M Mata Kuliah: Sistem Informasi Manajemen Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM OUTSOURCING PADA AHSC (American Hospital Supply Company) Oleh: Dika Anggari P056132181.51 MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................................................................ 3 1.2 Tujuan ............................................................................................................ 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi...... ...................................................................................... 5 2.2 Outsourcing.................................................................................................... 8 BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pembahasan................................................................................................. 12 BAB 4 KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan................................................................................................... 17 Daftar Pustaka ............................................................................................... ...........18 Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan jaman yaitu yang lebih mengacu kepada istilah globalisasi, tentunya setiap perusahaan harus mampu melakukan inovasi-inovasi untuk mampu bertahan di tengah persaingan, terlebih lagi dalam bidang teknologi yang tepat guna. Manajemen harus bsia membangun semangat untuk bisa melakukan peneram system informasi yang lebih baik dan terstruktur. Sistem informasi merupakan salah satu alat (tool) yang digunakan oleh perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahan demi mencapai efektifitas dan efesiensi perusahaan. Organisasi (perusahaan) dan sistem informasi memerlukan kontribusi, komitmen dan kepedulian untuk mendapatkan potensi yang sesungguhnya. Teknologi dan sistem informasi yang merupakan kolaborasi antara teknologi informasi dan komunikasi yang memainkan peran utama pengembangan sistem informasi. Dalam pengambangannya, sistem informasi tidak sedikit memakan biaya. Perusahaan senantiasa melakukan efisiensi biaya dalam berbagai komponen pengeluaran keuangan untuk dapat memenangkan persaingan. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan dalam mengembangkan sistem informasi dan sekaligus dalam rangka melakukan efisiensi biaya yaitu dengan sistem outsourcing. Perkembangan outsourcing saat ini meningkat dengan cepat, baik sifat maupun fokusnya. Secara historis outsourcing banyak dilakukan pada industri manufaktur, dan sekarang kegiatan outsourcing sudah mulai berkembang pesat pada industri jasa. Baik pada industri manufaktur maupun jasa, outsourcing telah meningkat melewati batas nasional dan global. Sifat outsourcing juga beragam. Beberapa perusahaan sekarang melakukan outsourcing pada aktifitas produksi inti secara ekstensif sehingga mereka tidak lagi terlibat dalam produksi (Globerman dan Vining, 2004). Inbound dan outbound logistic juga mulai di- Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 3 outsource secara luas. Perusahaan lain melakukan outsourcing secara luas terhadap aktifitas rantai nilai kedua seperti teknologi informasi, sistem akuntansi, distribusi, aspek-aspek manajemen sumber daya manusia dan R&D (Johnson dan Schneider, 1995). Outsourcing teknologi informasi bukanlah fenomena baru, dimulai dengan jasa profesional dan jasa manajemen fasilitas di bidang keuangan dan operasi pada tahun 1960-an dan 1970 (Lee, 2003). Fokus outsourcing teknologi informasi telah berkembang mulai dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, standarisasi perangkat keras dan perangkat lunak, sampai pada solusi total yang mengacu pada manajemen aktiva (Xue et al., 2005). Walaupun kepentingan akan kebutuhan outsourcing meningkat, namun tetap masih banyak perusahaan yang belum memiliki pemahaman yang jelas mengenai manfaat dan biaya dari kegiatan outsourcing. Sasaran strategik dari pembuatan keputusan outsourcing harus bisa memaksimumkan manfaat bersih dari outsourcing tersebut pada aktifitas rantai nilai dalam perusahaan. Analisis terhadap manfaat, resiko dan biaya outsourcing akan menentukan keputusan perusahaan untuk melakukan outsourcing. 1.2. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi dan menjelaskan outsourcing sistem informasi pada AHSC (American Hospital Supply Company). Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem informasi adalah paduan dari berbagai resources baik hardware, software, netware, brainware, dan data. Dalam sistem informasi juga ada input, model, proses, output, penyimpanan dan control, sehingga sistem informasi dapat digunakan untuk merencanakan, mengolah, mengendalikan serta meracik data dalam suatu organisasi berdasarkan critical sukses untuk menentukan keberhasilan perusahaan. Sistem informasi merupakan tanggungjawab dari seluruh komponen organisasi. Sistem informasi juga dapat berperan dalam bisnis menejemen dan untuk pengambilan keputusan serta memungkinkan suatu bisnis dapat berkembang. Termasuk dalam komponen sistem informasi adalah perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), prosedur, orang, basis data (database) dan jaringan komputer dan komunikasi data. Komponen sistem informasi tersebut digambarkan sebagai berikut : Gambar 1. Komponen Sistem Informasi Sistem informasi seyogyanya mendukung strategi bisnis organisasi, proses bisnis, struktur dan budaya organisasi dalam meningkatkan nilai bisnis dari organisasi khususnya dalam lingkungan bisnis yang dinamis (Silver, M,. Lyne Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 5 Markus and Cynthia M.B., 1995). Fungsi sistem informasi setidaknya mencakup; 1) mendukung kesuksesan berbagai fungsi utama bisnis seperti akuntansi, finance, manajemen operasi, pemasaran dan manajemen sumberdaya manusian, 2) kontributor utama dalam mendukung efisiensi kegiatan operasional, produktivitas dan moral SDM, pemberian layanan prima pada customer dan kepuasan customer, 3) sumber informasi utama bagi manajer dalam mendukung proses pengambilan keputusan yang efektif, 4) bagian yang penting dari upaya pengembangan produk dan jasa yang kompetitif, sehingga dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi dalam persaingan global, 5) bagian utama dari sumberdaya organisasi dan biayanya dalam menjalankan bisnis, sehingga memerlukan pengelolaan sumberdaya yang prima dan 6) kesempatan pengembangan karier yang dinamis dan menantang bagi jutaan pria dan wanita. Oleh karena itu terdapat 4 (empat) komponen) utama dalam mengatur sistem informasi yaitu : 1. Teknologi yang menyediakan infrastruktur elektronik dan informasi untuk perusahaan. 2. Pekerja informasi dalam suatu perusahaan yang menjalankan teknologi informasi untuk mencapai tujuan perusahaan. 3. Fungsi pengembangan dan pengiriman sistem yang mendukung teknologi dan user untuk bekerjasama. 4. Manajemen fungsi sistem informasi yaitu seluruh tanggung jawab dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan performance pekerja dan perusahaan. 2.1.2 Pengembangan Sistem Informasi Dalam Perusahaan Hal penting yang dilakukan dalam pengelolaan sumberdaya informasi adalah bagaimana mengembangkan sistem informasi. Pengembangan sistem informasi adalah menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 6 lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Penggantian atau perbaikan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain : 1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul pada sistem yang lama atau pada sistem yang lama timbul ketidakberesan dan pertumbuhan organisasi. Ketidakberesan sistem lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan sehingga kebenaran data kurang terjamin. Sedangkan pertumbuhan organisasi adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data yang semakin meningkat, dan adanya perubahan prinsip baru sebagai akibat sistem lama yang tidak dapat memenuhi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen. 2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan. Dalam persaingan pasar yang semakin ketat, kecepatan informasi sangat menentukan keberhasilan strategi dan rencana yang disusun untuk meraih kesempatan dan peluang pasar sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen. 3. Adanya instruksi dari pimpinan atau dari luar organisasi, misalnya dari pemerintah. Terdapat berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam proses pengembangan sistem informasi antara lain : 1. System Development Life Cycle (SDLC), yaitu pengembangan suatu sistem dimulai dari proses pembuatan rencana kerja yang akan dilakukan, analisis terhadap rencana sistem yang akan dibuat, mendesain sistem dan mengimplementasikan sistem yang telah dibuat dan melakukan evaluasi terhadap jalannya sistem yang dibuat. 