PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Disusun Oleh : Nama : Riyan Andika Jaya NIM : 121414103 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO & PERSEMBAHAN “LAMUNE TEMEN BAKAL TINEMU” Dengan penuh syukur, karya ini ku persembahkan kepada orang-orang terkasih yang selalu ada dan selalu menjadi semangat hidupku. Semoga karya ini menjadi simbol bakti dan hormatku. Tuhan Yesus Kristus. Ibu Valentina Erna Sumarni. Bapak Agung Suryatmaja. Kakek Darmo Suwito. Nenek Ngadikem. Claudia Adelina Prasetyo. Saudaraku dan Sahabatku. Almamaterku Universitas Sanata Dharma. iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA”. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika. Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Hongkie Julie, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu memberikan pengarahan dan dengan penuh sabar membimbing penulis menyusun skripsi. 2. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Drs. Basuki, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SMA Negeri 10 Yogyakarta. 4. Ibu Dra. Siti Fatimah, selaku guru matematika yang telah membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di SMA Negeri 10 Yogyakarta. 5. Siswa-Siswi kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Seluruh keluargaku, kedua orangtuaku Ibu Valentina Erna Sumarni dan Bapak Agung Suryatmaja, serta kakek nenekku Bapak Darmo Suwito dan Ibu Ngadikem, terima kasih atas doa, semangat, dukungan materiil dan dukungan moral yang telah diberikan selama ini. 7. Claudia Adelina Prasetyo, terimakasih telah memberikan doa, mendampingi dan memberikan semangat dalam penulisan skripsi. 8. Sahabatku Nico, Anton, Agyl, Isman Badak, Dika, Catur, Dica Dedis, serta teman-teman Kos Dero yang lain, serta teman-teman Pendidikan Matematika 2012, untuk segala bantuan, semangat, motivasi, dukungan, doa, fasilitas dan akomodasi yang telah diberikan selama ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Riyan Andika Jaya. 121414103. 2016. “Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta.” Tujuan pada penelitian ini adalah untuk: 1) Mengetahui bagaimana keterlaksanaan penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta; 2) Mengetahui bagaimana pendidikan karakter diterapkan dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta; 3) Mengetahui proses integrasi pendidikan karakter dengan pembelajaran Matematika kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. Responden meliputi kepala sekolah, wakasek kurikulum, guru mata pelajaran Matematika, serta siswa kelas X. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, serta dokumentasi. Metode validasi data dengan validitas menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta terlaksana pada nilai-nilai 1) Religius, 2) Disiplin, 3) Tanggungjawab, 4) Teliti, 5) Kreatif, 6) Jujur, 7) Menghargai, 8) Rasa Ingin Tahu, dan 9) Percaya Diri. Pendidikan karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta diterapkan dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter yang telah dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP. Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran Matematika di SMA Negeri 10 Yogyakarta dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Kata kunci: Matematika, pendidikan ix karakter, proses pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Jaya, Riyan Andika. 121414103. 2016. “Character Education on Mathematics Learning Process at Ten Grade Student of SMAN 10 Yogyakarta.” The aims of this research are for: 1) understanding the character values which are impleme ted on Mathematics learning process; 2) understanding how character education on Mathematics learning process is implemented; and 3) understanding the process of character education that is integrated with mathematics learning process at ten grade students of SMA N 10 Yogyakarta. The respondents of this research are consists of the school's principal, the school's chief principal, the mathematics teacher, and also the ten grade students. This research is qualitative descriptive research. The methods of data collection are observation, interview, and documentation. The method of data validation is source triangulation. The results shows that there are some character values which are implanted on mathematics lerning process at ten grade students of SMA N 10 Yogyakarta. There are 1) Religious, 2) Discipline, 3) Responsibility, 4) Careful, 5) Creative, 6) Honest, 7) Respect, 8) Curiousity, and 9) Confidence. Character education on mathematics learning process at ten grade students of SMA N 10 Yogyakarta is implemented by integrating the content of character education curriculum. It had been formulated on learning process especialy on RPP. ahe integration of character education on mathematics learning process at ten grade students of SMAN10 Yogyakarta is started from the planning process, implementation process, and evaluation of learning process. Keywords: Mathematics, character education, learning process. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PESETUJUAN .................................. Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN................................iError! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN ........................... Error! Bookmark not defined.v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............. Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ............. Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii ABSTRAK .............................................................................................................. ix ABSTRACT ............................................................................................................. x DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi BAB I ....................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 9 E. Batasan Istilah ............................................................................................. 10 BAB II .................................................................................................................... 12 LANDASAN TEORI ............................................................................................. 12 A. Hakikat Karakter dan Pendidikan karakter ................................................. 12 1. Definisi Pendidikan Karakter .................................................................. 12 2. Tujuan Pendidikan Karakter .................................................................... 13 xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xii 3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter .............................................................. 14 4. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter ....................................................... 17 5. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter .......................................... 19 6. Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter .............. 21 B. Konsep Pembelajaran .................................................................................. 22 1. Pengertian Pembelajaran ......................................................................... 22 2. Komponen Pembelajaran ........................................................................ 23 C. Pembelajaran Matematika ........................................................................... 26 1. Pengertian Pembelajaran Matematika ..................................................... 26 2. Proses Pembelajaran Matematika ............................................................ 27 D. Pendidikan Karakter Pada Proses Pembelajaran Matematika..................... 31 1. Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika 31 2. Proses Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika ............... 33 E. Kerangka Berfikir ....................................................................................... 36 F. Hasil-hasil Penelitian Lain yang Relevan ................................................... 38 BAB III .................................................................................................................. 41 METODE PENELITIAN ....................................................................................... 41 A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 41 B. Fokus Penelitian .......................................................................................... 41 C. Subjek Penelitian......................................................................................... 42 D. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 42 E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 42 F. Instrumen Penelitian ................................................................................... 43 G. Keabsahan Data ........................................................................................... 48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiii H. Tekhnik Analisis Data ................................................................................. 49 BAB IV .................................................................................................................. 51 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 51 A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................... 51 1. Keterlaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Karakter Dalam Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta ..................................... 51 2. Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta ....................................................................... 57 3. Proses Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Matematika Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta ............................................................. 61 B. Analisis Hasil Penelitian ............................................................................. 69 1. Keterlaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Karakter Dalam Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta ..................................... 69 2. Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta ....................................................................... 73 3. Proses Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Matematika Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta ............................................................. 78 BAB V PENUTUP................................................................................................. 96 A. Kesimpulan ................................................................................................. 96 B. Saran............................................................................................................ 98 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 100 LAMPIRAN ......................................................................................................... 103 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin mendapatkan pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini. Terlebih dengan dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan pendidikan formal saat ini, semisal korupsi, perkembangan seks bebas di kalangan remaja, narkoba, tawuran, pembunuhan, dan perampokan oleh pelajar. Semuanya terasa lebih kuat ketika negara ini dilanda krisis dan tidak kunjung beranjak dari krisis yang dialami. Kepedulian terhadap pendidikan karakter telah dirumuskan pada fungsi dan tujuan pendidikan sebagai pembangunan berkelanjutan pada faktor pendidikan bangsa ini. Hal ini tersirat dalam bunyi Pasal 3 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mencermati fungsi pendidikan nasional tersebut, seharusnya pendidikan dapat memberikan dampak positif terhadap watak dan kepribadian bangsa Indonesia. Artinya undang-undang mewajibkan bahwa pendidikan nasional 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 harus mampu membentuk kepribadian bangsa melalui anak didik yang religius, berakhlak mulia, cendekia, mandiri, dan demokratis. Penyelenggaraan pendidikan karakter bukanlah hal baru dalam sistem pendidikan nasional Indonesia. Pendidikan karakter telah menjadi program pendidikan nasional terutama dalam Kementrian Pendidikan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II dan kembali disuarakan oleh Menteri Pendidikan Anies Baswedan dalam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Kerja. Di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada dan Inggris, pendidikan karakter seseungguhnya telah menjadi program kurikuler yang telah dipraktikkan dalam setiap lembaga pendidikan mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Program pendidikan karakter telah menjadi kepedulian yang tinggi bagi masyarakat Amerika Serikat. Implementasinya ditangani oleh berbagai lembaga, beberapa diantaranya adalah Character Counts yang mewajibkan enam kebajikan yang harus diberikan kepada siswa, The School for Ethical Education (SEE), Character Education Partnership (CEP), Institut for Global Ethics (Samani & Hariyanto, 2013: 25). Lembaga tersebut memberikan pelatihan, lokakarya dan konferensi, serta penerbitan buku-buku dan jurnaljurnal tentang pendidikan karakter. Secara akademis, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, atau pendidikan akhlak yang tujuannya mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik , dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Karena itu, “muatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 pendidikan karakter secara psikologis mencakup dimensi moral knowing, moral feeling, dan moral acting” (Lickona, 1991: 21). Menurut Lickona, karakter mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan (moral knowing), lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan (moral feeling), dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan (moral acting). Dengan kata lain, karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitudes), dan motivasi (motivations), serta perilaku (behaviors) dan keterampilan (skills). Secara praktis, pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai kebaikan kepada siswa di lingkungan sekolah dengan meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik dalam berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa (YME), sesama manusia, lingkungan, maupun nusa dan bangsa. Pendidikan karakter dapat menjadi salah satu obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit sosial karena pendidikan karakter yang diterapkan dalam sebuah lembaga pendidikan dapat dijadikan sebagai sarana pembudayaan dan pemanusiaan. Berdasarkan hal tersebut, maka pendidikan karakter perlu diberlakukan untuk di negeri ini, salah satu caranya yaitu dengan mengoptimalkan peran sekolah. Pihak sekolah bekerja sama dengan keluarga, masyarakat, dan elemen bangsa yang lain demi menyukseskan agenda besar menanamkan karakter kepada peserta didik sebagai calon penerus bangsa di masa yang akan datang. Proses belajar yang tidak menyentuh karakter bukanlah disebut sebagai pendidikan. Maka tumbuhkan karakter baik pada anak-anak dengan tiga strategi pengembangan karakter dan perilaku. Strategi itu adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 keteladanan, pembiasaan rutinitas, dan disiplin. Menurut Mendikbud, menumbuhkan karakter bukan melalui lisan melainkan perbuatan. Mendikbud mencontohkan, jika orang tua ingin anaknya mematuhi rambu lalu lintas, maka orang tua juga harus melakukannya dalam kehidupan sehari-haru dengan tidak melanggar peraturan selama di jalan raya. (www.kemdikbud.go.id, diakses tanggal 8/12/2015). Pendidikan karakter yang secara sistematis diterapkan dalam pendidikan dasar dan menengah merupakan sebuah daya tawar berharga bagi seluruh komunitas. Para siswa mendapatkan keuntungan dengan memperoleh perilaku dan kebiasaan positif yang mampu meningkatkan rasa percaya dalam diri mereka, membuat hidup mereka lebih bahagia dan lebih produktif. Tugas-tugas guru menjadi lebih ringan dan lebih memberikan kepuasan ketika para siswa memiliki disiplin yang lebih besar di dalam kelas. Orang tua bergembira ketika anak-anak mereka belajar untuk menjadi lebih sopan, memiliki rasa hormat dan produktif. Para pengelola sekolah akan menyaksikan berbagai macam perbaikan dalam hal disiplin, kehadiran, pengenalan nilai-nilai moral bagi siswa maupun guru, demikian juga berkurangnya tindakan vandalisme di sekolah. (Koesoema, 2010: 116) Untuk membentuk karakter siswa, tidak harus melalui satu mata pelajaran tersendiri, melainkan dapat diintegrasikan kedalam setiap mata pelajaran, termasuk mata pelajaran matematika. Hal ini selaras dengan yang dikemukakan oleh Akhmad Sudrajat (2010) bahwa pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada tataran internalisasi dan pengamalan nyata dalam kehidupan siswa sehari-hari di masyarakat. Agus Prabowo dan Pramono Sidi (2010) juga menekankan bahwa pembelajaran matematika tidak sekedar mengajarkan materi matematika, tetapi juga mendidik untuk membangun dan memahat karakter. Pembelajaran matematika dijadikan media dan wahana untuk pembentukan karakter, sehingga pembelajaran matematika tidak hanya untuk mendukung pengembangan ranah kognitif saja tetapi juga untuk mengembangkan ranah afektif dan psikomotor. Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencerdaskan siswa saja, tetapi juga mempunyai potensi untuk membentuk karakter siswa. Oleh banyak kalangan, pelajaran matematika diyakini memiliki nilai-nilai tertentu yang amat penting dalam membentuk dan mengembangkan karakter siswa. Namun sayang, dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sehari-hari, sekolah lebih sibuk dengan aspek kognitif saja, sehingga aspek yang lebih mendasar, yaitu pembentukan dan pengembangan karakter siswa kurang tersentuh. Perlu upaya lebih serius untuk memberdayakan pembelajaran matematika, sehingga potensi mata pelajaran matematika dalam pembentukan dan pengembangan karakter siswa dapat lebih tampak eksplisit, tidak hanya by chance, tetapi by design. Dengan demikian kontribusi pendidikan matematika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 dalam pembentukan karakter siswa dapat benar-benar dirasakan dan diwujudkan. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika menyatakan bahwa pembelajaran matematika SMA bertujuan agar para siswa SMA: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam memelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Karakteristik mata pelajaran matematika antara lain adalah menuntut kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan inovatif serta menekankan pada penguasaan konsep dan algoritma disamping pemecahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 masalah. Menurut Soedjadi “nilai-nilai yang terkandung dalam matematika meliputi kesepakatan, kebebasan, konsisten dan kesemestaan” (Suyitno, 2004:23). Karakteristik mata pelajaran matematika dan nilai-nilai yang terkandung dalam matematika tersebut dapat ditumbuhkan pada proses pembelajaran dengan pemilihan metode dan materi yang tepat. “Ciri umum matematika yaitu: (1) Objek matematika adalah abstrak; (2) Matematika menggunakan simbol-simbol yang kosong dari arti; (3) Berpikir matematika dilandasi aksioma; dan (4) Cara menalarnya adalah deduktif” (Hudojo dalam Juhartutik, 2012: 18). Atas dasar amanat pendidikan dan tujuan pendidikan nasional, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang studi kasus pendidikan karakter melalui proses pembelajaran matematika khususnya di SMA Negeri 10 Yogyakarta. SMA tersebut merupakan salah satu sekolah negeri di Yogyakarta yang sudah melaksanakan pendidikan karakter atau membangun karakter sekitar tiga tahun ini, seperti membangun budaya sekolah itu sendiri bahkan dalam sebagian mata pelajaran. Sudah lama ini sekolah tersebut menerapkan pendidikan karakter bahkan bukan hanya pada pembelajarannya tetapi juga budaya sekolah seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pelajaran dimulai dan lagu kebangsaan setelah selesai pelajaran. Sehingga didasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik mengambil judul skripsi mengenai “PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X SMA NEGERI NEGERI 10 YOGYAKARTA.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 B. Rumusan Masalah Terdapat beberapa hal penting yang akan diungkap dalam skripsi ini terdiri dari Kajian Pengembangan pendidikan karakter, Pengembangan Pembelajaran Matematika, dan Kajian Pendidikan terintegrasi. Ketiganya dapat diposisikan sejajar dan memiliki keserasian, ataukah sama-sekali bertentangan. Melihat uraian dibagian pendahuluan, maka perlu dirumuskan sebuah masalah skripsi guna memberikan fokus kajian yang terarah, sebagai berikut: 1. Bagaimana keterlaksanaan penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta? 2. Bagaimana pendidikan karakter diterapkan dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta? 3. Bagaimanakah proses integrasi pendidikan karakter dengan pembelajaran Matematika kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui bagaimana keterlaksanaan penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. 2. Mengetahui bagaimana pendidikan karakter diterapkan dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. 3. Mengetahui proses integrasi pendidikan karakter dengan pembelajaran Matematika kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, manfaat yang diharapkan adalah: 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan yang berharga untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi para peneliti bidang pendidikan dan para pengembang kurikulum maupun para pakar teknologi pendidikan c. Memberikan rekomendasi kepada para peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis secara lebih luas, intensif dan memudahkan d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi penelitian bidang pendidikan 2. Manfaat praktis a. Bagi jajaran Dinas Pendidikan atau instansi terkait, hasil penelitian dapat bermanfaat sebagai bahan kajian untuk dasar menentukan kebijakan yang efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan b. Dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi para guru di SMA N 10 Yogyakarta sebagai bahan untuk menentukan kebijakan dalam program pendidikan karakter c. Dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini pula dapat dijadikan respon positif bagi para siswa dalam penerimaan pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 matematika di kelas dengan sikap percaya diri, disiplin serta penuh tanggung jawab d. Bagi para guru, manfaat penelitian dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan dan bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan pembenahan serta koreksi diri terhadap berbagai kekurangan dalam melakukan tugasnya secara professional e. Bagi kepala sekolah bisa bermanfaat dalam membantu meningkatkan pembinaan dan supervisi kepada guru secara efektif dan efisien f. Bagi peneliti diharapkan peneliti mengaplikasikan gagasan yang dimiliki sebagai proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan E. Batasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran terhadap istilah-istilah dalam judul: PEMBELAJARAN “PENDIDIKAN MATEMATIKA KARAKTER KELAS X PADA SMA PROSES NEGERI 10 YOGYAKARTA” yang penulis ajukan, maka penulis memandang perlu memberi penegasan arti dan batasan tentang arti dari isi penulisan tersebut: 1. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada seseorang (peserta didik) sehingga mampu memahami, mengembangkan, dan menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam diri di kehidupan sehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 2. Pembelajaran Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha. 3. Pembelajaran Matematika Pembelajaran matematika adalah uatu proses pembelajaran yang membantu siswa untuk membangun konsep-konsep matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep itu terbangun kembali. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Karakter dan Pendidikan karakter 1. Definisi Pendidikan Karakter Elkin dan Sweet (dalam Fathurrohman, Suryana, & Fenny, 2013), menjelaskan pendidikan karakter dimaknai sebagai, “Character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values”. Pendidikan karakter adalah usaha yang sungguhsungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika inti. Lickona (dalam Samani & Hariyanto, 2013) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Secara sederhana, Lickona mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter para siswa. Williams & Schnaps (dalam Wangid, 2010) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai “Any deliberate approach by which school personnel, often in conjunction with parents and community members, help children and youth become caring, principle and responsible.” Maknanya kurang lebih pendidikan karakter merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh para personel sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan anggota masyarakat, untuk 12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 membantu anak-anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli, berpendirian, dan bertanggungjawab. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilainilai karakter kepada seseorang (peserta didik) sehingga mampu memahami, mengembangkan, dan menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam diri di kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan Pendidikan Karakter Pendidikan karakter mempunyai tujuan penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Selain itu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan (Asmani, 2011: 42- 43). Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010), pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi, serta memersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, serta masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut dimata masyarakat luas. 3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Nilai-nilai karakter berdasarkan kajian nilai-nilai agama, normanorma sosial, peraturan/hukum, etika akademis, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokan menjadi lima nilai utama yaitu, nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan, serta kebangsaan (Aqib dan Sujak (2011: 6-8). Berikut ini adalah nilai-nilai karakter yang dapat ditanamkan dan dikembangkan kepada siswa (Permendiknas nomor 23 tahun 2006): 1. Religius, yaitu ketaatan dan kepatuahan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama yang dianut, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dan berdampingan. 2. Jujur, yaitu sikap dan perilaku yang menceminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui apa yang benar, mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar) sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya. 3. Toleransi, yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut. 4. Disiplin, yaitu kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku. 5. Kerja keras, yaitu perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguhsungguh dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya. 6. Kreatif, yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya. 7. Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh bekerjasama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 8. Demokratis, yaitu sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain. 9. Rasa ingin tahu, yaitu cara berpikir, sikap, dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam. 10. Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yaitu sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau individu dan golongan. 11. Cinta tanah air, yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekomoni, politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri. 12. Menghargai prestasi, yaitu sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi. 13. Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yaitu sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik. 14. Cinta damai, yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 15. Gemar membaca, yaitu kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya. 16. Peduli lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar. 17. Peduli sosial, yaitu sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkannya. 18. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara, maupun agama. 4. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter Pendidikan karaker di sekolah akan berjalan dengan lancar jika setiap guru memahami prinsip pendidikan karakter yang sesungguhnya. Kemendiknas (2010) menyatakan bahwa pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter; b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku; c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian; e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik; f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses; g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik; h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama; i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter; j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter; k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik Berdasarkan pandangan di atas, upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan dan pembentukan karakter pada satuan pendidikan adalah menyosialisasikan nilai-nilai positif dan sekaligus menetapkan nilai-nilai tersebut yang menjadi acuan pendidikan karakter, menetapkan pendekatan, model dan strategi pendidikan karakter yang diterapkan pada satuan pendidikan, melibatkan seluruh elemen untuk menerapkan pendidikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 karakter, serta dilakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendidikan karakter pada satuan pendidikan. 5. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui terutama melalui pencapaian butir-butir standar kompetensi lulusan oleh peserta didik yang meliputi sebagai berikut (Permendiknas nomor 23 tahun 2006): a. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja; b. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri; c. Menunjukkan sikap percaya diri; d. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas; e. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional; f. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif; g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif; h. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya; i. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; j. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial; k. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 l. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia; m. Menghargai karya seni dan budaya nasional; n. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya; o. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik; p. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun; q. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; r. Menghargai adanya perbedaan pendapat; s. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana; t. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana; u. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah; dan v. Memiliki jiwa kewirausahaan. Penilaian indikator dalam bentuk perilaku peserta didik di kelas dan di sekolah dapat diamati melalui pengamatan guru. Cara lain yang dapat digunakan adalah melakukan tanya jawab dengan peserta didik serta tanggapan dari peserta didik dalam laporan kegiatan sekolah dan pekerjaan rumah. Oleh karena itu, fungsi indikator bagi guru adalah sebagai kriteria PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 untuk memberikan pertimbangan penilaian tentang perilaku yang dimiliki peserta didik. 6. Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter Zubaedi (2012), mengutarakan beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan pendidikan karakter, yaitu: a. Insting (naluri) Aneka corak refleksi sikap, tindakan, dan perbuatan manusia dimotivasi oleh potensi kehendak yang dimotori oleh naluri seseorang. b. Adat atau kebiasaan Adat atau kebiasaan adalah tindakan yang dilakukan secara berulangulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti: berpakaian, makan, tidur, berolahraga, dan lain sebagainya. c. Keturunan Secara langsung atau tidak langsung faktor keturunan sangat memengaruhi pembentukan karakter seseorang. Secara alami sifat dan karakter seseorang akan diturunkan orang tua melalui sel-sel yang ada dalam sperma ayah dan sel telur ibu. d. Lingkungan Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan di mana seseorang berada. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 Keempat faktor tersebut harus berjalan beriringan dan saling berkaitan demi terbentuknya pendidikan karakter yang sesuai dengan tujuan pendidikan. B. Konsep Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Menurut Dimyati dan Mudjiono (Syaiful Sagala, 2011: 62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Konsep pembelajaran menurut Corey (Syaiful Sagala, 2011: 61) adalah suatu proses dimana PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang memelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha. 2. Komponen Pembelajaran Menurut Sugandi (2008: 28) pembelajaran pada taraf organisasi mikro mencakup pembelajaran bidang studi tertentu dalam satuan pendidikan, tahunan, semesteran atau catur wulan. Bila pembelajaran tersebut, ditinjau dari pendekatan sistem, maka dalam prosesnya akan melibatkan berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut adalah : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 a. Tujuan Tujuan yang secara eksplisit diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan pembelajaran adalah “instructional effect” biasanya berupa pengetahuan, dan keterampilan atau sikap yang dirumuskan secara eksplisit dalam teknik pembelajaran khusus. b. Subjek belajar Subjek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen utama karena peranannya sebagai subjek sekaligus objek. Sebagai subjek karena peserta didik adalah individu yang melakukan proses belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar. Untuk itu dari pihak siswa diperlukan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Partisipasif aktif subyek belajar dalam proses pembelajaran antara lain dipengaruhi oleh kemampuan yang telah dimilikinya hubungan dengan materi yang akan dipelajari. c. Materi pelajaran Materi pelajaran merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran, karena materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran. Materi pelajaran yang komprehensif, terorganisir secara sistematis dan dideskripsikan dengan jelas akan berpengaruh juga terhadap intensitas proses pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 d. Strategi pembelajaran Strategi pembelajaran menjadi pola umum dalam mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penerapan strategi pembelajaran guru perlu memilih model-model yang tepat, metode yang sesuai dan teknikteknik mengajar yang menunjang pelaksanaan. Untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat seorang guru perlu mempertimbangkan akan tujuan, karakteristik siswa, materi pelajaran dan sebagainya agar strategi pembelajaran tersebut dapat berfungsi secara maksimal. e. Media pembelajaran Media pembelajaran adalah alat/wahana yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. Sebagai salah satu komponen system pembelajaran berfungsi sebagai peningkatan peranan strategi pembelajaran. Sebab media pembelajaran disamping komponen waktu dan metode mengajar. Media digunakan dalam kegiatan instruksional antara lain karena: 1) Media dapat memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi dapat dilihat dengan jelas; 2) Dapat menyajikan benda yang jauh dari subyek belajar; dan 3) Menyajikan peristiwa yang komplek, rumit, dan berlangsung cepat menjadi sistematik dan sederhana sehingga mudah diikuti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 f. Penunjang Komponen penunjang yang dimaksud dalam system pembelajaran adalah fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran, dan semacamnya. Komponen penunjang berfungsi memperlancar, melengkapi dan mempermudah terjadinya proses pemebelajaran. Sehingga sebagai salah satu komponen pemeblajaran g. Evaluasi Evaluasi diartikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk menentukan sejauh mana tujuan pengajaran dicapai oleh para siswa. Dalam pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. guru perlu memperhatikan, memilih, dan memanfaatkanya. C. Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Pembelajaran Matematika Menurut pendapat Rahayu (2007: 2) pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan belajar matematika dan pembelajaran harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika. Nickson (dalam Hudojo, 2005: 20) menyatakan bahwa pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivistik adalah membantu siswa untuk membangun konsep-konsep matematika dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep itu terbangun kembali. Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya yang terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam memelajari matematika (Suyitno, 2004: 2). Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses pembelajaran yang membantu siswa untuk membangun konsep-konsep matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep itu terbangun kembali 2. Proses Pembelajaran Matematika Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak didik dalam kegiatan pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994: 79) bahwa ada tiga tahapan yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran yaitu persiapan/perencanaan, pelaksanaan, dan tahap penilaian/evaluasi. Begitu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 pula dengan proses pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru melalui tiga tahap tersebut yaitu seperti dibawah ini: a. Perencanaan Pembelajaran Perencanaan merupakan proses pemikiran terencana sebagai dasar untuk melakukan kegiatan di masa mendatang. Perencanaan pembelajaran perlu dilakukan untuk mengoordinasikan komponen pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, media, sumber dan evaluasi. Pada tahap persiapan atau perencanaan ini seorang guru harus mempunyai persiapan sebelum proses pembelajaran berlangsung agar proses pembelajaran yang dilaksanakan tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien dan dapat diberikan sesuai dengan waktu yang tersedia. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994: 80) bahwa agar proses pembelajaran yang dilakukan antara guru dan murid dapat berjalan secara efektif dan efisien seyogyanya guru memperhatikan hal-hal yaitu 1) Tujuan pengajaran; 2) Ruang lingkup dan urutan bahan yang diberikan; 3) Sarana dan fasilitas pendidikan yang dimiliki; 4) Jumlah anak didik yang akan mengikuti pengajaran; 5) Waktu jam pelajaran yang tersedia; dan 6) Sumber bahan penagajaran yang bisa digunakan dan sebagainya. Seorang guru yang akan mengajarkan pelajaran harus memikirkan hal-hal apa yang harus dilakukan serta menuangkannya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 secara tertulis dalam perencanaan pembelajaran yang dimulai dengan merumuskan program tahunan, program semester, analisis materi pelajaran, pengembangan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, program remedial dan program pengayaan. Kemudian merumuskan bahan pelajaran yang akan diajarkan. Bahan pelajaran tersebut harus diatur agar memberi motivasi pada siswa untuk aktif dalam belajar. Setelah proses pembelajaran ditetapkan dan diurutkan secara sistematis sehingga memberi peluang adanya kegiatan belajar bersama atau perorangan. Penggunaan alat bantu dan metode mengajar diusahakan dan dipilih oleh guru agar menumbuhkan semangat siswa. Perumusan perencanaan pembelajaran yang terakhir tentang penilaian yang terdiri dari sejumlah pertanyaan yang problematis, sehingga menuntut siswa untuk berpikir secara optimal dan jika perlu diberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan di kelas atau di rumah. b. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan tahapan yang kedua dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dalam melaksanakan pengajaran hendaknya guru bepedoman pada persiapan yang dibuat dalam bentuk perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan anak didik serta bahan pelajaran sebagai perantara. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran ini peranan guru merupakan pengendali. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 Pada prinsipnya pelaksanaan pengajaran berpegang pada yang tertuang dalam perencanaan, namun situasi yang dihadapi guru dalam melaksanakan pengajaran mempunyai pengaruh besar terhadap situasi yang dihadapi. Di samping itu guru harus melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran ada tiga tahapan yang harus dilakukan guru, yaitu tahap pra instruksional, tahap instruksional dan tahap evaluasi atau tindak lanjut. 1) Tahap Awal (Tahap pra instruksional) yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai sesuatu proses belajar mengajar; 2) Tahap Inti (Tahap instruksional), yaitu tahap penyampaian pelajaran atau tahap inti. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan tugas bagi seorang guru dalam menyalurkan ilmu pengetahuan; dan 3) Tahap Akhir (Tahap evaluasi atau tindak lanjut) yaitu tahap yang bertujuan untuk mengatahui tingkat keberhasilan siswa pada tahap sebelumnya, yaitu pada tahap instruksional. c. Tahap penilaian/evaluasi Menurut Muhibbin Syah (2003: 141) bahwa evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Dalam kegiatan evaluasi ini, yang harus dilaksanakan guru adalah sebagai berikut. 1) Melaksanakan penilaian akhir dan mengkaji hasil penelitian. 2) Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan alternatif kegiatan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 3) Mengalihkan proses-proses pembelajaran dengan menjelaskan atau memberi bahan materi pokok yang akan dibahas pada pada pelajaran berikutnya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses pembelajaran matematika adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran matematika. D. Pendidikan Karakter Pada Proses Pembelajaran Matematika 1. Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika Mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada setiap mata pelajaran degan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai pada peserta didik akan pentingnya pendidikan karakter, sehingga diharapkan setiap peserta didik mampu menginternalisasikan nilai-nilai itu ke dalam tingkah laku seharihari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran matematika tetap harus berlandaskan pada nilai-nilai universal. Melalui kegiatan pembelajaran ini, guru dapat mengembangkan nilai-nilai karakter PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 seperti jujur, demokrasi, bertanggungjawab, mandiri, disiplin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tau dan sebagainya. Menurut Zubaedi (2012: 296) pengintegrasian nilai-nilai pendidikan karakter dapat ditempuh dengan langkah-langkah berikut: a. Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya; b. Menggunakan nilai-nilai budaya dan karakter yang memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan; c. Mencantumkan nilai-nilai budaya dan karakter itu ke dalam silabus; d. Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam RPP; e. Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai; f. Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku. Berbagai upaya dapat dilakukan oleh guru matematika untuk mengembangkan nilai-nilai karakter tersebut. Guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang mendukung terlaksananya pendidikan karakter, salah satunya adalah dengan pembelajaran siswaaktif. Melalui PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 pembelajaran siswa yang aktif diharapkan berkembangnya nilai-nilai karakter seperti disiplin, tanggungjawab, rasa ingin tahu, kreatif dan lainlain. Penanaman karakter ini dilakukan secara terus menerus sehingga diharapkan menjadi suatu kebiasaan. 