Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Definisi Mutu Definisi mutu dikemukakan oleh empat guru mutu yaitu : 1. Philip B. Crosby Crosby berpendapat bahwa mutu berarti kesesuaian terhadap persyaratan, seperti jam tahan air, sepatu yang tahan lama, atau dokter yang ahli. Ia juga mengemukakan pentingnya melibatkan setiap orang pada proses dalam organisasi. Pendekatan Crosby merupakan proses top down. 2. W. Edwards Deming Deming berpendapat bahwa mutu berarti pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan terus-menerus, seperti penerapan kaizen di Toyota dan gugus kendali mutu pada Telkom. Pendekatan Deming merupakan bottom-up. 3. Joseph M. Juran Juran berpendapat bahwa mutu berarti kesesuaian dengan penggunaan, seperti sepatu yang dirancang untuk olahraga atau sepatu kulit yang dirancang untuk ke kantor atau ke pesta. Pendekatan Juran adalah orientasi pada pemenuhan harapan pelanggan. 4. K. Ishikawa Ishikawa berpendapat bahwa mutu berarti kepuasan pelanggan. Dengan demikian, setiap bagian proses dalam organisasi memiliki pelanggan. Kepuasan pelanggan internal akan menyebabkan kepuasan pelanggan organisasi. Mutu merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Sistem mutu adalah sesuatu yang disetujui bersama, struktur kerja operasi keseluruhan perusahaan dan pabrik, terdokumentasi dalam prosedur-prosedur manajerial dan teknik terpadu yang efektif, untuk membimbing tindakan-tindakan terkoordinasi dari orang, mesin, dan informasi di perusahaan dan pabrik tersebut melalui cara yang terbaik dan paling praktis untuk menjamin kepuasan pelanggan akan mutu dan biaya mutu yang ekonomis. Ditinjau dari produsen definisi mutu adalah : “Mutu suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai niali uang yang telah dikeluarkan.” Dipandang dari sisi produsen, ternyata pengertian mutu lebih rumit, karena menyangkut berbagai segi sebagai berikut : merancang (to design). Memproduksi (to produce), mengirimkan (menyerahkan), barang kepada konsumen (to deliver), pelayanan pada konsumen (consumers service),dan digunakannya barang (jasa) tersebut oleh konsumen. Jadi tampaknya pengertian mutu dipandang dari sisi produsen harus dikaitkan dengan berbagai segi tersebut diatas yang melingkupi suatu manajemen mutu atau management of quality. Jadi secara sistematis manajemen mutu terpadu meliputi : a. Merancang produk (product designing); b. Memproduksi secara baik sesuai dengan rencana; c. Mengirimkan produk ke konsumen dalam kondisi baik (to deliver); d. Pelayanan yang baik kepada konsumen (good consumer service). Sifat khas mutu suatu produk yang “andal” harus mempunyai multi dimensi karena harus memberi kepuasan dan nilai manfaat yang besar bagi konsumen dengan melalui berbagai cara. Oleh karena itu, sebaiknya setiap produk harus mempunyai ukuran yang mudah dihitung (misalnya berat, isi, luas dan diameter) agar mudah dicari konsumen sesuai dengan kebutuhannya. Secara umum, dimensi spesifikasi mutu produk dapat dibagi sebagai berikut: 1. Kinerja (performance). Kinerja suatu produk harus dicantumkan pada labelnya, misalnya isi, berat, kekentalan, komposisi, kekuatan dalam putaran (RPM), serta lama hidup penggunaan. Hal ini merupakan dimensi suatu produk. 2. Keistimewaan (Types of Features). Produk bermutu yang mempunyai keistimewaan khusus dibandingkan dengan produk lain. 3. Kepercayaan dan waktu (Reliability and Durability). Produk yang bermutu baik adalah produk yang mempunyai kinerja yang konsisten baik dalam batas-batas perawatan normal. 4. Mudah Dirawat dan Diperbaiki. Produk bermutu baik harus pula memenuhi kemudahan untuk diperbaiki atau dirawat. 5. Sifat khas. Untuk beberapa jenis produk mudah dikenal dari wanginya, bentuknya, rasanya atau suaranya. Dimensi memberikan citra tersendiri pada mutu produk tersebut. 6. Penampilan dan Citra Etis. Dimensi lain dari produk yang bermutu adalah persepsi konsumen atas suatu produk. Mutu menurut ISO : ISO 9000:2000 yang mengatur definisi dan kosakata mendefinisikan mutu sebagai : “ Derajat/tingkat karakteristik yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan/keinginan “. Maksud derajat/tingkat disini berarti selalu ada peningkatan setiap saat . Sedangkan karakteristik pada istilah tersebut berarti hal-hal yang dimiliki produk, yang dapat terdiri dari berbagai macam, antara lain : a. Karakteristik fisik (elektrikal, mekanikal, biological), seperti handphone, mobil, dan rumah. b. Karakteristik perilaku (kejujuran, kesopanan), seperti rumah sakit dan perbankan. c. Karakteristik sensori (bau,rasa), seperti minumaan dan makanan. 