fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan universitas islam nahdlatul ulama

advertisement
PENERAPAN STRATEGI BELAJAR TUNTAS
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAKHASSUS AL QUR’AN
SADAMIYYAH GUYANGAN BANGSRI JEPARA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Bidang
Pendidikan Agama Islam
Oleh :
SRI ASTUTIK
NIM : 131310001217
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU)
JEPARA
2015
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama
: SRI ASTUTIK
NIM
: 131310001217
Fakultas
: TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain
atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi suatupun pikiran-pikiran
orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.
Jepara, 14 September 2015
Deklarator,
SRI ASTUTIK
NIM: 131310001217
xi
NOTA PEMBIMBING
Lampiran :
Hal
Jepara, 15 September 2015
: Naskah Skripsi
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
UNISNU Jepara
Di Jepara
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini saya kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama
: SRI ASTUTIK
NIM
: 131310001217
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Alamat
: Guyangan RT. 02 RW. 02 Bangsri Jepara
Judul
: PENERAPAN STRATEGI BELAJAR TUNTAS
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA
TAKHASSUS
SADAMIYYAH
GUYANGAN
AL-QUR’AN
BANGSRI
JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Dengan ini saya mohon agar skripsi saudari tersebut dapat
dimunaqosahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Drs. Abdul Rozaq Alkam, M.Ag
ii
MOTTO
         
(۱۳۵ : ‫)اﻻﻧﻌﺎ م‬
    
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu.
Sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui,
siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di
dunia ini. (QS. Al-An’am: 135).*
*
Departemen Agama RI, Al-qur'an dan Terjemahnya, (Bandung : CV.Diponegoro,
2000), hlm. 115
iv
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini kepada:
1. Ahayahanda
dan
Ibu
tercinta
yang
dimuliakan
dan
dirahmati Allah yang tidak pernah lelah memberikan kasih
sayang dan do’a kepada penulis
2. Suami dan anakku tercinta
3. Adik-adikku tercinta yang senantiasa memberikan motivasi
dan menambah semangat sampai selesainya skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen di UNISNU Jepara yang telah
memberikan bimbingan dan ilmu sehingga penulis dapat
menjadi pribadi baru yang lebih baik.
5. Guru-guruku yang mulia
6. Sahabat-sahabatku di UNISNU Jepara, kebersamaan kita
tak akan terhapus dari sanubari
7. Almamaterku yang tercinta
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang mana atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya semata, penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang sederhana ini.
Shalawat salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabatnya. Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H Muhtarom, HM selaku Rektor UNISNU Jepara.
2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UNISNU Jepara.
3. Bapak Drs. Abdul Rozaq Alkam, M.Ag yang selalu memberikan bimbingan
dan arahan kepada penulis sampai dengan selesainya skripsi ini.
4. Hadi M. Yunus, Kepala SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan sekaligus guru PAI
yang berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian
dalam pembelajaran PAI.
Walaupun demikian, penulis menyadari bahwa masih begitu banyak
kekurangan dan kelemahan yang ada dalam skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang konstruktif tetap penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa
manfaat sehingga mendapat ridlo dari Allah SWT. Amin.
Jepara, 14 September 2015
Penulis
SRI ASTUTIK
vi
ABSTRAK
SRI ASTUTIK (131310001217). PENERAPAN STRATEGI BELAJAR
TUNTAS PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAKHASSUS AL-QUR’AN
SADAMIYYAH
GUYANGAN
BANGSRI
JEPARA
TAHUN
PELAJARAN 2015/2016, Skripsi, Jepara: Program Strata 1 Jurusan
Pendidikan Agama Islam, UNISNU Jepara, 2015.
Penelitian ini bertujuan : 1) Untuk mengetahui kriteria belajar tuntas dalam
mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri
Jepara tahun pelajaran 2015/2016, 2) Untuk mengetahui penerapan strategi belajar
tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah
Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016. 3) Untuk mengetahui
faktor-faktor yang berpengaruh pada penerapan strategi belajar tuntas dalam mata
pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri
Jepara tahun pelajaran 2015/2016
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan
metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.
Dari analisa yang penulis lakukan, dapat disimpulkan hasil sebagai berikut:
Kriteria belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al
Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016 adalah
nilai mencapai kriteria ketuntasan minimal, fashih membaca al-Qur’an dan hadits
dan mampu mengartikannya, mampu dalam praktek ibadah dengan cara yang
benar.
Penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP
Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran
2015/2016 meliputi tiga tahapan yaitu: Tahap persiapan: guru menetapkan tujuan
pelajaran yang harus dicapai dan kriteria ketuntasan minimal. Tahap pelaksanaan:
guru melakukan pembelajaran dengan metode yang tepat, mengimplementasikan
strategi PAIKEM, dan evaluasi. Tahap akhir: tindak lanjut bagi siswa yang belum
tuntas dilakukan remedi dan pengayaan bagi yang tuntas.
Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang berpengaruh pada penerapan
strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an
Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016 adalah:
1. Faktor pendukung meliputi: intak siswa, intelegensi, dan motivasi belajar
siswa.
2. Faktor penghambat meliputi: kurangnya ketersediaan buku penunjang mata
pelajaran PAI dan kurangnya sarana pembelajaran seperti: belum adanya
proyektor.
Kata Kunci
: Strategi Belajar Tuntas Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN MOTTO
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
vii
ABSTRAK
x
DEKLARASI
xi
BAB I
1
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Penegasan Istilah
4
C. Rumusan Masalah
5
D. Tujuan Penelitian
6
E. Manfaat Penelitian
6
F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
6
G. Metode Penelitian
9
H. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II
: LANDASAN TEORI
13
17
A. Strategi Belajar Tuntas
15
1. Pengertian Strategi Belajar Tuntas
15
2. Asumsi yang Mendasari Strategi Belajar Tuntas
19
3. Prosedur dan Langkah-langkah dalam Penerapan Strategi
Belajar Tuntas
21
4. Indikator Guru Strategi Belajar Tuntas
26
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan Belajar
Siswa
29
6. Kriteria Ketuntasan Belajar
vii
30
B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
32
32
2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam
33
3. Landasan Pendidikan Agama Islam
35
4. Materi Pokok dan Ruang Lingkup Dan SK KD Mapel
Pendidikan Agama Islam
39
C. Penerapan Strategi Belajar Tuntas Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
BAB III
: KAJIAN OBYEK PENELITIAN
42
50
A. Data Fisik SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan 50
1. Visi misi
50
2. Letak Geografis
50
3. Data Guru dan Karyawan
50
4. Data Siswa
52
5. Sarana prasarana
52
6. Materi Pelajaran PAI
53
B. Data Non Fisik SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah
Guyangan Bangsri
61
1. Proses Pembelajaran PAI di Kelas VII SMP Takhassus Al
Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri
61
2. Proses Pembelajaran PAI di Kelas VIII SMP Takhassus
Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri
63
3. Proses Pembelajaran PAI di Kelas VIII SMP Takhassus
Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri
63
C. Proses Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata
Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah
Guyangan Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016
1. Penetapan Kriteria Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran
PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan
Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016
viii
64
2. Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran
PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan
Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016
65
3. Faktor-faktor Berpengaruh Pada Penerapan Strategi
Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP
Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri
Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016
BAB IV
67
: ANALISIS PENERAPAN STRATEGI BELAJAR TUNTAS
PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP TAQ SADAMIYAH
GUYANGAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA TAHUN
PELAJARAN 2014/2015
68
A. Kriteria Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP
Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara
Tahun Pelajaran 2015/2016
65
B. Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI
di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri
Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016
69
C. Faktor-faktor Berpengaruh Pada Penerapan Strategi Belajar
Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al
Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun
Pelajaran 2015/2016
BAB V
76
: PENUTUP
79
A. Kesimpulan
79
B. Saran-Saran
80
C. Penutup
81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PENUTUP
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam senantiasa menganjurkan kepada manusia untuk selalu
belajar. Bahkan, Islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk
belajar. Perlu diketahui bahwa setiap apa yang diperintahkan Allah untuk
dikerjakan, pasti dibaliknya terkandung hikmah atau sesuatu yang penting
bagi manusia. Bahwa orang yang belajar akan dapat memiliki ilmu
pengetahuan yang akan berguna untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupan. Sehingga dengan ilmu pengetahuan yang
didapatkannya itu manusia akan dapat mempertahankan hidupnya. Dengan
demikian orang yang tidak belajar mungkin tidak akan memiliki ilmu
pengetahuan atau mungkin ilmu pengetahuan yang dimilikinya sangat
terbatas. Sehingga ia akan kesulitan ketika harus memecahkan persoalanpersoalan yang dihadapinya. 1
Dari uraian di atas, diketahui bahwa belajar merupakan hal yang
sangat penting, dan dapat menjadi kunci bagi seseorang untuk meraih
kesuksesan di dunia maupun di akhirat dengan ilmu yang dimilikinya melalui
proses belajar. Dengan demikian pembelajaran sebagai kegiatan yang tidak
bisa dilepaskan dari kegiatan belajar menjadi hal yang tak kalah penting untuk
diperhatikan.
1
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruz
Media, 2009), hlm. 32
1
2
Pembelajaran
adalah
suatu
kegiatan
yang
dilakukan
untuk
membelajarkan siswa atau upaya yang dilakukan untuk mengarahkan agar
siswa belajar. Sebagaimana pernyataan Degeng sebagaimana dikutip oleh
Hamzah B. Uno, pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.2
Mengingat pentingnya belajar bagi perkembangan dan kesuksesasan seseorang
maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan semaksimal
mungkin agar siswa mencapai hasil belajar yang tinggi. Untuk itu, setiap
siswa harus tuntas atau rampung dalam menguasai setiap pokok materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru yang sekarang ini dikenal dengan istilah
belajar tuntas.
Belajar tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua
peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil dengan
maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Agar semua peserta didik
memperoleh hasil secara maksimal, belajar harus dilaksanakan dengan
sistematis. Kesistematisan akan tercermin dari strategi pembelajaran yang
dilaksanakan, terutama dalam mengorganisir tujuan dan bahan belajar,
melaksanakan evaluasi dan memberi bimbingan terhadap peserta didik yang
gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran harus
diorganisir secara spesifik untuk memudahkan pengecekan hasil belajar, bahan
perlu dijabarkan menjadi satuan-satuan belajar tertentu dan penguasaan bahan
yang lengkap untuk semua tujuan setiap satuan belajar dituntut dari peserta
didik sebelum proses belajar melangkah pada tahap berikutnya. Evaluasi yang
2
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. 3, hlm. 2
3
dilaksanakan setelah para peserta didik menyelesaikan suatu kegiatan belajar
tertentu merupakan dasar untuk memperoleh balikan. Tujuan utama evaluasi
adalah memperoleh informasi tentang pencapaian tujuan dan penguasaan
bahan oleh peserta didik. Hasil evaluasidigunakan untuk menentukan dimana
dan dalam hal apa para peserta didik memparoleh bimbingan dalam mencapai
tujuan, sehinggab seluruh peserta didik dapat mencapai tujuan dan menguasai
bahan belajar secara maksimal (belajar tuntas).3
Strategi belajar tuntas dapat diterapkan secara tuntas sebagai upaya
meningkatkan mutu pendidikan, teruatama dalam level mikro, yaitu
mengembangkan individu. Hal ini tidak menuntut perubahan secara bersarbesarab baik dalam kurikulum maupun pembelajaran, tetapi yang penting
adalah merubah strategi guru teruatama berhubungan dengan waktu. Perhatian
guru terhadap waktu bukan waktu yang dibutuhkan untuk mengajar melainkan
waktu yang digunakan peserta didik untuk belajar sampai taraf penguasaan
bahan sepenuhnya (belajar tuntas).
Berdasarkan hal tersebut, maka selanjutnya penulis mengadakan
penelitian tentang strategi guru dalam implementasi atau penerapan belajar
tuntas dan secara lugas judul dalam penelitian ini adalah “Penerapan Strategi
Belajar Tuntas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri
Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016”.
3
E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),
Cet. 3, hlm. 237-238
4
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam mengartikan
judul dalam penelitian ini, maka penulis uraikan beberapa istilah dibawah ini:
1. Strategi Belajar tuntas
Secara bahasa strategi berarti muslihat untuk mencapai sesuatu.
Maksudnya strategi merupakan cara untuk mencapai sesuatu.4
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan.5 Dan tuntas berarti habis sama sekali, tak ada
yang tersisa.6
Dalam istilah pendidikan belajar tuntas adalah suatu kondisi dimana
peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil dengan
maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari.7
2. Mata Pelajaran PAI
Abdul Majid dan Dian Andayani menjelaskan pendidikan agama
Islam adalah “usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka
mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, mengamalkan
ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang
telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.8
4
5
hlm. 37
6
Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Surabaya: Apollo, tth.), hlm. 620
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. 5,
Abuddin Nata, Op.Cit., hlm. 592
E. Mulyasa, Loc.Cit.
8
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: Remaja Rosdakrya, 2004), Cet. 1, hlm. 132
7
5
3. Sekolah Menengah Pertama Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan
Bangsri
Sekolah Menengah Pertama Takhassus Al Qur’an yang kemudian
lebih sering disebut dengan “SMP TAQ Sadamiyyah” Guyangan Bangsri
adalah satu lembaga pendidikan lanjutan tingkat pertama yang berada di
bawah naungan Yayasan Pendidikan Sadamiyyah Guyangan. Sekolah ini
merupakan lembaga pendidikan Swasta dengan tingkat terakkreditasi B.
Ciri khusus lembaga pendidikan SMP TAQ Sadamiyyah adalah terletak
pada karakteristik pelaksanaan pendidikannya yang berbasis Islam.
Dari pengertian beberapa istilah di atas, maka maksud dari judul dalam
penelitian ini adalah suatu penelitian yang berupaya untuk mengetahui,
menelaah dan menganalisis cara-cara yang digunakan oleh guru dalam
menerapkan belajar tuntas dalam mata pelajaran yang mengarahkan agar
peserta didik meyakini, memahami, mengamalkan ajaran Islam di SMP
Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran
2015/2016.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah
dalam skripsi yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kriteria belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP
Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun
pelajaran 2015/2016?
