Uploaded by User56457

MAKALAH PARASIT TRICHOMONAS VAGINALIS

advertisement
MAKALAH PARASIT TRICHOMONAS VAGINALIS
Disusun Oleh : Wening Putri Utami ( 20191285)
AKPER KARYA BAKTI HUSADA
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan
puja
dan
puji
syukur
atas
kehadirat-Nya,
yang
telah
melimpahkan
rahmat,dan hidayah -Nya kepada kita, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tentang PARASIT DENGAN SPESIES TRICHOMONAS VAGINALIS.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini.
Bantul, 20 maret 2020
Penulis
DAFTAR ISI
MAKALAH PARASIT TRICHOMONAS VAGINALIS
1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
A.
Distribusi secara geografis dan distribusi di Indonesia ............................................................. 5
B.
Siklus hidup dari parasite ............................................................................................................ 5
C.
Morfologi parasite setiap stadium ............................................................................................... 6
D.
Manifestasi klinik dan gejala klinik .......................................................................................... 11
E.
penegakan diagnosis ................................................................................................................... 13
F.
Pencegahan .................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trichomonas (biasanya disebut sebagai “trich”) adalah penyakit menular seksual
yang paling umum dapat disembuhkan di dunia. Penyakit ini juga merupakan salah
satu dari tiga infeksi vagina yang paling umum pada wanita. Trikomoniasis
disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis atau tricomonad. T. vaginalis adalah
organisme berbentuk buah pir yang mendorong dirinya dengan empat flagel seperti
cambuk yang menonjol dari ujung depannya. Sebuah flagel kelima, melekat ke
membran bergelombang, memanjang ke belakang. Sebuah ekor berduri yang
disebut axostyle merupakan ujung dari T. vaginalis. Hal ini dipercaya bahwa T.
vaginalis menempelkan diri ke jaringan dengan axostyle mereka yang menyebabkan
beberapa iritasi dan peradangan yang berhubungan dengan infeksi trikomoniasis. T.
vaginalis memiliki ukuran yang bervariasi antara 5-20 µm.
Dalam sediaan basah cairan vagina, organisme hidup dapat dikenali dengan
gerakkannya, yang telah digambarkan seperti menyentak, berayun atau berjatuhan.
T. vaginalis adalah anaerobik dan tumbuh baik tanpa oksigen, di lingkungan dengan
keasaman rendah. Pertumbuhan maksimum dan fungsi mentabolik dicapai pada pH
6,0. Reproduksi T. vaginalis dengan pembelahan biner, tidak seperti kebanyakan
protozoa patogen, kista T.vaginalis tidak terbentuk (Center for Disease Control,
2011).
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa patogen dengan derajat tertentu yang
sebagian besar menyerang wanita pada traktus urogenitalis bagian bawah. Infeksi
ini mungkin bergejala atau mungkin tidak bergejala dan merupakan infeksi menular
seksual. Ada dua jenis spesies lainnya yang dapat ditemukan pada manusia, yaitu
T. tenax yang hidup di rongga mulut dan Pentatrichomonas hominis yang hidup
dalam kolon, yang keduanya terbukti tidak menimbulkan penyakit. Pertama kali
divisualisasikan oleh Donne pada tahun 1836, T. vaginitis pertama kali ditunjukkan
pada awal abad ke-20, sebagai akibat dari studi inokulasi yang merupakan protozoa
patogenik (Cook, 2009).
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana distribusi secara global dan di Indonesia?
2. Bagaimana siklus hidup dari parasite?
3. Bagaimana siklus hidup dari parasite?
4. Bagaimana morfologi setiap stadium?
5. Bagaimana manifestasi klinik dan gejala klinik?
6. Apa penegakan diagnosis?
7. Bagaimana pengobatan
8. Bagaimana pencegahannya
C. Tujuan
Untuk mengetahui dari rumusan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Distribusi secara geografis dan distribusi di Indonesia
Distribusi Geografis : Worldwide (tersebar di seluruh dunia). Prevalensi yang lebih
tinggi ditemukan pada orang-orang yang memiliki banyak pasangan seksual atau pada
penyakit kelamin lainnya. IMS dinegara berkembang seperti Indonesia masih cukup
tinggi. Salah satu IMS yang penting adalah TrikoMoniasis yang ditularkan
melaluiparasit Trichomonas vaginalis. nfeksi menular seksual (IMS) merupakan salah
satu penyakit yang masih menjadi masalah penting dalam kesehatan masyarakat. Data
dari seluruh dunia melaporkan, IMS yang populer adalah Trichomoniasis,
Chalamydia, Genital, Human Papiloma Virus, Gonorrhoe, dan Herpes Genital.
