BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 State of The Art Penelitian sebelumnya berasal dari jurnal-jurnal Indonesia dan jurnal-jurnal internasional yang menjadi acuan dan pendukung dari penelitian Peneliti. Jurnaljurnal tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Nama & No Tahun Penelitian 1 Judul Metode Objek Penelitian Penelitian Penelitian Malmelin, Brands Nando, Branding Moisander, Media observasi, Johanna Management pustaka dan studi Towards and Kualitatif in berdasarkan a kasus. studi Hasil Penelitian Merek Hasil penelitian ini Media adalah untuk meningkatkan perkembangan yang lebih jauh pada (April Research penelitian mengenai 2014) Agenda brand dan branding pada media serta memberikan pandangan yang terkoordinir dan sistematis beberapa yang penelitian sudah dalam media. ‘ 7 melalui ada menejemen 8 Nama & No Tahun Penelitian 2 Judul Metode Objek Penelitian Penelitian Penelitian Ariyanti, Hubungan Aning, Kuantitatif Hasil Penelitian Loyalitas Peneliti Antara Tingkat eksplanatori pembaca mendapatkan temuan Karindra Kebutuhan dengan harian mengenai hubungan (Februari Konsumsi melakukan survey Meteor 2013) Informasi dan kepada sampel signifikan terhadap Kualitas Isi yang sudah tingkat kebutuhan positif serta Media Dengan Perubahan Dari ditentukan. konsumsi informasi Koran Kuning dengan loyalitas Ke pembaca. Selain itu Koran juga, adanya Umum) hubungan positif dan signifikan antara kualitas isi media dengan loyalitas pembaca. Di mana semakin baik kualitas isi suatu media bisa meningkatkan loyalitas pembaca 3 Cooky Tri BRAND Kuantitatif Brand Hasil penelitian di Adhikara, REVITALIZA dengan Image jurnal ini Sindy TION: menyebarkan Green menganalisis merek Kusuma PENCIPTAAN kuesioner Sands yang tertera pada Nurparame BRAND Bebas kosumen, dan sti, IMAGE Alkohol seberapa kuat 2011 PRODUK pengaruh konsumen GREEN dari iklan dan PR SANDS terhadap penciptaan BEBAS citra merek produk 9 Nama & No Tahun Penelitian Judul Metode Objek Penelitian Penelitian Penelitian Hasil Penelitian ALKOHOL Green Sands MELALUI Alcohol-Free. MARKETING Hasilnya, citra COMMUNICA merek yang melekat TION dalam benak (ADVERTISIN konsumen G didefinisikan sebagai DAN PUBLIC ‘cool dan trendy’ RELATION) dan ‘unik dan rasa PADA menyegarkan’. PT. MULTI BINTANG INDONESIA Tbk. 4 Zubaidi, Ruang Publik Kualitatif Website Hasil yang Advan dalam Media berdasarkan Kaskus.us didapatkan dari Navis Baru Oktober (www.kaskus.u 2011 s) observasi, studi penelitian ini ialah pustaka dan studi Kaskus.us layak kasus. menjadi ruang publik bagi membernya karena disebabkan oleh 2 hal, yaitu (1) identitas semu. Pengguna atau member Kaskus bisa memiliki beberapa identitas serta tidak harus memperlihatkan 10 Nama & No Tahun Penelitian Judul Metode Objek Penelitian Penelitian Penelitian Hasil Penelitian identitas aslinya. Hal ini mendorong kebebasan mereka dalam berinteraksi dan berpendapat di dalam forum Kaskus. (2) Kaskus dalah sebuah website yang independen dan bebas beretika yang membuat Kaskus menjadi ruang publik baru. 5 Ulrike User Generated Kuantitaif analisis Public Dari perspektif Arnold Branding: empiris manajemen merek Oct 2010 Integrating komprehensif dia mengan alisis User Generated dampak dari Content program pemasaran into Brand interaktif di Web 2.0 Management , mengevaluasi user generated content sebagai alat dari bauran komunikasi merek . Jurnal inimenyediakan analisis empiris komprehensif tetapi juga implikasi manajerial . Dengan demikian , studi 11 Nama & No Tahun Penelitian Judul Metode Objek Penelitian Penelitian Penelitian Hasil Penelitian perintis ini akan membantu baik ulama dan praktisi untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh dari akar , strategi dan aplikasi dari user generated content dalam branding . Jurnal yang berjudul Brands and Branding in Media Management-Towards a Research Agenda oleh Nando Malmelin dan Johanna Moisander pada tahun 2014 ini