IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP) NEGERI I KEBAKKRAMAT
SKRIPSI
Oleh:
Dienda Mahendrawati
NIM K 7408202
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Dienda Mahendrawati
NIM
: K7408202
Jurusan/Prog.Studi
: P.IPS / Pendidikan Ekonomi BKK PAP
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “IMPLEMENTASI SUPERVISI
AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP) NEGERI I KEBAKKRAMAT “ ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Juni 2012
Yang membuat pernyataan,
Dienda Mahendrawati
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP) NEGERI I KEBAKKRAMAT
Oleh:
Dienda Mahendrawati
NIM K 7408202
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Administrasi Perkantoran
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Dienda Mahendrawati, IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA
SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI I
KEBAKKRAMAT, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) untuk mengetahui pelaksanaan
supervisi akademik oleh kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat. (2) untuk
mengetahui faktor yang menghambat kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di
SMP Negeri I Kebakkramat. (3) untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan
untuk mengatasi faktor yang menghambat kegiatan supervisi akademik kepala
sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jenis penelitian yang
digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan tunggal terpancang. Sumber data yang
divdapatkan dari penelitian ini berasal dari informan, tempat dan peristiwa serta
dokumen dan arsip. Teknik sampling yang digunakan adalah pursosive sampling dan
teknik snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
wawancara, observasi serta dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah
trianggulasi sumber dan metode. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah
teknik analisis interaktif dimana reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan saling berkaitan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan supervisi akademik
kepala sekolah untuk melaksanakan Permendiknas No. 13 Tahun 2007. (a) Tujuan
supervisi akademik kepala sekolah untuk membantu guru dalam mengembangkan
kompetensinya, mengembangkan kurikulum pendidikan, mengembangkan kelompok
kerja guru, membimbing penelitian tindakan kelas, sebagai perbaikan dan
perkembangan proses belajar mengajar secara total. (b) Fungsi supervisi akademik
adalah sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru,
meningkatkan kemampuan mengajar guru, meningkatkan keterampilan mengajar
serta mendorong guru ke arah perbaikan profesi guru. (c) Teknik yang biasa
digunakan oleh kepala sekolah adalah teknik individual atau kelompok dengan cara
langsung maupun tak langsung. (d) Prinsip yang digunakan adalah praktis,
sistematis, objektif, realistis, antisipatif, konstruksif, kooperatif, demokratis,
berkesinambungan, terpadu dan komprehensif. (2) Kendala yang dihadapi adalah
kompleksitas tugas manajerial kepala sekolah, kurangnya persiapan guru yang
disupervisi, pelaksanaan supervisi akademik yang tidak sesuai jadwal. (3) Usaha
untuk mengatasi kendala adalah dilakukan koordinasi dengan guru senior, pemberian
motivasi kepada guru yang disupervisi mengenai pentingnya supervisi pendidikan,
dan penjadwalan ulang kegiatan supervisi.
Kata kunci: implementasi, supervisi akademik, kepala sekolah
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Dienda Mahendrawati, IMPLEMENTATION OF SCHOOL PRINCIPAL
ACADEMIC SUPERVISION IN STATE JUNIOR HIGH SCHOOL 1
KEBAKKRAMAT, Script, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education,
Sebelas Maret University of Surakarta, July 2012.
The purpose of this study are: (1) to determine the implementation of
academic supervision by the principal at State Junior High School I of Kebakkramat.
(2) to investigate the factors that impede the academic supervision of the principal
activities in the State Junior High School I of Kebakkramat. (3) to find out any effort
commited to solving factors that impede the academic supervision of the principal
activities in State Junior High School I of Kebakkramat.
This study uses qualitative methods. The type of research used is descriptive
with a single approach stuck. Data sources of this research came from informants,
places and events as well as documents and archives. Sampling technique used was
pursosive sampling and snowball sampling techniques. Data collection techniques
used were interviews, observation and documentation. The validity of the data used
is triangulation of sources and methods. While the analysis of the data used is
interactive analysis technique in which data reduction, data presentation, and
drawing conclusions related to each other.
The results showed that: (1) The school principals of State Junior High
School I Kebakkramat have doing the academic supervision according of the Decree
No. 13 of 2007. The implementation of that supervision are: (a) Academic
supervision of the principal purpose to assist teachers in developing their
competence, develop education curriculum, developing a working group of teachers,
guide the classroom action research, as the improvement and development of
teaching and learning process in total. (b) academic supervision function is as a
source of information for the professional development of teachers, improve teaching
skills of teachers, improve teaching skills and to encourage teachers to the
improvement of the teaching profession. (c) technique commonly used by the school
principal is individual or group technique with direct and indirect ways . (d) The
principle used is a practical, systematic, objective, realistic, anticipatory,
konstruksif, cooperative, democratic, sustainable, integrated and comprehensive. (2)
The constraints faced is the principal managerial task complexity, the preparation
lack of teachers who supervised, implementation of academic supervision that is not
on schedule. (3) The attempt to overcome the constraints is coordination with senior
teachers, providing motivation to the teachers who supervised about the importance
of educational supervision, and rescheduling supervision program.
Keywords: implementation, supervision, academic, school principals
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Pengetahuan tidaklah cukup hanya kita miliki, maka kita harus
mengamalkannya
Niat tidaklah cukup, maka kita harus melakukannya.
(Johann Wolfgang Von Goeth)
Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan.
Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan apa yang
tidak mungkin menjadi mungkin.
(Adri Wongso)
Sesungguhnya, sesudah kesulitan ada kemudahan
(Al Insyirah: 6)
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan sebagai wujud rasa syukur, sayang, dan cinta kasih
kepada:
 Bapak dan Ibuku tercinta
yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan pengorbanan yang tiada
hentinya
 Kakakku tersayang (Mahendra)
yang selalu memotivasiku dan menjadi inspirasiku
 Keluarga besarku
yang selalu mencurahkan kasih dan sayangnya untukku
 The Special One “(A_N)”
Karna bersamamu semua terasa sempurna. Thanks for everything...
 Sahabatku Tersayang (Arum, Nana, Iin, Puji, Lista)
Yang telah memberikan warna disetiap hari – hariku. Terima kasih untuk setiap
kebersamaan yang penuh dengan kenangan
 Keluarga Besar PAP FKIP UNS
Almamater tercinta tempatku menimba ilmu
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Alloh SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNYA, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi dengan judul: IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK
KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
NEGERI I KEBAKKRAMAT sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menemui banyak hambatan, namun
berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat
teratasi. Untuk itu atas segala bantuannya peneliti ucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1.
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan dan para Pembantu
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2.
Drs. Syaiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Dr. Wiedy Murtini, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4.
Drs. Ign Wagimin, M.Si selaku Ketua BKK dan Sekretaris BKK Pendidikan
Administrasi Perkantoran Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5.
Dr. Djoko Santoso, Th, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi.
6.
Tutik Susilowati, S.Sos, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi dalam menyusun skripsi.
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
7.
digilib.uns.ac.id
Bapak Sukinto, S.IP, S.Pd, MM selaku Kepala Sekolah SMP Negeri I
Kebakkramat yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mencari data
dalam rangka penyusunan skripsi.
8.
Bapak Drs. Harry Pramudjoko selaku guru supervisor yang telah banyak
memberikan bantuan dan informasi dalam mencari data.
9.
Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri I Kebakkramat yang telah memberikan
keterangan dan informasi sehingga peneliti dapat memperoleh dataa yang
dibutuhkan dalam menyusun skripsi.
10.
Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Administrasi Perkantoran Program Studi
Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan kepada peneliti hingga peneliti dapat
meraih gelar Sarjana Pendidikan.
11.
Bapak, ibuku dan kakakku yang selalu mendoakan dan telah memberikan
motivasi yang tiada henti – hentinya.
12.
Teman – temanku tersayang (Arum, Nana, Iin, Puji, , Lista, Dewi RS, Yuna)
yang telah mengajarkan arti persahabatan kepadaku.
13.
Keluarga besar A2 Pendidikan Ekonomi 2008 dan PAP. A yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, bersama kalian kuliahku terasa menyenangkan.
14.
Serta semua pihak yang peneliti tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah
membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan dari semua pihak mendapatkan imbalan dari Alloh SWT.
Peneliti menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmupengetahuan
dan juga bagi para pembaca pada umumnya.
Surakarta,
Peneliti
commit to user
xi
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ...........................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................
1
B. Perumusan Masalah .....................................................................
5
C. Tujuan penelitian..........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ....................
7
1. Pengertian dan Lingkup Supervisi Pendidikan ......................
7
2. Pengertian Kepala Sekolah ....................................................
25
3. Hasil Penelitian Yang Relevan ..............................................
28
B. Kerangka berpikir .....................................................................
32
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................
34
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian...................................................
34
C. Data dan Sumber Data .................................................................
36
D. Teknik Sampling ..........................................................................
38
E. Pengumpulan Data .......................................................................
39
F. Uji Validitas Data.........................................................................
40
G. Analisis Data ................................................................................
42
H. Prosedur Penelitian.......................................................................
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ...........................................
46
1. Gambaran Umum SMP Negeri I Kebakkramat .....................
46
2. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri I Kebakkramat ..............
47
3. Infrastruktur SMP Negeri I Kebakkramat..............................
49
4. Keadaan Guru, Karyawan, TU, dan Siswa ...........................
53
B. Deskripsi Temuan Penelitian ....................................................
54
1. Implementasi Pelaksanaan Supervisi Akademik di SMP
Negeri I Kebakkramat ............................................................
55
2. Kendala – Kendala Dalam Pelaksanaan Supervisi di
SMP Negeri I Kebakkramat ...................................................
77
3. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kendala Dalam
Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah..................................
81
C. Pembahasan ................................................................................
85
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ......................................................................................
90
B. Implikasi.......................................................................................
92
C. Saran.............................................................................................
92
commit
xiiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
94
LAMPIRAN ....................................................................................................
96
commit
xivto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ..............................................................
33
Gambar 2. Skema Komponen Analisis Data....................................................
43
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian .............................................................
45
commitxvto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Jadwal Penelitian.......................................................................................
97
2.
Daftar Pertanyaan Wawancara ..................................................................
98
3.
Field Note..................................................................................................
105
4.
Struktur Organisasi....................................................................................
119
5.
Daftar Pegawai, Guru, Tata Usaha, dan Karyawan ..................................
120
6.
Kalender Pendidikan .................................................................................
122
7.
Daftar Hadir Guru .....................................................................................
127
8.
Laporan Guru Piket ...................................................................................
129
9.
Surat Ijin Meninggalkan Pelajaran............................................................
131
10. Surat Penunjukan Guru Senior Supervisor ...............................................
132
11. Jadwal Pelaksanaan Supervisi...................................................................
133
12. Lembar Penilaian Observasi .....................................................................
134
13. Program Arahan Terhadap Guru ...............................................................
144
14. Program Tindak Lanjut Supervisi .............................................................
148
15. Site Plan SMP Negeri I Kebakkramat.......................................................
150
16. Denah Lokasi SMP Negeri I Kebakkramat...............................................
151
17. Program Kerja Kepala Sekolah .................................................................
152
18. Inventaris Sekolah .....................................................................................
155
19. Foto-Foto...................................................................................................
157
20. Surat Permohonan izin Penyusunan Skripsi .............................................
159
21. Surat keputusan dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ................
160
22. Surat Permohonan Izin Observasi .............................................................
161
23. Surat Rekomendasi Penelitian dari DISDIKPORA ..................................
162
24. Surat Rekomendasi dari BAKESBANGPOL DAN LINMAS .................
163
25. Surat Rekomendasi dari BAPPEDA .........................................................
164
26. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian....................................
165
commit
xvito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan
dunia pendidikan. Pendidikan bukan hanya sekedar media untuk mewariskan
kebudayaan dengan generasi selanjutnya, tetapi pendidikan diharapkan juga
mampu mengubah dan mengembangkan pola kehidupan bangsa menuju arah yang
lebih baik. Keberhasilan program pendidikan adalah harapan semua pihak, oleh
karena itu bidang pendidikan masih perlu terus mendapat perhatian dan
penanganan yang serius, baik oleh pemerintah, masyarakat, dan pengelola
pendidikan pada khususnya. Selain itu, dunia pendidikan merupakan proses yang
penting untuk meningkatkan kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebersamaan dan pendidikan
berperaan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Oleh karena itu, pemerintah telah berusaha keras untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional. Kondisi pendidikan bangsa Indonesia saat ini masih
tertinggal apabila ditinjau dari kualitas sumber daya manusianya dibandingkan
dengan bangsa lain terutama di kawasan Asia. Menurut survei Political and
Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada
urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah
itu juga ditunjukkan data Balitbang bahwa ± 146.052 SD di Indonesia ternyata
hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The
Primary Years Program (PYP). Dan dari ± 20.918 SMP di Indonesia ternyata
juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The
Middle Years Program (MYP). (Sumber:melanikasim.wordpress.com)
Mengingat akan pentingnya dunia pendidikan dalam menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas maka pemerintah telah berusaha keras
untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pendidikan nasional erat
kaitannya dengan pendidikan di sekolah dimana untuk meningkatkan mutu
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
pendidikan tersebut diperlukan kerja sama dari berbagai komponen sekolah yang
meliputi kepala sekolah, guru, siswa, komite dan masyarakat. Kualitas pendidikan
di sekolah dapat dikatakan maju apabila tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai, tersedianya pendidik dan tenaga pendidik yang kompeten dan
profesional, input di sekolah itu sendiri (calon pesarta didiknya), lingkungan
belajar yang kondusif, adanya kontribusi dan partisipasi dari seluruh elemen
pendidikan, prestasi akademik dan non akademik dari siswa, dan yang paling
penting untuk menuju sekolah yang berkualitas adalah output atau outcome.
Semua itu dapat tercapai apabila kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dapat
menjalankan fungsinya dengan baik. Peran kepala sekolah sangat penting untuk
mewujudkan tercapainya suatu pendidikan yang berkualitas.
Kepala sekolah adalah personel sekolah yang bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan – kegiatan sekolah. Ia mempunyai wewenang dan
tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan
dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah tidak hanya
bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja,
akan tetapi semua kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan kondisi dan
situasinya merupakan tanggung jawabnya pula. Inisatif dan kreatif mengarahkan
adalah merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah. Mengingat akan
pentingnya peranan kepala sekolah untuk mewujudkan pendidikan yang
berkualitas, kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan dan kecakapan
sebagai seorang kepala sekolah yang profesional. Untuk menciptakan hal ini,
diperlukan sosok kepala sekolah yang berkualitas pula. la harus memiliki berbagai
keterampilan yang diperlukan sebagai bekal, pola atau strategi dalam
melaksanakan tugas kepemimpinannya, termasuk pembinaan terhadap gurugurunya agar tetap menjaga kelestarian lingkungan sekolah, memperbaiki yang
kurang serta meningkatkan dan mengembangkan pendidikan ke arah yang lebih
baik menuju pada tujuan institusional yang telah ditetapkan.
Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah mempunyai peran yang
sangat besar dalam mengembangkan semangat kerja dan kerjasama yang
harmonis, minat terhadap perkembangan dunia pendidikan, perkembangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
kualitas profesional guru-guru yang dipimpinnya, serta kualitas siswa atau sekolah
secara umum banyak ditentukan oleh kualitas pemimpin sekolah. Oleh karena itu,
kepala sekolah harus memiliki kompetensi yang harus dikuasai sebagai seorang
pemimpin. Berkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh kepala sekolah,
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang standar
sebagai kepala sekolah / madrasah telah menetapkan bahwa ada lima kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah, yaitu kompetensi kepribadian,
manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Salah satu kompetensi yang
sangat berpengaruh dalam keberhasilan pendidik adalah kompetensi supervisi.
Akan tetapi, pada kenyataan yang terjadi di lapangan, masih banyak ditemui fakta
– fakta yang menunjukkan bahwa kompetensi di bidang supervisi ini masih
rendah pelaksanaannya oleh kepala sekolah.
Kementerian Pendidikan Nasional memperkirakan 70 persen dari 250
ribu kepala sekolah di Indonesia tidak kompeten. Berdasarkan ketentuan setiap
kepala sekolah harus memenuhi lima aspek kompetensi, yaitu pengetahuan, sikap
dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Namun, hampir semua kepala sekolah lemah
di bidang kompetensi manajerial dan supervisi. Padahal menurut Surya Dharma
(www.tempointeraktif.com, 12 Oktober 2008) dua kompetensi itu merupakan
kekuatan kepala sekolah untuk mengelola sekolah dengan baik. Kesimpulan
tersebut merupakan temuan Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kementrian Pendidikan Nasional setelah melakukan uji kompetensi
terhadap lebih dari 400 kepala sekolah dari lima provinsi.
Kegiatan
mempersiapkan,
kepala
mengamati
sekolah
dan
dalam
mencatat
supervisi
akademik
pelaksanaan
adalah
pembelajaran,
memberikan umpan balik, melakukan kegiatan sebagai tindak lanjut dari hasil
supervisi.
Tujuan dari supervisi akademik adalah membantu guru untuk
meningkatkan dan memperbaiki pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan supervisi
akademik kepada guru – guru sangat penting dilakukan kepala sekolah untuk
meningkatkan kemampuan
profesional guru
dan meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui proses pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, kegiatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
supervisi ini hendaknya rutin dilaksanakan di sekolah. Supervisi akademik bukan
menilai kinerja guru, dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu
guru mengembangkan profesionalismenya. Kegiatan supervisi yang baik harus
mampu menciptakan guru yang berkompeten, yaitu guru harus semakin
menguasai kompetensinya, baik kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Perilaku supervisi akademik secara langsung berhubungan dan
berpengaruh terhadap perilaku guru. Ini berarti melalui supervisi akademik,
supervisor mempengaruhi perilaku mengajar guru sehingga perilakunya semakin
baik dalam mengelola belajar mengajar. Selanjutnya perilaku mengajar guru yang
baik akan mempengaruhi perilaku belajar peserta didik. Dengan demikian bahwa
pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dapat meningkatkan proses
pembelajaran jika hal ini dilakukan sesuai dengan prinsip – prinsip supervisi yang
berlaku. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai supervisor dituntut harus
berkompeten sebagai orang yang memberikan bimbingan kepada guru – guru
dalam meningkatkan proses pembelajaran.
Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang peneliti lakukan di
SMP Negeri 1 Kebakkramat, peneliti menemukan beberapa hal yang berkaitan
dengan supervisi antara lain : pelaksanaan kegiatan supervisi kepala sekolah yang
dinilai kurang intensif dilakukan oleh kepala sekolah yang menyebabkan evaluasi
pada proses pembelajaran juga tersendat dan lama, guru belum menyelesaikan
kelengkapan pembelajaran katika supervisi akademik akan dilakukan. Persoalan
juga ditambah lagi dengan sikap guru yang kurang memahami dan kurang
mengerti akan pentingnya kegiatan supervisi akademik terhadap pengembangan
kompetensi guru serta profesionalisme kerjanya tersebut dalam memajukan
kemajuan pendidikan sekolah. Tentu kondisi tersebut sangat potensial
memunculkan berbagai masalah yang menyangkut pendidikan di lingkungan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kebakkramat.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
peneliti akan mengkaji lebih dalam mengenai:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
“IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI
SEKOLAH
MENENGAH
PERTAMA
(SMP)
NEGERI
1
KEBAKKRAMAT”
B. PERUMUSAN MASALAH
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2005) “Perumusan masalah merupakan
upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang
ingin kita carikan jawabannya” (hlm. 312). Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana supervisi akademik oleh kepala sekolah di SMP Negeri 1
Kebakkramat?
2. Faktor apa saja yang menghambat kegiatan supervisi akademik kepala sekolah
di SMP Negeri 1 Kebakkramat?
3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi faktor yang menghambat
kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat?
C. TUJUAN PENELITIAN
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2005) “Tujuan penelitian merupakan
pernyataan mengenai ruang lingkup dan kegiatan yang akan dilaksanakan
berdasarkan masalah yang telah dirumuskan”(hlm. 313). Jadi tujuan merupakan
standar/patokan yang akan dituju peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian
berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah di
SMP Negeri 1 Kebakkramat.
2. Untuk mengetahui faktor yang menghambat kegiatan supervisi akademik
kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi faktor yang
menghambat kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1
Kebakkramat.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi baru yang rinci
dan dapat memberikan manfaat dalam menjawab masalah yang ada dalam
penelitian. Selain itu juga mempunyai manfaat teoritis untuk meningkatkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan kegunaan praktis yang berhubungan
dengan pemecahan masalah yang akurat.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis:
a. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan
dengan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah.
b. Untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang aktivitas supervisi
akademik bagi kepala sekolah.
2. Manfaat praktis.
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para praktisi pendidikan untuk
membantu meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri I Kebakkramat.
b. Memberikan sumbangan pemikiran tentang supervisi akademik yang
dilakukan kepala sekolah.
c. Sebagai bahan pertimbangan kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya
sebagai seorang supervisor .
d. Sebagai bahan penelitian lebih lanjut atau referensi yang ada hubungannya
dengan masalah supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka dan Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Tinjauan Tentang Supervisi Pendidikan
a.
Pengertian dan Lingkup Supervisi Pendidikan
Untuk memahami pengertian supervisi, maka perlu ditinjau dari
segi istilah. Supervisi berasal dari kata supervision (Bahasa Inggris) dari
segi morfologi berasal dari kata super yang berarti atas, dan visi yang
berarti lihat. Jadi kata supervisi secara morfologis berarti melihat dari atas.
Artinya personel yang melaksanakan supervisi (Supervisor) mempunyai
kedudukan lebih tinggi dari pada orang yang disupervisi (Supervised).
Maksudnya supervisor mempunyai jabatan, pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan yang melebihi dari pada orang yang disupervisi.
