1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kadar

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kadar kreatinin merupakan salah satu parameter yang dijadikan acuan
untuk mengetahui fungsi ginjal. Kadar kreatinin dalam darah pada manusia
dewasa normal berkisar 1,0-2,0 mg/dL (FDA, 2013). Apabila kadar kreatinin di
dalam darah telah melebihi batas normal maka terdapat indikasi bahwa ginjal
sudah tidak bisa berfungsi secara normal. Oleh karena itu, perlu dilakukan
hemodialisis untuk menggantikan kerja ginjal. Hemodialisis merupakan proses
pembersihan darah dari zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh melalui
proses penyaringan menggunakan ginjal buatan yang disebut hemodializer. Dalam
peralatan hemodializer terdapat membran semipermeabel yang berfungsi
menghilangkan metabolit biologi dengan berat molekul rendah hingga menengah
dalam darah secara selektif melewati pori membran (Carpi dan Donadio, 2011),
sementara molekul yang lebih besar seperti glukosa, protein dan vitamin-vitamin
yang masih dibutuhkan oleh tubuh tidak dapat melewati barier membran.
Sejauh ini membran hemodialisis telah banyak dikaji, baik membran
sintetik maupun membran non sintetik. Beberapa membran hemodialisis non
sintetik yang telah dikembangkan antara lain membran selulosa dan selulosa
asetat. Membran selulosa kaya akan gugus hidroksil, hal ini menyebabkan
terjadinya penggumpalan darah akibat interaksi gugus hidroksil dengan darah.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut gugus hidroksil pada selulosa diganti
dengan gugus asetat, namun hal tersebut mengakibatkan membran selulosa tidak
tahan terhadap bakteri dan memicu terjadinya leukopenia dimana jumlah sel darah
putih menurun dari batas normal akibat terjadinya infeksi oleh bakteri (Clark dan
Gao, 2002). Polieter sulfon (PES) merupakan membran sintetik yang telah
digunakan secara luas sebagai membran hemodialisis, hanya saja membran ini
dapat menyebabkan penyerapan protein akibat material PES yang bersifat
hidrofobik (Barzin et al., 2004). Oleh karena itu, pemilihan bahan polimer yang
tepat sangat penting dan harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain: bersifat
1
2
biokompatibel, hemokompatibel, memiliki aktifitas anti bakteri, permeabilitas
yang tinggi dan lain-lain. Biopolimer yang saat ini banyak digunakan dan cukup
menjanjikan sebagai bahan dasar untuk membuat membran hemodialisis adalah
kitosan dan κ-karaginan.
Kitosan merupakan polisakarida alam yang bersifat non toksik dan banyak
diaplikasikan di bidang farmasi dan biomedis karena memiliki biokompatibilitas
yang tinggi, permeabilitas yang selektif, aktivitas antimikroba, dapat terurai secara
alami, serta dapat dibentuk menjadi gel, fiber dan film (Rinaudo, 2006). Kitosan
sangat bermanfaat dalam aplikasi biomedis yang berhubungan dengan darah, akan
tetapi kitosan dalam suasana asam terprotonasi membentuk -NH3+ yang
menyebabkan penggumpalan darah disebabkan oleh adsorpsi protein dari muatan
positif gugus amino yang terprotonasi (Lima et al., 2013). Oleh karena itu,
dibutuhkan modifikasi untuk mengurangi muatan positif dari gugus amino yang
terprotonasi yaitu dengan membentuk suatu kompleks polielektrolit.
Kompleks polielektrolit (PEC) merupakan gabungan polisakarida dengan
muatan yang berbeda dalam larutan berair (Sæther et al., 2008). Setiap organ pada
tubuh manusia memiliki pH yang bervariasi, sehingga PEC banyak diaplikasikan
sebagai pelepasan obat secara oral karena tingkat swelling PEC yang sangat
sensitif terhadap pH (Li et al., 2013). PEC juga bersifat biokompatibel sehingga
telah banyak diaplikasikan di bidang biomedis dengan biaya produksi yang
murah. Kompleks polielektrolit kitosan dengan berbagai macam polimer alam
telah banyak dikaji. Salah satu polimer alam yang dapat membentuk kompleks
polielektrolit dengan kitosan yaitu κ-karaginan.