2.2 Pengenalan ISO Adanya perbedaan standar untuk hal-hal yang sama dalam Negara atau tempat yang berbeda dapat mengakibatkan rintangan dalam menjalin hubungan dimasin-masing pihak. Oleh karena itu, diperlukan standar yang diakui oleh semua pihak untuk berbagai hal. Dengan demikian, standar internasionl adalah cara terbaik, termudah, dan teraman pada era globalisasi saat ini. ISO (The Internasional Organization For Standardization) adalah badan standar duni yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan perubahan barang dan jasa. ISO dapat disimpulkan sebagai koordinasi standar kerja internasional, publikasi standar harmonisasi internasional, dan promosi pemakaian standar internasional. Pada saat ini, ISO adalah sebuah organisasi internasional yang terdiri dari 130 negara yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. Organisasi internasional ini terdiri dari lembaga standar internasional, meliputi anggota masyarakat Ekonomi eropa dan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Cina, Singapura, dan lainlain. ISO adalah organisasi bukan pemerintah yang didirikaan padaaa tahun 1947. Penerbitan besar-besaran dan pengenalan “Standar ISO 9000 series” secara umum berkaitan dengan pengadopsian ISO 9000 sebgai standar nasional oleh paling sedikit 53 negara, dan juga oleh perusahaan industri yang paling besar. ISO 9000 adalah satu-satunya standar system manajemen mutu yang diakui dunia dan bersifat global. Perusahaan yang menjalankan system manjemen yang efektif akan mendapatkan manfaatnya, yang merupakan suatu hasil yang bisa dirasakan dari implementasi ISO 9000, tetapi sulit untuk diukur, antara lain : Membuat system kerja dalam suatu perusahaan menjadi standar kerja yang terdokumentasi. Dengan adanya ISO 9000, ada jaminan bahwa perusahaan itu mempunyai system manajemen mutu dan produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan. Dapat berfungsi sebagai standar kerja untuk melatih karyawan yang baru. Menjamin bahwa proses yang dilaksanakan sesuai dengan sistem manajemen mutu yang ditetapkan. Semangat pegawai ditingkatkan karena mereka merasa adanyakejelasan kerja sehingga mereka bekerja dengan efisien. Adanya kejelasan hubungan antara bagian yang terlibat dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kepercayaan manajemen yang sangat tinggi. Dapat mengarahkan karyawan agar berwawasan mutu dalam memenuhi permintaan pelanggan, baik internal maupun eksternal. Dapat menstandardisasi berbagai kebijakan dan prosedur operasi yang berlaku di seluruh organisasi. Menetapkan suatu dasar yang kokoh dalam membangun sikap dan keinginan bagi setiap kemajuaaan atau peningkatan. Family ISO 9000 Series ISO 9000 memiliki standar, pedoman, dan laporan teknis yang terangkum didalamnya dan dinamai ISO 9000 series, yang terdiri dari : ISO 9000:2000, Dasar dan Kosakata System Manajemen Mutu. Dibuat sebagai langkah awal untuk memahami standard dan definisi istilah-istilah dasar yang digunakan dalam ISO 9000:2000 family yang dibutuhkan untuk membantu memahaminya ketika digunakan. ISO 9001:2000, Persyaratan Sistem Manajemen Mutu. Berisi persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai. ISO 9004:2000, Pedoman untuk Kinerja Peningkatan Sistem Manajemen Mutu. Pedoman standar yang menyediakan acuan dalam peningkatan berkelanjutan sistem manajemen mutu untuk memberikan keuntungan pada semua pihak, termasuk kepuasan pelanggan. ISO 19011, Pedoman Audit Sistem Manajemen Mutu dan Lingkungan. Memberikan pedoman untuk memverifikasi kemampuan system dalam mencapai sasaran mutu. Standar ini dapat digunakan untuk audit internal ataupun mengaudit pemasok. ISO 10005:1995, Manajemen Mutu-Pedoman untuk Rencana Mutu. Menyediakan pedoman untuk membantu dalam persiapan, tinjauan, penerimaan, dan revisi rencana mutu. ISO 10006:1997, Manajemen Mutu-Pedoman Mutu dalam Manajemen Proyek. Pedoman untuk membantu dalam memastikan mutu dari proses dan produk proyek. ISO 10007:1995, Manajemen Mutu-Pedoman untuk Susunan Manajemen. ISO/DIS 10012, Persyaratan Jaminan Mutu untuk Pengukuran Peralatan. ISO 10013:1995, Pedoman untuk Mengembangkan Manual Mutu. Memberikan pedoman dalam mengembangkan dan memelihara manual mutu. ISO 10014:1998, Pedoman untuk Pengelolaan Ekonomi Mutu. Memberikan pedoman bagaimana mencapai keuntungan ekonomi dari penerapan manajemen mutu. ISO 10015:1999, Manajemen Mutu-Pedoman Pelatihan. Memberikan pedoman dalam pengembangan, penerapan, pemeliharaan, dan peningkatan strategi dan system pelatihan yang mempengaruhi mutu produk. 2.3 Delapan Prinsip Manajemen Mutu ISO 9000:2000 Series Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000 telah melakukan perubahan dengan menggunakan delapan prinsip manajemen mutu sebagai dasar dari versi yang baru. Dengan demikian, kekurang efektifan penerapan system manajemen mutu selama ini dapat dikurangi. Delapan prinsip manajemen mutu tersebut nantinya akan berintegrasi pada klausul-klausul ISO 9001:2000, yang secara lengkapnya kita uraikan sebagai berikut : 1. Fokus Pada Pelanggan Pelanggan adalah kunci untuk meraih keuntungan. Kelangsungan hidup perusahaan/organisasi sangat ditentukan bagaimana pandangan pelanggan terhadap organisasi tersebut. Oleh karena itu, organisasi harus mengerti keinginan pelanggan sekarang dan masa depan dengan berusaha memenuhi persyaratan pelanggan. pelanggan dan berusaha melebihi harapan Manfaat penting yang diperoleh pada organisasi dengan menerapkan prinsip fokus pada pelanggan dapat disebutkan sebagai berikut. Meningkatnya keuntungan dan mendapat perolehan pangsa pasar yang cepat. Meningkatnya pengunaan sumber daya organisasi yang efektif untuk mempertinggi kepuasan pelanggan. 2. Meningkaatnya loyalitas pelanggan. Kepemimpinan Kinerja pemimpin (leader) adalah memiliki kemampuan untuk menciptakan visi yang mengandung kewajiban untuk mewujudkannya. Apa yang dilakukan pemimpin adalah menginspirasikan orang lain dan memberdayakan orang lain untuk mewujudkan visinya. 