A Gideline for Camera-Ready Papers of

advertisement
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0253
pp. 114- 122
9 Pages
STUDI PERUBAHAN PROFIL PANTAI DI SEKITAR
PEMECAH GELOMBANG BERPORI BAWAH PERMUKAAN
AIR (SUBMERGED POROUS BREAKWATER) TIPE LURUS
DAN ZIGZAG
Mustaghfiri1, Eldina Fatimah2, Zouhrawaty A. Ariff3
1) Magister
Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Email: [email protected]
Abstract: Natural protection is endangered due to many factors. Therefore the efforts of shore
protection are needed in order to change shore profile such us reducing wave energy,
protecting the artificial beach, and changing the rate of sediment transport. The aim of this
study was to observe the effect of offshore breakwaters in variations of type, shape, and width
of the breakwater to the shoreline changes. In this research a physical model of the
breakwater with a 1:20 non distortion scale and beach slope of 1:20 was used. The breakwater
model consists of a porous cube with dimension of 10x10x10 cm and then were arranged to
form straight and zigzag block. These porous cube were assembled with singles and doubles
arrangement in wave basin. Waves were generated by a regular wave generator with waves
height of H1 = 6.5 cm, H2 = 7.5 cm, and H3 = 10 cm, wave period T1 = 1.475 sec, T2 = 1.415
sec, and T3 = 1.268 sec, and breakwater width (B1 = 1 layer, B2 = 2 layers, and B3 = 3 layers).
In this results, the salient was observed at both straight and zigzag tupe of single and doubles
arrangement especially at wave height and period of H3T3 as well as the width of breakwater
B2. Due to the movement of waves, sand dune and valley was initiated around the breakwater.
The greatest erosion (-17.678 cm)3 occurred at wave H3T3 without breakwater. The largest
sedimentation (46.035 cm)3 single breakwater generated at zigzag type B3, whereas the double
breakwater occurs at zigzag type B2 of 31.435 cm3.
Keywords: submerged porous breakwater, sedimentation, erosion.
Abstrak: Perlindungan alami mulai terancam keberadaannya disebabkan banyak faktor. Upaya
perlindungan pantai dibutuhkan terhadap perubahan profil pantai diantaranya mengurangi energi
gelombang, melindungi pantai buatan, dan mengubah laju transpor sedimen. Tujuan penelitian ini
adalah untuk melihat pengaruh pemecah gelombang lepas pantai dengan variasi jenis, bentuk, dan lebar
pemecah gelombang terhadap perubahan garis pantai yang timbul. Penelitian menggunakan model fisik
pemecah gelombang skala tak distorsi 1:20 dengan kemiringan pantai yang dimodelkan adalah 1:20.
Model pemecah gelombang terdiri dari kubus berpori berukuran 10x10x10 cm yang disusun
membentuk blok lurus dan zigzag. Rangkaian kubus berpori ini merupakan variabel pemecah
gelombang yang dipasang secara tunggal dan ganda pada kolam gelombang. Gelombang dibangkitkan
dengan alat pembangkit gelombang regular dengan tinggi gelombang datang H1 = 6,5 cm, H2 = 7,5 cm,
dan H3 = 10 cm, periode gelombang T1 = 1,475 detik, T2 = 1,415 detik, dan T3 = 1,268 detik, dan lebar
breakwater (B1 = 1 lapis, B2 = 2 lapis, dan B3 = 3 lapis). Hasil penelitian ini menunjukkan terbentuknya
salient pada variasi pemecah gelombang lurus maupun zigzag dan susunan tunggal dan ganda terutama
pada tinggi dan periode gelombang H3T3 serta lebar pemecah gelombang B2. Akibat pergerakan
gelombang, terjadi pembentukan bar (gundukan pasir) dan cekungan/lembah yang terjadi di sekitar
breakwater. Hasil erosi terbesar terjadi pada variasi gelombang H3T3 sebesar -17.678 cm3 pada kondisi
tanpa breakwater. Hasil sedimentasi terbesar breakwater tunggal sebesar 46.035 cm3 terjadi pada tipe
zigzag B3, sedangkan pada breakwater ganda terjadi pada tipe zigzag B2 sebesar 31.435 cm3.