dibuat untuk meningkatkan perkembangan yang lebih jauh pada penelitian mengenai brand dan branding pada media serta memberikan pandangan yang terkoordinir dan sistematis melalui beberapa penelitian yang sudah ada dalam menejemen media. Jurnal ini berdasarkan pada konsep dasar dan model komunikasi dan komunikasi pemasaran, seperti mengenai lima pendekatan dalam konseptualisasi brands dan branding dalam menejemen media ialah brand sebagai produk, ekstensi, brand sebagai brand sebagai identitas, brand sebagai diferensiasi, dan brand sebagai ekuitas. Selain manfaat jurnal Brands and Branding in Media Management-Towards a Research Agenda bagi penelitian ini bagi Peneliti untuk memberikan tambahan pemahaman mengenai manfaat dari pendekatan strategi merk dan manjemen merek dalam organisasi media. Tujuan dari jurnal interaksi Hubungan Antara Tingkat Kebutuhan Konsumsi Informasi dan Kualitas Isi Media Dengan Loyalitas Pembaca (Studi Pada Harian Meteor Terkait Perubahan Dari Koran Kuning ke Koran Umum) oleh Aning Karindra Ariyanti pada tahun 2013 adalah untuk mengetahui adalah hubungan antara tingkat kebutuhan konsumsi informasi dan kualitas isi media dengan loyalitas pembaca Harian Meteor. Hasil dari penelitian ini adalah Peneliti mendapatkan 12 temuan mengenai hubungan positif serta signifikan terhadap tingkat kebutuhan konsumsi informasi dengan loyalitas pembaca. Selain itu juga, adanya hubungan positif dan signifikan antara kualitas isi media dengan loyalitas pembaca. Di mana semakin baik kualitas isi suatu media bisa meningkatkan loyalitas pembaca.Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat kebutuhan konsumsi informasi dan kualitas isi media merupakan dua faktor yang diperhatikan oleh pembaca dalam pembentukkan loyalitas terhadap Harian Meteor. Manfaat jurnal bagi penelitian Peneliti adalah untuk memberikan pemahaman mengenai adanya hubungan antara kebutuhan konsumsi informasi dan kualitas isi media terhadap tingkat loyalitas pembaca yang bisa menjadi salah satu cara dalam membentuk strategi komunikasi untuk meningkatkan citra merek. Awal tahun 2002 Green Sands berevitasilasi menjadi Green Sands AlcoholFree dan mempublikasikannya melalui promosi, iklan dan PR. Oleh karena itu, penelitian di jurnal ini menganalisis merek yang tertera pada kosumen, dan seberapa kuat pengaruh konsumen dari iklan dan PR terhadap penciptaan citra merek produk Green Sands Alcohol-Free. Hasilnya, citra merek yang melekat dalam benak konsumen didefinisikan sebagai ‘cool dan trendy’ dan ‘unik dan rasa menyegarkan’. Variasi strategi yang digunakan oleh perusahaan PT Multi Bintang Indonesia dapat menunjang perusahaan untuk berlomba membuat Strategi yang baik sehingga berdampak baik bagi citra suatu perusahaan. Peneliti menggunakan jurnaln ini sebagai panduan untuk mendapatkan informasi bagaimana membangun brand image dengan berbagai cara seperti beriklan dan melakukan strategi Public Relations. Dalam jurnal ilmu komunikasi Ruang Publik dalam Media Baru (www.kaskus.us) oleh Advan Navis Zubaidi pada tahun 2011 bertujuan untuk melihat kelayakan dari Kaskus.us sebagai media baru sebagai ruang publik pada era global dan digital ini. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini ialah Kaskus.us layak menjadi ruang publik bagi member-nya karena disebabkan oleh 2 hal, yaitu (1) identitas semu. Pengguna atau member Kaskus bisa memiliki beberapa identitas serta tidak harus memperlihatkan identitas aslinya. Hal ini mendorong kebebasan mereka dalam berinteraksi dan berpendapat di dalam forum Kaskus. (2) Kaskus dalah sebuah website yang independen dan bebas beretika yang membuat Kaskus menjadi ruang publik baru. Manfaat jurnal bagi penelitianPeneliti adalah kesamaan indentitas dalam forum Female Daily dan Kaskus, di mana kehadiran ruang publik baru yang 13 menyediakan berbagai layanan dan keunggulan yang berbeda dengan ruang publik media kovensional yang sudah ada selama ini. 