3. Keterlibatan Personel Keterlibatan personel adalah dasar yang dipentingkan dalam prinsip manajemen mutu. Dengan adanya keterlibatan personel secara menyeluruh, maka akan menghasilkan rasa memiliki dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah. Hal ini akan memicu karyawan untuk aktif dalam melihat peluang untuk peningkatan, kompetensi, pengetahuan, dan pengalaman. 4. Pendekatan Proses Standar Internasional ISO mengembangkan pemakaian pendekatan proses pada masa pembuatan, penerapan, dan peningkatan sistem manajemen mutu yang efektif. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi berbagai persyaratan pelanggan. Proses dalam ISO 9000:2000 didefinisikan sebagai : Kumpulan aktivasi yang saling berhubungan/mempengaruhi, dimana berubahnya input (material, persyaratan, peralatan, instruksi) menjadi output (barang, jasa). Pendekatan proses menurut ISO 9000:2000 didefinisikan sebagai “identifikasi yang sistematis dan pengelolaan proses yang digunakan organisasi dan keterangan yang mempengaruhi setiap proses”. Dalam konteks mensyaratkan penerapan, ISO organisasi pengelolaan, 9001:2000, pendekatan proses untuk melakukaan identifikasi, dan melakukan peningkatan berkesinambungan proses yang dibutuhkan untuk system manajemen mutu, dan mengelola interaksi masing-masing proses tersebut mencakup tiga hal yang merupakan proses pemantau dan pengukur. 5. Pendekatan Sistem untuk Pengelolaan Pendekatan sistem untuk pengelolaan baru dapat dilakukan jika pendekatan proses telah diterapkan. Dengan kata lain, pendekatan sistem untuk pengelolaan adalah kumpulan dari pendekatan proses. Pendekatan sistem ke manajemen didefinisikan sebagai pengidentifikasian, pemahaman, dan pengelolaan sistem dari proses yang saling terkait untuk pencapaian dan peningkatan sasaran perusahaan dengan efektif dan efisien. 6. Peningkatan Berkesinambungan Peningkatan berkesinambungan (continual improvement) harus menjadi sasaran tetap perusahaan, sesuatu yang berbeda jika dibandingkan pada ISO edisi 1994, yang didasari pada continous improvement. Pada continous improvement terjadi proses terus-menerus dan dilakukan dengan segera setelah terjadi penyempurnaan. Peningkatan yang baru dilakukan, direvisi, dan diganti untuk mencapai nilai yang baru dan lebih baik. Dengan continual improvement setelah dilakukan peningkatan pertama kali, maka sebelum ditingkatkan terlebih dahulu dilakukan stabilisasi. Bila stabilisasi sudah berjalan, baru dilanjutkan dengan meningkatkaan standar. 7. Pembuatan Keputusan Berdasarkan Fakta Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan analisis data dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. 8. Hubungan Saling Menguntungkan dengan Pemasok Organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung dan merupakan hubungan yang saling menguntungkan dalam rangka meningkatkan kemampuan keduanya dalam memberikan nilai. 2.4 Sistem Manajemen Mutu 2.4.1 Persyaratan Umum Untuk memimpin dan mengoperasikan organisasi perlu dilakukan pengelolaan yang sistematis dan dengan cara yang dapat dibuktikan. Kesuksesan organisasi didapatkan dari adanya penerapan dan pemeliharaan system manajemen mutu dengan melakukan peningkatan berkesinambungan kinerja organisasi yang efektif dan efisien. Organisasi harus membuat, mendokumentasikan, menerapkan, dan memelihara sitem manajemen mutu dan melakukan peningkatan berkesinambungan secara efektif sesuai dengan persyaratan standar internasional ini. Identifikasi dan pengelolaan proses juga harus dilakukan untuk memastikan persyaratan yang sesuai telah terpenuhi. Penerapan sistem manajemen mutu akan sangat efektif apabila setiap bagian dari organisasi memahami fungsi, tanggung jawab, dan keterkaitannya dengan bagian lain dalam sistem tersebut. Sebagai gambaran mengenai sistem manajemen mutu, manual mutu/pedoman mutu harus mencakup kebijakan mutu, penjelasan mengenai organisasi, hal yang dikecualikan, interaksi proses, garis besar prosedur mutu, dan referensi silang panduan mutu dengan dokumen lain yang lebih detail. 2.4.2 Persyaratan Dokumen 2.4.2.1 Umum Dokumentasi memungkinkan adanya komunikasi tujuan dan konsistensi tindakan. Penggunaan dokumen memberikan masukan bagi : Pencapaian kesesuaian pada persyaratan pelanggan dan perbaikan mutu. Penyediaan pelatihan yang sesuai. Selain itu, dokumen juga berfungsi sebagai : Alat dalam penelurusuran. Prasarana pemberian bukti yang objektif, dan Alat penilaian keefektifan dan kestabilan dari sistem manajemen mutu. Dokumen yang dipakai dalam system manajemen mutu adalah : Manual mutu, yaitu dokumen yang memberi informasi yang konsisten, baik ke dalam maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu organisasi. Rencana mutu, yaitu dokumen yang menguraikan bagaimana sistem manajemen mutu diterapkan pada suatu produk, proyek, atau kontrak tertentu. Spesifikasi, yaitu dokumen yang menyatakan persyaratan mutu. Panduan, yaitu dokumen yang memberikan informasi tentang bagaimana melaksanakan kegiatan dan proses secara konsisten. Dokumen seperti ini mencakup prosedur terdokumentasi, instruksi kerja, dan gambar. Rekaman, yaitu dokumen yang memberi bukti objektif dari kegiatan yang dilakukan atau hasil yang dicapai. 