2. Proses Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Di antara prinsip-prinsip yang dapat diadopsi dalam membuat perencanaan pembelajaran (merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus, RPP, dan bahan ajar), melaksanakan proses pembelajaran, dan evaluasi adalah prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang selama ini telah diperkenalkan kepada guru. Berikut diuraikan prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual dan pelaksanaan pembelajaran dengan integrasi pendidikan karakter pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 1. Perencanaan Pembelajaran Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun. Baik silabus, RPP, dan bahan ajar dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya berwawasan pendidikan karakter. Cara yang mudah untuk membuat silabus, RPP, dan bahan ajar yang berwawasan pendidikan karakter adalah dengan mengadaptasi silabus, RPP, dan bahan ajar yang telah dibuat/ada dengan menambahkan/mengadaptasi kegiatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 pembelajaran yang bersifat memfasilitasi dikenalnya nilai-nilai, disadarinya pentingnya nilai-nilai, dan diinternalisasinya nilai-nilai. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilainilai karakter yang ditargetkan. Kegiatan pendahuluan, berdasarkan Standar Proses, pada kegiatan pendahuluan, guru harus: 1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; 2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan 4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Kegiatan inti, Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007, kegiatan inti pembelajaran terbagi atas tiga tahap, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pada tahap eksplorasi peserta didik difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan mengembangkan sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada tahap elaborasi, peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatankegiatan pembelajaran lainnya sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih luas dan dalam. Pada tahap konfirmasi, peserta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 didik memperoleh umpan balik atas kebenaran dan kelayakan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh siswa. Kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup, guru: 1) membuat rangkuman/simpulan pelajaran; 2) Melakukan penilaian; 3). Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran dan 4) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 3. Evaluasi Pencapaian Belajar Teknik-teknik penilaian yang dimaksud dengan bentuk-bentuk instrumen yang dapat dikembangkan oleh guru antara lain tes tertulis, teslisan, penilaian tugas,penilaian diri dan lain sebagainya. Di antara teknik-teknik penilaian tersebut, beberapa dapat digunakan untuk menilai pencapaian peserta didik baik dalam hal pencapaian akademik maupun kepribadian. Teknik-teknik tersebut terutama observasi (dengan lembar observasi/lembar pengamatan), penilaian diri (dengan lembar penilaian diri/kuesioner), dan penilaian antarteman (lembar penilaian antar teman). Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika dapat terlihat pada tahap perencanaan yaitu dalam Silabus dan RPP, tahap pelaksanaan yaitu pada saat pembelajaran berlangsung dikelas dan pada tahap evaluasi dengan mengikutkan penilaian tentang kepribadian dan perilaku siswa yang mencerminkan nilai-nilai karakter. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 E. Kerangka Berfikir Pendidikan karakter merupakan usaha yang dilakukan guru untuk membantu siswa dalam menanamkan nilai-nilai karakter. Penanaman pendidikan karakter oleh guru dapat ditunjukkan dengan memberikan keteladanan yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Nilai-nilai karakter yang dapat ditunjukkan oleh guru misalnya datang tepat waktu (disiplin waktu), bekerja keras, sopan, jujur dan lain sebagainya. Sedangkan nilai-nilai karakter siswa dapat dilihat dari berbagai kegiatan siswa misalnya ketika guru memerintahkan siswa mengerjakan soal, siswa terlihat bekerja keras untuk memecahkan soal tersebut. Ketika ada tugas pekerjaan rumah, jika siswa lupa mengerjakan atau mengalami kesulitan maka akan berkata jujur kepada guru. Proses penerapan dan penanaman pendidikan karakter sama dengan proses pendidikan pada umumnya yang dapat berjalan efektif jika didukung oleh semua komponen yang ada. Menurut Nasution dalam Djamarah (2002: 142) komponen-komponen belajar terdiri dari: 1) komponen input yaitu pribadi siswa yang memiliki raw input, diantaranya minat, motivasi, kebiasaan. 2) komponen instrumental input yang berupa masukan atau fasilitas yang menunjang diantaranya berupa alat, sarana, media, metode, guru dan 3) komponen enviromental input yang berupa unsur lingkungan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Enviromental Input Lingkungan sekolah Raw Input Learning Teaching Output Minat Process (Hasil Belajar) Motivasi (Proses KBM) Nilai karakter Kebiasaan Instrumental Input Sarana (alat/ media) Metode mengajar Materi/ Kurikulum Guru Komponen raw input (masukan mentah) merupakan faktor yang memengaruhi proses pembelajaran dalam hal ini adalah siswa. Siswa dinilai memiliki kemampuan awal (entry behavior) baik berupa minat, motivasi dan kebiasaan. Learning teaching process merupakan cara berlangsungnya belajar dan segala hal yang memengaruhi proses pembelajaran. Selain raw input ada faktor lain yang menunjang yaitu instrumental input dan enviromental input. Instrumental input yaitu berupa sarana dan prasarana, media, metode mengajar, guru. Arikunto (2006) juga menambahkan materi/kurikulum ke PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 dalam instrumental input. Sedangkan enviromental input berupa faktor lingkungan yaitu lingkungan sekolah. Ketiga komponen tersebut, diolah dalam proses pembelajaran dengan harapan akan menghasilkan output dengan kualifikasi tertentu yaitu hasil belajar siswa. Hasil belajar yang diharapkan dalam penelitian ini adalah adanya nilai-nilai karakter yang muncul setelah adanya penanaman karakter pada siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Nilai-nilai karakter yang diharapkan akan muncul pada proses kegiatan pembelajaran menurut Kemendiknas (2010: 9-10), diantaranya adalah religius, kejujuran, teloransi, disiplin, demokratis, teliti, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu dan tanggung jawab. Begitu pula dalam proses pembelajaran matematika di kelas X SMA N 10 Yogyakarta, diharapkan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut akan dapat ditanamkan oleh guru dengan baik. F. Hasil-hasil Penelitian Lain yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Drs. Sucipto (2013). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan model pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Sidoarjo dan mengetahui hasil dari pendidikan tersebut. Penelitian ini bersifat ex post facto, dengan menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, angket, dan wawancara. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa model pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Sidoarjo menggunakan pendekatan komprehensif, yaitu pendidikan karakter yang diintegrasikan ke dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 semua kegiatan di sekolah baik kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Model pendidikan tersebut mampu membangun karakter religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, menghargai prestasi, cinta damai, peduli sosial, dan tanggung jawab peserta didik dengan baik. Karakter yang ditanamkan di sekolah masih melekat kuat pada diri peserta didik sampai mereka menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dan berada di tengahtengah masyarakat. Pendidikan karakter ternyata juga mampu meningkatan prestasi belajar di bidang akademik. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa ketaatan menjalankan ibadah berpengaruh terhadap kesabaran, sopan santun, kejujuran, kerajinan dan ketekunan, sikap pantang menyerah, kemandirian, serta tanggung jawab. Sikap dan perilaku jujur berpengaruh terhadap kuatnya komitmen seseorang. Sikap menghargai prestasi, mau mengakui dan menghargai keberhasilan orang lain berpengaruh pada kreativitas seseorang. Sikap dan perilaku sabar, sopan santun, dan menghargai orang lain yang berbeda agama berpengaruh terhadap karakter cinta damai dan kepedulian sosial 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ma’unah (2014). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pendidikan karakter pada pembelajaran matematika dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah guru matematika dan siswa SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Teknik pengumpulan data PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 menggunakan metode angket, observasi, catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi. Validitas data dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian adalah (1) Penerapan pendidikan karakter pada perencaaan pembelajaran matematika dapat dilihat dalam penyusunan silabus dan RPP yang berkarakter. Presentase nilai karakter yang sudah diterapkan sebanyak 22.23%, (2) penerapan pendidikan karakter pada pelaksanaan pembelajaran matematika ditanamkan melalui kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Nilai- nilai karakter yang dapat diterapkan meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, demokratis, gemar membaca dan tanggung jawab, (3) penerapan pendidikan karakter pada evaluasi pembelajaran matematika dengan cara mengadakan post tes/ ulangan harian. Nilai- nilai karakter yang dapat diterapkan meliputi disiplin, jujur, mandiri, kerja keras, toleransi, menghargai prestasi, demokratis dan kreatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2009: 4) yang dimaksud “penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”. Adapun alasan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif adalah karena dalam penelitian ini data yang dihasilkan berupa data deskriptif yang diperoleh dari data-data berupa tulisan, kata-kata dan dokumen yang berasal dari sumber atau informan yang diteliti dan dapat dipercaya. Penelitian ini melihat realitas sosial di lapangan mengenai Pendidikan Karakter Pada Proses Pembelajaran Matematika Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. B. Fokus Penelitian Fokus dalam penelitian ini adalah; 1. Bagaimana keterlaksanaan penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta? 2. Bagaimana pendidikan karakter diterapkan dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta? 3. Bagaimanakah proses integrasi pendidikan karakter dengan pembelajaran Matematika kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta? 41 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 C. Subjek Penelitian Subjek penelitian dari penelitian ini adalah SMA Negeri 10 Yogyakarta. Peneliti memilih SMA N 10 Yogyakarta sebagai tempat penelitian karena sekolah tersebut yang sedang melaksanakan pendidikan karakter sejak 4 tahun terakhir ini serta membangun karakter pada budaya sekolah. SMA N 10 Yogyakarta juga menerapkan pengintegrasian pendidikan karakter dalam proses pembelajaran termasuk pada mata pelajaran matematika. D. Jenis dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Sumber data primer Sumber data yang diperoleh dari lapangan. Data ini diperoleh melalui wawancara dengan responden maupun informan. Informan pada penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru Matematika dan Siswa Kelas X di SMA Negeri 10 Yogyakarta. 2. Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data dari buku yang terkait dan dokumen-dokumen dari sekolah yang berupa RPP dan Silabus. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut 1. Wawancara (interview) Wawancara ini diadakan secara langsung kepada pihak–pihak yang terkait dengan pendidikan karakter pada proses pembelajaran matematika kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta serta para pihak yang berkompeten untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 menyampaikan informasi yang diperlukan kepada peneliti. Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada Kepala Sekolah, Guru Matematika dan Siswa kelas X SMA N 10 Yogyakarta. 2. Pengamatan (Observasi) Dalam penelitian ini, peneliti hanya sebagai pengamat biasa yang melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas X dan kondisi lingkungan sekolah SMA Negeri 10 Yogyakarta. 3. Dokumentasi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa buku-buku kumpulan silabus, dokumen RPP, serta sumber lain berupa tabel nilai-nilai karakter yang ada di setiap kelas di SMA N 10 Yogyakarta guna untuk memperoleh informasi tentang pendidikan karakter. F. Instrumen Penelitian Berdasarkan teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi. 1. Pedoman Wawancara Penelitian ini menggunakan wawancara terpimpin sehingga diperlukan pedoman wawancara yang terperinci. Pedoman wawancara terdiri dari wawancara dengan kepala sekolah, guru matematika dan siswa kelas X yang berisi daftar pertanyaan mengenai pendidikan karakter dan pelaksanaannya. Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam menyusun pedoman wawancara adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 a. Menganalisis setiap variabel yang hendak diteliti kemudian mengembangkannya menjadi indikator-indikator. b. Menyusun kisi-kisi instrumen sebagai pedoman dalam merumuskan item instrumen. Kisi-kisi tersebut mencakup ruang lingkup materi variabel penelitian, jenis-jenis pertanyaan, serta banyaknya pertanyaan. Dalam kisi-kisi dimuat indikator dari setiap variabel yaitu tentang latar belakang, tujuan, persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi pendidikan karakter. c. Menyusun item pertanyaan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Peneliti membuat lebih dari jumlah pertanyaan yang ditetapakan, atau pertanyaan cadangan. Setiap item pertanyaan yang telah dibuat, jawaban atau gambaran yang diinginkan dari pertanyaan tersebut juga dibuat oleh peneliti. d. Melakukan validasi expert. Dalam hal ini peneliti berkonsultasi guna perbaikan isi dan pembahasan, menghilangkan instrumen yang tidak sesuai atau diganti dengan instrumen yang baru. Tabel 3.1 Kisi Kisi Pedoman Wawancara No 1 Informan Kepala Sekolah Indikator 1. Latar belakang pelaksanaan pendidikan karakter. 2. Tujuan pelaksanaan pendidikan karakter. 3. Persiapan sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter. 4. Pelaksanaan dan kendala dalam menerapkan pendidikan karakter di kelas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 5. Evaluasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. 2 Guru Matematika 1. Pengetahuan guru terhadap pendidikan karakter. 2. Tujuan pelaksanaan pendidikan karakter. 3. Persiapan sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter. 4. Sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran dengan menerapkan pendidikan karakter. 5. Kondisi pembelajaran dalam kelas. 6. Evaluasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran matematika 3 Siswa 1. Pengetahuan siswa terhadap pendidikan karakter. 2. Kondisi pembelajaran dalam kelas. 3. Pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendidikan karakter. 4. Kendala proses pembelajaran yang menerapkan pendidikan karakter. 2. Pedoman Observasi Pedoman observasi digunakan untuk melihat secara langsung kejadian di lapangan. Pedoman observasi ini juga berwujud daftar kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa ketika pembelajaran dikelas yang disertai keterangan nilai karakter yang terkait. Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam menyusun pedoman observasi adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 a. Menganalisis setiap variabel yang hendak diteliti kemudian mengembangkannya menjadi indikator-indikator. b. Menyusun item pengamatan berdasarkan indikator. Setiap item pengamatan diberikan disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran di dalam RPP guru yang bersangkutan. c. Melakukan validasi expert. Dalam hal ini peneliti berkonsultasi guna perbaikan isi dan pembahasan, menghilangkan instrumen yang tidak sesuai atau diganti dengan instrumen yang baru. Tabel 3.2 Kisi Kisi Pedoman Observasi Kegiatan Nilai No Guru 1 Siswa Guru memberikan salam kepada siswa dan perkenalan. 2 Guru mengajak siswa untuk berdoa dengan dipimpin ketua kelas. 3 Guru mempersilakan siswa untuk mempersiapkan diri dalam pembelajaran. 4 Guru mengingatkan siswa tentang materi yang sebelumnya telah diajarkan. 5 Guru bersama siswa menghitung jarak titik dan bidang pada bangun ruang. 6 Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan siswa secara Karakter PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 berkelompok. 7 Guru mengajak siswa bersama– sama membahas soal latihan yang sudah dikerjakan. 8 Guru menanyakan kepada siswa apakah ada yang masih belum paham. 9 Guru menanggapi pertanyaan siswa dengan baik. 10 Guru mengajak merangkum siswa bersama–sama tentang materi yang telah di pelajari. 11 Guru mengingatkan siswa untuk belajar mempersiapkan materi pertemuan selanjutnya. 12 Guru mengajak siswa untuk berdoa mengakhiri pembelajaran. 3. Pedoman Dokumentasi Dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini adalah silabus, RPP, dan dokumen pendukung lainnya yang digunakan subjek dalam proses pembelajaran khususnya yang terkait dengan pendidikan karakter. Langkahlangkah yang ditempuh peneliti dalam menyusun instrumen penelitian adalah sebagai berikut: a. Menganalisis setiap variabel yang hendak mengembangkannya menjadi indikator-indikator. diteliti kemudian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 b. Menyusun sasaran dokumentasi yang akan digunakan sebagai acuan dokumentasi. c. Melakukan validasi expert. Dalam hal ini peneliti berkonsultasi guna perbaikan isi dan pembahasan, menghilangkan instrumen yang tidak sesuai atau diganti dengan instrumen yang baru. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Dokumentasi No Indikator Sasaran 1 Profil Sekolah Dokumen Profil Sekolah 2 Sarana dan Prasarana Sekolah Dokumen Profil Sekolah 3 Pelaksanaan Pembelajaran Silabus, RPP 4 Perencanaan Pendidikan Karakter RPP 5 Pelaksanaan Pendidikan Karakter RPP 6 Evaluasi Pendidikan Karakter RPP G. Keabsahan Data Untuk mengabsahkan data diperlukan teknik pemeriksaan data. Teknik keabsahan data atau biasa disebut validitas data didasarkan pada ”empat kriteria yaitu kepercayaan, keterlatihan, ketergantungan, dan kepastian” (Moleong, 2004 : 324). Teknik yang digunakan untuk menetapkan keabsahan data dalam penelitian dilapangan salah satunya adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2004: 330). Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Teknik triangulasi yang digunakan oleh peneliti adalah teknik triangulasi sumber. Proses triangulasi sumber yang dilakukan peneliti adalah melalui 3 sumber data yaitu data hasil wawancara, data hasil observasi dan data hasil dokumentasi. Langkah pertama adalah membandingkan hasil wawancara dari kepala sekolah, guru dan siswa dengan hasil pengamatan di lingkungan SMA Negeri 10 Yogyakarta serta pengamatan di dalam kelas ketika pembelajaran Matematika. Langkah ke dua adalah membandingkan hasil wawancara antara informan satu dengan informan lain misalnya informasi dari guru peneliti bandingkan dengan keterangan dari kepala sekolah dan siswa. Langkah ketiga adalah membandingkan data hasil wawancara dengan isi dokumen yang dimiliki oleh SMA Negeri 10 Yogyakarta misalnya keterangan dari guru bahwa nilai-nilai karakter di sisipkan dalam RPP dan silabus maka peneliti melihat dokumen (RPP dan Silabus) untuk menguji kebenaran tersebut. H. Tekhnik Analisis Data Proses analisis data dimulai dengan menelaah semua yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya” (Moleong, 1990: 190). Setelah data sudah terkumpul cukup diadakan penyajian data lagi yang susunannya dibuat secara sistematik sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 kesimpulan akhir dapat dilakukan berdasarkan data tersebut. Pengolahan data dilakukan dalam empat tahap yaitu: 1. Pengumpulan Data Peneliti mencatat semua data wawancara dan observasi secara objektif dan apa adanya sesuai dengan yang terjadi di lapangan berdasarkan instrumen yang telah disusun sebelumnya serta perkembangannya menyesuaikan dengan kebutuhan penelitian. 2. Reduksi Data Peneliti merangkum hasil observasi dan wawancara berdasarkan indikator yang telah disusun sebelumnya. Hasil rangkuman tersebut kemudian dideskripsikan kembali dengan dipandu rumusan masalah yang hendak dijawab. Data yang tidak sesuai dan tidak berpengaruh terhadap hasil penelitian akan dihilangkan. 3. Penyajian Data Peneliti menyajikan data dalam bentuk deskripsi lengkap berdasarkan data yang telah direduksi. Peneliti menyajikan data dengan 3 bagian sesuai dengan rumusan masalah yang akan dijawab. Analisis dari 3 bagian tersebut disajikan selanjutnya dengan kesimpulan pada setiap bagiannya. 4. Pengambilan Keputusan atau Verifikasi Peneliti menarik kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh dari data yang diperoleh dan sudah dianalisis. Kesimpulan lalu diverifikasi sudahkah menjadi jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi data hasil wawancara dalam penelitian ini adalah sumber data primer yang akan dianalisis. Pemilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan imformasi lengkap dan akurat. Informan yang bertindak sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat, yang akan menjadi informan narasumber (key informan) dalam penelitian ini adalah Guru Matematika kelas X sebagai informan utama, Kepala Sekolah, dan 4 siswa kelas X sebagai informan pendukung yang dipilih 2 laki-laki dan 2 perempuan dengan jenjang prestasi berbeda. Berdasarkan hasil penelitian dari lapangan atau informan, maka berikut ini ada data temuan di lapangan yang diperoleh dari wawancara dan observasi. 1. Keterlaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Karakter Dalam Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta Berdasar pada wawancara yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa guru mata pelajaran Matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta telah melaksanakan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Pelaksanaan tersebut telah berlangsung sebelum diberlakukannya Kurikulum 2013 yang notabene lebih mengacu pada pendidikan karakter. Pelaksanaan yang dilakukan guru dengan cara mengaitkan nilai karakter dengan materi dan diterapkan melalui metode atau pendekatan. 