MAKALAH PARASIT TRICHOMONAS VAGINALIS Disusun Oleh : Wening Putri Utami ( 20191285) AKPER KARYA BAKTI HUSADA TAHUN 2019/2020 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,dan hidayah -Nya kepada kita, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang PARASIT DENGAN SPESIES TRICHOMONAS VAGINALIS. Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Bantul, 20 maret 2020 Penulis DAFTAR ISI MAKALAH PARASIT TRICHOMONAS VAGINALIS 1 KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2 DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3 BAB I ...................................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4 BAB II..................................................................................................................................................... 5 PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5 A. Distribusi secara geografis dan distribusi di Indonesia ............................................................. 5 B. Siklus hidup dari parasite ............................................................................................................ 5 C. Morfologi parasite setiap stadium ............................................................................................... 6 D. Manifestasi klinik dan gejala klinik .......................................................................................... 11 E. penegakan diagnosis ................................................................................................................... 13 F. Pencegahan .................................................................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Trichomonas (biasanya disebut sebagai “trich”) adalah penyakit menular seksual yang paling umum dapat disembuhkan di dunia. Penyakit ini juga merupakan salah satu dari tiga infeksi vagina yang paling umum pada wanita. Trikomoniasis disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis atau tricomonad. T. vaginalis adalah organisme berbentuk buah pir yang mendorong dirinya dengan empat flagel seperti cambuk yang menonjol dari ujung depannya. Sebuah flagel kelima, melekat ke membran bergelombang, memanjang ke belakang. Sebuah ekor berduri yang disebut axostyle merupakan ujung dari T. vaginalis. Hal ini dipercaya bahwa T. vaginalis menempelkan diri ke jaringan dengan axostyle mereka yang menyebabkan beberapa iritasi dan peradangan yang berhubungan dengan infeksi trikomoniasis. T. vaginalis memiliki ukuran yang bervariasi antara 5-20 µm. Dalam sediaan basah cairan vagina, organisme hidup dapat dikenali dengan gerakkannya, yang telah digambarkan seperti menyentak, berayun atau berjatuhan. T. vaginalis adalah anaerobik dan tumbuh baik tanpa oksigen, di lingkungan dengan keasaman rendah. Pertumbuhan maksimum dan fungsi mentabolik dicapai pada pH 6,0. Reproduksi T. vaginalis dengan pembelahan biner, tidak seperti kebanyakan protozoa patogen, kista T.vaginalis tidak terbentuk (Center for Disease Control, 2011). Trichomonas vaginalis merupakan protozoa patogen dengan derajat tertentu yang sebagian besar menyerang wanita pada traktus urogenitalis bagian bawah. Infeksi ini mungkin bergejala atau mungkin tidak bergejala dan merupakan infeksi menular seksual. Ada dua jenis spesies lainnya yang dapat ditemukan pada manusia, yaitu T. tenax yang hidup di rongga mulut dan Pentatrichomonas hominis yang hidup dalam kolon, yang keduanya terbukti tidak menimbulkan penyakit. Pertama kali divisualisasikan oleh Donne pada tahun 1836, T. vaginitis pertama kali ditunjukkan pada awal abad ke-20, sebagai akibat dari studi inokulasi yang merupakan protozoa patogenik (Cook, 2009). B. Rumusan masalah 1. Bagaimana distribusi secara global dan di Indonesia? 