BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sereh Wangi 2.1.1 Morfologi sereh wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt) Sereh wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt)merupakan tanaman berupa rumput-rumputan tegak, dan mempunyai akar yang sangat dalam dan kuat, batangnya tegak, membentuk rumpun. Tanaman ini dapat tumbuh hingga tinggi 1 sampai 1,5 meter. Daunnya merupakan daun tunggal, lengkap dan pelepah daunnya silindris, gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah, dengan panjang hingga 70-80 cm dan lebar 2-5 cm (Segawa, 2007). Tanaman sereh wangi(Cymbopogon winterianus Jowitt)dapat hidup pada daerah yang udaranya panas maupun dingin, sampai ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Cara berkembang biaknya dengan anak atau akarnya yang bertunas. Tanaman ini dapat dipanen setelah berumur 4-8 bulan.Panen biasanya dilakukan dengan cara memotong rumpun didekat tanah(Soebardjo, 2010). Susunan bunga tanaman sereh wangibercabang, bertangkai, biasanya berwarna sama dan umumnya berwarna putih. Sereh wangi jarang berbunga dan hanya berbunga bila sudah cukup matang yaitu pada umur melebihi 8 bulan. Kelopak bunga bermetamorfosis menjadi 2 kelenjar lodikula, berfungsi untuk membuka bunga pada pagi hari. Benang sari berjumlah 3-6, kepala putik sepasang berbentuk buku dengan perpanjangan berbentuk jambul (Segawa, 2007). 7 8 Minyak sereh wangi yang sering juga disebut sebagai minyak sitronellal, merupakan minyak hasil ekstraksi dengan metode destilasi uap dari daun dan batang tanaman Cymbopogon winterianus Jowitt. Tanaman ini merupakan tanaman asli Indonesia dan dibudidayakan serta dapat tumbuh liar di pekarangan. Tanaman ini memang berasal dari selatan India atau Srilanka, dan sekarang sudah banyak tumbuh di Asia, Amerika dan Afrika (Fatimah, 2012). Cymbopogon winterianus Jowitttermasuk salah satu tanaman yang merupakan tanaman perkebunan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 511 tahun 2006. Tanaman ini dari dulu dipercaya dapat dijadikan obat dan dapat menjaga kebugaran. Ada dua jenis varietas dari sereh wangi ini yaitu varietas Lena batu dan verietas Mahapengiri (Fatimah, 2012). Gambar 2.1 Tanaman sereh wangi (Cymbopogon winterianusJowitt) 2.1.2 Klasifikasi tanaman 9 Klasifikasi tanaman sereh wangi adalah sebagai berikut : 2.1.3 Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisio : Spermatophyta(Tumbuhan menghasilkan bunga) Sub Divisio : Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup) Kelas : Monocotyledoneae (Tumbuhan berkeping satu) Ordo : Poales Suku : Poaceae Marga : Cymbopogon Jenis : Cymbopogon winterianusJowitt ex Bor Khasiat sereh wangi Sereh wangi memiliki khasiat sebagai obat sinusitis atau gangguan pernafasan.Ekstrak minyak atsiri dapat digunakan sebagai obat gosok. Batang umbi sereh dapat direbus dalam air hangat dan digunakan sebagai wewangian pada bak air mandi, manfaatnya untuk menyegarkan tubuh serta merelaksasikan otot yang tegang. Minyak yang dihasilkan dari ekstrak sereh wangidapat digunakan untukmengusir nyamuk dan melindungi dari gigitan nyamuk. Serehwangi (Cymbopogon winterianus Jowitt)sebagai tanaman obat tradisional, akarnya berkhasiat sebagai peluruhair seni, peluruh keringat, peluruh dahak (obat batuk), obat kumur,dan penghangat badan. Daunnya sebagai obat masuk angin, penambahnafsu makan, pengobatan pasca melahirkan, penurun panas dan peredakejang (Wibisono, 2011). 