6 BAB II LANDASAN TEORI A. Dosa dalam Perspektif Kristen 1. Arti

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Dosa dalam Perspektif Kristen
1. Arti Dosa
Alkitab menggunakan beberapa istilah untuk dosa. Kata Ibrani yg
paling umum ialah khatta't (dlm berbagai bentuk dari akar kata yg sama),
'awon, pesya `ra`; dan kata Yunani ialah hamartia, hamartema,
parabasis, paraptoma, poneria, anomia dan adikia. Ada beda pengertian
terkandung dalam masing-masing istilah itu yang memantulkan berbagai
segi, dan dari situ orang mengenali dosa. Dosa ialah kegagalan,
kekeliruan atau kesalahan, kejahatan, pelanggaran, tidak menaati hukum,
kelaliman atau ketidakadilan. Dosa ialah kejahatan dalam segala
bentuknya.8 Dosa menyebabkan keadaan yang buruk yang hanya dapat
dipulihkan oleh Allah. Dosa menyebabkan orang menyimpang dari jalan
yang benar dan merusak apa yang diciptakan Tuhan dengan baik. Dosa
tidak bisa merugikan Tuhan sendiri, tetapi hubungan kita dengan Tuhan
dan dengan sesama manusia. 9
2. Asal Mula
Alkitab menerangkan bahwa dosa berasal dari suatu makhluk yang
mempunyai kehendak bebas, yaitu si iblis. Pada mulanya iblis adalah
seorang malaikat Allah yang terang dan mulia. Ia telah memberontak dan
durhaka kepada Allah. Alkitab menerangkan bahwa dosa iblis berasal dari
kesombongannya. Dosa pertama itu berasal dari kehendak iblis. Allah
menciptakan malaikat-malaikat sebagai pelayan-Nya dengan kehendak
yang bebas, dan itu akan menjadi baik asal digunakan dengan baik dan
bertanggung jawab10
8
“Dosa,” Studi Kamus, 5 November 2015. www.alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=dosa
Adolf Heuken S. J., Ensiklopedi Gereja, Jilid IV. (Jakarta: Ikrar Mandiriabadi, 2004), 79.
10
“Dosa dalam Perspektif Iman Kristen,”, 5 November 2015.
www. psbobby.wordpress.com/2010/05/27/670/
9
6
B. Kasih dalam Perspektif Kristen
Kasih merupakan konsep utama dalam kehidupan Kekristenan. Kasih
merupakan kekuatan yang dapat mempersatukan. Dalam Rodney J. Hunter,
Tillich mengatakan bahwa kasih merupakan kekuatan hidup yang bergerak
yang akan membawa persatuan bagi yang sudah terpisahkan. Tillich membagi
kasih menjadi 4 jenis, yaitu: epithymia (libido atau hasrat), eros (perjuangan
untuk sesuatu yang berharga), philia (berdasarkan hubungan yang
menguntungkan dan penghargaan), dan agape (penyerahan diri yang
memberikan nilai terhadap pihak lain).11
Berdasarkan Kekristenan, kasih dapat terjadi hanya pada saat manusia,
dengan anugerah, menjadi saluran untuk kasih ilahi. Manusia sama sekali
tidak memiliki kemampuan untuk memberikan cinta kepada Tuhan. Hanya
melalui anugerah Tuhan, manusia diberi kapasitas untuk menjadi objek Kasih
Nya.12
C. Perilaku Dosa dalam Perspektif Kristen
Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, ada beberapa perilaku dosa yang
muncul di tengah-tengah masyarakat dan mengakibatkan pelaku dosa tersebut
mengalami diskriminasi sosial dan perlakuan yang tidak manusiawi. Contoh
perilaku dosa tersebut adalah, penyakit HIV AIDS yang salah satu
penyebabnya adalah seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan LGBT
(Lesbian, gay, biseksual, dan transgender). Diskriminasi adalah pandangan
negatif untuk memperlakukan seseorang secara tidak adil yang berdasarkan
prasangka tertentu. Diskriminasi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja,
contohnya di tengah keluarga, masyarakat, sekolah, tempat peribadatan,
tempat kerja, pelayanan hukum, maupun pelayanan kesehatan. Tindakan
diskriminasi merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
11
Rodney J. Hunter, Dictionary of Pastoral Care and Counseling. (Nashville: Abingdon
Press, 1990), 666.
12
Hunter, 666.
7
Dewasa ini sering ditemukan tindakan diskriminasi terhadap mereka yang
terjerumus perilaku dosa tersebut.
