Topik-topik yang akan dibahas dalam bagian ini termasuk kelompok komponen imbalan langsung dan tidak langsung yang merupakan komponen terbesar dari imbalan setelah gaji/upah pokok. Topik-topik tersebut akan dibahas satu persatu ditinjau dari aspek teoritis, aspek kebijakan perusahaan, aspek legal, dan aspek kebiasaan yang berlaku umum di Indonesia. Tunjangan (diperusahaan asing disebut ”allowance”) adalah segala pembayaran tambahan oleh pengusaha kepada karyawan berupa tunai dan diberikan secara rutin atau periodic. Fungsi atau tujuannya sebenarnya adalah sebagai suplemen (tambahan) dari statusnya dikenal dua jenis tunjangan yaitu tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap. Yang dimaksud dengan Tunjangan Tetap adalah suplemen gaji/upah yang diberikan secara rutin dan periodik tanpa dikaitkan dengan persyaratan tertentu, misalnya kehadiran dan tempat kerja. Sebaliknya yang dimaksud Tunjangan Tidak Tetap adalah suplemen gaji/upah yang akan diberikan bila karyawan memenuhi syarat tertentu yang biasanya berhubungan dengan kehadiran di tempat kerja. Banyak perusahaan yang memperlakukan ”Tunjangan transportasi dan Tunjangan makan” sebagai tunjangan yang tidak tetap. Malahan ada perusahaan yang sengaja menciptakan secara khusus apa yang mereka sebut dengan ”Tunjangan Kehadiran” yang statusnya sangat jelas. Kelompok BUMN mempunyai alasan sendiri yang bersifat historis dalam menerapkan kebijakan tersebut. Pada masa lalu, Direksi BUMN mendapat kesulitan untuk menikan gaji karyawan karena dilarang oleh pemerintah. Tetapi, karena tuntutan salah satunya adalah menciptakan tunjungan-tunjangan yang pada dasarnya merupakan suplemen gaji. Cara lainya adalah memberikan bermacammacam fasilitas dan kemudahan bagi pimpinan dan karyawan (antara lain rumah dinas, kendaraan dinas, pelayanan, pengemudi, penjaga keamanan, dan tukang kebun untuk Direksi atau penjabat tinggi lainnya). Pada beberapa BUMN jumlah tunjangan tersebut bervariasi antara 5 sampai 14 macam dan besarbya secara keseluruhan dapat mencapai 200 sampai 300 persen dari gaji pokok. 2 (dua) contoh di bawah ini berasal dari dua buah BUMN yang dulu ada di bawah lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Contoh 1 Komponen Pendapatan Bulanan Karyawan sebuah BUMN (1992) 1. Pendapatan Tetap” 1. Gaji Pokok (Gp) = Jumlah Points X Nilai = Rp. A 2. Tunjangan Pengabdian = 2% X GP X Th. Masa Kerja = Rp. B 3. Tunjangan Keluarga = Maksumum Rp. 50.000 = Rp. C 2. Pendapatan Variabel: 1. Tunjangan Prestasi; Atas Dasar Kehadiran + Penilaian Atasan = X 2. Tunjangan Reperesentasi; Fixed + Variabel = Y 3. Tunjangan Produk = Z Total pendapat variabel = X + Y + Z Total pendapatan setiap bulan = Gaji dasar Pensiun + Pendapatan Variabel Contoh 2 Komposisi ,Pendapatan (Take Home Pay) Bulanan Karyawan Sebuah BUMN Industri (April 1999) Nama Komponen: Diberikan Kepada: 1. Gaji Pokok Semua Pegawai 2. Tunjangan Jabatan Semua Pegawai 3. Tunjangan Fungsional Semua Pegawai 4. Tunjangan Lokasi Semua Pegawai (dilokasi mana pun) 5. Tunjangan Lapangan Semua Pegawai”lapangan” 6. Tunjangan Rumah Semua Pegawai ”yang tidak diberi rumah dinas” 7. Tunjangan TransportasiSemua Pegawai 8. Tunjangan Pangan Semua Pegawai 9. Tunjangan kemahalan Semua Pegawai 10. Tunjangan Keluarga Semua Pegawai ”yang punya istri/anak” 11. Tunjangan Makan Semua Pegawai 12. Tunjangan On Call Hanya bagi mereka yang 24 jamharus siap sedia mendapat panggilan bila pabrik dalam keadaan darurat 13. Tunjangan Shift Untuk mereka yang harus bekerja shift 14. Tunjangan Khusus Untuk karyawan yang dipromosikan selama menunggu kenaikan golongan jabatannya. Tunjangan Hari Raya atau lebih dikenal dengan istilah THR sebenarnya dalam suplemen dari gaji/upah juga yang tidak diberikan pada setiap tanggal gajian, tetapi biasanya menjelang Hari Raya Keagamaan. Dalam masalah THR ini ada beberapa isu yang sering harus ditangani. Pertama, besarnya. Menurut ketentuan PERMENAKER yang berlaku, besarnya THR adalah sekurang-kurang satu