262 SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan

advertisement
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN I-CLASS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
KUALITAS PENDIDIKAN DI SMA KRISTEN PETRA
Reviaty Wido Permatasari1
1Universitas
Surabaya/ Magister Psikologi Sains, Surabaya
Alamat Korespondensi : Jl. Tenggilis, Surabaya, Telp/Fax Institusi/Afiliasi
E-mail: 1)[email protected]
Abstrak
Pengembangan pendidikan di Indonesia seakan mendapat tantangan baru dimana sering
ditemukan berbagai upaya yang dilakukan untuk membenahi pendidikan baik secara lokal maupun
nasional untuk memenuhi amanat UUD 1945 yang berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Tak pernah terbayangkan bahwa lemahnya suatu proses dalam suatu tindakan itu terletak pada
objek tindakan itu sendiri. Dalam hal ini guru yang menjalankan proses pembelajaran tersebut,
menjadi pemeran kunci peningkatan kualitas mutu pendidikan di Indonesia. Guru dalam hal ini
memegang kekuasaan tertinggi dalam kelas seringkali melangsungkan proses pembelajaran yang
terkadang “keluar” atau tidak sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah disusun, sehingga menjadi satu pokok bahasan di publik, bahwa guru tidak siap dan atau
belum mampu mengelola kelas dengan baik. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk
supervisi tidak langsung bagi guru di kelas dengan tujuan agar permasalahan dalam pembelajaran
dapat diselesaikan, dimana guru merasa diperhatikan dan dibantu untuk meningkatkan kualitas
profesionalismenya sekaligus kualitas mutu pendidikan di sekolah. Penelitian tindakan kelas
digunakan untuk menemukan pemecahan permasalahan yang dihadapi seseorang guru dalam
tugasnya sehari-hari yang metode pengajarannya berbasis i-class sebagai bentuk inovasi untuk
mentransformasi pendidikan yang dilaksanakan pada siswa generasi Z atau i-generation melalui
refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran yang
terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini berisi kajian
konsep terkait dengan Penelitian Tindakan Kelas. Metode penelitian yang dilakukan adalah mixmethod (kuantitatif dan kualitatif) dengan hasil penelitian yang akan didiskusikan lebih lanjut.
Implikasi yang diharapkan adalah mutu pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dengan
adanya Penelitian Tindakan Kelas berkala.
Kata kunci: Guru, Metode Mengajar, Penelitian Tindakan Kelas, Siswa Generasi Z, Supervisi
262
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai
nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Pendidikan memiliki peran utama
dalam pengembangan personal dan atau sosial serta memengaruhi perubahan individu, sosial serta
masyarakat secara umum yang memerlukan paradigm baru dalam dunia pendidikan. Kualitas
pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis, oleh karena itu tuntutan kualitas pendidikan
selalu berubah sesuai dengan perkembangan iptek. Dengan demikian, harus ada usaha yang terus
menerus berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan baik secara nasional maupun lokal.
Kunandar (2008). Dalam dunia pendidikan, Guru mempunyai peranan sangat besar dan strategis
karena langsung berhadapan dengan siswa untuk menrasfer ilmu pengetahuan sekaligus mendidik
dengan nilai-nilai positif melalui pendidikan dan pengajaran, serta bimbingan dan keteladanan,
maka harus ada usaha untuk meningkatkan profesionalitas guru yang ditandai dengan peningkatan
kompetensi yang harus dimiliki guru yakni kompetensi pedagogic, sosial, personal, dan kompetensi
professional. Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam peningkatan kualitas pembelajaran adalah
dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk
mengevaluasi pembelajaran di kelas, sebab dalam kenyataannya, siswa ditempatkan sebagai
pendengar kaku seolah tidak ada waktu yang terpakai untuk berpikir dan berkreasi seefektif
mungkin. Tujuan penuliasan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana fungsi dan peran Penelitian
Tindakan Kelas sebagai salah satu bentuk transformasi pendidikan. Penelitian tindakan kelas
merupakan intervensi praktik nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis dan
memberikan manfaat bagi guru terutama dalam mendorong guru agar proses pembelajaran yang
dihadirkannya dapat berjalan efektif dan efisien, sesuai muatan dalam Rencana Proses
Pembelajaran (RPP) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Penelitian tindakan kelas memiliki
tahap yakni perencanaan, pemberian tindakan, pengamatan dan refleksi. Dengan demikian
merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru untuk menjaga profesionalitasnya.
