perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI I KEBAKKRAMAT SKRIPSI Oleh: Dienda Mahendrawati NIM K 7408202 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Dienda Mahendrawati NIM : K7408202 Jurusan/Prog.Studi : P.IPS / Pendidikan Ekonomi BKK PAP Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI I KEBAKKRAMAT “ ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Surakarta, Juni 2012 Yang membuat pernyataan, Dienda Mahendrawati commit to user ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI I KEBAKKRAMAT Oleh: Dienda Mahendrawati NIM K 7408202 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK Dienda Mahendrawati, IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI I KEBAKKRAMAT, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) untuk mengetahui pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat. (2) untuk mengetahui faktor yang menghambat kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat. (3) untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi faktor yang menghambat kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan tunggal terpancang. Sumber data yang divdapatkan dari penelitian ini berasal dari informan, tempat dan peristiwa serta dokumen dan arsip. Teknik sampling yang digunakan adalah pursosive sampling dan teknik snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara, observasi serta dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi sumber dan metode. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif dimana reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan saling berkaitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah untuk melaksanakan Permendiknas No. 13 Tahun 2007. (a) Tujuan supervisi akademik kepala sekolah untuk membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum pendidikan, mengembangkan kelompok kerja guru, membimbing penelitian tindakan kelas, sebagai perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total. (b) Fungsi supervisi akademik adalah sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru, meningkatkan kemampuan mengajar guru, meningkatkan keterampilan mengajar serta mendorong guru ke arah perbaikan profesi guru. (c) Teknik yang biasa digunakan oleh kepala sekolah adalah teknik individual atau kelompok dengan cara langsung maupun tak langsung. (d) Prinsip yang digunakan adalah praktis, sistematis, objektif, realistis, antisipatif, konstruksif, kooperatif, demokratis, berkesinambungan, terpadu dan komprehensif. (2) Kendala yang dihadapi adalah kompleksitas tugas manajerial kepala sekolah, kurangnya persiapan guru yang disupervisi, pelaksanaan supervisi akademik yang tidak sesuai jadwal. (3) Usaha untuk mengatasi kendala adalah dilakukan koordinasi dengan guru senior, pemberian motivasi kepada guru yang disupervisi mengenai pentingnya supervisi pendidikan, dan penjadwalan ulang kegiatan supervisi. Kata kunci: implementasi, supervisi akademik, kepala sekolah commit to user vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRACT Dienda Mahendrawati, IMPLEMENTATION OF SCHOOL PRINCIPAL ACADEMIC SUPERVISION IN STATE JUNIOR HIGH SCHOOL 1 KEBAKKRAMAT, Script, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University of Surakarta, July 2012. The purpose of this study are: (1) to determine the implementation of academic supervision by the principal at State Junior High School I of Kebakkramat. (2) to investigate the factors that impede the academic supervision of the principal activities in the State Junior High School I of Kebakkramat. (3) to find out any effort commited to solving factors that impede the academic supervision of the principal activities in State Junior High School I of Kebakkramat. This study uses qualitative methods. The type of research used is descriptive with a single approach stuck. Data sources of this research came from informants, places and events as well as documents and archives. Sampling technique used was pursosive sampling and snowball sampling techniques. Data collection techniques used were interviews, observation and documentation. The validity of the data used is triangulation of sources and methods. While the analysis of the data used is interactive analysis technique in which data reduction, data presentation, and drawing conclusions related to each other. The results showed that: (1) The school principals of State Junior High School I Kebakkramat have doing the academic supervision according of the Decree No. 13 of 2007. The implementation of that supervision are: (a) Academic supervision of the principal purpose to assist teachers in developing their competence, develop education curriculum, developing a working group of teachers, guide the classroom action research, as the improvement and development of teaching and learning process in total. (b) academic supervision function is as a source of information for the professional development of teachers, improve teaching skills of teachers, improve teaching skills and to encourage teachers to the improvement of the teaching profession. (c) technique commonly used by the school principal is individual or group technique with direct and indirect ways . (d) The principle used is a practical, systematic, objective, realistic, anticipatory, konstruksif, cooperative, democratic, sustainable, integrated and comprehensive. (2) The constraints faced is the principal managerial task complexity, the preparation lack of teachers who supervised, implementation of academic supervision that is not on schedule. (3) The attempt to overcome the constraints is coordination with senior teachers, providing motivation to the teachers who supervised about the importance of educational supervision, and rescheduling supervision program. Keywords: implementation, supervision, academic, school principals commit to user vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOTTO Pengetahuan tidaklah cukup hanya kita miliki, maka kita harus mengamalkannya Niat tidaklah cukup, maka kita harus melakukannya. (Johann Wolfgang Von Goeth) Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan. Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. (Adri Wongso) Sesungguhnya, sesudah kesulitan ada kemudahan (Al Insyirah: 6) commit to user viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Skripsi ini ku persembahkan sebagai wujud rasa syukur, sayang, dan cinta kasih kepada: Bapak dan Ibuku tercinta yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan pengorbanan yang tiada hentinya Kakakku tersayang (Mahendra) yang selalu memotivasiku dan menjadi inspirasiku Keluarga besarku yang selalu mencurahkan kasih dan sayangnya untukku The Special One “(A_N)” Karna bersamamu semua terasa sempurna. Thanks for everything... Sahabatku Tersayang (Arum, Nana, Iin, Puji, Lista) Yang telah memberikan warna disetiap hari – hariku. Terima kasih untuk setiap kebersamaan yang penuh dengan kenangan Keluarga Besar PAP FKIP UNS Almamater tercinta tempatku menimba ilmu commit to user ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNYA, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI I KEBAKKRAMAT sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menemui banyak hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bantuannya peneliti ucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan dan para Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Ign Wagimin, M.Si selaku Ketua BKK dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Dr. Djoko Santoso, Th, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi. 6. Tutik Susilowati, S.Sos, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyusun skripsi. commit to user x perpustakaan.uns.ac.id 7. digilib.uns.ac.id Bapak Sukinto, S.IP, S.Pd, MM selaku Kepala Sekolah SMP Negeri I Kebakkramat yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mencari data dalam rangka penyusunan skripsi. 8. Bapak Drs. Harry Pramudjoko selaku guru supervisor yang telah banyak memberikan bantuan dan informasi dalam mencari data. 9. Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri I Kebakkramat yang telah memberikan keterangan dan informasi sehingga peneliti dapat memperoleh dataa yang dibutuhkan dalam menyusun skripsi. 10. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Administrasi Perkantoran Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada peneliti hingga peneliti dapat meraih gelar Sarjana Pendidikan. 11. Bapak, ibuku dan kakakku yang selalu mendoakan dan telah memberikan motivasi yang tiada henti – hentinya. 12. Teman – temanku tersayang (Arum, Nana, Iin, Puji, , Lista, Dewi RS, Yuna) yang telah mengajarkan arti persahabatan kepadaku. 13. Keluarga besar A2 Pendidikan Ekonomi 2008 dan PAP. A yang tidak bisa disebutkan satu persatu, bersama kalian kuliahku terasa menyenangkan. 14. Serta semua pihak yang peneliti tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga amal kebaikan dari semua pihak mendapatkan imbalan dari Alloh SWT. Peneliti menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmupengetahuan dan juga bagi para pembaca pada umumnya. Surakarta, Peneliti commit to user xi Juli 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vi HALAMAN MOTTO .................................................................................... viii HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1 B. Perumusan Masalah ..................................................................... 5 C. Tujuan penelitian.......................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan .................... 7 1. Pengertian dan Lingkup Supervisi Pendidikan ...................... 7 2. Pengertian Kepala Sekolah .................................................... 25 3. Hasil Penelitian Yang Relevan .............................................. 28 B. Kerangka berpikir ..................................................................... 32 commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 34 B. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................... 34 C. Data dan Sumber Data ................................................................. 36 D. Teknik Sampling .......................................................................... 38 E. Pengumpulan Data ....................................................................... 39 F. Uji Validitas Data......................................................................... 40 G. Analisis Data ................................................................................ 42 H. Prosedur Penelitian....................................................................... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ........................................... 46 1. Gambaran Umum SMP Negeri I Kebakkramat ..................... 46 2. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri I Kebakkramat .............. 47 3. Infrastruktur SMP Negeri I Kebakkramat.............................. 49 4. Keadaan Guru, Karyawan, TU, dan Siswa ........................... 53 B. Deskripsi Temuan Penelitian .................................................... 54 1. Implementasi Pelaksanaan Supervisi Akademik di SMP Negeri I Kebakkramat ............................................................ 55 2. Kendala – Kendala Dalam Pelaksanaan Supervisi di SMP Negeri I Kebakkramat ................................................... 77 3. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kendala Dalam Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah.................................. 81 C. Pembahasan ................................................................................ 85 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ...................................................................................... 90 B. Implikasi....................................................................................... 92 C. Saran............................................................................................. 92 commit xiiito user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 94 LAMPIRAN .................................................................................................... 96 commit xivto user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir .............................................................. 33 Gambar 2. Skema Komponen Analisis Data.................................................... 43 Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian ............................................................. 45 commitxvto user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Jadwal Penelitian....................................................................................... 97 2. Daftar Pertanyaan Wawancara .................................................................. 98 3. Field Note.................................................................................................. 105 4. Struktur Organisasi.................................................................................... 119 5. Daftar Pegawai, Guru, Tata Usaha, dan Karyawan .................................. 120 6. Kalender Pendidikan ................................................................................. 122 7. Daftar Hadir Guru ..................................................................................... 127 8. Laporan Guru Piket ................................................................................... 129 9. Surat Ijin Meninggalkan Pelajaran............................................................ 131 10. Surat Penunjukan Guru Senior Supervisor ............................................... 132 11. Jadwal Pelaksanaan Supervisi................................................................... 133 12. Lembar Penilaian Observasi ..................................................................... 134 13. Program Arahan Terhadap Guru ............................................................... 144 14. Program Tindak Lanjut Supervisi ............................................................. 148 15. Site Plan SMP Negeri I Kebakkramat....................................................... 150 16. Denah Lokasi SMP Negeri I Kebakkramat............................................... 151 17. Program Kerja Kepala Sekolah ................................................................. 152 18. Inventaris Sekolah ..................................................................................... 155 19. Foto-Foto................................................................................................... 157 20. Surat Permohonan izin Penyusunan Skripsi ............................................. 159 21. Surat keputusan dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ................ 160 22. Surat Permohonan Izin Observasi ............................................................. 161 23. Surat Rekomendasi Penelitian dari DISDIKPORA .................................. 162 24. Surat Rekomendasi dari BAKESBANGPOL DAN LINMAS ................. 163 25. Surat Rekomendasi dari BAPPEDA ......................................................... 164 26. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.................................... 165 commit xvito user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Pendidikan bukan hanya sekedar media untuk mewariskan kebudayaan dengan generasi selanjutnya, tetapi pendidikan diharapkan juga mampu mengubah dan mengembangkan pola kehidupan bangsa menuju arah yang lebih baik. Keberhasilan program pendidikan adalah harapan semua pihak, oleh karena itu bidang pendidikan masih perlu terus mendapat perhatian dan penanganan yang serius, baik oleh pemerintah, masyarakat, dan pengelola pendidikan pada khususnya. Selain itu, dunia pendidikan merupakan proses yang penting untuk meningkatkan kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebersamaan dan pendidikan berperaan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Kondisi pendidikan bangsa Indonesia saat ini masih tertinggal apabila ditinjau dari kualitas sumber daya manusianya dibandingkan dengan bangsa lain terutama di kawasan Asia. Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang bahwa ± 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dan dari ± 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP). (Sumber:melanikasim.wordpress.com) Mengingat akan pentingnya dunia pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas maka pemerintah telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pendidikan nasional erat kaitannya dengan pendidikan di sekolah dimana untuk meningkatkan mutu commit to user 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2 pendidikan tersebut diperlukan kerja sama dari berbagai komponen sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru, siswa, komite dan masyarakat. Kualitas pendidikan di sekolah dapat dikatakan maju apabila tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, tersedianya pendidik dan tenaga pendidik yang kompeten dan profesional, input di sekolah itu sendiri (calon pesarta didiknya), lingkungan belajar yang kondusif, adanya kontribusi dan partisipasi dari seluruh elemen pendidikan, prestasi akademik dan non akademik dari siswa, dan yang paling penting untuk menuju sekolah yang berkualitas adalah output atau outcome. Semua itu dapat tercapai apabila kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Peran kepala sekolah sangat penting untuk mewujudkan tercapainya suatu pendidikan yang berkualitas. Kepala sekolah adalah personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan – kegiatan sekolah. Ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja, akan tetapi semua kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan kondisi dan situasinya merupakan tanggung jawabnya pula. Inisatif dan kreatif mengarahkan adalah merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah. Mengingat akan pentingnya peranan kepala sekolah untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan dan kecakapan sebagai seorang kepala sekolah yang profesional. Untuk menciptakan hal ini, diperlukan sosok kepala sekolah yang berkualitas pula. la harus memiliki berbagai keterampilan yang diperlukan sebagai bekal, pola atau strategi dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya, termasuk pembinaan terhadap gurugurunya agar tetap menjaga kelestarian lingkungan sekolah, memperbaiki yang kurang serta meningkatkan dan mengembangkan pendidikan ke arah yang lebih baik menuju pada tujuan institusional yang telah ditetapkan. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah mempunyai peran yang sangat besar dalam mengembangkan semangat kerja dan kerjasama yang harmonis, minat terhadap perkembangan dunia pendidikan, perkembangan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3 kualitas profesional guru-guru yang dipimpinnya, serta kualitas siswa atau sekolah secara umum banyak ditentukan oleh kualitas pemimpin sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yang harus dikuasai sebagai seorang pemimpin. Berkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh kepala sekolah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang standar sebagai kepala sekolah / madrasah telah menetapkan bahwa ada lima kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah, yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Salah satu kompetensi yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pendidik adalah kompetensi supervisi. Akan tetapi, pada kenyataan yang terjadi di lapangan, masih banyak ditemui fakta – fakta yang menunjukkan bahwa kompetensi di bidang supervisi ini masih rendah pelaksanaannya oleh kepala sekolah. Kementerian Pendidikan Nasional memperkirakan 70 persen dari 250 ribu kepala sekolah di Indonesia tidak kompeten. Berdasarkan ketentuan setiap kepala sekolah harus memenuhi lima aspek kompetensi, yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Namun, hampir semua kepala sekolah lemah di bidang kompetensi manajerial dan supervisi. Padahal menurut Surya Dharma (www.tempointeraktif.com, 12 Oktober 2008) dua kompetensi itu merupakan kekuatan kepala sekolah untuk mengelola sekolah dengan baik. Kesimpulan tersebut merupakan temuan Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan Nasional setelah melakukan uji kompetensi terhadap lebih dari 400 kepala sekolah dari lima provinsi. Kegiatan mempersiapkan, kepala mengamati sekolah dan dalam mencatat supervisi akademik pelaksanaan adalah pembelajaran, memberikan umpan balik, melakukan kegiatan sebagai tindak lanjut dari hasil supervisi. Tujuan dari supervisi akademik adalah membantu guru untuk meningkatkan dan memperbaiki pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan supervisi akademik kepada guru – guru sangat penting dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui proses pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, kegiatan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4 supervisi ini hendaknya rutin dilaksanakan di sekolah. Supervisi akademik bukan menilai kinerja guru, dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan profesionalismenya. Kegiatan supervisi yang baik harus mampu menciptakan guru yang berkompeten, yaitu guru harus semakin menguasai kompetensinya, baik kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Perilaku supervisi akademik secara langsung berhubungan dan berpengaruh terhadap perilaku guru. Ini berarti melalui supervisi akademik, supervisor mempengaruhi perilaku mengajar guru sehingga perilakunya semakin baik dalam mengelola belajar mengajar. Selanjutnya perilaku mengajar guru yang baik akan mempengaruhi perilaku belajar peserta didik. Dengan demikian bahwa pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dapat meningkatkan proses pembelajaran jika hal ini dilakukan sesuai dengan prinsip – prinsip supervisi yang berlaku. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai supervisor dituntut harus berkompeten sebagai orang yang memberikan bimbingan kepada guru – guru dalam meningkatkan proses pembelajaran. Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Kebakkramat, peneliti menemukan beberapa hal yang berkaitan dengan supervisi antara lain : pelaksanaan kegiatan supervisi kepala sekolah yang dinilai kurang intensif dilakukan oleh kepala sekolah yang menyebabkan evaluasi pada proses pembelajaran juga tersendat dan lama, guru belum menyelesaikan kelengkapan pembelajaran katika supervisi akademik akan dilakukan. Persoalan juga ditambah lagi dengan sikap guru yang kurang memahami dan kurang mengerti akan pentingnya kegiatan supervisi akademik terhadap pengembangan kompetensi guru serta profesionalisme kerjanya tersebut dalam memajukan kemajuan pendidikan sekolah. Tentu kondisi tersebut sangat potensial memunculkan berbagai masalah yang menyangkut pendidikan di lingkungan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kebakkramat. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti akan mengkaji lebih dalam mengenai: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5 “IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 KEBAKKRAMAT” B. PERUMUSAN MASALAH Menurut Jujun S. Suriasumantri (2005) “Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin kita carikan jawabannya” (hlm. 312). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana supervisi akademik oleh kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat? 2. Faktor apa saja yang menghambat kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat? 3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi faktor yang menghambat kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat? C. TUJUAN PENELITIAN Menurut Jujun S. Suriasumantri (2005) “Tujuan penelitian merupakan pernyataan mengenai ruang lingkup dan kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan”(hlm. 313). Jadi tujuan merupakan standar/patokan yang akan dituju peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat. 2. Untuk mengetahui faktor yang menghambat kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi faktor yang menghambat kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi baru yang rinci dan dapat memberikan manfaat dalam menjawab masalah yang ada dalam penelitian. Selain itu juga mempunyai manfaat teoritis untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan kegunaan praktis yang berhubungan dengan pemecahan masalah yang akurat. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis: a. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah. b. Untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang aktivitas supervisi akademik bagi kepala sekolah. 2. Manfaat praktis. a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para praktisi pendidikan untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri I Kebakkramat. b. Memberikan sumbangan pemikiran tentang supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah. c. Sebagai bahan pertimbangan kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang supervisor . d. Sebagai bahan penelitian lebih lanjut atau referensi yang ada hubungannya dengan masalah supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka dan Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Tinjauan Tentang Supervisi Pendidikan a. Pengertian dan Lingkup Supervisi Pendidikan Untuk memahami pengertian supervisi, maka perlu ditinjau dari segi istilah. Supervisi berasal dari kata supervision (Bahasa Inggris) dari segi morfologi berasal dari kata super yang berarti atas, dan visi yang berarti lihat. Jadi kata supervisi secara morfologis berarti melihat dari atas. Artinya personel yang melaksanakan supervisi (Supervisor) mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada orang yang disupervisi (Supervised). Maksudnya supervisor mempunyai jabatan, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang melebihi dari pada orang yang disupervisi. Pelaksanaan supervisi atau pengawasan di setiap organisasi memiliki peran yang cukup penting dalam memberikan arahan serta penilaian. Seperti yang dikemukakan oleh Mc. Nerny bahwa “Supervisi adalah prosedur memberi arahan serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.” (Daryanto, 2008: 170). Supervisi dilakukan di setiap organisasi, termasuk organisasi di dalam ranah pendidikan, salah satunya adalah sekolah. Daryanto (2008) menyebutkan bahwa, unsur – unsur pokok yang terdapat dalam supervisi dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Tujuan. 2. Situasi belajar mengajar. 3. Supervisor (hlm.171) Dalam konteks pendidikan, supervisi mengacu pada kegiatan memperbaiki proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini berkaitan dengan kegiatan – kegiatan yang lain,seperti meningkatkan kepribadian guru, meningkatkan profesinya, kemampuan berkomunikasi, dan membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Semua kegiatan tersebut commit to user 7 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 tidak lepas dari tujuan akhir sekolah yaitu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Seperti yang dikemukakan oleh Made Pidarta (2009) bahwa “Supervisi pendidikan adalah kegiatan membina para pendidik dalam mengembangkan proses pembelajaran, termasuk segala unsur penunjangnya” (hlm. 2) Sedangkan menurut Good’s Dictionary of Education (1959), dikemukakan definisi supervisi sebagai berikut : Segala usaha dari petugas – petugas sekolah dalam memimpin guru – guru dan petugas pendidikan lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk memperkembangkan pertumbuhan guru – guru menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan, bahan – bahan pengajaran dan metode mengajar dan penilaian pengajaran. (Daryanto, 2008: 170) Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1998) yang mengemukakan mengenai pengertian supervisi: Segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru – guru dan personel sekolah lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Supervisi ini berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru – guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan dalam pendidik dan pengajaran, pemilihan alat – alat pengajaran dan metode mengajar yang lebih baik, cara pemilihan yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya. Singkatnya, supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. (Herabudin, 2009: 195) Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas terkadang tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang telah ditargetkan, pasti ada saja kekurangan ataupun kelemahan yang ditemui dalam proses pembelajaran, maka untuk memperbaiki kondisi yang demikian, peran dari supervisi pendidikan sangat diperlukan untuk dilaksanakan. Supervisi dilaksanakan untuk mengembangkan situasi pembelajaran di sekolah yang baik melalui kegiatan pembinaan, pengawasan dan peningkatan kualitas mengajar guru. Supervisi yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 dilakukan memiliki pedoman utama yang harus dipegang yaitu cara kerja supervisi yang merupakan fungsi dari supervisi itu sendiri. Pedoman supervisi adalah sebagai berikut: 1. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum dengan segala sarana dan prasarananya, 2. Membantu serta membina guru / kepala sekolah dengan cara memberikan petunjuk, penerangan dan pelatihan agar mereka dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan mengajarnya, 3. Membantu kepala sekolah / guru untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah. (Herabudin, 2009: 234) Ngalim Purwanto (2010) mengungkapkan bahwa “supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.”(hlm. 76). Supervisi merupakan segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru – guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan – tujuan pendidikan. Hal itu berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru – guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan – pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat – alat pelajaran dan metode – metode mengajar yang lebih baik, cara – cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa supervisi pendidikan adalah kegiatan pembimbingan dan pemberian bantuan atau layanan dari supervisor kepada supervesse (tenaga kependidikan) baik secara individu atau kelompok dalam mewujudkan proses pengajaran menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan pendidikan. b. Fungsi Supervisi Pendidikan Kegiatan supervisi pendidikan memiliki berbagai fungsi. Fungsi supervisi antara lain untuk memelihara program pengajaran dengan sebaik – baiknya. Fungsi supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar kontrol untuk melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 rencana atau program yang telah digariskan, akan tetapi lebih dari itu. Supervisi pendidikan akan dapat terlaksana dengan baik apabila fungsifungsinya mampu diterapkan dengan baik pula. Sebagaimana yang diungkapkan Made Pidarta (2009) bahwa “Fungsi supervisi adalah membantu sekolah menciptakan lulusan yang baik dalam kuantitas dan kualitas, serta mebantu para guru agar bisa dan dapat bekerja secara profesional sesuai dengan kondisi masyarakat tempat sekolah itu berada” (hlm.3) Sedangkan menurut Daryanto (2008), secara singkat dapat disimpulkan bahwa fungsi dari supervisi adalah sebagai berikut: 1) Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi pendidikan, sebagai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala bidang. 2) Menentukan syarat – syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi pendidikan di sekolah. 3) Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk menghilangkan hambatan – hambatan. Atau dengan singkat bahwa fungsi utama dari supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan dan pengajaran. (hlm.179) Sehubungan dengan hal tersebut, maka Swearingen (1961) memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut: 1). Mengkoordinasi semua usaha sekolah; 2). Melengkapi kepemimpinan sekolah; 3). Memperluas pengalaman guru-guru; 4). Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif; 5). Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus-menerus; 6). Menganalisis situasi belajar dan mengajar; 7). Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf; 8).Mengintegrasi tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan guru-guru dalam mengajar. (Daryanto, 2008: 179) Pendapat lain dikemukakan oleh Herabudin (2009) yang menyebutkan fungsi dari kegiatan supervisi adalah sebagai berikut: 1) Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi pendidikan, sebagai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala bidang. 2) Menentukan syarat – syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi pendidikan di sekolah. 3) Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk menghilangkan hambatan – hambatan. (hlm.224) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 Sedangkan Briggs (1938) mengungkapkan bahwa “fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja, tapi untuk mengkoordiansi, menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru”(Sahertian, 2000: 21). Seperti yang diungkapkan oleh Kimball Wiles (1955) bahwa “fungsi dasar supervisi ialah memperbaiki situasi belajar mengajar dalam artian yang luas”(Sahertian, 2000: 21). Situasi belajar mengajar disekolah dapat diperbaiki bila supervisor pendidikan mempunyai lima ketrampilan dasar yaitu keterampilan dalam hubungan – hubungan kemanusiaan, keterampilan dalam proses kelompok, keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan, keterampilan dan mengatur personalia sekolah, dan keterampilan dalam evaluasi. Fungsi – fungsi supervisi pendidikan yang sangat penting diketahui oleh para pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah, Ngalim Purwanto (2010) menyebutkan fungsi supervisi sebagai berikut: 1) Dalam bidang kepemimpinan a) Menyusun rencana dan policy bersama. b) Mengikutsertakan anggota – anggota kelompok (guru – guru, pegawai) dalam berbagai kegiatan. c) Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan memecahkan persoalan – persoalan. d) Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok, atau memupuk moral yang tinggi kepada anggota kelompok. e) Mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan putusan – putusan. f) Membagi – bagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada anggota kelompok, sesuai dengan fungsi – fungsi dan kecakapan masing – masing. g) Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok. h) Menghilangkan rasa malu dan rasa rendah diri pada anggota kelompok sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan bersama. 2) Dalam hubungan kemanusiaan a) Memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan – kesalahan yang dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi diri sendiri maupun bagi anggota kelompoknya. b) Membantu mengatasi kakurangan ataupun kesulitan yang dihadapi anggota kelompok, seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh tak acuh, pesimistis, dsb. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 c) Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap – sikap yang demokratis. d) Memupuk rasa saling menghormati diantara semua anggota kelompok dan sesama manusia. e) Menghilangkan rasa curiga – mencurigai antara anggota kelompok. 3) Dalam pembinaan proses kelompok a) Mengenal masing – masing pribadi anggota kelompok, baik kelemahan maupun kemampuan masing – masing. b) Menimbulkan dan memelihara sikap percaya – mempercayai antara sesama anggota maupun anggota dan pimpinan. c) Memupuk sikap dan kesediaan tolong – menolong. d) Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok. e) Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau perselisihan pendapat di antara anggota kelompok. f) Menguasai teknik – teknik memimpin rapat dan pertemuan – pertemuan lainnya. 4) Dalam bidang administrasi personel a) Memilih personel yang memiliki syarat – syarat dan kecakapan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan. b) Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan masing – masing. c) Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan masing – masing daya kerja serta hasil maksimal. 5) Dalam bidang evaluasi a) Manguasai dan memahami tujuan – tujuan pendidikan secara khusus dan terinci. b) Menguasai dan memiliki norma – norma atau ukuran – ukuran yang akan digunakan sebagai kriteria penilaian. c) Menguasai teknik – teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang lengkap, benar, dan dapat diolah menurut norma – norma yang ada. d) Menafsirkan dan menyimpulkan hasil – hasil penilaian sehingga mendapat gambaran tentang kemungkinan – kemungkinan untuk mengadakan perbaikan – perbaikan. (hlm.86) Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi supervisi pendidikan adalah untuk mengkoordinir semua usaha sekolah dalam mengembangkan program untuk mencapai tujuan, membarikan layanan kepada guru untuk menumbuhkan proses belajar mengajar yang berkualitas. c. Tujuan Supervisi Pendidikan Kegiatan supervisi pendidikan mempunyai beberapa tujuan tertentu. Tujuan supervisi untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 Usaha perbaikan belajar dan mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi secara maksimal. Merujuk dari pendapat Made Pidarta (2009) yang mengatakan bahwa : “Ada sejumlah tujuan supervisi pendidikan seperti membantu guru mengembangkan profesinya, pribadinya, sosialnya, membantu kepala sekolah menyesuaikan program pendidikan dengan kondisi mesyarakat setempat, dan ikut berjuang meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan.”(hlm.3) Seperti yang telah dijelaskan bahwa inti dari kegiatan supervisi adalah memberikan layanan. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sahertian (2000) bahwa “tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas”(hlm.19). Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Tidak hanya memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru. Hal itu sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Oliva (1984) bahwa sasaran (domain) supervisi pendidikan ialah: 1) Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah. 2) Meningkatkan proses belajar – mengajar di sekolah. 3) Mengembangkan seluruh staf di sekolah (Sahertian,2000: 19) Adapun tujuan supervisi menurut pendapat Yusak Burhanuddin (2005) adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran; 2) Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di sekolah sesuai dengan ketentuan – ketentuan dan kebijakan yang telah diterapkan; 3) Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku,sehingga berjalan lancar dan memperoleh hasil optimal; 4) Menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya; 5) Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kekhilafan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi sekola, sehingga dapat menghindari kesalahan yang lebih jauh. (Herabudin, 2009: 225) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 Muriel Crosby mengatakan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah membina dan melatih para guru agar lebih maju dan madiri dalam mengembangkan wawasan dan profesionalitasnya, sehingga melaksanakan tugasnya sebagai guru dnegan baik. (Herabudin, 2009: 226). Dengan demikian, pelaksanaan supervisi berpedoman pada sistem pengawasan yang membentuk para guru semakin memahami sifat – sifat anak didiknya, baik secara intelektual maupun mental spiritualnya. Dalam kaitannya dengan tujuan supervisi di atas, guru akan memiliki pengetahuan psikologis siswa sebagai anak didiknya, sehingga ia memiliki kemampuan menelusuri minat dan bakat siswa yang berguna untuk menyalurkan idealisme siswa sesuai dengan potensinya. Seperti yang pendapat yang dikemukakan oleh Herabudin (2009) bahwa “Tujuan supervisi pendidikan adalah meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.” (hlm.230) Sedangkan menurut Yusak Burhanuddin (2005) menjelaskan bahwa tujuan inti dari supervisi adalah sebagai berikut: 1) Memahami karakteristik dan kemampuan siswa – siswi secara individual dalam proses belajar; 2) Menciptakan suasana yang mendorong siswa aktif belajar sendiri, serta berusaha mencoba menemukan sendiri jawaban permasalahan serta memberi makna kepada mereka terhadap pengalaman belajar; 3) Menjadikan kegiatan belajar di sekolah bersifat dinamis dan kreatif, serta mempunyai ati untuk kehidupan manusia. (Herabudin, 2009: 226) Dari berbagai tujuan supervisi yang telah diungkapakan oleh beberapa tokoh, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total. Hal ini berarti bahwa tujuan dari supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar – mengajar peningkatan mutu pengetahuan dan ketrampilan guru – guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurukulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat – alat pelajaran prosedur dan teknik evaluasi pengajaran, dan sebagainya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 d. Prinsip Supervisi Pendidikan Beberapa prinsip yang harus diperhatikan serta dilaksanakan oleh para supervisor pendidikan atau kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi agar benar-benar efektif dalam usaha mencapai tujuannya. Prinsip supervisi pendidikan menurut Sagala (2004) antara lain adalah “ilmiah yang berarti sistematis dilaksanakan secara tersusun, kontinu, teratur, objektif, demokratis, kooperatif, menggunakan alat, konstruktif, dan kreatif.” (hlm. 95) Selain prinsip-prinsip tersebut, Sergiovanni dan Starratt (1983) juga menemukakan prinsip pelaksanaan supervisi yaitu: 1) Administrasi biasanya berkenaan dengan pemberian fasilitas material dan pelaksanaannya. 2) Supervisi pendidikan biasanya berkenaan dengan perbaikan pembelajaran. 3) Secara fungsonal, administrasi dan supervisi tidak terpisahkan satu sama lain, keduanya dalam sistem pendidikan saling berkoordinasi, saling melengkapi, saling berhubungan, dan mempertemukan fungsi – fungsinya dalam operasional pendidikan. 4) Supervisi yang baik didasarkan pada filsafat, demokrasi, dan ilmu pengetahuan. 5) Supervisi yang baik akan mengembangkan metode dan sikap ilmiah sejauh hal itu dapat diaplikasikan ke dalam proses sosial pendidikan yang dinamis, menggunakan ilmu pengetahuan dalam proses belajar pembelajaran. 6) Supervisi yang baik akan mengembangkan proses pemecahan masalah yang dinamis dalam mempelajari, memperbaiki, dan mengevaluasi proses dan produknya. 7) Supervisi yang baik adalah yang kreatif, tidak perspektif, dilaksanakan dengan tertib, direncanakan secara kooperatif, dan dilakukan dalam rangkaian aktivitas. 8) Supervisi yang baik dilakukan secara profesional, dan melakukan penilaian berdasarkan hasil yang terjamin. (Sagala, 2004: 96) Prinsip tersebut sesuai dengan pandangan John Lovell dan Robert Alfonso (1975) yang menyatakan bahwa: Supervisi itu pada prinsipnya adalah suatu sistem perilaku pengajaran yang berinteraksi dengan konseling sekolah, pengajaran, administrasi, dan sistem perilaku siswa dengan ciri kesederhanaan dan kesahajaan. Jika dicermati prinsip – prinsip supervisi pendidikan dan pengajaran tersebut memberi makna bahwa supervisi dilaksanakan secara demokratis yang berarti menghargai harkat dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 martabat manusia sebagai individu maupun kelompok dalam aktivitas pembelajaran.