Prevalensi IMS pada wanita di negara berkembang jauh lebih tinggi dari pada di
negara maju. Dilaporkan di Indonesia, prevalensi IMS yang secara tidak sengaja
ditemukan pada pemeriksaan Pap Smearterhadap 600 wanita usia 25-45 tahun dari 6
klinik di Jakarta mencapai 29%. Adapun penelitian lain disebuah klinik di Bali pada
tahun 1987-1988 menemukan bahwa dari 695 wanita yang mengalami abortus,
53%nya diketahui mengalami infeksi saluran reproduksi dan IMS. Diantara penyebab
IMS tersebut adalah protozoa Trichomonas vaginalis(Aditama, 2011).
B. Siklus hidup dari parasite
Trichomonas
vaginalis adalah
suatu
parasit
yang
berjenis protozoa. Protozoa
merupakan organisme yang hanya terdiri dari satu sel berinti, berbeda dengan bakteri
yang memiliki lebih dari satu sel berinti. Perkembangbiakan dari T. vaginalis belum
banyak diketahui, namun sebagian besar protozoa memperbanyak diri dengan cara
pembelahan sel dari satu sel induk menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya,
sehingga T. vaginalis hanya memiliki satu bentuk yang disebut trofozoit. T. vaginalis
paling banyak ditemukan di cairan vagina, cairan air mani, dan urin, sehingga
penyebaran infeksi utamanya adalah melalui hubungan seksual.
C. Morfologi parasite setiap stadium
Trichomonas
vaginalis merupakan
Zoomastigophora,
ordo
protozoa
Trichomonadina,
dari
dan
superclass
family
Mastigophora,
trichomonadidae.
class
Family
Trichomonadidae ini kemudian oleh Honigberg pada tahun 1946 dibagi menjadi sub family
Trochomonadinae
(dengan
genus
Trichomonas
dan
Pentatrichomonas)
dan
Trichomononadinae. (Andriyani,Yunilda,2005)
Trichomonas vaginalis berbentuk oval , panjang 4 – 32 µm dan lebar 2,4 – 14,4 µm,
memiliki flagella dan undulating membran yang panjangnya hanya setengah panjang
tubuhnya. Intinya berbentuk oval dan terletak dibagian atas tubuhnya, dibelakang inti
terdapat blepharoblast sebagai tempat keluarnya 4 buah flagella yang menjuntai bebas dan
melengkung diujungnya sebagai alat geraknya yang maju mundur . (Chin J,2000)
Flagella ke 5 melekat diundulating membrane dan menjuntai ke belakang sepanjang setengah
panjang tubuhnya . Sitoplasma terdiri dari struktur yang berfungsi seperti tulang yang disebut
axostyle.
Sementara T. vaginalis tidak memiliki bentuk kista, organisme dapat bertahan hingga 24 jam
dalam urin, air mani, atau bahkan sampel air. Ini memiliki kemampuan untuk bertahan pada
fomites dengan permukaan lembab selama 1 sampai 2 jam
Trichomonas
vaginalis
ini
memperoleh
makanan
secara
osmosis
dan
fagositosis. Makanannya adalah kuman-kuman darisel-sel vagina dan leukosit.
Trichomonas vaginalis tidak memiliki stadium kista tetapi hanya ditemui dalam
stadium Tropozoit dan ciri-cirinya adalah :
1.
Bentuknya oval atau piriformis.
2.
Memiliki 4 buah flagel anterior.
3.
Flagel ke 5 menjadi axonema dari membran bergelombang (membranaundulant)
4.
Pada ujung pasterior terdapat axonema yang keluar dari badan yang diduga
untuk melekatkan diri pada jaringan sehingga menimbulkan iritasi,
5.
Memiliki 1 buah inti,
6.
