11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata
Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di
sini maksudnya adalah sama makna. Akan tetapi, pengertian komunikasi yang
dipaparkan di atas sifatnya dariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal
harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan
minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif yakni, agar orang lain
mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yakni agar orang lain bersedia menerima
suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegitan dan lain-lain1.
Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan, dan
politik sudah didasari oleh para cendikiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan
tahun sebelum Masehi. Akan tetapi, studi Aristoteles hanya berkisar pada retorika
dalam lingkungan kecil. Baru pertengahan abad ke-20 ketika dunia dirasakan semakin
kecil akibat revolusi industri dan revolusi teknologi elektronik, setelah di temukan
kapal api, pesawat terbang, listrik, telepon, surat kabar, film, radio, televisi, dan
sebagainya maka para cendikiawan pada abad sekarang menyadari pentingnya
komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge) menjadi ilmu (science).
1
Onong effendy uchjana.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.2005.
hal 9-10
11
12
Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan
pendapat dan sikap. Definisi Hovland menunjukan bahwa yang di jadikan objek studi
ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan
pendapatan umum (public opinion) dan sikap public (public attitude) yang dalam
kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting.
Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang
lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals).2
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat di lancarkan secara
efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang di kemukakan
oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication
in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa
komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari yang di ajukan itu, yakni:
2
-
komunikator (communicator, source, sender)
-
Pesan (message)
-
Media (Channel, media)
-
Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)
-
Efek (effect, impact, influence)
ibid 10
13
Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu.
2.2 Proses Komunikasi
a. Proses Komunikasi secara primer
Proses
komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada oarng lain dengan menggunakan lambing (symbol)
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah
bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung
mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas
karena hanya bahasalah yang mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada
orang lain. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam
komunikasi adalah bahasa. Akan tetapi, tidak semua orang pandai mencari kata-kata
yang tepat dan lengkap yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaan yang
sesungguhnya. Selain itu, sebuah perkataan belum tentu mengandung makna yang
sama bagi semua orang.3
Kata-kata mengandung dua jenis pengertian, yakni pengertian denotatif dan
pengertian konotatif. Sebuah perkataan dalam pengertian denotatif adalah yang
mengandung arti sebagaimana tercantum dalam kamus (dictionary meaning) dan
3
ibid hal 11
14
diterima secara umum oleh kebanyakan orang dengan bahasa dan kebudayaan yang
sama. Perkataan dalam pengertian konotatif adalah yang mengandung pengertian
emosional atau mengandung penilaian tertentu (emotional or evaluative meaning).
b. Proses Komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator
menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan
sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat,
telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah
media kedua yang sering di gunakan dalam komunikasi.
Proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komunikasi
primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambanglambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus
memperhitungkan cirri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan
media yang akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif
perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang di tuju. Setiap media
memiliki cirri atau sifat tertentu yang hanya efektif dan efisien untuk dipergunakan
bagi penyampaian suatu pesan tertentu pula.
15
Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan
media yang dapat di klasifikasikan sebagai media massa (massmedia) media nirmasa
atau media nonmassa ( non-mass media).4
2.3 Unsur-unsur dalam proses komunikasi
Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai
berikut:
a. sender : komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau
sejumlah orang
b. Encoding : penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk
lambang
c. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang di
sampaikan oleh komunikator.
d. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator
kepada komunikan
e. Decoding : Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan
makna pada lambang yang di sampaikan oleh komunikator kepadanya.
f. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator
g. Response : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah di
terima pesan.
4
ibid hal 16
16
h. Feedback :
Umpan balik,
yakni tanggapan komunikan apabila
tersampaikan atau di sampaikan kepada komunikator.
i.
Noise : Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi
sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda
dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Model komunikasi di atas menegaskan factor-faktor kunci dalam komunikasi
efektif. Komunikator harus tahu khalayak mana yang dijadikannya sasaran dan
tanggapan apa yang di inginkannya. ia harus terampil dalam menyandi pesan dengan
memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran biasanya mengawasandi pesan.
Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai
khalayak sasaran.5
2.4 Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan karakteristik khusus dari manusia. Tidak ada
makhluk lain yang dapat menyampaikan bermacam-macam arti melaui kata-kata.
