perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH UJI PROVOKASI TERHADAP ONSET NYERI DAN JARAK BERJALAN PADA KASUS LUMBAL SPINAL STENOSIS DEGENERATIF (STUDI DI RS ORTHOPAEDI PROF DR R SOEHARSO SURAKARTA) Abdul Basith Al Lathif*, Pamudji Utomo**, Muchsin Doewes*** [email protected] *Mahasiswa Program Studi Magister Kedokteran Keluarga-Minat Utama Biomedik,Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret,Surakarta. **Staff Pengajar Departemen Orthopaedi & Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret – RSO Prof DR.R. Soeharso,Surakarta. ***Staff Pengajar Program Studi Magister Kedokteran Keluarga,Program Pascasrajana Universitas Sebelas Maret,Surakarta. ABSTRAK Latar Belakang : Lumbal spinal stenosis degeneratif merupakan penyakit umum pada populasi lanjut usia. Meskipun definisinya sering mengacu hasil pencitraan, diagnosis klinis dan penilaian beratnya stenosis sangat tergantung deskripsi pasien dan pemeriksaan fisik. Penelitian ini menilai pengaruh uji provokasi terhadap parameter yang sering menjadi tolok ukur status fungsional pasien, yaitu munculnya rasa nyeri dan kapasitas berjalan. Keuntungan uji provokasi yaitu mengurangi recall bias, nyeri neurogenic claudication dapat diobservasi secara langsung, menilai status fungsional secara kuantitatif, bahan catatan medis, dan mudah dilakukan. Metode : Penelitian ini adalah penelitian analitik eksperimental pada subyek dengan lumbal spinal stenosis degeneratif yang memenuhi kriteria inklusi menggunakan uji provokasi berupa uji treadmill dan uji treadmill dengan pembebanan. Pada kedua uji dicatat waktu pasien pertama kali menyatakan muncul rasa nyeri (onset nyeri) dan jarak berjalan maksimal yang dapat ditoleransi oleh pasien. Perbedaan hasil dari kedua uji dianalisis menggunakan ttest. Hasil Penelitian : Subyek sebanyak 18 orang (11 laki-laki, 7 wanita) menjalani uji treadmill dan uji treadmill dengan pembebanan. Pada semua subyek didapatkan hasil positif, yaitu provokasi gejala pada kedua uji. Analisis t-test menunjukkan onset nyeri uji treadmill dan uji treadmill dengan pembebanan berbeda secara signifikan (110,33+13.03 vs 54,61+9.92 detik, p 0,00) dan jarak berjalan maksimal uji treadmill dan uji treadmill dengan pembebanan berbeda secara signifikan (93,18+11.93 vs 47,13+6.44 m, p 0,00). Kesimpulan : Ada pengaruh uji provokasi terhadap onset nyeri dan jarak berjalan pada pasien dengan lumbal spinal stenosis degeneratif, pada uji treadmill dengan pembebanan onset nyeri secara signifikan muncul lebih cepat dan jarak berjalan secara signifikan lebih pendek dibandingkan pada uji treadmill. Kata Kunci : Lumbal spinal stenosis degeneratif, uji provokasi, uji treadmill, uji treadmill dengan pembebanan. commit to user 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sering terkena dengan rasio laki-laki Latar Belakang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dibanding perempuan 3:1 sampai 12:1. memperkirakan antara tahun 2010 dan Berkurangnya toleransi berjalan 2040 populasi manusia di dunia dengan dianggap sebagai keterbatasan fungsional usia lebih dari 65 tahun meningkat 8-14% yang paling signifikan sehingga sering dan di negara berkembang meningkat 16- digunakan sebagai tolok ukur penilaian 25%. Saat ini sampai 50% populasi usia fungsional (Hurri et al, 2008; Iversen dan lebih dari 65 tahun menderita nyeri Katz, 2001). Uji provokasi memiliki punggung meliputi keuntungan mengurangi recall bias, secara maupun langsung mencatat permasalahan mental yang memperberat claudication yang depresi pada orang tua dan gangguan keluhan pasien, menilai status fungsional keseimbangan yang meningkatkan risiko pasien berupa keterbatasan jarak berjalan jatuh (Backstrom et al, 