hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi belajar pai pada

advertisement
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU
DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI
PADA SISWA SMP NEGERI 1 TEMPURAN
KAB. MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh :
YUNI ERMAWATI
111 11 043
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
MOTTO
Jalani sebuah proses
sebelum meraih
keberhasilan dan kesuksesan.
Karena dibalik sebuah proses terdapat
pengalaman yang berharga.
PERSEMBAHAN
Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan
untuk:
1. Bapakku Mat Jupri dan Ibuku Sulasmi yang selalu memberikan do’a,
kasih sayang, semangat kepada penulis, hormat dan baktiku kan selalu
tertuju untukmu.
2. Suamiku tersayang Eko Prasetyo yang dengan sabar, memberikan
do’a, perhatian, semangat kepada penulis.
3. Anakku Afra Aila Arkarna yang menjadikan penulis semangat.
4. Semua saudaraku Heni Irawati, Rahayu Ningsih serta seluruh keluarga
yang telah mendukungku.
5. Temanku PAI yang telah memberikan penulis kenangan yang terbaik.
6. Para Dosen yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepadaku.
7. Semua teman angkatan 2011.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikna skripsi ini yang berjudul
Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP
Negeri 1 Tempuran Tahun Ajaran 2015. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi dunia dengan
kesempurnaan agama islam.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.) pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
semua pihak yang terkait. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1.
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga
2.
Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3.
Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
4.
Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si selaku Dosen Pembimbing
5.
Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga.
6.
Umi Hidayati, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tempuran
Magelang.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, maka
dari itu penulis berharap ada kritik dan saran yang membangun demi perbaikan ke
depan. Kami berharap agar skripsi ini bermanfaat baik bagi penulis secara pribadi
dan masyarakat pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Magelang, 30 Agustus 2015
Penulis,
ABSTRAK
Ermawati, Yuni. 2015 “ Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi
Belajar PAI pada SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang ”.
Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si
Kata Kunci: Kompetensi Profesional Guru, Prestasi Belajar.
Keberhasilan tujuan pendidikan tidak terlepas dari peran seorang tenaga
profesional yaitu guru. Proses pembelajaran merupakan proses guru dan siswa
melakukan interaksi bersama-sama pada waktu yang sudah ditentukan oleh
sekolah. Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh sikap guru dalam
mengajar. Kemudian peneliti merumuskan kedalam beberapa pertanyaan sebagai
berikut: 1). Bagaimana kompetensi guru di SMP Negeri 1 Tempuran. 2).
Bagaimana prestasi belajar PAI siswa SMP Negeri 1 Tempuran. 3). Apakah ada
hubungan antara kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar PAI pada
SMP Negeri 1 Tempuran?.
Peneliti ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah metode angket dan dokumentasi. Populasi adalah
seluruh siswa SMP Negeri 1 Tempuran Magelang Tahun 2015 dijadikan
responden. Sampel diambil 20% yaitu 26 siswa. Teknik analisis data
menggunakan menggunakan rumus prosentase dan rumus product moment.
Hasil penelitian menunjukkan 1). Kompetensi guru berada dalam kategori
dengan nilai cukup 57,69% dengan responden 15 siswa. 2). Prestasi belajar berada
dalam kategori dengan nilai baik 73,07%. 3). Terdapat hubungan kompetensi guru
dengan prestasi belajar PAI Pada SMP Negeri 1 Tempuran. Hal ini dapat
dibuktikan bahwa nilai koefisien korelasi r hitung sebesar 0,583 lebih besar dari r
tabel baik pada taraf signifikan 1% = 0, 496.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO ...................................................................................
ii
PENGESAHAN PENGUJI ...............................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................
v
MOTTO ...........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
viii
ABSTRAK .......................................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .................................................................
4
D. Hipotesis Penelitian ..............................................................
4
E.
Kegunaan Penelitian .............................................................
5
1. Secara teoritis .................................................................
5
2. Secara praktis .................................................................
5
F.
Definisi Operasional
1. Kompetensi Guru ...............................................................
5
2. Prestasi Belajar ...................................................................
7
G. Metode Penelitian
BAB II
1. Pendekatan Penelitian ........................................................
9
2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................
9
3. Populasi dan Sampel Penelitian .........................................
9
4. Metode Pengumpulan Data ...............................................
10
5. Instrumen Penelitian ..........................................................
11
6. Teknik Analisis Data .........................................................
12
H. Sistematika Penulisan ..............................................................
13
KAJIAN TEORI
A.
B.
Kompetensi Guru
1.
Pengertian Kompetensi guru ......................................... 15
2.
Fungsi dan Peran Guru .................................................
23
3.
Materi Uji Kompetensi Guru ........................................
25
4.
Permasalahan Guru ......................................................
26
Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar ..............................................
28
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ....................
31
3. Manifestasi Hasil Belajar .................................................
33
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A.
Gmbaran Umum Lokasi Penelitian
1.
Sejarah Berdiri SMP Negeri 1 Tempuran........................ 38
2.
Lokasi SMP Negeri 1 Tempuran .................................... 39
3.
Profil SMP Negeri 1 Tempuran ...................................... 39
4.
Keadaan Guru dan Karyawan ......................................... 40
5.
Keadaan Siswa ................................................................ 43
6.
Sarana dan Prasarana ....................................................... 45
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 46
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Pendahuluan .................................................................. 50
a. Mencari Interval .................................................................... 52
b. Mencari Prosentase dan Masing-Masing Kategori ............... 54
B. Analisis Uji Hipotesis
a.
Tabel Penolong Besarnya Hubungan antara
Kompetensi Guru dengan Prestasi
Belajar Siswa ....................................................................... 58
b.
Pembahasan ......................................................................... 61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................
62
B. Saran .......................................................................................
63
C. Penutup ...................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1.
Tabel Indikator Kompetensi Guru
2.
Tabel Kriteria Nilai Raport PAI Kelas VIII Semester Satu
3.
Tabel Daftar Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang
4.
Tabel Daftar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
5.
Tabel Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
6.
Tabel Sarana dan Prasarana
7.
Tabel Daftar Nama Responden
8.
Tabel Daftar Nilai Angket Kompetensi Guru
9.
Tabel Daftar Nilai Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang
10.
Nilai Interval Kompetensi Guru
11.
Nilai Interval Prestasi Belajar PAI Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang
12.
Rekapitulasi Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
13.
Rekapitulasi Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran
Kab. Magelang
14.
Tabel Hitung Besarnya Hubungan Kompetensi Guru dengan Prestasi
Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
15.
Signifikansi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dapat menjadi tolak ukur bagi kemajuan dan kualitas
kehidupan suatu bangsa, sehingga dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu
bangsa atau negara dapat dicapai dengan salah satunya melalui
pembaharuan serta penataan pendidikan yang baik. Jadi keberadaan
pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan
kehidupan masyarakat yang cerdas, pandai, berilmu, pengetahuan yang
luas, berjiwa demokratis serta berakhlak mulia. Sedangkan pendidikan
sendiri adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengemban
potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pendidikan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan pendidikan, antara lain guru, siswa, sarana prasarana dan
lingkungan pendidikan. Dari faktor-faktor tersebut, guru dalam proses
pembelajaran di Sekolah menduduki peran yang sangat penting dan
sebagai faktor penunjang yang lain, guru adalah sebagai subyek pendidikan
yang sangat penting untuk menentukan kesuksesan belajar seseorang itu
sendiri. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi diri
seseorang sehingga dapat berkembang.
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan
dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian
dari dirinya sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif,
psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Kompetensi keguruan meliputi
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional.
Kompetensi kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dari seorang
pengajar merupakan dasar untuk melaksanakan tugasnya sebagai guru
secara profesional. Pendidikan pada dasarnya merupakan khas komunikasi
antara guru dan siswa. kompetensi profesional menjadi tolak ukur seorang
guru menguasai kemampuan dasar.
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang
pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga
diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan
pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan
akademis yang intensif (Kunandar, 2007: 45).
Keberhasilan tujuan pendidikan tidak dapat terwujud apabila tidak
didukung oleh tenaga pendidik yang profesional yaitu guru. Guru adalah
figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya.
Kriteria guru yaitu belajar sepanjang hayat. Proses pembelajaran
merupakan proses guru dan siswa melakukan interaksi secara bersamasama, pada waktu yang sudah diatur oleh sekolahan yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kelancaran proses pembelajaran di
sekolah di tentukan oleh perilaku dan sikap guru dalam mengajar. Sudah
jelas sekali, bahwa guru dituntut untuk cakap dalam mewujudkan prestasi
belajar siswa. Jadi sudah sangat jelas bahwa profesionalisme adalah suatu
pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut
keahlian. Sedangkan seorang guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur formal. Maka tugas
guru akan efektif jika memiliki derajat profesionalitas tertentu yang
tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan atau ketrampilan yang
memenuhi standar mutu.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memandang perlu untuk
mengadakan penelitian dengan mencari sejauh mana hubungannya dan
merumuskannya ke dalam penelitian yang berjudul sebagai berikut:
Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar
PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang ?
2. Bagaimana Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran
Kab. Magelang?
3. Apakah ada Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi
Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang .
2. Untuk Mengetahui Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1
Tempuran Kab. Magelang.
