PENDIDIKAN KARAKTER PADA

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI
KELAS X SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
Nama : Riyan Andika Jaya
NIM
: 121414103
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO & PERSEMBAHAN
“LAMUNE TEMEN BAKAL TINEMU”
Dengan penuh syukur, karya ini ku persembahkan kepada orang-orang terkasih
yang selalu ada dan selalu menjadi semangat hidupku. Semoga karya ini menjadi
simbol bakti dan hormatku.
Tuhan Yesus Kristus.
Ibu Valentina Erna Sumarni.
Bapak Agung Suryatmaja.
Kakek Darmo Suwito.
Nenek Ngadikem.
Claudia Adelina Prasetyo.
Saudaraku dan Sahabatku.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENDIDIKAN KARAKTER PADA
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
DI
KELAS
X
SMA
NEGERI
10
YOGYAKARTA”.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Hongkie Julie, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika dan dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan
meluangkan waktu memberikan pengarahan dan dengan penuh sabar
membimbing penulis menyusun skripsi.
2. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Basuki, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Yogyakarta
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di
SMA Negeri 10 Yogyakarta.
4. Ibu Dra. Siti Fatimah, selaku guru matematika yang telah membantu dan
memberikan pengarahan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di
SMA Negeri 10 Yogyakarta.
5. Siswa-Siswi kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016
yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Seluruh keluargaku, kedua orangtuaku Ibu Valentina Erna Sumarni dan
Bapak Agung Suryatmaja, serta kakek nenekku Bapak Darmo Suwito dan
Ibu Ngadikem, terima kasih atas doa, semangat, dukungan materiil dan
dukungan moral yang telah diberikan selama ini.
7. Claudia
Adelina
Prasetyo,
terimakasih
telah
memberikan
doa,
mendampingi dan memberikan semangat dalam penulisan skripsi.
8. Sahabatku Nico, Anton, Agyl, Isman Badak, Dika, Catur, Dica Dedis, serta
teman-teman Kos Dero yang lain, serta teman-teman Pendidikan
Matematika 2012, untuk segala bantuan, semangat, motivasi, dukungan,
doa, fasilitas dan akomodasi yang telah diberikan selama ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua
pihak yang berkepentingan.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Riyan Andika Jaya. 121414103. 2016. “Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran
Matematika Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta.”
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk: 1) Mengetahui bagaimana keterlaksanaan
penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA
Negeri 10 Yogyakarta; 2) Mengetahui bagaimana pendidikan karakter diterapkan
dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta; 3)
Mengetahui proses integrasi pendidikan karakter dengan pembelajaran Matematika
kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. Responden meliputi kepala sekolah, wakasek
kurikulum, guru mata pelajaran Matematika, serta siswa kelas X.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara, serta dokumentasi. Metode
validasi data dengan validitas menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman nilai-nilai karakter dalam
pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta terlaksana pada
nilai-nilai 1) Religius, 2) Disiplin, 3) Tanggungjawab, 4) Teliti, 5) Kreatif, 6)
Jujur, 7) Menghargai, 8) Rasa Ingin Tahu, dan 9) Percaya Diri. Pendidikan
karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta
diterapkan dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter yang
telah dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP. Integrasi
pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran Matematika di SMA Negeri 10
Yogyakarta dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran.
Kata
kunci:
Matematika,
pendidikan
ix
karakter,
proses
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Jaya, Riyan Andika. 121414103. 2016. “Character Education on Mathematics
Learning Process at Ten Grade Student of SMAN 10 Yogyakarta.”
The aims of this research are for: 1) understanding the character values which are
impleme ted on Mathematics learning process; 2) understanding how character
education on Mathematics learning process is implemented; and 3) understanding
the process of character education that is integrated with mathematics learning
process at ten grade students of SMA N 10 Yogyakarta. The respondents of this
research are consists of the school's principal, the school's chief principal, the
mathematics teacher, and also the ten grade students.
This research is qualitative descriptive research. The methods of data collection
are observation, interview, and documentation. The method of data validation is
source triangulation.
The results shows that there are some character values which are implanted on
mathematics lerning process at ten grade students of SMA N 10 Yogyakarta. There
are 1) Religious, 2) Discipline, 3) Responsibility, 4) Careful, 5) Creative, 6)
Honest, 7) Respect, 8) Curiousity, and 9) Confidence. Character education on
mathematics learning process at ten grade students of SMA N 10 Yogyakarta is
implemented by integrating the content of character education curriculum. It had
been formulated on learning process especialy on RPP. ahe integration of character
education on mathematics learning process at ten grade students of SMAN10
Yogyakarta is started from the planning process, implementation process, and
evaluation of learning process.
Keywords: Mathematics, character education, learning process.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PESETUJUAN .................................. Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN................................iError! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................... Error! Bookmark not defined.v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............. Error! Bookmark not
defined.
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ............. Error! Bookmark not
defined.
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
ABSTRAK .............................................................................................................. ix
ABSTRACT ............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 9
E. Batasan Istilah ............................................................................................. 10
BAB II .................................................................................................................... 12
LANDASAN TEORI ............................................................................................. 12
A. Hakikat Karakter dan Pendidikan karakter ................................................. 12
1.
Definisi Pendidikan Karakter .................................................................. 12
2.
Tujuan Pendidikan Karakter .................................................................... 13
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
3.
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter .............................................................. 14
4.
Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter ....................................................... 17
5.
Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter .......................................... 19
6.
Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter .............. 21
B. Konsep Pembelajaran .................................................................................. 22
1.
Pengertian Pembelajaran ......................................................................... 22
2.
Komponen Pembelajaran ........................................................................ 23
C. Pembelajaran Matematika ........................................................................... 26
1.
Pengertian Pembelajaran Matematika ..................................................... 26
2.
Proses Pembelajaran Matematika ............................................................ 27
D. Pendidikan Karakter Pada Proses Pembelajaran Matematika..................... 31
1.
Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika
31
2.
Proses Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika ............... 33
E. Kerangka Berfikir ....................................................................................... 36
F.
Hasil-hasil Penelitian Lain yang Relevan ................................................... 38
BAB III .................................................................................................................. 41
METODE PENELITIAN ....................................................................................... 41
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 41
B. Fokus Penelitian .......................................................................................... 41
C. Subjek Penelitian......................................................................................... 42
D. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 42
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 42
F.
Instrumen Penelitian ................................................................................... 43
G. Keabsahan Data ........................................................................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
H. Tekhnik Analisis Data ................................................................................. 49
BAB IV .................................................................................................................. 51
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 51
A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................... 51
1.
Keterlaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Karakter Dalam Pembelajaran
Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta ..................................... 51
2.
Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika di Kelas
X SMA Negeri 10 Yogyakarta ....................................................................... 57
3.
Proses Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Matematika
Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta ............................................................. 61
B. Analisis Hasil Penelitian ............................................................................. 69
1.
Keterlaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Karakter Dalam Pembelajaran
Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta ..................................... 69
2.
Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika di Kelas
X SMA Negeri 10 Yogyakarta ....................................................................... 73
3.
Proses Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Matematika
Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta ............................................................. 78
BAB V PENUTUP................................................................................................. 96
A. Kesimpulan ................................................................................................. 96
B. Saran............................................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 100
LAMPIRAN ......................................................................................................... 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin
mendapatkan pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini. Terlebih dengan
dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku
lulusan pendidikan formal saat ini, semisal korupsi, perkembangan seks bebas
di kalangan remaja, narkoba, tawuran, pembunuhan, dan perampokan oleh
pelajar. Semuanya terasa lebih kuat ketika negara ini dilanda krisis dan tidak
kunjung beranjak dari krisis yang dialami. Kepedulian terhadap pendidikan
karakter telah dirumuskan pada fungsi dan tujuan pendidikan sebagai
pembangunan berkelanjutan pada faktor pendidikan bangsa ini. Hal ini tersirat
dalam bunyi Pasal 3 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyebutkan: Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Mencermati fungsi pendidikan nasional tersebut, seharusnya pendidikan
dapat memberikan dampak positif terhadap watak dan kepribadian bangsa
Indonesia. Artinya undang-undang mewajibkan bahwa pendidikan nasional
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
harus mampu membentuk kepribadian bangsa melalui anak didik yang religius,
berakhlak mulia, cendekia, mandiri, dan demokratis.
Penyelenggaraan pendidikan karakter bukanlah hal baru dalam sistem
pendidikan nasional Indonesia. Pendidikan karakter telah menjadi program
pendidikan nasional terutama dalam Kementrian Pendidikan Nasional Kabinet
Indonesia Bersatu II dan kembali disuarakan oleh Menteri Pendidikan Anies
Baswedan dalam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Kerja.
Di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada dan Inggris,
pendidikan karakter seseungguhnya telah menjadi program kurikuler yang telah
dipraktikkan dalam setiap lembaga pendidikan mulai tingkat dasar sampai
perguruan tinggi. Program pendidikan karakter telah menjadi kepedulian yang
tinggi bagi masyarakat Amerika Serikat. Implementasinya ditangani oleh
berbagai lembaga, beberapa diantaranya adalah Character Counts yang
mewajibkan enam kebajikan yang harus diberikan kepada siswa, The School for
Ethical Education (SEE), Character Education Partnership (CEP), Institut for
Global Ethics (Samani & Hariyanto, 2013: 25). Lembaga tersebut memberikan
pelatihan, lokakarya dan konferensi, serta penerbitan buku-buku dan jurnaljurnal tentang pendidikan karakter.
Secara akademis, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai,
pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, atau pendidikan
akhlak yang tujuannya mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan
keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik , dan mewujudkan kebaikan
itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Karena itu, “muatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pendidikan karakter secara psikologis mencakup dimensi moral knowing, moral
feeling, dan moral acting” (Lickona, 1991: 21). Menurut Lickona, karakter
mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan (moral
knowing), lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan (moral
feeling), dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan (moral acting). Dengan
kata lain, karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap
(attitudes), dan motivasi (motivations), serta perilaku (behaviors) dan
keterampilan (skills). Secara praktis, pendidikan karakter adalah suatu sistem
penanaman nilai-nilai kebaikan kepada siswa di lingkungan sekolah dengan
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik dalam berhubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa (YME), sesama manusia, lingkungan, maupun nusa dan bangsa.
Pendidikan karakter dapat menjadi salah satu obat untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit sosial karena pendidikan karakter yang diterapkan
dalam sebuah lembaga pendidikan dapat dijadikan sebagai sarana pembudayaan
dan pemanusiaan. Berdasarkan hal tersebut, maka pendidikan karakter perlu
diberlakukan untuk di negeri ini, salah satu caranya yaitu dengan
mengoptimalkan peran sekolah. Pihak sekolah bekerja sama dengan keluarga,
masyarakat, dan elemen bangsa yang lain demi menyukseskan agenda besar
menanamkan karakter kepada peserta didik sebagai calon penerus bangsa di
masa yang akan datang. Proses belajar yang tidak menyentuh karakter bukanlah
disebut sebagai pendidikan. Maka tumbuhkan karakter baik pada anak-anak
dengan tiga strategi pengembangan karakter dan perilaku. Strategi itu adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
keteladanan, pembiasaan rutinitas, dan disiplin. Menurut Mendikbud,
menumbuhkan karakter bukan melalui lisan melainkan perbuatan. Mendikbud
mencontohkan, jika orang tua ingin anaknya mematuhi rambu lalu lintas, maka
orang tua juga harus melakukannya dalam kehidupan sehari-haru dengan tidak
melanggar peraturan selama di jalan raya. (www.kemdikbud.go.id, diakses
tanggal 8/12/2015).
Pendidikan karakter yang secara sistematis diterapkan dalam pendidikan
dasar dan menengah merupakan sebuah daya tawar berharga bagi seluruh
komunitas. Para siswa mendapatkan keuntungan dengan memperoleh perilaku
dan kebiasaan positif yang mampu meningkatkan rasa percaya dalam diri
mereka, membuat hidup mereka lebih bahagia dan lebih produktif. Tugas-tugas
guru menjadi lebih ringan dan lebih memberikan kepuasan ketika para siswa
memiliki disiplin yang lebih besar di dalam kelas. Orang tua bergembira ketika
anak-anak mereka belajar untuk menjadi lebih sopan, memiliki rasa hormat dan
produktif. Para pengelola sekolah akan menyaksikan berbagai macam perbaikan
dalam hal disiplin, kehadiran, pengenalan nilai-nilai moral bagi siswa maupun
guru, demikian juga berkurangnya tindakan vandalisme di sekolah. (Koesoema,
2010: 116)
Untuk membentuk karakter siswa, tidak harus melalui satu mata pelajaran
tersendiri, melainkan dapat diintegrasikan kedalam setiap mata pelajaran,
termasuk mata pelajaran matematika. Hal ini selaras dengan yang dikemukakan
oleh Akhmad Sudrajat (2010) bahwa pendidikan karakter dapat diintegrasikan
dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu
dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran
kognitif, tetapi menyentuh pada tataran internalisasi dan pengamalan nyata
dalam kehidupan siswa sehari-hari di masyarakat.
Agus Prabowo dan Pramono Sidi (2010) juga menekankan bahwa
pembelajaran matematika tidak sekedar mengajarkan materi matematika, tetapi
juga mendidik untuk membangun dan memahat karakter. Pembelajaran
matematika dijadikan media dan wahana untuk pembentukan karakter, sehingga
pembelajaran matematika tidak hanya untuk mendukung pengembangan ranah
kognitif saja tetapi juga untuk mengembangkan ranah afektif dan psikomotor.
Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan
untuk mencerdaskan siswa saja, tetapi juga mempunyai potensi untuk
membentuk karakter siswa. Oleh banyak kalangan, pelajaran matematika
diyakini memiliki nilai-nilai tertentu yang amat penting dalam membentuk dan
mengembangkan
karakter
siswa.
Namun
sayang,
dalam
pelaksanaan
pembelajaran matematika sehari-hari, sekolah lebih sibuk dengan aspek kognitif
saja, sehingga aspek yang lebih mendasar, yaitu pembentukan dan
pengembangan karakter siswa kurang tersentuh.
Perlu
upaya
lebih
serius
untuk
memberdayakan
pembelajaran
matematika, sehingga potensi mata pelajaran matematika dalam pembentukan
dan pengembangan karakter siswa dapat lebih tampak eksplisit, tidak hanya by
chance, tetapi by design. Dengan demikian kontribusi pendidikan matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dalam pembentukan karakter siswa dapat benar-benar dirasakan dan
diwujudkan.
Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran
Matematika menyatakan bahwa pembelajaran matematika SMA bertujuan agar
para siswa SMA:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat
dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain
untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam memelajari matematika
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Karakteristik mata pelajaran matematika antara lain adalah menuntut
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan inovatif serta
menekankan pada penguasaan konsep dan algoritma disamping pemecahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
masalah. Menurut Soedjadi “nilai-nilai yang terkandung dalam matematika
meliputi kesepakatan, kebebasan, konsisten dan kesemestaan” (Suyitno,
2004:23). Karakteristik mata pelajaran matematika dan nilai-nilai yang
terkandung dalam matematika tersebut dapat ditumbuhkan pada proses
pembelajaran dengan pemilihan metode dan materi yang tepat. “Ciri umum
matematika yaitu: (1) Objek matematika adalah abstrak; (2) Matematika
menggunakan simbol-simbol yang kosong dari arti; (3) Berpikir matematika
dilandasi aksioma; dan (4) Cara menalarnya adalah deduktif” (Hudojo dalam
Juhartutik, 2012: 18).
Atas dasar amanat pendidikan dan tujuan pendidikan nasional, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang studi kasus pendidikan
karakter melalui proses pembelajaran matematika khususnya di SMA Negeri 10
Yogyakarta. SMA tersebut merupakan salah satu sekolah negeri di Yogyakarta
yang sudah melaksanakan pendidikan karakter atau membangun karakter
sekitar tiga tahun ini, seperti membangun budaya sekolah itu sendiri bahkan
dalam sebagian mata pelajaran. Sudah lama ini sekolah tersebut menerapkan
pendidikan karakter bahkan bukan hanya pada pembelajarannya tetapi juga
budaya sekolah seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pelajaran
dimulai dan lagu kebangsaan setelah selesai pelajaran.
Sehingga didasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti
tertarik mengambil judul skripsi mengenai “PENDIDIKAN KARAKTER
PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X SMA
NEGERI NEGERI 10 YOGYAKARTA.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Rumusan Masalah
Terdapat beberapa hal penting yang akan diungkap dalam skripsi ini
terdiri dari Kajian Pengembangan pendidikan karakter, Pengembangan
Pembelajaran Matematika, dan Kajian Pendidikan terintegrasi. Ketiganya
dapat diposisikan sejajar dan memiliki keserasian, ataukah sama-sekali
bertentangan. Melihat uraian dibagian pendahuluan, maka perlu dirumuskan
sebuah masalah skripsi guna memberikan fokus kajian yang terarah, sebagai
berikut:
1. Bagaimana
keterlaksanaan
penanaman
nilai-nilai
karakter
dalam
pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta?
2. Bagaimana
pendidikan
karakter
diterapkan
dalam
pembelajaran
matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta?
3. Bagaimanakah proses integrasi pendidikan karakter dengan pembelajaran
Matematika kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui bagaimana keterlaksanaan penanaman nilai-nilai karakter
dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta.
2. Mengetahui
bagaimana
pendidikan
karakter
diterapkan
dalam
pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta.
3. Mengetahui proses integrasi pendidikan karakter dengan pembelajaran
Matematika kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, manfaat yang
diharapkan adalah:
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan yang
berharga untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi
para peneliti bidang pendidikan dan para pengembang kurikulum
maupun para pakar teknologi pendidikan
c. Memberikan rekomendasi kepada para peneliti lain untuk melakukan
penelitian sejenis secara lebih luas, intensif dan memudahkan
d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi
penelitian bidang pendidikan
2. Manfaat praktis
a. Bagi jajaran Dinas Pendidikan atau instansi terkait, hasil penelitian
dapat bermanfaat sebagai bahan kajian untuk dasar menentukan
kebijakan yang efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan
b. Dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan
masukan bagi para guru di SMA N 10 Yogyakarta sebagai bahan untuk
menentukan kebijakan dalam program pendidikan karakter
c. Dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini pula dapat dijadikan
respon positif bagi para siswa dalam penerimaan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
matematika di kelas dengan sikap percaya diri, disiplin serta penuh
tanggung jawab
d. Bagi para guru, manfaat penelitian dapat dijadikan tolak ukur
keberhasilan dan bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan
pembenahan serta koreksi diri terhadap berbagai kekurangan dalam
melakukan tugasnya secara professional
e. Bagi kepala sekolah bisa bermanfaat dalam membantu meningkatkan
pembinaan dan supervisi kepada guru secara efektif dan efisien
f. Bagi peneliti diharapkan peneliti mengaplikasikan gagasan yang
dimiliki sebagai proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pendidikan
E. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran terhadap istilah-istilah
dalam
judul:
PEMBELAJARAN
“PENDIDIKAN
MATEMATIKA
KARAKTER
KELAS
X
PADA
SMA
PROSES
NEGERI 10
YOGYAKARTA” yang penulis ajukan, maka penulis memandang perlu
memberi penegasan arti dan batasan tentang arti dari isi penulisan tersebut:
1. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada
seseorang
(peserta
didik)
sehingga
mampu
memahami,
mengembangkan, dan menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam diri
di kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Pembelajaran
Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa
belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang
belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru
yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.
3. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah uatu proses pembelajaran yang
membantu siswa untuk membangun konsep-konsep matematika dengan
kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep itu
terbangun kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Karakter dan Pendidikan karakter
1. Definisi Pendidikan Karakter
Elkin dan Sweet (dalam Fathurrohman, Suryana, & Fenny, 2013),
menjelaskan pendidikan karakter dimaknai sebagai, “Character education
is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon
core ethical values”. Pendidikan karakter adalah usaha yang sungguhsungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak
berdasarkan nilai-nilai etika inti.
Lickona (dalam Samani & Hariyanto, 2013) mendefinisikan
pendidikan karakter sebagai upaya
yang sungguh-sungguh untuk
membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan
inti nilai-nilai etis. Secara sederhana, Lickona mendefinisikan pendidikan
karakter sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki
karakter para siswa.
Williams
& Schnaps
(dalam Wangid,
2010)
mendefinisikan pendidikan karakter sebagai “Any deliberate approach by
which school personnel, often in conjunction with parents and community
members, help children and youth become caring, principle and
responsible.” Maknanya kurang lebih pendidikan karakter merupakan
berbagai usaha yang dilakukan oleh para personel sekolah, bahkan yang
dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan anggota masyarakat, untuk
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
membantu anak-anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli,
berpendirian, dan bertanggungjawab.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilainilai karakter kepada seseorang (peserta didik) sehingga mampu
memahami, mengembangkan, dan menginternalisasikan nilai-nilai karakter
dalam diri di kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter mempunyai tujuan penanaman nilai dalam diri
siswa dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai
kebebasan individu. Selain itu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan
karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang
sesuai dengan standar kompetensi lulusan (Asmani, 2011: 42- 43).
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010), pendidikan
karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan
karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter
diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan
menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi, serta
memersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud
dalam perilaku sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada
pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku,
tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh
semua warga sekolah, serta masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah
merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut dimata
masyarakat luas.
3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Nilai-nilai karakter berdasarkan kajian nilai-nilai agama, normanorma sosial, peraturan/hukum, etika akademis, dan prinsip-prinsip HAM,
telah teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokan menjadi lima nilai
utama yaitu, nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan, serta
kebangsaan (Aqib dan Sujak (2011: 6-8).
Berikut ini adalah nilai-nilai karakter yang dapat ditanamkan dan
dikembangkan kepada siswa (Permendiknas nomor 23 tahun 2006):
1.
Religius, yaitu ketaatan dan kepatuahan dalam memahami dan
melaksanakan ajaran agama yang dianut, termasuk dalam hal ini
adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta
hidup rukun dan berdampingan.
2.
Jujur, yaitu sikap dan perilaku yang menceminkan kesatuan antara
pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui apa yang benar,
mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar) sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat
dipercaya.
3.
