UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII SMP SWASTA AMAL BAKTI MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016. Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan FAJAR SIDDIK SIREGAR Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar lari sprint melalui variasi pembelajaran pada siswa kelas VII SMP Swasta Amal Bakti Medan tahun ajaran 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-3 SMP Swasta Amal Bakti yang berjumlah 40 siswa, yang diberikan tindakan berupa pengajaran melalui variasi pembelajaran dimana dalam pembelajarannya menggunakan latihan ladder drill. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan tes hasil belajar diakhir setiap siklus yang berbentuk aplikasi penilaian teknik dasar lari sprint dengan pelaksanaan penelitian tes hasil belajar ini dilaksanakan selama dua minggu atau dua kali pertemuan. Analisis data dilakukan dengan reduksi data dan paparan data. Setelah data terkumpul dilakukan analisis, maka diperoleh hasil analisisnya: Dari tes hasil belajar sebelum menggunakan variasi pembelajaran(pre-test) diperoleh 12,5% dari 40 siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar. Kemudian diberikan penerapan melalui variasi pembelajaran menggunakan alat ladder drill maka diperoleh tes hasil belajar di siklus I sebanyak 20 orang siswa dengan nilai setelah dikonfersikan sebesar 50% telah mencapai tingkat ketuntasan sedangkan 20 orang lainnya sebesar 50% belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata hasil belajar adalah 67,77%. Namun di siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang diharapkan. Maka dilakukanlah tes hasil belajar siklus II dengan diperoleh data sebanyak 37 orang siswa dengan nilai setelah dikonfersikan sebesar 92% yang telah mencapai ketuntasan belajar dan 3 orang lainnya masih belum tuntas dengan nilai sebesar 8% dengan nilai rata-rata hasil belajar adalah 82,22%. Dengan kata lain terdapat peningkatakan klasikal dari siklus I 67,77% menjadi 82,22% di siklus II. Berdasarkan analisis data Dapat dikatakan Bahwa melalui Alat Bantu Ladder Drill dapat meningkatkan Hasil Belajar Lari Sprint pada Siswa Kelas VII SMP Swasta Amal Bakti Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Kata kunci: Alat Bantu Ladder Drill, Lari Sprint A. PENDAHULUAN Kualitas ditentukan oleh cerdas, damai, terbuka dan demokrasi. kehidupan faktor bangsa pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Untuk dapat terwujudnya itu semua ada banyak hal yang harus diperhatikan. Untuk melaksanakan pendidikan, dimulai dengan keadaan inovatif, tenaga pendidik sampai pada usaha menghadapi setiap pelajaran. Setiap peningkatan mutu pendidikan. Dimana siswa harus dapat memanfaatkan ilmu salah satunya adalah Pendidikan Jasmani yang diperolehnya dalam kehidupan dan Kesehatan. sehari hari, untuk itu setiap pelajaran Pendidikan Jasmani dan kompetitif dalam dan selalu dikaitkan dengan manfaatnya Kesehatan merupakan mata pelajaran dalam lingkungan sosial masyarakat. yang tidak dapat dipisahkan dengan Peran guru adalah sebagai fasilitator dan kurikulum, yang bertujuan agar siswa bukan sumber utama pembelajaran, hal menjadi ini terwujud dengan menempatkan siswa terampil aktifitas fisik kesegaran dalam dan meningkatkan Untuk menumbuhkan sikap aktif, dan inovatif, dan kompetitif dari siswa dapat tidaklah mudah, fakta yang tejadi adalah gerak guru dianggap sumber belajar yang dasar yang mendukung sikap (afektif) paling benar. Proses pembelajaran yang dan perilaku (behavioral) hidup bersih terjadi memposisikan siswa sebagai dan sehat serta kesegaran jasmani. pendengar ceramah guru. Akibatnya Pendidikan Jasmani proses disesuaikan dengan Pendidikan Kesehatan, peserta mengembangkan siswa. sebagai subyek pendidikan. Karena melalui jasmani melakukan Jasmani didik kemampuan dan Kesehatan mengajar cenderung dan membosankan dan menjadikan siswa kebutuhan lingkungan sehingga bahan malas untuk belajar. Sikap anak didik pembelajaran Pendidikan Jasmani dan yang pasif tersebut ternyata tidak hanya