“Ketika seseorang sudah tervonis menjadi Odha (orang
dengan HIV AIDS), seringkali mereka mendapatkan perlakuan
diskriminatif dari orang-orang disekitarnya. Perlakuan ini
dilakukan oleh keluarga, lingkungan masyarakat, bahkan petugas
kesehatan. Persepsi bahwa pengidap adalah pembawa virus
berbahaya memunculkan perilaku diskriminatif. Keluarga dan
masyarakat cenderung melakukan tindak pengucilan pada Odha.
Misalnya, tidak mengizinkan anggota keluarga untuk mendekat
pada Odha, tidak diakui sebagai anggota keluarga lagi,
mengusirnya ke pinggiran desa, dan mengucilkannya dari
pergaulan kemasyarakatan.”13
“Cara pandang, pola pikir, sikap dan tingkah laku
masyarakat terhadap penyalahguna narkoba yang terjadi selama ini
terlihat jelas bahwa korban penyalahguna narkoba belum bisa
diterima secara terbuka di tengah-tengah masyarakat, mereka masih
merasa Stigma dan diskriminasi ditengah masyarakat cukup
membuat mereka sulit dapat melakukan kegiatan seperti manusia
normal pada umumnya, padahal keinginginan mereka untuk
berubah sangat besar. Sayang nya masyarakat banyak yang
mencibir dan mengucilkan mereka.” 14
“Arus Pelangi, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang
membela hak-hak kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender
(LGBT), menemukan bahwa nyaris 90% kaum LGBT di Jakarta,
Yogyakarta, dan Makassar mengalami kekerasan dan diskriminasi.
Temuan tersebut diungkapkan Ketua Arus Pelangi, Yuli
Rustinawati, dalam diskusi laporan Badan Perserikatan Bangsa
Bangsa yang menangani pembangunan (UNDP) tentang kondisi
LGBT di Indonesia. "Dalam penelitian kami, terdapat 89,3% kaum
LGBT di Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar pernah mendapat
perlakuan kekerasan dan diskriminasi. Tindak kekerasan kami
kategorikan menjadi lima bagian, yakni aspek fisik, psikis, seksual,
ekonomi, dan budaya," kata Yuli.” 15
13
Ayu, “Dukungan Sosial pada ODHA”, Odha Berhak Sehat, 6 November 2015.
www.odhaberhaksehat.org/2013/dukungan-sosial-pada-odha/
14
Taharulah, “Jangan Diskriminasi Korban Penyalahguna Narkoba”, Rubrik, 6 November
2015. www.kompasiana.com/taharulah/jangan-diskriminasi-korban-penyalahgunanarkoba_54f6861ea33311197c8b502d
15
“Kaum LGBT Indonesia Alami Diskriminasi”, Berita Indonesia, 14 November 2015.
www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140814_lgbt_indonesia
8
Sebagai sesama manusia, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk
mengingatkan mereka untuk tidak mengulangi tindakan dosa tersebut, namun
di sisi sebaliknya, kita juga harus tetap memperlakukan mereka selayaknya
manusia yang lain karena mereka juga memiliki hak untuk hidup dan
diperlakukan sebagai manusia. Dukungan sosial sangat penting bagi mereka.
Menurut Sarafino dalam Ayu, mengatakan bahwa dukungan sosial dibagi
menjadi 4 yaitu dukungan emosional dan penghargaan, dukungan
instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan.16 Mengapa
dukungan sosial perlu dilakukan?
“Pertama, dukungan sosial yang kita berikan dapat memberi
mereka mereka kekuatan untuk berani mengutarakan perihal
kondisi mereka. Kedua, dukungan sosial yang kita berikan dapat
melindungi kita tindak kejahatan yang mungkin akan dilakukan.
Ketiga, dukungan sosial yang kita berikan dapat membantu mereka
untuk mendapatkan pengobatan yang layak.”17
Sudah seharusnya kita membenci tindakan dosa tersebut dan tidak
mengizinkan itu terjadi, namun kita harus tetap mengasihi pelaku dosanya
dengan memberikan mereka dukungan sosial untuk memiliki kehidupan yang
lebih baik.
D. Komposisi Musik
Komposisi
musik
merupakan
susunan
musik
yang
disusun
menggunakan notasi musik dan biasanya disajikan secara langsung atau
direkam.18 Komposisi musik terdiri dari musik atonal dan tonal. Atonal
merupakan gaya komposisi tanpa tanda mula atau tanda kunci, sebaliknya
tonal menggunakan tanda kunci. Komposisi musik adalah susunan komponen
musik yang bersumber dari sebuah tema musik yang ingin dikembangkan.
16
Ayu, 17 November 2015. www.odhaberhaksehat.org/2013/dukungan-sosial-pada-odha/
Ayu, 17 November 2015. www.odhaberhaksehat.org/2013/dukungan-sosial-pada-odha/
18
Nicolae Sfetcu, The Music Sound (New York: Dorling Kindersley, 2014), 347.
