DUNIA BERANJAK Tentang seniman Hendarto Hendarto lahir pada tahun 1951 sebagai putra seorang perwira militer di Bandung. Dibesarkan dalam tradisi Islam Kejawen, ia masuk agama Katolik pada awal tahun 80an. Bakat melukisnya sudah tampak sejak masa kanak-kanak. Ia mulai belajar arsitektur tetapi tidak menyelesaikan studinya. Sebaliknya ia bekerja sebagai seniman freelance. Sarana pengungkapannya beraneka ragam. Ia menggunakan teknik batik, keramik, kayu yang kemudian juga menjadi landasan seni lukisnya. Sejak memeluk agama Katolik Hendarto juga memasukkan motif Kristen dalam karya -karyanya. Lukisannya memerlukan waktu yang panjang untuk berkembang. Sebelum masuk ke proses melukis yang sesungguhnya, ia mengambil waktu untuk refleksi yang intensif dan mencari aksesnya sendiri untuk memahami motif tersebut misalnya melalui meditasi. Dengan demikian karyanya merupakan ungkapan iman pribadi. Pada saat yang sama, karyanya juga mengandung unsur mistik Islam. Hendarto tinggal di Yogyakarta. Sumber: Volker Küster, Dialog und Kunst in Indonesien. Unterwegs zu einer Ästhetik interreligiöser Begegnung, in: Katajun Amirpur, Wolfram Weiße (Hrsg.): Religionen Dialog Gesellschaft. Analyse zur gegenwärtigen Situation und Impulse für eine dialogische Theologie), Münster 2015, 99 – 128. “Epiphany – Hari itu ulang tahun saya. Kandungan teologisnya memang cocok: Hidupku berada di bawah cahaya yang muncul di dunia.“ Prof. Dr. Martin Hein, Uskup Gereja Evangelical Kurhessen-Waldeck DUNIA BERANJAK EPIFANI – PESTA ANTARA MANIFESTASI DAN PEMBUKA MATA Epifani adalah pesta gereja paling tua yang tercantum dalam kalender. Gereja merayakan “Pesta Kedatangan Raja” pada 6 Januari sudah sekitar tahun 300 - mula-mula di Timur tetapi kemudian juga di Barat. Kata Yunani “Epiphanias” merupakan konsep yang ambivalen. Kata tersebut berarti Penampakan – Pencerahan – Wahyu. Pembacaan Alkitab di sekitar pesta Epifani membuat satu hal menjadi jelas: Tuhan dinyatakan dalam manusia Yesus. Hal itu diceritakan dalam kisah pembaptisan Yesus di Sungai Yordan. Langit terbuka, seekor burung merpati dan suara muncul, orang yang berkumpul di sekitar Yohanes Pemandi tercengang. Mereka tidak pernah mengalami hal semacam itu. Atau kisah pernikahan di Kanaan: Yesus mengubah air menjadi anggur. Sebuah keajaiban yang hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang lebih tinggi dan berbeda daripada sekedar manusia biasa. Juga menakjubkan cerita tentang orang majus dari Timur yang menempuh perjalanan jauh untuk mengagumi anak yang baru lahir. Sebuah bintang menunjukkan mereka keilahian anak tersebut. Mereka mengikuti bintang tersebut sampai ke kota kecil Bethlehem dan keheranan mereka tiada taranya: Anak ilahi tersebut berbaring dalam palungan yang melarat! EPIFANI – DUNIA BERANJAK Kelahiran Yesus jatuh dalam masa pemerintahan Kaisar Romawi Agustus, yang memperluas kekuasaan Romawi lebih besar daripada semua pendahulunya. Ia mau menjadi penguasa seluruh dunia – atau dalam bahasa Yunani pada masa itu: menjadi penguasa atas ekumene (seluruh tempat yang berpenghuni di dunia) Orang orang majus dari Timur pada masa itu mengambil risiko melintasi perbatasan, menyeberangi negara –negara untuk