategies/methods/techniques learning through
academic supervision, (3) what are the efforts to improve the teacher
competence in the use of media and information technology through
academic Supervision, (4) what are the efforts to improve the teacher
competence in evaluating the learning process through academic Supervision. To answer the four research focuses, this study uses a qualitative research approach. Data collections are: (1) interview, (2)
monitoring/observation, (3) documentation. The data analysis technique used is descriptive analysis techniques.
Keywords: Academic Supervision, Teacher Competency
Pendahuluan
Peranan dan kompetensi Guru dalam proses be-lajar mengajar
meliputi banyak hal sebagaimana yang diungkapkan oleh Adam dan
Becey dalam Basic principles of student teaching, antara lain Guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur, pengatur ling-
Riyadlotun Maftuhah
kungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator dan
konselor.
Secara leksikal kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan).1
Dan Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al. Barry mengartikan
kompetensi
sebagai
kecakapan;
kewenangan;
kekuasaan;
kemampuan.2 Jadi kompetensi bisa diartikan sebagai kemampuan,
dalam arti berkemampuan untuk melakukan sesuatu, (be able to do
something).
Kemampuan ini di wujudkan dalam performansi yang dapat
diamati dan teratur. Jadi, berkompetensi tidak cukup diukur hanya
dengan pengetahuan, tetapi juga dengan performansi atau unjuk
kerja. Pengertian ini sejalan dengan batasan yang diungkap Len
Holmes, ”A competence is a discriptional of somehting which a person who
works in a given occupational area should be able to do. It is a discription of
an action, behaviour or outcome which a person should be able to
demonstrate”.3 Jadi, kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran
tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan (be able to do)
seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil
yang seyogyanya dapat ditampilkan atau ditunjukkan.
a. Konsep Dasar Kompetensi Guru
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (WJS. Purwadarminta)
kompetensi berarti (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) mengembangkan standar kompetensi Guru dan Dosen, karena badan inilah yang memiliki kewenangan untuk mengembangkan standar
kompetensi Guru dan Dosen, yang hasilnya ditetapkan dengan peraturan menteri. Namun dapat dapat dicermati pendapat Jhonson yang
dikutip oleh Sagala yang menyatakan kompetensi merupakan perilaku Nasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai konDepartemen Pendidikan Nasional.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka. 584
2 Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, 1994. Kamus Ilmiah Popule. Surabaya:
Arkola. 353
3www.akhmadsudrajat.wordpress.com (12Maret 2012).
1
227 | Volume 5. No. 02. September 2013
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik
disi yang diharapkan.4 Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 11, ayat 10 disebutkan bahwa
kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Guru atau Dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut keputusan Mendiknas RI No. 045/U/2002, pasal I, seperti yang dikutip oleh Sutrisno mengartikan kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.5
b. Karakteristik Guru yangKompetensi
karakter yang dapat diketahui dari orang yang berkompetensi
ialah: memiliki pengetahuan (knowledge), memiliki kemampuan
(ability), memiliki sikap (attitude), dan memilki keterampilan (skill)
sesuai bidang pekerjaannya.6 Pengetahuan harus dimiliki sebagai
bentuk dari basis teori dalam menjelaskan aspek-aspek atau
keseluruhan dari bidang keahliannya, Guru terus menerus belajar
untuk pengetahuan kompetensinya.
Ciri lain orang yang berkompetensi dapat dilihat dari sikapnya.
Guru harus memiliki etos kerja yang jelas dan tegas serta
mengikatkan dirinya dengan kode etik profesinya. Maka dalam
konteks pembelajaran yang merupakan tugas pokok Guru, maka
tugas Guru dalam rangka mengoptimalisasikan adalah sebagai
fasilitator yang mampu mengembangkan kemauan belajar peserta
didik, mengembangkan kondisi belajar yang relevan agar tercipta
suasana belajar secara wajar dengan penuh kegembiraan dan
mengadakan pembatasan positif terhadap dirinya sebagai seorang
pengajar.7
Syaiful Sagala. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung : Alfabeta. 29
5 Sutrisn. 2005. Revolusi Pendidikan di Indonesia: membaca metode, dan teknik pendidikan Bebasis Kompetensi. Yogyakarta: Ar-Ruz.46
6www.akhmadsudrajat.wordpress.com diakses pada 12 Maret 2012
7 Oemar Hamalik. 2007. Proses Belajar Mengajar.Jakarta : PT. Bumi Aksara. 127
4
| 228
Riyadlotun Maftuhah
c. Ragam Kompetensi Guru
Dalam Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen Bab IV Pasal 10, ditegaskan bahwa untuk mampu
melaksanakan tugas profesinya dengan baik, seorang Guru harus
memiliki empat kompetensi inti yakni; kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi, sosial, dan kompetensi
profesional.8
Kompetensi Guru menurut sanjaya, bukan hanya kompetensi
pribadi dan kompetensi profesional, tetapi terdapat sejumlah
kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru meliputi kompetensi
pribadi, profesional, dan sosial kemasyarakatan.9
Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan
Nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi
guru sebagaimana tercantum dalam penjelasan PP. No. 19/2005
tentang SNP.10
Kajian Teori tentang Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan interaksi antara guru dan murid dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Proses pembelajaran juga diartikan sebagai suatu proses
terjadinya intraksi antara pelajar, pengajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu
dalam jangka satuan waktu tertentu pula.11
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara Guru itu mengajar.
Undang-undang Guru dan Dosen, 2009, Bandung ; Fokusmedia, 6
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Pendidikan, Jakarta :
Kencana Penada Media, 17
10PP. RI No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
11 Hamalik, Oemar, 2006, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Bumi Aksara. 162
8
9
229 | Volume 5. No. 02. September 2013
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik
Merencanakan kegiatan Pembelajaran
Agar kegiatan proses pembelajaran terarah dan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai, Guru harus me-rencanakan kegiatan belajar dan pembelajaran yang akan diselenggarakannya dengan seksama.12 Secara administrative rencana ini dituangkan ke dalam RPP
(Rencana Penyelenggaraan Pembelajaran). Secara sederhana RPP ini
dapat diumpamakan sebagai sebuah skenario pembelajaran yang
akan dilaksanakan oleh Guru dalam interval waktu yang telah ditentukan. RPP ini akan dijadikan pegangan Guru dalam menyiapkan,
melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang di selenggarakannya bagi siswa.