2.2 Landasan Konseptual Landasan konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep komunikasi massa, online community, public relations, user-generated content, forum dan online public relations.. Berikut adalah penjelasan dari konsep-konsep yang menjadi landasan dalam penelitian ini: 2.2.1 Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Bittner dalam Rakhmat, (2009) adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Menurut George Gerbner dalam Rakhmat, (2007) “Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societes” (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri). Menurut definisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar (Rakhmat seperti yang dikutip dalam Komala, dalam Karlinah. 1999). Model Lasswell sering digunakan pada proses komunikasi massa. Mulayana (Mulyana, 2008) mengatakan, “Model ini menggambarkan komunikasi dalam ungkapan who says what in which channel to whom with what effect”. Yang artinya dalam bahasa Indonesia, siapa mengatakan apa dengan medium apa kepada siapa dengan pengaruh apa. Who di sini maksudnya adalah pihak yang membuat dan menyebarkan berita, Says what adalah informasinya, in which channel adalah media yang digunakan untuk berkomunikasi, to whom adalah masyarakat, dan with what effect adalah pengeruh yang diciptakan pesan dari media massa kepada masyarakat yang melihat, mendengar atau menyaksikan pesan yang ada. 14 2.2.1.1 Komponen Komunikasi Massa Menurut George Gerbner dalam Rakhmat, (2007) definisi komunikasi massa yang intinya berbunyi “Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaska nteknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri”. Dari definis tersebut peneliti menyimpulkan bahwa proses komunikasi massa memiliki komponen yang lebih banyak bila dibandingkan dengan bentuk komunikasi yang lain. Hiebert, Ungurait, dan Bohn dalam Ardianto, Komala, Karlinah (2014), mengemukakan komponen-komponen komunikasi massa meliputi: - Communicators Proses komunikasi massa diawali oleh komunikator. Komunikator dalam media massa berbeda dengan komunikator dalam komunikasi antarpersona. Pengirim pesan dalam komunikasi massa bukan seorang individu melaikan suatu institusi, gabungan dari berbagai pihak. - Codes and Content Codes adalah sistem simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi, misalnya: kata-kata lisan, tulisan, foto, musik, dan film (moving pictures). Content atau isi media merujuk pada makna dari sebuah pesan, bisa berupa informasi mengenai perak Irak atau sebuah lelucon yang dilontarkan seorang komedian. - Gatekeeper Gawang yang dimaksud dalam hal ini adalah gawaang dari sebuah media massa, agar media massa tersebut tidak “kebobolan”. Kebobolan dalam pengertian media massa tersebut tidak diajukan oleh pengadilan oleh pembacanya karena menyampaikan berita yang tidak akurat, menyinggung reputasi seseorang, mencemarkan nama baik seseorang, dan lain-lain. - Regulator Peran regulator hampir sama dengan gatekeeper, namun regulator bekerja di luar institusi media yang menghasilkan berita. Ardianto (2014) sementara di Indonesia, yang termasuk kategori regulatordi antaranya adalah pemerintah dengan perangkat undang-undangnya, khalayak penonton, pembaca, pendengar, asosiasi profesi, Lembaga Sensor Fil, Dewan Pers yang mengatur media cetak, dan Komite Penyiaran Indonesia (KPI) untuk media elektronik. 