mengatasi hambatan bahasa. Mengapa? Untuk mengetahui, siapa cahaya dunia tempat orang menyelaraskan nilai –nilai, sikap dan tindakan siapa penguasa sejati segala kerajaan dan siapa yang dapat membawa perdamaian di bumi. Dalam kepercayaan rakyat „orang majus“ (Mat. 2) berubah menjadi “Tiga Raja”. Meskipun demikian “Tiga raja yang suci” sampai hari ini melambangkan hal yang dapat dicapai oleh penampakan anak itu: orang bergerak ke luar, meninggalkan hal yang dikenalnya, melintasi batas budaya dan sosial, memikul risiko dan menempuh jalan bersama, mencari pencerahan dan sesuatu yang besar, yang dapat menjadi tumpuan untuk kehidupan mereka sendiri. EPIFANI – DALAM PERJALANAN MENUJU KEADILAN DAN PERDAMAIAN Orang majus tersebut berani melangsungkan pertemuan di negara asing dan dengan orang asing. Mereka dikejar -kejar oleh raja Herodus, kaki tangan imperium Romawi. Mereka menemukan sesuatu yang menakjubkan dan elementer, Tuhan dan manusia dalam diri seorang anak di palungan, lengkap dengan apa yang kita perlukan untuk hidup: makanan, pakaian, atap di atas kepalanya dan kasih sayang dari manusia. Bagi orang majus Kaisar Agustus yang gemerlapan hanya pantulan suram cahaya yang sesungguhnya. Sama seperti dalam ikon lukisan yang selalu dimulai dengan latar belakang emas, dari anak dalam palungan sederhana itu terpancar kemuliaan Allah untuk orang orang majus. Secara harafiah memang kecil, tetapi mempunyai dampak besar, sejarah keadilan dan perdamaian Tuhan Allah dimulai di tengah tengah Kekaisaran Romawi yang adidaya. Kisah Tiga Orang Majus merupakan kisah misi, sejarah misi Allah. Kisah ini mempunyai arti penting bagi seluruh dunia. Manusia dalam segala budaya dan negara bersatu ketika mereka memandang anak di palungan: Mereka mengenali Allah dalam diri anak yang lemah itu. Gereja dari utara, selatan, timur dan barat bertemu bersama sama dalam persekutuan EMS. Marilah kita bertindak seperti ketiga orang majus: Kita berangkat. Kita mengatasi batas batas dalam pikiran dan hati, kita saling bertemu, kita menjumpai Kristus secara tidak disangka-sangka dan terus menerus. Dalam perjalanan menuju keadilan dan perdamaian Sabine Müller-Langsdorf Gambar itu menunjukkan pengaruh kuat teknik batik. Batik merupakan bagian dari warisan budaya Indonesia. Orang Indonesia masih mengenakan busana batik dalam berbagai kesempatan. Sebagai contoh, pada hari Jumat banyak orang pergi bekerja mengenakan kemeja dan gaun batik. Mereka pun mengenakan batik dalam upacara resmi. Ketiga raja tersebut berpakaian gaya tradisional Jawa, dengan dada yang telanjang. Langit biru mengingatkan pada iklim Indonesia. Di Indonesia terdapat dua musim: musim kering dan hujan. Bintang batik menunjukkan jalan kepada para raja. Cahayanya sekaligus merupakan sumber. Welman Boba Orang Jawa di Indonesia percaya pada gagasan „Ratu Adil“ yang dikirim oleh Tuhan untuk membebaskan umatnya dari penderitaan dan penindasan oleh penguasa. Dia sederhana dan bijaksana. Dia akan membangkitkan orang miskin dan terhina, dan membuat negara menjadi makmur, damai dan adil. Orang Jawa yakin bahwa Ratu Adil akan datang tidak lama lagi. Karena tanda tandanya sudah jelas: bencana alam besar, seperti banjir, kebakaran