TINJAUAN PUSTAKA Domba Menurut

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Domba
Menurut Tomaszewska et al. (1993) domba berasal dari Asia, yang terdiri
atas 40 varietas. Domba-domba tersebut menyebar hampir di setiap negara. Ternak
domba merupakan hasil domestikasi domba Argali (Ovis ammon), domba Urial (Ovis
vignei) yang berasal dari Asia Tengah dan domba Moufflon (Ovis muimon) yang
berasal dari Asia kecil dan Eropa. Semua domba mempunyai karakteristik yang sama
sehingga diklasifikasikan sebagai kingdom Animalia, phylum Chordata atau hewan
bertulang belakang, class Mammalia atau hewan menyusui, ordo Artiodactyla atau
hewan berkuku genap, family Bovidae atau hewan memamah biak, genus Ovis,
spesies Ovis aries.
Jenis domba lokal antara lain domba garut dan domba ekor tipis. Menurut
Merkens dan Soemirat (1926) yang dicatat oleh Heriyadi (2002), bahwa asal usul
domba Priangan adalah merupakan perkawinan silang segi tiga, antara domba lokal
dengan domba Merino dan kemudian dengan domba Kaapstad dari Afrika. Menurut
Heryadi (2002) domba Priangan/Garut memiliki ciri-ciri morfologi yang meliputi:
(1). Kepala pendek, lebar dan dalam serta profilnya cembung. (2).Ekornya berbentuk
segitiga terbalik dengan timbunan lemak pada pangkal ekor dan mengecil pada
bagian bawah. (3). Telinga rumpung sampai ngadaun hiris (4 – 8 cm) (4). Domba
Priangan yang jantan bertanduk besar, kokoh dan melingkar sedangkan domba betina
tidak bertanduk, kalaupun bertanduk ukurannya kecil. (5). Domba jantan memiliki
bobot badan rata-rata 57,74 kg dan yang betina adalah 36,89 kg. (6). Warna bulu
pada domba Priangan adalah masih berkombinasi ada yang hitam, coklat dan putih.
Domba Priangan/Garut mencapai pubertas pada umur 7 – 10 bulan dengan
bobot badan rata-rata untuk jantan 16,8 – 24,0 kg dan betina 14,5 kg. Bobot badan
pada waktu pubertas berkisar antara 38 – 60% dari bobot badan dewasa. Jarak
kelahiran domba Priangan/Garut adalah 240 hari (8 bulan) atau dalam dua tahun
dapat melahirkan tiga kali. Hal ini disebabkan karena pada umumnya kegiatan
reproduksi domba-domba di Indonesia berlangsung sepanjang tahun (Toelihere,
1985).
Einstiana (2006) menyatakan bahwa jenis domba ekor tipis memiliki tubuh
yang kecil, sehingga disebut domba kacang atau biasa dikenal sebagai domba Jawa.
3
Ekor relatif kecil dan tipis, bulu badan berwarna putih, kadang-kadang berwarna lain,
belang-belang hitam di sekitar mata, hidung atau bagian tubuh lain. Domba betina
umumnya tidak memiliki tanduk, sedangkan pada jantan memiliki tanduk kecil dan
melingkar. Gatenby (1991) menyatakan bahwa domba ekor tipis jawa memiliki berat
sekitar 20 kg, tatepi terdapat variasi. Domba yang hidup di dataran tinggi memiliki
berat badan rata-rata sebesar 27 kg, sedangkan dataran rendah sebesar 16 kg. Domba
ekor tipis Jawa termasuk domba prolifik, dan secara umum mampu menghasilkan
dua sampai tiga anak dalam satu kelahiran.