RPP merupakan perangkat pembelajaran yang harus dibuat
oleh seorang Guru ketika proses kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. RPP menjadi panduan bagi seorang Guru dalam mengembangkan Kompetensi Dasar (KD) menjadi indikator, materi pokok pembelajaran, menentukan pengalaman belajar yang sesuai, menentukan
bentuk, teknik dan instrument pembelajaran berdasarkan alokasi
waktu dan sumber belajar.
Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPP
adalah :
1. Mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus
dikuasai siswa, serta materi dan sub materi pembelajaran,
pengalaman belajar yang telah dikembangkan didalam silabus;
2. Menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan kecakapan hidup (life skills)sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari;
3. Menggunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa dengan pengalaman langsung;
12
Abdurrakhman Gintings. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung :
Humaniora.14
| 230
Riyadlotun Maftuhah
4. Penilaian dengan system pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada sitem pengujian yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus.13
Strategi, metode, dan teknik pembelajaran
Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara khusus, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar
pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya
agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan
bahwa Strategi Pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan Guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip
pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya,
bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya,
2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi
pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif
dan strategi pembelajaran deduktif.
Teknik Pembelajarandapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan
jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri,
yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas, dengan kata
lain teknik dalam pembelajaran adalah bagaimana menyampaikan
13
Kusnandar, 2007. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi
Guru, Jakarta; PT. Raja Grafido Persada. 263
231 | Volume 5. No. 02. September 2013
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik
pesan atau materi pembelajaran serta bagaimana mengembangkan
dialog antara guru dan murid atau sesame murid secara efektif. Ini
terkait dengan pengemasan, pengiriman, media, gangguan, penerimaan, interpretasi, dampak, dan umpan balik.14
Media dan teknologi informasi dalam pembelajaran
Kata media adalah bentuk jamak dari kata medium yang berasal dari bahasa latin yang berarti pengantar atau perantara. Dalm konteks proses pembelajaran, media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan atau materi ajar dari Guru sebagai komunikator kepada siswa.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, prasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektifitas pembelajaran. Pada
mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu
Guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi
dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audiovisual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan
interaktif, seperti adanya komputer dan internet.15
Mengevaluasi hasil pembelajaran
Untuk mengetahui apakah kegiatan proses pembelajaran telah
berjalan dan mencapai hasil sebagaimaan yang ditetapkan dalam
RPP, harus dilakukan evaluasi belajar dan pembelajaran. Evaluasi ini
Abdurrakhman Gintings. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran, Bandung :
Humaniora. 42
15Bahan Ajar Diklat Profesi Guru Sertifikasi Guru/Pengawas dalam Jabatan, 2012,
LPTK Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 63
14
| 232
Riyadlotun Maftuhah
meliputi evaluasi terhadap proses pembelajaran serta evaluasi terhadap hasil yang dicapai oleh siswa. Selanjutnya, berdasarkan hasil evaluasi ini Guru dapat mengambil langkah-langkah tindak lanjut yang
dinilai selayaknyadilakukan baik oleh Guru, siswa, orangtua siswa,
maupun penyelenggara sekolah lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan adanya masalah, maka tindak lanjut bersifat solusi.Sebaliknya,
jika hasil evaluasi mengindikasikan adanya keberhasilan, maka tindak lanjut dapat berupa pengayaan atau pengembangan.16
Istilah evaluasi pembelajaran memiliki padanan istilah yang
hampir mirip, yaitu evaluasi, penilaian, dan pengukuran. Evaluasi
adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program
yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.
Penilaian merupakan penerapan berbagai cara dan penggunaan berbagai alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Sedangkan pengukuran adalah proses pemberian
angka atau usaha memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seorang siswa telah mencapai karakteristik tertentu.17
Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu
Guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengawas,
Kepala Sekolah/madarasah, dan Guru perlu memahami prinsipprinsip dan tujuan supervisi akademik dalam rangka pelaksanaannya
di sekolah/madrasah.18
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu
Guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaAbdurrakhman Gintings. 2008 Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Humaniora. 15
17Bahan Ajar Diklat Profesi Guru Sertifikasi Guru/Pengawas dalam Jabatan, 2012,
LPTK Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 99
18Lantip, Sudiyono,2001. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta : Penerbit Gava Media. 94
16
233 | Volume 5. No. 02. September 2013
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik
ran untuk mencapai tujuan pembelajaran.19 Supervisi akademik tidak
terlepas dari penilaian kinerja Guru dalam mengelola pembelajaran.
Sergiovanni menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja
Guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja
Guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang
sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan
oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari
keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi Guru
dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan Guru dan bagaimana
cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan Guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang
perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja
berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus
dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.20
Konsep Dasar Supervisi Akademik
Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967)
sebagai berikut:“Supervision is assistance in the devolepment of a better
teaching learning situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan
bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, an envirovment).Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi.Dengan demikian layanan
supervisi tersebut mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran.
19Glickman,
C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. 2007. Supervision and Instructional Leadership A Development Approach. Seventh Edition. Boston: Perason. 123
20Sergiovanni, T.J. 1982. Supervision of Teaching.Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.111
| 234
Riyadlotun Maftuhah
Salah satu tugas Kepala Sekolah/Madrasah adalah melaksanakan supervisi akademik. Untuk melaksanakan supervisi akademik
secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan
teknikal.21 Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah/madrasah harus
memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi:
pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi
substansi supervisi akademik.
Konsep supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi, karet
inspeksi lebih menekankan kepada kekuasaan dan bersifat otoriter,
sedangkan supervisi lebih menekankan kepada persahabatan yang
dilandasi oleh pemberian pelayanan dan kerjasama yang lebih baik
diantara Guru-guru, karena bersifat demokratis. Istilah supervisi
pendidikan (akademik) dapat dijelaskan baik menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu (semantik).22
Manfaat perencanaan Supervisi Akademik
Perencanaan supervisi akademik memiliki berbagai macam
manfaat yang sangat berguna bagi supervisor. Adapun manfaat Perencanaan program supervisi akademik adalah sebagai berikut :a)
Pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademuk; b) untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program supervisi
akademik; c) penjamin penghematan dan kefektifan penggunaan
sumberdaya sekolah (tenaga, waktu, dan biaya).