2. Bagaimana siklus hidup dari parasite? 3. Bagaimana siklus hidup dari parasite? 4. Bagaimana morfologi setiap stadium? 5. Bagaimana manifestasi klinik dan gejala klinik? 6. Apa penegakan diagnosis? 7. Bagaimana pengobatan 8. Bagaimana pencegahannya C. Tujuan Untuk mengetahui dari rumusan masalah BAB II PEMBAHASAN A. Distribusi secara geografis dan distribusi di Indonesia Distribusi Geografis : Worldwide (tersebar di seluruh dunia). Prevalensi yang lebih tinggi ditemukan pada orang-orang yang memiliki banyak pasangan seksual atau pada penyakit kelamin lainnya. IMS dinegara berkembang seperti Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu IMS yang penting adalah TrikoMoniasis yang ditularkan melaluiparasit Trichomonas vaginalis. nfeksi menular seksual (IMS) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah penting dalam kesehatan masyarakat. Data dari seluruh dunia melaporkan, IMS yang populer adalah Trichomoniasis, Chalamydia, Genital, Human Papiloma Virus, Gonorrhoe, dan Herpes Genital. Prevalensi IMS pada wanita di negara berkembang jauh lebih tinggi dari pada di negara maju. Dilaporkan di Indonesia, prevalensi IMS yang secara tidak sengaja ditemukan pada pemeriksaan Pap Smearterhadap 600 wanita usia 25-45 tahun dari 6 klinik di Jakarta mencapai 29%. Adapun penelitian lain disebuah klinik di Bali pada tahun 1987-1988 menemukan bahwa dari 695 wanita yang mengalami abortus, 53%nya diketahui mengalami infeksi saluran reproduksi dan IMS. Diantara penyebab IMS tersebut adalah protozoa Trichomonas vaginalis(Aditama, 2011). B. Siklus hidup dari parasite Trichomonas vaginalis adalah suatu parasit yang berjenis protozoa. Protozoa merupakan organisme yang hanya terdiri dari satu sel berinti, berbeda dengan bakteri yang memiliki lebih dari satu sel berinti. Perkembangbiakan dari T. vaginalis belum banyak diketahui, namun sebagian besar protozoa memperbanyak diri dengan cara pembelahan sel dari satu sel induk menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya, sehingga T. vaginalis hanya memiliki satu bentuk yang disebut trofozoit. T. vaginalis paling banyak ditemukan di cairan vagina, cairan air mani, dan urin, sehingga penyebaran infeksi utamanya adalah melalui hubungan seksual. C. Morfologi parasite setiap stadium Trichomonas vaginalis merupakan Zoomastigophora, ordo protozoa Trichomonadina, dari dan superclass family Mastigophora, trichomonadidae. class Family Trichomonadidae ini kemudian oleh Honigberg pada tahun 1946 dibagi menjadi sub family Trochomonadinae (dengan genus Trichomonas dan Pentatrichomonas) dan Trichomononadinae. (Andriyani,Yunilda,2005) Trichomonas vaginalis berbentuk oval , panjang 4 – 32 µm dan lebar 2,4 – 14,4 µm, memiliki flagella dan undulating membran yang panjangnya hanya setengah panjang tubuhnya. Intinya berbentuk oval dan terletak dibagian atas tubuhnya, dibelakang inti terdapat blepharoblast sebagai tempat keluarnya 4 buah flagella yang menjuntai bebas dan melengkung diujungnya sebagai alat geraknya yang maju mundur . (Chin J,2000) Flagella ke 5 melekat diundulating membrane dan menjuntai ke belakang sepanjang setengah panjang tubuhnya . Sitoplasma terdiri dari struktur yang berfungsi seperti tulang yang disebut axostyle. Sementara T. vaginalis tidak memiliki bentuk kista, organisme dapat bertahan hingga 24 jam dalam urin, air mani, atau bahkan sampel air. Ini memiliki kemampuan untuk bertahan pada fomites dengan permukaan lembab selama 1 sampai 2 jam Trichomonas vaginalis ini memperoleh makanan secara osmosis dan fagositosis. Makanannya adalah kuman-kuman darisel-sel vagina dan leukosit. Trichomonas vaginalis tidak memiliki stadium kista tetapi hanya ditemui dalam stadium Tropozoit dan ciri-cirinya adalah : 1. Bentuknya oval atau piriformis. 