Penguasaan Kompetensi Guru yang Bersertifikasi di SMP Kristen 2

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus
pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I
yaitu bagaimana penguasaan kompetensi guru di SMP Kristen 2 Salatiga, Jawa
Tengah.
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kristen 2 Salatiga merupakan salah
satu SMP yang ada di Salatiga, terletak di jalan Jendral Sudirman 111B Salatiga.
SMP Kristen 2 Salatiga mempunyai 24 karyawan yang terbagi yaitu seorang
kepala sekolah, dua staff TU dan dua penjaga sekolah.
SMP Kristen 2 Salatiga sebagai lembaga pendidikan kristen yang
memegang teguh moto: “Melayani dan memberikan yang terbaik bagi peserta
didik”. Berdiri sejak tahun 1954 yang telah mencetak ribuan generasi intelektual
yang tersebar di seluruh wilayah tanah air.
4.1.2 Karakteristik Responden
Karakteristik dalam pembahasan ini adalah gambaran tentang berbagai hal
yang berhubungan dengan keberadaan responden yang dapat saja mempengaruhi
peningkatan penguasaan kompetensi guru. Dalam tabel berikut akan dipaparkan
data guru yang dijadikan responden dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang
dijadikan sampel penelitian.
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum 16
responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan masa kerja. Pembahasan mengenai
gambaran umum responden ini digunakan untuk mendukung serta melengkapi
hasil analisis data penelitian. Bagian ini menjelaskan temuan penelitian yang
dikemukakan dalam bentuk statistik deskriftif.
Distribusi frekuensi untuk jenis kelamin nampak bahwa guru Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Kristen 2 Salatiga yang sudah sertifikasi berjumlah 16
orang yang didominasi oleh guru perempuan, yaitu sebanyak 10 orang (62,5%)
sedangkan sisanya untuk guru laki-laki sebanyak 6 orang (37,5%).
Distrubusi frekuensi untuk usia membagi data kedalam tiga (3) kelompok,
yaitu <40 tahun, 41-50 tahun, dan >50 tahun. Berdasarkan data yang telah
dikumpulkan, diperoleh temuan bahwa berdasarkan usia para guru yang ada di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kristen 2 Salatiga, guru yang berusia kurang
dari 40 tahun ada 3 orang (19%), yang berusia 41-50 tahun ada 4 orang (25%) dan
yang mempunyai usia di atas 50 tahun ada 9 orang (56%).
Distribusi frekuensi untuk data masa kerja guru membagi data dalam tiga
kelompok, yaitu <10 tahun, 11-20 tahun, dan >20 tahun. Berdasarkan data yang
telah dikumpulkan, masa kerja <10 tahun ditemukan sebanyak empat (4) orang
guru (25%), masa kerja 11-20 tahun sebanyak empat (4) orang guru (25%),
sedangkan masa kerja >20 tahun yaitu sebanyak 8 orang (50%).
65
4.1.3
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru
berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral,
emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus
mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa memiliki
karakter, sifat, dan interes yang berbeda. Tabel 4.4 berikut menampilkan tingkat
kompetensi dari pedagogik guru:
66
Tabel 4.1
Hasil Analisis Kompetensi Pedagogik
No
Indikator
1
Saya memahami latar belakang dan
kemampuan awal peserta didik.
Saya menerapkan teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
Saya
menggunakan
strategi
pembelajaran
berdasarkan
karakteristik
peserta
didik,
kompetensi yang akan dicapai dan
materi ajar.
Saya mengembangkan kurikulum
yang terkait dengan mata pelajaran
yang diampu
Saya melaksanakan pembelajaran
yang kondusif
Saya
memanfaatkan
teknologi
informasi dan komunikasi untuk
kepentingan
penyelenggaraan
kegiatan
pengembangan
yang
mendidik.
Saya berkomunikasi secara efektif,
empatik dan santun kepada peserta
didik
Saya menyelenggarakan penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Saya memanfaatkan hasil penilaian
dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran
Saya melakukan tindakan reflektif
untuk
peningkatan
kualitas
pembelajaran.