Prinsip-prinsip Supervisi Akademik
Seorang supervisor sebeleum melakukan tugasnya harus memahami prinsip-prinsip perencanaan supervisi akademik. Adapun
prinsip-prinsip perencanaan supervisi akademik adalah sebagai berikut : a) Objektif (data apa adanya); b) Bertanggung jawab; c) Berke21Glickman,
C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. 2007. Supervision and Instructional Leadership A Development Approach. Seventh Edition. Boston: Perason. 124
22Sahertian, Piet A. 2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
235 | Volume 5. No. 02. September 2013
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik
lanjutan; d) Di dasarkan pada Standar Nasioanal Pendidikan; e) Di
dasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah.
Supervisi akademik juga mencakup buku kurikulum, kegiatan
belajar mengajar, dan pelaksanaan bimbingan dan konseling.supervisi akademik tidak kalah penting di banding dengan supervisi administrative. Sasaran utama supervisi akademik adalah
proses belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan mutu proses
dan mutu hasil pembelajaran.
Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan guruguru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil kegiatan pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran,
menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfaatkan
sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran (startegi, metode dan teknik) yang tepat. Supervisi akademik
juga harus di dukung oleh instrument-instrumen yang sesuai.23
Instrumen Supervisi Akademik
Seorang supervisor yang akan melaksanakan kegiatan supervisi harus menyiapkan bebrapa hal terkait pelaksanaan supervisi. Halhal yang perlu di siapkan adalah kesesuaian instrument, kejelasan
tujuan dan sasaran, objek metode, teknik serta pendekatan yang di
rencanakan.24
1. Instrumen supervisi kegiatan belajar mengajar
a. Lembar pengamatan.
b. Suplemen observasi (ketrampilan mengajar, karakteristik
mata pelajaran, pendekatan klinis, dan sebagainya).
2. Komponen dan kelengkapan instrumen, baik instrumen supervisi akademik maupun isntrumen supervisi nonakademik.
23
Lantip, Sudiyono,2001, Supervisi Pendidikan. Yogyakarta : Penerbit Gava Media. 97
Sudiyono,2001, Supervisi Pendidikan. Yogyakarta : Penerbit Gava Media. 97
24Lantip,
| 236
Riyadlotun Maftuhah
3. Penggandaan instrumen dan informasi kepada guru bidang
studi binaan atau kepada karyawan untuk instrumen nonakademik.
Dengan demikian, dalam tindak lanjut supervisi dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pertama,Dalam pelaksanaannya kegiatan tindak lanjut supervisi
akademik sasaran utamanya adalah kegiatan belajar mengajar. Kedua,
Hasil analisis, catatan supervisor, dapat dimanfaatkan untuk perkembangan keterampilan mengajar Guru atau meningkatkan profesionalisme Guru dan karyawan, setidak-tidaknya dapat mengurangi
kendala-kendala yang muncul atau yang mungkin akan muncul. Ketiga, Umpan balik akan memberi pertolongan bagi supervisor dalam
melaksanakan tindak lanjut supervisi.Keempat, Dari umpan balik itu
pula dapat tercipta suasana komunikasi yang tidak menimbulkan
ketegangan, menonjolkan otoritas yang mereka miliki, memberi kesempatan untuk mendorong Guru memperbaiki penampilan, dan
kinerjanya.
Teknik-teknik Supervisi Akademik
Satu di antara tugas Kepala Sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik. Untuk melaksanakan supervisi akademik secara
efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal.25 Oleh sebab itu, setiap Kepala sekolah harus memiliki keterampilan teknikal berupa kemampuan menerapkan teknik-teknik supervisi yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik. Teknikteknik supervisi akademik meliputi dua macam, yaitu: individual dan
kelompok.26
H. Makawimbang,2011. Supervisi dan peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung
: Alfabeta, CV. 109
26Dadang Suhardan. 2010. Supervisi Profesional. Bandung : Alfabeta, CV.99
25Jerry
237 | Volume 5. No. 02. September 2013
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik
Menindak Lanjuti Hasil Supervisi Akademik
Supaya supervisi akademik berkesinambungan, maka perlu
dan harus ada yang namanya menindaklanjuti sebuah tindakan, diantara langkah-langkah yang harus diambil adalah :
1. Mengkaji rangkuman hasil penilaian.
2. Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan standarstandar pembelajaran belum tercapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian ulang terhadap pengetahuan, keterampilan
dan sikap Guru yang menjadi tujuan pembinaan.
3. Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai maka
mulailah merancang kembali program supervisi akademik
guru untuk masa berikutnya.
4. Membuat rencana aksi supervisi akademik berikutnya.
5. Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa berikutnya.
Korelasi Supervisi Akademik Dengan Peningkatan Proses
Pembelajaran
Melaksanakan supervisi akademik dalam rangka perbaikan
pembelajaran menjadi salah satu tugas supervisor (pengawas dan
kepala sekolah). Di dalam dunia pendidikan supervisi sangatlah dibutuhkan, karena dengan kepengawasan dari atasan semua pekerjaan dalam hal ini proses pembelajaran dapat terkontrol secara berkala. Baik keadaan tenaga pendidik ataupun siswanya, bahkan fasilitas
serta sarana dan prasarananya dapat terkontrol.
Sergiovanni juga menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian
unjuk kerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat realita
kondisi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya: Apa
yang sebenarnya terjadi di dalam kelas? Apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan murid-murid di dalam kelas? Aktivitas-aktivitas
mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang berarti bagi
guru dan murid? Apa yang telah dilakukan oleh Guru dalam mencapai tujuan akademik? Apa kelebihan dan kekurangan Guru dan
bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terha-
| 238
Riyadlotun Maftuhah
dap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai
kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Namun
satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian unjuk kerja guru tidak berarti selesailah tugas atau kegiatan
supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan perancangan dan pelaksanaan pengembangan kemampuannya. Dengan demikian, melalui supervisi akademik guru akan semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.27 Alfonso, Firth, dan Neville
dalam Suryabrata menegaskan “Instructional supervision is here in defined as: behavior officially designed by the organization that directly affects
teacher behavior in such a way to facilitate pupil learning and achieve the
goals of organization”. Menurut Alfonso, Firth, dan Neville, ada tiga
konsep pokok (kunci) dalam pengertian supervisi akademik.28
Dengan adanya supervisi akademik, maka kompetensi Guru terus dapat di tingkatkan sehingga proses pembelajaran menjadi efektif
dan professional.