Kegiatan penelitian tindakan kelas memungkinkan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
yang bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan secara nasional yang seharusnya dimulai dari
proses pembelajaran dalam kelas. Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam peningkatan kualitas
pembelajaran adalah dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas
merupakan kegiatan penelitian untuk memecahkan permasalahan-permasalahan pembelajaran yang
dilaksanakan melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas,
dimana guru selalu menekankan soal pengajaran dengan sistem klasikal, siswa mampu memahami
isi materi tetapi mengabaikan pola pendidikan dan nilai dari isi pembelajaran tersebut, dimana
pembelajaran selalu berorientasi pada penguasaan materidan terbukti berhasil dalam kompetisi
mengingat bagi siswa dalam jangka pendek tetapi gagal dalam membekali siswa memecahkan
persoalan dalam kehidupannya untuk jangka panjang.
2. METODE
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA Kristen Petra 4 Sidoarjo. Penelitian
dilakukan saat jam pelajaran berlangsung khususnya pada jam pelajaran Kimia yang sesuai dengan
jadwal pelajaran yang telah diatur. Penelitian dilakukan sekitar minggu ke 2-3 bulan Oktober 2016.
Metode penelitian yang digunakan adalah mix-method (kuantitatif dan kualitatif) dengan responden
siswa SMA Kristen Petra 4 Sidoarjo. Teknik pemilihan responden dilakukan secara sampling dari
siswa kelas XI. Bahan dan alat yang digunakan berupa angket dan kuisioner yang mengukur
kinerja pembelajaran di kelas dan produktivitasnya. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan
secara observasi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen serta interview. Teknik analisa data
menggunakan data angka dari hasil angket yang dianalisis secara kuantitatif dan kuisioner dari
hasil interview yang akan dianalisis secara kualitatif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016 263
Hasil dan pembahasan didiskusikan lebih lanjut.
4. KESIMPULAN
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk dari penelitian dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran yang dilakukan bersama di kelas secara professional dengan tujuan untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, dimana guru selalu menekankan soal pengajaran
dengan agar siswa mampu memahami isi materi tetapi mengabaikan pola pendidikan dan nilai dari
isi pembelajaran. Dalam penelitian tindakan kelas dimana fokus penelitian berupa kegiatan
pembelajaran, maka guru harus memiliki peran ganda sebagai pengajar sekaligus sebagai peneliti.
Hal ini dilakukan oleh guru karena guru sangat mampu memahami dan mengenal karakteristik
siiswanya dengan gaya belajar generasi Z yang sesuai dengan ranah belajar mereka.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Second Edition. Philadelphia:
Open University Press..
[2] Kunandar. 2008. Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Persiapan mengahadapi Sertifikasi Guru).Rajawali Press. Jakarta.
[3] Rochman, N. 1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: IKIP Bandung.
[4] Suharsimi. A, Suhardjono. Dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara .
Jakarta.
[5] Sarwiji Suwandi. 2013. Modul “Penelitian Tindakan Kelas” Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Jurnal:
[1] Che Nidzam, Wang Chiao, Asmayati and Mohd. 2014. Relationship Between Constructivist
Learning Environments And Educational Facility In Science Classrooms. Procedia-Social
and Behavioral Science Journal. 191(2015) 1952-1957.
[2] Cherie, L. 2014. Flipping the Classroom in a Large Chemistry Class-Research University
Environment. Procedia-Social and Behavioral Science Journal. 191(2015) 1113-1118.