Kata Kunci: pemecah gelombang berpori bawah permukan air, sedimentasi, erosi
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 114
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
menangani erosi pantai dan tidak menghambat
PENDAHULUAN
Pantai merupakan tepian perairan dan
transpor sedimen alami masuk.
dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air
surut terendah. Daerah pantai secara alami
KAJIAN KEPUSTAKAAN
sangat dinamis dan dapat menyesuaikan dirinya
Pantai
sendiri terhadap lingkungan. Pengalihan daerah
Pantai (shore) merupakan daerah di tepi
pantai menjadi pemukiman, industri, jalan, dan
perairan yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi
pariwisata dapat mengakibatkan terjadinya erosi
dan air surut terendah. Daerah di tepi laut yang
pantai disamping erosi juga dapat terjadi secara
masih mendapat pengaruh laut seperti pasang
alami.
memiliki
surut, angin laut, dan rembesan air laut disebut
perlindungan berupa hamparan pasir yang
pesisir (coast). Bentuk profil pantai sangat
berfungsi
energi
dipengaruhi oleh serangan gelombang, sifat-
gelombang atau gundukan pasir (sand dune)
sifat sedimen seperti rapat massa dan tahanan
sebagai cadangan pasir yang berfungsi sebagai
terhadap erosi, ukuran dan bentuk partikel
tembok. Adanya hutan bakau dan terumbu
sedimen, kondisi gelombang dan arus, serta
karang dapat meredam energi gelombang,
bathimetri pantai (Triatmodjo, 1999 )
Pantai
secara
sebagai
alamiah
penghancur
sehingga pantai yang berada dibelakangnya
D
B
erms une
(b
(h
ampa ukit
ran) pasir)
terlindungi. Sedimen tranpor yang masuk dan
keluar yang seimbang menjadikan profil pantai
tetap terjaga kondisinya.
Perlindungan
keberadaannya
alami
disebabkan
mulai
terancam
banyak
faktor
dengan berbagai dalih sehingga erosi tidak
terelakkan
lagi.
:
Triatmodjo
Profil pantai
pada Gambar 2.1 di atas
(1999:161)
dapat dibagi kedalam empat bagian, yaitu
pengalihan hutan mangrove menjadi lahan
daerah lepas pantai (offshore), daerah pantai
tambak dan produksi serta penangkapan ikan
dalam
yang merusak terumbu karang. Berdasarkan hal
(foreshore),
tersebut diatas perlu upaya perlindungan pantai
(backshore). Perairan pantai di daerah dekat
terhadap perubahan profil pantai diantaranya
pantai (nearshore zone) dibagi menjadi tiga
mengurangi
pelindung
daerah, yaitu daerah gelombang pecah (breaker
pantai buatan, dan mengubah laju transpor
zone), daerah buih (surf zone), dan daerah
sedimen. Struktur perlindungan pantai dan
swash (swash zone).
gelombang,
pasir
Bentuk profil pantai
Sumber
laut,
energi
Pengerukan
(
ba
Gambar 2.1r)
dinamika profil pantai serta garis pantai perlu
dianalisis supaya diperoleh soft solution dalam
(inshore),
dan
daerah
daerah
depan
pantai
belakang
pantai
Gelombang Linier
Teori
gelombang
linier
atau
teori
gelombang amplitudo kecil merupakan teori
115 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
yang paling sederhana yang pertama kali
pantai berada diantara daerah garis pantai
dikemukakan
sampai di luar daerah gelombang pecah.
oleh
Airy pada
tahun 1845
(Triatmodjo, 1999:12). Teori gelombang dua
Transpor
dimensi
menjadi transpor sedimen tegak lurus pantai
linierisasi
dikembangkan
dengan
persamaan
melakukan
gelombang
sedimen
dapat
diklasifikasikan
yang
(cross-shore transport) atau disebut juga
kompleks. Penyederhanaan diharapkan dapat
transpor sedimen menuju dan meninggalkan
mempermudah perhitungan yang berhubungan
pantai
dengan gelombang.
transpor sedimen sepanjang pantai (longshore
(onshore-offshore
transport)
dan
transport). Transport menuju dan meninggalkan
pantai mempunyai arah rata-rata tegak lurus
garis pantai, sedangkan transpor sepanjang
pantai mempunyai arah rata-rata sejajar pantai.
