studi potensi industri jasa rekayasa arsitek untuk mendukung

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011
Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
STUDI POTENSI INDUSTRI JASA REKAYASA ARSITEK
UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA DI INDONESIA
Dharu Dewi, Sriyana
Pusat Pengembangan Energi Nuklir-BATAN
Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta 12710
Email: [email protected], [email protected]
ABSTRAK
STUDI POTENSI INDUSTRI JASA REKAYASA ARSITEK UNTUK MENDUKUNG
PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA DI
INDONESIA. Studi dilakukan untuk mengidentifikasi potensi industri jasa rekayasa arsitek
(architect engineering) yang dianggap mampu berpartisipasi dalam pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) PLTN di Indonesia. Potensi Industri jasa rekayasa arsitek, diidentifikasi
melalui evaluasi potensi beberapa industri jasa rekayasa arsitek nasional. Metode penelitian dilakukan
dengan cara survei dan penelusuran studi literatur. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
“purpossive sampling”. Hasil studi menunjukkan bahwa potensi industri jasa rekayasa arsitek untuk
mendukung program PLTN masih harus ditingkatkan kinerjanya melalui pemilihan SDM yang
kompeten, peralatan yang handal, sistem manajemen proyek yang efektif dan efisien, sehingga
diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam proyek konstruksi PLTN di Indonesia. Manfaat dari
hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan berharga bagi industri jasa rekayasa
arsitek untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya sehingga dapat berperan aktif dalam
proyek konstruksi PLTN di Indonesia.
Kata kunci: industri, jasa, rekayasa arsitek, PLTN
ABSTRACT
THE POTENTIAL STUDY OF ARCHITECT ENGINEER SERVICES INDUSTRIES TO
SUPPORT THE FIRST NUCLEAR POWER PLANTS CONSTRUCTION IN INDONESIA.
The Study has been done to identify the potential of architect engineering industries can participate in
the nuclear power plants (NPP) program in Indonesia. The potential of architect engineering services
industries, to be identified by evaluation results of national industries potency in some architect
engineer industries. The Research Methodology were to be done by the survey method and literature
study. Data Collection Technique to be done by sampling purpossive. The study results showed that
the potential of architect engineering industries to support the NPP program must be increased
performance via selection of competent human resources, reliable equipments, project management
system are efective and efficient, so that it can expected become value input for the architect
engineering industries to develop and enhance the performance so that it can play necessary role in
the nuclear power plant construction in Indonesia.
Keywords: industry, service, architect engineering, nuclear power plants
1.
PENDAHULUAN
Rekayasa arsitek (Architech Engineering) memegang peranan yang sangat penting di
dalam melakukan desain teknologi PLTN khususnya dalam perancangan Desain
Konseptual (Conceptual Design), Desain Dasar (Basic Design), dan Desain Rinci (Detailed
Desain). PLTN merupakan kegiatan proyek berteknologi tinggi, sehingga diperlukan
berbagai disiplin ilmu. Namun demikian untuk proses alih teknologi PLTN, sebaiknya
ISSN 1979-1208
278
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011
Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
industri jasa rekayasa arsitek sudah benar-benar harus disiapkan sejak awal. Industri jasa
rekayasa arsitek ini sangat diharapkan partisipasinya untuk mendukung program
pembangunan PLTN, dengan mensyaratkan kinerja perusahaan yang profesional, handal,
dan berdaya saing tinggi. Peningkatan kinerja industri harus benar-benar diperhatikan
menuju ke arah yang lebih baik. Untuk itu dalam struktur organisasi industri jasa rekayasa
arsitek diperlukan sumber daya manusia yang kompeten serta peningkatan kemampuan
peralatan dan fasilitas/prasarana industri jasa rekayasa arsitek sebagai penunjang kegiatan
proyek. Selain itu kesempatan dalam partisipasi industri jasa rekayasa arsitek dalam proyek
pembangunan PLTN juga menjadi sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan industri
jasa rekayasa arsitek dalam proyek nasional dan internasional. Industri jasa rekayasa arsitek
yang ada saat ini di Indonesia sudah cukup banyak diantaranya adalah PT. Rekayasa
Industri, PT. Inti Karya Persada Teknik, PT. Bina Karya, PT. Tripatra Engineering, PT. Truba
Jurong Engineering, PT. Purna Bina Indonesia, PT. PLN Enjiniring, dan lain-lain. Namun
industri-industri tersebut belum berpengalaman dalam bidang PLTN.
Metode penelitian yang digunakan pada studi adalah metode survei dan kajian
literatur. Langkah–langkah metode survei adalah menyiapkan kuisioner, menyebarkan
kuisioner ke beberapa industri jasa rekayasa arsitek yang sebelumnya telah didaftar sebagai
daftar industri yang berpotensi, melakukan kunjungan teknis langsung ke industri jasa
rekayasa arsitek bekerjasama dengan pihak Korea Hydro Nuclear Power (KHNP) Korea, dan
melakukan kajian studi literatur dari Company Profile industri, hasil kuisioner serta hasil
laporan studi kerjasama BATAN-KHNP. Pelaksanaan survei dilakukan pada tahun 2005
sampai dengan tahun 2006. Sampai saat ini data survei tersebut merupakan data update
terakhir karena belum dilakukan survei ulang terhadap industri yang sudah didata. Acuan
teknis teknologi PLTN yang digunakan adalah Optimized Power Reactor 1000 MW Class (OPR
1000) milik Korea. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara purpossive sampling
yakni hanya mengambil data industri yang dianggap potensial dapat berpartisipasi dalam
pembangunan PLTN Pertama di Indonesia.