3. Untuk Mengetahui adakah Hubungan antara Kompetensi Guru dengan
Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa
yang berarti kebenaran. Sedangkan menurut James E. Greighton hipotesis,
merupakan sebuah dugaan tentatif atau sementara yang memprediksi
situasi yang akan diamati (Martono, 2011: 63). Hipotesis juga disebut
sebagai “dugaan” atau jawaban sementara karena masih harus diuji lagi
secara empiris yang hasilnya bisa diterima atau ditolak (Sumanto, 2014:
51-52).
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan
positif antara kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar PAI
pada siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara teoritis
dan praktis.
1.
Secara Teoritis
Secara
teoritis
hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan
pada
umumnya, dan secara khusus bagi guru, dan lembaga pendidikan.
2.
Secara Praktis
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi guru dan siswa,
diantaranya sebagai berikut:
a. Meningkatkan kompetensi guru.
b. Meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Meningkatkan pemahaman sekolah, selaku lingkungan yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa secara langsung.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul
penelitian, perlu ditegaskan beberapa istilah dalam judul di atas, yaitu:
1. Pengertian Kompetensi Guru
Seseorang yang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah
seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras
dengan tuntutan bidang
kerja yang bersangkutan dan demikian
mempunyai wewenang dalam pelayanan sosial di masyarakatnya.
Kompetensi keguruan menunjukkan kuantitas serta kualitas layanan
pendidikan yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan secara
terstandar.
Sedangkan kompetensi menurut Usman (2005) adalah suatu hal
yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik
yang kualitatif maupun kuantitatif.
Pendidik atau guru menurut UU No 14 tahun 2005 Pasal (1)
disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah.
Guru juga bisa dikatakan sebagai pengelola proses belajar siswa, guru
bukan semata penyebar informasi, tetapi guru sebagai fasilitator
belajar. Oleh karena itu, guru yang profesional adalah guru yang
mempunyai kompetensi.
Menurut Samana (1994:61) kompetensi mengarahkan pada
tuntutan guru untuk mengarah pada mutu guru yang lebih baik. Untuk
itu guru harus menguasai sepuluh kemampuan sebagai pendidik
profesional yang masuk dalam indikator profesional guru yaitu
menguasai bahan ajar, mengelola program belajar mengajar, mengelola
kelas, menggunakan media dan sumber pengajaran, menguasai
landasan-landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar,
menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal
fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, mampu
ikut penyelenggaraan administrasi sekolah, bertindak jujur dan
tanggung jawab, berperan sebagai pemimpin, tampil secara pantas dan
rapi, menggunakan waktu luang.
Berdasarkan indikator di atas, maka indikator kompetensi guru
dalam penelitian ini adalah
Indikator
Kompetensi
Kompetensi
Kepribadian
dan Sosial
Kompetensi
Profesional
 Guru bertindak jujur dan tanggung jawab
 Guru mampu berperan sebagai pemimpin
 Guru tampil secara pantas dan rapi
 Guru bertindak tepat waktu dalam penyelesaian
tugas
 Guru mampu menggunakan waktu luang
 Guru dituntut menguasai bahan ajar
 Guru mampu mengelola kelas
 Guru mampu mengelola interaksi belajar
mengajar
 Guru mampu menilai prestasi belajar siswa
 Guru mengenal fungsi serta program pelayanan
bimbingan dan penyuluhan
 Guru mampu ikut penyelenggaraan administrasi
sekolah
2. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil belajar yang dicapai, sedangkan belajar
merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu
(Sriyanti, 2011:16), jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan perubahan
belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Secara teori bila
sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada
kecenderungan untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat
secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan). Dengan kata lain,
keberhasilan proses belajar mengajar siswa khususnya mata pelajaran
pendidikan agama islam dapat diketahui melalui nilai yang tertera di
dalam raport semester satu. Nilai tersebut telah diolah sedemikian rupa
berdasarkan panduan penilaian, baik dari nilai harian siswa, nilai
tengah semester maupun nilai akhir semester. Akan tetapi, sebelum
nilai akhir itu jadi, biasanya guru mempunyai pertimbanganpertimbangan lain seperti seberapa besar keaktifan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung atau perilaku siswa pada saat berada di
sekolah. Sebab, akhlak atau perilaku siswa sangat mempengaruhi hasil
belajar terutama untuk pendidikan agama islam. Indikator prestasi
belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa
setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar siswa dalam
hal ini diambil dari nilai raport siswa semester satu.
Setelah mengetahui indikator prestasi belajar, maka langkah
selanjutnya adalah menetapkan batas minimal keberhasilan belajar
peserta didik tersebut. Menetapkan batas minimum keberhasilan
belajar melalui nilai raport.
Kriteria nilai raport PAI
Nilai
Keterangan
81 ke atas
Baik
71 – 80
Cukup
61– 70
Kurang
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif,
penelitian kuantitatif memiliki fokus penelitian yang terletak pada hasil
atau produk dari sebuah objek penelitian, bukan dalam bentuk
kategori-kategori atau dalam bentuk sebuah proses.
Pengumpulan data menggunakan metode angket yang diberikan
kepada siswa dan metode dokumentasi berupa raport kelas VIII
semester satu. Untuk mengetahui hubungan tiap variabel peneliti
menggunakan sebuah analisis statistik product moment.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang terletak di Jl Magelang Purworejo Km 11 Tempuran dan
penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2015.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berada
pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian, atau keseluruhan individu dalam ruang
lingkup yang akan diteliti. Sampel adalah anggota populasi yang
dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan
dapat mewakili populasi (Martono, 2011: 75).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMP
Negeri 1 Tempuran pada kelas VIII tahun pelajaran 2014/2015 yang
berjumlah 175 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini berpedoman
pada pendapat Suharsimi Arikunto bahwa untuk sekedar ancer-ancer
maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya
jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15%, atau 20-25% atau
lebih tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari
(waktu, tenaga, dana), sempit luasnya wilayah pengamat dilihat dari
setiap subjek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana, besar
kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti (Arikunto, 1998: 121).
Untuk itu, dari populasi yang berjumlah 175 siswa diambil sebanyak
20% (26 siswa) sebagai sampel. Penentuan 26 siswa tersebut dilakukan
dengan prinsip random, yaitu mencampur subjek-subjek di dalam
populasi sehingga semua dianggap sama dan semua subjek
mendapatkan kesempatan dijadikan sebagai sampel penelitian.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Angket
Angket atau kuisioner adalah seperangkat pertanyaan atau
peernyataan
tertulis
kepada
responden
untuk
dijawabnya
(Sugiyono, 2011: 142). Metode ini digunakan untuk mendapatkan
data tentang kompetensi guru dan prestasi belajar pada siswa SMP
Negeri 1 Tempuran.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya
(Arikunto, 2010: 274). Metode ini digunakan untuk mendapat dan
menyajikan informasi penelitian seperti: profil sekolah, sejarah,
visi misi sekolah, keadaan guru dan siswa, dan sejumlah informasi
lain yang menunjang penelitian ini.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang dipilih
dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah (Arikunto, 2005:
101). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 1
a. Indikator Kompetensi Guru
Kompetensi
Indikator
No.
Soal
Kompetensi
Kepribadian
dan Sosial
Kompetensi
Profesional
 Guru bertindak jujur dan tanggung jawab
 Guru mampu berperan sebagai pemimpin
 Guru tampil secara pantas dan rapi
 Guru bertindak tepat waktu dalam penyelesaian
tugas
 Guru mampu menggunakan waktu luang
 Guru dituntut menguasai bahan ajar
 Guru mampu mengelola kelas
 Guru mampu mengelola interaksi belajar
mengajar
 Guru mampu menilai prestasi belajar siswa
 Guru mengenal fungsi serta program pelayanan
bimbingan dan penyuluhan
 Guru mampu ikut penyelenggaraan administrasi
sekolah
1
2
3, 4
5
6
7, 8
9, 10,
11
12, 13,
14
15, 16
17, 18
19, 20
b. Prestasi Belajar
Indikator prestasi belajar PAI di ambil dari nilai raport
kelas VIII pada semester satu.
Tabel 2
Kriteria nilai raport PAI
Nilai
Keterangan
81 ke atas
Baik
71 – 80
Cukup
61– 70
Kurang
6. Teknik Analisis Data
Yang harus dilakukan di samping masalah pengumpulan
data selanjutnya adalah melakukan analisis data yang telah
terkumpul tersebut.
Adapun teknik analisis yang digunakan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tingkat kompetensi guru dengan prestasi
belajar siswa, digunakan rumus prosentasi sebagai berikut:
P=
X 100%
Keterangan:
P
= Prosentase
F
= Frekuensi
N
= Nilai/ jumlah responden
b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kompetensi guru
dengan
prestasi belajar siswa, digunakan rumus statistic
product moment sebagai berikut:
∑
Rxy =
√*
(∑
(∑ ) (∑ )
) (∑ ) +*
(∑
) (∑ ) +
Keterangan:
Rxy
= Koefisien korelasi antara x dan y
N
= Jumlah responden
X
= Nilai hasil variabel kompetensi guru
Y
= Nilai hasil variabel prestasi belajar siswa
XY
= Jumlah hasil perkalian skor x dan skor y
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini akan disusun dalam lima bab yang secara sistematis
dapat dijabarkan sebagai berikut:
BAB I
:Pendahuluan
Meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian,
dan sistematika penulisann skripsi.