hutan, gempa bumi, penyakit menular parah. Di samping itu bencana sosial, seperti perang dan kebrutalan. Menurut kepercayaan mistik Jawa Ratu Adil datang, apabila komet „Lintang Kemukus“ muncul pada pagi hari. Kedatangan Ratu Adil sering diceritakan dalam kisah wayang yang bermain pada pesta pernikahan dan selamatan. Pada gambar Hendarto ketiga raja dilukis sebagai tokoh wayang. Di sini diceritakan berbeda dengan dalam Alkitab, mereka bukan orang asing melainkan warga biasa yang dikucilkan oleh penguasa. Mereka percaya bahwa Yesus adalah Ratu Adil. Lihatlah bintang jatuh, itulah tandanya! Yesus, ratu adil memerintah seorang wanita yang menjaga anaknya dengan penuh kasih sayang dan melindunginya. Ia memerintah dengan adil dan tanpa kekerasan. Ia membela orang orang yang miskin dan ditindas. Ia membawa kemakmuran, perdamaian dan pembebasan bagi alam yang dihancurkan dan bagi seluruh umat manusia. Sekarang kita tidak lagi menunggu Ratu Adil. Ia telah datang. Ia telah berada di tengah kita. Bintang jatuh adalah lambangnya. Marilah kita mengikuti lambang ini.“ Junita Lasut Busana yang dikenakan orang majus sesuai dengan „dandanan“ wayang orang, bentuk tradisionil teater yang juga meliputi wayang golek. Jadi pakaiannya dengan jelas menunjukkan bahwa tokoh-tokohnya berasal dari konteks budaya Jawa, seperti juga asal usul mereka yang mulia, kebijaksanaan dan pendidikan mereka. Bumi tempat ketiga raja bergerak dilukiskan seolah mereka berjalan di atas kulit naga. Naga tersebut memiliki ekor. Ekor ini tenang dan tidak mengganggu maupun mengancam siapa pun. Namun naga merupakan lambang hewan yang berbahaya, jahat dan berasal dari lingkungan dewa bawah tanah. Raja –raja Jawa penunggang naga tersebut pada masa itu sedang dalam perjalanan menuju tempat tujuan, mereka tidak terancam bahaya karena mereka mengikuti bintang. Bintang ini menjamin perlindungan dan keselamatan serta menunjukkan jalan menuju Yesus. Bagi saya timbul pertanyaan, mengapa pelukis memilih unta sebagai hewan tunggangan. Hewan ini tidak ada di Jawa. Sebetulnya lebih masuk akal untuk memilih kuda, sapi dan kerbau, karena mereka lebih umum di Indonesia dan digunakan sebagai hewan tunggangan. Untung Kartawijaya IDE UNTUK KOTBAH IKUT MENJADI AHLI WARIS. APA YANG LEBIH BAIK? EPIFANI MEMBAWA ORANG ASING PADA PERISTIWA KRISTUS Misa Criolla (Misa Kreol) gubahan komponis Argentina Ariel Ramirez adalah salah satu kebaktian pertama yang mengangkat dunia musik suku indigenos Argentina. Digubah pada tahun 1964 karya ini menjadi salah satu musik sakral Amerika Latin yang paling signifikan. Pada awal tahun 50an Ariel Ramirez melakukan perjalanan ke Eropa pasca perang. Pertemuan dengan dua orang biarawati Jerman yang selama masa pemerintahan Nazi memberikan makanan secara diam diam kepada para tawanan di kamp konsentrasi telah membuatnya sangat terharu. Misa Criolla merupakan karya kudusnya yang pertama sebagai ucapan terima kasih kepada semua orang yang membantunya selama masa pengembaraannya di Eropa dan yang menceritakan kisah hidup mereka kepadanya. Pertemuan dapat mengubah kehidupan untuk selamanya. Begitu pula dengan pertemuan ketiga orang majus dengan sang anak di Bethlehem. Mereka