Toleransi, yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan
terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras,
etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara
sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan
tersebut.
4.
Disiplin, yaitu kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala
bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku.
5.
Kerja keras, yaitu perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguhsungguh
dalam
menyelesaikan
berbagai
tugas,
permasalahan,
pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.
6.
Kreatif, yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam
berbagai
segi
dalam
memecahkan
masalah,
sehingga
selalu
menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik
dari sebelumnya.
7.
Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun
hal ini bukan berarti tidak boleh bekerjasama secara kolaboratif,
melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada
orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
8.
Demokratis, yaitu sikap dan cara berpikir yang mencerminkan
persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya
dengan orang lain.
9.
Rasa ingin tahu, yaitu cara berpikir, sikap, dan perilaku yang
mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang
dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam.
10. Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yaitu sikap dan tindakan
yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau individu dan golongan.
11. Cinta tanah air, yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa
bangga, setia, peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
budaya, ekomoni, politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah
menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.
12. Menghargai prestasi, yaitu sikap terbuka terhadap prestasi orang lain
dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat
berprestasi yang lebih tinggi.
13. Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yaitu sikap dan tindakan
terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga
tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.
14. Cinta damai, yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana
damai, aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam
komunitas atau masyarakat tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
15. Gemar membaca, yaitu kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk
menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi,
baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya, sehingga
menimbulkan kebijakan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya
menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.
17. Peduli sosial, yaitu sikap dan perbuatan yang mencerminkan
kepedulian
terhadap
orang
lain
maupun
masyarakat
yang
membutuhkannya.
18. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan
diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara, maupun agama.
4. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter
Pendidikan karaker di sekolah akan berjalan dengan lancar jika
setiap guru memahami prinsip pendidikan karakter yang sesungguhnya.
Kemendiknas (2010) menyatakan bahwa pendidikan karakter harus
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter;
b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup
pemikiran, perasaan, dan perilaku;
c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk
membangun karakter;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian;
e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan
perilaku yang baik;
f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang
yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka,
dan membantu mereka untuk sukses;
g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik;
h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang
berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai
dasar yang sama;
i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter;
j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam
usaha membangun karakter;
k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru
karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta
didik
Berdasarkan pandangan di atas, upaya yang harus dilakukan dalam
pengembangan dan pembentukan karakter pada satuan pendidikan adalah
menyosialisasikan nilai-nilai positif dan sekaligus menetapkan nilai-nilai
tersebut yang menjadi acuan pendidikan karakter, menetapkan pendekatan,
model dan strategi pendidikan karakter yang diterapkan pada satuan
pendidikan, melibatkan seluruh elemen untuk menerapkan pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
karakter, serta dilakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pendidikan karakter pada satuan pendidikan.
5. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui terutama
melalui pencapaian butir-butir standar kompetensi lulusan oleh peserta
didik yang meliputi sebagai berikut (Permendiknas nomor 23 tahun 2006):
a. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan remaja;
b. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
c. Menunjukkan sikap percaya diri;
d. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang
lebih luas;
e. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi dalam lingkup nasional;
f. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan
sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
h. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan
potensi yang dimilikinya;
i. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari;
j. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;
k. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
l. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara
kesatuan Republik Indonesia;
m. Menghargai karya seni dan budaya nasional;
n. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;
o. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang dengan baik;
p. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;
q. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat;
r. Menghargai adanya perbedaan pendapat;
s. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek
sederhana;
t. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;
u. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan
menengah; dan
v. Memiliki jiwa kewirausahaan.
Penilaian indikator dalam bentuk perilaku peserta didik di kelas dan
di sekolah dapat diamati melalui pengamatan guru. Cara lain yang dapat
digunakan adalah melakukan tanya jawab dengan peserta didik serta
tanggapan dari peserta didik dalam laporan kegiatan sekolah dan pekerjaan
rumah. Oleh karena itu, fungsi indikator bagi guru adalah sebagai kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
untuk memberikan pertimbangan penilaian tentang perilaku yang dimiliki
peserta didik.
6. Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter
Zubaedi (2012), mengutarakan beberapa faktor yang memengaruhi
keberhasilan pendidikan karakter, yaitu:
a. Insting (naluri)
Aneka corak refleksi sikap, tindakan, dan perbuatan manusia
dimotivasi oleh potensi kehendak yang dimotori oleh naluri seseorang.
b. Adat atau kebiasaan
Adat atau kebiasaan adalah tindakan yang dilakukan secara berulangulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti:
berpakaian, makan, tidur, berolahraga, dan lain sebagainya.
c. Keturunan
Secara langsung atau tidak langsung faktor keturunan sangat
memengaruhi pembentukan karakter seseorang. Secara alami sifat dan
karakter seseorang akan diturunkan orang tua melalui sel-sel yang ada
dalam sperma ayah dan sel telur ibu.
d. Lingkungan
Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam terbentuknya
corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan di
mana seseorang berada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Keempat faktor tersebut harus berjalan beriringan dan saling berkaitan
demi terbentuknya pendidikan karakter yang sesuai dengan tujuan
pendidikan.
B. Konsep Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata
lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang
manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran
mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun
mempunyai konotasi yang berbeda.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (Syaiful Sagala, 2011: 62)
pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa
Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Konsep pembelajaran
menurut Corey (Syaiful Sagala, 2011: 61) adalah suatu proses dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan
subset khusus dari pendidikan.
Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang
untuk membantu seseorang memelajari suatu kemampuan dan nilai yang
baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui
kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya,
motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan
lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam
pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan
menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar,
yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar,
dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.
2. Komponen Pembelajaran
Menurut Sugandi (2008: 28) pembelajaran pada taraf organisasi
mikro mencakup pembelajaran bidang studi tertentu dalam satuan
pendidikan, tahunan, semesteran atau catur wulan. Bila pembelajaran
tersebut, ditinjau dari pendekatan sistem, maka dalam prosesnya akan
melibatkan berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
a. Tujuan
Tujuan yang secara eksplisit diupayakan pencapaiannya melalui
kegiatan pembelajaran adalah “instructional effect” biasanya berupa
pengetahuan, dan keterampilan atau sikap yang dirumuskan secara
eksplisit dalam teknik pembelajaran khusus.
b. Subjek belajar
Subjek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen
utama karena peranannya sebagai subjek sekaligus objek. Sebagai
subjek karena peserta didik adalah individu yang melakukan proses
belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran
diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subjek
belajar. Untuk itu dari pihak siswa diperlukan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Partisipasif
aktif
subyek
belajar
dalam
proses
pembelajaran antara lain dipengaruhi oleh kemampuan yang telah
dimilikinya hubungan dengan materi yang akan dipelajari.
c. Materi pelajaran
Materi
pelajaran
merupakan
komponen
utama
dalam
proses
pembelajaran, karena materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk
dari kegiatan pembelajaran. Materi pelajaran yang komprehensif,
terorganisir secara sistematis dan dideskripsikan dengan jelas akan
berpengaruh juga terhadap intensitas proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
d. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran menjadi pola umum dalam mewujudkan proses
pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam penerapan strategi pembelajaran guru perlu
memilih model-model yang tepat, metode yang sesuai dan teknikteknik mengajar yang menunjang pelaksanaan. Untuk menentukan
strategi
pembelajaran
yang
tepat
seorang
guru
perlu
mempertimbangkan akan tujuan, karakteristik siswa, materi pelajaran
dan sebagainya agar strategi pembelajaran tersebut dapat berfungsi
secara maksimal.
e. Media pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat/wahana yang digunakan guru dalam
proses
pembelajaran
untuk
membantu
penyampaian
pesan
pembelajaran. Sebagai salah satu komponen system pembelajaran
berfungsi sebagai peningkatan peranan strategi pembelajaran. Sebab
media pembelajaran disamping komponen waktu dan metode
mengajar. Media digunakan dalam kegiatan instruksional antara lain
karena: 1) Media dapat memperbesar benda yang sangat kecil dan
tidak tampak oleh mata menjadi dapat dilihat dengan jelas; 2) Dapat
menyajikan benda yang jauh dari subyek belajar; dan 3) Menyajikan
peristiwa yang komplek, rumit, dan berlangsung cepat menjadi
sistematik dan sederhana sehingga mudah diikuti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
f. Penunjang
Komponen penunjang yang dimaksud dalam system pembelajaran
adalah fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran,
dan semacamnya. Komponen penunjang berfungsi memperlancar,
melengkapi dan mempermudah terjadinya proses pemebelajaran.
Sehingga sebagai salah satu komponen pemeblajaran
g. Evaluasi
Evaluasi diartikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk
menentukan sejauh mana tujuan pengajaran dicapai oleh para siswa.
Dalam pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen
penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui
keefektifan pembelajaran. guru perlu memperhatikan, memilih, dan
memanfaatkanya.
C. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Pembelajaran Matematika
Menurut pendapat Rahayu (2007: 2) pembelajaran matematika
adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan
suasana
memungkinkan
seseorang
melaksanakan
kegiatan
belajar
matematika dan pembelajaran harus memberikan peluang kepada siswa
untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika.
Nickson
(dalam
Hudojo,
2005:
20)
menyatakan
bahwa
pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivistik adalah
membantu siswa untuk membangun konsep-konsep matematika dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep itu
terbangun kembali.
Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru
mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para
siswanya yang terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan
pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan
siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal
antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam memelajari
matematika (Suyitno, 2004: 2).
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran matematika adalah suatu proses pembelajaran yang
membantu siswa untuk membangun konsep-konsep matematika dengan
kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep itu
terbangun kembali
2. Proses Pembelajaran Matematika
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan
yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak
didik dalam kegiatan pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas
pendidikan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
kurikulum.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994: 79) bahwa ada tiga tahapan
yang
harus
dilakukan
guru
dalam
proses
pembelajaran
yaitu
persiapan/perencanaan, pelaksanaan, dan tahap penilaian/evaluasi. Begitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pula dengan proses pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru
melalui tiga tahap tersebut yaitu seperti dibawah ini:
a. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan merupakan proses pemikiran terencana sebagai
dasar untuk melakukan kegiatan di masa mendatang. Perencanaan
pembelajaran perlu dilakukan untuk mengoordinasikan komponen
pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, metode, media, sumber dan evaluasi.
Pada tahap persiapan atau perencanaan ini seorang guru harus
mempunyai persiapan sebelum proses pembelajaran berlangsung agar
proses pembelajaran yang dilaksanakan tersebut dapat berjalan secara
efektif dan efisien dan dapat diberikan sesuai dengan waktu yang
tersedia.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994: 80) bahwa agar proses
pembelajaran yang dilakukan antara guru dan murid dapat berjalan
secara efektif dan efisien seyogyanya guru memperhatikan hal-hal
yaitu 1) Tujuan pengajaran; 2) Ruang lingkup dan urutan bahan yang
diberikan; 3) Sarana dan fasilitas pendidikan yang dimiliki; 4) Jumlah
anak didik yang akan mengikuti pengajaran; 5) Waktu jam pelajaran
yang tersedia; dan 6) Sumber bahan penagajaran yang bisa digunakan
dan sebagainya.
Seorang
guru
yang
akan
mengajarkan
pelajaran
harus
memikirkan hal-hal apa yang harus dilakukan serta menuangkannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
secara tertulis dalam perencanaan pembelajaran yang dimulai dengan
merumuskan program tahunan, program semester, analisis materi
pelajaran, pengembangan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran,
program remedial dan program pengayaan. Kemudian merumuskan
bahan pelajaran yang akan diajarkan. Bahan pelajaran tersebut harus
diatur agar memberi motivasi pada siswa untuk aktif dalam belajar.
Setelah proses pembelajaran ditetapkan dan diurutkan secara sistematis
sehingga memberi peluang adanya kegiatan belajar bersama atau
perorangan.
Penggunaan alat bantu dan metode mengajar diusahakan dan
dipilih oleh guru agar menumbuhkan semangat siswa. Perumusan
perencanaan pembelajaran yang terakhir tentang penilaian yang terdiri
dari sejumlah pertanyaan yang problematis, sehingga menuntut siswa
untuk berpikir secara optimal dan jika perlu diberikan tugas-tugas yang
harus dikerjakan di kelas atau di rumah.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan tahapan yang kedua
dilaksanakan
oleh
guru
dalam
proses
pembelajaran.
Dalam
melaksanakan pengajaran hendaknya guru bepedoman pada persiapan
yang dibuat dalam bentuk perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan anak didik
serta bahan pelajaran sebagai perantara. Oleh sebab itu dalam proses
pembelajaran ini peranan guru merupakan pengendali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Pada prinsipnya pelaksanaan pengajaran berpegang pada yang
tertuang dalam perencanaan, namun situasi yang dihadapi guru dalam
melaksanakan pengajaran mempunyai pengaruh besar terhadap situasi
yang dihadapi. Di samping itu guru harus melibatkan siswa secara aktif
dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam pelaksanaan pembelajaran ada tiga tahapan yang harus
dilakukan guru, yaitu tahap pra instruksional, tahap instruksional dan
tahap evaluasi atau tindak lanjut. 1) Tahap Awal (Tahap pra
instruksional) yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai sesuatu
proses belajar mengajar; 2) Tahap Inti (Tahap instruksional), yaitu
tahap penyampaian pelajaran atau tahap inti. Tahap ini merupakan
tahap pelaksanaan tugas bagi seorang guru dalam menyalurkan ilmu
pengetahuan; dan 3) Tahap Akhir (Tahap evaluasi atau tindak lanjut)
yaitu tahap yang bertujuan untuk mengatahui tingkat keberhasilan
siswa pada tahap sebelumnya, yaitu pada tahap instruksional.
c. Tahap penilaian/evaluasi
Menurut Muhibbin Syah (2003: 141) bahwa evaluasi adalah
penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam sebuah program.
Dalam kegiatan evaluasi ini, yang harus dilaksanakan guru adalah
sebagai berikut.
1) Melaksanakan penilaian akhir dan mengkaji hasil penelitian.
2) Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan alternatif kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3) Mengalihkan proses-proses pembelajaran dengan menjelaskan atau
memberi bahan materi pokok yang akan dibahas pada pada
pelajaran berikutnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa proses pembelajaran matematika adalah suatu rangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh guru yang terdiri dari tahap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran matematika.
D. Pendidikan Karakter Pada Proses Pembelajaran Matematika
1. Integrasi
Nilai-nilai
Pendidikan
Karakter
Pada
Pembelajaran
Matematika
Mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada setiap mata pelajaran
degan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai pada peserta didik akan
pentingnya pendidikan karakter, sehingga diharapkan setiap peserta didik
mampu menginternalisasikan nilai-nilai itu ke dalam tingkah laku seharihari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun
di luar kelas. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk
menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan,
juga
dirancang
untuk
menjadikan
peserta
didik
mengenal,
menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya
perilaku.
Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran
matematika tetap harus berlandaskan pada nilai-nilai universal. Melalui
kegiatan pembelajaran ini, guru dapat mengembangkan nilai-nilai karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
seperti jujur, demokrasi, bertanggungjawab, mandiri, disiplin, kerja keras,
kreatif, rasa ingin tau dan sebagainya. Menurut Zubaedi (2012: 296)
pengintegrasian nilai-nilai pendidikan karakter dapat ditempuh dengan
langkah-langkah berikut:
a. Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada
Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya;
b. Menggunakan nilai-nilai budaya dan karakter yang memperlihatkan
keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk
menentukan nilai yang akan dikembangkan;
c. Mencantumkan nilai-nilai budaya dan karakter itu ke dalam silabus;
d. Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam
RPP;
e. Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang
memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan
internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai;
f. Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami
kesulitan
untuk
menginternalisasi
nilai
maupun
untuk
menunjukkannya dalam perilaku.
Berbagai upaya dapat dilakukan oleh guru matematika untuk
mengembangkan
nilai-nilai
karakter
tersebut.
Guru
harus
dapat
menciptakan suasana belajar yang mendukung terlaksananya pendidikan
karakter, salah satunya adalah dengan pembelajaran siswaaktif. Melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pembelajaran siswa yang aktif diharapkan berkembangnya nilai-nilai
karakter seperti disiplin, tanggungjawab, rasa ingin tahu, kreatif dan lainlain. Penanaman karakter ini dilakukan secara terus menerus sehingga
diharapkan menjadi suatu kebiasaan.
2. Proses Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika
Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran
dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran pada semua mata pelajaran. Di antara prinsip-prinsip yang
dapat diadopsi dalam membuat perencanaan pembelajaran (merancang
kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus, RPP, dan bahan ajar),
melaksanakan proses pembelajaran, dan evaluasi adalah prinsip-prinsip
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang selama
ini telah diperkenalkan kepada guru. Berikut diuraikan prinsip-prinsip
pembelajaran kontekstual dan pelaksanaan pembelajaran dengan integrasi
pendidikan karakter pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Perencanaan Pembelajaran
Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun. Baik silabus,
RPP, dan bahan ajar dirancang agar muatan maupun kegiatan
pembelajarannya berwawasan pendidikan karakter. Cara yang mudah
untuk membuat silabus, RPP, dan bahan ajar yang berwawasan pendidikan
karakter adalah dengan mengadaptasi silabus, RPP, dan bahan ajar yang
telah
dibuat/ada
dengan
menambahkan/mengadaptasi
kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pembelajaran
yang
bersifat
memfasilitasi
dikenalnya
nilai-nilai,
disadarinya pentingnya nilai-nilai, dan diinternalisasinya nilai-nilai.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilainilai karakter yang ditargetkan. Kegiatan pendahuluan, berdasarkan
Standar Proses, pada kegiatan pendahuluan, guru harus: 1) Menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; 3) Menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan 4)
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
Kegiatan inti, Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007, kegiatan inti pembelajaran terbagi atas tiga tahap,
yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa pada tahap eksplorasi peserta didik difasilitasi untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan mengembangkan sikap
melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada tahap
elaborasi, peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatankegiatan pembelajaran lainnya sehingga pengetahuan, keterampilan, dan
sikap peserta didik lebih luas dan dalam. Pada tahap konfirmasi, peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
didik memperoleh umpan balik atas kebenaran dan kelayakan dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh siswa.
Kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup, guru: 1) membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; 2) Melakukan penilaian; 3). Memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran dan 4) Menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
3. Evaluasi Pencapaian Belajar
Teknik-teknik penilaian yang dimaksud dengan bentuk-bentuk
instrumen yang dapat dikembangkan oleh guru antara lain tes tertulis,
teslisan, penilaian tugas,penilaian diri dan lain sebagainya. Di antara
teknik-teknik penilaian tersebut, beberapa dapat digunakan untuk menilai
pencapaian peserta didik baik dalam hal pencapaian akademik maupun
kepribadian. Teknik-teknik tersebut terutama observasi (dengan lembar
observasi/lembar pengamatan), penilaian diri (dengan lembar penilaian
diri/kuesioner), dan penilaian antarteman (lembar penilaian antar teman).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
proses pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika dapat terlihat
pada tahap perencanaan yaitu dalam Silabus dan RPP, tahap pelaksanaan
yaitu pada saat pembelajaran berlangsung dikelas dan pada tahap evaluasi
dengan mengikutkan penilaian tentang kepribadian dan perilaku siswa
yang mencerminkan nilai-nilai karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
E. Kerangka Berfikir
Pendidikan karakter merupakan usaha yang dilakukan guru untuk
membantu siswa dalam menanamkan nilai-nilai karakter. Penanaman
pendidikan karakter oleh guru dapat ditunjukkan dengan memberikan
keteladanan yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan
kepada siswa dalam proses pembelajaran. Nilai-nilai karakter yang dapat
ditunjukkan oleh guru misalnya datang tepat waktu (disiplin waktu), bekerja
keras, sopan, jujur dan lain sebagainya. Sedangkan nilai-nilai karakter siswa
dapat
dilihat
dari
berbagai
kegiatan
siswa
misalnya
ketika
guru
memerintahkan siswa mengerjakan soal, siswa terlihat bekerja keras untuk
memecahkan soal tersebut. Ketika ada tugas pekerjaan rumah, jika siswa lupa
mengerjakan atau mengalami kesulitan maka akan berkata jujur kepada guru.
Proses penerapan dan penanaman pendidikan karakter sama dengan
proses pendidikan pada umumnya yang dapat berjalan efektif jika didukung
oleh semua komponen yang ada. Menurut Nasution dalam Djamarah (2002:
142) komponen-komponen belajar terdiri dari: 1) komponen input yaitu
pribadi siswa yang memiliki raw input, diantaranya minat, motivasi,
kebiasaan. 2) komponen instrumental input yang berupa masukan atau
fasilitas yang menunjang diantaranya berupa alat, sarana, media, metode, guru
dan 3) komponen enviromental input yang berupa unsur lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Enviromental Input
 Lingkungan sekolah
Raw Input
Learning Teaching
Output
 Minat
Process
(Hasil Belajar)
 Motivasi
(Proses KBM)
 Nilai karakter
 Kebiasaan
Instrumental Input
 Sarana (alat/ media)
 Metode mengajar
 Materi/ Kurikulum
 Guru
Komponen raw input (masukan mentah) merupakan faktor yang
memengaruhi proses pembelajaran dalam hal ini adalah siswa. Siswa dinilai
memiliki kemampuan awal (entry behavior) baik berupa minat, motivasi dan
kebiasaan. Learning teaching process merupakan cara berlangsungnya belajar
dan segala hal yang memengaruhi proses pembelajaran. Selain raw input ada
faktor lain yang menunjang yaitu instrumental input dan enviromental input.
Instrumental input yaitu berupa sarana dan prasarana, media, metode
mengajar, guru. Arikunto (2006) juga menambahkan materi/kurikulum ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dalam instrumental input. Sedangkan enviromental input berupa faktor
lingkungan yaitu lingkungan sekolah.
