5 Fakta Menarik Aktivitas Janin dalam Rahim

advertisement
5 Fakta Menarik Aktivitas Janin dalam
Rahim
Bayi dalam kandungan ketika belum terlahir sebenarnya disebut janin. Saat sudah dilahirkan
maka berubah sebutannya menjadi bayi. Namun, kita sering menyebutnya bayi meskipun belum
lahir. Janin dalam kandungan merupakan suatu pribadi yang baru atau persona yang memiliki
keunikan dan keajaiban tersendiri dalam aktivitas kehidupan dalam rahin (intra uterin).
Menarik sekali jika kita memperhatikan gerak gerik sang janin dalam kandungan melalui layar
monitor ultrasonografi. Apa saja aktivitas sang janin dalam kandungan?
1. Apakah selama dalam kandungan janin sudah bisa mendengar?
Memasuki usia kehamilan enam bulan atau 24 minggu janin mampu mendengar. Lalu apa yang
didengarnya? Segala aktivitas dalam tubuh ibu menjadi irama nada indah bagi janin. Sambil
berbaring nyaman dalam rahim, sang janin mendengar detak jantung ibu, suara bising usus, dan
berbagai macam suara saat ia bermain air ketuban. Bagi ibu hamil, disarankan untuk
memberikan rangsangan positif dari luar tubuhnya dan menjaga setiap ucapan, hindari
pertengkaran dan suara keras antara suami istri. Agar janin tidak mengalami stres.
2. Kapan Janin suka menghisap dan mencecap rasa?
Bila dilihat pada layar monitor, pada janin usia 16 minggu janin sudah mulai berpetualang
dengan kemampuannya untuk mencecap rasa air ketuban dan mulutnya melakukan gerakan
menghisap. Kecerdasan awal bagi janin dalam menikmati sensasi rasa mulai berkembang.
3. Kapan janin peka terhadap cahaya dari luar?
Usia empat bulan janin sudah peka terhadap cahaya. Meskipun suasana rahim gelap, janin
mampu membedakan terang saat ada rangsang cahaya dari luar tubuh ibunya. Para peneliti
mencoba merangsang mata janin dengan memberikan sorot cahaya dengan menyinari perut sang
ibu, dan tampak mata janin mengerjap saat cahaya diarahkan ke wajahnya.
4. Kapan janin bisa bisa menggunakan indra peraba?
Pada usia kehamilan 4- 5 bulan janin sudah mulai bisa merasakan sensasi pada permukaan tubuh
dan kulitnya. Bila disentuh pada bibirnya janin dapat melakukan gerakan membuka bibir dan
seolah menghisap. Bila disentuh pada telapak tangannya janin akan bereaksi menggenggam.
5. Apa yang janin lakukan bila mengalami ketegangan atau stres dalam rahim?
Bila seorang ibu hamil mengalami ketegangan mental dan tekanan psikologis selama kehamilan,
maka janin dalam kandungan dapat terpengaruh. Janin melakukan gerakan berlebihan, mudah
timbul his atau kram yang disebut dengan kontraksi pada rahim ibu. Bahkan dapat berpotensi
terjadinya persalinan prematur maupun ketuban pecah sebelum waktunya. Janin juga bisa
mengeluarkan tinja dalam kandungan dan mengotori air ketuban.
Apa yang harus diperhatikan ibu hamil untuk kebaikan sang janin dalam rahim ?
1.
2.
3.
4.
5.
Menerima dengan ihklas semua perubahan tubuh, suka duka saat menjalani kehamilan.
Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dengan kegiatan yang tidak melelahkan.
Menjaga asupan makanan bergizi bagi pertumbuhan janin dalam kandungan.
Menjaga suasana hati dan pikiran yang tenang sejak bayi dinyatakan hamil.
Menjaga hubungan harmonis antara suami dan istri, hindari kekerasan dalam rumah
tangga.
6. Memberikan rangsangan musik yang lembut pada dinding perut ibu, lantunan doa, dan
suami istri sering menstimulasi bayi, menyentuh perut ibu dengan usapan lembut sambil
mengajak bicara janin dalam kandungan.
PENYAKIT YANG HARUS DIHINDARI SELAMA
KEHAMILAN
Kehamilan adalah periode yang luar biasa di mana manusia adalah semangat untuk bentuk
bentuk baru dari diri kita. Kadang-kadang masa sulit di mana monitoring dan hati-hati adalah
agar seorang ibu hamil mungkin mengalami sakit. Beberapa penyakit harus dimonitor secara
ketat.