berangkat, melintasi daerah asing dan pulang dalam keadaan berubah. Ketiga orang tersebut masuk dalam sebuah cerita yang tidak mereka kenal. Hendarto melukis mereka dengan warna –warna intensif yang cerah. Biru cerah mendominasi cakrawala. Mereka dipandu oleh bintang. Cahayanya menarik mereka menyusuri jalan yang tidak dikenal, masuk pada pertemuan dengan Allah di kandang Bethlehem. Apa yang terjadi di sana? Efesus 3.2-6 merupakan teks yang ditetapkan untuk kotbah pada Pesta Epifani 2016. Surat itu mengutip Paulus sebagai berikut: »Wahyu telah membuka rahasia itu kepadaku … yaitu bahwa orang -orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli –ahli waris dan anggota anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus.« Dalam Alkitab Terjemahan Jenewa yang Baru Paulus berkata: »Orang-orang bukan Yahudi – di sinilah letak rahasia tersebut – bersama orang Yahudi adalah ahli waris dan telah menjadi anggota dari tubuh yang sama, dan turut menerima apa yang dijanjikan Allah melalui Kristus Yesus. Semua itu melalui Yesus Kristus dan berkat Kabar Baik telah menjadi kenyataan. “Misi ke Istana”, begitu Gereja Presbyterian Ghana (PCG) menyebut upaya mereka untuk membina hubungan baik dengan para kepala suku. Ketiga orang majus pun berada dalam perjalanan misi mencari raja yang dinubuatkan. Misi mereka mencari yang berkuasa justru mengantar mereka kepada yang tak berdaya. Kepala -kepala suku Ghana berakar dalam tradisi ritual pemujaan leluhur mereka. Pada saat yang sama beberapa orang menjadi anggota gereja. Dua dunia imajiner religius bertemu bersama. Pengucilan dari Perjamuan Kudus menjadi sebuah sarana bagi sebagian pendeta di Ghana untuk menarik garis antara iman Kristen dan agama tradisional. Namun teolog Ghana Kwame Bediako menekankan, walau bagaimana pun, dalam teologi Afrika kontekstualnya, gereja dipanggil untuk menunjukkan bahwa “Tuhan Kristen sudah difahami dan dihayati di Afrika sebelum kaum misionaris datang.” Gerakan ekumene di seluruh dunia ditandai dengan pertemuan antar manusia dengan budaya dan agama lain untuk berhubungan dengan misteri dalam Kristus. Surat Efesus diresapi dengan keyakinan bahwa hanya bersama bangsa -bangsa di dunia orang Yahudi dapat membentuk tubuh Kristus. Tidak ada hak anak sulung dan anak kesayangan, orang yang tampaknya mematuhi hukum atau kaum pendatang. Semua orang disertakan. »Tuhan yang tunggal merangkul seluruh dunia yang berbicara dalam 7000 dialek dan bahasa. Tuhan terbuka bagi semua budaya dan bangsa“, kata teolog Jepang Kosuke Koyama. Anak di palungan ini membawa perdamaian ke dunia. Perdamaian antara orang Yahudi dan bukan Yahudi, antara umat Kristen, Islam, Yahudi, Hindu dan Budha. Semua disertakan. »Kita hanya dapat berbicara dengan Tuhan, apabila kita meletakkan tangan kita di seluruh dunia«, begitu Martin Buber mengungkapkan sikap damai ini. Perdamaian yang memancar dari yang Kecil dan yang Lemah tak berdaya harus kita hayati dalam konteks kehidupan sehari-hari, kegiatan bisnis kita dan partisipasi sosial kita. Hal itu berat dan penuh konflik, tetapi sekaligus juga memperkaya rohani kita. Di mana pun perdamaian dan keadilan menjadi kenyataan, bintang bersinar cemerlang pada