Ketiga komponen tersebut, diolah dalam proses pembelajaran dengan
harapan akan menghasilkan output dengan kualifikasi tertentu yaitu hasil
belajar siswa. Hasil belajar yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
adanya nilai-nilai karakter yang muncul setelah adanya penanaman karakter
pada siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Nilai-nilai karakter yang
diharapkan akan muncul pada proses kegiatan pembelajaran menurut
Kemendiknas (2010: 9-10), diantaranya adalah religius, kejujuran, teloransi,
disiplin, demokratis, teliti, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu dan
tanggung jawab. Begitu pula dalam proses pembelajaran matematika di kelas
X SMA N 10 Yogyakarta, diharapkan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut
akan dapat ditanamkan oleh guru dengan baik.
F. Hasil-hasil Penelitian Lain yang Relevan
1.
Penelitian yang dilakukan oleh Drs. Sucipto (2013).
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan model pendidikan
karakter di SMA Negeri 1 Sidoarjo dan mengetahui hasil dari pendidikan
tersebut. Penelitian ini bersifat ex post facto, dengan menggunakan
rancangan deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dokumentasi, angket, dan wawancara.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa model pendidikan
karakter
di
SMA
Negeri
1
Sidoarjo
menggunakan
pendekatan
komprehensif, yaitu pendidikan karakter yang diintegrasikan ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
semua kegiatan di sekolah baik kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler.
Model pendidikan tersebut mampu membangun karakter religius, jujur,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, menghargai prestasi, cinta damai,
peduli sosial, dan tanggung jawab peserta didik dengan baik. Karakter yang
ditanamkan di sekolah masih melekat kuat pada diri peserta didik sampai
mereka menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dan berada di tengahtengah masyarakat. Pendidikan karakter ternyata juga mampu meningkatan
prestasi belajar di bidang akademik. Dari hasil penelitian juga diketahui
bahwa ketaatan menjalankan ibadah berpengaruh terhadap kesabaran,
sopan santun, kejujuran, kerajinan dan ketekunan, sikap pantang menyerah,
kemandirian, serta tanggung jawab. Sikap dan perilaku jujur berpengaruh
terhadap kuatnya komitmen seseorang. Sikap menghargai prestasi, mau
mengakui dan menghargai keberhasilan orang lain berpengaruh pada
kreativitas seseorang. Sikap dan perilaku sabar, sopan santun, dan
menghargai orang lain yang berbeda agama berpengaruh terhadap karakter
cinta damai dan kepedulian sosial
2.
Penelitian yang dilakukan oleh Ma’unah (2014).
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendeskripsikan
penerapan
pendidikan karakter pada pembelajaran matematika dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah guru matematika dan siswa
SMP
Muhammadiyah
10
Surakarta.
Teknik
pengumpulan
data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
menggunakan metode angket, observasi, catatan lapangan, wawancara dan
dokumentasi. Validitas data dengan menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi teknik. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian adalah (1) Penerapan pendidikan karakter pada
perencaaan pembelajaran matematika dapat dilihat dalam penyusunan
silabus dan RPP yang berkarakter. Presentase nilai karakter yang sudah
diterapkan sebanyak 22.23%, (2) penerapan pendidikan karakter pada
pelaksanaan pembelajaran matematika ditanamkan melalui kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Nilai- nilai karakter yang dapat
diterapkan meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif,
demokratis, gemar membaca dan tanggung jawab, (3) penerapan
pendidikan karakter pada evaluasi pembelajaran matematika dengan cara
mengadakan post tes/ ulangan harian. Nilai- nilai karakter yang dapat
diterapkan meliputi disiplin, jujur, mandiri, kerja keras, toleransi,
menghargai prestasi, demokratis dan kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan
Taylor (dalam Moleong, 2009: 4) yang dimaksud “penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.
Adapun alasan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif
adalah karena dalam penelitian ini data yang dihasilkan berupa data deskriptif
yang diperoleh dari data-data berupa tulisan, kata-kata dan dokumen yang
berasal dari sumber atau informan yang diteliti dan dapat dipercaya. Penelitian
ini melihat realitas sosial di lapangan mengenai Pendidikan Karakter Pada
Proses Pembelajaran Matematika Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta.
B. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah;
1. Bagaimana
keterlaksanaan
penanaman
nilai-nilai
karakter
dalam
pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta?
2. Bagaimana
pendidikan
karakter
diterapkan
dalam
pembelajaran
matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta?
3. Bagaimanakah proses integrasi pendidikan karakter dengan pembelajaran
Matematika kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta?
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dari penelitian ini adalah SMA Negeri 10 Yogyakarta.
Peneliti memilih SMA N 10 Yogyakarta sebagai tempat penelitian karena
sekolah tersebut yang sedang melaksanakan pendidikan karakter sejak 4 tahun
terakhir ini serta membangun karakter pada budaya sekolah. SMA N 10
Yogyakarta juga menerapkan pengintegrasian pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran termasuk pada mata pelajaran matematika.
D. Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Sumber data primer
Sumber data yang diperoleh dari lapangan. Data ini diperoleh melalui
wawancara dengan responden maupun informan. Informan pada penelitian
ini adalah Kepala Sekolah, Guru Matematika dan Siswa Kelas X di SMA
Negeri 10 Yogyakarta.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data dari buku yang terkait dan
dokumen-dokumen dari sekolah yang berupa RPP dan Silabus.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut
1. Wawancara (interview)
Wawancara ini diadakan secara langsung kepada pihak–pihak yang terkait
dengan pendidikan karakter pada proses pembelajaran matematika kelas X
SMA Negeri 10 Yogyakarta serta para pihak yang berkompeten untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
menyampaikan informasi yang diperlukan kepada peneliti. Wawancara
pada penelitian ini dilakukan kepada Kepala Sekolah, Guru Matematika
dan Siswa kelas X SMA N 10 Yogyakarta.
2. Pengamatan (Observasi)
Dalam penelitian ini, peneliti hanya sebagai pengamat biasa yang
melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran di
kelas X dan kondisi lingkungan sekolah SMA Negeri 10 Yogyakarta.
3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa
buku-buku kumpulan silabus, dokumen RPP, serta sumber lain berupa
tabel nilai-nilai karakter yang ada di setiap kelas di SMA N 10 Yogyakarta
guna untuk memperoleh informasi tentang pendidikan karakter.
F. Instrumen Penelitian
Berdasarkan teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data yang
digunakan adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman
dokumentasi.
1. Pedoman Wawancara
Penelitian
ini
menggunakan
wawancara
terpimpin
sehingga
diperlukan pedoman wawancara yang terperinci. Pedoman wawancara terdiri
dari wawancara dengan kepala sekolah, guru matematika dan siswa kelas X
yang
berisi
daftar
pertanyaan mengenai
pendidikan karakter dan
pelaksanaannya. Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam menyusun
pedoman wawancara adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
a. Menganalisis
setiap
variabel
yang
hendak
diteliti
kemudian
mengembangkannya menjadi indikator-indikator.
b. Menyusun kisi-kisi instrumen sebagai pedoman dalam merumuskan
item instrumen. Kisi-kisi tersebut mencakup ruang lingkup materi
variabel penelitian, jenis-jenis pertanyaan, serta banyaknya pertanyaan.
Dalam kisi-kisi dimuat indikator dari setiap variabel yaitu tentang latar
belakang, tujuan, persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi pendidikan
karakter.
c. Menyusun item pertanyaan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
Peneliti membuat lebih dari jumlah pertanyaan yang ditetapakan, atau
pertanyaan cadangan. Setiap item pertanyaan yang telah dibuat, jawaban
atau gambaran yang diinginkan dari pertanyaan tersebut juga dibuat oleh
peneliti.
d. Melakukan validasi expert. Dalam hal ini peneliti berkonsultasi guna
perbaikan isi dan pembahasan, menghilangkan instrumen yang tidak
sesuai atau diganti dengan instrumen yang baru.
Tabel 3.1 Kisi Kisi Pedoman Wawancara
No
1
Informan
Kepala Sekolah
Indikator
1. Latar
belakang
pelaksanaan
pendidikan
karakter.
2. Tujuan pelaksanaan pendidikan karakter.
3. Persiapan
sekolah
dalam
melaksanakan
pendidikan karakter.
4. Pelaksanaan dan kendala dalam menerapkan
pendidikan karakter di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
5. Evaluasi pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran.
2
Guru Matematika
1. Pengetahuan
guru
terhadap
pendidikan
karakter.
2. Tujuan pelaksanaan pendidikan karakter.
3. Persiapan
sekolah
dalam
melaksanakan
pendidikan karakter.
4. Sarana
dan
prasarana
dalam
proses
pembelajaran dengan menerapkan pendidikan
karakter.
5. Kondisi pembelajaran dalam kelas.
6. Evaluasi pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran matematika
3
Siswa
1. Pengetahuan
siswa
terhadap
pendidikan
karakter.
2. Kondisi pembelajaran dalam kelas.
3. Pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan
pendidikan karakter.
4. Kendala
proses
pembelajaran
yang
menerapkan pendidikan karakter.
2. Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk melihat secara langsung
kejadian di lapangan. Pedoman observasi ini juga berwujud daftar kegiatan
yang dilakukan oleh guru dan siswa ketika pembelajaran dikelas yang
disertai keterangan nilai karakter yang terkait. Langkah-langkah yang
ditempuh peneliti dalam menyusun pedoman observasi adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
a. Menganalisis
setiap
variabel
yang
hendak
diteliti
kemudian
mengembangkannya menjadi indikator-indikator.
b. Menyusun item pengamatan berdasarkan indikator. Setiap item
pengamatan diberikan disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran di
dalam RPP guru yang bersangkutan.
c. Melakukan validasi expert. Dalam hal ini peneliti berkonsultasi guna
perbaikan isi dan pembahasan, menghilangkan instrumen yang tidak
sesuai atau diganti dengan instrumen yang baru.
Tabel 3.2 Kisi Kisi Pedoman Observasi
Kegiatan
Nilai
No
Guru
1
Siswa
Guru memberikan salam kepada
siswa dan perkenalan.
2
Guru mengajak siswa untuk
berdoa dengan dipimpin ketua
kelas.
3
Guru
mempersilakan
siswa
untuk mempersiapkan diri dalam
pembelajaran.
4
Guru
mengingatkan
siswa
tentang materi yang sebelumnya
telah diajarkan.
5
Guru bersama siswa menghitung
jarak titik dan bidang pada
bangun ruang.
6
Guru memberikan soal latihan
untuk dikerjakan siswa secara
Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
berkelompok.
7
Guru mengajak siswa bersama–
sama membahas soal latihan
yang sudah dikerjakan.
8
Guru menanyakan kepada siswa
apakah ada yang masih belum
paham.
9
Guru menanggapi pertanyaan
siswa dengan baik.
10
Guru
mengajak
merangkum
siswa
bersama–sama
tentang materi yang telah di
pelajari.
11
Guru mengingatkan siswa untuk
belajar mempersiapkan materi
pertemuan selanjutnya.
12
Guru mengajak siswa untuk
berdoa
mengakhiri
pembelajaran.
3. Pedoman Dokumentasi
Dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini adalah silabus, RPP,
dan dokumen pendukung lainnya yang digunakan subjek dalam proses
pembelajaran khususnya yang terkait dengan pendidikan karakter. Langkahlangkah yang ditempuh peneliti dalam menyusun instrumen penelitian
adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis
setiap
variabel
yang
hendak
mengembangkannya menjadi indikator-indikator.
diteliti
kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b. Menyusun sasaran dokumentasi yang akan digunakan sebagai acuan
dokumentasi.
c. Melakukan validasi expert. Dalam hal ini peneliti berkonsultasi guna
perbaikan isi dan pembahasan, menghilangkan instrumen yang tidak
sesuai atau diganti dengan instrumen yang baru.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Dokumentasi
No
Indikator
Sasaran
1
Profil Sekolah
Dokumen Profil Sekolah
2
Sarana dan Prasarana Sekolah
Dokumen Profil Sekolah
3
Pelaksanaan Pembelajaran
Silabus, RPP
4
Perencanaan Pendidikan Karakter
RPP
5
Pelaksanaan Pendidikan Karakter
RPP
6
Evaluasi Pendidikan Karakter
RPP
G. Keabsahan Data
Untuk mengabsahkan data diperlukan teknik pemeriksaan data. Teknik
keabsahan data atau biasa disebut validitas data didasarkan pada ”empat kriteria
yaitu kepercayaan, keterlatihan, ketergantungan, dan kepastian” (Moleong,
2004 : 324). Teknik yang digunakan untuk menetapkan keabsahan data dalam
penelitian dilapangan salah satunya adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu (Moleong, 2004: 330).
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan
data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data
dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Teknik triangulasi yang digunakan oleh peneliti adalah teknik triangulasi
sumber. Proses triangulasi sumber yang dilakukan peneliti adalah melalui 3
sumber data yaitu data hasil wawancara, data hasil observasi dan data hasil
dokumentasi. Langkah pertama adalah membandingkan hasil wawancara dari
kepala sekolah, guru dan siswa dengan hasil pengamatan di lingkungan SMA
Negeri 10 Yogyakarta serta pengamatan di dalam kelas ketika pembelajaran
Matematika. Langkah ke dua adalah membandingkan hasil wawancara antara
informan satu dengan informan lain misalnya informasi dari guru peneliti
bandingkan dengan keterangan dari kepala sekolah dan siswa. Langkah ketiga
adalah membandingkan data hasil wawancara dengan isi dokumen yang
dimiliki oleh SMA Negeri 10 Yogyakarta misalnya keterangan dari guru bahwa
nilai-nilai karakter di sisipkan dalam RPP dan silabus maka peneliti melihat
dokumen (RPP dan Silabus) untuk menguji kebenaran tersebut.
H. Tekhnik Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah semua yang tersedia dari
berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam
catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan
sebagainya” (Moleong, 1990: 190). Setelah data sudah terkumpul cukup
diadakan penyajian data lagi yang susunannya dibuat secara sistematik sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kesimpulan akhir dapat dilakukan berdasarkan data tersebut. Pengolahan data
dilakukan dalam empat tahap yaitu:
1. Pengumpulan Data
Peneliti mencatat semua data wawancara dan observasi secara objektif dan
apa adanya sesuai dengan yang terjadi di lapangan berdasarkan instrumen
yang telah disusun sebelumnya serta perkembangannya menyesuaikan
dengan kebutuhan penelitian.
2. Reduksi Data
Peneliti merangkum hasil observasi dan wawancara berdasarkan indikator
yang telah disusun sebelumnya. Hasil rangkuman tersebut kemudian
dideskripsikan kembali dengan dipandu rumusan masalah yang hendak
dijawab. Data yang tidak sesuai dan tidak berpengaruh terhadap hasil
penelitian akan dihilangkan.
3. Penyajian Data
Peneliti menyajikan data dalam bentuk deskripsi lengkap berdasarkan data
yang telah direduksi. Peneliti menyajikan data dengan 3 bagian sesuai
dengan rumusan masalah yang akan dijawab. Analisis dari 3 bagian
tersebut disajikan selanjutnya dengan kesimpulan pada setiap bagiannya.
4. Pengambilan Keputusan atau Verifikasi
Peneliti menarik kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh dari data
yang diperoleh dan sudah dianalisis. Kesimpulan lalu diverifikasi sudahkah
menjadi jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi data hasil wawancara dalam penelitian ini adalah sumber data
primer yang akan dianalisis. Pemilihan informan sebagai sumber data dalam
penelitian ini adalah berdasarkan pada asas subyek yang menguasai
permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan imformasi lengkap dan
akurat. Informan yang bertindak sebagai sumber data dan informasi harus
memenuhi syarat, yang akan menjadi informan narasumber (key informan)
dalam penelitian ini adalah Guru Matematika kelas X sebagai informan utama,
Kepala Sekolah, dan 4 siswa kelas X sebagai informan pendukung yang dipilih
2 laki-laki dan 2 perempuan dengan jenjang prestasi berbeda. Berdasarkan hasil
penelitian dari lapangan atau informan, maka berikut ini ada data temuan di
lapangan yang diperoleh dari wawancara dan observasi.
1.
Keterlaksanaan
Penanaman
Nilai-Nilai
Karakter
Dalam
Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta
Berdasar pada wawancara yang telah dilakukan, diperoleh hasil
bahwa guru mata pelajaran Matematika di kelas X SMA Negeri 10
Yogyakarta telah melaksanakan pendidikan karakter dalam pembelajaran.
Pelaksanaan
tersebut
telah
berlangsung
sebelum
diberlakukannya
Kurikulum 2013 yang notabene lebih mengacu pada pendidikan karakter.
Pelaksanaan yang dilakukan guru dengan cara mengaitkan nilai karakter
dengan materi dan diterapkan melalui metode atau pendekatan.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Nilai karakter yang menjadi pedoman SMA Negeri 10 Yogyakarta
untuk mendidik siswa agar menjadi insan yang mulia dipaparkan oleh
kepala sekolah sebagai berikut:
“Salah satu indikator untuk menuju kepada tercapainya visi SMA N
10 Yogyakarta adalah memiliki karakter yang baik. Nah, karakter apa
sajakah yang ingin dicapai oleh SMA N 10 Yogyakarta atau karakter apa
saja yang harus dimiliki oleh siswa SMA N 10 Yogyakarta yang pertama
adalah yang berkaitan dengan religius, yang kedua adalah jujur, yang
ketiga toleran, yang keempat disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menggapai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.” (Kepala
Sekolah, Lampiran 6: 1)
Nilai karakter tersebut di atas adalah nilai karakter yang ingin dicapai
sekolah secara komprehensif oleh semua mata pelajaran. Secara khusus
untuk matematika kelas X nilai karakter yang ditanamkan oleh guru adalah
sebagai berikut:
“Dalam Matematika ya menurut saya selama ini macam-macam.
Pastinya agama/religi, disiplin masuk kelas/tepat waktu serta menghargai
guru dan siswa lain. Kemudian mengerjakan PR dirumah termasuk disiplin.
Jujur, rasa ingin tau tinggi dan percaya diri saat menjawab soal. Saya
sebagai guru sangat ingin anak-anak memiliki tanggungjawab yang tinggi,
teliti serta kreatif dalam mengerjakan soal, ketika dia merasa sulit mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
harus berusaha secara maksimal atau dengan kata lain karakter yang saya
tanamkan adalah sikap tanggungjawab.” (Guru Matematika, Lampiran 7: 4)
Hasil wawancara tersebut didukung dengan pengamatan dan analisis
dokumen. Melalui hasil pengamatan ditunjukkan bahwa guru yang diamati
telah melaksanakan pendidikan karakter dalam pembelajaran juga dengan
berbagai metode. Begitu juga dengan hasil analisis dokumen yang
menunjukkan bahwa guru telah mencantumkan nilai karakter dalam
silabus, RPP, dan dokumen lainnya. Dokumen lainnya yang dimaksud
adalah dokumen guru selain silabus dan RPP yang berkaitan dengan
pelaksanaan pendidikan karakter pada peserta didik yang berwujud
penilaian otentik, seperti catatan harian tentang sikap dan perilaku peserta
didik, serta lembar penilaian diri peserta didik.
Berikut adalah tabulasi hasil pengamatan pembelajaran yang
menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pendidikan karakter dalam
pembelajaran. Pelaksanaan pendidikan karakter pada tabel di bawah dilihat
dari kolom kegiatan guru, namun keterlaksanaan penanaman nilai-nilai
karakter tersebut diketahui dari kolom kegiatan siswa. Penanaman nilainilai karakter terlaksana dengan baik apabila siswa melakukan kegiatan
sesuai dengan arahan guru, sebaliknya pelaksanaan nilai-nilai karakter
tidak terlaksana dengan baik ketika siswa tidak melakukan kegiatan sesuai
arahan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 4.1
Data Observasi I Pembelajaran Matematika Kelas XE SMA Negeri 10
Yogyakarta
Kegiatan
Nilai
No
1
2
Guru
Siswa
Karakter
Guru memberikan salam kepada
Siswa memberi salam
Menghargai
siswa dan perkenalan.
kepada Guru.
.
Guru mengajak siswa untuk
Siswa berdoa.
Religius.
Siswa mempersiapkan diri
Tanggungja
untuk mempersiapkan diri dalam
dan peralatan
wab.
pembelajaran.
pembelajaran.
berdoa dengan dipimpin ketua
kelas.
3
4
Guru
Guru
mempersilakan
mengingatkan
siswa
siswa
tentang materi yang sebelumnya
telah diajarkan.
5
Guru
menuntut
-
tentang materi
sebelumnya.
siswa
teliti
dalam menghitung jarak titik dan
bidang pada bangun ruang.
6
Siswa membuka catatan
Siswa menghitung jarak
Teliti.
titik dan bidang pada
bangun ruang.
Guru memberikan soal latihan
Siswa mengerjakan soal
Kerjasama,
untuk dikerjakan siswa secara
secara berkelompok.
Kreatif.
berkelompok.
7
Guru mengajak siswa bersama– Siswa maju ke depan kelas
sama membahas soal latihan
Tanggungja
mengerjakan latihan soal.
wab.
Guru menanyakan kepada siswa
Siswa bertanya tentang
-
apakah ada yang masih belum
materi yang belum
yang sudah dikerjakan.
8
paham.
dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
9
Guru menanggapi pertanyaan
Siswa memperhatikan dan
siswa dengan baik.
10
Guru
mencatat.
mengajak
merangkum
-
siswa
bersama–sama
Siswa merangkum materi
Kerjasama.
yang telah dipelajari
tentang materi yang telah di
pelajari.
11
Guru mengingatkan siswa untuk
Siswa memperhatikan
Tanggungja
belajar mempersiapkan materi
Guru.
wab.
Siswa berdoa dengan
Religius.
pertemuan selanjutnya.
12
Guru mengajak siswa untuk
berdoa
mengakhiri
dipimpin oleh ketua kelas.
pembelajaran.
Tabel 4.2
Data Observasi II Pembelajaran Matematika Kelas XE SMA Negeri 10
Yogyakarta
Kegiatan
Nilai
No
1
2
Guru
Siswa
Karakter
Guru memberikan salam kepada
Siswa memberi salam
Menghargai
siswa dan perkenalan.
kepada Guru
Guru mengajak siswa untuk
Siswa berdoa
Religius
Siswa mempersiapkan diri
Tanggungja
untuk mempersiapkan diri dalam
dan peralatan
wab.
pembelajaran.
pembelajaran
berdoa dengan dipimpin ketua
kelas.