[3] Jaitip and Siridej. 2014. Teacher competency development:
Teaching with Tablet technology thought Classroom Innovative
Action Research (CIAR) coaching process. Procedia-Social and Behavioral
Science Journal. 174(2015) 992-999.
[4] Nipaporn,
Suwimon,
and
Siripaarn.
2015.
Research
and
development of classroom action research process to enhance
school learning. Procedia-Social and Behavioral Science Journal. 171(2015) 13151324.
[5] Pattaraporn, jaitip, and Siridej. 2014. An argument performance task in a
virtual classroom for enhancing graduate students; analytical
reasoning. Procedia-Social and Behavioral Science Journal. 174(2015) 1031-1035.
[6] Srisa-ard, Luanganggoon, and Malasi. 2012. The Development of Standards, factors, and
Indicators for Evaluating the Quality of Classroom Action Research. Procedia-Social and
Behavioral Science Journal. 69(2012) 220-226.
264
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016 265
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN I-CLASS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
KUALITAS PENDIDIKAN DI SMA KRISTEN PETRA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengembangan pendidikan di Indonesia seakan mendapat tantangan baru dimana sering
ditemukan berbagai upaya yang dilakukan untuk membenahi pendidikan baik secara lokal maupun
nasional untuk memenuhi amanat UUD 1945 yang berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Tak pernah terbayangkan bahwa lemahnya suatu proses dalam suatu tindakan itu terletak pada
objek tindakan itu sendiri. Dalam hal ini guru yang menjalankan proses pembelajaran tersebut,
menjadi pemeran kunci peningkatan kualitas mutu pendidikan di Indonesia. Guru dalam hal ini
memegang kekuasaan tertinggi dalam kelas seringkali melangsungkan proses pembelajaran yang
terkadang “keluar” atau tidak sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
disusun, sehingga menjadi satu pokok bahasan di publik, bahwa guru tidak siap dan atau belum
mampu mengelola kelas dengan baik. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk supervisi
tidak langsung bagi guru di kelas dengan tujuan agar permasalahan dalam pembelajaran dapat
diselesaikan, dimana guru merasa diperhatikan dan dibantu untuk meningkatkan kualitas
profesionalismenya sekaligus kualitas mutu pendidikan di sekolah. Penelitian tindakan kelas
digunakan untuk menemukan pemecahan permasalahan yang dihadapi seorang guru dalam
tugasnya sehari-hari yang metode pengajarannya berbasis i-class sebagai bentuk inovasi untuk
mentransformasi pendidikan yang dilaksanakan pada siswa generasi Z atau i-generation melalui
refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran yang
terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini berisi kajian
konsep terkait dengan Penelitian Tindakan Kelas. Generasi Z atau i-generation sendiri merupakan
generasi muda dengan rentang usia yang lahir mulai dari tahun 1990an yang sangat familiar dengan
gadget san juga berbagai macam aplikasi internet. Metode penelitian yang dilakukan adalah mixmethod (kuantitatif dan kualitatif) dengan hasil penelitian yang akan didiskusikan lebih lanjut.
Implikasi yang diharapkan adalah mutu pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dengan adanya
Penelitian Tindakan Kelas berkala, khususnya dalam hal penelitian tindakan kelas berbasis
pengembangan IT. Penelitian tindakan kelas ini diterapkan khususnya pada matapelajaran Kimia.
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis mengambil judul penelitian,
“Penerapan Metode Pembelajaran I-Class Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan
Di SMA Kristen Petra”.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas metode mengajar guru
berbasis i-class dalam meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik di SMA Kristen Petra 4
khususnya pada mata pelajaran Kimia.
1.3. Kontribusi Penelitian
1. Kontribusi Teoritis
2. Kontribusi Praktis
a. Peserta Didik
266
: Membantu memodivikasi proses penerapan metode mengajar
guru yang tepat, efektif dan dapat bermanfaat untuk membantu
penyelesaian masalah yang terjadi di kelas dengan lebih interaktif.