Williamson dan Payne (1993) menyatakan bahwa domba lokal di daerah
tropik dapat kawin sepanjang tahun. Namun, hal ini memberikan dampak pada
persentase beranak cenderung rendah. Dewasa kelamin yang dicapai domba di
daerah tropik akan lebih lambat dibandingkan domba di daerah dingin. Perkawinan
yang baik biasanya dilakukan setelah 12 – 34 jam mengalami birahi yang merupakan
puncak birahi pada betina. Biasanya tingkat keberhasilannya 90% untuk
menghasilkan betina bunting dengan lama bunting 5 bulan. Data teknis reproduksi
ternak domba pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Teknis Reproduksi Ternak Domba
Parameter
Jantan
Betina
Masak kelamin
6-8 bulan
6-8 bulan
Kawin pertama
>12bulan
12-15 bulan
Siklus birahi
-
Setiap 17 hari sekali
Lama birahi
-
30-40 jam
Lama bunting
-
5-6 bulan (144-152 hari)
Afkir
6-8 tahun
5 tahun
Sumber : Sudarmono dan Sugeng (2005)
Suharno dan Nazarudin (1994) mengatakan bahwa pakan domba dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu hijauan sebagai makanan utama dan
konsentrat sebagai makanan tambahan. Jumlah pemberian konsentrat untuk induk
bunting tua adalah 0,5 kg/ekor/hari dimulai pada 1,5 bulan menjelang kelahiran.
Jumlah pemberian konsentrat untuk induk yang sedang menyusui disesuaikan dengan
4
jumlah anak yang disusuinya, induk yang memiliki 1 ekor anak, cukup diberi
konsentrat 0,9 kg/ekor/hari, induk yang beranak 2 ekor atau lebih diberi konsentrat
sebanyak 1,4 kg/ekor/hari dan pejantan yang sedang dipergunakan sebagai pemacek
perlu diberi konsentrat sebanyak 0,5-1,0 kg/ekor/hari. Hadiningrum (2006) dalam
penelitiannya menyatakan faktor nutrisi menjadi sangat penting artinya dalam usaha
menghasilkan daging yang berkualitas baik. Pakan yang bermutu tinggi, murah dan
tersedia sepanjang tahun merupakan criteria yang digunakan dalam pemilihan jenis
pakan. Jenis pakan yang digunakan pada usaha domba Tawakkal adalah hijauan
berupa rumput lapang dan ampas tahu. Pengadaan rumput lapang dilakukan setiap
hari dengan jumlah konsumsi per ekor per hari sekitar 2,25 kg. Rumput lapang yang
digunakan adalah rumput lapang yang tidak terlalu muda dan terlalu tua.
Usaha Ternak Domba
Peternakan merupakan salah satu subsektor pertanian. Pemeliharaan ternak
dianggap sebagai bagian dari pekerjaan bertani. Kondisi ini tercermin dari intregrasi
yang dilakukan oleh petani peternak dengan menggabungkan usaha pertanian dengan
pemeliharaan ternak (Suharno dan Nazaruddin, 1994). Usaha ternak domba sudah
lama dikembangkan di Indonesia namun pemeliharaannya masih bersifat tradisional
artinya usaha tersebit hanya memenuhi kebutuhan sendiri dan bersifat sambilan
(Sugeng, 2007). Beternak domba merupakan salah satu yang dapat diandalkan untuk
meningkatkan kehidupan peternak karena keunggulannya. Ternak domba di
Indonesia kebanyakan diusahakan oleh petani ternak di daerah pedesaan. Domba
yang diusahakan umumnya dalam jumlah kecil, 3-5 ekor per keluarga, dipelihara
secara tradisonal dan merupakan bagian dari usahatani sehingga tingkat pendapatan
yang diperolehpun kecil (Sugeng dan Sudarmono, 2005). Domba merupakan salah
satu jenis ternak potong kecil yang memberikan beberapa keuntungan, seperti : a)
mudah beradaptasi dengan lingkungan, b) cepat berkembang biak, c) memiliki sifat
hidup berkelompok, d) modal yang dibutuhkan kecil (Sugeng, 2007).