κ-karaginan merupakan polisakarida yang terdiri dari α (1-3)-D-galaktosa
dan β (1-4)-3,6 anhydro-D-galaktosa serta mengandung satu gugus sulfat (SO42-),
diekstrak dari alga merah (Eucheuma cottonii) yang telah banyak dibudidayakan
di Indonesia sehingga pemanfaatannya dalam industri cukup potensial. Karaginan
telah banyak diaplikasikan secara komersial sebagai pengental dan agen penstabil
khususnya dalam produksi makanan dan industri. Selain itu karaginan juga telah
banyak diaplikasikan dalam bidang farmasi, medis dan industri (Necas dan
Bartosikova, 2013). Muatan negatif pada gugus sulfat κ-karaginan dapat
3
memberikan
aktivitas
anti-pembekuan
darah
dan
menghasilkan
sifat
pengembangan yang baik (Carneiro et al., 2013). Aktivitas anti pembekuan darah
dari κ-karaginan membuat κ-karaginan sangat berpotensi sebagai bahan dasar
pembuatan membran hemodialisis. Dari penelitian yang telah dilakukan (Carneiro
et al., 2013), PEC kitosan/κ-karaginan dapat mengurangi adsorpsi BSA (Bovine
Serum Albumin) dan meningkatkan adsorpsi fibrinogen. Oleh karena itu, PEC
kitosan/κ-karaginan memiliki potensi untuk diaplikasikan sebagai membran
hemodialisis.
Pada saat proses hemodialisis selain proses pembuangan kreatinin dan zatzat sisa metabolisme lainnya, terdapat juga kemungkinan terbuangnya zat-zat
yang masih dibutuhkan oleh tubuh seperti glukosa, protein dan vitamin, sehingga
dilaporkan cukup banyak pasien yang mengalami malnutrisi setelah melakukan
proses cuci darah. Oleh karena itu selektivitas membran sangat diperlukan dan
untuk meningkatkan selektivitasnya pada penelitian ini digunakan teknik
preparasi membran tercetak molekul atau molecule imprinted polimer (MIP).
Teknik ini dapat meningkatkan transpor kreatinin dibandingkan asam urat dan
albumin karena adanya situs pengenal yang telah tercetak pada membran EVAL
poli(etilen-co-vinil-alkohol) (Lee et al.,2008).
Pada penelitian ini, dilakukan uji transpor kreatinin menggunakan
membran PEC kitosan/κ-karaginan pada berbagai variasi konsentrasi kreatinin
dengan memvariasikan komposisi kitosan dan κ-karaginan dalam pembuatan
membran PEC, membuat membran tercetak molekul kreatinin (MIP) pada variasi
komposisi kitosan dan κ-karaginan yang memberikan hasil transpor kreatinin
terbaik, serta melihat selektifitas membran dengan mengkompetisikan kreatinin
dengan nikotinamid sebagai kompetitor.
1.2
Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum:
Untuk mengetahui kemampuan membran PEC kitosan/κ-karaginan
sebagai membran transpor kreatinin.
4
2. Tujuan khusus:
a. Mengetahui perbandingan komposisi kitosan dan κ-karaginan yang
tepat untuk mendapatkan hasil transpor kreatinin yang baik.
b. Mengetahui pengaruh membran PEC kitosan/κ-karaginan tercetak
kreatinin (MIP) dan tanpa tercetak kreatinin (non MIP) terhadap
hasil transpor kreatinin.
c. Mengetahui selektifitas membran PEC kitosan/κ-karaginan non MIP
dan
MIP
terhadap
transpor
kreatinin
dengan
penggunaan
nikotinamid sebagai kompetitor.
1.3
Manfaat Penelitian
a. Dapat
memberikan kontribusi dalam pengembangan membran
hemodialisis
terutama
dalam
upaya
pengembangan
membran
hemodialisis menggunakan polimer alami.
b. Memberikan nilai tambah untuk pemanfaatan kitosan dan κ-karaginan
dalam bidang kesehatan.
Download