Total
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Min
*Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun 2014
67
Hasil
Max Mean
Std
3
5
4,19
,750
4
5
4,31
,479
4
5
4,19
,403
4
5
4,19
,403
4
5
4,13
,342
4
5
4,38
,500
4
5
4,31
,479
4
5
4,19
,4
03
4
5
4,31
,479
3
5
4,06
,574
46,19
Tabel 4.4 pada instrumen kompetensi pedagogik yang terdiri dari 10 item,
terlihat bahwa perolehan mean total sebesar 46,19 atau 83,88%. Dengan demikian
kompetensi pedagogik guru bersertifikati masuk dalam kategori sangat baik.
Dengan hasil mean tersebut dapat diartikan, secara umum responden yaitu guruguru yang
bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi
pedagogik sangat baik.
Indikator yang mempunyai mean tertinggi adalah indikator nomor 6, yaitu
4,38 hal ini berarti guru-guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga
memanfaatkan teknologi dan informasi dan komunikasi dengan baik untuk
kepentingan penyelengaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
Perolehan mean terendah yaitu pada indikator nomor 10 yaitu 4,06. Ini
berarti bahwa guru-guru bersertifikasi belum menguasai cara melakukan tindakan
reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
4.1.4 Kompetensi Kepribadian
Kompetensi
kepribadian
mencakup
kemampuan
personal
yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Tabel 4.4 berikut
menampilkan tingkat kompetensi dari kepribadian guru
68
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Tabel 4.2
Hasil Analisis Kompetensi Kepribadian
Hasil
Indikator
Min
Max Mean
Saya menghargai peserta didik tanpa
membedakan keyakinan yang dianut,
suku, adat-istiadat, daerah asal dan
gender.
Saya bersikap sesuai dengan norma
agama, hukum dan norma sosial yang
berlaku
dimasyarakat
serta
kebudayaan Nasional Indonesia.
Saya berperilaku jujur, tegas dan
manusiawi.
Saya mencerminkan ketakwaan dan
akhlak mulia.
Berperilaku yang dapat diteladani
oleh peserta didikdan anggota
masyarakat
Saya konsisten dalam bersikap dan
bertindak
Saya
memiliki
perilaku
yang
berpengaruh positif terhadap peserta
didik.
Dalam mengajar saya menunjukkan
etos kerja, tanggung jawab yang
tinggi
Merasa bangga menjadi guru dan
percaya pada diri sendiri.
Saya bekerja mandiri secara
profesional.
Memehami kode etik profesi guru
dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Total
*Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun 2014
69
Std
4
5
4,31
,479
4
5
4,50
,516
4
5
4,63
,500
4
5
4,63
,500
4
5
4,44
,512
4
5
4,25
,447
4
5
4,25
,447
4
5
4,31
,479
4
5
4,44
,512
4
5
4,38
,500
4
5
4,31
,479
48,44
Tabel 4.5 pada instrumen kompetensi kepribadian yang terdiri dari 11
item, terlihat bahwa perolehan mean total sebesar 48,44 atau 88,06%. Dengan
demikian kompetensi kepribadian guru bersertifikati masuk dalam kategori dan
termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan hasil mean tersebut dapat diartikan,
secara umum responden yaitu guru-guru yang bersertifikasi di SMP Kristen 2
Salatiga memiliki kompetensi pedagogik sangat baik.
Indikator yang mempunyai mean tertinggi adalah indikator nomor 3 dan 4,
yaitu 4,63. Item nomor 3 yaitu berperilaku jujur, tegas dan manusiawi. Ini dapat
diartikan sebagian besar responden yaitu guru bersertifikasui di SMP Kristen 2
Salatiga berperilaku jujur, tegas dan manusiawi yang sangat tnggi. Sedangkan
item nomor 4 yaitu mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. Ini dapat
diartikan sebagian besar responden yaitu guru bersertifikasi di SMP Kristen 2
Salatiga telah memiliki akhlak mulia yang sangat baik.
Adapun indikator yang mempunyai mean terendah bila dibandingkan
dengan mean total adalah item nomor 6 yaitu dan 7. Item 6 yaitu saya konsisten
dalam bersikap dan bertindak, sedangkan item 7 ialah “perilaku yang berpengaruh
terhadap peserta didik”. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagaian besar responden
kurang konsisten dalam bersikap, bertindak dan kurang memiliki perilaku yang
dapat berpengaruh terhadap peserta didik.
