Polimorfisme pada promotor gen reseptor FSH

advertisement
Polimorfisme pada promotor gen
reseptor FSH wanita usia
reproduktif dan pengaruhnya
terhadap ekspresi reseptor
Purnomo Soeharso
Departemen Biologi
Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
Pendahuluan
• Program reproduksi berbantuan merupakan suatu
pilihan bagi pasangan infertil untuk mendapatkan
keturunan.
• Stimulasi ovarium dengan FSH merupakan salah
satu prosedur standar dalam program reproduksi
berbantuan (IVF/ICSI) untuk mendapatkan oosit
yang memadai untuk fertilisasi.
• Respon wanita usia reproduktif bervariasi
terhadap induksi FSH eksogen.
Pendahuluan
• Variasi respon terhadap FSH eksogen dosis
standar terlihat berupa tidak ada respon/respon
yang sangat lemah sampai menyebabkan sindrom
hiperstimulasi.
• Hiperstimulasi dapat menyebabkan komplikasi
serius seperti terjadinya pembesaran ovarium dan
ekstravasasi cairan ke rongga perut sehingga
terjadi ascites, hypovolemia dan perdarahan.
Pendahuluan
• Hasil studi menunjukkan bahwa genotip
reseptor FSH merupakan salah satu
faktor penentu respon ovarium terhadap
FSH.
• Sensitivitas reseptor ditentukan oleh
kombinasi alel yang terbentuk.
Pendahuluan
• Namun karena aktivitas gen tidak terlepas
dari aktivitas promotornya, ingin diketahui
lebih lanjut apakah daerah promotor gen
RFSH juga berperan dalam menentukan
sensitivitas ovarium terhadap induksi FSH.
• Penelitian pendahuluan menemukan dua
polimorfisme pada promotor inti reseptor
FSH pada posisi –29 dan –114.
Pendahuluan
• Penelitian Jiang et al. (1999) pada gen LH
menemukan bahwa baik polimorfisme pada
gen struktur maupun polimorfisme pada
promotor keduanya mempengaruhi fungsi
biologi molekul LH.
• Penelitian Heckert et al. (1998) melakukan
mutagenesis pada promotor reseptor FSH tikus
menyebabkan perbedaan ekspresi gen
luciferase.
Permasalahan penelitian
• Apakah benar daerah promotor inti gen
reseptor FSH manusia polimorfik?
• Apakah polimorfisme pada promotor reseptor
FSH mempengaruhi ekspresi gen reseptor
FSH?
• Bagaimana hubungan polimorfisme promotor
reseptor FSH dengan lama hari penyuntikan
FSH dan level FSH basal wanita yang
mengikuti program IVF/ICSI?
Tujuan penelitian
• Mendeterminasi polimorfisme pada
promotor reseptor FSH wanita usia
reproduktif.
• Mengkarakterisasi pengaruh polimorfisme
pada promotor reseptor FSH terhadap
ekspresi reseptor.
• Mengetahui hubungan polimorfisme dengan
lama penyuntikan FSH dan level basal FSH.
Promotor reseptor FSH
• Mempunyai tingkat konservasi yang tinggi
mulai dari basa –1 s/d –1050 pada beberapa
spesies seperti tikus, mencit, manusia, ovine.
• Tidak mengandung sekuens TATA dan
CCAAT box.
• Multiple transcriptional start sites.
• Promotor inti RFSH manusia terletak antara –1
dan –225 dan pada tikus antara –1 dan –200.
Model skematis daerah 5’ flanking gen
RFSH manusia
core promoter
Transcriptional start sites
Exon 1
-184
-1486 bp
-114 -99 -83 -79
repressor
polymorphic sites
Intron A
Promotor RFSH
• Elemen-elemen regulator penting pada promotor
RFSH tikus dan mencit: E box, situs AP-1, Inr,
situs E2F, situs GATA, dan SLBS-2 dan SLBS-3.
• Elemen regulator pada promotor RFSH manusia:
E box (–124 s/d –119) , ERE (–127 s/d –116) dan
(–221 s/d –217), dan domain binding (GGAA)
untuk faktor transkripsi ETS (–30 s/d –27).
• Mutasi pada elemen regulator menurunkan
aktivitas promotor.
Promotor RFSH
• USF1 dan USF2 merupakan faktor
transkripsi utama untuk elemen E box
pada sel yang mengekspresikan reseptor.
• Faktor transkripsi GATA-1 berinteraksi
dengan elemen GATA.
• Faktor transkripsi SF-1 berinteraksi
dengan elemen SLBS-2 dan SLBS-3.
Perbandingan sekuens
daerah promotor
reseptor FSH tikus,
mencit, manusia, dan
ovine.
Model regulasi promotor RFSH tikus dan
mencit
cAMP
PKA
SF-1
c-Fos ?
USF
GATA-1
-2,7 kb
ATG
SLBS-3 SLBS-2
AP-1
E box
Inr
E2F
GATA
Skema kerja di Bagian Biologi FKUI
Hasil amplifikasi daerah promotor inti
reseptor FSH manusia (231 bp)
ekson 1
-1486
(pb)
-231
M
1
2
intron A
-1
3
4
5
6
7
8
9
10
310
231
234
Hasil elektroforesis DNA pada gel
SSCP (akrilamid 20%)
wt -29 -114 -138 5
6
7
8
9
10
11
12
13
14 15
Elektroferogram hasil sekuensing daerah promotor inti
reseptor FSH
-29
-114
-29 wt
-114 wt
-123
-138
-123 wt
-138 wt
13 poli A
17 poli A
Posisi polimorfisme yang ditemukan pada promotor inti
reseptor FSH manusia
Persentase polimorfisme
Frekuensi polimorfisme pada wanita
Jerman dan Indonesia
Posisi polimorfisme
Konstruksi vektor pGL3-basic/promotor
inti reseptor FSH
Ekspresi relatif (rata-rataSEM)
konstruksi pGL3/promotor inti RFSH
Rata-rata hari penyuntikan FSH
Grafik hubungan polimorfisme dengan rata-rata
hari penyuntikan FSH sampai OPU
Promotor
Grafik hubungan polimorfisme dengan rata-rata
level FSH basal
Promotor
Kesimpulan
• Promotor reseptor FSH manusia polimorfik
yang dibuktikan dengan ditemukannya empat
polimorfisme pada posisi –29, –114, –123, dan
–138. Frekuensi tertinggi ditemukan pada
posisi –29 (>50%) sedangkan frekuensi ke-3
polimorfisme lainnya sangat rendah ( 0,3%).
• Polimorfisme pada posisi –123 menyebabkan
penurunan aktivitas promotor sebesar 47,4%
relatif dari wt.
Kesimpulan
• Tidak ditemukan hubungan yang
bermakna secara statistik antara
polimorfisme posisi –29 dengan rata-rata
hari penyuntikan FSH dan level FSH
basal.
Download