Kata dapat dimanipulasi untuk menyampaikan secara ekplesit sejumlah arti. Katakata dapat menjadikan individu dapat menyatakan ide yang lengkap secara
komprehensif dan tepat. Kata-kata memungkinkan pengiriman banyak ide-ide melalui
gelombang udara kepada orang banyak. Kata-kata memungkinkan menyatakan
5
ibid hal 18-19
17
perasaan dan pikiran yang memungkinkan dapat dibaca orang untuk beberapa menit
atau untuk beberapa abad sesudahnya. 6
Kemampuan menggunakan komunikasi verbal secara efektif adalah penting
bagi administrator dan manajer. Dengan adanya komunikasi verbal memungkinkan
pengidentifikasian tujuan, pengembangan strategi dan tingkah laku untuk mencapai
tujuan.
Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi lisan dan komunikasi
tulisan. Komunikasi lisan dapat di definisikan sebagai suatu proses dimana seorang
pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi tingkah
laku penerima. Misalnya, seorang pemimpin organisasi menyampaikan suatu
keputusan kepda bawahannya dengan menyandikan keputusan itu dalam bentuk katakata. yang diucapkan langsung kepada bawahannya. Karyawan yang mendengar katakata tersebut menginterpretasikan artinya atau maksutnya serta berespon terhadap
keputusan yang disampaikan tersebut. Sedangkan komunikasi tulisan apabila
keputusan yang disampaikan oleh pimpinan itu disandikan dalam simbol-simbol yang
dituliskan oleh kertas atau pada tempat lain yang bisa di baca, kemudian dikirimkan
pada karyawan yang dimaksudkan. Komunikasi tertulis ini dapat berupa surat, memo,
buku petunjuk, gambar, laporan, sedangkan komunikasi lisan dapat dalam bentuk
percakapan interpersonal secara tatap muka, atau melalui telepon, radio, televise dan
lain-lain.
6
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, PT Bumi Aksara: 2011, Hal 95-97
18
Dalam komunikasi tulisan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama
sekali adalah penampilannya. Penampilan, komunikasi adalah hal yang vital. Banyak
para pimpinan kurang menyadari, bahwa surat adalah gambaran personal dari
perusahaan atau organisasinya. Penampilan pesan sering menentukan apakah pesan
itu akan diterima sebagai apa yang dimaksudkan. Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah pemilihan kata-kata yang di gunakan. Kata-kata dapat tidak benar menurut tata
bahasanya, meragukan atau mengambang. Masalahnya, bukan menuliskan kata tetapi
menuliskan apa yang di maksutkkan dengan kata-kata itu. Agar kita dapat berhasil
dalam komunikasi tulisan, Lewis (1987) menyarankan agar memperhatikan prinsipprinsip komunikasi tulisa yaitu: kebenaran cara menulis, keringkasan isi,
kelengkapan, kejelasan, dan kesopansantunan7.
2.4.1 Fungsi Bahasa Dalam Kehidupan Manusia
Kemampuan berbahasa manusia, yang membedakannya dari hewan lain yang
lebih rendah, merupakan akibat dari pembesaran dan perkembangan otak manusia.
Salah satu pandangan mengatakan bahwa orang-orang yang hidup di berbagai bagian
dunia merasa perlu merancang solusi untuk memecahkan masalah yang mereka
hadapi. Dalam hal ini, mereka menciptakan berbagai cara hidup, dan bersama hal itu,
bahasa-bahasa berlainan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya, cara orang
Eskimo yang unik harus menawarkan cara-cara bagi orang-orang ini untuk mengatasi
7
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.PT Remaja Rosdakarya Bandung :2008. hal 263
19
lingkungan mereka. Ini mungkin bisa menjelaskan mengapa terdapat banyak kata
dalam kosa kata Eskimo yang merujuk pada salju.
Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang,
objek, dan peristiwa. Setiap orang punya nama untuk identitas sosial. Orang juga
dapat menamai apa saja, objek-objek yang berlainan, termasuk perasaan tertentu yang
mereka alami. Penamaan adalah dimensi pertama bahasa dan basis bahasa dan pada
awalnya itu, dilakukan manusia sesuka mereka, yang lalu menjadi konvensi.
Menurut Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi: penamaan (naming
atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi. Penamaan atau penjulukan merujuk
pada usaha mengidentifikasi, objek,tindakan, atau orang dengan menyebut namanya
sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Fungsi interaksi, menurut Barker,
menekankan berbagai gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan
pengertian atau kemarahan dan kebingungan. Melalui bahasa, informasi dapat
disampaikan kepada orang lain. Barker berpandangan, keistimewahan bahasa sebagai
sarana transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu,
masa kini, dan masa depan. Memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.
