6 Gambar 6. Rangkaian dalam Sistem Membran dan Elektrolit, skinlayer dan sublayer Tersusun Kombinasi C dan G dengan R V , dimana R adalah resistansi I (ohm), V adalah tegangan membran (Volt) dan I adalah arus yang diberikan (Ampere). Satuan internasional untuk konduktansi adalah 1 ohm atau Siemen (S). Bila suatu larutan elektrolit dialiri arus maka akan terjadi proses transport ion. Transport ini dipengaruhi oleh resistansi dan konduktansi larutan elektrolit. Konduktansi larutan elektrolit didefinisikan sebagai suatu ukuran kemampuan larutan untuk membawa arus listrik. Konduktansi larutan dipengaruhi oleh konsentrasi atau jumlah ion, mobilitas ion, ion valensi, transport ion, aktivitas ion dan suhu. Ion-ion dalam larutan akan mengalir dan menembus membran dengan aktivitas berbeda-beda. Semakin besar nilai konduktansi listrik berarti kemampuan dalam menghantarkan listrik semakin besar. Umumnya semakin tinggi konsentrasi atau semakin banyak jumlah ion, maka konduktansi listrik akan semakin tinggi. Hubungan ini terus berlaku hingga larutan menjadi jenuh dan mobilitas menurun. Suhu yang tinggi mengakibatkan viskositas air menjadi turun dan ion-ion dalam air bergerak cepat [20]. Energi yang dibutuhkan agar elektron valensi masuk ke elektron bebas juga semakin besar sehingga mempengaruhi nilai konduktansi listrik yang juga semakin meningkat. 4.2. Arus dan Tegangan Membran Rapat arus dari ion pembawa yang bergerak di dalam larutan yang menembus membran diberikan oleh persamaan berikut: dP d J p kT p Pq p (20) dx dx dN d J n kTn Nqn (21) dx dx N, P adalah konsentrasi ion pembawa muatan negatif dan positif. T adalah suhu, J adalah rapat arus, p , n masing-masing merupakan mobilitas ion positif dan negatif, adalah beda potensial (beda tegangan), k adalah konstanta Boltzman. Persamaan diatas menunjukkan bahwa arus dipengaruhi oleh besarnya beda tegangan dan beda konsentrasi muatan pembawa. Semakin besar beda konsentrasi muatan pembawa dan beda tegangan maka semakin besar pula arus yang mengalir pada membran. Bila konsentrasi muatan pembawa dibiarkan konstan maka dapat dibuat hubungan beda tegangan dan arus. Dengan memplotkan beda tegangan membran dan arus maka akan didapat karakteristik Arus-Tegangan dari membran beserta persamaannya. Pada keadaan setimbang dan arus yang mengalir kecil sekali, maka konsentrasi pembawa muatan mengikuti persamaan distribusi MaxwellBoltzman, yaitu: Pi Po exp(q kTi ) (22) N i N o exp(q kTi ) Untuk membran yang hanya dapat dilalui oleh satu jenis ion saja dan tidak ada sumber arus, maka beda tegangan diberikan oleh persamaan Nernst berikut: RT i ln F dengan a a I i i II i i j i j i a i adalah aktivitas ion, (23) i j adalah nisbah permeabilitas ion i terhadap ion j yang harganya tidak gayut larutan. Jika larutannya hanya terdiri atas satu jenis anion atau kation saja, maka beda tegangan ditulis sebagai berikut: i RT C I ln F C II RT C I ln C II F (24) dengan C menyatakan konsentrasi ion, indeks I dan II menyatakan larutan, sedangkan + dan - menyatakan jenis muatan ion. Dengan memodifikasi konsentrasi larutan maka akan didapat variasi beda tegangan pada membran. Dari persamaan (24) beda tegangan hanya dapat dihubungkan secara linier dengan konsentrasi [21]. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Biofisika Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 7 Institut Pertanian Bogor mulai bulan Juni 2009 sampai bulan Maret 2010. Alat dan Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah membran telur, larutan elektrolit (NaCl, MgCl2, dan AlCl3) dan aquades. Peralatan yang digunakan adalah chamber membran, multimeter digital, neraca analitik, I-V meter, LCR Hitester 3522-50, elektroda platina, hotplate, gelas ukur, pipet dan pengaduk. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu tanpa pemberian sumber arus eksternal dan dengan pemberian sumber arus eksternal. Pengukuran tanpa pemberian sumber arus eksternal digunakan untuk menentukan nilai tegangan membran pasif. Sedangkan pengukuran dengan pemberian sumber arus eksternal digunakan untuk menentukan konduktansi dan karakteristik kurva ArusTegangan (I-V) membran. 1. Persiapan Eksperimen Persiapan eksperimen yang dilakukan antara lain persiapan alat, bahan dan perancangan sistem. 1. Persiapan Peralatan a. Elektroda Elektroda yang digunakan dalam penelitian ini adalah platina. b. Chamber Chamber dibuat seperti pada Gambar 7 dengan rancangan alat yang memungkinkan pengukuran tegangan, konduktansi dan ArusTegangan (I-V) yang terdiri dari dua pasang elektroda. Satu pasang elektroda diletakkan di dalam chamber dan satu pasang yang lain diletakkan di luar chamber. Membran diletakkan pada bagian tengah antara chamber luar dan dalam. Gambar 7. Chamber Membran 2. Persiapan Bahan a. Pelepasan membran dari cangkang telur. Agar membran lebih mudah dilepaskan dari cangkangnya, maka cangkang telur direndam dalam air ±5menit. Setelah membran didapat, bilas dengan aquadest agar kotoran yang menempel pada membran hilang. Kemudian letakkan dalam wadah dan tunggu hingga membran kering. b. Pembuatan larutan elektrolit Jenis larutan elektrolit yang digunakan yaitu NaCl, MgCl2, dan AlCl3 padat. Masing-masing larutan elektrolit yang digunakan divariasikan konsentrasinya sebesar 0,1 mM, 0,2 mM, 1 mM, 10 mM, 50 mM dan 100 mM. Larutan dibuat melalui metode pengenceran. Mula-mula NaCl, MgCl2 dan AlCl3 padat ditimbang menggunakan neraca analitik dan dilarutkan dengan aquades dalam gelas ukur 500 ml lalu diaduk agar semua bahan larut. 2. Eksperimen a. Pengukuran Tegangan Peralatan utama sistem ini adalah multimeter digital. Chamber terdiri dari tempat membran dan dua pasang elektroda pada bagian dalam dan luar (Gambar 8). Dua ujung elektroda dihubungkan ke multimeter digital untuk mengukur tegangan yang melintasi membran. Pengukuran tegangan membran ini digunakan pada larutan NaCl, MgCl2 dan AlCl3 terhadap variasi konsentrasi (0,1 mM, 0,2 mM, 1 mM, 10 mM, 50 mM dan 100 mM) dan variasi suhu (300C sampai 900C tiap kenaikan 100C). b. Pengukuran Konduktansi Peralatan untuk pengukuran konduktansi adalah LCR meter Hitester 5322-50. Dua ujung elektroda dihubungkan ke LCR meter untuk mengukur konduktansi membran (Gambar 9). Pengukuran konduktansi membran ini digunakan pada larutan NaCl, MgCl2 dan AlCl3 terhadap variasi konsentrasi (0,1 mM, 0,2 mM, 1 mM, 10 mM, 50 mM dan 100 mM), variasi frekuensi (1 Hz, 100 Hz, 4 KHz, 8 KHz dan 16 KHz) dan variasi suhu (300C sampai 900C tiap kenaikan 100C). 8 alat I-V meter untuk mengukur karakteristik Arus-Tegangan membran (Gambar 10). Pengukuran ArusTegangan membran digunakan pada larutan NaCl, MgCl2 dan AlCl3 terhadap variasi konsentrasi (0,1 mM, 0,2 mM, 1 mM, 10 mM, 50 mM dan 100 mM) dan variasi suhu (300C sampai 900C tiap kenaikan 100C). 3. Analisa Data Analisa data yang dilakukan adalah menggambarkan hubungan konsentrasi, suhu, dan frekuensi dari larutan NaCl, MgCl2 dan AlCl3 terhadap tegangan, konduktansi dan karakteristik ArusTegangan membran. (a) V elektroda membran (b) Gambar 8. Tanpa Pemberian Sumber Arus Eksternal, (a). Pengukuran Tegangan Membran, (b). Skema Pengukuran Tegangan (a) . A . V + - elektroda Gambar 9. Pengukuran Membran Konduktansi c. Pengukuran Karaktersitik ArusTegangan (I-V) Peralatan pengukuran ini adalah I-V meter dengan software Keithley 2400. I-V meter Keithley 2400 digunakan untuk memberikan tegangan konstan DC yang melewati membran dan mengukur hubungan nilai arus [22]. Dua ujung elektroda dihubungkan ke membran (b) Gambar 10. Dengan Pemberian Sumber Arus Eksternal, (a). Pengukuran I-V Membran, (b). Skema Pengukuran I-V