Kesehatan khususnya di SMP dan terjadi pada mata pelajaran tertentu saja kegiatan tetapi hampir pada semua mata pelajaran bermain keadaan belajar dalam rangka pembentukan kebiasaan hidup sehat dan termasuk segar serta membantu peserta didik sebenarnya banyak cara yang dilakukan mecapai pertumbuhan ke arah yang untuk optimal. pedidikan jasmani siswa, salah satu Dengan pendidikan meningkatkan jasmani, hasil belajar diberlakukannya upaya untuk meningkatkan hasil belajar kurikulum tingkat satuan pendidikan siswa dengan cara perbaikan proses (KTSP) 2006 di sekolah yang secara belajar khusus tujuannya untuk meningkatkan keberhasilan mutu pendidikan, menuntut guru dan mengajar siswa untuk bersikap aktif, kreatif, keterampilan mengajar. Pencapaian seorang didukung guru oleh dasar dalam beberapa mengajar diantaranya yaitu keterampilan Pendidikan Jasmnai dan Kesehatan mengadakan variasi pembelajaran yang hendaknya didukung dengan sarana dan dapat diterima oleh peserta didik. prasarana yang lengkap karena sarana Atletik merupakan bagian pokok merupakan salah satu bagian yang dari aktifitas fisik dalam mata pelajaran stategis Pendidikan Kesehatan pembelajaran. Dengan kata lain, lengkap (Penjaskes) dengan tujuan memberikan dan tidak lengkapnya sarana prasarana berbagai keterampilan gerak pada siswa. disekolah turut mempengaruhi maksimal Atletik dan tidak maksimalnya ketercapaian Jasmani adalah dan salah satu cabang dalam pencapaian olahraga yang dipertandingkan atau tujuan diperlombakan atas lengkap bisa memudahkan guru untuk nomor-nomor jalan, lari, lempar, dan mencapai target-terget tertentu yang lompat (Aip Syarifuddin, 2002:2). menjadi tujuan pembelajarannya. Begitu Lari yang yang sebaliknya, sarana prasarana yang tidak berpindah tempat dengan gerakan maju lengkap akan menyulitkan bagi guru ke dengan mencapai target-terget pembelajarannya. kecepatan penuh (sprint). Untuk siswa Dalam peroses belajar mengajar SMP, nomor lari 50 meter adalah salah guru dituntut harus memiliki strategi satu nomor lari yang diperaktekkan agar siswanya dapat belajar secara dengan menggunakan kecepatan yang efektif dan efesien dalam mencapai maksimal. Yang artinya siswa atau tujuan yang diharapkan. Salah satu seorang atlet harus dapat melakukan lari langkah untuk memilih strategi itu guru yang harus yang gerakan Sarana badan depan adalah meliputi pembelajaran. tujuan dilakukan secepat-cepatnya dengan menguasai mengarahkan seluruh kekuatan dari awal penyajian, (start) sampai dengan melewati garis penggunaan media pembelajaran yang akhir (finish). Sesuai dengan pendapat tepat. Untuk mengatasi masalah ini Aip Syarifuddin (2002) mangatakan maka guru dituntut dapat memperbaiki bahwa “Lari jarak pendek adalah suatu dan cara lari dimana siswa atau atlet harus materi pelajaran. Salah satu teknik yang menempuh seluruh dengan dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan semaksimal mungkin” minat dan prestasi belajar siswa ialah jarak (2002:41). yang teknik-teknik memperbaharui disebut cara dengan penyajian dengan variasi pembelajaran. Karena Proses belajar yang dilakukan di variasi pembelajaran tersebut membuat sekolah khususnya untuk mata pelajaran seseorang dapat mengangkat ide atau informasi yang terkandung didalamnya sekolah dengan jelas. ketuntasan minimal (KKM) pada nilai Media sebagai proses sumber informasi bagi anak menerapkan kriteria siswa yaitu 70, namun masih banyak harus siswa yang memiliki nilai rata-rata yang memadai dan sesuai dengan tujuan rendah yaitu dibawah 70. Dengan hasil pembelajaran dicapai, tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil sehingga pendidik/guru dituntut untuk belajar pelajaran penjas di kelas VII dapat memilih dan menyediakan media SMP Swasta Amal Bakti Medan masih yang sesuai dengan kebutuhan sehingga harus ditingkatkan. Berdasarkan hasil proses belajar dapat terlaksana dengan observasi dan wawancara dengan guru baik. pendidikan yang didik telah akan jasmani olahraga dan Penggunaan media tidak hanya kesehatan, ternyata dari 40 