15 - Media Media massa terdiri dari: (1). Media cetak, yaitu surat kabar dan majalah: (2.) media elektronik, yaitu radio siaran, televisi, dan media online (internet). - Audiens Marshall Mcluhan dalam Ardianto (2014: 40) menjabarkan audience sebagai sentral komunikasi massa yang secara konstan dibombardir oleh media. Audiens komunikasi massa memiliki karakteristik sebagai berikut: Audiens biasanya terdiri atas individu-individu yang memiliki pengalaman yang sama dan terpengaruh oleh hubungan sosial dan interpersonal yang sama. Individu-individu ini memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan kebiasaan atas kesadaraan sendiri. Audiens berjumlah besar. Menurut Charles Wright, besar di sini dalam artian sejumlah besar khayalak yang dalam waktu singkat dapat dijangkau oleh komunikator komunikasi massa, di mana jumlah khayalak tersebut, tidak dapat diraih bila komunikasi dilakukan secara tatap muka (face to face). Audiens bersifat heterogen, bukan homogen. Individu-individu dalam audiens mewakili berbagai kategori sosial. Meskipun beberapa media membidik audiens dengan karakteristik tertentu, masing-masing individu itu pun akan heterogen. Audiens bersifat anonim. Meskipun mengetahui karakteristik umum khayalaknya, komunikator biasanya tidak mengetahui identitas komunikannya dan pada siapa ia berkomunikasi. Audiens biasanya tersebar, baik dalam konteks ruang dan waktu, Hiebert, Ungurait, dan Bohn dalam Ardianto, Komala, Karlinah (2014). 2.2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Menurut Dominick dalam Ardianto, (2007) yaitu fungsi komunikasi massa terdiri dari: 16 1. Surveillance (Pengawasan) Fungsi ini menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan maupun yang dapat membantu publik dalam kehidupan sehari-hari. 2. Interpretation (Penasiran) Mengajak para pembaca untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpesona atau komunikasikelompok. 3. Linkage (Pertalian) Di mana media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of values (Penyebaran nilai-nilai) Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. 5. Entertainment (Hiburan) Untuk mengurangi ketegangan pikiran publik, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran publik segar kembali. 2.2.2 Public Relations Public Relations (PR) adalah sebuah ilmu dalam rumpun ilmu sosial, menjadi bagian ilmu dari induknya ilmu komunikasi. Selain ilmu, PR pun menjadi sebuah profesi di bidang komunikasi, yakni profesi sebagai Public Relations Officer (PRO/pejabat humas) di lembaga atau perusahaan: sebagai konsultan PR, yakni event organizer (penyelenggara berbagai event dari lembaga atau perusahaan yang menjadi klien-nya): researcher for public relations (konsultan bidang penelitian PR): crisis PR, crisis communications, crisis management (konsultan untuk menangani krisis PR, krisis komunikasi dan krisis manajemen): expert of PR (tenaga ahli di kementrian, perusahaan dan organsasi nirlaba): dan sebagainya (Ardianto, 2014). 17 2.2.2.1 Definisi Public Relations Definisi Public Relations menurut Elvinaro Ardianto (2011) yaitu : - Sengaja (deliberate) Kegiatan PR adalah sesuatu yang disengaja, dirancang untuk mempengaruhi, mendapatkan pengertian, memberikan informasi, dan memperoleh umpan balik (reaksi dari mereka yang terkena dampak kegiatan). - Terencana (planned). Kegiatan PR adalah sesuatu yang terorganisasi.Solusi masalah diketahui dan logistik dipikirkan, dengan kegiatan yang memerlukan jangka waktu. Kegiatan ini sistematis, membutuhkan riset dan analisis. - Kinerja (performance). PR yang efektif didasarkan pada kebijakan dan penampilan nyata dari seseorang atau sebuah organisasi. Tidak ada public relations yang dapat menciptakan simpati serta dukungan jika organisasi yang bersangkutan merupakan pemilik usaha yang tidak tanggap terhadap kepentingan masyarakat. - Kepentingan publik (public interest). Dasar dari setiap kegiatan PR adalah melayani kepentingan publik dalam suatu masyarakat, bukan sekedar memperoleh keuntungan bagi organisasi. Idealnya, saling menguntungkan bagi organisasi dan masyarakat.ini adalah benang yang menjalin kepentingan diri organisasi dengan kepentingan dan urusan masyarakat. - Komunikasi dua arah (two way communication) Kamus sering kali memberikan kesan bahwa PR terdiri hanya dari penyebaran materi melalui informasi. Namun, penting juga bahwa definisi itu termasuk umpan balik dari khalayak. Kemampuan mendengarkan adalah bagian dari keahlian komunikasi yang pokok. - Fungsi manajemen (management function) PR paling efektif apabila berfungsi menjadi bagian dari pengambilan keputusan oleh manajemen puncak. PR melibatkan konsultasi dan pengentasan masalah tingkat tinggi, tidak hanya mengeluarkan informasi setelah keputusan dibuat. 