dunia beranjak - Evangelische Mission in Solidarität

advertisement
DUNIA BERANJAK
Tentang seniman Hendarto
Hendarto lahir pada tahun 1951 sebagai putra seorang perwira militer di Bandung. Dibesarkan
dalam tradisi Islam Kejawen, ia masuk agama Katolik pada awal tahun 80an. Bakat melukisnya
sudah tampak sejak masa kanak-kanak. Ia mulai belajar arsitektur tetapi tidak menyelesaikan
studinya. Sebaliknya ia bekerja sebagai seniman freelance. Sarana pengungkapannya beraneka
ragam. Ia menggunakan teknik batik, keramik, kayu yang kemudian juga menjadi landasan seni
lukisnya.
Sejak memeluk agama Katolik Hendarto juga memasukkan motif Kristen dalam karya -karyanya.
Lukisannya memerlukan waktu yang panjang untuk berkembang. Sebelum masuk ke proses
melukis yang sesungguhnya, ia mengambil waktu untuk refleksi yang intensif dan mencari
aksesnya sendiri untuk memahami motif tersebut misalnya melalui meditasi. Dengan demikian
karyanya merupakan ungkapan iman pribadi. Pada saat yang sama, karyanya juga mengandung
unsur mistik Islam. Hendarto tinggal di Yogyakarta.
Sumber: Volker Küster, Dialog und Kunst in Indonesien. Unterwegs zu einer Ästhetik interreligiöser
Begegnung, in: Katajun Amirpur, Wolfram Weiße (Hrsg.): Religionen Dialog Gesellschaft. Analyse zur
gegenwärtigen Situation und Impulse für eine dialogische Theologie), Münster 2015, 99 – 128.
“Epiphany – Hari itu ulang tahun saya. Kandungan teologisnya memang cocok: Hidupku
berada di bawah cahaya yang muncul di dunia.“
Prof. Dr. Martin Hein, Uskup Gereja Evangelical Kurhessen-Waldeck
DUNIA BERANJAK
EPIFANI – PESTA ANTARA MANIFESTASI DAN PEMBUKA MATA
Epifani adalah pesta gereja paling tua yang tercantum dalam kalender. Gereja merayakan “Pesta
Kedatangan Raja” pada 6 Januari sudah sekitar tahun 300 - mula-mula di Timur tetapi kemudian
juga di Barat.
Kata Yunani “Epiphanias” merupakan konsep yang ambivalen. Kata tersebut berarti
Penampakan – Pencerahan – Wahyu.
Pembacaan Alkitab di sekitar pesta Epifani membuat satu hal menjadi jelas: Tuhan dinyatakan
dalam manusia Yesus. Hal itu diceritakan dalam kisah pembaptisan Yesus di Sungai Yordan.
Langit terbuka, seekor burung merpati dan suara muncul, orang yang berkumpul di sekitar
Yohanes Pemandi tercengang. Mereka tidak pernah mengalami hal semacam itu.
Atau kisah pernikahan di Kanaan: Yesus mengubah air menjadi anggur. Sebuah keajaiban yang
hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang lebih tinggi dan berbeda daripada sekedar manusia
biasa.
Juga menakjubkan cerita tentang orang majus dari Timur yang menempuh perjalanan jauh untuk
mengagumi anak yang baru lahir. Sebuah bintang menunjukkan mereka keilahian anak tersebut.
Mereka mengikuti bintang tersebut sampai ke kota kecil Bethlehem dan keheranan mereka tiada
taranya: Anak ilahi tersebut berbaring dalam palungan yang melarat!
EPIFANI – DUNIA BERANJAK
Kelahiran Yesus jatuh dalam masa pemerintahan Kaisar Romawi Agustus, yang memperluas
kekuasaan Romawi lebih besar daripada semua pendahulunya. Ia mau menjadi penguasa
seluruh dunia – atau dalam bahasa Yunani pada masa itu: menjadi penguasa atas ekumene
(seluruh tempat yang berpenghuni di dunia)
Orang orang majus dari Timur pada masa itu mengambil risiko melintasi perbatasan,
menyeberangi negara –negara untuk mengatasi hambatan bahasa. Mengapa? Untuk
mengetahui, siapa cahaya dunia tempat orang menyelaraskan nilai –nilai, sikap dan tindakan
siapa penguasa sejati segala kerajaan dan siapa yang dapat membawa perdamaian di bumi.