Pemodelan
Pemodelan dibedakan atas empat jenis
yaitu model fisik, model matematik, model
analog dan model campuran. Model fisik
merupakan suatu bentuk tiruan yang sebangun
dan ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan
bentuk prototipenya. Goda pada tahun 1992
Gambar 2.2 Gelombang Linier
Sumber
: Triatmodjo (1996 : 14)
menyebutkan ada tingkatan sebangun yaitu
Beberapa notasi yang digunakan adalah :
T = periode gelombang (det);
sebangun
geometrik
kinematik
(gerak
dan
(bentuk),
sebangun
sebangun
dinamik
(Mahdani, 2008)
L = panjang gelombang (m);
Model fisik dapat diklasifikasikan dalam
C = kecepatan rambat gelombang (m/det);
dua tipe (Ariff, Z.A. & Mustaghfiri, 2007) yaitu
A = amplitudo gelombang;
model tak distorsi (bentuk geometri sama, tatapi
H = tinggi gelombang = 2a;
beda dimensi) dan model distorsi (bentuk
D = jarak antara muka air rerata ke dasar laut.
geometri tidak sama, skala horizontal berbeda
dari skala vertikal).
Jika model dan bentuk benda mempunyai
Transpor Sedimen
Menurut
transpor
Triatmodjo
sedimen
pantai
(1999
:
180),
adalah
gerakan
bentuk yang sama, parameter geometrik dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh
gelombang dan arus. Daerah transpor sedimen
Volume 3, No. 4, November 2014
- 116
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Lr 
Lm
Lp
Van der Meer (1998 : 4) menyatakan
..................................
(1)
konsep pemecah gelombang yang paling umum
ditunjukkan sebagai berikut : a) pemecah
di mana :
gelombang tumpukan batu konvensional; b)
Lr = skala model;
pemecah gelombang tanggul; c) bangunan jenis
Lp = ukuran prototipe; dan
karang; d) pemecah gelombang bawah air/
Lm = ukuran model.
permukaan; e) kaison pemecah gelombang pada
Pada model tak distorsi faktor skala
gelombang tumpukan batu.
antara model dan prototipe adalah:
kx = ky = kz = Lr
pondasi batu dan f) gabungan kaison/ pemecah
............... (2)
Tabel 1. Skala model tak distorsi
Deskripsi
Skala
- Ukuran model
Lr
- Kedalaman air
- Tinggi gelombang
- Panjang gelombang
- Periode gelombang
- Cepat
rambat
gelombang
- Lebar
permukaan
Hr
Hr = kz
Lr = hr1/2
Tr = hr1/2
Cr = hr1/2
br = L
Contoh
1/20
1/20
1/20
(1/20)1/2
(1/20)1/2
(1/20)1/2
1/20
bangunan
Sumber : Mahdani (2008)
Pemecah gelombang
Gambar 2.3 Konsep pemecah gelombang umum
Sumber : van der Meer (1998)
Pemecah gelombang adalah bangunan
yang digunakan untuk melindungi daerah
Pemecah Gelombang Lepas Pantai
perairan dari gangguan gelombang. Bangunan
Menurut
Triatmodjo
(1999
:
224),
ini memisahkan perairan dari laut bebas,
pemecah
sehingga perairan tidak banyak dipengaruhi
bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada
oleh gelombang besar di laut. Pemecah
pada jarak tertentu dari garis pantai. Pemecah
gelombang dapat dibedakan atas tiga tipe yaitu
gelombang ini menirukan prinsip perlindungan
pemecah gelombang dinding tegak, pemecah
alami oleh terumbu karang. Gelombang besar
gelombang sisi miring dan pemecah gelombang
yang
campuran.
dihancurkan sebelum garis pantai, sehingga
gelombang
menghempas
lepas
pantai
pantai
ditahan
adalah
dan
ketika mencapai garis pantai energi gelombang
117 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
berkurang.