18 2.2.2.2 Fungsi Public Relations Menurut Kriyantono (2008), fungsi PR yaitu: a. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam rangka mencapai tujuan bersama. b. Membina hubungan yang baik atau harmonis antara organisasi dengan pihak publiknya, sebagai khalayak sasarannya. c. Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya. d. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama. e. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. 2.2.2.3 Peranan Public Relations Menurut Saputra dan Nasrullah (2011): 1. Sebagai communicator atau penghubung antara orrganisasi atau lembaga yang diwakilinyadengan publiknya. 2. Membina relationship ,y a i t u b e r u p a y a membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya. 3. Peranan backup management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan. 4. Membentuk corporate image, artinya peranan public relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya. 2.2.2.4 Online Public Relations Menurut Bob Julius Onggo (2004), e-PR adalah aktivitas public relations yang menggunakan internet. Menurut Kriyantono (2008), electronic public relations (e-PR) adalah penggunaan internet untuk menunjang kegiatan public relations melalui internet, dimungkinkan oleh Public Relations menjalin hubungan baik untuk mempertahankan dukungan publik. Kemudian dijelaskan lebih lanjut lagi oleh Bob Julius Onggo (2004),Jika diuraikan, maka e-PR itu adalah : 19 1. E adalah electronic. “e” di dalam E-PR sama halnya dengan “e” sebelum kata mail dan commerce yang mengacu pada media elektronik internet. Mengingat popularitas dan multifungsi media internet, media ini di manfaatkan pula oleh pelaku Public Relations untuk membangun merek (brand) dan memelihara kepercayaan (trust). 2. P adalah public. “Public” disini bukan hanya berlaku pada publik, namun pada konsumen. Publik juga tidak mengacu hanya pada satu jenis pasar konsumen, namun pada berbagai pasar atau public audiens. Media internal bisa memudahkan kita untuk menjangkau mereka dengan lebih cepat atau sebaliknya, memudahkan mereka untuk menjangkau kita, mulai dari komunitas mikro atau niche market hingga hiperrmarket. 3. R adalah relations Relations merupakan hubungan yang harus dipupuk antar pasar dan bisnis. Itu adalah kunci kepercayaan pasar agar suatu bisnis berhasil. Menariknya melalui media internet, hubungan yang sifatnya one-to-one dapat dibangun dalam waktu yang cepat karena sifat internet yang lebih aktif. Hal ini berbeda dengan public konvensional, dimana kita harus menjangkau mereka dengan sifat one-to-many Tiga Elemen Online Public Relations Berhubungan dengan internet, seorang online public relations harus tahu bagaimana masyarakat menggunakan internet sebagai media. PLATFOR CHANNE CONTEXT LS Gambar 2.1 The Tree Elements of Online Public Relations Sumber: Phillips, Young (2001 : 94) 20 Seperti yang dikutip dalam Phillips & Young (2001: 95) : - Platforms are the device we use to access the internet and its knowledge. These may be a mobile phone, PC, laptop, computer game, television set, in-car entertainment, e-poster, e-book, or many other things now and in the future. - Channels include the means by which we access information, like SMS, e-mail, instant messaging, websites, social networks (like MySpace and Bebo), blogs, Twitter (micro-blogs), wiki, virtual environtments and dozens more - The context is important too. Is access at home, travelling, at work, in company, alone; when interactivity is easy or hard; in different moods; in different time zones and places and when time is at a premium or not 2.2.2.5 Internet Menurut Biagi Shirley (2010), internet merupakan kombinasi dari ribuan jaringan komputer yang mengirim dan menerima data dari seluruh dunia yang memiliki suatu kepentingan yang bersaing bergabung bersama-sama dengan tujuan yang sama, namun tidak ada pemilik umumnya. Tidak ada badan pemerintah atau komersial yang memiliki keuntungan bersih atau langsung dari operasinya. Menurut Kriyantono (2008), internet merupakan jaringan longgar dari banyak ribuan jaringan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. 