Memiliki sitostoma pada bagian anterior untukmengambil makanan,
perkembangbiakan dengan cara belah pasang.
b. Struktur Genom
T. vaginalis genom parabasalid pertama yang dijelaskan. Genomnya adalah sekitar
160 megabases dalam ukuran dengan setidaknya 65% dari mengulangi dan elemen
transposabel. Satu set inti ± 60.000 gen protein-coding diidentifikasi, yang berarti T.
vaginalis memiliki salah satu coding kapasitas tertinggi di antara eukariota. Intron
ditemukan di 65 gen, RNA transfer yang ditemukan untuk semua dua puluh asam
amino, dan sekitar 250 DNA ribosom diidentifikasi dalam genom ini. Ada enam
kromosom di T. vaginalis. Sebuah penemuan yang menarik adalah bahwa mesin
transkripsi eukariot ini muncul lebih metazoan dari protozoa. Genom ini juga
menunjukkan terdapat 152 kasus transfer gen prokariot-to-eukariot lateral yang
mungkin. Genom membantu dengan penemuan jalur metabolisme yang tidak
diketahui, klasifikasi mekanisme patogen, dan identifikasi fungsi yang tidak
diketahui organel di T. Vaginalis.
Siklus hidup Trichomonas vaginalis
Perkembangbiakannya dengan cara berkembang biak secara belah pasang
longitudinal dan inti membelah dengan cara mitosis yang dilakukan setiap 8
sampai 12 jam dengan kondisi yang optimum. Jadi tidak heran bila dalam beberapa
hari saja
protozoa ini dapat berkembang mencapai jutaan. Tidak seperti protozoa lainnya,
trichomonas tidak memiliki bentuk kista. Sel-sel trichomonas vaginalis memiliki
kemampuan untuk melakukan fagositosis.
Untuk dapat hidup dan berkembang biak, trichomonas vaginalis membutuhkan
kondisi lingkungan yang konstan dengan temperatur sekitar 35-37˚C, hidup pada Ph
diatas 5,5- 7,5. Sangat sensitif terhadap tekanan osmotik dan kelembaban lingkungan.
Protozoa ini akan cepat mati bila diletakkan di air atau di keringkan. Meskipun
penularan trichomonas vaginalis secara non-venereal sangat jarang, ternyata
organisme
dapat
hidup
beberapa
jam
dilingkungan
yang
sesuai
dengan
lingkungannya.
Trichomonas vaginalis bergerak dengan cepat berputar-putar di antara sel-sel
epitel dan leukosit dengan menggerakkan flagel anterior dan membran bergelombang.
Parasit ini mati pada suhu 500C, tetapi dapat hidup selama5 hari pada suhu
00C. Dalam biakan, parasit ini mati pada pH <4,9, (pH vagina 3,8 - 4,4)
dan tahan terhadap desinfektans dan antibiotik.
Trichomonas vaginalis dapat diidentifikasi dari sediaan sekret vagina yang
masih segar, dimana kita dapat melihat organisme ini secara jelas pergerakannya.
Selain dari sekret vagina yang masih segar lebih baik karena protozoa ini sangat
sensitif dan mudah mati, apalagi pada urine bisa terdapat sel-sel lain (seperti leukosit)
yang menyulitkan kita untuk membedakannya.
Trichomonas vaginalis berada di saluran alat kelamin perempuan bagian
bawah. Pada laki-laki berada di uretra dan prostat.Memperbanyak diri dengan
pembelahan biner ( satu menjadi dua). Parasit tidak memiliki bentuk kista, dan tidak
bertahan dengan baik di lingkungan luar.Trichomonas vaginalis ditularkan di antara
manusia, terutama melalui hubungan seksual.
D. Manifestasi klinik dan gejala klinik
Tanda-tanda umum wanita yang terinfeksi adalah nyeri bagian abdomen, gatal-gatal,
dan berbau tidak sedap. Pada pria, tanda infeksi umumnya tidak begitu terlihat,
kadang dapat menyebabkan urethritis, prostatitis, dan epididymitis. Infeksi lebih
lanjut dapat menyebabkan infertilitas, dan transformasi jarigan serviks.