2. Memiliki 4 buah flagel anterior. 3. Flagel ke 5 menjadi axonema dari membran bergelombang (membranaundulant) 4. Pada ujung pasterior terdapat axonema yang keluar dari badan yang diduga untuk melekatkan diri pada jaringan sehingga menimbulkan iritasi, 5. Memiliki 1 buah inti, 6. Memiliki sitostoma pada bagian anterior untukmengambil makanan, perkembangbiakan dengan cara belah pasang. b. Struktur Genom T. vaginalis genom parabasalid pertama yang dijelaskan. Genomnya adalah sekitar 160 megabases dalam ukuran dengan setidaknya 65% dari mengulangi dan elemen transposabel. Satu set inti ± 60.000 gen protein-coding diidentifikasi, yang berarti T. vaginalis memiliki salah satu coding kapasitas tertinggi di antara eukariota. Intron ditemukan di 65 gen, RNA transfer yang ditemukan untuk semua dua puluh asam amino, dan sekitar 250 DNA ribosom diidentifikasi dalam genom ini. Ada enam kromosom di T. vaginalis. Sebuah penemuan yang menarik adalah bahwa mesin transkripsi eukariot ini muncul lebih metazoan dari protozoa. Genom ini juga menunjukkan terdapat 152 kasus transfer gen prokariot-to-eukariot lateral yang mungkin. Genom membantu dengan penemuan jalur metabolisme yang tidak diketahui, klasifikasi mekanisme patogen, dan identifikasi fungsi yang tidak diketahui organel di T. Vaginalis. Siklus hidup Trichomonas vaginalis Perkembangbiakannya dengan cara berkembang biak secara belah pasang longitudinal dan inti membelah dengan cara mitosis yang dilakukan setiap 8 sampai 12 jam dengan kondisi yang optimum. Jadi tidak heran bila dalam beberapa hari saja protozoa ini dapat berkembang mencapai jutaan. Tidak seperti protozoa lainnya, trichomonas tidak memiliki bentuk kista. Sel-sel trichomonas vaginalis memiliki kemampuan untuk melakukan fagositosis. Untuk dapat hidup dan berkembang biak, trichomonas vaginalis membutuhkan kondisi lingkungan yang konstan dengan temperatur sekitar 35-37˚C, hidup pada Ph diatas 5,5- 7,5. Sangat sensitif terhadap tekanan osmotik dan kelembaban lingkungan. Protozoa ini akan cepat mati bila diletakkan di air atau di keringkan. Meskipun penularan trichomonas vaginalis secara non-venereal sangat jarang, ternyata organisme dapat hidup beberapa jam dilingkungan yang sesuai dengan lingkungannya. Trichomonas vaginalis bergerak dengan cepat berputar-putar di antara sel-sel epitel dan leukosit dengan menggerakkan flagel anterior dan membran bergelombang. Parasit ini mati pada suhu 500C, tetapi dapat hidup selama5 hari pada suhu 00C. Dalam biakan, parasit ini mati pada pH <4,9, (pH vagina 3,8 - 4,4) dan tahan terhadap desinfektans dan antibiotik. Trichomonas vaginalis dapat diidentifikasi dari sediaan sekret vagina yang masih segar, dimana kita dapat melihat organisme ini secara jelas pergerakannya. Selain dari sekret vagina yang masih segar lebih baik karena protozoa ini sangat sensitif dan mudah mati, apalagi pada urine bisa terdapat sel-sel lain (seperti leukosit) yang menyulitkan kita untuk membedakannya. Trichomonas vaginalis berada di saluran alat kelamin perempuan bagian bawah. Pada laki-laki berada di uretra dan prostat.Memperbanyak diri dengan pembelahan biner ( satu menjadi dua). Parasit tidak memiliki bentuk kista, dan tidak bertahan dengan baik di lingkungan luar.Trichomonas vaginalis ditularkan di antara manusia, terutama melalui hubungan seksual. D. Manifestasi klinik dan gejala klinik Tanda-tanda umum wanita yang terinfeksi adalah nyeri bagian abdomen, gatal-gatal, dan berbau tidak sedap. Pada pria, tanda infeksi umumnya tidak begitu terlihat, kadang dapat menyebabkan urethritis, prostatitis, dan