Kristen atau Barang Tiruan

advertisement
Kristen atau Barang Tiruan
Ditulis oleh Saumiman Saud
Kamis, 30 April 2009 12:33
(Roma 12:1-2)
Apa bedanya surat Obligasi dengan Manusia? Jawabannya cukup singkat, surat Obligasi ada
jatuh temponya, surat ini menjadi "matang" (Saat tanggal jatuh temponya). Jelas beda dengan
manusia; Manusia tidaklah secara otomatis menjadi matang (dewasa) bila umurnya semakin
tua. Artinya; jikalau anda orang Kristen atau orang percaya yang lama tidak lantas anda
dikatakan lebih dewasa dalam Kristus dibandingkan dengan orang Kristen yang baru. Anda
boleh saja mantan Guru sekolah Minggu, mantan Pengurus atau mantan majelis dan mantan ini
dan mantan itu; tetapi belum berarti anda lebih dewasa dalam Kristus. Kematangan atau
kedewasaan rohani seseorang diukur dengan penerimaan tanggung-jawab terhadap Tuhan
Yesus. Ada berapa persen hidup kita ini dipersembahkan pada Tuhan? Ada berapa persen
hidup kita yang dipakai untuk memenuhi kemauan sendiri? Setelah rasul Paulus menulis awal dari surat Roma yang isinya ajaran-ajaran tentang doktrin;
yakni Ia telah mengatakan bagaimana orang itu dapat menjadi benar dan tetap dalam
kebenaran dihadapan Allah. Paulus telah membela kebenaran Allah yang bebas dan mutlak
terhadap bantahan. Mulai pasal 12 ia membahas hal-hal yang sifatnya praktis, untuk
menekankan kepada pembaca tentang kewajiban hidup sebagai orang Kristen..
Rasul Paulus mulai menegaskan bahwa, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu
sekalian yakni hai orang-orang Kristen, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang
sejati. Ada dua "persembahan yang hidup" dalam Alkitab; kedua-duanya akan membantu kita
untuk memahami apakah sebenarnya yang dimaksud dengan "persembahan yang hidup".
Yang pertama, ialah Ishak (Kejadian 22); yang kedua adalah Tuhan Yesus Kristus. Ishak rela
naik ke gunung bersama ayahnya Abraham dan ia pasti akan mati dalam ketaatannya kepada
Allah, tetapi Tuhan mengirim seekor domba menggantikannya. Ishak mati bagi dirinya sendiri
dan bersedia menyerahkan dirinya kepada Allah. Sedangkan Yesus sendiri merupakan ilustrasi
yang sempurna dari suatu "persembahan yang hidup" karena Ia sebenarnya mati karena
ketaatan-Nya kepada Allah. Ia bangkit kembali dan sekarang Ia sebagai "persembahan yang
hidup dihadapan Allah", suatu persembahan yang hanya dipersembahkan satu kali untuk
selama-lamanya.
Tema tiulisan ini adalah "Kristen atau Barang Tiruan". Mereknya sama, bentuknya sama, tetapi
isinya berbeda. Kualitas atau mutunya berbeda. Ketahanannya juga beda. Kalau itu berupa
makanan, maka rasanya juga berbeda. Kalau itu berupa obat maka khasiatnya berbeda. Ada
tiga hal yang rasul Paulus ajarkan sehubungan dengan "Kristen dan Barang Tiruan" ini;
I. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini.
Kita memang sangat senang menyandang atribut "Kristen". Di dalam saku kita, Kartu
Tanda Penduduk kita tertulis Kristen. Tetapi seberapa jauh kita ini orang Kristen yang
sungguh-sungguh? Kata "Kristen" itu artinya Pengikut Kristus. Jadi dengan kata lain kita
mempunyai teladan yang harus diikuti yakni Kristus Yesus sendiri. Kristus yang menjadi
pedoman hidup kita. Kristus yang menjadi patokan dalam setiap melangkah kita. Namun kita
senantiasa tampil sama (tak ada bedanya) dengan orang-orang yang bukan Kristen, sehingga
membuat orang-orang tidak bisa membedakan antara orang Kristen dengan yang bukan
1/5
Kristen atau Barang Tiruan
Ditulis oleh Saumiman Saud
Kamis, 30 April 2009 12:33
Kristen. Tingkah laku dan tutur kata kita sama saja dengan mereka yang bukan Kristen. Yang
celaka adalah kadang kala ada orang yang mengaku Kristen tetapi kelakuannya lebih gawat
dari orang yang belum percaya sama sekali.