Pelaksanaan supervisi atau pengawasan di setiap organisasi
memiliki peran yang cukup penting dalam memberikan arahan serta
penilaian. Seperti yang dikemukakan oleh Mc. Nerny bahwa “Supervisi
adalah prosedur memberi arahan serta mengadakan penilaian secara kritis
terhadap proses pengajaran.” (Daryanto, 2008: 170). Supervisi dilakukan
di setiap organisasi, termasuk organisasi di dalam ranah pendidikan, salah
satunya adalah sekolah.
Daryanto (2008) menyebutkan bahwa, unsur – unsur pokok yang
terdapat dalam supervisi dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Tujuan.
2. Situasi belajar mengajar.
3. Supervisor (hlm.171)
Dalam konteks pendidikan, supervisi mengacu pada kegiatan
memperbaiki proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini berkaitan
dengan kegiatan – kegiatan yang lain,seperti meningkatkan kepribadian
guru,
meningkatkan
profesinya,
kemampuan
berkomunikasi,
dan
membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Semua kegiatan tersebut
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
tidak lepas dari tujuan akhir sekolah yaitu menghasilkan lulusan yang
berkualitas. Seperti yang dikemukakan oleh Made Pidarta (2009) bahwa
“Supervisi pendidikan adalah kegiatan membina para pendidik dalam
mengembangkan
proses
pembelajaran,
termasuk
segala
unsur
penunjangnya” (hlm. 2)
Sedangkan menurut Good’s Dictionary of Education (1959),
dikemukakan definisi supervisi sebagai berikut :
Segala usaha dari petugas – petugas sekolah dalam memimpin
guru – guru dan petugas pendidikan lainnya dalam memperbaiki
pengajaran, termasuk memperkembangkan pertumbuhan guru –
guru menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan, bahan –
bahan pengajaran dan metode mengajar dan penilaian pengajaran.
(Daryanto, 2008: 170)
Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ngalim
Purwanto (1998) yang mengemukakan mengenai pengertian supervisi:
Segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada
perkembangan kepemimpinan guru – guru dan personel sekolah
lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Supervisi ini berupa
dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian
dan kecakapan guru – guru, seperti bimbingan dalam usaha dan
pelaksanaan pembaharuan dalam pendidik dan pengajaran,
pemilihan alat – alat pengajaran dan metode mengajar yang lebih
baik, cara pemilihan yang sistematis terhadap fase seluruh proses
pengajaran, dan sebagainya. Singkatnya, supervisi ialah suatu
aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif. (Herabudin, 2009: 195)
Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas terkadang tidak
selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang telah
ditargetkan, pasti ada saja kekurangan ataupun kelemahan yang ditemui
dalam proses pembelajaran, maka untuk memperbaiki kondisi yang
demikian, peran dari supervisi pendidikan sangat diperlukan untuk
dilaksanakan.
Supervisi
dilaksanakan
untuk
mengembangkan
situasi
pembelajaran di sekolah yang baik melalui kegiatan pembinaan,
pengawasan dan peningkatan kualitas mengajar guru. Supervisi yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
dilakukan memiliki pedoman utama yang harus dipegang yaitu cara kerja
supervisi yang merupakan fungsi dari supervisi itu sendiri. Pedoman
supervisi adalah sebagai berikut:
1.
Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum
dengan segala sarana dan prasarananya, 2. Membantu serta
membina guru / kepala sekolah dengan cara memberikan
petunjuk, penerangan dan pelatihan agar mereka dapat
meningkatkan keterampilan dan kemampuan mengajarnya, 3.
Membantu kepala sekolah / guru untuk menghadapi dan
menyelesaikan masalah. (Herabudin, 2009: 234)
Ngalim Purwanto (2010) mengungkapkan bahwa “supervisi
adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka
secara efektif.”(hlm. 76). Supervisi merupakan segala bantuan dari para
pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan
guru – guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan –
tujuan pendidikan. Hal itu berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan
bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru – guru, seperti bimbingan
dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan – pembaharuan dalam
pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat – alat pelajaran dan metode –
metode mengajar yang lebih baik, cara – cara penilaian yang sistematis
terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
supervisi pendidikan adalah kegiatan pembimbingan dan pemberian
bantuan atau layanan dari supervisor kepada supervesse (tenaga
kependidikan) baik secara individu atau kelompok dalam mewujudkan
proses pengajaran menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan pendidikan.
b. Fungsi Supervisi Pendidikan
Kegiatan supervisi pendidikan memiliki berbagai fungsi. Fungsi
supervisi antara lain untuk memelihara program pengajaran dengan sebaik –
baiknya. Fungsi supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar kontrol
untuk melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
rencana atau program yang telah digariskan, akan tetapi lebih dari itu.
Supervisi pendidikan akan dapat terlaksana dengan baik apabila fungsifungsinya mampu diterapkan dengan baik pula.
Sebagaimana yang diungkapkan Made Pidarta (2009) bahwa “Fungsi
supervisi adalah membantu sekolah menciptakan lulusan yang baik dalam
kuantitas dan kualitas, serta mebantu para guru agar bisa dan dapat bekerja
secara profesional sesuai dengan kondisi masyarakat tempat sekolah itu
berada” (hlm.3)
Sedangkan menurut Daryanto (2008), secara singkat dapat
disimpulkan bahwa fungsi dari supervisi adalah sebagai berikut:
1) Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi pendidikan,
sebagai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala bidang.
2) Menentukan syarat – syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi
pendidikan di sekolah.
3) Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk menghilangkan
hambatan – hambatan. Atau dengan singkat bahwa fungsi utama dari
supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan dan pengajaran. (hlm.179)
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Swearingen (1961)
memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
1). Mengkoordinasi semua usaha sekolah;
2). Melengkapi kepemimpinan sekolah;
3). Memperluas pengalaman guru-guru;
4). Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif;
5). Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus-menerus;
6). Menganalisis situasi belajar dan mengajar;
7). Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf;
8).Mengintegrasi tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan
kemampuan guru-guru dalam mengajar. (Daryanto, 2008: 179)
Pendapat
lain
dikemukakan
oleh
Herabudin
(2009)
yang
menyebutkan fungsi dari kegiatan supervisi adalah sebagai berikut:
1) Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi pendidikan,
sebagai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala bidang.
2) Menentukan syarat – syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi
pendidikan di sekolah.
3) Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk menghilangkan
hambatan – hambatan. (hlm.224)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Sedangkan Briggs (1938) mengungkapkan bahwa “fungsi utama
supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja, tapi untuk mengkoordiansi,
menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru”(Sahertian,
2000: 21). Seperti yang diungkapkan oleh Kimball Wiles (1955) bahwa
“fungsi dasar supervisi ialah memperbaiki situasi belajar mengajar dalam
artian yang luas”(Sahertian, 2000: 21).
Situasi belajar mengajar disekolah dapat diperbaiki bila supervisor
pendidikan mempunyai lima ketrampilan dasar yaitu keterampilan dalam
hubungan – hubungan kemanusiaan, keterampilan dalam proses kelompok,
keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan, keterampilan dan mengatur
personalia sekolah, dan keterampilan dalam evaluasi.
Fungsi – fungsi supervisi pendidikan yang sangat penting diketahui
oleh para pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah, Ngalim Purwanto
(2010) menyebutkan fungsi supervisi sebagai berikut:
1) Dalam bidang kepemimpinan
a) Menyusun rencana dan policy bersama.
b) Mengikutsertakan anggota – anggota kelompok (guru – guru,
pegawai) dalam berbagai kegiatan.
c) Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi
dan memecahkan persoalan – persoalan.
d) Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok, atau memupuk
moral yang tinggi kepada anggota kelompok.
e) Mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan putusan –
putusan.
f) Membagi – bagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab
kepada anggota kelompok, sesuai dengan fungsi – fungsi dan
kecakapan masing – masing.
g) Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok.
h) Menghilangkan rasa malu dan rasa rendah diri pada anggota
kelompok sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi
kepentingan bersama.
2) Dalam hubungan kemanusiaan
a) Memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan – kesalahan yang
dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi
diri sendiri maupun bagi anggota kelompoknya.
b) Membantu mengatasi kakurangan ataupun kesulitan yang dihadapi
anggota kelompok, seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri,
acuh tak acuh, pesimistis, dsb.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
c) Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap – sikap yang
demokratis.
d) Memupuk rasa saling menghormati diantara semua anggota kelompok
dan sesama manusia.
e) Menghilangkan rasa curiga – mencurigai antara anggota kelompok.
3) Dalam pembinaan proses kelompok
a) Mengenal masing – masing pribadi anggota kelompok, baik
kelemahan maupun kemampuan masing – masing.
b) Menimbulkan dan memelihara sikap percaya – mempercayai antara
sesama anggota maupun anggota dan pimpinan.
c) Memupuk sikap dan kesediaan tolong – menolong.
d) Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok.
e) Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau
perselisihan pendapat di antara anggota kelompok.
f) Menguasai teknik – teknik memimpin rapat dan pertemuan –
pertemuan lainnya.
4) Dalam bidang administrasi personel
a) Memilih personel yang memiliki syarat – syarat dan kecakapan yang
diperlukan untuk suatu pekerjaan.
b) Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan
kecakapan dan kemampuan masing – masing.
c) Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan masing –
masing daya kerja serta hasil maksimal.
5) Dalam bidang evaluasi
a) Manguasai dan memahami tujuan – tujuan pendidikan secara khusus
dan terinci.
b) Menguasai dan memiliki norma – norma atau ukuran – ukuran yang
akan digunakan sebagai kriteria penilaian.
c) Menguasai teknik – teknik pengumpulan data untuk memperoleh data
yang lengkap, benar, dan dapat diolah menurut norma – norma yang
ada.
d) Menafsirkan dan menyimpulkan hasil – hasil penilaian sehingga
mendapat gambaran tentang kemungkinan – kemungkinan untuk
mengadakan perbaikan – perbaikan. (hlm.86)
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
supervisi pendidikan adalah untuk mengkoordinir semua usaha sekolah dalam
mengembangkan program untuk mencapai tujuan, membarikan layanan
kepada guru untuk menumbuhkan proses belajar mengajar yang berkualitas.
c.
Tujuan Supervisi Pendidikan
Kegiatan supervisi pendidikan mempunyai beberapa tujuan tertentu.
Tujuan supervisi untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
Usaha perbaikan belajar dan mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan
akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi secara maksimal.
Merujuk dari pendapat Made Pidarta (2009) yang mengatakan
bahwa : “Ada sejumlah tujuan supervisi pendidikan seperti membantu guru
mengembangkan profesinya, pribadinya, sosialnya, membantu kepala sekolah
menyesuaikan program pendidikan dengan kondisi mesyarakat setempat, dan
ikut berjuang meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan.”(hlm.3)
Seperti yang telah dijelaskan bahwa inti dari kegiatan supervisi
adalah memberikan layanan. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Sahertian (2000) bahwa “tujuan supervisi adalah memberikan layanan
dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan
guru di kelas”(hlm.19).
Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi adalah memberikan
layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas
yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Tidak hanya
memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi
kualitas guru. Hal itu sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Oliva (1984)
bahwa sasaran (domain) supervisi pendidikan ialah:
1) Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah.
2) Meningkatkan proses belajar – mengajar di sekolah.
3) Mengembangkan seluruh staf di sekolah (Sahertian,2000: 19)
Adapun tujuan supervisi menurut pendapat Yusak Burhanuddin
(2005) adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran;
2) Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di sekolah sesuai
dengan ketentuan – ketentuan dan kebijakan yang telah diterapkan;
3) Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan
yang berlaku,sehingga berjalan lancar dan memperoleh hasil optimal;
4) Menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya;
5) Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan,
kekurangan, dan kekhilafan serta membantu memecahkan masalah yang
dihadapi sekola, sehingga dapat menghindari kesalahan yang lebih jauh.
(Herabudin, 2009: 225)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
Muriel Crosby mengatakan bahwa tujuan supervisi pendidikan
adalah membina dan melatih para guru agar lebih maju dan madiri dalam
mengembangkan wawasan dan profesionalitasnya, sehingga melaksanakan
tugasnya sebagai guru dnegan baik. (Herabudin, 2009: 226). Dengan
demikian, pelaksanaan supervisi berpedoman pada sistem pengawasan yang
membentuk para guru semakin memahami sifat – sifat anak didiknya, baik
secara intelektual maupun mental spiritualnya.
Dalam kaitannya dengan tujuan supervisi di atas, guru akan memiliki
pengetahuan psikologis siswa sebagai anak didiknya, sehingga ia memiliki
kemampuan menelusuri minat dan bakat siswa yang berguna untuk
menyalurkan idealisme siswa sesuai dengan potensinya. Seperti yang
pendapat yang dikemukakan oleh Herabudin (2009) bahwa “Tujuan supervisi
pendidikan adalah meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional.” (hlm.230)
Sedangkan menurut Yusak Burhanuddin (2005) menjelaskan bahwa
tujuan inti dari supervisi adalah sebagai berikut:
1) Memahami karakteristik dan kemampuan siswa – siswi secara individual
dalam proses belajar;
2) Menciptakan suasana yang mendorong siswa aktif belajar sendiri, serta
berusaha mencoba menemukan sendiri jawaban permasalahan serta
memberi makna kepada mereka terhadap pengalaman belajar;
3) Menjadikan kegiatan belajar di sekolah bersifat dinamis dan kreatif, serta
mempunyai ati untuk kehidupan manusia. (Herabudin, 2009: 226)
Dari berbagai tujuan supervisi yang telah diungkapakan oleh
beberapa tokoh, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari supervisi adalah
perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total. Hal ini
berarti bahwa tujuan dari supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu
mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas
termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses
belajar – mengajar peningkatan mutu pengetahuan dan ketrampilan guru –
guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi
kurukulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat – alat pelajaran
prosedur dan teknik evaluasi pengajaran, dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
d. Prinsip Supervisi Pendidikan
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan serta dilaksanakan oleh
para supervisor pendidikan atau kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan
supervisi agar benar-benar efektif dalam usaha mencapai tujuannya. Prinsip
supervisi pendidikan menurut Sagala (2004) antara lain adalah “ilmiah yang
berarti sistematis dilaksanakan secara tersusun, kontinu, teratur, objektif,
demokratis, kooperatif, menggunakan alat, konstruktif, dan kreatif.” (hlm. 95)
Selain prinsip-prinsip tersebut, Sergiovanni dan Starratt (1983) juga
menemukakan prinsip pelaksanaan supervisi yaitu:
1) Administrasi biasanya berkenaan dengan pemberian fasilitas material dan
pelaksanaannya.
2) Supervisi pendidikan biasanya berkenaan dengan perbaikan pembelajaran.
3) Secara fungsonal, administrasi dan supervisi tidak terpisahkan satu sama
lain, keduanya dalam sistem pendidikan saling berkoordinasi, saling
melengkapi, saling berhubungan, dan mempertemukan fungsi – fungsinya
dalam operasional pendidikan.
4) Supervisi yang baik didasarkan pada filsafat, demokrasi, dan ilmu
pengetahuan.
5) Supervisi yang baik akan mengembangkan metode dan sikap ilmiah sejauh
hal itu dapat diaplikasikan ke dalam proses sosial pendidikan yang
dinamis, menggunakan ilmu pengetahuan dalam proses belajar
pembelajaran.
6) Supervisi yang baik akan mengembangkan proses pemecahan masalah
yang dinamis dalam mempelajari, memperbaiki, dan mengevaluasi proses
dan produknya.
7) Supervisi yang baik adalah yang kreatif, tidak perspektif, dilaksanakan
dengan tertib, direncanakan secara kooperatif, dan dilakukan dalam
rangkaian aktivitas.
8) Supervisi yang baik dilakukan secara profesional, dan melakukan
penilaian berdasarkan hasil yang terjamin. (Sagala, 2004: 96)
Prinsip tersebut sesuai dengan pandangan John Lovell dan Robert
Alfonso (1975) yang menyatakan bahwa:
Supervisi itu pada prinsipnya adalah suatu sistem perilaku
pengajaran yang berinteraksi dengan konseling sekolah, pengajaran,
administrasi, dan sistem perilaku siswa dengan ciri kesederhanaan
dan kesahajaan. Jika dicermati prinsip – prinsip supervisi pendidikan
dan pengajaran tersebut memberi makna bahwa supervisi
dilaksanakan secara demokratis yang berarti menghargai harkat dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
martabat manusia sebagai individu maupun kelompok dalam
aktivitas pembelajaran.(Sagala, 2004: 96)
Selain itu, Sahertian (2000) mengemukakan prinsip – prinsip
supervisi sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
Prinsip ilmiah (scientific)
Prinsip demokratis
Prinsip kerja sama
Prinsip konstruktif dan kreatif. (hlm.19)
Keempat prinsip supervisi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Prinsip ilmiah (scientific)
Prinsip ilmiah mengandung ciri – ciri sebagai berikut:
a) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang
diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar – mengajar.
b) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti
angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.
c) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan
kontinu.
2) Prinsip demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan
hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru – guru
merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung
makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan
atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.
3) Prinsip kerja sama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi
“sharing of idea, sharing of experience”, memberi support mendorong,
menstumulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4) Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan
potensi kreatifitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara – cara menakutkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
e.
Jenis Supervisi Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, terdapat beberapa jenis kegiatan supervisi
yang sering digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Ngalim
Purwanto (2010) membedakan supervisi menjadi beberapa jenis yaitu:
1) Supervisi umum dan pengajaran
2) Supervisi klinis (hlm.89)
Untuk memahami perbedaan dari jenis supervisi tersebut, dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Supervisi umum dan pengajaran
Yang dimaksud dengan supervisi umum adalah supervisi yang
dilakukan terhadap kegiatan – kegiatan atau pekerjaan yang sacara tidak
langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran seperti
supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi kantor, supervisi
pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan, dan sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah
kegiatan – kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki
kondisi – kondisi baik personel maupun material yang memungkinkan
terciptanya situasi belajar – mengajar yang lebih baik demi tercapainya
tujuan pendidikan atau sering disebut dengan supervisi akademik.
Menurut Glickman (1981) mendefinisikan “Supervisi pengajaran
sebagai upaya yang dilakukan untuk membantu guru agar mau terus
belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya” (Sagala,2005: 91).
2) Supervisi klinis
Supervisi klinis merupakan bagian dari supervisi pengajaran.
Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih
ditekankan kepada mencari sebab – sebab atau kelemahan yang terjadi di
dalam proses mengajar, dan kemudian secara langssung pula diusahakan
bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.
John J. Bolla (1985) mendefinisikan supervisi klinis sebagai
berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan
untuk membantu pengembangan profesional guru /calon guru,
khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi
dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk
perubahan tingkah laku mengajar tersebut. (Ngalim Purwanto,
2010: 91)
Selain itu, Made Pidarta (2009) mendefinisikan pengertian
supervisi klinis. “Supervisi klinis adalah supervisi yang khas, yang
pelaksanaannya sangat mendalam, detail, dan intensif, dapat diragukan
akan keberhasilannya.” (hlm.128)
Synder dan Anderson (1986) menyatakan bahwa “supervisi klinis
adalah suatu teknologi perbaikan pengajaran, tujuan yang dicapai, dan
memadukan kebutuhan sekolah dan pertumbuhan personal.” (Sagala,
2004: 194)
a) Ciri – ciri supervisi klinis
Agar lebih jelas bagaimana pelaksanaan supervisi klinis
tersebut, harus memahami ciri – ciri supervisi klinis. La Sulo (1983)
mengemukakan ciri – ciri supervisi klinis ditinjau dari segi
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
(1) Bimbingan supervisor kepada guru/ calon guru bersifat bantuan,
bukan perintah atau instruksi.
(2) Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru atau
calon guru yang akan disupervisi, dan disepakati melalui
pengkajian bersama antara guru dan ssupervisor.
(3) Meskipun guru atau calon guru
mempergunakan berbagai
keterampilan mengajar secara terintegrasi, sasaran supervisi hanya
pada beberapa keterampilan tertentu saja.
(4) Instrumen supervisi dikembangkan dan disepakati bersama antara
supervisor dan guru berdasarkan kontrak.
(5) Balikan diberikan dengan segera dan secara objektif (sesuai dengan
data yang direkam oleh instrumen observasi)
(6) Meskipun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data
yang direkam oleh instrumen observasi, di dalam diskusi atau
pertemuan balikan guru/calon guru diminta terlebih dahulu
menganalisis penampilannya.
(7) Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada
memerintah atau mengarahkan.
(8) Supervisi berlangsung dalam suasana intim dan terbuka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
(9) Supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan,
observasi dan diskusi/pertemuan balikan.
(10) Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan atau
peningkatan dan perbaikan ketrampilan mengajar, di pihak lain
dipakai dalam konteks pendidikan prajabatan maupun dalam
jabatan. (Ngalim Purwanto, 2010: 91)
b) Prinsip – prinsip supervisi klinis
Seorang supervisor dalam melakukan kegiatan supervisi harus
menguasai prinsip – prinsip supervisi. Sahertian (2000) mengemukakan
beberapa prinsip supervisi sebagai berikut:
(1) Supervisi klinis yang dilaksanakan harus berdasarkan inisiatif dari
para guru dari para guru lebih dahulu.
(2) Ciptakan hubungan manusiawi yang bersifat interaktif dan rasa
kesejawatan.
(3) Ciptakan suasana bebas dimana setiap orang bebas mengemukakan
apa yang dialaminya.
(4) Objek kajian adalah kebutuhan profesional guru yang riil yang
mereka sungguh alami.
(5) Perhatian dipusatkan pada unsur – unsur yang spesifik yang harus
diangkat untuk diperbaiki. (hlm.39)
Sedangkan menurut pandangan John Lovell dan Robert
Alfonso (1975) menyatakan bahwa “supervisi itu pada prinsipnya
adalah suatu sistem perilaku pengajaran yang berinteraksi dengan
konseling sekolah, pengajaran, administrasi, dan sistem perilaku siswa
dengan ciri kesederhanaan dan kesahajaan.” (Sagala,2004: 96)
f.