2011). Insidens secara kuantitatif, bahan catatan medis tahunan lumbal spinal stenosis degeneratif yang dilaporkan 5 kasus per 100.000 individu, 4 (Markman et al, 2011; Rainville et al, kali 2012; keterbatasan lebih bawah, akibatnya fungsional tinggi dibanding insidens baik, dan Thomas, neurogenic memang mudah 2003). menjadi dilakukan Pemeriksaan stenosis kanalis cevicalis (Siebert et al, radiologis yang penting dalam evaluasi 2009). Lumbal spinal stenosis degeneratif lumbal umumnya terjadi pada usia lebih dari 50 (Magnetic Resonance Imaging), tetapi tahun dengan umur rata-rata di Amerika beratnya stenosis dari hasil MRI tidak Serikat adalah 73 tahun. Laki-laki lebih selalu berkaitan dengan intensitas gejala spinal stenosis adalah MRI klinis (Thomé et al, 2008). Penelitian ini commit to user 2 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dapat menjadi pertimbangan bagi dokter dua bagian yaitu uji treadmill dan uji klinisi diagnosis treadmill dengan pembebanan. Pada uji degeneratif treadmill subyek berjalan pada alat jalan lumbal untuk mempertajam spinal berdasarkan stenosis metode obyektif dan statis (treadmill) pada posisi tegak dengan kuantitatif. kecepatan jalan 1,5 km/jam (Tenhula et al, Metode 2000). Prosedur uji treadmill dengan Penelitian penelitian pembebanan sama dengan uji treadmill analitik eksperimental, dilaksanakan di tetapi pada pasien ditambahkan beban Rumah Sakit Orthopedi Prof Dr R melalui rompi khusus seberat 5 kg. Onset Soeharso Surakarta. Populasi penelitian nyeri (detik) adalah waktu yang dicatat adalah pasien yang datang ke Rumah Sakit oleh pemeriksa saat subyek pertama kali Orthopedi Prof Dr R Soeharso Surakarta menyatakan muncul rasa nyeri selama uji dengan diagnosis lumbal spinal stenosis berlangsung. Jarak berjalan (meter) adalah degeneratif. Dari pasien – pasien tersebut jarak maksimal berjalan yang mampu dipilih sampel dengan cara simple random ditoleransi oleh subyek dalam uji. Jeda sampling dengan kriteria inklusi yaitu usia antar uji adalah sampai pasien tidak 50 – 65 tahun, indeks massa tubuh normal, mengeluhkan nyeri sama sekali, dilakukan tidak terdapat defisit neurologis dan hanya pada hari yang sama atau hari berikutnya. mengalami satu level stenosis regio lumbal Analisis statistik perbedaan onset nyeri (dibuktikan dengan MRI). Pasien dengan dan jarak berjalan dari uji treadmill dan uji penyakit sistemik atau peradangan sendi treadmill simtomatik bawah menggunakan t-test (Sopiyudin, 2009). Uji Data diolah menggunakan software SPSS dieksklusikan di ini adalah ekstremitas dari penelitian. dengan pembebanan provokasi pada penelitian ini terdiri dari 17 for Windows. commit to user 3 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id degeneratif pada penelitian ini ditegakkan Hasil Jumlah subyek pada penelitian ini dengan MRI dengan salah satu kriteria adalah 18 pasien, yang terdiri dari 11 inklusi adalah lumbal spinal stenosis yang pasien laki – laki dan 7 pasien perempuan, terbatas hanya pada satu segmen lumbal dengan rata – rata umur 57,5 tahun saja (minimum 51 tahun, maksimum 63 tahun). ditegakkan, Diagnosis provokasi sesuai prosedur. lumbal spinal stenosis (Gambar 1). Setelah subyek diagnosis menjalani uji B A Gambar 1. Contoh MRI subyek dengan lumbal spinal stenosis. Gambar (A) MRI potongan sagital midline, tampak stenosis pada segmen L4-L5 (panah). Gambar (B) MRI potongan aksial setinggi diskus L4-L5, tampak penyempitan canalis spinalis (panah). Rata – rata lama keluhan pasien pada Pada sesi uji treadmill dan uji treadmill penelitian ini adalah 8,0 bulan (minimum 3 dengan pembebanan didapatkan rata – rata bulan, maksimum anamnesis mengenai 18 bulan). Dari onset nyeri dengan uji treadmill adalah perkiraan