Banyak hal yang kadangkala tanpa disadari, kita lakukan di dalam kehidupan sehari-hari yang
tidak mencerminkan kita sebagai orang Kristen yang sesungguhnya. Seakan-akan Kekristenan
kita luntur dan kabur. Kuantitas diri kita memang Kristen, tetapi kualitasnya tidak demikian.
Bobot Kekristennya di bawah nilai rata-rata. Di gereja kita ini baik-baik, tetapi lain dengan di
rumah, di tempat kerja, di kampus dan sebagainya; mulai keluar belangnya. Namun yang
sungguh memalukan ada orang yang tidak dapat menahan diri sehingga di gereja pun muncul
perbuatan-perbuatan yang tidak baik.
Sekali lagi rasul Paulus katakan "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini". Seringkali
kita terjerumus dan gagal dalam peringatan ini bukan? Dalam hal bekerja, memang tidak salah
berjuang untuk mencari uang, tetapi kalau sampai lupa berbakti di gereja itu namanya
kelewatan. Dalam hal dansa-dansi dan berfoya-foya, kita rasanya lebih gampang mengeluarkan
uang yang jumlahnya besar untuk beli ini beli itu, makan ini makan itu, pergi sana pergi ke mari,
daripada memberikan persembahan di gereja. Dalam kuliah, kita sering kali maunya gampang,
yang penting lulus; bila perlu tanpa belajar, nilaikan bisa dibeli, ijazah juga bisa dibeli; apalagi
gelar; lebih gampang lagi asal ada uang. Dalam hal berpakaian, saya tidak mengatakan kita
tidak boleh ikut mode; tetapi pilih dong! Mode ini cocok tidak buat saya yang menyandang
atribut Kristen ini. "Saya pernah lihat seorang gadis yang memakai rok yang jaraknya di atas
lutut terlalu banyak, ia menjadi sulit sendiri. Duduk dan berdirinya menjadi tidak tenang.
Sebentar-sebentar menarik roknya turun, namun dasar roknya pendek yang tidak akan
turun-turun, kecuali kalau dilepaskan. Bayangkan kalau pakaian seperti ini dipakai oleh orang
Kristen, dan coba anda tolong bayangkan jikalau pakaian seperti ini dipakai oleh jemaat Tuhan
ke gereja? Apa akibatnya. Yang paling pasti sang pemimpin Liturgi dan Pengkhotbah kita akan
kehilangan konsentrasi.
Rasul Paulus katakan, kamu jangan seperti itu......tetapi hiduplah Kudus. Kudus dalam bagian
ini artinya "dipisahkan untuk Tuhan." Ada unsur aslinya; dan itu berarti harus berbeda dengan
yang palsu. Dalam hal ini perlu kesungguhan dan penyerahan diri yang menyeluruh, siap
dibentuk dan dipermak; supaya betul-betul bermutu. Supaya Kualitas Kristennya tinggi, bukan
barang rongsokan yang siap dibuang.
II. Tetapi Berubahlah.......
Setelah pertobatannya, Agustinus pernah bertemu dengan wanita yang pernah
mengikatnya dalam dosa perzinahan. Perempuan itu pernah menghentikan Agustinus di tengah
jalan sambil berkata, "Agustinus, tidakkah anda kenal padaku lagi?" "Lihat, inilah aku!" Sambil
melihat pada perempuan itu Agustinus berkata, "Tapi aku bukan Agustinus yang dulu lagi."
(Seakan-akan beliau berkata "Belum tahu dia", seperti Iklan di TV itu)
Meninggalkan kebiasaan lama itu tidaklah gampang. Seharusnya tatkala kita menyatakan diri
dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat; itu berarti kita sudah mati bagi Kristus dan
menyerahkan diri secara total pada Dia. Tetapi kenyataannya tidak demikian! Masih ada saja
sisa-sisa kebiasaan lama yang kadang-kadang muncul dalam diri kita. Mungkin itu berupa iri
2/5
Kristen atau Barang Tiruan
Ditulis oleh Saumiman Saud
Kamis, 30 April 2009 12:33
hati, mungkin itu berupa dendam, sakit hati, mau menang sendiri mungkin itu berupa
kesombongan kita. Kadangkala secara tidak sadar akan muncul kembali dalam kehidupan kita.