Tanpa bahasa kita tidak mugkin bertukar informasi, kita tidak mungkin
menghadirkan semua objek dan tempat untuk kita rujuk dalam komunikasi. 8
8
ibid hal 265-266
20
2.4.2 Bahasa Gaul
Orang-orang yang punya latar belakang sosial budaya berbeda lazimnya
berbicara dengan cara berbeda. Perbedaan ini boleh jadi menyangkut dialek, intonasi,
kecepatan, volume (keras atau lemahnya), dan yang pasti adalah kosakatanya. Cara
bicara dan pilihan kata ilmuan berbeda dengan cara bicara dan pilihan kata pedagang.
Begitu juga antara cara bicara orang Jawa dengan cara bicara orang Batak.
Sejumlah kata atau istilah punya arti khusus, unik, menyimpang atau bahkan
bertentangan dengan arti yang lazim ketika di gunakan oleh orang-orang dari
subkultur tertentu. Bahasa subkultur ini di sebut bahasa khusus (special language),
bahasa gaul atau argot. Meskipun bahasa argot sebenarnya merujuk pada bahasa
khas yang digunakan setiap komunitas atau subkultur apa saja (termasuk kelompok
seniman), argot lebih sering merujuk pada bahasa rahasia yang digunakan kelompok
menyimpang (deviant group), seperti kelompok preman, kelompok penjual narkotika,
kaum homoseksual/lesbian, pelacur, dan sebagainya. Kata monster berarti sukses
besar (bukan raksasa) dalam subkultur music cadas (rock) di Amerika. Dalam bahasa
khusus subkultur kulit hitam di Amerika (disebut ebonics), bad berarti sangant bagus
(bukan jelek), charlie merujuk pada orang kulit putih, chickenhead berarti wanita
berambut pendek atau wanita tidak menarik (bukan kepala ayam), dan haircut berarti
dirampok atau ditipu (bkan cukr rambut). Banyak komunitas dan subkultur
mempunyai bahasa mereka sendiri yang unik dan sulit dipahami orang-orang diluar
kelompk mereka.
21
Penciptaan bahasa khusus ini memilii fungi tertentu bagi kelompok
penggunannya. Pertama, sebagai kontrabudaya dan sarana pertahanan diri, terutama
bagi kelompok yang hidup dilingkungan mereka yang tidak dapat dipahami
kelompok luar. Kedua, argot berfungsi sebagai sarana kebencian kelompok tersebut
terhadap budaya dominan tanpa diketahui kelompok dominan dan dihukum oleh
mereka. Ketiga, argot berfungsi sebagai sarana memelihara identitas dan solidaritas
kelompok. Argot memungkinkan mereka mengenal orang dalam dan membedakan
mereka dengan orang luar.
2.4.3 Bahasa gay dan bahasa waria
Di negara kita bahasa gaul kaum selebritis ternyata mirip dengan bahasa gaul
kaum gay (homoseksual) dan juga bahasa gaul kaum waria atau banci. Sejumlah kata
yang mereka gunakan, misalnya adalah binagius (bagus), cinakinep (cakep), duta
(uang), kemek (makan), linak (laki-laki), maharani (mahal), jinelinek (jelek),
minerinangsinang (merangsang), minurinah (murah), ngondek (genit), rumpi
(pemeras), seribong (seribu), tinta (tidak cinta), dan sebagainnya.9
2.5 Komunikasi Nonverbal
2.5.1 Pengertian Komunikasi Nonverbal
Yang dimaksut dengan komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan
pertukaran pesan dengan tidak menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang
bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Atau
9
ibid 311 dan 313
22
dapat juga dikatakan bahwa semua kejadian disekeliling situasi komunikasi yang
tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan. Dengan
komunikasi nonverbal orang dapat mengekpresikan perasaanya melalui ekspresi
wajah dan nada atau kecepatan berbicara. Misalnya, seorang pimpinan berbicara
dengan suara yang keras dan wajah yang merah padam, itu menandakan bahwa
pimpinan tersebut sedang marah pada karyawan tersebut.