Teknik Supervisi Pendidikan
Dalam kegiatan supervisi,teradapat beberapa teknik yang dapat
digunakan. Usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan
potensi sumber daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai alat atau
teknik supervisi. Untuk mengetahui berbagai teknik supervisi yang tepat
maka akan ditinjau berbagai teknik supervisi menurut beberapa pakar yakni
menurut Menurut Sagala (2009) teknik supervisi dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Teknik supervisi yang bersifat kelompok
a) Pertemuan orientasi
b) Rapat guru latih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
c) Studi kelompok antara guru latih
d) Diskusi sebagai proses kelompok
e) Tukar menukar pengalaman
f) Lokakarya
g) Diskusi panel
h) Seminar
i) Simposium
j) Demontrasi mengajar
k) Perpustakaan jabatan
l) Bulletin supervisi
m)Membaca langsung
n) Mengikuti kursus
o) Kegiatan – kegiatan organisasi dalam jabatan
p) Laboratrium kurikulum
q) Perjalanan sekolah.
2) Teknik individual dalam supervisi
a) Kunjungan kelas
b) Observasi kelas
c) Percakapan pribadi
d) Inter-visitasi
e) Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar
f) Menilai diri sendiri. (hlm.210)
Dari pendapat mengenai berbagai teknik – teknik supervisi maka
dapat di uraikan sebagai berikut :
1) Teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan secara
bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu
kelompok.
a) Pertemuan orientasi bagi guru baru
Yaitu pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru untuk
memasuki suasana kerja yang baru, akan tetapi hal ini tidak berlaku
pada guru-guru baru saja melainkan ditujukan untuk seluruh staf
guru.
b) Rapat guru
Di dalam rapat guru ini, kepala sekolah mengadakan pertemuan
dengan guru – guru guna membahas masalah – maslaha yang
timbul pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Jadi dengan
adanya rapat guru ini, guru dapat dibantu baik sevara individu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
maupun kelompok untuk menemukan dan menyadari kebutuhan
mereka, menganalisa masalah – msalah merekan kemudian
mencarikan solusinya.
c) Study kelompok antar guru
Guru – guru yang mengajar dalam amta pelajaran yang sama
bekumpul untuk mempelajari suatu masalahatau bahan pelajaran,
selain itu juga membahas ilmu pengetahuan yang sedang
berkembang.
d) Diskusi sebagai proses kelompok
Pertukaran pendapat tentang suatu masalah untuk dipecahkan
bersama dengan adanya dikusi dapat berkembang ketrampilan antar
guru.
e) Tukar menukar pengalaman
Dalam hal ini guru adalah orang yang berpengalaman, maka
dengan adanya pertemuan dimana guru saling tukar menukar
pikiran atau pengalaman (sharing). Tujuan dari kegiatan ini adalah
guru dapat saling belajar dari pengalaman temanya dalam
membimbing peserta didik.
f) Loka karya
Dalam workshop disediakan ruangan khusus yang dilengkapi
dengan sumber – sumber pustaka dan berbagai peralatan yang
digunakan sebagai media pembelajaran sehingga guru dapat
bekerja dan berlajar dalam ruangan itu. Salah satu tujuan dari loka
kerya ini adalah agar guru dapat meyusun contoh model satuan
pelajaran untuk tiap bidang studi.
g) Diskusi panel
Diskusi panel adalah salah satu bentuk diskusi yang dilangsungkan
dihadapan
sejumlah
peserta.
Diskusi
ini
ditujukan
untuk
memecahkan suatu masalah dimana pesertanya adalah orang –
orang ahli dalam permasalahan itu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
h) Seminar
Dalam seminar yang dibahas adalah suatu masalah yang
disampaikan oleh pembicara dan diberkan kepada partisipan untuk
menyanggah masalah yang dibahas oleh pembicara.
i) Simposium
Suatu pertemuan untuk meninjau aspek – aspek sesuatu pokok
masalah, atau untuk mengumpulkan beberapa sudut pandang
tentang suatu masalah yang dilakukan di muka sejumlah
pendengar. Simposium bertujuan mereorganisasikan pengertian dan
pengetahuan tentang aspek – aspek sesuatu pokok masalah.
j) Pelajaran contoh
Suatu teknik yang bersifat kelompok dimana supervisor memberi
penjelasan – penjelasan kepada guru – guru tentang mengajar yang
baik.
k) Perpustakaan jabatan
Dalam
suatu
sekolah
disediakan
ruangan
khusus
untuk
perpustakaan jabatan yang berisi buku – buku, majalah, brosur dan
referensi lainya yang ditujukan untuk memperkaya pengetahuan
dan pengalaman guru.
l) Bulletin supervisi
Kepala sekolah selaku supervisor mengeluarkan suatu bentuk
tulisan yang digunakan sebagai alat untuk membantu guru – guru
dalam memperbaiki proses belajar mengajar.
m) Membaca langsung
Bilamana sekolah mempunyai cukup banyak buku sumber yang
berhubungan dengan satu bidang studi atau pengetahuan profesi
mengajar lainnya, maka teknik ini paling sederhana namun sulit
dilaksanakan ialah membaca langsung dan terbimbing.
n) Mengikuti diklat
Suatu teknik yang dapat membantu guru dalam mengembangkan
pengalaman profesi mengajar mereka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
o) Organisasi jabatan
Suatu kelompok jabatan yang membentuk organisasi dalam
melaksanakan suatu kegiatan.
p) Laboratorium kurikulum
Suatu tempat yang dijadikan pusat kegiatan dimana guru dapat
mengadakan percobaan untuk mengembangkan kurikulum.
q) Perjalanan sekolah untuk anggota staff
Guru mengadakan perjalanan sekolah atau berkunjung ke sekolah
yang lebih maju dengan tujuan untuk belajar dari sekolah tersebut.
2) Teknik individual supervisi, yaitu supervisi yang ditujukan kepada
seseorang.
a) Perkunjungan kelas
Kunjungan yang dilakukan kepala sekolah ke dalam kelas pada saat
guru sedang mengajar dengan tujuan menolong guru – guru dalam
hal pemecahan kesulitan yang mereka hadapi.
c) Observasi kelas
Supervisor mengadakan observasi dengan jalan meneliti suasana
kelas selama proses belajar mengajar berlangsung dengan tujaun
untuk memperoleh data yang akurat sehingga dari bahan yang
diperoleh dapat digunakan untuk menganalisa kesulitan – kesulitan
yang dihadapi guru dalam usaha memperbaiki proses belajar
mengajar.
c) Percakapan pribadi
Yaitu percakapan pribadi antara supervisor dengan seorang guru.
Percakapan itu berisi tentang usaha – usaha untuk memecahkan
masalah pribadi yang ada hubungannya dengan tanggung jawab
mengajar.
d) Saling mengunjungi kelas ( inter-visitasi )
Saling mengunjungi antar rekan guru yang satu dengan yang lain
yang sedang mengajar. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
membandingkan pengalaman ketrampilan mengajar yang nantinya
akan dijadikan refrensi untuk perbaikan mengajar.
e) Menyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar
Supervisor harus mempunyai kemampuan untuk menyeleksi
berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar.
Kegiatan menyeleksi ini dimulai dengan cara bedah kurikulum
dimulai dengan menganalisa standar kompetensi dan kompetensi
dasarserta materi pelajaran yang dirumuskan oleh guru dalam
silabus mata pelajaran yang menjadi tanggun jawabnya.
f) Menilai diri sendiri
Salah satu teknik individual dimana guru harus mampu menilai
dirinya sendiri selama proses belajar mengajar.
Menurut Made Pidarta (2009), “teknik supervisi yang sering dipakai
yaitu teknik supervisi observasi kelas, teknik supervisi kunjungan kelas, dan
teknik supervisi klinis”(hlm.87)
Berbeda dengan pendapat Daryanto (2008) yang menyatakan
“Teknik – teknik supervisi yang lazim dan secara teratur dapat dilakukan oleh
setiap kepala sekolah ialah: rapat sekolah, kunjungan kelas, musyawarah atau
pertemuan perseorangan”(hlm.185). Kegiatan tersebut sudah lazim dilakukan
oleh kepala sekolah di sekolah masing – masing, akan tetapi cara
pelaksanaannya masih kurang diperhatikan tujuan dari prinsip supervisi.
Berkaitan dengan fungsi kepala sekolah sebagai seorang supervisor,
Mulyasa (2004) berpendapat “Kepala sekolah sebagai supervisor dapat
melakukan supervisi secara efektif antara lain melalui diskusi kelompok,
kunjungan
kelas,
pembicaraan
individual,
pembelajaran”(hlm.113).
commit to user
dan
simulasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
2. Tinjauan Tentang Kepala Sekolah
a. Pengertian Kepala Sekolah
Secara sederhana, Wahjosumidjo (2005) mendefinisikan kepala
sekolah sebagai “seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau
tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran”(hlm.83).
Sedangkan Daryanto (2008) menyatakan bahwa “kepala sekolah
merupakan personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan – kegiatan sekolah”(hlm.80). Kepala sekolah mempunyai wewenang
dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan
pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya dengan dasar
Pancasila.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah
seorang pimpinan yang memilki jabatan dan kedudukan secara formal dan
kelembagaan, dimana ia memiliki peran dan tanggungjawab dalam memimpin
suatu sekolah.
b. Peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah yang efektif dalam mengelola program dan kegiatan
pendidikan adalah yang mempu memberdayakan seluruh potensi kelembagaan
dalam menentukan kebijakan. Mulyasa (2004) mengungkapkan bahwa:
Dinas Pendidikan (dulu: Depdikbud) telah menetapkan bahwa kepala
sekolah harus mempu melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator,
manajer, administrator dan supervisor (EMAS). Dalam perkembangan
selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan
zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader,
innovator, dan motivator di sekolahnya. Dengan demikian, dalam
paradigma baru menajemen pendidikan, kepala sekolah sedikitnya
harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator,
supervisor, leader, innovator, motivator (EMASLIM). (hlm.98)
Seorang kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai seorang
figur dan mediator, bagi perkembangan masyarakat dan lingkungannya.
Dengan demikian profesi kepala sekolah semakin meningkat dan terus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
meningkat sesuai dengan perkembangan pendidikan yang diharapkan.
Pelaksanaan peranan dan fungsi tugas tersebut tidak dapat dipidahkan satu
sama lain, karena saling berkaitan dan mempengaruhi, serta menyatu dalam
pribadi seorang kepala sekolah yang profesional.
Lebih jauh lagi Ngalim Purwanto (2010) menambahkan, usaha - usaha
yang dilakukan oleh kepala sekolah selaku peran dan fungsinya sebagai
supervisor adalah:
1) Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam
menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
2) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah
termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan
keberhasilan proses belajar mengajar.
3) Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan
menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntuan
kurikulum yang sedang berlaku.
4) Membina kerjasama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan
pegawai sekolah lainnya.
5) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai
sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok,
menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka mengikuti
penataran-penataran, seminar sesuai bidangnya masing-masing.
6) Membina hubungan kerjasama antara sekolah dengan BP3 dan instansiinstansi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.(hlm.119)
c. Tipe-Tipe Supervisi Kepala Sekolah
Briggs dalam Soewadji Lazaruth (1998), mengemukakan “4 tipe
supervisi kepala sekolah dilihat dari pelaksanaannya, yaitu supervisi yang
bersifat korektif, supervisi yang bersifat preventif, supervisi yang bersifat
konstruktif, supervisi yang bersifat kreatif”(hlm.33)
Berikut penjabarannya:
1). Supervisi yang bersifat korektif
Kegiatan supervisi ini lebih menekankan usaha untuk mencari-cari
kesalahan orang yang disupervisi (guru-guru).
2). Supervisi yang bersifat preventif
Kegiatan supervisi ini lebih menekankan usaha untuk melindungi guru-guru
dari berbuat salah. Guru-guru selalu diingatkan untuk tidak melakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
kesalahan dengan memberikan mereka batasan-batasan, larangan-larangan
atau sejumlah pedoman dalam bertindak.
3). Supervisi yang bersifat konstruktif
Tipe supervisi jenis ini ialah supervisi yang berorientasi ke masa depan,
menolong guru-guru untuk selalu melihat ke depan, belajar dari
pengalaman, melihat hal-hal yang baru, dan secara antusias mengusahakan
perkembangan.
4). Supervisi yang bersifat kreatif
Kegiatan
supervisi
ini,
lebih
menekankan
pada
usaha
menumbuhkembangkan daya kreatifitas guru, dimana peran kepala sekolah
hanyalah sebatas mendorong dan membimbing.
Pendapat hampir serupa dikemukakan oleh Burton dan Brueckner
yang menyatakan “terdapat 5 tipe supervisi oleh kepala sekolah, yakni:
inspeksi, laissez faire, coercive, training ang guidance, dan democratic
leadership.”(Ngalim Purwanto,2010: 79)
Dari pendapat mengenai tipe-tipe supervisi oleh kepala sekolah
tersebut, maka dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Supervisi sebagai inspeksi
Tipe supervisi ini adalah kegiatan pengawasan yang semata-mata
merupakan kegiatan menginspeksi pekerjaan guru atau bawahan. Inspeksi
dijalankan dengan maksud untuk mengawasi apakah guru atau bawahan
sudah menjalankan apa yang sudah diinstruksikan. Jadi pada intinya,
inspeksi berarti kegiatan mencari-cari kesalahan.
2) Laissez faire
Kepengawasan
tipe
ini
sama
sekali
tidak
konstruktif.
Kepengawasan laissez faire adalah tipe supervisi yang membiarkan guruguru atau bawahan bekerja sekehendaknya tanpa bimbingan dan petunjuk.
3) Coercive supervision
Tipe supervisi ini hampir serupa dengan inspeksi, tipe supervisi
ini bersifat otoriter. Di dalam tindakan kepengawasannya si pengawas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
bersifat memaksakan segala sesuatu yang dianggapnya benar dan baik
menurut pendapatnya sendiri.
4) Supervisi sebagai latihan bimbingan
Supervisi ini lebih menekankan kepada pemberian latihan dan
bimbingan kepada guru-guru dalam melaksanakan tugasnya. Terdapat
berbagai tipe supervisi pendidikan, baik itu tipe yang lebih mengarah pada
sisi positif maupun sisi negatif. Tipe-tipe supervisi yang diterapkan tentu
akan sangat berpengaruh terhadap guru yang mendapat supervisi, baik itu
pengaruh berupa timbal balik yang positif atau malah sebaliknya.
5) Kepengawasan yang demokrasi
Dalam hal ini, supervisi bukan lagi suatu pekerjaan yang
dipegang oleh seorang petugas, tetapi merupakan pekerjaan bersama yang
dikoordinasikan. Tanggung jawab tidak dipegang sendiri oleh supervisor,
melainkan dibagi – bagikan kepada para anggota sesuai dengan tingkat,
keahlian, dan kecakapannya masing – masing. Masalah yang perlu
mendapat perhatian perhatian bagi kepala sekolah selaku supervisor adalah
menemukan cara – cara bekerja secara kooperatif yang efektif. Kemajuan
dalam situasi belajar murid – murid tidak dapat dicapai dengan
memusatkan perhatian kepada teknik – teknik mengajar semata.
3. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan penelaahan dari hasil yang terdahulu
yang diperlukan untuk mempertajam penelitian yang akan dilakukan.
a.
Penelitian Imam Setiyono (2005) dengan judul “Supervisi Pendidikan
Sekolah Dasar”. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa supervisi
pendidikan adalah usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru – guru dan
tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran termasuk
menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru –
guru, menyeleksi dan merevisi tujuan – tujuan pendidikan, bahan pengajaran,
dan metode – metode mengajar serta evaluasi pengajaran. Beberapa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
instrumen yang terkait supervisi pendidikan sekolah dasar yaitu: (1)
instrumen monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru, (instrumen
pengendali jadwal pengajaran), (3) instrumen pementauan pelaksanaan
ulangan umum bersama, (4) instrumen pemantauan pelaksanaan EBTA /
EBTANAS, (5) instrumen supervisi administrasi sekolah, (6) instrumen
supervisi administrasi kelas, dan (7) instrumen observasi kelas.
b.
Penelitian Akhmad Arif Musadad. Lektor Program Pendidikan Sejarah
Jurusan P.IPS FKIP UNS. Dalam penelitiannya yang berjudul Kontribusi
Pengetahuan Tentang Kepemimpinan Pendidikan Dan Persepsi Mengenai
Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Mengajar. Hasil dari
penelitian ini disimpulkan bahwa: (1) Terdapat hubungan positif yang
signifikan antara pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan dengan
efektivitas mengajar. (2) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara
persepsi mengenai supervisi kepala sekolah dengan efektivitas mengajar guru.
(3) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan tentang
kepemimpinan pendidikan dan persepsi mengenai supervisi kepala sekolah
secara bersama – sama dengan efektivitas mengajar. Selanjutnya ditemukan
adanya
sumbangan
dari
variabel
prediktor
(pengetahuan
tentang
kepemimpinan pendidikan dan persepsi mengenai supervisi kepala sekolah)
terhadap variabel respon (efektivitas mengajar). Dengan demikian makin
tinggi pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan dan makin baik
persepsinya terhadap supervisi kepala sekolah maka makin baik pula
efektivitas mengajarnya. Sebaliknya, makin rendah pengetahuan guru tentang
kepemimpinan pendidikan dan persepsinya mengenai supervisi kepala
sekolah, maka makin rendah pula efektivitas mengajarnya.
Berpijak dari hasil penelitian dan kesimpulan tersebut, selanjutnya
diajukan saran sebagai berikut: (1) sebagai pencetak para calon guru, LPTK
hendaknya memasukkan mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan sebagai
mata kuliah wajib, atau menambah bobot dan cakupan mata kuliah
Adminisstrasi
Pendidikan.
Ini
penting,
sebab
dalam
melaksanakan
pengajaran, mereka bukan hanya dituntut menguasai materi yang diajarkan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
melainkan para guru harus mampu memimpin dan membimbing para
siswanya ke arah pencapaian tujuan. Supaya kelak dapat menjalankan
tugasnya dengan baik itulah maka para mahasiswa sebagai calon guru perlu
mendapatkan bekal pengetahuan yang cukup tentang kepemimpinan
pendidikan. (2) Pengangkatan kepala sekolah hendaknya bukan hanya
didasarkan pada golongan, tetapi juga pada kriteria prestasi kerja, sikap dan
kepribadian. Pertimbangan tersebut sangat penting untuk mempertebal jiwa
kepemimpinan kepala sekolah. Sebab kepemimpinan kepala sekolah sangat
berpengaruh terhadap pengembangan karier guru dan staff lainnya, yang pada
gilirannya berpengaruh juga pada kualitas lulusan yang dihasilkan. (3)
Sebagai pengelola pengajaran, guru hendaknya selalu berupaya meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan memimpin siswanya dalam PBM, disamping
usaha memperbaiki persepsinya terhadap perilaku supervisi kepala sekolah.
Hal itu penting untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar dalam kelas.
c.
Penelitian Suryani Setyaningsih. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dengan judul Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah Dalam Penerapan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 6 Surakarta. Hasil penelitian dari Suryani Setyaningsih
menyimpulkan bahwa Pelaksanaan supervisi pendidikan oleh kepala sekolah
dalam konteks penerapan KTSP di SMA Negeri 6 Surakarta telah berjalan
dengan cukup lancar.
Pelaksanaan supervisi pendidikan oleh kepala sekolah terhadap
penerapan KTSP dilatarbelakangi karena adanya kondisi dimana di kalangan
guru banyak menemui kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum dan
adanya keterbatasan sarana/ prasarana penunjang kurikulum.
Hal-hal pokok yang mendapat supervisi oleh kepala sekolah adalah
berkenaan dalam aspek pembelajaran, administrasi, serta sarana dan
prasarana. Pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah memiliki tujuan untuk
mengembangkan dan mencapai proses belajar mengajar yang relevan dan
efektif melalui peningkatan kemampuan atau kompetensi guru dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
ketersediaan faktor penunjang kurikulum. Dalam pelaksanaannya diterapkan
pula fungsi-fungsi supervisi, antara lain: dengan pembinaan kepemimpinan
kepala sekolah, pembinaan tanggungjawab pada diri guru, adanya contoh atau
suri tauladan yang baik dari kepala sekolah maupun guru supervisor,
memotivasi guru agar tetap bekerja dengan baik, melakukan pengawasan
secara rutin dan efektif, serta melakukan pembinaan atau perbaikan secara
menyeluruh terhadap kemampuan profesional guru melalui berbagai teknik.
Supervisi pendidikan yang diterapkan oleh kepala sekolah bertumpu
pada prinsip-prinsip supervisi yang bersifat konstruktif, realistis, demokratis,
tidak otoriter, kooperatif, dan objektif. Teknik-teknik supervisi pendidikan
oleh kepala sekolah dalam implementasi KTSP di dilakukan dengan beragam
cara, antara lain: supervisi dengan teknik kelompok, dengan teknik
perorangan maupun dengan teknik langsung dan tidak langsung tergantung
aspek-aspek yang disupervisi.
d.