4.1.5 Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
70
penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Tabel 4.6 berikut
menampilkan tingkat kompetensi dari profesional guru:
Tabel 4.3
Hasil Analisis Kompetensi Profesional
No
Indikator
1
Saya menguasai materi, struktur
konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang saya
ampu.
Memahami standar kompetensi dan
kompetensi mata pelajaran yang saya
ampu
Saya memahami tujuan pembelajaran
mata pelajaran
Saya memilih materi sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik
Dalam mengelola materi pelajaran
saya secara integratif dan kreatif
sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik
Saya melakukan tindakan reflektif
terhadap kinerja sendiri secara terus
menerus
Saya memanfaatkan hasil reflektif
dalam
rangka
peningkatan
keprofesionalan
Saya melakukan penelitian tindakan
kelas
untuk
meningkatkan
keprofesionalan
Mampu menumbuhkan kepribadian
peserta didik
Total
2
3
4
5
6
7
8
9
Min
*Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun 2014
71
Hasil
Max Mean
Std
3
5
4,12
,500
3
5
4,25
,577
4
5
4,31
,479
4
5
4,31
,479
4
5
4,19
,403
4
5
4,19
,403
4
5
4,31
,479
3
5
3,44
,629
4
5
4,19
,403
41,63
Tabel 4.6 pada instrumen kompetensi profesional yang terdiri dari 9 item,
terlihat bahwa perolehan mean total sebesar 41,63 atau 83,25%. Dengan demikian
kompetensi kepribadian guru bersertifikati masuk dalam kategori sangat baik.
Dengan hasil mean tersebut dapat diartikan, secara umum responden yaitu guruguru yang
bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi
pedagogik sangat baik.
Indikator yang mempunyai mean tertinggi adalah indikator nomor 3, 4
dan 7, yaitu 4,63. Item nomor 3 yaitu memahami tujuan pembelajaran mata
pelajaran. Ini dapat diartikan sebagian besar responden yaitu guru bersertifikasui
di SMP Kristen 2 Salatiga memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran yang
sangat tnggi. Item nomor 4 yaitu memilih materi sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik. ini dapat diartikan sebagian besar respionden dapat
memilih materi sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Sedangkan
item nomor 7 yaitu memanfaatkan hasil reflektif dalam rangka peningkatan
keprofesionalan. Ini dapat diartikan sebagian besar responden yaitu guru
bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga mampu memanfaatkan hasil reflektif
dalam rangka peningkatan keprofesionalan dengan sangat baik.
Adapun indikator yang mempunyai mean terendah bila dibandingkan
dengan mean total adalah item nomor 8, yaitu melakukan penelitian tindakan
kelas untuk meningkatkan keprofesionalan. Hal ini dapat diartikan bahwa
sebagaian besar responden belum melakukan penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan keprofesionalan.
72
4.1.6 Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Tabel 4.7
berikut menampilkan tingkat kompetensi dari sosial guru:
Tabel 4.4
Hasil Analisis Kompetensi Sosial
No
Indikator
1
Saya bertindak objektif terhadap peserta
didik dalam melaksanakan pembelajaran
Saya tidak membeda-bedakan peserta
didik, teman sejawat, orang tua peserta
didik dan lingkungan sekolah
Saya berkomunikasi dengan teman
sejawat dan komunitas ilmiah lainnya
secara santun, empatik dan efektif
tentang program pembelajaran dan
kemajuan peserta didik.
Saya melibatkan orang tua peserta didik
dan
masyarakat
dalam
program
pembelajaran dan untuk mengatasi
kesulitan belajar
Saya bisa beradaptasi dengan lingkungan
tempat
bekerja
dalam rangka
meningkatkan efektifitas pendidik
Saya bisa beradaptasi dengan lingkungan
tempat
bekerja
dalam rangka
meningkatkan efektifitas pendidik
Saya berkomunikasi dengan teman
sejawat, profesi ilmiah dan komunitas
ilmiah linnya melalui berbagai media
dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan
Saya menyampaikan hasil-hasil inovasi
pembelajaran kepada komunitas profes
Total
2
3
4
5
6
7
8
Min
*Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun 201
73
Hasil
Max Mean
Std
4
5
4,44
,512
4
5
4,50
,516
4
5
4,38
,500
4
5
4,25
,447
4
5
4,38
,500
4
5
4,19
,403
4
5
4,19
,403
4
5
4,19
,403
34,50
Tabel 4.7 pada instrumen kompetensi kepribadian yang terdiri dari 8 item,
terlihat bahwa perolehan mean total sebesar 34,50 atau 86,44%. Dengan demikian
kompetensi kepribadian guru bersertifikati masuk dalam kategori sangat baik.