Tanda-tanda komunikasi nonverbal belumlah dapat di identifikasi seluruhnya
tetapi hasil penelitian menunjukan bahwa cara dudu, berdiri, berjalan, berpakaian,
semuanya itu menyampaikan informasi pada orang lain. Tiap-tiap gerakan yang kita
buat dapat menyatakan asal kita, sikap kita, kesehatan atau bahkan keadaan
psikologis kita. Misalnya gerakan-gerakan seperti mengerutkan alis, mengigit bibir,
menunjuk dengan jari, tangan di pinggang, melipat tangan bersilang di dada
semuanya mengandung arti tertentu. Ada peribahasa mengatakan apa yang dikatakan
dengan keras tidak dapat di dengar orang, tetapi tanda-tanda diam seperti
menganggukan kepala, rasa kasih saying, kebaikan, rasa persaudaraan, di dengar oleh
orang lain dan merupakan pesan yang nyata dan jelas. 10
Arti dari suatu komunikasi verbal dapat diperoleh melalui hubungan
komunikasi verbal dan nonverbal. Atau dengan kata lain komunikasi verbal akan
lebih mudah diinterpretasikan maksutnya dengan melihat tanda-tanda nonverbal yang
mengiringi komunikasi verbal tersebut. komunikasi nonverbal dapat memperkuat dan
10
Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi. PT Bumi Aksara: 2007.hal 130-131
23
menyangkal pesan verbal orang khususnya lebih percaya pada komunikasi nonverbal
yang menyertainya.
Ada tiga hal yang perlu di ingat dalam komunikasi nonverbal yaitu: pertama,
karena interpretasi adalah karakteristik yang kritis dalam komunikasi nonverbal,
maka adalah sulit menyamakan tindakan stimulus nonverbal tertentu dengan satu
verbal khusus. Di dalam komunikasi nonverbal hendaklah di hindari melakukan
generalisasi karena keseluruhan arti tidaklah dapat di desain untuk tindakan
nonverbal tertentu. Hati-hatilah dalam menginterpretasikan tanda-tanda nonverbal
yang diperlukan.
Kedua, komunikasi nonverbal tidaklah merupakan sistem bahasa tersendiri.
Tetapi lebih merupakan bagian dari sistem verbal. Komunikasi nonverbal umumnya
tidaklah membawa informasi yang cukup, yang menjadikan penerima menyampaikan
arti keseluruhan yang timbul dari pertukaran pesan tertentu. Sistem komunikasi
nonverbal terbatas dan tidaklah memperlihatkan ketepatan bila hanya digunakan
tersendiri.
Ketiga, komunikasi nonverbal dapat dengan mudah ditafsirkan salah. Oleh
karena itu adalah berbahaya membuat arti tingkah laku nonverbal tertentu, karena
adanya perbedaan dalam kebudayaan di antara sesama. Tanpa latar belakang yang
cukup atau data verbal yang mendukung seseorang dapat salah menafsirkan pesan.
24
Nilai komunikasi nonverbal tidaklah terletak sebagai pengganti, pertukaran pesan
tulisan tetapi sebagai satu jaringan yang menyokong. 11
2.5.2 Fungsi Komunikasi Nonverbal
Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi. Paul
Ekman menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan
dengan perilaku mata, yakni sebagai:
1.
Emblem. Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan
dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan, “saya tidak sungguhsungguh”
2.
Illustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukan depresi atau kesedihan.
3.
Regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan
muka menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.
4.
Penyesuain. Kedipan mata yang cepat meningkatkan ketika orang berada
dalam tekanan. Itu merupakan respons tidak disadari yang merupakan upaya
tubuh untuk mengurangi kecemasan.
5.
Affect display. Pembesaran manik-mata (pupil dilation) menunjukkan
peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjuka perasaan takut, terkejut
atau senang.12
11
ibid hal 131-132
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya Bandung:2008. hal
349
12
25
Dalam hubungannya dengan perilaku verbal, perilaku nonverbal mempunyai
fungsi-fungsi sebagai berikut:
1.
Perilaku
nonverbal
dapat
mengulangi
perilaku
verbal,
misalnya
menganggukan kepala ketika mengatakan “iya” atau menggelengkan kepala
ketika mengatakan “tidak”
2.
Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya
melambaikan tangan mengucapkan “sampai jumpa lagi, ya”. Nada suara yang
meninggi atau suara yang lambat ketika berpidato di hadapan khalayak.
Isyarat nonverbal demikian itulah yang di sebut after display.
3.
Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi berdiri sendiri.
Misalnya menggoyangkan tangan dengan telapak tangan mengarah ke depan.
4.
Perilaku nonverbal dapat meregulasikan perilaku verbal. Misalnya sebagai
mahasiswa mengenakan jaket atau membereskan buku-buku, sehingga dosen
segera menutup kuliahnya.