Kehamilan terkadang memerlukan sedikit untuk mengubah kebiasaannya. Untuk masa sembilan
bulan, kita harus berpikir untuk dua orang (antara ibu dan janin yang di kandung) . Periode ini
menyebabkan tak dapat disangkal perubahan sistem kekebalan tubuh pada ibu hamil. Denyut
jantung dan konsumsi oksigen dari perubahan tersebut sehingga menjadi target rentan terhadap
patogen. Juga, ingat untuk menghindari resiko dan penyakit yang dapat membahayakan bayi.
Waspadalah terhadap penyakit tertentu bagi ibu biasanya mudah berjangkit, seperti rubella
(ditularkan oleh virus) atau toksoplasmosis (parasit ditemukan dalam kotoran kucing
atau juga kurang matang dalam memasak daging ) karena Ia dapat menyebabkan malformasi
janin. Kebanyakan wanita terjangkit penyakit menular baik di masa kecil dan biasanya dari
faktor kekebalan tubuh yang menurun, Jika Ia tidak dimonitor setiap dua bulan sekali.
pengobatan dapat diberikan segera jika terjadi kontaminasi.
Bakteri di listeriosis, infeksi bawaan makanan, kata sandi juga plasenta. Ini harus hati-hati karena
dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur atau gangguan pernapasan bayi baru lahir.
Bakteri ini sering ditemukan dalam sayuran mentah dan keju dingin.
Disebut penyakit anak (diakuisisi di masa kecil atau sering ditularkan oleh seorang anak) dapat
menjadi "racun" untuk bayi yang belum lahir: cacar air dan campak yang muncul terutama pada
kuartal pertama atau sebaliknya pada akhir kehamilan.
Perlu diketahui bahwa flu juga bisa berbahaya pada trimester kedua dan ketiga kehamilan
terutama jika Anda memiliki jantung atau kegagalan pernafasan, misalnya. Dalam kasus ini,
komplikasi paru influenza lebih sering dan kurang didukung. Bayi itu kemudian mengalami
konsekuensi dari infeksi ini, sangat sering dilahirkan secara prematur.
Juga, dari kehamilan yang tenang, vaksinasi terhadap rubella dan campak sangat dianjurkan jika
penyakit ini belum tertangkap sebelumnya. Hal ini juga berlaku terhadap cacar air. Ini sama
terhadapinfluenza musiman, terutama jika terjadi transisi/perubahan musim adalah dalam waktu
dua atau ketiga trimester kehamilan. Untuk mencegah penyakit menular, tidak hanya mereka
yang terinfeksi jika mereka diidentifikasi.
Tahapan Proses Persalinan
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para
ibu hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain
merupakan hal yang paling mendebarkan. Persalinan terasa akan
menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan
bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia.
Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya bagi
calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi
yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan.
Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses atau tahapan persalinan seperti apa, sehingga para
calon ibu dapat mempersiapkan segala halnya guna menghadapi proses persalinan ini. Proses
persalinan terbagi ke dalam empat tahap, yaitu :
kala I; Tahap Pembukaan
In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka
dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis
karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Pada kala ini terbagi atas dua fase yaitu:
Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm
Fase aktif: yang terbagi atas 3 subfase yaitu akselerasi, steady dan deselerasi
Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan pertama dan 6-10 jam
untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena
adanya kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap
kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah sehingga menyebabkan pembukaan
jalan lahir. Kala I persalinan di sebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang
berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim.
Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu. Menjelang berakhirnya kala I,
pembukaan jalan lahir sudah hampir sempurna. Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan
semakin kuat. Anda mungkin mengalami rasa sakit yang hebat, kebanyakan wanita yang pernah
mengalami masa inilah yang merasakan masa yang paling berat. Anda akan merasakan
datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan terasa seperti ada tekanan yang sangat besar ke arah
bawah, seperti ingin buang air besar.
Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan jalan lahir
sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses persalinan memasuki kala II.
Kala II; Tahap Pengeluaran Bayi
Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3
menit sekali. Kepala janin turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot
dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Anda merasa seperti mau
buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waku mengedan, kepala janin mulai kelihatan,
vulva (bagian luar alat kelamin) membuka dan perineum (daerah antara anus-alat kelamin)
meregang. Dengan mengedan terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin.
Ibu akan merasakan tekanan yang kuat di daerah perineum. Daerah perineum bersifa elastis, tapi
bila dokter/bidan memperkirakan perlu dilakukan pengguntingan di daerah perineum
(episiotomi), maka tindakan ini akan dilakukan dengan tujuan mencegah perobekan paksa daerah
perineum akibat tekanan bayi
3 Tanda Persalinan Sudah Dekat
Tanda-tanda melahirkan bisa saja muncul beberapa hari, seminggu, atau sehari sebelum si jabang
bayi lahir. Tak sedikit ibu hamil (bumil) yang terkecoh dan memutuskan ke rumah sakit bahkan
sampai menginap, namun masih diizinkan pulang oleh dokter karena belum waktunya
melahirkan.