Dengan hasil mean tersebut dapat diartikan, secara umum responden yaitu guruguru yang
bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi
pedagogik sangat baik.
Indikator yang mempunyai mean tertinggi adalah indikator nomor 2, yaitu
4,50. Item nomor 2 yaitu tidak membeda-bedakan peserta didik, teman sejawat,
orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah. Ini dapat diartikan sebagian besar
responden yaitu guru bersertifikasui di SMP Kristen 2 Salatiga tidak membedabedakan peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan
sekolah yang sangat baik.
Adapun indikator yang mempunyai mean terendah bila dibandingkan
dengan mean total adalah item nomor 6,7 dan 8. Item nomor 6 yaitu
“melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untk mengembangkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan”. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagaian
besar responden melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan masih berada dibawah
indikator-indikator yang lainnya dalam sub konsep kompetensi sosial. Item nomor
7 dan 8 dalam indikator yaitu ” Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri
dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Hal ini dapat diartikan
bahwa sebagain guru bersertifikasi di SMP Krieten 2 Salatiga kurang
74
berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
Hasil pengolahan data statistik yang menggambarkan kompetensi guru
bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga yang diabagi dalam empat sub
kompetensi seperti yang sudah dibahas sebelumnya, maka dapat dirangkum
kompetensi guru secara total sebagai berikut:
Tabel 4.5
Mean Total Kompetensi Guru
Descriptive Statistics
N
Mean (%)
Std. Deviation
Kompetensi Pedagogik
16
83.88
6.089
Kompetensi kepribadian
16
88.06
6.726
Kompetensi profesional
16
83.25
6.403
Kompetensi sosial
16
86.25
5.845
Valid N (listwise)
16
*Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun 2014
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mean total rata-rata untuk kompetensi guru
bersertifikasi adalah 4,49 sehingga dapat dikategirikan sangat baik. Dengan hasil
mean tersebut dapat diartikan bahwa secara umum responden dalam hal ini adalah
guru yang sudah bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi
profesional sangat baik. Jika gambar dalam bentuk diagram batang, akan
ditemukan data seperti pada gambar 4.1 berikut:
75
Gambar 4.1
Perbandingan Penguasaan Kompetensi Guru Sertifikasi di SMP Krisren 2
Salatiga
89
88
87
86
85
84
83
82
81
80
kompetensi
pedagogik
kompetensi
kepribadian
kompetensi
profesional
kompetensi sosial
*Sumber: data Primer Pengukuran Penguasaan Kompetensi Guru sertifikasi Tahun 2014
Berdasarkan gambar diagram 4.1 dapat disimpulkan bahwa tingkat
penguasaan keempat kompetensi guru sangat baik.
4.2
Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Pembahasan Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru
berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral,
emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus
mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa memiliki
karakter, sifat, dan interes yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik dari guruguru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga berada pada kategori sangat baik
76
dengan mean 46,19 atau 83,88%. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
kompetensi guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi
pedagogik yang sangat baik. Guru sertifikasi mengaku memahami peserta
didiknya, memahami tingkat kecerdasan dan pengembangan kognitif siswa.
Artinya sebagian guru bersertifikasi sudah memahami ciri-ciri peserta didiknya.
Memahami potensi anak didiknya, dapat merancang proses belajar mengajar
(PBM) yang komprehensip dan dapat menguasai prinsip dan proses PBM.