5.
Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku
verbal. 13
2..5.3 Klasifikasi Pesan Nonverbal
Berdasarkan analisis Edward T.Hall dan Bridstell, pesan nonverbal
digolongan menjadi tiga jenis yaitu: kinestik, prosemik dan paralinguistic.
13
ibid
26
2.5.3.1 Kinestik
Bidang yang menelah bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics), suatu
istilah yang diciptakan seorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray
L.Birdwhistell. setiap anggota tubuh seperti wajah (termasuk senyuman dan
pandangan mata), tangan, kepala, kaki dan simbolik. Karena kita hidup,
semua anggota badan kita senantiasa bergerak. Dalam pelajaran pesan
nonverbal dikenal beberapa jenis kinestik, yaitu:
2. Ekpresi wajah
Berbagai penelitian melaporkan bahwa
emosi dapat ditunjukan
melalui ekspresi wajah karena wajah dianggap sangat kuat menampilkan
keadaan dalam seseorang yang membuat orang lain dapat membayangkan apa
yang sebenarnya terjadi.
Sylvan S.Tomkins menemukan sekurang-kurangnya ada 8 dasar emosi
wajah yang mencengangkan yakni, emosi yang menyatakan surprise, minat,
gembira, gusar, takut, jijik, tau muak, malu, dan kesedihan yang mendalam.
3.
Kontak mata dan pandangan
Kontak mata/cara pandang merupakan komunikasi nonverbal yang
ditampilkan bersama ekspresi wajah. Tak mengherankan kalau banyak orang
menggerakan alis mata ketika mereka bercakap-cakap karena mereka
menganggap bahwa kontak mata yang ditampilkan komunikator akan menarik
umpan balik dari komunikan.
27
4. Isyarat tangan
Kita sering menyertai ucapan kita dengaan isyarat tangan. Sebagain
orang menggunakan tangan mereka dengan leluasa, sebagian lagi moderat dan
sebagian lagi hemat. Untuk memperteguh pesan verbal mereka, orang-orang
Prancis,Italia, Spanyol, Mexico, dan Arab termasuk orang-orang yang sangat
aktif menggunakan tangan mereka, lebih aktif dari orang Amerika atau orang
Inggris, seakan-akan mereka tidak mau diam. Penggunaan isyarat tangan dan
maknanya jelas berlainan dari budaya ke budaya.
5. Postur Tubuh
Postur tubuh sering bersifat simbolik. Postur tubuh memang
mempengaruhi citra diri. Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui
hubungan antar fisik dan karakter atau tempramen. Klasifikasi bentuk tubuh
yang dilakukan oleh William Sheldon misalnya mununjukan hubungan antara
bentuk tubuh dan tempramen. Sebagian anggapan mengenai bentuk tubuh dan
karakter yang dihubungkannya mungkin sekedar stereotip.14
2.5.3.2 Sentuhan
Studi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika (haptics). Sentuhan seperti
foto adalah suatu perilaku nonverbal yang multi-makna, dapat menggantikan seribu
kata. Menurut Heslin, terdapat lima kategori sentuhan yang merupakan suatu rentang
14
Alo Liliweri.Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya: Yogyakarta. Lkis. 2003. hal 193
28
dari yang sangat impersonal hingga yang sangat personal. Kategori-kategori tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Fungsional-profesional.
di
sini
sentuhan
bersifat
“dingin”
dan
berorientasi-bisnis, misalnya pelayan toko membantu pelanggan memilih
pakaian.
b. Sosial-sopan. Perilaku dalam situasi ini membangun dan memperteguh
pengharapan, aturan dan praktik sosial yang berlaku, misalnya berjabat
tangan.
c. Persahabatan-kehangatan. Kategori ini meliputi setiap sentuhan yang
menandakan afeksi dan hubungan yang akrab. Misalnya,dua orang yang
merangkul setelah mereka lama berpisah.
d. Cinta-keintiman. Kategori ini merujuk pada sentuhan yang menyatakan
keterikatan emosional atau ketertarikan. Misalnya mencium pipi orang
tua dengan lembut: orang yang sepenuhnya memeluk orang lain: dua
orang yang “bermain kaki” di bawah meja: orang Eskimo yang saling
menggosokan hidung.
e. Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan erat dengan kategori
sebelumnya, hanya saja motifnya bersifat seksual. Rangsangan seksual
tidak otomatis bermakna cinta atau keintiman.