2. Prototyping, sistem dikembangkan lebih sempurna karena adanya hubungan kerjasama yang erat antara analis dengan end user.Kelemahan teknik ini adalah tidak mudah untuk melaksanakan pada sistem yang relatif besar. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 7 3. Rapid Application Development, adalah pendekatan pengembangan dengan mengikutsertakan user dalam proses desain sehingga mudah untuk melakukan implementasi. Kelemahan dalam pendekatan ini adalah sistem mungkin terlalu sulit dibuat dalam waktu yang tidak terlalu lama yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kualitas sistem yang dihasilkan menjadi rendah. 4. Object Oriented Analysis and Development, yaitu mengintegrasikan data dan pemrosesan selama dalam proses desain sistem yang akan menghasilkan sistem yang kualitasnya lebih baik dan mudah di modifikasi. Selain itu menurut Satzinger, 2007 dalam Hendradhy menambahkan bahwa pada saat ini pengembangan sistem dapat dikatagorikan ke dalam 2 (dua) pendekatan pengembangan yaitu pengembangan secara terstruktur dan pengembangan secaraobject oriented. Dalam pengembangan sistem tersebut perlu diperhatikan bagaimana dan apa yang dibutuhkan mendefinisikan event, pengembangan dalam usecase, sistem yang mendesain dan akan sistem, event di yaitu bagaimana table sebelum pilih, lalu memulai bagaimana menentukan things sebagai dasar dari pengembangan sistem, baru kemudian memilih pendekatan pengembangan sistem mana yang akan digunakan. 2.2. Outsourcing Outsourcing teknologi informasi (TI) merupakan pemindahan seluruh atau sebagian fungsi atau proses TI perusahaan pada pihak luar (Benamati dan Rajkumar, 2002). Sementara Aalders (2002) menyatakan outsourcing adalah mengontrak/menyewa pihak ketiga untuk mengelola sebuah proses bisnis lebih efisien dan efektif daripada yang bisa dilakukan di dalam perusahaan sendiri. Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa outsourcing menyebabkan terciptanya hubungan bisnis antara perusahaan dan suplier dari luar. Penggunaan suplier luar untuk melaksanakan aktifitas bisnis dimaksudkan untuk mencapai efisiensi dan manfaat-manfaat lainnya. Sebuah rencana outsourcing diharapkan akan menghasilkan produktifitas yang lebih tinggi dengan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 8 membiarkan setiap kelompok lebih memfokuskan usaha dan modalnya pada kompetensi inti. Teknologi informasi saat ini berperan penting dalam strategi organisasi sehingga banyak organisasi yang menggantungkan kesuksesannya pada teknologi informasi yang dimiliki. Perkembangan dan perubahan teknologi yang sangat cepat telah menimbulkan kesulitan dalam mengelola sumber daya vital tersebut. Dengan outsourcing seluruh atau beberapa fungsi teknologi informasi, memberikan alternatif untuk mengelola bidang organisasi yang sangat kompleks ini. Menurut Benamati dan Rajkumar (2002), outsourcing teknologi informasi melibatkan pelepasan kendali atas sumber daya organisasi yang penting pada pihak ekternal. Oleh karena itu pemilihan fungsi teknologi informasi yang paling tepat dan kelompok ketiga yang terbaik akan menjadi sangat kompleks. Lebih lanjut McFarlan dan Norlan (1995), menyebutkan berbagai fungsi teknologi informasi yang sering di-outsource seperti operasi pusat data, manajemen network, technical support, pelatihan/pendidikan dan pengembangan aplikasi. Outsourcing bisa dilaksanakan di dalam perusahaan (onshore), namun sering juga dilakukan di luar perusahaan (offshore). 2.2.1 Macam-macam Outsourcing Menurut Indrajit, berdasarkan jenisnya, outsourcing teknologi informasi ada 4 macam, yaitu: 1. Total Outsourcing Perusahaan menyerahkan jampir semua operasi yang berhubungan dengan teknologi informasi seperti hardware, software, dan brainware kepada pihak lain. 2. Total Insourcing Penyewaan atau peminjaman SDM yang dimiliki oleh perusahaan lain untuk dipekerjakan pada perusahaan terkaut dalam jangka waktu tertentu. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 9 3. Selective sourcing Perusahaan melakukan pemilahan fungsi-fungsi dan entitas yang berhubungan dengan teknologi informasi di perusahaannya dan memutuskan untuk menyerahkan sebagian pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi informasi pada perusahaan lain, sedangkan sebagian sisanya dikerjakan atau dikelola oleh perusaan itu sendiri. 