2.4.2.2 Manual Mutu Manual mutu merupakan pedoman utama bagi organisasi dan tidak harus menjadi dokumen tersendiri. Manual mutu adalah suatu dokumen yang digunakan oleh perusahaan untuk : Mendokumentasikan kebijakan dan sasaran mutu sebagai bukti dari komitmen pimpinan puncak. Mengkomunikasikan kebijakan dan sasaran mutu kepada seluruh personel diperusahaan. Melakukan pemasaran, biasanya dapat diberikan kepada pelanggan sebagai bukti komitmen perusahaan terhadap mutu. Menggambarkan apa yang menjadi kebijakan perusahaan untuk memenuhi setiap persyaratan (elemen) ISO 9001:2000 jika diterapkan diperusahaan/organisasi. Menggambarkan keterkaitannya dengan prosedur sistem mutu yang terdokumentasi. Memberikan gambaran kepada pembacanya bahwa perusahaan telah mempunyai kebijakan dalam mengelola perusahaan untuk mencapai suatu target mutu yang ditentukan. Manual mutu hanya merupakan rangkuman kebijakan perusahaan utuk mencapai kebijakan dan sasaran mutu. Karakteristik Manual Mutu Biasanya berupa dokumen yang sederhana, jelas, tepat, praktis, dan dibuat sesuai dengan elemen-elemen ISO yang diaplikasikan di organisasi. Jika ada elemen ISO yang tidak dapat diaplikasikan, maka dijelaskan dalam manual mutu bahwa elemen tersebut tidak dapat diaplikasikan. Harus mengidentifikasikan organisasi, produk, ataupun jasa yang tercakup dalm system dokumentasi yang dibuat. Ruang lingkup itu tidak harus sesuai dan terbatas pada ruang linkup dalam proses registrasi (sertifikasi). Dapat dimengerti oleh seluruh tingkatan karyawan. Konsistensi dan memiliki format serta struktur yang seragam dan mempunyai sistem revisi. Pendekatan untuk penulisan manual mutu Dalam sebuah manual mutu hendaklah mencakup hal-hal sebagai berikut : Manual mutu dibuat berdasarkan proses atau bagian/departemen atau berdasarkan persyaratan ISO 9001:2000. Kebijakan umum (visi, misi, kebijakan mutu, dan tujuan mutu), menggambarkan kebijakan dan sasaran mutu perusahaan yang ditandatangani oleh pimpinan puncak. Susunan organisasi, tanggung jawab, dan wewenang menggambarkan bagan struktur organisasi, tanggung jawab wewenang untuk personel kunci (seperti manajemen, personel yang melaksanakan verifikasi dan pekerjaan yang mempengaruhi mutu jasa/produk, termasuk management representative). Garis besar proses bisnis dan profil perusahaan menggambarkan singkat mengenai perusahaan, lokasi, produk atau jasa, siapa yang menjadi pelanggan perusahaan, dan bagan diagram alir proses secara makro (jika ada). Lingkup sistem manajemen mutu, mencakup justifikasi untuk beberapa pengecualian. Oleh karena itu ISO 9001:2000 adalah penggabungan ISO 9001:1994, ISO 9002:1994, dan ISO9003:1994, maka bagi perusahaan yang dulunya termasuk dalam kategori ISO 9002:1994 terdapat lingkup yang harus dikecualikan dalam ISO 9001:2000 ini. Deskripsi interaksi proses yang dicakup dalam sistem manajemen mutu, yang mencakup : o Definisi. o Daftar prosedur mutu. o Susunan dokumen, yaitu : Halaman muka, termasuk nomor dokumen, status revisi/terbitan, nomor kopi, dan pengesahan. Daftar isi. Riwayat perubahan menggambarkan bagian dokumen ynag mengalami perubahan dan status revisinya. Sistem pengendalian dan manual mutu. Company profile yang menggambarkan secara singkat mengenai perusahaan. Kebijakan dan sasaran mutu. Struktur organisasi, tanggung jawab, dan wewenang. Kebijakan perusahaan untuk seluruh elemen sistem mutu. 2.4.3 Pengendalian Dokumen Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi mengenai pengendalian seluruh dokumen dan alat yang berhubungan dengan persyaratan sistem manajemen mutu yang harus dikendalikan. Dokumen atau data dapat berupa gambar, spesifikasi, prosedur, instruksi kerja, manual mutu, dan rencana mutu, dimana pengendaliannya dapat dibedakan berupa dokumen internal (yang diterbitkan oleh perusahaan itu sendiri) dan dokumen eksternal (seperti standar/gambar dari pelanggan, peraturan pemerintah, buku manual). 2.4.4 Pengendalian Rekaman Rekaman mutu mungkin mewakili bukti satu-satunya bahwa prosedur mutu yang diharuskan telah diterapkan pada produk dan jasa yang ditentukan. Karena itu, sistem manajemen mutu mengharuskan adanya rekaman. Rekaman mutu biasanya dipakai untuk laporan penilikan, data pengujian, pengesahan laporan dan laporan audit. Laporan pengkajian terhadap bahan, data kalibrasi, laporan biaya mutu, dan sebagainya. Rekaman yang dibuat itu harus dipelihara untuk memberikan bukti dari kesesuaian terhadap persyaratan dan sebagai bukti keefektifan operasional system manajemen mutu. 2.5 Tanggung Jawab Manajemen 2.5.1 Komitmen Manajemen Manajemen puncak harus memberikan bukti dari komitmennya untuk pengembangan dan penerapan sistem manajemen mutu dan terus-menerus meningkatkan keefektifannya dengan : a. Berkomunikasi pada organisasi tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan memenuhi peraturan dan hokum yang berlaku, b. Menetapkan kebijakan mutu/sasaran mutu, c. Memastikan sasaran mutu dibuat, d. Melaksanakan tinjauan manajemen, e. Memastikan tersedianya sumber daya yang cukup. 2.5.2 Pengutamaan Pelanggan Manajemen puncak harus memastikan bahwa persyaratan pelanggan ditentukan dan dipenuhi untuk mencapai kepuasan pelanggan. 