: Membantu meningkatkan kreativitas guru dan peserta didik agar
dapat memotivasi peserta didik untuk memiliki prestasi yang
gemilang.
: Membantu memodivikasi proses penerapan gaya belajar peserta
didik yang tepat, efektif dan dapat bermanfaat untuk membantu
penyelesaian masalah yang terjadi
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
b. Guru
: Membantu meningkatkan kreativitas metode pengajaran guru
agar dapat memotivasi peserta didik untuk memiliki prestasi
belajar yang gemilang.
c. Orangtua
: Membantu memudahkan pengawasan orangtua terhadap
kemandirian belajar anaknya karena telah memiliki prestasi belajar
yang lebih baik.
d. Peneliti selanjutnya: Membantu mengembangkan penelitian-penelitian terkait yang
relevan tentang penelitian tindakan kelas berbasis i-class dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
2. METODE
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA Kristen Petra 4 Sidoarjo. Penelitian
dilakukan saat jam pelajaran berlangsung khususnya pada jam pelajaran Kimia yang sesuai dengan
jadwal pelajaran yang telah diatur. Penelitian dilakukan sekitar minggu ke 2-3 bulan Oktober 2016.
Metode penelitian yang digunakan adalah mix-method (kuantitatif dan kualitatif) dengan responden
siswa SMA Kristen Petra 4 Sidoarjo. Teknik pemilihan responden dilakukan secara sampling dari
siswa kelas XI. Bahan dan alat yang digunakan berupa angket dan kuisioner yang mengukur
kinerja pembelajaran di kelas dan produktivitasnya. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan
secara observasi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen serta interview. Teknik analisa data
menggunakan data angka dari hasil angket yang dianalisis secara kuantitatif dan kuisioner dari
hasil interview yang akan dianalisis secara kualitatif. Hasil pembahasan yang tertulis dalam
fullpaper ini masih berisi kumpulan dari kajian konsep terkait dengan penelitian tindakan kelas
yang akan penulis lakukan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan terkait dengan penerapan metode pembelajaran berbasis i-class
sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di SMA Kristen Petra diawali dengan kajian
konsep-konsep terkait dengan penelitian tindakan kelas yang menganalisis pengembangan
standard, factor dan indicator untuk mengevaluasi kualitas penelitian tindakan kelas. Menurut
Boonchom dalam International Conference on Education and Educational Psychology (ICEEPSY
2012), ditemukan bahwa berbagai standard, factor, dan indicator dari evaluasi kualitas penelitian
tindakan kelas mencakup 4 standar, 18 faktor, dan 57 indikator. Standard peneliti berbasis
pengetahuan memiliki 4 faktor dan 10 indikator. Standard proses penelitian memiliki 10 faktor dan
32 indikator. Standard nilai penelitian memiliki 3 faktor dan 11 indikator. Standard etika, moral,
kode penelitian memiliki 1 faktor dan 4 indikator.