Seperi makna pesan verbal, makna pesan nonverbal termasuk sentuhan.
Bukan hanya bergantung pada budaya tetapi juga pada konteks.
29
2.5.3.3 Parabahasa
Parabahasa atau vokalika (vocalic), merujuk pada aspek-aspek suara selain
ucapan yang dapat dipahami, misalnya kecepatan berbicara, nada (tinggi atau
rendah), Intesitas (volume) suara, intonasi, dialek, suara terputus-putus, suara
gemetar, suitan, siualan, tawa, erangan, tangis, gerutuan, gumaman, desahan, dan
sebagainya. Setiap karakteriktik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pikiran
kita. Suara terengah-engah menandakan kelemahan, sedangkan ucapan terlalu cepat
menandakan ketegangan, kemarahan, atau ketakutan. Terkadang kita bosan
mendengarkan pembicaraan orang, bukan karena isi pembicaraannya, melainkan cara
menyampaikan yang lamban dan monoton.
Mehrabian dan Ferris menyebutkan bahwa parabahasa adalah terpenting
kedua setelah ekspresi wajah dalam menyampaikan perasaan atau emosi. Menurut
formula mereka parabahasa punya andil 38%dari keseluruhan impak pesan. Oleh
karena ekspresi wajah punya andil 55% lebih dari keseluruhan impak pesan. Lebih
dari 90% isi emosionalnya ditentukan secara nonverbal. 15
2.5.3.4 Penampilan Fisik
Setiap orang punya persepsi mengenai penampilan fisik seseorang baik itu
busananya (model, kualitas bahan, warna) dan juga ornament lain yang dipakainya,
seperti kacamata, sepatu, tas, jam tangan, kalung, gelang, cincin, anting-anting, dan
sebagainya. Seringkali orang juga memberi makna tertentu pada karakteristik fisik
15
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.PT Rodakarya: Bandung. 2005. hal 342
30
orang yang bersangkutan, seperti bentuk tubuh, warna kulit, model rambut dan
sebagianya.16
Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan (tertulis atau tidak), nilai
kenyaman, dan tujuan pencitraan, semua itu mempengaruhi cara kita berdandan.
Sebagian orang
berpandangan
bahwa pilihan
seseorang
terhadap pakaian
mencerminkan kepribadiannya, apakah ia orang yang konservatif, religious, modern
atau berjiwa muda. Kita memang cenderung mempersepsi dan memperlakukan orang
yang sama dengan cara yang berbeda bila ia mengenakan pakaian yang berbeda.
2.5.3.5 Bau-bauan
Bau-bauan terutama yang menyenangkan (wewangian, seperti deodorant eau
de toilette, eau de cologne, dan parfum) telah berabad-abad digunakan orang, juga
untuk menyampaikan pesan, mirip dengan cara yang juga dilakukan hewan.
Kebanyakan hewan menggunakan bau-bauan untuk memastikan kehadiran musuh,
menandai wilayah mereka, mengidentifikasi keadaan emosional dan menarik lawan
jenis.
Mereka yang ahli dalam wewangian dapat membedakan bau parfum laki-laki
dengan parfum perempuan, bau parfum mahal dengan bau parfum yang murah. Bau
parfum yang digunakan seseorang dapat menyampaikan pesan bahwa ia berasal dari
kelas tertentu: kaum eskskutif, selebritas, atau wanita tunasusila, kelas atas atau kelas
bawah. Wewangian dapat mengirim pesan sebagai pengodaan, rayuan, ekspresi
16
ibid 346
31
feminimitas atau maskulinitas. Dalam bisnis, wewangian melambangkan kesan, citra,
status dan bonafiditas.
2.5.3.6 Orientasi Ruang dan Jarak Pribadi
Setiap budaya punya cara khas dalam mengkonseptualisasikan ruang, baik di
dalam rumah, di luar rumah ataupun dalam berhubungan dengan orang lain. Edwart
T.Hall adalah antropolog yang menciptakan istilah proxemics (proksemika) sebagai
studi yang menelaah persepsi manusia atas ruang terhadap komunikasi. Beberapa
pakar lainnya memperluas konsep prosemika ini dengan memperhitungkan seluruh
lingkungan fisik yang mungkin berpengaruh terhadap proses komunikasi , termasuk
iklim (temperature), pencahayaan dan kepadatan penduduk. 17
2.5.3.7 Warna
Kita sering menggunakan warna untuk menunjukan suasana emosional, cita
rasa, afiliasi politik dan bahkan meungkin keyakinan agama kita, seperti ditunjukan
kalimat atau frase berikut: wajah yang merah, koran kuning, feeling blue, matanya
hijau kalau melihat duit, kabinet ijo royo-royo dan sebagainya. Dalam tiap budaya
terdapat konvensi tidak tertulis mengenai warna pakaian yang layak dipakai atau
tidak. Hingga derajat tertentu,
tampaknya ada hubungan antara warna yang
digunakan dengan kondisi fisiologi dan psikologis manusia, meskipun kita
memerlukan lebih banyak penelitian untuk membuktikan dugaan ini.