6
2. Bagaimana penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di
SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun
pelajaran 2015/2016?
3. Faktor-faktor pendukung dan penghambat apa saja yang berpengaruh pada
penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP
Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun
pelajaran 2015/2016?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kriteria belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di
SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun
pelajaran 2015/2016.
2. Untuk mengetahui penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran
PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara
tahun pelajaran 2015/2016.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat yang
berpengaruh pada penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran
PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara
tahun pelajaran 2015/2016.
7
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Dapat mengetahui kriteria belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di
SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara
tahun pelajaran 2015/2016.
b. Dapat mengetahui penerapan strategi belajar tuntas dalam mata
pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan
Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016.
c. Dapat mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat yang
berpengaruh pada penerapan strategi belajar tuntas dalam mata
pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan
Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016.
2. Manfaat praktis
a. Dapat memberikan informasi tentang penerapan strategi belajar tuntas
dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah
Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016.
b. Dapat menjadi bahan referensi pada mahasiswa yang sedang
mengadakan penelitian di UNISNU Jepara
a. Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata
Satu (S.1) dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam.
8
F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu yang relevan atau sesuai
dengan penelitian yang penulis lakukan.
1. Nur Hikmah dalam Skripsi: Implementasi Mastery Learning (Belajar
Tuntas) Untuk Pencapaian Standar Kompetensi dalam Pembelajaran PAI di
SD N Bulakwaru Kec. Tarub Kab. Tegal menjelaskan kelemahan dan
kekuatan dalam implementasi mastery learning.9 Sedangkan dalam skripsi
ini penulis membahas tentang prosedur, kriteria dan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap penerapan belajar tuntas dalam pembelajaran PAI.
2. Izzatun Nikmah dalam skripsi: Studi Deskriptif Strategi Guru Dalam
Menerapkan Belajar Tuntas Pada Bidang Studi Aqidah Akhlak di Kelas X
MA. Nahdlatul Ulama Tengguli dan MA. Al-Faizin Guyangan Kecamatan
Bangsri Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012, membahas tentang
kelebihan, kelemahan, peluang dan tantangan penerapan strategi belajar
tuntas dalam mata pelajaran aqidah akhlak.10
3. Nurul Arfinanti dalam Skripsi Implementasi Metode Inside-Outside Cyrcle
(IOC) dalam Mencapai Belajar Tuntas (Mastery Learning)Siswa Kelas VII
E SMP N 2 Muntilan Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan
Teorema Phytagoras, menemukan bahwa pencapaian ketuntasan belajar
siswa dapat lebih maksimal ketika siswa saling membantu memberikan
9
Nur Hikmah, Skripsi: “Implementasi Mastery Learning (Belajar Tuntas) Untuk
Pencapaian Standar Kompetensi dalam Pembelajaran PAI di SD N Bulakwaru Kec. Tarub Kab.
Tegal, (Semarang: IAIN Walisongo Semarang), hlm. 8
10
Izzatun Nikmah, Skripsi: Studi Deskriptif Strategi Guru Dalam Menerapkan Belajar
Tuntas Pada Bidang Studi Aqidah Akhlak di Kelas X MA. Nahdlatul Ulama Tengguli dan MA. AlFaizin Guyangan Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012, (Jepara:
INISNU, 2011), hlm. 74
9
pemahaman, siswa lebih paham materi pelajaran saat dijelaskan oleh
temannya sendiri karena bahasanya lebih mudah untuk dimengerti. Siswa
pun tidak takut bertanya saat mereka belum mengerti.11
Dari beberapa penelitian tersebut di atas, ditemukan bahwa setiap
penerapan strategi belajar tuntas di sekolah yang berbeda memiliki teknik
penerapan dan faktor-faktor ketuntasan belajar siswa yang berbeda pula. Oleh
karena itu, penulis meyakini untuk melakukan penelitian tentang penerapan
strategi belajar tuntas pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
yang ingin menemukan bagaimana langkah-langkah atau prosedur yang
ditempuh oleh guru dan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada
ketuntasan belajar siswa.
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu sebuah
penelitian yang berupaya untuk menggambarkan suatu fenomena sesuai
dengan kenyataan yang ada.12
Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif.
Bogilan dan Taylor sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong
menyatakan bahwa metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang
11
Nurul Arfinanti, Skripsi Implementasi Metode Inside-Outside Cyrcle (IOC) dalam
Mencapai Belajar Tuntas (Mastery Learning)Siswa Kelas VII E SMP N 2 Muntilan Pada
Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Teorema Phytagoras, (Yogyakarta: Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga, Fakultas Sains dan Teknologi, 2010), hlm. 103, diakses dari
http://digilib.uin-suka.ac.id/4293/1/BAB%20I,V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
12
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006), Cet. 2., hlm. 73
10
menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orangorang dan prilaku yang dapat diamati. 13
2. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru mata pelajaran
PAI, dan siswa di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan.
3. Fokus Penelitian
a. Penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP
Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun
pelajaran 2015/2016.
b. Kriteria belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al
Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran
2015/2016.
a. Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang berpengaruh pada
penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP
Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun
pelajaran 2015/2016.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara atau interviu
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban
13
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2004), hlm. 4
11
atas pertanyaan itu.14 Wawancara ada beberapa jenis yaitu: wawancara
tersetruktur, wawancara semi struktur dan wawancara tidak tersetruktur.
Penulis menggunakan wawancara tidak tersetruktur dalam
mengumpulkan data mengenai penerapan strategi belajar tuntas dalam
mata pelajaran PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan Bangsri
Jepara TP. 2015/2016 agar responden terbuka dan leluasa untuk
memberikan jawaban atau penjelasan.
b. Dokumentasi
Adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, legger, agenda, dan sebagainya.15
Penulis
menggunakan
dokumentasi
untuk
mengetahui
dokumen-dokumen yang berkaitab dengan penerapan strategi belajar
tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an
Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara TP. 2015/2016.
5. Teknik Analisis Data
Menganalisis data adalah melakukan usaha secara kongkrit untuk
membuat data dapat berbicara.16 Analisis data merupakan upaya mencari
dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dll.
untuk meningkatkan pemahaman terhadap hasil penelitian.
14
Lexy J. Moleong, Op.Cit., hlm. 186
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 200
16
Masri Singarimbun dan Sofwan Efendi, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta, LP3S,
1989), hlm. 192
15
12
Penulis melakukan analisis data secara kualitatif dari Miles dan
Huberman seperti yang mereka kemukakan dalam buku Qualitative Data
Analysis. Dimana Miles and Huberman menjelaskan bahwa tahapan
analisis dan interpretasi data terdiri atas tiga komponen penting yang
meliputi (1) reduksi data, (2) penyajian, dan (3) kesimpulan/ verifikasi.
Reduksi data diartikan sebagi proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
“kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian
data merupakan proses pengumpulan informasi yang disusun berdasar
kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang diperlukan.
Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan proses perumusan
makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang
singkat-padat dan mudah difahami, serta dilakukan dengan cara
berulangkali melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan
itu, khususnya berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap
judul, tujuan dan perumusan masalah yang ada.17
Maka langkah-langkah yang penulis lakukan dalam melakukan
analisis data adalah: melakukan pemisahan data yang dibutuhkan dan yang
tidak dibutuhkan, melakukan penyajian data berdasarkan klasifikasi
masing-masing data sesuai dengan tujuan penelitian, Melakukan analisa
dengan menggunakan deskripsi kalimat yang mudah dipahami oleh
pembaca kemudian menari kesimpulan hasil analisa.
17
Tahapan
Analisis
Data
Penelitian Kualitatif,
http://bersukacitalah.wordpress.com/2011/01/20/tahapan-analisis-data-penelitian-kualitatif/
13
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan pemahaman terhadap masalah yang akan dibahas
dalam skripsi ini, penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:
Bagian awal berisi: Halaman Judul, Halaman Nota Pembimbing,
Halaman Pengesahan, Halaman Motto, Halaman Persembahan, Kata
Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, dan Abstraksi.
Bagian inti terdiri dari beberapa bab yaitu:
Bab I: Pendahuluan, berisi tentang: Latar belakang masalah, Penegasan
Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitan, Metode
Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II : Landasan Teori, terdiri dari: A. Strategi Belajar Tuntas,
meliputi: 1. Pengertian Strategi Belajar Tuntas, 2. Asumsi Strategi Belajar
Tuntas, 3. Tujuan Penerapan Strategi Belajar Tuntas, B. Mata pelajaran PAI,
meliputi: 1. Pengertian Mata Pelajaran PAI, 2. Karakteristik Mata Pelajaran
PAI, 3. Tujuan Mata Pelajaran PAI, 4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PAI.
Dan C. Penerapan Strategi Belajar Tuntas Pada Mata Pelajaran PAI.
Bab III : Hasil Penelitian, terdiri atas A. Data Umum SMP Takhassus
Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara, meliputi: visi misi, letak
geografis, data siswa, data guru dan sarana prasarana. B. Data Khusus,
meliputi : 1. Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di
SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun
Pelajaran 2015/2016. 2. Kriteria Belajar Tuntas Dalam Mata Pelajaran PAI di
SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara Tahun
14
Pelajaran 2015/2016. 3. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat yang
Berpengaruh Pada Penerapan Strategi Belajar Tuntas Dalam Mata Pelajaran
PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara
tahun pelajaran 2015/2016.
Bab IV :
Analisis Penerapan Strategi Belajar Tuntas Pada Mata
pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri
Jepara, meliputi: A. Analisis Penerapan Strategi Belajar Tuntas Dalam Mata
Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri
Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Analisis Kriteria Belajar Tuntas Dalam
Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan
Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016. C. Analisis Faktor-faktor
Pendukung dan Penghambat yang Berpengaruh Pada Penerapan Strategi
Belajar Tuntas Dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an
Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016.
Bab V : Penutup, terdiri atas: A. Kesimpulan, B. Saran-saran dan C.
Penutup.
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Belajar Tuntas
1. Pengertian
Slameto menyatakan strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara
pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi (pengajaran).1
Dinn Wahyudin dkk. menyatakan bahwa strategi merupakan
perencanaan atau taktik yang dirancang sedemikian rupa untuk tujuan
pembelajaran yang lebih khusus.2
Suyono dan Hariyanto menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan
pengelolaan
siswa,
pengelolaan
guru,
pengelolaan
pembelajaran,
pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar dan penilaian
(asesmen), agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan.3
Oemar Hamalik menyatakan bahwa strategi pengajaran adalah
keseluruhan metode dan prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan siswa
dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.4
1
hlm. 90
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Kredit Semester, (Jakarta: Bumu Aksara, 1991),
2
Dinn Wahyudin, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007)., hlm. 3.4
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. 4, hlm. 20
4
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet. 7, hlm.
201
3
15
16
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru
dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran ada 3 jenis, yaitu: strategi
pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, strategi
pengelolaan
pembelajaran.5
Strategi
pengorganisasian
pembelajaran
merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi dan kegiatan ini
berhubungan dengan tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembuatan
diagram, format dan sejenisnya. 6
Strategi
penyampaian
adalah
cara
untuk
menyampaikan
pembelajaran pada siswa atau untuk menerima serta merespon masukan dari
siswa. Dan strategi pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi siswa
dan variabel strategi pembelajaran lainnya. Dan strategi pengelolaan
pembelajaran
berhubungan
dengan
pemilihan
tentang
strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian yang digunakan selama proses
pembelajaran berlangsung. 7
Degeng sebagaimana dikutip Made Wena menyatakan bahwa ada
empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan, yaitu: penjadwalan
penggunaan strategi pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan belajar,
pengelolaan motivasional dan kontrol belajar.8
5
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 45
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 5
7
Ibid., hlm. 6
8
Ibid., hlm. 11
6
17
Sedangkan belajar tuntas berasal dari dua kata yaitu kata ”belajar”
dan kata ”tuntas”.
Illeris dan Ormorod sebagaimana dikutip Suyono dan Hariyanto
menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses yang membawa bersamasama pengaruh dan pengalaman kognitif, emosional dan lingkungan untuk
memperoleh,
meningkatkan,
atau
membuat
perubahan
di
dalam
pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan cara pandang (world views) dari
seseorang.9
Oemar Hamalik menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.10
Charles E. Skinner sebagaimana dikutip oleh M. Dalyono
menyatakan bahwa belajar adalah proses penyesuaian tingkah laku ke arah
yang lebih maju.11
Dan tuntas berarti habis sama sekali, tak ada yang tersisa.12
Kunandar menyatakan bahwa belajar tuntas adalah suatu sistem
belajar yang menginginkan sebagian besar peserta didik dapat menguasai
tujuan pembelajaran secara tuntas.13
Suyono dan Hariyanto menjelaskan bahwa belajar tuntas adalah
suatu upaya belajar dengan penekanan siswa harus menguasai seluruh bahan
ajar. Karena menguasai 100% bahan ajar amat sukar, maka yang dijadikan
9
Suyono, Hariyanto,Op.Cit., hlm. 14
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm. 37
11
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 212
10
12
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Pendidik-Murid Studi Pemikiran
Tasawuf Al-Ghazali, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2001), hlm. 592
13
Kunandar, Guru Profesional, Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Cet. 3, hlm. 237
18
ukuran biasanya 85% tujuan atau kompetensi yang harus dikuasai. Biasanya
tiap jenis mata pelajaran menetapkan tingkat ketuntasan yang berbeda sesuai
dengan persepsi terhadap tingkat kesukaran mata pelajaran tersebut. Dalam
konsep KTSP konsep ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 14
Oemar Hamalik menyatakan bahwa belajar tuntas adalah strategi
pembelajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan
kelompok (group based approach). Pendekatan ini memungkinkan para
siswa belajar bersama-sama dengan memeperhatikan bakat dan ketekunan
siswa, pemberian waktu yang cukup dan bantuan bagi siswa yang
mengalami kesulitan. 15
Made Wena menyatakan bahwa belajar tuntas menyajikan suatu
cara yang menarik dan ringkas untuk meningkatkan kerja siswa ke tingkat
pencapaian suatu pokok bahasan yang lebih memuaskan.16
Strategi belajar tuntas dapat diterapkan secara tuntas sebagai upaya
meningkatkan mutu pendidikan, terutama dalam level mikro, yaitu
mengembangkan individu dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini tidak
menuntut perubahan besar-besaran baik dalam kurikulum maupun
pembelajaran, tetapi yang penting adalah merubah strategi guru terutama
berhubungan dengan waktu. Bukan waktu yang dibutuhkan guru untuk
14
Suyono, Hariyanto, Op.Cit., hlm. 132
15
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Op.Cit., hlm. 133
16
Made Wena, Op.Cit., hlm. 184
19
mengajar akan tetapi waktu yang dibutuhkan siswa untuk belajar sampai
taraf penguasaan bahan sepenuhnya (belajar tuntas).17
Dengan demikian maka belajar tuntas adalah termasuk dalam
strategi pengelolaan pembelajaran. Karena belajar tuntas berkaitan dengan
bagaimana
guru
menata
materi
dan
kemudian
bagaimana
menyampaikannya dengan cara yang tepat, pembuatan catatan kemajuan
belajar, pengelolaan motivasional dan kontrol belajar siswa.