Penelitian Zulkifli Dalimunte. Pengawas TK/SD Diknas Kota Medan. Dalam
penelitiannya yang berjudul Model Pendampingan Kepala Sekolah Dalam
Melakukan Superrvisi Akademik Di SD Negeri 060915 Medan Sunggal. Hasil
dari penelitian ini adalah: Model pendampingan yang dilakukan pengawas
bersama – sama kepala sekolah dalam supervisi akademik dilakukan secara
terus menerus secara interaksi edukatif, komunikasi yang positif sesuai
dengan kebutuhan kepala sekolah. Pendampingan yang dilakukan dalam
penelitian ini menggunakan desain PTK model siklus oleh Kemmis dan
Taggart. Pada setiap siklus ada empat komponen kegiatan yang dilakukan
rencana, tindakan, pemantau, refleksi, dan evaluasi. Hasil evaluasi pada siklus
I ternyata pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah belum masuk kategori
baik. Siklus II dan siklus III, kepala sekolah dilatih melakukan supervisi
akademik dengan metode pendampingan. Hasil menunjukkan bahwa model
pendampingan dapat meningkatkan keterampilan kepala sekolah melakukan
supervisi akademik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
B. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir merupakan alur penalaran yang didasarkan pada
masalah penelitian yang digambarkan dengan skema secara holistik dan
sistematik. Kerangka berfikir tentang Implementasi Pelaksanaan Supervisi
Akademik Kepala Sekolah Di SMP Negeri 1 Kebakkramat adalah sebagai berikut:
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam pasal 12 ayat 1 PP 28
tahun 1999 dikemukakan bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga
kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan
prasarana. Selain itu juga mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh
untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang
dipimpinnya. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah dituntut untuk menguasai
enam kompetensi sebagai seorang pemimpin. Berkaitan dengan kompetensi yang
harus dikuasasi oleh kepalas sekolah tersebut, pemerintah melalui Peraturan
Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah /
madrasah telah menetapkan bahwa ada lima kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang kepala sekolah, yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
supervisi, dan sosial.
Dari kelima kompetensi tersebut, salah satu kompetensi yang
berpengaruh dalam pelayanan pendidikan dan menciptakan tenaga pendidikan
yang bermutu adalah kompetensi supervisi. Kepala sekolah sebagai seorang
supervisor berfungsi sebagai pengawas, pengendali, pembina, pengarah, dan
pemberi contoh kepada para guru dan karyawannya di sekolah. Salah satu hal
yang penting bagi kepala sekolah adalah memahami tugas dan kedudukan
karyawan – karyawannya atau staf di sekolah yang dipimpinnya. Dengan begitu,
kepala sekolah tidak hanya mengawasi karyawan dan guru yang sedang
melaksanakan kegiatan, tetapi ia membekali diri dengan pengetahuan dan
pemahamannya tentang tugas dan fungsi stafnya, agar pengawasan dan
pembinaan berjalan dengan baik dan tidak membingungkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
Dengan adanya pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah
diharapkan dapat memberi dampak terhadap terbentuknya sikap profesional guru.
Sikap profesional guru merupakan hal penting dalam memelihara dan
meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu berhubungan dengan perilaku
dan aktivitas guru sehari – hari. Sikap profesionalisme guru itulah yang nantinya
akan berdampak terhadap peningkatan mutu atau kualitas suatu pendidikan.
Secara skematis kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Implementasi
Supervisi
Akedemik
Kepala Sekolah
SMP Negeri I
Kebakkramat
Guru / Tenaga
Pendidik
Hambatan/
kendala
Usaha / upaya
supervisi
Kualitas
pendidikan
Gambar 1. Kerangka Berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu penelitian
1.
Tempat penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti mengambil tempat di
SMP Negeri 1 Kebakkramat, dengan alasan sebagai berikut:
a. Di SMP Negeri 1 Kebakkramat tersedia data untuk penelitian tentang
implementasi pelaksanaan supervisi kepala sekolah.
b. Di SMP Negeri 1 Kebakkramat terdapat beberapa permasalahan dalam
pelaskanaan kegiatan supervisi pendidikan.
c. Lokasi SMP Negeri 1 Kebakkramat sangat strategis dan mudah dijangkau
sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.
2.
Waktu penelitian
Penelitian dimulai dari pengajuan proposal ini direncanakan selama
lima bulan (Februari – Juni 2012) dengan jadwal penelitian terlampir.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1.
Pendekatan Penelitian
Penelitian
merupakan
suatu
usaha
untuk
menentukan,
menggambarkan, dan menguji kebenaran dari suatu pengatahuan dengan
menggunakan metode ilmiah. Dalam menyelesaikan masalah tersebut
diperlukan adanya suatu pendekatan.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut
Iskandar (2008) , “Pengertian kualitatif adalah penelitian yang berpegang
kepada paradigma naturalistik atau fenomenologi”. (hlm.187).
Sedangkan Moleong (2006) berpendapat bahwa:
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dipahami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku persepsi, motivasi, tindakan,dll.,secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.(hlm.6)
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Menurut David William (1995) menyatakan bahwa “Penelitian
kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan
menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang
tertarik secara alamiah.”(Moleong,2006: 5)
Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa penelitian
kualitatif merupakan suatu bentuk penelitian dimana seorang peneliti
memperoleh data dari latar belakang alamiah (natural setting) yang berupa
kata-kata, kalimat atau gambar yang ada atau lisan dari orang-orang atau
perilaku orang yang menjadi objek penelitian. Peneliti dalam penelitian
kualitatif harus mampu menetapkan fokus penelitian, memilih informan yang
mampu memberikan informasi tentang masalah yang diteliti, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, menyajikan data, melakukan
verifikasi dan membuat kesimpulan atas temuan di lapangan sebagai jawaban
dari masalah yang diteliti.
Bentuk penelitian ini menggunakan paradigma penelitian deskriptif
kualitatif yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat
perbandingan dengan variabel lain. Peneliti tidak memberikan perlakuan
apapun terhadap objek penelitian sehingga objek dibiarkan seperti kondisi
aslinya secara apa adanya. Sedangkan deskriptif dimaksudkan bahwa
penelitian bertujuan mendeskripsikan data berdasarkan kenyataan dilapangan
dengan kata-kata, uraian ataupun penjelasan cara untuk memecahkan masalah
dengan menjabarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.
2.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus. Menurut
Iskandar (2008) mengemukakan “penelitian studi kasus bertujuan untuk
mengembangkan metode kerja yang paling efisien, maknanya peneliti
mengadakan telaah secara mendalam tentang suatu kasus, kesimpulan hanya
berlaku atau terbatas pada kasus tertentu saja”(hlm.207).
Penelitian studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan starategi tunggal terpancang. Tunggal artinya penelitian ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
hanya fokus pada satu masalah yaitu pelaksanaan supervisi akademik kepala
sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat dan pengumpulan data yang lebih
terarah berdasarkan tujuan. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan
dan hanya berlaku di SMP Negeri I Kebakkramat saja. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Sutopo (2002) bahwa
Studi kasus terpancang (embedded research) yaitu penelitian yang
sifatnya terpancang sudah terarah pada batasan atau fokus tertentu
yang dijadikan sasaran dalam penelitian, sedangkan studi kasus
tunggal bilamana penelitian itu terarah pada sasaran dengan satu
karakteristik, artinya terarah pada satu sasaran (satu lokasi atau satu
objek) (hlm.139).
C. Data dan Sumber Data
Dalam pendekatan kualitatif, data atau informasi yang menjadi bahan
baku penelitian untuk diolah merupakan data yang berwujud data primer dan data
sekunder (Iskandar, 2008: 252).
a Dalam penelitian ini data primer berasal dari:
1) Hasil observasi yang berupa kata-kata, aktivitas/tindakan dan foto.
2) Hasil wawancara yang berupa kata-kata
b Data sekunder berasal dari:
Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari dokumen resmi dari SMP
Negeri I Kebakkramat, laporan, dokumen dan referensi yang relevan dengan
masalah penelitian
Data tidak akan diperoleh tanpa adanya sumber data. Lofland dan
Lofland(1984) menyatakan bahwa “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain.”(Moleong,2006: 157). Berkaitan dengan hal itu, jenis datanya dibagi
ke dalam kata – kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Informan
Sutopo (2002) menyatakan bahwa “Dalam penelitian kualitatif posisi
sumber data manusia (narasumber) sangat penting peranannya sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
individu yang memiliki informasinya.” (hlm.50). Seorang informan harus
mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Informan dari
penelitian ini antara lain:
a. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Kebakkramat (key informan).
b. Wakil kepala sekolah SMP Negeri 1 Kebakkramat
c. Guru – guru supervisor di SMP Negeri 1 Kebakkramat
d. Guru – guru di SMP Negeri I Kebakkramat
2.
Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa menjadi sumber data karena dalam penelitian
harus sesuai dengan konteks dan situasi sosial yang melibatkan tempat,
pelaku dan peristiwa. Sutopo (2002) menyatakan bahwa “Tempat atau lokasi
yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan
salah atu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti.”(hlm.52).
Tempat dan peristiwa yang digunakan sebagai sumber data pada penelitian ini
adalah peristiwa di SMP Negeri 1 Kebakkramat.
3.
Dokumen dan Arsip
Sutopo (2002) menyatakan bahwa “Dokumen dan arsip merupakan
bahan tertusi yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas
tertentu.”(hlm.54). Sedangkan menurut Moleong (2006) menyatakan bahwa
”Dokumen pribadi yaitu tulisan tentang diri sesorang yang ditulisnya
sendiri.”(hlm.159). Dalam mengkaji dokumen, peneliti sebaiknya tidak hanya
mencatat apa yang tertulis, tetapi juga berusaha menggali dan menangkap
makna yang tersirat dari dokumen tersebut.
Dokumen dan arsip yang digunakan dalam penelitian ini adalah data,
laporan, draft peraturan, profil SMP Negeri 1 Kebakkramat, jurnal
pengawasan (buku presensi, jurnal mengajar, buku piket guru), jadwal
pelaksanaan supervisi, serta arsip dokumen lain yang dapat menunjang
penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling digunakan untuk menyelesaikan dan memfokuskan
permasalahan agar pemilihan sampel lebih mengarah pada tujuan penelitian.
Menurut Sutopo (2002) menyatakan bahwa “Teknik cuplikan merupakan suatu
bentuk khusus atau proses sebagai pemusatan atau pemilihan dalam penelitian
yang mengarah pada seleksi.”(hlm.55). Teknik sampling pada penelitian kualitatif
digunakan untuk menyeleksi dan memfokuskan permasalahan agar dalam
melaksanakan penelitian atau dalam memilih sampel lebih terarah dan tepat pada
orang yang mengetahui permasalahan.
Pengambilan sampel data penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling atau sampel yang bertujuan, yaitu peneliti tidak menentukan sejumlah
sampel, tetapi peneliti menentukan informan untuk diwawancarai guna
memperoleh informasi tentang permasalahan yang diteliti. Moleong (2006)
menyatakan bahwa “Maksud sampling dalam hal ini adalah untuk menjaring
sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya
(constructions).”(hlm.224). Dengan demikian, tujuan dari teknik sampling bukan
memusatkan pada adanya perbedaan – perbedaan yang nantinya dikembangkan
dalam generalisasi.
Dalam menggali informasi dari informan, peneliti menggunakan teknik
bola salju (snowball sampling). Yin (1987) menyatakan bahwa:
Snowball sampling merupakan penggunaan sampling tanpa persiapan
tetapi mengambil orang pertama yang dijumpai dan selanjutnya dengan
mengikuti petunjuknya untuk mendapatkan informan berikutnya
sehingga mendapatkan data lengkap dan mendalam, ibarat bola salju
yang menggelinding, semakin jauh semakin besar. (Sutopo,2002: 37)
Berdasarkan pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk
memperoleh data yang mendalam diperlukan informan yang dianggap menguasai
masalah yang diteliti. Setelah keterangan dari informan dirasa cukup, informan
tersebut akan diminta menunjukkan subjek lain yang dianggap mengetahui
permasalahan ini lebih luas, sehingga diperoleh data yang mendalam dan benar-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
benar mendukung tercapainya tujuan penelitian. Dengan demikian jumlah sampel
akan semakin besar seperti bola salju.
E. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
memperoleh data dalam penelitian untuk membuktikan kebenaran dari suatu
peristiwa. Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain:
1.
Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik yang paling banyak digunakan
dalam penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2006), “Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua belah
pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan itu dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu.”(hlm.186). Sutopo (2002) menyatakan bahwa:
Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan
konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi,
peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau
persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya, untuk
merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari
pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal – hal itu
dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan
datang. (hlm.58)
Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam
(indepth interviewing). Yang dimaksud dengan wawancara mendalam yaitu
tidak dilakukan dengan terstruktur, akan tetapi pewawancara tetap membawa
kerangka pertanyaan namun pertanyaan tidak hanya terikat pada kerangka
saja. Tujuannya adalah untuk memudahkan jalan memperoleh data agar lebih
mendalam terutama data tentang pelaksanaan supervisi kepala sekolah
Wawancara dilakukan kepada pimpinan sekolah (kepala sekolah), wakil
kepala sekolah dan guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
2.
Observasi
Sutopo (2002) berpendapat bahwa “Teknik observasi digunakan
untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau
lokasi, dan benda serta rekaman gambar.”(hlm.64). Dalam teknik ini peneliti
melakukan pengamatan secara langsung pada tempat dan objek yang diamati
yaitu SMP Negeri 1 Kebakkramat dengan menggunakan observasi berperan
secara pasif. Maksudnya adalah peneliti hanya mendatangi lokasi, tetapi tidak
berperan sama sekali atau hanya sebagai pengamat pasif. Peneliti mengamati,
memahami dan mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan obyek
penelitian yang meliputi berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi. Untuk
mendapatkan data yang valid, pengamatan dilakukan beberapa kali di tempat
yang sama.
3.
Dokumentasi
Sutopo (2002) menyatakan bahwa “Dokumen tertulis dan arsip
merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian
kualitatif.”(hlm.69). Dalam penelitian ini, teknis analisis yang dilakukan
adalah dengan cara mencatat dan mengumpulkan data yang bersumber dari
arsip, buku-buku, laporan-laporan, dokumen, dan gejala dari objek yang
diteliti yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian. Dapat
dikatakan bahwa dokumentasi merupakan teknik penelitian yang dilakukan
dengan cara mencatat dan mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan
dokumen yang isinya berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian.
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumen yang berkaitan
dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat.
F. Validasi Instrumen Penelitian
Dalam penelitian, untuk mendapatkan keabsahan atau kebenaran data,
diperlukan teknik pemeriksaan data yang didasarkan atas jumlah tertentu. Sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan Sutopo (2002) bahwa “Data yang telah
berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
diusahakan kemantapan dan kebenarannya.”(hlm.78). Penelitian ini menggunakan
trianggulasi untuk menjamin validitas data.
Menurut Moleong (2006), “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.”(hlm.330). Sedangkan
Patton (1984) berpendapat bahwa ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu:
1. Trianggulasi data (data triangulation)
Trianggulasi data menurut istilah Patton juga sering disebut sebagai
trianggulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam
mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang
tersedia.
2. Trianggulasi peneliti (investigator triangulation)
Yang dimaksud dengan cara trianggulasi ini adalah hasil penelitian baik data
ataupun simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji
validitasnya dari beberapa peneliti.
3. Trianggulasi metodologis (methodological triangulation)
Jenis trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan
mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode
pengumpulan data yang berbeda. Maksudnya adalah penggunaan metode
pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan
mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan
informasinya.
4. Trianggulasi teoritis (theoretical triangulation)
Trianggulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih
dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. (Sutopo,2002: 78)
Jenis trianggulasi yang digunakan untuk mencapai validitas dalam
penelitian ini adalah trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Dalam
trianggulasi sumber, peneliti menggunakan beberapa narasumber yang berbeda
untuk mengumpulkan data atau informasi sejenis, sehingga informasi yang
diperoleh dari narasumber satu dapat dibandingkan dengan informasi yang
diperoleh dari narasumber lainnya. Dalam trianggulasi metode, data hasil
wawancara dilakukan uji keabsahan dengan sumber data hasil pengamatan atau
juga dengan data dokumentasi sehingga diharapkan mutu dari keseluruhan proses
pengumpulan data dalam penelitian ini menjadi valid atau absah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
G. Analisis Data
Analisis data biasanya dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan
data sampai diperoleh suatu kesimpulan. Menurut Bogdan dan Biklen (1982)
menyatakan bahwa:
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan dat, mengorganisasikan data, memilah – milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain. (Moleong,2006: 248)
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis data, yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses kerja ketiga komponen tersebut
merupakan alur yang saling terkait satu sama lain.
1.
Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabsahan dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan (field note). Sedangkan
menurut Iskandar (2008) , “Reduksi data merupakan proses pengumpulan
data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk
mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode
observasi, wawancara atau dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan
subjek yang diteliti.” (hlm.223)
Reduksi data sudah dimulai sejak peneliti mengambil keputusan
tentang kerangka kerja konseptual, tentang pemilihan kasus, pertanyaan yang
diajukan dan tentang cara pengumpulan data yang dipakai. Pada suatu
pengumpulan data berlangsung dan merupakan bagian dari analisis.
2.
Penyajian Data.
Proses selanjutnya adalah penyajian data, yaitu mengorganisir
informasi secara sistematis untuk mempermudah dalam menggabungkan dan
merangkai keterikatan antar data dalam menyussun penggambaran proses dan
fenomena yang ada pada obyek penelitian. Dengan data yang tersaji akhirnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
peneliti akan dapat menginterpresentasikan fenomena yang ada dan
membandingkan fenomena tersebut dengan teori yang relevan. Iskandar
(2008) berpendapat bahwa “Dalam penyajian data peneliti dapat dianalisis
oleh peneliti untuk disusun secara sistematis atau simultan sehingga data yang
diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti.”(hlm.223)
3.
Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data
dan penyajian data. Merupakan proses konklusi-konklusi yang terjadi selama
pengumpulan data dari awal sampai proses pengumpulan data berakhir.
Kesimpulan yang perlu diverifikasikan yang dapat berupa suatu pengulangan
yang meluncur cepat, sebagai pemikiran kedua yang timbul melintas dalam
peneliti. Pada waktu menulis dengan melihat kembali sebentar pada field
note. Kesimpulan yang diambil mula-mula masih belum jelas dan masih
bersifat sementara, tetapi kemudian meningkat sampai pada kesimpulan yang
mantap yaitu pernyataan yang telah mmiliki landasan yang kuat.
Untuk lebih jelasnya teknik analisis tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
Penyediaan data
Display data
Reduksi
data
Data Collection
Gambar 2. Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif
(Sumber : Iskandar,2008: 222)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahapan – tahapan yang ditempuh dalam
suatu penelitian yang dimulai dari awal penelitian sampai akhir penelitian. Guna
mempermudah penulisan laporan penelitian, perlu ditetapkan prosedur penelitian
dimana didalamnya dideskripsikan berbagai lagkah-langkah kegiatan yang
dilakukan secara sistematis dalam penelitian.
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan sbelum penyusunan proposal dan
pengurusan ijin penelitian. Pada tahap ini peneliti belum memulai
mengumpulkan data. Kegiatan yang dilakukan meliputi orientasi lapangan
untuk pengenalan kondisi obyek penelitian serta untuk mempersiapkan fisik
dan mental peneliti. Studi pendahuluan ini penting guna pengenalan dan
pembentukan pemahaman awal peneliti tarhadap focus dan obyek penelitian
agar ketika peneliti benar-benar terjun ke lapangan dapat menentukan cara
masuk yang tepat ke obyek untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
penelitian.
2.
Tahap Pra Lapangan
Pada tahap ini dilakukan berbagai kegiatan sebelum peneliti terjun
ke lapangan seperti penyusunan proposal penelitian termasuk pengurusan ijin
pnelitian dan persiapan pelaksanaan penelitian di lapangan. Persiapan yang
dimaksud antara lain meliputi berbagai perlengkapan yang digunakan seperti
alat tulis, alat perekam, rancangan biaya, dan pengaturan perjalanan.
3.
Tahap Lapangan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengupulan data yang
diperlukan.
Bersamaan
dengan
proses
pengumpulan
data
tersebut
berlangsung pula proses analisis awal.
4.
Tahap Analisis Data
Pada
tahap
ini
membaca,
menelaah,
menafsirkan,
mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
mengambil kesimpulan. Analisis yang dilakukan merupakan analisis akhir
dimana peneliti membandingkan data yang diperoleh dilapangan dengan teori
yang relevan. Selanjutnya, berdasarkan analisis tadi dilakukan penarikan
kesimpulan.
5.
Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang hasilnya
berupa laporan penelitian berikutnya penggadaannya.
Secara singkat prosedur dalam penelitian dapat digambarkan dalam
skema sebagai berikut:
Proposal
Analisis Akhir
Pengumpulan Data
dan Analisis Awal
Penarikan
Kesimpulan
Persiapan
Pelaksanaan
Penulisan
Laporan
Perijinan
Penggandaan
Laporan
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi/ Objek Penelitian
1. Gambaran umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I
Kebakkramat
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat adalah
salah satu dari beberapa sekolah negeri yang berada di lingkungan
Kecamatan Kebakkramat. SMP Negeri I Kebakkramat beralamat di Jl.