4. De facto insourcing Penyerahan pengelolaan dan pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi informasi kepada perusahaan lain bukan karena hasil evaluasi obyektif, melainkan karena latar belakan sejarah. 2.2.2 Manfaat Outsourcing Menurut Chen dan Perry, outsourcing teknologi informasi memiliki beberapa manfaat, antara lain : 1. Mendapatkan Teknologi yang ter-update. Perusahaan dapat selalu menggunakan teknologi yang ter-update karena semua teknologi disediakan oleh pihak vendor outsourcing dan selalu di-update oleh vendor. 2. Memenuhi kebutuhan SDM TI yang terampil. Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan tenaga TI yang terampil dengan adanya vendor yang memiliki tenaga kerja TI khusus untuk layanan yang mereka berikan. 3. Waktu pembangunan dan penyebaran layanan TI yang lebih cepat. Pihak vendor menyediakan baik semua yang berhubungan dengan layanan TI dalam perusahaan, sehingga dalam penerapan layanan TI bisa dalam waktu yang lebih cepat. 4. Fleksibilitas teknologi dan fiturnya. Perusahaan dapat menerapkan teknologi informasi yang sesuai dengan pangsa pasar dengan adanya vendor yang bertanggung jawab penuh dalam teknologi informasi perusahaan tersebut. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 10 5. Meningkatkan manajemen arus kas. Perusahaan dapat mengatur pembiayaan berdasarkan layanan yang diberikan oleh vendor, dan perusahaan tidak perlu melakukan investasi awal secara besar-besaran. 6. Penghematan biaya. Perusahaan lebih meminimalisir biaya dengan menggunakan outsourcing daripada perusahaan tersebut mengimplementasikan teknologi informasi sendiri. 2.2.3 Resiko Outsourcing Penerapan outsourcing teknologi informasi oleh perusahaan juga memiliki beberapa resiko, antara lain : 1. Sumber daya mungkin harus ditransfer ke atau diperlukan oleh perusahaan pemberi jasa,sehingga tetap kekurangan sumber daya. 2. Perusahaan mungkin tidak dapat bebas seluruhnya dari kesulitan yang sebetulnya ingin dihindari. 3. Karena berbagai tujuan yang ingin dicapai, tidak sepenuhnya didapat, maka fokus core business tidak tercapai. 4. Biaya sesudah outsourcing mungkin tidak berkurang,tetapi tetap atau bahkan bertambah. 5. Karena berbagai tujuan yang ingin dicapai tidak sepenuhnya diperoleh,mungkin resiko usaha tetap saja besar. 6. Karena perusahaan pemberi jasa juga tidak memiliki sumber daya yang diperlukan,maka tujuan ini tidak tercapai Outsourcing teknologi informasi rasanya sudah tidak terhindarkan lagi bagi perusahaan-perusahaan. Banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh perusahaan jika memanfaatkan outsourcing. Meski demikian outsourcing bukan tanpa resiko, ketergantungan terhadap vendor, fleksibilitas terhadap perubahan adalah beberapa kelemahan yang harus disadari dari awal sebelum melakukan outsourcing. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 11 BAB III PEMBAHASAN American Hospital Supply Company (AHSC) memulai pengembangan Sistem Teknologi Informasi (STI) sejak tahun 1950 untuk mencapai tingkat pengembangan STI pada saat ini. Sebuah usaha pengembangan STI yang terusmenerus, memakan waktu yang lama dan sudah pasti memakan biaya yang sangat besar. Namun, pada saat ini, tidak semua organisasi bisnis sepakat dengan apa yang ditempuh oleh AHSC untuk mengembangkan STI. Faktor persaingan bisnis yang sarat strategi, bidang persaingan bisnis yang semakin meluas dan kompleks, perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat organisasi-organisasi bisnis ini memutar otak lebih keras untuk bisa mengembangkan STI tanpa mengganggu fokus bisnis mereka baik dari segi budget, strategi maupun sumberdaya organisasi lainnya. Dengan kata lain mereka mengharapkan pengembangan STI yang progresif, cepat dalam pengembangan, cepat dalam implementasi, berkelas, berkualitas tinggi, solid dan ditangani oleh para expert / pakar dibidangnya sekaligus sanggup membawa organisasi bisnis mereka memiliki kemampuan daya saing yang meningkat dan tidak ragu untuk terjun dibidang persaingan bisnis yang global. Nyaris dengan cara instan. Gagasan-gagasan seperti itulah yang kemudian melahirkan istilah pengembangan STI metode Outsourcing ,sebuah metode pengembangan STI secara terpadu yang dikembangkan dan dikelola oleh pihak ketiga. Metode outsourcing ini menjadi pilihan karena memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut: 1. Biaya teknologi yang semakin meningkat dan akan lebih murah jika perusahaan tidak berinvestasi lagi tetapi menyerahkan pada pihak ketiga dalam bentuk outsourcing yang terhitung lebih murah dibandingkan mengembangkan sendiri dikarenakan outsourcer menerima jasa dari perusahaan lainnya sehingga biaya tetap outsourcer dapat dibagi ke Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 12 beberapa perusahaan yang memanfaatkan jasanya. 