Potensi ekonomi lainnya yang dimiliki ternak domba diantaranya modal
usaha cepat berputar karena pemasaran yang mudah, proses perkembangbiakanya
dapat diatur, dan ternak domba suka bergerombol sehingga dalam hal tenaga kerja
yang melakukan sistem penggembalaan akan lebih efisien (Mulyono, 2005). Pasar
ternak domba masih terbuka (belum jenuh). Selera konsumen untuk menikmati
5
daging domba dalam bentuk sate atau gulai cukup besar. Dikatakan perkembangan
kota-kota besar dan ilmu pengetahuan serta perbaikan pendapatan mendorong
masyarakat untuk memenuhi gizi, khususnya protein hewani termasuk daging
domba. Hasil penelitian Winarso (2000), mengenai analisis pemasaran ternak domba
di Kabupaten Bogor mengungkapkan bahwa harga domba yang dipasarkan tidak
dipengaruhi oleh kualitas domba karena domba yang dipasarkan pada umumnya
adalah untuk ternak potong kecuali konsumen membeli domba untuk keperluan
tertentu, misalnya pembibitan atau acara keluarga. Kusumaningrum (2004) dalam
penelitiannya menjelaskan bahwa bangsa domba yang dipelihara peternak biasanya
adalah domba garut dan domba lokal. Domba tersebut dikelompokkan berdasarkan
tujuan pemeliharaan, yaitu untuk pembibitan, pembesaran dan penggemukkan.
Usaha Pembibitan Domba
Usaha ternak domba sudah lama dikembangkan di Indonesia, salah satu jenis
usaha ternak domba adalah usaha pembibitan. Pembibitan merupakan salah satu
usaha untuk menghasilkan bibit. Keberhasilan dalam usaha ternak domba sangat
ditentukan oleh bibit domba yang digunakan dalam usahaternak domba. Menurut
Blakely, J dan D. H. Bade (1991) mengemukakan cara seleksi seekor domba
bervariasi, tergantung pada tujuan pemanfaatan domba itu. Seleksi dilakukan dengan
menggunakan berbagai teknik yang dapat dibagi menjadi seleksi berdasarkan
penilaian (judging) individual, seleksi berdasarkan silsilah, seleksi berdasarkan
penampilans atau performans, serta seleksi berdasarkan pengujian atau test produksi.
Mulyono (2005) menyatakan bahwa syarat calon induk yaitu ukuran badan besar,
tetapi tidak terlalu gemuk, bentuk tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis
punggung dan pinggang lurus, bulu bersih dan mengkilap. Keempat kakinya lurus
dan terlihat kokoh serta tumit tinggi, tidak ada cacatdi bagian tubuhnya, bentuk dan
ukuran alat kelamin normal, umur lebih dari 1 tahun, jumlah gigi dipilih yang
lengkap dan berdasarkan buku catatan, domba yang dipilih yang lahir kembar atau
kelahiran tunggal yang berasal dari induk muda dan mempunyai pertumbuhan yang
baik.
Syarat calon pejantan yang baik adalah ukuran badan normal, tubuh panjang,
dan besar, bentuk perut normal, dada dalam dan lebar, kakinya kokoh, lurus, kuat
dan terlihat tonjolan tulang yang besar pada kaki serta mata tidak rabun atau buta.
6
Pertumbuhanya relative cepat, gerakanya lincah dan terlihat ganas, alat kelaminya
normal dan simetris serta sering terlihat ereksi, tidak pernah mengalami penyakit
yang serius, umurnya antara 15 bulan hingga 5 tahun dan calon pejantan berasal dari
kelahiran kembar dan berasal dari induk dengan jumlah anak lahir lebih dari dua.
Bila berasal dari kelahiran tunggal, pilih pejantan yang berasal dari induk dengan
jumlah anak satu (Mulyono, 2005). Pemilihan bibit harus memperhatikan usia ternak
yang masih muda dan tidak pernah terserang penyakit yang membahayakan
(Duldjaman dan Rahayu, 1996). Menurut Dinas Peternakan (1997), bibit ternak yang
baik juga harus berbulu bersih dan mengkilat serta mempunyai daya adaptasi tinggi
terhadap lingkungan.