Dengan
gelombang
di
berkurangnya
energi
Sebuah penelitian dilakukan (Groenewoud
pemecah
et al. 1996) yang menunjukkan breakwater
gelombang, maka transportasi sedimen di
bawah permukaan air kelihatannya menawarkan
daerah tersebut akan berkurang dan akan terjadi
sejumlah keunggulan dibandingkan struktur
pengendapan. Pemecah gelombang lepas pantai
perlindungan pantai konvensional. Van der
dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau
Biezen et al (1998) menunjukkan dari studi
suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa
numerik
ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh
gelombang bawah permukaan air bersegmen.
daerah
bayangan
celah tergantung dari panjang pantai yang
dilindungi.
yang
Lisi
et
penelitian
al
dilakukan
(2008)
terhadap
pada
pemecah
telah
melakukan
konstruksi
submerged
breakwater berupa rubble mound. Benassai et
al (2008) telah melakukan penelitian terhadap
submerged
breakwater
dengan
gap
dan
menyimpulkan bahwasanya arus kuat lepas
pantai diarahkan pada celah penghalang.
Penelitian yang terkait dengan porositas
pemecah
gelombang
telah
dilakukan
diantaranya oleh Dhinakaran et al (2001)
dengan penelitian terhadap pemecah gelombang
setengah lingkaran berlubang di sisi laut
(seaside perforated semicircular breakwater)
Pemecah Gelombang Bawah Permukaan Air
(Submerged Breakwater)
METODE PENELITIAN
Harris (2001) mengemukakan bahwa
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
salah satu parameter yang paling utama untuk
penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu
desain dan efektifitas dari pemecah gelombang
bentuk
(breakwater) adalah tingkat terendam atau
sistematika penelitian ini dapat ditunjukkan
submergence.
pada gambar dibawah ini:
diagram
alir.
Diagram
alir
dari
Hal ini dapat dinyatakan dengan tiga
bentuk dimensi yang berbeda :
1)
Tingkat terendam atau submergence = h/t;
2)
Hubungan tinggi breakwater dengan
kedalaman air = t/h; dan
3)
Perbandingan tinggi air di atas mercu
dengan kedalaman air = d/h.
Volume 3, No. 4, November 2014
- 118
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
HASIL PEMBAHASAN
dipengaruhi
Perubahan Profil Pantai
dibangkitkan, penempatan pemecah gelombang
Berdasarkan percobaan penelitian yang
oleh
tinggi
gelombang
yang
dan variasi dari pemecah gelombang.
telah dilakukan sesuai dengan teori-teori yang
dijelaskan pada bab sebelumnya, didapat
Volume Sedimentasi dan Erosi
yang
Volume sedimentasi dan erosi dihitung
diperoleh diantaranya berupa perubahan profil
setelah dilakukan pengukuran profil pantai
pantai dan besarnya volume sedimentasi dan
untuk variasi bentuk, tipe dan lebar breakwater
erosi serta volume total. Perubahan profil pantai
serta tinggi dan periode gelombang.
beberapa
119 -
hasil
pemeriksaan.
Hasil
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Berdasarkan pengukuran profil pantai
tanpa breakwater diketahui kondisi H3T3
sedimentasi sebesar 40.557 cm3 dan erosi
sebesar -58.235 cm3. Erosi terbesar terjadi pada
kondisi H3T3.