Solo – Sragen Km. 11 Kebakkramat, Karanganyar. Sekolah ini tergolong
SMP unggulan di lingkungan Kecamatan Kebakkramat. Untuk mengetahui
gambaran secara umum dari sekolah ini, dapat ditinjau dari kondisi
geografis, kondisi demografi, dan kondisi sosial ekonomi dari SMP Negeri
I Kebakkramat:
a. Kondisi geografis
Ditinjau dari letak geografisnya SMP Negeri 1 Kebakkramat
Karanganyar terletak di daerah perkampungan jauh dari keramaian jalan
/lalu lintas dengan jarak 13 km dari kota Kabupaten. Sebagian besar
murid – muridnya dari keluarga yang ekonominya menengah, namun
SMP Negeri 1 Kebakkramat tepat sebagai tempat Wiyata Mandala
karena kondisi lingkungan kondusif, aman dan nyaman.
b. Kondisi demografi
Berdasarkan data statistik penduduk tahun 2006, penduduk
Kecamatan Kebakkramat bertambah dengan keberagaman tingkat
pendidikan dan latar belakang pendidikan orang tua yang sangat
bervariatif, maka minat penduduk untk melanjutkan pendidikan ke
sekolah menengah pertama tergolong masih tinggi, hal ini di tandai dari
pendaftar siswa baru di SMP Negeri 1 Kebakkramat melebihi daya
tampung sekolah pada Tahun Pelajaran 2009/2010. ini menunjukkan
kepercayaan masyarakat terhadap sekolah. Apalagi pada tahun
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
pelajaran 2008/2009 SMP Negeri 1 Kebakkramat out put nya
menduduki peringkat 1 di Kabupaten Karanganyar.
c. Kondisi sosial ekonomi
Kondisi sosial ekonomi masyarakat sangat heterogen yang
terdiri dari komunitas pegawai, komunitas wiraswasta, komunitas
pekerja pabrik, komunitas petani dan komunitas buruh tani dan tukang.
Dengan demikian tingkat kemampuan ekonomipun beragam yaitu
ekonomi mampu, ekonomi kurang mampu atau ekonomi tidak mampu.
Untuk
itu
sekolah
perlu
mempertimbangkan
dalam
masalah
pembiayaan pendidikan dengan cara menempuh sistem subsidi silang
yaitu bagi yang berekonomi mampu membantu kepada yang tidak
mampu. Disamping itu peran serta pemerintah daerah maupun pusat
melalui kebijakan yamng ditetapkan, yakni menempatkan upaya
peningkatan mutu pendidikan sebagai program unggulan.
2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I
Kebakkramat
a. Visi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat
Visi adalah suatu pandangan dan kemampuan untuk melihat
perkembangan di masa depan. Adapun visi dari SMP Negeri I
Kebakkramat adalah “Unggul Dalam Prestasi, Iman, dan Taqwa”. Visi
SMP Negeri I Kebakkramat dapat diwujudkan melalui indikator –
indikator sebagai berikut:
1) Terwujudnya lulusan yang cerdas, berbudi luhur, dan berwawasan
luas
2) Terwujudnya pembelajaran yang efektif dan efisien
3) Terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional
4) Terwujudnya sarana dan prasarana yang mutakhir
5) Terwujudnya perilaku siswa yang berakhlak mulia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
6) Terwujudnya
suasana
lingkungan
sekolah
yang
penuh
kekeluargaan dan tenggang rasa
b. Misi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat
Misi adalah suatu tugas yang harus dilaksanakan oleh lembaga
agar dapat mencapai tujuan yang telah digariskan atau dibuat oleh
lembaga tersebut. Adapun misi dari SMP Negeri I Kebakkramat ini
yaitu:
1) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar menuju hasil out
put/lulusan yang cerdas, berbudi luhur dan berwawasan luas
2) Meningkatkan
kompetensi
guru
dengan
pelatihan
dan
mengefektifkan Kelompok Kerja Guru / MGMP
3) Mewujudkan tenaga Pendidikan dan Kependidikan yang profesional
4) Mewujudkan sarana dan prasarana sekolah yang lengkap dan
mutakhir
5) Mewujudkan budaya dan lingkungan sekolah yang kondusif
6) Mengembangkan kegiatan olah raga prestasi dan seni melalui
Ekstrakurikuler dan Program Pengembangan Diri
7) Memberdayakan Kelompok Kerja Ilmiah
8) Melaksanakan kajian keagamaan untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan serta implementasinya dalam kehidupan sehari-hari
c. Tujuan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat
Tujuan dari sekolah menengah pertama (SMP) Negeri I
Kebakkramat yaitu:
1) Memenuhi terwujudnya lulusan yang cerdas, berbudi luhur, dan
berwawasan luas
2) Memenuhi terwujudnya pembelajaran yang efektif dan efisien
3) Memenuhi terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
4) Memenuhi terwujudnya sarana dan prasarana sekolah yang
mutakhir
5) Memenuhi terwujudnya pengelolaan keuangan dan pembiayaan
yang lancar dan transparan
6) Memenuhi terwujudnya budaya dan lingkungan sekolah yang
kondusif.
7) Memenuhi terwujudnya peran serta masyarakat dan kemitraan
8) Memenuhi terwujudnya rencana-rencana kerja lain yang mengarah
kepada peningkatan dan pengembangan mutu
3. Infrastruktur
Sekolah
Menengah
Pertama
(SMP)
Negeri
I
Kebakkramat
SMP Negeri I Kebakkramat memiliki beberapa gedung yang
difungsikan sebagai sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar.
a. Gedung
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah
antara lain:
1) Ruang kelas yang berjumlah 18 ruangan
2) Ruang Kepala Sekolah
3) Ruang Wakil Kepala Sekolah
4) Ruang Bimbingan dan Konseling
5) Ruang Guru
6) Ruang Tata Usaha (TU)
7) Ruang perpustakaan
8) Ruang tamu
9) Ruang laboratorium IPA
10) Ruang ketrampilan
11) Ruang multimedia
12) Ruang kesenian
13) Ruang gudang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
14) Ruang dapur
15) Ruang UKS
16) Ruang reproduksi
17) Ruang PMR / Pramuka
18) Ruang OSIS
19) Ruang kamar mandi atau WC guru
20) Ruang kamar mandi atau WC siswa
21) Ruang ibadah
22) Ruang ganti
23) Ruang koperasi
24) Ruang hall / loby
25) Ruang kantin
26) Ruang rumah pompa / menara air
27) Ruang bangsal kendaraan
28) Ruang pos jaga
29) Rumah penjaga
30) Lahan tanah. Lahan tanah di SMP Negeri I Kebakkramat dapat
dipakai sebagai lapangan olahraga dan lapangan upacara yang
terdiri dari :
a) Lapangan sepak bola
b) Lapangan volley
c) Lapangan tenis meja
d) Lapangan lompat jauh
e) Lapangan upacara
b. Prasarana
SMP Negeri I Kebakkramat dilengkapi dengan beberapa
prasarana antara lain:
1) Jaringan telepon
2) Jaringan listrik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
3) Internet
4) Akses jalan
Selain itu, SMP Negeri I Kebakkramat juga mempunyai alat
perlengkapan sebagai penunjang belajar siswa, yaitu:
1) Meja
2) Kursi
3) Papan tulis
4) Papan white board
5) Rak buku
6) Almari
7) Meja dan kursi tamu
8) Komputer
9) Mesin ketik
10) OHP proyektor
11) Televisi
12) LCD proyektor
13) Printer
14) Telepone
15) Alat praktikum laboratorium
16) AC dan kipas angin
17) Room speaker
18) Dispenser
19) Mesin hitung
20) Mesin stensil
21) Radio tape
22) Kalkulator
23) VCD Player
24) Peralatan jahit
25) Generator
26) Tape recorder
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
27) CPU
28) Laptop
29) Mikroskop
30) Filling cabinet
c. Perpustakaan
SMP Negeri I Kebakkramat mempunyai satu gedung yang
difungsikan sebagai ruang perpustakaan. Perpustakaan SMP Negeri I
Kebakkramat ini berfungsi untuk melayani dan menyediakan buku
referensi pelajaran bagi guru dan peserta didiknya. Perpustakaan ini
sebagai penunjang kegiatan akademik dalam proses pembelajaran yang
berlangsung antara guru dan peserta didik. Perpustakaan di SMP Negeri
I Kebakkramat ini berada di bawah wewenang dan tanggung jawab
kepala sekolah.
Di perpustakaan ini juga terdapat fasilitas – fasilitas penunjang
yang meliputi:
1)
Meja perpustakaan sebamyak 12 buah
2)
Kursi sebanyak 40 buah
3)
Almari dan rak buku sebanyak 8 buah
4)
Komputer sebanyak 1 buah
5)
Televisi sebanyak 1 buah
6)
LCD sebanyak 1 buah
7)
VCD atau DVD player sebanyak 1 buah
Sedangkan koleksi buku yang ada di perpustakaan SMP Negeri
I Kebakkramat digolongkan menjadi beberapa klasifikasi yaitu:
1) Buku pelajaran yang terdiri dari semua mata pelajaran yang
berjumlah 5.120 buah
2) Buku bacaan yang meliputi novel, buku ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berjumlah 5.200 buah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
3) Buku referensi yang meliputi kamus, dan ensiklopedia yang
berjumlah 310 buah
4) Jurnal yang berjumlah 65 buah
5) Majalah yang berjumlah 1.225 buah
6) Surat kabar yang berjumlah 1.880 buah
4. Keadaan Guru, Karyawan Tata Usaha dan Peserta Didik Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat
Pada tahun ajaran 2011/2012 SMP Negeri I Kebakkramat
memiliki tenaga pendidik sebanyak 41 orang, yang terdiri dari 39 guru
tetap yang telah berstatus PNS dan 2 guru tidak tetap yang berstatus guru
bantu. Tenaga pendidik di SMP Negeri I Kebakkramat memiliki tugas
mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan dan keahlian masing –
masing yang terdiri dari berbagai mata pelajaran antara lain IPA,
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama, IPS,
Penjasorkes, Seni Budaya, PKn, TIK/Ketrampilan, dan BK, Bahasa Jawa.
Tenaga pendidik di SMP Negeri I Kebakkramat juga melakukan
kegiatan
pengembangan
kompetensi
untuk
meningkatkan
profesionalismenya sebagai seorang guru. Kegiatan pengembangan
kompetensi guru di SMP Negeri I Kebakkramat ini adalah: penataran
KBK/KTSP, penataran metode pembelajaran (termasuk CTL/ Contecstual
Teaching and Learning), penataran PTK, penataran karya tulis ilmiah,
sertifikasi profesi/kompetensi, penataran PTBK, dan penataran lainnya.
Selain memiliki memiliki tenaga pendidik, SMP Negeri I
Kebakkramat
memperlancar
juga
memiliki
kegiatan
tenaga
administrasi
pendukung
sekolah
yang
yaitu
membantu
tata
usaha,
perpustakaan, laboran laboratorium IPA, teknisi laboratorium komputer,
laboran laboratorium bahasa, PTD (Pendidikan Teknik Dasar), kantin,
penjaaga sekolah, tukang kebun, dan keamanan. Guru – guru di SMP
Negeri I Kebakkramat juga memiliki banyak prestasi yang membanggakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
sekolah baik di tingkat kabupaten, provinsi, ataupun nasional. Prestasi
tersebut yaitu: lomba PTK, lomba karya tulis inovasi pembelajaran, lomba
guru berprestasi dan lomba – lomba lainnya.
Jumlah keseluruhan peserta didik di SMP Negeri I Kebakkramat
pada tahun ajaran 2011/2012 berjumlah 595 orang yang terdiri dari 197
orang kelas VII, kelas VIII sebanyak 205 orang, dan kelas IX sebanyak
198 orang. Kelas VII dibagi dalam 5 rombongan belajar, kelas VIII dibagi
dalam 6 rombongan belajar, dan kelas IX dibagi dalam 7 rombongan
belajar. Sedangkan jumlah keseluruhan kelas yang ada di SMP Negeri I
Kebakkramat
adalah
sebanyak
18
ruang
kelas.
Prestasi
yang
membanggakan juga pernah diperoleh oleh siswa siswi SMP Negeri I
Kebakkramat. Prestasi akademik yang diperoleh SMP Negeri I
Kebakkramat adalah juara II lomba sains matematika tingkat kabupaten,
juara II lomba rumpun mata pelajaran bahasa tingkat kabupaten, juara I
tingkat kecamatan nilai ujian nasional, juara 2 nilai ujian nasional tingkat
kabupaten. Selain prestasi akademik, banyak prestasi juga diperoleh dari
prestasi non akademik yaitu juara 2 bola volly tingkat kabupaten, juara
tenis lapangan tingkat kabupaten dan propinsi, dan masih banyak prestasi
– prestasi lain baik di bidang akademik maupun non akademik.
B. Deskripsi Temuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian, dalam sub bab ini peneliti akan
memaparkan hasil temuan penelitian yang berkaitan dengan implementasi
pelaksanaan supervisi kepala sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri I Kebakkramat. Selain itu, peneliti juga akan mengemukakan mengenai
kendala – kendala dalam kegiatan supervisi beserta upaya dalam menghadapi
kendala tersebut dan tindak lanjut supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah
SMP Negeri I Kebakkramat. Berikut hasil temuan penelitian mengenai
implementasi pelaksanaan supervisi kepala sekolah di SMP Negeri I
Kebakkramat:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
1.
Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri I
Kebakkramat.
Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007
tentang standar kepala sekolah/madrasah menegaskan bahwa seorang kepala
sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu:
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Salah satu
kompetensi yang berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran di sekolah adalah
kompetensi supervisi. Peraturan pemerintah itulah yang melatarbelakangi
diadakannya kegiatan supervisi pendidikan di sekolah. Seperti pendapat yang
diungkapkan oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012,
“Supervisi pendidikan disini dilakukan untuk melaksanakan Permendiknas
No. 13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah yang salah
satunya berisi kompetensi supervisi serta untuk membina guru dalam
meningkatkan mutu proses pembelajaran”.
Kegiatan supervisi akademik pada intinya adalah membina guru
dalam proses pembelajaran. Sasaran kegiatan supervisi adalah guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang terdiri dari materi pokok dalam
proses
pembelajaran,
penyusunan
silabus
dan
RPP,
pemilihan
strategi/metode/teknik pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran
serta penelitian tindakan kelas. Selain itu, kegiatan supervisi akademik juga
mempunyai tujuan dan fungsi terhadap pembelajaran. Adapun tujuan dan
fungsi dari supervisi akademik adalah:
a. Tujuan supervisi
Kegiatan supervisi pendidikan mempunyai beragam tujuan dalam
pelaksanaannya, dimana tujuan utamanya tetap mengacu pada perbaikan
dan pembinaan guru dalam mengembangkan kompetensinya yang akan
mengarah pada peningkatan profesionalisme kinerja guru atau tenaga
pendidik. Selain itu, tujuan dari adanya supervisi yaitu untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik. Dengan adanya
tujuan supervisi pendidikan yang jelas maka pelaksanaan kegiatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
supervisi juga dapat berjalan sebagaimana mestinya. Seperti yang
diungkapkan oleh informan I dalam wawancara tanggal 3 April 2012,
“Tujuan dari dilakukannya kegiatan supervisi di sekolah itu misalnya
untuk membantu guru mengembangkan kompetensi atau kemampuannya,
terus sebagai pengembangan kurikulum, dan mengembangkan kelompok
kerja guru dan untuk bimbingan kegiatan PTK mbak.”
Senada dengan yang diungkapkan oleh informan II dalam
wawancara pada tanggal 3 April 2012,
Tujuan dari adanya kegiatan supervisi itu ya untuk mengetahui
tercapainya pelaksanaan belajar mengajar dan tugas – tugas lain
sesuai dengan tugas pokok profesi. Selain itu juga bertujuan untuk
pengembangan kompetensi dari masing – masing guru juga untuk
mengembangkan kelompok kerja gurunya.
Pernyataan kedua informan tersebut diperkuat oleh pernyataan
dari informan III dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012, “Supervisi
kepala sekolah itu diadakan dengan maksud agar guru itu mampu
mengembangkan kompetensi atau kemampuannya mbak, dan tujuan dari
adanya supervisi mengarah pada peningkatan profesionalisme guru”.
Dari beberapa pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada
umumnya tujuan dari adanya kegiatan supervisi pendidikan di SMP
Negeri I Kebakkramat mempunyai tujuan sebagai berikut:
1) Membantu
guru
dalam
mengembangkan
kompetensinya.
mengembangkan kurikulum pendidikan.
2) Mengembangkan kelompok kerja guru.
3) Membimbing penelitian tindakan kelas (PTK).
4) Sebagai perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara
total.
b. Fungsi supervisi
Supervisi pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah juga
mempunyai beberapa fungsi. Supervisi pendidikan akan terlaksana dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
baik apabil fungsi – fungsi yang ada diterapkan dengan baik pula,
sehingga tujuan supervisi dapat dicapai seperti yang diharapkan. Supervisi
pendidikan bukan hanya sebagai kontrol untuk melihat apakah kegiatan
sudah berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan sebagai
pengembangan profesionalisme kinerja guru. Seperti yang dikemukakan
oleh informan III dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012, “Supervisi
kepala sekolah yang dilakukan disini ya dapat berfungsi sebagai sumber
informasi bagi pengembangan profesionalisme guru. Melalui informasi
yang disampaikan kepala sekolah nantinya akan menjadi masukan yang
baik kan buat gurunya mbak”.
Sedangkan pendapat yang dikemukakan oleh informan I dalam
wawancara pada tanggal 2 April 2012,
Kepala sekolah dalam melakukan kegiatan supervisi itu sendiri
berfungsi untuk memberikan masukan ataupun informasi buat
guru kalo mereka mempunyai kekurangan atau permasalahan
yang mereka hadapi dalam kaitannya dengan peningkatan
profesionalisme kerja guru disini yang akan berujung pada
peningkatan kualitas pembelajaran nantinya mbak.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat dari informan IV
dalam wawancara pada tanggal 5 April 2012,
Manfaat dari adanya kegiatan supervisi itu kan sangat berdampak
besar terhadap guru mbak. Melalui supervisi, guru dapat
meningkatkan
kemampuan
profesionalnya,
khususnya
kemampuan mengajar dalam kelas, serta meningkatkan
ketrampilan mengajar guru. Nanti kan supervisi itu bisa
berdampak pada siswa juga mbak.
Dari ketiga pendapat tersebut, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa kegiatan supervisi yang dilakukan di SMP Negeri I Kebakkramat
mempunyai beragam fungsi bagi guru atau tenaga pendidik. Kepala
sekolah SMP Negeri I Kebakkramat selaku pelaksana kegiatan supervisi
yang dibantu oleh guru – guru senior yang telah didelegasikan wewenang
oleh kepala sekolah sebagai guru supervisor untuk membantu melancarkan
kegiatan supervisi yang telah melakukan kegiatan supervisi dengan baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
sehingga kegiatan supervisi tersebut berguna bagi pengembangan
profesionalisme kerja guru yang disupervisi. Banyak fungsi yang
diperoleh dari adanya kegiatan supervisi ini, akan tetapi tujuannya sama.
Berbagai fungsi dari adanya supervisi di SMP Negeri I Kebakkramat,
yaitu:
1) Sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.
2) Meningkatkan kemampuan mengajar guru.
3) Meningkatkan ketrampilan mengajar.
4) Serta mendorong guru ke arah perbaikan profesi guru.
Kegiatan supervisi akademik lebih mengarah pada peningkatan
kualitas pembelajaran. Dalam melakukan supervisi akademik, kepala sekolah
sebagai supervisor harus melakukan langkah – langkah supervisi akademik
agar kegiatan supervisi berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Langkah observasi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pra observasi,
observasi, dan post observasi. Adapun penjelasan dari langkah – langkah
supervisi akademik adalah sebagai berikut:
1) Pra observasi
Kegiatan pra observasi merupakan kegiatan persiapan sebelum
supervisi dilakukan. Sebelum observasi dilakukan, baik kepala sekolah,
guru senior supervisor, dan guru yang akan disupervisi harus melakukan
persiapan sesuai dengan keperluan masing – masing agar kegiatan
supervisi berjalan dengan lancar dan akan mencapai hasil yang maksimal.
Adapun persiapan perlu dilakukan untuk melaksanakan kegiatan supervisi
akademik adalah:
a) Jadwal Supervisi
Kegiatan supervisi harus dilakukan secara terjadwal dan
secara rutin. Tujuan dari supervisi yang dilakukan secara terjadwal
adalah untuk terus meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh guru
yang disupervisi serta untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
kelas yang akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
Pelaksanaan
kegiatan
supervisi
di
SMP
Negeri
I
Kebakkramat rutin dilakukan yang berpedoman pada jadwal yang
telah dibuat oleh sekolah. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh
Kepala Sekolah SMP Negeri I Kebakkramat selaku informan I dalam
wawancara tanggal 2 April 2012,
Kegiatan pelaksanaan supervisi di sekolah ini dilakukan
secara berkala sesuai dengan jadwal yang berlaku yang telah
ada dan dengan disesuaikan dengan jadwal / kalender
akademik yang telah ada serta melibatkan guru senior yang
bertindak sebagai supervisor dengan beberapa kompetensi
yang telah dimilikinya. Selain itu, kegiatan supervisi disini
juga dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan tujuan dari
supervisi itu sendiri.
Pernyataan dari informan I tersebut juga diperkuat oleh
pernyataan yang disampaikan oleh informan III dalam wawancara
pada tanggal 2 April 2012,
Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah disini sudah
dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan tujuan supervisi
pendidikan serta mengacu pada prinsip – prinsip supervisi
akademik yang telah ada. Kegiatannya juga dilakukan secara
terjadwal mbak, jadi tinggal melaksanakan sesuai jalwalnya.
Namun tidak dapat dipungkiri juga mbak, kalo kegiatan di
luar sekolah itu juga masih banyak lagi. Jadi jika ada yang
tidak bisa disupervisi karena ada keperluan ya bisa diganti
hari lain dengan koordinasi dari supervisornya. Tapi
pelkasanaannya masih berpedoman pada jadwal yang ada.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya dokumen
tentang jadwal supervisi yang ada di SMP Negeri I Kebakkramat.
jadwal tersebut dijadikan pedoman waktu pelaksanaan supervisi.
Dokumen mengenai jadwal supervisi tersebut terlampir.
Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan di
SMP Negeri I Kebakkramat, bahwa penjadwalan kegiatan supervisi
akademik ini juga dibuktikan dengan hasil observasi yang dilakukan
oleh peneliti, bahwa kegiatan supervisi tersebut memang terjadwal
dan dilakukan dengan berpedoman jadwal yang ada. Akan tetapi tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
menutup kemungkinan pelaksanaan supervisi dilakukan tidak
berdasarkan jadwal. Namun, berdasarkan kesepakatan antara guru
yang disupervisi dengan supervisor, hal itu dikarenakan waktu yang
berbenturan dengan tugas guru di luar kegiatan supervisi.
Dari hasil wawancara, dokumen, serta observasi yang
dilakukan peneliti maka diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan
supervisi yang dilaksanakan di SMP Negeri I Kebakkramat sudah
dialkukan secara terjadwal dan terprogram dengan baik serta dengan
melibatkan guru senior yang bertindak sebagai supervisor yang
disesuaikan dengan kompetensi masing – masing yang dimilikinya.
b) Persiapan Kepala Sekolah
Dalam melakukan kegiatan supervisi akademik, kepala
sekolah selaku pelaksana atau sebagai supervisor harus menyiapkan
segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan supervisi
akademik yang akan dilaksanakannya bersama dengan guru senior
yang bertindak sebagai supervisor. Kelengkapan supervisi yang harus
dipersiapkan antara lain adalah instrumen penilaian supervisi yang
sesuai dengan tujuan, sasaran, objek, metode, teknik dan pendekatan
yang telah direncanakan, pendelegasian wewenang kepada guru senior
sebagai
supervisor.
Selain
itu
kepala
sekolah
juga
harus
memperhatikan kesiapan guru senior sebagai supervisor, kesiapan
guru yang disupervisi, serta kesiapan peserta didiknya. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut:
(1) Instrumen penilaian supervisi
Instrumen penilaian supervisi merupakan kelengkapan
supervisi yang utama dalam pelaksanaan supervisi akademik.
Selain itu, dengan adanya instrumen penilaian tersebut, dapat
mempermudah
seorang
kepala
sekolah
untuk
melakukan
penilaian dan tindak lanjut dalam supervisi. Instrumen merupakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
hal yang utama karena instrumen berfungsi sebagai penilaian
yang merupakan proses sistematik untuk menentukan tingkat
keberhasilan yang dicapai guru yang disupervisi. Tujuan dari
adanya penilaian tersebut adalah untuk menentukan apakah guru
dalam mengajar telah mencapai kriteria yang telah ditentukan.
Seperti yang pernyataan yang diungkapkan oleh pendapat
informan I dalam wawancara pada tanggal 16 April 2012,
Banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum supervisi
dilakukan, akan tetapi bagi supervisor yang paling
penting itu ya menyiapkan instrumen penilaiannya,
karena itu nanti kan hubungannya dengan penilaian
tindak lanjut supervisi.
Berdasarkan observasi peneliti yang telah dilakukan di
SMP Negeri I Kebakkramat, bahwa dalam melakukan supervisi
akademik supervisor menggunakan instrumen penilaian supervisi
untuk menilai guru yang disupervisi. Lembar penilaian tersebut
diisi oleh supervisor yang mengamati proses mengajar guru di
dalam kelas. Ketika proses pembelajaran berlangsung, supervisor
duduk di belakang kelas agar tidak mengganggu konsentrasi
peserta didik dan tidak menimbulkan rasa takut guru yang
disupervisi.
Selain itu, penggunaan instrumen penelitian juga
diperkuat oleh adanya dokumen lembar penelitian yang
digunakan
untuk
mensupervisi
guru
di
SMP
Negeri
I
Kebakkramat. Lembar penilaian tersebut dibawa oleh supervisor
sebelum masuk kelas untuk mensupervisi guru. Lembar penilaian
supervisi tersebut terlampir.
Dari hasil wawancara, observasi, serta dokumen yang
ada peneliti dapat menyimpulkan bahwa instrumen penilaian
supervisi merupakan hal yang perlu disiapkan oleh kepala sekolah
ssebagai supervisor sebelum melakukan supervisi. Instrumen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
tersebut berguna untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki
guru, mengevaluasi guru yang disupervisi dan untuk menentukan
tindak lanjut dari supervisi tersebut.
(2) Delegasi wewenang kepada guru senior
Dalam melaksanakan supervisi akademik, kepala sekolah
sebagai supervisor tidak dapat melakukannya sendiri, hal itu
dikarenakan banyaknya tugas yang harus diselesaikan oleh kepala
sekolah selaku pimpinan sekolah. Banyak agenda – agenda serta
tugas yang harus diselesaikan oleh kepala sekolah. Oleh karena itu,
dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah dibantu
oleh guru senior yang akan bertindak sebagai supervisor. Hal itu
seperti yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara pada
tanggal 2 April 2012,
Dalam pelaksanaan supervisi, tentu saya tidak mampu
kalo harus mengerjakan sendiri. Maka dalam
pelaksanaannya saya memerlukan bantuan guru senior
yang ditunjuk sebagai supervisor dengan cara memberikan
surat tugas kepada guru supervisor dan telah mendapatkan
SK (Surat Keterangan)
Adanya pendelegasian tersebut dapat dibuktikan dengan
adanya dokumen yang disebut dengan Surat Keterangan (SK)
supervisi. SK supervisi tersebut di SMP Negeri I Kebakkramat
sebagai bukti dari adanya penugasan atau pendelegasian wewenang
dari kepala sekolah kepada guru senior sebagai supervisor untuk
melakukan supervisi sesuai dengan prosedur yang telah ada.
Dokumen mengenai pendelegasian wewenang dari kepala sekolah
kepada guru senior tersebut diperkuat dengan pernyataan dari
informan III dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
Supervisi kepala sekolah tidak hanya dilakukan oleh
kepala sekolah saja, namun dalam pelaksanaannya kepala
sekolah dibantu oleh guru senior sebagai supervisor. Hal
itu dikarenakan tugas kepala sekolah itu kan banyak sekali
mbak, tidak hanya mengurusi masalah supervisi saja.
Beliau juga banyak kegiatan di luar karena beliau sebagai
pengurus MKKS.
Dari hasil wawancara dan dari dokumen yang ada, peneliti
dapat menyimpulkan bahwa pendelegasian wewenang dari kepala
sekolah kepada guru senior yang berfungsi sebagai supervisor
dilakukan karena kepala sekolah tidak mungkin melaksanakan
kegiatan supervisi sendiri, mengingat terbatasnya waktu dan
banyaknya guru yang harus disupervisi. Pendelegasian tersebut
melalui adanya Surat Keterangan (SK) yang berfungsi sebagai surat
tugas kepada guru senior untuk membantu kepala sekolah dalam
melakukan supervisi.
(3) Kesiapan guru senior sebagai supervisor
Guru senior yang akan bertugas membantu kepala sekolah
dalam
melakukan
kegiatan
supervisi
harus
menyiapkan
kelengkapan yang diperlukan untuk mensupervisi. Kelengkapan
yang disediakan kurang lebih sama dengan kepala sekolah, seperti
yang telah dijelaskan di atas bahwa seorang supervisor harus
menyiapkan instrumen penilaian supervisi. Seperti pernyataan yang
diungkapkan oleh informan III dalam wawancara pada tanggal 16
April 2012,
Instrumen yang digunakan guru senior supervisor dalam
supervisi akademik itu ya sama dengan instrumen yang
dipake kepala sekolah, karena itu kan formatnya sama.
Kita disini porsinya sama – sama sebagai supervisor dan
sebagai mitra kerja yang baik dengan kepala sekolah
dalam membantu melaksnakan supervisi.
Senada dengan pernyataan dari informan V dalam
wawancara pada tanggal 17 April 2012,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
Sebagai bentuk persiapan sebelum melakukan supervisi
kepada guru ya harus menyiapkan lembar penilaian yang
akan dibawa ke dalam kelas. Instrumennya juga sama
seperti instrumen yang disunakan oleh kepala sekolah.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti
di SMP Negeri I Kebakkramat, bahwa dalam melakukan supervisi
akademik supervisor menggunakan instrumen penilaian supervisi
untuk menilai guru yang disupervisi. Lembar penilaian tersebut
diisi oleh supervisor yang mengamati proses mengajar guru di
dalam kelas. Ketika proses pembelajaran berlangsung, supervisor
duduk di belakang kelas agar tidak mengganggu konsentrasi
peserta didik dan tidak menimbulkan rasa takut guru yang
disupervisi.
Selain itu, penggunaan instrumen penelitian juga diperkuat
oleh adanya dokumen lembar penelitian yang digunakan untuk
mensupervisi guru di SMP Negeri I Kebakkramat. Lembar
penilaian tersebut dibawa oleh supervisor sebelum masuk kelas
untuk mensupervisi guru. Lembar penilaian supervisi tersebut
terlampir.
Dari hasil wawancara, observasi, serta dokumen yang ada
peneliti dapat menyimpulkan bahwa instrumen penilaian supervisi
merupakan hal yang perlu disiapkan oleh supervisor sebelum
melakukan supervisi. Instrumen tersebut berguna untuk mengetahui
kompetensi
yang
dimiliki
guru,
mengevaluasi
guru
yang
disupervisi dan untuk menentukan tindak lanjut dari supervisi
tersebut.
(4) Kesiapan guru yang disupervisi
Dalam
hal
implementasi
supervisi,
kesiapan
guru
merupakan hal yang paling utama, karena tujuan utama dari adanya
kegiatan supervisi ini adalah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran
dimana
commitguru
to useradalah
pelaku
utama
dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
pembelajaran di kelas. Meskipun guru tidak sepenuhnya sebagai
pusat pembelajaran di kelas, akan tetapi guru tetap menjadi
pembimbing dalam kegiatan pembelajaran.
Agar mencapai target pembelajaran yang diinginkan
tersebut, seorang guru yang akan disupervisi harus menyiapkan hal
– hal apa saja yang harus disiapkan sebelum disupervisi. Kegiatan
supervisi
akan
berdampak
terhadap
peningkatan
kualitas
pembelajaran, oleh karena itu guru yang disupervisi harus
menyiapkan kelengkapan supervisinya yaitu menyangkut perangkat
pembelajaran, proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), media
pembelajaran, serta evaluasi terhadap pembelajaran. Hal itu seperti
yang diungkapkan oleh informan VI dalam wawancara pada
tanggal 4 April 2012,
Hal – hal yang perlu dipersiapkan sebelum supervisi itu
meliputi perencanaan pembelajaran antara lain ya RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), silabus, materi
pembelajaran. Pada intinya ya semua yang termasuk
dalam
administrasi
pembelajarannya.
Proses
pembelajarannya juga diamati, tidak hanya sampai di
proses pembelajarannya saja mbak, tapi juga sampai tahap
evaluasi pembelajarannya yang meliputi naskah soal,
daftar nilai, dan analisi serta diadakan remidi bagi siswa
yang nialinya belum tuntas.
Hal tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan
oleh informan VII dalam wawancara pada tanggal 7 April 2012,
Yang disiapkan sebelum disupervisi itu antara lain
program KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), perangkat
KBM yang meliputi silabus, RPP, dan materi, kemudian
proses KBM, pelaksanaan evaluasi pembelajaran, program
perbaikan atau pengayaan.
Kedua pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan
dari informan VIII dalam wawancara pada tanggal 9 April 2012,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
Semua yang menyangkut kelengkapan dalam perangkat
pembelajaran itu pasti disupervisi. Kelengkapannya ya
meliputi RPP, silabus, jurnal, dan materi yang akan
diajarkan di kelas nanti. Selain itu penggunaan media
pembelajaran juga diamati oleh supervisor. Tidak hanya
itu saja mbak, proses pembelajaran di kelas juga
diperhatikan.
Dari ketiga pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa
guru yang disupervisi harus menyiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kelengkapan administrasi pembelajaran
seperti RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), silabus, metode
pembelajaran, jurnal pembelajaran, serta penggunaan media
pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan materi yang akan
diajarkan. Selain itu, proses pembelajaran, dan interaksi dengan
siswa juga menjadi hal yang penting dalam pengamatan supervisi.
2) Observasi
Kegiatan observasi atau yang disebut dengan proses supervisi
akademik di SMP Negeri I Kebakkramat yang telah diamati oleh peneliti
meliputi pelaksanaan observasi, teknik yang digunakan, dan prinsip –
prinsip yang diterapkan dalam supervisi. Adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut:
(a) Pelaksanaan observasi
Setelah menyiapkan segala hal yang dibutuhkan sebelum
supervisi dimulai, tahap selanjutnya adalah proses berlangsungnya
kegiatan observasi kepada guru yang disupervisi. Selama kegiatan
observasi supervisi berlangsung, supervisor melakukan penilaian
terhadap guru yang disupervisi dengan lembar penilaian yang sudah
ada. Sewaktu proses penilaian tersebut berlangsung, supervisor duduk
di belakang agar tidak mengganggu konsentrasi peserta didik. Hal itu
seperti dengan pernyataan dari informan I dalam wawancara pada
tanggal 9 April 2012,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
Ketika proses supervisi berlangsung, supervisor melakukan
penilaian dengan membawa form penilaian dan
memposisikan dirinya di meja paling belakang agar kondisi
pembelajaran tetap kondusif, selain itu agar guru yang
disupervisi tidak gugup.
Senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh informan
III dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012,
Waktu observasi berlangsung, yang dilakukan oleh
supervisor ya menilai guru yang disupervisi dengan
membawa instrumen penilaian yang telah disediakan. Yang
dinilai ya meliputi aspek – aspek yang ada di dalam
instrumen tersebut. Penilaian dilakukan oleh supervisor
dengan posisi supervisor duduk di meja paling belakang.
Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di SMP
Negeri I Kebakkramat, bahwa selama proses penilaian berlangsung,
supervisor melakukan penilaian dengan mengamati proses mengajar
guru yang disupervisi di kelas. Pengamatan dilakukan oleh supervisor
dengan cara duduk di belakang kelas agar tidak mengganggu jalannya
pembelajaran
dengan
membawa
lembar
penilaian
supervisi.
Pengamatan dilakukan dengan melihat aspek – aspek apa saja yang
ada di lembar penilaian tersebut.
Dari hasil wawancara dan observasi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan observasi dilakukan oleh supervisor
(kepala sekolah dan guru senior) dengan membawa instrumen
penilaian. Dalam melakukan penilaian, supervisor berada di dalam
kelas paling belakang agar tidak mengganggu proses pembelajaran
yang berlangsung di dalam kelas.
(b) Teknik yang digunakan dalam supervisi
Metode atau teknik yang diapakai oleh supervisor dalam
melakukan supervisi ada berbagai macam. Kegiatan supervisi yang
dilakukan di SMP Negeri I Kebakkramat dilakukan dengan berbagai
teknik atau metode dengan
commitharapan
to user agar tujuan dari supervisi dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
dicapai dengan efektif dan efisien. Teknik supervisi yang digunakan
disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi yang ada. Teknik
supervisi yang digunakan pada umumnya yaitu secara individu dan
secara kelompok. Hal itu senada dengan pernyataan dari informan I
dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012,
Dalam melaksanakan supervisi perlu dengan menggunakan
teknik. Teknik yang digunakan beragam, tergantung kondisi
yang ada. Apabila situasi memungkinkan, teknik supervisi
secara individu dapat digunakan untuk mendapatkan hasil
yang maksimal. Namun apabila kondisi yang tidak
memungkinkan serta keterbatasan waktu, maka tekink
supervisi kelompok bisa digunakan. Kalo secara kelompok
itu dengan cara mengelompokkan guru yang memiliki
permasalahan yang sama sehingga lebih efisien.
Pernyataan
dari
informan
I
tersebut
senada
dengan
pernyataan dari informan III dalam wawancara pada tanggal 4 April
2012,
Supervisi biasanya dilakukan dengan model tradisional yang
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan teknik kunjungan kelas atau observasi kelas.
Namun pada pelaksanaannya, kegiatan supervisi dapat
dilakukan secara individu ataupun secara kelompok. Kalo
individu ya jelas secara pribadi gurunya masing – masing.
Tapi kalo secara kelompok itu biasanya dikelompokkan
sesuai dengan permasalahan yang ada.
Kedua pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan dari
informan VI dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012,
Kepala sekolah dan guru supervisor disini biasanya
menggunakan teknik supervisi individual atau perseorangan
dengan cara mengadakan kunjungan kelas, observasi kelas,
baik itu hanya mengamati di luar kelas atau jika
memungkinkan ya masuk ke kelas. Namun teknik secara
kelompok juga diterapkan dengan mengelompokkan guru
sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
Dari pernyataan ketiga informan tersebut dapat diketahui
bahwa teknik supervisi yang dilakukan di SMP Negeri I Kebakkramat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
dapat secara individual atau secara kelompok dengan melihat situasi
dan kondisi yang ada. Teknik secara individual dilakukan dengan cara
kunjungan kelas atau observasi kelas, sedangkan teknik kelompok
dengan cara mengelompokkan guru yang mempunyai permasalahan
yang sama untuk dilakukan tindak lanjut oleh supervisor. Teknik
supervisi secara kelompok dapat dikemas dengan beragam cara yaitu
dengan cara rapat, workshop, lokakarya, diklat atau bahkan diskusi.
(c) Prinsip yang digunakan dalam supervisi
Dalam kegiatan supervisi pendidikan, juga dikenal adanya
prinsip
–
prinsip
dalam
pelaksanaannya.
Setiap
supervisor
menerapkan satu atau lebih dari satu prinsip supervisi dalam
melaksanakan program supervisi pendidikan. Beberapa prinsip yang
dietrapkan dalam kegiatan supervisi akan sangat mempengaruhi
pelaksanaan supervisi yang dilakukannya. Supervisor pendidikan di
SMP Negeri I Kebakkramat tentu memiliki prinsip – prinsip supervisi
yang diaplikasikan ke dalam kegiatan supervisinya. Prinsip supervisi
yang diterapkan beragam, yang paling utama adalah dalam
menjalankan tindakan supervisi sabaiknya seorang supervisor harus
memperhatikan prinsip – prinsip supervisi. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara pada
tanggal 2 April 2012,
Prinsip – prinsip supervisi yang saya terapkan dalam setiap
supervisi mengacu pada pedoman supervisi yang ada. Banyak
prinsip yang saya terapkan, yaitu prinsip praktis, sistematis,
objektif, realistis, antisipatif, konstruksif, kooperatif,
demokratis, berkesinambungan, terpadu dan kooperatif.
Prinsip yang saya terapkan juga disesuaikan dengan
kebutuhan dari guru yang saya supervisi mbak, selain itu
tergantung kebutuhan juga.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan dari
informan II dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
Bapak kepala sekolah dan guru yang bertindak sebagai
supervisor disini pada dasarnya menerapkan prinsip
keterbukaan dalam melaksanakan supervisi, dan dalam
pelaksanaan tugasnya saling mengisi dan membantu dalam
melaksanakan tujuan program sesuai dengan jadwal yang
sudah ada. Selain prinsip keterbukaan, para supervisor juga
menerapkan prinsip demokratis, sistematis, kooperatif dan
berkesinambungan. Apapun prinsip yang diterapkan oleh
supervisor, yang penting pada intinya guru yang disupervisi
merasa nyaman dan tidak takut kalo disupervisi.
Kedua pernyataan tersebut masih diperkuat lagi dengan
pernyataan dari informan III dalam wawancara pada tanggal 4 April
2012,
Prinsip yang diterapkan oleh supervisor disini beragam ya
mbak, disesuaikan dengan kebutuhan serta situasi dan kondisi
juga. Kan tidak mungkin banyak prinsip dari supervisi itu
bisa diterapkan dalam setiap kegiatan supervisi. Biasanya
prinsip supervisi yang sering diterapkan yaitu praktis,
demokratis, sistematis, kooperatif dan berkesinambungan.
Dari ketiga pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa prinsip
supervisi pendidikan yang diterapkan dalam kegiatan supervisi di
SMP Negeri I Kebakkramat adalah prinsip praktis, sistematis,
objektif, realistis, antisipatif, konstruksif, kooperatif, demokratis,
berkesinambungan, terpadu, dan komprehensif. Prinsip tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
(1) Prinsip praktis
Prinsip praktis artinya mudah dikerjakan sesuai dengan kondisi
atau keadaan sekolah.
(2) Prinsip sistematis
Prinsip sistematis artinya dapat dikembangkan sesuai dengan
perencanaan program supervisi yang matang dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
(3) Prinsip objektif
Prinsip objektif artinya seorang supervisor harus memberikan
masukan sesuai dengan aspek – aspek instrumen. Dan harus
dilaksanakan atas hubungan profesional antara supervisor dengan
guru yang disupervisi, bukan atas dasar hubungan pribadi.
(4) Prinsip realistis
Prinsip realistis artinya berdasarkan pada kenyataan yang
sebenarnya, tidak dibuat – buat ataupun direkayasa.
(5) Prinsip antisipatif
Prinsip antisipatif artinya seorang supervisor harus mampu
mengatasi masalah – masalah yang mungkin akan terjadi dalam
kegiatan supervisi.
(6) Prinsip konstruksif
Prinsip konstruksif artinya mampu mengembangkan kreativitas
mengajar guru dan inovasi guru dalam mengembangkan proses
pembelajaran.
(7) Prinsip kooperatif
Prinsip kooperatif artinya terjadi kerjasama yang baik antara
supervisor dengan guru yang disupervisi dalam kaitannya dengan
mengembangkan kegiatan pembelajaran.
(8) Prinsip demokratis
Prinsip demokratis artinya supervisor tidak boleh mendominasi
pelaksanaan supervisi. Guru yang disupervisi juga harus berperan
dalam kegiatan supervisi.
(9) Prinsip berkesinambungan
Prinsip berkesinambungan artinya supervisi dilakukan secara
teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah dan guru senior
sebagai supervisor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
(10) Prinsip terpadu
Prinsip terpadu artinya kegiatan supervisi harus menyatu dengan
program akademik pendidikan.
(11) Prinsip komprehensif
Prinsip komprehensif artinya kegiatan supervisi harus memenuhi
tujuan supervisi yang ada.