51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 Nilai karakter yang menjadi pedoman SMA Negeri 10 Yogyakarta untuk mendidik siswa agar menjadi insan yang mulia dipaparkan oleh kepala sekolah sebagai berikut: “Salah satu indikator untuk menuju kepada tercapainya visi SMA N 10 Yogyakarta adalah memiliki karakter yang baik. Nah, karakter apa sajakah yang ingin dicapai oleh SMA N 10 Yogyakarta atau karakter apa saja yang harus dimiliki oleh siswa SMA N 10 Yogyakarta yang pertama adalah yang berkaitan dengan religius, yang kedua adalah jujur, yang ketiga toleran, yang keempat disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menggapai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.” (Kepala Sekolah, Lampiran 6: 1) Nilai karakter tersebut di atas adalah nilai karakter yang ingin dicapai sekolah secara komprehensif oleh semua mata pelajaran. Secara khusus untuk matematika kelas X nilai karakter yang ditanamkan oleh guru adalah sebagai berikut: “Dalam Matematika ya menurut saya selama ini macam-macam. Pastinya agama/religi, disiplin masuk kelas/tepat waktu serta menghargai guru dan siswa lain. Kemudian mengerjakan PR dirumah termasuk disiplin. Jujur, rasa ingin tau tinggi dan percaya diri saat menjawab soal. Saya sebagai guru sangat ingin anak-anak memiliki tanggungjawab yang tinggi, teliti serta kreatif dalam mengerjakan soal, ketika dia merasa sulit mereka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 harus berusaha secara maksimal atau dengan kata lain karakter yang saya tanamkan adalah sikap tanggungjawab.” (Guru Matematika, Lampiran 7: 4) Hasil wawancara tersebut didukung dengan pengamatan dan analisis dokumen. Melalui hasil pengamatan ditunjukkan bahwa guru yang diamati telah melaksanakan pendidikan karakter dalam pembelajaran juga dengan berbagai metode. Begitu juga dengan hasil analisis dokumen yang menunjukkan bahwa guru telah mencantumkan nilai karakter dalam silabus, RPP, dan dokumen lainnya. Dokumen lainnya yang dimaksud adalah dokumen guru selain silabus dan RPP yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan karakter pada peserta didik yang berwujud penilaian otentik, seperti catatan harian tentang sikap dan perilaku peserta didik, serta lembar penilaian diri peserta didik. Berikut adalah tabulasi hasil pengamatan pembelajaran yang menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Pelaksanaan pendidikan karakter pada tabel di bawah dilihat dari kolom kegiatan guru, namun keterlaksanaan penanaman nilai-nilai karakter tersebut diketahui dari kolom kegiatan siswa. Penanaman nilainilai karakter terlaksana dengan baik apabila siswa melakukan kegiatan sesuai dengan arahan guru, sebaliknya pelaksanaan nilai-nilai karakter tidak terlaksana dengan baik ketika siswa tidak melakukan kegiatan sesuai arahan guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 Tabel 4.1 Data Observasi I Pembelajaran Matematika Kelas XE SMA Negeri 10 Yogyakarta Kegiatan Nilai No 1 2 Guru Siswa Karakter Guru memberikan salam kepada Siswa memberi salam Menghargai siswa dan perkenalan. kepada Guru. . Guru mengajak siswa untuk Siswa berdoa. Religius. Siswa mempersiapkan diri Tanggungja untuk mempersiapkan diri dalam dan peralatan wab. pembelajaran. pembelajaran. berdoa dengan dipimpin ketua kelas. 3 4 Guru Guru mempersilakan mengingatkan siswa siswa tentang materi yang sebelumnya telah diajarkan. 5 Guru menuntut - tentang materi sebelumnya. siswa teliti dalam menghitung jarak titik dan bidang pada bangun ruang. 6 Siswa membuka catatan Siswa menghitung jarak Teliti. titik dan bidang pada bangun ruang. Guru memberikan soal latihan Siswa mengerjakan soal Kerjasama, untuk dikerjakan siswa secara secara berkelompok. Kreatif. berkelompok. 7 Guru mengajak siswa bersama– Siswa maju ke depan kelas sama membahas soal latihan Tanggungja mengerjakan latihan soal. wab. Guru menanyakan kepada siswa Siswa bertanya tentang - apakah ada yang masih belum materi yang belum yang sudah dikerjakan. 8 paham. dipahami. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 9 Guru menanggapi pertanyaan Siswa memperhatikan dan siswa dengan baik. 10 Guru mencatat. mengajak merangkum - siswa bersama–sama Siswa merangkum materi Kerjasama. yang telah dipelajari tentang materi yang telah di pelajari. 11 Guru mengingatkan siswa untuk Siswa memperhatikan Tanggungja belajar mempersiapkan materi Guru. wab. Siswa berdoa dengan Religius. pertemuan selanjutnya. 12 Guru mengajak siswa untuk berdoa mengakhiri dipimpin oleh ketua kelas. pembelajaran. Tabel 4.2 Data Observasi II Pembelajaran Matematika Kelas XE SMA Negeri 10 Yogyakarta Kegiatan Nilai No 1 2 Guru Siswa Karakter Guru memberikan salam kepada Siswa memberi salam Menghargai siswa dan perkenalan. kepada Guru Guru mengajak siswa untuk Siswa berdoa Religius Siswa mempersiapkan diri Tanggungja untuk mempersiapkan diri dalam dan peralatan wab. pembelajaran. pembelajaran berdoa dengan dipimpin ketua kelas. 3 4 Guru Guru mempersilakan mengingatkan siswa siswa Siswa membuka catatan tentang materi yang sebelumnya tentang materi sebelumnya - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 telah diajarkan. 5 Guru menuntut siswa teliti dalam menggambar sudut antara dua garis dalam bangun ruang. 6 Siswa menggambar sudut Teliti. antara dua garis dalam bangun ruang. Guru memberikan soal latihan Siswa mengerjakan soal Kerjasama, untuk dikerjakan siswa secara secara berkelompok. Kreatif. siswa Siswa melakukan Percaya hasil presentasi. diri, Kreatif Guru mempersilakan siswa yang Siswa menanggapi Rasa Ingin lain memberikan tanggapan dari presentasi. Tahu. Siswa memperhatikan dan - berkelompok. 7 Guru mempersilakan mempresentasikan pekerjaannya dengan percaya diri dan kreatif. 8 presentasi kelompok. 9 Guru memberikan umpan balik dari hasil presentasi siswa. 10 Guru mengajak merangkum mencatat. siswa bersama–sama Siswa merangkum materi - yang telah dipelajari tentang materi yang telah di pelajari. 11 Guru memberikan PR kepada Siswa mencatat PR yang Tanggungja lanjut diberikan oleh Guru. wab. Guru mengajak siswa untuk Siswa berdoa dengan Religius. siswa sebagai tindak pembelajaran. 12 berdoa mengakhiri dipimpin oleh ketua kelas. pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan data di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam pembelajaran matematika terkait dengan wawancara dengan kepala sekolah dan guru matematika serta pengamatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 yang dilakukan dua kali dalam materi dimensi tiga, guru sudah menyisipkan nilai karakter kepada siswa. Berdasarkan hasil observasi I dan observasi II, guru telah melaksanakan proses pembelajaran matematika di dalam kelas sesuai RPP dan silabus yang sudah dirancang sebelumnya. Berdasarkan wawancara, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta terlaksana pada nilai-nilai sebagai berikut religius, disiplin, tanggungjawab, teliti, kreatif, menghargai, rasa ingin tahu, percaya diri. 2. Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta Penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta dilaksanakan secara integratif. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah seperti di bawah ini: “Pada prinsipnya penerapan dari pendidikan karakter itu sendiri dilakukan secara integratif dengan mata pelajaran. Artinya setiap guru harus memasukan ke dalam RPP dan silabus, karakter apa sajakah yang ingin dicapai pada proses pembelajaran, termasuk pada pelajaran matematika kelas X.” (Kepala Sekolah, Lampiran 6: 5) Pengintegrasian dalam kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru dalam pengarahan Kepala Sekolah, sesuai dengan yang dipaparkan Kepala Sekolah juga oleh Guru Matematika seperti berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 “Strateginya ada 4, yang pertama dan yang sudah pasti yaitu dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter yang telah dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP. Yang kedua dengan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan seharihari di sekolah. Yang selanjutnya dengan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan misalnya ekstrakurikuler dan kegiatan keagamaan. Dan yang terakhir dengan membangun dan menjaga komunikasi serta kerjasama antara sekolah dengan orang tua peserta didik, jadi agar pelaksanaanya tidak seetengahsetengah dan hasilnya juga maksimal.” (Kepala Sekolah, Lampiran 6: 10) “Sebagai guru itu yang terpenting adalah memberikan keteladanan kepada siswa. Siswa akan mudah menerima sebuah nilai apabila dia melihat langsung yang dicontohkan oleh orang yang dipanutinya. Teguran atau nasehat juga harus selalu diberikan agar siswa selalu ingat akan nilai karakter yang seharusnya dia amalkan. Pengkondisian lingkungan, penyediaan tempat sampah, jam dinding, slogan-slogan mengenai karakter yang mudah dibaca oleh siswa, dan aturan/tata tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat yang strategis. Sekolah juga sudah melakukan kegiatan rutin seperti setiap pagi sebelum kegiatan belajar dimulai didahului dengan menyayikan lagu Indonesia Raya dan lagu Padamu Negeri saat mau pulang. Sebelum dan setelah belajar, siswa juga dibiasakan untuk berdoa, mengucapkan salam bila bertemu dengan guru atau siswa lain.” (Guru Matematika, Lampiran 7: 5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 Guru Matematika di SMA Negeri 10 Yogyakarta menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran dan menerapkan nilai-nilai karakter dalam perilaku sehari-hari. Guru Matematika menyisipkan nilainilai karakter yang ingin ditanamkan kepada siswa dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga ketika mengajar dikelas guru dapat langsung fokus terhadap nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai karakter selain diterapkan dalam pembelajaran, berdasarkan observasi peneliti guru Matematika juga menerapkan nilai-nilai karakter dalam keseharian misalnya guru masuk kelas tepat waktu hingga guru menpersiapkan materi pelajaran dengan sungguh-sungguh. Pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Negeri 10 Yogyakarta juga melibatkan siswa. Berdasarkan hasil wawancara penelitian maka dapat diketahui bahwa siswa mempraktekkan nilai-nilai karakter dalam berperilaku. Misalnya, siswa tidak mencontek, masuk kelas tepat waktu, teliti dan percata diri dalam mengerjakan soal matematika yang sulit serta mau bekerjasama dalam kelompok. Disamping hal tersebut di atas, berdasarkan hasil pengamatan dan analisis dokumen, peneliti mengindikasikan ketidakselarasan antara keduanya. Nilai karakter yang tercantum dalam RPP terkadang tidak ditemukan dalam pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran berlangsung. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya, nilai karakter yang ditemukan dalam pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran berlangsung tidak tercantum dalam RPP. Menurut guru yang bersangkutan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 dalam wawancara subjek mengaku tidak merasa terdapat kendala secara signifikan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran yang diampunya. Hal ini ditambah dengan pernyataan subjek yang menganggap bahwa peserta didik di SMA N 10 Yogyakarta memiliki nilai kesopanan yang tinggi sehingga subjek tidak mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Kendala justru dihadapi pada tingkat keberhasilan implementasi nilai karakter kepada peserta didik setelah pembelajaran usai. Apakah peserta didik benar-benar dapat mempertahankan sikapnya seperti saat mengikuti pembelajaran atau justru berlaku sebaliknya di luar pembelajaran. Berdasar kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter seperti yang disebutkan dalam wawancara mengenai berhasil atau tidaknya implementasi pendidikan karakter, guru melakukan upaya, seperti setiap kali sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran, guru selalu mengingatkan lagi nilai karakter yang terkandung selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peserta didik diharapkan dapat menerapkannya juga setelah pembelajaran usai. Selain itu, guru berkoordinasi dengan guru yang lain serta seluruh warga sekolah untuk selalu memberi contoh karakter baik selama di dalam dan di luar lingkungan sekolah. Di samping koordinasi tersebut, pihak sekolah memasang beberapa poster mengenai pendidikan karakter dan juga memberikan jadwal khusus untuk memperdalam ilmu agama bagi peserta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 didik setiap hari Jumat pada jam pertama selama 15 menit. Dengan demikian, subjek mengaku kendala tersebut dapat teratasi. Berdasarkan hasil penelitian baik melalui wawancara maupun observasi maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidikan karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta diterapkan dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter yang telah dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP dalam pelaksanaanya menggunakan berbagai strategi. 3. Proses Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Matematika Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta Pada penelitian ini pendidikan karakter yang ditanamkan dibatasi hanya pada mata pelajaran Matematika kelas X. Pada mata pelajaran Matematika ini dalam proses pembelajarannya disisipkan nilai-nilai pembentuk karakter, pendidikan karakter juga bukan suatu mata pelajaran tersendiri dan tidak ada kurikulum tersendiri yang harus diajarkan tetapi merupakan suatu nilai yang harus ditanamkan disetiap mata pelajaran. Pernyataan tersebut diperkuat hasil wawancara kepala sekolah: “Pendidikan karakter ditanamkan melalui setiap mata pelajaran meskipun menurut saya tidak cukup hanya disisipkan saja tapi perlu waktu tersendiri sehingga penanaman dan pengembangan karakter siswa bisa terfokuskan”. (Kepala Sekolah, Lampiran 6: 13) Data yang dipaparkan pada penelitian ini meliputi cara-cara yang dipilih oleh guru dalam proses pembelajaran untuk memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 pengalaman belajar kepada siswa. Oleh karena itu, deskripsi data temuan pada penelitian ini terkait dengan cara-cara guru dalam a) perencanaan pembelajaran, b) pelaksanaan pembelajaran dan c) evaluasi pembelajaran. a. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran Persiapan mengajar pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan. Dalam mengembangkan persiapan mengajar guru setidaknya harus melakukan tiga hal yaitu: 1) mengidentifikasikan dan mengelompokkan kompetensi yang akan dicapai setelah proses pembelajaran, 2) mengembangkan materi standar dan 3) merencanakan penilaian. Langkah konkret yang harus dilakukan guru dalam melakukan persiapan pembelajaran dalam mengidentifikasikan dan mengelompokkan kompetensi yang akan dicapai setelah proses pembelajaran adalah menyusun silabus, mengembangkan materi standar dengan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, dilanjutkan dengan merencanakan penilaian. Hasil penelitian di SMA N 10 Yogyakarta menunjukkan bahwa pada saat perencanaan pembelajaran guru matematika menyusun perangkat pembelajaran khususnya Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara bersama-sama. Kemudian masing-masing guru menyesuaikan kondisi kelas masing-masing dengan mengadakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 perubahan seperlunya RPP yang telah disusun bersama, seperti dikemukanan oleh informan pada saat wawancara seperti di bawah ini: “Persiapan sudah jauh-jauh hari dengan membuat Silabus dan RPP yang didalamnya sudah ada nilai-nilai karakter”. (Kepala Sekolah, Lampiran 6: 7) Berdasarkan wawancara dan observasi maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa perencanaan penerapan pendidikan karakter pada proses pembelajaran dilakukan oleh guru matematika dengan merencanakan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang disisipkan nilai-nilai pembentuk karakter. b. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran Pelaksanaan pendidikan karakter yang dilakukan dalam proses pembelajaran matematika di kelas dilakukan oleh guru terlihat pada kegiatan-kegiatan guru seperti pada apersepsi, pemilihan media dan metode pembelajaran. Apersepsi pembelajaran merupakan langkah utama untuk mengarahkan perhatian siswa pada awal pembelajaran. Dengan apersepsi diharapkan konsentrasi siswa siap memulai pembelajaran tidak memikirkan hal-hal di luar materi. Apersepsi yang dilakukan oleh guru SMA N 10 Yogyakarta adalah dengan mengulang sekilas materi sebelumnya, menanyakan kepada siswa apabila masih ada bagian yang belum dipahami ataupun membahas pekerjaan rumah. Penggunaan media pembelajaran oleh guru Matematika berdasarkan observasi peneliti adalah sangat bermacam-macam. Media PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di kelas X pada materi ruang dimensi tiga memiliki peranan cukup luas yaitu media komunikasi, alat bantu mengajar dan sumber belajar dengan tingkatan berbeda untuk tiap media. media pembelajaran yang dipergunakan guru untuk menyampaikan materi ruang dimensi tiga adalah media utama berupa papan tulis, serta benda apa saja yang ada di kelas misalnya, kotak kapur, ataupun kerangka kubus berbentuk dadu, ruangan bisa dimisalkan kubus atau balok, kotak kapur, untuk menggambarkan garis bisa digunakan benda bolpoint. “Media yang dipakai guru biasanya tergantung materinya sih, misalnya kemarin pada saat materi ruang dimensi tiga guru memperlihatkan kotak kapur, bolpoin, penggaris, dadu sebagai contoh agar mudah kami pahami”. (Siswa 2, Lampiran 9: 7) “Sebelumnya kan guru pasti menjelaskan materi dengan ceramah, abis itu biasanya kita mengerjakan soal-soal dengan kelompok terus sebelum pelajaran berakhir dikasih PR”. (Siswa 1, Lampiran 8: 6). Hasil observasi di kelas didapatkan bahwa metode ceramah masih sangat dominan dalam menyampaikan materi matematika, khususnya bangun ruang. Ceramah dipandang metode yang efektif untuk menyampaikan materi di kelas yang siswanya banyak. Dari observasi dokumen RPP ditemukan juga bahwa metode ceramah selalu dicantumkan. Selain metode ceramah dalam Rencana Pelaksanaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 Pembelajaran (RPP) guru matematika menggunakan metode pembelajaran berupa, Tanya jawab, Diskusi kelompok dan Penugasan. Setelah mengadakan melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar maka dalam mengakhiri pelajaran guru matematika yang mengajar kelas X di SMA N 10 Yogyakarta adalah 1) memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada bagian yang belum dipahami pada hari itu; 2) guru bersama siswa membuat kesimpulan materi; dan 3) memberikan soal untuk dikerjakan di rumah dalam rangka memantapkan pemahaman materi yang telah dipelajari. Berdasarkan wawancara dan observasi maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa untuk pelaksanakan pendidikan karakter, proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan apersepsi, kemudian guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai, memilih metode pembelajaran matematika diantaranya adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, selanjutnya guru mengakhiri pelajaran dengan membuat kesimpulan dan memberikan tugas. c. Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Implementasi dari pengertian ini maka setiap kali guru mengadakan penilaian harus mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai komentar yang mendidik. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. “Tujuan evaluasi menurut saya ada 3. Pertama, untuk mengetahui sejauhmana peserta didik dalam mencapai indikator-indikator pembelajaran. Kedua, mengetahui sejauhmana peserta didik menguasai materi yang diajarkan dan yang ketiga adalah untuk mengetahui indikator-indikator mana yang sudah tercapai dan yang belum tercapai. Dan juga untuk mengetahui kemajuan anak dan perkembangan anak”. (Guru Matematika, Lampiran 7: 28) Pendidikan karakter melalui proses pembelajaran Matematika dikelas X SMA N 10 Yogyakarta oleh guru dievaluasi secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan keberhasilan penanaman/pengembangan karakter siswa serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. “Saya melakukan evaluasi setiap saat dan terus menerus tidak hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas/ diluar lingkungan sekolah. Saya memantau bagaimana kerjasamanya ketika mengerjakan tugas kelompok, toleransi kepada siswa lain atau kepada guru bagus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 atau tidak, perilaku siswa ketika jam istirahat dan ketika pulang sekolah”. (Guru Matematika, Lampiran 7: 26) Kegiatan evaluasi yang dilakukan secara berkelanjutan dilakukan guna memperoleh informasi tentang kemajuan siswa dalam pembelajaran Matematika. Dari kegiatan evaluasi pertama biasanya guru akan melakukan tindak lanjut sebagaimana diungkakan dalam wawancara dibawah ini: “Misalnya anak yang memperoleh nilai 75 berarti sudah mencapai KKM terus saya lihat pencapaian nilai tersebut dengan pendidikan karakter bagaimana. Jadi ada sinkronisasi nilai dengan karakter yang ditunjukkan siswa”. (Guru Matematika, Lampiran 7: 29) Pernyataan oleh guru matematika di atas, menunjukkan bahwa ada hubungan antara evaluasi guru terhadap hasil belajar matematika yang dicapai siswa dengan nilai-nilai karakter yang telah ditanamkan. Contoh di atas yaitu siswa memperoleh nilai 75 atau telah mencapai KKM, penilaian guru matematika tersebut di dasarkan juga pada nilainilai karakter yang tercermin pada perilaku siswa. Hal ini berarti bahwa penilaian guru selain berdasarkan nilai hasil ulangan matematika juga berdasarkan nilai-nilai karakter yang ditunjukkan oleh siswa. “Kalau ada anak yang malas, nilainya turun biasanya saya kasih pengayaan. Mendekati anak untuk mengobrol sehingga saya tahu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 penyebab permasalahan yang sedang dihadapi anak”. (Guru Matematika, Lampiran 7: 24) Guru Matematika yang mengajar di kelas X mengadakan ulangan setelah selesai satu bab. Hasil ulangan dikembalikan kepada siswa setelah dikoreksi sekitar 4 atau 5 hari. Hasil ulangan dikomentari secara umum di depan kelas agar menjadi pembelajaran siswa yang lain. Beberapa siswa yang memiliki nilai dibawah KKM diberi pengayaan dan pendekatan lebih intensif agar dapat memperoleh nilai sama atau lebih tinggi degan teman-temannya yang lain pada ulangan berikutnya. Evaluasi atau penilaian yang dilakukan oleh guru Matematika terhadap pelajaran Matematika tidak hanya berdasarkan nilai hasil ulangan saja namun juga berdasarkan nilai-nilai karakter yang dimiliki siswa. Guru Matematika melakukan evaluasi/penilaian yang mengintegrasikan hasil ulangan dengan pendidikan karakter yaitu melalui aspek-aspek penilaian yang terdiri dari: aspek kompleksitas, daya dukung, image siswa, proses pembelajaran, keaktifan siswa dan kepribadian siswa. Aspek nilai karakter seperti kejujuran dan kepercayaan diri dalam mengerjakan soal/ulangan harian/semesteran juga akan diperhitungkan dalam penilaian siswa. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa evaluasi yang dilaksanakan oleh guru Matematika di kelas X PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 tidak hanya terbatas pada hasil ulangan saja melainkan adanya penilaian terhadap nilai-nilai karakter yang di tunjukkan siswa. B. Analisis Hasil Penelitian 1. Keterlaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Karakter Dalam Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta Pembelajaran matematika di SMA Negeri 10 Yogyakarta mengambil alih beberapa nilai karakter yang dapat diimplementasikan oleh nilai-nilai karakter dalam matematika sendiri. Nilai tersebut disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan dan dikaitkan dengan metode dan pendekatan yang digunakan. Nilai karakter yang diimplementasikan tersebut sebelumnya juga dipilih dan disesuaikan dengan kompetensi serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu, juga ada beberapa nilai karakter yang spontan dikaitkan dengan pembelajaran sesuai dengan situasi dalam kelas atau lingkungan. Beberapa nilai tersebut adalah religius, disiplin, tanggungjawab, teliti, kreatif, jujur, menghargai, rasa ingin tahu, percaya diri. Religius merupakan suatu nilai karakter mengenai sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Dalam implementasinya pada pembelajaran, setiap kali memulai dan mengakhiri pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk senantiasa berdoa dan bersyukur kepada Tuhan. Guru tidak secara spesifik menyebutkan Tuhan yang dianut agama A ataupun B. Akan tetapi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 Tuhan dalam artian umum sebagai wujud toleransi dengan kepercayaan yang dianut oleh peserta didik yang lain. Hal ini juga sekaligus mengajarkan kepada peserta didik untuk tetap menjaga kerukunan antar umat beragama. Disiplin merupakan suatu tindakan tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang harus dilaksanakannya. Wujud implementasi nilai karakter disiplin yang dilakukan guru berkaitan dengan pengerjaan latian soal adalah setiap peserta didik harus menyelesaikan latihan soal maupun saat dalam kelompok dengan tepat waktu sesuai dengan yang telah disepakati. Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk patuh pada kesepakatan yang telah dibuatnya. Tanggungjawab adalah suatu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya) negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kaitannya dengan kegiatan di dalam kelas, implementasi nilai karakter tanggung jawab ini dilakukan guru dengan cara menganjurkan peserta didik agar selalu bertanggung jawab atas setiap soal yang dikerjakannya, baik saat berkelompok atau individu termasuk ulangan harian. Contoh konkritnya, ketika peserta didik diminta mempertanggungjawabkan soal yang telah dikerjakan dengan menjelaskan di depan kelas apa bagaimana langkah-langkah penyelesaiannya. Teliti adalah sikap cermat dan seksama dalam mengerjakan sesuatu dan penuh perhatian serta hati-hati sehingga akan meminimalisasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 kesalahan. Dalam implementasinya, teliti sangat terkait dengan matematika. Saat siswa diajak untuk memahami materi siswa harus teliti agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dan dapat sungguh-sungguh paham. Guru mengajak siswa teliti saat mengerjakan soal melalui langkah demi langkah, sehingga siswa terbiasa untuk tidak ceroboh atau membuat kesalahan karena karakter ini sangat penting dalam matematika. Kreatif adalah berpikir untuk menghasilkan suatu cara atau produk baru dari apa yang telah dimilikinya. Nilai karakter kreatif diimplementasikan guru dalam pembelajaran dengan selalu menstimulasi siswa untuk dapat menyelesaikan tugasnya tersebut berdasar pada kemampuan yang dimiliki peserta didik. Contoh secara konkritnya, peserta didik ketika diberikan tugas oleh guru untuk menyelesaikan soal baru yang materinya sudah dijelaskan sebelumnya, peserta didik dituntut untuk kreatif dalam memecahkan masalah matematika. Peserta didik dituntut untuk memunculkan ide-ide kreatif dan tidak hanya sekedar menunggu guru atau teman lain membahas soal tersebut di depan kelas. Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada kebenaran, menghindari perilaku yang salah, serta menjadikan dirinya menjadi orang yang selalu dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Guru membangun karakter jujur pada peserta didiknya melalui penugasan. Berdasar pada pengamatan, contoh konkrit dalam implementasinya melalui penugasan, baik individu atau kelompok, peserta didik dalam mengerjakan tugas tersebut dilarang melakukan plagiasi. Saat ada materi yang belum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 dipahami, peserta didik diharapkan untuk jujur menyampaikan yang belum dipahami dan tidak pura-pura mengerti. Hal tersebut demi pemahaman peserta didik sendiri, apabila peserta didik tidak jujur akan merugikan dirinya sendiri dan membuat guru tidak dapat mengukur kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Menghargai berarti suatu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain. Dalam kaitannya dengan forum diskusi, peserta didik diminta untuk dapat menghargai pemikiran yang disampaikan peserta didik lain dalam kelompok tersebut. Sedikit berbeda dengan forum presentasi, dalam mengimplementasikan nilai karakter menghargai, guru selalu mengajak peserta didik untuk selalu menyimak peserta didik yang sedang melakukan presentasi dan juga mengajak peserta didik untuk memberikan tepuk tangan ketika presentasi tersebut telah selesai. Selain itu, guru juga memberikan penilaian tersendiri bagi peserta didiknya yang berani mempresentasikan hasil kerjanya secara individu tanpa ditunjuk. Penilaian tersebut berupa nilai tambah. Rasa ingin tahu berarti suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui apa yang dipelajarinya secara lebih mendalam dan meluas dalam berbagai aspek terkait. Mengenai implementasinya, dalam kegiatan apersepsi guru selalu mengajak peserta didik untuk melakukan tanya jawab dengan guru mengenai isu terkini yang terkait dengan materi pembelajaran. Selain itu juga guru menstimulasi peserta didik agar selalu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 berani bertanya apabila ada materi yang dirasa tidak dimengerti atau belum paham. Percaya diri berarti sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya. Guru membangun karakter percaya diri kepada peserta didik dengan menuntut peserta didik berani maju ke depan untuk menyampaikan hasil kerjanya. Peserta didik juga dibiasakan untuk bertanya serta menyampaikan pendapat saat terjadi kesalahan materi atau kesalahan pembahasan soal. Berdasarkan hasil penelitian baik melalui wawancara maupun observasi maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta terlaksana pada nilai-nilai sebagai berikut 1) Religius, 2) Disiplin, 3) Tanggungjawab, 4) Teliti, 5) Kreatif, 6) Jujur, 7) Menghargai, 8) Rasa Ingin Tahu, dan 9) Percaya Diri. 2. Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta Pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta dilaksanakan secara terintegrasi. Dalam hal ini mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran matenatika adalah menyisipkan dan menyusun nilai-nilai karakter ke dalam RPP dan serta mempersiapkan materi pendukung agar dapat menanamkan nilai karakter tersebut kepada anak didik. Pengintegrasian pendidikan karakter tersebut juga disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta lingkungan selama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 proses belajar berlangsung. Nilai-nilai dasar karakter dapat dikembangkan menjadi lebih banyak atau lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah. Setiap materi pembelajaran terdapat penanaman nilai karakter yang berbeda sesuai dengan yang telah disebutkan di atas. Nilai karakter yang diimplementasikan sebelumnya dipilih dan disesuaikan dengan kompetensi serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam mengimplementasikan pendidikan karakter, strategi guru berperan penting dalam keberhasilan pendidikan karakter ini. Beberapa strategi yang tepat digunakan dalam melaksanakan pendidikan karakter adalah sebagai berikut: a. Keteladanan, kegiatan pemberian contoh/teladan ini bisa dilakukan oleh kepala sekolah, guru, atau staf administrasi di sekolah yang dapat dijadikan model bagi peserta didik. Peserta didik yang mendapat contoh lansung atas nilai-nilai karakter yang didapatkan diharapkan bisa mengikuti dan menanamkan ke dalam diri bahwa nilai tersebut perlu untuk dilaksanakan. b. Teguran dan nasehat, guru perlu menegur peserta didik yang melakukan perilaku buruk dan mengingatkannya agar mengamalkan nilai-nilai yang baik sehingga guru dapat membantu mengubah tingkah laku mereka. c. Pengkondisian lingkungan, ketika suasana sekolah dikondisikan sedemikian rupa dengan penyediaan sarana fisik dan akan selalu ditemui oleh peserta didik, secara tidak sadar akan terekam dalam otak peserta didik. Contoh dari kegiatan ini adalah penyediaan tempat sampah, jam dinding, slogan-slogan mengenai budi pekerti yang mudah dibaca oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 peserta didik, aturan tata tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat yang strategis sehingga setiap peserta didik mudah membacanya. d. Kegiatan rutin, dalam hal ini kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus-menerus dan konsisten setiap saat. Dengan pembiasaan seperti ini peserta didik dapat dengan mudah mengamalkan nilai-nilai karakter yang didapatkan dalam pembelajaran matematika. Contoh kegiatan ini adalah berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam kepada guru, mengacungkan tangan ketika hendak bertanya/menjawab, menghargai orang lain ketika sedang berbicara, dan mengerjakan soal dengan jujur dan teliti. Pendidikan karakter memang telah diterapkan dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. Akan tetapi, hal tersebut tidak dapat dijadikan indikasi bahwa dalam pelaksanaannya tidak ditemukan kendala atau ketidaksempurnaan. Kendala implementasi pendidikan karakter merupakan hambatan yang ditemui guru dalam mengimpelementasikan pendidikan karakter selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis dokumen yang dilakukan, terjadi ketidakselarasan antara keduanya. Nilai karakter yang tercantum dalam RPP terkadang tidak ditemukan dalam pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran berlangsung. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya, nilai karakter yang ditemukan dalam pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran berlangsung, tidak tercantum dalam RPP. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Permasalahan tidak ditemukannya nilai karakter yang sebenarnya tercantum pada RPP ketika pengamatan ataupun sebaliknya, sebenarnya dapat ditarik beberapa kemungkinan yang memang dialami oleh guru. Beberapa kemungkinan tersebut antara lain sebagai berikut. a. Guru lupa dengan nilai karakter yang seharusnya diimplementasikankan dalam pembelajaran sesuai dengan RPP. b. Guru tidak dapat mengimplementasikan nilai karakter tertentu yang terdapat dalam RPP karena situasi atau kondisi peserta didik dan juga lingkungan kelas yang tidak mendukung. c. Guru memang sengaja tidak menyampaikan nilai karakter yang tercantum dalam RPP karena pada pelaksanaannya ternyata kurang tepat. d. Guru sengaja menambahkan nilai karakter yang tidak tercantum dalam RPP ke dalam pembelajaran yang berlangsung karena situasi dan kondisinya memungkinkan untuk menyampaikan nilai karakter tersebut. Bertolak dari kemungkinan-kemungkinan tersebut, yang dilakukan guru tentunya itulah otoritas seorang guru di dalam kelas. Hal tersebut karena guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam proses belajar mengajar, memiliki ruang untuk dikondisikan dan diarahkan, yaitu ruang kelas tempat guru dan murid-muridnya berinteraksi. Beralih pada kendala yang ditemukan dalam wawancara, guru yang bersangkutan mengaku tidak merasa terdapat kendala secara signifikan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran yang diampunya. Hal ini ditambah dengan pernyataan subjek yang menganggap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 bahwa peserta didik di SMA Negeri 10 Yogyakarta memiliki nilai kesopanan yang tinggi sehingga subjek tidak mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Akan tetapi, kendala justru dihadapi pada tingkat keberhasilan implementasi nilai karakter kepada peserta didik setelah pembelajaran usai. Apakah peserta didik benarbenar dapat mempertahankan sikapnya seperti saat mengikuti pembelajaran atau justru berlaku sebaliknya di luar pembelajaran. Berdasar pada wawancara yang dilakukan, kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter adalah mengenai tingkat keberhasilan implementasi nilai karakter kepada peserta didik setelah pembelajaran usai. Melalui wawancara tersebut, guru mengaku telah melakukan upaya untuk mengatasi hal itu, seperti setiap kali sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran, guru selalu mengingatkan lagi nilai karakter yang terkandung selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peserta didik diharapkan dapat menerapkannya juga setelah pembelajaran usai. Upaya yang dilakukan guru tersebut didukung dengan hasil pengamatan yang juga menunjukkan hal yang sama. Selain itu, guru juga berkoordinasi dengan guru yang lain serta seluruh warga sekolah untuk selalu memberi contoh karakter baik selama di dalam dan di luar lingkungan sekolah. Di samping koordinasi tersebut, pihak sekolah juga memasang beberapa poster mengenai pendidikan karakter dan juga memberikan jadwal khusus untuk memperdalam ilmu agama bagi peserta didik setiap hari Jumat pada jam pertama selama 15 menit. Dari beberapa upaya yang dilakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 itu, guru dapat dikatakan telah menerapkan prinsip pendidikan karakter yang sebelumnya telah disebutkan bahwa pendidikan karakter memang akan lebih efektif dan efisien kalau dikerjakan melalui kerjasama seluruh warga sekolah termasuk guru dan kultur sekolah itu sendiri serta orang tua peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian baik melalui wawancara maupun observasi maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidikan karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta diterapkan dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter yang telah dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP. Strategi yang dilakukan guru agar pendidikan karakter dapat ditanamkan dengan baik adalah memberikan teladan kepada peserta didik, memberikan teguran/nasehat kepada peserta didik, mengondisikan lingkungan pembelajaran peserta didik, dan melakukan kegiatan karakter secara rutin untuk peserta didik. 3. Proses Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Matematika Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta Mata palajaran Matematika mempunyai nilai-nilai karakter tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri siswa. Hal ini disebabkan oleh adanya keutamaan fokus dari mata pelajaran Matematika yang tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda dengan matapelajaran lain. Pada prinsipnya, pengembangan budaya dan karakter bangsa secara terintegrasi kedalam mata pelajaran Matematika. Hal ini terlihat pada isi kurikulum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang didalamnya ada ruang khusus untuk pendidikan karakter, yaitu melalui pengembangan diri. Oleh Karena itu guru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 matematika di SMA N 10 Yogyakarta mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter kedalam KTSP. Proses pembelajaran Matematika yang menerapkan pendidikan karakter berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat mengetahui bahwa ada kekuatan didalamnya. Kekuatan tersebut terlihat pada proses pembelajaran Matematika yaitu pada saat guru Matematika menerapkan model pembelajaran kooperatif/ kerjasama. Model pebelajaran tersebut terintegrasi nilai karakter yaitu mengembangkan nilai kerjasama, toleransi, etika dalam berbeda pendapat, pantang menyerah, bekerja keras, menghargai pendapat orang lain, keberanian mempresentasikan hasil kelompok, yang termuat didalamnya pengembangan keterampilan mengomunikasikan pendapat. Kekuatan lain pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pembelajaran Matematika adalah adanya tuntutan kepada guru Matematika untuk memberikan teladan kepada siswa. Guru Matematika terlihat berusaha menampilkan nilai-nilai karakter dalam perilakunya seperti disiplin, bersemangat, kerja keras, keterbuakaan, adil, toleran dan bertanggung jawab sehingga banyak siswakelas X yang mengidolakan dan meniru perilaku gurunyatersebut. Dengan melakukan hal tersebut penerapan pendidikan karakter yang terinegrasi dengan pembelajaran Matematika tentunya akan lebih berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan pendidikan karakter. Proses pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pembelajaran matematika di kelas X SMA N 10 Yogyakarta, melalui hasil wawancara yang telah diungkapkah dalam gambaran hasil penelitian maka dapat peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 simpulkan bahwa prosesnya dilakukan dalam 3 tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. a. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran Perencanaan pendidikan karakter dilakukan dua kali yaitu 1) perencanaan oleh sekolah atau SMA N 10 Yogyakarta dan 2) perencanaan yang dilakukan oleh guru. Perencanaan tersebut sangat penting untuk mewujudkan keberhasilan dalam penanaman pendidikan karakter di SMA N 10 Yogyakarta. Perencanaan pendidikan karakter oleh sekolah berdasarkan wawancara tersebut diterapkan dan diimplementasikan dalam bentuk kurikulum yang memuat nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan. Pihak sekolah melalui kepala sekolah juga mengintruksikan agar seluruh guru termasuk guru matematika membuat atau memodifikasi Silabus dan RPP dengan nilai-nilai karakter yang relevan. Perencanaan pendidikan karakter yang kedua yaitu dilakukan oleh guru Matematika. Melalui perencanaan pembelajaran yang baik, guru matematika lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan memudahkan siswa belajar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh guru matematika SMA N 10 Yogyakarta dalam menyusun perangkat pembelajaran khususnya Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dilakukan secara bersamasama pada awal tahun pelajaran. Masing-masing guru menyesuaikan kondisi kelas masing-masing dengan mengadakan perubahan seperlunya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 dari RPP yang telah disusun bersama. RPP yang telah disusun sesuai dengan panduan pengembangan RPP yang dikeluarkan oleh Depdiknas. Hasil penelitian di SMA N 10 Yogyakarta menunjukkan bahwa pada saat penyusunan perencanaan pembelajaran (RPP), guru matematika menyusun perangkat pembelajaran khususnya Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Hasil observasi dokumentasi, perencanaan pembelajaran matematika disusun oleh guru matematika kelas X khususnya pada materi ruang dimensi tiga meliputi sebagai berikut: 1) Identitas Mata Pelajaran (meliputi: nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester) 2) Standar Kompetensi 3) Kompetensi Dassar 4) Indikator 5) Alokasi Waktu 6) Tujuan Pembelajaran 7) Materi Ajar (Ruang dimensi tiga jarak dan sudut pada ruang dimensi tiga) 8) Metode Pembelajaran (Ceramah, Diskusi kelompok, tanya jawab, inkuiri dan penugasan) 9) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran a) Pendahuluan (Apersepsi, Motivasi) b) Kegiatan inti c) Penutup (merangkum, melakukan refleksi dan memberi PR) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 10) Alat dan Sumber Belajar (alat: papan tulis, penggaris; Sumber: buku paket, handout, LKS). 11) Penilaian (Teknik: Kuis dan tugas individu, tugas kelompok, ulangan harian; Bentuk instrumen: pertanyaan lisan, tes uraian). Secara keseluruhan baik dari pembuatan RPP maupun silabus, peneliti juga melakukan observasi terhadap aspek-aspek dalam perencanaan pembelajaran kooperatif yang dilakukan oleh guru matematika yaitu meliputi: 1) Merumuskan indikator kompetensi siswa (menjabarkan kompetensi dasar). 2) Menentukan cara mencapai tujuan pembelajaran kooperatif. 3) Menentukan langkah-langkah dalam mencapai tujuan pembelajaran kooperatif. 4) Merencanakan alokasi waktu pada kegiatan yang digunakan. 5) Menentukan model pengelompokkan siswa dalam pelaksanaan kegiatan. 6) Menentukan media pembelajaran dalam mencapai tujuan. 7) Menentukan alat penilaian pada pembelajaran koopertif. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di atas sesuai dengan panduan penyusunan RPP yang dikeluarkan oleh Depdiknas. Sehingga RPP yang baik minimal memuat komponen-komponen di atas. Langkah konkret yang dilakukan oleh guru SMA N 10 Yogyakarta dalam melakukan perencanaan pembelajaran, mengidentifikasikan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 mengelompokkan kompetensi yang akan dicapai setelah proses pembelajaran adalah menyusun silabus, mengembangkan materi standar dengan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, dilanjutkan dengan merencanakan penilaian. Perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Pada tahap perencanaan dilakukan analisis SK/KD, pengembangan silabus, penyusunan RPP, dan penyiapan bahan ajar. Analisis SK/KD dilakukan untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang secara substansi dapat diintegrasikan pada SK/KD yang bersangkutan. Perlu dicatat bahwa identifikasi nilai-nilai karakter ini tidak dimaksudkan untuk membatasi nilai-nilai yang dapat dikembangkan pada pembelajaran SK/KD yang bersangkutan. Pengembangan silabus yang dilakukan oleh Guru Matematika SMA N 10 Yogyakarta yaitu dengan merevisi silabus yang telah dikembangkan dengan menambah komponen karekater yang akan ditanamkan kepada siswa. Guru Matematika akan memilih nilai-nilai karakter yang hendak diintegrasikan dalam pembelajaran Matematikadi kelas. Setelah itu, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan/atau teknik penilaian, diadaptasi atau dirumuskan ulang menyesuaikan karakter yang hendak dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian di SMA N 10 Yogyakarta bahwa sebagaimana langkah-langkah pengembangan silabus, penyusunan RPP dalam rangka pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 matematika dilakukan dengan cara merevisi RPP yang telah ada. Pertama, rumusan tujuan pembelajaran direvisi atau diadaptasi. Revisi atau adaptasi tujuan pembelajaran dapat dilakukan oleh guru matematika SMA N 10 Yogyakarta dengan dua cara, yaitu: (1) rumusan tujuan pembelajaran yang telah ada direvisi hingga satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotorik, tetapi juga karakter, dan (2) ditambah tujuan pembelajaran yang khusus dirumuskan untuk karakter. Kedua, pendekatan dan metode pembelajaran diubah (bila diperlukan) agar pendekatan/metode yang dipilih selain memfasilitasi peserta didik mencapai pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan, juga dapat mengembangkan karakter. Pendekatan yang dipilih oleh guru matematika pada saat penelitian adalah metode kooperatif karena dianggap dapat mengembangkan karakter siswa seperti bekerja sama, pantang menyerah, rasa ingin tau tinggi dan lain sebagainya. Ketiga, langkah-langkah pembelajaran direvisi. Kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam setiap langkah/tahap pembelajaran (pendahuluan, inti, dan penutup), direvisi dan/atau ditambah agar sebagian atau seluruh kegiatan pembelajaran pada setiap tahapan memfasilitasi peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan dan mengembangkan karakter. Keempat, bagian penilaian direvisi. Revisi dilakukan dengan cara mengubah dan/atau menambah teknik-teknik penilaian yang telah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 dirumuskan. Teknik-teknik penilaian dipilih sehingga secara keseluruhan teknik-teknik tersebut mengukur pencapaian peserta didik dalam kompetensi dan karakter. Di antara teknik-teknik penilaian yang dapat dipakai untuk mengetahui perkembangan karakter adalah observasi, penilaian antar teman, dan penilaian diri sendiri. Nilai dinyatakan secara kualitatif misalnya ada siswa yang memperlihatkan rasa ingin tahu terhadap pelajaran yang sedang diterangkan oleh guru atau siswa yang masuk kelas dengan tepat waktu sehingga guru dapat memberikan nilai-nilai tertentu secara kualitatif. Kelima, bahan ajar disiapkan. Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatankegiatan pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan adaptasi yang berarti. Guru di SMA N 10 Yogyakarta khususnya guru matematika kelas X menyiapkan Lembar kerja (LK) jauhjauh hari agar bisadikerjakan siswa secara berkelompok. Dari data-data yang peneliti temukan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa perencanaan penerapan pendidikan karakter pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika yaitu berupa perencanaan silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang disisipkan nilai-nilai pembentuk karakter. b. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 Pelaksanaan pembelajaran dilakukan suatu tindakan yang dapat menghasilkan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran yang berupa pembelajaran menjadi lebih efektif, siswa menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Jenis tindakan beserta kelengkapannya yang telah direncanakan dengan baik oleh guru, maka guru tinggal melaksanakan rencana yang telah ditetapkan. Berdasarkan observasi dikelas pada pelajaran matematika SMAN 10 Yogyakarta, proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan apersepsi, pemilihan media dan metode pembelajaran sertalangkah dalam mengakhiri pembelajaran. Pendahuluan dan Apersepsi Sebelum menjelaskan materi yang akan disampaikan, terlebih dahulu guru Matamatika SMA N 10 Yogyakarta mengondisikan mental dengan berdoa untuk menarik perhatian siswa pada materi yang akan dipelajari yaitu ruang dimensi tiga serta mengajarkan nilai religius. Apersepsi pembelajaran merupakan langkah utama untuk mengarahkan perhatian siswa pada awal pembelajaran. Dengan apersepsi diharapkan siswa bisa konsentrasi dan termotivasi untuk belajar lebih giat. Langkah yang dilakukan oleh guru matematika SMA N 10 Yogyakarta dalam melakukan apersepsi adalah menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran ataupun kegunaan materi bagi kehidupan atau pengembangan ilmu lainnya untuk materi baru. Penyampaian tujuan pembelajaran yang jelas dapat membuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 siswa paham terhadap tujuan yang akan dicapai. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Hal ini akan dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Kegiatan tersebut akan menumbuhkan sikap menghargai dan tanggungjawab kepada siswa. Untuk materi pelajaran yang melanjutkan materi sebelumnya, guru melakukan apersepsi dengan mengulang sekilas materi sebelumnya, menanyakan kepada siswa apakah masih ada bagian yang belum dipahami ataupun membahas pekerjaan rumah. Dengan demikian siswa dapat menyiapkan diri secara menyeluruh untuk memelajari materi pelajaran berikutnya. Media Pembelajaran Media yang dipergunakan dalam pembelajaran di kelas X pada materi ruang dimensi tiga memiliki peranan cukup luas yaitu sebagai media pembelajaran, media komunikasi, alat bantu mengajar dan sumber belajar dengan tingkatan berbeda untuk tiap media. Media pembelajaran yang sering dipergunakan selain media utama papan tulis adalah benda-benda sekitar bisa ruangan kelas, kotak kapur, ataupun kerangka kubus berbentuk dadu. Pada pelaksanaannya media berbasis komputer yang digunakan ada yang dibuat sendiri oleh guru, ada juga mengambil atau download dari internet. Sebetulnya media yang dibuat sendiri oleh guru lebih menguntungkan daripada mengambil internet, karena guru bisa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 menentukan animasi sesuai dengan kebutuhan. Menggunakan berbagai media pembelajaran akan menuntun siswa menjadi kreatif dan percaya diri. Metode Pembelajaran Metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran Matematika kelas X di SMA N 10 Yogyakarta, diantaranya adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, penemuan. Hasil observasi di kelas, diketahui bahwa metode ceramah masih sangat dominan dalam menyampaikan materi matematika khususnya ruang dimensi tiga. Guru menjelaskan materi dengan alat bantu komputer. Setelah selesai menjelaskan, guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok beranggotakan 4 siswa yang duduk berdekatan. Kemudian memberikan soal latihan untuk didiskusikan. Terakhir perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Demikian juga hasil observasi dokumen RPP metode ceramah, selalu dicantumkan. Sedang hasil wawancara, ditemukan bahwa metode yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran, pertamatama dijelaskan dengan ceramah kemudian siswa diberi suatu kasus untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan ke depan kelas, lalu diberi soal. Metode penemuan atau inkuiri hasil observasi terhadap dokumen RPP, dicantumkan dan dijabarkan dalam proses pembelajaran. Pada awal pembahasan materi, siswa diminta berkelompok kemudian berdiskusi membahas tentang jarak dan sudut dalam ruang. Hasil kelompok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 dipresentasikan oleh salah satu perwakilan kelompok kemudian kelompok lain menanggapi. Akhir dari presentasi dan diskusi guru memberikan simpulan akhir tentang pengertian jarak dalam ruang dan sudut dalam ruang. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan soal-soal untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap materi dimaksud. Namun dalam pelaksanaan, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa dalam proses pembelajaran, langkah-langkah tersebut jarang dilakukan. Metode ceramah yang paling dominan, kemudian metode diskusi dalam menyelesaikan soal-soal yang bertujuan untuk mendalami materi yang telah disampaikan. Jadi, guru dalam pembelajaran tidak terlepas dari metode ceramah, guru merasa mengajar apabila melakukan pembelajaran dengan menyampaikan materi di depan kelas. Diskusi yang dilakukan belum memelajari materi baru, namun diskusi masih sebatas mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Diskusi dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru bertujuan supaya siswa bisa menguasai materi yang telah diberikan dan bisa menumbuhkan kerjasama antar siswa. Berbagai metode pembelajaran yang digunakan oleh guru bertujuan agar siswa mampu melaksanakan nilai percaya diri, disiplin, teliti, kreatif, jujur, dan mempunyai rasa ingin tahu. Mengakhiri Pelajaran Hasil pemaparan dalam mengakhiri pelajaran matematika di kelas X guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya bagian yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 belum dipahami. Siswa bisa bertanya langsung di kelas, atau bertanya secara individual di ruang guru. Apabila sudah tidak ada yang ditanyakan, guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari pada hari itu. Dalam standar proses pada bagian kegiatan penutup hal-hal yang dilakukan guru antara lain 1) bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, 2) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, 3) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, 4) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya agar peserta didik bertanggungjawab. Kesimpulan yang dibuat guru membuat siswa merasa lebih mudah memahami materi pelajaran. Materi yang masih berlanjut harus dipelajari siswa sebelum memelajari materi berikutnya supaya pertemuan yang akan datang dapat berkelanjutan. Untuk memantapkan penguasaan materi selain membuat kesimpulan, guru biasa memberikan soal latihan untuk dikerjakan di rumah. Jadi, apa yang dilakukan oleh guru matematika dalam mengakhiri pelajaran sesuai dengan langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam standar proses. Proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan apersepsi yaitu berdoa dan mengulang sekilas materi sebelumnya agar siswa menjadi religius dan bertanggungjawab. Penggunaan metode pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 matematika diantaranya adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, penemuan agar siswa menjadi percaya diri, disiplin, teliti, kreatif, jujur, dan mempunyai rasa ingin tahu. Guru menggunakan berbagai media pembelajaran agar siswa kreatif dan percaya diri. Langkah terakhir adalah mengakhiri pelajaran dengan membuat kesimpulan dan memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) agar siswa lebih menghargai, disiplin dan bertanggungjawab. c. Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Penilaian hasil belajar oleh guru Matematika SMA N 10 Yogyakarta dilakukan secara barkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Implementasi pengertian ini diharapkan guru dapat melakukan penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik. Mengembalikan hasil pekerjaan siswa disertai komentar yang mendidik. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. Sedangkan ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. didik setelah menyelesaikan satu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 Guru matematika SMA N 10 Yogyakarta dalam melaksanakan ulangan harian biasanya dilakukan setelah selesai satu bab yang terdiri dari beberapa kompetensi dasar. Sebelum melaksanakan ulangan siswa diberi kesempatan untuk menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Hasil pekerjaan siswa segera dikoreksi oleh guru dan dikembalikan kepada siswa. Pekerjaan yang telah dikembalikan diberi catatan-catatan kecil atau komentar tentang kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Dengan catatan ini siswa mengetahui letak kesalahannya. Di samping catatan pada pekerjaan siswa guru juga membahas kesalahan yang terjadi di kelas. Evaluasi merupakan langkah yang diambil guru untuk mengetahui keberhasilannya dalam menyampaikan materi pelajaran matematika khususnya dalam penelitian ini adalah materi ruang dimensi tiga sehingga siswa dapat memahami dan mengerjakan soal-soal latihan, dapat mengerjakan tes-tes yang diadakan oleh guru ataupun oleh sekolah. Evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh guru matematika di SMA N 10 Yogyakarta adalah evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui penilaian-penilaian berupa nilai kualitatif, yaitu nilai yang berupa kata-kata naratif selain itu guru juga memberikan nilai berupa angka-angka. Penilaian yang berupa angka merupakan penilaian wajib untuk di isikan dalam laporan hasil belajar. Penilaian guru diambil dari hasil tes setelah kegiatan pembelajaran dengan metode kooperatif berakhir. Nilai-nilai hasil belajar siswa tersebut dapat menggambarkan kemampuan siswa dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 materi pelajaran selain itu, guru juga dapat mengetahui potensi siswa terhadap pelajaran matematika. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru Matematika pada siswa kelas X SMA N 10 Yogyakarta tidak hanya berfokus pada nilai-nilai berupa angka saja, namun evaluasi juga dilakukan pada saat pembelajaran dengan metode kooperatif berlangsung. Evaluasi tersebut meliputi banyak hal termasuk mengevaluasi keaktifan siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan kemampuan siswa menerima materi pelajaran dengan adanya metode pembelajaran kooperatif. Fokus pengamatan ditekankan pada implementasi pembelajaran kooperatif terhadap kualitas pembelajaran secara menyeluruh yang meliputi: keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran yang telah digunakan yaitu metode pembelajaran kooperatif, suasana kegiatan belajar mengajar dan pencapaian hasil belajar siswa. Pada saat observasi berlangsung kegiatan peneliti adalah sebagai pemantau pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif. Guru melakukan presentasi kelas untuk memberikan materi pokok mengenai ruang dimensi tiga maupun penjelasan mengenai pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa memperhatikan presentasi yang diberikan oleh guru mengenai materi juga mengenai pelaksanaan pembelajaran kooperatif. Proses pembelajaran ini berjalan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 dengan lancar. Siswa memelajari soal latihan bersama timnya masingmasing dengan baik. Kegiatan diskusi dalam kelompok didominasi dengan saling bertukar pendapat antar anggota tim dalam mempersiapkan kuis yang akan dilaksanakan. Keaktifan siswa mengalami peningkatan, terbukti dengan siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi bertanya kepada anggota timnya yang sudah memahami materi. Selain itu siswa mulai berani bertanya dan mengeluarkan pendapat kepada guru ketika mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi. Hal ini dikarenakan suasana pembelajaran yang tidak monoton dan santai sehingga siswa berani bertanya kepada guru. Pada saat kuis berlangsung terlihat siswa sangat serius menyelesaikan soal dengan baik agar dapat menyumbangkan skor kepada timnya. Siswa juga mulai berani untuk maju menjelaskan kedepan kelas (demonstrasi) disaat kegiatan pembahasan soal latihan maupun saol kuis tanpa harus ditunjuk oleh guru. Berdasarkan hasil penelitian baik melalui wawancara maupun observasi maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru matematika dalam mengadakan evaluasi tidak terpaku pada hasil tes semester, tes tengah semester maupun hasil tes ulangan harian, namun juga mempertimbangkan bagaimana keseharian setiap anak di dalam kelas. Nilai akhir yang dimasukkan ke dalam raport siswa adalah dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Aspek kognitif dari hasil ulangan tes tertulis, aspek afektif dari keseharian siswa setiap dalam proses pembelajaran, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 sedangkan aspek psikomotor dari perilaku siswa baik didalam kelas maupun diluar kelas yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka peneliti dapat membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta terlaksana pada nilai-nilai sebagai berikut: 1) Religius, 2) Disiplin, 3) Tanggungjawab, 4) Teliti, 5) Kreatif, 6) Jujur, 7) Menghargai, 8) Rasa Ingin Tahu, dan 9) Percaya Diri. 2. Pendidikan karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta diterapkan dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada konten kurikulum yang telah dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP. Agar pendidikan karakter dapat ditanamkan dengan baik kepada siswa, guru dapat: a. memberikan teladan kepada peserta didik, b. memberikan teguran/nasehat kepada peserta didik, c. mengondisikan lingkungan pembelajaran peserta didik, d. melakukan kegiatan karakter secara rutin untuk peserta didik. 3. Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran Matematika di Kelas X SMA N 10 Yogyakarta dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dimana nilai-nilai karakter yang ditanamkan dan dikembangkan oleh guru matematika adalah 96 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 religius, disiplin, kejujuran, pantang menyerah, rasa ingin tahu yang tinggi dan tanggung jawab. a. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran Perencanaan penerapan pendidikan karakter pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika yaitu berupa perencanaan silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang disisipkan nilai-nilai pembentuk karakter yang diinginkan oleh guru. Guru sebelumnya melakukan analisis dan revisi terhadap Silabus dan RPP yang disinkronkan dengan pendidikan karakter. b. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran Proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan apersepsi yaitu berdoa dan mengulang sekilas materi sebelumnya agar siswa menjadi religius dan bertanggungjawab. Penggunaan metode pembelajaran matematika diantaranya adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, penemuan agar siswa menjadi percaya diri, disiplin, teliti, kreatif, jujur, dan mempunyai rasa ingin tahu. Guru menggunakan berbagai media pembelajaran agar siswa kreatif dan percaya diri. Langkah terakhir adalah mengakhiri pelajaran dengan membuat kesimpulan dan memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) agar siswa lebih menghargai, disiplin dan bertanggungjawab. c. Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Guru matematika dalam mengadakan evaluasi tidak terpaku pada hasil tes semester, tes tengah semester maupun hasil tes ulangan harian, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 namun juga mempertimbangkan perilaku siswa di dalam kelas. Nilai akhir yang dimasukkan ke dalam raport siswa adalah dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Aspek kognitif dari hasil ulangan tes tertulis, aspek afektif dari keseharian siswa setiap dalam proses pembelajaran, sedangkan aspek psikomotor dari perilaku siswa baik didalam kelas maupun diluar kelas yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang baik. B. Saran Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Sekolah perlu mengembangkan penilaian terhadap nilai-nilai karakter yang sudah ditanamkan dan dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran Matematika. Penilaian ini bertujuan agar guru mengetahui perkembangan perilaku untuk nilai tertentu yang telah dimiliki oleh siswa. 2. Pihak sekolah hendaknya mengembangan nilai-nilai karakter bekerja sama dengan orang tua siswa, karena bagaimanapun juga keluarga merupakan pendidikan yang utama dan pertama. Para guru dan orang tua juga harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Tujuan pendidikan karakter tidak akan tercapai apabila tidak adanya kerjasama antara seluruh komponen masyarakat. 3. Guru matematika diharapkan dapat menerapkan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika di sekolah dengan baik. Guru dapat memasukkan nilai pendidikan karakter secara by chance maupun by design dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 menggunakan pendekatan, model maupun metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan kondisi pembelajaran. 4. Semua guru diharapkan benar-benar memberikan teladan yang baik dalam bertutur, bertindak, maupun bersikap yang didukung oleh segenap warga sekolah dan masyarakat guna tercapainya keberhasilan pendidikan karakter. 5. Siswa diharapkan mampu menerapkan pendidikan karakter yang telah ditanamkan guru dalam kegiatan sehari-hari. Bukan hanya pembelajaran di kelas saja tetapi juga dilingkungan sekolah dan masyarakat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal dan Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI, Jakarta: PT Rineka Cipta. Asmani, J., M., (2011), Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogjakarta: DIVA Press. Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Fathurrohman, Pupuh. Suryana, A., Fatriany, Fenny. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama. Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: UM Press. Juhartutik, 2012. Menjadi Guru Matematika Kreatif dan Berwawasan Pendidikan Karakter. Semarang: Pendidikan Matematika Unnes. Kemendikbud. 2015. Proses Pendidikan Harus Menyentuh Karakter. 8 Desember 2015. http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2015/02/proses-pendidikanharus-menyentuh-karakter-3868-3868-3868. Kemendiknas. 2003. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kemendiknas. 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 Kemendiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendiknas. Kemendiknas. 2010a. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemendiknas. Kemendiknas. 2010b. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas. Koesoema A., Doni. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Cet. II. Jakarta: Grasindo. Lickona, Thomas, 1991. Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books. Ma’unah. 2014. Analisis Penerapan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Siswa Kelas VIII B dan VIII C SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun 2013/2014). Skripsi S-1 pada FKIP UMS: Tidak Diterbitkan. Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy. 2009, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakaya. Prabowo, Agus & Sidi, Purnomo. (2010). Memahat Karakter Melalui Pembelajaran Matematika. Proceedings of The 4th International Conference on Teacher Education, Join Conference UPI & UPSI, Bandung, Indonesia, 8 – 10 November 2010. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 Rahayu, Masriyah dan Endah. 2007. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Terbuka. Samani, Muchlas dan Hariyanto. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sagala, H. Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta. Sucipto. 2013. Model Pendidikan Karakter di SMA Negeri 1 Sidoarjo. Vol 1, No 01. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnalpendidikanips/article/view/7 950. 2 Maret 2016. Sudrajad, Akhmad. 2010. Tentang Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Paramitra. Sugandi, Ahmad. dan Haryanto. 2008. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: FMIPA UNNES Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Teguh, Muhammad. 2001. Methodologi penelitian ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo persada. Wangid, Muhammad Nur, (2010), "Peran Konselor Sekolah Dalam Pendidikan Karakter", Artikel dalam Cakrawala Pendidikan, (Yogyakarta: UNY, MEI 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY). Zubaedi, (2012), Desain Pendidikan Karakter; Konsepsi dan aplikasinya dalam lembaga pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 LAMPIRAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 Lampiran 1 Pedoman Wawancara Kepada Kepala Sekolah Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepada Kepala Sekolah No 1 Indikator Latar belakang Pertanyaan pelaksanaan 1. Apa pendidikan karakter itu? pendidikan karakter. 2. Apa yang pelaksanaan melatarbelakangi program pendidikan karakter di SMA N 10 Yogyakarta? 3. Pedoman apa yang digunakan dalam melaksanakan program pendidikan karakter di SMA N 10 Yogyakarta? 4. Apakah SMA N 10 Yogyakarta ini menggunakan kurikulum yang dikembangkan sekolah ini sendiri atau menggunakan kurikulum yang diadopsi dari sekolah lain? 5. Selain kegiatan kegiatan apa di saja dalam yang kelas, di luar kelas/ektrakurikuler yang menunjang pendidikan karakter? 2 Tujuan pelaksanaan pendidikan 6. Apa karakter tujuan program pendidikan karakter ini? 7. Bagaimana cara mencapai tujuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 program pendidikan karakter? 3 Persiapan sekolah melaksanakan dalam 8. Bagaimanakah pendidikan karakter persiapan dalam melaksanakan pendidikan karakter? 9. Berapa lamakah proses persiapan penyelenggaraan pendidikan karakter di SMA N 10 Yogyakarta? 10. Apa saja yang perlu dipersiapkan oleh guru Matematika pembelajaran dalam dengan proses menerapkan pendidikan karakter? 11. Bagaimana persiapan oleh guru mata Matematika dalam melaksanakan pendidikan 4 Pelaksanaan dan kendala dalam 12. Sejauh ini bagaimana pelaksanaan menerapkan karakter di kelas. pendidikan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran kelas X SMA N 10 Yogyakarta? 13. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran Maatematika kelas X? 14. Apakah yang menjadi kendala-kendala dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 5 Evaluasi pendidikan karakter 15. Apa dalam proses pembelajaran saja yang pembelajaran dievaluasi yang dalam menerapkan pendidikan karakter? 16. Bagaimana cara mengevaluasinya 17. Kapan dan apa manfaat diadakan evaluasi? 18. Siapakah yang mengevaluasi pelaksanaan pendidikan karakter? 19. Dalam jangka waktu berapa bulan sekali kegiatan monitoring dilakukan? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 Lampiran 2 Pedoman Wawancara Kepada Guru Matematika Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepada Guru Matematika No 1 Indikator Pengetahuan guru pendidikan karakter. Pertanyaan terhadap 1. Apakah pendidikan karakter itu? 2. Apakah nilai-nilai yang ada dalam pendidikan karakter? 3. Bagaimanakah pendidikan cara karakter menerapkan dalam proses pembelajaran matematika? 4. Nilai-nilai karakter apakah yang ingin guru tanamkan pada diri siswa? 5. Nilai-nilai ditunjukkan karakter guru apakah dalam yang proses pembelajaran matematika? 6. Bagaimana guru menerapkan nilai karakter kejujuran pada siswa? 7. Bagaimana guru menerapkan nilai karakter demokratis pada siswa? 8. Bagaimana guru menerapkan nilai karakter disiplin pada siswa? 9. Bagaimana guru menerapkan nilai karakter teliti pada siswa? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 10. Bagaimana guru menerapkan nilai karakter kerja keras pada siswa? 11. Bagaimana guru menerapkan nilai karakter kreatif pada siswa? 12. Bagaimana guru menerapkan nilai karakter mandiri pada siswa? 13. Bagaimana guru menerapkan nilai karakter rasa ingin tahu pada siswa? 14. Bagaimana guru menerapkan nilai karakter tanggung jawab pada siswa? 2 Tujuan pelaksanaan pendidikan 15. Apakah yang menjadi tujuan secara karakter umum dari pelaksanaan pendidikan karakter? 16. Apakah yang guru harapkan dengan melaksanakan dalam pendidikan proses karakter pembelajaran matematika? 17. Apakah tujuan penanaman nilai-nilai karakter pada siswa? 3 Persiapan melaksanakan karakter sekolah dalam 18. Apa saja yang dipersiapkan guru pendidikan ketika akan mengajar? 19. Bagaimanakah persiapan materi yang akan diintegrasikan dengan penanaman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 karakter pada siswa? 4 Sarana dan prasarana dalam 20. Sarana dan prasarana apa saja yang proses pembelajaran menerapkan dengan pendidikan karakter diperlukan guna pelaksanaan dalam menunjang pendidikan proses karakter pembelajaran matematika? 21. Apakah media dan sarana tersebut efektif untuk membantu menanamkan karakter pada siswa? 5 Kondisi pembelajaran dalam 22. Bagaimana respon dan aktivitas siswa kelas pada saat kegiatan belajar mengajar? 23. Bagaimana suasana pembelajaran di kelas yang menerapkan pendidikan karakter? 24. Metode apa yang dipakai oleh guru untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa? 6 Evaluasi pendidikan karakter 25. Bagaimana dalam proses matematika pembelajaran proses evaluasi yang dilakukan terhadap siswa? 26. Kapan guru melakukan evaluasi? 27. Evaluasi yang dilakukan meliputi aspek apa saja? 28. Apakah kegunaan dari evaluasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 pembelajaran tersebut? 29. Bagaimanakah tindak lanjut setelah adanya evaluasi? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 Lampiran 3 Pedoman Wawancara Siswa Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepada Siswa No 1 Indikator Pengetahuan siswa pendidikan karakter Pertanyaan terhadap 1. Apakah siswa mengetahui tentang pendidikan karakter? 2. Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter? 3. Apakah guru mencerminkan matematika nilai-nilai karaker dalam proses pembelajaran? 2 Kondisi kelas pembelajaran dalam 4. Bagaimana respon dan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar? 5. Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah menerapkan pendidikan karakter di dalam kelas? 6. Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? 7. Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? 8. Apakah anda mengetahui pesan yang disampaikan dari pendidikan karakter? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 3 Pelaksanaan dan kendala dalam 9. Apakah cara guru mengajar sudah proses pembelajaran menerapkan karakter yang seperti yang diharapkan oleh siswa? pendidikan 10. Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung? 11. Bagaimanakah kendala-kendala yang dihadapi siswa pembelajaran? dalam proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 Lampiran 4 Pedoman Observasi 1 Pembelajaran Matematika Pembelajaran Matematika Kelas XE SMA Negeri 10 Yogyakarta Kegiatan Nilai No Guru 1 Siswa Guru memberikan salam kepada siswa dan perkenalan. 2 Guru mengajak siswa untuk berdoa dengan dipimpin ketua kelas. 3 Guru mempersilakan siswa untuk mempersiapkan diri dalam pembelajaran. 4 Guru mengingatkan siswa tentang materi yang sebelumnya telah diajarkan. 5 Guru bersama siswa menghitung jarak titik dan bidang pada bangun ruang. 6 Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan siswa secara berkelompok. 7 Guru mengajak siswa bersama– sama membahas soal latihan yang sudah dikerjakan. 8 Guru menanyakan kepada siswa apakah ada yang masih belum paham. 9 Guru menanggapi pertanyaan Karakter PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 siswa dengan baik. 10 Guru mengajak merangkum siswa bersama–sama tentang materi yang telah di pelajari. 11 Guru mengingatkan siswa untuk belajar mempersiapkan materi pertemuan selanjutnya. 12 Guru mengajak siswa untuk berdoa pembelajaran. mengakhiri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 Lampiran 5 Pedoman Observasi I1 Pembelajaran Matematika Data Observasi II Pembelajaran Matematika Kelas XE SMA Negeri 10 Yogyakarta Kegiatan Nilai No Guru 1 Siswa Guru memberikan salam kepada siswa dan perkenalan. 2 Guru mengajak siswa untuk berdoa dengan dipimpin ketua kelas. 3 Guru mempersilakan siswa untuk mempersiapkan diri dalam pembelajaran. 4 Guru mengingatkan siswa tentang materi yang sebelumnya telah diajarkan. 5 Guru bersama siswa menggambar sudut antara dua garis dalam bangun ruang. 6 Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan siswa secara berkelompok. 7 Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya. 8 Guru mempersilakan siswa yang lain memberikan tanggapan dari presentasi kelompok. Karakter PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 9 Guru memberikan umpan balik dari hasil presentasi siswa. 10 Guru mengajak merangkum siswa bersama–sama tentang materi yang telah di pelajari. 11 Guru memberikan PR kepada siswa sebagai tindak lanjut pembelajaran. 12 Guru mengajak siswa untuk berdoa pembelajaran. mengakhiri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 Lampiran 6 Pedoman Dokumentasi Kisi-Kisi Dokumentasi No Indikator Sasaran 1 Profil Sekolah Dokumen Profil Sekolah 2 Sarana dan Prasarana Sekolah Dokumen Profil Sekolah 3 Pelaksanaan Pembelajaran Silabus, RPP 4 Perencanaan Pendidikan Karakter RPP 5 Pelaksanaan Pendidikan Karakter RPP 6 Evaluasi Pendidikan Karakter RPP PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 Lampiran 7 Hasil Transkip Wawancara dengan Kepala Sekolah 1. Peneliti (P) : Menurut Bapak sebagai kepala sekolah, pendidikan karakter seperti apa yang ingin bapak terapkan disekolah ini? Kepala Sekolah (KS) : “Ya jadi untuk SMA N 10 Yogyakarta, sebelum sampai kepada menjawab pertanyaan anda, kita kan punya visi ya. Visi SMA N 10 Yogyakarta itu terwujudnya generasi beriman, berilmu, terampil dan berakhlak mulia. Nah untuk mencapai visi itu sekolah perlu menentukan indikator-indikator apa saja. Salah satu indikator untuk menuju kepada tercapainya visi SMA N 10 Yogyakarta adalah memiliki karakter yang baik. Nah, karakter apa sajakah yang ingin dicapai oleh SMA N 10 Yogyakarta atau karakter apa saja yang harus dimiliki oleh siswa SMA N 10 Yogyakarta yang pertama adalah yang berkaitan dengan religius, yang kedua adalah jujur, yang ketiga toleran, yang keempat disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menggapai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Itu 18 karakter, yang sekolah berharap dapat dimiliki oleh siswa kami.” 2. P KS : Jadi menurut Bapak, pendidikan karakter itu apa? : “Pendidikan itu kan proses ya, proses internalisasi pada diri seseorang dalam hal ini siswa, karakter sendiri itu kan mengarah ke 18 itu tadi, ada religius disiplin dan sebagainya itu. Jadi pendidikan karakter adalah bagaimana kita menanamkan 18 karakter itu tadi secara internalisasi kedalam diri anak melalui proses pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 3. P : Apakah pelaksanaan pendidikan karakter ini merupakan perwujudan dari kebijakan kementerian pendidikan? KS : “Ya, jadi e apa, 18 karakter yang kami maksudkan itu berangkat dari kebijakan pemerintah. Kami sebagai orang lapangan diharapkan dapat menerapkan kebijakan itu di dalam kehidupan persekolahan khususnya untuk anak-anak kita.” 4. P : Apakah tujuan dari pelaksanaan pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah ini? KS : “Kita berharap anak-anak kita menjadi insan Indonesia yang seutuhnya yang tidak hanya pintar tapi juga terampil dan yang utamanya punya budi pekerti yang baik yang bisa menjadi pelopor karakter baik di masyarakat nantinya” 5. P : Bagaimana cara pelaksanaan program pendidikan karakter ini Pak? KS : “Ya jadi itu sangat bergantung ya. Jadi pada prinsipnya penerapan dari pendidikan karakter itu sendiri kita lakukan secara integratif dengan mata pelajaran. Semua mata pelajaran baik yang itu dilakukan secara intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. 6. P : Bagaimana persiapan untuk melaksanakan pendidikan karakter ini” KS : “Ya tadi sudah saya sampaikan bahwa pelaksanaan di dalam kehidupan sehari-hari itu dilakukan secara integratif. Artinya apa, setiap guru ini harus memasukkan kedalam RPP bahkan silabus, karakter apa sajakah yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 ingin dicapai pada proses pembelajaran sesuai RPP yang dipersiapkan pada jam atau pada saat tertentu. Nah itu, otomatis setiap guru mencantumkan itu pada setiap proses pembelajarannya. 7. P : Apakah yang perlu dipersiapkan oleh guru matematika dalam pelaksanaan pendidikan karakter? KS : “Persiapan sudah jauh-jauh hari dengan membuat Silabus yang didalamnya sudah ada nilai-nilai karakter.” 8. P : Menurut bapak bagaimanakah persiapan yang dilakukan oleh guru matematika? KS : “Persiapannya sudah baik. Misalnya ada siswa yang nilainya kurang dari KKM pasti guru akan mengadakan remidial.” 9. P : Strategi apa yang digunakan agar pendidikan karakter dapat berjalan sesuai rencana? 10. KS : “Strateginya ada 4, yang pertama dan yang sudah pasti yaitu dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter yang telah dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP. Yang kedua dengan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Yang selanjutnya dengan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan misalnya ekstrakurikuler dan kegiatan keagamaan. Dan yang terakhir dengan membangun dan menjaga komunikasi serta kerjasama antara sekolah dengan orang tua peserta didik, jadi agar pelaksanaanya tidak seetengah-setengah dan hasilnya juga maksimal.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 11. P : Sejauh ini Pak, bagaimana pelaksanaan program pendidikan karakter dalam pembelajaran? KS : Ya tentu untuk melaksanakan 18 jenis karakter tadi itu tidak cukup hanya seminggu dua minggu, sebulan dua bulan, proses ya. Tapi kalau pertanyaannya apakah sudah dilaksanakan, sudah. Hanya itu belum secara menyeluruh, jadi bertahap. Sebagai contoh misalnya masalah kedisiplinan, itu hampir semua siswa melaksanakan itu, disiplin ketika mengikuti pelajaran, disiplin kehadiran, dan sebagainya. 12. P : Berapa lama proses penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah ini? KS : “Ya tentu, karena kita ini kan tiap tahun berhadapan dengan siswa baru ya, maka diharapkan selama anak itu di SMA 10 harapannya setelah lepas dari SMA 10 bisa menerapkan pendidikan karakter yang telah dikondisikan oleh sekolah kepada para siswa. 13. P : Adakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan karakter tersebut? KS : “Ya salah satu kendala utamanya adalah karena ini berkaitan dengan karakter atau sifat perilaku anak maka tentu saja ini butuh proses ya. Jadi tidak serta merta sekarang ini saya menghendaki siswa disiplin lantas itu bisa terwujud seketika, endak, itu butuh proses. Yang terpenting pengkondisiannya yang terpenting itu, apakah sekarang dia tidak terlambat, bagaimana dengan esok hari, bagaimana dengan esok lusa. Harapannya kalau sekarang dia sudah sadar tidak terlambat ya harapannya itu bisa berlangsung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 sampai kapanpun, nah itu artinya pengkondisian. Jenis-jenis karakter pada siswa itu butuh waktu dan itu harus dilaksanakan secara kontinu dan butuh kebersamaan dari semua guru. 14. P : Apakah sekolah melakukan evaluasi dari program pendidikan karakter ini? KS : “Nanti setiap akhir semester, terutama sebelum rapotan, kita mengumpulkan guru-guru, itu sekaligus evaluasi khususnya terhadap pelaksanaan pendidikan karakter sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Jadi itu nanti kita lakukan secara bersama-sama dan itu nanti salah satunya masuk dalam penilaian rapot. Itu masuknya dalam sikap atau afektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 Lampiran 8 Hasil Transkip Wawancara dengan Guru Matematika 1. Peneliti (P) : Menurut Ibu, pendidikan karakter itu seperti apa? Guru Matematika (G) : “Pendidikan karakter itu adalah suatu usaha yang sistematis dalam mengembangkan. Potensi peserta didik agar kelak mampu mengembangkan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup bangsa Indonesia, agama, sosial budaya dan nilai- nilai yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.” 2. P G : Nilai-nilai yang ada dalam pendidikan karakter itu apa saja? : ”Macam-macam mas 1) agama, agama itukan penting tidak hanya dari pendidikan sekolah tetapi juga penting dari rumah, keluarga terutama orangtua. Yang kedua, pancasila, pancasila merupakan prinsip dari kehidupan kebangsaan dan negara kita.Yang ketiga, budaya. Budaya kita kalau bisa kan harus sesuai dengan apa yang sudah tertanam. Selain itu juga harus sesuai kemanusiaan. Optimis, sikap optimis sangat penting agar dia mencapai apa yang dicita- citakan hingga kelak menjadi peserta didik yang dapat menerapkan dan mengembangkan tidak hanya dilingkungan sekolah tetapi juga dikehidupan masyarakat berbagsa dan bernegara.” 3. P siswa? G : Nilai-nilai karakter apakah yang ingin guru tanamkan pada diri : “Saya ingin tanamkan adalah kejujuran dan tanggung jawab.” 4. P : Nilai- nilai karakter yang ditunjukkan oleh guru apa dalam proses pembelajaran matematika? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 G : “Dalam Matematika ya menurut saya selama ini macam-macam. Pastinya agama/religi, disiplin masuk kelas/tepat waktu serta menghargai guru dan siswa lain. Kemudian mengerjakan PR dirumah termasuk disiplin. Jujur, rasa ingin tau tinggi dan percaya diri saat menjawab soal. Saya sebagai guru sangat ingin anak-anak memiliki tanggungjawab yang tinggi, teliti serta kreatif dalam mengerjakan soal, ketika dia merasa sulit mereka harus berusaha secara maksimal atau dengan kata lain karakter yang saya tanamkan adalah sikap tanggungjawab.” 5. P : Strategi apa yang digunakan agar pendidikan karakter dapat berjalan sesuai rencana? G : “Sebagai guru itu yang terpenting adalah memberikan keteladanan kepada siswa. Siswa akan mudah menerima sebuah nilai apabila dia melihat langsung yang dicontohkan oleh orang yang dipanutinya. Teguran atau nasehat juga harus selalu diberikan agar siswa selalu ingat akan nilai karakter yang seharusnya dia amalkan. Pengkondisian lingkungan, penyediaan tempat sampah, jam dinding, slogan-slogan mengenai karakter yang mudah dibaca oleh siswa, dan aturan/tata tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat yang strategis. Sekolah juga sudah melakukan kegiatan rutin seperti setiap pagi sebelum kegiatan belajar dimulai didahului dengan menyayikan lagu Indonesia Raya dan lagu Padamu Negeri saat mau pulang. Sebelum dan setelah belajar, siswa juga dibiasakan untuk berdoa, mengucapkan salam bila bertemu dengan guru atau siswa lain. Seperti itu mas.” 6. P : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter kejujuran pada siswa? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 G : “Memperingatkan siswa yang mencontek temannya saat mengerjakan tugas atau saat ulangan/ujian, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat tentang suatu pokok diskusi, larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan, ujian atau pun pada saat pembelajaran, transparansi penilaian kelas.” 7. P : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter demokratis pada siswa? G : “Mengajak seluruh siswa agar dapat bekerja sama dalam kelompok tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial dan status ekonomi, memberikan perhatian yang sama kepada semua siswa, memberi kesempatan kepada siswa untuk berbeda pendapat, menghargai pendapat siswa tanpa membedaan suku, agama, ras, golongan,status sosial, dan status ekonomi.” 8. P G : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter disiplin pada siswa? : “Guru masuk kelas tepat waktu, menegur siswa yang melanggar aturan di kelas (seperti makan dalam kelas, berbicara, mengganggu temannya, berkeliaran, dan sebagainya), mengecek kehadiran siswa, menggunakan seragam guru sesuai aturan.” 9. P G : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter teliti pada siswa? : “Saat memulai pelajaran, guru menuliskan tujuan pembelajaran/KD dan judul materi yang akan dipelajari, meminta siswa tidak terburu-buru dalam mengerjakan soal, meminta siswa mengecek kembali lembar jawaban sebelum dikumpulkan, mengetahui tingkat pemahaman siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 terhadap materi yang sedang diajarkan, jika siswa belum paham diberi motivasi atau pertanyaan-pertanyaan terkait materi.” 10. P : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter kerja keras pada siswa? G : “Membiasakan semua siswa mengerjakan semua tugas yang diberikan selesai dengan baik pada waktu yang telah ditetapkan, mengajak siswa untuk lebih giat belajar, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi, tentang materi pelajaran ke teman, guru ataupun pihak lain, membiasakan siswa untuk mengutarakan pendapatnya saat diskusi kelas.” 11. P G : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter kreatif pada siswa? : “Mengajukan berbagai pertanyaan berkenaan dengan suatu pokok bahasan untuk memancing gagasan siswa, pemberian tugas yang menantang munculnya daya pikir kreatif, menerapkan berbagai metode pembelajaran, menggunakan berbagai alat penilaian, menggunakan berbagai media pembelajaran.” 12. P G : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter mandiri pada siswa? : “Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepadasiswa untuk bekerja sendiri, meminta siswa untuk mengerjakan sendiri tugas individu yang diberikan, memantau kerja siswa secara mandiri, memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan kelompok diskusinya sendiri, meminta siswa mengerjakan soal di papan tulis.” 