Makalah ini dibatasi hanya untuk industri yang telah memberikan respon terhadap
kuisioner yang dikirim dan telah disurvei secara langsung. Tujuan studi adalah
teridentifikasinya potensi industri jasa rekayasa arsitek untuk mendukung program PLTN
di Indonesia. Dari hasil identifikasi dapat dilihat sejauh mana potensi yang dimiliki industri
tersebut di dalam pengembangan penguasaan dan penyediaan teknologi industri jasa
rekayasa arsitek di Indonesia.
Manfaat hasil studi diharapkan dapat memberikan masukan kepada berbagai pihak
industri jasa rekayasa arsitek dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya
sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan PLTN pertama di Indonesia.
2.
RUANG LINGKUP REKAYASA ARSITEK
Rekayasa PLTN dimulai dengan suatu kegiatan desain atau analisis dan berakhir
dengan penerbitan gambar, spesifikasi dan laporan analisis. Rekayasa proyek PLTN
mempunyai tantangan yang cukup besar dalam hal pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM) karena hal tersebut memerlukan sejumlah besar personil berkualifikasi tinggi.
Konsep Rekayasa PLTN teruji (proven technology) melibatkan 3 juta orang-jam atau sekitar
10% dari total biaya investasi pembangkit [1]. Negara-negara berkembang umumnya tidak
menggunakan jasa rekayasa arsitek pada tahap awal program PLTN. Rekayasa PLTN
umumnya dilakukan oleh suatu unit organisasi yang terpisah karena kekhususan dan
keunikan dari proyek tersebut. Partisipasi nasional dalam desain dan rekayasa proyek dapat
dilaksanakan oleh pemilik PLTN secara langsung, atau dapat dilakukan oleh industri jasa
rekayasa arsitek dibawah subkontrak pemilik PLTN atau dilaksanakan oleh kontraktor
ISSN 1979-1208
279
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011
Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
utama atau pemasok asing. Pada kasus rekayasa arsitek jika dilaksanakan oleh kontraktor
utama, partisipasi nasional dalam desain dan rekayasa dapat menjadi suatu bagian integral
tak terpisahkan dari ruang lingkup pemasok, dan kontrak harus disetujui antara pemilik
dan pemasok. Secara umum, keberhasilan manajemen rekayasa PLTN tergantung pada:
- Personil yang kooperatif dan memiliki ilmu pengetahuan teknologi PLTN sebagai
posisi kunci
- Persetujuan antara manajemen proyek dan rekayasa proyek merupakan keputusan
utama.
- Dokumentasi awal dan pengesahan tertulis dari keputusan dalam bentuk desain awal
dan konseptual, dokumentasi perizinan, desain dasar dan desain rinci, spesifikasi
peralatan, pengawasan manufaktur, modifikasi, pemasangan dan komisioning.
- Pemilik dapat memilih (jika memiliki kemampuan yang cukup) untuk melakukan
rekayasa proyek dalam organisasinya sendiri atau melakukan kerjasama dengan
bantuan rekayasa arsitek atau dapat juga mendelegasikan tanggungjawabnya kepada
kontraktor utama yang memiliki pengalaman yang cukup. Sedangkan fungsi
pengawasan dilaksanakan oleh tim manajemen proyek pemilik PLTN. Pada periode
puncak, rekayasa suatu unit pembangkit tunggal diperlukan sekitar 300 – 400 orang
tenaga profesional dan teknisi, tetapi jumlah tersebut dapat menjadi lebih besar atau
lebih kecil tergantung pada ruang lingkup rekayasa, pengalaman organisasi rekayasa
sebelumnya dan standardisasi desain yang dipergunakan. Rekayasa proyek
merupakan kegiatan yang berorientasi proyek.
2.1.
Fase Rekayasa Proyek
Pemilik PLTN memegang peranan dalam memimpin dan mendefinisikan
tanggungjawab konsultan/kontraktor utama. Jika rekayasa proyek didelegasikan, maka
porsi utama rekayasa secara bertahap diambil alih dan dilakukan oleh kontraktor utama.
Fase-fase dalam rekayasa proyek terdiri dari perancangan desain teknologi PLTN yang
mencakup perancangan Desain konseptual (Conceptual Design), Desain Dasar (Basic Design),
dan Desain Rinci (Detailed Desain). Berdasarkan versi dokumen Badan Tenaga Atom
Internasional (IAEA)[1], ruang lingkup kegiatan Rekayasa Arsitek adalah sebagai berikut:
a. Desain konseptual pembangkit (Conceptual Design)
Fase desain konseptual meliputi kegiatan-kegiatan utama sebagai berikut:
- mendefinisikan kondisi tapak untuk pertimbangan desain pembangkit, penyusunan
alat yang diperlukan untuk proteksi terhadap banjir, gelombang tinggi (tidal waves)
dll, pembuatan tata letak (layout) pembangkit dan untuk intake dan chanel discharge
untuk persyaratan pendinginan;
- melakukan desain awal akses tapak selama konstruksi dan operasi PLTN. Desain
awal dari pelabuhan dan fasilitas docking;
- melakukan identifikasi wilayah yang terkena radiasi, wilayah bebas radiasi, wilayahwilayah kritis, desain awal akses dan pekerjaan yang terkait dengan keselamatan
pekerja dan proteksi radiologi;
- melakukan desain awal dari peralatan proteksi dan struktur shielding, partisi,
peralatan isolasi untuk kecelakaan radiasi, kebakaran dan kondisi abnormal lainnya;
- menentukan persyaratan air dan daya listrik selama konstruksi, komisioning dan
operasi.
