BAB II LANDASAN TEORI A. Dosa dalam Perspektif Kristen 1. Arti Dosa Alkitab menggunakan beberapa istilah untuk dosa. Kata Ibrani yg paling umum ialah khatta't (dlm berbagai bentuk dari akar kata yg sama), 'awon, pesya `ra`; dan kata Yunani ialah hamartia, hamartema, parabasis, paraptoma, poneria, anomia dan adikia. Ada beda pengertian terkandung dalam masing-masing istilah itu yang memantulkan berbagai segi, dan dari situ orang mengenali dosa. Dosa ialah kegagalan, kekeliruan atau kesalahan, kejahatan, pelanggaran, tidak menaati hukum, kelaliman atau ketidakadilan. Dosa ialah kejahatan dalam segala bentuknya.8 Dosa menyebabkan keadaan yang buruk yang hanya dapat dipulihkan oleh Allah. Dosa menyebabkan orang menyimpang dari jalan yang benar dan merusak apa yang diciptakan Tuhan dengan baik. Dosa tidak bisa merugikan Tuhan sendiri, tetapi hubungan kita dengan Tuhan dan dengan sesama manusia. 9 2. Asal Mula Alkitab menerangkan bahwa dosa berasal dari suatu makhluk yang mempunyai kehendak bebas, yaitu si iblis. Pada mulanya iblis adalah seorang malaikat Allah yang terang dan mulia. Ia telah memberontak dan durhaka kepada Allah. Alkitab menerangkan bahwa dosa iblis berasal dari kesombongannya. Dosa pertama itu berasal dari kehendak iblis. Allah menciptakan malaikat-malaikat sebagai pelayan-Nya dengan kehendak yang bebas, dan itu akan menjadi baik asal digunakan dengan baik dan bertanggung jawab10 8 “Dosa,” Studi Kamus, 5 November 2015. www.alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=dosa Adolf Heuken S. J., Ensiklopedi Gereja, Jilid IV. (Jakarta: Ikrar Mandiriabadi, 2004), 79. 10 “Dosa dalam Perspektif Iman Kristen,”, 5 November 2015. www. psbobby.wordpress.com/2010/05/27/670/ 9 6 B. Kasih dalam Perspektif Kristen Kasih merupakan konsep utama dalam kehidupan Kekristenan. Kasih merupakan kekuatan yang dapat mempersatukan. Dalam Rodney J. Hunter, Tillich mengatakan bahwa kasih merupakan kekuatan hidup yang bergerak yang akan membawa persatuan bagi yang sudah terpisahkan. Tillich membagi kasih menjadi 4 jenis, yaitu: epithymia (libido atau hasrat), eros (perjuangan untuk sesuatu yang berharga), philia (berdasarkan hubungan yang menguntungkan dan penghargaan), dan agape (penyerahan diri yang memberikan nilai terhadap pihak lain).11 Berdasarkan Kekristenan, kasih dapat terjadi hanya pada saat manusia, dengan anugerah, menjadi saluran untuk kasih ilahi. Manusia sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk memberikan cinta kepada Tuhan. Hanya melalui anugerah Tuhan, manusia diberi kapasitas untuk menjadi objek Kasih Nya.12 C. Perilaku Dosa dalam Perspektif Kristen Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, ada beberapa perilaku dosa yang muncul di tengah-tengah masyarakat dan mengakibatkan pelaku dosa tersebut mengalami diskriminasi sosial dan perlakuan yang tidak manusiawi. Contoh perilaku dosa tersebut adalah, penyakit HIV AIDS yang salah satu penyebabnya adalah seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan LGBT (Lesbian, gay, biseksual, dan transgender). Diskriminasi adalah pandangan negatif untuk memperlakukan seseorang secara tidak adil yang berdasarkan prasangka tertentu. Diskriminasi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, contohnya di tengah keluarga, masyarakat, sekolah, tempat peribadatan, tempat kerja, pelayanan hukum, maupun pelayanan kesehatan. Tindakan diskriminasi merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia. 11 Rodney J. Hunter, Dictionary of Pastoral Care and Counseling. (Nashville: Abingdon Press, 1990), 666. 12 Hunter, 666. 