2.5.3 Kebijakan Mutu Persyaratan untuk kebijakan mutu mencakup komitmen untuk mengikutkan persyaratan dan secara terus-menerus meningkatkan keefektifan sistem manajemen mutu. Dengan memberikan penekanan pada manajemen puncak, maka manajemen puncak harus memastikan bahwa kebijakan mutunya : a. Sesuai dengan tujuan organisasi, b. Menyertakan komitmen yang sesuai dengan persyaratan dan melakukan perbaikan sistem manajemen mutu secara berkelanjutan, c. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran mutu, d. Disampaikan dan dipahami dalam organisasi, e. Ditinjau agar sesuai secara terus-menerus. Agar kebijakan mutu dirumuskan dan dikomunikasikan secara efektif, maka harus : Konsisten dengan visi organisasi. Membuat sasaran mutu yang dipahami organisasi secara keseluruhan. Memperlihatkan komitmen manajemen puncak terhadap mutu dan ketentuan sumber daya yang cukup untuk keberhasilan mutu. Mempopulerkan komitmen mutu pada semua level organisasi dengan kepemimpinan yang jelas oleh manajemen puncak. Ditujukan untuk peningkatan yang berkesinambungan dan kepuasan pelanggan. 2.5.4 Perencanaan 2.5.4.1 Sasaran Mutu Sasaran mutu berhubungan dengan kebijakan dan komitmen untuk peningkatan yang berkesinambungan. Sasaran mutu mencakup halhal yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan produk. Dalam menetapkan dan mendokumentasikan sasaran mutu, sebaiknya sasaran tersebut memiliki nilai : Spesific (spesifik, khusus). Measurable (terukur dan terhitung). Achieveable (dapat tercapai). Realistic (realistis, wajar). Time frame (berjangka waktu). 2.5.4.2 Perencanaan sistem manajemen mutu Manajemen harus menerapkan perencanaan mutu untuk aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk “memuaskan” kebijakan, sasaran, dan persyaratan mutu. Perencanaan mutu dapat mencakup : Tanggung jawab untuk memenuhi persyaratan mutu, penyiaran aturan keselamatan kerja, yang secara potensial berarti meminimalisasi risiko terhadap personel, pelanggan, dan lingkungan. Referensi terhadap prosedur yang sesuai yang membentuk bagian yang menyeluruh dari sistem manajemen mutu. Direvisi secara rutin untuk merefleksikan perubahan terhadap sasaran mutu. 2.5.5 Tanggung Jawab dan Wewenang Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan manajemen sistem mutu harus ditetapkan pada keseluruhan struktur organisasi. Untuk menerapkan standar ISO 9000, ada beberapa fungsi yang biasanya tidak ada dalam struktur organisasi atau departemen. Fungsi tersebut adalah kontrol dokumen, internal quality audit, dan wakil manajemen. Dalam menerapkan standar ISO 9000, perusahaan harus meneliti lebih dalam mengenai struktur organisasi yang sudah ada sebelum melakukan perubahan atau penambahan karena yang sangat penting adalah struktur organisasi yang dibuat harus mendukun sistem manajemen mutu di perusahaan yang sesuai dengan kebijakan mutu dan sasaran mutu dapat ditepakan secara efisien dan efektif. 2.6 Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu 2.6.1 Peranan Audit Sistem Manajemen Mutu Untuk memastikan system manajemen mutu yang dilakukan efektif, penilaian secara objektif dan berkala perlu dilakukan. Dengan melakukan penilaian organisasi akan mengetahui kondisi atau keadaannya saat ini. Audit yang objektif akan memberikan jaminan bahwa sistem manajemen mutu diterapkan dan dipelihara sesuai dengan kebijakan, sasaran, dan rencana yang ditetapkan. Hasil audit akan dijadikan alat/bahan dalam melakukan koreksi/pencegahan yang mengarah pada peningkatan. tindakan Audit sistem manajemen mutu memberikan beberapa keuntungan, antara lain : 1. Membantu mengembangkan sistem manjemen mutu terpadu yang efektif. 2. Menyempurnakan proses penambilan keputusan manajemen. 3. Membantu pembagian sumber daya yang optimal. 4. Membantu untuk mencegah timbulnya masalah yang dapat mengganggu. 5. Memungkinkan tindakan koreksi tepat waktu. 6. Mengurangi biaya-biaya umum tambahan. 7. Meningkatkan produktivitas. 8. Meningkatkan kepuasan konsumen dan pemasaran. Secara istilah, audit dapat didefinisikan sebagai : “ Proses sistematis, mandiri, dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti objektif dan menilainya secara objektif untuk menentukan sejauh mana kriteria audit telah terpenuhi ”. 2.6.2 Jenis Audit Sistem Manajemen Mutu. Audit sistem mutu biasanya dilakukan untuk menentukan tingkat kesesuaian aktivitas perusahaan terhadap standar sistem mutu yang telah ditentukan serta efektivitas dari penerapan sistem tersebut. Jenis-jenis pembagian melaksanakan adalah : audit mutu berdasarkan pihak yang a. Audit pihak pertama. b. Audit pihak kedua. c. Audit pihak ketiga. A. Audit Pihak Pertama (Audit Mutu Internal) Definisi : Audit mutu yang dilakukan dalam suatu perusahaan untuk menentukan efektivitas dari penerapan sistem mutu yang mereka gunakan. Tujuan : Memantau keefektifan penerapan sistem mutu dan merupakan alat manajemen untuk melakukan perbaikan. Sasaran : Memenuhi persyaratan standar sistem mutu yang diterapkan. Memonitor perkembangan dan penerapan sistem mutu (pada tahap permulaan). Mengetahui secara dini ketidaksesuaian dan melakukan tindakan koreksi dalam rangka persiapan audit eksternal (vendor). Memonitor