79 BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Pada sub

advertisement
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
V.1 Simpulan
Pada sub-bab ini akan disimpulkan beberapa permasalahan dalam pengelolaan
manajemen sumber daya manusia pada PT Romance Bedding and Furniture.
Permasalahan tersebut diketahui berdasarkan hasil evaluasi atas sistem pengendalian
manajemen perusahaan dan pelaksanaannya, yang dilakukan antara lain dengan
mengadakan observasi ke perusahaan, menggunakan kuesioner dan melakukan
wawancara dengan beberapa karyawan. Permasalahan tersebut antara lain :
1.
Perencanaan jumlah karyawan yang dibutuhkan hanya didasarkan atas perkiraan
serta loyalitas, hubungan kekerabatan dan nasib karyawan. Hal ini mengakibatkan
kualitas dan kuantitas tenaga kerja tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan,
sehingga beban kerja setiap karyawan menjadi kurang seimbang. Kondisi ini dapat
menimbulkan suasana kerja yang tidak sehat, serta menurunnya semangat kerja para
karyawan.
2.
Perusahaan menganggap pelatihan dan pengembangan karyawan menghabiskan
biaya yang cukup besar, sehingga proses perekrutan karyawan lebih mengutamakan
karyawan baru yang memenuhi kualifikasi untuk menduduki posisi tertentu
daripada mempromosikan karyawan yang ada. Akibatnya, karyawan menjadi
kurang termotivasi untuk lebih berprestasi karena kecilnya kesempatan untuk
dipromosikan.
79
3.
Campur tangan pemilik pada divisi HRD mengakibatkan peran divisi HRD menjadi
kurang efektif, karena pemilik memonopoli setiap keputusan yang diambil.
Penyebabnya adalah sulitnya mempercayai orang lain, serta kurangnya pengalaman
pemilik dalam berorganisasi, sehingga mempengaruhi kualitas SDM di perusahaan,
yang berdampak pada sulitnya usaha untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
4.
Perusahaan masih menerapkan peraturan lama yang sudah tidak relevan dengan
kondisi saat ini. Pemilik hanya berorientasi untuk menekan biaya langsung yang
harus
ditanggung
perusahaan,
sehingga
mereka
kurang
memperhatikan
kesejahteraan karyawan. Hal ini mengakibatkan motivasi dan semangat kerja
karyawan menjadi menurun, karena rendahnya kesejahteraan hidup para karyawan.
5.
Walaupun perusahaan sudah memiliki job description secara tertulis untuk masingmasing jabatan, tetapi dalam pelaksanaannya seringkali terjadi perangkapan fungsi,
sehingga beban pekerjaan menjadi tidak seimbang. Situasi ini menimbulkan
terjadinya eliminir kontrol terhadap pekerjaan. Karyawan yang memiliki tugas yang
rangkap tersebut menjadi tidak fokus terhadap pekerjaannya, sehingga hasil
pekerjaan pun menjadi tidak maksimal.
6.
Penilaian prestasi kerja bukan dilakukan untuk mengukur pencapaian prestasi
karyawan bagi perusahaan, tetapi hanya sebagai formalitas, untuk menilai kinerja
karyawan pada saat itu. Hasil penilaian prestasi kerja juga tidak ditindak-lanjuti,
sehingga tidak ada reward bagi karyawan yang berprestasi, maupun pelatihan
tambahan bagi yang kurang berprestasi. Hal ini mengakibatkan tidak adanya gairah
dan semangat untuk berprestasi, karena karyawan merasa usahanya kurang
diperhatikan oleh perusahaan.
80
7.
Perusahaan tidak memiliki program pemeliharaan karyawan yang bertujuan untuk
meningkatkan kondisi fisik dan mental karyawan, padahal program tersebut baik
untuk menumbuhkan rasa kebersamaan diantara para karyawan dan manajemen.
Kondisi di atas disebabkan karena pemilik menganggap bahwa program
pemeliharaan ini adalah biaya. Pemilik kurang menyadari bahwa program seperti
ini penting untuk menumbuhkan semangat kerja bagi para karyawan, akibat
kejenuhan yang dihadapi selama bekerja. Divisi HRD seolah tidak mau tahu akan
keluhan karyawan yang mengharapkan diadakannya program tersebut, padahal
seharusnya mereka dapat meyakinkan pemilik bahwa banyak manfaat yang
diperoleh dengan diselenggarakannya program pemeliharaan karyawan.