Pada akhir fase desain konseptual, seluruh karakteristik utama dari pembangkit
sebaiknya didefinisikan dan seluruh masalah yang terkait dengan kelayakan dan
persyaratan keselamatan PLTN dan tapak sebaiknya ditanggapi secara benar. Hasil
ISSN 1979-1208
280
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011
Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
desain konseptual berupa deskripsi sistem, gambar konseptual, kompilasi data dan
informasi perizinan awal. Hasilnya ditujukan untuk tinjauan/audit mandiri (review
independent) oleh ahli-ahli berpengalaman yang merupakan orang-orang profesional
yang sebelumnya tidak terlibat dalam pengembangan desain konseptual. Konsultan
yang mempunyai pengalaman sebelumnya pada proyek yang serupa lainnya dapat
dimanfaatkan untuk dilibatkan dalam proyek. Untuk pelaksanaan tinjauan yang
diperlukan, paling sedikit diperlukan 2000 orang-jam.
b. Rekayasa Desain Dasar (Basic Design) dan Desain Rinci (Detailed Design)
Fase rekayasa desain tahap selanjutnya dapat dibedakan ke dalam 2 tahap yakni
Rekayasa Desain Dasar dan Rekayasa Desain Rinci. Rekayasa Desain Dasar dapat
melibatkan 300.000 s/d 500.000 orang-jam selama periode 6 – 12 bulan dan jumlah staf
sekitar 200 – 300 orang. Rekayasa Desain Dasar memiliki kegiatan utama sebagai berikut:
- mendefinisikan kriteria Desain Dasar;
- mengembangkan program rekayasa awal;
- mendefinisikan kriteria, standar dan regulasi (lokal dan asing);
- mendefinisikan prosedur-prosedur rekayasa yang aplikatif;
- mempersiapkan laporan analisis keselamatan pendahuluan;
- mempersiapkan tata letak (layout) pembangkit;
- mengembangkan diagram instrumentasi dan pemipaan;
- mempersiapkan program jaminan mutu;
- membuat daftar barang-barang yang terkait keselamatan.
Pada fase ini, kriteria keselamatan diperlukan untuk memenuhi persyaratan perizinan.
Demikian pula pembangkit acuan untuk proyek harus didefinisikan secara jelas.
Tugas rekayasa Desain Rinci mencakup sekitar 2.500.000 orang-jam selama periode 5
tahun. Desain Rinci sebaiknya secara terus menerus diperiksa untuk verifikasi, apakah
kriteria keselamatan dan persyaratan teknis lainnya telah dipenuhi. Desain Rinci juga harus
mempertimbangkan keandalan peralatan pembangkit. Kemudahan akses untuk perawatan
dan inspeksi peralatan harus mendapatkan perhatian yang sangat hati-hati. Pemilik PLTN
dapat mengambil tanggungjawab untuk desain dari beberapa bagian dari pembangkit yang
bersifat konvensional. Desain yang dapat dilakukan personil pemilik PLTN antara lain
desain wilayah gedung, teknik sipil, desain sistem pendukung dan fasilitas serta desain
sistem transmisi. Untuk tinjauan dan pengesahan spesifikasi, pemilik PLTN hendaknya
menyiapkan 2 atau 3 orang personil. Partisipasi minimal pemilik PLTN selama Desain Dasar
dan Desain Rinci memerlukan sekitar 25 orang tenaga profesional. Bagian ini merupakan
bagian manajemen proyek pemilik PLTN.
Berdasarkan versi dokumen laporan kerjasama Korean Hydro Nuclear Power (KHNP)
dengan BATAN, ruang lingkup layanan Rekayasa Arsitek (A/E) dikelompokkan sebagai
berikut [2] :
1. layanan bantuan manajemen proyek secara menyeluruh;
2. layanan manajemen rekayasa;
3. layanan untuk mendukung pekerjaan pemilik PLTN.
1.
b.1. Layanan bantuan manajemen proyek secara menyeluruh
Rekayasa arsitek memberikan layanan bantuan manajemen proyek secara menyeluruh
untuk memastikan pemilik PLTN dapat melaksanakan manajemen proyek untuk
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Layanan bantuan manajemen proyek ini mencakup halhal sebagai berikut:
ISSN 1979-1208
281
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011
Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
-
-
persiapan manual prosedur proyek dan hubungan kerja antara pekerjaan utama proyek
yang meliputi pemilik PLTN, Rekayasa Arsitek, pemasok Sistem Pembangkit Uap
Nuklir, pemasok Turbin Generator, pemasok Balance of Plant dan konstruktor;
Layanan kendali proyek yang mencakup jadwal, biaya, material, gambar, dokumen,
termasuk komputerisasi sistem kendali.