Pada kondisi lebar breakwater B1, terjadi
penambahan
sedimentasi
terbanyak
pada
kondisi H3T3. Pada kondisi lebar B2 sedimentasi
terbesar terjadi pada saat H3T3, dan kondisi
lebar
B3
menunjukan
juga
penumpukan
sedimentasi yang terjadi pada saat H3T3. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 4.1
Volume Total
terkait grafik hubungan volume total sebagai
Volume
total
diketahui
berdasarkan
perhitungan volume sedimentasi dan volume
berikut :
erosi pada tiap-tiap piass untuk masing-masing
profil pantai. Hasil perhitungan volume total
ditunjukkan sebagai berikut:
Berdasarkan pengukuran profil pantai
tanpa
breakwater
diketahui
terhadap
sedimentasi dan erosi yang terjadi. Kondisi
H1T1 volume total sebesar -10.260 cm3 atau
terjadi erosi, kondisi H2T2 volume total yang
terjadi -11.145 cm3, dan H3T3 nilai volume total
-17.678
Pada kondisi lebar breakwater B1 = 1
lapis,
terjadi
penambahan
sedimentasi
terbanyak pada kondisi H2T2. Pada kondisi
lebar B2 = 2 lapis sedimentasi terbesar terjadi
pada saat H2T2, dan kondisi lebar B3 = 3 lapis
menunjukan juga penumpukan sedimentasi
yang terjadi pada saat H2T2. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dalam grafik hubungan
volume total pada Gambar 4.2 sebagai berikut :
diketahui
cm3.
Berdasarkan
bahwa
tanpa
hal
adanya
tersebut,
bangunan
pemecah gelombang menyebabkan terjadinya
erosi terhadap pantai. Erosi terbesar terjadi pada
kondisi H3T3.
Hasil erosi terbesar terjadi pada variasi
gelombang H3T3 sebesar -17.678 cm3 pada
kondisi tanpa breakwater. Hasil sedimentasi
terbesar breakwater tunggal sebesar 46.035 cm3
terjadi pada tipe zigzag B3, sedangkan pada
breakwater ganda terjadi pada tipe zigzag B2
sebesar 31.435 cm3.
Volume 3, No. 4, November 2014
- 120
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Kondisi
tunggal
Berdasarkan keterangan diatas, dapat
sebesar
disimpulkan bahwa penambahan sedimentasi
33.075 cm3 dan 46.035 cm3 terjadi pada
terbesar terjadi pada lebar pemecah gelombang
breakwater tunggal tipe lurus dan zigzag lebar
B2. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lebar
breakwater B3. Profil pantai dengan breakwater
bangunan pemecah gelombang belum tentu
ganda tipe lurus pada kondisi lebar B1, B2, B3
menghasilkan sedimentasi yang besar pula.
menunjukkan sedimentasi terbesar berturut-
Terhadap
menunjukkan
breakwater
sedimentasi
terbesar
3
3
tinggi
dan
periode
gelombang
gelombang,
turut sebesar 19.001 cm , 22.696 cm , dan
menunjukkan
22.621 cm3 pada variasi gelombang H3T3.
dapat menciptakan sedimentasi terbesar apabila
Ilustrasi volume total breakwater ganda, lurus
dibandingkan
disajikan pada Gambar 4.3 berikut :
gelombang lainnya.
dengan
maksimum H3T3
tinggi
dan
periode
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian diperoleh beberapa
kesimpulan, antara lain:
1. Hasil
penelitian
penggunaan
bentuk
ini
breakwater
dan
menunjukkan
dengan
susunan
variasi
perletakannya
memberikan dampak pengaruh terhadap
Profil pantai dengan breakwater ganda
perubahan profil pantai. Profil pantai tanpa
tipe zigzag pada kondisi lebar B1, B2, B3
breakwater memperlihatkan kondisi erosi
menunjukkan sedimentasi terbesar berturut-
yang terjadi lebih besar dibandingkan
turut sebesar 19.223 cm3, 31.435 cm3, dan
dengan
27.875 cm3 pada variasi gelombang H3T3.
ditempatkannya breakwater menunjukkan
Ilustrasi volume total breakwater ganda, zigzag
tingkat sedimentasinya lebih besar.
disajikan pada Gambar 4.4 berikut :
2. Hasil
sedimentasinya.
penelitian
Pada
ini
kondisi
menunjukkan
terbentuknya salient pada variasi pemecah
gelombang
lurus
maupun
zigzag
dan
susunan tunggal dan ganda terutama pada
tinggi dan periode gelombang H3T3 serta
lebar
pemecah
gelombang
B2.