Implementasi kemampuan professional mutu kinerja guru
mengi syaratkan Guru agar mampu meningkatkan peran yang dimiliki, baik sebagai informatory (pemberi informasi), organisator, motivator, director, inisiator (pemrakarsa inisiatif), transmitter (penerus), fasilitator, mediator, dan evaluator sehingga diharapkan mampu mengembangkan kompetensinya.
Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang membutuhkan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antara konsep atau analisis secara mendalam tentang
hubungan-hubungan konsep yang di kaji secara empirik. Penelitian
kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. New Jakarta: Rajawali Pers. 113
28Suryasubrata.1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.25
27Mukhtar,
239 | Volume 5. No. 02. September 2013
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik
prilaku yang diamati.29 Artinya peneliti ingin memahami bagaimana
dunia yaitu data empiris muncul kepada para pembaca. Dan yang di
tekankan dalam penelitian kualitatif fenomenologis adalah aspek
subjektif dari prilaku orang.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Reaserch)
yang dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif
atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif.30 Di dalam
hal ini, penelitian yang menggunakan jenis ini terkait erat dengan
pengamatan berperan serta. Penelitian lapangan sangat penting untuk dilakukakan dengan asumsi dasar bahwa dengan mengadakan
pengamatan lapangan tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah akan menemukan data yang valid dan komprehensif.
Alasan di gunakannya penelitian ini dengan menggunakan
metode kualitatif adalah :
1. Penelitian ini merupakan studi kasus di sebuah pendidikan
Formal yaitu di SMA Negeri Plus Sukowono Jember dan didalam melakukan penelitian ini membutuhkan kehadiran peneliti untuk menggali data empiris dengan tujuan untuk
membuktikan kebenaran data.
2. Untuk menggulangi kecenderungan penbatasan variable yang
sebelumnya, seperti dalam penelitian kuantitatif, padahal
permasalahan dan variable dalam masalah social dan pendidikan sangat kompleks.
3. Untuk menggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan pengukuran
enumirasi (perhitungan) empiris, padahal inti sebenarnya pada konsep-konsep yang timbul dari data.31
Ibid.,4
Lexy J. Moleonng. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2006
31 S. Margono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Renika Cipta. 37
29
30
| 240
Riyadlotun Maftuhah
Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di objek penelitian ini yaitu di SMA Negeri
Plus Sukowono Jember bertujuan untuk menciptakan hubungan
“repport” yang baik dalam subkek penelitian. Artinya disini, peneliti
secara terbuka atau terang-terangan bertindak melalui pengamatan
partisipatif, Yakni pengamatan yang melibatkan langsung peneliti dalam kegiatan subjek.
Lokasi Penelitian
Sasaran penelitian ini di SMA Negeri Plus Sukowono Jember
bertempat di Jl. Sumberkalong Desa Sumberwaru Kec. Sukowono
Kab. Jember. Di SMA Negeri Plus Sukowono Jember ini mempunyai
komitmen yang tinggi dalam meningkatkan kompetensi Guru yang
di tandai dengan strategi yang terencana untuk mewujudkan tujuan
pendidikan baik secara institusional maupun Nasional.
Selain itu, SMA Negeri Plus Sukowono Jember sebagai lokasi
penelitian berdasarkan atas beberapa pertimbangan, diantaranya :
1. SMA Negeri Plus Sukowono Jembermerupakan satu-satunya
lembaga Menengah Atas berstatus Negeri yang tetap eksis berada di pedesaan serta mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan kecerdasan masyarakat utamanya peserta didik yang berada di wilayah Sukowono.
2. Dari dokumen SMA Negeri Plus Sukowono Jember seperti
rapat sekolah, rapat pembinaan guru, program kerja Kepala
Sekolah, kompetensi Guru merupakan perhatian yang sangat
serius untuk selalu di tingkatkan. Hal ini di buktikan dengan
adanya program-program yang khusus di selenggarakan untuk Guru seperti mendatangkan Pengawas dalam rangka
pembinaan Guru secara berkala, mengikutkan seminar dan
pelatihan serta mewajibkan guru untuk mengikuti MGMP
atau KKG, bahkan mensubsidi guru yang terus melanjutkan
jenjang pendidikannya dalam rangka meningkatkan kwalitas
pendidikannya hingga 50% dari biaya kuliah.
241 | Volume 5. No. 02. September 2013
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik
Sumber Data
Yang dimaksud degan sumber data yaitu sumber di mana data itu diperoleh untuk mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan ini data yang diambil meliputi data primer dan data
skunder. Data primer adalah data yang di kumpulkan langsung dari
obyeknya atau data yang belum jadi, atau data yang langsung di peroleh atau di kumpulkan langsung dari individu-individu yang di
selidiki.32
Metode Pengumpulan data
1. Metode Observasi
2. Metode Interview
3. Metode Dokumentasi
Analisis Data
Secara operasional langkah- langkah yang akan ditempuh dalam menganalisa data ini adalah sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses analisa untuk memilih, memuaskan, memperhatikan, menyederhanakan, mengabstraksikan, serta
mentransformasikan data yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari yang sesuai
dengan tema dan membuang sesuatu yang dianggap tidak perlu.
2. Penyajian data
Setelah data direduksi, selanjutnya analisa data masuk ketahapan penyajian data.Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan.Sehingga
mempermudah untuk di pahami.Penyajian data yang di gunakan
adalah menggunakan bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antara
kategori, diagram alur (flow chart), table. Dengan demikian akan
32
James A. Black. 2001. Metode dan Masalah Penelitian social, Bandung : PT. Refika
Aditama.348
| 242
Riyadlotun Maftuhah
mempermudah peneliti untuk merencanakan kerja peneliti sebelumnya.
3. Verifikasi data
Selanjutnya proses analisa data kualitatif adalah menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.Kesimpulan awal yang disampaikan masih bersifat sementara dan
bisa berubah jika ditemukan data-data terbaru yang lebih valid dan
mendukung. Proses data semacam inilah yang di sebut tahap verifikasi data. Apabila kesimpulan yang disampaikan pada tahap awal
didukung oleh bukti-bukti yang kuat yakni konsisten dengan temuan-temuan di lapangan saat peneliti melakukan pengamatan dan
uji kredibilitas yang dilakukan dengan cermat maka data tersebut
merupakan kesimpulan data yang akan disajikan pada pembaca sebagai sebuah temuan dalam penelitian.