2.
b.2 Layanan manajemen rekayasa
Rekayasa arsitek melakukan layanan yang terkait dengan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan desain dan pekerjaan rekayasa untuk PLTN. Rekayasa
arsitek bertanggungjawab terhadap manajemen rekayasa untuk ruang lingkup layanan
dasar. Manajemen rekayasa harus memastikan bahwa keluaran teknis dari rekayasa arsitek
dalam bidang rekayasa dan desain memenuhi persyaratan proyek yang menyusun
sasaran/tujuan untuk unjuk kerja dan mutu. Layanan manajemen rekayasa ini meliputi:
manajemen rekayasa, administrasi rekayasa, jaminan mutu rekayasa, pengawasan mutu,
biaya, jadwal rekayasa, dan pelayanan koordinasi konstruksi. Layanan rekayasa dan desain
mencakup kegiatan teknis secara keseluruhan dari berbagai disiplin rekayasa yang terdiri
dari desain arsitek, desain sipil/struktur, desain teknik nuklir, desain mekanikal, desain
pembangkit, desain elektrikal, desain instrumentasi dan kendali, dan dukungan perizinan.
Pekerjaan desain dan rekayasa secara khusus mencakup sebagai berikut:
- menyiapkan kriteria desain secara umum;
- menyiapkan kriteria desain sistem;
- menyiapkan deskripsi fungsi sistem;
- menyiapkan rencana tapak untuk proyek tapak total;
- menyiapkan susunan pembangkit PLTN secara umum;
- menyiapkan susunan block daya unit dan gambar lokasi peralatan;
- mengembangkan Desain Dasar dan Desain Rinci untuk bangunan, peralatan, sistem
dan fasilitas;
- mengembangkan Desain Dasar dan Desain Rinci intake air laut dan fasilitas discharge
yang meliputi struktur dan saluran;
- menyiapkan Desain Rinci untuk pondasi bangunan dan peralatan pendukung;
- menyiapkan spesifikasi teknis untuk pengadaan peralatan dan material yang
meliputi daftar dan jumlah material, tanggal pengiriman yang diperlukan,
persyaratan untuk suku cadang, peralatan khusus dll:
- menyiapkan paket kontrak konstruksi yang meliputi spesifikasi teknis konstruksi,
daftar dan jumlah material yang diperkirakan untuk dipasang dan spesifikasi untuk
konstruktor pemasok material:
- menyiapkan proses pemipaan dan diagram instrumentasi:
- menyiapkan gambar wilayah pemipaan:
- mengembangkan diagram one-line listrik, diagram elementer dan diagram logikal:
- desain daya sistem pendukung dan rangkaian kendali dan menyiapkan diagram
skematik listrik untuk rangkaian listrik yang meliputi daya, kendali dan alarm;
- desain switchyard outdoor yang meliputi saluran transmisi;
- menyiapkan gambar listrik yang menunjukkan lokasi, elevasi, dan pendukung
peralatan listrik dan memperlihatkan jalur tempat kabel (cable tray), pipa penyalur
(conduit), bus duct, jaringan bawah tanah;
- menyiapkan diagram logika kendali;
- menyiapkan gambar dan spesifikasi untuk papan kendali dalam ruang kendali utama
dan untuk papan kendali lokal, panel dan rak instrumentasi;
ISSN 1979-1208
282
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011
Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
-
menyiapkan data yang diperlukan untuk mendefinisikan kriteria akses gedung;
melakukan studi yang diperlukan untuk mendefinisikan persyaratan desain;
melaksanakan desain seismik untuk gedung dan struktur;
menyiapkan laporan shielding;
menyusun zona radiasi, aksesibilitas dan persyaratan perawatan;
melaksanakan analisis untuk dampak pipa dan jet force blowdown;
melaksanakan analisis untuk misil;
menyiapkan Desain Rinci untuk pipa dalam sungkup gedung (containment) dan
wilayah lain dalam pembangkit;
melaksanakan analisis tekanan pemipaan;
mendukung kendali proses pengelasan, Non-Destructive Evaluation (NDE),
metalurgi, kendali proses korosi dan pelapisan;
melaksanakan Probabilitic Safety Assessment (PSA);
menyiapkan gambar rinci untuk pekerjaan besi (rebar);
desain sistem komunikasi;
ductwork hvac secara rinci;
menyiapkan desain sistem pasokan air;
gambar untuk pencahayaan/lampu yang meliputi lokasi peralatan tetap dan
rangkaian listrik;
kaji ulang (review) dokumen desain untuk kesesuaian dengan persyaratan rekayasa;
menyiapkan laporan analisis keselamatan dan laporan lingkungan untuk perizinan;
mengevaluasi penawaran dari pemasok dan membuat rekomendasi pembelian;
kaji ulang (review) gambar dan data pemasok;
menyediakan dukungan teknis untuk konstruksi dan kegiatan start-up;
melakukan koordinasi antarmuka antara sistem pembangkit uap nuklir (SPUN),
pemasok turbin generator dan rekayasa arsitek.
3.
b.3 Layanan pendukung Pemilik PLTN
Pemilik PLTN melakukan manajemen proyek secara menyeluruh, termasuk
pengadaan Balance of Plant (BOP), manajemen konstruksi dan start-up. Agar pemilik dapat
melakukan kegiatan proyek secara keseluruhan yang secara normal berada dalam
tanggungjawab pemilik, rekayasa arsitek akan menyediakan layanan dukungan pemilik
dengan personil yang kompeten secara teknis bersama-sama dengan dukungan yang sesuai.