(Sagala, 2004: 96) Selain itu, Sahertian (2000) mengemukakan prinsip – prinsip supervisi sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) Prinsip ilmiah (scientific) Prinsip demokratis Prinsip kerja sama Prinsip konstruktif dan kreatif. (hlm.19) Keempat prinsip supervisi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Prinsip ilmiah (scientific) Prinsip ilmiah mengandung ciri – ciri sebagai berikut: a) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar – mengajar. b) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya. c) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu. 2) Prinsip demokratis Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru – guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan. 3) Prinsip kerja sama Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi “sharing of idea, sharing of experience”, memberi support mendorong, menstumulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama. 4) Prinsip konstruktif dan kreatif Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreatifitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara – cara menakutkan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 e. Jenis Supervisi Pendidikan Dalam dunia pendidikan, terdapat beberapa jenis kegiatan supervisi yang sering digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Ngalim Purwanto (2010) membedakan supervisi menjadi beberapa jenis yaitu: 1) Supervisi umum dan pengajaran 2) Supervisi klinis (hlm.89) Untuk memahami perbedaan dari jenis supervisi tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Supervisi umum dan pengajaran Yang dimaksud dengan supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan – kegiatan atau pekerjaan yang sacara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi kantor, supervisi pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah kegiatan – kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi – kondisi baik personel maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar – mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan atau sering disebut dengan supervisi akademik. Menurut Glickman (1981) mendefinisikan “Supervisi pengajaran sebagai upaya yang dilakukan untuk membantu guru agar mau terus belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya” (Sagala,2005: 91). 2) Supervisi klinis Supervisi klinis merupakan bagian dari supervisi pengajaran. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada mencari sebab – sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses mengajar, dan kemudian secara langssung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut. John J. Bolla (1985) mendefinisikan supervisi klinis sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru /calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut. (Ngalim Purwanto, 2010: 91) Selain itu, Made Pidarta (2009) mendefinisikan pengertian supervisi klinis. “Supervisi klinis adalah supervisi yang khas, yang pelaksanaannya sangat mendalam, detail, dan intensif, dapat diragukan akan keberhasilannya.” (hlm.128) Synder dan Anderson (1986) menyatakan bahwa “supervisi klinis adalah suatu teknologi perbaikan pengajaran, tujuan yang dicapai, dan memadukan kebutuhan sekolah dan pertumbuhan personal.” (Sagala, 2004: 194) a) Ciri – ciri supervisi klinis Agar lebih jelas bagaimana pelaksanaan supervisi klinis tersebut, harus memahami ciri – ciri supervisi klinis. La Sulo (1983) mengemukakan ciri – ciri supervisi klinis ditinjau dari segi pelaksanaannya adalah sebagai berikut: (1) Bimbingan supervisor kepada guru/ calon guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi. (2) Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru atau calon guru yang akan disupervisi, dan disepakati melalui pengkajian bersama antara guru dan ssupervisor. (3) Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai keterampilan mengajar secara terintegrasi, sasaran supervisi hanya pada beberapa keterampilan tertentu saja. (4) Instrumen supervisi dikembangkan dan disepakati bersama antara supervisor dan guru berdasarkan kontrak. (5) Balikan diberikan dengan segera dan secara objektif (sesuai dengan data yang direkam oleh instrumen observasi) (6) Meskipun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam oleh instrumen observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan guru/calon guru diminta terlebih dahulu menganalisis penampilannya. (7) Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan. (8) Supervisi berlangsung dalam suasana intim dan terbuka. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19 (9) Supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi dan diskusi/pertemuan balikan. (10) Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan atau peningkatan dan perbaikan ketrampilan mengajar, di pihak lain dipakai dalam konteks pendidikan prajabatan maupun dalam jabatan. (Ngalim Purwanto, 2010: 91) b) Prinsip – prinsip supervisi klinis Seorang supervisor dalam melakukan kegiatan supervisi harus menguasai prinsip – prinsip supervisi. Sahertian (2000) mengemukakan beberapa prinsip supervisi sebagai berikut: (1) Supervisi klinis yang dilaksanakan harus berdasarkan inisiatif dari para guru dari para guru lebih dahulu. (2) Ciptakan hubungan manusiawi yang bersifat interaktif dan rasa kesejawatan. (3) Ciptakan suasana bebas dimana setiap orang bebas mengemukakan apa yang dialaminya. (4) Objek kajian adalah kebutuhan profesional guru yang riil yang mereka sungguh alami. (5) Perhatian dipusatkan pada unsur – unsur yang spesifik yang harus diangkat untuk diperbaiki. (hlm.39) Sedangkan menurut pandangan John Lovell dan Robert Alfonso (1975) menyatakan bahwa “supervisi itu pada prinsipnya adalah suatu sistem perilaku pengajaran yang berinteraksi dengan konseling sekolah, pengajaran, administrasi, dan sistem perilaku siswa dengan ciri kesederhanaan dan kesahajaan.” (Sagala,2004: 96) f. Teknik Supervisi Pendidikan Dalam kegiatan supervisi,teradapat beberapa teknik yang dapat digunakan. Usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai alat atau teknik supervisi. Untuk mengetahui berbagai teknik supervisi yang tepat maka akan ditinjau berbagai teknik supervisi menurut beberapa pakar yakni menurut Menurut Sagala (2009) teknik supervisi dibedakan menjadi 2 yaitu: 1) Teknik supervisi yang bersifat kelompok a) Pertemuan orientasi b) Rapat guru latih commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 c) Studi kelompok antara guru latih d) Diskusi sebagai proses kelompok e) Tukar menukar pengalaman f) Lokakarya g) Diskusi panel h) Seminar i) Simposium j) Demontrasi mengajar k) Perpustakaan jabatan l) Bulletin supervisi m)Membaca langsung n) Mengikuti kursus o) Kegiatan – kegiatan organisasi dalam jabatan p) Laboratrium kurikulum q) Perjalanan sekolah. 2) Teknik individual dalam supervisi a) Kunjungan kelas b) Observasi kelas c) Percakapan pribadi d) Inter-visitasi e) Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar f) Menilai diri sendiri. (hlm.210) Dari pendapat mengenai berbagai teknik – teknik supervisi maka dapat di uraikan sebagai berikut : 1) Teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan secara bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok. a) Pertemuan orientasi bagi guru baru Yaitu pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru untuk memasuki suasana kerja yang baru, akan tetapi hal ini tidak berlaku pada guru-guru baru saja melainkan ditujukan untuk seluruh staf guru. b) Rapat guru Di dalam rapat guru ini, kepala sekolah mengadakan pertemuan dengan guru – guru guna membahas masalah – maslaha yang timbul pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Jadi dengan adanya rapat guru ini, guru dapat dibantu baik sevara individu commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 maupun kelompok untuk menemukan dan menyadari kebutuhan mereka, menganalisa masalah – msalah merekan kemudian mencarikan solusinya. c) Study kelompok antar guru Guru – guru yang mengajar dalam amta pelajaran yang sama bekumpul untuk mempelajari suatu masalahatau bahan pelajaran, selain itu juga membahas ilmu pengetahuan yang sedang berkembang. d) Diskusi sebagai proses kelompok Pertukaran pendapat tentang suatu masalah untuk dipecahkan bersama dengan adanya dikusi dapat berkembang ketrampilan antar guru. e) Tukar menukar pengalaman Dalam hal ini guru adalah orang yang berpengalaman, maka dengan adanya pertemuan dimana guru saling tukar menukar pikiran atau pengalaman (sharing). Tujuan dari kegiatan ini adalah guru dapat saling belajar dari pengalaman temanya dalam membimbing peserta didik. f) Loka karya Dalam workshop disediakan ruangan khusus yang dilengkapi dengan sumber – sumber pustaka dan berbagai peralatan yang digunakan sebagai media pembelajaran sehingga guru dapat bekerja dan berlajar dalam ruangan itu. Salah satu tujuan dari loka kerya ini adalah agar guru dapat meyusun contoh model satuan pelajaran untuk tiap bidang studi. g) Diskusi panel Diskusi panel adalah salah satu bentuk diskusi yang dilangsungkan dihadapan sejumlah peserta. Diskusi ini ditujukan untuk memecahkan suatu masalah dimana pesertanya adalah orang – orang ahli dalam permasalahan itu. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22 h) Seminar Dalam seminar yang dibahas adalah suatu masalah yang disampaikan oleh pembicara dan diberkan kepada partisipan untuk menyanggah masalah yang dibahas oleh pembicara. i) Simposium Suatu pertemuan untuk meninjau aspek – aspek sesuatu pokok masalah, atau untuk mengumpulkan beberapa sudut pandang tentang suatu masalah yang dilakukan di muka sejumlah pendengar. Simposium bertujuan mereorganisasikan pengertian dan pengetahuan tentang aspek – aspek sesuatu pokok masalah. j) Pelajaran contoh Suatu teknik yang bersifat kelompok dimana supervisor memberi penjelasan – penjelasan kepada guru – guru tentang mengajar yang baik. k) Perpustakaan jabatan Dalam suatu sekolah disediakan ruangan khusus untuk perpustakaan jabatan yang berisi buku – buku, majalah, brosur dan referensi lainya yang ditujukan untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman guru. l) Bulletin supervisi Kepala sekolah selaku supervisor mengeluarkan suatu bentuk tulisan yang digunakan sebagai alat untuk membantu guru – guru dalam memperbaiki proses belajar mengajar. m) Membaca langsung Bilamana sekolah mempunyai cukup banyak buku sumber yang berhubungan dengan satu bidang studi atau pengetahuan profesi mengajar lainnya, maka teknik ini paling sederhana namun sulit dilaksanakan ialah membaca langsung dan terbimbing. n) Mengikuti diklat Suatu teknik yang dapat membantu guru dalam mengembangkan pengalaman profesi mengajar mereka. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23 o) Organisasi jabatan Suatu kelompok jabatan yang membentuk organisasi dalam melaksanakan suatu kegiatan. p) Laboratorium kurikulum Suatu tempat yang dijadikan pusat kegiatan dimana guru dapat mengadakan percobaan untuk mengembangkan kurikulum. q) Perjalanan sekolah untuk anggota staff Guru mengadakan perjalanan sekolah atau berkunjung ke sekolah yang lebih maju dengan tujuan untuk belajar dari sekolah tersebut. 2) Teknik individual supervisi, yaitu supervisi yang ditujukan kepada seseorang. a) Perkunjungan kelas Kunjungan yang dilakukan kepala sekolah ke dalam kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan menolong guru – guru dalam hal pemecahan kesulitan yang mereka hadapi. c) Observasi kelas Supervisor mengadakan observasi dengan jalan meneliti suasana kelas selama proses belajar mengajar berlangsung dengan tujaun untuk memperoleh data yang akurat sehingga dari bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisa kesulitan – kesulitan yang dihadapi guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar. c) Percakapan pribadi Yaitu percakapan pribadi antara supervisor dengan seorang guru. Percakapan itu berisi tentang usaha – usaha untuk memecahkan masalah pribadi yang ada hubungannya dengan tanggung jawab mengajar. d) Saling mengunjungi kelas ( inter-visitasi ) Saling mengunjungi antar rekan guru yang satu dengan yang lain yang sedang mengajar. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24 membandingkan pengalaman ketrampilan mengajar yang nantinya akan dijadikan refrensi untuk perbaikan mengajar. e) Menyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar Supervisor harus mempunyai kemampuan untuk menyeleksi berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar. Kegiatan menyeleksi ini dimulai dengan cara bedah kurikulum dimulai dengan menganalisa standar kompetensi dan kompetensi dasarserta materi pelajaran yang dirumuskan oleh guru dalam silabus mata pelajaran yang menjadi tanggun jawabnya. f) Menilai diri sendiri Salah satu teknik individual dimana guru harus mampu menilai dirinya sendiri selama proses belajar mengajar. Menurut Made Pidarta (2009), “teknik supervisi yang sering dipakai yaitu teknik supervisi observasi kelas, teknik supervisi kunjungan kelas, dan teknik supervisi klinis”(hlm.87) Berbeda dengan pendapat Daryanto (2008) yang menyatakan “Teknik – teknik supervisi yang lazim dan secara teratur dapat dilakukan oleh setiap kepala sekolah ialah: rapat sekolah, kunjungan kelas, musyawarah atau pertemuan perseorangan”(hlm.185). Kegiatan tersebut sudah lazim dilakukan oleh kepala sekolah di sekolah masing – masing, akan tetapi cara pelaksanaannya masih kurang diperhatikan tujuan dari prinsip supervisi. Berkaitan dengan fungsi kepala sekolah sebagai seorang supervisor, Mulyasa (2004) berpendapat “Kepala sekolah sebagai supervisor dapat melakukan supervisi secara efektif antara lain melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, pembelajaran”(hlm.113). commit to user dan simulasi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25 2. Tinjauan Tentang Kepala Sekolah a. Pengertian Kepala Sekolah Secara sederhana, Wahjosumidjo (2005) mendefinisikan kepala sekolah sebagai “seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”(hlm.83). Sedangkan Daryanto (2008) menyatakan bahwa “kepala sekolah merupakan personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan – kegiatan sekolah”(hlm.80). Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya dengan dasar Pancasila. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang pimpinan yang memilki jabatan dan kedudukan secara formal dan kelembagaan, dimana ia memiliki peran dan tanggungjawab dalam memimpin suatu sekolah. b. Peran Kepala Sekolah Kepala sekolah yang efektif dalam mengelola program dan kegiatan pendidikan adalah yang mempu memberdayakan seluruh potensi kelembagaan dalam menentukan kebijakan. Mulyasa (2004) mengungkapkan bahwa: Dinas Pendidikan (dulu: Depdikbud) telah menetapkan bahwa kepala sekolah harus mempu melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, manajer, administrator dan supervisor (EMAS). Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader, innovator, dan motivator di sekolahnya. Dengan demikian, dalam paradigma baru menajemen pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, motivator (EMASLIM). (hlm.98) Seorang kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai seorang figur dan mediator, bagi perkembangan masyarakat dan lingkungannya. Dengan demikian profesi kepala sekolah semakin meningkat dan terus commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26 meningkat sesuai dengan perkembangan pendidikan yang diharapkan. Pelaksanaan peranan dan fungsi tugas tersebut tidak dapat dipidahkan satu sama lain, karena saling berkaitan dan mempengaruhi, serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang profesional. Lebih jauh lagi Ngalim Purwanto (2010) menambahkan, usaha - usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah selaku peran dan fungsinya sebagai supervisor adalah: 1) Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. 2) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar. 3) Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntuan kurikulum yang sedang berlaku. 4) Membina kerjasama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya. 5) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka mengikuti penataran-penataran, seminar sesuai bidangnya masing-masing. 6) Membina hubungan kerjasama antara sekolah dengan BP3 dan instansiinstansi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.(hlm.119) c. Tipe-Tipe Supervisi Kepala Sekolah Briggs dalam Soewadji Lazaruth (1998), mengemukakan “4 tipe supervisi kepala sekolah dilihat dari pelaksanaannya, yaitu supervisi yang bersifat korektif, supervisi yang bersifat preventif, supervisi yang bersifat konstruktif, supervisi yang bersifat kreatif”(hlm.33) Berikut penjabarannya: 1). Supervisi yang bersifat korektif Kegiatan supervisi ini lebih menekankan usaha untuk mencari-cari kesalahan orang yang disupervisi (guru-guru). 2). Supervisi yang bersifat preventif Kegiatan supervisi ini lebih menekankan usaha untuk melindungi guru-guru dari berbuat salah. Guru-guru selalu diingatkan untuk tidak melakukan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27 kesalahan dengan memberikan mereka batasan-batasan, larangan-larangan atau sejumlah pedoman dalam bertindak. 3). Supervisi yang bersifat konstruktif Tipe supervisi jenis ini ialah supervisi yang berorientasi ke masa depan, menolong guru-guru untuk selalu melihat ke depan, belajar dari pengalaman, melihat hal-hal yang baru, dan secara antusias mengusahakan perkembangan. 4). Supervisi yang bersifat kreatif Kegiatan supervisi ini, lebih menekankan pada usaha menumbuhkembangkan daya kreatifitas guru, dimana peran kepala sekolah hanyalah sebatas mendorong dan membimbing. Pendapat hampir serupa dikemukakan oleh Burton dan Brueckner yang menyatakan “terdapat 5 tipe supervisi oleh kepala sekolah, yakni: inspeksi, laissez faire, coercive, training ang guidance, dan democratic leadership.”(Ngalim Purwanto,2010: 79) Dari pendapat mengenai tipe-tipe supervisi oleh kepala sekolah tersebut, maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Supervisi sebagai inspeksi Tipe supervisi ini adalah kegiatan pengawasan yang semata-mata merupakan kegiatan menginspeksi pekerjaan guru atau bawahan. Inspeksi dijalankan dengan maksud untuk mengawasi apakah guru atau bawahan sudah menjalankan apa yang sudah diinstruksikan. Jadi pada intinya, inspeksi berarti kegiatan mencari-cari kesalahan. 2) Laissez faire Kepengawasan tipe ini sama sekali tidak konstruktif. Kepengawasan laissez faire adalah tipe supervisi yang membiarkan guruguru atau bawahan bekerja sekehendaknya tanpa bimbingan dan petunjuk. 3) Coercive supervision Tipe supervisi ini hampir serupa dengan inspeksi, tipe supervisi ini bersifat otoriter. Di dalam tindakan kepengawasannya si pengawas commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28 bersifat memaksakan segala sesuatu yang dianggapnya benar dan baik menurut pendapatnya sendiri. 4) Supervisi sebagai latihan bimbingan Supervisi ini lebih menekankan kepada pemberian latihan dan bimbingan kepada guru-guru dalam melaksanakan tugasnya. Terdapat berbagai tipe supervisi pendidikan, baik itu tipe yang lebih mengarah pada sisi positif maupun sisi negatif. Tipe-tipe supervisi yang diterapkan tentu akan sangat berpengaruh terhadap guru yang mendapat supervisi, baik itu pengaruh berupa timbal balik yang positif atau malah sebaliknya. 5) Kepengawasan yang demokrasi Dalam hal ini, supervisi bukan lagi suatu pekerjaan yang dipegang oleh seorang petugas, tetapi merupakan pekerjaan bersama yang dikoordinasikan. Tanggung jawab tidak dipegang sendiri oleh supervisor, melainkan dibagi – bagikan kepada para anggota sesuai dengan tingkat, keahlian, dan kecakapannya masing – masing. Masalah yang perlu mendapat perhatian perhatian bagi kepala sekolah selaku supervisor adalah menemukan cara – cara bekerja secara kooperatif yang efektif. Kemajuan dalam situasi belajar murid – murid tidak dapat dicapai dengan memusatkan perhatian kepada teknik – teknik mengajar semata. 3. Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan merupakan penelaahan dari hasil yang terdahulu yang diperlukan untuk mempertajam penelitian yang akan dilakukan. a. Penelitian Imam Setiyono (2005) dengan judul “Supervisi Pendidikan Sekolah Dasar”. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa supervisi pendidikan adalah usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru – guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru – guru, menyeleksi dan merevisi tujuan – tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode – metode mengajar serta evaluasi pengajaran. Beberapa commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29 instrumen yang terkait supervisi pendidikan sekolah dasar yaitu: (1) instrumen monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru, (instrumen pengendali jadwal pengajaran), (3) instrumen pementauan pelaksanaan ulangan umum bersama, (4) instrumen pemantauan pelaksanaan EBTA / EBTANAS, (5) instrumen supervisi administrasi sekolah, (6) instrumen supervisi administrasi kelas, dan (7) instrumen observasi kelas. b. Penelitian Akhmad Arif Musadad. Lektor Program Pendidikan Sejarah Jurusan P.IPS FKIP UNS. Dalam penelitiannya yang berjudul Kontribusi Pengetahuan Tentang Kepemimpinan Pendidikan Dan Persepsi Mengenai Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Mengajar. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa: (1) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan dengan efektivitas mengajar. (2) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi mengenai supervisi kepala sekolah dengan efektivitas mengajar guru. (3) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan dan persepsi mengenai supervisi kepala sekolah secara bersama – sama dengan efektivitas mengajar. Selanjutnya ditemukan adanya sumbangan dari variabel prediktor (pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan dan persepsi mengenai supervisi kepala sekolah) terhadap variabel respon (efektivitas mengajar). Dengan demikian makin tinggi pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan dan makin baik persepsinya terhadap supervisi kepala sekolah maka makin baik pula efektivitas mengajarnya. Sebaliknya, makin rendah pengetahuan guru tentang kepemimpinan pendidikan dan persepsinya mengenai supervisi kepala sekolah, maka makin rendah pula efektivitas mengajarnya. Berpijak dari hasil penelitian dan kesimpulan tersebut, selanjutnya diajukan saran sebagai berikut: (1) sebagai pencetak para calon guru, LPTK hendaknya memasukkan mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan sebagai mata kuliah wajib, atau menambah bobot dan cakupan mata kuliah Adminisstrasi Pendidikan. Ini penting, sebab dalam melaksanakan pengajaran, mereka bukan hanya dituntut menguasai materi yang diajarkan, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30 melainkan para guru harus mampu memimpin dan membimbing para siswanya ke arah pencapaian tujuan. Supaya kelak dapat menjalankan tugasnya dengan baik itulah maka para mahasiswa sebagai calon guru perlu mendapatkan bekal pengetahuan yang cukup tentang kepemimpinan pendidikan. (2) Pengangkatan kepala sekolah hendaknya bukan hanya didasarkan pada golongan, tetapi juga pada kriteria prestasi kerja, sikap dan kepribadian. Pertimbangan tersebut sangat penting untuk mempertebal jiwa kepemimpinan kepala sekolah. Sebab kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap pengembangan karier guru dan staff lainnya, yang pada gilirannya berpengaruh juga pada kualitas lulusan yang dihasilkan. (3) Sebagai pengelola pengajaran, guru hendaknya selalu berupaya meningkatkan kemampuan dan ketrampilan memimpin siswanya dalam PBM, disamping usaha memperbaiki persepsinya terhadap perilaku supervisi kepala sekolah. Hal itu penting untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dalam kelas. c. Penelitian Suryani Setyaningsih. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dengan judul Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah Dalam Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Surakarta. Hasil penelitian dari Suryani Setyaningsih menyimpulkan bahwa Pelaksanaan supervisi pendidikan oleh kepala sekolah dalam konteks penerapan KTSP di SMA Negeri 6 Surakarta telah berjalan dengan cukup lancar. Pelaksanaan supervisi pendidikan oleh kepala sekolah terhadap penerapan KTSP dilatarbelakangi karena adanya kondisi dimana di kalangan guru banyak menemui kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum dan adanya keterbatasan sarana/ prasarana penunjang kurikulum. Hal-hal pokok yang mendapat supervisi oleh kepala sekolah adalah berkenaan dalam aspek pembelajaran, administrasi, serta sarana dan prasarana. Pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah memiliki tujuan untuk mengembangkan dan mencapai proses belajar mengajar yang relevan dan efektif melalui peningkatan kemampuan atau kompetensi guru dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31 ketersediaan faktor penunjang kurikulum. Dalam pelaksanaannya diterapkan pula fungsi-fungsi supervisi, antara lain: dengan pembinaan kepemimpinan kepala sekolah, pembinaan tanggungjawab pada diri guru, adanya contoh atau suri tauladan yang baik dari kepala sekolah maupun guru supervisor, memotivasi guru agar tetap bekerja dengan baik, melakukan pengawasan secara rutin dan efektif, serta melakukan pembinaan atau perbaikan secara menyeluruh terhadap kemampuan profesional guru melalui berbagai teknik. Supervisi pendidikan yang diterapkan oleh kepala sekolah bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi yang bersifat konstruktif, realistis, demokratis, tidak otoriter, kooperatif, dan objektif. Teknik-teknik supervisi pendidikan oleh kepala sekolah dalam implementasi KTSP di dilakukan dengan beragam cara, antara lain: supervisi dengan teknik kelompok, dengan teknik perorangan maupun dengan teknik langsung dan tidak langsung tergantung aspek-aspek yang disupervisi. d. Penelitian Zulkifli Dalimunte. Pengawas TK/SD Diknas Kota Medan. Dalam penelitiannya yang berjudul Model Pendampingan Kepala Sekolah Dalam Melakukan Superrvisi Akademik Di SD Negeri 060915 Medan Sunggal. Hasil dari penelitian ini adalah: Model pendampingan yang dilakukan pengawas bersama – sama kepala sekolah dalam supervisi akademik dilakukan secara terus menerus secara interaksi edukatif, komunikasi yang positif sesuai dengan kebutuhan kepala sekolah. Pendampingan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan desain PTK model siklus oleh Kemmis dan Taggart. Pada setiap siklus ada empat komponen kegiatan yang dilakukan rencana, tindakan, pemantau, refleksi, dan evaluasi. Hasil evaluasi pada siklus I ternyata pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah belum masuk kategori baik. Siklus II dan siklus III, kepala sekolah dilatih melakukan supervisi akademik dengan metode pendampingan. Hasil menunjukkan bahwa model pendampingan dapat meningkatkan keterampilan kepala sekolah melakukan supervisi akademik. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32 B. Kerangka Berpikir Kerangka berfikir merupakan alur penalaran yang didasarkan pada masalah penelitian yang digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Kerangka berfikir tentang Implementasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di SMP Negeri 1 Kebakkramat adalah sebagai berikut: Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1999 dikemukakan bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Selain itu juga mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah dituntut untuk menguasai enam kompetensi sebagai seorang pemimpin. Berkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasasi oleh kepalas sekolah tersebut, pemerintah melalui Peraturan Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah / madrasah telah menetapkan bahwa ada lima kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah, yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Dari kelima kompetensi tersebut, salah satu kompetensi yang berpengaruh dalam pelayanan pendidikan dan menciptakan tenaga pendidikan yang bermutu adalah kompetensi supervisi. Kepala sekolah sebagai seorang supervisor berfungsi sebagai pengawas, pengendali, pembina, pengarah, dan pemberi contoh kepada para guru dan karyawannya di sekolah. Salah satu hal yang penting bagi kepala sekolah adalah memahami tugas dan kedudukan karyawan – karyawannya atau staf di sekolah yang dipimpinnya. Dengan begitu, kepala sekolah tidak hanya mengawasi karyawan dan guru yang sedang melaksanakan kegiatan, tetapi ia membekali diri dengan pengetahuan dan pemahamannya tentang tugas dan fungsi stafnya, agar pengawasan dan pembinaan berjalan dengan baik dan tidak membingungkan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33 Dengan adanya pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah diharapkan dapat memberi dampak terhadap terbentuknya sikap profesional guru. Sikap profesional guru merupakan hal penting dalam memelihara dan meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu berhubungan dengan perilaku dan aktivitas guru sehari – hari. Sikap profesionalisme guru itulah yang nantinya akan berdampak terhadap peningkatan mutu atau kualitas suatu pendidikan. Secara skematis kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Implementasi Supervisi Akedemik Kepala Sekolah SMP Negeri I Kebakkramat Guru / Tenaga Pendidik Hambatan/ kendala Usaha / upaya supervisi Kualitas pendidikan Gambar 1. Kerangka Berpikir commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti mengambil tempat di SMP Negeri 1 Kebakkramat, dengan alasan sebagai berikut: a. Di SMP Negeri 1 Kebakkramat tersedia data untuk penelitian tentang implementasi pelaksanaan supervisi kepala sekolah. b. Di SMP Negeri 1 Kebakkramat terdapat beberapa permasalahan dalam pelaskanaan kegiatan supervisi pendidikan. c. Lokasi SMP Negeri 1 Kebakkramat sangat strategis dan mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. 2. Waktu penelitian Penelitian dimulai dari pengajuan proposal ini direncanakan selama lima bulan (Februari – Juni 2012) dengan jadwal penelitian terlampir. B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian merupakan suatu usaha untuk menentukan, menggambarkan, dan menguji kebenaran dari suatu pengatahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Dalam menyelesaikan masalah tersebut diperlukan adanya suatu pendekatan. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Iskandar (2008) , “Pengertian kualitatif adalah penelitian yang berpegang kepada paradigma naturalistik atau fenomenologi”. (hlm.187). Sedangkan Moleong (2006) berpendapat bahwa: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dipahami oleh subjek penelitian misalnya perilaku persepsi, motivasi, tindakan,dll.,secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.(hlm.6) commit to user 34 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35 Menurut David William (1995) menyatakan bahwa “Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.”(Moleong,2006: 5) Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu bentuk penelitian dimana seorang peneliti memperoleh data dari latar belakang alamiah (natural setting) yang berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang ada atau lisan dari orang-orang atau perilaku orang yang menjadi objek penelitian. Peneliti dalam penelitian kualitatif harus mampu menetapkan fokus penelitian, memilih informan yang mampu memberikan informasi tentang masalah yang diteliti, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menyajikan data, melakukan verifikasi dan membuat kesimpulan atas temuan di lapangan sebagai jawaban dari masalah yang diteliti. Bentuk penelitian ini menggunakan paradigma penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan dengan variabel lain. Peneliti tidak memberikan perlakuan apapun terhadap objek penelitian sehingga objek dibiarkan seperti kondisi aslinya secara apa adanya. Sedangkan deskriptif dimaksudkan bahwa penelitian bertujuan mendeskripsikan data berdasarkan kenyataan dilapangan dengan kata-kata, uraian ataupun penjelasan cara untuk memecahkan masalah dengan menjabarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus. Menurut Iskandar (2008) mengemukakan “penelitian studi kasus bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, maknanya peneliti mengadakan telaah secara mendalam tentang suatu kasus, kesimpulan hanya berlaku atau terbatas pada kasus tertentu saja”(hlm.207). Penelitian studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan starategi tunggal terpancang. Tunggal artinya penelitian ini commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36 hanya fokus pada satu masalah yaitu pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat dan pengumpulan data yang lebih terarah berdasarkan tujuan. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan dan hanya berlaku di SMP Negeri I Kebakkramat saja. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sutopo (2002) bahwa Studi kasus terpancang (embedded research) yaitu penelitian yang sifatnya terpancang sudah terarah pada batasan atau fokus tertentu yang dijadikan sasaran dalam penelitian, sedangkan studi kasus tunggal bilamana penelitian itu terarah pada sasaran dengan satu karakteristik, artinya terarah pada satu sasaran (satu lokasi atau satu objek) (hlm.139). C. Data dan Sumber Data Dalam pendekatan kualitatif, data atau informasi yang menjadi bahan baku penelitian untuk diolah merupakan data yang berwujud data primer dan data sekunder (Iskandar, 2008: 252). a Dalam penelitian ini data primer berasal dari: 1) Hasil observasi yang berupa kata-kata, aktivitas/tindakan dan foto. 2) Hasil wawancara yang berupa kata-kata b Data sekunder berasal dari: Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari dokumen resmi dari SMP Negeri I Kebakkramat, laporan, dokumen dan referensi yang relevan dengan masalah penelitian Data tidak akan diperoleh tanpa adanya sumber data. Lofland dan Lofland(1984) menyatakan bahwa “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.”(Moleong,2006: 157). Berkaitan dengan hal itu, jenis datanya dibagi ke dalam kata – kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Informan Sutopo (2002) menyatakan bahwa “Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting peranannya sebagai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37 individu yang memiliki informasinya.” (hlm.50). Seorang informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Informan dari penelitian ini antara lain: a. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Kebakkramat (key informan). b. Wakil kepala sekolah SMP Negeri 1 Kebakkramat c. Guru – guru supervisor di SMP Negeri 1 Kebakkramat d. Guru – guru di SMP Negeri I Kebakkramat 2. Tempat dan Peristiwa Tempat dan peristiwa menjadi sumber data karena dalam penelitian harus sesuai dengan konteks dan situasi sosial yang melibatkan tempat, pelaku dan peristiwa. Sutopo (2002) menyatakan bahwa “Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah atu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti.”(hlm.52). Tempat dan peristiwa yang digunakan sebagai sumber data pada penelitian ini adalah peristiwa di SMP Negeri 1 Kebakkramat. 3. Dokumen dan Arsip Sutopo (2002) menyatakan bahwa “Dokumen dan arsip merupakan bahan tertusi yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.”(hlm.54). Sedangkan menurut Moleong (2006) menyatakan bahwa ”Dokumen pribadi yaitu tulisan tentang diri sesorang yang ditulisnya sendiri.”(hlm.159). Dalam mengkaji dokumen, peneliti sebaiknya tidak hanya mencatat apa yang tertulis, tetapi juga berusaha menggali dan menangkap makna yang tersirat dari dokumen tersebut. Dokumen dan arsip yang digunakan dalam penelitian ini adalah data, laporan, draft peraturan, profil SMP Negeri 1 Kebakkramat, jurnal pengawasan (buku presensi, jurnal mengajar, buku piket guru), jadwal pelaksanaan supervisi, serta arsip dokumen lain yang dapat menunjang penelitian ini. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38 D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling digunakan untuk menyelesaikan dan memfokuskan permasalahan agar pemilihan sampel lebih mengarah pada tujuan penelitian. Menurut Sutopo (2002) menyatakan bahwa “Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses sebagai pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi.”(hlm.55). Teknik sampling pada penelitian kualitatif digunakan untuk menyeleksi dan memfokuskan permasalahan agar dalam melaksanakan penelitian atau dalam memilih sampel lebih terarah dan tepat pada orang yang mengetahui permasalahan. Pengambilan sampel data penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau sampel yang bertujuan, yaitu peneliti tidak menentukan sejumlah sampel, tetapi peneliti menentukan informan untuk diwawancarai guna memperoleh informasi tentang permasalahan yang diteliti. Moleong (2006) menyatakan bahwa “Maksud sampling dalam hal ini adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya (constructions).”(hlm.224). Dengan demikian, tujuan dari teknik sampling bukan memusatkan pada adanya perbedaan – perbedaan yang nantinya dikembangkan dalam generalisasi. Dalam menggali informasi dari informan, peneliti menggunakan teknik bola salju (snowball sampling). Yin (1987) menyatakan bahwa: Snowball sampling merupakan penggunaan sampling tanpa persiapan tetapi mengambil orang pertama yang dijumpai dan selanjutnya dengan mengikuti petunjuknya untuk mendapatkan informan berikutnya sehingga mendapatkan data lengkap dan mendalam, ibarat bola salju yang menggelinding, semakin jauh semakin besar. (Sutopo,2002: 37) Berdasarkan pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh data yang mendalam diperlukan informan yang dianggap menguasai masalah yang diteliti. Setelah keterangan dari informan dirasa cukup, informan tersebut akan diminta menunjukkan subjek lain yang dianggap mengetahui permasalahan ini lebih luas, sehingga diperoleh data yang mendalam dan benar- commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39 benar mendukung tercapainya tujuan penelitian. Dengan demikian jumlah sampel akan semakin besar seperti bola salju. E. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian untuk membuktikan kebenaran dari suatu peristiwa. Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain: 1. Wawancara Teknik wawancara merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2006), “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan itu dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.”(hlm.186). Sutopo (2002) menyatakan bahwa: Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal – hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang. (hlm.58) Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth interviewing). Yang dimaksud dengan wawancara mendalam yaitu tidak dilakukan dengan terstruktur, akan tetapi pewawancara tetap membawa kerangka pertanyaan namun pertanyaan tidak hanya terikat pada kerangka saja. Tujuannya adalah untuk memudahkan jalan memperoleh data agar lebih mendalam terutama data tentang pelaksanaan supervisi kepala sekolah Wawancara dilakukan kepada pimpinan sekolah (kepala sekolah), wakil kepala sekolah dan guru. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40 2. Observasi Sutopo (2002) berpendapat bahwa “Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman gambar.”(hlm.64). Dalam teknik ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada tempat dan objek yang diamati yaitu SMP Negeri 1 Kebakkramat dengan menggunakan observasi berperan secara pasif. Maksudnya adalah peneliti hanya mendatangi lokasi, tetapi tidak berperan sama sekali atau hanya sebagai pengamat pasif. Peneliti mengamati, memahami dan mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan obyek penelitian yang meliputi berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi. Untuk mendapatkan data yang valid, pengamatan dilakukan beberapa kali di tempat yang sama. 3. Dokumentasi Sutopo (2002) menyatakan bahwa “Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif.”(hlm.69). Dalam penelitian ini, teknis analisis yang dilakukan adalah dengan cara mencatat dan mengumpulkan data yang bersumber dari arsip, buku-buku, laporan-laporan, dokumen, dan gejala dari objek yang diteliti yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian. Dapat dikatakan bahwa dokumentasi merupakan teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mencatat dan mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang isinya berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat. F. Validasi Instrumen Penelitian Dalam penelitian, untuk mendapatkan keabsahan atau kebenaran data, diperlukan teknik pemeriksaan data yang didasarkan atas jumlah tertentu. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Sutopo (2002) bahwa “Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41 diusahakan kemantapan dan kebenarannya.”(hlm.78). Penelitian ini menggunakan trianggulasi untuk menjamin validitas data. Menurut Moleong (2006), “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.”(hlm.330). Sedangkan Patton (1984) berpendapat bahwa ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu: 1. Trianggulasi data (data triangulation) Trianggulasi data menurut istilah Patton juga sering disebut sebagai trianggulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. 2. Trianggulasi peneliti (investigator triangulation) Yang dimaksud dengan cara trianggulasi ini adalah hasil penelitian baik data ataupun simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti. 3. Trianggulasi metodologis (methodological triangulation) Jenis trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Maksudnya adalah penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya. 4. Trianggulasi teoritis (theoretical triangulation) Trianggulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. (Sutopo,2002: 78) Jenis trianggulasi yang digunakan untuk mencapai validitas dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Dalam trianggulasi sumber, peneliti menggunakan beberapa narasumber yang berbeda untuk mengumpulkan data atau informasi sejenis, sehingga informasi yang diperoleh dari narasumber satu dapat dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari narasumber lainnya. Dalam trianggulasi metode, data hasil wawancara dilakukan uji keabsahan dengan sumber data hasil pengamatan atau juga dengan data dokumentasi sehingga diharapkan mutu dari keseluruhan proses pengumpulan data dalam penelitian ini menjadi valid atau absah. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 42 G. Analisis Data Analisis data biasanya dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data sampai diperoleh suatu kesimpulan. Menurut Bogdan dan Biklen (1982) menyatakan bahwa: Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan dat, mengorganisasikan data, memilah – milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Moleong,2006: 248) Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses kerja ketiga komponen tersebut merupakan alur yang saling terkait satu sama lain. 1. Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabsahan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan (field note). Sedangkan menurut Iskandar (2008) , “Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode observasi, wawancara atau dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti.” (hlm.223) Reduksi data sudah dimulai sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, tentang pemilihan kasus, pertanyaan yang diajukan dan tentang cara pengumpulan data yang dipakai. Pada suatu pengumpulan data berlangsung dan merupakan bagian dari analisis. 2. Penyajian Data. Proses selanjutnya adalah penyajian data, yaitu mengorganisir informasi secara sistematis untuk mempermudah dalam menggabungkan dan merangkai keterikatan antar data dalam menyussun penggambaran proses dan fenomena yang ada pada obyek penelitian. Dengan data yang tersaji akhirnya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43 peneliti akan dapat menginterpresentasikan fenomena yang ada dan membandingkan fenomena tersebut dengan teori yang relevan. Iskandar (2008) berpendapat bahwa “Dalam penyajian data peneliti dapat dianalisis oleh peneliti untuk disusun secara sistematis atau simultan sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti.”