Uji Keabsahan Data
Agar data yang diperoleh memenuhi aspek akuntabilitas dan
di jamin kepercayaannya, maka dalam penelitian ini kriteria yang di
gunakan adalah: derajat kepercayaan (credibility). Kriteria ini berfungsi pertama; melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat
kepercayaan penemunya dapat dicapai. Kedua; mempertunjukkan
derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian
oleh peneliti pada kenyataan ganda yang diteliti.
Sedangkan yang dipakai dalam penelitian ini adalah melalui
tehnik triangulasi, khususnya triangulasi sumber.Menurut sugiono triangulasi sumber ini dipakai untuk menguji keabsahan data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber, kemudian data yang diperoleh dideskripsikan, dikategorikan, mana yang sama dan mana yang berbeda. Selanjutnya
disimpulkan dan di mintakan kesepakatan (member check)dengan data
yang diperoleh tersebut .33
33
Sugiyono. 2010. Memhamai penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfa Beta. 127
243 | Volume 5. No. 02. September 2013
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik
Sehingga dapat tersaring data yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Hal ini merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai
kejadian dan hubungan berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa triangulasi peneliti dapat menganalisis temannya dengan membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau teori.
Tahapan Penelitian
Langkah- langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini
adalah langkah -langkah dalam penelitian kualitatif seperti yang
diungkapka oleh Barowi dan Suwandi, yaitu sebagai berikut :
a) Tahap Pra lapangan
1. Menyusun rancangan Penelitian
2. Memilih Lapangan lokasi penelitian
3. Mengurus surat perijinan
4. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan
5. Memlih dan memanfaatkan informan
6. Menyiapkan perlengkapan penelitian.
b) Tahap pekerjaan lapangan
1. Memahami latar belekang penelitian dan persiapan diri
2. Memasuki lapangan
3. Berperan serta sambil mengumpulkan data
c) Tahap Analisa Data
Setelah data terkumpul secara keseluruhan, maka yang harus
dilakukan adalah mendeskripsikan data yang kualitatif tersebut
dengan kata-kata atau dengan kalimat lalu dipisahkan menurut
kategori-kategori tertentu untuk memperoleh sebuah kesimpulan
yang obyektif.
| 244
Riyadlotun Maftuhah
Temuan Penelitian
Dengan demikian peneliti akan memaparkan temuan-temuan
yang ada di SMA Negeri Plus Sukowono diantaranya :
1. Upaya Peningkatan kompetensi Guru dalam penyusunan silabus
dan RPPmelalui Supervisi Akademik di SMA Negeri Plus Sukowono Jember, dilakukan oleh Kepala Sekolah yaitu :
a. Kepala Sekolah mensupervisi para Guru secara terjadwal setiap
satu bulan sekali, melalui kegiatan kunjungan kelas guna mengamati proses pembelajaran terkait dengan penyusunan silabus
dan RPP yang dilakukan oleh para Guru. Dalam mensupervisi
kepala sekolah di dukung oleh instrument-instrumen yang sesuai.
b. Kepala Sekolah mengadakan evaluasi terhadap hasil kegiatan
supervise yang telah dilakukan.
c. Kepala Sekolah melakukan tindak lanjut berupa memberikan
pernyataan untuk guru yang sudah memenuhi standar dalam
menyusun silabus dan RPP, serta memberi teguran yang mendidik bagi guru yang belum memenuhi standard serta memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengikuti pelatihan,
penataran terkait penyusunan silabus dan RPP. Yang semua
kegiatan tersebut di bebankan dan di biayai serta di fasilitasi
oleh sekolah.
2. Melaksanakan supervisi akademik dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya khususnya terkait Kompetensi Guru dalam
memilih strategi/metode/teknik pembelajaran menjadi salah satu
tugas supervisor termasuk Kepala Sekolah. Untuk itu Kepala sekolah dalam hal ini melakukan upaya-upaya, diantaranya ;
a. Melakukan supervisi dalam bentuk observasi kelas terhadap
Guru-guru secara terjadwal dan berkala terkait kompetensinya
dalam menggunakan serta memilih metode dan strategi pembelajaran yang tepat.
b. Mengevaluasi hasil supervisi bersama-sama dengan Guru untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam metode dan
strategi pembelajaran.
245 | Volume 5. No. 02. September 2013
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik
c. Kepala Sekolah mengutus para Guru untuk memperdalam
wawasannya terkait metode pembelajarannya dalam bentuk
seminar, workshop.
d. Kepala Sekolah dalam melakukan pembinaan melalui kegiatan
tutor kolega, forum diantara guru dalam lingkungan sekolah
yang bertujuan untuk saling bertukar pengalaman dan pengetahuan dalam memperbaiki mutu mengajar.
3. Upaya Peningkatan kompetensi Guru dalam menggunakan media
dan teknologi informasimelalui Supervisi Akademik yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, pertama adalah dengan berusaha melengkapi setiap ruang kelas dengan media dan teknologi informasi
yang dalam hal ini berbentuk LCD/proyektor dan beberapa unit
komputer ataupun laptop guna mengefektifkan pembelajaran (bagi Guru yang sudah sertifikasi wajib memiliki laptop/komputer).
kedua, Kepala sekolah menggunakan teknik supervisi kelompok
yakni dengan mengumpulkan para Guru yang memiliki masalah
atau kebetulan yang sama, dalam hal ini adalah enam ornag guru
yang tidak bias mengoperasikan komputer untuk diikut sertakan
les/kursus komputer baik didala maupun di luar sekolah, yang sepenuhnya biaya di tanggung dan dibiayai oleh pihak sekolah.