3
4
Guru
Guru
mempersilakan
mengingatkan
siswa
siswa
Siswa membuka catatan
tentang materi yang sebelumnya tentang materi sebelumnya
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
telah diajarkan.
5
Guru
menuntut
siswa
teliti
dalam menggambar sudut antara
dua garis dalam bangun ruang.
6
Siswa menggambar sudut
Teliti.
antara dua garis dalam
bangun ruang.
Guru memberikan soal latihan
Siswa mengerjakan soal
Kerjasama,
untuk dikerjakan siswa secara
secara berkelompok.
Kreatif.
siswa
Siswa melakukan
Percaya
hasil
presentasi.
diri, Kreatif
Guru mempersilakan siswa yang
Siswa menanggapi
Rasa Ingin
lain memberikan tanggapan dari
presentasi.
Tahu.
Siswa memperhatikan dan
-
berkelompok.
7
Guru
mempersilakan
mempresentasikan
pekerjaannya dengan percaya
diri dan kreatif.
8
presentasi kelompok.
9
Guru memberikan umpan balik
dari hasil presentasi siswa.
10
Guru
mengajak
merangkum
mencatat.
siswa
bersama–sama
Siswa merangkum materi
-
yang telah dipelajari
tentang materi yang telah di
pelajari.
11
Guru memberikan PR kepada
Siswa mencatat PR yang
Tanggungja
lanjut
diberikan oleh Guru.
wab.
Guru mengajak siswa untuk
Siswa berdoa dengan
Religius.
siswa
sebagai
tindak
pembelajaran.
12
berdoa
mengakhiri
dipimpin oleh ketua kelas.
pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan data di atas maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa dalam pembelajaran matematika terkait dengan
wawancara dengan kepala sekolah dan guru matematika serta pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
yang dilakukan dua kali dalam materi dimensi tiga, guru sudah
menyisipkan nilai karakter kepada siswa. Berdasarkan hasil observasi I dan
observasi II, guru telah melaksanakan proses pembelajaran matematika di
dalam kelas sesuai RPP dan silabus yang sudah dirancang sebelumnya.
Berdasarkan wawancara, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X
SMA Negeri 10 Yogyakarta terlaksana pada nilai-nilai sebagai berikut
religius, disiplin, tanggungjawab, teliti, kreatif, menghargai, rasa ingin
tahu, percaya diri.
2. Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika di
Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta
Penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika di
kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta dilaksanakan secara integratif. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah seperti di bawah
ini:
“Pada prinsipnya penerapan dari pendidikan karakter itu sendiri
dilakukan secara integratif dengan mata pelajaran. Artinya setiap guru
harus memasukan ke dalam RPP dan silabus, karakter apa sajakah yang
ingin dicapai pada proses pembelajaran, termasuk pada pelajaran
matematika kelas X.” (Kepala Sekolah, Lampiran 6: 5)
Pengintegrasian dalam kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru
dalam pengarahan Kepala Sekolah, sesuai dengan yang dipaparkan Kepala
Sekolah juga oleh Guru Matematika seperti berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
“Strateginya ada 4, yang pertama dan yang sudah pasti yaitu dengan
mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter yang telah
dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP. Yang kedua
dengan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan seharihari di sekolah. Yang selanjutnya dengan mengintegrasikan pendidikan
karakter ke dalam kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan misalnya
ekstrakurikuler dan kegiatan keagamaan. Dan yang terakhir dengan
membangun dan menjaga komunikasi serta kerjasama antara sekolah
dengan orang tua peserta didik, jadi agar pelaksanaanya tidak seetengahsetengah dan hasilnya juga maksimal.” (Kepala Sekolah, Lampiran 6: 10)
“Sebagai guru itu yang terpenting adalah memberikan keteladanan
kepada siswa. Siswa akan mudah menerima sebuah nilai apabila dia
melihat langsung yang dicontohkan oleh orang yang dipanutinya. Teguran
atau nasehat juga harus selalu diberikan agar siswa selalu ingat akan nilai
karakter yang seharusnya dia amalkan. Pengkondisian lingkungan,
penyediaan tempat sampah, jam dinding, slogan-slogan mengenai karakter
yang mudah dibaca oleh siswa, dan aturan/tata tertib sekolah yang
ditempelkan pada tempat yang strategis. Sekolah juga sudah melakukan
kegiatan rutin seperti setiap pagi sebelum kegiatan belajar dimulai
didahului dengan menyayikan lagu Indonesia Raya dan lagu Padamu
Negeri saat mau pulang. Sebelum dan setelah belajar, siswa juga
dibiasakan untuk berdoa, mengucapkan salam bila bertemu dengan guru
atau siswa lain.” (Guru Matematika, Lampiran 7: 5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Guru Matematika di SMA Negeri 10 Yogyakarta menerapkan
pendidikan karakter pada proses pembelajaran dan menerapkan nilai-nilai
karakter dalam perilaku sehari-hari. Guru Matematika menyisipkan nilainilai karakter yang ingin ditanamkan kepada siswa dalam Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga ketika mengajar
dikelas guru dapat langsung fokus terhadap nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai
karakter selain diterapkan dalam pembelajaran, berdasarkan observasi
peneliti guru Matematika juga menerapkan nilai-nilai karakter dalam
keseharian misalnya guru masuk kelas tepat waktu hingga guru
menpersiapkan materi pelajaran dengan sungguh-sungguh.
Pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Negeri 10 Yogyakarta juga
melibatkan siswa. Berdasarkan hasil wawancara penelitian maka dapat
diketahui bahwa siswa mempraktekkan nilai-nilai karakter dalam
berperilaku. Misalnya, siswa tidak mencontek, masuk kelas tepat waktu,
teliti dan percata diri dalam mengerjakan soal matematika yang sulit serta
mau bekerjasama dalam kelompok.
Disamping hal tersebut di atas, berdasarkan hasil pengamatan dan
analisis dokumen, peneliti mengindikasikan ketidakselarasan antara
keduanya. Nilai karakter yang tercantum dalam RPP terkadang tidak
ditemukan dalam pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran
berlangsung. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya, nilai karakter yang
ditemukan dalam pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran
berlangsung tidak tercantum dalam RPP. Menurut guru yang bersangkutan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dalam wawancara subjek mengaku tidak merasa terdapat kendala secara
signifikan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dalam
pembelajaran yang diampunya. Hal ini ditambah dengan pernyataan subjek
yang menganggap bahwa peserta didik di SMA N 10 Yogyakarta memiliki
nilai kesopanan yang tinggi sehingga subjek tidak mengalami kesulitan
dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran.
Kendala justru dihadapi pada tingkat keberhasilan implementasi nilai
karakter kepada peserta didik setelah pembelajaran usai. Apakah peserta
didik benar-benar dapat mempertahankan sikapnya seperti saat mengikuti
pembelajaran atau justru berlaku sebaliknya di luar pembelajaran.
Berdasar kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan
pendidikan karakter seperti yang disebutkan dalam wawancara mengenai
berhasil atau tidaknya implementasi pendidikan karakter, guru melakukan
upaya, seperti setiap kali sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran, guru
selalu mengingatkan lagi nilai karakter yang terkandung selama proses
pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peserta didik diharapkan
dapat menerapkannya juga setelah pembelajaran usai. Selain itu, guru
berkoordinasi dengan guru yang lain serta seluruh warga sekolah untuk
selalu memberi contoh karakter baik selama di dalam dan di luar
lingkungan sekolah. Di samping koordinasi tersebut, pihak sekolah
memasang beberapa poster mengenai pendidikan karakter dan juga
memberikan jadwal khusus untuk memperdalam ilmu agama bagi peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
didik setiap hari Jumat pada jam pertama selama 15 menit. Dengan
demikian, subjek mengaku kendala tersebut dapat teratasi.
Berdasarkan hasil penelitian baik melalui wawancara maupun
observasi maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidikan karakter
dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta
diterapkan dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter
yang telah dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP
dalam pelaksanaanya menggunakan berbagai strategi.
3. Proses Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran
Matematika Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta
Pada penelitian ini pendidikan karakter yang ditanamkan dibatasi
hanya pada mata pelajaran Matematika kelas X. Pada mata pelajaran
Matematika ini dalam proses pembelajarannya disisipkan nilai-nilai
pembentuk karakter, pendidikan karakter juga bukan suatu mata pelajaran
tersendiri dan tidak ada kurikulum tersendiri yang harus diajarkan tetapi
merupakan suatu nilai yang harus ditanamkan disetiap mata pelajaran.
Pernyataan tersebut diperkuat hasil wawancara kepala sekolah:
“Pendidikan karakter ditanamkan melalui setiap mata pelajaran
meskipun menurut saya tidak cukup hanya disisipkan saja tapi perlu waktu
tersendiri sehingga penanaman dan pengembangan karakter siswa bisa
terfokuskan”. (Kepala Sekolah, Lampiran 6: 13)
Data yang dipaparkan pada penelitian ini meliputi cara-cara yang
dipilih oleh guru dalam proses pembelajaran untuk memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
pengalaman belajar kepada siswa. Oleh karena itu, deskripsi data temuan
pada penelitian ini terkait dengan cara-cara guru dalam a) perencanaan
pembelajaran, b) pelaksanaan pembelajaran dan c) evaluasi pembelajaran.
a.
Perencanaan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran
Persiapan mengajar pada hakikatnya merupakan perencanaan
jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang
apa yang akan dilakukan. Dalam mengembangkan persiapan mengajar
guru
setidaknya
harus
melakukan
tiga
hal
yaitu:
1)
mengidentifikasikan dan mengelompokkan kompetensi yang akan
dicapai setelah proses pembelajaran, 2) mengembangkan materi
standar dan 3) merencanakan penilaian.
Langkah konkret yang harus dilakukan guru dalam melakukan
persiapan
pembelajaran
dalam
mengidentifikasikan
dan
mengelompokkan kompetensi yang akan dicapai setelah proses
pembelajaran adalah menyusun silabus, mengembangkan materi
standar dengan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran,
dilanjutkan dengan merencanakan penilaian.
Hasil penelitian di SMA N 10 Yogyakarta menunjukkan bahwa
pada saat perencanaan pembelajaran guru matematika menyusun
perangkat pembelajaran khususnya Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran secara bersama-sama. Kemudian masing-masing guru
menyesuaikan kondisi kelas masing-masing dengan mengadakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
perubahan seperlunya RPP yang telah disusun bersama, seperti
dikemukanan oleh informan pada saat wawancara seperti di bawah ini:
“Persiapan sudah jauh-jauh hari dengan membuat Silabus dan RPP
yang didalamnya sudah ada nilai-nilai karakter”. (Kepala Sekolah,
Lampiran 6: 7)
Berdasarkan wawancara dan observasi maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa perencanaan penerapan pendidikan karakter
pada proses pembelajaran dilakukan oleh guru matematika dengan
merencanakan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
yang disisipkan nilai-nilai pembentuk karakter.
b.
Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran
Pelaksanaan pendidikan karakter yang dilakukan dalam proses
pembelajaran matematika di kelas dilakukan oleh guru terlihat pada
kegiatan-kegiatan guru seperti pada apersepsi, pemilihan media dan
metode pembelajaran. Apersepsi pembelajaran merupakan langkah
utama untuk mengarahkan perhatian siswa pada awal pembelajaran.
Dengan apersepsi diharapkan konsentrasi siswa siap memulai
pembelajaran tidak memikirkan hal-hal di luar materi. Apersepsi yang
dilakukan oleh guru SMA N 10 Yogyakarta adalah dengan mengulang
sekilas materi sebelumnya, menanyakan kepada siswa apabila masih
ada bagian yang belum dipahami ataupun membahas pekerjaan rumah.
Penggunaan
media
pembelajaran
oleh
guru
Matematika
berdasarkan observasi peneliti adalah sangat bermacam-macam. Media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di kelas X pada
materi ruang dimensi tiga memiliki peranan cukup luas yaitu media
komunikasi, alat bantu mengajar dan sumber belajar dengan tingkatan
berbeda untuk tiap media. media pembelajaran yang dipergunakan
guru untuk menyampaikan materi ruang dimensi tiga adalah media
utama berupa papan tulis, serta benda apa saja yang ada di kelas
misalnya, kotak kapur, ataupun kerangka kubus berbentuk dadu,
ruangan bisa dimisalkan kubus atau balok, kotak kapur, untuk
menggambarkan garis bisa digunakan benda bolpoint.
“Media yang dipakai guru biasanya tergantung materinya sih,
misalnya kemarin pada saat materi ruang dimensi tiga guru
memperlihatkan kotak kapur, bolpoin, penggaris, dadu sebagai contoh
agar mudah kami pahami”. (Siswa 2, Lampiran 9: 7)
“Sebelumnya kan guru pasti menjelaskan materi dengan ceramah,
abis itu biasanya kita mengerjakan soal-soal dengan kelompok terus
sebelum pelajaran berakhir dikasih PR”. (Siswa 1, Lampiran 8: 6).
Hasil observasi di kelas didapatkan bahwa metode ceramah masih
sangat dominan dalam menyampaikan materi matematika, khususnya
bangun ruang. Ceramah dipandang metode yang efektif untuk
menyampaikan materi di kelas yang siswanya banyak. Dari observasi
dokumen RPP ditemukan juga bahwa metode ceramah selalu
dicantumkan. Selain metode ceramah dalam Rencana Pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Pembelajaran
(RPP)
guru
matematika
menggunakan
metode
pembelajaran berupa, Tanya jawab, Diskusi kelompok dan Penugasan.
Setelah mengadakan melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar
maka dalam mengakhiri pelajaran guru matematika yang mengajar
kelas X di SMA N 10 Yogyakarta adalah 1) memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya pada bagian yang belum dipahami pada
hari itu; 2) guru bersama siswa membuat kesimpulan materi; dan 3)
memberikan soal
untuk
dikerjakan di
rumah dalam rangka
memantapkan pemahaman materi yang telah dipelajari.
Berdasarkan wawancara dan observasi maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa untuk pelaksanakan pendidikan karakter, proses
pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan apersepsi, kemudian
guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai, memilih metode
pembelajaran matematika diantaranya adalah metode ceramah, diskusi,
demonstrasi, selanjutnya guru mengakhiri pelajaran dengan membuat
kesimpulan dan memberikan tugas.
c.
Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Penilaian
hasil
belajar
oleh
pendidik
dilakukan
secara
berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan
belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan
pembelajaran. Implementasi dari pengertian ini maka setiap kali guru
mengadakan penilaian harus mengolah hasil penilaian untuk
mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai
komentar yang mendidik. Memanfaatkan hasil penilaian untuk
perbaikan pembelajaran. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran
pada akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk
satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat
sebagai cerminan kompetensi utuh.
“Tujuan evaluasi menurut saya ada 3. Pertama, untuk mengetahui
sejauhmana
peserta
didik
dalam
mencapai
indikator-indikator
pembelajaran. Kedua, mengetahui sejauhmana peserta didik menguasai
materi yang diajarkan dan yang ketiga adalah untuk mengetahui
indikator-indikator mana yang sudah tercapai dan yang belum tercapai.
Dan juga untuk mengetahui kemajuan anak dan perkembangan anak”.
(Guru Matematika, Lampiran 7: 28)
Pendidikan karakter melalui proses pembelajaran Matematika
dikelas X SMA N 10 Yogyakarta oleh guru dievaluasi secara
berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan keberhasilan
penanaman/pengembangan karakter siswa serta untuk meningkatkan
efektivitas kegiatan pembelajaran.
“Saya melakukan evaluasi setiap saat dan terus menerus tidak
hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas/ diluar lingkungan
sekolah. Saya memantau bagaimana kerjasamanya ketika mengerjakan
tugas kelompok, toleransi kepada siswa lain atau kepada guru bagus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
atau tidak, perilaku siswa ketika jam istirahat dan ketika pulang
sekolah”. (Guru Matematika, Lampiran 7: 26)
Kegiatan evaluasi yang dilakukan secara berkelanjutan dilakukan
guna
memperoleh
informasi
tentang
kemajuan
siswa
dalam
pembelajaran Matematika. Dari kegiatan evaluasi pertama biasanya
guru akan melakukan tindak lanjut sebagaimana diungkakan dalam
wawancara dibawah ini:
“Misalnya anak yang memperoleh nilai 75 berarti sudah mencapai
KKM terus saya lihat pencapaian nilai tersebut dengan pendidikan
karakter bagaimana. Jadi ada sinkronisasi nilai dengan karakter yang
ditunjukkan siswa”. (Guru Matematika, Lampiran 7: 29)
Pernyataan oleh guru matematika di atas, menunjukkan bahwa ada
hubungan antara evaluasi guru terhadap hasil belajar matematika yang
dicapai siswa dengan nilai-nilai karakter yang telah ditanamkan.
Contoh di atas yaitu siswa memperoleh nilai 75 atau telah mencapai
KKM, penilaian guru matematika tersebut di dasarkan juga pada nilainilai karakter yang tercermin pada perilaku siswa. Hal ini berarti
bahwa penilaian guru selain berdasarkan nilai hasil ulangan
matematika juga berdasarkan nilai-nilai karakter yang ditunjukkan oleh
siswa.
“Kalau ada anak yang malas, nilainya turun biasanya saya kasih
pengayaan. Mendekati anak untuk mengobrol sehingga saya tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
penyebab
permasalahan
yang
sedang
dihadapi
anak”.
(Guru
Matematika, Lampiran 7: 24)
Guru Matematika yang mengajar di kelas X mengadakan ulangan
setelah selesai satu bab. Hasil ulangan dikembalikan kepada siswa
setelah dikoreksi sekitar 4 atau 5 hari. Hasil ulangan dikomentari
secara umum di depan kelas agar menjadi pembelajaran siswa yang
lain. Beberapa siswa yang memiliki nilai dibawah KKM diberi
pengayaan dan pendekatan lebih intensif agar dapat memperoleh nilai
sama atau lebih tinggi degan teman-temannya yang lain pada ulangan
berikutnya.
Evaluasi atau penilaian yang dilakukan oleh guru Matematika
terhadap pelajaran Matematika tidak hanya berdasarkan nilai hasil
ulangan saja namun juga berdasarkan nilai-nilai karakter yang dimiliki
siswa.
Guru
Matematika
melakukan
evaluasi/penilaian
yang
mengintegrasikan hasil ulangan dengan pendidikan karakter yaitu
melalui aspek-aspek penilaian yang terdiri dari: aspek kompleksitas,
daya dukung, image siswa, proses pembelajaran, keaktifan siswa dan
kepribadian siswa. Aspek nilai karakter seperti kejujuran dan
kepercayaan diri dalam mengerjakan soal/ulangan harian/semesteran
juga akan diperhitungkan dalam penilaian siswa.
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa evaluasi yang dilaksanakan oleh guru Matematika di kelas X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
tidak hanya terbatas pada hasil ulangan saja melainkan adanya
penilaian terhadap nilai-nilai karakter yang di tunjukkan siswa.
B. Analisis Hasil Penelitian
1.
Keterlaksanaan
Penanaman
Nilai-Nilai
Karakter
Dalam
Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta
Pembelajaran matematika di SMA Negeri 10 Yogyakarta mengambil
alih beberapa nilai karakter yang dapat diimplementasikan oleh nilai-nilai
karakter dalam matematika sendiri. Nilai tersebut disesuaikan dengan
materi pembelajaran yang akan disampaikan dan dikaitkan dengan metode
dan pendekatan yang digunakan. Nilai karakter yang diimplementasikan
tersebut sebelumnya juga dipilih dan disesuaikan dengan kompetensi serta
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu, juga ada beberapa nilai
karakter yang spontan dikaitkan dengan pembelajaran sesuai dengan situasi
dalam kelas atau lingkungan. Beberapa nilai tersebut adalah religius,
disiplin, tanggungjawab, teliti, kreatif, jujur, menghargai, rasa ingin tahu,
percaya diri.
Religius merupakan suatu nilai karakter mengenai sikap dan perilaku
yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan
pemeluk agama lain. Dalam implementasinya pada pembelajaran, setiap
kali memulai dan mengakhiri pembelajaran, guru mengajak peserta didik
untuk senantiasa berdoa dan bersyukur kepada Tuhan. Guru tidak secara
spesifik menyebutkan Tuhan yang dianut agama A ataupun B. Akan tetapi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tuhan dalam artian umum sebagai wujud toleransi dengan kepercayaan
yang dianut oleh peserta didik yang lain. Hal ini juga sekaligus
mengajarkan kepada peserta didik untuk tetap menjaga kerukunan antar
umat beragama.
Disiplin merupakan suatu tindakan tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan yang harus dilaksanakannya. Wujud implementasi
nilai karakter disiplin yang dilakukan guru berkaitan dengan pengerjaan
latian soal adalah setiap peserta didik harus menyelesaikan latihan soal
maupun saat dalam kelompok dengan tepat waktu sesuai dengan yang telah
disepakati. Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk patuh pada
kesepakatan yang telah dibuatnya.
Tanggungjawab adalah suatu sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya) negara, dan
Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kaitannya dengan kegiatan di dalam kelas,
implementasi nilai karakter tanggung jawab ini dilakukan guru dengan cara
menganjurkan peserta didik agar selalu bertanggung jawab atas setiap soal
yang dikerjakannya, baik saat berkelompok atau individu termasuk ulangan
harian.
Contoh
konkritnya,
ketika
peserta
didik
diminta
mempertanggungjawabkan soal yang telah dikerjakan dengan menjelaskan
di depan kelas apa bagaimana langkah-langkah penyelesaiannya.
Teliti adalah sikap cermat dan seksama dalam mengerjakan sesuatu
dan penuh perhatian serta hati-hati sehingga akan meminimalisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kesalahan.
Dalam
implementasinya,
teliti
sangat
terkait
dengan
matematika. Saat siswa diajak untuk memahami materi siswa harus teliti
agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dan dapat sungguh-sungguh
paham. Guru mengajak siswa teliti saat mengerjakan soal melalui langkah
demi langkah, sehingga siswa terbiasa untuk tidak ceroboh atau membuat
kesalahan karena karakter ini sangat penting dalam matematika.
Kreatif adalah berpikir untuk menghasilkan suatu cara atau produk
baru
dari
apa
yang
telah
dimilikinya.