13. P siswa? : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter rasa ingin tahu pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 G : “Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada guru atau teman tentang materi matematika, mengajukan pertanyaanpertanyaan terkait materi, menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu, mengajak siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber.” 14. P : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter tanggung jawab pada siswa? G : “Membiasakan siswa untuk mengerjakan soal latihan yang diberikan, membiasakan siswa untuk berani mempertanggungjawabkan pendapatnya.” 15. P : Apakah tujuan pelaksanaan pendidikan karakter secara umum itu : “Pastinya banyak sekali. Pertama pendidikan karakter apa? G ingin menyiapkan atau mencetak peserta didik yang mampu untuk mengembangkan sikap yang pertama kebiasaan, perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai- nilai budaya bangsa yang religius.2) kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan.3) lingkungan sekolah yang aman dan nyaman (siswa jujur, disini kan ada operasi kejujuran, penuh kreatif, saling tolerasi, nyaman tidak hanya dalam belajar saja tetapi juga ada kebersihan kelas.4) jiwa kepemimpinan (menumbuhkan jiwa pemimpin yang punya tanggung jawab sebagai penerus bangsa).” 16. P : Apa yang guru harapkan dengan melaksanakan pendidikan karakter? G : “Untuk siswa/ peserta didik semoga lebih teliti belajar tidak hanya belajar dalam artian pelajaran saja tetapi juga belajar dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 sosialisasi kemudian pantang menyerah terutama dalam matematika karena pelajaran matematika itu kan susah.” 17. P G : Tujuan penanaman nilai-nilai karakter itu seperti apa? : “Ya sama dengan yang saya jelaskan tadi. Ingin menjadikan/ mencetak/menyiapkan siswa yang berwawasan kebangsaan. Lingkungan sekolah yang aman dan nyaman, jujur, kreatif dan toleransi. Yang terakhir diharapkan besok menjadi calon-calon pemimpin yang bertanggung jawab baik pada tugasnya maupun pada pada bangsa dan negara.” 18. P : Bagaimanakah persiapan dalam pelaksanaan pendidikan karakter dikelas? G : “Pastinya harus ada perencanaan, kemudian baru melakanakannya. Pendidikan karakter dilaksanakan oleh Bapak Kepala Sekolah, Guru, BK yang secara bersama-sama sebagai suatu komunitas sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan karakter. Kegiatan rutin sekolah yang mencerminkan pendidikan karakter misalnya saat upacara bendera, upacara Agustusan, sholat berjamaah, berdoa setiap selesai pelajaran, mengucapkan salam sebagai suatu budaya yang harus dilakukan secara terus menerus. Guru juga harus mempraktekkan nilai-nilai karakter misalnya berpakaian rapi, sepatu harus bersih.” 19. P G : Apa saja yang dipersiapkan guru ketika akan mengajar? : ”Paling ya RPP sama materi-materi tambahan sebagai pendukung dan media-media pembelajaran.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 20. P : Bagaimanakah persiapan materi yang akan diintegrasikan dengan penanaman karakter pada siswa? G : “materi saya persiapkan sebelumnya termasuk soal-soal yang nanti akan dikerjakan siswa dalam kelompok.” 21. P G 22. P : Apakah pelaksanaan pendidikan karakter selama ini sudah efektif? : “Menurut saya pelaksanaannya sudah efektif.” : Bagaimanakah suasana pembelajaran dikelas yang menerapkan pendidikan karakter? G : “Suasananya lebih menyenangkan, pembelajaran tidak bosan, sisws lebih aktif, tekun, rasa ingin tau yang tinggi, demokrasi, saling bekerja sama dan rasa tanggung jawab yang tinggi.” 23. P : Bagaimana respon dan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar? G : “ Respon siswa sangat baik, halini terlihat dari antusias mereka untuk mengerjakan soal-soal yang saya berikan.” 24. P : Metode apa yang dipakai oleh guru untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa? G 25. P : “Paling pertama ceramah, tanya jawab dan latihan.” : Model pembelajaran yang biasanya ibu pakai dalam pembelajaran matematika seperti apa? G : “Karena pelajaran matematika termasuk pelajaran yang dianggap susah. Saya biasanya menyuruh siswa mengerjakan tugas-tugas dengan membentuk kelompok kecil dengan jumlah siswa antara 4-5 orang.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 26. P G : Kapankah ibu melakukan evaluasi dari pendidikan karakter? : “Setiap saat dan terus menerus jadi tidak hanya didalam kelas saja tetapi juga diluar kelas/ diluar lingkungan sekolah. Saya memantau bagaimana kerjasamanya ketika mengerjakan tugas kelompok, toleransi kepada siswa lain atau kepada guru bagus atau tidak, perilaku siswa ketika jam istirahat dan ketika pulang sekolah.” 27. P G : Evaluasi yang ibu lakukan itu meliputi aspek apa saja? : “Selama ini yang saya nilai itu kompleksitas, daya dukung, image siswa, proses pembelajaran aktif, perilaku dan kepribadiannya.” 28. P G : Apakah kegunaan dari evaluasi tersebut? : “Gunanya: 1) untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dalam pencapaian indikator, 2) mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi yang diajarkan dan 3) mengetahui bagaimana indikator-indikator apa yang kurang atau belum tercapai”. 29. P G : Bagainanakah tindak lanjut dari evaluasi tersebut? : “Misalnya anak yang memperoleh nilai 75 berarti sudah mencapai KKM terus saya lihat pencapaian nilai tersebut dengan pendidikan karakter bagaimana. Jadi ada sinkronisasi nilai dengan karakter yang ditunjukkan siswa.” 30. P : Apa saja yang sudah dicapai dari pelakanaan pendidikan karakter? G : “Banyak mas, mulai dari awal pembelajaran dari religius, berdoa, disiplin, jujur, kerjasana, toleransi, rasa ingin tahu, tanggung jawab.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131 Lampiran 9 Hasil Transkip Wawancara dengan Siswa 1 1. Peneliti (P) : Apakah yang anda ketahui tentang pendidikan karakter? Siswa 1 (S1) : “Pendidikan karakter itu adalah proses dimana kita diajar dibimbing dalam pembentukan karakter dan sikap.” 2. P S1 : Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter? : “Nilai yang ada pada pendidikan karakter itu religius, jujur, toleransi, disiplin, mandiri, dan kreatif mas.” 3. P : Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karaker dalam proses pembelajaran? S1 4. P S1 5. P : “Menurutku tidak begitu mencerminkan nilai tersebut mas.” : Bagaimana respon anda pada saat pembelajaran matematika? : “Dalam pelajaran saya kurang dan susah untuk mengikutinya.” : Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah menerapkan pendidikan karakter di dalam kelas? S1 : “Suasananya lebih bersahabat sehingga memudahkan siswa untuk mengikutin pembelajaran.” 6. P : Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? S1 : “Sebelumnya kan guru pasti menjelaskan materi dengan ceramah, abis itu biasanya kita mengerjakan soal-soal dengan kelompok terus sebelum pelajaran berakhir dikasih PR” 7. P S1 : Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? : “Hanya papan tulis, spidol, terus buku mas.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 8. P : Apakah anda mengetahui pesan yang disampaikan dari pendidikan karakter? S1 9. P : “Iya mas, tau.” : Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa? S1 10. P S1 : “Tidak mas.” : Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung? : “Proses pembelajarannya sesuai mood guru, kadang membuat siswa jadi tegang dan mencekam.” 11. P : Bagaimanakah kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? S1 : “Susah memahami, tegang, terlalu cepat mengajar, kadang tidak mau menjelaskan secara rinci tentang materi.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 Lampiran 10 Hasil Transkip Wawancara dengan Siswa 2 1. Peneliti (P) : Apakah yang anda ketahui tentang pendidikan karakter? Siswa 1 (S2) : “Menurut saya, pendidikan karakter adalah suatu proses mendidik dan membimbing guna meningkatkan karakter, guna membentuk watak yang sesuai dengan nilai-nilai.” 2. P S2 : Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter? : “disiplin, kejujuran, kesopanan, religius, toleransi, mandiri, kreatif, sabar.” 3. P : Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karaker dalam proses pembelajaran? S2 4. P S2 : “Tidak begitu mas.” : Bagaimana respon anda pada saat pembelajaran matematika? : “Susah mengikuti ajarannya, karena metode pengajarannya tidak sesuai.” 5. P : Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah menerapkan pendidikan karakter di dalam kelas? S2 : “Bila menerapkan pendidikan karakter, dapat lancar dan lebih dapat mengikuti. Sistem pelajarannya pun teratur.” 6. P : Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? S2 7. P : “Cepat dan sesuai pemahamannya.” : Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134 S2 : “Media yang dipakai guru biasanya tergantung materinya sih, misalnya kemarin pada saat materi ruang dimensi tiga guru memperlihatkan kotak kapur, bolpoin, penggaris, dadu sebagai contoh agar mudah kami pahami” 8. P : Apakah anda mengetahui pesan yang disampaikan dari pendidikan karakter? S2 9. P : “Iya mas.” : Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa? S2 10. P S2 11. P : “Kurang mas.” : Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung? : “Tergantung mood guru mas kalau itu.” : Bagaimanakah kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? S2 : “Pertama terlalu cepat mengajar, tegang, terus susah dimengerti, terus juga sering terjadi kesalahpahaman.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 Lampiran 11 Hasil Transkip Wawancara dengan Siswa 3 1. Peneliti (P) : Apakah yang anda ketahui tentang pendidikan karakter? Siswa 1 (S3) : “Pendidikan karakter menurut pendapat saya adalah dimana saat seorang guru memberikan pelajaran mengenai sikap dan sidat yang baik. Pendidikan karakter dapat dilakukan siswa dengan mencontoh sang pengajar.” 2. P S3 3. P : Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter? : “Disiplin, sopan, kerja keras, jujur, adil, santun, dan sabar.” : Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karaker dalam proses pembelajaran? S3 : “Dalam pandangan saya yang sejujurnya, guru matematika tidak mencerminkan nilai karakter, banyak hal yang menyimpang dari nilai karakter.” 4. P S3 : Bagaimana respon anda pada saat pembelajaran matematika? : “Respon saya seringnya acuh tak acuh, terkadang saya merespon tiap ucapan yang dilontarkan, ucapannya kadang menyakitkan sehingga saya ingin menanggapi.” 5. P : Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah menerapkan pendidikan karakter di dalam kelas? S3 6. P : “Seharusnya menjadi menyenangkan mas.” : Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? S3 : “Seadanya mas.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 7. P S3 8. P : Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? : “Papan tulis, spidol sama buku.” : Apakah anda mengetahui pesan yang disampaikan dari pendidikan karakter? S3 9. P : “Ya saya tau, sayangnya gurunya seperti tidak tau mas.” : Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa? S3 10. P S3 : “Sangat belum.” : Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung? : “Biasanya sih mencekam mas, mengerikan, suasana apapun yang dianggap seram.” 11. P : Bagaimanakah kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? S3 : “Gurunya menyebalkan, tidak tahu metode yang tepat.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 Lampiran 12 Hasil Transkip Wawancara dengan Siswa 4 1. Peneliti (P) : Apakah yang anda ketahui tentang pendidikan karakter? Siswa 1 (S4) : “Pendidikan karakter adalah pendidikan yang diberikan kepada seseorang tentang hal-hal positif.” 2. P S4 3. P : Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter? : “Nilai yang diberikan ya nilai yang berdifat positif mas.” : Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karaker dalam proses pembelajaran? S4 4. P S4 : “Kadang iya, kadang tidak.” : Bagaimana respon anda pada saat pembelajaran matematika? : “Kalau saya merespon ketika saya memahami materi, bila belum saya akan diam dan menanyakan lagi.” 5. P : Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah menerapkan pendidikan karakter di dalam kelas? S4 6. P : “Akan lebih menyenangkan mas.” : Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? S4 7. P S4 8. P karakter? : “Materi penjelasan dan penerapan sederhana.” : Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? : “Buku, papan tulis, spidol, sama bolpen.” : Apakah anda mengetahui pesan yang disampaikan dari pendidikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138 S4 9. P : “Tau mas.” : Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa? S4 : “Menurutku sudah, karena saya suka pembelajaran seperti itu. Menerangkan, menerapkan, dan mengulanginya.” 10. P S4 11. P : Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung? : “Tenang mas.” : Bagaimanakah kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? S4 : “Kendalanya ngantuk, terus ada yang ramai, banyak yang tidak suka gurunya mas.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139 Lampiran 13 SILABUS Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 10 Yogyakarta Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas/Semester : X /2 Program : Umum STANDAR KOMPETENSI : 6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga. KOMPETENSI MATERI POKOK/ DASAR PEMBELAJARAN 6.1 Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang Ruang Dimensi Tiga KEGIATAN PEMBELAJARAN Pengenalan Bangun Ruang Kedudukan titik, garis, dan bidang Mengidentifikasi INDIKATOR Menentukan bentuk-bentuk bangun kedudukan titik ruang dan garis dalam Mengidentifikasi unsur-unsur bangun ruang PENILAIAN Jenis: TU 4 Jp SUMBER BELAJAR Sumber: Kuiz Buku Paket Tugas Buku Individu Menentukan WAK Tugas referensi lain PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140 KOMPETENSI MATERI POKOK/ DASAR PEMBELAJARAN dimensi tiga KEGIATAN PEMBELAJARAN dalam ruang dimensi tiga ruang Menyelidiki kedudukan antara unsur-unsur bangun ruang Mendeskripsikan kedudukan antara unsur-unsur bangun ruang INDIKATOR PENILAIAN kedudukan titik Kelompok dan bidang dalam Ulangan ruang dua garis dalam ruang Menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang Menentukan kedudukan antara dua bidang dalam ruang TU SUMBER BELAJAR Alat *): Laptop Menentukan kedudukan antara WAK Bentuk Instrumen: Tes Tertulis PG Tes Tertulis Uraian LCD OHP PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141 KOMPETENSI MATERI POKOK/ DASAR PEMBELAJARAN 6.2 Menentukan jarak dari titik Jarak pada KEGIATAN PEMBELAJARAN Mendefinisikan Menentukan jarak pengertian jarak antara titik dan garis ke garis dan titik, garis dan bidang dalam ruang dari titik ke dalam ruang bidang dalam bangun ruang INDIKATOR Menghitung jarak titik ruang dimensi dan garis pada bangun tiga ruang Menghitung jarak titik dan bidang pada bangun ruang Menghitung jarak antara dua garis pada bangun ruang **) Menentukan jarak titik dan bidang dalam ruang Menentukan jarak PENILAIAN Jenis: TU 10 Jp SUMBER BELAJAR Sumber: Kuiz Buku Paket Tugas Buku Individu Tugas Kelompok referensi lain Alat *): Ulangan Laptop Bentuk LCD antara dua garis dalam ruang* *) WAK Instrumen: Tes Tertulis PG Tes Tertulis Uraian OHP PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142 KOMPETENSI MATERI POKOK/ DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PENILAIAN WAK TU SUMBER BELAJAR Jenis: pengertian sudut antara sudut antara dua Kuiz Buku Paket antara garis titik, garis dan bidang garis dalam ruang dan bidang dalam ruang Tugas Buku besar sudut dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga bangun ruang Mendefinisikan INDIKATOR Menentukan besar 6.3 Menentukan Sudut pada KEGIATAN Menggambar sudut Menentukan besar sudut antara garis antara dua garis dalam dan bidang dalam bangun ruang ruang Menghitung besar sudut Menentukan besar antara dua garis pada sudut antara dua bangun ruang bidang dalam Menggambar sudut antara garis dan bidang pada bangun ruang Menghitung besar sudut antara garis dan bidang ruang Individu Tugas Kelompok 10 Jp Sumber: referensi lain Alat *): Ulangan Laptop Bentuk LCD Instrumen: Tes Tertulis PG Tes Tertulis Uraian OHP PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143 KOMPETENSI MATERI POKOK/ DASAR PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAK TU pada bangun ruang Menggambar sudut antara dua bidang dalam bangun ruang Menghitung besar sudut antara dua bidang pada bangun ruang Yogyakarta, 27 Juli 2015 Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Drs. Basuki Dra. Siti Fatimah NIP. 19501012 198903 1 002 NIP. 19620213 198903 2 009 SUMBER BELAJAR PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144 Lampiran 14 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester :X/2 Tahun Ajaran : 2015 / 2016 Waktu : 22 x 45 menit (11 pertemuan) A. Standar Kompetensi 6. Memecahkan Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga. B. Kompetensi Dasar 6.1 Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga. 6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga. 6.3 Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga.. C. Indikator 1. Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang. 2. Menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang. 3. Menjelaskan penerapan rumus-rumus volume dan luas permukaan bangun ruang. 4. Menentukan proyeksi titik dan garis pada bidang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145 5. Menjelaskan bidang frontal, bidang ortogonal, garis frontal, garis ortogonal, sudut surut, dan perbandingan proyeksi dalam menggambarkan bangun ruang. 6. Menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, jarak titik ke bidang, jarak antara dua garis sejajar, jarak antara dua garis yang bersilangan, dan jarak antara garis dan bidang yang sejajar dalam ruang. 7. Menentukan besar sudut antara dua garis, besar sudut antara garis dan bidang, dan besar sudut antara dua bidang dalam ruang. 8. Menggambar irisan suatu bidang dengan bangun ruang. C. Tujuan Pembelajaran Setelah melaksanakan KBM, siswa dapat: 1. Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang. 2. Menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang. 3. Menjelaskan penerapan rumus-rumus volume dan luas permukaan bangun ruang. 4. Menentukan proyeksi titik dan garis pada bidang. 5. Menjelaskan bidang frontal, bidang ortogonal, garis frontal, garis ortogonal, sudut surut, dan perbandingan proyeksi dalam menggambarkan bangun ruang. 6. Menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, jarak titik ke bidang, jarak antara dua garis sejajar, jarak antara dua garis yang bersilangan, dan jarak antara garis dan bidang yang sejajar dalam ruang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146 7. Menentukan besar sudut antara dua garis, besar sudut antara garis dan bidang, dan besar sudut antara dua bidang dalam ruang. 8. Menggambar irisan suatu bidang dengan bangun ruang. D. Materi Pembelajaran Ruang Dimensi Tiga Pengenalan Bangun Ruang Kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga Jarak pada bangun ruang Sudut pada bangun ruang E. Metode Pembelajaran Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi Kelas. F. Kegiatan Pembelajaran : PERTEMUAN ke V: 2 X 45 MENIT No 1 Kegiatan Pembelajaran Nilai Karakter Pndahuluan (20 Menit) a. Guru memberikan salam kepada siswa dan Menghargai, perkenalan. b. Guru mengabsen siswa Santun, Disiplin, Teliti, Percaya c. Guru mempersilakan siswa untuk mempersiapkan Diri. diri dalam pembelajaran d. Guru mengingatkan siswa tentang materi yang sebelumnya telah diajarkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147 2 Kegiatan Inti (60 Menit) a. Eksplorasi Guru bersama siswa menghitung jarak titik dan Menghargai, bidang pada bangun ruang. Tanggungjawab, b. Elaborasi Disiplin, Teliti, Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan Peduli, Percaya siswa secara berkelompok. Diri. Guru dan siswa bersama–sama membahas soal latihan yang sudah dikerjakan. c. Konfirmasi Menanyakan kepada siswa apakah ada yang masih belum paham. Guru menanggapi pertanyaan siswa dengan baik. 3 Penutup (10 Menit) a. Guru dan siswa merangkum bersama–sama tentang Menghargai, materi yang telah di pelajari. b. Guru mengingatkan siswa Percaya Diri. untuk belajar mempersiapkan materi pertemuan selanjutnya. PERTEMUAN ke VIII: 2 X 45 MENIT No 1 Kegiatan Pembelajaran Nilai Karakter Pendahuluan (20 Menit) a. Guru memberikan salam kepada siswa dan Menghargai, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148 perkenalan. b. Guru mengabsen siswa Santun, Disiplin, Teliti, Percaya c. Guru mempersilakan siswa untuk mempersiapkan Diri. diri dalam pembelajaran 2 Kegiatan Inti (60 Menit) a. Eksplorasi Guru bersama siswa menggambar sudut antara dua Menghargai, garis dalam bangun ruang. Tanggungjawab, Guru bersama siswa menghitung besar sudut antara Disiplin, Teliti, dua garis pada bangun ruang b. Elaborasi Peduli, Percaya Diri. Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan siswa. Guru dan siswa bersama–sama membahas soal latihan yang sudah dikerjakan. c. Konfirmasi Menanyakan kepada siswa apakah ada yang masih belum paham. Guru menanggapi pertanyaan siswa dengan baik. 3 Penutup (10 Menit) a. Guru dan siswa merangkum bersama-sama tentang Menghargai, materi yang telah di pelajari. b. Guru memberikan PR kepada siswa sebagai tindak Percaya Diri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149 lanjut pembelajaran. G. Media Pembelajaran Worksheet atau lembar kerja siswa, Lembar penilaian, LCD/Proyektor H. Sumber Belajar Ari Y, Rosihin.2012. “Perspektif Matematika untuk Kelas X SMA dan MA”.Solo: Platinum Wirodikromo, Sartono. 2007. “Matematika SMA 1 untuk Kelas X” Jakarta: Erlangga I. Penilaian Hasil Belajar 1. Penilaian Kognitif Teknik : Ulangan Harian dan Tugas 2. Penilian Afektif Bentuk : Lembar Pengamatan. Nama Disiplin Aktivitas Kejujuran Etika Rata - rata 1 2 3 4 Skala Penilaian dibuat dengan rentang dari 1 sampai 5. Penafsiran angka : 1. Sangat kurang, 2 : kurang, 3 : cukup, 4 : baik, 5 : sangat baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150 J. Pedoman Penilaian Bentuk Soal Jumlah Soal Skor Total Skor Uraian 15 30 Nilai = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 3 2 × 100 Yogyakarta, 11 Agustus 2015 Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Drs. Basuki Dra. Siti Fatimah NIP. 19501012 198903 1 002 NIP. 19620213 198903 2 009 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151