malam hari. Tokoh-tokoh pendamai di Gereja Presbiterian Ghana merupakan contoh yang menggembirakan dalam hal ini. Dalam lukisan pelukis Hendarto muncul tiga orang majus bukan sebagai raja sombong yang tahu ke mana harus pergi. Mereka tidak tampak berkuasa dan mendominasi. Malah sebaliknya mereka bertindak hati –hati, ragu dan mencari –cari. Dalam kisah Natal Lukas 2,9 kita mendengar: »Kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka«. Sekarang cahaya kembali menerangi jalan. Dengan Epifani kita memasuki masa pesta cahaya untuk mencari penerangan dalam perjalanan yang ditunjukkan Tuhan kepada kita, itulah yang kita rindukan. Menemukan pencerahan sebagai peziarah dalam perjalanan menuju keadilan dan perdamaian. Kita mau melihat dengan jelas dalam hidup kita sendiri, supaya kita dapat mengambil langkah selanjutnya. Mari kita berangkat bersama seluruh dunia sebagai orang yang meraba, mencari dan ditemukan oleh Allah. Heike Bosien “Bagi saya Epifani berarti: Surga dan dunia bertemu dalam díri anak di palungan. Orang – orang majus dari Timur juga berjalan ke arah ini. Sejak itu semua orang mempunyai arah sembahyang yang baru: Putra Allah di palungan, pada salib, sebagai Kristus yang bangkit.“ Dr. h. c. Frank Otfried July, Uskup Evangelical Lutheran Church di Württemberg CONTOH DOA DAN NYANYIAN DOA DOA PEMBUKA Tuhan yang maha rahim, Engkau telah membuat putraMu menjadi cahaya dunia. Orang majus mengikuti cahaya ini – Dan sejak itu dunia beranjak mencariMu. Penuh kerinduan akan keadilan, kemuliaan dan perdamaianMu. Kami juga mengharapkan cahayaMu, bila kami kini datang ke hadapanMu. Kami mohon kepadaMu: Berilah kami mata, telinga, bibir dan hati yang terbuka bawalah kami menuju jalan kepadaMu dan biarlah kami menemukan Dikau, supaya kami dapat menyebarkan cahayaMu bersama dengan sesama kami dari seluruh dunia. Amin. Sophie Abendschein DOA Kami berdoa untuk semua orang yang kami sayangi dan hargai Biarlah mereka tinggal dalam perlindungan dan perdamaianMu. Kami berdoa untuk semua orang yang asing dan memusuhi hati kami Jauhkanlah apa yang memisahkan kami dan berilah kami kerukunan dan perdamaian. Kristus mengatasi dan menghancurkan kegelapan dan menguatkan kami dalam kebebasan anak -anakMu. Tunjukkan kami jalan melalui Ratu Adil, Amin. Junita Lasut DOA SYAFAAT Oh Tuhan, seluruh dunia telah bangkit, untuk mencari dan menyembahMu. Kami faham, bahwa kami adalah bagian dari suatu gerakan besar, jika kami percaya bahwa Yesus Kristus adalah terang dunia. Pada hari ini kita ingin berdoa dengan umat Kristen di Indonesia, dengan siapa kita bersatu dalam iman, walaupun jarak pemisah besar: Pembicara 1: Kita mengenang orang –orang Kristen di Kepulauan Indonesia yang dengan penuh sukacita memperluas, gereja mereka dan mendidik kaum muda dalam jemaat mereka menjadi pendeta. Pembicara 2: Tuhan, tolonglah supaya saudara –saudara kami di Indonesia tetap bersukacita dalam iman mereka. Berkatilah semua permulaan baru dan gerakan yang menyebarluaskan wartaMu. Pimpinlah kaum muda, yang mau menjadi pendeta. Kuatkanlah kami dengan harapan sehingga permulaan baru dapat dilaksanakan dalam namaMu Kami mohon kepadaMu: Jemaat: Tuhan dengarlah kami. (Panggilan: O