Nilai
karakter
kreatif
diimplementasikan guru dalam pembelajaran dengan selalu menstimulasi
siswa untuk dapat menyelesaikan tugasnya tersebut berdasar pada
kemampuan yang dimiliki peserta didik. Contoh secara konkritnya, peserta
didik ketika diberikan tugas oleh guru untuk menyelesaikan soal baru yang
materinya sudah dijelaskan sebelumnya, peserta didik dituntut untuk kreatif
dalam memecahkan masalah matematika. Peserta didik dituntut untuk
memunculkan ide-ide kreatif dan tidak hanya sekedar menunggu guru atau
teman lain membahas soal tersebut di depan kelas.
Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada kebenaran, menghindari
perilaku yang salah, serta menjadikan dirinya menjadi orang yang selalu
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Guru membangun
karakter jujur pada peserta didiknya melalui penugasan. Berdasar pada
pengamatan, contoh konkrit dalam implementasinya melalui penugasan,
baik individu atau kelompok, peserta didik dalam mengerjakan tugas
tersebut dilarang melakukan plagiasi. Saat ada materi yang belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dipahami, peserta didik diharapkan untuk jujur menyampaikan yang belum
dipahami dan tidak pura-pura mengerti. Hal tersebut demi pemahaman
peserta didik sendiri, apabila peserta didik tidak jujur akan merugikan
dirinya sendiri dan membuat guru tidak dapat mengukur kemampuan
peserta didik yang sebenarnya.
Menghargai berarti suatu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui
serta menghormati keberhasilan orang lain. Dalam kaitannya dengan forum
diskusi, peserta didik diminta untuk dapat menghargai pemikiran yang
disampaikan peserta didik lain dalam kelompok tersebut. Sedikit berbeda
dengan forum presentasi, dalam mengimplementasikan nilai karakter
menghargai, guru selalu mengajak peserta didik untuk selalu menyimak
peserta didik yang sedang melakukan presentasi dan juga mengajak peserta
didik untuk memberikan tepuk tangan ketika presentasi tersebut telah
selesai. Selain itu, guru juga memberikan penilaian tersendiri bagi peserta
didiknya yang berani mempresentasikan hasil kerjanya secara individu
tanpa ditunjuk. Penilaian tersebut berupa nilai tambah.
Rasa ingin tahu berarti suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui apa yang dipelajarinya secara lebih mendalam dan
meluas dalam berbagai aspek terkait. Mengenai implementasinya, dalam
kegiatan apersepsi guru selalu mengajak peserta didik untuk melakukan
tanya jawab dengan guru mengenai isu terkini yang terkait dengan materi
pembelajaran. Selain itu juga guru menstimulasi peserta didik agar selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
berani bertanya apabila ada materi yang dirasa tidak dimengerti atau belum
paham.
Percaya diri berarti sikap yakin akan kemampuan diri sendiri
terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya. Guru
membangun karakter percaya diri kepada peserta didik dengan menuntut
peserta didik berani maju ke depan untuk menyampaikan hasil kerjanya.
Peserta didik juga dibiasakan untuk bertanya serta menyampaikan pendapat
saat terjadi kesalahan materi atau kesalahan pembahasan soal.
Berdasarkan hasil penelitian baik melalui wawancara maupun
observasi maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa penanaman nilai-nilai
karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10
Yogyakarta terlaksana pada nilai-nilai sebagai berikut 1) Religius, 2)
Disiplin, 3) Tanggungjawab, 4) Teliti, 5) Kreatif, 6) Jujur, 7) Menghargai,
8) Rasa Ingin Tahu, dan 9) Percaya Diri.
2. Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika di
Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta
Pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA
Negeri 10 Yogyakarta dilaksanakan secara terintegrasi. Dalam hal ini
mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran matenatika adalah
menyisipkan dan menyusun nilai-nilai karakter ke dalam RPP dan serta
mempersiapkan materi pendukung agar dapat menanamkan nilai karakter
tersebut kepada anak didik. Pengintegrasian pendidikan karakter tersebut juga
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta lingkungan selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
proses belajar berlangsung. Nilai-nilai dasar karakter dapat dikembangkan
menjadi lebih banyak atau lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan
lingkungan sekolah. Setiap materi pembelajaran terdapat penanaman nilai
karakter yang berbeda sesuai dengan yang telah disebutkan di atas. Nilai
karakter yang diimplementasikan sebelumnya dipilih dan disesuaikan dengan
kompetensi
serta
tujuan
pembelajaran
yang
ingin
dicapai.
Dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter, strategi guru berperan penting
dalam keberhasilan pendidikan karakter ini. Beberapa strategi yang tepat
digunakan dalam melaksanakan pendidikan karakter adalah sebagai berikut:
a.
Keteladanan, kegiatan pemberian contoh/teladan ini bisa dilakukan oleh
kepala sekolah, guru, atau staf administrasi di sekolah yang dapat dijadikan
model bagi peserta didik. Peserta didik yang mendapat contoh lansung atas
nilai-nilai karakter yang didapatkan diharapkan bisa mengikuti dan
menanamkan ke dalam diri bahwa nilai tersebut perlu untuk dilaksanakan.
b.
Teguran dan nasehat, guru perlu menegur peserta didik yang melakukan
perilaku buruk dan mengingatkannya agar mengamalkan nilai-nilai yang
baik sehingga guru dapat membantu mengubah tingkah laku mereka.
c.
Pengkondisian
lingkungan,
ketika
suasana
sekolah
dikondisikan
sedemikian rupa dengan penyediaan sarana fisik dan akan selalu ditemui
oleh peserta didik, secara tidak sadar akan terekam dalam otak peserta
didik. Contoh dari kegiatan ini adalah penyediaan tempat sampah, jam
dinding, slogan-slogan mengenai budi pekerti yang mudah dibaca oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
peserta didik, aturan tata tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat yang
strategis sehingga setiap peserta didik mudah membacanya.
d.
Kegiatan rutin, dalam hal ini kegiatan rutin merupakan kegiatan yang
dilakukan peserta didik secara terus-menerus dan konsisten setiap saat.
Dengan pembiasaan seperti ini peserta didik dapat dengan mudah
mengamalkan nilai-nilai karakter yang didapatkan dalam pembelajaran
matematika. Contoh kegiatan ini adalah berdoa sebelum dan sesudah
kegiatan, mengucapkan salam kepada guru, mengacungkan tangan ketika
hendak bertanya/menjawab, menghargai orang lain ketika sedang
berbicara, dan mengerjakan soal dengan jujur dan teliti.
Pendidikan karakter memang telah diterapkan dalam pembelajaran
Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. Akan tetapi, hal tersebut
tidak dapat dijadikan indikasi bahwa dalam pelaksanaannya tidak ditemukan
kendala atau ketidaksempurnaan. Kendala implementasi pendidikan karakter
merupakan hambatan yang ditemui guru dalam mengimpelementasikan
pendidikan
karakter
selama
proses
pembelajaran.
Berdasarkan
hasil
pengamatan dan analisis dokumen yang dilakukan, terjadi ketidakselarasan
antara keduanya. Nilai karakter yang tercantum dalam RPP terkadang tidak
ditemukan dalam pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran berlangsung.
Hal tersebut juga berlaku sebaliknya, nilai karakter yang ditemukan dalam
pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran berlangsung, tidak tercantum
dalam RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Permasalahan tidak ditemukannya nilai karakter yang sebenarnya
tercantum pada RPP ketika pengamatan ataupun sebaliknya, sebenarnya dapat
ditarik beberapa kemungkinan yang memang dialami oleh guru. Beberapa
kemungkinan tersebut antara lain sebagai berikut.
a.
Guru lupa dengan nilai karakter yang seharusnya diimplementasikankan
dalam pembelajaran sesuai dengan RPP.
b.
Guru tidak dapat mengimplementasikan nilai karakter tertentu yang
terdapat dalam RPP karena situasi atau kondisi peserta didik dan juga
lingkungan kelas yang tidak mendukung.
c.
Guru memang sengaja tidak menyampaikan nilai karakter yang tercantum
dalam RPP karena pada pelaksanaannya ternyata kurang tepat.
d.
Guru sengaja menambahkan nilai karakter yang tidak tercantum dalam RPP
ke dalam pembelajaran yang berlangsung karena situasi dan kondisinya
memungkinkan untuk menyampaikan nilai karakter tersebut.
Bertolak dari kemungkinan-kemungkinan tersebut, yang dilakukan guru
tentunya itulah otoritas seorang guru di dalam kelas. Hal tersebut karena guru
adalah orang yang bertanggung jawab dalam proses belajar mengajar, memiliki
ruang untuk dikondisikan dan diarahkan, yaitu ruang kelas tempat guru dan
murid-muridnya berinteraksi.
Beralih pada kendala yang ditemukan dalam wawancara, guru yang
bersangkutan mengaku tidak merasa terdapat kendala secara signifikan dalam
mengimplementasikan
pendidikan
karakter
dalam
pembelajaran
yang
diampunya. Hal ini ditambah dengan pernyataan subjek yang menganggap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
bahwa peserta didik di SMA Negeri 10 Yogyakarta memiliki nilai kesopanan
yang
tinggi
sehingga
subjek
tidak
mengalami
kesulitan
dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Akan tetapi,
kendala justru dihadapi pada tingkat keberhasilan implementasi nilai karakter
kepada peserta didik setelah pembelajaran usai. Apakah peserta didik benarbenar dapat mempertahankan sikapnya seperti saat mengikuti pembelajaran
atau justru berlaku sebaliknya di luar pembelajaran.
Berdasar pada wawancara yang dilakukan, kendala yang dihadapi guru
dalam mengimplementasikan pendidikan karakter adalah mengenai tingkat
keberhasilan implementasi nilai karakter kepada peserta didik setelah
pembelajaran usai. Melalui wawancara tersebut, guru mengaku telah melakukan
upaya untuk mengatasi hal itu, seperti setiap kali sebelum mengakhiri kegiatan
pembelajaran, guru selalu mengingatkan lagi nilai karakter yang terkandung
selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peserta didik
diharapkan dapat menerapkannya juga setelah pembelajaran usai. Upaya yang
dilakukan guru tersebut didukung dengan hasil pengamatan yang juga
menunjukkan hal yang sama.
Selain itu, guru juga berkoordinasi dengan guru yang lain serta seluruh
warga sekolah untuk selalu memberi contoh karakter baik selama di dalam dan
di luar lingkungan sekolah. Di samping koordinasi tersebut, pihak sekolah juga
memasang beberapa poster mengenai pendidikan karakter dan juga memberikan
jadwal khusus untuk memperdalam ilmu agama bagi peserta didik setiap hari
Jumat pada jam pertama selama 15 menit. Dari beberapa upaya yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
itu, guru dapat dikatakan telah menerapkan prinsip pendidikan karakter yang
sebelumnya telah disebutkan bahwa pendidikan karakter memang akan lebih
efektif dan efisien kalau dikerjakan melalui kerjasama seluruh warga sekolah
termasuk guru dan kultur sekolah itu sendiri serta orang tua peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian baik melalui wawancara maupun observasi
maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pendidikan karakter dalam
pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta diterapkan
dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter yang telah
dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP. Strategi yang
dilakukan guru agar pendidikan karakter dapat ditanamkan dengan baik adalah
memberikan teladan kepada peserta didik, memberikan teguran/nasehat kepada
peserta didik, mengondisikan lingkungan pembelajaran peserta didik, dan
melakukan kegiatan karakter secara rutin untuk peserta didik.
3. Proses Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Matematika
Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta
Mata palajaran Matematika mempunyai nilai-nilai karakter tersendiri yang
akan ditanamkan dalam diri siswa. Hal ini disebabkan oleh adanya keutamaan
fokus dari mata pelajaran Matematika yang tentunya mempunyai karakteristik
yang berbeda dengan matapelajaran lain. Pada prinsipnya, pengembangan
budaya dan karakter bangsa secara terintegrasi kedalam mata pelajaran
Matematika. Hal ini terlihat pada isi kurikulum dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), yang didalamnya ada ruang khusus untuk
pendidikan karakter, yaitu melalui pengembangan diri. Oleh Karena itu guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
matematika di SMA N 10 Yogyakarta mengintegrasikan nilai-nilai yang
dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter kedalam KTSP.
Proses pembelajaran Matematika yang menerapkan pendidikan karakter
berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat mengetahui bahwa ada
kekuatan didalamnya. Kekuatan tersebut terlihat pada proses pembelajaran
Matematika yaitu pada saat guru Matematika menerapkan model pembelajaran
kooperatif/ kerjasama. Model pebelajaran tersebut terintegrasi nilai karakter
yaitu mengembangkan nilai kerjasama, toleransi, etika dalam berbeda pendapat,
pantang menyerah, bekerja keras, menghargai pendapat orang lain, keberanian
mempresentasikan hasil kelompok, yang termuat didalamnya pengembangan
keterampilan mengomunikasikan pendapat. Kekuatan lain pendidikan karakter
yang terintegrasi dengan pembelajaran Matematika adalah adanya tuntutan
kepada guru Matematika untuk memberikan teladan kepada siswa. Guru
Matematika terlihat berusaha menampilkan nilai-nilai karakter dalam
perilakunya seperti disiplin, bersemangat, kerja keras, keterbuakaan, adil,
toleran dan bertanggung jawab sehingga banyak siswakelas X yang
mengidolakan dan meniru perilaku gurunyatersebut. Dengan melakukan hal
tersebut penerapan pendidikan karakter yang terinegrasi dengan pembelajaran
Matematika tentunya akan lebih berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan
pendidikan karakter.
Proses pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pembelajaran
matematika di kelas X SMA N 10 Yogyakarta, melalui hasil wawancara yang
telah diungkapkah dalam gambaran hasil penelitian maka dapat peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
simpulkan bahwa prosesnya dilakukan dalam 3 tahap yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
a.
Perencanaan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran
Perencanaan pendidikan karakter dilakukan dua kali yaitu 1)
perencanaan oleh sekolah atau SMA N 10 Yogyakarta dan 2) perencanaan
yang dilakukan oleh guru. Perencanaan tersebut sangat penting untuk
mewujudkan keberhasilan dalam penanaman pendidikan karakter di SMA
N 10 Yogyakarta.
Perencanaan pendidikan karakter oleh sekolah berdasarkan
wawancara tersebut diterapkan dan diimplementasikan dalam bentuk
kurikulum yang memuat nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan. Pihak
sekolah melalui kepala sekolah juga mengintruksikan agar seluruh guru
termasuk guru matematika membuat atau memodifikasi Silabus dan RPP
dengan nilai-nilai karakter yang relevan.
Perencanaan
pendidikan
karakter yang kedua yaitu dilakukan oleh guru Matematika. Melalui
perencanaan pembelajaran yang baik, guru matematika lebih mudah dalam
melaksanakan pembelajaran dan memudahkan siswa belajar. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan oleh guru matematika SMA N 10
Yogyakarta dalam menyusun perangkat pembelajaran khususnya Silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dilakukan secara bersamasama pada awal tahun pelajaran. Masing-masing guru menyesuaikan
kondisi kelas masing-masing dengan mengadakan perubahan seperlunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
dari RPP yang telah disusun bersama. RPP yang telah disusun sesuai
dengan panduan pengembangan RPP yang dikeluarkan oleh Depdiknas.
Hasil penelitian di SMA N 10 Yogyakarta menunjukkan bahwa
pada saat penyusunan perencanaan pembelajaran (RPP), guru matematika
menyusun perangkat pembelajaran khususnya Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Hasil observasi dokumentasi, perencanaan
pembelajaran matematika disusun oleh guru matematika kelas X khususnya
pada materi ruang dimensi tiga meliputi sebagai berikut:
1) Identitas Mata Pelajaran (meliputi: nama sekolah, mata pelajaran,
kelas/semester)
2) Standar Kompetensi
3) Kompetensi Dassar
4) Indikator
5) Alokasi Waktu
6) Tujuan Pembelajaran
7) Materi Ajar (Ruang dimensi tiga jarak dan sudut pada ruang dimensi
tiga)
8) Metode Pembelajaran (Ceramah, Diskusi kelompok, tanya jawab,
inkuiri dan penugasan)
9) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
a) Pendahuluan (Apersepsi, Motivasi)
b) Kegiatan inti
c) Penutup (merangkum, melakukan refleksi dan memberi PR)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
10) Alat dan Sumber Belajar (alat: papan tulis, penggaris; Sumber: buku
paket, handout, LKS).
11) Penilaian (Teknik: Kuis dan tugas individu, tugas kelompok, ulangan
harian; Bentuk instrumen: pertanyaan lisan, tes uraian).
Secara keseluruhan baik dari pembuatan RPP maupun silabus,
peneliti
juga
melakukan
observasi
terhadap
aspek-aspek
dalam
perencanaan pembelajaran kooperatif yang dilakukan oleh guru matematika
yaitu meliputi:
1) Merumuskan indikator kompetensi siswa (menjabarkan kompetensi
dasar).
2) Menentukan cara mencapai tujuan pembelajaran kooperatif.
3) Menentukan langkah-langkah dalam mencapai tujuan pembelajaran
kooperatif.
4) Merencanakan alokasi waktu pada kegiatan yang digunakan.
5) Menentukan model pengelompokkan siswa dalam pelaksanaan
kegiatan.
6) Menentukan media pembelajaran dalam mencapai tujuan.
7) Menentukan alat penilaian pada pembelajaran koopertif.
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di atas sesuai
dengan panduan penyusunan RPP yang dikeluarkan oleh Depdiknas.
Sehingga RPP yang baik minimal memuat komponen-komponen di atas.
Langkah konkret yang dilakukan oleh guru SMA N 10 Yogyakarta
dalam melakukan perencanaan pembelajaran, mengidentifikasikan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
mengelompokkan
kompetensi
yang
akan
dicapai
setelah
proses
pembelajaran adalah menyusun silabus, mengembangkan materi standar
dengan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, dilanjutkan
dengan merencanakan penilaian. Perencanaan pembelajaran merupakan
bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Pada tahap
perencanaan
dilakukan
analisis
SK/KD,
pengembangan
silabus,
penyusunan RPP, dan penyiapan bahan ajar. Analisis SK/KD dilakukan
untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang secara substansi dapat
diintegrasikan pada SK/KD yang bersangkutan. Perlu dicatat bahwa
identifikasi nilai-nilai karakter ini tidak dimaksudkan untuk membatasi
nilai-nilai yang dapat dikembangkan pada pembelajaran SK/KD yang
bersangkutan.
Pengembangan silabus yang dilakukan oleh Guru Matematika SMA
N 10 Yogyakarta yaitu dengan merevisi silabus yang telah dikembangkan
dengan menambah komponen karekater yang akan ditanamkan kepada
siswa. Guru Matematika akan memilih nilai-nilai karakter yang hendak
diintegrasikan dalam pembelajaran Matematikadi kelas. Setelah itu,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan/atau teknik penilaian,
diadaptasi atau dirumuskan ulang menyesuaikan karakter yang hendak
dikembangkan.
Berdasarkan hasil penelitian di SMA N 10 Yogyakarta bahwa
sebagaimana langkah-langkah pengembangan silabus, penyusunan RPP
dalam rangka pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
matematika dilakukan dengan cara merevisi RPP yang telah ada. Pertama,
rumusan tujuan pembelajaran direvisi atau diadaptasi. Revisi atau adaptasi
tujuan pembelajaran dapat dilakukan oleh guru matematika SMA N 10
Yogyakarta dengan dua cara, yaitu: (1) rumusan tujuan pembelajaran yang
telah ada direvisi hingga satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak hanya
mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotorik, tetapi juga
karakter, dan (2) ditambah tujuan pembelajaran yang khusus dirumuskan
untuk karakter.
Kedua, pendekatan dan metode pembelajaran diubah (bila
diperlukan) agar pendekatan/metode yang dipilih selain memfasilitasi
peserta didik mencapai pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan,
juga dapat mengembangkan karakter. Pendekatan yang dipilih oleh guru
matematika pada saat penelitian adalah metode kooperatif karena dianggap
dapat mengembangkan karakter siswa seperti bekerja sama, pantang
menyerah, rasa ingin tau tinggi dan lain sebagainya.
Ketiga, langkah-langkah pembelajaran direvisi. Kegiatan-kegiatan
pembelajaran dalam setiap langkah/tahap pembelajaran (pendahuluan, inti,
dan penutup), direvisi dan/atau ditambah agar sebagian atau seluruh
kegiatan pembelajaran pada setiap tahapan memfasilitasi peserta didik
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan dan
mengembangkan karakter.
Keempat, bagian penilaian direvisi. Revisi dilakukan dengan cara
mengubah dan/atau menambah teknik-teknik penilaian yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
dirumuskan. Teknik-teknik penilaian dipilih sehingga secara keseluruhan
teknik-teknik tersebut
mengukur pencapaian peserta didik dalam
kompetensi dan karakter. Di antara teknik-teknik penilaian yang dapat
dipakai untuk mengetahui perkembangan karakter adalah observasi,
penilaian antar teman, dan penilaian diri sendiri. Nilai dinyatakan secara
kualitatif misalnya ada siswa yang memperlihatkan rasa ingin tahu terhadap
pelajaran yang sedang diterangkan oleh guru atau siswa yang masuk kelas
dengan tepat waktu sehingga guru dapat memberikan nilai-nilai tertentu
secara kualitatif.
Kelima, bahan ajar disiapkan. Bahan/buku ajar merupakan
komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang
sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang
mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatankegiatan pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar,
tanpa melakukan adaptasi yang berarti. Guru di SMA N 10 Yogyakarta
khususnya guru matematika kelas X menyiapkan Lembar kerja (LK) jauhjauh hari agar bisadikerjakan siswa secara berkelompok.
Dari data-data yang peneliti temukan, peneliti mengambil
kesimpulan bahwa perencanaan penerapan pendidikan karakter pada proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika yaitu berupa
perencanaan silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
disisipkan nilai-nilai pembentuk karakter.
b.
Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan suatu tindakan yang dapat
menghasilkan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran yang berupa
pembelajaran menjadi lebih efektif, siswa menjadi aktif dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Jenis
tindakan beserta kelengkapannya yang telah direncanakan dengan baik oleh
guru, maka guru tinggal melaksanakan rencana yang telah ditetapkan.