Usaha Penggemukan Domba
Penggemukan domba adalah pemeliharaan domba yang bertujuan untuk
menghasilkan jumlah dan kualitas daging yang baik sebagai mana dikehendaki
konsumen (Sugeng, 2007). Hasil penelitian Hadiningrum (2006) mengatakan bahwa
bakalan yang digemukkan adalah domba ekor tipis dan domba garut. Pertambahan
bobot badan domba Tawakkal selama periode penggemukan dapat mencapai 9-10 kg
per ekor atau sekitar 110 gram ekor per hari. Cara penggemukan di usaha ternak
domba Tawakkal menggunakan sistem dry lot fattening.
Sugeng (2007) mengatakan bahwa dry lot fattening merupakan salah satu
cara penggemukan dimana domba-dombayang digemukkan tinggal di dalam
kandang terus-menerus. Domba-domba tersebut tidak digembalakan karena semua
kebutuhan pakan telah terpenuhi dan disediakan dalam kandang oleh kepala
kandang. Keuntungan sistem ini adalah domba cepat menjadi gemuk karena banyak
mendapat unsure protein, karbohidrat, dan lemak. Usaha penggemukan domba ekor
tipis akhir-akhir ini cukup diminati oleh masyarakat sebagai usaha ternak komersial
karena usaha ini dinilai lebih ekonomis, relative lebih cepat, rendah modal serta lebih
praktis (Yamin, 2001).
Strategi Pengembangan Usaha
Strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang
menghubungkan keunggulan perusahaan dengan tantangan lingkungan, dan
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Jauch dan Glueck, 1995). Menurut Rangkuti
7
(1997), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Strategi menjelaskan
bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan
berdasarkan misi yang telah ditentukan sebelumnya. Ada beberapa strategi
pengembangan penting yang perlu mendapat perhatian. Termasuk didalamnya tujuan
yang jelas dari pemeliharaan, pengembangan kesempatan berproduksi yang
berkelanjutan, penelitian berkelanjutan dan pengabsahan hasil-hasil penelitian
(Mastika et al., 1993).
Rangkuti (1997) mengatakan bahwa suatu perusahaan dapat mengembangkan
strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses
analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis.
Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara
obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal.
Rangkuti (1997) menyatakan bahwa pada perinsipnya strategi dapat
dikelompokkan bersadarkan tiga tipe strategi yaitu, strategi manajemen, strategi
investasi dan strategi bisnis. Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat
dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro
misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi,
strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya. Strategi
investasi adalah kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah
perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha
mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu
divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya. Strategi bisnis ini berorientasi
pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi
produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi
yang berhubungan dengan keuangan.
Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal merupakan lingkungan organisasi yang berada di dalam
organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung dan khusus pada
perusahaan. Pearce dan Robinson (1997) mengungkapkan bahwa lingkungan internal
meliputi faktor- faktor internal perusahaan yang teridentifikasi sebagai kekuatan
(strengths) atau kelemahan (weaknesses) yang digunakan untuk mengembangkan
8
serangkaian langkah strategik bagi perusahaan. Tujuan analisis lingkungan internal
adalah untuk dapat menilai kekuatan dan kelemahan dalam mencapai tujuan
perusahaan. Identifikasi faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan adalah dalam
upaya untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman. David (2009)
membagi bidang fungsional bisnis menjadi beberapa variabel dalam analisis
lingkungan internal, yaitu :
1. Manajemen
Manajemen merupakan suatu tingkatan sastem pengaturan organisasi yang
mencakup sistem produksi, distribusi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia,
dan keuangan. Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas besar yaitu perencanaan
(planing), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengarahan
(leading), serta pengontrolan (controling).
2. Pemasaran
Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, menciptaka, dan
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk. Ada tujuh fungsi dasar
pemasaran yaitu (a). analisis pelanggan, (b). menjual produk, (c). merencanakan
produk dan jasa, (d). menetapkan harga, (e). distribusi, (f). riset pemasaran, dan (g).
analisis peluang.
