1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membran merupakan suatu lapisan tipis yang berfungsi sebagai pembatas yang memisahkan dua larutan. Membran dapat bersifat selektif yaitu menahan atau melewatkan salah satu komponen dari komponen lainnya. Berdasarkan sifat-sifat selektivitas tersebut, membran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu membran permeable, semipermeable, dan impermeable. Membran permeable adalah membran yang dapat dilewati oleh semua zat atau komponen dari larutan yang dipisahkan. Membran semipermeable adalah membran yang hanya dapat dilewati oleh zat atau komponenkomponen tertentu saja. Sedangkan membran impermeable adalah membran yang tidak bisa dilewati oleh zat atau komponen apapun, sehingga membran ini hanya berfungsi sebagai pembatas saja bukan sebagai alat transport. Pada saat ini penggunaan membran telah berkembang pesat, diantaranya membran digunakan sebagai filter untuk penjernih air minum, pemisahan gas, pengikat ion-ion logam berbahaya dalam limbah industri seperti Cr, Ni, Cu, Pb, Hg, Cd dan pemisahan larutan. Pada teknologi pemisahan larutan, membran yang digunakan adalah membran penukar ion (ion exchange). Membran penukar ion adalah membran bermuatan yang dapat menukarkan ion-ion tertentu dari larutan yang dipisahkan. Membran ini dapat dikelompokkan menjadi membran penukar kation atau ion positif (Cation Exchange Membrane (CEM)) dan membran penukar anion atau ion negatif (Anion Exchange Membrane (AEM)). Suatu membran yang ideal harus bersifat efektif dan efisien, yaitu memiliki kemampuan pemisahan tinggi dan dapat menyaring zat atau komponen tertentu dari larutan dengan cepat. Karakteristik membran dapat dilihat dari sifat mekanik, termal dan listriknya. Sifat kelistrikan dapat dilihat dengan melakukan pengukuran arus listrik dan beda tegangan (voltage) pada membran. Besarnya arus dipengaruhi oleh besarnya beda tegangan yang diberikan dan beda konsentrasi pembawa muatan. Secara umum diketahui bahwa timbulnya beda tegangan membran adalah akibat adanya perbedaan konsentrasi antara dua larutan elektrolit yang dipisahkan oleh membran tersebut. 1 2 Semakin besar beda konsentrasi pembawa muatan dan beda tegangan maka semakin besar pula arus yang mengalir pada membran (Mahaningsih, 2011). Salah satu karakteristik arus-tegangan membran khususnya membran polisulfon telah dilaporkan oleh Juansah pada tahun 2002. Nilai konduktansi membran polisulfon bertambah seiring dengan bertambahnya frekuensi, temperatur, dan konsentrasi larutan elektrolit CaCl2 dan KCl. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Hariyani pada tahun 2013, yang melaporkan bahwa semakin besar beda konsentrasi, valensi ion larutan, serta temperatur larutan elektrolit, maka rapat arus difusi ion pada membran kitosan 2% semakin meningkat. Penelitian serupa juga telah dilakukan oleh Puspita (2014), yang melaporkan bahwa rapat arus difusi ion meningkat seiring dengan bertambah besarnya perbandingan konsentrasi larutan, jumlah matrik pembentuk membran (1%, 2%, 3%, dan 4%), dan valensi ion larutan elektrolit. Saat ini telah banyak dikembangkan membran dari polimer alam (biopolimer) karena polimer alam lebih ramah lingkungan dan dapat terdegradasi secara biologis. Salah satu membran organik yang merupakan membran biopolimer adalah membran kitosan. Kitosan adalah biopolimer yang diperoleh dari deasetilasi kitin, dimana gugus asetil pada kitin oleh hidrogen diubah menjadi gugus amino dengan penambahan larutan basa kuat berkonsentrasi tinggi (Sanusi, 2004). Kitin adalah biopolimer terbesar kedua yang terdapat di alam setelah selulosa, yang banyak terdapat pada kulit cangkang binatang Mollusca (seperti cumi-cumi), crustaceae (seperti udang, lobster, dan kepiting), dan insect (seperti belalang). Kitosan telah banyak dikembangkan dan diteliti sebagai membran mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, elektrodialisis, dan hemodialisa karena kitosan mudah didapat, prosedur isolasinya mudah, tidak beracun, dan tidak membahayakan. Namun membran kitosan memiliki kelemahan yaitu sensitif terhadap radiasi ultraviolet (UV). Apabila terpapar radiasi UV, membran akan mengalami degradasi meliputi degradasi cincin glukosamin, kehilangan kekuatan pada titik sensitif struktur rantai, perubahan warna atau memudar dan pemutusan rantai. Jika proses degradasi tersebut terus berlangsung maka dapat menimbulkan kerusakan membran secara keseluruhan (Primanti, 2012). Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan (Erika Winasri, 2013), yang melaporkan bahwa paparan radiasi UV khususnya UV-C menyebabkan perubahan struktur kimia membran, sifat fisik dan sifat listriknya. 3 Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka pada penelitian ini akan diteliti lebih lanjut mengenai efek radiasi UV-C terhadap karakteristik transport ion yang dalam hal ini adalah rapat arus difusi ion dari membran kitosan yang berasal dari kulit udang. Karakteristik transport ion akan diteliti pada beberapa membran kitosan, yang dibuat dengan variasi rasio matrik dan pelarutnya. Hal ini penting untuk diteliti karena rasio jumlah matrik terhadap larutan sangat mempengaruhi karakteristik membran yang dibuat, diantaranya semakin banyak jumlah matrik maka membran yang dihasilkan akan semakin padat dan tebal. Sehingga penting kiranya diselidiki apakah paparan radiasi UV-C terhadap membran-membran tersebut mempengaruhi karakteristik transport ionnya. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan pada penilitian ini adalah bagaimanakah efek paparan radiasi UV-C terhadap rapat arus difusi ion pada membran kitosan? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Membran yang digunakan adalah membran kitosan 1%, 2%, 3%, dan 4%. 2. Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan NaCl. 3. Radiasi UV-C yang digunakan adalah dari lampu UV-C Sankyo Denki G20T10 dengan daya 20 W. 4. Variasi waktu paparan adalah 0, 5, 15, 30, dan 60 menit. 5. Variasi konsentrasi larutan di ruang 1 dan 2 (C1 dan C2) yang digunakan adalah: − 0,1 mM : 0,1 mM − 1 mM : 0,1 mM − 10 mM : 0,1 mM − 100 mM : 0,1 mM − 1000 mM : 0,1 mM 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang efek paparan radiasi UV-C terhadap karakteristik rapat arus difusi ion dari membran kitosan. 4 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari skripsi ini adalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang teori-teori yang menunjang dalam penyelesaian permasalahan yang sudah dirumuskan. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan yang digunakan, serta langkah kerja dalam pelaksanaan eksperimen. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. BAB V PENUTUP Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang membangun agar bisa lebih baik untuk ke depannya. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang pengaruh paparan radiasi UV-C terhadap rapat arus difusi ion pada membran biopolimer kitosan. Dengan demikian dapat dipahami bagaimana efek lingkungan seperti radiasi UV-C terhadap karakteristik transport ion membran kitosan. Ini merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan, apabila kita menggunakan membran kitosan tersebut pada lingkungan yang terpapar radiasi UV-C.