orang siswa membuat proses pembelajaran lebih kelas VII SMP Swasta Amal Bakti efisien, tetapi mareti pelajaran dapat Medan ternyata hanya 5 orang siswa diserap lebih mendalam. Siswa mungkin yang telah memiliki ketuntasan belajar sudah memahami suatu permasalahan (12,5%) dan 35 orang siswa lainnya melalui pembelajaran penjelasan guru, belum pemahaman itu akan lebih baik lagi jika (87,5%). diperkaya dengan kegiatan melihat, memiliki Banyak ketuntasan faktor belajar yang menyentuh, merasakan atau bahkan mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu mengalami melalui media. motivasi, minat, bakat, semangat, Berdasarkan hasil pengamatan kondisi fisik, sarana prasarana, guru dan yang dilakukan penulis di sekolah SMP strategi pembalajarannya. Menyadari hal Swasta Amal Bakti Medan, penulis tersebut melihat siswa kurang termotivasi untuk pembaharuan belajar khususnya penjas mengenai lari penjas untuk memungkinkan siswa dapat sprint. Berdasarkan hasil wawancara dan mempelajari penjas khususnya materi pengamatan dengan guru dan siswa pada lari sprint yang lebih menyenangkan. bulan Maret 2016, penulis memperoleh maka harus dalam ada suatu pembelajaran Berdasarkan uraian di atas maka informasi mengenai proses pembelajaran penulis yang masih kurang baik. Hasil belajar Penelitian Tindakan Kelas megenai siswa masih jauh dari yang diharapkan. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar SMP tertarik untuk mengadakan Dalam pembelajaran Penjas di Lari Sprint Melalui Alat bantu Ladder Swasta Drill Pada Siswa Kelas VII SMP Swasta Amal Bakti Medan, Amal Bakti Medan Tahun Ajaran Pada Siswa Kelas VII SMP Swasta 2015/2016”. Amal B. Identifikasi Masalah 2015/2016. Berdasarkan uraian diatas yang dikemukakan masalah, dalam latar maka belakang penulis dapat mengidentifikasi beberapa masalah yang Bakti Medan Tahun Ajaran Dimana variasi pembelajaran adalah variabel bebas, dan hasil belajar lari sprint adalah variabel terikat. D. Rumusan Masalah dihadapi. Dalam penelitian ini, yang Adapun yang menjadi rumusan menjadi identifikasi masalahnya adalah: masalah dalam penelitian ini adalah : Kurangnya alat atau fasilitas di sekolah - Apakah dengan menggunakan alat membuat siswa kurang semangat belajar bantu khususnya mata pelajaran penjas. Guru meningkatkan penjas dalam proses pembelajarannya belajar lari sprint pada siswa kelas sudah cukup baik hanya saja siswa yang VII SMP Swasta Amal Bakti Medan begitu sulit mengikuti pelajaran penjas Tahun Ajaran 2014/2015? dan mudah sekali bosan dengan pelajaran yang ada. Karena sebagian Ladder drill ketuntasan Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : menyebabkan siswa kurang semangat 1. Peningkatan mata pelajaran ketuntansan hasil Dan belajar lari sprint pada siswa kelas banyaknya siswa dalam satu kelas VII SMP Swasta Amal Bakti Tahun membuat Ajaran 2015/2016? suasana penjas. hasil E. Tujuan Masalah siswa masuk sekolah pada siang hari, saat dapat kurang belajar kondusif. 2. Penerapan alat bantu ladder drill terhadap hasil belajar lari sprint C. Pembatasan Masalah Sehubungan dengan pada siswa kelas VII SMP Swasta luasnya permasalahan yang muncul dari kajian yang telah identifikasi dikemukakan masalah, maka dalam perlu Amal Bakti Tahun 2015/2016? F. Manfaat Penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan pembatasan masalah guna menghindari dapat bermanfaat bagi : perluasan 1. Menentukan permasalahan. Dimana Ajaran dapat tidaknya peneliti membatasi permasalahan pada penerapan alat bantu ladder drill Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lari digunakan Sprint Melalui Alat Bantu Ladder Drill hasil belajar lari sprint pada siswa untuk meningkatkan kelas VII SMP Swasta Amal Bakti manusia dan menghasilkan pola-pola Tahun Ajara 2015/2016. perilaku 2. Bagi guru, semua guru penjas agar pada individu yang bersangkutan” (2002:15). dapat meningkatkan kemampuan Menurut Hetherrington (2002) dan keterampilan mengajar juga mengemukakan melakukan modifikasi atau variasi jasmani berkenaan dengan aktivitas yang dalam pembelajaran penjas. menggunakan kelompok otot-otot besar, 3. Sebagai bahan masukan bagi bahwa pendidikan dan hasil yang diperoleh merupakan seluruh guru penjas untuk dapat sumbangan meningkatkan kemampuan dalam pertumbuhan anak-anak didik sehingga mengajar ia secara efektif dan produktif. 