8.
Ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh manajemen puncak disebabkan karena
mereka merasa sebagai pemilik yang bebas berbuat sekehendak hati mereka,
termasuk mengabaikan peraturan perusahaan yang seharusnya ditaati oleh setiap
orang yang bekerja di perusahaan. Hal ini mengakibatkan semangat para karyawan
untuk lebih disiplin menjadi menurun, karena mereka ikut terpengaruh akan sikap
tidak disiplin manajemen puncak.
9.
Perusahaan jarang memberhentikan karyawan, walaupun mereka kurang disiplin
dan tidak memiliki prestasi bagi perusahaan. Akibat dari kondisi di atas adalah
rendahnya motivasi karyawan untuk bekerja lebih disiplin dan berprestasi, sebab dia
tahu bahwa dirinya tidak akan dipecat. Selain itu, karyawan lain yang disiplin akan
ikut terpengaruh. Disamping itu, tingkat perputaran karyawan yang terlalu rendah
menyebabkan perusahaan jarang melakukan promosi, sehingga karyawan tidak
memiliki gairah untuk berprestasi.
81
V.2
Saran
Tujuan dilakukannya audit operasional adalah untuk memberikan rekomendasi,
agar dapat meningkatkan ekonomis, efisiensi dan efektivitas. Berikut ini adalah beberapa
saran yang dapat dipertimbangkan oleh manajemen PT Romance Bedding and Furniture
untuk meningkatkan kinerja divisi HRD dan kualitas sumber daya manusia di
perusahaan.
1.
Sebaiknya perencanaan jumlah karyawan ditetapkan berdasarkan kebutuhan
masing-masing unit yang dianalisis dengan menggunakan perhitungan metode
ilmiah.
2.
Sebaiknya perusahaan mengadakan promosi untuk mengisi suatu jabatan yang
kosong, serta membuat jenjang karir yang jelas untuk setiap jabatan, sehingga
karyawan memiliki kesempatan untuk mencapai posisi kerja yang lebih tinggi,
asalkan mereka menunjukkan prestasi kerja yang bagus.
3.
Sebaiknya pemilik segera menghentikan segala upaya campur tangannya dan mulai
memberikan otoritas kepada divisi HRD dalam setiap keputusan yang akan diambil
menyangkut kepegawaian. Hendaknya pemilik hanya sebatas memberikan saran
dan bukan sebagai pengambil keputusan. Independensi divisi HRD dapat menjadi
langkah awal untuk memperbaiki kualitas SDM di PT Romance Bedding and
Furniture.
82
4.
Sebaiknya perusahaan mengkaji-ulang kebijakan yang sudah tidak relevan dengan
kondisi pada saat ini, dan disesuaikan dengan kondisi setempat, seperti,
menyesuaikan besar uang makan. Dengan demikian, kesejahteraan karyawan dapat
lebih meningkat, yang pada akhirnya ikut meningkatkan semangat bekerja.
5.
Sebaiknya perusahaan benar-benar melaksanakan apa yang sudah tertulis pada job
description di tiap-tiap divisi, serta melakukan penilaian terhadap kinerja masingmasing karyawan, apakah sudah sesuai dengan peran dan fungsinya. Dengan
demikian tidak terjadi tumpang-tindih dalam pelaksanaan pekerjaan.
6.
Sebaiknya perusahaan melakukan kaji-ulang terhadap proses penilaian prestasi kerja
untuk menentukan calon karyawan yang akan dipromosikan, dirotasi, ataupun
didemosikan.
7.
Divisi HRD seharusnya lebih mendengarkan saran dan keluhan karyawan untuk
mengadakan program pemeliharaan karyawan serta mengusulkan program ini
kepada pemilik. Dengan diadakannya kegiatan kebersamaan, maka suasana dan
lingkungan kerja akan semakin akrab sehingga meningkatkan kinerja karyawan bagi
perusahaan.
8.
Hendaknya perusahaan menerapkan sanksi yang tegas bagi setiap karyawan maupun
manajemen yang tidak disiplin dan melanggar peraturan perusahaan.
9.
Perusahaan perlu melakukan pemutusan hubungan kerja atas karyawan yang
melanggar peraturan perusahaan dan tidak berprestasi untuk merekrut karyawan
yang lebih berkompeten serta dapat meningkatkan nilai-nilai perusahaan dalam
bentuk gagasan dan ide-ide baru.
83
Download