17
9
E. Paduan Suara
1. Paduan : Padu = padan, selaras, harmonis
Suara : bunyi yang dihasilkan dari alat ucap manusia
Paduan suara adalah penggabungan dua suara atau lebih yang membentuk
satu kesatuan yang harmonis. Suatu penampilan paduan suara biasanya
dipimpin oleh choirmaster atau conductor yang umumnya sekaligus
adalah pelatih paduan suara tersebut. Umumnya paduan suara terdiri atas
empat bagian suara (sopran, alto, tenor, dan bass), walaupun dapat
dikatakan tidak ada batasan jumlah suara yang terdapat dalam paduan
suara. Bila menyanyi dengan satu suara, paduan suara tersebut diistilahkan
menyanyi secara unisono. Kelompok paduan suara dapat bernyanyi
dengan atau tanpa iringan alat music, yang disebut a cappella. Bila
bernyanyi dengan iringan, alat musik pengiring paduan suara dapat dengan
berbagai alat musik, baik satu maupun kelompok.
2. Pengklasifikasian Paduan Suara
a. Berdasarkan Usia
1) Children Choir Paduan Suara Anak: suara anak laki-laki dan
perempuan yang mempunyai timbre sama.
2) Mixed Choir Paduan Suara Dewasa: suara pria dan wanita dewasa.
Suara pria berada pada satu oktaf dibawah suara wanita.
b. Berdasarkan Gender
1) Pria
2) Wanita
c. Berdasarkan jumlah anggota/kelompok penyaji
1) Paduan Suara Kecil/Small Choir
a) Duo/duet
: disajikan oleh dua orang
b) Trio
: disajikan oleh tiga orang
c) Kuartet
: disajikan oleh empat orang
d) Kuintet
: disajikan oleh lima orang
10
e) Sektet
: disajikan oleh enam orang
f) Septet
: disajikan oleh tujuh orang
g) Oktet
: disajikan oleh delapan orang
2) Paduan Suara Sedang/Middle Choir: disajikan oleh lebih dari
delapan orang sampai dengan sekitar kurang lebih empat puluh
orang.
3) Paduan Suara Besar/Big Choir: disajikan secara kolosal oleh lebih
dari empat puluh orang.
4) Paduan Suara Campuran/Mixed Choir. Terdiri dari suara sopran,
alto, tenor dan bass (SATB). Seringkali salah satu atau beberapa
jenis suara tersebut dibagi lagi menjadi dua atau lebih, misalnya
SSAATTBB (setiap jenis suara dibagi dua)
5) Paduan Suara Wanita/Female Choir: terdiri atas jenis suara sopran
dan alto yang masing-masing suaranya dibagi menjadi dua (SSAA).
Bentuk lain adalah tiga suara yaitu sopran, mezzo sopran dan alto.
6) Paduan Suara Pria/Male Choir: terdiri atas suara tenor, bariton dan
bass
7) Paduan Suara Anak/Chidren Choir
F. Rencana Komposisi
Komposisi yang akan disusun adalah komposisi untuk paduan suara
campuran dengan tema mengasihi para pelaku dosa tersebut dengan memberi
dukungan sosial, dan motivasi untuk tidak membiarkan mereka melakukan
dosa tersebut.
Alat musik pengiring yang akan digunakan adalah piano. Komposisi ini
terdiri dari 4 lagu yaitu:
1. “Sinner Man”
Lagu pertama dalam komposisi ini berjudul “Sinner Man”. Lagu ini
berisi tentang dosa yang sudah merasuki semua kehidupan, betapa sulitnya
manusia terlepas dari dosa. Pada bagian ini paduan suara dan piano
bermain bersama dalam tonalitas D minor.
11
2. “You Are Not Forgotten”
Lagu kedua berjudul “You Are Not Forgotten”. Lagu ini berisi
tentang reaksi kita terhadap pelaku dosa tersebut agar kita tetap
menunjukkan kasih dan memberi dukungan sosial. Pada bagian ini paduan
suara dan piano bermain bersama dalam tonalitas F mayor.
3. “Lead The Way”
Lagu ketiga berjudul “Lead The Way”. Lagu ini berisi tentang
kondisi emosional pelaku dosa tersebut yang membutuhkan Tuhan agar
memimpin kehidupan mereka ke arah yang lebih baik. Pada bagian ini
paduan suara dan piano bermain bersama-sama dalam tonalitas C mayor.
4. “Forgiven”
Lagi terakhir berjudul “Forgiven”. Lagu ini berisi tentang kasih
Tuhan yang sudah dicurahkan kepada manusia melalui pengampunanNya.
Pada bagian ini paduan suara dan piano bermain bersama dalam tonalitas
G mayor.
12
Download