Tanda - tanda infeksi:
1.perih saat buang air kecil
2.terasa panas dan gatal pada permukaan vagina
3.keluar lendir putih atau kuning dan berbau
4.air kencing keruh pada pagi hari
Prevalensi keluhan pada penderita trikomoniasis kadang – kadang tidak ada , cairan
kental ( discharge ) , bau , menimbulkan iritasi atau gatal , dispareunia , disuria
maupun perasaan tidak enak pada bagian bawah perut . Sedangkan gejala pada
penderita trikomoniasis kadang – kadang tidak ada, eritemia vulva yang difus, cairan
kental ( discharge ) yang berlebihan warna kekuning kuningan dan berbusa , inflamasi
dinding vagina maupun strawberry cervix yang terlihat pada pengamatan langsung
dengan kolposkopi. (Omer E.F.E,1993)
Keluhan lain yang mungkin terjadi adalah perdarahan abnormal pada vagina yang
menghasilkan sekret vagina yang mengandung darah serta pendarahan setelah
senggama.
Dalam
keadaan
seperti
ini Trichomonas
vaginalis merupakan
pertimbangan utama dalam Diagnose banding pada perdarahan vagina karena
mikroorganisme . Pada beberapa kasus juga terjadi pembesaran kelenjar limfa
inguinal , daerah vagina dan cervix kemerahan , pada kasus yang akut diketemukan
noda atau bercak darah ( small haemorrhagie spot ). Pada vagina dan pada leher
rahim
sehingga
pada
strawberry. (Chin J,2000)
permukaannya
memberi
gambaran
seperti
buah
Pada kasus kronik cairan kental ( discharge ) bisa juga menyebabkan mumculnya kutil
( warts ) pada genital dan infeksi ini biasanya juga disertai dengan dispareunia,
menorrhagia ( haid yang berlebihan ) dan nyeri haid yang bisa memburuk selama dan
setelah menstruasi dan kadang – kadang pada kehamilan .
Trikomoniasis juga sering menimbulkan komplikasi pada wanita yang bisa
menyebabkan infeksi pada kelenjar skene , barthilinitis radang pada kelenjar bartolin
urethritis ( radang pada urethra ) , dan cystitis ( radang pada kandung kemih ) serta
gangguan psikologi melengkapi infeksi trikomoniasis. Namun dari semua keluhan
yang ada ternyata sekret vagina yang berupa cairan keputihan ( flour albus )
merupakan kelainan utama dan biasa diketemukan pada trikomoniasis. Tetapi jika hal
ini digunakan sebagai diagnose tunggal dengan adanya nanah , sekret yang berbusa
dianggap merupakan karakteristik vaginitis karena trikomoniasis maka 88% akan
memberikan hasil negative palsu artinya wanita yang benar – benar terinfeksi menjadi
tidak terdeteksi. (Rien M.F,1990)
Tanda dan gejala biasanya muncul dalam waktu satu bulan datang ke dalam kontak
dengan tricomonas. Berikut tanda atau gejala yang terjadi pada perempuan dan pria.
Perempuan:
1. Nyeri, peradangan dan gatal-gatal di sekitar vagina. Hal ini dapat menyebabkan
ketidaknyamanan ketika berhubungan seks.
2.
Suatu perubahan dalam vagina – mungkin ada sedikit atau banyak, dan mungkin
tebal atau tipis, atau berbusa dan kuning. Anda juga mungkin memperhatikan bau
aneh yang mungkin tidak menyenangkan.
3. Kadang-kadang akan ada rasa sakit di daerah selangkangan, meskipun hal ini
jarang terjadi
4.
Nyeri ketika buang air.
Pria:
1. Sebuah cairan yang keluar dari penis, yang mungkin tipis dan keputihan.
2.
Nyeri atau sensasi terbakar, ketika melewati urin.
3. Kenaikan frekuensi urinations disebabkan oleh iritasi infeksi
4.
Peradangan kulup (ini jarang terjadi).
Sekitar setengah dari mereka yang terinfeksi parasit ini tidak mengalami gejala apa
pun.
Keluhan lain: pruritus vagina atau vulva dan disuria (rasa pedih waktu
kencing) Infeksi dapat menjalar dan menyebabkan uretritis. Trikomoniasis pada
laki-laki yang diserang terutama urethra, kelenjar prostat, kadang-kadang
preputium, vesikula seminalis dan epididimis. Pada umumnya gambaran klinis lebih
ringan dibandingkan dengan wanita. Bentuk akut gejalanya mirip uretritis non
gonore, misalnya disuria, poliuria, dan secret urethra mukoid atau mukopurulen.