Itulah mengapa bumil sebaiknya mengenali tanda-tanda persalinan sudah dekat, lalu dalam
kondisi apa pula ibu harus mendatangi rumah sakit. Segera bawa bumil ke dokter bila
menemukan tiga tanda ini:
1. Pembukaan.
Adanya pembukaan mulut tahim ditandai dengan keluarnya lendir (mucus) berwarna kemerahan
atau kecoklatan. Teksturnya seperti lendir ingus yang kental. Dalam bahasa medis disebut bloody
show karena lendir ini bercampur darah. Itu terjadi karena di masa ini terjadi pelunakan,
pelebaran, dan penipisan mulut rahim.
Umumnya pada bumil dengan kehamilan pertama, terjadinya pembukaan ini disertai nyeri perut.
Sedangkan pada kehamilan anak kedua dan selanjutnya, pembukaan biasanya tanpa diiringi
nyeri. Rasa nyeri (atau tak nyaman yang dialami) terjadi karena adanya tekanan panggul saat
kepala janin turun ke area tulang panggul sebagai akibat kelanjutan melunaknya rahim.
Ibu akan merasakan ingin sering berkemih dan buang air besar. Untuk memastikan telah terjadi
pembukaan, tenaga medis biasanya akan melakukan pemeriksaan dalam (vaginal touche).
2. Kontraksi.
Menjelang melahirkan, bumil juga akan mengalami kontraksi yang konsisten (teratur). Kontraksi
terjadi pada otot-otot rahim (myometrium) sebagai pengaruh dari meningkatnya produksi hormon
oksitosin menjelang persalinan. Kontraksi ini sebagai suatu proses yang mendorong janin untuk
keluar secara perlahan melalui uterus bawah hingga akhirnya keluar atau lahir.
Kontraksi yang dialami bumil terasa makin sering, makin lama waktunya, dan makin kuat terasa,
diserta mulas atau nyeri seperti kram perut. Perut bumil juga terasa kencang. Nyeri yang
dirasakan terjadi pada bagian atas atau bagian tengah perut atas atau puncak kehamilan (fundus),
pinggang dan panggul serta perut bagian bawah.
Perlu dibedakan dengan konstraksi semu atau kontraksi palsu (braxton hicks) yang umumnya
terjadi pada akhir trimester kedua. Biasanya kontraksi palsu berlangsung pendek waktunya
(kurang dari satu menit), tidak terlalu sering atau tidak teratur, tidak terlalu kuat, tak bertambah
kuat seiring bertambahnya waktu, serta tanpa rasa nyeri atau mulas.
Kontraksi palsu terjadi pada paha bagian dalam, punggung dan bukan pada perut bagian bawah.
Kontraksi ini terjadi sebagai suatu mekanisme latihan dari rahim untuk lebih bersiap-siap kelak
ketika tiba waktunya melahirkan. Jadi kontraksi palsu takkan menyebabkan lahirnya bayi.
Umumnya rasa tidak nyaman ini hilang atau berkurang bila bumil berjalan atau mencoba
berbaring.
Demi memastikan apakah yang dirasakan bumil kontraksi asli atau palsu, saat terjadi kontraksi,
catatlah frekuensinya, kekuatan dan lamanya kontraksi tersebut dengan memanfaatkan stopwatch
atau jam tangan. Suami bisa membantu bumil melakukan pencatatan ini.
Sekali lagi, kontraksi ditandai dengan kontraksi secara berkala, lama, kuat. Lamanya 45-75 detik
dengan kekuatan kontraksi semakin lama bertambah kuat. Saat mulas, jika ibu menekan dinding
perut dengan telunjuk akan terasa perut mengeras. Sedangkan interval kontraksinya akan
bertambah sering, permulaan 10 menit sekali kemudian dua menit sekali.
3. Pecah ketuban.
Satu tanda lagi yang menyertai persalinan adalah pecahnya membran atau ketuban kala kanting
amniotik pecah. Seperti diketahui, di dalam selaput ketuban (korioamnion) yang membungkus
janin, terdapat cairan ketuban sebagai bantalan bagi janin agar terlindungi, bisa bergerak bebas
dan terhindar dari trauma luar.
Cairan ketuban umumnya berwarna bening, tidak berbau, dan akan terus keluar sampai ibu akan
melahirkan. Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir ini bisa terjadi karena berbagai hal. Misal
karena bumil mengalami trauma, infeksi, atau bagian ketuban yang tipis (locus minoris)
berlubang dan pecah.