Pembahasan berikutnya terkait dengan proses penelitian dan pengembangan penelitian
tindakan kelas untuk peningkatan pembelajaran di sekolah menurut Nipaporn dalam ICEEPSY
2014. Penelitian tersebut bertujuan untuk 1) mengembangkan penelitian tindakan kelas (PTK), 2)
membandingkan antara kedisiplinan para guru dengan pembelajaran di sekolah yang menggunakan
2 pengembangan metode (menggunakan PTK dan tanya jawab secara training), dan 3) mempelajari
opini-opini para guru tentang 5 kedisiplinan dan pengembangan pembelajaran di sekolah. Dari
hasil penelitian tersebut diperoleh data bahwa berdasarkan studi literatur, peneliti menemukan
adanya beberapa hambatan dalam proses penelitian tindakan kelas sehingga peneliti
mengembangkan proses penelitian tindakan kelas baru dengan konsep yang relevan. Menurut
survey, para guru masih belum memiliki kemampuan-kemampuan dasar, sehingga harus
merefleksikan dan melanjutkan kemampuan dalam pengembangan pembelajaran. Penelitian di
sekolah menyatakan bahwa pembelajaran eksperimen metode pengajaran yang bervariasi
menunjukkan nilai rata-rata yang rendah. Menurut penelitian semu, tidak ada perbedaan yang
signifikan antara penggunaan 5 kedisiplinan variasi metode pengajaran guru dengan dengan
pembelajaran di sekolah.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016 267
Kajian literatur selanjutnya yakni menurut Jaitip dan Siridej dalam Social and Behavioral
Sciences 174 (2015) 992-999 Journal, tentang pengembangan kompetensi guru: Pengajaran
menggunakan Teknologi Tablet dalam Inovasi Pembelajaran Inovatif Kelas (CIAR). Penelitian ini
dilakukan di Bangkok, Thailand. Penelitian ini dilakukan dengan mengimplementasikan peraturan
“Satu Tablet per Siswa” dengan tujuan mempersiapkan dan membekali siswa menjadi masyarakat
kompetitif di dunia. Untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi guru, CIAR dikembangkan
dengan metode penelitian mix-method guna mencapai kompetensi guru dan tujuan pembelajaran
secara optimal yang meliputi: 1) Asesmen profil para guru, 2) Integritas akademik, 3) Tantangan
Penggunaan Teknologi di Kelas, 4) Interaksi guru-siswa, 5) refleksi dan 6) publikasi. Hasil
penelitian yang diperoleh adalah CIAR merupakan program pengembangan kompetensi
professional guru yang efektif digunakan dalam skala nasional.
Pembahasan literatur selanjutnya, menurut Pattaraporn, Jaitip, dan Siridej dalam Social and
Behavioral Sciences 174 (2015) 1031-1035 Journal, “Sebuah Argumen Kinerja dalam Kelas
Virtual untuk Meningkatkan Alasan Analisis Siswa” menjelaskan bahwa penggunaan kelas virtual
dapat meningkatkan ekstensif dokumen kepustakaan yang dapat membedakan tugas-tugas yang
sifatnya digital.
Kajian literatur selanjutnya diambil dari Social and Behavioral Sciences 191 (2015) 11131118 Journal yang ditulis oleh Cherie tentang Penelitian Metode Pembeajaran berbasis Flip pada
Matakuliah Kimia Dasar. Penelitian ini dilakukan di lingkungan universitas yang dapat
disimulasikan di jenjang sekolah menengah atas. Studi penelitian dilakukan untuk mengetahui
efektivitas pembelajaran berbasis “flipped classroom” pada kelas besar kimia. Pembelajaran
dilakukan online menggunakan teknik rekaman instructor dalam pengajaran, pemberian contoh dan
penyelesaian masalah berbasis online yang dapat diakses oleh para siswa kapan saja dan dimana
saja.metode penelitian ini menggunakan kelas control dan kelas eksperimen dimana kelas
eksperimen diberi treatmen/perlakuan pembelajaran berbasis “flipped classroom” sedangkan kelas
control menggunakan metode pembelajaran klasikal. Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran
kelas berbasis “flipped classroom” terbukti lebih efektif dibandingkan dengan metode
pembelajaran klasik/konvensional yang diterapkan di sekolah.
Kajian literatur selanjutnya diambil dari Social and Behavioral Sciences 191 (2015) 19521957 Journal yang ditulis oleh Nidzam, Wang, Asmayati, Mohd terkait “Hubungan antara
Pembelajaran Konstruktivisme dengan Fasilitas Pendidikan di Kelas Sains”. Tujuan penelitian ini
adalah menginvestigasi pembelajaran konstruktivis yang terintegrasi dalam kelas sains dan persepsi
siswa tentang pembelajaran konstruktivis yang diterapkan di kelas mereka. Tujuan lain untuk
melihat fasilitas pendidikan di sekolah dan mengidentifikasi hubungannya dengan kingkungan
pembelajaran. Penelitian ini membuktikan bahwa para siswa setuju dengan penerapan
pembelajaran konstruktivis pada kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan secara statistic juga
diperoleh data yang signifikan terkait dengan pembelajaran konstruktivis yang baik diterapkan di
kelas.