pemeliharaan dan efektivitas sistem mutu (setelah penerapan). Mengumpulkan dan memecahkan persoalan mutu. Organisasi harus menetapkan proses audit internal yang efektif untuk memastikan kekuatan dan kelemahan sistem manajemen mutu. Audit mutu internal ini berguna untuk memastikan konsistensi dari penerapan sistem manajemen mutu yang diterapkan, perencanaan yang disusun, dan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penerapan dan pemeliharaannya.Yang melakukan audit adalah pihak independen. Dengan kata lain, auditor tidak boleh mengaudit bidang pekerjaannya sendiri. Perusahaan yan menggunakan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO sistem pemilihan, pelatihan, dan kualifikasi auditor ini sebaiknya merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Subjek yang dipertimbangkan dalam melakukan audit internal antara lain : Efektivitas penerapan proses. Kapabilitas proses. Efektivitas penggunaan teknis statistic. Penggunaan teknologi informasi. Efektivitas penggunaan sumber daya. Hasil kinerja proses dan produk. Akurasi pengukuran kinerja. Aktivitas peningkatan. Hubungan dengan pelanggan. Dalam pelaksanaan audit, sebuah organisasi harus memulai dengan penetapan rencana audit mutu internal tahunan setelah prosedur audit mutu internal didokuentasikan dan disetujui. Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam pembuatan jadwal audit adalah status dan kepentingan dari aktivitas yang diaudit. Dalam membuat rencana dan jadwal program audit, hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah : Audit yang dilaksanakan secara periodik dan terencana. Audit sistem secara keseluruhan, biasanya dilakukan sekali sebelum proses sertifikasi. Adanya perubahan system. Masalah mutu. B. Audit Pihak Kedua (Audit eksternal) Definisi : Audit yang dilakukan oleh suatu perusahaan (atau yang mewakilinya) terhadap subkontraktor/pemasok/vendornya. Tujuan : Melakukan penilaian terhadap vendor baru. Sasaran : Menentukan kualifikasi vendor. Merangsang vendor agar meningkatkan sistem mutu tersebut. Memenuhi persyaratan pelanggan untuk melakukan audit terhadap perubahan vendor. Menjadi mediator untuk pemecahan mutu yang berkaitan dengan vendor. C. Audit Pihak Ketiga (Audit Eksternal dan Independen) Definisi : Audit yang dilakukan oleh badan sertifikasi yan independen atau badan registrasi. Tujuan : Untuk menilai kesesuaian sistem perusahaan dengan standar sistem yang dipersyaratkan pelanggan. Sasaran : Mengurangi audit yang berulang (pengganti audit oleh pihak kedua). Meregistrasi/sertifikasi sistem mutu. Mengetahui kesiapan untuk audit sertifikasi. Memilih jenis audit berdasarkan kedalaman audit (isinya akan diketik kemudian). Jenis-jenis audit berdasarkan kedalaman audit adalah : a. Audit sistem b. Audit kesesuaian c. Audit produk A. Audit Sistem Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah perusahaan telah memiliki sistem dalam melakukan operasinya. Biasanya, audit dilakukan dengan membandingkan sistem yang ada dengan persyaratan standar tertentu untuk melihat kesesuaiannya. Audit ini belum melihat penerapan di lapangan. Audit ini disebut juga audit dokumentasi atau beberapa “adequancy audit”. badan Biasanya sertifikasi audit menyebutnya dilakukan dengan membandingkan dokumen mutu pelanggan dengan persyaratan standar. Fungsi manajemen yang diaudit adalah : Kebijakan perusahaan Sasaran perusahaan Program Rencana Prosedur Komitmen Dokumen yang dilibatkan pada saat audit ini adalah : a. Kontrak pelanggan b. Spesifikasi yang berasal dari perusahaan atau pelanggan c. Spesifikasi yang berasal dari peraturan dan standar d. Standar nasional, industri, dan perusahaan e. Prosedur operasional perusahaan dan manual mutu B. Audit Ketidaksesuaian Jenis audit ini lebih dalam daripada audit sistem. Audit dilakukan untuk melihat apakah prosedur, instruksi kerja, dan rencana diimplementasikan. Karena dokumen adalah alat yang penting pada audit ini, maka sangat penting untuk mengaudit : a. Ketersediaan dokumen pada personel yang memang orang yang memang membutuhkan. b. Kelengkapan prosedur pada menggunakannya. c. Kecukupan dokumen untuk dapat digunakan dalam melaksanakan tugas secara efisien dan efektif. Jenis audit inilah yang banyak digunakan dalam pelaksanaan audit mutu internal. Audit ini akan dilaksanakan secara periodik dan terprogram pada perusahaan sehingga sangat memungkinkan untuk melihat keefektifan dan efisiensi sistem mutu di perusahaan secara lebih akurat. Audit bukan hanya melihat apakah prosedur diimplementasikan secara efektif, tetapi juga untuk melihat apakah pelaksanaan yang sesungguhnyaa tercakup pada dokumen. C. Audit Produk Jenis audit ini dilakukan untuk menentukan apakah produk sesuai dengan spesifikasi. Audit menentukan derajat pencapaian kepuasan pelanggan. Audit produk biasanya digunakan untuk mengukur keefektifan sistem mutu dengan melakukan pemeriksaan pada produk yang merupakan output dari proses. Audit biasanya dilakukan pada tahap : Setelah produk diperiksa dan dinyatakan memenuhi persyaratan. Setelah pengemasan, tetapi sebelum dikirimkan ke pelanggan. Setelah diterima oleh distributor. Setelah diterima oleh pelanggan. Umpan balik dari bagian customer service atau dari hasil survey. 