(d) Tipe supervisi yang diterapkan
Tipe supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sangat
beragam. Tipe – tipe supervisi yang diterapkan tentu sangat
berpengaruh terhadap guru yang disupervisi, baik itu berupa pengaruh
positif atau mungkin sebaliknya. Hasil wawancara dengan informan
VI pada tanggal 4 April 2012, “Kepala sekolah dan guru supervisor
disini cenderung memiliki tipe supervisi demokratis”. Hal itu senada
dengan prndapat dari informan II dalam wawancara pada tanggal 3
April 2012,
Bapak kepala sekolah dan guru supervisor disini memiliki
tipe supervisi demokratis dan terbuka terhadap guru yang
disupervisi. Beliau memiliki tipe supervisi demokratis karena
tidak ingin hanya supervisornya saja yang berperan dalam
kegiatan supervisi namun diharapkan guru yang disupervisi
juga mampu berperan aktif.
Kedua pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya pendapat
dari informan III dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012,
Supervisor disini lebih pada tipe supervisi yang konstruktif
mbak, artinya seorang supervisor harus menunjukkan
kekurangan atau kelemahan seperti apa yang dimiliki guru
yang disupervisi. Selain itu juga berupa pengembangan yang
bisa ditempuh dalam upaya profesional guru.
Dari ketiga pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa tipe
supervisi yang dimiliki supervisor di SMP Ngeri I Kebakkramat
adalah
bersifat
konstruktif
yang
bersifat
membangun
dan
mengembangkan potensi
yangtosudah
commit
user ada. Sedangkan demokratis yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
artinya bersifat terbuka terhadap semua pendapat atau gagasan dari
guru yang disupervisi serta melibatkan peran aktif guru.
(e) Cakupan supervisi / hal – hal yang perlu disupervisi
Dalam hal supervisi pendidikan, kepala sekolah selaku
pelaksana kegiatan supervisi dibantu oleh guru senior yang bertindak
sebagai guru supervisor perlu memperhatikan hal – hal yang perlu
disupervisi meliputi kelengkapan pembelajaran guru. Hal tersebut
senada dengan informasi dari informan I dalam wawancara pada
tanggal 2 April 2012,
Hal – hal yang perlu mendapat supervisi itu meliputi materi
pokok pembelajaran, penyusunan silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), strategi ataupun metode
pembelajaran, tekhnik pembelajaran, penggunaan media dan
Tekhnologi Informasi (TI) dalam pembelajaran, kemudian
menilai proses dan evaluasi serta Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
Kegiatan belajar mengajar selain memerlukan kesiapan
administrasi pembelajaran, juga perlu diperhatikan adanya interaksi
antara siswa dengan guru di kelas. Karena sering kali guru di kelas
hanya menyampaikan materi kepada siswa tanpa melibatkan peran
aktif dari siswanya. Oleh karena itu, kegiatan supervisi perlu diadakan
untuk mengetahui apakah siswa ikut dilibatkan dalam kegiatan
pembelajaran atau tidak. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh
informan III dalam wawancara tanggal 3 April 2012,
Sebanarnya banyak hal mbak yang perlu disupervisi, ya
meliputi administrasi pembelajarannya yang mencakup
penyusunan silabus, atau RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran), materi pembelajaran, metode dan media
pembelajaran. Selain administrasi tersebut, masih ada hal lain
yang perlu disupervisi mbak, yaitu penampilan gurunya pas
ngajar, pemanfaatan media, kemudian pemanfaatan waktu,
serta interaksi dengan siswa juga merupakan hal yang tak
kalah pentingnya untuk dijadikan perhatian bagi supervisor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Dari informasi yang diperoleh dari kedua informan tersebut,
diperkuat dengan adanya pendapat dari informan II dalam wawancara
pada tanggal 2 April 2012,
Semua kegiatan dari awal sampai akhir dalam pengembangan
penerapan mengarah pada tujuan. Dimana tujuan dari adanya
kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah ini
adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Yang
pasti yang perlu diamati dalam supervisi ya semua
kelengkapan administrasi dari guru yang disupervisi, dan cara
mengajar siswa di kelas.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari ketiga informan
tersebut dapat diketahui bahwa dalam melakukan kegiatan supervisi,
ada beberapa hal yang perlu untuk disupervisi yaitu kelengkapan
administrasi guru dalam mengajar di kelas. Kelengkapan tersebut
meliputi materi pokok pembelajaran, penyusunan silabus, penyusunan
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), metode pembelajaran dan
teknik pembelajaran, penggunaan media pembelajaran dan teknologi
informasi, menilai proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Selain kelengkapan administrasi mengajar tersebut, penampilan guru
atau cara guru mengajar juga menjadi hal yang perlu disupervisi
karena guru dalam menyampaikan materinya harus melibatkan peran
aktif siswa di kelas. Jadi guru tidak hanya sekedar menyampaikan
meteri tetapi juga melibatkan keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar.
3) Post observasi
Setelah menyiapkan instrumen penilaian supervisi dan kemudian
supervisor melakukan penilaian terhadap guru yang disupervisi, maka
seorang supervisor juga
harus
melakukan tindak lanjut setelah
diadakannya kegiatan supervisi tersebut. Tindak lanjut perlu untuk
diadakan sebagai bentuk evaluasi bagi guru yang disupervisi. Tindak
lanjut dapat berupa kegiatan post supervisi misalnya dengan melakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
diskusi mengenai kekurangan dari guru yang telah disupervisi. Hal
tersebut senada dengan pernyataan dari informan I dalam wawancara pada
tanggal 2 April 2012,
Kegiatan supervisi tidak hanya sekedar mengawasi atau
mengamati saja ya mbak, guru yang disupervisi di kelas, akan
tetapi juga harus ada tindak lanjutnya juga. Tindak lanjut
supervisi itu biasanya disebut dengan tindakan post supervisi atau
post observasi misalnya dengan mengadakan wawancara dan
diskusi mengenai kesan guru terhadap keberhasilannya mengajar
di kelas, terus mengidentifikasi keberhasilan dan kelemahan guru
dalam mengajar, juga identifikasi terhadap keterampilan –
keterampilan mengajar guru yang perlu ditingkatkan, atau
mungkin ada gagasan bahkan masukan dari supervisor kepada
guru yang disupervisi.
Pernyataan tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari
informan III dalam wawancara pada tanggal 4 Maret 2012,
Tindak lanjut dari adanya supervisi itu ya dengan kegiatan post
observasi. Banyak hal mbak yang bisa dilakukan dalam kegiatan
post observasi ini, bisa saja dengan melakukan diskusi dengan
guru yang disupervisi. Melalui diskusi ini kan nanti bisa diketahui
kelebihan dan kekurangan apa yang harus diperbaiki dan
dipertahankan dari penampilan guru sewaktu disupervisi tadi.
Kalo ada masukan dari supervisor pasti akan disampaikan kepada
gurunya waktu diskusi.
Kedua pendapat dari dua informan yang berbeda tersebut sangat
jelas bahwa diperlukan tindak lanjut dari kegiatan supervisi. Tindak lanjut
itu digunakan untuk mengevaluasi guru yang disupervisi mengenai
ketrampilan apa yang perlu ditingkatkan dan ketrampilan apa yang harus
dipertahankan dalam kegiatan pembelajaran. Kedua pernyataan tersebut
diperkuat dengan pernyataan informan II dalam wawancara pada tanggal 3
Maret 2012,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
Setelah dilakukan supervisi, seorang supervisor harus melakukan
tindak lanjut sebagai evaluasi dari guru yang disupervisi. Tindak
lanjut bisa berupa diskusi dengan guru yang disupervisi, atau
mungkin bisa dikemas dengan rapat atau wawancara. Nah, pada
saat diskusi itu guru yang disupervisi bisa menanyakan hal – hal
apa saja yang menjadi keluhannya selama mengajar atau
mengungkapkan kekurangannya dalam mengajar agar
kedepannya bisa lebih baik lagi.
Dari ketiga informasi tersebut dapat diketahui bahwa perlu
diadakan tindak lanjut dari kegiatan supervisi tersebut. Tindak lanjut yang
dilakukan setelah supervisi biasa disebut dengan post supervisi. Post
supervisi dapat dilakukan dengan cara diskusi dengan guru yang
disupervisi, wawancara mengenai kelebihan dan kekurangan guru selama
proses belajar mengajar berlangsung. Dari diskusi tersebut akan diketahui
mengenai kesan guru yang disupervisi terhadap penampilannya,
mengidentifikasi keberhasilan dan kelemahan guru, mengidentifikasi
ketrampilan – ketrampilan mnegajar guru yang perlu ditingkatkan, serta
adanya masukan atau saran dari supervisor kepada guru yang disupervisi.
Setelah diadakan tindak lanjut dari kegiatan supervisi tersebut,
supervisor harus menyampaikan hasil supervisi kepada guru, hasil tersebut
digunakan sebagai evaluasi dari supervisi. Penyampaian hasil bisa
dilakukan secara individu ataupun kelompok. Hal tersebut senada dengan
pendapat yang dikemukakan oleh informan I dalam wawancara pada
tanggal 2 April 2012,
Hasil dari supervisi perlu disampaikan kepada guru yang
disupervisi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan guru
sewaktu mengajar. Hasilnya bisa langung disampaikan kepada
guru yang bersangkutan atau dengan diskusi secara kelaompok
yang dikemas dalam bentuk rapat hasil supervisi.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh informan II dalam wawancara
pada tanggal 3 April 2012,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
Setiap ada kegiatan supervisi pasti akan ada hasilnya, nah cara
untuk menyampaikan bermacam – macam. Kadang ada yang
disampaikan langsung kepada guru yang bersangkutan, tapi ada
juga yang disampaikan secara berkelompok sesuai dengan
kebutuhan.
Dari kedua pernyataan yang dikemukakan oleh informan tersebut,
dapat didketahui bahwa setiap kegiatan supervisi, hasilnya harus diketahui
oleh guru yang disupervisi sebagai bentuk evaluasi atau penilaian dari
proses pembelajaran yang dilakukan. Cara penyampaian yang dilakukan
oleh supervisor bisa langsung disampaikan secara individu melalui
wawancara atau dapat pula disampaikan secara kelompok dengan cara
diskusi yang dapat dikemas dalam bentuk rapat hasil supervisi. Hal
tersebut diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh informan III
dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012,
Kegiatan supervisi itu ya tidak hanya sebatas mengamati guru
yang disupervisi saja mbak, harus ada hasil dan penyelesaiannya
juga. Jadi, setelah dilakukan supervisi itu pasti ada hasil supervisi
yang harus diketahui oleh guru yang disupervisi, karena dalam
mensupervisi harus terbuka dan tidak ada yang dihrahasiakan.
Entah itu nanti hasilnya baik atau buruk, agar guru secepatnya
mendapat tindak lanjut dari supervisor.
Pernyataan ketiga informan tersebut membuktikan bahwa
kegiatan supervisi tidak hanya sekedar pelaksanaannya saja, tapi akan
memperoleh hasil dari proses pembelajaran guru yang disupervisi di kelas
dan diadakan tindak lanjut dari hasil supervisi tersebut. Hasil tersebut
harus disampaikan secara terbuka kepada guru yang bersangkutan agar
segera memperoleh masukan dari supervisor.
2.
Kendala – kendala dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah di SMP
Negeri I Kebakkramat
Meskipun dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah di SMP
Negeri I Kebakkramat sudah berjalan dengan sebaik mungkin, namun pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
kenyataannya masih saja ada kendala – kendala yang ditemui. Berbagai
kendala yang dialami dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah yaitu:
a. Kompleksitas tugas manajerial kepala sekolah
Tugas kepala sekolah tidak hanya sebagai seorang supervisor saja
melainkan masih ada tugas manajerial lain yang harus diselesaikan baik itu
di sekolah maupun di luar sekolah. Hal itu menyebabkan terbatasnya
waktu dari kepala sekolah utnuk memantau secara langsung kegiatan
supervisi yang dilakukan di sekolah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
informan I dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012,
Tugas saya sebagai kepala sekolah itu banyak sekali mbak, kalo
saya cuma mengurusi supervisi saja ya tugas yang lain tidak bisa
saya lakukan dengan baik. Saya kan juga jadi pengurus MKKS,
jadi waktu saya sangat terbatas untuk kegiatan supervisi ini.
Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan dari informan III
dalam wawancara pada tanggal 4 April 2012,
Bapak kepala sekolah itu kegiatannya cukup padat mbak, semua
kegiatan di sekolah kan juga jadi tanggung jawab kepala sekolah.
Jadi ya nggak mungkin kalo supervisi dilakukan oleh kepala
sekolah saja. Jumlah guru disini banyak, kalo cuma satu yang jadi
supervisor ya pasti nggak selesai.
Kedua pernyataan tersebut diperkuat dengan informan II dalam
wawancara pada tanggal 3 April 2012,
Agenda bapak kepala itu nggak cuma supervisi saja, kompleks
sekali. Apalagi kegiatan di luar sekolah juga padat. Jadi
pelaksanaan supervisi ya harus bagi – bagi tugas dengan guru
supervisor yang ada.
Dari ketiga pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa tugas
kepala sekolah tidak hanya supervisi saja, akan tetapi masih banyak tugas
manajerial lain yang harus dikerjakan oleh kepala sekolah antara lain tugas
kepala sekolah sebagai pengurus MKKS (Musyawarah Kerja Kepala
Sekolah).
Jadi,
kepala sekolah waktunya sangat terbatas untuk
melaksanakan kegiatan supervisi di SMP Negeri I Kebakkramat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
b. Kurangnya persiapan guru yang disupervisi
Meskipun pelaksanaan supervisi pendidikan dilakukan dengan
terjadwal, bahkan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang
disupervisi, masih saja ditemui para guru yang belum mempersiapkan diri
secara matang. Hal tersebut seprti yang diungkapkan oleh informan II
dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012,
Supervisi disini kan sebenarnya sudah ada jadwalnya, selain itu
juga sudah ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang
bersangkutan. Akan tetapi ya terkadang masih saja ditemui guru
yang belum mempersiapkan diri secara matang, tapi secara
keseluruhan sudah bagus pelaksanaannya.
Senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh informan I
dalam wawancara pada tanggal 2 April 2012,
Hal yang dijumpai dalam supervisi ya sangat beragam mbak, rata
– rata berupa ketepatan penggunaan media pembelajaran dan
kualifikasi hubungan guru dan siswa serta masih kuraangnya
penggunaan media kooperatif. Itu semua kan pada dasarnya
karena kurangnya persiapan dari gurunya.
Kedua pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya pernyataan
dari informan III dalam wawancara pada tanggal 3 April 2012,
Kendala dalam supervisi itu sebenarnya sangat beragam ya mbak,
bisa dari guru yang disupervisi, bahkan bisa dari yang
mensupervisi. Intinya kalo semua sudah disiapkan secara matang,
semua kendala itu bisa diminimalisir. Kegiatan juga sudah
terjadwal kok, tapi ya kadang ada saja yang belum siap.
Dari ketiga pernyataan yang diungkapkan oleh informan tersebut
dapat diketahui bahwa kendala dalam pelaksanaan supervisi di SMP
Negeri I Kebakkramat masih ditemui kendala yaitu kurangnya persiapan
dari guru yang disupervisi meskipun kegiatan supervisi itu sendiri sudah
terjadwal dan sudah ada pemberitahuan sebelumnya, akan tetapi masih ada
saja guru yang kurang mempersiapkan diri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
c. Pelaksanaan supervisi akademik yang tidak sesuai dengan jadwal
Walaupun jadwal supervisi telah dibuat oleh pihak sekolah dan
telah disesuaikan dengan kalender akademik yang ada, akan tetapi dalam
pelaksanaannya terkadang tidak seperti jadwal yang ada. Hal itu
dikarenakan ada beberapa kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan oleh guru
yang bersangkutan dan kegiatan supervisi harus dilakukan penjadwalan
ulang agar supervisi tetap dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan informan III dalam wawancara pada
tanggal 16 April 2012,
Ya terkadang memang pelaksanaan supervisi tidak sesuai dengan
jadwal yang telah ada mbak, itu bisa dimaklumi mengingat
banyaknya agenda baik akademik maupun non akademik.
Misalnya saja kalo ada acara layatan, itu termasuk kegiatan
insidentil yang mau nggak mau ya supervisinya ditunda dulu.
Pernyataan tersebut senada dengan informan II dalam wawancara
pada tanggal 13 April 2012,
Memang sudah dibuat jadwal supervisi, tapi kalo salah satu guru
baik yang disupervisi atau yang mensupervisi sedang ada
keperluan kan mau nggak mau ya harus diundur lagi supervisinya.
Kita juga bisa memaklumi hal tersebut, karena pada kenyataannya
kegiatan di sekolah itu padat sekali, jadi nggak cuma supervisi
saja mbak.
Pernyataan dari kedua informan tersebut diperkuat dengan adanya
pendapat yang dikemukakan oleh informan IV dalam wawancara pada
tanggal 18 April 2012,
Pelaksanaan supervisi memang terjadwal, namun apabila ada
salah satu pihak yang tidak bisa melakukan supervisi ya pasti
harus cari hari lain sesuai dengan kesepakatan antara supervisor
dengan guru yang disupervisi. Akan tetapi, jadwal tersebut masih
menjadi pedoman pelaksanaan supervisi disini.
Dari ketiga pernyataan yang dikemukakan oleh informan tersebut
dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan supervisi di SMP Negeri I
Kebakkramat terkadang tidak sesuai dengan jadwal yang ada dikarenakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
padatnya kegiatan akademik maupun non akademik yang tidak bisa
ditinggalkan oleh guru yang bersangkutan.
3.
Upaya – upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam
pelaksanaan supervisi kepala sekolah
Kendala – kendala yang selalu menjadi penghambat tercapainya
tujuan dalam pelaksanaan
supervisi kepala sekolah di SMP Negeri I
Kebakkramat harus segera ditemukan jalan keluarnya. Untuk itu, kepala
sekolah selaku pimpinan harus bekerja sama dengan seluruh komponen atau
elemen sekolah mencoba untuk dapat menyelesaikan masalah – masalah yang
ada dalam kaitannya dengan pelaksanaan supervisi.
Upaya yang telah dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengatasi
kendala – kendala dalam melaksanakan kegiatan supervisi kepala sekolah
adalah sebagai berikut:
a. Dilakukan koordinasi dengan guru supervisor.
Kondisi yang tidak memungkinkan bagi kepala sekolah untuk
memantau kegiatan supervisi pendidikan seorang diri mengharuskan
kepala sekolah untuk mencari solusi yaitu dengan melakukan koordinasi
dengan guru –guru yang dianggap senior atau yang disebut dengan
supervisi teman sejawat. Koordinasi dengan guru supervisor tersebut
dilakukan pada saat diadakan rapat atau pertemuan – pertemuan lain yang
berkaitan dengan kegiatan supervisi. Seperti pernyataan yang diungkapkan
oleh informan I dalam wawncara pada tanggal 12 April 2012,
Biasanya saya lakukan koordinasi dengan guru – guru senior
mengenai pelaksanaan supervisinya. Saya kan tidak punya banyak
waktu untuk terus memantau kegiatan supervisi ini. Keberadaan
guru supervisor sangat membantu saya dalam malaksanakan
supervisi akademik ini. Jika ada rapat atau diskusi yang berkaitan
dengan supervisi, saya selalu usahakan untuk datang.
Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan informan IV dalam
wawancara pada tanggal 14 April 2012,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
Saya sebagai guru senior dalam melaksanakan supervisi pasti
selalu bekerja sama dengan kepala sekolah. Kita selalu siap
membatu kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi disini.
Apa saja yang kita bisa bantu, ya kita bantu semampu kita mbak.
Saya dan kepala sekolah selalu berdiskusi tentang perkembangan
supervisi, itu dilakukan jika kepala sekolah ada waktu. Kalo tidak
ya sewaktu ada rapat tentang supervisi, kepala sekolah selalu
mengusahakan untuk datang.
Kedua pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya pernyataan
yang diungkapkan oleh informan II dalam wawancara pada tanggal 10
April 2012,
Pelaksanaan supervisi itu perlu adanya kerja sama yang baik
dengan semua pihak yang terlibat dalam supervisi. Baik antara
guru yang disupervisi dengan supervisornya ataupun kepala
sekolah dengan guru senior. Seperti yang kita ketahui ya, kepala
sekolah itu tugasnya sangat kompleks, jadi untuk melakukan
supervisi ya tentunya harus bekerja sama dengan guru senior.
Dari pendapat yang dikemukakan oleh ketiga informan tersebut
dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan supervisi, kepala sekolah harus
melakukan koordinasi yang baik dengan guru senior yang berfungsi
sebagai supervisor mengenai kegiatan supervisi yang telah dilaksanakan
oleh guru senior. Koordinasi tersebut dilakukan oleh kepala sekolah ketika
diadakan rapat atau diskusi tentang supervisi.
b. Pemberian motivasi kepada guru yang akan disupervisi mengenai
pentingnya supervisi pendidikan
Motivasi dapat diperoleh dari dalam individu itu sendiri juga
dapat diperoleh karena adanya dorongan dari orang lain. Kurangnya
persiapan sebagian guru yang disupervisi dilaksanakan berakibat pada
lambatnya pencapaian tujuan supervisi itu sendiri. Oleh karena itu, kepala
sekolah memberi motivasi kepada guru agar dalam pelaksanaan supervisi
menjadi lebih baik lagi. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh
informan I dalam wawancara pada tanggal 12 April 2012,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
Guru yang disupervisi belum siap itu sudah menjadi hal yang
sering terjadi dalam setiap kegiatan supervisi. Nah, sebagai
seorang supervisor kan nggak bisa diam saja. Pasti ada upaya –
upaya yang saya lakukan untuk mengantisipasi hal itu. Biasanya
saya memberi pemahaman serta motivasi kepada guru – guru
akan pentingnya supervisi itu. Memotivasi guru biasa saya
sampaikan sewaktu rapat, diskusi atau bisa saya sampaikan
langsung kepada guru yang bersangkutan.
Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh informan III dalam
wawancara padaa tanggal 9 April 2012,
Untuk mengatasi kendala – kendala yang ada dalam pelaksanaan
supervisi, bapak kepala sekolah sering memotivasi guru – guru
disini. Biasanya beliau memberikan motivasi bisa secara langsung
kepada guru yang bersangkutan atau disampaikan ketika ada
rapat.
Pernyataan
tersebut
diperkuat
dengan
pernyataan
yang
dikemukakan oleh informan II dalam wawancara pada tanggal 10 April
2012,
Bapak kepala sekolah biasanya memberi dorongan dan
pemahaman akan pentingnya supervisi kepada guru – guru.
Terkadang disampaikan pada rapat hasil atau kadang disampaikan
langsung kepada guru yang bersangkutan.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa kurangnya
persiapan dari guru yang disupervisi, itu dikarenakan kurangnya motivasi
atau dorongan dari supervisor kepada guru yang disupervisi. Selain itu
juga karena kurangnya pemahaman mengenai pentingnya supervisi
terhadap profesionalisme guru. Oleh karena itu, kepala sekolah selaku
supervisor di SMP Negeri I Kebakkramat rutin memberikan motivasi dan
pemahaman akan pentingnya supervisi pendidikan kepada guru – guru
yang disampaikan secara langsung kepada guru yang bersangkutan atau
disampaikan sisela – sela rapat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
c. Penjadwalan ulang kegiatan supervisi
Kegiatan supervisi kepala sekolah yang tak jarang terdapat
kendala
–
kendala
yang
menghambat
pelaksanaan
suupervisi
mengharuskan kepala sekolah untutk menjadwalkan ulang kegiatan
supervisi tersebut. Diharapkan dengan adanya penjadwalan ulang
supervisi, kegiatan supervisi dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai
dengan tujuan supervisi yang diharapkan. Seperti yang diungkapkan oleh
informan I dalam wawancara pada tanggal 12 April 2012,
Apabila pelaksanaan supervisi dianggap kurang maksimal
hasilnya, atau mungkin ada guru yang kurang siap dalam
pelaksanaan supervisi maka dapat diatasi dengan penjadwalan
ulang supervisi. Penjadwalan ulang diusahakan tidak berbenturan
dengan jadwal akademik yang ada di SMP Negeri I Kebakkramat.
Dengan harapan setelah dijadwalkan ulang, semua guru yang
disupervisi bisa menunjukkan hasil yang lebih maksamal lagi.
Pernyataan
tersebut
selaaras
dengan
pernyataan
yang
diungkapkan oleh informan II dalam wawancara pada tanggal 11 April
2012,
Solusi dari semua kendala yang ada terkait masalah supervisi
kepala sekolah di SMP ini ya dengan cara dibuat jadwal ulang.
Jadi semua guru – guru yang disupervisi bisa menyiapkan lagi
dengan baik kelengkapan supervisinya dan jadwal tentunya harus
disesuaikan dengan kalender akademik yang ada.
Kedua pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan yang
disampaikan oleh informan III dalam wawancara pada tanggal 9 April
2012, “Biasanya dengan menjadwalkan ulang kegiatan supervisi mbak,
jadi biar guru yang disupervisi juga lebih menyiapkan diri lagi
kedepannya”
Dari ketiga pernyataan tersebut dapat diperoleh kesimpulan
bahwa untuk mengatasi kendala dari pelaksanaan kegiatan supervisi
akademik yang tidak sesuai dengan jadwal maka dapat dilakukan dengan
jalan penjadwalan ulang supervisi. Selain itu, penjadwalan ulang dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
membuat guru – guru yang akan disupervisi lebih menyiapkan diri lagi
sehingga pelaksanaan supervisi akan mempeeroleh hasil yang maksimal.
C. Pembahasan
Sejalan dengan kemajuan suatu bangsa di berbagai bidang, bidang
pendidikan merupakan salah satu bidang yang mengalami perkembangan.
Pendidikan bukan hanya media untuk mewariskan ilmu atau kebudayaan, akan
tetapi bidang pendidikan diharapkan juga mampu mengembangkan pola
kehidupan bangsa menuju arah yang lebih baik. Keberhasilan di bidang
pendidikan menjadi harapan semua pihak, oleh karena itu bidang pendidikan terus
mendapat perhatian baik dari pemerintah ataupun masyarakat. Hal itu mendorong
pemerintah untuk terus berusaha meningkatkan mutu pendidikan nasional
mengingat akan pentingnya dunia pendidikan dalam menciptakan sumber daya
yang berkualitas.
Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang paling bertanggung
jawab dalam seluruh kegiatan – kegiatan sekolah, menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 mengenai kompetensi – kompetensi
yang wajib dimiliki oleh kepala sekolah yaitu kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi dan sosial. Salah satu kompetensi yang berpengaruh
dalam kaitannya dengan keberhasilan tenaga pendidik dan meningkatkan
profesionalisme guru adalah kompetensi supervisi.
Pentingnya kompetensi supervisi oleh kepala sekolah ini disadari oleh
seluruh personel pendidikan di SMP Negeri I Kebakkramat dengan melaksanakan
kegiatan supervisi kepala untuk meningkatkan profesionalisme guru sesuai
dengan tujuan dan prinsip – prinsip dari supervisi yang ada. Hal ini sejalan dengan
tujuan supervisi pendidikan yang dikemukakan oleh Made Pidarta (2009),
Ada sejumlah tujuan supervisi pendidikan seperti membantu guru
mengembangkan profesinya, pribadinya, sosialnya, membantu kepala
sekolah menyesuaikan program pendidikan dengan kondisi masyarakat
setempat, dan ikut berjuang meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan
(hlm.3)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
1.
Implementasi Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah di SMP Negeri I
Kebakkramat
Implementasi dari pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang
melibatkan kepala sekolah sebagai supervisor, guru senior yang bertindak
sebagai supervisor, guru yang disupervisi serta peserta didik diharapkan dapat
meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru yang disupervisi serta dapat
mengembangkan kegiatan pembelajaran di SMP Negeri I Kebakkramat.
Pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut dilatarbelakangi oleh adanya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 mengenai
kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yang salah satunya
adalah kompetensi supervisi.
Pelaksanaan supervisi yang melibatkan seluruh komponen pendidik
di SMP Negeri I Kebakkramat tersebut dapat ditinjau dari beberapa hal yaitu
tujuan supervisi, fungsi supervisi, prinsip – prinsip supervisi, tekhnik
supervisi, dan tipe supervisi yang digunakan.
a. Tujuan supervisi
Kegiatan supervisi pada intinya adalah memberikan layanan
kepada guru – guru yang disupervisi apabila mereka mempunyai beberapa
permasalahan dalam pengembangan pembelajaran. Tujuan supervisi yaitu
memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar
peserta didik. Akan tetapi, tidak hanya untuk memperbaiki kemampuan
mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi dan kualitas guru serta
peningkatan profesionalisme kerjanya. Sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Olivia (1984) bahwa sasaran atau tujuan supervisi
pendidikan adalah:
1) Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah.
2) Meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah.
3) Mengembangkan seluruh staf di sekolah (Sahertian,2000: 19)
Tujuan supervisi pendidikan dalam kaitannya supervisi yang
dilakukan oleh kepala sekolah yang dilakukan di SMP Negeri I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
Kebakkramat memiliki tujuan yaitu untuk membantu guru dalam
mengembangkan kompeten yang dimilikinya, mengembangkan kurikulum
pendidikan yang ada, mengembangkan kelompok kerja guru, dan
membimbing penelitian tindakan kelas (PTK). Selain itu, supervisi
bertujuan sebagai perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar
secara total atau keseluruhan. Ini berarti bahwa tujuan kegiatan supervisi
tidak hanya memperbaiki mutu ataupun kualitas mengajar guru, tetapi juga
membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas.
b. Fungsi supervisi
Fungsi dari kegiatan supervisi itu sendiri adalah untuk
memelihara program pembelajaran dengan sebaik – baiknya. Fungsi
supervisi bukan hanya sekedar mengendalikan atau mengontrol kegiatan
yang telah dilaksanakan apakah sesuai dengan program yang telah dibuat
sebelumnya. Atau secara singkat, bahwa fungsi utama dari adanya
kegiatan supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan pengajaran. Menurut
swearingen (1961) menyatakan fungsi – fungsi supervisi sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Mengkoordinasi semua usaha sekolah
Melengkapi kepemimpinan sekolah
Memperluas pengalaman guru – guru
Menstimulasi usaha – usaha yang kreatif
Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus – menerus
Menganalisis situasi belajar dan mengajar
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staff
Mengintegrasi tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan
kemampuan guru – guru dalam mengajar (Daryanto,2008: 179)
Jika fungsi – fungsi tersebut berhasil dikuasai dengan baik dan
dijalankan dengan sebaik – baiknya oleh setiap pemimpin pendidikan
termasuk kepala sekolah terhadap para anggotanya yaitu para guru dan
staff di lingkungan sekolah, maka kelancaran jalannya kegiatan sekolah
dalam mencapai tujuan pendidikan akan lebih mudah dicapai dan terjamin.
Fungsi dari supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala
sekolah serta guru senior
supervisor
commit
to user yang ada di SMP Negeri I
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
Kebakkramat yaitu sebagai sumber informasi bagi pengembangan
profesionalisme
guru,
meningkatkan
kemampuan
mengajar
guru,
meningkatkan ketrampilan atau kompetensi mengajar, serta mendorong
guru ke arah perbaikan profesi guru. Akan tetapi semua fungsi – fungsi
dari kegiatan supervisi tersebut tetap mengarah pada satu tujuan yaitu
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan nasional. Oleh karena itu,
dalam melaksanakan supervisi pendidikan, kepala sekolah beserta guru
senior supervisor sebisa mungkin harus berdasarkan pedoman yang ada
sehingga fungsi – fungsi dari supervisi tersebut dapat dicapai dengan baik.
c. Prinsip supervisi
Dalam melaksanakan kegiatan supervisi pendidikan yang
dilakukan oleh kepala sekolah, supervisor harus dengan berdasarkan
prinsip – prinsip supervisi yang ada agar dalam melaksanakan kegiatan
supervisi benar – benar efektif dalam upaya pencapaian tujuan
supervisinya. Prinsip supervisi menurut pandangan John Lovell dan Robert
Alfonso (1975) menyatakan bahwa “Supervisi itu pada prinsipnya adalah
suatu sistem perilaku pengajaran yang berinteraksi dengan konseling
sekolah, pengajaran, administrasi, dan sistem perilaku siswa dengan ciri
kesederhanaan dan kesahajaan” (Sagala,2004: 96).
Jika dicermati prinsip – prinsip supervisi pendidikan dan
pengajaran tersebut memberi makna bahwa supervisi dilaksanakan secara
demokratis yang berarti menghargai martabat manusia sebagai individu
ataupun kelompok dalam aktivitas pembelajaran.
Kegiatan supervisi yang dilaksanakan di SMP Negeri I
Kebakkramat juga berdasarkan prinsip – prinsip supervisi yang ada.
Prinsip supervisi pendidikan yang diterapkan oleh kepala sekolah dan guru
senior sebagai supervisor bertumpu pada prinsip praktis, sistematis,
objektif,
realistis,
antisipatif,
konstruksif,
kooperatif,
demokratis,
berkesinambungan, terpadu, dan komprehensif. Semua prinsip tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
selalu dijadikan pedoman dalam pelaksanaan supervisi pendidikan kepala
sekolah, karena tanpa menerapkan prinsip supervisi tersebut, kegiatan
supervisi
tidak
dapat
berjalan
sebagaimana
mestinya.
Dengan
diterapkannya prinsip supervisi kepala sekolah tersebut menjadikan
sebagian para guru yang juga sebagai supervisor ikut mencontoh dan
menganutnya pula.
d. Teknik supervisi
Dalam melaksanakan kegiatan supervisi pendidikan kepala
sekolah selaku supervisor menggunakan teknik supervisi. Oleh karena itu,
setiap kepala sekolah atau supervissor pendidikan harus memiliki
keterampilan tehnikal berupa kemampuan menerapkan teknik – teknik
supervisi yang tepat dalam melaksanakan supervisi pendidikan. Menurut
Ngalim Purwanto (2010), “Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai
cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat menjadi
kenyataan. Secara garis besar, cara atau tekhnik supervisi dapat
digolongkan menjadi dua yaitu tekhnik perseorangan dan teknik
kelompok”(hlm.120)
Kepala sekolah dan guru senior supervisor di SMP Negeri I
Kebakkramat dalam melaksanakan kegiatan supervisi pendidikan juga
dengan menggunakan teknik supervisi yaitu secara individual atau secara
kelompok dengan melihat situasi dan kondisi yang ada. Teknik secara
individual dilakukan dengan cara kunjungan kelas atau observasi kelas,
sedangkan teknik kelompok dengan cara mengelompokkan guru yang
mempunyai permasalahan yang sama untuk dilakukan tindak lanjut oleh
supervisor.
Teknik supervisi secara kelompok dapat dikemas dengan
beragam cara yaitu cara rapat dengan guru – guru untuk membicarakan
berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran di sekolah,
workshop, lokakarya, diklat atau bahkan diskusi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
e. Tipe supervisi
Sehubungan
dengan
kegiatan
supervisi
pendidikan
yang
dilakaukan oleh kepala sekolah jelas bahwa tujuan dari adanya supervisi
adalah membatu guru – guru dalam mengembangkan potensi dan
kompetensi yang mereka punya dengan sebaik – baiknya. Untuk
mengembangkan potensi tersebut, pelaksanaan supervisi tidak lepas dari
adanya tipe – tipe supervisi. Menurut Briggs dan Soewarji Lazaruth (1998)
mengemukakan bahwa “Ada empat tipe supervisi kepala sekolah dilihat
dari pelaksanaannya yaitu, supervisi yang bersifat korektif, supervisi yang
bersifat preventif, supervisi yang bersifat konstruktif, supervisi yang
bersifat kreatif “(hlm.133)
Pelaksanaan supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala
sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat juga tidak lepas dari penerapan tipe
supervisi oleh kepala sekolah dan guru senior supervisor. Tipe supervisi
yang diterpkan di SMP Negeri I Kebakkramat adalah bersifat konstruktif
yang bersifat membangun dan mengembangkan potensi serta kompetensi
guru yang sudah ada sehingga setelah diadakan supervisi diharapkan guru
dapat meningkatkan kompetensi yang dimilikinya dan dan memahami
kekurangannya. Sedangkan tipe demokratis yang artinya kepala sekolah
atau supervisor bersifat terbuka terhadap semua pendapat atau gagasan
dari guru yang disupervisi serta melibatkan peran aktif guru. Jadi, dalam
kegiatan supervisi, tidak hanya supervisor saja yang berperan aktif akan
tetapi guru yang disupervisi juga mampu ikut berperan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan analisis yang telah
dilakukan mengenai Implementasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala
Sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat, maka dapat dirumuskan suatu kesimpulan
untuk menjawab permasalahan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah di SMP Negeri I
Kebakkramat sudah berjalan dengan cukup lancar.
a. Pra Observasi, meliputi:
1) Penjadwalan supervisi akademik.
2) Instrumen penilaian supervisi akademik.
3) Delegasi wewenang kepada guru senior supervisor.
4) Kesiapan guru senior
5) Kesiapan guru yang disupervisi
b. Pelaksanaan observasi, meliputi:
1) Pelaksanaan penilaian/observasi.
2) Teknik supervisi yang digunakan adalah teknik individual dan
kelompok
3) Prinsip supervisi yang diterapkan adalah prinsip praktis, sistematis,
objektif, realistis, antisipatif, konstruktif, kooperatif, demokratis,
berkesinambungan, terpadu, dan komprehensif
4) Tipe supervisi yang digunakan adalah konstruksif yang bersifat
membangun potensi guru yang ada. Dan demoktaris yang artinya
terbuka terhadap semua pendapat atau gagasan dari guru yang
disupervisi serta melibatkan peran aktif guru.
5) Hal – hal yang mendapat supervisi adalah kelengkapan administrasi
guru, cara mengajar guru di kelas, dan penggunaan media
pembelajaran.
commit to user
90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
c. Post Observasi, meliputi:
1) Penyampaian hasil supervisi dengan diskusi atau wawancara.
2) Tindak lanjut supervisi berupa evaluasi, diskusi dan pemberian saran
mengenai kekurangan dari guru yang disupervisi.
d. Tujuan dilaksanakannya kegiatan supervisi akademik oleh kepala sekolah
adalah sebagai berikut:
1) Membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya.
2) Mengembangkan kurikulum pendidikan.
3) Mengembangkan kelompok kerja guru.
4) Membimbing penelitian tindakan kelas (PTK).
5) Sebagai perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara
total.
e. Dalam pelaksanaannya, kegiatan supervisi juga mempunyai beberapa
fungsi yaitu sebagai berikut:
1) Sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.
2) Meningkatkan kemampuan mengajar guru.
3) Meningkatkan ketrampilan mengajar.
4) Mendorong guru ke arah perbaikan profesi guru.
2.
Beberapa kendala yang menghambat kelancaran pelaksanaan supervisi
akademik di SMP Negeri I Kebakkramat adalah:
a. Kompleksitas tugas manajerial kepala sekolah
b. Kurangnya persiapan guru yang disupervisi
c. Pelaksanaan supervisi akademik yang tidak sesuai jadwal
3.
Usaha – usaha untuk mengatasi kendala yang ada dalam pelaksnaan supervisi
akademik oleh kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat adalah:
a. Dilakukan koordinasi dengan guru senior
b. Pemberian motivasi kepada guru yang akan disupervisi mengenai
pentingnya supervisi pendidikan
c. Penjadwalan ulang kegiatan supervisi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
B. IMPLIKASI
Implikasi
merupakan
dampak
dari
adanya
temuan
penelitian.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dan telah dilakukan analisis data serta
melalui penarikan kesimpulan, maka implikasi dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Bagi kepala sekolah selaku supervisor akademik, dapat menimbulkan
gagasan, strategi dan inspirasi untuk memajukan kualitas pendidikan di SMP
Negeri I Kebakkramat melalui pelaksanaan kegiatan supervisi akademik yang
dilakukan
secara
rutin
yang bertujuan
untuk
membina guru
dan
mengembangkan potensi guru yang ada.
2.
Kegiatan supervisi akademik apabila dilaksanakan dengan baik, dengan
memperhatikan fungsi, tujuan, prinsip, dan teknik supervisi yang ada maka
pelaksanaan supervisi akademik tersebut akan mampu meningkatkan kualitas
pendidikan di SMP Negeri I Kebakkramat khususnya, dan kualitas
pendidikan di Indonesia pada umumnya.
3.
Memberikan dorongan, semangat serta memotivasi bagi guru dan kepala
sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai supervisor dan supervesee.
Dan untuk memberikan gambaran bahwa supervisi akademik itu perlu
dilakukan di dunia pendidikan. Dan supervisi akademi bukanlah kegiatan
mencari – cari kesalahan guru semata, akan tetapi kegiatan supervisi lebih
pada kegiatan pembinaan profesional guru. Hal itu terbukti dengan adanya
tindak lanjut setelah kegiatan supervisi dilakukan.
C. SARAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dan melalui kegiatan
menyimpulkan serta implikasi yang telah diambil, maka dapat diberikan masukan
– masukan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
1.
Kepada Kepala Sekolah
a. Pelaksanaan kegiatan supervisi akademik sebaiknya dilakukan dengan
dipantau secara langsung oleh kepala sekolah. Meskipun kegiatan kepala
sekolah di luar sekolah sangat banyak, sebaiknya menyempatkan diri
paling tidaka seminggu sekali untuk memantau secara langsung kegiatan
supervisi yang dilaksanakan oleh guru senior.
b. Sebaiknya kepala sekolah rutin memberikan dorongan serta pemahaman
kepada guru mengenai pentingnya pelaksanaan supervisi akademik dalam
suatu pendidikan. Selain itu sebaiknya siswa juga ikut dilibatkan dalam
proses evaluasi supervisi dengan cara menyebarkan angket kepada siswa
untuk menilai secara jujur dan objektif performa guru dalam mengajar di
kelas.
c. Sebaiknya kepala sekolah membuat grafik mengenai kinerja guru dalam
melakukan pembelajaran di kelas agar kepala sekolah sebagai sorang
supervisor mampu memantau kondisi kinerja guru.
2.
Kepada guru senior
Peran guru senior dalam membantu kepala sekolah melaksanakan supervisi
akademik sebaiknya lebih membantu guru yang disupervisi untuk
mempersiapkan dirinya sebelum kegiatan supervisi dilakukan dengan cara
selalu mengingatkan mengenai jadwal pelaksanaan supervisinya serta
kelengkapan apa saja yang perlu untuk dipersiapkan dengan baik agar
memperoleh hasil supervisi yang memuaskan.
3.
Kepada guru yang disupervisi
Sebaiknya dalam pelaksanaan supervisi, guru yang disupervisi lebih
menyiapkan diri lebih baik lagi baik menyiapkan kelengkapan pembelajaran
maupun menyiapkan dirinya. Karena dengan kegiatan supervisi pendidikan
para guru akan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki lagi
dan hal – hal apa saja yang perlu dikembangkan lagi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
4.
Untuk peneliti lain
Agar peneliti lain dapat mengkaji ulang penelitian ini dengan menggunakan
teknik penelitian lain dan variabel yang berbeda misalnya kinerja guru atau
prestasi kerja guru mengingat penelitian ini masih jauh dari sempurna.
commit to user
Download