2.1.4 Kandungan kimia minyak atsiri sereh wangi 10 Minyak atsiri dari sereh wangi didapatkan dengan cara penyulingan dari daun dan batang sereh segar dengan metode destilasi uap dengan kandungan minyak atsirinya 0,5-1,2 % (Ginting, 2004). Kandungan utama dari minyak atsiri yaitu sitronellal, sitronellol, geraniol, dan sitral. Jumlah kandungan senyawa yang terkandung berkaitan juga dengan spesies tanamannya. Jenis Cymbopogon winterianus Jowittmemiliki kandungan sitronellal dan geraniol yang paling tinggi (Arswendiyumna, 2006). Komposisi kimia penyusun utama dari minyak sereh wangi adalah golongan monoterpen, alkohol dan aldehida, sehingga minyak atisiri memiliki sifat fisik dan kimiayang termasuk dalam kelas alkohol.Geraniol merupakan pesenyawaan yang terdiri dari dua molekul isopropen, sedangkan sitronellol merupakan hasil kondensasi dari sitronellal termasuk dalam grup aldehida. Dengan kandungan minyak seperti ini maka daya menguapnya termasuk dalam golongan cepat sampai sedang (top to middle note). Kandungan sitronellal dansitral memiliki potensi efek biologis sebagai analgesik,yaitu memberikan efek menenangkan dan pengurangan rasa sakit (De sousa and Damio, 2011). Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup kompleks, namun komponen yang paling penting adalah sitronellal dan geraniol. Kedua komponen tersebut menentukan intensitas bau, serta harga minyak sereh wangi. Biasanya jika kadar geraniol tinggi maka kadar sitronellal juga tinggi. Menurut Suradikusumah (1989) kandungan minyak atsiribatang sereh wangi adalah 0,4% dengan komponen utama sitronellal 66-85%. Berdasarkan penelitian pada daun tanaman sereh wangi, ditemukan kandungan minyak atsiri sebesar 1% dengan komponen utama sitronellal dan geraniol.Terdapat sebelas komponen dari minyak 11 sereh yang dapat diidentifikasi dengan analisis kromatografi gas dan spektrometri massa. Komponen-komponen tersebut adalah α-pinen, limonen, linalool, sitronellal, sitronellol, geraniol, sitronelil asetat, ß-kariofilen, geranil asetat, dkadinen dan elemol, dengan komponen utamanya adalah sitronellal(Budi, 1992). CH3 CH3 OH O H3Sitronellal C CH3 OH HGeraniol 3C CH3 H3C Sitronellol Gambar 2.2 Struktur Sitronellal, Geraniol,dan Sitronellol Komponen-komponen lainyang penting adalah geranioldan sitronellolyang mudah diisolasi sebagai campuran yang dikenal sebagai “rodinol” (Sastrohamidjojo,2004). Komposisi minyak sereh wangi terdiri dari 30-40 komponen, yang isinya alkohol, hidrokarbon, ester, aldehid, keton, oksida, dan terpen (Guenther2006). 2.2 Minyak Atsiri Minyak atsiri merupakan minyak yang bersifat mudah menguap (volatil) pada suhu kamar, yang biasa disebut juga minyak eteris atau minyak esensial karena memilikibau yang khas seperti bau tanamanya,yang terdiri dari campuran yang mudah menguap, dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. Minyak atsiri mengandung campuran dari bahan-bahan hayati, diantaranya adalah aldehid, keton, alkohol,ester dan terpen (Robinson, 1995). Setiap substansi yang dapat menguap memiliki titik didih dan tekanan uap tertentu dan dalam hal ini CH3 12 dipengaruhi oleh suhu. Pada umumnya tekanan uap yang rendah dimiliki oleh persenyawaan yang memiliki titik didih tinggi (Guenther, 2006).Dalam keadaan murni minyak atsiri tidak berwarna, akan tetapi penyimpanan dalam waktu yang lama dapat teroksidasi dan membentuk resin sehingga warnanya akan menjadi semakin gelap. Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya perubahan warna pada minyak atsiri adalah dengan menyimpan minyak atsiri pada botol gelas berwarna gelap dan tertutup rapat serta diusahakan agar botol terisi penuh agar tidak terjadi interaksi langsung dengan oksigen. Penguapan minyak atsiri akan semakin banyak seiring dengan kenaikan suhu (Gunawan & Mulyani, 2004). Minyak atsiri juga merupakan metabolit sekunder pada tumbuhan tingkat tinggiyang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan, zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.Beberapa dari jenis minyak atsiri dapat digunakan sebagai aromaterapi dan sebagian digunakan sebagai bahan obat herbal, diantaranya adalah sebagai obat antiseptik, analgetik, antibakteri dan sebagai obat antiradang (Heyne, 1987). Secara kimia, minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang tergolong dalam kelompok terpenoid dan fenilpropanoid. Komponen kimia minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan yaitu hidrokarbon dan hidrokarbon teroksigenasi.Penyusun utama dari hidrokarbon adalah persenyawaan terpen (Tyler, 1976). Terpenoid merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh, dan unit terkecil yang terdapat didalam terpenoid disebut isopren (C5H8). Satuan isopren umumnya 13 tersusun dalam suatu urutan dari kepala ke ekor, yaitu ujung yang bercabang dari satu satuan isopren dihubungkan dengan ujung yang tidak bercabang dari satuan isoprenyang lain. Berikut adalah kerangka dasar dari suatu isopren : CH3 Ekor CH2 H2C Kepala Gambar 2.3Kerangka Dasar Unit Isopren (C5) Unit isoprene diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalonat (MVA). Adapun reaksinya adalah sebagai berikut: 14 O H O Reaksi Claisen H SCoA SCoA O O OH HO2C SCoA b-hidroksi-b-metilglutaril CoA SEnz O asetil-CoA HMG-CoA reduktase O 6 OH 1 HO2C NADPH 5 3 2 NADPH OH OH OH HO2C HO2C O OH 4 EnzS SCoA asetoastil-CoA SCoA H asam mevalonat (MVA) asam mevaldik asam mevaldik tiohemiasetal 2 x ATP O O H HO P O ADP OH OH O ATP -CO2 OPP 5 H 3 4 HR isomerase 1 2 H5 OPP OPP dimetilalil PP (DMAPP) isopentenil PP (IPP) -H H OPP dimetilalil PP (DMAPP) isopren CH2OPP DMAPP CH2OPP PPO IPP Geranil Piroposfat Gambar 2.4 Biosintesis Senyawa Terpenoid (Geissman,1969) Dua asetil CoA bereaksi menjadi asetoasetil CoA, kemudian bereaksi lagi dengan asetil CoA sehingga menghasilkan β-hidroksi-β-metilglutaril CoA, Kemudian direduksi oleh enzim β-hidroksi-β-metilglutaril CoA dengan bantuan NADPH menjadi asam mevaldik tiohemiasetal. Terjadi pemutusan asetil CoA dan 15 reaksi oksidasi sehinggaasam mevaldik tiohemiasetal menjadi asam mevaldik dan direduksi oleh NADPH menjadi asam mevalonat. Asam mevalonat menjadi isopentenil pirofosfat (IPP) karena terjadi reaksi dengan adenine triposfat (ATP) dan pemutusan CO2. Adanya enzim isomerase dapat merubah IPP menjadi dimetilalil pirofospat (DMAPP) dengan reaksi yang berlangsung secara bolakbalik. DMAPP dapat menjadi isoprene dengan pelepasan gugus OPP namun jika DMAPP bereaksi dengan IPP akan membentuk geranil piroposfat. 