Suplementary File Tabel 1 Skrining dan Diagnosis Diabetes pada

advertisement
Suplementary File
Tabel 1 Skrining dan Diagnosis Diabetes pada Kehamilan
Strategi 1 langkah
Lakukan 75-g OGTT, dengan pengukuran glukosa plasma saat pasien puasa dan pada jam ke -11 dan
Jam ke2, pada Minggu 24-28 kehamilan pada wanita yang sebelumnya tidak didiagnosis dengan diabetes yang nyata. OGTT harus dilakukan
di pagi hari setelah puasa semalam setidaknya 8 jam.Diagnosis GDM dibuat ketika salah satu nilai-nilai glukosa plasma berikut terpenuhi atau
melebihi:

Puasa: 92 mg/dL (5.1 mmol/L)

Jam ke - 1: 180 mg/dL (10.0 mmol/L)

Jam ke - 2: 153 mg/dL (8.5 mmol/L)
Strategi 2 Langkah
Langkah 1:
Lakukan 50-g GLT (nonfasting), dengan pengukuran glukosa plasma pada jam, ke - 1 pada 24-28
minggu kehamilan pada wanita yang sebelumnya tidak didiagnosis dengan diabetes yang nyata.
Jika kadar glukosa plasma diukur jam ke - 1 setelah beban adalah 140 mg / dL (7.8mmol / L), lanjutkan
ke 100-g OGTT.
Langkah 2:
100-g OGTT harus dilakukan ketika pasien puasa.Diagnosis GDM dibuat jika setidaknya dua dari empat level glukosa plasma berikut (diukur
puasa dan jam ke - 1, Jam ke – 2 , jam ke - 3setelah OGTT) yang memenuhi atau melampaui:
Carpenter / Coustan
Atau
NDDG
Puasa
95 mg/dL (5.3 mmol/L)
105 mg/dL (5.8 mmol/L)
Jam ke 1
180 mg/dL(10.0 mmol/L)
190 mg/dL(10.6 mmol/L)
Jam ke 2
155 mg/dL (8.6 mmol/L)
165 mg/dL (9.2 mmol/L)
Jam ke 3
140 mg/dL (7.8 mmol/L)
145 mg/dL (8.0 mmol/L)
Tabel 2 Strategi Skrining untuk Deteksi GDM
Penilaian risiko GDM: harus dipastikan pada kunjungan prenatal pertama
Resiko Rendah
Pengujian glukosa darah tidak secara rutin diperlukan jika semua karakteristik berikut didapatkan:
• Anggota dari kelompok etnis dengan prevalensi rendah GDM
• Tidak diketahui diabetes pada keluarga tingkat pertama
• Umur <25 tahun
• Berat normal sebelum kehamilan
• Tidak ada riwayat metabolisme glukosa abnormal
• Tidak ada riwayat dari keluaran kandungan yang buruk
Resiko Sedang
Tidak memasuki resiko rendah maupun tinggi
Resiko Tinggi
 Obesitas berat
 riwayat keluarga yang kuat dari diabetes tipe 2
 Riwayat GDM, metabolisme glukosa terganggu, atau glukosuria
 Terdiagnosa Polycystic Ovarian Syndrome
Tabel 3. komponen laboratorium dan pemeriksaan khusus pada evaluasi awal dan evaluasi lanjutan pada wanita hamil dengan
diabetes tipe 1 atau 2 (13)
Evaluasi Awal
A1C
lipid profil puasa,* termasuk triglycerides, total, HDL, dan LDL
cholesterol
TSH dan thyroid peroxidase antibodi; pertimbangkan TSH-receptor
antibodi jika TSH tersupresi <0.03 µU/ml
Hemoglobin, serum ferritin; pertimbangkan vitamin B12 in type 1
diabetes
Pertimbangkan anti-tTG or anti-EMA plus IgA level pada type 1
diabetes untuk mendiagnosis celiac disease
ALT/AST; bila perlu liver ultrasound
Urin acak untuk ACR atau pengumpulan urin 24 jam
untukmikroalbuminuria dan kreatinin (ukuran 24-h Total ekskresi
protein jika urin dipstik positif untuk albumin atau protein). Serum
kreatinin untuk memperkirakan GFR prekonsepsi; klirens kreatinin
jika hamil
Pemeriksaan dilatasi retina
Menilai faktor risiko PJK. EKG saat istirahat pada pasiena
asimtomatik Usia 35 tahun atau lebih (perubahan catatan sebelum
diam
iskemia, LVH, dan QTc). Wanita dengan tersangka angina, nyeri dada
atipikal, dyspnea signifikan, EKG yang abnormal, atau alasan lain
untuk tersangka PJK harus memiliki kardiologi
konsultasi dengan EKG stres, stres wchocardiogram, atau teknik
pencitraan lain yang tepat
Pertimbangkan pengujian untuk neuropati otonom jantung (denyut
jantung variabilitas dengan pernapasan dalam, respon tekanan
darah kedudukan)
Pertimbangkan 2-D atau Doppler echocardiogram atau jaringan
Doppler pencitraan * dengan indikasi kardiomiopati diabetes atau
sistolik atau gagal jantung diastolik
Pertimbangkan pengujian untuk penyakit pembuluh darah perifer
jika arteriosclerotic
berisiko tinggi (carotid ultrasound, pergelangan kaki / tekanan darah
brakialis)
Evaluasi lanjutan
1 – 3 bulan sekali
Sesuai indikasi
Monitor terapi
Monitor terapi
Ulangi untuk konfirmasi hasil abnormal atau monitor efek diet
bebas gluten
Sesuai indikasi
Setiap 1 – 3 bulan bila abnormal
Setiap 1 – 6 bulan sesuai perkembangan resiko
Sesuai indikasi
Sesuai indikasi
Sesuai Indikasi
Sesuai Indikasi
Download