Dalam kepercayaan rakyat „orang majus“ (Mat. 2) berubah menjadi “Tiga Raja”. Meskipun
demikian “Tiga raja yang suci” sampai hari ini melambangkan hal yang dapat dicapai oleh
penampakan anak itu: orang bergerak ke luar, meninggalkan hal yang dikenalnya, melintasi
batas budaya dan sosial, memikul risiko dan menempuh jalan bersama, mencari pencerahan dan
sesuatu yang besar, yang dapat menjadi tumpuan untuk kehidupan mereka sendiri.
EPIFANI – DALAM PERJALANAN MENUJU KEADILAN DAN PERDAMAIAN
Orang majus tersebut berani melangsungkan pertemuan di negara asing dan dengan orang
asing. Mereka dikejar -kejar oleh raja Herodus, kaki tangan imperium Romawi. Mereka
menemukan sesuatu yang menakjubkan dan elementer, Tuhan dan manusia dalam diri seorang
anak di palungan, lengkap dengan apa yang kita perlukan untuk hidup: makanan, pakaian, atap
di atas kepalanya dan kasih sayang dari manusia. Bagi orang majus Kaisar Agustus yang
gemerlapan hanya pantulan suram cahaya yang sesungguhnya. Sama seperti dalam ikon lukisan
yang selalu dimulai dengan latar belakang emas, dari anak dalam palungan sederhana itu
terpancar kemuliaan Allah untuk orang orang majus. Secara harafiah memang kecil, tetapi
mempunyai dampak besar, sejarah keadilan dan perdamaian Tuhan Allah dimulai di tengah
tengah Kekaisaran Romawi yang adidaya.
Kisah Tiga Orang Majus merupakan kisah misi, sejarah misi Allah. Kisah ini mempunyai arti
penting bagi seluruh dunia. Manusia dalam segala budaya dan negara bersatu ketika mereka
memandang anak di palungan: Mereka mengenali Allah dalam diri anak yang lemah itu.
Gereja dari utara, selatan, timur dan barat bertemu bersama sama dalam persekutuan EMS.
Marilah kita bertindak seperti ketiga orang majus: Kita berangkat. Kita mengatasi batas batas
dalam pikiran dan hati, kita saling bertemu, kita menjumpai Kristus secara tidak disangka-sangka
dan terus menerus. Dalam perjalanan menuju keadilan dan perdamaian
Sabine Müller-Langsdorf
Gambar itu menunjukkan pengaruh kuat teknik batik. Batik merupakan bagian dari warisan
budaya Indonesia. Orang Indonesia masih mengenakan busana batik dalam berbagai
kesempatan. Sebagai contoh, pada hari Jumat banyak orang pergi bekerja mengenakan kemeja
dan gaun batik. Mereka pun mengenakan batik dalam upacara resmi. Ketiga raja tersebut
berpakaian gaya tradisional Jawa, dengan dada yang telanjang.
Langit biru mengingatkan pada iklim Indonesia. Di Indonesia terdapat dua musim: musim kering
dan hujan. Bintang batik menunjukkan jalan kepada para raja. Cahayanya sekaligus merupakan
sumber.
Welman Boba
Orang Jawa di Indonesia percaya pada gagasan „Ratu Adil“ yang dikirim oleh Tuhan untuk
membebaskan umatnya dari penderitaan dan penindasan oleh penguasa. Dia sederhana dan
bijaksana. Dia akan membangkitkan orang miskin dan terhina, dan membuat negara menjadi
makmur, damai dan adil.