epididymitis. Infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan infertilitas, dan transformasi jarigan serviks. Tanda - tanda infeksi: 1.perih saat buang air kecil 2.terasa panas dan gatal pada permukaan vagina 3.keluar lendir putih atau kuning dan berbau 4.air kencing keruh pada pagi hari Prevalensi keluhan pada penderita trikomoniasis kadang – kadang tidak ada , cairan kental ( discharge ) , bau , menimbulkan iritasi atau gatal , dispareunia , disuria maupun perasaan tidak enak pada bagian bawah perut . Sedangkan gejala pada penderita trikomoniasis kadang – kadang tidak ada, eritemia vulva yang difus, cairan kental ( discharge ) yang berlebihan warna kekuning kuningan dan berbusa , inflamasi dinding vagina maupun strawberry cervix yang terlihat pada pengamatan langsung dengan kolposkopi. (Omer E.F.E,1993) Keluhan lain yang mungkin terjadi adalah perdarahan abnormal pada vagina yang menghasilkan sekret vagina yang mengandung darah serta pendarahan setelah senggama. Dalam keadaan seperti ini Trichomonas vaginalis merupakan pertimbangan utama dalam Diagnose banding pada perdarahan vagina karena mikroorganisme . Pada beberapa kasus juga terjadi pembesaran kelenjar limfa inguinal , daerah vagina dan cervix kemerahan , pada kasus yang akut diketemukan noda atau bercak darah ( small haemorrhagie spot ). Pada vagina dan pada leher rahim sehingga pada strawberry. (Chin J,2000) permukaannya memberi gambaran seperti buah Pada kasus kronik cairan kental ( discharge ) bisa juga menyebabkan mumculnya kutil ( warts ) pada genital dan infeksi ini biasanya juga disertai dengan dispareunia, menorrhagia ( haid yang berlebihan ) dan nyeri haid yang bisa memburuk selama dan setelah menstruasi dan kadang – kadang pada kehamilan . Trikomoniasis juga sering menimbulkan komplikasi pada wanita yang bisa menyebabkan infeksi pada kelenjar skene , barthilinitis radang pada kelenjar bartolin urethritis ( radang pada urethra ) , dan cystitis ( radang pada kandung kemih ) serta gangguan psikologi melengkapi infeksi trikomoniasis. Namun dari semua keluhan yang ada ternyata sekret vagina yang berupa cairan keputihan ( flour albus ) merupakan kelainan utama dan biasa diketemukan pada trikomoniasis. Tetapi jika hal ini digunakan sebagai diagnose tunggal dengan adanya nanah , sekret yang berbusa dianggap merupakan karakteristik vaginitis karena trikomoniasis maka 88% akan memberikan hasil negative palsu artinya wanita yang benar – benar terinfeksi menjadi tidak terdeteksi. (Rien M.F,1990) Tanda dan gejala biasanya muncul dalam waktu satu bulan datang ke dalam kontak dengan tricomonas. Berikut tanda atau gejala yang terjadi pada perempuan dan pria. Perempuan: 1. Nyeri, peradangan dan gatal-gatal di sekitar vagina. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan ketika berhubungan seks. 2. Suatu perubahan dalam vagina – mungkin ada sedikit atau banyak, dan mungkin tebal atau tipis, atau berbusa dan kuning. Anda juga mungkin memperhatikan bau aneh yang mungkin tidak menyenangkan. 3. Kadang-kadang akan ada rasa sakit di daerah selangkangan, meskipun hal ini jarang terjadi 4. Nyeri ketika buang air. Pria: 1. Sebuah cairan yang keluar dari penis, yang mungkin tipis dan keputihan. 