BAB II
: Kajian Pustaka
Meliputi teori-teori yang berhubungan dengan variabel yaitu:
Kompetensi guru dan prestasi belajar.
BAB III
: Laporan Hasil Penelitian
Meliputi gambaran umum lokasi penelitian di SMP Negeri 1
Tempuran Kab. Magelang yang mencakup sejarah berdirinya
lokasi, sarana prasarana pendidikan, struktur organisasi,
keadaan guru, keadaan siswa, hasil data siswa antara
kompetensi guru dan prestasi belajar.
BAB IV
: Analisis Data
Dalam hal ini penulis berusaha menganalisis data tentang
kompetensi guru dan prestasi belajar.
BAB V
: Penutup
Meliputi: kesimpulan, saran, penutup, dan lampiran-lampiran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
C.
Kompetensi Guru
5. Pengertian Kompetensi guru
Kompetensi menurut Usman (2005), adalah suatu hal yang
menggambarkan
kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang
kualitatif maupun yang kuantitatif. Kompetensi itu dapat digunakan
dalam dua konteks, yakni: pertama, sebagai indikator kemampuan yang
menunjukkan kepada perbuatan yang diamati. Kedua, sebagai konsep
yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan perbuatan serta tahaptahap pelaksanaannya secara utuh.
Sedangkan Roestiyah N. K. mengartikan kompetensi seperti yang
dikutipnya dari pendapat W. Robert Houston sebagai
suatu tugas
memadai atau pemilikan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan
yang dituntut oleh jabatan tertentu. Kompetensi juga dapat diartikan
sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh
seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, psikomotorik dengan
sebaik-baiknya (Kunandar, 2011: 52).
Beberapa aspek atau ranah yang ada dalam konsep kompetensi,
yakni pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam bidang kognitif,
misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi
kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap
peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. Pemahaman yaitu keadaan
kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru
yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang
baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik agar dapat
melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Kemampuan
(skill), yaitu sesuatu yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan
tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan
guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi
kemudahan belajar kepada peserta didik. Nilai yaitu suatu standar
perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam
diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran
kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain. Sikap yaitu perasaan
senang dan tidak senang, suka dan tidak suka atau reaksi terhadap suatu
rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap ekonomi,
perasaan terhadap kenaikan gaji. Minat yaitu kecenderungan seseorang
untuk melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari
atau melakukan sesuatu (Mulyasa, 2005:75).
Seseorang
dianggap
kompeten
apabila
telah
memenuhi
persyaratan: (1) landasan kemampuan pengembangan kepribadian, (2)
kemampuan penguasaan ilmu dan ketrampilan,
(3) kemampuan
berkarya, (4) kemampuan menyikapi dan berperilaku dalam berkarya
sehingga dapat mandiri, menilai, dan mengambil keputusan secara
tanggung jawab, (5) dapat hidup bermasyarakat dengan bekerja sama,
saling menghormati dan menghargai nilai-nilai pluralisme serta
kedamaian. Kadar kompetensi seseorang tidak hanya menunjukkan
kuantitas kerja tetapi sekaligus kualitas kerja. Sementara itu, pendidik
adalah
tenaga
profesional
melaksanakan proses
yang
bertugas
merencanakan
dan
pembelajaran, melalui hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Profesional berasal dari kata profesi
yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh
seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan
tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi, profesi adalah
suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya
suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang
oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan persiapan melalui
pendidikan dan pelatihan secara khusus. profesional adalah pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. Sementara itu, yang dimaksud
profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian
seseorang. Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan,
kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi
mata pencaharian. Sedangkan guru yang profesional adalah guru yang
memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk melakukan tugas
pendidikan dan pengajaran. Kompetensi disini meliputi pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial,
maupun akademis (Kunandar, 2007: 45- 47 )..
Kesimpulan dari pengertian guru profesional adalah orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan
sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan
kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang
terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya
di bidangnya.
Salah satu aktor penting pendidikan adalah guru. Karena guru
adalah yang langsung berinteraksi dengan anak didik, memberikan
keteladanan, motivasi, dan inspirasi untuk terus bersemangat dalah
belajar, berkarya dan berprestasi (Asmani, 2009: 58).
Sedangkan guru adalah figur inspirator dan motivator murid
dalam mengukir masa depannya. Keberhasilan mereka tidak lepas dari
peran guru-guru mereka yang hebat dan selalu mendorong mereka untuk
mencapai hasil terbaik dan tidak cepat merasa puas dengan prestasi
yang diraih.
Sedangkan menurut Poerwadarminta (1996:335), guru adalah
orang yang kerjanya mengajar (Nurdin, 2010:127). Dilihat dari
pengertian di atas, mengajar merupakan tugas pokok seorang guru dalam
mendidik muridnya di dalam sekolah.
Ada beberapa syarat untuk menjadi guru ideal, antara lain
memiliki kemampuan intelektual yang
memadai, kemampuan
memehami visi dan misi pendidikan, keahlian mentransfer ilmu
pengetahuan
atau
perkembangan
metodologi
anak
pembelajaran,
psikologi
memahami
perkembangan,
konsep
kemampuan
mengorganisasi dan mencari pemecahan masalah, kreatif dan memiliki
seni dalam mendidik. Peran guru sangat vital bagi pembentukan
kepribadian, cita-cita, visi misi yang menjadi impian hidup anak
didiknya dimasa depan. Jika guru-guru yang berinteraksi langsung
dengan murid kurang profesional, kreatif, dan produktif, maka anak
didik akan lahir sebagai kader penerus bangsa yang malas, suka
mengeluh, pesimis dalam menghadapi masa depan. Agar visi sekolah
berhasil, maka pengelola sekolah harus berperan dalam beberapa hal
yaitu memfasilitasi pengembangan pelaksanaan visi pembelajaran yang
dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunikasi sekolah,
membantu
mempertahankan
lingkungan
sekolah
dan
program
pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan
pertumbuhan para guru, menjamin bahwa manajemen organisasi dan
pengoprasian sumber daya sekolah digunakan untuk menciptakan
lingkungan belajar yang aman (Widharyanto, 2013: 20-21).
Guru yang kreatif adalah guru yang selalu bertanya pada dirinya
sendiri, apakah sudah menjadi guru yang baik, apakah sudah mendidik
dengan benar, apakah anak didiknya mengerti pelajaran yang
disampaikan. Selalu melakukan introspeksi dan memperbaiki diri. Selalu
merasa kurang dalam proses pembelajarannya. Tidak pernah puas
dengan apa yang dilakukan. Selalu ada inovasi baru yang diciptakan
dalam
proses
pembelajarannya.
Selalu
memperbaiki
proses
pembelajarannya melalui penelitian tindakan kelas. Selalu belajar
sesuatu yang baru, dan merasa tertarik untuk membenahi cara
mengajarnya (Ma’mur, 2010: 17-32).
Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan
yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya
secara tepat dan efektif. Berkaitan dengan hal tersebut, (Kunandar,
2007:55-56)
menyatakan
Kompetensi
guru
tersebut
meliputi:
Kompetensi intelektual, yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada
dalam diri individu yang diperlukan untuk menunjang berbagai aspek
kinerja sebagai guru. Kompetensi fisik, yaitu perangkat kemampuan
fisik yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru
dalam berbagai situasi. Kompetensi pribadi, yaitu perangkat perilaku
yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya
sebagai pribadi yang mandiri untuk melakukan transformasi diri,
identitas diri, dan pemahaman diri. Kompetensi pribadi meliputi
kemampuan-kemampuan dalam memahami diri, mengelola diri,
mengendalikan diri, dan menghargai diri. Kompetensi sosial, yaitu
perangkat prilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman diri
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta
tercapainya interaksi sosial secara efektif. Kompetensi sosial meliputi
kemampuan interaktif, dan pemecahan masalah kehidupan sosial.
Kompetensi spiritual, yaitu pemahaman, penghayatan, serta pengalaman
kaidah-kaidah keagamaan. Standar kompetensi guru meliputi empat
komponen yaitu, pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi,
penguasaan akademik, sikap kepribadian. Secara keseluruhan standar
kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi yaitu, penyusunan rencana
pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi
belajar peserta didik, pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi
belajar peserta didik, pengembangan profesi, pemahaman wawasan
pendidikan, penguasaan bahan akademik (Kunandar, 2007: 56).
