Diberkati Menjadi Berkat Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:11 (II Kor. 6:1-10) Kehidupan boleh menjadi Berkat bagi orang lain adalah tatkala kita hidup kita bebas dari problem yang sulit, semuanya dalam keadaan aman, lancar dan terkendali. Kita boleh menjadi Berkat, apabila kantong kita masih banyak uangnya, Tabungan di Bank tidak bermasalahi, kondisi kesehatan prima, keadaan pekerjaan Okey, matap, stabil, keluarga semuanya baik-baik saja. Pada saat itul kita gampng menjadi Berkat bagi orang lain. Dalam Alkitab yang menjadi bahan bacaan kita ini, justru rasul Paulus mempunyai kesaksian hidup yang yang berbeda denagn apa yang kita uraikan ini, ia menjadi Berkat kepada banyak orang pada saaat kondisinya sendiri dalam banyak penderitaan, pergumulan dan permasalahan. Ada seorang penulis mengatakan demikian, kalau kita ingin menjadi Berkat bagi orang lain, kunci utamanya kita harus mengasihi orang itu, seperti firman Tuhan mengajarkan kita. Kasihilah orang lain seperti dirimu sendiri. Itu berarti, kalau anda mempunyai sepiring makanan hari ini, untuk menunjukkan bahwa anda mengasihi orang lain, maka orang lain itu itu juga harus mendapat bagian yang sama dari apa yang anda miliki. Artinya anda harus mengambil setengah piring makanan dan diberikan buat orang itu. Namun yang menjadi kesulitannya adalah tatkala kita tidak mempunyai makanan, kita tidak bisa lagi mempraktekkan kasih itu. Hari ini kita coba lihat dari sudut yang agak beda, ternyata menjadi berkat itu tidak harus berupa materi. Terus terang Kita tidak akan mungkin membandingkan penderitaan yang pernah kita alami dengan penderitaan yang dialami rasul Paulus. Sebelum menjadi pengikut Kristus, tatkala itu ia masih ber nama Saulus, ia adalah seorang tokoh pimpinan pemuda radikal kaum Yahudi. Ia seorang teolog keluaran perguruan tinggi terbaik di Israel, gurunya seorang guru besar yang bernama Gamaliel. Ia juga adalah seorang anggota kelompok Farisi yang merupakan pimpinan masyarakat pada waktu itu. Dalam keberadaannya yang demikian, ia memiliki segala sesuatu yang pantas dibanggakan. Ia menyebutkan secara terus terang bahwa sebelum menjadi pengikut Kristus, ia malah menjadi seorang penganiaya umat Kristiani. Dan ia merasa posisi yang demikian sangat bermanfaat baginya dan penting. Namun tatkala ia mengambill keputusan penting dalam hidupnya untuk mengikut Yesus, Paulus kehilangan semua yang dimilikinya, jabatannya, teman-temannya. Teman-teaman yang tadinya mensupport dia, sekarang mereka menjadi musuh berbuyutannya. Tetapi yang sungguh mengherankan, justru dalam kondisi ini, ia mengatakan bahwa dibandingkan dengan sukacita yang dialaminya kini, kehidupannya yang lama ia adalah sampah. Sebenarnya apa gerangan yang menyebabkan terjadinya perubahan yang total dan di luar akal pikiran manusia ini? Marilah kita bersama-sama mengungkapkannya, dengan harapan agar setiap kita juga boleh menjadi Berkat dalam seluruh aspek kehidupan kehidupan, terlepas dari betapa banyaknya pergumulan dan permsalahan. Kita tidak ingin kondisi menjadi penghalangnya. I. Rasul Paulus memiliki Kasih karunia dari Allah (ay 1-3) Sumber dari segala Berkat adalah Allah sendiri. Ia memberikan Berkat bagi orang-orang yang telah diselamatkan. Orang-orang yang diselamatkan adalah mereka yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat-nya. Ini merupakan Kasih Karunia, yang pengertiannya sesuatu yang tidak layak kita terima atau miliki, penghalangnya karena 1/6 Diberkati Menjadi Berkat Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:11 dosa-dosa kita. Namun Darah Yesus yang dicurahkan dan tubuhNya yang dihancurkan di kayu salib itu adalah korban penebusan bagi dosa manusia. Masalahnya, apakah kita percaya sungguh-sungguh kepada Yesus? Percaya disini, berarti bersedia menjalankan FirmanNya, bersedia menyerahkan diri sepenuhnya, bersedia untuk diubah oleh Roh Kudus sehingga kita memiliki suatu karakter