Kajian literatur selanjutnya diambil dari Procedia Technology 13 (2014) 76-85 Journal
tentang “Sikap Mediasi Guru dan Produktivitas Siswa selama Pembelajaran Berbasis Simulasi
Komputer di Kelas Fisika” yang ditulis oleh Ana, Elisa, Carla, Fernanda, Bernardino. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui karakteristik siswa selama penggunaan simulasi komputer pada
pembelajaran di kelas, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan
utamanya adalah untuk memahami mediasi guru dalam kelas dengan siswa menggunakan simulasi
computer yang berpengaruh pada produktivitas pembelajaran siswa. Penelitian ini diterapkan
dalam pembelajaran fisika dan kimia dalam kelas. Hasilnya, kondisi dasar yang dihasilkan dapat
meningkatkan produktivitas siswa ketika mereka menggunakan simulasi computer dalam
pembelajaran di kelas dibandingkan dengan tidak menggunakan metode pembelajaran berbasis
simulasi computer dalam kelas atau dengan kata lain menggunakan metode pembelajaran
konvensional.
268
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
4. KESIMPULAN
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk dari penelitian dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran yang dilakukan bersama di kelas secara professional dengan tujuan untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan refleksi diri, memperbaiki atau meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas, dimana guru selalu menekankan soal pengajaran dengan agar siswa mampu
memahami isi materi tetapi mengabaikan pola pendidikan dan nilai dari isi pembelajaran berbasis iclass. Dalam penelitian tindakan kelas dimana fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran,
maka guru harus memiliki peran ganda sebagai pengajar sekaligus sebagai peneliti. Hal ini
dilakukan oleh guru karena guru sangat mampu memahami dan mengenal karakteristik siiswanya
dengan gaya belajar generasi Z yang sesuai dengan ranah belajar mereka.
5. REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA
[6] Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Second Edition. Philadelphia:
Open University Press..
[7] Kunandar. 2008. Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Persiapan mengahadapi Sertifikasi Guru).Rajawali Press. Jakarta.
[8] Rochman, N. 1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: IKIP Bandung.
[9] Suharsimi. A, Suhardjono. Dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara .
Jakarta.
[10]
Sarwiji Suwandi. 2013. Modul “Penelitian Tindakan Kelas” Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Jurnal:
[7] Che Nidzam, Wang Chiao, Asmayati and Mohd. 2014. Relationship Between Constructivist
Learning Environments And Educational Facility In Science Classrooms. Procedia-Social and
Behavioral Science Journal. 191(2015) 1952-1957.
[8] Cherie, L. 2014. Flipping the Classroom in a Large Chemistry Class-Research University
Environment. Procedia-Social and Behavioral Science Journal. 191(2015) 1113-1118.
[9] Jaitip and Siridej. 2014. Teacher competency development: Teaching with Tablet technology
thought Classroom Innovative Action Research (CIAR) coaching process. Procedia-Social
and Behavioral Science Journal. 174(2015) 992-999.
[10] Nipaporn, Suwimon, and Siripaarn. 2015. Research and development of classroom action
research process to enhance school learning. Procedia-Social and Behavioral Science Journal.
171(2015) 1315-1324.
[11] Pattaraporn, jaitip, and Siridej. 2014. An argument performance task in a virtual classroom for
enhancing graduate students; analytical reasoning. Procedia-Social and Behavioral Science
Journal. 174(2015) 1031-1035.
[12] Srisa-ard, Luanganggoon, and Malasi. 2012. The Development of Standards, factors, and
Indicators for Evaluating the Quality of Classroom Action Research. Procedia-Social and
Behavioral Science Journal. 69(2012) 220-226.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016 269
Download