3. Keuangan
Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing
perusahaan dan daya tarik bagi investor. Menetapkan kekuatan dan kelemahan
keuangan amat penting utnuk merumuskan strategi secara efektif.
4. Produksi dan Operasi
Fungsi produksi terdiri dari aktivitas mengubah masukan (input) menjadi
barang atau jasa (output). Manajemen produksi dan operasi menangani masukan,
pengubahan, dan keluaran yang bervariasi antar industri dan pasar..
5. Penelitian dan Pengembangan
Istilah penelitian dan pengembangan digunakan untuk menggambarkan
beragam kegiatan. Dalam beberapa institusi, para ilmuwan melakukan penelitian dan
pengembangan dasar di laboratorium dan berkonsentrasi pada masalah teoritis,
9
sementara di perusahaan para ahli melakukan pengembangan prodik dengan
berkonsentrasi pada peningkatan kualitas produk.
6. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan aset utama bagi perusahaan. Strategi yang
terbaik sekalipun tidak akan menjadi berarti apabila sumber daya manusianya tidak
memiliki kemampuan yang memadai untuk menjalankan tugas-tugas tersebut.
Kualitas SDM sangat berpengaruh terhadap kinerja, kepuasan karyawan, maupun
keberlangsungan hidup perusahaan.
7. Sistem Informasi Manajemen
Sistem
infomasi
manajemen
bertujuan
untuk
meningkatkan
kinerja
perusahaan dengan cara meningkatkan kulitas keputusan manajerial. Sistem
informasi manajemen yang efektif berusaha mengumpulkan, memebri kode,
menyimpan, mensintesa emudian baru menyjikan informasi yang bernama database.
Dengan adanya database perusahaan dapat melaksanakan kegiatan operasional dan
menyusun strategi secara akurat.
Analisis Lingkungan Eksternal
David (2009) menjelaskan bahwa analisis terhadap lingkungan eksternal
bertujuan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi suatu
perusahaan sehingga manajemen perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat
merumuskan suatu strategi. Analisis lingkungan eksternal menekankan pada evaluasi
terhadap peristiwa di luar kendali sebuah perusahaan. Tujuan dari analisis
lingkungan eksternal adalah untuk mengembangkan daftar terbatas peluang yang
dapat dimanfaatkan perusahaan dan ancaman yang dihindari. Lingkungan eksternal
perusahaan merupakan lingkungan yang terdiri dari faktor-faktor yang dapat menjadi
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berada di luar pengawasan dan
kontrol pihak manajemen perusahaan (Pearce dan Robinson, 1997). Pearce dan
Robinson (1997) membagi lingkungan eksternal menjadi tiga sub kategori faktor
yang saling berkaitan yakni faktor-faktor dalam lingkungan jauh (remote), faktorfaktor dalam lingkungan industri, dan faktor-faktor dalam lingkungan operasional.
Faktor-faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Lingkungan Jauh
10
Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor- faktor yang pada dasarnya di
luar dan terlepas dari perusahaan. Menurut Pearce dan Robinson (1997), lingkungan
jauh adalah faktor- faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya tidak berhubungan
dengan situasi operasional suatu perusahaan tertentu. Faktor- faktor tersebut meliputi
faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi (PEST).
Faktor politik adalah peraturan-peraturan, undang-undang dan kebijaksanaan
pemerintah baik pada tingkat nasional, propinsi maupun daerah yang menentukan
beroperasinya suatu perusaha an. Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah
menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Oleh karena itu, faktorfaktor politik, pemerintah, dan hukum dapat mencerminkan peluang atau ancaman
kunci untuk organisasi kecil dan besar (David, 2009).
Faktor ekonomi berkaitan dengans sifat dan arah sistem ekonomi tempat
suatu perusahaan beroperasi (Pearce dan Robinson, 1997). Beberapa faktor kunci
yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor ekonomi adalah siklus bisnis,
ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa,
produktivitas dan tenaga kerja (Umar, 2003).
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan,
nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan ekstern perusahaan.
Faktor-faktor tersebut biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, ekologis,
demografis, religius, pendidikan dan etnis.