Sumber yang membahas tentang kompetensi guru, secara umum
dapat diidentifikasi dan disarikan tentang indikator profesional guru
sebagai berikut:
Indikator
Kompetensi
Kompetensi
Kepribadian
dan Sosial
Kompetensi
Profesional
 Guru bertindak jujur dan tanggung jawab
 Guru mampu berperan sebagai pemimpin
 Guru tampil secara pantas dan rapi
 Guru bertindak tepat waktu dalam penyelesaian tugas
 Guru mampu menggunakan waktu luang
 Guru dituntut menguasai bahan ajar
 Guru mampu mengelola kelas
 Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar
 Guru mampu menilai prestasi belajar siswa
 Guru mengenal fungsi serta program pelayanan
bimbingan dan penyuluhan
 Guru mampu ikut penyelenggaraan administrasi
sekolah
Kompetensi
profesional
merupakan
penguasaan
materi
pembelajaran secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuannya secara
filosofis. Kompetensi ini juga disebut dengan penguasaan sumber bahan
ajar atau sering disebut dengan bidang studi keahlian. Kompetensi yang
harus dimiliki oleh guru adalah, memiliki pengetahuan tentang belajar dan
tingkah laku manusia, mempunyai sifat yang tepat tentang diri sendiri,
sekolah, rekan sejawat, dan bidang studi yang dibinanya, menguasai
bidang studi yang diajarkan, mempunyai ketrampilan mengajar. Sementara
itu kemampuan profesional guru meliputi merancang dan merencanakan
program
pembelajaran,
mengembangkan
program
pembelajaran,
mengelola pelaksanaan program pembelajaran, menilai proses dan hasil
pembelajaran, dan mendiagnosis faktor yang mempengaruhi keberhasilan
proses pembelajaran. Untuk dapat dikuasainya lima gugus kemampuan
profesional tersebut diperlukan pengetahuan dasar dan pengetahuan
profesional, seperti pengetahuan tentang perkembangan dan karakteristik
peserta didik, disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan
pembelajaran, konteks sosial, budaya, politik dan ekonomi tempat sekolah
beroperasi, tujuan pendidikan, teori belajar baik umum maupun khusus,
teknologi pendidikan yang meliputi model belajar dan mengajar dan
sistem evaluasi proses dan hasil belajar. Dapat disimpulkan bahwa adanya
komponen-komponen yang menunjukkan kualitas mengajar akan lebih
memudahkan para guru untuk terus meningkatkan kualitas mengajarnya
(Kunandar, 2007: 55-58).
guru memungkinkan untuk dapat memiliki kompetensi mengajar
secara baik dan menjadi seorang guru yang bermutu. Kompetensi juga
dapat diartikan sebagai seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan
berhasil (Uno, 2011: 18).
6. Fungsi dan Peran Guru
Selain
sebagai
aktor
utama
kesuksesan
pendidikan
yang
dicanangkan, ada beberapa fungsi dan tugas lain seorang guru, antara lain:
a. Pendidik
Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan
materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang pendidik,
ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti
informasi, dan responsif terhadap masalah kekinian sangat menunjang
kualitas ilmu guru.
b. Pemimpin
Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, harus bisa
menguasai,
mengendalikan,
dan
mengarahkan
kelas
menuju
tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang
pemimpin, guru harus terbuka, demokratis, dan menghindari cara-cara
kekerasan.
c. Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk
menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Menemukan
bakat
anak
didik
bukan
persoalan
mudah,
membutuhkan
eksperimentasi maksimal, latihan terus menerus, dan evaluasi rutin.
d. Motivator
Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu
membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik
bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya.
e. Administrator
Tugas administrator yaitu dalam mengajar, guru harus
mengabsen terlebih dahulu, mengisi jurnal kelas dengan lengkap,
mulai dari nama, materi yang disampaikan, kondisi siswa, dan tanda
tangan. Pada waktu ujian, harus membuat soal ujian, mengawasi,
mengoreksi, memberi nilai raport kepada wali kelas.
f. Evaluator
Dalam mengevaluasi, guru bisa memakai banyak cara, dengan
merenungkan sendiri proses pembelajaran yang diterapkan, meneliti
kelemahan dan kelebihan, atau dengan cara yang lebih objektif,
meminta pendapat orang lain, misalnya kepala sekolah, guru yang lain,
dan murid-muridnya.
Khusus para murid, guru bisa menggunakan metode lisan,
namun lebih objektif kalau menggunakan tulisan dengan menggunakan
quasioner berupa pertanyaan-pertanyaan kritis dalam lembar khusus
yang berisi masukan bebas dengan tanpa identitas nama muridnya,
sehingga mereka tidak terbebani dengan apa yang akan ditulisnya
(Ma’mur, 2010: 39-54).
7. Materi Uji Kompetensi Guru
Materi uji kompetensi guru dijabarkan dari kriteria profesional.
Kriteria profesional jabatan guru mencakup fisik, kepribadian, keilmuan,
dan ketrampilan sebagai berikut :
a.
Kemampuan Dasar (kepribadian)
1) Beriman dan bertaqwa
2) Berwawasan pancasila
3) Mandiri penuh tanggung jawab
4) Berwibawa
5) Berdisiplin
6) Berdedikasi
7) Bersosialisasi dengan masyarakat
8) Mencintai peserta didik dan peduli dengan pendidikannya
b.
Kemampuan Umum (Kemampuan Mengajar)
1) Menguasai ilmu pendidikan dan keguruan
2) Menguasai kurikulum
3) Menguasai didaktik metodik umum
4) Menguasai pengelolaan kelas
5) Mampu melaksanakan monitoring dan pemanfaatan panjangan
kelas
6) Mampu mengembangkan dan aktualisasi diri
c.
Kemampuan Khusus (Pengembangan ketrampilan mengajar)
1) Ketrampilan bertanya
2) Memberi penguatan
3) Mengadakan variasi
4) Menjelaskan
5) Membuka dan menutup pelajaran
6) Membimbing diskusi kelompok kecil
7) Mengelola kelas
8) Mengajar kelompok kecil dan perseorangan (Mulyasa, 2005: 190192).
8. Permasalahan guru
Dimasa lalu mungkin juga masa sekarang, suasana lingkungan
belajar sering dipersepsikan sebagai suatu lingkungan yang menyiksa,
membosankan,
kurang merangsang, dan berlangsung secara monoton
sehingga anak-anak belajar secara terpaksa dan kurang bergairah. Dilain
pihak para guru juga berada dalam suasana lingkungan yang kurang
menyenangkan dan seringkali terjebak dalam rutinitas sehari-hari. Oleh
karena itu, diperlukan perubahan paradigma (pola pikir) guru, dari pola
pikir tradisional menuju pola pikir profesional.
Menurut Mulyasa (2005:46) ada tujuh kesalahan yang sering
dilakukan guru antara lain:
a.
Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran
b.
Menunggu peserta didik berperilaku negatif
c.
Menggunakan destructive discipline
d.
Mengabaikan perbedaan peserta didik
e.
Merasa paling pandai dan tahu
f.
Tidak adil
Beberapa paradigma baru yang harus diperhatikan guru dewasa ini adalah
sebagai berikut:
a.
Tidak terjebak pada rutinitas belaka, tetapi selalu mengembangkan
dan memberdayakan diri secara terus menerus untuk meningkatkan
kualifikasi dan kompetensinya baik melalui pendidikan formal
maupun pelatihan, seminar, lokakarya dan lainnya. Guru jangan
terjebak pada aktifitas datang, mengajar, pulang, begitu berulangulang sehingga lupa mengembangkan potensi dirinya secara
maksimal.
b.
Guru mampu menyusun dan melaksanakan strategi dan model
pembelajaran
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
menyenangkan (PAIKEM) yang dapat menggairahkan motivasi
belajar peserta didik.
c.
Dominasi
guru
dalam
pembelajaran,
dikurangi
sehingga
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih berani,
mandiri, dan kreatif dalam proses belajar mengajar.
d.
Guru menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar
sebagai suatu profesi yang menyenangkan (Kunandar, 2007: 4243).
D. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Sulastri (2009:51) mengatakan bahwa prestasi adalah suatu
hasil dari apa yang telah diusahakan dengan menggunakan daya atau
kekuataan. Prestasi dapat diraih dengan selalu berusaha dan rajin
belajar. Berkaitan dengan prestasi belajar atau hasil belajar merupakan
realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau
kapasitas yang dimiliki seseorang.
Secara garis besar belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
dari orang untuk memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan dan
sikap, proses belajar ini akan dimulai pada saat orang tua atau manusia
membuka matanya, sejak mulai dilahirkan akan terus menerus belajar.
Sehingga manusia dapat berkembang lebih jauh dari pada makhluk
lainnya. Prestasi juga merupakan hasil belajar yang dicapai, sedangkan
belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan
individu. Hal ini dikarenakan faktor psikologis berhubungan dengan
berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman
bahan pelajaran sehingga penguasaan terhadap materi pelajaran yang
disajikan lebih mudah dan efektif (Sardiman, 2001: 48).
Menurut Crow And Crow dalam educational psychology belajar
adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan
berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu,
usaha memecahkan rintangan, dan menyelesaikan dengan situasi baru.
Definisi ini menekankan hasil dari aktivitas belajar. Sedangkan
menurut Caurine belajar adalah modifikasi atau memperteguh perilaku
melalui pengalaman (Sriyanti, 2011: 17).
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar merupakan aktivitas yang komplek dan luas sehingga bisa
dipandang dari berbagai sudut pandang, maka kondisi psikologis siswa
akan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar yang diperoleh.
Belajar tidak hanya terlihat ketika seseorang dapat membaca dan
menulis, namun belajar termanifestasikan dalam beberapa macam
bentuk. Sebagaimana yang dikemukakan Syah, wujud hasil belajar
dapat dilihat dengan wujud perubahannya yaitu melalui kebiasaan,
ketrampilan, pengamatan, daya ingat, berfikir rasional, sikap, inhibisi,
apresiasi, tingkah laku efektif (Sriyanti, 2011:33).