Bila sudah terjadi pecah ketuban berarti selaput ketuban sudah ada "hubungan" dengan dunia
luar dan membuka potensi kuman untuk masuk. Karena itulah bumil perlu segera mendapatkan
penanganan dan dalam waktu maksimal 24 jam diharapkan bayi sudah bisa dilahirkan. Seiring
pecahnya membran ini, ibu akan mengalami kontraksi atau nyeri yang lebih intensif.
DIABETES MELITUS PADA KEHAMILAN
DIABETES mellitus pada kehamilan dalam istilah kedokteran disebut diabetes mellitus
gestasional. Diabetes mellitus ini mungkin hanya berlangsung selama kehamilan tetapi dapat
juga berlanjut meski sudah tidak hamil lagi.
Menurut penelitian sekitar 40-60 persen ibu yang mengalami diabetes mellitus pada kehamilan
dapat berlanjut mengidap diabetes mellitus setelah persalinan. Disarankan agar setelah persalinan
pemeriksaan gula darah diulang secara berkala misalnya setiap enam bulan sekali.
Faktor risiko diabetes mellitus pada kehamilan adalah riwayat keguguran berulang, pernah
melahirkan bayi yang beratnya sama dengan atau melebihi 4000 g, pernah mengalami
preeklamsia (keracunan kehamilan), atau pernah melahirkan bayi mati tanpa sebab yang jelas
atau bayi dengan cacat bawaan.
Selain itu yang juga merupakan faktor risiko adalah usia ibu hamil yang melebihi 30 tahun,
riwayat diabetes mellitus dalam keluarga, serta pernah mengalami diabetes mellitus pada
kehamilan sebelumnya.
Penatalaksanaan diabetes pada kehamilan sebaiknya dilakukan secara terpadu antara dokter
kebidanan, penyakit dalam, ahli gizi, dan spesialis anak. Sasaran penatalaksanaan adalah
mencapai kadar gula darah yang normal yaitu gula darah puasa kurang dari 105 mg/dl dan dua
jam sesudah makan kurang dari 120 mg/dl. Sasaran dapat dicapai dengan melakukan pengaturan
makan.
Bila diperlukan maka diberikan insulin untuk menurunkan kadar gula darah mencapai normal.
Biasanya bila kadar gula darah puasa melebihi atau sama dengan 130 mg/dl di samping
perencanaan makan perlu diberikan insulin.
Bila kadar gula darah puasa di bawah 130 mg/dl, penatalaksanaan dapat dimulai dengan
perencanaan makan saja. Dalam perencanaan makan dianjurkan jumlah kalori sebesar 35 kal/kg
berat badan ideal, kecuali bila penderita gemuk jumlah kalori dikurangi. Pada kehamilan
biasanya perlu dipertimbangkan penambahan kalori sebanyak 300 kal. Agar janin dalam
kandungan dapat tumbuh secara baik dianjurkan untuk mengkonsumsi protein sebesar 1-1,5 g.
Penggunaan insulin biasanya dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan sesuai kebutuhan
untuk mencapai kadar gula darah yang normal. Biasanya Anda akan diajari menyuntik insulin
sendiri agar tidak tergantung orang lain.
Untuk itu Anda perlu mempelajari prinsip-prinsip sterilitas, mengenal berbagai macam insulin,
serta memahami dosis dan penyediaan insulin yang tepat.
Anda tidak perlu khawatir terhadap pengaruh buruk insulin pada pertumbuhan janin. Justru
pemberian insulin ini diharapkan dapat membantu tercapainya kadar gula darah normal sehingga
janin dapat tumbuh dengan baik dan terhindar dari kesulitan waktu melahirkan.
Bila gula darah tidak dikendalikan, maka terjadi keadaan gula darah ibu hamil yang tinggi
(hiperglikemia) yang dapat menimbulkan risiko pada ibu dan juga janin.
Risiko pada janin dapat terjadi hambatan pertumbuhan karena timbul kelainan pada pembuluh
darah ibu dan perubahan metabolik selama masa kehamilan. Sebaliknya dapat terjadi
makrosomia yaitu bayi pada waktu lahir besar akibat penumpukan lemak di bawah kulit. Juga
pernah dilaporkan terjadinya cacat bawaan karena diabetes mellitus yang tidak diobati waktu
kehamilan.
Risiko lain adalah meningkatnya kadar bilirubin bayi serta gangguan napas dan kelainan jantung.
Pada ibu hamil diabetes mellitus yang tidak diobati dapat menimbulkan risiko terjadinya penyulit
kehamilan berupa preeklamsi, cairan ketuban yang berlebihan, dan infeksi saluran kemih.
Jadi penatalaksanaan diabetes mellitus pada kehamilan perlu dilakukan dengan baik untuk
meningkatkan taraf kesehatan ibu dan bayi.
Download