Kristiani yang semakin lama semakin disempurnakan. Dengan lain kata ada perubahan yang real, dari yang tidak baik menjadi lebih baik. Tadinya kehidupan kita suka menyakiti orang, sekarang kita menyenangkan orang, tadinya merugikan orang sekarang menguntungkan , tadinya kita hidup begitu egois, sekarang kita bisa share. Ada perubahan yang nyata, tentunya kekuatan dari Tuhan. Sekarang ini, Tuhan sedang menyaksikan kepada dunia bahwa IA memberkati orang-orang yang dikasihiNya, sama seperti IA memberkati kehidupan rasul Paulus dan para rasul lainnya, sama seperti ia memberkati kehidupan Abraham, Yusuf, Musa, Yosua dan tokoh-tokoh Alkitab lainnya. Kalau kita merasa kehidupan kita masih belum diberkati, kesalahannya adalah pada kita dan bukan pada pihak Tuhan, atau barangkali mata rohani kita belum tercelik, bahwa IA sesungguhnya sudah memberkati kita dengan limpah. Ciri khas pengajaran Kristen adalah Tuhan memberi kita terlebih dahulu barulah IA menentut kita untuk memberi. Atau sama dfengan Tuhan memberkati kita terlebih dahulu barulah IA menuntuk kita menjdi berkat. Masalahnya tidak mungkin Tuhan tidak pernah memberi atau memberkati kita. Kembali lagi kepada kita pribadi, mengapa kita menyumbat titipan berkat Tuhan yang mestinya disalurkan? II. Rasul Paulus memiliki Kesabaran (ay 4-8) Kesabaran adalah kata kunci dalam hidup berkemenangan. Kita boleh jadi punya pengalaman-pengalaman pahit oleh karena ketidaksabaran kita. Buru-buru jalan jadi terpelecok, buru-buru ambil putusan beli barang jadinya rugi. Apabila ada badai atau kesesakan sedang melanda hidup kita, bersabarlah. Badai pasti berlalu, Tuhan selalu menyediakan pertolongan tepat pada waktunya. Tuhan memberi berkat kepada orang yang sabar. Maslahnya adalah sering kalai kita hendak mendahului Tuhan; sebelum Tuhan memberikan jawaban kita sudah memberikana jawaban terlebih dahulu; kalau jawabannya baik kita merasa suka-cita; namun itu sifatnya sementara; sebab apabila kita sudah menemukan jawaban yang real; kita menjadi putus asa. Demikian juga apabila jwaban yang kita berikan sesuatu yang tidak suka-cita; hal ini akan mengubah kehidupan klita menjadi tidak suka-cita. Bagaimana kita r bisa menyukakacitakan orang lain, sedangkan kita sendiri duka cita? Pasti ada suatu kekuatan dari luar yang mempengaruhi orangtu itu, dan pengaruh itu adalah Tuhan Yesus. Di runag tunggu Rumah Sakit Katolik (RKZ) Surabaya , saya pernah membaca tulisan yang bagus, doa seorang Perawat. Karena waktu saya sedang menunggu anggota jemaat yang dioperasi, makla saya menyempatkan diri mencatat Doa itu. Doa seorang Perawat Tuhan Jadikan hatiku berbelas Kasih 2/6 Diberkati Menjadi Berkat Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:11 Dan penuh pengertian Jadikan tanganku terampil Halus dan lembut Jadikan telingaku rela untuk mendengarkan Letakkan dibibirku kata-kata yang menghibur Tuhan Berilah kepadaku Kekuatan melayani Tanpa pamrih Dan Buatlah aku mampu Memancarkan kasih Kepada mereka yang kulayani Di sini kita bisa melihat ada kerinduan dari perawt itu supaya memiliki kesabaran untyuk mengerjakan sesuatu yang sulit. Suapya hasilnya baik buat orang lain, istilah kita menjjdai Berkat bagi yang lain. Dalam Roma 12:12, Rasul Paulus menuliskan :"Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa". Doa adalah sarana komunikasi langsung dengan Bapa Surgawi, menguatkan kita dalam pergumulan kita dan memampukan kita untuk bersikap sabar. Alangkah sayangnya apabila fasilitas ini tidak dimanfaatkan, yang sebenarnya dapat digunakan oleh setiap orang percaya. III. Rasul Paulus memiliki ketenaran yang baik (ay 9a) Kebanyakan para rasul, bukanlah orang yang terkenal, bahkan berasal dari lapisan masyarakat bawah. Petrus, Yakobus dan Yohannes adalah nelayan-nelayan tanpa pendidikan. Namun pada waktu mereka memutuskan untuk mengikut Yesus, kehidupan mereka berubah secara total dan menjadi orang terkenal, pelayanan mereka