jarak 110,33 detik (minimum 83 detik, berjalan maksimal dalam aktivitas sehari – maksimum 136 detik). Pada uji treadmill hari didapatkan rata – rata 81,9 m dengan pembebanan rata – rata onset nyeri (minimum 50 m dan maksimum 100 m). adalah 54,61 detik (minimum 38 detik, commit to user 4 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id maksimum 77 detik). Jarak berjalan treadmill dengan pembebanan didapatkan maksimal pada uji treadmill didapatkan rata – rata 47,13 m (minimum 34,9 m, rata – rata 93,18 m (minimum 73,1 m, maksimum 60 m) (Gambar 2, Gambar 3, maksimum 113,4 m), sedangkan pada uji Tabel 1). 18 20 15 11 7 10 5 0 Laki-Laki Perempuan Total Gambar 1. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin. Gambar 2. Distribusi pasien berdasarkan perkiraan jarak berjalan maksimal pada aktivitas sehari-hari dan jarak berjalan pada uji provokasi. commit to user 5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 1. Karakteristik data pasien N Minimum Maximum Std. Deviation Mean Usia (Tahun) 18 51.00 63.00 57.5000 3.79241 Lama Keluhan (Bulan) 18 3.00 18.00 8.0556 3.94778 Perkiraan Jalan (Meter) 18 50.00 100.00 81.9444 22.36981 Onset nyeri Uji treadmill (Detik) 18 83.00 136.00 110.3333 13.03389 Onset nyeri Uji treadmill dengan pembebanan (Detik) 18 38.00 77.00 54.6111 9.92406 Jarak jalan Uji treadmill (Meter) 18 73.10 113.40 93.1889 11.93048 Jarak jalan Uji treadmill dengan pembebanan (Meter) 18 34.90 60.00 47.1333 6.44534 Hasil analisis t-test memperlihatkan nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,00 rata-rata onset nyeri pada uji treadmill (<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa sebesar 110,33 detik dan rata-rata onset rata-rata onset nyeri uji treadmill dan uji nyeri treadmill pada uji treadmill dengan pembebanan sebesar 54,61 detik dengan dengan pembebanan adalah berbeda secara signifikan (Tabel 2). Tabel 2. Tabel uji t onset nyeri. Test Value = 0 t Mean 95% Confidence Interval of Sig. the Difference (2Differenc tailed) e Lower Upper df Onset nyeri Uji treadmill (Detik) 35.914 17 .000 110.333 Onset nyeri Uji treadmill dengan pembebanan (Detik) 23.347 17 .000 54.611 103.8517 116.8149 49.6760 59.5462 Hasil analisis t-test memperlihatkan dengan nilai signifikansi (sig.) sebesar rata-rata jarak berjalan maksimal pada uji 0,00 (<0,05). Hasil ini menunjukkan treadmill sebesar 93,18 m dan rata-rata bahwa rata-rata jarak berjalan maksimal jarak berjalan maksimal pada uji treadmill pada uji treadmill dan uji treadmill dengan dengan pembebanan sebesar 47,13 mcommit to user 6 perpustakaan.uns.ac.id pembebanan adalah digilib.uns.ac.id berbeda secara signifikan (Tabel 3). Tabel 3. Tabel uji t jarak berjalan. Test Value = 0 Mean Sig. Differenc df (2-tailed) e t Jarak jalan Uji treadmill (Meter) Jarak jalan Uji treadmill dengan pembebanan (Meter) 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 33.139 17 .000 93.18889 87.2560 99.1218 31.026 17 .000 47.13333 43.9281 50.3385 dengan pembebanan aksial yang hanya Pembahasan Pada penelitian ini ditemukan bahwa sebesar 5 kg. Hasil ini juga menunjukkan onset nyeri muncul lebih cepat dan jarak kesesuaian dengan penelitian sebelumnya berjalan menjadi lebih pendek pada uji oleh Oguz et al (2007) pada 80 pasien treadmill dengan pembebanan daripada uji dengan lumbal stenosis yang mendapatkan treadmill. bahwa berjalan pada posisi mendatar 0° Sesuai dengan penelitian Hamanishi et al (1994) yang menyatakan dengan bahwa pemberian beban aksial sebesar 5 signifikan kg lebih menurunkan luas permukaan munculnya gejala nyeri dan waktu berjalan lintang sudah total dibandingkan tanpa pembebanan. stenotik yang diukur melalui MRI. Secara Pada penelitian Oguz et al tersebut juga klinis, hal