Berdasarkan observasi dikelas pada pelajaran matematika SMAN
10 Yogyakarta, proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan
apersepsi, pemilihan media dan metode pembelajaran sertalangkah dalam
mengakhiri pembelajaran.
Pendahuluan dan Apersepsi
Sebelum menjelaskan materi yang akan disampaikan, terlebih
dahulu guru Matamatika SMA N 10 Yogyakarta mengondisikan mental
dengan berdoa untuk menarik perhatian siswa pada materi yang akan
dipelajari yaitu ruang dimensi tiga serta mengajarkan nilai religius.
Apersepsi pembelajaran merupakan langkah utama untuk mengarahkan
perhatian siswa pada awal pembelajaran. Dengan apersepsi diharapkan
siswa bisa konsentrasi dan termotivasi untuk belajar lebih giat.
Langkah yang dilakukan oleh guru matematika SMA N 10
Yogyakarta dalam melakukan apersepsi adalah menyampaikan standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran ataupun
kegunaan materi bagi kehidupan atau pengembangan ilmu lainnya untuk
materi baru. Penyampaian tujuan pembelajaran yang jelas dapat membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
siswa paham terhadap tujuan yang akan dicapai. Pemahaman siswa tentang
tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Hal
ini akan dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Kegiatan tersebut
akan menumbuhkan sikap menghargai dan tanggungjawab kepada siswa.
Untuk materi pelajaran yang melanjutkan materi sebelumnya, guru
melakukan apersepsi dengan mengulang sekilas materi sebelumnya,
menanyakan kepada siswa apakah masih ada bagian yang belum dipahami
ataupun membahas pekerjaan rumah. Dengan demikian siswa dapat
menyiapkan diri secara menyeluruh untuk memelajari materi pelajaran
berikutnya.
Media Pembelajaran
Media yang dipergunakan dalam pembelajaran di kelas X pada
materi ruang dimensi tiga memiliki peranan cukup luas yaitu sebagai media
pembelajaran, media komunikasi, alat bantu mengajar dan sumber belajar
dengan tingkatan berbeda untuk tiap media. Media pembelajaran yang
sering dipergunakan selain media utama papan tulis adalah benda-benda
sekitar bisa ruangan kelas, kotak kapur, ataupun kerangka kubus berbentuk
dadu.
Pada pelaksanaannya media berbasis komputer yang digunakan ada
yang dibuat sendiri oleh guru, ada juga mengambil atau download dari
internet. Sebetulnya media yang dibuat sendiri oleh guru lebih
menguntungkan
daripada
mengambil
internet,
karena
guru
bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
menentukan animasi sesuai dengan kebutuhan. Menggunakan berbagai
media pembelajaran akan menuntun siswa menjadi kreatif dan percaya diri.
Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran Matematika
kelas X di SMA N 10 Yogyakarta, diantaranya adalah metode ceramah,
diskusi, demonstrasi, penemuan.
Hasil observasi di kelas, diketahui bahwa metode ceramah masih
sangat dominan dalam menyampaikan materi matematika khususnya ruang
dimensi tiga. Guru menjelaskan materi dengan alat bantu komputer. Setelah
selesai menjelaskan, guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok
beranggotakan 4 siswa yang duduk berdekatan. Kemudian memberikan
soal latihan untuk didiskusikan. Terakhir perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Demikian juga hasil observasi dokumen RPP metode ceramah,
selalu dicantumkan. Sedang hasil wawancara, ditemukan bahwa metode
yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran, pertamatama dijelaskan dengan ceramah kemudian siswa diberi suatu kasus untuk
didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan ke
depan kelas, lalu diberi soal.
Metode penemuan atau inkuiri hasil observasi terhadap dokumen
RPP, dicantumkan dan dijabarkan dalam proses pembelajaran. Pada awal
pembahasan materi, siswa diminta berkelompok kemudian berdiskusi
membahas tentang jarak dan sudut dalam ruang. Hasil kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dipresentasikan oleh salah satu perwakilan kelompok kemudian kelompok
lain menanggapi. Akhir dari presentasi dan diskusi guru memberikan
simpulan akhir tentang pengertian jarak dalam ruang dan sudut dalam
ruang. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan soal-soal untuk
memantapkan penguasaan siswa terhadap materi dimaksud.
Namun dalam pelaksanaan, berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan siswa dalam proses pembelajaran, langkah-langkah
tersebut jarang dilakukan. Metode ceramah yang paling dominan,
kemudian metode diskusi dalam menyelesaikan soal-soal yang bertujuan
untuk mendalami materi yang telah disampaikan. Jadi, guru dalam
pembelajaran tidak terlepas dari metode ceramah, guru merasa mengajar
apabila melakukan pembelajaran dengan menyampaikan materi di depan
kelas.
Diskusi yang dilakukan belum memelajari materi baru, namun
diskusi masih sebatas mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Diskusi
dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru bertujuan supaya siswa bisa
menguasai materi yang telah diberikan dan bisa menumbuhkan kerjasama
antar siswa. Berbagai metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
bertujuan agar siswa mampu melaksanakan nilai percaya diri, disiplin,
teliti, kreatif, jujur, dan mempunyai rasa ingin tahu.
Mengakhiri Pelajaran
Hasil pemaparan dalam mengakhiri pelajaran matematika di kelas
X guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya bagian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
belum dipahami. Siswa bisa bertanya langsung di kelas, atau bertanya
secara individual di ruang guru. Apabila sudah tidak ada yang ditanyakan,
guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan dari materi yang
dipelajari pada hari itu. Dalam standar proses pada bagian kegiatan penutup
hal-hal yang dilakukan guru antara lain 1) bersama-sama dengan peserta
didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, 2)
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, 3)
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik, 4) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
agar peserta didik bertanggungjawab.
Kesimpulan yang dibuat guru membuat siswa merasa lebih mudah
memahami materi pelajaran. Materi yang masih berlanjut harus dipelajari
siswa sebelum memelajari materi berikutnya supaya pertemuan yang akan
datang dapat berkelanjutan. Untuk memantapkan penguasaan materi selain
membuat kesimpulan, guru biasa memberikan soal latihan untuk dikerjakan
di rumah. Jadi, apa yang dilakukan oleh guru matematika dalam
mengakhiri pelajaran sesuai dengan langkah yang harus dilakukan oleh
guru dalam standar proses.
Proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan apersepsi
yaitu berdoa dan mengulang sekilas materi sebelumnya agar siswa menjadi
religius
dan
bertanggungjawab.
Penggunaan
metode
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
matematika diantaranya adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi,
penemuan agar siswa menjadi percaya diri, disiplin, teliti, kreatif, jujur, dan
mempunyai rasa ingin tahu. Guru menggunakan berbagai media
pembelajaran agar siswa kreatif dan percaya diri. Langkah terakhir adalah
mengakhiri pelajaran dengan membuat kesimpulan dan memberikan tugas
pekerjaan rumah (PR) agar siswa lebih menghargai, disiplin dan
bertanggungjawab.
c.
Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Penilaian hasil belajar oleh guru Matematika SMA N 10
Yogyakarta
dilakukan
secara
barkesinambungan,
bertujuan
untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Implementasi pengertian
ini diharapkan guru dapat melakukan penilaian untuk mengetahui
kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik. Mengembalikan
hasil pekerjaan siswa disertai komentar yang mendidik. Memanfaatkan
hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. Melaporkan hasil penilaian
mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan
pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai
deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. Sedangkan ulangan
harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian
kompetensi
peserta
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
didik
setelah
menyelesaikan
satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Guru matematika SMA N 10 Yogyakarta dalam melaksanakan
ulangan harian biasanya dilakukan setelah selesai satu bab yang terdiri dari
beberapa kompetensi dasar. Sebelum melaksanakan ulangan siswa diberi
kesempatan untuk menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Hasil
pekerjaan siswa segera dikoreksi oleh guru dan dikembalikan kepada
siswa. Pekerjaan yang telah dikembalikan diberi catatan-catatan kecil atau
komentar tentang kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Dengan catatan ini
siswa mengetahui letak kesalahannya. Di samping catatan pada pekerjaan
siswa guru juga membahas kesalahan yang terjadi di kelas.
Evaluasi merupakan langkah yang diambil guru untuk mengetahui
keberhasilannya dalam menyampaikan materi pelajaran matematika
khususnya dalam penelitian ini adalah materi ruang dimensi tiga sehingga
siswa dapat memahami dan mengerjakan soal-soal latihan, dapat
mengerjakan tes-tes yang diadakan oleh guru ataupun oleh sekolah.
Evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh guru matematika di SMA N
10 Yogyakarta adalah evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui
penilaian-penilaian berupa nilai kualitatif, yaitu nilai yang berupa kata-kata
naratif selain itu guru juga memberikan nilai berupa angka-angka.
Penilaian yang berupa angka merupakan penilaian wajib untuk di isikan
dalam laporan hasil belajar. Penilaian guru diambil dari hasil tes setelah
kegiatan pembelajaran dengan metode kooperatif berakhir. Nilai-nilai hasil
belajar siswa tersebut dapat menggambarkan kemampuan siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
materi pelajaran selain itu, guru juga dapat mengetahui potensi siswa
terhadap pelajaran matematika.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, kegiatan evaluasi
yang dilakukan oleh guru Matematika pada siswa kelas X SMA N 10
Yogyakarta tidak hanya berfokus pada nilai-nilai berupa angka saja, namun
evaluasi juga dilakukan pada saat pembelajaran dengan metode kooperatif
berlangsung. Evaluasi tersebut meliputi banyak hal termasuk mengevaluasi
keaktifan siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan
kemampuan siswa menerima materi pelajaran dengan adanya metode
pembelajaran kooperatif. Fokus pengamatan ditekankan pada implementasi
pembelajaran kooperatif terhadap kualitas pembelajaran secara menyeluruh
yang meliputi: keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, tanggapan
siswa terhadap metode pembelajaran yang telah digunakan yaitu metode
pembelajaran
kooperatif,
suasana
kegiatan
belajar
mengajar
dan
pencapaian hasil belajar siswa.
Pada saat observasi berlangsung kegiatan peneliti adalah sebagai
pemantau pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif. Guru melakukan
presentasi kelas untuk memberikan materi pokok mengenai ruang dimensi
tiga maupun penjelasan mengenai pelaksanaan metode pembelajaran
kooperatif.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa memperhatikan
presentasi yang diberikan oleh guru mengenai materi juga mengenai
pelaksanaan pembelajaran kooperatif. Proses pembelajaran ini berjalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
dengan lancar. Siswa memelajari soal latihan bersama timnya masingmasing dengan baik.
Kegiatan diskusi dalam kelompok didominasi dengan saling
bertukar pendapat antar anggota tim dalam mempersiapkan kuis yang akan
dilaksanakan. Keaktifan siswa mengalami peningkatan, terbukti dengan
siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi bertanya kepada
anggota timnya yang sudah memahami materi. Selain itu siswa mulai
berani bertanya dan mengeluarkan pendapat kepada guru ketika mereka
mengalami kesulitan dalam memahami materi. Hal ini dikarenakan suasana
pembelajaran yang tidak monoton dan santai sehingga siswa berani
bertanya kepada guru. Pada saat kuis berlangsung terlihat siswa sangat
serius menyelesaikan soal dengan baik agar dapat menyumbangkan skor
kepada timnya. Siswa juga mulai berani untuk maju menjelaskan kedepan
kelas (demonstrasi) disaat kegiatan pembahasan soal latihan maupun saol
kuis tanpa harus ditunjuk oleh guru.
Berdasarkan hasil penelitian baik melalui wawancara maupun
observasi maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru matematika
dalam mengadakan evaluasi tidak terpaku pada hasil tes semester, tes
tengah semester maupun hasil tes ulangan harian, namun juga
mempertimbangkan bagaimana keseharian setiap anak di dalam kelas. Nilai
akhir yang dimasukkan ke dalam raport siswa adalah dari aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor siswa. Aspek kognitif dari hasil ulangan tes tertulis,
aspek afektif dari keseharian siswa setiap dalam proses pembelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
sedangkan aspek psikomotor dari perilaku siswa baik didalam kelas
maupun diluar kelas yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
maka peneliti dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X
SMA Negeri 10 Yogyakarta terlaksana pada nilai-nilai sebagai berikut: 1)
Religius, 2) Disiplin, 3) Tanggungjawab, 4) Teliti, 5) Kreatif, 6) Jujur, 7)
Menghargai, 8) Rasa Ingin Tahu, dan 9) Percaya Diri.
2. Pendidikan karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA
Negeri 10 Yogyakarta diterapkan dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter pada konten kurikulum yang telah dirumuskan ke dalam
pembelajaran khususnya dalam RPP. Agar pendidikan karakter dapat
ditanamkan dengan baik kepada siswa, guru dapat:
a.
memberikan teladan kepada peserta didik,
b.
memberikan teguran/nasehat kepada peserta didik,
c.
mengondisikan lingkungan pembelajaran peserta didik,
d.
melakukan kegiatan karakter secara rutin untuk peserta didik.
3. Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran Matematika di
Kelas X SMA N 10 Yogyakarta dilaksanakan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dimana nilai-nilai
karakter yang ditanamkan dan dikembangkan oleh guru matematika adalah
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
religius, disiplin, kejujuran, pantang menyerah, rasa ingin tahu yang tinggi
dan tanggung jawab.
a.
Perencanaan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran
Perencanaan penerapan pendidikan karakter pada proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru matematika yaitu berupa perencanaan
silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang disisipkan
nilai-nilai pembentuk karakter yang diinginkan oleh guru. Guru
sebelumnya melakukan analisis dan revisi terhadap Silabus dan RPP
yang disinkronkan dengan pendidikan karakter.
b.
Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran
Proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan apersepsi yaitu
berdoa dan mengulang sekilas materi sebelumnya agar siswa menjadi
religius dan bertanggungjawab. Penggunaan metode pembelajaran
matematika diantaranya adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi,
penemuan agar siswa menjadi percaya diri, disiplin, teliti, kreatif,
jujur, dan mempunyai rasa ingin tahu. Guru menggunakan berbagai
media pembelajaran agar siswa kreatif dan percaya diri. Langkah
terakhir adalah mengakhiri pelajaran dengan membuat kesimpulan dan
memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) agar siswa lebih menghargai,
disiplin dan bertanggungjawab.
c.
Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Guru matematika dalam mengadakan evaluasi tidak terpaku pada hasil
tes semester, tes tengah semester maupun hasil tes ulangan harian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
namun juga mempertimbangkan perilaku siswa di dalam kelas. Nilai
akhir yang dimasukkan ke dalam raport siswa adalah dari aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Aspek kognitif dari hasil
ulangan tes tertulis, aspek afektif dari keseharian siswa setiap dalam
proses pembelajaran, sedangkan aspek psikomotor dari perilaku siswa
baik didalam kelas maupun diluar kelas yang mencerminkan nilai-nilai
karakter yang baik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti dapat
memberikan saran sebagai berikut:
1. Sekolah perlu mengembangkan penilaian terhadap nilai-nilai karakter yang
sudah ditanamkan dan dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran
Matematika. Penilaian ini bertujuan agar guru mengetahui perkembangan
perilaku untuk nilai tertentu yang telah dimiliki oleh siswa.
2. Pihak sekolah hendaknya mengembangan nilai-nilai karakter bekerja sama
dengan orang tua siswa, karena bagaimanapun juga keluarga merupakan
pendidikan yang utama dan pertama. Para guru dan orang tua juga harus
menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Tujuan pendidikan karakter
tidak akan tercapai apabila tidak adanya kerjasama antara seluruh
komponen masyarakat.
3. Guru matematika diharapkan dapat menerapkan pendidikan karakter dalam
pembelajaran matematika di sekolah dengan baik. Guru dapat memasukkan
nilai pendidikan karakter secara by chance maupun by design dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
menggunakan pendekatan, model maupun metode pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan dan kondisi pembelajaran.
4. Semua guru diharapkan benar-benar memberikan teladan yang baik dalam
bertutur, bertindak, maupun bersikap yang didukung oleh segenap warga
sekolah dan masyarakat guna tercapainya keberhasilan pendidikan
karakter.
5. Siswa diharapkan mampu menerapkan pendidikan karakter yang telah
ditanamkan guru dalam kegiatan sehari-hari. Bukan hanya pembelajaran di
kelas saja tetapi juga dilingkungan sekolah dan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal dan Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter.
Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed
Revisi VI, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Asmani, J., M., (2011), Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di
Sekolah, Yogjakarta: DIVA Press.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Fathurrohman, Pupuh. Suryana, A., Fatriany, Fenny. 2013. Pengembangan
Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Hudojo,
Herman.
2005.
Pengembangan
Kurikulum
dan
Pembelajaran
Matematika. Malang: UM Press.
Juhartutik, 2012. Menjadi Guru Matematika Kreatif dan Berwawasan Pendidikan
Karakter. Semarang: Pendidikan Matematika Unnes.
Kemendikbud. 2015. Proses Pendidikan Harus Menyentuh Karakter. 8 Desember
2015. http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2015/02/proses-pendidikanharus-menyentuh-karakter-3868-3868-3868.
Kemendiknas. 2003. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Kemendiknas.
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Kemendiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendiknas.
Kemendiknas.
2010a.
Kerangka
Acuan
Pendidikan
Karakter.
Jakarta:
Kemendiknas.
Kemendiknas. 2010b. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Jakarta: Kemendiknas.
Koesoema A., Doni. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di
Zaman Global. Cet. II. Jakarta: Grasindo.
Lickona, Thomas, 1991. Educating for Character: How Our School Can Teach
Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.
Ma’unah. 2014. Analisis Penerapan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran
Matematika Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Siswa Kelas
VIII B dan VIII C SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun 2013/2014).
Skripsi S-1 pada FKIP UMS: Tidak Diterbitkan.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexy. 2009, Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja
Rosdakaya.
Prabowo, Agus & Sidi, Purnomo. (2010). Memahat Karakter Melalui
Pembelajaran Matematika.
Proceedings
of
The
4th
International
Conference on Teacher Education, Join Conference UPI & UPSI,
Bandung, Indonesia, 8 – 10 November 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Rahayu, Masriyah dan Endah. 2007. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Universitas Terbuka.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sagala, H. Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV
Alfabeta.
Sucipto. 2013. Model Pendidikan Karakter di SMA Negeri 1 Sidoarjo. Vol 1, No
01. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnalpendidikanips/article/view/7
950. 2 Maret 2016.
Sudrajad, Akhmad. 2010. Tentang Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Paramitra.
Sugandi, Ahmad. dan Haryanto. 2008. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK
UNNES.
Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.
Semarang: FMIPA UNNES
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Teguh, Muhammad. 2001. Methodologi penelitian ekonomi. Jakarta: Raja
Grafindo persada.
Wangid, Muhammad Nur, (2010), "Peran Konselor Sekolah Dalam Pendidikan
Karakter", Artikel dalam Cakrawala Pendidikan, (Yogyakarta: UNY, MEI
2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY).
Zubaedi, (2012), Desain Pendidikan Karakter; Konsepsi dan aplikasinya dalam
lembaga pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Kepada Kepala Sekolah
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepada Kepala Sekolah
No
1
Indikator
Latar
belakang
Pertanyaan
pelaksanaan 1. Apa pendidikan karakter itu?
pendidikan karakter.
2. Apa
yang
pelaksanaan
melatarbelakangi
program
pendidikan
karakter di SMA N 10 Yogyakarta?
3. Pedoman apa yang digunakan dalam
melaksanakan
program
pendidikan
karakter di SMA N 10 Yogyakarta?
4. Apakah SMA N 10 Yogyakarta ini
menggunakan
kurikulum
yang
dikembangkan sekolah ini sendiri atau
menggunakan
kurikulum
yang
diadopsi dari sekolah lain?
5. Selain
kegiatan
kegiatan
apa
di
saja
dalam
yang
kelas,
di
luar
kelas/ektrakurikuler yang menunjang
pendidikan karakter?
2
Tujuan pelaksanaan pendidikan 6. Apa
karakter
tujuan
program
pendidikan
karakter ini?
7. Bagaimana
cara
mencapai
tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
program pendidikan karakter?
3
Persiapan
sekolah
melaksanakan
dalam 8. Bagaimanakah
pendidikan
karakter
persiapan
dalam
melaksanakan pendidikan karakter?
9. Berapa
lamakah
proses
persiapan
penyelenggaraan pendidikan karakter
di SMA N 10 Yogyakarta?
10. Apa saja yang perlu dipersiapkan oleh
guru
Matematika
pembelajaran
dalam
dengan
proses
menerapkan
pendidikan karakter?
11. Bagaimana persiapan oleh guru mata
Matematika
dalam
melaksanakan
pendidikan
4
Pelaksanaan dan kendala dalam 12. Sejauh ini bagaimana pelaksanaan
menerapkan
karakter di kelas.
pendidikan
pendidikan
karakter
dalam
proses
pembelajaran kelas X SMA N 10
Yogyakarta?
13. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan
karakter
dalam
pembelajaran
Maatematika kelas X?
14. Apakah yang menjadi kendala-kendala
dalam proses pelaksanaan pendidikan
karakter?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
5
Evaluasi pendidikan karakter 15. Apa
dalam proses pembelajaran
saja
yang
pembelajaran
dievaluasi
yang
dalam
menerapkan
pendidikan karakter?
16. Bagaimana cara mengevaluasinya
17. Kapan dan apa manfaat diadakan
evaluasi?
18. Siapakah
yang
mengevaluasi
pelaksanaan pendidikan karakter?
19. Dalam jangka waktu berapa bulan
sekali kegiatan monitoring dilakukan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 2 Pedoman Wawancara Kepada Guru Matematika
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepada Guru Matematika
No
1
Indikator
Pengetahuan
guru
pendidikan karakter.
Pertanyaan
terhadap 1. Apakah pendidikan karakter itu?
2. Apakah nilai-nilai yang ada dalam
pendidikan karakter?
3. Bagaimanakah
pendidikan
cara
karakter
menerapkan
dalam
proses
pembelajaran matematika?
4. Nilai-nilai karakter apakah yang ingin
guru tanamkan pada diri siswa?