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud
dengan strategi guru dalam menerapkan belajar tuntas adalah taktik atau
upaya yang ditempuh guru dalam dalam pembelajaran yang menghendaki
agar peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran secara tuntas
sesuai dengan bakat dan kemampuannya serta alokasi waktu yang
dibutuhkannya untuk menguasai bahan pelajaran sepenuhnya.
2. Asumsi yang Mendasari Strategi Belajar Tuntas
Tokoh belajar tuntas adalah Benjamin S. Bloom, Fred S. Keller dan
James H. Block. Mereka berasumsi bahwa sekitar 95% siswa sesungguhnya
dapat menguasai secara tuntas bahan pelajaran yang disampaikan guru. Pada
praktik pembelajaran konvensional ternyata angka ini jauh lebih kecil.
Banyak siswa yang hanya menguasai sebagian kecil dari bahan ajaran.
Dengan menerapkan dan mengikuti prosedur pembelajaran tuntas, jumlah
ini ternyata dapat ditingkatkan mendekati 95 tersebut.18
17
E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 3,., hlm. 239
18
Suyono dan Hariyanto, Loc.Cit.
20
Abdul Majid menjelaskan bahwa pembelajaran tuntas (mastery
learning)
merupakan
pendekatan
dalam
pembelajaran
yang
mempersyaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi
maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu.19
E. Mulyasa menjelaskan bahwa belajar tuntas dilandasi oleh dua
asumsi. Pertama, mengatakan bahwa adanya korelasi antara tingkat
keberhasilan dengan kemampuan potensial (bakat). Hal ini dilandasi teori
tentang bakat yang dikemukakan oleh carrol yang menyatakan bahwa
apabila peserta didik didistribusikan secara normal dengan memperhatikan
kemapuannya secara potensial untuk beberapa bidang pengajaran, kemudian
mereka diberi pengajaran yang sama dan hasil belajarnya diukur, ternyata
akan menunjukkan distribusi normal. Hal ini berarti bahwa peserta didik
yang berbakat cenderung memperoleh nilai yang tinggi. Kedua, apabila
pelajaran yang dilaksanakan secara sistematis, maka semua peserta didik
akan mampu menguasai bahan yang disajikan kepadanya.20
Oleh karena itu, dalam pembelajaran tuntas tujuan pembelajaran
harus diorganisir secara spesifik untuk memudahkan pengecekan hasil
belajar, bahan perlu dijabarkan menjadi satuan-satuan belajar tertentu dan
penguasaan bahan yang lengkap untuk semua tujuan setiap satuan belajar
dituntut dari peserta didik sebelum proses belajar melangkah pada tahap
berikutnya. Evaluasi yang dilaksanakan setelah para peserta didik
menyelesaikan suatu kegiatan belajar tertentu merupakan dasar untuk
153
19
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.
20
E. Mulyasa, Op.Cit.,hlm. 238
21
memperoleh balikan. Tujuan utama evaluasi adalah memperoleh informasi
tentang pencapaian tujuan dan penguasaan bahan oleh peserta didik. Hasil
evaluasi digunakan untuk menentukan dimana dan dalam hal apa para
peserta didik memperoleh bimbingan dalam mencapai tujuan, sehingga
seluruh peserta didik dapat mencapai tujuan dan menguasai bahan belajar
secara maksimal (belajar tuntas).21
Dalam proses pembelajaran dimungkinkan bagi para guru untuk
menetapkan tingkat penguasaan yang diharapkan dari setiap peserta didik,
dengan menyediakan berbagai kemungkinan belajar dan meningkatkan
mutu pembelajaran. Dan guru harus mampu meyakinkan bahwa setiap
peserta didik dapat mencapai penguasaan penuh dalam belajar.22
3. Prosedur dan Langkah-langkah dalam Penerapan Strategi Belajar
Tuntas
E. Mulyasa menjelaskan bahwa strategi belajar tuntas dapat
dibedakan dari pengajaran non belajar tuntas terutama dalam hal-hal sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan tes secara teratur untuk memperoleh balikan terhadap bahan
yang diajarkan sebagai alat untuk mendiagnosa kemajuan (diagnostic
progress tes)
b. Peserta didik baru dapat melangkah pada pelajaran berikutnya setelah
benar-benar menguasai bahan pelajaran sebelumnya sesuai patokan yang
ditetapkan.
21
22
Ibid., hlm. 237-238
Ibid., hlm. 239
22
c. Pelayanan bimbingan dan penyuluhan terhadap anak didik yang gagal
mencapai taraf penguasaan penuh, melalui pengajaran korektif, yang
merupakan pengajaran kembali, pengajaran tutorial, restrukturisasi
kegiatan belajar dan pengajaran kembali kebiasan-kebiasan belajar
peserta didik, sesuai dengan waktu yang diperlukan masing-masing.23
Abdul Majid menjelaskan dalam penerapan pembelajaran tuntas juga
harus menerapkan prinsip-prinsip utama sebagai berikut:
1) Kompetensi yang harus dicapai siswa dirumuskan dengan urutan
yang hierarkis.
2) Evaluasi yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, dan
setiap kompetensi harus diberikan feedback.
3) Pemberian pembelajaran remidial dan bimbingan jika diperluka.
4) Pemberian program pengayaan bagi siswa yang mencapai
ketuntasan belajar lebih awal.24
Strategi belajar tuntas yang dikembangkan oleh Bloom, meliputi tiga
bagian yaitu: mengidentifikasi pra kondisi dan mengembangkan prosedur
operasional dan hasil belajar. Selanjutnya diimplementasikan dalam
pembelajaran klasikal dengan memberikan ‘bumbu” untuk menyesuaikan
dengan kemampuan individual yang meliputi:
a. Corrective technique, yaitu semacam pengajaran remedial, yang
dilakukan dengan memberikan pengajaran terhadap tujuan yang gagal
dicapai oleh peserta didik, dengan prosedur dan metode yang berbeda
dari sebelumnya.
b. Memberikan tambahan waktu kepada peserta didik yang membutuhkan
(belum menguasai bahan secara tuntas).25
23
Ibid., hlm. 240
24
Abdul Majid, Op.Cit., hlm. 154
23
Di samping implementasi dalam pembelajaran klasikal, belajar
tuntas dapat diterapkan dalam pembelajaran individual mulai dari sekolah
dasar sampai dengan perguruan tinggi. Dan sistem belajar tuntas akan
mencapai hasil yang optimal ketika ditunjang oleh sejumlah media, baik
perangkat keras (hardware), maupun perangkat lunak (software), termasuk
penggunaan komputer (internet) untuk mengefektifkan proses belajar.26
Oemar Hamalik dalam bukunya Kurikulum dan Pembelajaran
menyatakan bahwa mastery learning (pembelajaran tuntas) dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengajarkan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan
metode kelompok
2) Memberikan tes diagnostik untuk memeriksa kemajuan belajar
siswa setelah disampaikan satuan pelajaran tersebut. Hasil tes ini
menunjukkan siswa yang telah memenuhi kriteria dan yang
belum.
3) Siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan diperkenankan menempuh pengajaran berikutnya,
sedangkan bagi yang belum diberikan kegiatan korektif
4) Melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar
yang telah dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu.27
Made Wena belajar tuntas dapat diterapkan dalam kelas melalui
lima tahap, yaitu:
a. Tahap orientasi
Pada
tahap
orientasi
ini
dilakukan
penetapan
kerangka
isi
pembelajaran. Selama tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
tugas-tugas yang akan dikerjakan dan mengembangkan tanggung
25
E. Mulyasa, Loc.Cit
26
Ibid.
27
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Op.Cit., hlm. 133
24
jawab siswa. Langkah-langkah penting yang harus dilakukan dalam
tahap ini, yaitu 1) guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan syaratsyarat kelulusan, 2) menjelaskan materi pembelajaran serta kaitannya
dengan pembelajaran terdahulu serta pengalaman sehari-hari siswa,
dan 3) guru mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran seperti
berbagai komponen-komponen isi pembelajaran dan tanggung jawab
siswa yang diharapkan selama proses pembelajaran.28
b. Penyajian
Dalam tahap ini guru menjelaskan konsep-konsep atau keterampilan
baru disertai dengan contoh-contoh. Jika yang diajarkan berupa konsep
baru, adalah penting untuk mengajak siswa untuk mendiskusikan
karakteristik konsep, aturan atau definisi serta konsep. Jika yang
diajarkan berupa keterampilan baru, adalah penting untuk mengajar
siswa untuk mengidentifikasi langkah-langkah kerja keterampilan dan
berikan contoh untuk tiap langkah keterampilan yang diajarkan.
Penggunaan media pembelajaran, baik visual maupun audio visual
sangat disarankan dalam mengajarkan konsep atau keterampilan baru.
Dalam tahap ini perlu diadakan evaluasi seberapa jauh siswa telah
paham dengan konsep atau keterampilan baru yang baru diajarkan.
Dengan demikian siswa tidak akan mengalami kesulitan pada tahap
latihan berikutnya.29
28
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 184
29
Ibid.
25
c. Latihan terstruktur
Dalam tahap ini guru memberi siswa contoh penyelesaian masalah,
berupa langkah-langkah penting secara bertahap dalam penyelesaian
suatu masalah/tugas. Langkah penting dalam mengajarkan latihan
penyelesaian soal adalah dengan menggunakan berbagai macam media
(misalnya OHP, LCD) sehingga siswa bisa memahami setiap langkah
kerja dengan baik. Dalam tahap ini siswa perlu diberi beberapa
pertanyaan, kemudian guru memberi balikan atas jawaban siswa.30
d. Latihan terbimbing
Pada tahap ini guru memberi kesempatan pada siswa untuk latihan
menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi masih dibawah bimbingan.
Dalam tahap ini guru memberikan tugas/permasalahan yang harus
dikerjakan
siswa,
menyelesaikannya.
namun
Melalui
tetap
kegiatan
diberi
bimbingan
latihan
dalam
terbimbing
ini
memungkinkan guru untuk menilai kemampuan siswa dalam
menyelesaikan sejumlah tugas dan melihat kesalahan-kesalahan yang
dilakukan siswa. Peran guru adalah memantau kegiatan siswa dan
memberikan umpan balik yang bersifat kreatif jika diperlukan. 31
e. Latihan mandiri
Tahap latihan mandiri merupakan inti dari strategi ini. Latihan mandiri
dilakukan apabila siswa telah mencapai skor unjuk kerja antara 85%90% dalam tahap latihan terbimbing. Tujuan latihan mandiri adalah
30
31
Ibid., hlm. 184-185
Ibid., hlm. 185
26
menguatkan atau memperkokoh bahan ajar yang baru dipelajari,
memastikan peningkatan daya ingat/retensi, serta untuk meningkatkan
kelancaran siswa dalam menyelesaikan permasalahan. Kegiatan ini
dapat dikerjakan di kelas atau berupa pekerjaan rumah. Peran guru
dalam tahap ini adalah menilai hasil kerja siswa setelah selesai
mengerjakan tugas secara tuntas. Jika perlu atau masih ada kesalahan,
guru perlu umpan balik dan beberapa tugas untuk diselesaikan
sehingga dapat mempertahankan daya ingat siswa.32
4. Indikator Strategi Belajar Tuntas
a. Metode pembelajaran
Pembelajaran tuntas dilakukan dengan pendekatan diagnostik
preskriptif. Strategi belajar tuntas sebenarnya menganut pendekatan
individual, dalam arti meskipun kegiatan kegiatan belajar ditujukan
kepada sekelompok siswa (kelas), tetapi melayani dan mengakui
perbedaan-perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa sehingga
pembelajaran memungkinkan berkembangnya potensi masingmasing siswa secara optimal. Adapun langkah-langkahnya adalah :
mengidentifikasi prasyarat (prerequisite), membuat tes untuk
mengukur perkembangan dan pencapaian kompetensi.33
32
Ibid.
33
Abdul Majid., Op.Cit., hlm. 166-167
27
Metode
pembelajaran
yang sangat
ditekankan
dalam
pembelajaran tuntas adalah pembelajaran individual, pembelajaran
sejawat (peer instruction), dan bekerja dalam kelompok kecil.
Berbagai metode (multimetode) pembelajaran harus digunakan untuk
kelas atau kelompok. Pendekatan-pendekatan alternatif tambahan
harus digunakan untuk mengakomodasi perbedaan gaya belajar
siswa. Pembelajaran tuntas sangat mengandalkan pendekatan tutorial
dengan kelompok kecil, tutorial orang perorang, pembelajaran
terprogram, buku-buku kerja permainan dan pembelajaran berbasis
komputer.34
b. Peran guru dalam pembelajaran tuntas
Strategi pembelajaran tuntas menekankan pada peran atau tanggung
jawab guru dalam mendorong keberhasilan siswa secara individual.