17
ibid 355
32
2.6 Gaya
Gaya pakaian merupakan salah satu bentuk dari komunikasi nonverbal karena
didalamnya terdapat praktik-praktik penandaan. Melalui gaya pakaian dapat
direpsentasikan sejumlah makna tertentu sesuai dari tujuan seseorang yang
menggunakan gaya pakaian tersebut. Gaya pakaian bukan hanya sekedar dipakai
begitu saja. Wilson menyebutkan bahwa fashion (pakaian) merupakan seperti
fenomena budaya khususnya dalam bentuk simbolis dan mistis yang cukup lama
bertahan terpenjara didalam sebuah makna18.
Pada kajian ilmu komunikasi, pakaian memainkan peran yang pernting.
Menurut Rakhmat (1994-292) pakaian dalam konteks komunikasi nonverbal
merupakan bagian dari pesan artifaktual. Gaya pakaian dipandang memliki satu
fungsi komunikatif. Suatu bentuk komunikasi artifktual dalam ranah komunikasi
nonverbal. Gaya pakaian menyampaikan pesan bermakna dengan cara yang sama
seperti bahasa menyampaikan pesan
Komunikasi artifaktual meliputi segala macam penampilan seperti gaya
pakaian, tas dan atribut-atribut lainnya. Pada umumnya pakaian digunakan untuk
menyampaikan identitas seseorang untuk mengungkapkan kepada orang lain siapa
kita.
18
Farid Hamid U: pakaian : Studi Komunikasi Artifaktual. Jakarta: MediaKom Jurnal Ilmiah 2010
33
2.6 Komunitas
Sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang
seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antara
para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values.19
Komunitas berasal dari bahasa latin communitas ynag berarti “kesamaan”
kemudian dapat di turunkan dari “communis” yang berarti “sama, public, dibagi oleh
semua atau banyak”. Komunitas dalam sebuah kelompok sosial beberapa organism
yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Dalam komunitas manusia, individu-individu didalamnya dapat memiliki maksud,
kepercayaan sumber daya, frefensi, kebutuhan, resiko, dan sejumlah kondisi serupa.20
2.7 Pengertian Waria
Dalam konteks budaya, dimensi konflik dan perilaku yang dihadirkan waria
tidak hanya di pempat di pandang sebagai sebuah tatanan yang menyimpang, namun
bahwa perilaku mereka belum mendapatkan tempat di dalam peran-peran sosial
menyatu dengan masyarakat. Lingkungan sosial umumnya akan memperoleh
keamanan psikologis yang cukup besar dari perasaan akrab dan menyatu, karena
manusia dalam konteks kebudayaan tidaklah sendirian melainkan merupakan bagian
19
Hermaway Kertajaya. Karakteristik Entrepreneur. Jakarta.PT Gramedia Pusaka Utama.2008, hal 20
dikutip dari skripsi Adi Gunawan Saputro. Analisis Perilaku Komunikasi Verbal dan Nonverbal
komunitas lesbian. Jakarta 2013.
20
ibid, hal 21
34
yang tidak terpisahkan dari suatu kelompok dalam kelompok itu ia diterima dan
memainkan peranan (Mulder, 1984:64).21
Hidup “sebagai waria” mengandung satu pengertian bahwa seorang waria
harus mampu bertahan dari berbagai ragam tekanan yang menghimpitnya dirinya,
karena kultur mereka belum sepenuhnya diterima di dalam ruang sosial-ruang sosial
tersebut. Oleh karena itu, tekanan-tekanan sosial tidak harus mereka hindari, namun
sebaliknya harus mereka hadapi dengan penuh siasat. Dengan demikian terdapat
strategi-strategi tertentu untuk mempertahankan perilaku waria, yang akhirnya
menjadi sebuah kultur waria. Strategi-strategi satu proses sosial budaya yang pada
gilirannya harus dapat mengejawantahkan perilaku waria untuk dapat bertahan dalam
ruang sosial tertentu. Melalui pengalaman-pengalaman hidup itulah kemudian akan
ditemukan makna hidup “sebagai waria”.22
2.8.1 Macam-macam Kelainan Seks
Adapun yang termasuk dalam golongan kelainan seks antara lain:
1. Sexual Sadism : penderita kelainan ini hanya akan mendapat gairah
kepuasan seksual dengan melakukan aksi kekerasan baik fisik
maupun mental. Bentuk kekerasan tersebut bisa ringan, tetapi bisa
pula berat, ,misalnya: pembunuhan.