5. Nilai-nilai
ditunjukkan
karakter
guru
apakah
dalam
yang
proses
pembelajaran matematika?
6. Bagaimana guru menerapkan nilai
karakter kejujuran pada siswa?
7. Bagaimana guru menerapkan nilai
karakter demokratis pada siswa?
8. Bagaimana guru menerapkan nilai
karakter disiplin pada siswa?
9. Bagaimana guru menerapkan nilai
karakter teliti pada siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
10. Bagaimana guru menerapkan nilai
karakter kerja keras pada siswa?
11. Bagaimana guru menerapkan nilai
karakter kreatif pada siswa?
12. Bagaimana guru menerapkan nilai
karakter mandiri pada siswa?
13. Bagaimana guru menerapkan nilai
karakter rasa ingin tahu pada siswa?
14. Bagaimana guru menerapkan nilai
karakter tanggung jawab pada siswa?
2
Tujuan pelaksanaan pendidikan 15. Apakah yang menjadi tujuan secara
karakter
umum dari pelaksanaan pendidikan
karakter?
16. Apakah yang guru harapkan dengan
melaksanakan
dalam
pendidikan
proses
karakter
pembelajaran
matematika?
17. Apakah tujuan penanaman nilai-nilai
karakter pada siswa?
3
Persiapan
melaksanakan
karakter
sekolah
dalam 18. Apa saja yang dipersiapkan guru
pendidikan
ketika akan mengajar?
19. Bagaimanakah persiapan materi yang
akan diintegrasikan dengan penanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
karakter pada siswa?
4
Sarana dan prasarana dalam 20. Sarana dan prasarana apa saja yang
proses
pembelajaran
menerapkan
dengan
pendidikan
karakter
diperlukan
guna
pelaksanaan
dalam
menunjang
pendidikan
proses
karakter
pembelajaran
matematika?
21. Apakah media dan sarana tersebut
efektif untuk membantu menanamkan
karakter pada siswa?
5
Kondisi
pembelajaran
dalam 22. Bagaimana respon dan aktivitas siswa
kelas
pada saat kegiatan belajar mengajar?
23. Bagaimana suasana pembelajaran di
kelas yang menerapkan pendidikan
karakter?
24. Metode apa yang dipakai oleh guru
untuk menanamkan nilai-nilai karakter
pada siswa?
6
Evaluasi pendidikan karakter 25. Bagaimana
dalam
proses
matematika
pembelajaran
proses
evaluasi
yang
dilakukan terhadap siswa?
26. Kapan guru melakukan evaluasi?
27. Evaluasi
yang
dilakukan
meliputi
aspek apa saja?
28. Apakah
kegunaan
dari
evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
pembelajaran tersebut?
29. Bagaimanakah tindak lanjut setelah
adanya evaluasi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 3 Pedoman Wawancara Siswa
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepada Siswa
No
1
Indikator
Pengetahuan
siswa
pendidikan karakter
Pertanyaan
terhadap 1. Apakah siswa mengetahui tentang
pendidikan karakter?
2. Apakah nilai-nilai yang ada pada
pendidikan karakter?
3. Apakah
guru
mencerminkan
matematika
nilai-nilai
karaker
dalam proses pembelajaran?
2
Kondisi
kelas
pembelajaran
dalam 4. Bagaimana respon dan aktivitas siswa
pada saat kegiatan belajar mengajar?
5. Bagaimana suasana pembelajaran yang
sudah menerapkan pendidikan karakter
di dalam kelas?
6. Metode apa yang digunakan oleh guru
dalam
menerapkan
pendidikan
karakter pada proses pembelajaran?
7. Media apa saja yang digunakan oleh
guru dalam mengajar?
8. Apakah anda mengetahui pesan yang
disampaikan dari pendidikan karakter?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
3
Pelaksanaan dan kendala dalam 9. Apakah cara guru mengajar sudah
proses
pembelajaran
menerapkan
karakter
yang
seperti yang diharapkan oleh siswa?
pendidikan 10. Bagaimanakah proses pembelajaran
matematika berlangsung?
11. Bagaimanakah kendala-kendala yang
dihadapi
siswa
pembelajaran?
dalam
proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 4 Pedoman Observasi 1 Pembelajaran Matematika
Pembelajaran Matematika Kelas XE SMA Negeri 10 Yogyakarta
Kegiatan
Nilai
No
Guru
1
Siswa
Guru memberikan salam kepada
siswa dan perkenalan.
2
Guru mengajak siswa untuk
berdoa dengan dipimpin ketua
kelas.
3
Guru
mempersilakan
siswa
untuk mempersiapkan diri dalam
pembelajaran.
4
Guru
mengingatkan
siswa
tentang materi yang sebelumnya
telah diajarkan.
5
Guru bersama siswa menghitung
jarak titik dan bidang pada
bangun ruang.
6
Guru memberikan soal latihan
untuk dikerjakan siswa secara
berkelompok.
7
Guru mengajak siswa bersama–
sama membahas soal latihan
yang sudah dikerjakan.
8
Guru menanyakan kepada siswa
apakah ada yang masih belum
paham.
9
Guru menanggapi pertanyaan
Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
siswa dengan baik.
10
Guru
mengajak
merangkum
siswa
bersama–sama
tentang materi yang telah di
pelajari.
11
Guru mengingatkan siswa untuk
belajar mempersiapkan materi
pertemuan selanjutnya.
12
Guru mengajak siswa untuk
berdoa
pembelajaran.
mengakhiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 5 Pedoman Observasi I1 Pembelajaran Matematika
Data Observasi II
Pembelajaran Matematika Kelas XE SMA Negeri 10 Yogyakarta
Kegiatan
Nilai
No
Guru
1
Siswa
Guru memberikan salam kepada
siswa dan perkenalan.
2
Guru mengajak siswa untuk
berdoa dengan dipimpin ketua
kelas.
3
Guru
mempersilakan
siswa
untuk mempersiapkan diri dalam
pembelajaran.
4
Guru
mengingatkan
siswa
tentang materi yang sebelumnya
telah diajarkan.
5
Guru
bersama
siswa
menggambar sudut antara dua
garis dalam bangun ruang.
6
Guru memberikan soal latihan
untuk dikerjakan siswa secara
berkelompok.
7
Siswa
secara
berkelompok
mempresentasikan
hasil
pekerjaannya.
8
Guru mempersilakan siswa yang
lain memberikan tanggapan dari
presentasi kelompok.
Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
9
Guru memberikan umpan balik
dari hasil presentasi siswa.
10
Guru
mengajak
merangkum
siswa
bersama–sama
tentang materi yang telah di
pelajari.
11
Guru memberikan PR kepada
siswa
sebagai
tindak
lanjut
pembelajaran.
12
Guru mengajak siswa untuk
berdoa
pembelajaran.
mengakhiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 6 Pedoman Dokumentasi
Kisi-Kisi Dokumentasi
No
Indikator
Sasaran
1
Profil Sekolah
Dokumen Profil Sekolah
2
Sarana dan Prasarana Sekolah
Dokumen Profil Sekolah
3
Pelaksanaan Pembelajaran
Silabus, RPP
4
Perencanaan Pendidikan Karakter
RPP
5
Pelaksanaan Pendidikan Karakter
RPP
6
Evaluasi Pendidikan Karakter
RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 7 Hasil Transkip Wawancara dengan Kepala Sekolah
1. Peneliti (P)
: Menurut Bapak sebagai kepala sekolah, pendidikan
karakter seperti apa yang ingin bapak terapkan disekolah ini?
Kepala Sekolah (KS)
: “Ya jadi untuk SMA N 10 Yogyakarta, sebelum
sampai kepada menjawab pertanyaan anda, kita kan punya visi ya. Visi SMA N
10 Yogyakarta itu terwujudnya generasi beriman, berilmu, terampil dan
berakhlak mulia. Nah untuk mencapai visi itu sekolah perlu menentukan
indikator-indikator apa saja. Salah satu indikator untuk menuju kepada
tercapainya visi SMA N 10 Yogyakarta adalah memiliki karakter yang baik.
Nah, karakter apa sajakah yang ingin dicapai oleh SMA N 10 Yogyakarta atau
karakter apa saja yang harus dimiliki oleh siswa SMA N 10 Yogyakarta yang
pertama adalah yang berkaitan dengan religius, yang kedua adalah jujur, yang
ketiga toleran, yang keempat disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menggapai prestasi,
bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, dan tanggung jawab. Itu 18 karakter, yang sekolah berharap dapat
dimiliki oleh siswa kami.”
2. P
KS
: Jadi menurut Bapak, pendidikan karakter itu apa?
: “Pendidikan itu kan proses ya, proses internalisasi pada diri
seseorang dalam hal ini siswa, karakter sendiri itu kan mengarah ke 18 itu tadi,
ada religius disiplin dan sebagainya itu. Jadi pendidikan karakter adalah
bagaimana kita menanamkan 18 karakter itu tadi secara internalisasi kedalam
diri anak melalui proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
3. P
: Apakah pelaksanaan pendidikan karakter ini merupakan
perwujudan dari kebijakan kementerian pendidikan?
KS
: “Ya, jadi e apa, 18 karakter yang kami maksudkan itu berangkat
dari kebijakan pemerintah. Kami sebagai orang lapangan diharapkan dapat
menerapkan kebijakan itu di dalam kehidupan persekolahan khususnya untuk
anak-anak kita.”
4. P
: Apakah tujuan dari pelaksanaan pendidikan karakter yang
dilaksanakan di sekolah ini?
KS
: “Kita berharap anak-anak kita menjadi insan Indonesia yang
seutuhnya yang tidak hanya pintar tapi juga terampil dan yang utamanya punya
budi pekerti yang baik yang bisa menjadi pelopor karakter baik di masyarakat
nantinya”
5. P
: Bagaimana cara pelaksanaan program pendidikan karakter ini
Pak?
KS
: “Ya jadi itu sangat bergantung ya. Jadi pada prinsipnya penerapan
dari pendidikan karakter itu sendiri kita lakukan secara integratif dengan mata
pelajaran. Semua mata pelajaran baik yang itu dilakukan secara intrakurikuler
maupun ekstrakurikuler.
6. P
: Bagaimana persiapan untuk melaksanakan pendidikan karakter
ini”
KS
: “Ya tadi sudah saya sampaikan bahwa pelaksanaan di dalam
kehidupan sehari-hari itu dilakukan secara integratif. Artinya apa, setiap guru
ini harus memasukkan kedalam RPP bahkan silabus, karakter apa sajakah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
ingin dicapai pada proses pembelajaran sesuai RPP yang dipersiapkan pada jam
atau pada saat tertentu. Nah itu, otomatis setiap guru mencantumkan itu pada
setiap proses pembelajarannya.
7. P
: Apakah yang perlu dipersiapkan oleh guru matematika dalam
pelaksanaan pendidikan karakter?
KS
: “Persiapan sudah jauh-jauh hari dengan membuat Silabus yang
didalamnya sudah ada nilai-nilai karakter.”
8. P
: Menurut bapak bagaimanakah persiapan yang dilakukan oleh guru
matematika?
KS
: “Persiapannya sudah baik. Misalnya ada siswa yang nilainya
kurang dari KKM pasti guru akan mengadakan remidial.”
9. P
: Strategi apa yang digunakan agar pendidikan karakter dapat
berjalan sesuai rencana?
10. KS
: “Strateginya ada 4, yang pertama dan yang sudah pasti yaitu
dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter yang telah
dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP. Yang kedua dengan
mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.
Yang selanjutnya dengan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam
kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan misalnya ekstrakurikuler dan
kegiatan keagamaan. Dan yang terakhir dengan membangun dan menjaga
komunikasi serta kerjasama antara sekolah dengan orang tua peserta didik, jadi
agar pelaksanaanya tidak seetengah-setengah dan hasilnya juga maksimal.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
11. P
: Sejauh ini Pak, bagaimana pelaksanaan program pendidikan
karakter dalam pembelajaran?
KS
: Ya tentu untuk melaksanakan 18 jenis karakter tadi itu tidak cukup
hanya seminggu dua minggu, sebulan dua bulan, proses ya. Tapi kalau
pertanyaannya apakah sudah dilaksanakan, sudah. Hanya itu belum secara
menyeluruh, jadi bertahap. Sebagai contoh misalnya masalah kedisiplinan, itu
hampir semua siswa melaksanakan itu, disiplin ketika mengikuti pelajaran,
disiplin kehadiran, dan sebagainya.
12. P
: Berapa lama proses penyelenggaraan pendidikan karakter di
sekolah ini?
KS
: “Ya tentu, karena kita ini kan tiap tahun berhadapan dengan siswa
baru ya, maka diharapkan selama anak itu di SMA 10 harapannya setelah lepas
dari SMA 10 bisa menerapkan pendidikan karakter yang telah dikondisikan
oleh sekolah kepada para siswa.
13. P
: Adakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan
karakter tersebut?
KS
: “Ya salah satu kendala utamanya adalah karena ini berkaitan
dengan karakter atau sifat perilaku anak maka tentu saja ini butuh proses ya.
Jadi tidak serta merta sekarang ini saya menghendaki siswa disiplin lantas itu
bisa
terwujud
seketika,
endak,
itu
butuh
proses.
Yang
terpenting
pengkondisiannya yang terpenting itu, apakah sekarang dia tidak terlambat,
bagaimana dengan esok hari, bagaimana dengan esok lusa. Harapannya kalau
sekarang dia sudah sadar tidak terlambat ya harapannya itu bisa berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
sampai kapanpun, nah itu artinya pengkondisian. Jenis-jenis karakter pada
siswa itu butuh waktu dan itu harus dilaksanakan secara kontinu dan butuh
kebersamaan dari semua guru.
14. P
: Apakah sekolah melakukan evaluasi dari program pendidikan
karakter ini?
KS
: “Nanti setiap akhir semester, terutama sebelum rapotan, kita
mengumpulkan guru-guru, itu sekaligus evaluasi khususnya terhadap
pelaksanaan pendidikan karakter sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.
Jadi itu nanti kita lakukan secara bersama-sama dan itu nanti salah satunya
masuk dalam penilaian rapot. Itu masuknya dalam sikap atau afektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 8 Hasil Transkip Wawancara dengan Guru Matematika
1. Peneliti (P)
: Menurut Ibu, pendidikan karakter itu seperti apa?
Guru Matematika (G)
: “Pendidikan karakter itu adalah suatu usaha yang
sistematis dalam mengembangkan. Potensi peserta didik agar kelak mampu
mengembangkan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup bangsa
Indonesia, agama, sosial budaya dan nilai- nilai yang dirumuskan dalam tujuan
pendidikan nasional.”
2. P
G
: Nilai-nilai yang ada dalam pendidikan karakter itu apa saja?
: ”Macam-macam mas 1) agama, agama itukan penting tidak hanya
dari pendidikan sekolah tetapi juga penting dari rumah, keluarga terutama
orangtua. Yang kedua, pancasila, pancasila merupakan prinsip dari kehidupan
kebangsaan dan negara kita.Yang ketiga, budaya. Budaya kita kalau bisa kan
harus sesuai dengan apa yang sudah tertanam. Selain itu juga harus sesuai
kemanusiaan. Optimis, sikap optimis sangat penting agar dia mencapai apa
yang dicita- citakan hingga kelak menjadi peserta didik yang dapat menerapkan
dan mengembangkan tidak hanya dilingkungan sekolah tetapi juga dikehidupan
masyarakat berbagsa dan bernegara.”
3. P
siswa? G
: Nilai-nilai karakter apakah yang ingin guru tanamkan pada diri
: “Saya ingin tanamkan adalah kejujuran dan tanggung
jawab.”
4. P
: Nilai- nilai karakter yang ditunjukkan oleh guru apa dalam proses
pembelajaran matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
G
: “Dalam Matematika ya menurut saya selama ini macam-macam.
Pastinya agama/religi, disiplin masuk kelas/tepat waktu serta menghargai guru
dan siswa lain. Kemudian mengerjakan PR dirumah termasuk disiplin. Jujur,
rasa ingin tau tinggi dan percaya diri saat menjawab soal. Saya sebagai guru
sangat ingin anak-anak memiliki tanggungjawab yang tinggi, teliti serta kreatif
dalam mengerjakan soal, ketika dia merasa sulit mereka harus berusaha secara
maksimal atau dengan kata lain karakter yang saya tanamkan adalah sikap
tanggungjawab.”
5. P
: Strategi apa yang digunakan agar pendidikan karakter dapat
berjalan sesuai rencana?
G
: “Sebagai guru itu yang terpenting adalah memberikan keteladanan
kepada siswa. Siswa akan mudah menerima sebuah nilai apabila dia melihat
langsung yang dicontohkan oleh orang yang dipanutinya. Teguran atau nasehat
juga harus selalu diberikan agar siswa selalu ingat akan nilai karakter yang
seharusnya dia amalkan. Pengkondisian lingkungan, penyediaan tempat
sampah, jam dinding, slogan-slogan mengenai karakter yang mudah dibaca
oleh siswa, dan aturan/tata tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat yang
strategis. Sekolah juga sudah melakukan kegiatan rutin seperti setiap pagi
sebelum kegiatan belajar dimulai didahului dengan menyayikan lagu Indonesia
Raya dan lagu Padamu Negeri saat mau pulang. Sebelum dan setelah belajar,
siswa juga dibiasakan untuk berdoa, mengucapkan salam bila bertemu dengan
guru atau siswa lain. Seperti itu mas.”
6. P
: Bagaimana guru menerapkan nilai karakter kejujuran pada siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
G
: “Memperingatkan siswa yang mencontek temannya saat
mengerjakan tugas atau saat ulangan/ujian, memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengemukakan pendapat tentang suatu pokok diskusi, larangan
membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan, ujian atau pun pada saat
pembelajaran, transparansi penilaian kelas.”
7. P
: Bagaimana guru menerapkan nilai karakter demokratis pada
siswa?
G
: “Mengajak seluruh siswa agar dapat bekerja sama dalam
kelompok tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial dan
status ekonomi, memberikan perhatian yang sama kepada semua siswa,
memberi kesempatan kepada siswa untuk berbeda pendapat, menghargai
pendapat siswa tanpa membedaan suku, agama, ras, golongan,status sosial, dan
status ekonomi.”
8. P
G
: Bagaimana guru menerapkan nilai karakter disiplin pada siswa?
: “Guru masuk kelas tepat waktu, menegur siswa yang melanggar
aturan di kelas (seperti makan dalam kelas, berbicara, mengganggu temannya,
berkeliaran, dan sebagainya), mengecek kehadiran siswa, menggunakan
seragam guru sesuai aturan.”
9. P
G
: Bagaimana guru menerapkan nilai karakter teliti pada siswa?
:
“Saat
memulai
pelajaran,
guru
menuliskan
tujuan
pembelajaran/KD dan judul materi yang akan dipelajari, meminta siswa tidak
terburu-buru dalam mengerjakan soal, meminta siswa mengecek kembali
lembar jawaban sebelum dikumpulkan, mengetahui tingkat pemahaman siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
terhadap materi yang sedang diajarkan, jika siswa belum paham diberi motivasi
atau pertanyaan-pertanyaan terkait materi.”
10. P
: Bagaimana guru menerapkan nilai karakter kerja keras pada
siswa?
G
: “Membiasakan semua siswa mengerjakan semua tugas yang
diberikan selesai dengan baik pada waktu yang telah ditetapkan, mengajak
siswa untuk lebih giat belajar, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencari informasi, tentang materi pelajaran ke teman, guru ataupun pihak lain,
membiasakan siswa untuk mengutarakan pendapatnya saat diskusi kelas.”
11. P
G
: Bagaimana guru menerapkan nilai karakter kreatif pada siswa?
: “Mengajukan berbagai pertanyaan berkenaan dengan suatu pokok
bahasan untuk memancing gagasan siswa, pemberian tugas yang menantang
munculnya daya pikir kreatif, menerapkan berbagai metode pembelajaran,
menggunakan
berbagai
alat
penilaian,
menggunakan
berbagai
media
pembelajaran.”
12. P
G
: Bagaimana guru menerapkan nilai karakter mandiri pada siswa?
: “Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan
kepadasiswa untuk bekerja sendiri, meminta siswa untuk mengerjakan sendiri
tugas individu yang diberikan, memantau kerja siswa secara mandiri, memberi
kesempatan kepada siswa untuk menentukan kelompok diskusinya sendiri,
meminta siswa mengerjakan soal di papan tulis.”
13. P
siswa?
: Bagaimana guru menerapkan nilai karakter rasa ingin tahu pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
G
: “Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada
guru atau teman tentang materi matematika, mengajukan pertanyaanpertanyaan terkait materi, menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa
ingin tahu, mengajak siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber.”
14. P
: Bagaimana guru menerapkan nilai karakter tanggung jawab pada
siswa?
G
: “Membiasakan siswa untuk mengerjakan soal latihan yang
diberikan, membiasakan siswa untuk berani mempertanggungjawabkan
pendapatnya.”
15. P
: Apakah tujuan pelaksanaan pendidikan karakter secara umum itu
: “Pastinya banyak sekali. Pertama pendidikan karakter
apa? G
ingin menyiapkan atau mencetak peserta didik yang mampu untuk
mengembangkan sikap yang pertama kebiasaan, perilaku peserta didik yang
terpuji dan sejalan dengan nilai- nilai budaya bangsa yang religius.2)
kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan
berwawasan kebangsaan.3) lingkungan sekolah yang aman dan nyaman (siswa
jujur, disini kan ada operasi kejujuran, penuh kreatif, saling tolerasi, nyaman
tidak hanya dalam belajar saja tetapi juga ada kebersihan kelas.4) jiwa
kepemimpinan (menumbuhkan jiwa pemimpin yang punya tanggung jawab
sebagai penerus bangsa).”
16. P
: Apa yang guru harapkan dengan melaksanakan pendidikan
karakter? G
: “Untuk siswa/ peserta didik semoga lebih teliti belajar
tidak hanya belajar dalam artian pelajaran saja tetapi juga belajar dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
sosialisasi kemudian pantang menyerah terutama dalam matematika karena
pelajaran matematika itu kan susah.”
17. P
G
: Tujuan penanaman nilai-nilai karakter itu seperti apa?