Sekali lagi saya katakan, mematikan diri dalam kebiasaan-kebiasaan lama itu tidak mudah.
Orang biasanya tidak dengan sendirinya berserah diri. Kehilangan diri sendiri, mengakui
kelemahan sendiri; itu tidak menyenangkan. Bangsa Israel sendiri mengalami kelemahan yang
sama. Kaki mereka sudah melangkah masuk ke Kanaan, tetapi hati mereka masih berada di
Mesir. Hidup lemah dan lunak di kalangan bangsa Israel semakin banyak kelihatan khususnya
di dalam;
1. Keengganan untuk menghadapi kesulitan
2. Ketidakmampuan berdisiplin diri
3. Penolakan terhadap kritik dan koreksi
4. Tidak mau menghadapi kenyataan
5. Menerima kaidah-kaidah dunia di sekeliling mereka.
6. Hasrat keinginan akan kenikmatan daging
Saya masih ingat persis tatkala saya berusaha menghilangkan kebiasaan menonton film. Saya
sudah berusaha untuk meninggalkan kebiasaan lama itu berkali-kali namun tidak bisa, karena
sangat candunya menonton kadang kala ada film yang saya tonton sampai dua atau tiga kali.
Kadang sewaktu jam istirahat siang, saya sendiri masuk ke dalam bioskop itu menonton, ada
kalanya sampai tertidur, maklum ruangannya ber- AC. Hal ini berjalan terus-menerus sampai
suatu malam Tuhan memukul saya, saat itu saya sudah kuliah Teologia di Medan. Saya masih ingat malam minggu itu, setelah mempersiapkan firman Tuhan yang akan saya
sampaikan besok di luar kota; saya pergi bersama teman-teman nonton film tengah malam.
Namun karena kelalaian dompet saya ketinggalan di dalam bioskop, saya tidak tahu. Keesokan
harinya terpaksa tanpa SIM dan STNK saya berangkat menuju gereja (kurang lebih 22 km dari
rumah) untuk berkhotbah. Siangnya saya temukan kembali dompet saya di dalam bioskop itu,
SIM dan STNKnya ada, namun uangnya sudah ludes, sisanya persis Rp. 1.000,-. Saya kapok
setengah mati, saya berjanji sama Tuhan tidak akan mengulangi kebiasaan buruk ini lagi. Namun ternyata janji tinggal janji, nonton jalan terus sampai suatu tengah malam lagi; ketika
saya pulang dari bioskop, mungkin karena ngantuk saya tidak melihat di tengah jalan itu ada
batu, saya kemudian berhenti mendadak, tetapi karena sepanjang jalan itu banyak pasir maka
sepeda motor saya terpelanting. Tangan dan kaki saya luka semuanya, termasuk teman saya
yang dibelakang boncengan. Mulai saat itu saya benar-benar bertobat dari kebiasaan buruk ini.
Apalagi sewaktu pindah kuliah di SAAT ada peraturan yang melarang menonton, maka
kebiasaan saya berangsur-angsur hilang. Saya bukan mengatakan menonton itu buruk, ada
film-film tertentu yang cukup baik ditonton; ada film-film tertentu yang menampilkan
pemandangan Negara lain. Tetapi kecanduan menonton itu perlu diwaspadai.
Merek kita Kristen, dan ini kita bawa ke sana sini, tetapi apakah merek dengan isinya sama?
Nah kalau tidak 100% itu berate barng tiruan atu palsu. Oleh sebab itu rasul Paulus dengan
tegas mengatakan "Berubahlah oleh pembaharuan budimu". Satu pembaharuan yang
menyangkut seluruh aspek kehidupannya. Saudara, dunia ingin menguasai akal budi kita, tetapi
3/5
Kristen atau Barang Tiruan
Ditulis oleh Saumiman Saud
Kamis, 30 April 2009 12:33
Allah justru Allah ingin mengubahnya (lihat Ef 4:17-24 dan Kolose 3:1-11). Kata berubah sama
dengan berupa rupa dalam Matius 17:2. Ungkapan berubah rupa ini menggambarkan suatu
perubahan dari dalam. Dunia ingin mengubah akal budi kita, maka dunia menggunakan
tekanan dari luar. Tetapi Roh Kudus mengubah akal budi kita dengan melepaskan kuasa dari
dalam. Jika dunia menguasai pikiran kita, kita adalah orang yang menyesuaikan diri; jika Allah
menguasai pikiran kita maka kita adalah orang yang berubah. Dengan demikian setelah orang
tersebut menyatakan ia Kristen ia harus berubah juga sesuai iman kepercayaannya. Ia akan
menjadi Kristen yang asli bukan yang palsu. Rasul Paulus sendiri merupakan contoh konkretnya. Sebelum percaya Yesus ia seorang yang
luar biasa biadabnya. Orang-orang Kristen dibunuh dan dianiaya. Namun setelah mengalami
pertobatan yang sungguh-sungguh dihadapan Tuhan, ia berubah total. Dari pemburuh pengikut
Yesus, menjadi seorang pengikut Yesus yang setia. Dari seorang penganiaya pengikut Yesus
menjadi dianiaya karena ikut Yesus. Bagaimana dengan kita, apakah ada kerelaan hati kita
yang terdalam datang kepada Tuhan minta supaya Tuhan ubahkan diri kita?? Jikalau kita
Kristen Barang Tiruan; kita sangat berbahaya bagi gereja.