2.6.3 Tujuan Audit Sistem Manajemen Mutu a. Untuk Internal : Melihat kekurangan sistem manajemen mutu. Mengevaluasi kekurangan untuk kemudian melakukan tindakan koreksi. Menilai kesiapan untuk audit eksternal (pihak kedua dan/ atau pihak ketiga). Mendorong pemeliharaan dan perbaikan dari pelaksanaan sistem mutu. b. Untuk Eksternal : Memenuhi persyaratan standar sistem manajemen mutu. Memenuhi persyaratan badan sertifikasi. Memenuhi persyaratan pelanggan (khusus dalam kontrak). Memenuhi undang-undang/badan pemerintahan (misalnya reaktor nuklir). 2.6.4 Pelaksanaan Audit Pelaksanaan audit dapat mengacu pada : 1. Rapat Pembukaan Rapat pembukaan (opening meeting) adalah pertemuan yang dilakukan sebelum audit dilaksanakan. Pertemuan ini dihadiri oleh tim auditor dan semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan audit tersebut. Kehadiran kepala bagian departemen yang diaudit merupakan salah satu bentuk komitmen terhadap pengembangan mutu di perusahaan. Lead auditor yang bertindak sebagai pemimpin pertemuan memberikan penjelasan mengenai : Tim audit dan tanggung jawab setiap anggota tim. Tujuan dari pertemuan. Ruang lingkup audit. Tujuan audit. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan audit. Jadwal audit. Jawaban atas semua pertanyaan yang muncul dari pihak auditee. 2. Penggunaan Daftar Periksa Daftar periksa (checklist) yang telah disiapkan oleh tim audit, pada saat pelaksanaan audit, harus dapat digunakan secara efektif. Tujuan penggunaan checklist adalah untuk membantu pelaksanaan audit agar sesuai dengan rencana audit yang telah dibuat. Checklist ini merupakan alat yang sangat bermanfaat dalam pelaksanaan audit, antara lain : Untuk mengatur dan mengendalikan waktu pelaksanaan audit. Untuk mengatur dan mengendalikan ruang lingkup audit agar sesuai dengan rencana dn jadwal yang telah dibuat. Untuk memberikan panduan dalam menelusuri dokumen referensi yang diperlukan. Sebagai alat bantu dalam penyusunan hasil audit yang dilakukan. 2.6.5 Teknik Audit Mengidentifikasi Proses Auditor harus bekerja sesuai langkah-langkah berikut untuk memahami proses-proses dalam organisasi dan juga memahami bagaimana klausul-klausul standar tersebut telah ditetapkan untuk proses-proses tersebut (apakah sesuai). Tinjauan Kebijakan mutu Evaluasi Kebijakan mutu pada setiap fungsi Analisis Proses kritis apa saja yang ada pada tiap unit untuk pencapaian sasaran Apakah ada proses pendukung ? Identifikasi Proses-proses, dokumen, pengendalian, rekaman Audit Gambar 2.1 Tahapan kerja auditor Mengaudit sistem manajemen mutu 1. Dalam melaksanakan audit, auditor harus : Meninjau kebijakan mutu. Mengevaluasi sasaran mutu pada setiap fungsi dan level. Fokus terhadap rencana pencapaian sasaran. Menganalisis proses kritis (bisa berupa aktivitas-aktivitas, proses, dan ukuran yang dianggap penting dalam mencapai sasaran). Mengidentifikasi proses-proses pendukung yang dianggap perlu/sesuai. Memfokuskan proses audit terhadap organisasi/bagian, proses, pemeriksaan, rekaman, dan produk/servis. Mempertimbangkan keefektifan dan efisiensi proses tersebut. 2. Untuk hal-hal tersebut auditor : Memahami masalah-masalah pokok/utama dalam organisasi/bagian. Memfokuskan pada proses-proses kritis. Mengaudit peningkatan bisnis. 3. Proses kritis yang dianggap vital dalam menuju sasaran mutu ini harus diidentifikasi terlebih dahulu. 4. Hal tersebut bisa digambarkan dengan : Memetakan proses. Mengembangkan flowcharts. Checklist yang didasari pada persyaratan ISO 9001:2000. Mengembangkan checklist yang didasari pada dokumen atau prosedur. Mengumpulkan dan memverifikasi informasi 1. Informasi yang didapat selama audit harus diverifikasi oleh auditor dan bisa dipertimbangkan sebagai temuan audit. 2. Informasi bisa diperoleh dari beberapa sumber, seperti : Klarifikasi Wawancara, dengan mempergunakan metode 5 W (what, where, who, when, why) dan 1 H (how). Observasi Melakukan observasi terhadap berbagai aktivitas yang ada di lingkungan tempat kerja serta kondisi yang ada. Observasi biasanya dilakukan oleh auditor terhadap : - Kesesuaian penyimpanan dan identifikasi dari bahan baku dan produk jadi. - Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian. - Penggunaan instruksi kerja oleh para personel/operator. Verifikasi Pengambilan contoh secara acak Dokumen-dokumen, seperti : Kebijakan, sasaran, rencana, prosedur, instruksi, lisensi, spesifikasi dan gambar. Dokumen seperti : Dokumen inspeksi, minutes meeting, dokumen komplain pelanggan, komunikasi yang relevan dari pihak yang berkepentingan eksternal, rekaman audit, program pemantauan dan hasil pengukuran. 3. Dalam mengumpulkan informasi diharuskan untuk mempertimbangkan interaksi antar funsi, aktivitas dan proses. 