Berdasarkan data dari hasil kuesioner, guru-guru bersertifikasi di SMP
Kristen 2 Salatiga sudah memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
dengan baik untuk kepentingan penyelengaraan kegiatan pengembangan yang
mendidik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bersertifikasi di sekolah SMP
Kristen Salatiga, “guru-guru dapat memanfaatkan teknologi dan komunikasi
dalam proses belajar mengajar karena telah didukung oleh fasilitas sekolah yang
sudah memadai, dan sebagian besar guru mengembangkan berbagai model atau
metode pembelajaran yang selalu berubah menyesuaikan dengan kondisi kelas,
karena kondisi setiap kelas mempengaruhi metode yang digunakan dalam proses
belajar mengajar”.
Menurut James D. Finn salah seorang tokoh teknologi pendidikan yang
dikutip oleh Marselus (2011:38) pernah mengatakan, “masa depan pendidikan
akan berada ditangan mereka yang menghayati arti penting teknologi dan
memanfaatkannya dalam pembelajaran”. Karena itu jika para guru ingin berperan
77
lebih di abad ini, mereka juga harus menguasai teknologi, termasuk teknologi
informasi dan komputer.
Ketika peran pendidik dari orang tua digantikan dengan peran guru di
sekolah maka tuntutan kemampuan pisikologis juga beralih pada guru. Karena itu
guru tidak hanya sebagai pengajar yang menstransfer ilmu, pengetahuan dan
keterampilan kepada siswa tetapi juga merupakan pendidik dan pembimbing yang
membantu siswa untuk mengembangkan segala potensisnya terkait dengan
potensi akademis maupun non akademis.
Sebagaian besar guru bersertifikasi sudah memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan
pengembangan peserta didik dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan
guru sertifikasi penggunaan teknologi dan informasi dalam pembelajaran yang
dilakukan adalah dalam kegiatan belajar mengajar guru menggunakan power
point, pemanfaatan akses internet. Pemanfaatan teknologi dan komunikasi ini
dapat terlaksana dengan baik karena fasilitas dari sekolah yang memadai sehingga
sanggat mendukung pengembangan kegiatan belajar mengajar. Penggunaan
teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan
atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Guru bisa memanfaatkan teknologi
komputer
ini
memudahkan
pembelajaran
atau
mengemas
pesan-pesan
pembelajaran secara menarik, sehingga menggugah minat dan motivasi belajar
siswa.
Disisi lain masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan oleh sebagaiann
guru bersertifikasi yaitu melaksanakan pembelajaran yang kondusif. Pembelajaran
78
dalam hal ini, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses
pembelajaran dilaksanakan. Pembelajaran yang kondusif berarti kondisi yang
benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan pembelajaran. Lingkungan
belajar dapat merefleksikan ekspektasi yang tinggi bagi kesuksesan seluruh anak
secara individual. Dalam upaya menciptakan lingkungan pembelajaran yang
kondusif bagi peserta didik, guru harus dapat memberikan kemudahan belajar
kepada siswa, menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai,
menyampaikan
materi
pembelajaran
,
dan
strategi
pembelajaran
yang
memungkinkan siswa belajar. Oleh karena itu, peran guru selayaknya
membiasakan pengaturan peran dan tanggung jawab bagi setiap anak terhadap
terciptanya lingkungan fisik kelas yang diharapkan dan suasana lingkungan sosial
kelas yang menjadikan proses pembelajaran dapat berlangsung secara bermakna.
Dengan terciptanya tanggung jawab bersama antara anak dan guru, maka akan
tercipta situasi pembelajaran yang kondusif dan bersinergi bagi semua anak.
Menurut Naim (2009), ada dua aspek penting yang perlu dikembangkan
oleh seorang guru sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif
bagi siswa, yaitu pribadi guru dan suasana pembelajaran. Perpaduan kedua aspek
tersebut akan menjadikan dimensi inspiratif semakin emakin menemukan
momentum untuk mengkristal dan membangun energi perubahan posotif dalam
diri siswa. Kepribadian guru sebagai orang dewasa dapat menjadi model sekaligus
pengarah dan fasilitator belajar yang tercermin dari suasana atau iklim
pembelajaran yang diciptakan di dalam kelas. Kedua aspek ini, pada gilirannya
79
akan mampu mengakumulasi potensi dari pada siswa untuk semakin
meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya.