2. Nyeri atau sensasi terbakar, ketika melewati urin. 3. Kenaikan frekuensi urinations disebabkan oleh iritasi infeksi 4. Peradangan kulup (ini jarang terjadi). Sekitar setengah dari mereka yang terinfeksi parasit ini tidak mengalami gejala apa pun. Keluhan lain: pruritus vagina atau vulva dan disuria (rasa pedih waktu kencing) Infeksi dapat menjalar dan menyebabkan uretritis. Trikomoniasis pada laki-laki yang diserang terutama urethra, kelenjar prostat, kadang-kadang preputium, vesikula seminalis dan epididimis. Pada umumnya gambaran klinis lebih ringan dibandingkan dengan wanita. Bentuk akut gejalanya mirip uretritis non gonore, misalnya disuria, poliuria, dan secret urethra mukoid atau mukopurulen. Urin biasanya jernih, tetapi kadang-kadang ada benang-benang halus. Pada bentuk kronik gejalanya tidak khas; gatal pada urethra, disuria, dan urin keruh pada pagi hari. Menurut Jira, gejala trichomoniasis pada pria dapat dibagi menjadi 4 stadium, yaitu : 1. Stadium akut primer, dijumpai eksudat urethtra. 2. Stadium sub-kronik, eksudat dijumpai sangat sedikit. 3. Stadium laten, gejala klinis tidak dijumpai. 4. Stadium kronik, yang dapat berlangsung sampai beberapa tahun E. penegakan diagnosis Ada beberapa cara pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis trikomoniasis. Diagnosis dapat ditegakkan melalui hal – hal berikut ini : 1. Gejala klinis. Diagnosis ditegakkan melalui gejala klinis baik yang subyektif maupun obyektif. Tetapi diagnosis sulit ditegakkan pada penderita pria dimana trikomoniasis pada pria hanya dijumpai sedikit organismeTrichomonas vaginalis dibandingkan dengan wanita penderita trikomoniasis.(Chin J,2000) 2. Pemeriksaan mikroskopik. Pemeriksaan secara mikroskopik dapat dibedakan menjadi 2 berdasarkan sampel yang digunakan sebagai bahan pemeriksaan yaitu : a. Sediaan sekret vagina Pengambilan sampel sekret vagina dilakukan dengan cara – cara pap smear. Kemudian buat sediaan lalu dilakukan pengecatan dan lihat di bawah mikroskop. Pemeriksaan mikroskopis secara langsung dapat juga dilakukan dengan cara membuar sediaan dari sekret vagina yang dicampur dengan satu tetes garam fisiologis diatas gelas obyek dan langsung dilihat dibawah mikroskop. Pemberian beberapa tetes KOH 10 – 20 % pada cairan vagina yang diperiksa , dapat menimbulkan bau yang tajam dan amis pada 75% wanita yang positif trikomoniasis dan infeksi bacterial vaginosis. Tetapi tidak pada mereka yang menderita vulvovaginal kandidiasis.untuk menyingkirkan bacterial vaginosis dari infeksi trikomoniasis dapat diketehui dengan memeriksa konsentrasi lactobacillus yang jelas berkurang pada trikomoniasis dan pH vagina yang basa. Pada pria , pengambilan sekret dilakukan dengan memencet gland penis sampai cairan terkumpul diujung gland penis lalu dibuka. Pada pemeriksaan sekret secara mikroskopik pada mereka yang terinfeksi trikomoniasis sering dijumpai sel – sel PMN yang sangat banyak , coccobacillus , serta organisme Trichomonas vaginalis yang pada sediaan yang segar dapat kelihatan motil. (Mulyati Ompungsu,1995) b. Sediaan sedimen urin Urin yang akan diperiksa, sebelumnya diputar terlebih dahulu dengan kecepatan rendah selama 5 menit, kemudian dibuang supernatannya. Sedimen yang mengendap pada dasar tabung tersebut diperiksa secara mikroskopis dengan lensa obyektif 10 kali atau memakai lensa obyektif 40 kali untuk mengamatiTrichomonas vaginalis . Setelah itu segera dilakukan pengecatan. (Gracia L.S,2006) 3. ssKultur Selain pemeriksaan secara klinis dan mikroskopis langsung, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan kultur, terutama pada mereka yang sedikit jumlah organisme Trichomonas vaginalisnya , seperti pada pria atau wanita penderita trikomoniasis kronik. (Yunilda,2005) 4. Serologi dan Immunologi. Pemeriksaan dengan cara ini belum menjamin dan belum cukup sensitive untuk mendiagnosis infeksi Trichomonas vaginalis . Walaupun sudah banyak penelitihan yang akhir – akhir ini menggunakan teknik serologi untuk mendiagnosis infeksi Trichomonas vaginalis .