2. Sexual Masochism : merupakan kebalikan dari sadisme. Penderita
kelainan jenis ini mendapatkan kegairahan seksual dengan cara
21
22
Koeswinarno. Hidup Sebagai Waria. LKiS: Yogyakarta. 2004. hal 5
ibid hal 10-11
35
dihina, diikat, dipukul, atau dengan bentuk-bentuk kekerasan lain.
Artinya, dia dengan sengaja terlibat dalam kekerasan tersebut demi
mendapatkan kepuasan seks.
3. Zoophylia : orang yang menderita kelainan ini mendapatkan
kepuasan lewat hubungan seks dengan hewan. Atau bisa juga
sekedar fantasi bahwa ia seolah-olah mengadakan hubungan
dengan binatang. Bnrtuknya bisa sekedar mengelus-elus, melihat
aktifitas seks binatang atau melakukan hubungan kelamin
langsung.
4. Voyeurism : penderitanya adalah orang yang mendapatkan
kegairahan seks dengan cara mengintip orang yang sedang
telanjang atau sedang melakukan hubungan seks.
5. Fetishism : orang yang mengidap kelainan ini menggunakan
benda-benda terseebut, misalnya celana dalam, sapu tangan, atau
rambut.
Biasanya,
benda-benda
tersebut
itu
dielus-elus,
dipandangi, atau dipakai untuk masturbasi.
6. Pedophylia : penderita jenis ini suka melakukan atau berfantasi
dengan berhubungan seks dengan anak kecil.
7. Exhibitionism : penderitanya mendapatkan gairah seks dengan cara
memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang yang tidak
dikenalnya.
36
8. Transvestism : orang yang menderita kelainan ini mendapatkan
kegairahan dengan cara memakai pakaian lawan jenisnya.23
2.8.2 Ciri-ciri Waria
Dalam DSM IV-TR, waria dianggap memiliki gangguan identitas gender
(Gender Identity Disorder) transeksual memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.
Identifikasi yang kuat dan menetap terhadap lawan jenis
b.
pada anak-anak terdapat empat atau lebih ciri, yaitu:
a. Berulang kali menyatakan keinginan atau memaksa diri untuk
menjadi lawan jenis
b. lebih suka memakai pakaian lawan jenis
c. lebih suka berperan sebagai lawan jenis dalam bermain atau
berfantasi menjadi lawan jenis terus menerus.
d. lebih suka melakukan permainan lawan jenis
e. lebih suka bermain dengan teman-teman yang lawan jenis.
c.
Pada remaja dan orang dewasa seperti keinginan untuk menjadi lawan
jenis, ingin di perlakukan sebagai lawan jenis. keyakinan bahwa
emosinya adalah tipikal lawan jenis.
D.
Rasa tidak nyaman yang terus-menerus dengan jenis kelamin
biologisnya atau rasa terasing dan peran gender jenis kelamin tersebut.
23
Kemala Atmojo. Kami Bukan Lelaki. Jakarta: PT Temprint. 1986 hal 35-36
37
E Pada anak-anak terwujud dalam salah satu hal diantaranya, pada laki-laki
merasa jijik dengan penisnya dan yakin bahwa penisnya akan hilang seiring
berjalannya. Pada anak perempuan, menolak untuk buang air kecil dengan
cara duduk
yakin bahwa penis akan tumbuh, merasa tidak suka dengan
payudara yang besar dan menstruasi dan tidak menyukai pakaian perempuan.
f. Pada remaja dan dewasa terwujud dengan salah satu hal diantaranya
keinginan kuat untuk mrnghilangkan karakteristik jenis kelamin sekunder
melalui pemberian hormone atau operasi, yakin bahwa dia dilahirkan dengan
jenis kelamin yang salah24.
24
ibid 36
Download