7 Dewasa ini sering ditemukan tindakan diskriminasi terhadap mereka yang terjerumus perilaku dosa tersebut. “Ketika seseorang sudah tervonis menjadi Odha (orang dengan HIV AIDS), seringkali mereka mendapatkan perlakuan diskriminatif dari orang-orang disekitarnya. Perlakuan ini dilakukan oleh keluarga, lingkungan masyarakat, bahkan petugas kesehatan. Persepsi bahwa pengidap adalah pembawa virus berbahaya memunculkan perilaku diskriminatif. Keluarga dan masyarakat cenderung melakukan tindak pengucilan pada Odha. Misalnya, tidak mengizinkan anggota keluarga untuk mendekat pada Odha, tidak diakui sebagai anggota keluarga lagi, mengusirnya ke pinggiran desa, dan mengucilkannya dari pergaulan kemasyarakatan.”13 “Cara pandang, pola pikir, sikap dan tingkah laku masyarakat terhadap penyalahguna narkoba yang terjadi selama ini terlihat jelas bahwa korban penyalahguna narkoba belum bisa diterima secara terbuka di tengah-tengah masyarakat, mereka masih merasa Stigma dan diskriminasi ditengah masyarakat cukup membuat mereka sulit dapat melakukan kegiatan seperti manusia normal pada umumnya, padahal keinginginan mereka untuk berubah sangat besar. Sayang nya masyarakat banyak yang mencibir dan mengucilkan mereka.” 14 “Arus Pelangi, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang membela hak-hak kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), menemukan bahwa nyaris 90% kaum LGBT di Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar mengalami kekerasan dan diskriminasi. Temuan tersebut diungkapkan Ketua Arus Pelangi, Yuli Rustinawati, dalam diskusi laporan Badan Perserikatan Bangsa Bangsa yang menangani pembangunan (UNDP) tentang kondisi LGBT di Indonesia. "Dalam penelitian kami, terdapat 89,3% kaum LGBT di Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar pernah mendapat perlakuan kekerasan dan diskriminasi. Tindak kekerasan kami kategorikan menjadi lima bagian, yakni aspek fisik, psikis, seksual, ekonomi, dan budaya," kata Yuli.” 15 13 Ayu, “Dukungan Sosial pada ODHA”, Odha Berhak Sehat, 6 November 2015. www.odhaberhaksehat.org/2013/dukungan-sosial-pada-odha/ 14 Taharulah, “Jangan Diskriminasi Korban Penyalahguna Narkoba”, Rubrik, 6 November 2015. www.kompasiana.com/taharulah/jangan-diskriminasi-korban-penyalahgunanarkoba_54f6861ea33311197c8b502d 15 “Kaum LGBT Indonesia Alami Diskriminasi”, Berita Indonesia, 14 November 2015. www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140814_lgbt_indonesia 8 Sebagai sesama manusia, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk mengingatkan mereka untuk tidak mengulangi tindakan dosa tersebut, namun di sisi sebaliknya, kita juga harus tetap memperlakukan mereka selayaknya manusia yang lain karena mereka juga memiliki hak untuk hidup dan diperlakukan sebagai manusia. Dukungan sosial sangat penting bagi mereka. Menurut Sarafino dalam Ayu, mengatakan bahwa dukungan sosial dibagi menjadi 4 yaitu dukungan emosional dan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan.16 Mengapa dukungan sosial perlu dilakukan? “Pertama, dukungan sosial yang kita berikan dapat memberi mereka mereka kekuatan untuk berani mengutarakan perihal kondisi mereka. Kedua, dukungan sosial yang kita berikan dapat melindungi kita tindak kejahatan yang mungkin akan dilakukan. Ketiga, dukungan sosial yang kita berikan dapat membantu mereka untuk mendapatkan pengobatan yang layak.”17 Sudah seharusnya kita membenci tindakan dosa tersebut dan tidak mengizinkan itu terjadi, namun kita harus tetap mengasihi pelaku dosanya dengan memberikan mereka dukungan sosial untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. D. Komposisi Musik Komposisi musik merupakan susunan musik yang disusun menggunakan notasi musik dan biasanya disajikan secara langsung atau direkam.18 Komposisi musik terdiri dari musik atonal dan tonal. Atonal merupakan gaya komposisi tanpa tanda mula atau tanda kunci, sebaliknya tonal menggunakan tanda kunci. Komposisi musik adalah susunan komponen musik yang bersumber dari sebuah tema musik yang ingin dikembangkan. 