bulan upah. Ada beberapa perusahaan besar diberikan lebih dari satu bulan gaji antara dua sampai empat bulan gaji. Dalam hal ini, karena THR adalah suplemen gaji yang sifatnya fixed, pengeluaran untuk pembayaran THR tersebut lebih merupakan sebuah ”kewajiban yang bersiifat normatif”. Artinya, perusahaan tidak boleh mencoba mengaitkannya dengan prestasi individu, kelompok ataupun produktivitas dan kinerja perusahaan. Kedua, kebanyakan perusahaan memberikan THR tersebut menjelang Hari Raya Idul Fitri, tidak perduli apa agama mereka. Alasanya lebih banyak untuk kemudahaan administratif. Tetepi beberapa perusahaan memberikan THR pada waktu yang berbeda-beda. Untuk karyawan muslim dalam bulan Ramadhan, sedangkan untuk karyawan lain boleh memilih mengikuti hari raya keagamaan masing-masing. Yang sering menjadi masalah adalah pembayaran untuk karyawan muslim yang sering dilakukan terlalu mendekati saat akhir bulan Ramadhan. Karyawan menghendaki dan ada baiknya agar THR tersebut dibayarkan paling lambat 2 minggu sebelum Hari Raya Idul Fitri, Tunjangan kesehatan adalah salah satu program kesejahteraan dan pemeliharaan sumber daya manusia perusahaan yang juga sangat penting setelah gaji/upah dan tunjangan lainnya, terutama bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Apabila program ini dirancang di dikelola dengan baik, dapat menjadi sumber ketidakpuasan pekerja, sumber kepusingan bagi manajemen dan akhirnya dapat menjadi sumber perselisihan. Masalah ini dapat menjadi sumber kepusingan bagi pimpinan perusahaan di Indonesia, dan tidak lagi menjadi sumber kepusingan khususnya negara Barat, karena sudah tersedia program asuransi kesehatan komprehensif yang cukup murah yang dapat diikuti oleh setiap warga negara ataupun pendatang tamu, sehingga urusan pemeliharaan kesehatan dari dan anggota keluarga pekerja sudah menjadi tanggung jawab sendiri. Yang penting bagi perusahaan adalah membayar upah yang cukup agar pekerja bisa membayar permi asuransi kesehatan tersebut setiap waktu tiba. Dalam hal ini kesehatan tersebut, perusahaan mempunyai kebijakan dan cara sendiri dalam melaksanakan pemeliharaan kesehatan karyawan dan keluarga mereka. Pemilihan kebijakan dan cara tersebut tergantung pada beberapa faktor, dan jenis-jenisnya adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai klinik pengobatan (pusat pelayanan kesehatan) sendiri 2. Penunjukan dokter perusahaan khusus, apotik, dan rumah sakit 3. Sistem pengembalian biaya (reimbursement) 4. Memanfaatkan program asuransi 5. Sistem pembagian sisa dana pemeliharaan kesehatan tahunan Masalah transportasi karyawan juga dapat menjadi sumber kepusingan dan perselisihan. Dalam hal ini perusahaan harus membuat analisis secara berhati-hati dan meneliti agar jangan sampai membuat kebijakan yang tidak dapat lagi diubah kecuali dengan melalui perselisihan yang sangat serius yang dapat merusak suasana dan iklim organisasi. Masalah ini terutama dihadapi oleh perusahaan yang beroperasi di luar kota dan/atau di kawasan industri yang jauh dari daerah pemukiman. Sedangkan masalah tunjangan makan biasanya dibedakan berdasarkan pangkat /atau golongan disuatu organisasi, ada juga perusahaan yang memberikan tunjangan makan dengan sama rata dari mulai staf sampai pimpinan semua itu tergantung dari kebijakan suatu perusahaan/organisasi. Ada beberapa cara bagaimana perusahaan menyediakan kebutuhan mobil/kendaraan dinas: 1. perusahaan menyediakan kendaraan dinas 2. perusahaan menyediakan pinjaman lunak untuk membeli kendaraan 3. manajer harus membeli melalui perusahaan leasing 4. Patungan 5. perusahaan menyewa kendaraan manajer yang digunakan kembali oleh manajer Selain yang disebutkan diatas masih banyak tunjangan lainya seperti : 1. tujnanga keluarga 2. tunjangan jabatan 3. tunjangan prestasi 4. tunjangan fungsional 5. tunjangan lokasi 6. tunjangaan lapangan 7. tunjangan lokasi 8. tunjangan On Call 9. tunjangan Shift 10. tunjangan khusus 11. tunjangan rumah 12. tunjangan pangan, 13. dll