Ruang lingkup rekayasa arsitek untuk layanan dukungan pemilik PLTN didasarkan pada
dukungan personil pada wilayah yang diminta tetapi dapat juga mencakup kegiatan bidang
yang terkait seperti yang diusulkan oleh pemilik selama implementasi proyek.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam melaksanakan evaluasi potensi industri nasional, ada beberapa variabel
(parameter) yang dikaji secara garis besar yakni lamanya suatu industri beroperasi, jumlah
sumber daya manusia yang dimiliki, hasil produk yang dihasilkan, penerapan sistem
jaminan mutu, penerapan sistem kendali mutu, rencana industri untuk meningkatkan
kinerja di masa mendatang. Data tersebut dicantumkan di dalam kuisioner.
Sampai saat ini industri jasa rekayasa arsitek yang ada di Indonesia belum memiliki
pengalaman dalam jasa rekayasa arsitek PLTN. Namun demikian Indonesia telah memiliki
pengalaman pembangunan reaktor riset yakni Reaktor Serba Guna (RSG) GA Siwabessy
yang ada di kawasan Serpong Banten, sehingga diharapkan dapat sebagai acuan dan
dijadikan pembelajaran untuk desain dan rekayasa PLTN di Indonesia. Untuk pekerjaan
ISSN 1979-1208
283
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011
Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
desain dan pembangunan RSG-GAS, industri nasional yang terlibat dapat dirinci sebagai
berikut [2]:
a. Desain rinci untuk auxilliary building oleh PT. Architen
b. Desain rinci untuk gedung operasi oleh PT. Architen
c. Pekerjaan pondasi gedung reaktor oleh PT. Hutama Karya
d. Pekerjaan sipil gedung reaktor oleh PT. Waskita Karya
e. Pekerjaan sipil untuk gedung operasi oleh PT. Adhi Karya
f. Instalasi cooling tower oleh PT. Waskita Karya
Desain rinci reaktor riset telah dapat dilakukan oleh industri nasional. Dengan melihat
kemampuan industri nasional pada saat desain dan konstruksi Reaktor Riset tersebut, maka
tentunya dapat ditingkatkan lagi kinerja industri khususnya industri jasa rekayasa arsitek
untuk pekerjaan desain dan rekayasa PLTN.
Tabel 1. Industri Jasa Rekayasa Arsitek [2]
Alamat
Produk Utama
Jl Kalibata Timur I/36, Kalibata
Desain dan manajemen
Jakarta 12740
proyek, Pengadaan untuk
Telp: (021) 798-8700
bahan kimia, minyak, gas,
dan pembangkit listrik
No.
1.
Nama
PT. Rekayasa
Industri
2.
PT. Truba Jurong
Engineering
Wisma PSM, Jl. Swadaya II/7,
Tanjung barat, Jakarta 12530.
Telp: (021) 7803300
Fax: (021) 7801054
Instalasi struktur baja,
manajemen proyek
3.
PT. Tripatra
Engineering
Jl. RA Kartini no. 34, Jakarta
Selatan 12430
Telp: (021) 750-0701
Fax: (021) 7500700
Arsitek, Pekerjaan sipil,
mesin, teknik lingkungan
4.
PT. Inti Karya
Persada Teknik
Wisma IKPT, Jl. Prof Dr.
Supomo no.42, Jakarta 12870
Manajemen proyek, pengadaan, Sistem proses,
rekayasa (engineering), startup
5.
PT. Purna Bina
Indonesia
Menara Jamsostek gedung
Utara lt 12, Jl. Jendral Gatot
Subroto Kav 38, Jakarta Selatan
Arsitektur, sipil
6.
PT. Prima Layanan
Nasional (PLN)
Enjiniring
Jl. Aipda KS Tubun I/2, Jakarta
11420
Desain sistem
Dari jumlah kuisioner yang telah dikirimkan ke-6 industri jasa rekayasa arsitek seperti
yang dijelaskan pada Tabel 1, hanya 4 (empat) industri jasa rekayasa arsitek yang telah
merespon atau mengirimkan kembali kuisionernya. Industri tersebut yakni PT. Tripatra
Engineering, PT. Inti Karya Persada Tehnik, PT. PLN Enjiniring dan PT. Rekayasa Industri.
Dari 4 industri tersebut yang telah merespon kuisioner, yang telah dikunjungi secara
langsung adalah 3 industri yakni PT. Rekayasa Industri, PT. Tripatra Engineering dan PT.
Inti Karya Persada Teknik. Kurangnya respon yang diberikan oleh pihak industri nasional
dan sulitnya mendapatkan seluruh informasi dari berbagai industri mempengaruhi
ISSN 1979-1208
284
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011
Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
keakuratan dalam evaluasi. Kuisioner yang telah diisi oleh pihak industri belum dapat
menggambarkan kinerja industri termasuk sumber daya yang tersedia secara keseluruhan.
Sehingga dalam pembahasan ini hanya dievaluasi 2 industri jasa rekayasa arsitek yakni PT.