(Andriyani,2005) F. Pencegahan penyakit yang disebebkan oleh Trichomonas vaginalis dapat dicegah dengan berbagai cara, diantaranya yaitu: 1. Hindari menggunakan pencuci vagina dengan semprot vagina (spray) 2. Kenakan pakaian dalam dari katun agar mudah menyerap kelembaban, dan sirkulasi udara di sekitar vagina terjaga. Pakaian yang tidak menyerap keringat akan menciptakan suasana di vagina menjadi lembab dan tentu saja merangasang pertumbuhan bakteri yang merugikan. 3. Meski penampilan terlihat seksi tapi sebisa mungkin hindari celana panjang super ketat karena dapat menimbulkan rasa hangat dan lembab. 4. Ganti pembalut sesering mungkin jika sedang mengalami haid. 5. Jaga kebersihan vagina baik sebelum dan sesudah behubungan seks. 6. Membasuh vagina dengan bersih setiap kali membuang air besar dan keringkan dengan tisu. 7. Setelah buang air besar, bilaslah dengan air dari arah depan ke belakang. Cara ini dapat mencegah penyebaran bakteri dari arah anus ke vagina. 8. Jaga Organ intim tetap bersih dan kering. 9. Jaga berat badan ideal. karena kegemukan dapat membuat paha tertutup rapat dan membuat lingkungan vagina lembab akibat kurang sirkulasi. 10. Mengkonsumsi makanan sehat bergizi, jangan terlalu banyak mengandung gula dan tepung karena dapat mempercepat pertumbuhan bakteri merugikan. 11. Hindari stress karena daya tahan tubuh bisa menurun dan dapat mengundang infeksi. 12. Jangan lupa olahraga teratur agar kekebalan tubuh terjaga. 13. Pencegahan infeksi yang disebabkan oleh trichomonas vaginalis dapat dilakukan dengan Penyuluhan dan pendidikan terhadap pasien dan masyarakat umumnya tentang infeksi ini.Diagnosis dan penanganan yang tepat pada pasangan penderita tricomoniasis. 14. Pemakaian kondom dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencegah tertularnya pasangan seksual terhadap infeksi ini. 15. Tidak berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Dan apabila salah satu pasangan menderita tricomoniasis, maka sebaiknya pengobatan diberikan kepada kedua orang pasangan tersebut. G. Pengobatan Trichomonas vaginalis Trikomoniasis bisa diatasi secara efektif dengan antibiotik. Metronidazole adalah jenis antibiotik yang biasa dipakai untuk mengatasi infeksi ini. Antibiotik ini diresepkan dalam dosis tertentu untuk dikonsumsi selama 5-7 hari. Selain metronidazole, tinidazole juga bisa digunakan untuk pengobatan. Minum obat ini setelah makan dan hindari mengonsumsi minuman keras selama 24 jam setelah meminum metronidazole atau 72 jam setelah meminum tinidazole karena bisa menyebabkan mual parah dan muntah-muntah. Jika antibiotik telah dikonsumsi sampai habis dan gejalanya masih terlihat, atau hasil laboratorium menyatakan hasil negatif terhadap trikomoniasis, maka Anda membutuhkan tes lebih lanjut untuk mengetahui apakah gejala ini disebabkan oleh penyakit infeksi menular seksual yang lain.Bisa juga sebaiknya melakukan tes ulang jika Anda muntah setelah minum antibiotik karena kemungkinan antibiotik tidak diserap dan Anda akan memerlukan antibiotik lebih atau metode perawatan lain.Penting untuk menghabiskan semua antibiotik yang diresepkan agar infeksi tidak kembali. Hindari hubungan intim hingga infeksi teratasi secara sempurna. DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/17736095/LI_1_morfologi_dan_daur_hidup_trichomonavaginalis https://www.academia.edu/17736095/LI_1_morfologi_dan_daur_hidup_trichomonas_ vaginalis https://www.alodokter.com/komunitas/topic/trichomonas-vaginalis-2 http://repository.setiabudi.ac.id/492/2/KTI%20WANDA.pdf http://dr-suparyanto.blogspot.com/2013/05/sekilas-tentang-trichomonasvaginalis.html https://hmkuliah.wordpress.com/2013/11/27/trichomonas-vaginalis/ https://www.academia.edu/32742262/makalah_trichomonas_vaginalis.docx_risa_seli https://www.academia.edu/17736095/LI_1_morfologi_dan_daur_hidup_trichomonas_vagin alis