4. Kegiatan evaluasi di SMA Negeri Plus Sukowono ada empat konsep penilaian, diantaranya: sumatif, formatif, penempatan dan diagnose. Dan Kepala Sekolah terus senantiasa berusaha meningkatkan kualitas gurunya dalam mengevaluasi siswanya melalui
pembinaan-pembinaan dan pelatihan dalam bentuk workshop,
maupun seminar. Sehingga guru diharapkan secara profesional
mengevaluasi dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswanya yang mencakup tiga ranah yaitu, aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
Pembahasan
1. Upaya Peningkatan kompetensi guru dalam penyusunan silabus dan RPPmelalui Supervisi Akademik di SMA Negeri Plus
Sukowono Jember
| 246
Riyadlotun Maftuhah
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu
dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indiktor pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Panduan Penyusunan
KTSP, Depdiknas, 2006). Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi dan penilaian. Dalam mengembangkan silabus pada hakikatnya harus menganut prinsip-prinsip (a) ilmiah, (b) relevan, (c) sistematis, (d) konsisten, (e) memadai, (f) aktual dan kontekstual, (g) fleksibel, dan (h) menyeluruh.
Rencana pembelajaran merupakan hal yang sangat penting
yang harus dilakukan oleh Guru untuk menunjang pembentukan
kompeten dasar yang diharapakan.
Dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran
yang sudah dituangkan di dalam silabus, sebagai Guru harus
menyusun RPP. RPP merupakan pegangan bagi Guru dalam
melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau
lapangan untuk setiap kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang
tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan
aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu
Kompetensi Dasar.
Untuk terciptanya rencana pembelajaran yang baik oleh
Guru, tidak terlepas dari peran kepala sekolah dalam melakukan supervisi secara rutin, baik dilakukan teknik individual maupun dengan teknik supervisi kelompok.
Adapun teknik supervisi yang dilakukan oleh Bapak Drs.
Umar Sya’ni, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri Plus Sukowono adalah melakukan kunjungan kelas secara terjadwal yakni 1 bulan
sekali.
247 | Volume 5. No. 02. September 2013
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik
Dalam hal ini menurut Lantip Diat Prasojo34kepala sekolah
paling tidak melakukan tahap-tahap kunjungan kelas sebagai berikut:
a. Tahap persiapan. Pada tahapan ini, supervisor merencanakan
waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas.
b. Tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahapan ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran yang sedang
berlangsung.
c. Tahap akhir kunjungan. Pada tahapan ini supervisor bersama
guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil
observasi.
d. Tahap tindak lanjut. Tahapan ini merupakan tahapan menindak lanjuti problem-problem syang terjadi selama supervisi
berlangsung.
Selain melakukan supervisi secara individual kepada masingmasing guru, kepala sekolah melakukan supervise kelompok yakni
dengan mengelompokkan dewan guru yang memiliki masalah yang
sama terutama menyangkut kompetensinya dalam penyusunan silabus dan RPP. Dengan demikian kemudian kepala sekolah memberikan pembinaan dan mengikut sertakan Guru-guru tersebut dalam
kegiatan diklat, maupun workshop.
2. UpayaPeningkatan Kompetensi Guru dalam memilih strategi/metode/teknik pembelajaranmelalui Supervisi Akademik di
SMA Negeri Plus Sukowono Jember
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran
tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation
achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving
something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan prak34
Lantip, 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media. 103
| 248
Riyadlotun Maftuhah
tis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3)
diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7)
brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Ketepatan Guru dalam memilih pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran sesuai dengan bahan ajar yang akan
disampaikan kepada siswa merupakan syarat utama dan penting untuk seorang Guru dalam proses pembelajaran, sehingga seorang tenaga pendidik tepat dalam memilih memilih pendekatan, metode,
dan teknik pembelajaran sesuai dengan bahan ajar yang akan
disampaikan kepada siswadengan demikian para Guru tidak asal
ngajar.
Maka dalam hal ketepatan Guru dalam memilih strategi, metode dan teknik pembelajaran juga tak lepas dari binaan dan supervisi akademik Kepala Sekolah, dalam hal ini kepala sekolah SMA Negeri Plus Sukowono menggunakan teknik akademik individu berupa
observasi kelas yakni mengamati proses pembelajaran secara teliti di
kelas, yang tujuannya adalah untuk memperoleh data objektif aspekaspek situasi pembelajaran dan kesulitan-kesulitan Guru dalam usaha dalam memperbaiki proses pembelajaran.
Adapun aspek yang diobservasikan oleh Kepala Sekolah selama di kelas mengutip Lantip35 adalah sebagai berikut :
a. Usaha-usaha dan aktivitas Guru dan peserta didik dalam
proses pembelajaran.
b. Cara menggunakan media pengajaran.
c. Variasi metode.
d. Ketepatan dalam penggunaan media dan materi.
e. Reaksi mental para peserta didik dalam proses pembelajaran.36
35
36
Lantip, 2011, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta : Gava Media, 104
Ibid., 104
249 | Volume 5. No. 02. September 2013
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik
Sebelum melakukan observasi Kepala Sekolah terlebih dahulu
sudah membuat perencanaan supervise sebagai tahap persiapan, Kepala Sekolah memepertimbangkan tentang waktu, sasaran, dan cara
mengobservasi. Setelah itu Kepala Sekolah mengobservasi jalannya
proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pada akhir observasi
kelas Kepala Sekolah bersama Guru mengadakan perjanjian untuk
membicarakan hasil-hasil observasi, kemudian dalam rangka usaha
pembinaan terhadap Guru secara tuntas perlu dilakukan. Tindak lanjut terhadap hasil-hasil supervise dan dilakukan perbaikan secara terus menerus sehingga dapat menciptakan guru yang professional.
Selain melakukan observasi kelas, dalam mensupervisi kepala
sekolah juga menggunakan teknik supervise kelompok, dalam hal ini
Pertama kepala sekolah mengadakan kegiatan semacam demonstrasi
pembelajaran atau mikro teaching. Dengan setiap bulannya ada dua
orang guru yang sudah terjadwal. Untuk memperaktekkan bagaimana cara/metode mengajar yang baik kepada teman-teman guru lainnya, setelah itu diobservasi dan diadakan perbaikan untuk menghasilkan pembelajaran yang lebih baik lagi. Kedua, kepala sekolah menindak lanjuti dengan memberi kesempatan bagi para guru yang belum memenuhi standar untuk mengikuti penataran ataupun pelatihan
Hal tersebut diatas sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh
Lantip bahwa hasil supervisi perlu ditindak lanjuti agar memberikan
dampak yang nyata untuk meningkatkan profesionalisme guru. Tindak lanjut tersebut berupa penguatan dan penghargaan diberikan
kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat
mendidik diberikan kepada Guru yang belum memenuhi standard an
guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih
lanjut.37
3. UpayaPeningkatan kompetensi guru dalam menggunakan media dan teknologi informasimelalui Supervisi Akademikdi
SMA Negeri Plus Sukowono Jember
37
Lantip. 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media, 120
| 250
Riyadlotun Maftuhah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya
dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses
pembelajaran yaitu: dari pelatihan ke penampilan, dari ruang kelas ke
di mana dan kapan saja,dari kertas ke “on line” atau saluran, fasilitas
fisik ke fasilitas jaringan kerja, dari waktu siklus ke waktu nyata.