Tripatra Engineering dan PT. Inti Karya Persada Teknik yang dianggap dapat
mencerminkan potensi industri jasa rekayasa arsitek secara umum. Evaluasi yang lebih rinci
telah dilakukan oleh pihak KHNP, mengingat pihak BATAN belum memiliki pengalaman
dalam mengevaluasi potensi industri nasional dalam memasok komponen PLTN.
3.1.
PT. Tripatra Engineering (PT TE)
PT TE berdiri pada tahun 1973, dan telah berpengalaman dalam bidang layanan
manajemen Engineering, Procurement and Construction untuk industri minyak dan gas, baik
untuk fasilitas offshore dan onshore. Pengalaman dan keahlian PT TE dimanfaatkan untuk
mengembangkan kemampuan dan pengalaman dari perusahaan PT. Tripatra Engineers and
Constructors yang dibangun pada tahun 1988 untuk melengkapi kebutuhan untuk
penanganan EPC dan proyek turnkey. PT TE dan PT. Tripatra Engineers & Constructors
dikenal sebagai kelompok perusahaan Tripatra yang beroperasi dibawah manajemen yang
sama yakni PT TE. PT TE memiliki 266 pegawai. Diantara mereka, 182 orang bekerja pada
divisi desain dan rekayasa dan 2 orang pada divisi jaminan mutu/kendali mutu (QA/QC),
dan 19 orang pada divisi produksi. Dari jumlah total pegawainya, separuh pegawai industri
tersebut berpengalaman selama lebih dari 10 tahun.
Ruang lingkup layanan PT. Tripatra mencakup hampir semua fase proyek yang
meliputi studi kelayakan, rekayasa desain, manajemen proyek, layanan pengadaan/pasokan
material, konstruksi, pengawasan konstruksi, start-up dan komisioning, pelatihan, operasi
dan perawatan, proyek turnkey, dan investasi.
PT. Tripatra menawarkan jasa pelayanan di luar negeri yang terkait dengan pekerjaan
konstruksi utama yang meliputi bidang: minyak dan gas, offshore dan laut, petrokimia,
pembangkitan listrik dan transmisi, industri dan telekomunikasi. PT TE melakukan layanan
desain dan rekayasa serta layanan pengawasan konstruksi untuk 5 pembangkit listrik
konvensional dengan kapasitas kurang dari 200 MWe. Jenis pembangkit listrik yang menjadi
pengalaman bagi industri tersebut adalah Pembangkit Listrik Turbin Gas (PLTG),
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU). PT. Tripatra belum memiliki pengalaman desain dan rekayasa PLTN [2].
Berkaitan dengan program rekayasa komputer, PT Tripatra Engineering mempunyai
72 program komputer yang digunakan untuk perhitungan rekayasa dasar dan analisis
rekayasa dan memanfaatkan sistem komputer 3 dimensi (3D-CAD) yang digunakan untuk
desain minyak, gas dan pembangkit proses, pembangkit petrokimia dan pembangkit listrik
konvensional. PT Tripatra Engineering memelihara standar rekayasa dan prosedur dan
mempunyai sistem penyimpanan dokumen yang cukup baik dan pusat pengendalian
dokumen proyek operasional secara sistimatik.
Dalam kaitannya dengan sistem manajemen mutu, PT TE mempunyai program
jaminan mutu dan program kendali mutu ISO 9001:2000 yang disertifikasi oleh Lloyd’s
Register Quality Assurance Limited [2,3].
PT TE mempunyai program pengembangan sumber daya manusia yang terdiri dari
in-house training, kursus singkat eksternal dan seminar-seminar untuk meningkatkan
kemampuan teknis perusahaan. Program pelatihan meliputi sebagai berikut:
- Briefing orientasi untuk memperkenalkan profil perusahaan, sistem manajemen mutu
dan regulasi perusahaan;
- Training In-house dan outside untuk meningkatkan keahlian dan ilmu pengetahuan
pekerjanya;
ISSN 1979-1208
285
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011
Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
-
On the job training dengan partner strategik yang spesialisasi dalam teknologi khusus
dimana PT. Tripatra tidak memilikinya;
Presentasi pemasok (vendor), dan workshop teknis.
PT TE mempunyai pengalaman terbatas dalam desain pembangkit konvensional dan
mempunyai kemampuan untuk melakukan desain rinci dari PLTN di bawah pengawasan
industri rekayasa asing yang berpengalaman. PT TE tidak mempunyai ASME NQA-1
program jaminan mutu atau setara yang diperlukan untuk menjamin kerja mutu pada
proyek PLTN dan untuk menjamin keselamatan pembangkit melalui ISO 9001:2002.
Program komputer rekayasa PT TE tidak cukup untuk melakukan pekerjaan rekayasa dalam
desain PLTN karena mereka tidak mempunyai program komputer rekayasa untuk sistem,
struktur dan komponen keselamatan nuklir, dan program komputer analisis keselamatan
nuklir yang diperlukan untuk desain nuclear island dalam PLTN.
PT TE tidak cukup banyak memiliki sarjana arsitek pembangkit daya karena
tanggungjawab PT TE dalam desain pembangkit daya dibatasi dalam ruang lingkup
subkontraktor yang berada di bawah tanggungjawab menyeluruh dari kontraktor utama.