menjadi berkat bagi banyak orang. Kehidupan mereka juga menjadi Berkat baghi banyak orang. Dewasa ini, ada banyak keluarga yang secara formal adalah orang Kristen namun sikap kekristenannya belum dinyatakan dalam sikap hidup mereka. Sudah Kristen, tapi masih ke dukun dan main judi. Di tengah keluarga seperti ini, diperlukan pahlawan iman, yaitu seorang anggota keluarga yang percaya utuk membawa agar saudara-saudara lain ikut diselamatkan oleh Tuhan. Orang boleh saja tidak mengenal nama anda, tetapi itu lebih karean mereka bisa mengenal kehidupan anda. Apa artinya kalau kita terkenal, tepai terkenal tentang kejahatan kita. IV. Rasul Paulus memiliki Hidup yang penuh bahaya (ay 9b) Kehidupan Paulus adalah kehidupan yang nyerempet-nyerempet bahaya. Dirampok dalam perjalanan, kapal karan, dimasukkan ke dalam penjara dan dipecut dengan cambuk adalah kepahitan-kepahitan hidup yang sering dialami oleh Paulus. Melalui penderitaannya, ia menyaksikan Yesus yang bekerja dalam hidupnya. Justru dalam keadaan yang begitu berat, Paulus senantiasa memancarkan cahaya kehidupan yang bersukacita seperti tampak dalam 3/6 Diberkati Menjadi Berkat Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:11 tulisan-tulisannya, diantaranya ada yang ditulis dari dalam penjara. Melangkah dengan iman sering tampak bagi orang luar sebagai kehidupan yang berbahaya. Langkah iman Abraham meninggalkan tanah Haran, adalah kehidupan menempuh jalan berbahaya. Dan pada umumnya, dalam kacamata pikiran manusia, langkah iman itu adalah langkah yang mengandung resiko karena ada banyak hal di depan yang tidak diketahui. V. Rasul Paulus memiliki Kesukacitaan Supra-alamiah (ay 10a) Dalam Filipi 4:4, Paulus menulis: " Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" Sikap bersukacita selalu tampak dalam kehidupan Paulus, betapapun buruk keadaan yang sedang diahadapinya. Dalam keadaan terpasung di penjara Filipi yang gelap, bersama rekan sekerjanya Silas, ia mampu bernyanyi memuji Tuhan. Bersukacita dalam duka, adalah suatu sikap yang tidak bisa dipahami akal pikiran manusia. Pasti ada kuasa yang luar biasa yang telah memampukannya melakukan itu semua, kuasa itu adalah kuasa Tuhan, Allah yang Maha Tinggi, kuasa Tuhan Yesus, kuasa Roh Kudus. Didalam persekutuan yang erat dengan Tuhan Yesus, ada selalu perasaan sukacita dalam hati kita, tidak tergantung pada kondisi. Hambatan untuk bersukacita bukan datang dari suatu keadaan yang buruk, tetapi datang dari hati kita sendiri. Keeratan kita dengan dunia ini, membawa begitu banyak ketidakpuasan dan kekecewaan. Harta dan kekayaan, jabatan dan kuasa serta status sosial tidak memberikan perasaan sukacita, malah seringkali memberi perasaan tidak aman, kuatir dan tidak memberi rasa puas. VI. Rasul Paulus memiliki Berkat khusus di dalam Kemiskinan (ay 10b) Secara harta materi, tentu saja Paulus adalah seorang miskin. Bukan saja dia, tetapi juga Yesus dalam pelayannya di dunia ini adalah seorang miskin, tidak punya rumah, tanah, bahakan bantal untuk meletakkan kepala. Kita perlu angkat masalah kemiskinan ini, karena ada banyak orang yang segan atau tidak mau melayani karena menganggap dirinya miskin, padahal pelayanan tidaklah ditentukan oleh kekayaan kita melainkan oleh ketergerakan hati kita. Paulus, seorang rasul bagi orang bukan Yahudi, seperti dia menyebut dirinya, telah menjadi saluran berkat keselamatan dari Kristus Yesus. Surat-surat kirimannya yang merupakan surat-surat penggembalaan bagi berbagai jemaat di Asia Kecil dan Eropah bagian selatan pada waktu itu, kini merupakan bagian dari Alkitab. Surat-surat yang ditulisnya dengan ilham Roh Kudus, menjadi referensi agar kita yang hidup pada masa kemudian semakin dapat mengenal Allah dan karya keselamatannya. Roy Angel adalah pendeta miskin yang memiliki kakak seorang milyuner. Pada tahun 1940, ketika bisnis minyak bumi sedang mengalami puncak, kakaknya menjual padang rumput di Texas pada waktu yang tepat dengan harga yang sangat tinggi. Seketika itu kakak Roy Angel menjadi kayaraya. Setelah itu kakak Roy Angel menanam saham pada perusahaan besar dan memperoleh untung yang besar. Kini dia tinggal di apartemen mewah di New York dan memiliki kantor di Wallstreet. 