2.2.3 Brand (Merek) Menurut asosiasi pemasaran Amerika yang dikutip oleh Kotler (2007), mendefinisikan merek sebagai sebuah nama, tanda, istilah, simbol atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing. Dengan demikian, sebuah merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Menurut Durianto, Sugiarto dan Lie Joko Budiman (2004) merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi h al-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang 21 atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Menurut Freddy Rangkuti (2004) merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-h al tersebut. Konsumen akan merasa senang dengan pilihan yang dibuat oleh sebuah produk sehingga tertarik untuk membeli dan menggunakannya tergantung dari apakah merek yang dikenal baik atau tidak. Sebuah merek yang baik akan selalu berada dalam benak konsumen sehingga membuat konsumen selalu teringat merek tersebut ketika hendak membutuhkan sebuah produk. Merek mempunyai peranan yang penting untuk mengidentifikasikan sebuah produk, pengertian yang salah dari konsumen terhadap sebuah merek akan berakibat fatal dan menyebabkan konsumen tidak dapat menangkap nilai dan tujuan dari merek yang ada. 2.2.4 Komunitas Online Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berasal dari kata communis. Yaitu masyarakat, publik atau orang (Jasmadi, 2008). Sedangkan menurut Bungin (2008) komunitas adalah sekelompok manusia yang dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas – batas yang telah dirumuskan secara jelas. Bungin (2008) menambahkan ketika penemuan teknologi informasi seperti yang dijelaskan di atas berkembang dalam skala massal, maka teknologi itu telah mengubah bentuk masyarakat manusia dari masyarakat dunia lokal menjadi masyarakat dunia global, sebuah dunia yang sangat transparan terhadap perkembangan informasi, transportasi serta teknologi yang begitu cepat dan begitu besar mempengaruhi peradaban umat manusia, sehingga dunia juga dijuluki the big village, yaitu sebuah desa yang besar dimana masyarakatnya saling kenal dan saling menyapa satu dengan lainnya. Masyarakat global itu juga dimaksud sebuah kehidupan yang memungkinkan komunitas manusia menghasilkan budaya – budaya bersama. Menurut Jasmadi (2008), komunitas online adalah sekelompok orang dalam berkomunikasi menggunakan internet sebagai media utama dan tidak mengandalkan pertemuan langsung secara fisik. Menurut Bungin (2008), komunitas online membangun dirinya dengan sepenuhnya mengandalkan interaksi sosial dan proses sosial dalam kehidupan 22 kelompok (jaringan) intra dan antar sesama anggota masyarakat maya. Dipastikan bahwa konstruksi komunitas online pada mulanya berkembang dari sistem intra dan antar jaringan yang berkembang menggunakan sistem sarang laba – laba sehingga membentuk sebuah jaringan masyarakat yang besar. Bungin (2008) menjelaskan lebih dalam bahwa di sistem internet, kelompok terbesar dalam komunitas online adalah kelompok yang keanggotaanya didasarkan pada kebutuhan layanan tuan rumah (website) terhadap tamu uang terdiri dari dua status keanggotaan, pertama adalah keanggotaan yang bersifat free (bebas biaya) seperti keanggotaan dalam pelayanan e-mail, chatting dan ebberapa website teretntu, serta yang kedua keanggotaan tetap berdasarkan pada status member pada provider atau website tertentu. Jadi, pengelompokan anggota dari komunitas online tejadi ketika kebutuhan informasi tertentu dapat dilayani oleh pemilik website sehingga dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat luas. 2.2.4.1 Forum Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata forum memiliki arti: (1) lembaga atau badan; wadah, ( 2) tempat pertemuan untuk bertukar pikiran secara bebas. Jasmadi & E-Media Solusindo(2008) mengatakan bahwa forum adalah salah satu sarana diskusi online di Internet, yang didalamnya terdapat banyak anggota sehingga dapat dijadikan tempat alternatif untuk berpromosi Sementara Juju & Sulianta mengemukakan bahwa forum adalah tempat berdiskusi mengenai apa saja dan biasanya membahas suatu topik tertentu,yang didalamnya terdiri dari admin, moderator, dan anggota (Juju & Sulianta : 2010). Secara umum struktur forum (Anwari : 2004) adalah sebagai berikut: Forum Sub forum Thread Reply 2.2.4.2 User-generated Content (USG) Dalam hal forum, terutama forum dan komunitas online sering kita jumpai forum dan komunitas online yang content-nya berasal dari User-generated content, termasuk forum Female Daily. Jasmadi (2009) menjelaskan bahwa pengertian USG sebenarnya cukup sederhana, yaitu konten yang dihasilkan dari user atau penggunanya sendiri. Babak ini sudah lama dimulai, situs-situs yang populer kini pun banyak mengandalkan USG 23 untuk selalu menjadi situs yang up-to-date. Pemilik situs hanya membuat perbaikan atau perubahan yang dianggap perlu saja. Sementara update informasi dan segala interaksi di dalam situs tersebut justru berasal dari partisipasi aktif para penggunananya sehingga orang selalu dan terus-menerus tertarik untuk mengunjungi situs tersebut” Yang kemudian dijelaskan lagi oleh Marie-Francine Moens, Juanzi Li, TatSeng Chua (2014), User-generated content (UGC) is defined as “any form of content such as blogs, wikis, discussion forums, posts, chats, tweets, podcasting, pins, digital images, video, audio files, advertisements and other forms of media that was created by users of an online system or service, often made available via social media websites. 2.2.4.3 Content Management Dalam hal pengelolaan konten, hal yang diterapkan oleh Female Daily sejalan dengan konsep penulisan konten konten yang dilakukan Female Daily juga sesuai dengan konsep yang dijelaskan. Newson & Hayes (2014) mengenai penulisian konten ke audiens, yaitu dengan menyederhanakan konteks yang ada. Beberapa hal yang harus diperhartikan adalah: - Know Your Subject. - Use Plain English - Describe, Don’t Define. - Take One Step at a Time - Make the Central Points Clear - Explain the Unfamiliar with the Familiar 24 2.3 Kerangka Pemikiran USER-GENERATED CONTENT KOMUNITAS Konten yang dihasilkan dari user atau ONLINE FORUM penggunanya sendiri (Jasmadi : 2009) FEMALE DAILY BRAND ONLINE PUBLIC Merek sebagai sebuah nama, tanda, istilah, RELATIONS simbol atau rancangan, atau kombinasi dari Kriyantono (2008), semuanya, yang dimaksudkan untuk electronic public mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau relations (e-PR) kelompok penjual dan untuk adalah penggunaan mendiferensiasikannya dari barang atau jasa . internet untuk (Asosiasi pemasaran Amerika yang dikutip menunjang kegiatan Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Sumber: hasil penelitian Alur dari penelitian ini dimulai dari kehadiran forum komunitas online yaitu Female Daily Forum yang sudah ada dari tahun 2007. Sampai penelitian ini ditulis, komunitas online Female Daily forum sudah mencapai 250.000 orang lebih, 10.000 threads, ratusan brands dan postingan, mereka juga memiliki 1.000.000 unique visitor tiap bulan, yang menadakan traffic forum ini tinggi. Forum Female Daily menggunakan user-generated content dalam hal proses komunikasi yang terjadi dalam Forum Female Daily, yang di mana artinya forum ini sangat member- centered, oleh karena itu dibutuhkan Praktisi Online PR untuk bisa mengontrol komunitas online dan user-generated content tersebut agar sejalan dengan brand Female Daily itu sendiri yang berfokus pada empowering women.