Untuk dapat berpartisipasi dalam program PLTN, maka PT Tripatra Engineering
hendaknya meningkatkan jumlah personil rekayasa, mengakumulasikan pengalamanpengalaman proyek dalam sektor desain PLTN untuk mengadakan atau mengembangkan
program komputer rekayasa yang ditujukan pada desain PLTN dan mengadakan sistem
jaminan mutu ASME NQA-1. Untuk menyempurnakan tujuan, PT TE direkomendasikan
untuk membuat program kemampuan sendiri jangka panjang dan melakukan kerjasama
dengan industri jasa rekayasa arsitek asing untuk membuat desain PLTN.
Berdasarkan pengalaman dan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam rekayasa desain
untuk pembangkit konvensonal, maka PT TE dapat berpartisipasi sebagai subkontraktor
untuk kontraktor utama PLTN pertama di Indonesia. Untuk meningkatkan tingkat lokalisasi
dalam bidang rekayasa arsitek, teknologi kemampuan sendiri dapat disusun dan secara
sistematik dapat dilaksanakan. Kontrak alih teknologi dengan industri jasa rekayasa arsitek
asing dapat dilakukan. Biasanya kontrak alih teknologi dalam rekayasa arsitek mencakup 3
unsur misalnya tranfer material, transfer program komputer rekayasa dan pelatihan
personil. Bagaimanapun tingkat alih teknologi sebaiknya ditingkatkan.
Kemampuan rekayasa nasional harus mempunyai peranan promosi dalam
implementasi tujuan partisipasi nasional. Dalam proses alih teknologi memerlukan rekan
pendamping (counterpart) yang mampu berasimilasi, mengadopsi dan mengadaptasi ke
dalam persyaratan kemampuan nasional. Untuk memaksimalkan pemanfaatan perusahaan
rekayasa asing dalam kontrak alih teknologi, pemilik PLTN dari pemerintah Indonesia
direkomendasikan untuk memilih perusahaan rekayasa yang juga mempunyai pengalaman
dalam teknologi keandalan sendiri dan membantu industri nasional sebagai rekan
pendamping alih teknologi.
3.2.
PT. Inti Karya Persada Teknik
PT. Inti Karya Persada Teknik (PT. IKPT) merupakan industri jasa rekayasa dan
konstruksi di Indonesia. Ruang lingkup pekerjaan PT. IKPT mencakup manajemen proyek,
rekayasa desain, pengadaan, kegiatan konstruksi sebagai berikut: Industri minyak dan gas,
industri petrokimia dan fertilizer, industri energi (PLTP, PLTU, PLTGU) dan industri berat
lainnya (pertambangan, industri kertas)[2,4]. PT. IKPT melaksanakan desain dan pelayanan
rekayasa, pelayanan pengadaan dan pelayann manajemen konstruksi untuk lima
pembangkit listrik konvensional yang memiliki kapasitas lebih kecil dari 60 MW. PT. IKPT
mempunyai pengalaman dalam PLTGU dan PLTP. PT. IKPT juga melakukan rekayasa,
ISSN 1979-1208
286
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011
Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
pengadaan, layanan konstruksi untuk berbagai proyek industri misalnya industri gas dan
minyak, PT. IKPT satu kali menyediakan pelayanan rekayasa untuk konstruksi fasilitas riset
nuklir 30 MW di Serpong. Namun demikian PT. IKPT tidak memiliki sarjana teknik nuklir
dalam perusahaannya. Di antara 985 personil PT. IKPT, sekitar 60% memiliki pengalaman
industri lebih dari 10 tahun. Sekitar 35% dari total pekerja, bekerja pada pekerjaan desain
dan divisi rekayasa.
Berkaitan dengan program komputer rekayasa, PT. IKPT mempunyai 50 buah
program komputer yang dapat digunakan untuk perhitungan rekayasa dan analisis
rekayasa, dan dapat dimanfaatkan untuk desain secara keseluruhan untuk perusahaan
minyak dan gas, pembangkit proses, pembangkit petrokimia, pembangkit fertilizer, dan
pembangkit listrik konvensional. Dalam kaitannya dengan acuan rekayasa, PT. IKPT
menjaga standar dan prosedur untuk desain minyak dan gas dan pembangkit proses,
pembangkit petrokimia, pembangkit fertilizer dan pembangkit listrik konvensional. PT. IKPT
telah memanfaatkan sistem komputer desain 3 dimensi (3D-CAD) dalam proyek rekayasa.
Hal tersebut dikonfirmasikan bahwa PT. IKPT memelihara perpustakaan dan secara
sistematik melaksanakan pusat kendali dokumen proyek.
Dalam kaitannya dengan sistem manajemen mutunya, PT. IKPT mempunyai ISO
9000-2000 jaminan mutu dan program kendali yang disertifikasi oleh Lloyd’s Register
Quality Assurance Limited. PT. IKPT juga telah memiliki OHSAS 18000:1999 tentang sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang disertifikasi oleh Sucofindo International
Certification Services. Dari hasil evaluasi PT. IKPT masih belum mempunyai pengalaman
yang cukup untuk berpartisipasi dalam konstruksi PLTN karena hal-hal sebagai berikut:
- PT. IKPT belum memiliki ASME – NQA1 program jaminan mutu atau ekivalen
dengan yang diperlukan untuk pekerjaan mutu pada proyek PLTN;
- Program komputer rekayasa PT. IKPT tidak cukup untuk pekerjaan rekayasa dalam
desain PLTN karena mereka tidak mempunyai program komputer rekayasa untuk
sistem, struktur dan komponen keselamatan PLTN
dan program analisis
keselamatan nuklir yang diperlukan dalam desain nuclear island pada PLTN;
- PT. IKPT tidak cukup memiliki sarjana rekayasa arsitek dari pembangkit daya karena
tanggungjawab PT. IKPT dalam desain pembangkit secara utama dibatasi dalam
ruang lingkup subkontraktor dari pekerjaan kontraktor utama asing yang memiliki
tanggungjawab secara keseluruhan.