Orang Jawa yakin bahwa Ratu Adil akan datang tidak lama lagi. Karena tanda tandanya sudah
jelas: bencana alam besar, seperti banjir, kebakaran hutan, gempa bumi, penyakit menular
parah. Di samping itu bencana sosial, seperti perang dan kebrutalan. Menurut kepercayaan
mistik Jawa Ratu Adil datang, apabila komet „Lintang Kemukus“ muncul pada pagi hari.
Kedatangan Ratu Adil sering diceritakan dalam kisah wayang yang bermain pada pesta
pernikahan dan selamatan. Pada gambar Hendarto ketiga raja dilukis sebagai tokoh wayang. Di
sini diceritakan berbeda dengan dalam Alkitab, mereka bukan orang asing melainkan warga
biasa yang dikucilkan oleh penguasa. Mereka percaya bahwa Yesus adalah Ratu Adil. Lihatlah
bintang jatuh, itulah tandanya! Yesus, ratu adil memerintah seorang wanita yang menjaga
anaknya dengan penuh kasih sayang dan melindunginya. Ia memerintah dengan adil dan tanpa
kekerasan. Ia membela orang orang yang miskin dan ditindas. Ia membawa kemakmuran,
perdamaian dan pembebasan bagi alam yang dihancurkan dan bagi seluruh umat manusia.
Sekarang kita tidak lagi menunggu Ratu Adil. Ia telah datang. Ia telah berada di tengah kita.
Bintang jatuh adalah lambangnya. Marilah kita mengikuti lambang ini.“
Junita Lasut
Busana yang dikenakan orang majus sesuai dengan „dandanan“ wayang orang, bentuk
tradisionil teater yang juga meliputi wayang golek. Jadi pakaiannya dengan jelas menunjukkan
bahwa tokoh-tokohnya berasal dari konteks budaya Jawa, seperti juga asal usul mereka yang
mulia, kebijaksanaan dan pendidikan mereka.
Bumi tempat ketiga raja bergerak dilukiskan seolah mereka berjalan di atas kulit naga. Naga
tersebut memiliki ekor. Ekor ini tenang dan tidak mengganggu maupun mengancam siapa pun.
Namun naga merupakan lambang hewan yang berbahaya, jahat dan berasal dari lingkungan
dewa bawah tanah.
Raja –raja Jawa penunggang naga tersebut pada masa itu sedang dalam perjalanan menuju
tempat tujuan, mereka tidak terancam bahaya karena mereka mengikuti bintang. Bintang ini
menjamin perlindungan dan keselamatan serta menunjukkan jalan menuju Yesus.
Bagi saya timbul pertanyaan, mengapa pelukis memilih unta sebagai hewan tunggangan. Hewan
ini tidak ada di Jawa. Sebetulnya lebih masuk akal untuk memilih kuda, sapi dan kerbau, karena
mereka lebih umum di Indonesia dan digunakan sebagai hewan tunggangan.
Untung Kartawijaya
IDE UNTUK KOTBAH
IKUT MENJADI AHLI WARIS. APA YANG LEBIH BAIK?
EPIFANI MEMBAWA ORANG ASING PADA PERISTIWA KRISTUS
Misa Criolla (Misa Kreol) gubahan komponis Argentina Ariel Ramirez adalah salah satu kebaktian
pertama yang mengangkat dunia musik suku indigenos Argentina. Digubah pada tahun 1964
karya ini menjadi salah satu musik sakral Amerika Latin yang paling signifikan. Pada awal tahun
50an Ariel Ramirez melakukan perjalanan ke Eropa pasca perang. Pertemuan dengan dua orang
biarawati Jerman yang selama masa pemerintahan Nazi memberikan makanan secara diam diam kepada para tawanan di kamp konsentrasi telah membuatnya sangat terharu. Misa Criolla
merupakan karya kudusnya yang pertama sebagai ucapan terima kasih kepada semua orang
yang membantunya selama masa pengembaraannya di Eropa dan yang menceritakan kisah
hidup mereka kepadanya.
Pertemuan dapat mengubah kehidupan untuk selamanya. Begitu pula dengan pertemuan ketiga
orang majus dengan sang anak di Bethlehem. Mereka berangkat, melintasi daerah asing dan
pulang dalam keadaan berubah.