Jika dianalisis secara mendalam, komponen definisi Teknologi
Pembelajaran menurut AECT 1994 terdiri dari: (1) teori dan praktik;
(2) desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi;
(3) proses dan sumber; (4) belajar. Misi utama Teknologi Pembelajaran adalah membantu, memicu dan memacu, proses belajar, serta
memberikan kemudahan atau fasilitas belajar. Tercapainya tujuan
belajar berupa berubahnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap
secara relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman, bukan karena
kedewasaan merupakan kriteria pokok keberhasilan pembelajaran.
Pemberian fasilitas belajar tersebut dilaksanakan dengan jalan mendesain, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, dan mengevaluasi proses dan sumber untuk belajar.
Untuk menuju perubahan-perubahan yang signifikan didalam meningkatkan kompetensi guru tentunya Kepala Sekolah memilik strategi atau usaha-usaha yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan, ada beberapa hal yang sudah dilakukan oleh kepala
sekolah SMA Negeri Plus Sukowono didalam meningkatakan kompetesi guru sebagai tenaga profesional, khususnya dalam menggunakan
media dan teknologi informasi yakni dengan 2 (dua) cara. Pertama:
melengkapi media pembelajaran berupa LCD / Proyektor di tiap-tiap
ruang kelas serta mewajibkan guru-guru yang sudah bersertifikasi
Guru dan sudah mendapat Tunjangan Profesi (TPP) untuk membeli
laptop/komputer sebagai bukti peningkatan kompetensinya. Hal ini
penting dilakukan oleh Kepala Sekolah karena sesuai dengan teori
yang dipaparkan oleh bahan ajar PLPG yang menjelaskan bahwa
dengan tersedianya media pembelajaran yang digunakan dalam ke-
251 | Volume 5. No. 02. September 2013
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik
giatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektifitas pembelajaran.38
Kedua, Kepala Sekolah menggunakan teknik supervisi kelompok yakni dengan mengumpulkan Guru-guru yang memiliki masalah atau kebutuhan yang sama, dalam hal ini adalah enam orang
Guru yang belum bias mengoperasikan komputer untuk diikut sertakan les/kursus komputer yang diadakan setiap jumat dan sabtu di
sekolah setelah jam KBM selesai.
Tindakan kepala sekolah ini sangat sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Lantip, bahwa guru-guru yang diduga sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah/kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama, di kelompokkan atau di kumpulkan menjadi satu/bersama-sama, kemudian kepada mereka diberikan layanan
supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka
hadapi.39
4. UpayaPeningkatan kompetensi guru dalam mengevaluasi
proses pembelajaran melalui Supervisi Akademikdi SMA Negeri Plus Sukowono Jember
Evaluasi menurut Buku bahan ajar PLPG adalah kegiatan
identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak dan dapat pula
untuk melihat efisiensi pelaksanaanya.40
Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan,
pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi yang sesuai untuk
mengetahui sejauh mana suatu tujuan program, prosedur, produk,
atau strategi yang dijalankan telah tercapai, sehingga bermanfaat bagi
pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa alternative
keputusan untuk program selanjutnya.
38Bahan
Ajar Diklat Profesi Sertifikasi Guru/Pengawas dalam Jabatan. 2012, LPTK
Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya. 62
39 Lantip, 2011. Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Gava Media. 107
40Bahan Ajar Diklat Profesi Sertifikasi Guru/Pengawas dalam Jabatan, 2012, LPTK
Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 99
| 252
Riyadlotun Maftuhah
Dalam hal ini upaya kepala SMA Negeri Plus Sukowono
dalam berupaya meningkatkan kompetensi guru dalam mengevaluasi proses pembelajaran adalah melalui pembinaan-pembinaan dan
pelatihan. Pembinaan ini dilakukan sebagai kegiatan. Tindak lanjut
dari hasil supervisi Kepala Sekolah. Adapun pembinaan yang
dilakukan kepala sekolah adalah merupakan pembinaan tidak
langsung dimana pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang
sifatnya umum yang perlu perbaikan dan perhatian setelah
memperoleh hasil analisis supervisi, pembinaan ini diikuti oleh
semua dewan Guru dan dibina langsung oleh Kepala Sekolah.
Kesimpulan
1. Upaya Peningkatan kompetensi guru dalam penyusunan silabus
dan RPP melalui Supervisi Akademik di SMA Negeri Plus Sukowono Jember
a. Kepala Sekolah mensupervisi para guru secara terjadwal setiap
satu bulan sekali, melalui kegiatan kunjungan kelas guna mengamati dengan penyusunan Silabus dan RPP.
b. Mengikut sertakan guru-guru yang mempunyai kelemahan/kekurangan yang sama terkait penyusunan silabus dan
RPP dalam bentuk kegiatan seminar, workshop, maupun lokakarya. Yang semua kegiatan tersebut dibiayai dan di fasilitasi
oleh sekolah.
2. Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam memilih strategi/metode/teknik pembelajaran melalui Supervisi Akademik di
SMA Negeri Plus Sukowono Jember
a. Melakukan supervisi dalam bentuk observasi kelas terkait
kompetensi Guru dalam memilih metode dan strategi pembelajaran yang tepat.
b. Mengevaluasi hasil supervisi bersama-sama dengan Guru untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam metode dan
strategi pembelajaran.
253 | Volume 5. No. 02. September 2013
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik
c. Kepala Sekolah mengutus para Guru untuk memperdalam
wawasannya terkait metode pembelajarannya dalam bentuk
seminar, workshop.
d. Kepala Sekolah dalam melakukan pembinaan melalui kegiatan
tutor kolega, forum diantara Guru dalam lingkungan sekolah
yang bertujuan untuk saling bertukar pengalaman dan pengetahuan dalam memperbaiki mutu mengajar.
