Peranan berbagai modalitas diagnostik dalam

advertisement
Karya Ilmiah
Peranan berbagai modalitas diagnostik dalam
deteksi Trichomonas vaginalis
Dr. RACHMAT HIDAYAT, M.Si
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2015
i
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah membaca dan mempelajari secara seksama hasil karya ilmiah saudara
Nama
: dr. Rachmat Hidayat, M.Si
NIP
: 198207312006041004
Judul
: Peranan berbagai modalitas diagnostik dalam deteksi Trichomonas
vaginalis
Dinyatakan bahwa hasil karya ilmiah tersebut telah memenuhi persyaratan-persyaratan
ilmiah dan memiliki bobot ilmiah.
Banda Aceh, 3 September 2015
Direkomendasikan oleh,
ii
RINGKASAN
(Peranan berbagai modalitas diagnostik dalam
deteksi Trichomonas vaginalis)
Rachmat Hidayat
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa patogen dari traktus urogenital
manusia. Sejumlah infeksi sering bersifat asimtomatis sehingga dibutuhkan metode
pemeriksaan yang spesifik. Trikomoniasis juga berperan penting dalam menimbulkan
sindrom genitourinaria lainnya, termasuk servisitis, epididimitis dan prostatitis.
Hubungan antara trikomoniasis maternal dengan ketuban pecah dini (premature rupture
of the membrane) dan kelahiran premature juga pernah dilaporkan, dan juga terdapat
hubungan bermakna trikomoniasis
dengan
kejadian
kanker servix. Diagnosis
trikomoniasis yang hanya didasarkan pada gejala klinis tidak dapat dijadikan patokan
tetap dalam diagnosis, dikarenakan spektrum penyakit bersifat luas dan banyak patogen
penyebab penyakit menular seksual lainnya yang menyebabkan tanda dan gejala klinis
yang sama. Oleh karena itu diperlukan metode pemeriksaan diagnostik yang memadai
sehingga diagnosis dapat benar-benar mengarah ke penyebab infeksi yang disebabkan
oleh infeksi Trichomonas vaginalis.
Trichomonas vaginalis biasanya ditularkan melalui hubungan seksual. Dan
ternyata organisme ini dapat bertahan hidup selama 45 menit di tempat dudukan toilet,
baju mandi, pakaian dan air hangat. Penularan perinatal ditemukan sekitar 5% dari ibuibu yang terinfeksi trikomoniasis, tetapi biasanya self limited oleh karena metabolisme
dari hormon ibu. Pasien-pasien dengan trikomoniasis dapat simtomatik atau asimtomatik.
Dan biasanya parasit ini dijumpai secara tidak sengaja melalui pemeriksaan sekret vagina
(laten trikomoniasis). Masa inkubasinya berkisar 3 sampai 28 hari, rata-rata 7 hari. Gejala
klinisnya berupa dijumpainya cairan vagina bewarna kuning kehijauan, pada kasus yang
berat dapat berbusa, cairan vagina berbau tidak sedap, rasa gatal, panas dan iritasi,
dispareunia, dan disuria ringan, perdarahan vagina abnormal, terutama setelah koitus dan
nyeri abdomen.
Metronidazol masih tetap sebagai obat pilihan untuk trikomoniasis pada wanita
dan pria. Metronidazol hampir sempurna diserap melalui usus, berpenetrasi dengan baik
kedalam jaringan dan cairan tubuh (vagina, semen, saliva dan ASI) serta diekskresi
iii
sebagian besar melalui urin. Metronidazol adalah antibiotik pilihan pertama dan yang
paling baik untuk kasus-kasus trikomoniasis. Obat-obat lain yang efektif antara lain
tinidazol, ornidazole, memorazole, tioconazole.
Diagnosis efektif trikomoniasis tergantung pada identifikasi organismenya.
Diagnosis laboratoris trikomoniasis dapat melalui pemeriksaan mikroskopis maupun
teknik molekuler lainnya yang lebih sensitif. Dengan sediaan basah dapat ditemukan
protozoa dengan 4-5 flagel dan ukuran 10-20 µm yang motil. Cara lain menggunakan
pewarnaan Gram, Giemsa, Papanicolaou, Periodic acid schiff, Acridine orange, dan
Fluorescein.Teknik kultur menggunakan berbagai cairan dan media semi solid
merupakan gold standard untuk diagnosis. Metode lain dalam deteksi Trichomonas
vaginalis adalah pemeriksaan imunologi (antibodi based tehnique) seperti pemeriksaan
teknik agglutinasi, complement fixation test, Indirect hemagglutination, gel diffusion,
fluroscent antibody, dan enzyme linked immunoassay (ELISA) serta pemeriksaan Nucleic
Acid Amplification Test (NAAT), serta teknik DNA seperti PCR (Polymerase Chain
Reaction).