Akibat
pergerakan gelombang, terjadi pembentukan
bar (gundukan pasir) dan cekungan/lembah
yang terjadi di sekitar breakwater.
121 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
3. Hasil erosi terbesar terjadi pada variasi
3
gelombang H3T3 sebesar -17.678 cm pada
kondisi tanpa breakwater. Hasil sedimentasi
terbesar breakwater tunggal sebesar 46.035
cm3 terjadi pada tipe zigzag B3, sedangkan
pada breakwater ganda terjadi pada tipe
zigzag B2 sebesar 31.435 cm3.
4. Kondisi breakwater tunggal menunjukkan
sedimentasi terbesar sebesar 33.075 cm3 dan
46.035 cm3 terjadi pada breakwater tunggal
tipe lurus dan zigzag lebar breakwater B3.
Profil pantai dengan breakwater ganda tipe
lurus pada kondisi lebar B1, B2, B3
menunjukkan sedimentasi terbesar berturutturut sebesar 19.001 cm3, 22.696 cm3, dan
22.621 cm3 pada variasi gelombang H3T3.
Profil pantai dengan breakwater ganda tipe
zigzag pada kondisi lebar B1, B2, B3
menunjukkan sedimentasi terbesar berturutturut sebesar 19.223 cm3, 31.435 cm3, dan
27.875 cm3 pada variasi gelombang H3T3.
Saran
Dari penelitian yang dilakukan, penulis
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait
dengan kondisi pergerakan sedimen pantai
dengan melakukan pemodelan terhadap
transpor
sedimen
sepanjang
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ariff, Z.A., S. Maimunah, dan Fahmi, 2004. Model
Fisik Transmisi Gelombang pada Konstruksi
Breakwater Bawah Permukaan. Proceeding
PIT XXI HATHI. Bali.
Ariff, Z.A., dan Mustaghfiri, 2004. Kajian Model
Fisik Stabilitas Lapisan Pelindung Pemecah
Gelombang Bawah Permukaan (Submerged
Breakwater). Proceeding PIT XXIV HATHI.
Makassar.
Benassai, E., et all., 2008. Experimental Modeling
of Sand Beach Nourishment Cross-Shore
Evolution. Coastlab08, Book of Abstracts,
Nuova Editoriale Bios, Italy
Khairani, L., 2012. Studi Model Fisik Groin Lurus
Tunggal Dengan Variasi Sudut Dan Lebar
Groin Terhadap Perubahan Profil Pantai
(Posisi Ujung Groin Setelah Gelombang
Pecah). Skripsi. Banda Aceh: Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala.
Lisi, I., Di risio, M., De Girolamo, P. and Beltrami,
G.M 2008. Experimental Modeling of Sand
Beach Nourishment Cross-Shore Evolution.
Coastlab08, Book of Abstracts Nuova
Editoriale Bios. Italy.
Mahdani, 2008. Uji Model Fisik Stuktur Pemecah
Gelombang Bawh Permukaan Air Konstruksi
Hexaleg. Thesis. Banda Aceh: Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala.
Pilarczyk, K. W., 2003. Design of low-crested
(submerged) structure’, 6th International
Conference on Coastal and Port Engineering
in Developing Countries, Colombo.
Ramadhan, K., 2009. Studi Model Fisik Perubahan
Profil Pantai Akibat Konstruksi Pemecah
Gelombang di Bawah Air Terputus dari Batu
Pecah (Posisi Konstruksi Pada Gelombang
Pecah). TGA. Banda Aceh: Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala.
Triatmodjo, B., 1996. Pelabuhan. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Penerbit Beta Offset.
Triatmodjo, B., 1999. Teknik Pantai. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: Penerbit Beta Offset.
Triatmodjo, B., 2003. Hidraulika II. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: Penerbit Beta Offset.
pantai,
gelombang tidak beraturan, pemodelan pasir
laut dan penggunaan air laut sebagai sarana
pembangkitan gelombang.
2. Penggunaan
software
simulasi
model
numerik seperti SBeach untuk memprediksi
perubahan profil pantai.
Volume 3, No. 4, November 2014
- 122
Download