ini bermanifestasi sebagai menyimpulkan bahwa pembebanan lebih berkurangnya kapasitas fungsional pasien efektif dalam memicu gejala neurogenic dengan lumbal spinal stenosis degeneratif, claudication dibandingkan uji berjalan dimana rasa nyeri saat berjalan muncul dengan bidang menanjak atau menurun. kanalis spinalis yang pembebanan 10 memperpendek kg secara waktu lebih cepat dan kapasitas berjalan menjadi commit to user berkurang secara signifikan walaupun 7 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kesimpulan PE. (1997). Preliminary results of the Dari penelitian ini dapat diambil use of a two-stage treadmill test as a clinical kesimpulan ada pengaruh uji provokasi terhadap onset nyeri pada pasien dengan lumbal spinal stenosis degeneratif, dimana diagnostic differential tool diagnosis of in the lumbar spinal stenosis. J Spinal Disord. 10(5):410–416 Hamanishi C, Matukura N, Fujita M, pada uji treadmill dengan pembebanan onset nyeri secara signifikan muncul lebih cepat dan jarak berjalan secara signifikan Tomihara M, Tanaka S. (1994) Cross-sectional area of the stenotic lumbar dural tube measured from the transverse lebih pendek dibandingkan pada uji treadmill. views of magnetic resonance imaging. J Spinal Disord .7:388-93 Herkowitz HN, Garfin SR, Eismont FJ, Daftar Pustaka Bell GR, Balderston RA (2011). Backstrom KM, Whitman JM, Flynn TW. (2011). Lumbar spinal stenosis- diagnosis and management of the aging spine. Manual Therapy. 16: 308-317 McPhee MC, Verheijde JL, Lemens (2000). Reproducibility of Test Restest the Exercise Treadmill Examinaion in Lumbar Spinal Stenosis. Mayo Clin Proc. 75: 1002-1007 Philadelphia, Elsevier Saunders Hurri H, Sainio P, Kinnunen H, Kankare J, and A. (2008). Walking Distance as a Measure of Disability in Lumbar Spinal Stenosis. Suomen Ortopedia ja Traumatologia. 31: 254-256 Iversen MD, Katz JN (2001). Examination Findings and Self-Reported Walking Capacity in Patients With Lumbar Fleiss JL. (1981). Statistical Methods for Rates Edition. Heliövaara M, Slätis P, Malmivaara Deen HG, Zimmerman RS, Lyons MK, SM. Rothman-Simeone, The Spine, 6th Proportions. Second Edition. John Wiley & Sons Fritz JM, Erhard RE, Delitto A, Welch Spinal Stenosis. Phys Ther. 81:12961306 Markman JD, Frazer ME, Girgis PS, McCormick KR. (2011).Diagnosis WC, Nowakowski PE, Nowakowski commit to userand Management Approaches to 8 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Lumbar Spinal Stenosis. Journal of Kedokteran Dan Kesehatan (Edisi Current ke-4). Jakarta : Salemba Medika Clinical Care. January/February p 5-13 Tenhula J, Lenke LG, Bridwell KH, Gupta Oguz HE, Levendog F, Tunc L¸ Ogun TC, P, Riew D. (2000). Prospective Tantug A. (2007). Loading is more Functional Evaluation of the Surgical effective than posture in lumbar Treatment spinal stenosis: a study with a Claudication in Patients with Lumbar treadmill equipment. Spinal Stenosis. J Spinal Disord. Eur Spine J. 16:913–918 of Neurogenic 13(4);276-282 Rainville J, Childs L, Peña E, Suri P, Thomas SA. (2003). Spinal stenosis: Limke J, Jouve C, Hunter DJ. (2012). history and physical examination. Quantification of Walking Ability in Phys Med Rehabil Clin N Am 14: Subjects 29–39 with Neurogenic Claudication from Lumbar Spinal Thomé C, Börm W, Meyer F. (2008). Stenosis – A Comparative Study. Degenerative Spine J. 12(2): 101–109 Stenosis, Siebert E, Prüss H, Klingebiel R, Failli V, Einhäupl KM, Schwab JM. (2009). Lumbar Current Spinal Strategies in Diagnosis and Treatment. Dtsch Arztebl Int 105(20): 373–9 Lumbar spinal stenosis: syndrome, diagnostics and treatment. Nat. Rev. Neurol. 5: 392–403 Sopiyudin M (2009). Seri Evidence Based Medicine: Statistik Untuk commit to user 9