Ketiga orang tersebut masuk dalam sebuah cerita yang tidak mereka kenal. Hendarto melukis
mereka dengan warna –warna intensif yang cerah. Biru cerah mendominasi cakrawala. Mereka
dipandu oleh bintang. Cahayanya menarik mereka menyusuri jalan yang tidak dikenal, masuk
pada pertemuan dengan Allah di kandang Bethlehem. Apa yang terjadi di sana?
Efesus 3.2-6 merupakan teks yang ditetapkan untuk kotbah pada Pesta Epifani 2016. Surat itu
mengutip Paulus sebagai berikut: »Wahyu telah membuka rahasia itu kepadaku … yaitu bahwa
orang -orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli –ahli waris dan anggota anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus.« Dalam Alkitab
Terjemahan Jenewa yang Baru Paulus berkata: »Orang-orang bukan Yahudi – di sinilah letak
rahasia tersebut – bersama orang Yahudi adalah ahli waris dan telah menjadi anggota dari tubuh
yang sama, dan turut menerima apa yang dijanjikan Allah melalui Kristus Yesus. Semua itu
melalui Yesus Kristus dan berkat Kabar Baik telah menjadi kenyataan.
“Misi ke Istana”, begitu Gereja Presbyterian Ghana (PCG) menyebut upaya mereka untuk
membina hubungan baik dengan para kepala suku. Ketiga orang majus pun berada dalam
perjalanan misi mencari raja yang dinubuatkan. Misi mereka mencari yang berkuasa justru
mengantar mereka kepada yang tak berdaya. Kepala -kepala suku Ghana berakar dalam tradisi
ritual pemujaan leluhur mereka. Pada saat yang sama beberapa orang menjadi anggota gereja.
Dua dunia imajiner religius bertemu bersama. Pengucilan dari Perjamuan Kudus menjadi sebuah
sarana bagi sebagian pendeta di Ghana untuk menarik garis antara iman Kristen dan agama
tradisional. Namun teolog Ghana Kwame Bediako menekankan, walau bagaimana pun, dalam
teologi Afrika kontekstualnya, gereja dipanggil untuk menunjukkan bahwa “Tuhan Kristen sudah
difahami dan dihayati di Afrika sebelum kaum misionaris datang.” Gerakan ekumene di seluruh
dunia ditandai dengan pertemuan antar manusia dengan budaya dan agama lain untuk
berhubungan dengan misteri dalam Kristus.
Surat Efesus diresapi dengan keyakinan bahwa hanya bersama bangsa -bangsa di dunia orang
Yahudi dapat membentuk tubuh Kristus. Tidak ada hak anak sulung dan anak kesayangan,
orang yang tampaknya mematuhi hukum atau kaum pendatang. Semua orang disertakan.
»Tuhan yang tunggal merangkul seluruh dunia yang berbicara dalam 7000 dialek dan bahasa.
Tuhan terbuka bagi semua budaya dan bangsa“, kata teolog Jepang Kosuke Koyama.
Anak di palungan ini membawa perdamaian ke dunia. Perdamaian antara orang Yahudi dan
bukan Yahudi, antara umat Kristen, Islam, Yahudi, Hindu dan Budha. Semua disertakan. »Kita
hanya dapat berbicara dengan Tuhan, apabila kita meletakkan tangan kita di seluruh dunia«,
begitu Martin Buber mengungkapkan sikap damai ini.
Perdamaian yang memancar dari yang Kecil dan yang Lemah tak berdaya harus kita hayati
dalam konteks kehidupan sehari-hari, kegiatan bisnis kita dan partisipasi sosial kita. Hal itu berat
dan penuh konflik, tetapi sekaligus juga memperkaya rohani kita. Di mana pun perdamaian dan
keadilan menjadi kenyataan, bintang bersinar cemerlang pada malam hari. Tokoh-tokoh
pendamai di Gereja Presbiterian Ghana merupakan contoh yang menggembirakan dalam hal ini.