16 Ayu, 17 November 2015. www.odhaberhaksehat.org/2013/dukungan-sosial-pada-odha/ Ayu, 17 November 2015. www.odhaberhaksehat.org/2013/dukungan-sosial-pada-odha/ 18 Nicolae Sfetcu, The Music Sound (New York: Dorling Kindersley, 2014), 347. 17 9 E. Paduan Suara 1. Paduan : Padu = padan, selaras, harmonis Suara : bunyi yang dihasilkan dari alat ucap manusia Paduan suara adalah penggabungan dua suara atau lebih yang membentuk satu kesatuan yang harmonis. Suatu penampilan paduan suara biasanya dipimpin oleh choirmaster atau conductor yang umumnya sekaligus adalah pelatih paduan suara tersebut. Umumnya paduan suara terdiri atas empat bagian suara (sopran, alto, tenor, dan bass), walaupun dapat dikatakan tidak ada batasan jumlah suara yang terdapat dalam paduan suara. Bila menyanyi dengan satu suara, paduan suara tersebut diistilahkan menyanyi secara unisono. Kelompok paduan suara dapat bernyanyi dengan atau tanpa iringan alat music, yang disebut a cappella. Bila bernyanyi dengan iringan, alat musik pengiring paduan suara dapat dengan berbagai alat musik, baik satu maupun kelompok. 2. Pengklasifikasian Paduan Suara a. Berdasarkan Usia 1) Children Choir Paduan Suara Anak: suara anak laki-laki dan perempuan yang mempunyai timbre sama. 2) Mixed Choir Paduan Suara Dewasa: suara pria dan wanita dewasa. Suara pria berada pada satu oktaf dibawah suara wanita. b. Berdasarkan Gender 1) Pria 2) Wanita c. Berdasarkan jumlah anggota/kelompok penyaji 1) Paduan Suara Kecil/Small Choir a) Duo/duet : disajikan oleh dua orang b) Trio : disajikan oleh tiga orang c) Kuartet : disajikan oleh empat orang d) Kuintet : disajikan oleh lima orang 10 e) Sektet : disajikan oleh enam orang f) Septet : disajikan oleh tujuh orang g) Oktet : disajikan oleh delapan orang 2) Paduan Suara Sedang/Middle Choir: disajikan oleh lebih dari delapan orang sampai dengan sekitar kurang lebih empat puluh orang. 3) Paduan Suara Besar/Big Choir: disajikan secara kolosal oleh lebih dari empat puluh orang. 4) Paduan Suara Campuran/Mixed Choir. Terdiri dari suara sopran, alto, tenor dan bass (SATB). Seringkali salah satu atau beberapa jenis suara tersebut dibagi lagi menjadi dua atau lebih, misalnya SSAATTBB (setiap jenis suara dibagi dua) 5) Paduan Suara Wanita/Female Choir: terdiri atas jenis suara sopran dan alto yang masing-masing suaranya dibagi menjadi dua (SSAA). Bentuk lain adalah tiga suara yaitu sopran, mezzo sopran dan alto. 6) Paduan Suara Pria/Male Choir: terdiri atas suara tenor, bariton dan bass 7) Paduan Suara Anak/Chidren Choir F. Rencana Komposisi Komposisi yang akan disusun adalah komposisi untuk paduan suara campuran dengan tema mengasihi para pelaku dosa tersebut dengan memberi dukungan sosial, dan motivasi untuk tidak membiarkan mereka melakukan dosa tersebut. Alat musik pengiring yang akan digunakan adalah piano. Komposisi ini terdiri dari 4 lagu yaitu: 1. “Sinner Man” Lagu pertama dalam komposisi ini berjudul “Sinner Man”. Lagu ini berisi tentang dosa yang sudah merasuki semua kehidupan, betapa sulitnya manusia terlepas dari dosa. Pada bagian ini paduan suara dan piano bermain bersama dalam tonalitas D minor. 11 2. “You Are Not Forgotten” Lagu kedua berjudul “You Are Not Forgotten”. Lagu ini berisi tentang reaksi kita terhadap pelaku dosa tersebut agar kita tetap menunjukkan kasih dan memberi dukungan sosial. Pada bagian ini paduan suara dan piano bermain bersama dalam tonalitas F mayor. 3. “Lead The Way” Lagu ketiga berjudul “Lead The Way”. Lagu ini berisi tentang kondisi emosional pelaku dosa tersebut yang membutuhkan Tuhan agar memimpin kehidupan mereka ke arah yang lebih baik. Pada bagian ini paduan suara dan piano bermain bersama-sama dalam tonalitas C mayor. 4. “Forgiven” Lagi terakhir berjudul “Forgiven”. Lagu ini berisi tentang kasih Tuhan yang sudah dicurahkan kepada manusia melalui pengampunanNya. Pada bagian ini paduan suara dan piano bermain bersama dalam tonalitas G mayor. 12