000251701248251700224251699200251698176Secarakimia senyawa terpen dari minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan, yaitumonoterpen dan seskuiterpen. Monoterpen terbentuk dari dua satuan isopren yang membentuk 10 karbon. Monoterpen merupakan komponen utama dari banyak minyak atsiri yang berperan dalam menimbulkan bau, rasa dan wewangian. Ciri khas monoterpen berupa cairan tidak berwarna, tidak larut dalam air, dapat disuling uap dan berbau harum. Berdasarkan struktur kimianya, monoterpen dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu, asiklik, monosiklik, dan bisiklik. Berikut adalah contoh gambar stuktur senyawa golongan monoterpen (Robinson, 1995). α-Mirsen Limonen α-Pinen Linalool Gambar 2.5Contoh Struktur Senyawa Golongan Monoterpen Golongan terpen minyak atsiri yang kedua adalah seskuiterpen yang berasal dari tiga satuan isopren (15 atom karbon). Monoterpen dan seskuiterpen terdapat sebagai komponen minyak atsiri yang tersuling uap dan beperan penting dalam 16 memberi aroma pada buah dan bunga. Seskuiterpen dipilah berdasarkan kerangka karbon dasarnya, yang umum adalah asiklik, monosiklik dan bisiklik.Seskuiterpen memiliki titik didih diatas 200oC.Contoh golongan senyawa seskuiterpen yaitu farnesol (asiklik), bisabolena (monosiklik), dan karatol (bisiklik) dengan struktur sebagai berikut : OH CH2OH Farnesol Bisabolen Karatol Gambar 2.6Contoh Struktur Senyawa Golongan Seskuiterpen Berdasarkan fungsinya, minyak atsiri (monoterpen dan seskuiterpen) banyak digunakan sebagai pewangi, misalnya pada industri parfum dan untuk penyedap masakan. Beberapa jenis minyak atsiri dapat digunakan sebagai antiseptik internal atau eksternal, bahan analgesik, anti zimatik, sedatif, stimulan, untuk obat sakit perut, dan juga obat cacing. Bagi tanamannya sendiri, minyak atsiri digunakan sebagai penolak serangga, sehingga mencegah rusaknya bunga dan daun. Pada beberapa tumbuhan, minyak atsiri berfungsi sebagai penarik serangga yang membantu dalam penyerbukan pada bunga. 2.3 Teknik Isolasi Minyak Atsiri dengan Metode Destilasi Uap 17 Minyak atsiri umumnya diperoleh dengan cara destilasi uap dari bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri. Destilasi uap merupakan metode yanglebih efisien dalam memperoleh minyak yang memiliki titik didih yang tinggi dan bahan yang keras seperti batang dan kulit batang.Destilasiuap adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan menguap atau volatilitas bahan.Komponen yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu(Sastrohamidjojo, 2004). Prinsip dasar destilasi uap adalah mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak essensial dari sereh wangi.Salahsatu keuntungan isolasi minyak atsiri dengan menggunakan destilasi uapdiantaranya penetrasi uap ke dalam sel-sel tanaman cukup baik dan membagi uaplebih merata ke seluruh bagian ketel. Selama proses destilasi berlangsung, uap airmasuk menembus jaringan material dan melarutkan minyak yang ada didalam sel. Uap air menembus dengan cara osmosis yang mengakibatkanpembengkakan membran dan akhirnya minyak sampai pada permukaan. Minyak langsung diuapkan bersama-sama dengan uap air. Proses iniberlangsung terus menerus sampai akhirnya semua minyak yang ada di dalam sel keluar (Sudjadi, 1992). 2.4 Aktivitas Antibakteri Bakteri adalah suatu gabungan prokariot yang secara umum memiliki ukuran sel 0,5-1,0 µm dan terdiri dari tiga bentuk dasar, yaitu bulat (kokus), batang (basilus), dan spiral. Bakteri berdasarkan komposisi dinding sel serta sifat 18 pewarnaan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Selain perbedaan dalam sifat pewarnaan, bakteri gram positif dan gram negatif juga berbeda dalam sensitivitas terhadap kerusakan mekanis atau fisis, terhadap enzim, desinfektan, dan antibiotik (Michael, 