Dalam lukisan pelukis Hendarto muncul tiga orang majus bukan sebagai raja sombong yang tahu
ke mana harus pergi. Mereka tidak tampak berkuasa dan mendominasi. Malah sebaliknya
mereka bertindak hati –hati, ragu dan mencari –cari. Dalam kisah Natal Lukas 2,9 kita
mendengar: »Kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka«. Sekarang cahaya kembali menerangi
jalan. Dengan Epifani kita memasuki masa pesta cahaya untuk mencari penerangan dalam
perjalanan yang ditunjukkan Tuhan kepada kita, itulah yang kita rindukan. Menemukan
pencerahan sebagai peziarah dalam perjalanan menuju keadilan dan perdamaian. Kita mau
melihat dengan jelas dalam hidup kita sendiri, supaya kita dapat mengambil langkah
selanjutnya. Mari kita berangkat bersama seluruh dunia sebagai orang yang meraba, mencari
dan ditemukan oleh Allah.
Heike Bosien
“Bagi saya Epifani berarti: Surga dan dunia bertemu dalam díri anak di palungan. Orang –
orang majus dari Timur juga berjalan ke arah ini. Sejak itu semua orang mempunyai arah
sembahyang yang baru: Putra Allah di palungan, pada salib, sebagai Kristus yang
bangkit.“
Dr. h. c. Frank Otfried July, Uskup Evangelical Lutheran Church di Württemberg
CONTOH DOA DAN NYANYIAN
DOA
DOA PEMBUKA
Tuhan yang maha rahim,
Engkau telah membuat putraMu menjadi cahaya dunia.
Orang majus mengikuti cahaya ini –
Dan sejak itu dunia beranjak mencariMu.
Penuh kerinduan akan keadilan, kemuliaan dan perdamaianMu.
Kami juga mengharapkan cahayaMu,
bila kami kini datang ke hadapanMu.
Kami mohon kepadaMu:
Berilah kami mata, telinga, bibir
dan hati yang terbuka
bawalah kami menuju jalan kepadaMu dan
biarlah kami menemukan Dikau,
supaya kami dapat menyebarkan cahayaMu
bersama dengan sesama kami dari seluruh dunia.
Amin.
Sophie Abendschein
DOA
Kami berdoa untuk semua orang yang kami sayangi dan hargai
Biarlah mereka tinggal dalam perlindungan dan perdamaianMu.
Kami berdoa untuk semua orang yang asing dan memusuhi hati kami
Jauhkanlah apa yang memisahkan kami dan berilah kami kerukunan dan perdamaian.
Kristus mengatasi dan menghancurkan kegelapan dan menguatkan kami dalam kebebasan anak
-anakMu.
Tunjukkan kami jalan melalui Ratu Adil,
Amin.
Junita Lasut
DOA SYAFAAT
Oh Tuhan, seluruh dunia telah bangkit,
untuk mencari dan menyembahMu.
Kami faham, bahwa kami adalah bagian dari suatu gerakan besar, jika kami percaya bahwa
Yesus Kristus adalah terang dunia.
Pada hari ini kita ingin berdoa dengan umat Kristen di Indonesia, dengan siapa kita bersatu
dalam iman, walaupun jarak pemisah besar:
Pembicara 1:
Kita mengenang orang –orang Kristen di Kepulauan Indonesia yang dengan penuh sukacita
memperluas, gereja mereka dan mendidik kaum muda dalam jemaat mereka menjadi pendeta.
Pembicara 2:
Tuhan, tolonglah supaya saudara –saudara kami di Indonesia tetap bersukacita dalam iman
mereka.
Berkatilah semua permulaan baru dan gerakan yang menyebarluaskan wartaMu.
Pimpinlah kaum muda, yang mau menjadi pendeta.
Kuatkanlah kami dengan harapan sehingga permulaan baru dapat dilaksanakan dalam namaMu
Kami mohon kepadaMu:
Jemaat:
Tuhan dengarlah kami.