Pendekatan yang digunakan lebih menekankan pada interaksi antara
siswa dengan materi / objek belajar. Peran guru dalam pembelajaran
tuntas adalah:
1) menjabarkan KD ke dalam satuan-satuan kecil dengan
memperhatikan pengetahuan-pengetahuan prasyaratnya
2) menata indikator berdasarkan cakupan dan urutan unit
3) menyajikan materi dalam bentu bervariasi
4) memonitor seluruh pekerjaan siswa
5) menilai perkembangan siswa dalam pencapaian kompetensi
(kognitif, afektif dan psikomotorik)
6) menggunakan teknik diagnostik
7) menyediakan sejumlah alternatif strategi pembelajaran bagi
siswa yang mengalami kesulitan35
34
35
Made Wena,Op.Cit., hlm. 331-332
Ibid.
28
Agar penerapan strategi belajar tuntas dapat berjalan dengan baik maka
sejumlah tanggung jawab tersebut harus dapat wujudkan oleh guru.
Oemar Hamalik menambahkan bahwa tanggung jawab guru yang
terpenting
adalah
melakukan
kegiatan
merencanakan
belajar
guna
dan
menuntut
mencapai
murid-murid
pertumbuhan
da
perkembangan yang diinginkan.36
c. Peran siswa dalam pembelajaran tuntas
KTSP sangat menunjang tinggi dan menempatkan peran siswa sebagai
subjek didik. fokus program sekolah bukan pada guru dan yang akan
dikerjakannya, melainkan siswa dan yang akan dikerjakannya. Oleh
karena itu, dalam KTSP yang menganut pendekatan pembelajaran
tuntas, siswa lebih leluasa dalam menentukan jumlah waktu jumlah
belajar yang diperlukan. Artinya siswa diberikan kebebasan dalam
menetapkan kecepatan pencapaian kompetensi. Kemajuan siswa sangat
tertumpu pada usaha serta ketekunan siswa secara indivisual.37
d. Evaluasi dalam pembelajaran tuntas
Dalam belajar tuntas sistem evaluasinya menggunakan ujian
berkelanjutan yang ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1) Ujian menggunakan sistem blok
2) Tiap blok terdiri dari satu atau lebih
3) Hasil ujian dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program
remedial, program pengayaan, dan program percepatan.
4) Ujian mencakup aspek kognitif dan psikomotorik
5) Aspek afektif diukur melalui pengamatan dan kuisioner 38
36
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet. 7,
hlm. 127
37
Kunandar, Op.Cit., hlm. 332
38
Ibid.
29
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan Belajar Siswa
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh beberapa
faktor yang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Faktor
tersebut dapat bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri atau dari luar.39
a. Faktor internal
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua
aspek, yaitu: aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek
psikologis (yang bersifat rohaniah).40 Faktor fisiologis adalah faktorfaktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Kondisi fisik
yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif kegiatan
belajar individu. Sebaliknya kondisi fisik yang lemah dan sakit akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
41
Dan faktor-
faktor psikologis adalah kejiwaan seseorang yang dapat mempengaruhi
proses dan hasil belajar. Beberapa faktor psikologis tersebut antara lain:
1) Intelegensi dan bakat
Seseorang yang IQ dan bakatnya tinggi akan lebih lancar dan sukses
dalam belajarnya daripada orang yang IQ dan bakat rendah.
2) Minat dan motivasi
Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi
keberhasilanya.42
39
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), Cet. 13. hlm. 162
40
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 145
41
Baharuddin, Esa Nur Wahyudi, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruz
Media, 2009), hlm. 19
42
M. Dalyono, Psikologi Perdidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 56
30
b. Faktor eksternal
Sugihartono, dkk. menyatakan bahwa faktor ekstern yang
berpengaruh pada belajar meliputi faktor keluarga, faktor sekolah,
dan faktor masyarakat. Faktor keluarga dapat meliputi cara orang tua
mendidik, hubungan antara anggota keluarga, keadaan ekonomi, dll.
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi: metode
mengajar, kurikulum, hubungan antara guru dengan siswa, dan tugas
rumah.43
6. Kriteria Ketuntasan Belajar
Penilaian dilakukan untuk menentukan apakah peserta didik telah
berhasil menguasai suatu kompetensi mengacu ke indikator-indikator
yang telah ditentukan. Tidak semua indikator harus dinilai guru. Sekolah
menetapkan minimal 75 % indikator-indikator yang dianggap sangat
penting dan mewakili masing-masing kompetensi dasar dan hasil
belajarnya untuk dinilai. Untuk mengetahui apakah suatu indikator telah
tampil dalam diri peserta didik maka harus dilakukan penilaian sewaktu
pembelajaran berlangsung atau setelahnya.
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam
suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100 %. Kriteria ideal
ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Setiap satuan
pendidikan harus menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
43
Sugiharto, dkk., Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Universitas Negeri, 2006), hlm. 84
31
kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung
dalam
penyelenggaraan
pembelajaran.
Satuan
pendidikan
yang
diharapakan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus
menerus untuk mencapai ketuntasan ideal.44
Kunandar menyatakan bahwa dalam pembelajaran tuntas tes-tes
diusahakan dikemas dalam sub-sub KD sebagai alat diagnosis terhadap
pembelajaran. Siswa dimungkinkan menilai sendiri hasil tesnya,
termasuk mengenali di mana ia mengalami kesulitan segera. Sementara
itu, penuntasan batas pencapaian ketuntasan, meskipun umumnya
disepakati pada skor 75, namun batas ketuntasan yang paling realistik
adalah ditetapkan oleh sekolah atau daerah.45
E. Mulyasa juga menyatakan bahwa seorang peserta didik
dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai
kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari
seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari
jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai
minimal 65% adalah sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik
yang ada di kelas tersebut.46
44
BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang pendidikan
Dasar dan Menengah, (BSNP : Jakarta, 2006), hlm. 12
45
46
Kunandar, Op.Cit, hlm. 333
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), hlm. 254
32
B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Ahmad D. Marimba sebagaimana dikutip oleh Dr. Mansur,
Pendidikan agama Islam adalah proses bimbingan jasmani dan rohani
berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya
kepribadian utama menurut aturan-aturan Islam.47
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani, ajaran agama Islam, dibarengai dengan tuntunan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan
antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa48
Zakiah
Daradjat
sebagaimana
dikutip
oleh
Abdul
Majid
mengemukakan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk
membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami
ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada
akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan
hidup.49
47
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007),
cet. 2, hlm. 328
48
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 130
49
Ibid.
33
Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses untuk mengondisikan
sekelompok orang dalam kegiatan belajar. Pembelajaran juga diartikan
dengan upaya untuk mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi
belajar bagi peserta didik.50
Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS dijelaskan
bahwa “Pembelajaran adalah proses interkasi antara peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.51
Maka pembelajaran PAI adalah kegiatan atau proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya dalam rangka mempersiapkan peserta
didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan adalah batas akhir yang dicita-citakan oleh seseorang dan
dijadikan pusat perhatiannya untuk dicapai melalui usaha. Dalam tujuan
terkandung cita-cita, kehendak dan kesengajaan serta berkonsekuensi
penyusunan daya upaya untuk mencapainya.52
Tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
50
hlm. 61
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet.5,
51
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung:
Fokus Media, 2006), hlm. 4
52
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 51
34
bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, berbangsa dan bernegara.53
Mansur tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk membentuk
kepribadian muslim yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai
oleh ajaran agama Islam yang bertujuan untuk mencapai dunia dan akhirat
dengan ridla Allah.54
Adapun fungsi pendidikan agama Islam adalah memelihara dan
mengembangkan fitrah dan sumber daya insani yang ada pada peserta didik
menuju kepada terbentuknya manusia seutuhnya sesuai dengan norma Islam
yang diridlai Allah.55
Adapun fungsi pendidikan agama Islam di sekolah menurut Abdul
Majid adalah:
a.
Pengembangan, yaitu pengembangan dan peningkatan keimanan dan
ketakwaan siswa kepada Allah SWT yang telah diperoleh dari
lingkungan keluarga
b.
Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
di dunia dan akhirat
c.
Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan siswa
dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
53
hlm. 78
54
55
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999),
Mansur, Op.Cit., hlm. 333
Ibid., hlm. 334
35
d.
Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan
atau
budaya
yang
dapat
membahayakan
dan
menghambat
perkembangan siswa untuk menjadi manusia seutuhnya.
e.
Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
f.
Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal.56
3. Landasan Pendidikan Agama Islam
Landasan pendidikan agama Islam adalah sumber pokok yang
menjadi dasar pijakan dari segala aktivitas dalam pendidikan agama Islam.
Landasan atau dasar tersebut akan membawa kemana tujuan Pendidikan
Agama Islam diarahkan. Adapun yang menjadi landasan dalam pendidikan
agama Islam adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah.57 Karena Al-Qur'an dan
As-Sunnah adalah dasar utama dari ajaran agama Islam. Hal itu
sebagaimana dalam firman Allah yang berbunyi :
(٧١ : ‫َو َﻣ ْﻦ ﻳُ ِﻄ ِﻊ اﷲَ َوَرﺳ ُْﻮ ﻟَﻪُ ﻓَـ َﻘ ْﺪ ﻓَﺎ َزﻓـ َْﻮزًا َﻋ ِﻈْﻴﻤًﺎ )اﻻ ﺣﺰاب‬
Dan barang siapa mentaati Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya
ia telah mendapat kemenangan yang besar. (QS. Al-Ahzab : 71) 58
56
Abdul Majid, Dian Andayani, Op.Cit, hlm. 134 -135
57
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. 5, hlm. 35
58
Tim Pentashih Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama RI, al-Qur'anul dan Terjemahnya,
(Jakarta : Al-Fatih, 2012), hlm. 427
36
Ayat tersebut diatas menegaskan bahwa jika seseorang mentaati apa
yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya maka akan sukseslah
hidupnya. Maka pendidikan agama Islam haruslah memasukkan dasardasar pendidikan yang terkandung dalam al-Qur'an dan as-Sunnah.
Al-Qur'an adalah kalam atau firman Allah SWT yang diturunkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW untuk disampaikan kepada manusia,
agar dijadikan petunjuk dalam hidup di dunia maupun di akhirat. Dan asSunnah adalah semua sabda atau perbuatan Rasulullah SAW atau
perbuatan sahabatnya karena dinilainya baik
Zuhairini, dkk. Bahwa pelaksanaan pendidikan agama Isam di
sekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar-dasar tersebut ditinjau dari
berbagai segi:
a. Dasar Yuridis/ hukum
Maksudnya adalah bahwa dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam
berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat
menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama Islam di
seluruh sekolah secara formal. Dasar tersebut terdiri dari:
1) Dasar idiil yaitu pancasila, sila I
2) Dasar konstitusional yaitu UUD 1945 pasal 29 ayat (1 dan 2)
3) Dasar operasional yaitu adanya undang-undang tentang Sistem
Pendidikan Nasional
37
b.
Segi Religius
Maksudnya adalah bahwa dasar yang bersumber dari ajaran Islam.
Menurut ajaran Islam, pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan
merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya.
c. Segi Psikologis
Hal ini berdasarkan bahan dalam hidupnya, manusia (sebagai individu
maupun anggota masyarakat) dihadapkan pada hal-hal yang membuat
hatinya tidak tenang, tidak tenteram sehingga memerlukan adanya
pegangan hidup yang disebut agama. 59
Adapula yang menyebutkan bahwa dasar-dasar penyelenggaraan
pendidikan agama Islam di sekolah ditinjau dari aspek yaitu:
a. Aspek normatif
Al-Qur'an dan sunnah Nabi SAW adalah sumber dan dasar ajaran Islam
yang orisinal. Secara tidak langsung maupun secara langsung Al-Qur'an
dan as-Sunnah nabi mewajibkan umat Islam untuk melaksanakan
pendidikan khususnya pendidikan agama. Itulah yang dimaksud dengan
dasar normatif pelaksanaan pendidikan agama Islam.
b. Aspek Psikologis
c. Aspek historis
Pendidikan agama Islam tumbuh berkembang bersamaan dengan
datangnya Islam. Hal ini terjadi sejak Nabi Muhammad SAW
mendakwahkan ajaran Islam kepada masyarakat di sekitarnya yang
59
Abdul Majid dan Dian Andayani, Op.Cit., hlm. 132-133
38
dilaksanakan secara bertahap. Dia mulai berdakwah kepada keluarga
dekatnya secara sembunyi-sembunyi. Intisari pendidikan Islam masa itu
meliputi: pokok-pokok agama Islam seperti beriman kepada Allah,
rasul-Nya dan hari kemudian, serta sedikit amal ibadah yaitu sholat.
Adapun zakat belum diperinci bahkan zakat waktu itu berarti sedekah
kepada fakir miskin dan anak yatim.
d. Aspek yuridis
Disini yang dimaksud aspek yuridis ialah kekuatan hukum dalam
pelaksanaan pendidikan agama. 60
Hasan Langgulung sebagaimana dikutip oleh Abdul Mujib dan
Jusuf Mudzakkir, dasar pendidikan Islam adalah sebagai berikut:61
a. Dasar Historis
Yaitu dasar yang berorientasi pada pengalaman pendidikan masa lalu,
baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan agar
kebijakan yang ditempuh masa kini akan lebih baik.
b. Dasar sosiologis
Yaitu dasar yang memberi kerangka sosial budaya, yang mana dengan
sosial budaya itu pendidikan dilaksanakan.
c. Dasar ekonomi
60
Tim Dosen IAIN Walisongo Semarang, PBM-PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses
Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 33
61
Abdul Mujib, et.al., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. 1, hlm. 44-47
39
Yaitu memberikan perspektif tentang potensi-potensi finansial,
menggali dan mengatur sumber-sumber serta bertanggung jawab
terhadap rencana dan anggaran pembelajarannya.
d. Dasar Politik dan administratif
Yaitu dasar yang memberikan bingkai idiologis, yang digunakan
sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan
direncanakan bersama.
e. Dasar Psikologi
Yaitu dasar yang memberikan informasi tentang bakat, minat, watak,
karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga
administrasi serta sumber daya manusia yang lain.
f. Dasar filosofis
Yaitu dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi
arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua dasardasar operasional lainnya.
g. Dasar religius
Yaitu dasar yang diturunkan dari ajaran agama.