Tuhan pimpinlah langkahku, Thuma Mina 191) Pembicara 1: Di Indonesia hidup 200 juta orang Muslim dan 20 juta bersama orang Kristen, Hindu, Budha dan pengikut kepercayaan penduduk asli, Sering berdampingan, sering juga sebagai anggota dalam keluarga yang sama. Gereja terbuka untuk dialog antar agama yang berlangsung dengan ramah Kita mohon supaya Tuhan membantu kita hidup damai bersama –sama. Pembicara 2: Tuhan, kelompok agama radikal semakin menguat juga di Indonesia. Tunjukkanlah bahwa pemeluk dari semua agama bergantung kepada satu sama lain, dan tidak dapat menyerukan kebencian atas namaMu. Kuatkanlah semua orang di Indonesia maupun di Jerman yang ramah dan terbuka terhadap satu sama lain, dan dengan demikian menunjukkan bahwa mereka ingin hidup berdampingan secara damai. Sentuhlah terutama mereka yang sebagai juru bicara dari kelompok agama sering menentukan arah pembicaraan tentang orang lain. Kami mohon kepadaMu: Jemaat: Tuhan dengarkanlah kami. (Panggil: O Tuhan pimpinlah langkahku, Thuma Mina 191) Pembicara 1: Di Indonesien tumbuh generasi baru yang mau mempersiapkan diri dengan baik menghadapi tantangan abad 21. Hampir semua orang tua mengharapkan agar anak mereka dididik dan diberdayakand dengan baik. Pembicara 2: Tuhan, kami berdoa untuk berbagai sekolah dan lembaga pendidikan kejuruan yang dilaksanakan oleh gereja di Indonesia: Biar sekolah -sekolah tersebut menjadi tempat untuk mengembangkan kecerdasan dan memungkinkan kaum muda memperoleh kepercayaan pada kemampuan mereka. Tunjukkan terutama kepada gadis –gadis berapa banyak potensi yang mereka miliki dan bahwa mereka mempunyai hak yang sama untuk berpartisipasi. Dampingi khususnya mereka yang membawa anak–anak cacat keluar dari isolasi mereka dan membiarkan mereka ikut dalam perkumplan manusia yang belajar. Kami mohon kepadaMu: Jemaat: Tuhan dengarkanlah kami. (Panggil: O Tuhan pimpinlah langkahku, Thuma Mina 191) Jürgen Reichel “Untuk saya Epifani berarti: Tuhan muncul di dunia ini – sebagai manusia. Dengan demikian Allah datang menyelamatkan semua manusia.” Dr. Volker Jung, Presiden gereja Evangelial Church in Hesse and Nassau “Untuk saya Epifani berarti: Sinar cahaya Allah mengubah dunia kita. Cahayanya memberi perspektif baru, mengatasi batas dan membuka cakrawala untuk merangkul semua bangsa. Gereja kuno mengangkat tradisi tersebut dan melihat ketiga orang majus dari Timur sebagai lambang benua Asia, Afrika dan Eropa.” Jochen Cornelius-Bundschuh, Uskup gereja Protestan di Baden SARAN NYANYIAN The First Novell – Traditional English melody. Harm. Christmas Carols New and Old, 1871 SARAN NYANYIAN DARI INDONESIA DALAM YESUS Diterbitkan dalam: Thuma Mina. Buku Nyanyian Ekumene Internasional, Munich, Basel 1995, No. 138 Mudah dipelajari, cocok mis.untuk nyanyian sesudah kotbah. O TUHAN PIMPINLAH LANGKAHKU Diterbitkan dalam: Thuma Mina. Buku Nyanyian Ekumene Internasional, Munich, Basel 1995, No. 191. Melodi menarik, dapat dinyanyikan mis. sebagai lagu selama doa syafaat. “Untuk saya Epifani berarti: Cahaya harapan pada awal setiap tahun baru. Gambar saya untuk Epifani adalah bintang: Cahaya Harapan, yang diikuti oleh orang majus dari Timur menuju kepada Christus, terang dunia. Bintang itu tidak tetap, melainkan selalu bergerak, berjalan bersama kita pada perjalanan hidup, memberi orientasi dan melimpahkan pencerahan.