Prestasi belajar banyak diartikan sebagai seberapa jauh hasil
yang telah dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi
pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar
pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat
dibandingkan dengan satu kriteria.
Prestasi belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, afektif
dan psikomotor. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaikbaiknya pada seorang anak dalam pendidikan baik yang dikerjakan
atau bidang keilmuan. Prestasi belajar siswa adalah hasil yang telah
dicapai oleh siswa yang didapat dari proses pembelajaran. Prestasi
belajar adalah hasil pencapaian maksimal menurut kemampuan anak
pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipelajari,
difahami dan diterapkan.
Kesimpulan mengenai prestasi belajar yang telah dikemukakan
di atas menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh seseorang
tidak hanya dari nilai yang berbentuk angka-angka saja akan tetapi
lebih dari itu yakni menciptakan perubahan-perubahan perilaku
individu ke arah yang lebih baik itu selama dan sesudah mengikuti
proses belajar.
Semua pelaku pendidikan siswa, orang tua dan guru pasti
menginginkan tercapainya sebuah prestasi belajar yang tinggi, karena
prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator
keberhasilan proses belajar. Namun kenyataannya tidak semua siswa
mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang
mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Tinggi dan rendahnya
prestasi belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi banyak faktor.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh
siswa selama proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh
berbagai faktor yang saling berkaitan.
Suryabrata (2004), Elliot (2000) dan Woolfolk (1999) yang
menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut.
a.
Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar
diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal
berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor
eksternal terdiri dari faktor non sosial dan faktor sosial.
1) Faktor non sosial
Faktor non sosial adalah faktor di luar individu yang
berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah, keluarga
maupun di masyarakat, aspek fisik tersebut berupa peralatan
sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi
geografis sekolah dan rumah dan sejenisnya.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa
dipilih menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat termasuk teman pergaulan
anak.
b. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam
diri individu. Yang terdiri dari: keadaan tonus jasmani pada
umumnya dan fungsi-fungsi jasmani tertentu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri
individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap dan kepribadian.
3. Manifestasi Hasil Belajar
Semenjak individu melakukan kegiatan belajar, pastilah
individu itu berusaha mewujudkan hasil dari belajar itu meskipun
dalam bentuk yang sederhana.
Wujud belajar tersebut, sebagaimana yang dikemukakan Syah
(2003), wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud
perubahan, yaitu:
a. Kebiasaan
Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan
kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan
mengurangi
kebiasaan-kebiasaan
yang
tidak
diperlukan.
Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang akan berperilaku
positif yang relatif menetap dan otomatis.
b. Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan
urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini
membutuhkan koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan
kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat dilihat
dari tingkat keterampilan yang ada dalam diri individu.
c. Pengamatan
Pengamatan
dapat
diartikan
proses
penerimaan,
menafsirkan dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui
panca indra, terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar
akan menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar.
d. Berpikir assosiatif dan daya ingat
Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu
berpikir assosiatif dan meningkatkan daya ingat.
Berpikir assosiatif maksudnya berpikir untuk menghubungkan
sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang yang belajar akan mudah
melakukan berpikir assosiatif tersebut. Selain itu, orang belajar
akan memiliki daya ingat yang lebih baik.
e. Berpikir rasional dan kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir
rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan
logika
untuk
menentukan
sebab-akibat,
menganalisis,
menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.
f. Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk
mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan ditandai
munculnya kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam
menghadapi suatu objek, tata nilai dan peristiwa.
g. Inhibisi
Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan
individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak
perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih
baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu
dalam melakukan sesuatu secara baik.
h. Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri
individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan
untuk menilai dan menghargai terhadap sesuatu objek tertentu.
i. Tingkah laku efektif
Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif.
Tingkah laku yang efektif ini dapat dilihat sebagai wujud dari hasil
belajar. Seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut
memiliki tingkah laku yang memiliki manfaat (Sriyanti 2011: 1625).
4. Indikator Prestasi Belajar
Pengungkapan hasil belajar meliputi seluruh ranah psikologis
yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa.
Untuk mengungkap hasil belajar atau prestasi belajar pada ketiga ranah
(afektif, kognitif dan psikomotor) diperlukan patokan-patokan atau
indikator-indikator sebagai penunjuk bahwa seseorang telah berhasil
meraih prestasi pada tingkat tertentu. Agar lebih mudah dalam
memahami hubungan antara jenis-jenis belajar dengan indikatorindikatornya, berikut ini tabel yang merupakan rangkuman dari tabel
jenis, indikator, dan cara evaluasi prestasi belajar
Ranah/ Jenis
Prestasi
A. Ranah
Kognitif
Pengamatan
Ingatan
Pemahaman
Penerapan
Analisis dan
pemeliharaan
secara teliti
Sintesis
B. Ranah
Afektif
Penerimaan
Sambutan
Apresiasi
Internalisasi
(Pendalaman)
Karakterisasi
C. Ranah
Psikomotor ik
Ketrampilan
Kecakapan
ekspresi verbal
dan non verbal
Indikator
Cara Evaluasi
Dapat menunjukkan
Dapat membandingkan
Dapat menghubungkan
Dapat menyebutkan
Dapat menunjukkan kembali
Dapat menjelaskan
Dapat mendefinisikan dengan lisan
sendiri
Dapat memberikan contoh
Dapat menggunakan secara tepat
Dapat menguraikan
Dapat mengklasifikasikan/ memilahmilah
Dapat menghubungkan
Dapat menyimpulkan
Dapat menggeneralisasikan
Tes lisan,
tes tertulis
Menunjukkan sikap menerima
Menunjukkan sikap menolak
Kesediaan berpartisipasi
Kesediaan memanfaatkan
Mengganggap penting
Mengganggap indah
Mengagumi
Mengakui dan meyakini
Mengingkari
Tes sikap
Melembagakan/ meniadakan
perilaku sehari-hari
Mengkoordinasikan gerak anggota tubuh
Mengucapkan
Membuat mimik dan gerakan jasmani
Tes lisan
Tes lisan,
tes tertulis
Tes tertulis,
Pemberian tugas
Tes tertulis
dan
pemberian
tugas
Tes sikap, dan
Pemberian tugas
Observasi
Tes
sikap,
pemberian tugas
ekspresi
Pemberian tugas,
Observasi
observasi dan tes
tindakan
5. Batas Minimal Prestasi Belajar
Setelah mengetahui indikator prestasi belajar, maka langkah
selanjutnya adalah menetapkan batas minimal keberhasilan belajar
peserta didik tersebut. Menetapkan batas minimum keberhasilan
belajar melalui nilai raport.
Berikut ini tabel kriteria nilai raport PAI
Nilai
Prestasi
81 ke atas
Baik
71 – 80
Cukup
61– 70
Kurang
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang dibangun pada tahun
1960 dan resmi berdiri pada tanggal 20 Juni tahun 1963. SMP ini
terletak di tengah tengah kecamatan tempurang yang berada di
magelang. Luas tanah 1,5 hektar, Status sekolah adalah negeri dengan
akreditasi A ( 86,40 ), Tipe Sekolah : A/A1/A2/ B /B1/B2/C/C1/C2.
SK/
Ijin
pendirian
sekolah
dari
kanwil
depdiknas/Dinas
Pendidikan/Dinas dengan nomor 062/c/kep/i/64 pada tanggal 13
Desember tahun 1964. Kategori sekolah (khusus SMP) adalah biasa.
Status sekolah adalah negeri. Nomor statistik sekolah /Sekolah
(NSS/M) adalah 201030811008. NPSN adalah 2039174. Luas tanah
dan bangunan 5475 m2 dan 2560 m2 bersertifikat. SMP Negeri 1
Tempuran Kab. Magelang adalah SMP yang sudah Negeri seKecamatan. Sekolah ini senantiasa mencoba bidang ketrampilan
menjahit, tata boga, elektro. Dari tahun 1998 sampai sekarang SMP
Negeri sudah menampilkan hasil karyanya yang berupa tempat tisu,
sajadah, taplak meja, mukena sampai keluar daerah seperti jakarta,
cirebon, purbalingga. Sudah tujuh tahun sampai sekarang ini sudah
mengikuti perlombaan tata boga di jakarta dan magelang, setiap ada
perlombaan selalu juara satu. SMP ini tidak hanya ada ekstrakulikuler
tetapi juga ada intrakulikuler yaitu seperti musik, pramuka peminat
musik sampai tahun 2015 sangat pesat, banyak yang mengikuti latihan
musik ini, latihan musik hanya satu hari dalam seminggu, tetapi siswa
sanggat antusias. Isi latihan musik yaitu belajar dasar seperti not-not do
hingga do tinggi, setelah bisa lancar kemudian siswa diajarkan
memakai alat musik pianika.
SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang terletak di jl.
Magelang-Purworejo Km 11. Keterbatasan tempat yang dimiliki,
sekolah ketrampilan bertempat di kelas VII.
2. Lokasi SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang terletak di jalan
Magelang-Purworejo Tempuran, Kota Magelang Provinsi Jawa
Tengah kode pos 56161.