(Panggilan: O Tuhan pimpinlah langkahku, Thuma Mina 191)
Pembicara 1:
Di Indonesia hidup 200 juta orang Muslim dan 20 juta bersama orang Kristen, Hindu, Budha dan
pengikut kepercayaan penduduk asli,
Sering berdampingan, sering juga sebagai anggota dalam keluarga yang sama.
Gereja terbuka untuk dialog antar agama yang berlangsung dengan ramah
Kita mohon supaya Tuhan membantu kita hidup damai bersama –sama.
Pembicara 2:
Tuhan, kelompok agama radikal semakin menguat juga di Indonesia.
Tunjukkanlah bahwa pemeluk dari semua agama bergantung kepada satu sama lain, dan tidak
dapat menyerukan kebencian atas namaMu.
Kuatkanlah semua orang di Indonesia maupun di Jerman yang ramah dan terbuka terhadap satu
sama lain, dan dengan demikian menunjukkan bahwa mereka ingin hidup berdampingan secara
damai.
Sentuhlah terutama mereka yang sebagai juru bicara dari kelompok agama sering menentukan
arah pembicaraan tentang orang lain.
Kami mohon kepadaMu:
Jemaat:
Tuhan dengarkanlah kami.
(Panggil: O Tuhan pimpinlah langkahku, Thuma Mina 191)
Pembicara 1:
Di Indonesien tumbuh generasi baru yang mau mempersiapkan diri dengan baik menghadapi
tantangan abad 21. Hampir semua orang tua mengharapkan agar anak mereka dididik dan
diberdayakand dengan baik.
Pembicara 2:
Tuhan, kami berdoa untuk berbagai sekolah dan lembaga pendidikan kejuruan yang
dilaksanakan oleh gereja di Indonesia:
Biar sekolah -sekolah tersebut menjadi tempat untuk mengembangkan kecerdasan dan
memungkinkan kaum muda memperoleh kepercayaan pada kemampuan mereka.
Tunjukkan terutama kepada gadis –gadis berapa banyak potensi yang mereka miliki dan bahwa
mereka mempunyai hak yang sama untuk berpartisipasi.
Dampingi khususnya mereka yang membawa anak–anak cacat keluar dari isolasi mereka dan
membiarkan mereka ikut dalam perkumplan manusia yang belajar.
Kami mohon kepadaMu:
Jemaat:
Tuhan dengarkanlah kami.
(Panggil: O Tuhan pimpinlah langkahku, Thuma Mina 191)
Jürgen Reichel
“Untuk saya Epifani berarti: Tuhan muncul di dunia ini – sebagai manusia. Dengan
demikian Allah datang menyelamatkan semua manusia.”
Dr. Volker Jung, Presiden gereja Evangelial Church in Hesse and Nassau
“Untuk saya Epifani berarti: Sinar cahaya Allah mengubah dunia kita. Cahayanya memberi
perspektif baru, mengatasi batas dan membuka cakrawala untuk merangkul semua
bangsa. Gereja kuno mengangkat tradisi tersebut dan melihat ketiga orang majus dari
Timur sebagai lambang benua Asia, Afrika dan Eropa.”
Jochen Cornelius-Bundschuh, Uskup gereja Protestan di Baden
SARAN NYANYIAN
The First Novell – Traditional English melody. Harm. Christmas Carols New and Old, 1871
SARAN NYANYIAN DARI INDONESIA
DALAM YESUS
Diterbitkan dalam: Thuma Mina. Buku Nyanyian Ekumene Internasional, Munich, Basel 1995,
No. 138
Mudah dipelajari, cocok mis.untuk nyanyian sesudah kotbah.
O TUHAN PIMPINLAH LANGKAHKU
Diterbitkan dalam: Thuma Mina. Buku Nyanyian Ekumene Internasional, Munich, Basel 1995,
No. 191.
Melodi menarik, dapat dinyanyikan mis. sebagai lagu selama doa syafaat.
“Untuk saya Epifani berarti: Cahaya harapan pada awal setiap tahun baru. Gambar saya
untuk Epifani adalah bintang: Cahaya Harapan, yang diikuti oleh orang majus dari Timur
menuju kepada Christus, terang dunia.