“ Pendeta Raimund Hertzsch, Pimpinan gereja Moravia INFORMASI TENTANG INDONESIA Setelah India dan Cina, ekonomi Indonesia yang paling cepat tumbuh pada saat ini dan merupakan negara demokrasi ketiga paling besar di dunia. Dengan penduduk sebanyak 250 juta jiwa negara ini memiliki populasi keempat terbesar dengan jumlah Muslim yang paling tinggi di seluruh dunia. Negara ini termasuk dalam negara berkembang dan satu-satunya anggota negara G20 dari Asia Tenggara yang ekonominya tumbuh secara signifikan. Semboyan negara »Bhineka Tunggal Ika«, melambangkan keragaman etnis, budaya dan agama penduduknya. Kaum Muslim Indonesia yang mewakili 87% dari populasinya terkenal akan sifatnya yang liberal. Sebagian besar dari mereka mengakui Pancasila sebagai falsafah negara dan dengan demikian berkomitmen hidup agama berdampingan secara damai di negara ini. Baru –baru ini falsafah ini dipersoalkan oleh kelompok fundamentalis yang ingin mengubah Indonesia menjadi negara Islam. Meskipun demikian mayoritas penduduk memilih pembaharu Joko Widodo (“Jokowi”) sebagai presiden menjelang akhir 2014. Ia meneruskan transformasi demokratis setelah diktator Suharto jatuh dan mempertahankan negara sekuler. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia tidak ingin mengubah Undang-Undang Dasar. Bahkan kebijakan “Jokowi” untuk pembagian kesejahteraan yang lebih adil dan reformasi birokrasi yang korup dengan lebih konsisten mendapat dukungan luas. EMS mempunyai 9 gereja anggota di Indonesia, 7 di antaranya berada di Sulawesi dengan mayoritas penduduk beragama Islam, sebuah di P. Halmahera, di mana agama Kristen tersebar luas dan sebuah lagi di P. Bali yang penduduknya sebagian besar memeluk agama Hindu. Gereja Protestan di Indonesia sangat terlibat dalam dialog antar agama yang membela hak asasi manusia dalam pemberantasan kemiskinan di daerah pedesaan dan aktif dalam bidang pendidikan dan pelatihan kejuruan generasi muda. EMS menunjang sejumlah besar proyek gereja dalam bidang ini dan membantu mereka dalam perjuangan mempertahankan kebebasan beragama di negeri ini. Christine Grötzinger KRISTEN DI INDONESIA APA YANG ANDA KERJAKAN SEBAGAI ORANG KRISTEN DALAM SITUASI SAAT INI DI INDONESIA? UNTUK SIAPA ORANG KRISTEN DI SANA BERDOA? Umat Kristen di Indonesia merupakan bagian sebuah masyarakat dengan beragam kebudayaan. Sudah sejak Republik Indonesia berdiri mereka bekerja untuk mengembangkan negara dan aktif dalam berbagai bidang. Sebagai warga masyarakat pluralis salah satu keprihatian utama adalah perjuangan untuk hidup damai dengan pemeluk agama lain. Hal ini terjadi mis. melalui dialog antar agama, kerja sama antar agama berdasarkan prinsip gotong royong dan bergerak mendekati satu sama lain dengan saling menghormati. Iman Kristen juga memperoleh stimulasi melalui kontak dan pertukaran dengan orang yang memeluk kepercayaan lain. Tuntutan akan masyarakat yang multi kultural membuat iman Kristen tetap hidup dan bersemangat. Karena hidup bersama dengan beragam kelompok yang berbeda juga penuh tantangan, umat Kristen di Indonesia berdoa untuk kehidupan yang harmonis bersama agama lain dan untuk demokrasi serta kebebasan. Welman Boba “Epifani berarti untuk saya: Langit terbuka dan bumi bersinar dalam kemuliaan kebenaran Tuhan.