3. Upaya Peningkatan kompetensi guru dalam menggunakan media
dan teknologi informasi melalui Supervisi Akademik di SMA Negeri Plus Sukowono Jember
Pertama adalah dengan berusaha melengkapi setiap ruang
kelas dengan media dan teknologi informasi yang berupa
LCD/proyektor dan beberapa unit komputer ataupu laptop guna
mengefektifkan pembelajaran. kedua, Kepala sekolah memberikan
kesempatan bagi guru yang masih belum dapat mengoprasionalkan computer untuk mengikuti les/kursus komputer baik didalam
maupun di luar sekolah, yang sepenuhnya biaya di tanggung dan
dibiayai oleh pihak sekolah.
4. Upaya Peningkatan kompetensi guru dalam mengevaluasi proses
pembelajaran melalui Supervisi Akademik di SMA Negeri Plus
Sukowono Jember
Kepala Sekolah terus senantiasa berusaha meningkatkan
kualitas gurunya dalam mengevaluasi siswanya melalui pembinaan-pembinaan dan pelatihan dalam bentuk workshop, maupun
seminar. Sehingga Guru diharapkan secara professional mengevaluasi dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswanya.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, 2002, Posedur Penelitian, Jakarta:Rineka Cipta.
Asror, Mohib, 2010 IAIN Sunan Ampel Surabaya, Tesis “ Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Upaya Meningkatkan profesionalisme
Guru (studi kasus di MA Pondok Modern Al-Islam Kapas
Sukomoro Nganjuk.
| 254
Riyadlotun Maftuhah
Bahan Ajar Diklat Profesi Guru Sertifikasi Guru/Pengawas dalam Jabatan, 2012, LPTK Fak.Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Denim, S, 2003, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung:Pustaka Setia.
Departemen Pendidikan Nasional.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.
Depdikbud. 1994. Pola dan Strategi Pembinaan Pendidikan. Jakarta:
Depdikbud Direktorat Pendidikan Dasar.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depag RI, 2007, Kumpulan UU
dan PP. RI tentang Pendidikan. Jakarta.
Farchan, Arif, 1992, Pengantar metodePenelitian Kualitatif, Surabaya:Usaha Nasional.
Gintings, Abdurrakhman, 2008,Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran,
Bandung : Humaniora.
Hadi, Sutrisno, 1988, Metodologi Research, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Hamalik, Oemar, 2007,Porpses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Hamzah B. Uno, Orientasi Dalam Psikologi Pembelajaran (Jakarta : PT.
Bumi Aksara, 2008), 130
James A. black, 2001, Metode dan Masalah Penelitian Sisial.Bandung :
PT. refika Aditama.
James J. Jones dan Donlad L. Walters, 2008, uman Resources Management in Edication:Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Pendidikan (Jogjakarta:Q Media).
Kumpulan UU dan PP. RI tentang Pendididkan.Jakarta : Direktorat
Jemderal Pendidikan Islam Depag RI.
Kusnandar, 2007, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses Sertifikasi Guru, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Lexy J. Moleonng, 2007,Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya.
LPTK Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2012, Bahan ajar
Diklat Profesi Guru Sertifikasi Guru/Pengawas dalam Jabatan.
M. Sitorus, 2002, Berkenalan Dengan Sosiologi : Untuk SMU Kelas 3, Jakarta : Erlangga.
255 | Volume 5. No. 02. September 2013
Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik
Makawimbang, 2011, Supervisi dan Pningkatan Mutu Pendidikan, Bandung : Alfabeta.
Mardapi, Djemari, 2008, teknik Penyusunan instrument tes dan non tes.
Yogyakarta : Mitra Cendikia.
Marno, 2007, Islam by Management and Leadership, Jakarta: Lintas
Pustaka.
Muhammad Yasin Yusuf, 2010 IAIN Sunan Ampel Surabaya, Tesis
“Tentang kepemimpinankepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi guru”,
Muhibbin Syah, 2002, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,
Bamdung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mukhtar, Iskandar, 209, Orientasi Baru Pendidikan, Jakarta : Rajawali
pers.
Mulyasa E, 2008, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung:
RemajaRosdakarya.
Mulyasa, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakterestik,
dan Implementasi.Bandung : PT. remaja Rosdakarya.
Nasution, 1986, Dedaktik Asas-asas Mengajar, Bandung;Jemmars.
Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang standar Nasional
Pendidikan.
Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, 1994, Kamus Ilmiah Populer,
Surabaya : Arkola.
Qomar, Mujammil, 2007,Manajemen Pendidikan Islam;Strategi baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta : Erlangga.
S,Nasution, 1987, Metode Reseach, Bandung:Jemmars.
S. Margono, 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT. Renika
Cipta.
Sagala, Syaiful, 2009, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Lependidikan, Bandung :Alfabeta
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan
Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya. W, 2006, Pembelajaran berorientasi Standar Pendidikan, Jakarta :
Kencana Penada Media.
| 256
Riyadlotun Maftuhah
Sergiovanni, T. J dan Starratt, R. J., 1983, Supervision Human perspectivies.New York : McGraw Hill Book Company.
Singarimbun, Masri, 1989, Metode Penelitian Survei, Jakarta:LP3ES.
Sudiyono, Lantip, 2001, Supervisi Pendidikan.Yogyakarta : Penerbit
Gava Media.
Sugiyono, 2010, Memhamai penelitian Kualitatif, Bandung : CV. Alfa
Beta.
Suhardan, dadang, 2010, Supervisi Profesional, Bandung : Alfabeta
Suryasubrata.1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutrisno, 2005, Pendidikan di Indonesia:membedah metode dan teknik pendidikan Berbasis Kompetensi. Yogyakarta : Ar-Ruz.
Tim Penyusun, 2010, Pedoman enulisan Karya Ilmiah Program Pascasarjana (Jember : STAIN Jember.
Undang-undang Guru dan Dosen di lengkapi dengan:….(Bandung :
Fokusmedia)
Uno, 2008, Orientasi Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Usman, Moh. Nasir, 2003, Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Usman, Uzer, 2011, Moh, Menjadi Guru Profesional, Bandung.
www.akhmadsudrajat.wordpress.com (12 Maret 2012).
257 | Volume 5. No. 02. September 2013
Download