3. Profil SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
a. Identitas SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
Nama Sekolah
: SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
Alamat
: Jl. Magelang-Purworejo Km. 11 Tempuran
Didirikan
: 1963
Status
: Akreditasi A ( 86,40 )
Tipe Sekolah
: A/A1/A2/ B /B1/B2/C/C1/C2
Nomor Izin
: 062/c/kep/i/64
Nama Kepala Sekolah : Umi Hidayati, S.Pd., M.Pd.
b. Visi Sekolah : Unggul dalam prestasi, terampil dalam karya,
santun dalam perilaku, peduli lingkungan berdasarkan iman dan
taqwa.
c. Misi Sekolah :
1) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan secara
efektif, kreatif dan inovatif dengan pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada siswa.
2) Mewujudkan pendidikan yang bermutu efisien dan relevan
dengan tuntutan zaman.
3) Mewujudkan sistem pendidikan yang transparan, akuntabel,
efektif dan partisipatif.
4) Mewujudkan pendidikan sebagai pusat pembelajaran dan
bimbingan
keterampilan
yang
efektif,
kreatif
dan
menyenangkan sebagai bakat memasuki dunia kerja.
5) Mewujudkan lingkungan pergaulan sekolah yang santun dan
bertata krama.
6) Mewujudkan lingkungan yang bersih, indah dan nyaman.
7) Mewujudkan
lingkungan
sekolah
yang
mencerminkan
kehidupan agamis, dinamis dan berwawasan luas.
4. Keadaan Guru dan Karyawan
Pengajar di SMP Negeri 1 Tempuran berjumlah secara
keseluruhan yang laki-laki 21 orang dan perempuan berjumlah 29
orang, statusnya sudah menjadi pegawai negeri sipil ada 11 orang dan
yang 30 orang swasta. Untuk karyawan berjumlah 5 orang laki-laki
dan 7 orang perempuan.
Tabel 3
Daftar Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
No
Nama
Pangkat/ Gol
Pengampu
1
Umi Hidayati, S.Pd., M.Pd
PNS IV/a
Fikih
2
Dra. Sri Mardiyani
PNS IV/a
Bahasa Indonesia
3
Dra. Nurul Hayati
PNS IV/a
Bimbingan
4
Atmo Wiyoto, SE
Wiyata
Fisika
5
Mad. Lazim, S.Pd.I
Wiyata
PAI
6
Drs. H. Nurcholis
PNS IV/a
PAI
7
Anastasia Sriasih, S.Pd.
Wiyata
Matematika
8
Hadi Widiyanti, S.Pd.
PNS IV/a
SBK
9
Insiyah, A.Md.Pd.
Wiyata
PPKN
10
Sudarsih, S.Pd.
PNS IV/a
Bahasa Inggris
11
Supriyatiningsih, S.Pd.
Wiyata
Bahasa Inggris
12
Tri Mulyawati, S.Pd.
Wiyata
Matematika
13
Haryani, S.Pd.
Wiyata
Biologi
14
Sudarwati, S.Pd.
PNS IV/ a
Bahasa Inggris
15
Dra. Lilis Sulistyaningsih
PNS IV/a
Bahasa Inggris
16
Robinto
Wiyata
Penjaskes
17
Moh. Fahrurozi, A.Md.Pd
Wiyata
Penjaskes
18
Istiwati, S.Pd.
PNS IV/a
PPKN
19
Siti Mungawanah, S.Pd
PNS IV/a
IPS
20
Nursiam Muspiati, SP.d
PNS IV/a
EFT
21
Markus Purwadi, S.Pd
Wiyata
Bahasa Indonesia
22
F. Sondang Kristiani
Wiyata
Fisika dan Biologi
23
Wiwik Eka Yanuarsi, S.Pd
Wiyata
Bahasa Jawa
24
Puji Wahyuningsih, S.Pd
PNS IV/a
IPS
25
Dra. Sri Hartuti
Wiyata
TIK
26
Eva Fahmadia J.M,S.E
Wiyata
Tata Busana
27
Fajarrotul Khusnah, S.Pd
Wiyata
Tata Busana
28
Doni Wahyudi, S.T.
Wiyata
PPKN
29
Siti Nur Aminah, S.Pd
Wiyata
Matematika
30
Istaiyah, S.Pd
Wiyata
Fisika
31
Muh Tashudi, S.Pd
Wiyata
Biologi
32
Dyah Maharani W. S.Th
Wiyata
TIK
33
Anita Kartikasari,S.Pd
Wiyata
Bahasa Jawa
33
Sri Murwati, S.Pd
Wiyata
PAI
34
Bety Ifham Choily, S.Pd
Wiyata
Bahasa Inggris
35
Liman Roto Tamtomo, S.Pd
Wiyata
Matematika
36
Ita Rakhmawati, S.Pd
Wiyata
Matematika
37
Atik Dwi Sulistyani, S.Pd
Wiyata
Matematika
38
Slamet, S.Pd
Wiyata
Bahasa Jawa
39
Trimanto Utomo, S.Pd
Wiyata
Fisika
40
Nurul Indriyanti, S.Psi
Wiyata
Bimbingan
41
Sri Wiji
PTT
Tata Usaha
42
Bekti Suryanti
PTT
Tata Usaha
43
Setyo Aji Hutomo
PTT
Tata Usaha
44
Mukaryono
PTT
Tata Usaha
45
Asliyah
PTT
Tata Usaha
46
Siti Nga’Isah
PTT
Tata Usaha
47
Puji Astuti
PTT
Tata Usaha
48
Jalimah, Ama.Pd
PTT
Tata Usaha
49
Aris Zaenal Mustofa
PTT
Tata Usaha
50
Prima Nur Andri
PTT
Tata Usaha
5. Keadaan Siswa
Jumlah keseluruhan siswa yang ada di SMP Negeri 1 Tempuran
Kab. Magelang berjumlah 535 siswa, dengan 279 siswa laki-laki dan
256 siswa perempuan. Berikut ini data siswa SMP Negeri 1 Tempuran
Kab. Magelang pada tahun 2015.
Tabel 4
Daftar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
No
Kelas
Jumlah Siswa
No
Kelas
Jumlah Siswa
1
VII A
35
9
VIII D
40
2
VII B
35
10
VIII E
40
3
VII C
35
11
IX A
38
4
VII D
35
12
IX B
31
5
VII E
35
13
IX C
32
6
VIII A
40
14
IX D
37
7
VIII B
39
15
IX E
24
8
VIII C
39
Total
535
6. Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri 1
Tempuran Kab. Magelang dalam tabel di bawah ini:
Tabel 6
No
Nama
Jumlah
1
Komputer
40
2
Printer
4
3
LCD
3
4
Lemari
15
5
TV/Audio
3
6
Meja Siswa
180
7
Kursi Siswa
540
8
Ruang Kelas
15
9
Laboratorium IPA
1
10
Laboratorium Bahasa
1
11
Laboratorium TIK
1
12
Perpustakaan
1
13
Aula
1
14
Ruang UKS
1
15
Koperasi
1
16
Ruang BK
1
17
Ruang Kepala Sekolah
1
18
Ruang Guru
1
19
Ruang TU
1
20
Ruang OSIS
1
21
Kamar Mandi/WC Guru
2
B. Hasil Penelitian
Pengumpulan data tentang kompetensi profesional guru dengan
prestasi belajar PAI siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang tahun ajaran 2015.
Tabel 7
Daftar Nama Responden
No
Nama
Jenis Kelamin
No
Nama
Jenis Kelamin
1
AAT
L
14
FJ
L
2
ABH
L
15
GP
L
3
AYIY
L
16
HB
L
4
ARP
L
17
IF
L
5
AKS
L
18
LT
P
6
AAA
P
19
MCA
L
7
ASW
P
20
MDZ
L
8
AAL
L
21
NFA
P
9
AS
P
22
QA
P
10
EFM
P
23
RMS
L
11
FM
L
24
RNA
P
12
FF
L
25
SRI
P
13
FBA
L
26
SS
P
1. Adapun daftar nilai angket dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 8
a. Kompetensi Guru
No
Nama
Kelas
Distribusi Jawaban
a
b
C
1
AAT
VIII
9
10
1
2
ABH
VIII
5
9
6
3
AYIY
VIII
8
6
6
4
ARP
VIII
6
10
4
5
AKS
VIII
8
8
4
6
AAA
VIII
6
11
3
7
ASW
VIII
6
9
5
8
AAL
VIII
6
11
3
9
AS
VIII
5
13
2
10
EFM
VIII
6
10
4
11
FM
VIII
7
11
2
12
FF
VIII
10
9
1
13
FBA
VIII
6
12
2
14
FJ
VIII
11
7
2
15
GP
VIII
7
11
2
16
HB
VIII
8
12
0
17
IF
VIII
9
11
0
18
LT
VIII
7
13
0
19
MCA
VIII
8
11
1
20
MDZ
VIII
15
2
3
21
NFA
VIII
5
11
4
22
QA
VIII
12
5
3
23
RMS
VIII
11
7
2
24
RNA
VIII
15
5
0
25
SRI
VIII
12
1
2
26
SS
VIII
11
1
3
b. Prestasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa penulis menggunakan
nilai yang diambil dari raport kelas VIII pada semester satu. Adapun
nilai raport ada dalam daftar lampiran.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah proses penggalian data yang dibutuhkan selesai, langkah
selanjutnya adalah pengolahan data, yaitu mengolah data-data penelitian
yang diperoleh dengan menggunakan metode angket. Proses analisa data
ini meliputi tahapan-tahapan data.