Bintang itu tidak tetap, melainkan selalu bergerak, berjalan bersama kita pada perjalanan
hidup, memberi orientasi dan melimpahkan pencerahan.“
Pendeta Raimund Hertzsch, Pimpinan gereja Moravia
INFORMASI TENTANG INDONESIA
Setelah India dan Cina, ekonomi Indonesia yang paling cepat tumbuh pada saat ini dan
merupakan negara demokrasi ketiga paling besar di dunia. Dengan penduduk sebanyak 250 juta
jiwa negara ini memiliki populasi keempat terbesar dengan jumlah Muslim yang paling tinggi di
seluruh dunia. Negara ini termasuk dalam negara berkembang dan satu-satunya anggota negara
G20 dari Asia Tenggara yang ekonominya tumbuh secara signifikan.
Semboyan negara »Bhineka Tunggal Ika«, melambangkan keragaman etnis, budaya dan agama
penduduknya. Kaum Muslim Indonesia yang mewakili 87% dari populasinya terkenal akan
sifatnya yang liberal. Sebagian besar dari mereka mengakui Pancasila sebagai falsafah negara
dan dengan demikian berkomitmen hidup agama berdampingan secara damai di negara ini. Baru
–baru ini falsafah ini dipersoalkan oleh kelompok fundamentalis yang ingin mengubah Indonesia
menjadi negara Islam. Meskipun demikian mayoritas penduduk memilih pembaharu Joko Widodo
(“Jokowi”) sebagai presiden menjelang akhir 2014. Ia meneruskan transformasi demokratis
setelah diktator Suharto jatuh dan mempertahankan negara sekuler. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar rakyat Indonesia tidak ingin mengubah Undang-Undang Dasar. Bahkan
kebijakan “Jokowi” untuk pembagian kesejahteraan yang lebih adil dan reformasi birokrasi yang
korup dengan lebih konsisten mendapat dukungan luas.
EMS mempunyai 9 gereja anggota di Indonesia, 7 di antaranya berada di Sulawesi dengan
mayoritas penduduk beragama Islam, sebuah di P. Halmahera, di mana agama Kristen tersebar
luas dan sebuah lagi di P. Bali yang penduduknya sebagian besar memeluk agama Hindu.
Gereja Protestan di Indonesia sangat terlibat dalam dialog antar agama yang membela hak asasi
manusia dalam pemberantasan kemiskinan di daerah pedesaan dan aktif dalam bidang
pendidikan dan pelatihan kejuruan generasi muda. EMS menunjang sejumlah besar proyek
gereja dalam bidang ini dan membantu mereka dalam perjuangan mempertahankan kebebasan
beragama di negeri ini.
Christine Grötzinger
KRISTEN DI INDONESIA
APA YANG ANDA KERJAKAN SEBAGAI ORANG KRISTEN DALAM SITUASI SAAT INI DI
INDONESIA? UNTUK SIAPA ORANG KRISTEN DI SANA BERDOA?
Umat Kristen di Indonesia merupakan bagian sebuah masyarakat dengan beragam kebudayaan.
Sudah sejak Republik Indonesia berdiri mereka bekerja untuk mengembangkan negara dan aktif
dalam berbagai bidang. Sebagai warga masyarakat pluralis salah satu keprihatian utama adalah
perjuangan untuk hidup damai dengan pemeluk agama lain. Hal ini terjadi mis. melalui dialog
antar agama, kerja sama antar agama berdasarkan prinsip gotong royong dan bergerak
mendekati satu sama lain dengan saling menghormati. Iman Kristen juga memperoleh stimulasi
melalui kontak dan pertukaran dengan orang yang memeluk kepercayaan lain. Tuntutan akan
masyarakat yang multi kultural membuat iman Kristen tetap hidup dan bersemangat.
Karena hidup bersama dengan beragam kelompok yang berbeda juga penuh tantangan, umat
Kristen di Indonesia berdoa untuk kehidupan yang harmonis bersama agama lain dan untuk
demokrasi serta kebebasan.