4. Materi Pokok dan Ruang Lingkup Dan SK KD Mapel Pendidikan
Agama Islam
Materi pokok pendidikan Agama Islam adalah :
a. Masalah keimanan (aqidah)
b. Masalah keislaman (syariah)
c. Masalah akhlak
40
Aqidah Akhlak terdiri dari dua kata yaitu aqidah dan akhlak yang
mempunyai pengertian secara terpisah. Aqidah berasal dari kata aqoid
bentuk jamak dari kata ‘aqidah yaitu sesuatu yang wajib dipercaya atau
diyakini hati tanpa keraguan. Maka secara etimologis aqidah berarti
kepercayaan atau keyakinan yang benar-benar menetap dan melekat dalam
hati manusia. 62
Secara terminologis, Ibnu Taimiyah sebagaimana dikutip oleh
Muhaimin menyatakan bahwa aqidah adalah suatu perkara yang harus
dibenarkan dalam hati, dengannya jiwa menjadi tenang, sehingga jiwa itu
menjadi yakin serta mantap tanpa ada keraguan dan syakwasangka.63
Aqidah menurut syara’ ialah: iman yang kokoh terhadap segala
sesuatu yang disebut dalam al-Qur’an dan Hadis. Pokok-pokok keyakinan
Islam yang terangkum dalam rukun iman merupakan pokok pembahasan
dalam pelajaran aqidah yaitu :
a. Keyakinan terhadap Allah
b. Keyakinan terhadap malaikat-malaikat Allah
c. Keyakinan terhadap kitab-kitab Allah
d. Keyakinan terhadap para Nabi dan para Rasul
e. Keyakinan akan adanya hari akhir
f. Keyakinan akan qodlo dan qodar. 64
62
Muhaimin, Wacana pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2004), Cet. 2, hlm. 305-306
63
Ibid.
64
Muhammad Daud Ali, pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2010), Cet. 9,
hlm 210.
41
Syariah adalah sesuatu yang berhubungan dengan amal lahir dalam
rangka mentaati semua peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur
hubungan antar manusia dengan Tuhan, dan mengatur pergaulan hidup dan
kehidupan manusia.65
Dan pengertian akhlak secara bahasa dijelaskan bahwa akhlak
diartikan seabagai budi pekerti atau kelakuan. Dan dalam bahasa Arab ‫ﺧﻠﻖ‬
diartikan sebagai “tabiat, perangai atau kebiasaan” sebagaimana yang
terdapat dalam al-Qur’an surat al-Qalam ayat 4.66
(٤ :
‫)اﻟﻘﻠﻢ‬
   
Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
67
(QS. Al-Qalam: 4).
Akhlak adalah kemauan yang kuat tentang sesuatu yang dilakukan
berulang-ulang sehingga menjadi adat (membudaya) yang mengarah
kepada kebaikan atau keburukan.68
Imam
al-Ghazali
sebagaimana
dikutip
oleh
Ismail
Thoib
menjelaskan bahwa pengertian akhlak adalah sifat-sifat yang tertanam
dalam jiwa, yang menimbulkan segala perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan dan mempunyai tiga
dimensi, yakni:
65
Abdul Majid, Dian Andayani, Op.Cit, hlm. 77
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an (Jakarta:PT Mizan Pustaka), Cet ke-19, hlm. 253
67
Tim Pentashih Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama RI, al-Qur'anul dan
Terjemahnya, (Jakarta : Al-Fatih, 2012), hlm. 564
68
Op.Cit., hlm. 79
66
42
a. Dimensi diri, yakni orang dengan dirinya dan Tuhannya, seperti ibadah
dan sholat
b. Dimensi sosial, yakni masyarakat, pemerintah dan pergaulannya dengan
sesamanya.
c. Dimensi metafisis, yakni aqidah adalah pegangan hidup.69
Ketiga materi pokok ilmu agama itu kemudian dilengkapi dengan
pembahasan dasar hukum Islam yaitu al-Qur'an dan al-hadits, ditambah
dengan sejarah Islam (tarikh) sehingga ruang lingkup Pendidikan Agama
Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut, Al-Qur’an dan Hadits, Aqidah
Akhlak, Fiqih, Tarikh dan Kebudayaan Islam (sejarah Islam)
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan,
dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan
manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri,
dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.70
C. Penerapan
Strategi
Belajar
Tuntas
Pada
Mata
Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar merupakan kegiatan yang sangat
penting karena belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau
pengalaman-pengalaman. 71
69
Ismail Thoib, Risalah Akhlak, (Yogjakarta:CV. Bina Usaha,1984), Cet. 1, hlm. 2
Ibid., hlm. 131
71
Baharuddin, Wahyuni, Esa Nur, Op.Cit., hlm. 11-12
70
43
Bahkan, Islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk
belajar. Perlu diketahui bahwa setiap apa yang diperintahkan Allah untuk
dikerjakan, pasti dibaliknya terkandung hikmah atau sesuatu yang penting
bagi manusia. Bahwa orang yang belajar akan dapat memiliki ilmu
pengetahuan yang akan berguna untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupan. Sehingga dengan ilmu pengetahuan yang
didapatkannya itu manusia akan dapat mempertahankan hidupnya. 72
Oleh karena itulah, kegiatan belajar harus dilakukan sebaik mungkin
sehingga dapat dicapai hasil yang optimal dan diharapkan. Apalagi dalam
pembelajaran bidang studi PAI di mana di dalamnya siswa diajarkan dan
diarahkan untuk menjadi orang yang beriman dan berakhlak mulia.
Dalam pendidikan formal, kegiatan belajar terjadi dalam proses belajar
mengajar atau pembelajaran. Proses belajar mengajar merupakan interaksi
yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran atau
pembelajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan.73 Pembelajaran
adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan. 74 Maka
kegiatan pembelajaran PAI di sekolah harus dilakukan dan dikelola dengan
strategi yang tepat.
72
Ibid., hlm. 32
73
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi Guru, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 135
74
Kelvin Seifert, Educational Psychology, Terj. Yusuf Anas, Manajemen Pembelajaran dan
Instruksi Pendidikan (Manajemen Mutu Psikologi Pendidikan para Pendidik), (Jogjakarta: Ircisod,
2009), hlm. 5
44
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru.
Strategi pembelajaran ada 3 jenis, yaitu: strategi pengorganisasian
pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, strategi pengelolaan
pembelajaran.75 Strategi pengorganisasian pembelajaran merupakan cara
untuk menata isi suatu bidang studi dan kegiatan ini berhubungan dengan
tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan
sejenisnya.76 Strategi penyampaian adalah cara untuk menyampaikan
pembelajaran pada siswa atau untuk menerima serta merespon masukan dari
siswa. Dan strategi pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi siswa dan
variabel strategi pembelajaran lainnya. Strategi ini berhubungan dengan
pemilihan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian yang
digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.77
Mengapa
perlu
menggunakan
suatu
strategi
dalam
proses
pembelajaran?. Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu
karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai
hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan
terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai
secara optimal.
75
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 45
76
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 5
77
Ibid., hlm. 6
45
Selain itu, strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru maupun
siswa. Bagi guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang
sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa penggunaan strategi
pembelajaran dapat mempermudah proses belajar (mempercepat dan
mempermudah
memahami
isi
pembelajaran),
karena
setiap
strategi
pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses belajar siswa.78
Salah satu strategi belajar yang tepat untuk diterapkan dalam
keragaman kemampuan belajar siswa adalah strategi belajar tuntas.
Pendukung utama pendekatan ini adalah Carrol, yang memadukan teori
behavioristik dan humanistik. Belajar tuntas adalah strategi pembelajaran yang
diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok (group
based approach). Pendekatan ini memungkinkan para siswa belajar bersamasama dengan memperhatikan bakat dan ketekunan siswa, pemberian waktu
yang cukup dan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan. 79
Belajar tuntas berasumsi bahwa dalam kondisi yang tepat semua
peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil dengan
maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Agar semua peserta didik
memperoleh hasil secara maksimal, belajar harus dilaksanakan dengan
sistematis. Kesistematisan akan tercermin dari strategi pembelajaran yang
dilaksanakan, terutama dalam mengorganisir tujuan dan bahan belajar,
78
Made Wena, Op.Cit., hlm. 3
79
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Op.Cit., hlm. 133
46
melaksanakan evaluasi dan memberi bimbingan terhadap peserta didik yang
gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan.80
Belajar tuntas adalah pendekatan pembelajaran yang mempersyaratkan
siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun
kompetensi dasar mata pelajaran. Harapan dari proses pembelajaran dengan
pendekatan belajar tuntas adalah untuk mempertinggi rata-rata prestasi siswa
dalam belajar dengan memberikan kualitas pembelajaran yang lebih sesuai,
bantuan, serta perhatian khusus bagi siswa-siswi yang lamban agar menguasai
standar kompetensi atau kompetensi dasar. Siswa lamban belajar adalah siswa
yang kurang mampu menguasai pengetahuan dalam batas waktu yang telah
ditentukan karena ada faktor tertentu yang mempengaruhinya. 81 Mereka
membutuhkan waktu yang lama dalam memahami pelajaran dan prestasi yang
dicapainya tidak dapat maksimal.
82
Maka agar dapat mencapai ketuntasan
dalam belajar bagi yang lamban harus diberikan waktu yang lebih leluasa
dalam menguasai suatu kompetensi, diberikan bimbingan belajar dan bantuan
dalam menyelesaikan berbagai tugas dan masalahnya. Dan guru juga harus
mampu meyakinkan bahwa setiap peserta didik dapat mencapai penguasaan
penuh dalam belajar.83 Adapun bagi siswa yang cepat dapat dilatih untuk
belajar
mandiri
dan
melakukan
bimbingan
kepada
teman-temannya
(pembelajaran sejawat /peer instruction).
80
E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 3, hlm. 237
81
Cece Wijaya, Pendidikan Remidial Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 52
82
83
Ibid., hlm. 52
Ibid., hlm. 239
47
Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan
prinsip ketuntasan secara individual. Dalam hal pemberian kebebasan belajar,
serta untuk mengurangi kegagalan peserta didik dalam belajar, strategi belajar
tuntas menganut pendekatan individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar
ditujukan kepada sekelompok peserta didik (klasikal), tetapi mengakui dan
melayani perbedaan-perbedaan perorangan peserta didik sedemikian rupa,
sehingga
dengan
penerapan
pembelajaran
tuntas
memungkinkan
berkembangnya potensi masing-masing peserta didik secara optimal. Dasar
pemikiran dari belajar tuntas dengan pendekatan individual ialah adanya
pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing peserta didik.84
Oemar Hamalik menyatakan bahwa individu adalah suatu kesatuan
yang masing-masing memiliki ciri khasnya dan karena itu tidak ada individu
yang sama, satu dengan yang lainnya berbeda. Ada dua faktor yang
menyebabkan perbedaan individual yaitu faktor warisan keturunan dan faktor
pengaruh lingkungan.85 Sehingga kedua faktor itu akan menyebabkan
perbedaan antara lain: kecerdasan, bakat, minat, keadaan jasmaniah, dll.
Perbedaan individu itu dapat menyebabkan adanya siswa yang lamban dan
cepat dalam belajar. Karena itu dalam melakukan pembelajaran perlu
mempertimbangkan dan memperhatikan perbedaan individual.
84
Kunandar, Op.Cit., hlm. 327
85
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), , hlm. 180
48
Untuk merealisasikan pengakuan dan pelayanan terhadap perbedaan
individu, pembelajaran harus menggunakan strategi pembelajaran yang
berasaskan maju berkelanjutan (continuous progress). Untuk itu, pendekatan
sistem yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam teknologi pembelajaran
harus benar-benar dapat diimplementasikan. Salah satu caranya adalah standar
kompetensi dan kompetensi dasar harus dinyatakan secara jelas, dan
pembelajaran dipecah-pecah ke dalam satuan-satuan (cremental units). Peserta
didik belajar selangkah demi selangkah dan boleh mempelajari kompetensi
dasar berikutnya setelah menguasai sejumlah kompetensi dasar yang
ditetapkan menurut kriteria tertentu. Dalam pola ini, seorang peserta didik
yang mempelajari unit satuan pembelajaran tertentu dapat berpindah ke unit
satuan pembelajaran berikutnya jika peserta didik yang bersangkutan telah
menguasai sekurang-kurangnya 75% dari kompetensi dasar yang ditetapkan.
Sedangkan pembelajaran konvensional dalam kaitan ini diartikan
sebagai pembelajaran dalam konteks klasikal yang sudah terbiasa dilakukan,
sifatnya berpusat pada guru, sehingga pelaksanaannya kurang memperhatikan
keseluruhan situasi belajar (non belajar tuntas). Maka perbedaan antara
pembelajaran tuntas dengan pembelajaran konvensional adalah bahwa
pembelajaran tuntas dilakukan melalui asas-asas ketuntasan belajar,
sedangkan pembelajaran konvensional kurang memperhatikan ketuntasan
belajar khususnya ketuntasan belajar secara individual.86
86
Kunandar, Op.Cit., hlm. 328
49
Dari konsep tersebut, maka dapat dikemukakan prinsip-prinsip utama
pembelajaran tuntas adalah: penguasaan kompetensi berdasarkan kriteria
tertentu, pendekatan yang bersifat sistemik dan sistematis, pemberian
bimbingan yang diperlukan, serta pemberian waktu yang cukup kepada siswa
untuk menguasai kompetensi-kompetensi yang ditetapkan. Sehingga dengan
diterapkannya strategi belajar tuntas dalam bidang studi PAI diharapkan siswa
dapat dengan tuntas menguasai semua kompetensi yang ada dan menjadi insan
yang beriman dan berakhlak mulia.
BAB III
KAJIAN OBYEK PENELITIAN
A. Data Fisik SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan
1. Visi dan Misi
Visi SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan adalah
“Unggul dalam prestasi dan berakhlak Islami”. Adapun misinya adalah:
a. Mewujudkan sistem pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian
prestasi akademik dan non akademik yang bertumpu pada imtaq dan
iptek
b. Mewujudkan
pembentukan
karakter
islami
yang
mampu
mengaktualisasikan diri dalam masyarakat
c. Meningkatkan sumber daya manusia untuk mewujudkan generasi yang
cerdas, berprestasi, beriman dan bertaqwa melalui pengembangan
kegiatan yang meningkatkan imtaq dan iptek sesuai aqidah Islam
Ahlussunnah wal jama’ah
d. Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel
2. Letak Geografis
SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan beralamat di Jl.