Urin biasanya jernih, tetapi kadang-kadang ada benang-benang halus.
Pada bentuk kronik gejalanya tidak khas; gatal pada urethra, disuria, dan urin
keruh pada pagi hari. Menurut Jira, gejala trichomoniasis pada pria dapat dibagi
menjadi 4 stadium, yaitu :
1.
Stadium akut primer, dijumpai eksudat urethtra.
2.
Stadium sub-kronik, eksudat dijumpai sangat sedikit.
3.
Stadium laten, gejala klinis tidak dijumpai.
4.
Stadium kronik, yang dapat berlangsung sampai beberapa tahun
E. penegakan diagnosis
Ada beberapa cara pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk
mendiagnosis trikomoniasis. Diagnosis dapat ditegakkan melalui hal – hal berikut ini :
1.
Gejala klinis.
Diagnosis ditegakkan melalui gejala klinis baik yang subyektif maupun obyektif.
Tetapi diagnosis sulit ditegakkan pada penderita pria dimana trikomoniasis pada pria
hanya dijumpai sedikit organismeTrichomonas vaginalis dibandingkan dengan
wanita penderita trikomoniasis.(Chin J,2000)
2.
Pemeriksaan mikroskopik.
Pemeriksaan secara mikroskopik dapat dibedakan menjadi 2 berdasarkan sampel yang
digunakan sebagai bahan pemeriksaan yaitu :
a.
Sediaan sekret vagina
Pengambilan sampel sekret vagina dilakukan dengan cara – cara pap smear.
Kemudian buat sediaan lalu dilakukan pengecatan dan lihat di bawah mikroskop.
Pemeriksaan mikroskopis secara langsung dapat juga dilakukan dengan cara membuar
sediaan dari sekret vagina yang dicampur dengan satu tetes garam fisiologis diatas
gelas obyek dan langsung dilihat dibawah mikroskop.
Pemberian beberapa tetes KOH 10 – 20 % pada cairan vagina yang diperiksa , dapat
menimbulkan bau yang tajam dan amis pada 75% wanita yang positif trikomoniasis
dan infeksi bacterial vaginosis. Tetapi tidak pada mereka yang menderita
vulvovaginal
kandidiasis.untuk menyingkirkan bacterial vaginosis dari infeksi trikomoniasis dapat
diketehui dengan memeriksa konsentrasi lactobacillus yang jelas berkurang pada
trikomoniasis dan pH vagina yang basa.
Pada pria , pengambilan sekret dilakukan dengan memencet gland penis sampai cairan
terkumpul diujung gland penis lalu dibuka.
Pada pemeriksaan sekret secara mikroskopik pada mereka yang terinfeksi
trikomoniasis sering dijumpai sel – sel PMN yang sangat banyak , coccobacillus ,
serta organisme Trichomonas vaginalis yang pada sediaan yang segar dapat kelihatan
motil. (Mulyati Ompungsu,1995)
b.
Sediaan sedimen urin
Urin yang akan diperiksa, sebelumnya diputar terlebih dahulu dengan kecepatan
rendah selama 5 menit, kemudian dibuang supernatannya. Sedimen yang
mengendap pada dasar tabung tersebut diperiksa secara mikroskopis dengan
lensa obyektif 10 kali atau memakai lensa obyektif 40 kali untuk
mengamatiTrichomonas vaginalis . Setelah itu segera dilakukan pengecatan.
(Gracia L.S,2006)
3. ssKultur
Selain pemeriksaan secara klinis dan mikroskopis langsung, cara lain yang dapat
dilakukan adalah dengan kultur, terutama pada mereka yang sedikit jumlah
organisme Trichomonas vaginalisnya , seperti pada pria atau wanita penderita
trikomoniasis kronik. (Yunilda,2005)
4. Serologi dan Immunologi.
Pemeriksaan dengan cara ini belum menjamin dan belum cukup sensitive untuk
mendiagnosis infeksi Trichomonas vaginalis . Walaupun sudah banyak penelitihan
yang akhir – akhir ini menggunakan teknik serologi untuk mendiagnosis
infeksi Trichomonas vaginalis .(Andriyani,2005)
F. Pencegahan
penyakit yang disebebkan oleh Trichomonas vaginalis dapat dicegah dengan
berbagai cara, diantaranya yaitu:
1. Hindari menggunakan pencuci vagina dengan semprot vagina (spray)
2. Kenakan pakaian dalam dari katun agar mudah menyerap kelembaban, dan
sirkulasi udara di sekitar vagina terjaga. Pakaian yang tidak menyerap keringat
akan menciptakan suasana di vagina menjadi lembab dan tentu saja merangasang
pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3. Meski penampilan terlihat seksi tapi sebisa mungkin hindari celana panjang super
ketat karena dapat menimbulkan rasa hangat dan lembab.