4.2.2 Pembahasan Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan
perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur
sehingga tepancar dalam perilaku sehari-hari.
Hasil penelitian kompetensi kepribadian dari guru-guru bersertifikasi di
SMP Kristen 2 Salatiga masuk kategori sangat baik dengan mean 48,44 atau
88,07%. Ini artinya kompetensi guru-guru bersertifikasi
di SMP Kristen 2
Salatiga memiliki kompetensi kepribadian sangat baik.
Hal tersebut tercermin dari prilaku jujur, tegas dan manusiawi serta guruguru mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. Guru harus berakhlak mulia,
karena ia adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua
(Mulyasa, 2009).
Tuntutan untuk menjadi pribadi yang jujur sebetulnya harus dimulai dari
diri sendiri. Jujur tehadap diri sendiri adalah kunci bagi keberhasilan hidup dan
juga kenyamanan dalam berkarya. Selain bertindak jujur, guru harus
menampilkan diri sebagai pribadi yang memiliki akhlak mulia sehingga dapat
menjadi sumber teladan bagi siswa maupun masyarakat. Guru menjadi model
yang memperlihatkan sikap dan perilaku yang pantas dicontoh.
Menurut Marselus (2011:54), nilai-nilai yang diajarkan oleh guru tidak
hanya sekedar berwujud kata-kata kosong tetapi lebih dari itu harus menggema
80
dan terpancar dalam sikap dan cara hidup guru itu sendiri”. Itu sebabnya guru itu
dikatakan diguguh dan ditiru karena karakternya sebagai pemberi teladan.
Meskipun telah memperoleh kategori sangat baik, kompetensi kepribadian
tetap perlu adanya peningkatan. Guru harus dapat mengembangkan diri secara
berkelanjutan. Guru harus terus mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sedemikian pesat dengan memutahirkan kemampuan diri.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut semua orang untuk
terus belajar.
Kenyataan di lapangan kompetensi guru yang telah bersertifikasi telah
memiliki komitmen dan kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya
sebagai guru profesional. Hal ini terbukti dengan kinerja para guru dan prestasi
yang diperoleh di sekolah baik bidang akademik maupun bidang non akademik.
Sehingga sekolah, pribadi guru mempunyai andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan pendidikan, Pribadi guru yang mempunyai andil yang sangat besar
terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran.
Komptensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan pribadi peserta didik.
Berdasarkan hasil kuisioner mengenai kompetensi kepribadian guru
menggambarkan bahwa para guru memiliki kompetensi kepribadian yang sangat
baik. Guru-guru mengaku berperilaku sesuai dengan norma keguruan dan
menjunjung kode etik profesi guru. Guru meyakini bahwa perilaku mereka
berpenagaruh positif terhadap kepribadian siswa.
81
Kompetensi kepribadian guru berhubungan dengan hal yang menyangkut
kebiasaan, tingkah laku, disiplin dan lain sebagainya yang menyangkut pribadi
guru itu sendiri. Kepribadian guru yang baik akan menimbulkan suatu hal yang
mungkin ingin diikuti oleh siswa. Salah satu cerminan kepribadian guru yang baik
adalah kedisiplinan, apabila guru tidak melanggar peraturan yang telah disepakati
di dalam kelas dengan sendirinya siswa juga akan merasa enggan untuk
melanggar.
Guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi
bagaimana seorang guru menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan
kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. kompetensi kepribadian
ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian
peserta didik.
4.2.3 Pembahasan Kompetensi Profesional
Kompetensi
profesional
adalah
kemampuan
penguasaan
materi
pembelajaan secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan.
Hasil penelitian kompetensi profesional dari guru-guru bersertifikasi di
SMP Kristen 2 Salatiga masuk kategori baik dengan mean 41,63 atau 83,25%.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa kompetensi guru-guru bersertifikasi di
SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi profesional baik.
Kompetensi profesional yang masih perlu untuk ditingkatkan oleh guruguru bersertifikasi adalah kemampuan guru-guru untuk menguasai materi, struktur
82
konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
Guru harus selalu meng-update, dan menguasai materi pelajaran yang disajikan.