Makamdowo Km. 03 RT. 01 RW. 04 Guyangan Bangsri Jepara.
50
51
3. Data Guru dan Karyawan
NO
NAMA
1
Hadi M Yunus, S.Pd.I
2
Hj. Rohmatun, S.Pd.I
3
Amin Mudlofar, S.Pd
4
Moh. Imam Afanzi, S.Pd.I
5
Ahmad Hasan Sidiq, S.Pd.I
6
Ahmad Rifa'I, S.Pd.I
7
8
Hj. Fadlilah, S.Ag., S.Pd
Eko Khaeroni, SE
9
Siti Barokah, S.Pd.I., S.Pd
10
11
12
13
14
Ali Syafi'I, S.Pd.I
Sukendro
Itus Arlita Arintarini, S.Pd
Isnanu Rida, S.Pd
Nunik Nurul Wakhidah, S.Pd
15
K.H. Masykuri
16
17
18
19
Ahmad Zaenal Abidin
Moh. Syafiq, S.Pd.I
Nihayatul Muhtaj, S.Pd.I
Endang Waluyanti, S.Pd.I
Dindu Setyo Wicaksono,
S.Com
Ahmad Chamim, S.Pd.I
Anik Setyo Utami, S.Pd
20
21
22
MATERI
PAI
Ke-NU-an
Bahasa
Indonesia
PKn
Penjaskes
Seni Ukir
Seni Budaya
Kaligrafi
Hadist
Tauhid
Shorof
Nahwu
Al Qur'an dan
Tajwid
Nahwu
Matematika
IPS
Bahasa
Indonesia
Bahasa Inggris
PKn
Bahasa Jawa
Bahasa Inggris
IPA
Fiqih
Nahwu
Ke-NU-an
Akhlaq
Bahasa Arab
PKK
JABATAN
Kepala Sekolah
Waka. Kurikulum
Waka. Kesiswaan
Ka TU
Wali Kelas VIII. B dan
BP/BK
Wali Kelas IX.B
Wali Kelas IX.A
Wali Kelas VII. B
Wali Kelas VII. A
TIK
Hadist
IPA
Wali Kelas VIII. A
52
Data Guru PAI SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan:
Nama
: HADI M. YUNUS, S.Pd.I
TTL
: Jepara, 1 Oktober 1976
Pendidikan
:S1
Mengajar PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan mulai
tahun 2003 sampai dengan sekarang.
4. Data siswa
Data siswa SMP Takhassus Al Qur’an adalah sebagai berikut:
NO
1
2
3
4
5
6
Kelas
7A
7B
8A
8B
9A
9B
Jumlah
Jumlah Siswa
Laki-laki
Perempuan
25
12
28
15
15
11
19
12
10
16
12
15
109
81
Jumlah
37
43
26
31
26
27
190
5. Sarana Prasarana
No
Nama Prasarana
Panjang
Kondisi
(m)
1
Ruang
4
baik
2
Ruang
1
baik
3
Ruang
1
baik
4
Ruang
1,5
baik
5
Ruang
1,5
baik
6
Ruang G
8
baik
7
Ruang Guru
6
baik
8
Ruang Kelas 7A
8
baik
9
Ruang Kelas 7B
8
baik
53
10
Ruang Kelas 8A
8
baik
11
Ruang Kelas 8B
8
baik
12
Ruang Kelas 9A
8
baik
13
Ruang Kelas 9B
8
baik
14
Ruang Komp
7
baik
15
Ruang KS
4
baik
16
Ruang Perpus
8
baik
17
Ruang TU
4
baik
6. Materi Pelajaran PAI
a. Kelas VII, Semester I
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
1. Menerapkan Hukum
bacaan ”Al” Syamsiyah
dan ”Al”Qomariyah
1.1 Menjelaskan hukum bacaan bacaan ”Al”
Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah
1.2 Membedakan hukum bacaan bacaan ”Al”
Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah
1.3 Menerapkan bacaan bacaan ”Al”
Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah dalam
bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan
benar
Aqidah
2. Meningkatkan keimanan
kepada Allah SWT
melalui pemahaman sifatsifatNya
2.1 Membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang
berkaitan dengan sifat-sifat Allah
2.2 Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an
yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah
SWT
2.3 Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah
SWT
2.4 Menampilkan perilaku sebagai cermin
54
keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT
3. Memahami Asmaul Husna
3.1 Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an
yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna
3.2 Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul
Husna
Akhlak
4. Membiasakan perilaku
terpuji
4.1 Menjelaskan pengertian tawadhu, ta’at,
qana’ah dan sabar
4.2 Menampilkan contoh-contoh perilaku
tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar
4.3 Membiasakan perilaku tawadhu, ta’at,
qana’ah dan sabar
Fiqih
5. Memahami ketentuanketentuan thaharah
(bersuci)
6. Memahami tatacara shalat
5.1 Menjelaskan ketentuan –ketentuan mandi
wajib
5.2 Menjelaskan perbedaan hadas dan najis
6.1 Menjelaskan ketentuan –ketentuan shalat
wajib
6.2 Memperaktikkan shalat wajib
7. Memahami tatacara shalat
jamaah dan munfarid
(sendiri)
7.1 Menjelaskan pengertian shalat jama’ah
dan munfarid
7.2 Memperaktikkan shalat jama’ah dan shalat
munfarid
Tarikh dan kebudayaan Islam
8. Memahami sejarah Nabi
Muhammad SAW
8.1 Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad
SAW
8.2 Menjelaskan misi Nabi Muhammad untuk
semua manusia dan bangsa
55
b. Kelas VII, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
9. Menerapkan hukum
bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati
9.1 Menjelaskan hukum bacaan nun
mati/tanwin dan mim mati
9.2 Membedakan hukum bacaan nun
mati/tanwin dan mim mati
9.3 Menerapkan hukum bacaan nun
mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan
surat-surat Al-Qur’an dengan benar.
Aqidah
10. Meningkatkan keimanan
kepada Malaikat
10.1 Menjelaskan arti beriman kepada
Malaikat
10.2 Menjelaskan tugas-tugas Malaikat
Akhlak
11. Membiasakan perilaku
terpuji
11.1 Menjelaskan arti kerja keras, tekun, ulet
dan teliti
11.2 Menampilkan contoh perilaku kerja
keras, tekun, ulet, dan teliti
11.3 Membiasakan perilaku kerja keras, ulet,
tekun dan teliti
Fiqih
12. Memahami tatacara shalat 12.1 Menjelaskan ketentuan – ketentuan
Jum’at
shalat jum’at
12.2 Mempraktekkan shalat jum’at
13. Memahami tatacara
shalat jama’ dan qashar
13.1 Menjelaskan shalat jama’ dan qashar
13.2 Mempraktekkan shalat jama’ dan qashar
Tarikh dan Kebudayaan Islam
14. Memahami sejarah Nabi
Muhammad SAW
14.1 Menjelaskan misi Nabi Muhammad
untuk menyempurnakan akhlak,
56
membangun manusia mulia dan
bermanfaat
14.2 Menjelaskan misi Nabi Muhammad
SAW sebagai rahmat bagi alam semesta,
pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan
kemajuan masyarakat
14.3 Meneladani perjuangan Nabi dan para
Sahabat dalam menghadapi masyarakat
Makkah
c. Kelas VIII, Semester I
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
1.
Menerapkan hukum
bacaan Qalqalah dan Ra
1.1 Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan
Ra
1.2 Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan
Ra dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an
dengan benar.
Aqidah
2.
Meningkatkan keimanan
kepada Kitab-kitab Allah
2.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada
Kitab-kitab Allah
2.2 Menyebutkan nama Kitab-kitab Allah
SWT yang di turunkan kepada para Rasul
2.3 Menampilkan sikap mencintai Al-Qur’an
sebagai Kitab Allah
Akhlak
3.
Membiasakan perilaku
terpuji
3.1 Menjelaskan pengertian zuhud dan
tawakkal
3.2 Menampilkan contoh perilaku zuhud dan
tawakkal
57
3.3 Membiasakan perilaku zuhud dan
tawakkal dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Menghindari perilaku
tercela
4.1 Menjelaskan pengertian ananiah, ghadab,
hasad, ghibah dan namimah
4.2 Menyebutkan contoh - contoh perilaku
ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan
namimah
4.3 Menghindari perilaku ananiah, ghadab,
hasad, ghibah dan namimah dalam
kehidupan sehari-hari.
Fiqih
5.
Mengenal tatacara shalat
sunnat
5.1 Menjelaskan ketentuan shalat sunnat
rawatib
5.2 Memperaktikkan shalat sunnat rawatib
6.
Memahami macammacam sujud
6.1 Menjelaskan pengertian sujud syukur,
sujud sahwi, dan sujud tilawah
6.2 Menjelaskan tatacara sujud syukur, sujud
sahwi, dan sujud tilawah
6.3 Memperaktikkan sujud syukur, sujud
sahwi, dan sujud tilawah
7. Memahami tatacara puasa
7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib
7.2 Memperaktekkan puasa wajib
7.3 Menjelaskan ketentuan puasa sunnah
Senin-Kamis, Syawal, dan Arafah
7.4 Memperaktikkan puasa sunnah Senin Kamis, Syawal, dan Arafah
8. Memahami zakat
8.1 Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan
zakat mal
8.2 Membedakan antara zakat fitrah dan
zakat mal
58
8.3 Menjelaskan orang yang berhak
menerima zakat fitrah dan zakat mal
8.4 Memperaktikkan pelaksanaan zakat fitrah
dan zakat mal
Tarikh dan Kebudayaan Islam
9. Memahami Sejarah Nabi
9.1 Menceritakan sejarah Nabi Muhammad
SAW dalam membangun masyarakat
melalui kegiatan ekonomi dan
perdagangan
9.2 Meneladani perjuangan Nabi dan para
Sahabat di Madinah
d. Kelas VIII, Semester 2
Standar Kompetensi
Al-Qur’an
10. Menerapkan hukum
bacaan mad dan waqaf
Kompetensi Dasar
10.1 Menjelaskan hukum bacaan mad dan
waqaf
10.2 Menunjukkan contoh hukum bacaan
mad dan waqaf dalam bacaan suratsurat Al-Qur’an
10.3 Mempraktikkan bacaan mad dan waqaf
dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an
Aqidah
11. Meningkatkan keimanan
kepada Rasul Allah
11.1 Menjelaskan pengertian beriman
kepada Rasul Allah
11.2 Menyebutkan nama dan sifat-sifat Rasul
11.3 Meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW
Akhlak
12. Membiasakan perilaku
terpuji
12.1 Menjelaskan adab makan dan minum
12.2 Menampilkan contoh adab makan dan
minum
59
12.3 Memperaktekkan adab makan dan
minum dalam kehidupan sehari-hari
13. Menghindari Perilaku
tercela
13.1 Menjelaskan pengertian perilaku
dendam dan munafik
13.2 Menjelaskan ciri-ciri pendendam dan
munafik
13.3 Menghindari perilaku pendendam dan
munafik dalam kehidupan sehari-hari
14. Memahami hukum Islam
tentang hewan sebagai
sumber bahan makanan
14.1 Menjelaskan jenis-jenis hewan yang
halal dan haram dimakan
14.2 Menghindari makanan yang bersumber
dari binatang yang diharamkan.
Tarikh dan Kebudayaan Islam
15. Memahami sejarah dakwah 15.1 Menceritakan sejarah pertumbuhan
Islam
ilmu pengetahuan Islam sampai masa
Abbasiyah
15.2 Menyebutkan tokoh ilmuwan muslim
dan perannya sampai masa daulah
Abbasiyah.
e. Kelas , IX Semester I
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an dan Al-Hadits
1. Memahami Ajaran Al
Qur’an surat At-Tin
1.1 Membaca QS At-Tin dengan tartil
1.2 Menyebutkan arti QS At-Tin
1.3 Menjelaskan makna QS At-Tin
2. Memahami Ajaran Al –
2.1 Membaca hadits tentang menuntut ilmu
Hadits tentang menuntut
2.2 Menyebutkan arti Hadits menuntut ilmu
ilmu
2.3 Menjelaskan makna menuntut ilmu seperti
dalam Al-Hadits
60
Aqidah
3.
Meningkatkan keimanan 3.1 Menjelaskan arti beriman pada Hari Akhir
kepada Hari Akhir
3.2 Menyebutkan ayat Al-Qur’an yang
berkaitan dengan hari Akhir
3.3 Menceritakan proses kejadian kiamat
sughro dan kubro seperti terkandung
dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits
Akhlak
4.
Membiasakan perilaku
terpuji
4.1 Menjelaskan pengertian qana’ah dan
tasamuh
4.2 Menampilkan contoh perilaku qana’ah dan
tasamuh
4.3 Membiasakan perilaku qana’ah dan
tasamuh dalam kehidupan sehari-hari.
Fiqih
5.
Memahami hukum Islam 5.1 Menjelaskan tatacara penyembelihan
tentang penyembelihan
hewan
hewan
5.2 Menjelaskan ketentuan aqiqah dan qurban
5.3 Memperagakan cara penyembelihan
hewan aqiqah dan hewan qurban
6.
Memahami hukum Islam 6.1 Menyebutkan pengertian dan ketentuan
tentang Haji dan Umrah
haji dan umrah
6.2 Memperagakan pelaksanaan ibadah haji
dan umrah
Tarikh dan Kebudayaan Islam
7.
Memahami sejarah
7.1 Menceritakan sejarah masuknya Islam di
perkembangan Islam di
Nusantara melalui perdagangan, sosial,
Nusantara
dan pengajaran
7.2 Menceritakan sejarah beberapa kerajaan
Islam di Jawa, Sumatera dan Sulawesi
61
B. Data Non Fisik SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan
Bangsri
1. Proses Pembelajaran PAI di Kelas VII SMP Takhassus Al Qur’an
Sadamiyyah Guyangan Bangsri
Berikut hasil observasi tentang kegiatan pembelajaran PAI di
kelas VII SMP TAQ Sadamiyyah dengan Standar Kompetensi
“Memahami tatacara shalat jamaah dan munfarid (sendiri)” dengan
kompetensi dasar “menjelaskan pengertian shalat jama’ah dan munfarid”.