Pada prinsipnya PT. IKPT dapat berpartisipasi dalam desain dan rekayasa PLTN
pertama di Indonesia, namun peningkatan kemampuan teknologi dan rekayasa desain
harus ditingkatkan dan sebaiknya juga mengakumulasikan pengalaman-pengalaman
proyek dalam sektor pembangkit daya, membeli atau mengembangkan program komputer
rekayasa yang ditujukan untuk desain PLTN, menyusun ASME – NQA1 dan merekrut
sumber daya manusia yang memiliki latar belakang teknik nuklir atau paling tidak
memahami teknologi PLTN khususnya desain dan rekayasa PLTN. Untuk pencapaian
tujuan, PT. IKPT sebaiknya membuat rencana program jangka panjang untuk mencapai
kinerja tinggi dan keandalan sendiri. Untuk melaksanakan kegiatan ini secara efektif, PT.
IKPT dapat bekerjasama dengan industri asing yang mempunyai sarat pengalaman dalam
teknologi keandalan sendiri dalam desain PLTN.
3.2.
Peningkatan Potensi Industri Jasa Rekayasa Arsitek
Berdasarkan hasil evaluasi pengalaman industri jasa rekayasa arsitek di atas, maka
untuk meningkatkan potensi industri jasa rekayasa arsitek dalam meningkatkan peran
ISSN 1979-1208
287
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011
Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
aktifnya dalam pembangunan nasional, khususnya dalam penyiapan desain dan rekayasa
PLTN di Indonesia, maka perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pengembangan sumber daya manusia yang handal di bidang jasa rekayasa arsitek
dengan melaksanakan pelatihan (training) sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi
yang dimiliki;
2. Peningkatan kemampuan teknologi, keselamatan dan kesehatan kerja, sistem
informasi serta penelitian dan pengembangan teknologi khususnya PLTN;
3. Peningkatan kemampuan untuk memiliki program komputer untuk desain dan
rekayasa PLTN yang dapat mendukung kegiatan conceptual design, basic design dan
detailed design;
4. Peningkatan kinerja dengan menerapkan sistem manajemen mutu yang lebih efektif,
efisien serta sistem kendali mutu yang lebih baik dan ketat;
5. Peningkatan kinerja industri jasa rekayasa arsitek dalam hal tertib administrasi yang
menyangkut pemenuhan persyaratan perijinan, persyaratan teknis pekerjaan
konstruksi, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja, persyaratan keselamatan
umum, persyaratan ketenagakerjaan, persyaratan lingkungan, persyaratan tata ruang
dan lain-lain.
6. Peningkatan kemitraan yang sinergis antara sesama industri jasa rekayasa arsitek
yang saling terkait, saling membutuhkan dan saling menguntungkan.
7. Pemberian kesempatan yang luas dalam proses tender di dalam negeri dan luar
negeri sehingga kinerja dan kemampuan industri dapat dihandalkan.
8. Peningkatan dukungan dari lembaga keuangan dalam memberikan prioritas,
kemudahan, pelayanan dan akses kepada industri jasa rekayasa arsitek untuk
memperoleh pendanaan.
4.
KESIMPULAN
Potensi kemampuan industri jasa rekayasa arsitek untuk mendukung program PLTN
di Indonesia masih harus ditingkatkan kinerjanya. Hal ini dapat dilakukan melalui
pemilihan dan pengembangan SDM yang kompeten, peningkatan kemampuan teknologi
dan rekayasa khususnya rekayasa desain PLTN, pemenuhan fasilitas peralatan yang handal
termasuk pembelian program komputer. Pada pekerjaan conceptual design, basic design dan
detailed design, penerapan sistem manajemen mutu dan sistem kendali mutu yang lebih baik,
implementasi sistem manajemen proyek yang efektif dan efisien, dan peningkatan
koordinasi dengan industri jasa arsitek lainnya dan institusi pemerintah diharapkan mampu
berpartisipasi aktif dalam proyek konstruksi PLTN di Indonesia. Untuk mendapatkan data
terkini terhadap industri jasa rekayasa arsitek perlu dilakukan kembali survei industri
nasional dengan memberikan kuesioner yang lebih rinci ke seluruh industri yang dianggap
berpotensi dalam mendukung program PLTN.
DAFTAR PUSTAKA
[1] INTERNASIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Manpower Development for Nuclear
Power, A Guidebook, Technical Report Series No. 200, Vienna, 1980.
[2] BATAN & KHNP, Report on the Joint Study for Program Preparation & Planning of the
NPP Development in Indonesia Phase II, 2006.
[3] Hasil Kuisioner dan Company Profile dari PT. Tripatra Engineering, 2005.
[4] Hasil Kuisioner dan Company Profile dari PT. Inti Karya Persada Teknik, 2005.
ISSN 1979-1208
288
Download