1986). Zat antibakterimerupakan zat yang mempunyai kemampuan membunuh bakteri, terdiri dari bahan kimia yang dibuat secara sintesis. Efek antibakteri terdiri dari zat bakterisida dan zat bakteriostatik. Zat bakterisida adalah zat pada dosis biasa berkhasiat mematikan kuman, sedangkan zat bakteriostatik adalah zat pada dosis biasa yang dapat menghentikan pertumbuhan dan pembiakkan bakteri (Michael, 1986). Senyawa antibakteri dapat menghambat pertumbuhan mikroba melalui inaktivitasi atau mengganggu satu atau lebih target subseluler seperti merusak dinding sel, mengganggu permeabilitas membran sel atau membran sitoplasma yang terdiri dari fosfolipid dan protein. Fosfolipid membentuk fase dua lapisan non polar kontinu (lipid bilayer). Nutrien, dan ion yang diperlukan sel harus melewati membran sel yang bersifat permeabilitas selektif. Molekul-molekul dan ion yang akan disekresikan harus melewati membran sel tersebut, membran sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya respirasi, karena enzim-enzim yang terlibat dalam proses respirasi terdapat di dalam membran sel tersebut,serta menghambat sinstesis protein dan sintesis asam nukleat (Fardiaz, 1989). Dinding sel bakteri dilindungi oleh dinding sel yang terdiri dari peptidoglikan, ruang periplasma yang merupakan tempat untuk ekstraseluler dan membran sitoplasma yang terlibat dalam proses respirasi. Peptidoglikan tersusun dari n-asetilglukosamin dan n-asetil muramat yang saling berikatan satu sama 19 lainnya, serta asam-asam amino l-alanin, d-alanin, asam amino dipimelat, dglutamat yang berikatan dengan n-asetil muramat (Fardiaz, 1989). 2.4.1 Ciri-ciri bakteri gram positif dan gram negatif Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan gram negatif adalah pada komponen dinding selnya. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidoglikan yang tebal sedangkan bakteri gram negatif lapisan peptidoglikannya tipis. Perbedaan-perbedaan relatif antara kedua bakteri tersebut ditampilkan dalam tabel berikut : Tabel 2.1 Perbedaan Ciri-ciri Dinding Sel Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif No. 1 2 3 4 5 6 Ciri Struktur dinding sel Komposisi dinding sel Ketahanan terhadap penisilin Pertumbuhan dihambat oleh zat – zat warna dasar, misalnya ungu kristal Persyaratan nutrisi Gram Positif - Tebal (15-80 nm) - Berlapis tunggal (mono) - Kandungan lipid rendah (1-4%) - Peptidoglikan ada sebagai lapisan tunggal, komponen utama merupakan lebih dari 50% berat kering pada beberapa sel bakteri - Lebih rentan Gram Negatif - Tipis (10-15 nm) - Berlapis tiga (multi) - Kandungan lipid tinggi (11-22%) - Peptidoglikan ada dalam lapisan kaku sebelah dalam jumlah yang sedikit, merupakan 10% berat kering - Kurang rentan - Pertumbuhan dihambat - Pertumbuhan tidak dengan nyata begitu dihambat - Relatif murni pada banyak spesies Resistensi terhadap - Leibh resisten gangguan fisik Sumber : Pelczar and Chan, 1988 2.4.2 Bakteri Staphylococcus aureus - Relatif sederhana - Kurang resisten 20 Staphylococcus aureusmerupakan bakteri gram positif, berbentuk bulat dengan diameter 0,5-1,5 µm. Bakteri ini cepat tumbuh pada suhu 37oC, tetapi pada suhu kamar akan membentuk pigmen. Staphylococcus aureusmengandung antigen polisakarida dan protein yang memungkinkan penggolongan strain dalam batas tertentu (Michael, 1986). Bakteri Staphylococcus aureusdapat menimbulkan penyakit dengan membentuk zat ekstra seluler yang cukup