Dalam SK-KD tersebut guru menggunakan metode ceramah, penugasan
dan tanya jawab yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
1) Guru membuka pelajaran dengan salam
2) Guru memberi motivasi kepada siswa agar giat belajar
3) Guru melakukan appersepsi
b. Kegiatan Inti
1) Guru dan siswa bersama membaca materi pelajaran PAI
2) Guru mengajukan beberapa pertanyaan Guru menuliskan soal-soal
tentang tatacara shalat jamaah dan munfarid di papan tulis
3) Siswa menuliskan jawaban di papan tulis
c. Kegiatan Penutup
1) Siswa dan guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa
2) Guru memberikan postes
3) Guru memberikan PR
62
Berikut ini gambar-gambar yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran PAI di kelas VII SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah
Guyangan tersebut:
Gambar 1. Kegiatan guru dan siswa bersama-sama membaca
materi pelajaran PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan
pada hari Sabtu, 29 Agustus 2015
Gambar 2. Kegiatan siswa mengerjakan soal latihan PAI
Gambar 3. Kegiatan siswa menunjukkan jawaban
soal latihan PAI
63
2. Proses Pembelajaran PAI di Kelas VIII SMP Takhassus Al Qur’an
Sadamiyyah Guyangan Bangsri
Di kelas VIII SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan guru melaksanakan
pembelajaran PAI dalam standar kompetensi tentang “Memahami zakat”
dengan kompetensi dasar “menjelaskan orang yang berhak menerima zakat
fitrah dan zakat mal” dengan metode inkuiri sebagai berikut:
a. Guru menerangkan materi tentang zakat kepada siswa
b. Guru mengemukakan masalah jika ada orang yang memiliki banyak
harta namun ia juga berhutang wajibkah ia mengeluarkan zakat harta?
c. Siswa melakukan inquiry dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
d. Siswa mencari sumber dalil-dalil untuk menyelesaikan masalah
e. Masing-masing kelompok mengumpulkan hasilnya kepada guru
f. Guru melakukan analisa terhadap hasil pekerjaan inquiry siswa
g. Pengambilan kesimpulan akhir dan tindak lanjut oleh guru
3. Proses Pembelajaran PAI di Kelas IX SMP Takhassus Al Qur’an
Sadamiyyah Guyangan Bangsri
Di kelas IX SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan dalam standar
kompetensi tentang “Membiasakan perilaku terpuji” dengan kompetensi
dasar
“Menjelaskan
pengertian
qana’ah
dan
tasamuh”
kegiatan
pembelajaran PAI berlangsung sebagai berikut:
a. Guru menjelaskan materi tentang pengertian qana’ah dan tasamuh
secara lisan
64
b. Guru membagi kelas menjadi kelompok yang terdiri dari 5-6 orang
dalam setiap kelompoknya
c. Guru menugaskan kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi
untuk menemukan ciri-ciri sifat qana’ah dan tasamuh yang ada dalam
kehidupan sehari-hari
d. Siswa melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing saling
bertukar pikiran untuk menemukan ciri-ciri sifat qana’ah dan tasamuh.
Setelah itu siswa menuliskan hasil temuannya dan mengumpulkannya
kepada guru.
e. Setelah semua pekerjaan kelompok terkumpul guru menganalisa satu
persatu hasil pekerjaan siswa tersebut.
C. Proses Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di
SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara
Tahun Pelajaran 2015/2016
1. Penetapan Kriteria Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di
SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara
Tahun Pelajaran 2015/2016
Berkaitan dengan kriteria belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI
di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran,
penulis mengajukan pertanyaan “Berapa besar prosentase ketuntasan
belajar PAI siswa, apa saja kriteria ketuntasan belajar siswa pada bidang
studi PAI dan hal-hal apa saja yang menjadi pertimbangan dalam
penetapan kriteria bagi ketuntasan belajar siswa tersebut ?”.
65
Adapun jawaban guru adalah: “Siswa tuntas belajar jika ia
mencapai KKM, ditambah dengan kemampuan dan kefashihan dalam
membaca Arab, mengartikan surat Al Qur’an atau hadits dan kemampuan
dalam praktek ibadah dengan cara yang benar.93
2. Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di
SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara
Tahun Pelajaran 2015/2016
Untuk mengetahui mengenai data tentang penerapan belajar tuntas
dalam Mata Pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah
Guyangan Bangsri Jepara maka penulis melakukan penelitian dengan
menggunakan metode wawancara dengan guru PAI di SMP Takhassus Al
Qur’an Sadamiyyah Guyangan yaitu Bapak Hadi M Yunus, S.Pd.I.
Pertanyaan penulis antara lain: “Bagaimana langkah-langkah yang Bapak
tempuh dalam penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI
di SMP T Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan?”.
Dari pertanyaan wawancara tersebut Bapak Hadi M Yunus, S.Pd.I
menjelaskan bahwa langkah-langkah penerapan strategi belajar tuntas
dalam mata pelajaran PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan adalah:
a. Menetapkan tujuan pelajaran yang harus dicapai
b. Menetapkan KKM (kriteria ketuntasan minimal) untuk bidang
studi PAI yang berbeda-beda untuk tiap kelas yaitu kelas 7
KKM-nya 77, kelas 8 KKM-nya 76, kelas 9 KKM-nya 75. Hal
ini disesuikan dengan tingkat kesukaran dari tiap pokok
bahasan, kemampuan siswa, kemampuan guru dan dukungan
sarana pembelajaran.
93
Ibid.
66
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan memilih metodemetode yang sesuai dengan materi bidang studi PAI dan
mengusahakan agar suasana kelas tidak membosankan.
d. Pemberian perhatian dan bimbingan belajar lebih intensif
kepada siswa yang lambat dalam belajar, dan latihan mandiri
dalam belajar kepada siswa yang cepat (cerdas).
e. Kegiatan evaluasi dilakukan secara kontinu setiap kali selesai
satu bab atau satu kompetensi dasar untuk mengetahui tingkat
penyerapan dan penguasaan siswa terhadap materi-materi yang
telah disampaikan guru.
f. Melakukan remedi bagi siswa yang tertinggal dan pengayaan
bagi siswa yang sudah mencapai kemajuan94
Berkaitan dengan metode pembelajaran yang digunakan agar
semua siswa dapat mencapai ketuntasan dalam belajar PAI dan apakah ada
perbedaan perlakuan atau metode dalam pembelajaran terhadap siswa yang
cepat (cerdas) dan lambat dalam kegiatan pembelajaran bidang studi PAI
yang menerapkan belajar tuntas, Bapak Hadi M Yunus, S.Pd.I
menjelaskan:
Saya menggunakan berbagai metode yang efektif dan variatif
seperti ceramah, diskusi, tanya jawab dan juga praktek. Siswa juga
harus terus menunjukkan kemampuannya secara individu maupun
kelompok. Dan saya juga membimbing dan memacu siswa yang
kemampuannya rendah agar mampu mencapai prestasi ke jenjang
yang lebih tinggi. 95
Penulis juga menanyakan apa tindak lanjut pada siswa telah tuntas
dalam belajar dan tidak tuntas dalam belajar, Bapak Hadi M Yunus, S.Pd.I
menjelaskan:
94
Hasil wawancara dengan Bapak Hadi M. Yunus, S.Pd.I, guru PAI SMP TAQ
Sadamiyyah Guyangan pada 28 Agustus 2015 jam 09.26 WIB
95
Ibid
67
Kalau setelah tes ada siswa yang belum tuntas, maka saya harus
melakukan remedi dengan menyampaikan kembali mata pelajaran
yang sulit dan tes ulang. Dan bagi yang sudah tuntas saya berikan
tugas secara mandiri tentang materi selanjutnya, jadi mereka tidak
harus menunggu sampai teman-temannya bisa.96
3. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat yang Berpengaruh Pada
Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di
SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara
Tahun Pelajaran 2015/2016
Secara umum Bapak Hadi M. Yunus menjelaskan tentang faktorfaktor yang berpengaruh pada penerapan strategi belajar tuntas dalam mata
pelajaran PAI di SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan
Bangsri Jepara adalah: “Intak siswa, IQ, motivasi belajar anak,
ketersediaan buku penunjang mata pelajaran PAI, dan alat-alat pendukung
lainnya seperti sarana pembelajaran.” 97
96
97
Ibid
Ibid.
BAB IV
ANALISIS PENERAPAN STRATEGI BELAJAR TUNTAS
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAKHASSUS AL QUR’AN
SADAMIYYAH GUYANGAN BANGSRI JEPARA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
A. Analisis Kriteria Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di SMP
Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun
pelajaran 2015/2016
Berdasarkan pada data yang berhasil penulis kumpulkan, maka dapat
ditemukan atau diketahui bahwa kriteria ketuntasan belajar di SMP TAQ
Sadamiyyah Guyangan dalam mata pelajaran PAI adalah
1. Siswa tuntas belajar jika ia mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal)
yaitu kelas 7 KKM-nya 77, kelas 8 KKM-nya 76, kelas 9 KKM-nya 75.
Hal ini disesuikan dengan tingkat kesukaran dari tiap pokok bahasan,
kemampuan siswa, kemampuan guru dan dukungan sarana pembelajaran
2. Kemampuan dan kefashihan siswa dalam membaca al-Qur’an atau hadits
3. Kemampuan siswa dalam mengartikan surat atau ayat Al Qur’an atau
hadits
4. Kemampuan dalam praktek ibadah dengan cara yang benar.
68
69
B. Analisis Penerapan Strategi Belajar Tuntas dalam Mata Pelajaran PAI di
SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun
pelajaran 2015/2016
Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan
prinsip ketuntasan secara individual. Dalam hal pemberian kebebasan belajar,
serta untuk mengurangi kegagalan peserta didik dalam belajar, strategi belajar
tuntas menganut pendekatan individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar
ditujukan kepada sekelompok peserta didik (klasikal), tetapi mengakui dan
melayani perbedaan-perbedaan perorangan peserta didik sedemikiah rupa,
sehingga
dengan
penerapan
pembelajaran
tuntas
memungkinkan
berkembangnya potensi masing-masing peserta didik secara optimal. Dasar
pemikiran dari belajar tuntas dengan pendekatan individual ialah adanya
pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing peserta didik.
Berdasarkan analisa penulis terhadap penerapan strategi belajar tuntas
dalam mata pelajaran PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan, dapat
dijabarkan bahwa langkah-langkah penerapan strategi belajar tuntas adalah:
1. Tahap persipan
Dalam tahap ini beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru PAI di SMP
TAQ Sadamiyyah Guyangan adalah:
a. Menetapkan tujuan pelajaran yang harus dicapai
b. Menetapkan KKM (kriteria ketuntasan minimal) untuk bidang studi
PAI yang berbeda-beda untuk tiap kelas yaitu kelas 7 KKM-nya 77,
kelas 8 KKM-nya 76, kelas 9 KKM-nya 75. Hal ini disesuikan dengan
70
tingkat kesukaran dari tiap pokok bahasan, kemampuan siswa,
kemampuan guru dan dukungan sarana pembelajaran.
Perbedaan strategi belajar tuntas dan konvensional adalah bahwa
dalam strategi belajar tuntas menggunakan strategi pembelajaran yang
berasaskan maju berkelanjutan. Peserta didik belajar selangkah demi
selangkah dan boleh mempelajari kompetensi dasar berikutnya setelah
menguasai sejumlah kompetensi dasar sekurang-kurangnya 75% dari
kompetensi dasar yang ditetapkan. Sedangkan pembelajaran konvensional
dalam kaitan ini diartikan sebagai pembelajaran dalam konteks klasikal
yang sudah terbiasa dilakukan, sifatnya berpusat pada guru, sehingga
pelaksanaannya kurang memperhatikan keseluruhan situasi belajar (non
belajar tuntas). Maka perbedaan antara pembelajaran tuntas dengan
pembelajaran konvensional adalah bahwa pembelajaran tuntas dilakukan
melalui
asas-asas
ketuntasan
belajar,
sedangkan
pembelajaran
konvensional kurang memperhatikan ketuntasan belajar khususnya
ketuntasan belajar secara individual.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan memilih metode-metode
yang sesuai dengan materi bidang studi PAI dan mengimplementasikan
strategi PAIKEM
Metode pengajaran memiliki kedudukan yang amat strategis
dalam mendukung keberhasilan pengajaran. itulah sebabnya, para ahli
pendidikan sepakat, bahwa seorang guru yang ditugaskan mengajar di
71
sekolah, haruslah guru yang profesional, yaitu yang antara lain ditandai
oleh penguasaan yang prima terhadap metode pengajaran. Melalui
metode pengajaran, mata pelajaran dapat disampaikan secara efisien,
efektif dan tersetruktur dengan baik, sehingga dapat dilakukan
perencanaan dan perkiraan yang tepat.
Agar siswa mencapai ketuntasan dalam belajar dalam mata
pelajaran PAI di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan, guru menerapkan
strategi PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif da
menyenangkan) dengan memilih metode-metode pembelajaran yang
banyak melibatkan siswa dan dapat merangsang kreatifitas siswa
misalnya: metode diskusi, demonstrasi, bermain peran, tanya jawab,
pemecahan masalah dan sebagainya. Selain itu guru juga harus
menggunakan berbagai sumber belajar dan media pembelajaran yang
disukai siswa misalnya media gambar seperti gambar-gambar proses
shalat
dan
tatacara
wudlu
sehingga
suasana
pembelajaran
menyenangkan dan siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
b. Pemberian perhatian dan bimbingan belajar lebih intensif kepada siswa
yang lambat dalam belajar, dan latihan mandiri dalam belajar kepada
siswa yang cepat (cerdas).
Oemar Hamalik menyatakan bahwa individu adalah suatu
kesatuan yang masing-masing memiliki ciri khasnya dan karena itu
tidak ada individu yang sama, satu dengan yang lainnya berbeda. Ada
dua faktor yang menyebabkan perbedaan individual yaitu faktor
72
warisan keturunan dan faktor pengaruh lingkungan.1 Sehingga kedua
faktor itu akan menyebabkan perbedaan antara lain: kecerdasan, bakat,
minat, keadaan jasmaniah, dll. Perbedaan individu itu dapat
menyebabkan adanya siswa yang lamban dan cepat dalam belajar.