Trichomonas
vaginalis
yang
diidentifikasi
pada sekret
vagina
dengan
menggunakan pemeriksaan mikroskopis sediaan basah memiliki sensitifitas hanya 35
hingga 80% dibandingkan dengan teknik kultur. Pap smears merupakan metode
pemeriksaan yang sering dilakukan pada skrining ginekologis dan sensitivitas yang
dilaporkan adalah 60 hingga 70%. Teknik pewarnaan seperti pewarnaan Giemsa dan
Acridine orange, menunjukkan sensitivitas masing-masingnya adalah kira-kira 60% dan
50%. Teknik diagnostik lain seperti antibodi fluoresen, enzyme linked immunosorbent
assay (ELISA), dan teknik hibridisasi telah digunakan untuk mendeteksi Trichomonas
vaginalis dan tingkat sensitivitas yang dilaporkan adalah 70 hingga 90%. Kultur pada
keadaan mikroaerofilik diperkirakan tingkat sensitifitasnya 85 hingga 95% dan telah
dipertimbangkan sebagai ”gold standar“ dalam diagnosis trikomoniasis.Teknik PCR
dengan set primer β tubulin 9/2 (BTUB9/2) dilaporkan memiliki sensitivitas 97% dan
spesifisitas 98%.
iv
DAFTAR ISI
Sampul Depan ...................................................................................................
Lembar Pengesahan ..........................................................................................
Ringkasan ..........................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................
i
ii
iii
v
vii
viii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................
1
1.1. Latar belakang ........................................................................
1
1.2. Tujuan penulisan makalah .....................................................
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
3
2.1. Gambaran umum infeksi Trichomonas vaginalis: ”Peranan
berbagai modalitas diagnostik dalam deteksi Trichomonas
vaginalis ................................................................................
3
2.1.1. Gambaran infeksi Trichomonas vaginalis ........................
3
2.1.2. Taksonomi dan sejarah penemuan ....................................
4
2.1.3. Morfologi dan biologi Trichomonas vaginalis .................
5
2.1.4. Epidemiologi .....................................................................
8
2.1.5. Patogenesis dan patologi ...................................................
10
2.1.6. Gambaran klinis infeksi Trichomonas vaginalis ..............
11
2.1.7. Diagnosis dan terapi infeksi Trichomonas vaginalis ........
13
2.1.7.1. Rejimen yang dianjurkan ...........................................
14
2.1.7.2. Rejimen alternatif.......................................................
14
2.1.7.3. Kehamilan dan laktasi ................................................
15
2.1.7.4. Pengobatan topikal .....................................................
15
2.2. Modalitas diagnostik Trichomonas vaginalis: ”Peranan
berbagai metode pemeriksaan dalam deteksi Trichomonas
vaginalis ................................................................................
16
2.2.1. Pemeriksaan mikroskopis langsung .................................
16
v
2.2.1.1. Pemeriksaan mikroskopis langsung sediaan basah ...
16
2.2.1.2. Pemeriksaan Trichomonas vaginalis berdasarkan
teknik pewarnaan ......................................................
17
2.2.1.2.1. Pewarnaan dengan teknik Papanicolaou ............
18
2.2.1.2.2. Pewarnaan dengan teknik Acridine Orange .......
20
2.2.1.2.3. Pewarnaan dengan teknik Giemsa ......................
20
2.2.2. Kultur .............................................................................
21
2.2.3. Serologi dan Immunologi (Antibody base Technique) ...
24
2.2.4. Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) ........................
27
2.2.5. PCR (Polymerase Chain Reaction) ................................
29
2.2.6. Perbandingan tingkat sensitivitas berbagai modalitas
diagnostik ........................................................................
31
BAB III. KESIMPULAN ...............................................................................
34
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
36
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.3.1.
Morfologi Trichomonas vaginalis .......................................
5
Gambar 2.1.3.2.
Siklus hidup Trichomonas vaginalis ....................................
7
Gambar 2.2.1.2.1. Trichomonas vaginalis dengan pewarnaan Papanicolaou ...
19
Gambar 2.2.1.2.3. Trichomonas vaginalis dengan pewarnaan Giemsa .............
21
Gambar 2.2.2.1.
Kultur Trichomonas vaginalis pada medium Diamond’s ....
22
Gambar 2.2.2.2.
Media kultur Diamond’s modifikasi (In Pouch TV) ............
23
Gambar 2.2.3.
Strategi Immunoassay ........................................................
27
Gambar 2.2.5.
Reaksi PCR sampel yang men’target’kan gen β tubulin ........ 30
vii
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
BTUB 9/2
= β Tubulin gene 9/2
CDC
= Center for Disease Control
CDF
= Cell Detaching Factor
CFT
= Complement Fixation Test
CO2
= Carbondioxide
DNA
= Deoxyribo Nucleic Acid
ELISA
= Enzyme Linked Immunosorbent Assay
HIV
= Human Immunodeficiency Virus
HPV
= Human Papiloma Virus
HSV-2
= Herpes Simplex Virus-2
NAAT
= Nucleic Acid Amplification Test
PAS
= Periodic Acid Schiff
PCR
= Polymerase Chain Reaction
PMN
= Polymorphonuclear
TV
= Trichomonas vaginalis
WHO
= World Health Organization
viii
ix
Download