Menurut Mulyasa (2007:139) dalam mengembangkan materi, guru perlu
meperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) validitas artinya ketepatan materi
terkait dengan konsep keilmuannya; 2) keberartiannya artinya signifikansi dari
materi tersebut terhadap kebutuhan peserta didik; 3) relevansi artinya bahwa
materi yang dikembangkan harus sesuai dengan kemampuan siswa untuk
menerimanya; 4) kemenarikan artinya hendaknya materi juga dapat mendorong
siswa untuk mendalami lebih jauh atau menimbulkan rasa ingin tahu; 5) kepuasan
artinya materi yang diberikan dapat menimbulkan perasaan senang dan puas
dalam diri siswa karena kebutuhan atau keinginannya terpenuhi.
Kompetensi profesional yang baik tentunya guru mampu merencanakan
proses pembelajaran yang akan dilakukan baik berupa program tahunan maupun
program semester. Hal ini yang akan menjadi patokan agar materi yang
disampaikan menjadi berurutan, sehingga memudahkan siswa untuk memperkaya
pengetahuannya dengan mencari reverensi diluar jam pelajaran.
4.2.4 Pembahasan Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga pendidik, orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.
Hasil penelitian kompetensi guru bersetifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga
untuk kompetensi sosial termasuk dalam kategori sangat baik dengan mean 34,50
83
atau 86,44%. Hal ini berarti sebagaian besar kompetensi guru-guru bersertifikasi
di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi sosial sangat baik.
Hal ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam memahami nilai-nilai
dan norma-norma yang berlaku dan dijunjung tinggi oleh masyarakat, hal ini
berpengaruh terhadap proses pendidikan anak di sekolah, dan guru dalam
hubungannya dengan orang tua peserta didik dan masyarakat.
Kompetensi sosial dari guru bersertifikasi yang harus ditingkatkan yaitu
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja
dalam rangka
meningkatkan efektifitas pendidik, berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi
ilmiah dan komunitas ilmiah linnya melalui berbagai media dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan dan menyampaikan hasil-hasil inovasi
pembelajaran kepada komunitas profesi.
Dari hasil penelitian kompetensi guru yang meliputi empat kompetensi
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga sangat baik.
4.3
Pembahasan
Penguasaan
Kompetensi
Guru
Yang
Sudah
Bersertifikasi
Menurut Surya (2005:56), guru yang profesional akan tercermin dalam
pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam
materi maupun metode. Seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah
persayaratan minimal, antara lain: memiliki kualifikasi pendidik profesi memadai,
memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki
84
kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa
kreatif dan produktif, dan selalu melakukan pengembangan diri terus-menerus
melalui organisasi profesi, internat, buku, seminar, dan semacamnya.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 “kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.”
“Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
profesional, keilmuan, tekhnologi, sosial dan spiritual yang
secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru,
yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap
peserta didik, pembelajaran yang mendidik,pengembangan
pribadi, dan profesionalisme (Mulyasa, 2007:26).”
Pengakuan guru sebagai tenaga yang profesional dibuktikan dengan
sertifikasi pendidik. Sertifikasi pendidik diberikan kepada guru yang telah
memenuhi persyaratan kualifikasi akademik minimal S1/D-IV, pengalaman
mengajar minimal empat tahun, dan berbagai syarat lain melalui uji sertifikasi
pendidik.
Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menuntut
guru untuk menguasai empat kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian,
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Guru yang
memiliki penguasaan yang baik terhadap empat kompetensi tersebut layak untuk
mendapatkan sertifikat profesi pendidik, yang merupakan bukti fisik dari guru
profesional.
Hasil
yang
diperoleh
berdasarkan
pengolahan
data
deskriptif
menunjukkan bahwa guru yang sudah bersertifikasi mempunyai penguasaan
85
kompetensi yang terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial guru sangat baik. sebanyak
85,34% guru yang sudah bersertifikast di SMP Kristen 2 Salatiga sudah baik
dalam penguasaan kompetensi.
Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional,
dan kompetensi sosial merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Didalam pelaksanaan proses sertifikasi kompetensi ini akan menjadi penilaian dan
tolak ukur keberhasilan seorang guru. Artinya, hanya guru yang kompeten dan
terampillah yang akan lolos dalam sertifikasi.
86
Download