4/6 Diberkati Menjadi Berkat Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:11 Seminggu sebelum Natal, kakaknya menghadiahi Roy Angel sebuah mobil baru yang mewah dan mengkilap. Suatu pagi seorang anak gelandangan menatap mobilnya dengan penuh kekaguman. "Hai.. nak" sapa pendeta Roy Anak itu melihat pada Roy dan bertanya "Apakah ini mobil Tuan?" "Ya," jawab Roy singkat. "Berapa harganya Tuan?" "Sesungguhnya saya tidak tahu harganya berapa". "Mengapa Tuan tidak tahu harganya, bukankan Tuan yang punya mobil ini?" Gelandangan kecil itu bertanya penuh heran. "Saya tidak tahu karena mobil ini hadiah dari kakak saya" Mendengar jawaban itu mata anak itu melebar dan bergumam,"Seandainya.... seandainya..." Roy mengira ia tahu persis apa yang didambakan anak kecil itu, "Anak ini pasti berharap memiliki kakak yang sama seperti kakakku". Ternyata Roy salah menduga, saat anak itu melanjutkan kata-katanya: "Seandainya... seandainya saya dapat menjadi kakak seperti itu.." Dengan masih terheran-heran Roy mengajak anak itu berkeliling dengan mobilnya. Anak itu tak henti-henti memuji keindahan mobilnya. Sampai satu kali anak itu berkata,"Tuan bersediakah Tuan mampir ke rumah saya ? Letaknya hanya beberapa blok dari sini". Sekali lagi Roy mengira dia tahu apa yang ingin dilakukan anak ini. "Pasti anak ini ingin memperlihatkan pada teman-temannya bahwa ia telah naik mobil mewah" piki Roy. "OK, mengapa tidak", kata Roy sambil menuju arah rumah anak itu. Tiba di sudut jalan si anak gelandangan memohon pada Roy untuk berhenti sejenak, "Tuan, bersediakah Tuan menunggu sebentar? Saya akan segera kembali". Anak itu berlari menuju rumah gubuknya yang sudah reot. Setelah menunggu hampir sepuluh menit, Roy mulai penasaran apa yang dilakukan anak itu dan keluar dari mobilnya, menatap rumah reot itu. Pada waktu itu ia mendengar suara kaki yang perlahan-lahan. Beberapa saat kemudian anak gelandangan itu keluar sambil menggendong adiknya yang lumpuh. Setelah tiba di dekat mobil anak gelandangan itu berkata pada adiknya: "Lihat... seperti yang kakak bilang padamu. Ini mobil terbaru. Kakak Tuan ini menghadiahkannya pada Tuan ini. Suatu saat nanti kakak akan membelikan mobil seperti ini untukmu". Bukan karena keinginan seorang anak gelandangan yang hendak menghadiahkan mobil 5/6 Diberkati Menjadi Berkat Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:11 mewah untuk adiknya yang membuat Roy tak dapat menahan haru pada saat itu juga, tetapi karena ketulusan kasih seorang kakak yang selalu ingin memberi yang terbaik bagi adiknya. Seandainya saya dapat menjadi kakak seperti itu. Hidup yang berkemenangan adalah kehidupan yang memiliki arti bagi sesama. Pengertian sesama di sini, tentulah lebih luas dari hanya sekedar mengasihi keluarga (perampok juga mengasihi keluarganya), tetapi dapat menjangkau bagian masyarakat yang lebih luas, apakah itu dalam keluarga, pekerjaan atau kehidupan kita dalam masyarakat. Kehidupan dapat menjadi berkat, tidak tergantung keadaan kita sedang dalam kesesakan, penderitaan atau pergumulan. Sering sekali, dalam pergumulan dan kesesakan, pelayanan kita juga meningkat, karena kita banyak bersekutu dan berdoa kepada Tuhan. Ada hamba Tuhan yang dapat berkhotbah berapi-api manakala ia sedang berada dalam pergumulan yang berat, karena doanya akan lebih kencang dan lebih sungguh-sungguh. Penderitaan dan pergumulan memang sudah menjadi bagian yang tak terelakkan dalam hidup kita, tetapi alangkah berbahagianya kita, apabila dalam keadaan seperti itu, kita bisa tetap merasa sukacita dan tetap menjadi berkat bagi sesama kita. Campbell, California November 24, 2003 Saumiman Saud 6/6