: “Ya sama dengan yang saya jelaskan tadi. Ingin menjadikan/
mencetak/menyiapkan siswa yang berwawasan kebangsaan. Lingkungan
sekolah yang aman dan nyaman, jujur, kreatif dan toleransi. Yang terakhir
diharapkan besok menjadi calon-calon pemimpin yang bertanggung jawab baik
pada tugasnya maupun pada pada bangsa dan negara.”
18. P
: Bagaimanakah persiapan dalam pelaksanaan pendidikan karakter
dikelas?
G
:
“Pastinya
harus
ada
perencanaan,
kemudian
baru
melakanakannya. Pendidikan karakter dilaksanakan oleh Bapak Kepala
Sekolah, Guru, BK yang secara bersama-sama sebagai suatu komunitas sekolah
untuk mencapai tujuan pendidikan karakter. Kegiatan rutin sekolah yang
mencerminkan pendidikan karakter misalnya saat upacara bendera, upacara
Agustusan, sholat berjamaah, berdoa setiap selesai pelajaran, mengucapkan
salam sebagai suatu budaya yang harus dilakukan secara terus menerus. Guru
juga harus mempraktekkan nilai-nilai karakter misalnya berpakaian rapi, sepatu
harus bersih.”
19. P
G
: Apa saja yang dipersiapkan guru ketika akan mengajar?
: ”Paling ya RPP sama materi-materi tambahan sebagai pendukung
dan media-media pembelajaran.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
20. P
: Bagaimanakah persiapan materi yang akan diintegrasikan dengan
penanaman karakter pada siswa?
G
: “materi saya persiapkan sebelumnya termasuk soal-soal yang
nanti akan dikerjakan siswa dalam kelompok.”
21. P
G
22. P
: Apakah pelaksanaan pendidikan karakter selama ini sudah efektif?
: “Menurut saya pelaksanaannya sudah efektif.”
: Bagaimanakah suasana pembelajaran dikelas yang menerapkan
pendidikan karakter?
G
: “Suasananya lebih menyenangkan, pembelajaran tidak bosan,
sisws lebih aktif, tekun, rasa ingin tau yang tinggi, demokrasi, saling bekerja
sama dan rasa tanggung jawab yang tinggi.”
23. P
: Bagaimana respon dan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar
mengajar?
G
: “ Respon siswa sangat baik, halini terlihat dari antusias mereka
untuk mengerjakan soal-soal yang saya berikan.”
24. P
: Metode apa yang dipakai oleh guru untuk menanamkan nilai-nilai
karakter pada siswa?
G
25. P
: “Paling pertama ceramah, tanya jawab dan latihan.”
: Model pembelajaran yang biasanya ibu pakai dalam pembelajaran
matematika seperti apa?
G
: “Karena pelajaran matematika termasuk pelajaran yang dianggap
susah. Saya biasanya menyuruh siswa mengerjakan tugas-tugas dengan
membentuk kelompok kecil dengan jumlah siswa antara 4-5 orang.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
26. P
G
: Kapankah ibu melakukan evaluasi dari pendidikan karakter?
: “Setiap saat dan terus menerus jadi tidak hanya didalam kelas saja
tetapi juga diluar kelas/ diluar lingkungan sekolah. Saya memantau bagaimana
kerjasamanya ketika mengerjakan tugas kelompok, toleransi kepada siswa lain
atau kepada guru bagus atau tidak, perilaku siswa ketika jam istirahat dan
ketika pulang sekolah.”
27. P
G
: Evaluasi yang ibu lakukan itu meliputi aspek apa saja?
: “Selama ini yang saya nilai itu kompleksitas, daya dukung, image
siswa, proses pembelajaran aktif, perilaku dan kepribadiannya.”
28. P
G
: Apakah kegunaan dari evaluasi tersebut?
: “Gunanya: 1) untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dalam
pencapaian indikator, 2) mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai
materi yang diajarkan dan 3) mengetahui bagaimana indikator-indikator apa
yang kurang atau belum tercapai”.
29. P
G
: Bagainanakah tindak lanjut dari evaluasi tersebut?
: “Misalnya anak yang memperoleh nilai 75 berarti sudah mencapai
KKM terus saya lihat pencapaian nilai tersebut dengan pendidikan karakter
bagaimana. Jadi ada sinkronisasi nilai dengan karakter yang ditunjukkan
siswa.”
30. P
: Apa saja yang sudah dicapai dari pelakanaan pendidikan karakter?
G
: “Banyak mas, mulai dari awal pembelajaran dari religius, berdoa,
disiplin, jujur, kerjasana, toleransi, rasa ingin tahu, tanggung jawab.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 9 Hasil Transkip Wawancara dengan Siswa 1
1. Peneliti (P)
: Apakah yang anda ketahui tentang pendidikan karakter?
Siswa 1 (S1)
: “Pendidikan karakter itu adalah proses dimana kita diajar
dibimbing dalam pembentukan karakter dan sikap.”
2. P
S1
: Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?
: “Nilai yang ada pada pendidikan karakter itu religius, jujur,
toleransi, disiplin, mandiri, dan kreatif mas.”
3. P
: Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karaker dalam
proses pembelajaran?
S1
4. P
S1
5. P
: “Menurutku tidak begitu mencerminkan nilai tersebut mas.”
: Bagaimana respon anda pada saat pembelajaran matematika?
: “Dalam pelajaran saya kurang dan susah untuk mengikutinya.”
: Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah menerapkan
pendidikan karakter di dalam kelas?
S1
: “Suasananya lebih bersahabat sehingga memudahkan siswa untuk
mengikutin pembelajaran.”
6. P
: Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan
pendidikan karakter pada proses pembelajaran?
S1
: “Sebelumnya kan guru pasti menjelaskan materi dengan ceramah,
abis itu biasanya kita mengerjakan soal-soal dengan kelompok terus sebelum
pelajaran berakhir dikasih PR”
7. P
S1
: Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar?
: “Hanya papan tulis, spidol, terus buku mas.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
8. P
: Apakah anda mengetahui pesan yang disampaikan dari pendidikan
karakter?
S1
9. P
: “Iya mas, tau.”
: Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh
siswa?
S1
10. P
S1
: “Tidak mas.”
: Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?
: “Proses pembelajarannya sesuai mood guru, kadang membuat
siswa jadi tegang dan mencekam.”
11. P
: Bagaimanakah kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam proses
pembelajaran?
S1
: “Susah memahami, tegang, terlalu cepat mengajar, kadang tidak
mau menjelaskan secara rinci tentang materi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 10 Hasil Transkip Wawancara dengan Siswa 2
1. Peneliti (P)
: Apakah yang anda ketahui tentang pendidikan karakter?
Siswa 1 (S2)
: “Menurut saya, pendidikan karakter adalah suatu proses
mendidik dan membimbing guna meningkatkan karakter, guna membentuk
watak yang sesuai dengan nilai-nilai.”
2. P
S2
: Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?
: “disiplin, kejujuran, kesopanan, religius, toleransi, mandiri,
kreatif, sabar.”
3. P
: Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karaker dalam
proses pembelajaran?
S2
4. P
S2
: “Tidak begitu mas.”
: Bagaimana respon anda pada saat pembelajaran matematika?
: “Susah mengikuti ajarannya, karena metode pengajarannya tidak
sesuai.”
5. P
: Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah menerapkan
pendidikan karakter di dalam kelas?
S2
: “Bila menerapkan pendidikan karakter, dapat lancar dan lebih
dapat mengikuti. Sistem pelajarannya pun teratur.”
6. P
: Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan
pendidikan karakter pada proses pembelajaran?
S2
7. P
: “Cepat dan sesuai pemahamannya.”
: Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
S2
: “Media yang dipakai guru biasanya tergantung materinya sih,
misalnya kemarin pada saat materi ruang dimensi tiga guru memperlihatkan
kotak kapur, bolpoin, penggaris, dadu sebagai contoh agar mudah kami
pahami”
8. P
: Apakah anda mengetahui pesan yang disampaikan dari pendidikan
karakter?
S2
9. P
: “Iya mas.”
: Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh
siswa?
S2
10. P
S2
11. P
: “Kurang mas.”
: Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?
: “Tergantung mood guru mas kalau itu.”
: Bagaimanakah kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam proses
pembelajaran?
S2
: “Pertama terlalu cepat mengajar, tegang, terus susah dimengerti,
terus juga sering terjadi kesalahpahaman.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 11 Hasil Transkip Wawancara dengan Siswa 3
1. Peneliti (P)
: Apakah yang anda ketahui tentang pendidikan karakter?
Siswa 1 (S3)
: “Pendidikan karakter menurut pendapat saya adalah
dimana saat seorang guru memberikan pelajaran mengenai sikap dan sidat yang
baik. Pendidikan karakter dapat dilakukan siswa dengan mencontoh sang
pengajar.”
2. P
S3
3. P
: Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?
: “Disiplin, sopan, kerja keras, jujur, adil, santun, dan sabar.”
: Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karaker dalam
proses pembelajaran?
S3
: “Dalam pandangan saya yang sejujurnya, guru matematika tidak
mencerminkan nilai karakter, banyak hal yang menyimpang dari nilai
karakter.”
4. P
S3
: Bagaimana respon anda pada saat pembelajaran matematika?
: “Respon saya seringnya acuh tak acuh, terkadang saya merespon
tiap ucapan yang dilontarkan, ucapannya kadang menyakitkan sehingga saya
ingin menanggapi.”
5. P
: Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah menerapkan
pendidikan karakter di dalam kelas?
S3
6. P
: “Seharusnya menjadi menyenangkan mas.”
: Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan
pendidikan karakter pada proses pembelajaran?
S3
: “Seadanya mas.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
7. P
S3
8. P
: Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar?
: “Papan tulis, spidol sama buku.”
: Apakah anda mengetahui pesan yang disampaikan dari pendidikan
karakter?
S3
9. P
: “Ya saya tau, sayangnya gurunya seperti tidak tau mas.”
: Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh
siswa?
S3
10. P
S3
: “Sangat belum.”
: Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?
: “Biasanya sih mencekam mas, mengerikan, suasana apapun yang
dianggap seram.”
11. P
: Bagaimanakah kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam proses
pembelajaran?
S3
: “Gurunya menyebalkan, tidak tahu metode yang tepat.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 12 Hasil Transkip Wawancara dengan Siswa 4
1. Peneliti (P)
: Apakah yang anda ketahui tentang pendidikan karakter?
Siswa 1 (S4)
: “Pendidikan karakter adalah pendidikan yang diberikan
kepada seseorang
tentang hal-hal positif.”
2. P
S4
3. P
: Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?
: “Nilai yang diberikan ya nilai yang berdifat positif mas.”
: Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karaker dalam
proses pembelajaran?
S4
4. P
S4
: “Kadang iya, kadang tidak.”
: Bagaimana respon anda pada saat pembelajaran matematika?
: “Kalau saya merespon ketika saya memahami materi, bila belum
saya akan diam dan menanyakan lagi.”
5. P
: Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah menerapkan
pendidikan karakter di dalam kelas?
S4
6. P
: “Akan lebih menyenangkan mas.”
: Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan
pendidikan karakter pada proses pembelajaran?
S4
7. P
S4
8. P
karakter?
: “Materi penjelasan dan penerapan sederhana.”
: Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar?
: “Buku, papan tulis, spidol, sama bolpen.”
: Apakah anda mengetahui pesan yang disampaikan dari pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
S4
9. P
: “Tau mas.”
: Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh
siswa?
S4
: “Menurutku sudah, karena saya suka pembelajaran seperti itu.
Menerangkan, menerapkan, dan mengulanginya.”
10. P
S4
11. P
: Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?
: “Tenang mas.”
: Bagaimanakah kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam proses
pembelajaran?
S4
: “Kendalanya ngantuk, terus ada yang ramai, banyak yang tidak
suka gurunya mas.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 13
SILABUS
Nama Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 10 Yogyakarta
Mata Pelajaran
: MATEMATIKA
Kelas/Semester
: X /2
Program
: Umum
STANDAR KOMPETENSI :
6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
KOMPETENSI
MATERI POKOK/
DASAR
PEMBELAJARAN
6.1 Menentukan
kedudukan
titik, garis,
dan bidang
dalam ruang
Ruang Dimensi Tiga
KEGIATAN
PEMBELAJARAN

 Pengenalan
Bangun Ruang
 Kedudukan titik,
garis, dan bidang

Mengidentifikasi
INDIKATOR
 Menentukan
bentuk-bentuk bangun
kedudukan titik
ruang
dan garis dalam
Mengidentifikasi
unsur-unsur bangun
ruang
PENILAIAN
Jenis:
TU
4 Jp
SUMBER
BELAJAR
Sumber:
 Kuiz
 Buku Paket
 Tugas
 Buku
Individu
 Menentukan
WAK
 Tugas
referensi
lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
KOMPETENSI
MATERI POKOK/
DASAR
PEMBELAJARAN
dimensi tiga
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
dalam ruang
dimensi tiga
ruang

Menyelidiki
kedudukan antara
unsur-unsur bangun
ruang

Mendeskripsikan
kedudukan antara
unsur-unsur bangun
ruang
INDIKATOR
PENILAIAN
kedudukan titik
Kelompok
dan bidang dalam
 Ulangan
ruang
dua garis dalam
ruang
 Menentukan
kedudukan garis
dan bidang dalam
ruang
 Menentukan
kedudukan antara
dua bidang dalam
ruang
TU
SUMBER
BELAJAR
Alat *):
 Laptop
 Menentukan
kedudukan antara
WAK
Bentuk
Instrumen:
 Tes Tertulis
PG
 Tes Tertulis
Uraian
 LCD
 OHP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
KOMPETENSI
MATERI POKOK/
DASAR
PEMBELAJARAN
6.2 Menentukan
jarak dari titik
 Jarak pada
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
 Mendefinisikan
 Menentukan jarak
pengertian jarak antara
titik dan garis
ke garis dan
titik, garis dan bidang
dalam ruang
dari titik ke
dalam ruang
bidang dalam
bangun ruang
INDIKATOR
 Menghitung jarak titik
ruang dimensi
dan garis pada bangun
tiga
ruang
 Menghitung jarak titik
dan bidang pada
bangun ruang

Menghitung jarak
antara dua garis pada
bangun ruang **)
 Menentukan jarak
titik dan bidang
dalam ruang
 Menentukan jarak
PENILAIAN
Jenis:
TU
10 Jp
SUMBER
BELAJAR
Sumber:
 Kuiz
 Buku Paket
 Tugas
 Buku
Individu
 Tugas
Kelompok
referensi
lain
Alat *):
 Ulangan
 Laptop
Bentuk
 LCD
antara dua garis
dalam ruang* *)
WAK
Instrumen:
 Tes Tertulis
PG
 Tes Tertulis
Uraian
 OHP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
KOMPETENSI
MATERI POKOK/
DASAR
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
WAK
TU
SUMBER
BELAJAR
Jenis:
pengertian sudut antara
sudut antara dua
 Kuiz
 Buku Paket
antara garis
titik, garis dan bidang
garis dalam ruang
dan bidang
dalam ruang
 Tugas
 Buku
besar sudut
dan antara dua
bidang dalam
ruang dimensi
tiga
bangun ruang
 Mendefinisikan
INDIKATOR
 Menentukan besar
6.3 Menentukan
 Sudut pada
KEGIATAN
 Menggambar sudut
 Menentukan besar
sudut antara garis
antara dua garis dalam
dan bidang dalam
bangun ruang
ruang
 Menghitung besar sudut
 Menentukan besar
antara dua garis pada
sudut antara dua
bangun ruang
bidang dalam
 Menggambar sudut
antara garis dan bidang
pada bangun ruang
 Menghitung besar sudut
antara garis dan bidang
ruang
Individu
 Tugas
Kelompok
10 Jp
Sumber:
referensi
lain
Alat *):
 Ulangan
 Laptop
Bentuk
 LCD
Instrumen:
 Tes Tertulis
PG
 Tes Tertulis
Uraian
OHP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
KOMPETENSI
MATERI POKOK/
DASAR
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
INDIKATOR
PENILAIAN
WAK
TU
pada bangun ruang
 Menggambar sudut
antara dua bidang
dalam bangun ruang
 Menghitung besar sudut
antara dua bidang pada
bangun ruang
Yogyakarta, 27 Juli 2015
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Drs. Basuki
Dra. Siti Fatimah
NIP. 19501012 198903 1 002
NIP. 19620213 198903 2 009
SUMBER
BELAJAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
:X/2
Tahun Ajaran
: 2015 / 2016
Waktu
: 22 x 45 menit (11 pertemuan)
A. Standar Kompetensi
6. Memecahkan Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang
melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
B. Kompetensi Dasar
6.1 Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang
dimensi tiga.
6.3 Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang
dalam ruang dimensi tiga..
C. Indikator
1. Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang.
2. Menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang.
3. Menjelaskan penerapan rumus-rumus volume dan luas permukaan bangun
ruang.
4. Menentukan proyeksi titik dan garis pada bidang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
5. Menjelaskan bidang frontal, bidang ortogonal, garis frontal, garis
ortogonal, sudut surut, dan perbandingan proyeksi dalam menggambarkan
bangun ruang.
6. Menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, jarak titik ke bidang,
jarak antara dua garis sejajar, jarak antara dua garis yang bersilangan, dan
jarak antara garis dan bidang yang sejajar dalam ruang.
7. Menentukan besar sudut antara dua garis, besar sudut antara garis dan
bidang, dan besar sudut antara dua bidang dalam ruang.
8. Menggambar irisan suatu bidang dengan bangun ruang.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan KBM, siswa dapat:
1. Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang.
2. Menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang.
3. Menjelaskan penerapan rumus-rumus volume dan luas permukaan bangun
ruang.
4. Menentukan proyeksi titik dan garis pada bidang.
5. Menjelaskan bidang frontal, bidang ortogonal, garis frontal, garis
ortogonal, sudut surut, dan perbandingan proyeksi dalam menggambarkan
bangun ruang.
6. Menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, jarak titik ke bidang,
jarak antara dua garis sejajar, jarak antara dua garis yang bersilangan, dan
jarak antara garis dan bidang yang sejajar dalam ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
7. Menentukan besar sudut antara dua garis, besar sudut antara garis dan
bidang, dan besar sudut antara dua bidang dalam ruang.
8. Menggambar irisan suatu bidang dengan bangun ruang.
D. Materi Pembelajaran
Ruang Dimensi Tiga
Pengenalan Bangun Ruang
Kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga
Jarak pada bangun ruang
Sudut pada bangun ruang
E. Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi Kelas.
F. Kegiatan Pembelajaran :
PERTEMUAN ke V: 2 X 45 MENIT
No
1
Kegiatan Pembelajaran
Nilai Karakter
Pndahuluan (20 Menit)
a. Guru
memberikan
salam
kepada
siswa
dan Menghargai,
perkenalan.
b. Guru mengabsen siswa
Santun, Disiplin,
Teliti, Percaya
c. Guru mempersilakan siswa untuk mempersiapkan Diri.
diri dalam pembelajaran
d. Guru mengingatkan siswa tentang materi yang
sebelumnya telah diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
2
Kegiatan Inti (60 Menit)
a. Eksplorasi
Guru bersama siswa menghitung jarak titik dan Menghargai,
bidang pada bangun ruang.
Tanggungjawab,
b. Elaborasi
Disiplin, Teliti,
Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan Peduli, Percaya
siswa secara berkelompok.
Diri.
Guru dan siswa bersama–sama membahas soal
latihan yang sudah dikerjakan.
c. Konfirmasi
Menanyakan kepada siswa apakah ada yang masih
belum paham.
Guru menanggapi pertanyaan siswa dengan baik.
3
Penutup (10 Menit)
a. Guru dan siswa merangkum bersama–sama tentang Menghargai,
materi yang telah di pelajari.
b. Guru
mengingatkan
siswa
Percaya Diri.
untuk
belajar
mempersiapkan materi pertemuan selanjutnya.
PERTEMUAN ke VIII: 2 X 45 MENIT
No
1
Kegiatan Pembelajaran
Nilai Karakter
Pendahuluan (20 Menit)
a. Guru memberikan salam kepada siswa dan Menghargai,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
perkenalan.
b. Guru mengabsen siswa
Santun, Disiplin,
Teliti, Percaya
c. Guru mempersilakan siswa untuk mempersiapkan Diri.
diri dalam pembelajaran
2
Kegiatan Inti (60 Menit)
a. Eksplorasi
Guru bersama siswa menggambar sudut antara dua Menghargai,
garis dalam bangun ruang.
Tanggungjawab,
Guru bersama siswa menghitung besar sudut antara Disiplin, Teliti,
dua garis pada bangun ruang
b. Elaborasi
Peduli, Percaya
Diri.
Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan
siswa.
Guru dan siswa bersama–sama membahas soal
latihan yang sudah dikerjakan.
c. Konfirmasi
Menanyakan kepada siswa apakah ada yang masih
belum paham.
Guru menanggapi pertanyaan siswa dengan baik.
3
Penutup (10 Menit)
a. Guru dan siswa merangkum bersama-sama tentang Menghargai,
materi yang telah di pelajari.
b. Guru memberikan PR kepada siswa sebagai tindak
Percaya Diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
lanjut pembelajaran.
G. Media Pembelajaran
Worksheet atau lembar kerja siswa, Lembar penilaian, LCD/Proyektor
H. Sumber Belajar
Ari Y, Rosihin.2012. “Perspektif Matematika untuk Kelas X SMA dan
MA”.Solo: Platinum
Wirodikromo, Sartono. 2007. “Matematika SMA 1 untuk Kelas X” Jakarta:
Erlangga
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Penilaian Kognitif
Teknik : Ulangan Harian dan Tugas
2. Penilian Afektif
Bentuk : Lembar Pengamatan.
Nama
Disiplin
Aktivitas
Kejujuran
Etika
Rata - rata
1
2
3
4
Skala Penilaian dibuat dengan rentang dari 1 sampai 5.
Penafsiran angka : 1. Sangat kurang, 2 : kurang, 3 : cukup, 4 : baik, 5 :
sangat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
J. Pedoman Penilaian
Bentuk Soal
Jumlah Soal Skor
Total Skor
Uraian
15
30
Nilai =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
3
2
× 100
Yogyakarta, 11 Agustus 2015
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Drs. Basuki
Dra. Siti Fatimah
NIP. 19501012 198903 1 002
NIP. 19620213 198903 2 009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Download