III. Serahkanlah Kehendak Anda kepada Allah (12:2b)
Satu pernyataan yang cukup bagus untuk pikirkan adalah; "Pikiran anda
mengendalikan tubuh anda dan kehendak anda mengendalikan pikiran anda. Banyak orang
berbuat keliru, mereka pikir dapat mengendalikan dirinya dengan "Kemauan Keras", tetapi
sering kali semua ini gagal. (Ini merupakan pengalaman rasul Paulus seperti yang tercatat
dalam Roma 7:15-21). Hanya bila kita menyerahkan kehendak kita dan memberi kita kemauan
yang keras (dan kemauan untuk menolak!) yang kita perlukan untuk menjadi orang Kristen
yang berkemenangan.
Penyerahan diri kepada Allah dapat kita lakukan melalui doa yang disiplin. Tatkala kita
menyediakan waktu berdoa, kita menyerahkan kehendak kita kepada Allah; "Bukan
kehendakku melainkan kehendak-Mu yang jadi. Kita harus berdoa tentang segala-galanya, dan
biarkanlah Allah melaksanakan kehendak-Nya.
Kesalahan manusia adalah terletak pada mau enaknya saja. Sering kali kehendaknya yang dia
paksakan supaya sama dengan kehendak Allah. Banyak manusia menginginkan mahkota
surgawi tetapi bila perlu tanpa salibnya. Itu berarti mereka ingin keselamatan yang tanpa
pertobatan atau penyesalan diri. Hal ini sama dengan seorang anak yang kedapatan mencuri
permen, tangannya sudah dimasukan ke dalam toples dan menggenggam cukup banyak
permen, ketika tangannya hendak dikeluarkan ternyata tidak bisa, sebab genggaman
tangannya lebih besar dari mulut toples. Namun anak tersebut tetap mau mempertahankan
permennya, akhirnya ia menangis. Sekali lagi pola hidup manusia yang lebih sering adalah mengelak dari pada menerima Salib
Kristus. John Maxwell mengadakan penelitian sebagai berikut; dari seluruh anggota gereja di
Amerika, survey membuktikan:
10 % orang Kristen itu tidak dapat ditemui, karena sibuk;
20 % tidak pernah menghadiri Kebaktian di gereja;
4/5
Kristen atau Barang Tiruan
Ditulis oleh Saumiman Saud
Kamis, 30 April 2009 12:33
25 % tidak pernah berdoa;
30 % tidak pernah membaca Alkitab;
40 % tidak pernah memberikan persembahan kepada gereja;
60 % tidak pernah memberi persembahan kepada misi-misi di dunia;
75 % tidak pernah melakukan tugas pelayanan di gereja.
95 % tidak pernah memenangkan satu orangpun untuk Kristus
Namun demikian,
100% berharap masuk surga?
Kehidupan di Amerika yang cukup keras, saingan yang ketat, jam kerja yang padat sulit sekali
kita menemukan waktu untuk santai. Cenderung hati kita juga dikeraskan. Ditambah lagi
dengan godaan yang bertubi-tubi senantiasa memangsa kita; sering kali hidup kita seakan-akan
tidak membutuhkan orang lain bahkan Tuhan. Waktu itulah, kita seakan-akan punya banyak
taktik untuk mengelabui orang lain. Namun ingat, Tuhan itu tidak mau kita melangkah sejauh
itu.
30 Juni 2003
Saumiman Saud
5/5
Download