A. Analisis Pendahuluan
Langkah analisis data ini meliputi tahapan tabulasi data dan
membuat tabel persiapan untuk analisis data. Dari pengolahan data
penelitian berikut akan disajikan data hasil penelitian mengenai nilai-nilai
variabel kompetensi guru (variabel X) dan prestasi belajar PAI siswa
(variabel Y).
Data hasil angket tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel
hasil angket untuk mengetahui rata-rata dari data tingkat kompetensi guru.
Dari masing-masing pertanyaan tersebut disediakan alternatif jawaban
dengan bobot nilai sebagai berikut:
1. Alternatif Jawaban a dengan Skor 3
2. Alternatif Jawaban b dengan Skor 2
3. Alternatif Jawaban c dengan Skor 1
Tabel 9
Hasil Angket Kompetensi Guru
Nilai
No
Jumlah Skor
a
b
c
3
2
1
1
9
10
1
27
20
1
48
2
5
9
6
15
18
6
39
3
8
6
6
24
12
6
42
4
6
10
4
18
20
4
42
5
8
8
4
24
16
4
46
6
6
11
3
18
22
3
43
7
6
9
5
18
18
5
41
8
6
11
3
18
22
3
43
9
5
13
2
15
26
2
43
10
6
10
4
18
20
4
42
11
7
11
2
21
22
2
45
12
10
9
1
30
18
1
49
13
6
12
2
18
24
2
44
14
11
7
2
33
14
2
49
15
7
11
2
21
22
2
45
16
8
12
0
24
24
0
48
17
9
11
0
27
22
0
49
18
7
13
0
21
26
0
47
19
8
11
1
24
22
1
47
20
15
2
3
45
4
3
52
21
5
11
4
15
22
4
41
22
12
5
3
36
10
3
49
23
11
7
2
33
14
2
49
24
15
5
0
45
10
0
55
25
12
1
2
36
2
2
40
26
11
1
3
33
2
3
38
Setelah diketahui data-datanya terkumpul, langkah selanjutnya adalah
1. Mencari Nilai Interval
Hasil tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi guru diperoleh
dengan nilai tertinggi 55 dan nilai terendah 38.
Kemudian diintervalkan dengan menggunakan rumus:
i=
(
)
keterangan:
i
: Nilai ideal
XT
: Nilai tertinggi ideal
XR
: Nilai terendah ideal
KI
: Kelas interval
i=
i=
(
(
i=
i=
i= 6
)
)
Setelah diketahui nilai intervalnya, maka ditetapkan dalam kategori
sebagai berikut:
Tabel 10
Nilai Interval Kompetensi Guru
No
Interval
Kategori
1
50-55
Baik
2
44-49
Cukup
3
38-43
Kurang
Tabel 11
Nilai Interval Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
Nilai
Prestasi
81 ke atas
Baik
71 – 80
Cukup
61– 70
Kurang
2. Mencari Persentase dari Masing-masing Kategori
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang menilai kompetensi
guru kategori baik, cukup dan kurang. Kemudian dipersentasikan masingmasing perolehan kategori dengan menggunakan
Rumus:
P=
x100%
Keterangan:
P
: Persentase
F
: Frekuensi
N
: Nilai/ jumlah responden
a. Kompetensi Guru
Adapun kategori baik, cukup, dan kurang tentang kompetensi guru
adalah sebagai berikut:
Untuk kategori baik, ada 5 responden
P=
P=
x100%
x100%
P = 19,23%
Untuk kategori cukup, ada 15 responden
P=
P=
x100%
x100%
P =57,69 %
Untuk kategori kurang, ada 6 responden
P=
x100%
P=
x100%
P = 23,07%
b. Prestasi Belajar
Adapun kategori baik, cukup, dan kurang tentang prestasi belajar
adalah sebagai berikut:
Untuk kategori baik, ada 19 responden
P=
P=
x100%
x100%
P = 73,07%
Untuk kategori cukup, ada 6 responden
P=
P=
x100%
x100%
P = 23,07 %
Untuk kategori kurang, ada 1 responden
P=
P=
x100%
x100%
P = 3,84%
Kemudian penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi tentang kompetensi guru
Tabel 12
Rekapitulasi Kompetensi Guru
SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
No
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
1
Baik
50-55
5
19,23%
2
Cukup
44-49
15
57,69%
3
Kurang
38-43
6
23,07%
4
Jumlah
26
100%
Kompetensi guru pada taraf baik mencapai 19,23%, pada taraf
cukup mencapai 57,69%, dan pada taraf kurang mencapai 23,07%.
Dengan demikian, kompetensi guru di SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang pada taraf cukup 57,69% sebanyak 15 responden.
Tabel 13
Rekapitulasi Prestasi Belajar PAI
pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
No
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
1
Baik
81 ke atas
19
73,07%
2
Cukup
71 – 80
6
23,07%
3
Kurang
61– 70
1
3,84%
4
Jumlah
26
100%
Perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar PAI siswa pada taraf baik mencapai 73,07%, pada taraf cukup
mencapai 23,07%, dan pada taraf kurang mencapai 3,84%. Dengan
demikian, prestasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang pada taraf baik 73,03% sebanyak 19 responden.
B. Analisis Uji Hipotesis
Dari data di atas maka untuk mengetahui hubungan antara
kompetensi guru dengan prestasi belajar PAI siswa, maka dibuktikan
dengan mencari nilai koefisien antar variabel, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a.
Hubungan antar Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI
Tabel 14
Menghitung Besarnya Hubungan antara Kompetensi Guru
dengan Prestasi Belajar PAI Siswa
X
Y
X2
Y2
X.Y
1
48
9
2304
81
432
2
39
9
1521
81
351
3
42
9
1764
81
378
4
42
9
1764
81
378
5
46
9
1936
81
414
6
43
7
1849
49
344
7
41
8
1681
64
328
8
43
8
1849
64
344
9
43
8
1849
64
344
No.
Res
10
42
7
1764
49
336
11
45
8
2025
64
360
12
49
8
2401
64
392
13
44
8
1936
64
352
14
49
9
2401
81
343
15
45
9
2025
81
315
16
48
9
2304
81
336
17
49
7
2401
49
343
18
47
8
2209
64
329
19
47
7
2209
49
329
20
52
7
2704
49
364
21
41
8
1681
64
246
22
49
8
2401
64
294
23
49
8
2401
64
294
24
55
7
3025
49
330
25
40
8
1600
64
240
26
38
6
1444
36
228
Total
1174
208
53448
1682
8746
Dengan melihat tabel kerja di atas dapat diketahui
X
= 1174
Y
= 208
X2
= 53448
Y2
= 1682
X.Y
= 8746
Untuk mengetahui hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi
belajar PAI siswa dapat digunakan
rumus:
Rxy =
=
=
=
∑
√*
(∑
√*
(∑ ) (∑ )
) (∑ ) +* (∑
) (∑ ) +
(
)(
(
) (
)
) +*
(
)
√*(
(
+ *(
+*
√*
=
=
√(
√
=
= 0,583
)(
)
)
(
)
+
)
) +
+
b. Pembahasan
Setelah
diperoleh
hasil
perhitungan
selanjutnya akan dikonfirmasi dengan
tersebut,
maka
nilai r product moment
(nilai r dalam tabel). Untuk N = 26, taraf signifikan rt 1% = 0,496.
Sedangkan hasil dari ro = 0,583. Bilamana nilai rxy (r hitung) yang
diperoleh lebih besar nilai r tabel, maka nilai yang diperoleh adalah
signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi guru yang
tinggi akan mempengaruhi prestasi belajar PAI pada siswa di SMP
Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang. Peran guru sangat vital bagi
pembentukan kepribadian, cita-cita, visi misi yang menjadi impian
hidup anak didiknya di masa depan. Jika guru-guru yang
berinteraksi langsung dengan murid kurang profesional, kreatif,
dan produktif, maka anak didik akan lahir sebagai kader penerus
bangsa yang malas, suka mengeluh, pesimis dalam menghadapi
masa depan. Agar visi sekolah berhasil, maka pengelola sekolah
harus
berperan
pengembangan
dalam
beberapa
pelaksanaan
visi
hal
yaitu
memfasilitasi
pembelajaran
yang
dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunikasi
sekolah, membantu mempertahankan lingkungan sekolah dan
program pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta
didik dan pertumbuhan para guru, menjamin bahwa manajemen
organisasi dan pengoprasian sumber daya sekolah digunakan untuk
menciptakan lingkungan belajar yang aman (Widharyanto, 2013:
20-21).
Guru yang kreatif adalah guru selalu melakukan introspeksi
dan memperbaiki diri. Selalu merasa kurang dalam proses
pembelajarannya. Tidak pernah puas dengan apa yang dilakukan.
Selalu
ada
inovasi
baru
yang
diciptakan
dalam
proses
pembelajarannya. Selalu memperbaiki proses pembelajarannya
melalui penelitian tindakan kelas. Selalu belajar sesuatu yang baru,
dan merasa tertarik untuk membenahi cara mengajarnya (Ma’mur,
2010: 17-32).