Faktor teknologi perlu diperhatikan untuk menghindari keusangan dan
mendorong inovasi karena dapat mempengaruhi industri. Adaptasi teknologi yang
kreatif dapat membuka kemungkinan terciptanya produk baru, penyempurna produk
yang sudah ada, atau penyempurnaan dalam teknik produksi dan pemasaran.
2. Lingkungan Industri
Struktur industri mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan
persaingan dan strategi yang secara potensial tersedia bagi perusahaan. Analisis
struktur industri merupakan penunjang fundamental untuk menentukan posisi relatif
perusahaan yang kemudian dapat digunakan untuk merumuskan strategi keunggulan
bersaing. Lingkungan industri terdiri dari hambatan masuk, kekuatan pemasok,
kekuatan pembeli, ketersediaan substitusi dan persaingan antar perusahaan.
11
3. Lingkungan Operasional
Strategi dan tujuan perusahaan dipengaruhi oleh daya tarik industri dimana
mereka memilih untuk menjalankan bisnis dan posisi daya saingnya dalam industri
tersebut. Lingkungan operasional terdiri dari pesaing, pelanggan, kreditor, tenaga
kerja, dan pemasok.
Analisis SWOT
Rangkuti (1997) mengatakan bahwa analisis SWOT adalah indentifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan
dapat
meminimalkan
kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.
SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta
lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis
SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman
(threats ) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness).
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah
matrix SWOT. Matrix ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan yang dimilikinya. Matrix ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategis. 1) Strategi S-O, strategi ini dibuat berdasarkan jalan
pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya; 2) Strategi W-O, strategi yang diterapkan
berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan
yang ada; 3) Strategi S-T, strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman; dan 4) Strategi W-T, strategi yang didasarkan
pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang
ada serta menghindari ancaman.
Analisis ini dilakukan untuk melihat kelemahan, kekuatan, peluang dan
ancaman dalam merencanakan pengembangan usaha pembibitan domba di
Peternakan Tawakkal Farm. Beberapa faktor yang dianalisis adalah internal yang
meliputi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness), serta faktor eksternal yaitu
12
peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Dengan analisis SWOT dapat
diidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi
pengembangan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan dan peluang tapi secara bersamaan juga bisa meminimalkan kelemahan dan
ancaman.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun matriks SWOT adalah
sebagai berikut :
1. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan
2. Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan
3. Menentukan faktor-faktor kekuatan internal perusahaan
4. Menetukan faktor-faktor kelemahan internal perusahaan
5. Menyesuaikan
kekuatan
internal
dengan
peluang
eksternal
untuk
peluang
eksternal untuk
mendapatkan strategi S-O
6. Menyesuaikan kelemahan internal
dengan
mendapatkan strategi W-O
7. Menyesuaikan
kekuatan
internal
dengan
ancaman
eksternal
untuk
mendapatkan strategi S-T
8. Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk
mendapatkan strategi W-T
Pada dasarnya analisis SWOT haruslah membandingkan kondisi sama yang
dihadapi oleh pesaingnya berdasarkan kriteria subjektif ataupun objektif (skala
industri), sebab dengan membandingkan maka perusahaan yang berkepentingan
dapat menentukan rencana strategis untuk menghadapi persaingan tersebut. Akan
tetapi bila perusahaan yang dimaksud hingga pada saat dilakukan kajian situasi
ternyata tidak memiliki data tentang pesaing atau pesaingnya belum terpetakan baik
dalam skala industri (kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang sama)
maupun gari inteligen perusahaan, sedangkan perusahaan mendesak sekali untuk
mempersiapkan rencana usaha strategis terutama dari
manajemen
organisasi,
maka
dengan
menggunakan
segi pemasaran dan
analisis
SWOT
yang
dimodifikasi sedemikian hingga menjadikan ia dapat digunakan oleh perusahaan
tanpa harus mengetahui skala industri atau data inteligen mengenai pesaingnya
(Putong, 2003).
13
Download