Welman Boba
“Epifani berarti untuk saya: Langit terbuka dan bumi bersinar dalam kemuliaan kebenaran
Tuhan.“
Christian Schad, Presiden Gereja Protestan di Palatinate
SARAN UNTUK KOLLEKTE:
PRESENTASI PEKERJAAN DENGAN MASA DEPAN – PENDIDIKAN UNTUK KAUM REMAJA
DI SULAWESI
Sulawesi adalah salah satu pulau yang miskin di Indonesia. Banyak orang hidup dari pertanian.
Penghasilannya memang dapat menjamin kelangsungan hidup keluarga mereka, tetapi uang itu
tidak mencukupi untuk pendidikan dan pelatihan kejuruan yang baik bagi anak –anak mereka.
Akibatnya banyak remaja yang tidak memiliki prospek masa depan yang nyata – justru di negara
yang terus berkembang dan semakin membutuhkan pengrajin dan pekerja terampil yang terlatih.
Memberikan kaum remaja peluang untuk memperoleh keuntungan dari perkembangan negara
mereka dan ikut berpartisipasi dalam pembangunannya: Hal inilah yang diusahakan Gereja
Toraja dan Gereja Minahasa dalam pusat pelatihan mereka dengan prioritas yang berbeda.
Sudah pada tahun 2007 Gereja Toraja mereorganisasi Vocational Training Unit (VTP) Tagari di
Rantepao. Yang luar biasa dalam hal ini ialah pendidikan itu bersistem ganda. Para remaja
menjalani sebagian dari pendidikan itu di Rantepao dan bagian lain di kampung halaman masing
–masing. Dengan cara ini mereka dapat langsung memadukan kondisi dan tuntutan kerja lokal
dalam program pelatihan mereka. Dalam proyek ini EMS mendukung mekanik sepeda motor dan
pelatihan komputer dasar. Anak perempuan khususnya didorong untuk mempelajari pekerjaan
tradisional lelaki supaya bisa mencari nafkah sendiri.
Pusat pelatihan gereja Minahasa di Tomohon mendidik kaum remaja dalam pertukangan kayu.
Pelajar bekerja dengan kayu kelapa dan menjadi juara dalam bidang ini. Kayu kelapa memang
banyak di Indonesia dan hampir digunakan sebagai kayu bakar saja karena kekerasannya.
Namun berkat bantuan seorang staf EMS telah dikembangkan teknik untuk memproses kayu ini
menjadi mebel, perlengkapan rumah tangga dan bahkan untuk membangun rumah. Kayu ini
sedapat mungkin digunakan secara ramah lingkungan. Dengan cara itu kaum muda mengalami
bahwa bisnis dan perlindungan lingkungan dapat digabungkan dengan berhasil.
EMS menunjang kursus pelatihan yang mempunyai masa depan cerah ini.
MARI IKUT MEMBANTU.
REKENING UNTUK SUMBANGAN
Evangelische Bank eG
IBAN: DE85 5206 0410 0000 0001 24
BIC: GENODEF1EK1
Kode: Epifani 2016
EVANGELICAL MISSION IN SOLIDARITY (EMS)
Vogelsangstr. 62 | 70197 Stuttgart - Telf.: + 49 711 636 78 -0 - Fax: + 49 711 636 78 -45
E-Mail: [email protected]
REKENING UNTUK SUMBANGAN
Evangelische Bank eG - IBAN: DE85 5206 0410 0000 0001 24 - BIC: GENODEF1EK1
DITERBITKAN OLEH
Evangelical Mission in Solidarity – Gereja dan Misi dalam kemitraan internasional (EMS) e.V. dan gereja
anggotanya di Jerman | Redaksi: Sophie Abendschein, Heike Bosien, Regina Karasch-Böttcher, Sabine
Müller-Langsdorf, Jürgen Reichel | Layout: büro für visuelles, Monika Richter
Meskipun telah melakukan berbagai usaha, tetapi kami tidak selalu berhasil
menyelesaikan semua masalah hak cipta. Silakan hubungi Penerbit jika perlu.
Download