Semua pelaku pendidikan siswa, orang tua dan guru pasti
menginginkan tercapainya sebuah prestasi belajar yang tinggi,
karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator
keberhasilan proses belajar. Namun kenyataannya tidak semua
siswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa
yang mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Tinggi dan
rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi
banyak faktor-faktor seperti peralatan sekolah, sarana belajar,
gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah, rumah,
keluarga dan di masyarakat. Kemudian dari faktor-faktor lain yang
mempengaruhi prestasi belajar yaitu tingkat kecerdasan, motivasi,
minat belajar, bakat, sikap dan kepribadian.
Tabel 15
Signifikansi
Taraf Signifikansi
N
1%
26
0.496
Dengan demikian, maka dapat diketahui bahwa untuk taraf
signifikansi 1% adalah rt = 0,496 ro = 0,583. Oleh karena nilai ro yang
diperoleh lebih besar dari nilai rt, pada taraf signifikan 1%, maka nilai r
yang diperoleh adalah signifikan. Berarti ada hubungan antara kompetensi
guru dengan prestasi belajar PAI pada siswa SMP Negeri 1 Tempuran
Kab. Magelang tahun 2015.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian dengan judul Hubungan antara Kompetensi Guru
dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang tahun 2015 menghasilkan kesimpulan bahwa:
1. Kompetensi guru di SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang berada
pada kategori cukup. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian bahwa
kompetensi guru yang berada pada kategori baik dengan nilai 19,23
%, dengan nilai cukup 57,69%, dan nilai kurang 23,07%.
2. Prestasi belajar PAI pada siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang berada pada kategori baik. Hal ini dibuktikan dari hasil
penelitian bahwa prestasi belajar yang berada pada kategori nilai baik
73,07%, dengan nilai cukup 23,07%, dan nilai kurang 3,84%.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi guru dengan
prestasi belajar PAI pada siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang. Hal tersebut dibuktikan pada nilai koefisien korelasi
product moment dari nilai (rxy) besarnya 0,583 dan selanjutnya
dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N= 26, pada
taraf signifikasi 1% diperoleh nilai 0,496. Dengan demikian hasil
hipotesis yang penulis ajukan, diterima.
B. Saran-saran
Dari penelitian yang telah penulis lakukan kiranya ada beberapa
hal yang
perlu penulis sampaikan sebagai bahan pertimbangan bagi peningkatan
kompetensi guru yang ada khususnya di SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang
1. Bagi Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
hendaknya lebih meningkatkan perhatian kepada para guru terutama
bagi
guru-guru
yang
secara
akademik
perlu
meningkatkan
pendidikannya agar terus meningkatkan kompetensinya dalam
mengajar.
2. Bagi para guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang agar lebih
meningkatkan kompetensi dalam mengajar.
C. Penutup
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga naskah
skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dan menyadari akan keterbatasan
kemampuan penulis, maka segala sumbangan pemikiran dan saran atau
kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati demi
kesempurnaan naskah skripsi ini, akhirnya dengan teriring doa penulis
berharap semoga naskah skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat
khususnya buat diri penulis dan umumnya bagi pembaca yang budiman.
Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Asmani, Jamal Ma’mur, 2009, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan
Pendidikan Profesional. Jogjakarta: DIVA Press.
Asmani, Jamal Ma’mur, 2009, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreaktif, dan
Inovatif, Jogjakarta: DIVA Press.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. PT Bumi Aksara.
Jakarta.
Kunandar, 2011, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru edisi revisi 7.
Jakarta: Rajawali Pers.
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Mulyasa, E, 2011, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan, Bandung: Rosdakarya.
Nurdin, Muhamad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Ar-Ruzz Media.
Jogjakarta.
Samana, A, 1994, Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius.
Soyomukti, Nurani. 2010. Pendidikan Berperspektif Globalisasi. Ar-ruzz Media.
Jogjakarta.
Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. STAIN Salatiga Press. Salatiga.
Sumanto, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian; Cet. 1. Yogyakarta: CAPS,2014
Uno, Hamzah B, 2011, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi
Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Widaryanto, 2003, Pengembangan
Universitas Sanata Dharma.
Profesionalisme
Guru.
Yogyakarta:
ANGKET
KOMPETENSI GURU PAI SMP NEGERI 1 TEMPURAN MAGELANG
NAMA
:
KELAS
:
Petunjuk
Pilihlah poin jawaban yang anda anggap benar dengan memberi tanda silang (X)
pada poin jawaban a,b,c.
1. Apakah guru PAI anda mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan
tugasnya sebagai guru?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
2. Apakah guru PAI anda dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
3. Apakah guru PAI anda ketika mengajar berpakaian yang rapi dan sopan?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
4. Apakah guru PAI anda berperilaku sopan ketika proses belajar mengajar?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
5. Apakah guru PAI anda menggunakan waktu secara efisien dalam mengajar?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
6. Apakah guru PAI memberikan kesempatan untuk anda mengembangkan
hobi?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
7. Apakah guru PAI anda menguasai materi ketika menyampaikan?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
8. Apakah materi yang disampaikan guru PAI anda mudah dipahami?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
9. Apakah guru PAI anda sering memberikan motivasi belajar kepada siswa?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
10. Apakah guru PAI anda menyenangkan dalam pembelajaran di kelas?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
11. Apakah guru PAI anda memberi nasehat-nasehat?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
12. Apakah guru PAI anda memfasilitasi kebutuhan belajar mengajar?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
13. Apakah guru PAI anda mudah berinteraksi ketika pembelajaran?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
14. Apakah guru PAI anda membimbing siswa yang kesulitan belajar?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
15. Apakah guru PAI memberitahu hasil nilai kepada kalian?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
16. Apakah setiap akhir pelajaran guru PAI anda memberikan nilai?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
17. Apakah guru PAI sekali-kali pernah mendorong anda untuk memanfaatkan
layanan bimbingan?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
18. Apakah guru PAI anda dapat bekerjasama secara terorganisasi dalam
pengelolaan sekolah?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
19. Apakah guru PAI anda memberikan contoh tentang pelaksanaan tata tertib
sekolah kepada siswa?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
20. Apakah guru PAI anda memberikan contoh untuk perilaku yang baik pada
siswa?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
NILAI RAPORT KELAS VIII A SEMESTER SATU
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Nama Siswa
AAT
ABH
AYIY
ARP
AKS
AAA
ASW
AAL
AS
EFM
FM
FF
FBA
FJ
GP
HB
IF
LT
MCA
MDZ
NFA
QA
RMS
RNA
SRI
SS
Nilai
9
9
9
9
9
7
8
8
8
7
8
8
8
9
9
9
7
8
7
7
8
8
8
7
8
6
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
Komite
Kep. SMP
H.A. Hutasuhud,B.E
Umi Hidayati, S.Pd.M.Pd
Wa Ka SMP
Drs. H. Nurcholis
Kurikulum
Kesiswaan
Sar.Pras
Humas
Dra. Nurul Hidayati
Sondang Frederika
Markus
Sudarwati, S.Pd
Lab. IPA
Ka. TU
Sri Wiji
Lab. Bahasa
Lab. TIK
Tri Mulyawati, S.Pd
Doni Wahyudi S.T
Perpustakaan
BK
Dra. Sri Mardiyani
Dra. Nurul
Siswa
Tabel Taraf Signifikansi Product Moment
Taraf Signif
N
Taraf Signif
N
5%
1%
3
0.997
0.999
4
0.950
5
Taraf Signif
N
5%
1%
5%
1%
27
0.381
0.487
55
0.266
0.345
0.990
28
0.374
0.478
60
0.254
0.330
0.878
0.959
29
0.367
0.470
65
0.244
0.317
6
0.811
0.917
30
0.361
0.463
70
0.235
0.306
7
0.754
0.874
31
0.355
0.456
75
0.227
0.296
8
0.707
0.834
32
0.349
0.449
80
0.220
0.286
9
0.666
0.798
33
0.344
0.442
85
0.213
0.278
10
0.632
0.765
34
0.339
0.436
90
0.207
0.270
11
0.602
0.735
35
0.334
0.430
95
0.202
0.263
12
0.576
0.708
36
0.329
0.424
100
0.195
0.256
13
0.553
0.684
37
0.325
0.418
125
0.176
0.230
14
0.532
0.661
38
0.320
0.413
150
0.159
0.210
15
0.514
0.641
39
0.316
0.408
175
0.148
0.194
16
0.497
0.623
40
0.312
0.403
200
0.138
0.181
17
0.482
0.606
41
0.308
0.398
300
0.113
0.148
18
0.468
0.590
42
0.304
0.393
400
0.098
0.128
19
0.456
0.575
43
0.301
0.389
500
0.088
0.115
20
0.444
0.561
44
0.297
0.384
600
0.080
0.105
21
0.433
0.549
45
0.294
0.380
700
0.074
0.097
22
0.423
0.537
46
0.291
0.376
800
0.070
0.091
23
0.413
0.526
47
0.288
0.372
900
0.065
0.086
24
0.404
0.515
48
0.284
0.368
1000
0.062
0.081
25
0.396
0.505
49
0.281
0.364
26
0.388
0.496
50
0.279
0.361
Download