(hlm.223) 3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Penarikan kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan penyajian data. Merupakan proses konklusi-konklusi yang terjadi selama pengumpulan data dari awal sampai proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan yang perlu diverifikasikan yang dapat berupa suatu pengulangan yang meluncur cepat, sebagai pemikiran kedua yang timbul melintas dalam peneliti. Pada waktu menulis dengan melihat kembali sebentar pada field note. Kesimpulan yang diambil mula-mula masih belum jelas dan masih bersifat sementara, tetapi kemudian meningkat sampai pada kesimpulan yang mantap yaitu pernyataan yang telah mmiliki landasan yang kuat. Untuk lebih jelasnya teknik analisis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Penyediaan data Display data Reduksi data Data Collection Gambar 2. Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif (Sumber : Iskandar,2008: 222) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 44 H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan tahapan – tahapan yang ditempuh dalam suatu penelitian yang dimulai dari awal penelitian sampai akhir penelitian. Guna mempermudah penulisan laporan penelitian, perlu ditetapkan prosedur penelitian dimana didalamnya dideskripsikan berbagai lagkah-langkah kegiatan yang dilakukan secara sistematis dalam penelitian. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan sbelum penyusunan proposal dan pengurusan ijin penelitian. Pada tahap ini peneliti belum memulai mengumpulkan data. Kegiatan yang dilakukan meliputi orientasi lapangan untuk pengenalan kondisi obyek penelitian serta untuk mempersiapkan fisik dan mental peneliti. Studi pendahuluan ini penting guna pengenalan dan pembentukan pemahaman awal peneliti tarhadap focus dan obyek penelitian agar ketika peneliti benar-benar terjun ke lapangan dapat menentukan cara masuk yang tepat ke obyek untuk mendukung kelancaran pelaksanaan penelitian. 2. Tahap Pra Lapangan Pada tahap ini dilakukan berbagai kegiatan sebelum peneliti terjun ke lapangan seperti penyusunan proposal penelitian termasuk pengurusan ijin pnelitian dan persiapan pelaksanaan penelitian di lapangan. Persiapan yang dimaksud antara lain meliputi berbagai perlengkapan yang digunakan seperti alat tulis, alat perekam, rancangan biaya, dan pengaturan perjalanan. 3. Tahap Lapangan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengupulan data yang diperlukan. Bersamaan dengan proses pengumpulan data tersebut berlangsung pula proses analisis awal. 4. Tahap Analisis Data Pada tahap ini membaca, menelaah, menafsirkan, mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh untuk commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 45 mengambil kesimpulan. Analisis yang dilakukan merupakan analisis akhir dimana peneliti membandingkan data yang diperoleh dilapangan dengan teori yang relevan. Selanjutnya, berdasarkan analisis tadi dilakukan penarikan kesimpulan. 5. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang hasilnya berupa laporan penelitian berikutnya penggadaannya. Secara singkat prosedur dalam penelitian dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut: Proposal Analisis Akhir Pengumpulan Data dan Analisis Awal Penarikan Kesimpulan Persiapan Pelaksanaan Penulisan Laporan Perijinan Penggandaan Laporan Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi/ Objek Penelitian 1. Gambaran umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat adalah salah satu dari beberapa sekolah negeri yang berada di lingkungan Kecamatan Kebakkramat. SMP Negeri I Kebakkramat beralamat di Jl. Solo – Sragen Km. 11 Kebakkramat, Karanganyar. Sekolah ini tergolong SMP unggulan di lingkungan Kecamatan Kebakkramat. Untuk mengetahui gambaran secara umum dari sekolah ini, dapat ditinjau dari kondisi geografis, kondisi demografi, dan kondisi sosial ekonomi dari SMP Negeri I Kebakkramat: a. Kondisi geografis Ditinjau dari letak geografisnya SMP Negeri 1 Kebakkramat Karanganyar terletak di daerah perkampungan jauh dari keramaian jalan /lalu lintas dengan jarak 13 km dari kota Kabupaten. Sebagian besar murid – muridnya dari keluarga yang ekonominya menengah, namun SMP Negeri 1 Kebakkramat tepat sebagai tempat Wiyata Mandala karena kondisi lingkungan kondusif, aman dan nyaman. b. Kondisi demografi Berdasarkan data statistik penduduk tahun 2006, penduduk Kecamatan Kebakkramat bertambah dengan keberagaman tingkat pendidikan dan latar belakang pendidikan orang tua yang sangat bervariatif, maka minat penduduk untk melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama tergolong masih tinggi, hal ini di tandai dari pendaftar siswa baru di SMP Negeri 1 Kebakkramat melebihi daya tampung sekolah pada Tahun Pelajaran 2009/2010. ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah. Apalagi pada tahun commit to user 46 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 47 pelajaran 2008/2009 SMP Negeri 1 Kebakkramat out put nya menduduki peringkat 1 di Kabupaten Karanganyar. c. Kondisi sosial ekonomi Kondisi sosial ekonomi masyarakat sangat heterogen yang terdiri dari komunitas pegawai, komunitas wiraswasta, komunitas pekerja pabrik, komunitas petani dan komunitas buruh tani dan tukang. Dengan demikian tingkat kemampuan ekonomipun beragam yaitu ekonomi mampu, ekonomi kurang mampu atau ekonomi tidak mampu. Untuk itu sekolah perlu mempertimbangkan dalam masalah pembiayaan pendidikan dengan cara menempuh sistem subsidi silang yaitu bagi yang berekonomi mampu membantu kepada yang tidak mampu. Disamping itu peran serta pemerintah daerah maupun pusat melalui kebijakan yamng ditetapkan, yakni menempatkan upaya peningkatan mutu pendidikan sebagai program unggulan. 2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat a. Visi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat Visi adalah suatu pandangan dan kemampuan untuk melihat perkembangan di masa depan. Adapun visi dari SMP Negeri I Kebakkramat adalah “Unggul Dalam Prestasi, Iman, dan Taqwa”. Visi SMP Negeri I Kebakkramat dapat diwujudkan melalui indikator – indikator sebagai berikut: 1) Terwujudnya lulusan yang cerdas, berbudi luhur, dan berwawasan luas 2) Terwujudnya pembelajaran yang efektif dan efisien 3) Terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional 4) Terwujudnya sarana dan prasarana yang mutakhir 5) Terwujudnya perilaku siswa yang berakhlak mulia commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 48 6) Terwujudnya suasana lingkungan sekolah yang penuh kekeluargaan dan tenggang rasa b. Misi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat Misi adalah suatu tugas yang harus dilaksanakan oleh lembaga agar dapat mencapai tujuan yang telah digariskan atau dibuat oleh lembaga tersebut. Adapun misi dari SMP Negeri I Kebakkramat ini yaitu: 1) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar menuju hasil out put/lulusan yang cerdas, berbudi luhur dan berwawasan luas 2) Meningkatkan kompetensi guru dengan pelatihan dan mengefektifkan Kelompok Kerja Guru / MGMP 3) Mewujudkan tenaga Pendidikan dan Kependidikan yang profesional 4) Mewujudkan sarana dan prasarana sekolah yang lengkap dan mutakhir 5) Mewujudkan budaya dan lingkungan sekolah yang kondusif 6) Mengembangkan kegiatan olah raga prestasi dan seni melalui Ekstrakurikuler dan Program Pengembangan Diri 7) Memberdayakan Kelompok Kerja Ilmiah 8) Melaksanakan kajian keagamaan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta implementasinya dalam kehidupan sehari-hari c. Tujuan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat Tujuan dari sekolah menengah pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat yaitu: 1) Memenuhi terwujudnya lulusan yang cerdas, berbudi luhur, dan berwawasan luas 2) Memenuhi terwujudnya pembelajaran yang efektif dan efisien 3) Memenuhi terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49 4) Memenuhi terwujudnya sarana dan prasarana sekolah yang mutakhir 5) Memenuhi terwujudnya pengelolaan keuangan dan pembiayaan yang lancar dan transparan 6) Memenuhi terwujudnya budaya dan lingkungan sekolah yang kondusif. 7) Memenuhi terwujudnya peran serta masyarakat dan kemitraan 8) Memenuhi terwujudnya rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan pengembangan mutu 3. Infrastruktur Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat SMP Negeri I Kebakkramat memiliki beberapa gedung yang difungsikan sebagai sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar. a. Gedung Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah antara lain: 1) Ruang kelas yang berjumlah 18 ruangan 2) Ruang Kepala Sekolah 3) Ruang Wakil Kepala Sekolah 4) Ruang Bimbingan dan Konseling 5) Ruang Guru 6) Ruang Tata Usaha (TU) 7) Ruang perpustakaan 8) Ruang tamu 9) Ruang laboratorium IPA 10) Ruang ketrampilan 11) Ruang multimedia 12) Ruang kesenian 13) Ruang gudang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 50 14) Ruang dapur 15) Ruang UKS 16) Ruang reproduksi 17) Ruang PMR / Pramuka 18) Ruang OSIS 19) Ruang kamar mandi atau WC guru 20) Ruang kamar mandi atau WC siswa 21) Ruang ibadah 22) Ruang ganti 23) Ruang koperasi 24) Ruang hall / loby 25) Ruang kantin 26) Ruang rumah pompa / menara air 27) Ruang bangsal kendaraan 28) Ruang pos jaga 29) Rumah penjaga 30) Lahan tanah. Lahan tanah di SMP Negeri I Kebakkramat dapat dipakai sebagai lapangan olahraga dan lapangan upacara yang terdiri dari : a) Lapangan sepak bola b) Lapangan volley c) Lapangan tenis meja d) Lapangan lompat jauh e) Lapangan upacara b. Prasarana SMP Negeri I Kebakkramat dilengkapi dengan beberapa prasarana antara lain: 1) Jaringan telepon 2) Jaringan listrik commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51 3) Internet 4) Akses jalan Selain itu, SMP Negeri I Kebakkramat juga mempunyai alat perlengkapan sebagai penunjang belajar siswa, yaitu: 1) Meja 2) Kursi 3) Papan tulis 4) Papan white board 5) Rak buku 6) Almari 7) Meja dan kursi tamu 8) Komputer 9) Mesin ketik 10) OHP proyektor 11) Televisi 12) LCD proyektor 13) Printer 14) Telepone 15) Alat praktikum laboratorium 16) AC dan kipas angin 17) Room speaker 18) Dispenser 19) Mesin hitung 20) Mesin stensil 21) Radio tape 22) Kalkulator 23) VCD Player 24) Peralatan jahit 25) Generator 26) Tape recorder commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 52 27) CPU 28) Laptop 29) Mikroskop 30) Filling cabinet c. Perpustakaan SMP Negeri I Kebakkramat mempunyai satu gedung yang difungsikan sebagai ruang perpustakaan. Perpustakaan SMP Negeri I Kebakkramat ini berfungsi untuk melayani dan menyediakan buku referensi pelajaran bagi guru dan peserta didiknya. Perpustakaan ini sebagai penunjang kegiatan akademik dalam proses pembelajaran yang berlangsung antara guru dan peserta didik. Perpustakaan di SMP Negeri I Kebakkramat ini berada di bawah wewenang dan tanggung jawab kepala sekolah. Di perpustakaan ini juga terdapat fasilitas – fasilitas penunjang yang meliputi: 1) Meja perpustakaan sebamyak 12 buah 2) Kursi sebanyak 40 buah 3) Almari dan rak buku sebanyak 8 buah 4) Komputer sebanyak 1 buah 5) Televisi sebanyak 1 buah 6) LCD sebanyak 1 buah 7) VCD atau DVD player sebanyak 1 buah Sedangkan koleksi buku yang ada di perpustakaan SMP Negeri I Kebakkramat digolongkan menjadi beberapa klasifikasi yaitu: 1) Buku pelajaran yang terdiri dari semua mata pelajaran yang berjumlah 5.120 buah 2) Buku bacaan yang meliputi novel, buku ilmu pengetahuan dan teknologi yang berjumlah 5.200 buah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53 3) Buku referensi yang meliputi kamus, dan ensiklopedia yang berjumlah 310 buah 4) Jurnal yang berjumlah 65 buah 5) Majalah yang berjumlah 1.225 buah 6) Surat kabar yang berjumlah 1.880 buah 4. Keadaan Guru, Karyawan Tata Usaha dan Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat Pada tahun ajaran 2011/2012 SMP Negeri I Kebakkramat memiliki tenaga pendidik sebanyak 41 orang, yang terdiri dari 39 guru tetap yang telah berstatus PNS dan 2 guru tidak tetap yang berstatus guru bantu. Tenaga pendidik di SMP Negeri I Kebakkramat memiliki tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan dan keahlian masing – masing yang terdiri dari berbagai mata pelajaran antara lain IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama, IPS, Penjasorkes, Seni Budaya, PKn, TIK/Ketrampilan, dan BK, Bahasa Jawa. Tenaga pendidik di SMP Negeri I Kebakkramat juga melakukan kegiatan pengembangan kompetensi untuk meningkatkan profesionalismenya sebagai seorang guru. Kegiatan pengembangan kompetensi guru di SMP Negeri I Kebakkramat ini adalah: penataran KBK/KTSP, penataran metode pembelajaran (termasuk CTL/ Contecstual Teaching and Learning), penataran PTK, penataran karya tulis ilmiah, sertifikasi profesi/kompetensi, penataran PTBK, dan penataran lainnya. Selain memiliki memiliki tenaga pendidik, SMP Negeri I Kebakkramat memperlancar juga memiliki kegiatan tenaga administrasi pendukung sekolah yang yaitu membantu tata usaha, perpustakaan, laboran laboratorium IPA, teknisi laboratorium komputer, laboran laboratorium bahasa, PTD (Pendidikan Teknik Dasar), kantin, penjaaga sekolah, tukang kebun, dan keamanan. Guru – guru di SMP Negeri I Kebakkramat juga memiliki banyak prestasi yang membanggakan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 54 sekolah baik di tingkat kabupaten, provinsi, ataupun nasional. Prestasi tersebut yaitu: lomba PTK, lomba karya tulis inovasi pembelajaran, lomba guru berprestasi dan lomba – lomba lainnya. Jumlah keseluruhan peserta didik di SMP Negeri I Kebakkramat pada tahun ajaran 2011/2012 berjumlah 595 orang yang terdiri dari 197 orang kelas VII, kelas VIII sebanyak 205 orang, dan kelas IX sebanyak 198 orang. Kelas VII dibagi dalam 5 rombongan belajar, kelas VIII dibagi dalam 6 rombongan belajar, dan kelas IX dibagi dalam 7 rombongan belajar. Sedangkan jumlah keseluruhan kelas yang ada di SMP Negeri I Kebakkramat adalah sebanyak 18 ruang kelas. Prestasi yang membanggakan juga pernah diperoleh oleh siswa siswi SMP Negeri I Kebakkramat. Prestasi akademik yang diperoleh SMP Negeri I Kebakkramat adalah juara II lomba sains matematika tingkat kabupaten, juara II lomba rumpun mata pelajaran bahasa tingkat kabupaten, juara I tingkat kecamatan nilai ujian nasional, juara 2 nilai ujian nasional tingkat kabupaten. Selain prestasi akademik, banyak prestasi juga diperoleh dari prestasi non akademik yaitu juara 2 bola volly tingkat kabupaten, juara tenis lapangan tingkat kabupaten dan propinsi, dan masih banyak prestasi – prestasi lain baik di bidang akademik maupun non akademik. B. Deskripsi Temuan Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian, dalam sub bab ini peneliti akan memaparkan hasil temuan penelitian yang berkaitan dengan implementasi pelaksanaan supervisi kepala sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat. Selain itu, peneliti juga akan mengemukakan mengenai kendala – kendala dalam kegiatan supervisi beserta upaya dalam menghadapi kendala tersebut dan tindak lanjut supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah SMP Negeri I Kebakkramat. Berikut hasil temuan penelitian mengenai implementasi pelaksanaan supervisi kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 55 1. Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat. Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Salah satu kompetensi yang berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran di sekolah adalah kompetensi supervisi. Peraturan pemerintah itulah yang melatarbelakangi diadakannya kegiatan supervisi pendidikan di sekolah. Seperti pendapat yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012, “Supervisi pendidikan disini dilakukan untuk melaksanakan Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah yang salah satunya berisi kompetensi supervisi serta untuk membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran”. Kegiatan supervisi akademik pada intinya adalah membina guru dalam proses pembelajaran. Sasaran kegiatan supervisi adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas. Selain itu, kegiatan supervisi akademik juga mempunyai tujuan dan fungsi terhadap pembelajaran. Adapun tujuan dan fungsi dari supervisi akademik adalah: a. Tujuan supervisi Kegiatan supervisi pendidikan mempunyai beragam tujuan dalam pelaksanaannya, dimana tujuan utamanya tetap mengacu pada perbaikan dan pembinaan guru dalam mengembangkan kompetensinya yang akan mengarah pada peningkatan profesionalisme kinerja guru atau tenaga pendidik. Selain itu, tujuan dari adanya supervisi yaitu untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik. Dengan adanya tujuan supervisi pendidikan yang jelas maka pelaksanaan kegiatan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 56 supervisi juga dapat berjalan sebagaimana mestinya. Seperti yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara tanggal 3 April 2012, “Tujuan dari dilakukannya kegiatan supervisi di sekolah itu misalnya untuk membantu guru mengembangkan kompetensi atau kemampuannya, terus sebagai pengembangan kurikulum, dan mengembangkan kelompok kerja guru dan untuk bimbingan kegiatan PTK mbak.” Senada dengan yang diungkapkan oleh informan II dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012, Tujuan dari adanya kegiatan supervisi itu ya untuk mengetahui tercapainya pelaksanaan belajar mengajar dan tugas – tugas lain sesuai dengan tugas pokok profesi. Selain itu juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi dari masing – masing guru juga untuk mengembangkan kelompok kerja gurunya. Pernyataan kedua informan tersebut diperkuat oleh pernyataan dari informan III dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012, “Supervisi kepala sekolah itu diadakan dengan maksud agar guru itu mampu mengembangkan kompetensi atau kemampuannya mbak, dan tujuan dari adanya supervisi mengarah pada peningkatan profesionalisme guru”. Dari beberapa pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya tujuan dari adanya kegiatan supervisi pendidikan di SMP Negeri I Kebakkramat mempunyai tujuan sebagai berikut: 1) Membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya. mengembangkan kurikulum pendidikan. 2) Mengembangkan kelompok kerja guru. 3) Membimbing penelitian tindakan kelas (PTK). 4) Sebagai perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total. b. Fungsi supervisi Supervisi pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah juga mempunyai beberapa fungsi. Supervisi pendidikan akan terlaksana dengan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 57 baik apabil fungsi – fungsi yang ada diterapkan dengan baik pula, sehingga tujuan supervisi dapat dicapai seperti yang diharapkan. Supervisi pendidikan bukan hanya sebagai kontrol untuk melihat apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan sebagai pengembangan profesionalisme kinerja guru. Seperti yang dikemukakan oleh informan III dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012, “Supervisi kepala sekolah yang dilakukan disini ya dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru. Melalui informasi yang disampaikan kepala sekolah nantinya akan menjadi masukan yang baik kan buat gurunya mbak”. Sedangkan pendapat yang dikemukakan oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012, Kepala sekolah dalam melakukan kegiatan supervisi itu sendiri berfungsi untuk memberikan masukan ataupun informasi buat guru kalo mereka mempunyai kekurangan atau permasalahan yang mereka hadapi dalam kaitannya dengan peningkatan profesionalisme kerja guru disini yang akan berujung pada peningkatan kualitas pembelajaran nantinya mbak. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat dari informan IV dalam wawancara pada tanggal 5 April 2012, Manfaat dari adanya kegiatan supervisi itu kan sangat berdampak besar terhadap guru mbak. Melalui supervisi, guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya, khususnya kemampuan mengajar dalam kelas, serta meningkatkan ketrampilan mengajar guru. Nanti kan supervisi itu bisa berdampak pada siswa juga mbak. Dari ketiga pendapat tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan supervisi yang dilakukan di SMP Negeri I Kebakkramat mempunyai beragam fungsi bagi guru atau tenaga pendidik. Kepala sekolah SMP Negeri I Kebakkramat selaku pelaksana kegiatan supervisi yang dibantu oleh guru – guru senior yang telah didelegasikan wewenang oleh kepala sekolah sebagai guru supervisor untuk membantu melancarkan kegiatan supervisi yang telah melakukan kegiatan supervisi dengan baik commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 58 sehingga kegiatan supervisi tersebut berguna bagi pengembangan profesionalisme kerja guru yang disupervisi. Banyak fungsi yang diperoleh dari adanya kegiatan supervisi ini, akan tetapi tujuannya sama. Berbagai fungsi dari adanya supervisi di SMP Negeri I Kebakkramat, yaitu: 1) Sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru. 2) Meningkatkan kemampuan mengajar guru. 3) Meningkatkan ketrampilan mengajar. 4) Serta mendorong guru ke arah perbaikan profesi guru. Kegiatan supervisi akademik lebih mengarah pada peningkatan kualitas pembelajaran. Dalam melakukan supervisi akademik, kepala sekolah sebagai supervisor harus melakukan langkah – langkah supervisi akademik agar kegiatan supervisi berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Langkah observasi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pra observasi, observasi, dan post observasi. Adapun penjelasan dari langkah – langkah supervisi akademik adalah sebagai berikut: 1) Pra observasi Kegiatan pra observasi merupakan kegiatan persiapan sebelum supervisi dilakukan. Sebelum observasi dilakukan, baik kepala sekolah, guru senior supervisor, dan guru yang akan disupervisi harus melakukan persiapan sesuai dengan keperluan masing – masing agar kegiatan supervisi berjalan dengan lancar dan akan mencapai hasil yang maksimal. Adapun persiapan perlu dilakukan untuk melaksanakan kegiatan supervisi akademik adalah: a) Jadwal Supervisi Kegiatan supervisi harus dilakukan secara terjadwal dan secara rutin. Tujuan dari supervisi yang dilakukan secara terjadwal adalah untuk terus meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh guru yang disupervisi serta untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas yang akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 59 Pelaksanaan kegiatan supervisi di SMP Negeri I Kebakkramat rutin dilakukan yang berpedoman pada jadwal yang telah dibuat oleh sekolah. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMP Negeri I Kebakkramat selaku informan I dalam wawancara tanggal 2 April 2012, Kegiatan pelaksanaan supervisi di sekolah ini dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal yang berlaku yang telah ada dan dengan disesuaikan dengan jadwal / kalender akademik yang telah ada serta melibatkan guru senior yang bertindak sebagai supervisor dengan beberapa kompetensi yang telah dimilikinya. Selain itu, kegiatan supervisi disini juga dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan tujuan dari supervisi itu sendiri. Pernyataan dari informan I tersebut juga diperkuat oleh pernyataan yang disampaikan oleh informan III dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012, Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah disini sudah dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan tujuan supervisi pendidikan serta mengacu pada prinsip – prinsip supervisi akademik yang telah ada. Kegiatannya juga dilakukan secara terjadwal mbak, jadi tinggal melaksanakan sesuai jalwalnya. Namun tidak dapat dipungkiri juga mbak, kalo kegiatan di luar sekolah itu juga masih banyak lagi. Jadi jika ada yang tidak bisa disupervisi karena ada keperluan ya bisa diganti hari lain dengan koordinasi dari supervisornya. Tapi pelkasanaannya masih berpedoman pada jadwal yang ada. Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya dokumen tentang jadwal supervisi yang ada di SMP Negeri I Kebakkramat. jadwal tersebut dijadikan pedoman waktu pelaksanaan supervisi. Dokumen mengenai jadwal supervisi tersebut terlampir. Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan di SMP Negeri I Kebakkramat, bahwa penjadwalan kegiatan supervisi akademik ini juga dibuktikan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, bahwa kegiatan supervisi tersebut memang terjadwal dan dilakukan dengan berpedoman jadwal yang ada. Akan tetapi tidak commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 60 menutup kemungkinan pelaksanaan supervisi dilakukan tidak berdasarkan jadwal. Namun, berdasarkan kesepakatan antara guru yang disupervisi dengan supervisor, hal itu dikarenakan waktu yang berbenturan dengan tugas guru di luar kegiatan supervisi. Dari hasil wawancara, dokumen, serta observasi yang dilakukan peneliti maka diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan supervisi yang dilaksanakan di SMP Negeri I Kebakkramat sudah dialkukan secara terjadwal dan terprogram dengan baik serta dengan melibatkan guru senior yang bertindak sebagai supervisor yang disesuaikan dengan kompetensi masing – masing yang dimilikinya. b) Persiapan Kepala Sekolah Dalam melakukan kegiatan supervisi akademik, kepala sekolah selaku pelaksana atau sebagai supervisor harus menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan supervisi akademik yang akan dilaksanakannya bersama dengan guru senior yang bertindak sebagai supervisor. Kelengkapan supervisi yang harus dipersiapkan antara lain adalah instrumen penilaian supervisi yang sesuai dengan tujuan, sasaran, objek, metode, teknik dan pendekatan yang telah direncanakan, pendelegasian wewenang kepada guru senior sebagai supervisor. Selain itu kepala sekolah juga harus memperhatikan kesiapan guru senior sebagai supervisor, kesiapan guru yang disupervisi, serta kesiapan peserta didiknya. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: (1) Instrumen penilaian supervisi Instrumen penilaian supervisi merupakan kelengkapan supervisi yang utama dalam pelaksanaan supervisi akademik. Selain itu, dengan adanya instrumen penilaian tersebut, dapat mempermudah seorang kepala sekolah untuk melakukan penilaian dan tindak lanjut dalam supervisi. Instrumen merupakan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 61 hal yang utama karena instrumen berfungsi sebagai penilaian yang merupakan proses sistematik untuk menentukan tingkat keberhasilan yang dicapai guru yang disupervisi. Tujuan dari adanya penilaian tersebut adalah untuk menentukan apakah guru dalam mengajar telah mencapai kriteria yang telah ditentukan. Seperti yang pernyataan yang diungkapkan oleh pendapat informan I dalam wawancara pada tanggal 16 April 2012, Banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum supervisi dilakukan, akan tetapi bagi supervisor yang paling penting itu ya menyiapkan instrumen penilaiannya, karena itu nanti kan hubungannya dengan penilaian tindak lanjut supervisi. Berdasarkan observasi peneliti yang telah dilakukan di SMP Negeri I Kebakkramat, bahwa dalam melakukan supervisi akademik supervisor menggunakan instrumen penilaian supervisi untuk menilai guru yang disupervisi. Lembar penilaian tersebut diisi oleh supervisor yang mengamati proses mengajar guru di dalam kelas. Ketika proses pembelajaran berlangsung, supervisor duduk di belakang kelas agar tidak mengganggu konsentrasi peserta didik dan tidak menimbulkan rasa takut guru yang disupervisi. Selain itu, penggunaan instrumen penelitian juga diperkuat oleh adanya dokumen lembar penelitian yang digunakan untuk mensupervisi guru di SMP Negeri I Kebakkramat. Lembar penilaian tersebut dibawa oleh supervisor sebelum masuk kelas untuk mensupervisi guru. Lembar penilaian supervisi tersebut terlampir. Dari hasil wawancara, observasi, serta dokumen yang ada peneliti dapat menyimpulkan bahwa instrumen penilaian supervisi merupakan hal yang perlu disiapkan oleh kepala sekolah ssebagai supervisor sebelum melakukan supervisi. Instrumen commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 62 tersebut berguna untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki guru, mengevaluasi guru yang disupervisi dan untuk menentukan tindak lanjut dari supervisi tersebut. (2) Delegasi wewenang kepada guru senior Dalam melaksanakan supervisi akademik, kepala sekolah sebagai supervisor tidak dapat melakukannya sendiri, hal itu dikarenakan banyaknya tugas yang harus diselesaikan oleh kepala sekolah selaku pimpinan sekolah. Banyak agenda – agenda serta tugas yang harus diselesaikan oleh kepala sekolah. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah dibantu oleh guru senior yang akan bertindak sebagai supervisor. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012, Dalam pelaksanaan supervisi, tentu saya tidak mampu kalo harus mengerjakan sendiri. Maka dalam pelaksanaannya saya memerlukan bantuan guru senior yang ditunjuk sebagai supervisor dengan cara memberikan surat tugas kepada guru supervisor dan telah mendapatkan SK (Surat Keterangan) Adanya pendelegasian tersebut dapat dibuktikan dengan adanya dokumen yang disebut dengan Surat Keterangan (SK) supervisi. SK supervisi tersebut di SMP Negeri I Kebakkramat sebagai bukti dari adanya penugasan atau pendelegasian wewenang dari kepala sekolah kepada guru senior sebagai supervisor untuk melakukan supervisi sesuai dengan prosedur yang telah ada. Dokumen mengenai pendelegasian wewenang dari kepala sekolah kepada guru senior tersebut diperkuat dengan pernyataan dari informan III dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 63 Supervisi kepala sekolah tidak hanya dilakukan oleh kepala sekolah saja, namun dalam pelaksanaannya kepala sekolah dibantu oleh guru senior sebagai supervisor. Hal itu dikarenakan tugas kepala sekolah itu kan banyak sekali mbak, tidak hanya mengurusi masalah supervisi saja. Beliau juga banyak kegiatan di luar karena beliau sebagai pengurus MKKS. Dari hasil wawancara dan dari dokumen yang ada, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendelegasian wewenang dari kepala sekolah kepada guru senior yang berfungsi sebagai supervisor dilakukan karena kepala sekolah tidak mungkin melaksanakan kegiatan supervisi sendiri, mengingat terbatasnya waktu dan banyaknya guru yang harus disupervisi. Pendelegasian tersebut melalui adanya Surat Keterangan (SK) yang berfungsi sebagai surat tugas kepada guru senior untuk membantu kepala sekolah dalam melakukan supervisi. (3) Kesiapan guru senior sebagai supervisor Guru senior yang akan bertugas membantu kepala sekolah dalam melakukan kegiatan supervisi harus menyiapkan kelengkapan yang diperlukan untuk mensupervisi. Kelengkapan yang disediakan kurang lebih sama dengan kepala sekolah, seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa seorang supervisor harus menyiapkan instrumen penilaian supervisi. Seperti pernyataan yang diungkapkan oleh informan III dalam wawancara pada tanggal 16 April 2012, Instrumen yang digunakan guru senior supervisor dalam supervisi akademik itu ya sama dengan instrumen yang dipake kepala sekolah, karena itu kan formatnya sama. Kita disini porsinya sama – sama sebagai supervisor dan sebagai mitra kerja yang baik dengan kepala sekolah dalam membantu melaksnakan supervisi. Senada dengan pernyataan dari informan V dalam wawancara pada tanggal 17 April 2012, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 64 Sebagai bentuk persiapan sebelum melakukan supervisi kepada guru ya harus menyiapkan lembar penilaian yang akan dibawa ke dalam kelas. Instrumennya juga sama seperti instrumen yang disunakan oleh kepala sekolah. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri I Kebakkramat, bahwa dalam melakukan supervisi akademik supervisor menggunakan instrumen penilaian supervisi untuk menilai guru yang disupervisi. Lembar penilaian tersebut diisi oleh supervisor yang mengamati proses mengajar guru di dalam kelas. Ketika proses pembelajaran berlangsung, supervisor duduk di belakang kelas agar tidak mengganggu konsentrasi peserta didik dan tidak menimbulkan rasa takut guru yang disupervisi. Selain itu, penggunaan instrumen penelitian juga diperkuat oleh adanya dokumen lembar penelitian yang digunakan untuk mensupervisi guru di SMP Negeri I Kebakkramat. Lembar penilaian tersebut dibawa oleh supervisor sebelum masuk kelas untuk mensupervisi guru. Lembar penilaian supervisi tersebut terlampir. Dari hasil wawancara, observasi, serta dokumen yang ada peneliti dapat menyimpulkan bahwa instrumen penilaian supervisi merupakan hal yang perlu disiapkan oleh supervisor sebelum melakukan supervisi. Instrumen tersebut berguna untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki guru, mengevaluasi guru yang disupervisi dan untuk menentukan tindak lanjut dari supervisi tersebut. (4) Kesiapan guru yang disupervisi Dalam hal implementasi supervisi, kesiapan guru merupakan hal yang paling utama, karena tujuan utama dari adanya kegiatan supervisi ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dimana commitguru to useradalah pelaku utama dalam perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 65 pembelajaran di kelas. Meskipun guru tidak sepenuhnya sebagai pusat pembelajaran di kelas, akan tetapi guru tetap menjadi pembimbing dalam kegiatan pembelajaran. Agar mencapai target pembelajaran yang diinginkan tersebut, seorang guru yang akan disupervisi harus menyiapkan hal – hal apa saja yang harus disiapkan sebelum disupervisi. Kegiatan supervisi akan berdampak terhadap peningkatan kualitas pembelajaran, oleh karena itu guru yang disupervisi harus menyiapkan kelengkapan supervisinya yaitu menyangkut perangkat pembelajaran, proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), media pembelajaran, serta evaluasi terhadap pembelajaran. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh informan VI dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012, Hal – hal yang perlu dipersiapkan sebelum supervisi itu meliputi perencanaan pembelajaran antara lain ya RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), silabus, materi pembelajaran. Pada intinya ya semua yang termasuk dalam administrasi pembelajarannya. Proses pembelajarannya juga diamati, tidak hanya sampai di proses pembelajarannya saja mbak, tapi juga sampai tahap evaluasi pembelajarannya yang meliputi naskah soal, daftar nilai, dan analisi serta diadakan remidi bagi siswa yang nialinya belum tuntas. Hal tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh informan VII dalam wawancara pada tanggal 7 April 2012, Yang disiapkan sebelum disupervisi itu antara lain program KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), perangkat KBM yang meliputi silabus, RPP, dan materi, kemudian proses KBM, pelaksanaan evaluasi pembelajaran, program perbaikan atau pengayaan. Kedua pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan dari informan VIII dalam wawancara pada tanggal 9 April 2012, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 66 Semua yang menyangkut kelengkapan dalam perangkat pembelajaran itu pasti disupervisi. Kelengkapannya ya meliputi RPP, silabus, jurnal, dan materi yang akan diajarkan di kelas nanti. Selain itu penggunaan media pembelajaran juga diamati oleh supervisor. Tidak hanya itu saja mbak, proses pembelajaran di kelas juga diperhatikan. Dari ketiga pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa guru yang disupervisi harus menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kelengkapan administrasi pembelajaran seperti RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), silabus, metode pembelajaran, jurnal pembelajaran, serta penggunaan media pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Selain itu, proses pembelajaran, dan interaksi dengan siswa juga menjadi hal yang penting dalam pengamatan supervisi. 2) Observasi Kegiatan observasi atau yang disebut dengan proses supervisi akademik di SMP Negeri I Kebakkramat yang telah diamati oleh peneliti meliputi pelaksanaan observasi, teknik yang digunakan, dan prinsip – prinsip yang diterapkan dalam supervisi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: (a) Pelaksanaan observasi Setelah menyiapkan segala hal yang dibutuhkan sebelum supervisi dimulai, tahap selanjutnya adalah proses berlangsungnya kegiatan observasi kepada guru yang disupervisi. Selama kegiatan observasi supervisi berlangsung, supervisor melakukan penilaian terhadap guru yang disupervisi dengan lembar penilaian yang sudah ada. Sewaktu proses penilaian tersebut berlangsung, supervisor duduk di belakang agar tidak mengganggu konsentrasi peserta didik. Hal itu seperti dengan pernyataan dari informan I dalam wawancara pada tanggal 9 April 2012, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 67 Ketika proses supervisi berlangsung, supervisor melakukan penilaian dengan membawa form penilaian dan memposisikan dirinya di meja paling belakang agar kondisi pembelajaran tetap kondusif, selain itu agar guru yang disupervisi tidak gugup. Senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh informan III dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012, Waktu observasi berlangsung, yang dilakukan oleh supervisor ya menilai guru yang disupervisi dengan membawa instrumen penilaian yang telah disediakan. Yang dinilai ya meliputi aspek – aspek yang ada di dalam instrumen tersebut. Penilaian dilakukan oleh supervisor dengan posisi supervisor duduk di meja paling belakang. Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di SMP Negeri I Kebakkramat, bahwa selama proses penilaian berlangsung, supervisor melakukan penilaian dengan mengamati proses mengajar guru yang disupervisi di kelas. Pengamatan dilakukan oleh supervisor dengan cara duduk di belakang kelas agar tidak mengganggu jalannya pembelajaran dengan membawa lembar penilaian supervisi. Pengamatan dilakukan dengan melihat aspek – aspek apa saja yang ada di lembar penilaian tersebut. Dari hasil wawancara dan observasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan observasi dilakukan oleh supervisor (kepala sekolah dan guru senior) dengan membawa instrumen penilaian. Dalam melakukan penilaian, supervisor berada di dalam kelas paling belakang agar tidak mengganggu proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. (b) Teknik yang digunakan dalam supervisi Metode atau teknik yang diapakai oleh supervisor dalam melakukan supervisi ada berbagai macam. Kegiatan supervisi yang dilakukan di SMP Negeri I Kebakkramat dilakukan dengan berbagai teknik atau metode dengan commitharapan to user agar tujuan dari supervisi dapat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 68 dicapai dengan efektif dan efisien. Teknik supervisi yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi yang ada. Teknik supervisi yang digunakan pada umumnya yaitu secara individu dan secara kelompok. Hal itu senada dengan pernyataan dari informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012, Dalam melaksanakan supervisi perlu dengan menggunakan teknik. Teknik yang digunakan beragam, tergantung kondisi yang ada. Apabila situasi memungkinkan, teknik supervisi secara individu dapat digunakan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun apabila kondisi yang tidak memungkinkan serta keterbatasan waktu, maka tekink supervisi kelompok bisa digunakan. Kalo secara kelompok itu dengan cara mengelompokkan guru yang memiliki permasalahan yang sama sehingga lebih efisien. Pernyataan dari informan I tersebut senada dengan pernyataan dari informan III dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012, Supervisi biasanya dilakukan dengan model tradisional yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan teknik kunjungan kelas atau observasi kelas. Namun pada pelaksanaannya, kegiatan supervisi dapat dilakukan secara individu ataupun secara kelompok. Kalo individu ya jelas secara pribadi gurunya masing – masing. Tapi kalo secara kelompok itu biasanya dikelompokkan sesuai dengan permasalahan yang ada. Kedua pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan dari informan VI dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012, Kepala sekolah dan guru supervisor disini biasanya menggunakan teknik supervisi individual atau perseorangan dengan cara mengadakan kunjungan kelas, observasi kelas, baik itu hanya mengamati di luar kelas atau jika memungkinkan ya masuk ke kelas. Namun teknik secara kelompok juga diterapkan dengan mengelompokkan guru sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Dari pernyataan ketiga informan tersebut dapat diketahui bahwa teknik supervisi yang dilakukan di SMP Negeri I Kebakkramat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 69 dapat secara individual atau secara kelompok dengan melihat situasi dan kondisi yang ada. Teknik secara individual dilakukan dengan cara kunjungan kelas atau observasi kelas, sedangkan teknik kelompok dengan cara mengelompokkan guru yang mempunyai permasalahan yang sama untuk dilakukan tindak lanjut oleh supervisor. Teknik supervisi secara kelompok dapat dikemas dengan beragam cara yaitu dengan cara rapat, workshop, lokakarya, diklat atau bahkan diskusi. (c) Prinsip yang digunakan dalam supervisi Dalam kegiatan supervisi pendidikan, juga dikenal adanya prinsip – prinsip dalam pelaksanaannya. Setiap supervisor menerapkan satu atau lebih dari satu prinsip supervisi dalam melaksanakan program supervisi pendidikan. Beberapa prinsip yang dietrapkan dalam kegiatan supervisi akan sangat mempengaruhi pelaksanaan supervisi yang dilakukannya. Supervisor pendidikan di SMP Negeri I Kebakkramat tentu memiliki prinsip – prinsip supervisi yang diaplikasikan ke dalam kegiatan supervisinya. Prinsip supervisi yang diterapkan beragam, yang paling utama adalah dalam menjalankan tindakan supervisi sabaiknya seorang supervisor harus memperhatikan prinsip – prinsip supervisi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012, Prinsip – prinsip supervisi yang saya terapkan dalam setiap supervisi mengacu pada pedoman supervisi yang ada. Banyak prinsip yang saya terapkan, yaitu prinsip praktis, sistematis, objektif, realistis, antisipatif, konstruksif, kooperatif, demokratis, berkesinambungan, terpadu dan kooperatif. Prinsip yang saya terapkan juga disesuaikan dengan kebutuhan dari guru yang saya supervisi mbak, selain itu tergantung kebutuhan juga. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan dari informan II dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 70 Bapak kepala sekolah dan guru yang bertindak sebagai supervisor disini pada dasarnya menerapkan prinsip keterbukaan dalam melaksanakan supervisi, dan dalam pelaksanaan tugasnya saling mengisi dan membantu dalam melaksanakan tujuan program sesuai dengan jadwal yang sudah ada. Selain prinsip keterbukaan, para supervisor juga menerapkan prinsip demokratis, sistematis, kooperatif dan berkesinambungan. Apapun prinsip yang diterapkan oleh supervisor, yang penting pada intinya guru yang disupervisi merasa nyaman dan tidak takut kalo disupervisi. Kedua pernyataan tersebut masih diperkuat lagi dengan pernyataan dari informan III dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012, Prinsip yang diterapkan oleh supervisor disini beragam ya mbak, disesuaikan dengan kebutuhan serta situasi dan kondisi juga. Kan tidak mungkin banyak prinsip dari supervisi itu bisa diterapkan dalam setiap kegiatan supervisi. Biasanya prinsip supervisi yang sering diterapkan yaitu praktis, demokratis, sistematis, kooperatif dan berkesinambungan. Dari ketiga pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa prinsip supervisi pendidikan yang diterapkan dalam kegiatan supervisi di SMP Negeri I Kebakkramat adalah prinsip praktis, sistematis, objektif, realistis, antisipatif, konstruksif, kooperatif, demokratis, berkesinambungan, terpadu, dan komprehensif. Prinsip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Prinsip praktis Prinsip praktis artinya mudah dikerjakan sesuai dengan kondisi atau keadaan sekolah. (2) Prinsip sistematis Prinsip sistematis artinya dapat dikembangkan sesuai dengan perencanaan program supervisi yang matang dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 71 (3) Prinsip objektif Prinsip objektif artinya seorang supervisor harus memberikan masukan sesuai dengan aspek – aspek instrumen. Dan harus dilaksanakan atas hubungan profesional antara supervisor dengan guru yang disupervisi, bukan atas dasar hubungan pribadi. (4) Prinsip realistis Prinsip realistis artinya berdasarkan pada kenyataan yang sebenarnya, tidak dibuat – buat ataupun direkayasa. (5) Prinsip antisipatif Prinsip antisipatif artinya seorang supervisor harus mampu mengatasi masalah – masalah yang mungkin akan terjadi dalam kegiatan supervisi. (6) Prinsip konstruksif Prinsip konstruksif artinya mampu mengembangkan kreativitas mengajar guru dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran. (7) Prinsip kooperatif Prinsip kooperatif artinya terjadi kerjasama yang baik antara supervisor dengan guru yang disupervisi dalam kaitannya dengan mengembangkan kegiatan pembelajaran. (8) Prinsip demokratis Prinsip demokratis artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi. Guru yang disupervisi juga harus berperan dalam kegiatan supervisi. (9) Prinsip berkesinambungan Prinsip berkesinambungan artinya supervisi dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah dan guru senior sebagai supervisor. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 72 (10) Prinsip terpadu Prinsip terpadu artinya kegiatan supervisi harus menyatu dengan program akademik pendidikan. (11) Prinsip komprehensif Prinsip komprehensif artinya kegiatan supervisi harus memenuhi tujuan supervisi yang ada. (d) Tipe supervisi yang diterapkan Tipe supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sangat beragam. Tipe – tipe supervisi yang diterapkan tentu sangat berpengaruh terhadap guru yang disupervisi, baik itu berupa pengaruh positif atau mungkin sebaliknya. Hasil wawancara dengan informan VI pada tanggal 4 April 2012, “Kepala sekolah dan guru supervisor disini cenderung memiliki tipe supervisi demokratis”. Hal itu senada dengan prndapat dari informan II dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012, Bapak kepala sekolah dan guru supervisor disini memiliki tipe supervisi demokratis dan terbuka terhadap guru yang disupervisi. Beliau memiliki tipe supervisi demokratis karena tidak ingin hanya supervisornya saja yang berperan dalam kegiatan supervisi namun diharapkan guru yang disupervisi juga mampu berperan aktif. Kedua pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya pendapat dari informan III dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012, Supervisor disini lebih pada tipe supervisi yang konstruktif mbak, artinya seorang supervisor harus menunjukkan kekurangan atau kelemahan seperti apa yang dimiliki guru yang disupervisi. Selain itu juga berupa pengembangan yang bisa ditempuh dalam upaya profesional guru. Dari ketiga pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa tipe supervisi yang dimiliki supervisor di SMP Ngeri I Kebakkramat adalah bersifat konstruktif yang bersifat membangun dan mengembangkan potensi yangtosudah commit user ada. Sedangkan demokratis yang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 73 artinya bersifat terbuka terhadap semua pendapat atau gagasan dari guru yang disupervisi serta melibatkan peran aktif guru. (e) Cakupan supervisi / hal – hal yang perlu disupervisi Dalam hal supervisi pendidikan, kepala sekolah selaku pelaksana kegiatan supervisi dibantu oleh guru senior yang bertindak sebagai guru supervisor perlu memperhatikan hal – hal yang perlu disupervisi meliputi kelengkapan pembelajaran guru. Hal tersebut senada dengan informasi dari informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012, Hal – hal yang perlu mendapat supervisi itu meliputi materi pokok pembelajaran, penyusunan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), strategi ataupun metode pembelajaran, tekhnik pembelajaran, penggunaan media dan Tekhnologi Informasi (TI) dalam pembelajaran, kemudian menilai proses dan evaluasi serta Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan belajar mengajar selain memerlukan kesiapan administrasi pembelajaran, juga perlu diperhatikan adanya interaksi antara siswa dengan guru di kelas. Karena sering kali guru di kelas hanya menyampaikan materi kepada siswa tanpa melibatkan peran aktif dari siswanya. Oleh karena itu, kegiatan supervisi perlu diadakan untuk mengetahui apakah siswa ikut dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran atau tidak. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh informan III dalam wawancara tanggal 3 April 2012, Sebanarnya banyak hal mbak yang perlu disupervisi, ya meliputi administrasi pembelajarannya yang mencakup penyusunan silabus, atau RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), materi pembelajaran, metode dan media pembelajaran. Selain administrasi tersebut, masih ada hal lain yang perlu disupervisi mbak, yaitu penampilan gurunya pas ngajar, pemanfaatan media, kemudian pemanfaatan waktu, serta interaksi dengan siswa juga merupakan hal yang tak kalah pentingnya untuk dijadikan perhatian bagi supervisor. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 74 Dari informasi yang diperoleh dari kedua informan tersebut, diperkuat dengan adanya pendapat dari informan II dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012, Semua kegiatan dari awal sampai akhir dalam pengembangan penerapan mengarah pada tujuan. Dimana tujuan dari adanya kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Yang pasti yang perlu diamati dalam supervisi ya semua kelengkapan administrasi dari guru yang disupervisi, dan cara mengajar siswa di kelas. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari ketiga informan tersebut dapat diketahui bahwa dalam melakukan kegiatan supervisi, ada beberapa hal yang perlu untuk disupervisi yaitu kelengkapan administrasi guru dalam mengajar di kelas. Kelengkapan tersebut meliputi materi pokok pembelajaran, penyusunan silabus, penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), metode pembelajaran dan teknik pembelajaran, penggunaan media pembelajaran dan teknologi informasi, menilai proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Selain kelengkapan administrasi mengajar tersebut, penampilan guru atau cara guru mengajar juga menjadi hal yang perlu disupervisi karena guru dalam menyampaikan materinya harus melibatkan peran aktif siswa di kelas. Jadi guru tidak hanya sekedar menyampaikan meteri tetapi juga melibatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. 3) Post observasi Setelah menyiapkan instrumen penilaian supervisi dan kemudian supervisor melakukan penilaian terhadap guru yang disupervisi, maka seorang supervisor juga harus melakukan tindak lanjut setelah diadakannya kegiatan supervisi tersebut. Tindak lanjut perlu untuk diadakan sebagai bentuk evaluasi bagi guru yang disupervisi. Tindak lanjut dapat berupa kegiatan post supervisi misalnya dengan melakukan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 75 diskusi mengenai kekurangan dari guru yang telah disupervisi. Hal tersebut senada dengan pernyataan dari informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012, Kegiatan supervisi tidak hanya sekedar mengawasi atau mengamati saja ya mbak, guru yang disupervisi di kelas, akan tetapi juga harus ada tindak lanjutnya juga. Tindak lanjut supervisi itu biasanya disebut dengan tindakan post supervisi atau post observasi misalnya dengan mengadakan wawancara dan diskusi mengenai kesan guru terhadap keberhasilannya mengajar di kelas, terus mengidentifikasi keberhasilan dan kelemahan guru dalam mengajar, juga identifikasi terhadap keterampilan – keterampilan mengajar guru yang perlu ditingkatkan, atau mungkin ada gagasan bahkan masukan dari supervisor kepada guru yang disupervisi. Pernyataan tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari informan III dalam wawancara pada tanggal 4 Maret 2012, Tindak lanjut dari adanya supervisi itu ya dengan kegiatan post observasi. Banyak hal mbak yang bisa dilakukan dalam kegiatan post observasi ini, bisa saja dengan melakukan diskusi dengan guru yang disupervisi. Melalui diskusi ini kan nanti bisa diketahui kelebihan dan kekurangan apa yang harus diperbaiki dan dipertahankan dari penampilan guru sewaktu disupervisi tadi. Kalo ada masukan dari supervisor pasti akan disampaikan kepada gurunya waktu diskusi. Kedua pendapat dari dua informan yang berbeda tersebut sangat jelas bahwa diperlukan tindak lanjut dari kegiatan supervisi. Tindak lanjut itu digunakan untuk mengevaluasi guru yang disupervisi mengenai ketrampilan apa yang perlu ditingkatkan dan ketrampilan apa yang harus dipertahankan dalam kegiatan pembelajaran. Kedua pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan informan II dalam wawancara pada tanggal 3 Maret 2012, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 76 Setelah dilakukan supervisi, seorang supervisor harus melakukan tindak lanjut sebagai evaluasi dari guru yang disupervisi. Tindak lanjut bisa berupa diskusi dengan guru yang disupervisi, atau mungkin bisa dikemas dengan rapat atau wawancara. Nah, pada saat diskusi itu guru yang disupervisi bisa menanyakan hal – hal apa saja yang menjadi keluhannya selama mengajar atau mengungkapkan kekurangannya dalam mengajar agar kedepannya bisa lebih baik lagi. Dari ketiga informasi tersebut dapat diketahui bahwa perlu diadakan tindak lanjut dari kegiatan supervisi tersebut. Tindak lanjut yang dilakukan setelah supervisi biasa disebut dengan post supervisi. Post supervisi dapat dilakukan dengan cara diskusi dengan guru yang disupervisi, wawancara mengenai kelebihan dan kekurangan guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Dari diskusi tersebut akan diketahui mengenai kesan guru yang disupervisi terhadap penampilannya, mengidentifikasi keberhasilan dan kelemahan guru, mengidentifikasi ketrampilan – ketrampilan mnegajar guru yang perlu ditingkatkan, serta adanya masukan atau saran dari supervisor kepada guru yang disupervisi. Setelah diadakan tindak lanjut dari kegiatan supervisi tersebut, supervisor harus menyampaikan hasil supervisi kepada guru, hasil tersebut digunakan sebagai evaluasi dari supervisi. Penyampaian hasil bisa dilakukan secara individu ataupun kelompok. Hal tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012, Hasil dari supervisi perlu disampaikan kepada guru yang disupervisi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan guru sewaktu mengajar. Hasilnya bisa langung disampaikan kepada guru yang bersangkutan atau dengan diskusi secara kelaompok yang dikemas dalam bentuk rapat hasil supervisi. Pernyataan tersebut diperkuat oleh informan II dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 77 Setiap ada kegiatan supervisi pasti akan ada hasilnya, nah cara untuk menyampaikan bermacam – macam. Kadang ada yang disampaikan langsung kepada guru yang bersangkutan, tapi ada juga yang disampaikan secara berkelompok sesuai dengan kebutuhan. Dari kedua pernyataan yang dikemukakan oleh informan tersebut, dapat didketahui bahwa setiap kegiatan supervisi, hasilnya harus diketahui oleh guru yang disupervisi sebagai bentuk evaluasi atau penilaian dari proses pembelajaran yang dilakukan. Cara penyampaian yang dilakukan oleh supervisor bisa langsung disampaikan secara individu melalui wawancara atau dapat pula disampaikan secara kelompok dengan cara diskusi yang dapat dikemas dalam bentuk rapat hasil supervisi. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh informan III dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012, Kegiatan supervisi itu ya tidak hanya sebatas mengamati guru yang disupervisi saja mbak, harus ada hasil dan penyelesaiannya juga. Jadi, setelah dilakukan supervisi itu pasti ada hasil supervisi yang harus diketahui oleh guru yang disupervisi, karena dalam mensupervisi harus terbuka dan tidak ada yang dihrahasiakan. Entah itu nanti hasilnya baik atau buruk, agar guru secepatnya mendapat tindak lanjut dari supervisor. Pernyataan ketiga informan tersebut membuktikan bahwa kegiatan supervisi tidak hanya sekedar pelaksanaannya saja, tapi akan memperoleh hasil dari proses pembelajaran guru yang disupervisi di kelas dan diadakan tindak lanjut dari hasil supervisi tersebut. Hasil tersebut harus disampaikan secara terbuka kepada guru yang bersangkutan agar segera memperoleh masukan dari supervisor. 2. Kendala – kendala dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat Meskipun dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat sudah berjalan dengan sebaik mungkin, namun pada commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 78 kenyataannya masih saja ada kendala – kendala yang ditemui. Berbagai kendala yang dialami dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah yaitu: a. Kompleksitas tugas manajerial kepala sekolah Tugas kepala sekolah tidak hanya sebagai seorang supervisor saja melainkan masih ada tugas manajerial lain yang harus diselesaikan baik itu di sekolah maupun di luar sekolah. Hal itu menyebabkan terbatasnya waktu dari kepala sekolah utnuk memantau secara langsung kegiatan supervisi yang dilakukan di sekolah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012, Tugas saya sebagai kepala sekolah itu banyak sekali mbak, kalo saya cuma mengurusi supervisi saja ya tugas yang lain tidak bisa saya lakukan dengan baik. Saya kan juga jadi pengurus MKKS, jadi waktu saya sangat terbatas untuk kegiatan supervisi ini. Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan dari informan III dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012, Bapak kepala sekolah itu kegiatannya cukup padat mbak, semua kegiatan di sekolah kan juga jadi tanggung jawab kepala sekolah. Jadi ya nggak mungkin kalo supervisi dilakukan oleh kepala sekolah saja. Jumlah guru disini banyak, kalo cuma satu yang jadi supervisor ya pasti nggak selesai. Kedua pernyataan tersebut diperkuat dengan informan II dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012, Agenda bapak kepala itu nggak cuma supervisi saja, kompleks sekali. Apalagi kegiatan di luar sekolah juga padat. Jadi pelaksanaan supervisi ya harus bagi – bagi tugas dengan guru supervisor yang ada. Dari ketiga pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa tugas kepala sekolah tidak hanya supervisi saja, akan tetapi masih banyak tugas manajerial lain yang harus dikerjakan oleh kepala sekolah antara lain tugas kepala sekolah sebagai pengurus MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah). Jadi, kepala sekolah waktunya sangat terbatas untuk melaksanakan kegiatan supervisi di SMP Negeri I Kebakkramat. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 79 b. Kurangnya persiapan guru yang disupervisi Meskipun pelaksanaan supervisi pendidikan dilakukan dengan terjadwal, bahkan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang disupervisi, masih saja ditemui para guru yang belum mempersiapkan diri secara matang. Hal tersebut seprti yang diungkapkan oleh informan II dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012, Supervisi disini kan sebenarnya sudah ada jadwalnya, selain itu juga sudah ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang bersangkutan. Akan tetapi ya terkadang masih saja ditemui guru yang belum mempersiapkan diri secara matang, tapi secara keseluruhan sudah bagus pelaksanaannya. Senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012, Hal yang dijumpai dalam supervisi ya sangat beragam mbak, rata – rata berupa ketepatan penggunaan media pembelajaran dan kualifikasi hubungan guru dan siswa serta masih kuraangnya penggunaan media kooperatif. Itu semua kan pada dasarnya karena kurangnya persiapan dari gurunya. Kedua pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya pernyataan dari informan III dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012, Kendala dalam supervisi itu sebenarnya sangat beragam ya mbak, bisa dari guru yang disupervisi, bahkan bisa dari yang mensupervisi. Intinya kalo semua sudah disiapkan secara matang, semua kendala itu bisa diminimalisir. Kegiatan juga sudah terjadwal kok, tapi ya kadang ada saja yang belum siap. Dari ketiga pernyataan yang diungkapkan oleh informan tersebut dapat diketahui bahwa kendala dalam pelaksanaan supervisi di SMP Negeri I Kebakkramat masih ditemui kendala yaitu kurangnya persiapan dari guru yang disupervisi meskipun kegiatan supervisi itu sendiri sudah terjadwal dan sudah ada pemberitahuan sebelumnya, akan tetapi masih ada saja guru yang kurang mempersiapkan diri. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 80 c. Pelaksanaan supervisi akademik yang tidak sesuai dengan jadwal Walaupun jadwal supervisi telah dibuat oleh pihak sekolah dan telah disesuaikan dengan kalender akademik yang ada, akan tetapi dalam pelaksanaannya terkadang tidak seperti jadwal yang ada. Hal itu dikarenakan ada beberapa kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan oleh guru yang bersangkutan dan kegiatan supervisi harus dilakukan penjadwalan ulang agar supervisi tetap dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan III dalam wawancara pada tanggal 16 April 2012, Ya terkadang memang pelaksanaan supervisi tidak sesuai dengan jadwal yang telah ada mbak, itu bisa dimaklumi mengingat banyaknya agenda baik akademik maupun non akademik. Misalnya saja kalo ada acara layatan, itu termasuk kegiatan insidentil yang mau nggak mau ya supervisinya ditunda dulu. Pernyataan tersebut senada dengan informan II dalam wawancara pada tanggal 13 April 2012, Memang sudah dibuat jadwal supervisi, tapi kalo salah satu guru baik yang disupervisi atau yang mensupervisi sedang ada keperluan kan mau nggak mau ya harus diundur lagi supervisinya. Kita juga bisa memaklumi hal tersebut, karena pada kenyataannya kegiatan di sekolah itu padat sekali, jadi nggak cuma supervisi saja mbak. Pernyataan dari kedua informan tersebut diperkuat dengan adanya pendapat yang dikemukakan oleh informan IV dalam wawancara pada tanggal 18 April 2012, Pelaksanaan supervisi memang terjadwal, namun apabila ada salah satu pihak yang tidak bisa melakukan supervisi ya pasti harus cari hari lain sesuai dengan kesepakatan antara supervisor dengan guru yang disupervisi. Akan tetapi, jadwal tersebut masih menjadi pedoman pelaksanaan supervisi disini. Dari ketiga pernyataan yang dikemukakan oleh informan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan supervisi di SMP Negeri I Kebakkramat terkadang tidak sesuai dengan jadwal yang ada dikarenakan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 81 padatnya kegiatan akademik maupun non akademik yang tidak bisa ditinggalkan oleh guru yang bersangkutan. 3. Upaya – upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah Kendala – kendala yang selalu menjadi penghambat tercapainya tujuan dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat harus segera ditemukan jalan keluarnya. Untuk itu, kepala sekolah selaku pimpinan harus bekerja sama dengan seluruh komponen atau elemen sekolah mencoba untuk dapat menyelesaikan masalah – masalah yang ada dalam kaitannya dengan pelaksanaan supervisi. Upaya yang telah dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengatasi kendala – kendala dalam melaksanakan kegiatan supervisi kepala sekolah adalah sebagai berikut: a. Dilakukan koordinasi dengan guru supervisor. Kondisi yang tidak memungkinkan bagi kepala sekolah untuk memantau kegiatan supervisi pendidikan seorang diri mengharuskan kepala sekolah untuk mencari solusi yaitu dengan melakukan koordinasi dengan guru –guru yang dianggap senior atau yang disebut dengan supervisi teman sejawat. Koordinasi dengan guru supervisor tersebut dilakukan pada saat diadakan rapat atau pertemuan – pertemuan lain yang berkaitan dengan kegiatan supervisi. Seperti pernyataan yang diungkapkan oleh informan I dalam wawncara pada tanggal 12 April 2012, Biasanya saya lakukan koordinasi dengan guru – guru senior mengenai pelaksanaan supervisinya. Saya kan tidak punya banyak waktu untuk terus memantau kegiatan supervisi ini. Keberadaan guru supervisor sangat membantu saya dalam malaksanakan supervisi akademik ini. Jika ada rapat atau diskusi yang berkaitan dengan supervisi, saya selalu usahakan untuk datang. Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan informan IV dalam wawancara pada tanggal 14 April 2012, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 82 Saya sebagai guru senior dalam melaksanakan supervisi pasti selalu bekerja sama dengan kepala sekolah. Kita selalu siap membatu kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi disini. Apa saja yang kita bisa bantu, ya kita bantu semampu kita mbak. Saya dan kepala sekolah selalu berdiskusi tentang perkembangan supervisi, itu dilakukan jika kepala sekolah ada waktu. Kalo tidak ya sewaktu ada rapat tentang supervisi, kepala sekolah selalu mengusahakan untuk datang. Kedua pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya pernyataan yang diungkapkan oleh informan II dalam wawancara pada tanggal 10 April 2012, Pelaksanaan supervisi itu perlu adanya kerja sama yang baik dengan semua pihak yang terlibat dalam supervisi. Baik antara guru yang disupervisi dengan supervisornya ataupun kepala sekolah dengan guru senior. Seperti yang kita ketahui ya, kepala sekolah itu tugasnya sangat kompleks, jadi untuk melakukan supervisi ya tentunya harus bekerja sama dengan guru senior. Dari pendapat yang dikemukakan oleh ketiga informan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan supervisi, kepala sekolah harus melakukan koordinasi yang baik dengan guru senior yang berfungsi sebagai supervisor mengenai kegiatan supervisi yang telah dilaksanakan oleh guru senior. Koordinasi tersebut dilakukan oleh kepala sekolah ketika diadakan rapat atau diskusi tentang supervisi. b. Pemberian motivasi kepada guru yang akan disupervisi mengenai pentingnya supervisi pendidikan Motivasi dapat diperoleh dari dalam individu itu sendiri juga dapat diperoleh karena adanya dorongan dari orang lain. Kurangnya persiapan sebagian guru yang disupervisi dilaksanakan berakibat pada lambatnya pencapaian tujuan supervisi itu sendiri. Oleh karena itu, kepala sekolah memberi motivasi kepada guru agar dalam pelaksanaan supervisi menjadi lebih baik lagi. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 12 April 2012, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 83 Guru yang disupervisi belum siap itu sudah menjadi hal yang sering terjadi dalam setiap kegiatan supervisi. Nah, sebagai seorang supervisor kan nggak bisa diam saja. Pasti ada upaya – upaya yang saya lakukan untuk mengantisipasi hal itu. Biasanya saya memberi pemahaman serta motivasi kepada guru – guru akan pentingnya supervisi itu. Memotivasi guru biasa saya sampaikan sewaktu rapat, diskusi atau bisa saya sampaikan langsung kepada guru yang bersangkutan. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh informan III dalam wawancara padaa tanggal 9 April 2012, Untuk mengatasi kendala – kendala yang ada dalam pelaksanaan supervisi, bapak kepala sekolah sering memotivasi guru – guru disini. Biasanya beliau memberikan motivasi bisa secara langsung kepada guru yang bersangkutan atau disampaikan ketika ada rapat. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh informan II dalam wawancara pada tanggal 10 April 2012, Bapak kepala sekolah biasanya memberi dorongan dan pemahaman akan pentingnya supervisi kepada guru – guru. Terkadang disampaikan pada rapat hasil atau kadang disampaikan langsung kepada guru yang bersangkutan. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa kurangnya persiapan dari guru yang disupervisi, itu dikarenakan kurangnya motivasi atau dorongan dari supervisor kepada guru yang disupervisi. Selain itu juga karena kurangnya pemahaman mengenai pentingnya supervisi terhadap profesionalisme guru. Oleh karena itu, kepala sekolah selaku supervisor di SMP Negeri I Kebakkramat rutin memberikan motivasi dan pemahaman akan pentingnya supervisi pendidikan kepada guru – guru yang disampaikan secara langsung kepada guru yang bersangkutan atau disampaikan sisela – sela rapat. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 84 c. Penjadwalan ulang kegiatan supervisi Kegiatan supervisi kepala sekolah yang tak jarang terdapat kendala – kendala yang menghambat pelaksanaan suupervisi mengharuskan kepala sekolah untutk menjadwalkan ulang kegiatan supervisi tersebut. Diharapkan dengan adanya penjadwalan ulang supervisi, kegiatan supervisi dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan supervisi yang diharapkan. Seperti yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 12 April 2012, Apabila pelaksanaan supervisi dianggap kurang maksimal hasilnya, atau mungkin ada guru yang kurang siap dalam pelaksanaan supervisi maka dapat diatasi dengan penjadwalan ulang supervisi. Penjadwalan ulang diusahakan tidak berbenturan dengan jadwal akademik yang ada di SMP Negeri I Kebakkramat. Dengan harapan setelah dijadwalkan ulang, semua guru yang disupervisi bisa menunjukkan hasil yang lebih maksamal lagi. Pernyataan tersebut selaaras dengan pernyataan yang diungkapkan oleh informan II dalam wawancara pada tanggal 11 April 2012, Solusi dari semua kendala yang ada terkait masalah supervisi kepala sekolah di SMP ini ya dengan cara dibuat jadwal ulang. Jadi semua guru – guru yang disupervisi bisa menyiapkan lagi dengan baik kelengkapan supervisinya dan jadwal tentunya harus disesuaikan dengan kalender akademik yang ada. Kedua pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan yang disampaikan oleh informan III dalam wawancara pada tanggal 9 April 2012, “Biasanya dengan menjadwalkan ulang kegiatan supervisi mbak, jadi biar guru yang disupervisi juga lebih menyiapkan diri lagi kedepannya” Dari ketiga pernyataan tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa untuk mengatasi kendala dari pelaksanaan kegiatan supervisi akademik yang tidak sesuai dengan jadwal maka dapat dilakukan dengan jalan penjadwalan ulang supervisi. Selain itu, penjadwalan ulang dapat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 85 membuat guru – guru yang akan disupervisi lebih menyiapkan diri lagi sehingga pelaksanaan supervisi akan mempeeroleh hasil yang maksimal. C. Pembahasan Sejalan dengan kemajuan suatu bangsa di berbagai bidang, bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang mengalami perkembangan. Pendidikan bukan hanya media untuk mewariskan ilmu atau kebudayaan, akan tetapi bidang pendidikan diharapkan juga mampu mengembangkan pola kehidupan bangsa menuju arah yang lebih baik. Keberhasilan di bidang pendidikan menjadi harapan semua pihak, oleh karena itu bidang pendidikan terus mendapat perhatian baik dari pemerintah ataupun masyarakat. Hal itu mendorong pemerintah untuk terus berusaha meningkatkan mutu pendidikan nasional mengingat akan pentingnya dunia pendidikan dalam menciptakan sumber daya yang berkualitas. Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang paling bertanggung jawab dalam seluruh kegiatan – kegiatan sekolah, menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 mengenai kompetensi – kompetensi yang wajib dimiliki oleh kepala sekolah yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Salah satu kompetensi yang berpengaruh dalam kaitannya dengan keberhasilan tenaga pendidik dan meningkatkan profesionalisme guru adalah kompetensi supervisi. Pentingnya kompetensi supervisi oleh kepala sekolah ini disadari oleh seluruh personel pendidikan di SMP Negeri I Kebakkramat dengan melaksanakan kegiatan supervisi kepala untuk meningkatkan profesionalisme guru sesuai dengan tujuan dan prinsip – prinsip dari supervisi yang ada. Hal ini sejalan dengan tujuan supervisi pendidikan yang dikemukakan oleh Made Pidarta (2009), Ada sejumlah tujuan supervisi pendidikan seperti membantu guru mengembangkan profesinya, pribadinya, sosialnya, membantu kepala sekolah menyesuaikan program pendidikan dengan kondisi masyarakat setempat, dan ikut berjuang meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan (hlm.3) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 86 1. Implementasi Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat Implementasi dari pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang melibatkan kepala sekolah sebagai supervisor, guru senior yang bertindak sebagai supervisor, guru yang disupervisi serta peserta didik diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru yang disupervisi serta dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran di SMP Negeri I Kebakkramat. Pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut dilatarbelakangi oleh adanya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yang salah satunya adalah kompetensi supervisi. Pelaksanaan supervisi yang melibatkan seluruh komponen pendidik di SMP Negeri I Kebakkramat tersebut dapat ditinjau dari beberapa hal yaitu tujuan supervisi, fungsi supervisi, prinsip – prinsip supervisi, tekhnik supervisi, dan tipe supervisi yang digunakan. a. Tujuan supervisi Kegiatan supervisi pada intinya adalah memberikan layanan kepada guru – guru yang disupervisi apabila mereka mempunyai beberapa permasalahan dalam pengembangan pembelajaran. Tujuan supervisi yaitu memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Akan tetapi, tidak hanya untuk memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi dan kualitas guru serta peningkatan profesionalisme kerjanya. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Olivia (1984) bahwa sasaran atau tujuan supervisi pendidikan adalah: 1) Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah. 2) Meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah. 3) Mengembangkan seluruh staf di sekolah (Sahertian,2000: 19) Tujuan supervisi pendidikan dalam kaitannya supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah yang dilakukan di SMP Negeri I commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 87 Kebakkramat memiliki tujuan yaitu untuk membantu guru dalam mengembangkan kompeten yang dimilikinya, mengembangkan kurikulum pendidikan yang ada, mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK). Selain itu, supervisi bertujuan sebagai perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total atau keseluruhan. Ini berarti bahwa tujuan kegiatan supervisi tidak hanya memperbaiki mutu ataupun kualitas mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas. b. Fungsi supervisi Fungsi dari kegiatan supervisi itu sendiri adalah untuk memelihara program pembelajaran dengan sebaik – baiknya. Fungsi supervisi bukan hanya sekedar mengendalikan atau mengontrol kegiatan yang telah dilaksanakan apakah sesuai dengan program yang telah dibuat sebelumnya. Atau secara singkat, bahwa fungsi utama dari adanya kegiatan supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan pengajaran. Menurut swearingen (1961) menyatakan fungsi – fungsi supervisi sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Mengkoordinasi semua usaha sekolah Melengkapi kepemimpinan sekolah Memperluas pengalaman guru – guru Menstimulasi usaha – usaha yang kreatif Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus – menerus Menganalisis situasi belajar dan mengajar Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staff Mengintegrasi tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan guru – guru dalam mengajar (Daryanto,2008: 179) Jika fungsi – fungsi tersebut berhasil dikuasai dengan baik dan dijalankan dengan sebaik – baiknya oleh setiap pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah terhadap para anggotanya yaitu para guru dan staff di lingkungan sekolah, maka kelancaran jalannya kegiatan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan akan lebih mudah dicapai dan terjamin. Fungsi dari supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah serta guru senior supervisor commit to user yang ada di SMP Negeri I perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 88 Kebakkramat yaitu sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru, meningkatkan kemampuan mengajar guru, meningkatkan ketrampilan atau kompetensi mengajar, serta mendorong guru ke arah perbaikan profesi guru. Akan tetapi semua fungsi – fungsi dari kegiatan supervisi tersebut tetap mengarah pada satu tujuan yaitu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan nasional. Oleh karena itu, dalam melaksanakan supervisi pendidikan, kepala sekolah beserta guru senior supervisor sebisa mungkin harus berdasarkan pedoman yang ada sehingga fungsi – fungsi dari supervisi tersebut dapat dicapai dengan baik. c. Prinsip supervisi Dalam melaksanakan kegiatan supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah, supervisor harus dengan berdasarkan prinsip – prinsip supervisi yang ada agar dalam melaksanakan kegiatan supervisi benar – benar efektif dalam upaya pencapaian tujuan supervisinya. Prinsip supervisi menurut pandangan John Lovell dan Robert Alfonso (1975) menyatakan bahwa “Supervisi itu pada prinsipnya adalah suatu sistem perilaku pengajaran yang berinteraksi dengan konseling sekolah, pengajaran, administrasi, dan sistem perilaku siswa dengan ciri kesederhanaan dan kesahajaan” (Sagala,2004: 96). Jika dicermati prinsip – prinsip supervisi pendidikan dan pengajaran tersebut memberi makna bahwa supervisi dilaksanakan secara demokratis yang berarti menghargai martabat manusia sebagai individu ataupun kelompok dalam aktivitas pembelajaran. Kegiatan supervisi yang dilaksanakan di SMP Negeri I Kebakkramat juga berdasarkan prinsip – prinsip supervisi yang ada. Prinsip supervisi pendidikan yang diterapkan oleh kepala sekolah dan guru senior sebagai supervisor bertumpu pada prinsip praktis, sistematis, objektif, realistis, antisipatif, konstruksif, kooperatif, demokratis, berkesinambungan, terpadu, dan komprehensif. Semua prinsip tersebut commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 89 selalu dijadikan pedoman dalam pelaksanaan supervisi pendidikan kepala sekolah, karena tanpa menerapkan prinsip supervisi tersebut, kegiatan supervisi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dengan diterapkannya prinsip supervisi kepala sekolah tersebut menjadikan sebagian para guru yang juga sebagai supervisor ikut mencontoh dan menganutnya pula. d. Teknik supervisi Dalam melaksanakan kegiatan supervisi pendidikan kepala sekolah selaku supervisor menggunakan teknik supervisi. Oleh karena itu, setiap kepala sekolah atau supervissor pendidikan harus memiliki keterampilan tehnikal berupa kemampuan menerapkan teknik – teknik supervisi yang tepat dalam melaksanakan supervisi pendidikan. Menurut Ngalim Purwanto (2010), “Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat menjadi kenyataan. Secara garis besar, cara atau tekhnik supervisi dapat digolongkan menjadi dua yaitu tekhnik perseorangan dan teknik kelompok”(hlm.120) Kepala sekolah dan guru senior supervisor di SMP Negeri I Kebakkramat dalam melaksanakan kegiatan supervisi pendidikan juga dengan menggunakan teknik supervisi yaitu secara individual atau secara kelompok dengan melihat situasi dan kondisi yang ada. Teknik secara individual dilakukan dengan cara kunjungan kelas atau observasi kelas, sedangkan teknik kelompok dengan cara mengelompokkan guru yang mempunyai permasalahan yang sama untuk dilakukan tindak lanjut oleh supervisor. Teknik supervisi secara kelompok dapat dikemas dengan beragam cara yaitu cara rapat dengan guru – guru untuk membicarakan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran di sekolah, workshop, lokakarya, diklat atau bahkan diskusi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 90 e. Tipe supervisi Sehubungan dengan kegiatan supervisi pendidikan yang dilakaukan oleh kepala sekolah jelas bahwa tujuan dari adanya supervisi adalah membatu guru – guru dalam mengembangkan potensi dan kompetensi yang mereka punya dengan sebaik – baiknya. Untuk mengembangkan potensi tersebut, pelaksanaan supervisi tidak lepas dari adanya tipe – tipe supervisi. Menurut Briggs dan Soewarji Lazaruth (1998) mengemukakan bahwa “Ada empat tipe supervisi kepala sekolah dilihat dari pelaksanaannya yaitu, supervisi yang bersifat korektif, supervisi yang bersifat preventif, supervisi yang bersifat konstruktif, supervisi yang bersifat kreatif “(hlm.133) Pelaksanaan supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat juga tidak lepas dari penerapan tipe supervisi oleh kepala sekolah dan guru senior supervisor. Tipe supervisi yang diterpkan di SMP Negeri I Kebakkramat adalah bersifat konstruktif yang bersifat membangun dan mengembangkan potensi serta kompetensi guru yang sudah ada sehingga setelah diadakan supervisi diharapkan guru dapat meningkatkan kompetensi yang dimilikinya dan dan memahami kekurangannya. Sedangkan tipe demokratis yang artinya kepala sekolah atau supervisor bersifat terbuka terhadap semua pendapat atau gagasan dari guru yang disupervisi serta melibatkan peran aktif guru. Jadi, dalam kegiatan supervisi, tidak hanya supervisor saja yang berperan aktif akan tetapi guru yang disupervisi juga mampu ikut berperan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan analisis yang telah dilakukan mengenai Implementasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat, maka dapat dirumuskan suatu kesimpulan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat sudah berjalan dengan cukup lancar. a. Pra Observasi, meliputi: 1) Penjadwalan supervisi akademik. 2) Instrumen penilaian supervisi akademik. 3) Delegasi wewenang kepada guru senior supervisor. 4) Kesiapan guru senior 5) Kesiapan guru yang disupervisi b. Pelaksanaan observasi, meliputi: 1) Pelaksanaan penilaian/observasi. 2) Teknik supervisi yang digunakan adalah teknik individual dan kelompok 3) Prinsip supervisi yang diterapkan adalah prinsip praktis, sistematis, objektif, realistis, antisipatif, konstruktif, kooperatif, demokratis, berkesinambungan, terpadu, dan komprehensif 4) Tipe supervisi yang digunakan adalah konstruksif yang bersifat membangun potensi guru yang ada. Dan demoktaris yang artinya terbuka terhadap semua pendapat atau gagasan dari guru yang disupervisi serta melibatkan peran aktif guru. 5) Hal – hal yang mendapat supervisi adalah kelengkapan administrasi guru, cara mengajar guru di kelas, dan penggunaan media pembelajaran. commit to user 90 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 91 c. Post Observasi, meliputi: 1) Penyampaian hasil supervisi dengan diskusi atau wawancara. 2) Tindak lanjut supervisi berupa evaluasi, diskusi dan pemberian saran mengenai kekurangan dari guru yang disupervisi. d. Tujuan dilaksanakannya kegiatan supervisi akademik oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut: 1) Membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya. 2) Mengembangkan kurikulum pendidikan. 3) Mengembangkan kelompok kerja guru. 4) Membimbing penelitian tindakan kelas (PTK). 5) Sebagai perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total. e. Dalam pelaksanaannya, kegiatan supervisi juga mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai berikut: 1) Sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru. 2) Meningkatkan kemampuan mengajar guru. 3) Meningkatkan ketrampilan mengajar. 4) Mendorong guru ke arah perbaikan profesi guru. 2. Beberapa kendala yang menghambat kelancaran pelaksanaan supervisi akademik di SMP Negeri I Kebakkramat adalah: a. Kompleksitas tugas manajerial kepala sekolah b. Kurangnya persiapan guru yang disupervisi c. Pelaksanaan supervisi akademik yang tidak sesuai jadwal 3. Usaha – usaha untuk mengatasi kendala yang ada dalam pelaksnaan supervisi akademik oleh kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat adalah: a. Dilakukan koordinasi dengan guru senior b. Pemberian motivasi kepada guru yang akan disupervisi mengenai pentingnya supervisi pendidikan c. Penjadwalan ulang kegiatan supervisi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 92 B. IMPLIKASI Implikasi merupakan dampak dari adanya temuan penelitian. Berdasarkan data yang telah diperoleh dan telah dilakukan analisis data serta melalui penarikan kesimpulan, maka implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi kepala sekolah selaku supervisor akademik, dapat menimbulkan gagasan, strategi dan inspirasi untuk memajukan kualitas pendidikan di SMP Negeri I Kebakkramat melalui pelaksanaan kegiatan supervisi akademik yang dilakukan secara rutin yang bertujuan untuk membina guru dan mengembangkan potensi guru yang ada. 2. Kegiatan supervisi akademik apabila dilaksanakan dengan baik, dengan memperhatikan fungsi, tujuan, prinsip, dan teknik supervisi yang ada maka pelaksanaan supervisi akademik tersebut akan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di SMP Negeri I Kebakkramat khususnya, dan kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya. 3. Memberikan dorongan, semangat serta memotivasi bagi guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai supervisor dan supervesee. Dan untuk memberikan gambaran bahwa supervisi akademik itu perlu dilakukan di dunia pendidikan. Dan supervisi akademi bukanlah kegiatan mencari – cari kesalahan guru semata, akan tetapi kegiatan supervisi lebih pada kegiatan pembinaan profesional guru. Hal itu terbukti dengan adanya tindak lanjut setelah kegiatan supervisi dilakukan. C. SARAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dan melalui kegiatan menyimpulkan serta implikasi yang telah diambil, maka dapat diberikan masukan – masukan sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 93 1. Kepada Kepala Sekolah a. Pelaksanaan kegiatan supervisi akademik sebaiknya dilakukan dengan dipantau secara langsung oleh kepala sekolah. Meskipun kegiatan kepala sekolah di luar sekolah sangat banyak, sebaiknya menyempatkan diri paling tidaka seminggu sekali untuk memantau secara langsung kegiatan supervisi yang dilaksanakan oleh guru senior. b. Sebaiknya kepala sekolah rutin memberikan dorongan serta pemahaman kepada guru mengenai pentingnya pelaksanaan supervisi akademik dalam suatu pendidikan. Selain itu sebaiknya siswa juga ikut dilibatkan dalam proses evaluasi supervisi dengan cara menyebarkan angket kepada siswa untuk menilai secara jujur dan objektif performa guru dalam mengajar di kelas. c. Sebaiknya kepala sekolah membuat grafik mengenai kinerja guru dalam melakukan pembelajaran di kelas agar kepala sekolah sebagai sorang supervisor mampu memantau kondisi kinerja guru. 2. Kepada guru senior Peran guru senior dalam membantu kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik sebaiknya lebih membantu guru yang disupervisi untuk mempersiapkan dirinya sebelum kegiatan supervisi dilakukan dengan cara selalu mengingatkan mengenai jadwal pelaksanaan supervisinya serta kelengkapan apa saja yang perlu untuk dipersiapkan dengan baik agar memperoleh hasil supervisi yang memuaskan. 3. Kepada guru yang disupervisi Sebaiknya dalam pelaksanaan supervisi, guru yang disupervisi lebih menyiapkan diri lebih baik lagi baik menyiapkan kelengkapan pembelajaran maupun menyiapkan dirinya. Karena dengan kegiatan supervisi pendidikan para guru akan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki lagi dan hal – hal apa saja yang perlu dikembangkan lagi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 94 4. Untuk peneliti lain Agar peneliti lain dapat mengkaji ulang penelitian ini dengan menggunakan teknik penelitian lain dan variabel yang berbeda misalnya kinerja guru atau prestasi kerja guru mengingat penelitian ini masih jauh dari sempurna. commit to user