PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Pati terletak di daerah pantai utara Pulau Jawa dan di bagian timur dari Propinsi Jawa Tengah. Batas wilayah sebelah utara adalah Kabupaten Jepara dan Laut Jawa, sebelah barat adalah Kabupaten Kudus, sebelah selatan adalah Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora, sebelah timur adalah Kabupaten Rembang. Luas wilayah Kabupaten Pati 150.386 ha yang terdiri dari 58.448 ha lahan sawah dan 91.920 ha lahan bukan sawah. Tanah bagian utara terdiri dari tanah Red Yellow, Latosol, Aluvial, Hidromer, dan Regosol. Tanah bagian selatan terdiri dari tanah Aluvial, Hidromer, dan Gromosol (BPS, 2007). Dari segi letaknya Kabupaten Pati merupakan daerah yang strategis di bidang ekonomi, sosial, budaya dan memiliki potensi sumber daya alam serta sumber daya manusia yang dapat dikembangkan dalam semua aspek kehidupan masyarakat seperti pertanian, peternakan, perikanan, perindustrian, pertambangan/ penggalian dan pariwisata (BPS, 2011). Beternak merupakan mata pencaharian utama dan sampingan bagi warga masyarakat Kabupaten Pati. Jenis-jenis ternak yang berkembang dan dipelihara oleh masyarakat di Kabupeten Pati adalah sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, ayam ras, dan ayam buras. Ternak ruminansia menjadi komoditas unggulan peternakan di Kabupaten Pati untuk memenuhi kebutuhan daging baik untuk wilayah Kabupaten Pati, maupun kebutuhan nasional. Selain itu, ternak ruminansia dinilai cocok sebagai hewan ternak sebagai usaha sampingan karena memiliki nilai jual yang tinggi sehingga lebih menguntungkan bagi peternak. Hijauan pakan untuk ternak ruminansia dinilai lebih murah dan mudah didapat oleh peternak. Hijauan pakan ini diperoleh dari rumput lokal, leguminosa, bahkan dengan memanfaatkan limbah pertanian untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia. Hijauan makanan ternak ini diperoleh peternak disekitar lahanlahan pertanian yang ada, atau bahkan peternak dengan sengaja menanamnya di lahan yang mereka miliki. Pesisir pantai merupakan salah satu daerah potensial pemasok hijauan makanan ternak. Indonesia memiliki panjang garis pantai sebesar 95.181 km yang menduduki peringkat keempat dunia setelah Amerika Serikat, Kanada, dan Rusia. Kabupaten Pati memiliki beberapa kecamatan yang terletak di pesisir pantai pulau jawa (pantura). Salah satu kecamatan yang terletak di pesisir pantai adalah Kecamatan Batangan. Kecamatan Batangan memiliki 18 desa dan kelurahan yang beberapa diantaranya berada di pesisir pantai. Desa-desa tersebut adalah Batursari, Bulumulyo, Bumimulyo, Ketitangwetan, Gajahkumpul, Kalyusiwalan, Kuniran, Gunungsari, Jembangan, Kedalon, Lengkong, Mangunlegi, Ngening, Mangunlegi, Raci, Sukoagung, Tlogomojo dan Tompomulo (Godam, 2011). Sebagai salah satu desa pesisir pantai di Kecamatan Batangan, Desa Mangunlegi memiliki warga dengan mata pencaharian beragam. Salah satu mata pencaharian yang mereka lakukan adalah beternak. Ternak yang mereka miliki juga beragam baik monogastrik, maupun ruminansia. Kebutuhan makanan ternak ruminansia yang dipelihara oleh warga didapat dari hijauan lokal yang berada di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, wilayah pesisir pantai mempunyai potensi untuk menyediakan hijauan makanan ternak dan daya dukung bagi ternak. Selain itu, wilayah pesisir pantai memiliki keragaman hijauan pakan yang beragam dan tentunya jenis hijauannya akan berbeda dengan daerah non pesisir pantai. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui potensi hijauan pakan yang berada di wilayah pesisir pantai Desa Mangunlegi sebagai pakan ternak ruminansia. 2