Karena itu dalam melakukan pembelajaran perlu mempertimbangkan
dan memperhatikan perbedaan individual.
Penggunaan strategi belajar tuntas merupakan pendekatan yang
memungkinkan
para
siswa
belajar
bersama-sama
dengan
memperhatikan bakat dan ketekunan siswa, pemberian waktu yang
cukup dan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Maka untuk
mencapai prestasi yang maksimal bagi setiap siswa, guru harus
membedakan perlakukan antara siswa yang lamban dan cepat dalam
belajar.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh guru dalam
membantu siswa yang lamban dalam belajar sebagaimana di SMP TAQ
Sadamiyyah Guyangan yaitu:
1) Memberikan waktu belajar yang lebih lama untuk menguasai suatu
kompetensi
Karena pada umumnya siswa lamban membutuhkan waktu
yang lama dalam memahami pelajaran dan prestasi yang
dicapainya tidak dapat maksimal. Sehingga agar dapat mencapai
ketuntasan dalam belajar bagi yang lamban harus diberikan waktu
1
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 180
73
yang lebih leluasa dalam menguasai suatu kompetensi. Guru PAI di
SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan juga memberikan perhatian
lebih bagi siswa lamban belajar yaitu dengan terus memantau
perkembangannya misalnya dengan menghampirinya ke tempat
duduk siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan dan
membimbingnya jika ada kesulitan.
2) Memberikan bimbingan cara-cara belajar yang mudah dan efektif
Cara yang dapat ditempuh guru untuk membimbing siswa
lamban misalnya adalah membuat singkatan-singkatan pada
konsep-konsep pelajaran yang kompleks sehingga mereka lebih
mudah memahaminya, membantu siswa lamban membuat catatancatatan ringkas dari materi dan lain sebagainya.
3) Meyakinkan dan memberikan motivasi bahwa siswa lamban pasti
juga mampu meraih prestasi yang baik
Guru harus memberikan motivasi mampu meyakinkan
bahwa setiap peserta didik dapat mencapai penguasaan penuh
dalam belajar.
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh guru
dalam membelajarkan siswa yang cepat adalah memberikan
mereka untuk belajar secara mandiri, memberikan tugas-tugas
tambahan mislanya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan guru
dan menuliskannya di papan tulis dan menugaskan mereka agar
memberikan bimbingan kepada teman-temannya.
74
c. Kegiatan evaluasi dilakukan secara kontinu setiap kali selesai satu bab
atau satu kompetensi dasar untuk mengetahui tingkat penyerapan dan
penguasaan siswa terhadap materi-materi yang telah disampaikan guru.
Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinu, agar
dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang dievaluasi.
Kesalahan utama pada guru adalah, evaluasi hanya dilakukan saat-saat
tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan dan/atau akhir program
pengajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang
para siswa sehingga banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi bias
dalam menentukan posisi siswanya dalam kegiatan dalam kelas.
Informasi yang berhasil didapatkan melalui kegiatan evaluasi
selanjutnya
dijadikan
pembelajaran
yang
sebagai
dapat
umpan
berguna
balik
untuk
terhadap
proses
memperbaiki
dan
meningkatkan kualitas dari kegiatan pembelajaran selanjutnya. Selain
itu, evaluasi hasil belajar juga memiliki fungsi untuk mengetahui
kemajuan atau kegagalan yang telah dicapai oleh masing-masing siswa
dan untuk menetapkan siswa sesuai dengan prestasi belajarnya.
3. Tahap Akhir (tindak lanjut)
a. Melakukan remedi bagi siswa yang tertinggal
Pengajaran remedial adalah upaya guru (dengan atau tanpa
bantuan pihak lain) untuk menciptakan situasi baru/berbeda yang
memungkinkan
individu
atau
kelompok
siswa
lebih
mampu
meningkatkan prestasi seoptimal mungkin sehingga memenuhi kriteria
75
keberhasilan minimal yang diharapkan. Tujuan remedi adalah diarahkan
untuk meningkatkan prestasi siswa (baik kualitatif maupun kuantitatif)
atau untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
penyesuaian baik terhadap dirinya maupun lingkungannya. Maka
dengan dilaksanakannya remedi diharapkan dapat menjadi solusi bagi
penyembuhan kesulitan belajar siswa dan perbaikan dari ketertinggalan
keberhasilan akademiknya. Karena tujuan dari pengajaran remedial
adalah untuk mengadakan perbaikan bagi siswa mengalami kesulitan
dalam satu mata pelajaran maupun dalam beberapa mata pelajaran.
b. Pengayaan bagi siswa yang sudah mencapai kemajuan
Pengayaan dapat diberikan guru dengan memberikan tugas-tugas
tambahan bagi siswa yang sudah mencapai kemajuan. Ketika siswa
lamban masih berusaha mencapai kompetensi yang ditelah dicapai
siswa lain, maka siswa yang cepat dalam belajar dapat menjadi jenuh
jika mereka tidak diberikan kegiatan. Maka guru juga harus
mempersiapkan kegiatan yang baik sebaik untuk siswa yang lamban
dalam belajar. Mereka dapat ditugaskan untuk mempelajari terlebih
dahulu bab selanjutnya dan apabila sudah menguasainya mereka dapat
ditugaskan pula untuk membantu teman-temannya.
76
C. Analisis Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat yang Berpengaruh
Pada Penerapan Strategi Belajar Tuntas Dalam Mata Pelajaran PAI di
SMP Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun
pelajaran 2015/2016
Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang berpengaruh pada
penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus
Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara adalah:
1. Faktor Pendukung
a. Intak siswa
Pencapaian
ketuntasan
belajar
siswa
ditandai
dengan
tercapainya KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang ditetapkan setiap
mata pelajaran. Dan dalam penetapan KKM tersebut salah satunya
harus mempertimbangkan intak siswa atau daya kemampuan siswa
untuk menguasai satu indikator atau bab tertentu sesuai dengan tingkat
kemudahan atau kesulitan dari bab tersebut.
b. Intelegensi
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan inteligensi adalah: kecerdasan.2 Inteligensi juga
disebut
dengan
IQ
atau
Intelligensi
Quotient.Seseorang
yang
intelegensinya tinggi akan lebih lancar dan sukses dalam belajarnya
daripada orang yang berinteligensi rendah. Dalam al-Qur’an juga
2
WJS, Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet
14, hlm. 438
77
dijelaskan mengenai pentingnya inteligensi sebagaimana dalam ayat
berikut:
            
(٩: ‫)اﻟﺰﻣﺮ‬
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS. Az-Zumar: 9)3
c. Motivasi belajar
Motivasi
adalah
tenaga
pendorong
atau
penarik
yang
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Siswa
akan belajar dengan sungguh-sungguh jika motivasi belajarnya tinggi.
Dengan kata lain seorang siswa akan belajar dengan baik jika ada faktor
pendorongnya (motivasi).
Motivasi siswa dalam pembelajaran PAI di SMP TAQ
Sadamiyyah Guyangan sebagaimana hasil observasi penulis tampak
cukup baik. Hal ini terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran dan mengerjakan semua tugas yang diberikan
oleh guru. Sebagaimana dalam gambar berikut:
3
367
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2000), hlm.
78
Gambar 4. Kegiatan siswa dalam pembelajaran PAI
2. Faktor Penghambat
a. Ketersediaan buku penunjang mata pelajaran PAI
Kurangnya sumber belajar berpengaruh pada sedikitnya informasi yang
bisa didapatkan oleh siswa, dan terbatasnya informasi yang dapat
disampaikan oleh guru kepada siswa. Demikian halnya di SMP TAQ
Sadamiyyah Guyangan, karena terbatasnya sumber belajar kegiatan
pembelajaran hanya menggunakan modul dan guru saja.
b. Keterbatasan sarana pembelajaran
Keterbatasan alat peraga dan media dalam proses pembelajaran PAI di
SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan, menghambat proses pemahaman
dan penguasaan siswa pada materi pelajaran PAI yang sedang
dipelajari. Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan bahwa jika alat/media
yang kurang memadai dan kurang lengkap membuat penyajian
pelajaran tidak baik.4
4
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 205
BAB V
A. Kesimpulan
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian baik yang bersifat kepustakaan maupun
yang bersifat penelitian lapangan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kriteria belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP Takhassus Al
Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun pelajaran 2015/2016
adalah nilai mencapai kriteria ketuntasan minimal, fashih membaca alQur’an dan hadits dan mampu mengartikannya, mampu dalam praktek
ibadah dengan cara yang benar.
2. Penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP
Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun
pelajaran 2015/2016 meliputi tiga tahapan yaitu: Tahap persiapan: guru
menetapkan tujuan pelajaran yang harus dicapai dan kriteria ketuntasan
minimal. Tahap pelaksanaan: guru melakukan pembelajaran dengan
metode yang tepat, mengimplementasikan strategi PAIKEM, dan evaluasi.
Tahap akhir: adalah tindak lanjut bagi siswa yang belum tuntas dilakukan
remedi dan pengayaan bagi yang tuntas.
3. Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang berpengaruh pada
penerapan strategi belajar tuntas dalam mata pelajaran PAI di SMP
Takhassus Al Qur’an Sadamiyyah Guyangan Bangsri Jepara tahun
pelajaran 2015/2016 adalah:
79
80
a. Faktor pendukung meliputi: intak siswa, intelegensi, dan motivasi
belajar siswa.
b. Faktor penghambat meliputi: kurangnya ketersediaan buku penunjang
mata pelajaran PAI dan kurangnya sarana pembelajaran seperti: belum
adanya proyektor.
B. Saran-saran
1. Bagi guru PAI
Hendaknya terus meningkatkan kompetensinya baik kompetensi sosial,
kompetensi pribadi dan kompetensi profesional dalam mengajar. Dan
hendaknya guru lebih kreatif dalam melaksanakan pembelajaran yang
terkait dengan karakteristik siswa SMP Takhassus al-Qur’an Guyangan
untuk meningkatkan rata-rata nilai PAI siswa dan mengoptimalkan
ketuntasan belajar mereka.
2. Kepala Sekolah
Hendaknya Kepala senantiasa memberikan pembinaan kepada guru-guru
agar senantiasa meningkatkan kualitas pembelajarannya terutama yang
terkait dengan karakteristik SMP Takhassus al-Qur’an Guyangan dengan
membuat perencanaan pembelajaran yang sistematis, fleksibel dan
komprehensif.
81
C. Penutup
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan,
pertolongan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini, meskipun dengan tidak terlepas dari kekurangan dan kekeliruan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
motivasi hingga selesainya skripsi ini, penulis haturkan terima kasih. Dengan
harapan dan doa semoga tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad Daud Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2010).
Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999)
Anggoro, M. Toha, dkk., Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007)
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta
:Rineka Cipta, 2002)
Baharuddin, Wahyuni, Esa Nur, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: ArRuz Media, 2009)
BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
pendidikan Dasar dan Menengah, (BSNP : Jakarta, 2006)
Dalyono, M. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005)
Darajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996)
Djamarah, Syaiful Bahri Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002)
Hadi, Sutrisno, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989)
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005)
…….…………., Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008)
Hamid, Farida, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Surabaya: Apollo, tth.)
Kunandar, Guru Profesional, Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009)
Majid, Abdul dan Andayani, Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakrya, 2004)
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi Guru,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008)
……………., Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013)
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2007)
Masri, Singarimbun, dan Efendi, Sofwan, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta,
LP3S, 1989)
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2004)
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999)
………..., Wacana pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004)
Mujib, Abdul, et.al., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006)
Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006)
……………., Kurikulum Yang Disempurnakan Pengembangan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009)
Nata, Abuddin, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Pendidik-Murid Studi
Pemikiran Tasawuf Al-Ghazali, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2001)
Seifert, Kelvin, Educational Psychology, Terj. Yusuf Anas, Manajemen
Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan (Manajemen Mutu Psikologi
Pendidikan para Pendidik), (Jogjakarta: Ircisod, 2009)
Shihab, M. Quraish, Wawasan al-Qur’an (Jakarta:PT Mizan Pustaka)
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Kredit Semester, (Jakarta: Bumu
Aksara, 1991)
Sugiharto, dkk., Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Universitas Negeri, 2006)
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005)
…………………………….., Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006)
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014)
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006)
Tahapan
Analisis
Data
Penelitian Kualitatif,
http://bersukacitalah.wordpress.com/2011/01/20/tahapan-analisis-datapenelitian-kualitatif/
Thoib, Ismail Risalah Akhlak, (Yogjakarta:CV. Bina Usaha,1984)
Tim Dosen IAIN Walisongo Semarang, PBM-PAI di Sekolah Eksistensi dan
Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998)
Tim Pentashih Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama RI, al-Qur'anul dan
Terjemahnya, (Jakarta : Al-Fatih, 2012)
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS,
(Bandung: Fokus Media, 2006)
Uno, Hamzah B., Model Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
……………., Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006)
Wahyudin, Dinn, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007)
Wena, Made Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
Wijaya, Cece, Pendidikan Remidial Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya
Manusia, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007)
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Data Pribadi
Nama
: SRI ASTUTIK
NIM
: 131310001217
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Tempat, Tanggal lahir
: Jepara, 02 Desember 1990
Alamat
: Guyangan RT. 02 RW. 05 Bangsri Jepara
Data Orang Tua
:
Ayah
: Darus
Ibu
: Suyat
Pendidikan
1. MI Talimul Athfal lulus tahun 2002
2. MTs. Alfaizin Guyangan lulus tahun 2005
3. MA. Alfaizin Guyangan lulus tahun 2008
4. UNISNU Jepara Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan jurusan Pendidikan
Agama Islam lulus tahun 2015
Demikian riwayat pendidikan penulis ini dibuat dengan sebenarnya, apabila
masih terdapat kekurangan harap maklum.
Jepara, 19 September 2015
Penulis
SRI ASTUTIK
NIM : 131310001217
DATA DOKUMENTASI
Foto penulis saat wawancara dengan Bapak Hadi M Yunus selaku Kepala dan guru PAI
di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan
Foto aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran PAI
di SMP TAQ Sadamiyyah Guyangan
Download