4. Ganti pembalut sesering mungkin jika sedang mengalami haid.
5. Jaga kebersihan vagina baik sebelum dan sesudah behubungan seks.
6. Membasuh vagina dengan bersih setiap kali membuang air besar dan keringkan
dengan tisu.
7. Setelah buang air besar, bilaslah dengan air dari arah depan ke belakang. Cara ini
dapat mencegah penyebaran bakteri dari arah anus ke vagina.
8. Jaga Organ intim tetap bersih dan kering.
9. Jaga berat badan ideal. karena kegemukan dapat membuat paha tertutup rapat dan
membuat lingkungan vagina lembab akibat kurang sirkulasi.
10.
Mengkonsumsi makanan sehat bergizi, jangan terlalu banyak mengandung
gula dan tepung karena dapat mempercepat pertumbuhan bakteri merugikan.
11.
Hindari stress karena daya tahan tubuh bisa menurun dan dapat mengundang
infeksi.
12.
Jangan lupa olahraga teratur agar kekebalan tubuh terjaga.
13.
Pencegahan infeksi yang disebabkan oleh trichomonas vaginalis dapat
dilakukan dengan Penyuluhan dan pendidikan terhadap pasien dan masyarakat
umumnya tentang infeksi ini.Diagnosis dan penanganan yang tepat pada pasangan
penderita tricomoniasis.
14.
Pemakaian kondom dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencegah
tertularnya pasangan seksual terhadap infeksi ini.
15.
Tidak berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Dan apabila salah
satu pasangan menderita tricomoniasis, maka sebaiknya pengobatan diberikan
kepada kedua orang pasangan tersebut.
G. Pengobatan Trichomonas vaginalis
Trikomoniasis bisa diatasi secara efektif dengan antibiotik. Metronidazole adalah
jenis antibiotik yang biasa dipakai untuk mengatasi infeksi ini. Antibiotik ini
diresepkan dalam dosis tertentu untuk dikonsumsi selama 5-7 hari. Selain
metronidazole, tinidazole juga bisa digunakan untuk pengobatan. Minum obat ini
setelah makan dan hindari mengonsumsi minuman keras selama 24 jam setelah
meminum metronidazole atau 72 jam setelah meminum tinidazole karena bisa
menyebabkan mual parah dan muntah-muntah.
Jika antibiotik telah dikonsumsi sampai habis dan gejalanya masih terlihat, atau
hasil laboratorium menyatakan hasil negatif terhadap trikomoniasis, maka Anda
membutuhkan tes lebih lanjut untuk mengetahui apakah gejala ini disebabkan
oleh penyakit infeksi menular seksual yang lain.Bisa juga sebaiknya melakukan
tes ulang jika Anda muntah setelah minum antibiotik karena kemungkinan
antibiotik tidak diserap dan Anda akan memerlukan antibiotik lebih atau metode
perawatan lain.Penting untuk menghabiskan semua antibiotik yang diresepkan
agar infeksi tidak kembali. Hindari hubungan intim hingga infeksi teratasi secara
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/17736095/LI_1_morfologi_dan_daur_hidup_trichomonavaginalis
https://www.academia.edu/17736095/LI_1_morfologi_dan_daur_hidup_trichomonas_
vaginalis
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/trichomonas-vaginalis-2
http://repository.setiabudi.ac.id/492/2/KTI%20WANDA.pdf
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2013/05/sekilas-tentang-trichomonasvaginalis.html
https://hmkuliah.wordpress.com/2013/11/27/trichomonas-vaginalis/
https://www.academia.edu/32742262/makalah_trichomonas_vaginalis.docx_risa_seli
https://www.academia.edu/17736095/LI_1_morfologi_dan_daur_hidup_trichomonas_vagin
alis
Download