banyak, diantaranya adalah eksotoksin, leukosidin, endotoksin, dan koagulase. Efek ekstra seluler yang bergabung dengan toksin, bersifat invasif dalam skala besar, yang merupakan jenis patogen yang cenderung menghasilkan koagulasi dan pigmen kuning yang bersifat hemofilik. Bakteri Staphylococcus aureusdapat menyebabkan penyakit seperti infeksi pada folikel rambut dan kelenjar keringat, bisul, infeksi pada luka. Klasifikasi bakteri Staphylococcus aureus adalah sebagai berikut (Michael, 1986). Divisi : Protophyta Kelas : Schizomycetes Bangsa : Eubacteriales Suku : Micrococcaceae Marga : Staphylococcus Jenis : Staphylococcus aureus 2.4.3 Bakteri Eschericia coli Eschericia colimerupakan bakteri gram negatif yang bersifat aerob atau fakultatif anaerob.Bakteri ini berbentuk batang pendek dengan ukuran 0,4-0,7 µm, tidak berspora dan biasanya membentuk koloni, berwarna merah keruh, halus dan mempunyai kilatan logam (Michael, 1986). 21 Bakteri Eschericia coli sering ditemukan dalam saluran pencernaan manusia dan hewan. Bakteri ini bisa tumbuh pada pembenihan biasa dengan suhu optimum pertumbuhannya adalah 37oC,dapat bertahan berbulan-bulan pada tanah dan dalam air, serta dapat dimatikan pada suhu 60oC selama 20 menit,jika diberi klorin dalam kadar 0,5 sampai 1 ppm (Michael, 1986). Bakteri Eschericia colipeka terhadap streptomisin, tetrasiklin, kloramfenikol, atau jenis antibiotik yang lain. Bakteri jenis ini dapat mengakibatkan pengeluaran cairan dan elektrolit pada rongga usus dan dapat menyebabkan infeksi primer pada usus, infeksi saluran kemih, pneumonia, meningitis pada bayi yang baru lahir dan infeksi luka terutama pada bagian abdomen. Klasifikasi bakteri Eschericia coli adalah sebagai berikut : Divisi : Protophyta Kelas : Schizomycetes Bangsa : Eubacteriales Suku : Enterobacteraceae Marga : Eschericia Jenis : Eschericia coli 2.5 Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (KG-SM atau GC-MS) Kromatografi gas-spektroskopi massa (KG-SM) merupakan gabungan dari kromatografi gas yang menghasilkan pemisahan dari komponen-komponen dalam campuran dan spektrometer massa yang merupakan alat untuk mengetahui komponen senyawa dari setiap puncak kromatogram. Pada metode ini komponenkomponen dalam sampel dipisahkan oleh kromatografi gas dan hasil pemisahan 22 dianalisis oleh spektroskopi massa. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi sampel campuran dari beberapa komponen. Puncak-puncak kromatogram memberikan informasi jumlah komponen yang ada dalam sampel dan spektra dari spektroskopi massa memberikan kunci penting dalam proses identifikasi senyawa (Sastrohamidjojo, 1991). Dalam spektroskopi massa, molekul-molekul organik ditembak dengan berkas elektron dan diubah menjadi ion-ion bermuatan positif bertenaga tinggi (ion-ion molekuler). Pada dasarnya spektroskopi massa adalah penguraian senyawa organik dan perekaman pola fragmentasi menurut massanya(Cresswell et al., 1982). Prinsip dari KG-SM adalah menguapkan senyawa organik dan mengionkan uapnya. Molekul-molekul organik ditembak dengan berkas elektron dan diubah menjadi ion-ion bermuatan positif (ion molekul) yang dapat dipecah menjadi ionion yang lebih kecil. Molekul organik mengalami proses pelepasan satu elektron menghasilkan ion radikal yang mengandung satu elektron tidak berpasangan. Ionion radikal ini akan dipisahkan dalam medan magnet dan akan menimbulkan arus ion pada kolektor (Sastrohamidjojo, 1991).