“ Christian Schad, Presiden Gereja Protestan di Palatinate SARAN UNTUK KOLLEKTE: PRESENTASI PEKERJAAN DENGAN MASA DEPAN – PENDIDIKAN UNTUK KAUM REMAJA DI SULAWESI Sulawesi adalah salah satu pulau yang miskin di Indonesia. Banyak orang hidup dari pertanian. Penghasilannya memang dapat menjamin kelangsungan hidup keluarga mereka, tetapi uang itu tidak mencukupi untuk pendidikan dan pelatihan kejuruan yang baik bagi anak –anak mereka. Akibatnya banyak remaja yang tidak memiliki prospek masa depan yang nyata – justru di negara yang terus berkembang dan semakin membutuhkan pengrajin dan pekerja terampil yang terlatih. Memberikan kaum remaja peluang untuk memperoleh keuntungan dari perkembangan negara mereka dan ikut berpartisipasi dalam pembangunannya: Hal inilah yang diusahakan Gereja Toraja dan Gereja Minahasa dalam pusat pelatihan mereka dengan prioritas yang berbeda. Sudah pada tahun 2007 Gereja Toraja mereorganisasi Vocational Training Unit (VTP) Tagari di Rantepao. Yang luar biasa dalam hal ini ialah pendidikan itu bersistem ganda. Para remaja menjalani sebagian dari pendidikan itu di Rantepao dan bagian lain di kampung halaman masing –masing. Dengan cara ini mereka dapat langsung memadukan kondisi dan tuntutan kerja lokal dalam program pelatihan mereka. Dalam proyek ini EMS mendukung mekanik sepeda motor dan pelatihan komputer dasar. Anak perempuan khususnya didorong untuk mempelajari pekerjaan tradisional lelaki supaya bisa mencari nafkah sendiri. Pusat pelatihan gereja Minahasa di Tomohon mendidik kaum remaja dalam pertukangan kayu. Pelajar bekerja dengan kayu kelapa dan menjadi juara dalam bidang ini. Kayu kelapa memang banyak di Indonesia dan hampir digunakan sebagai kayu bakar saja karena kekerasannya. Namun berkat bantuan seorang staf EMS telah dikembangkan teknik untuk memproses kayu ini menjadi mebel, perlengkapan rumah tangga dan bahkan untuk membangun rumah. Kayu ini sedapat mungkin digunakan secara ramah lingkungan. Dengan cara itu kaum muda mengalami bahwa bisnis dan perlindungan lingkungan dapat digabungkan dengan berhasil. EMS menunjang kursus pelatihan yang mempunyai masa depan cerah ini. MARI IKUT MEMBANTU. REKENING UNTUK SUMBANGAN Evangelische Bank eG IBAN: DE85 5206 0410 0000 0001 24 BIC: GENODEF1EK1 Kode: Epifani 2016 EVANGELICAL MISSION IN SOLIDARITY (EMS) Vogelsangstr. 62 | 70197 Stuttgart - Telf.: + 49 711 636 78 -0 - Fax: + 49 711 636 78 -45 E-Mail: [email protected] REKENING UNTUK SUMBANGAN Evangelische Bank eG - IBAN: DE85 5206 0410 0000 0001 24 - BIC: GENODEF1EK1 DITERBITKAN OLEH Evangelical Mission in Solidarity – Gereja dan Misi dalam kemitraan internasional (EMS) e.V. dan gereja anggotanya di Jerman | Redaksi: Sophie Abendschein, Heike Bosien, Regina Karasch-Böttcher, Sabine Müller-Langsdorf, Jürgen Reichel | Layout: büro für visuelles, Monika Richter Meskipun telah melakukan berbagai usaha, tetapi kami tidak selalu berhasil menyelesaikan semua masalah hak cipta. Silakan hubungi Penerbit jika perlu.