4. Bukti-bukti audit harus diidentifikasi, didokumentasikan, dan direkam. Temuan Audit Untuk mengaudit organisasi dengan menggunakan ISO 9001:2000 secara efektif, auditor diharuskan untuk memahami cara memantau dan mengukur informasi sedemikian rupa sehingga informasi tersebut dapat diketahui sejauh mana audit bisa memberikan kontribusi peningkatan berkesinambungan terhadap sistem manajemen mutu organisasi Bukti audit harus dievaluasi terhadap audit kriteria untuk menentukan temuan audit. Temuan audit bisa menunjukkan kesesuaian/ketidaksesuaian dengan persyaratan. Temuan audit bisa dibuat dalam bentuk tingkatan sesuai dengan rencana audit. Bukti objektif ini diperlukan sebagai bukti penerapan dari sistem mutu yang ada. Contoh bukti objektif yang dapat diambil : Catatan, seperti risalah tinjauan manajemen, catatan pengendalian mutu, lembaran pengembalian proses, dan lainlain. Prosedur, petunjuk kerja, spesifikasi produk, standar teknis, dan lain-lain. Kondisi fisik peralatan, mesin, areal penyimpanan, atau komponen produk. Jawaban dari pihak auditee pada waktu diaudit. Hasil observasi auditor pada beberapa area atau aktivitas yang diaudit. Pertemuan Tim Audit Setelah selesai melakukan audit, tim auditor harus melakukan pertemuan untuk membicarakan semua hasil observasi dan menentukan apakah ada dari hasil observasi yang dikategorikan sebagai ketidaksesuaian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan pada prosedur audit mutu internal. Semua ketidaksesuaian harus didukung oleh bukti objektif dan dilaporkan dengan menggunakan kata-kata yang tepat. Pimpinan auditor mengumpulkan semua laporan ketidaksesuaian dan memeriksanya untuk memastikan bahwa temuan tersebut didukung oleh bukti. Rapat Penutupan Pada rapat penutupan (closing meeting) ini, lead auditor melakukan hal-hal berikut : Mengucapkan terima kasih kepada auditee atas fasilitas, bantuan, dan kerjasama yang diberikan selama audit dilakukan. Menjelaskan hasil temuan audit. Jika terdapat ketidaksesuaian, mengkonfirmasikan kepada auditee dan meminta auditee untuk melengkapinya dengan rencana tindakan koreksi yang akan diambil serta target penyelesaiannya. Menyimpulkan hasil audit (merekomendasikan/tidak merekomendasikan). Membuka forum tanya jawab. Menjelaskan hal-hal yang ditanyakan auditee. Menutup pertemuan. Pelaporan Audit Laporan audit mencakup : Ruang lingkup daan sasaran audit. Jadwal audit. Anggota tim audit. Auditee. Identifikasi dokumen rujukan terhadap audit yang dilakukan. Ketidaksesuaian. Kesimpulan/keputusan audit. Laporan audit harus diberi tanggal dan ditanda tangani oleh semua anggota di dalam tim audit. Ketidaksesuaian Definisi : Tidak memenuhi persyaratan. Dalam suatu audit, ketidaksesuaian bisa disebabkan oleh : o Sistem dokumentasi persyaratan sistem tidak mutu memadai yang ada terhadap atau yang menggambarkan pelaksanaan sistem yang sebenarnya. o Pelaksanaan atau penerapannya tidak memenuhi sistem dokumen atau persyaratan dari standar sistem yang ada. Ketidaksesuaian yang ditemukan selama audit harus berdasarkan fakta yang ada, tidak boleh berdasarkan pendapat pribadi auditor. Semua ketidaksesuaian harus dinilai terhadap : o Klausul ISO 9001:2000. o Sebuah ketidaksesuaian dengan penerapan klausul standar ISO yang ada. Sebuah ketidaksesuaian di dalam penerapannya bisa dinilai terhadap kebijakan perusahaan, kontrak penjualan, intruksi kerja, standar produk/hasil, dan kebijakan pemerintah. Ketidaksesuaian yang ditemukan selama audit bisa dikategorikan ke dalam “mayor: atau “minor” untuk menilai keseriusan atau masalah penting dalam sistem. Ketidaksesuaian “Mayor” Ketidaksesuaian yang berpotensi menghasilkan dampak yang serius terhadap pencapaian mutu atau efektivitas sistem mutu. Ketidaksesuaian “Minor” Ketidaksesuaian akan disebut minor apabila tidak mempunyai dampak yang serius terhadap mutu atau sistem mutu (human error). Kesalahan atau ketidaksesuaian pada dokumen seperti prosedur atau instruksi kerja terhadap pelaksanaan yang sebenarnya atau terhadap persyaratan standar yang ada. Penyimpangan dalam penerapan terhadap bagian dari prosedur atau instruksi kerja. Mendokumentasikan Ketidaksesuaian Auditor bertanggung jawab untuk mengidentifikasi berbagai ketidaksesuaian dan didokumentasikan dalam formulir “Laporan Ketidaksesuaian” (LK) atau “Permintaan Tindakan Perbaikan” (PTP). Tindakan Perbaikan Tindakan perbaikan adalah tindakan yang dilakukan oleh pihak yang diaudit (auditee) untuk memperbaiki ketidaksesuaian yang ditemukan pada saat audit. Setiap tindakan yang diambil sebaiknya sekaligus berupa tindakan pencegahan agar masalah yang sama tidak terulang lagi. Tindakan perbaikan merupakan bagian dari proses peningkatan yang berkesinambungan dari sistem mutu suatu perusahaan. Tindakan perbaikan merupakan bagian dari kegiatan audit setelah ketidaksesuaian dari sistem teridentifikasi pada saat audit. Tindakan perbaikan dibuat oleh auditee setelah auditor menemukan ketidaksesuaian tersebut. Tanggung Jawab dan Wewenang Pelaksanaan Tindakan Perbaikan (PTP). Tim Audit Mengidentifikasi ketidaksesuaian yang ditemukan dalam PTP/LK. Menjelaskan ketidaksesuaian yang ditemukan kepada auditee. Meminta persetujuan dari auditee mengenai batas waktu pelaksanaan tindakan perbaikan. Mengontrol daan memonitor penerbitan dan pengembalian PTP/LK. Auditee Mengerti dengan jelas mengenai ketidaksesuaian yang ditemukan oleh auditor. Melakukan penilaian akan pengaruh/tingkat keseriusan, serta menyiapkan sumber daya untuk melakukan tindakan perbaikan untuk memenuhi batas waktu penyelesaian tindakan perbaikan. Melakukan tindakan perbaikan dan mendokumentasikannya (ditulis) dalam PTP/LK. Mengembalikan ditindaklanjuti. PTP/LK kepada auditor untuk