2. Mengurangi waktu proses karena beberapa outsourcer dapat dipilih lebih dari satu sekaligus untuk bekerja sama untuk menyediakan jasa ini kepada perusahaan. 3. Jasa yang diberikan oleh outsourcer telah dikembangkan oleh para ahlinya. 4. Suatu perusahaan mungkin tidak mempunyai pengetahuan tentang sistem teknologi sedangkan outsourcer memilikinya. 5. Perusahaan merasa tidak perlu dan tidak ingin melakukan transfer teknologi dan tranfer pengetahuan yang dimiliki outsourcer. 6. Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi. 7. Mengurangi resiko kegagalan investasi yang mahal. 8. Perusahaan dapat memfokuskan pada pekerjaan lain yang lebih penting. Sedangkan paket-paket aplikasi yang terintegrasi dalam sebuah metode outsourcing biasa disebut ERP (Enterprise Resources Planning), suatu perangkat lunak / software dengan aplikasi yang terintegrasi dengan baik untuk digunakan secara luas dalam organisasi bisnis. Termasuk di dalamnya TPS (Transaction Processing System) ditambah dengan sistem-sistem informasi fungsional yang terintegrasi. Aplikasi-aplikasi yang terintegrasi itu biasanya dapat digolongkan dalam fungsi-fungsi akuntansi, keuangan, sumber daya manusia, pemasaran, logistik dan lainnya. Aplikasi yang menyangkut fungsi akuntansi biasanya modul buku besar, piutang dagang, hutang dagang, aktiva tetap, manajemen kas dan akuntansi. Fungsi keuangan dikelola oleh modul analisis portofolio, analisis resiko, analisis kredit, manajemen aktiva, sewa guna dll. Aplikasi ERP untuk fungsi SDM diantaranya rekruitmen, penggajian, manajemen personil, pengembangan karyawan dan manajemen kompensasi serta lainnya. Dibudang pemasaran meliputi manajemen relasi pelanggan, pemasukkan order dan pemrosesan order dll. Sedangkan ERP dibidang logistik biasanya perencanaan produksi, menejemen material dan manajemen pabrik. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 13 ERP berbeda dengan paket-paket komersial lainnya. Perbedaannya antara lain : 1. Modul-modul ERP terintegrasi lewat basis data yang umum. Sebagai misalnya, jika terjadi transaksi order penjualan di suatu tempat, maka hasil dari transaksi ini akan langsung berakibat di basis data untuk modul yang lainnya, misalnya modul akuntansi, logistik, pengiriman dll. 2. Modul-modul ERP dirancang sesuai dengan proses bisnis yang mengikuti proses rantai nilai (value chain) atau rantai penyediaan (supply chain) yaitu aktivitas mulai dari logistik bahan mentah, produksi, logistik bahan jadi, penjualan dan pemasaran dan sebagainya. Dengan kata lain modul ERP dirancang mengikuti proses bisnis dari hulu hingga hilir. Manfaat ERP menurut penelitian terakhir yang dilakukan oleh Martin (et al., 2002) menunjukkan adanya 6 (enam) keuntungan dengan menerapkan paket ERP. 3 (tiga) keuntungan berhubungan dengan masalah bisnis, 2 (dua) berhubungan dengan STI dan 1 (sastu) berhubungan baik bisnis maupun STI. Tiga keuntungan yang berhubungan dengan masalah bisnis antara lain : 1. Integrasi data yang menyebabkan akses data ke unit bisnis lain, fungsisungsi lain, proses-proses dan organisasi meningkat. 2. Menyediakan cara lain untuk melakukan bisnis yaitu lewat rekayasa proses bisnis (business process reengineering) menuju ke orientasi proses dan pengurangan biaya proses bisnis. 3. Menyediakan kemampuan global dengan menyediakan globalisasi lewat proses bisnis yang umum dan kelas dunia yang berstandar internasional. Kedua keuntungan yang berkaitang dengan STI : 1. Manfaat menerapkan paket yang sudah jadi bukan membangunnya dari bawah. Manfaat yang diperoleh adalan manfaat waktu yang lebih cepat, biaya yang relatif murah dan kemampuan dari paket. 2. Memanfaatkan arsitektur teknologi informasi yang digunakan yang dapat menghemat biaya. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 14 Sedangkan sebuah manfaat bagi bisnis dan STI adalah fleksibilitas menggunakan teknologi client server yang mudah dikembangkan sesuai dengan pertumbuhan bisnis. Penelitan yang dilakukan oleh Martin et al. (2002) membagi 2 (dua) tujuan organisasi menerapkan ERP : 1. Untuk menerapkan aktivitas mata rantai proses bisnis dari hulu hingga hilir dalam satu kesatuan yang terintegrasi dengan baik. 2. Untuk mendukung aktivitas bisnis fungsional meliputi proses-proses akuntansi, keuangan, sumber daya manusia dan fungsi-fungsi lainnya. Pada saat ini ada beberapa penjual jasa outsourcing lengkap dengan ERP-nya antara lain Oracle, SAP (Systemabalyse und Programmentwicklung), Baan, J.D. Edwards, IFS (Industrial and Financial System), Peoplesoft dan lain-lain. Untuk saat ini Oracle dan SAP adalah yang paling banyak dipakai di dunia. Outsourcing dan ERP-nya cukup fleksibel dalam masalah pengelolaannya. Terdapat 4 (empat) alternatif pengelolaan outsourcing: 1. Buy-In (Beli ERP dikelola internal), yaitu outsourcer menyediakan sumberdaya STI seperti pemogram komputer namun untuk pengelolaan kegiatan-kegiatan STI masih dikerjakan di departemen IT secara internal. Departemen IT internal ini bertanggungjawab menyediakan hasilnya. Hubungan kerjasama antara perusahaan dengan outsourcer biasanya hanya hubungan bisnis berjangka pendek. 2. Prefferred Supplier (Pemasok terpilih), sama seperti buy-in, namun hubungan bisnis antara perusahaan dan outsourcer berjangka panjang. 3. Contract-Out (kontrak penuh), yaitu outsourcer menyediakan sumbersumber daya STI semacam pemogram komputer, mengelola kegiatankegiatan STI dan bertanggung jawab menyediakan hasilnya. 4. Prefferred Contractor (Kontraktor terpilih),yaitu perusahaan dan outsourcer membangun kerjasama jangka panjang. Sedangkan hambatan-hambatan yang bisa muncul saat mengembangkan metode outsourcing dengan paket ERP-nya antara lain : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 15 1. Implementasi ERP bukan hal yang bisa dianggap enteng dan organisasi harus merubah cara mereka berbisnis. Hal tersebut mungkin akan bertambah sulit dengan adanya resistance to change dari personil yang terkena imbasnya akibat perubahan proses bisnis. 2. Biaya Implementasi ERP yang cukup mahal dan tidak semua organisasi bisnis sanggup menanggungnya serta permasalahan kesiapan para personil yang mungkin kurang dari segi mental maupun keahliannya. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 16 BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah : a) Outsourcing teknologi informasi sangat dibutuhkan banyak perusahaan. Banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh perusahaan jika memanfaatkan outsourcing. Meski demikian outsourcing bukan tanpa resiko, ketergantungan terhadap vendor, fleksibilitas terhadap perubahan adalah beberapa kelemahan yang harus disadari dari awal sebelum melakukan outsourcing. b) Strategi outsourcing IT yang diterapkan pada American Hospital Supply Company mempunyai beberap kelebihan diantaranya, seperti pihak ketiga dapat menghemat biaya teknologi, memadatkan proses bekerja karena tenaga outsourcing dapat dipilih lebih dari satu, outsourcer lebih mengerti teknologi informasi disbanding staff didalamnya, serta meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi. c) AHSC mengembangkan system IT outsourcing dengan menggabungkannya bersama ERP. Pada aplikasinya, ada beberapa hambatan yang perlu diperhatikan, seperti implementasi ERP bukanlah hal yang bisa dianggap enteng, pertambahan resistance to change dari personil yang terkena imbasnya akibat perubahan proses bisnis, biaya Implementasi ERP yang cukup mahal dan tidak semua organisasi bisnis sanggup menanggungnya, serta kesiapan para personil yang mungkin kurang dari segi mental maupun keahlian. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 17 DAFTAR PUSTAKA [Anonim].(2010).http://www.portalkerja.co.id/seputar-outsourcing14/outsourcing-dan-pengelolaan-tenaga-kerja-pada-perusahaantinjauan-yuridis-2846/. Diakses pada tanggal 18 Maret 2014. [Anonim].(2012).http://nana-recycle.blogspot.com/2012/11/pengembangansistem-informasidi.html. Diakses pada tanggal 18 Maret 2014. [Anonim].(2012).http://yrahmadi.blogspot.com/2012/07/outsourcing-teknologiinformasi-dalam.html. Diakses pada tanggal 18 Maret 2014. [Anonim].(2013).http://musthopz.wordpress.com/2013/04/27/penerapansistem-informasi-manajemen-dengan-pendekatan-insourcingoutsourcing-dan-co-sourcing/. Diakses pada tanggal 18 Maret 2014. Nugraha, Dindin. 2003. Mengenal Sistem Teknologi Informasi. Artikel Ilmu Komputer. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Sistem Informasi Manajemen 18