4. Bagi menyadari pendidikan siswa, meningkatkan agar minat dapat siswa dan serta bahwa dari jasmani dan proses tersebut Nadisah 2002:16). Berdasarkan beberapa rumusan hasil pengertian pendidikan jasmani yang belajar siswa dalam pembelajaran telah dikemukakan, dapat dikaji bahwa pendidikan jasmani dan kesehatan pendidikan jasmani adalah bagian dari khususnya di materi lari sprint. pendidikan 5. Bagi meningkatkan kesehatan pertumbuhan tidak akan cacat (dalam suasana pembelajaran yang lebih baik, bagi sekolah, untuk penyusunan khususnya menggunakan aktivitas jasmani sebagai dan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik mutusekolah mata yang masukan program meningkatkan menyeluruh pelajaran pendidikan jasmani. (siswa) untuk kemampuan meningkatkan fisik (keterampilan motorik) dan nilai-nilai kognitif, afektif, dan sosial yang didalamnya kesehatan G.Kajian teoritis dan 1. Pendidikan Jasmani Menurut Sharman (dalam Nadisah, 2002) mengemukakan bahwa “pendidikan jasmani adalah bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktivitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh pertumbuhan siswa. pendidikan jasmani kepentingan dalam Dimana memiliki menumbuh kembangkan seluruh domain yang ada pada seluruh siswa, termasuk pengembangan aspek sosial. Dalam bagian terdahulu dikemukakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan keseluruhan. Hal ini disengaja dilakukan oleh individu agar membawa akibat juga terahadap tujuan terjadi yang ingin dicapai melalui pendidikan dengan belajar anak yang tadinya tidak jasmani. (2002) mampu melakukan sesuatu, menjadi “tujuan mampu melakukan sesuatu itu, atau anak pendidikan jasmani yang ingin dicapai yang tadinya tidak terampil menjadi itu bernaung di bawah payung ranah- terampil (Siddiq, ranah sebagai berikut : ranah jasmani Menurut Siddiq, atau mencakup Pembelajaran adalah suatu kombinasi ranah yang terorganisir yang meliputi unsur- mencakup unsur manusiawi, material, fasilitas, Annarino mengemukakan bahwa: fisikal yang perkembangan organik, psikomotor yang perubahan kemampuan dkk. dkk diri, 2008:1-3). (2008:6) perkembangan neuromuskular (syaraf perlengkapan otot), ranah kognitif yang mencakup berinteraksi perkembangan intelektual dan ranah tujuan. afektif yang mencakup perkembangan Secara umum menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) ada beberapa prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu : 1. Perhatian dan Motivasi, perhatian dan motivasi terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan maka akan tumbuh pula motivasi untuk mempelajarinya 2. Keaktifan, belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengelola informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi 3. Kererlibatan langsung/berpengalaman, dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, serta tanggung jawab terhadap hasilnya 4. Pengulangan, pengulangan diperlukan dalam belajar untuk mencapai tujuan yaitu untuk melatih daya-daya jiwa, untuk sosial-personal-emosional” (dalam Nadisah 2002:50). 2. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Menurut Skinner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009) mengemukakan bahwa “belajar adalah suatu perilaku”. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun, dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: a) kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pelajaran, b) respons si pelajar, c) konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut” (2009:9). Menurut Siddiq, dkk (2008) Belajar adalah suatu aktivitas yang dan prosedural yang untuk mencapai suatu membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaankebiasaan 5. Tantangan, didalam belajar harus adanya beberapa tantangan atau hambatan yang harus diatasi agar tujuan belajar itu tercapai 6. Balikan dan penguatan, sangat penting, supaya siswa segera mengetahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut 7. Perbedaan individual, tiap siswa memiliki perbedaan satu dangan yang lainnya. Guru hendaknya mampun memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing. (2009:42) a. Hakekat Lari Sprint/Lari Jarak Pendek Menurut Aip Syarifuddin (2002) “Lari jarak pendek atau sering juga dikatakan dengan lari sprint adalah suatu cara lari dimana si atlet menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin” (2002:41). Artinya harus melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan mengarahkan seluruh kekuatannya melalui awal (mulai dari start) sampai dengan melewati garis akhir (finish). Menurut Muhajir, (2003) “Lari jarak pendek atau lari cepat (sprint)adalah suatu perlombaan lari dimana semua peserta berlari dengan kecepatan penuh yang menempuh jarak 100 m, 200 m, atau 400 m” (2003:92). Menurut Suharno (2003) yang dibutuhkan dalam lari sprint adalah kecepatan bergerak yakni kemampuan atlet bergerak secepat mungkin dalam satu gerak yang di tandai waktu antara gerak permulaan dengan gerak akhir”. Unsur gerak kecepatan merupakan unsur kemampuan gerak dasar setelah kekuatan dan daya tahan yang berguna untuk mencapai mutu prestasi prima. Kecepatan atlet dapat ditingkatkan tergantung dari potensi sejak lahir dan hasil latihan teratur, cermat dan tepat (2003:20). Lari Sprint adalah olahraga yang cukup diminati. Gerakan yang terdapat dalam Lari Sprint adalah gerakan dimana peserta lari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus ditempuh, sampai dengan jarak 400 meter masih dapat digolongkan dalam lari sprint (Soebroto,2008:143). Gambar 1: start jongkok (Sumber : http://www.teknik start jongkok.com yang diperoleh pada 15 Maret 2016) a. Teknik Lari untuk teknik lari jarak pendek, yang harus dipahami dan dikuasai serta dapat dilakukan dengan benar, cepat, tepat, luwes, dan lancar oleh para atlet pemula dan murid-murid di sekolah antara lain adalah: a) Lari dengan menggunakan ujung kaki b) Lutut atau paha diangkat tinggi c) Ayunan lengan atau tangan dari belakang ke depan d) Badan condong ke depan Untuk latihan mencondongkan badan ke depan dari sikap berlari, dilakukan dengan cara : anak-anak lari beberapa meter di belakang garis batas yang telah ditentukan, setelah sampai pada batas ayang telah ditentukan, condongkan badan ke depan sambil terus lari secapatcepatnya sampai beberapa meter (antara 10 sampai 15 m). 3. Hakekat Variasi Pembelajaran Kemampuan mengajar adalah kemampuan essensial yang harus dimiliki oleh guru, tidak lain karena tugas guru yang paling utama adalah mengajar. Yang dihadapi oleh guru adalah para siswa yang dinamis, baik sebagai akibat dari dinamika internal yang berasal dari diri siswa maupun sebagai Gambar 2: saat berlari (Sumber : http://www.teknik saat berlari.com yang diperoleh pada 15 Maret 2016) Di dalam perlombaan lari jarak pendek, pada umumnya ada tiga teknik atau cara yang biasa digunakan oleh para pelari pada waktu melewati garis finish, yaitu (a) dengan cara menjatuhkan dada ke depan, (b) dengan cara menjatuhkan salah satu bahunya ke depan, dan (c) dengan cara lari terus secepat-cepatnya sampai beberapa meter melewati garis finish. Dari ketiga cara tersebut yang paling banyak digunakan oleh para pelari adalah dengan cara menjatuhkan dada ke depan. Cara melakukannya antara lain sebagai berikut : pada saat melewati garis finish, si atlet (pelari) menjatuhkan dadanya ke depan dengan jalan membusungkan dadanya. akibat dari lingkungan yang berpengaruh terhadap dinamika sedikit banyak siswa. Oleh karena itu, kemampuan mengajar guru haruslah dinamis juga, sebagai akibat dari tuntutan-tuntutan dinamika siswa yang tak terelakkan. Tiap peserta didik mempunyai kemampuan indra yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih enak atau lebih senang membaca, ada yang lebih senang mendengar dulu baru membaca, dan ada yang sebaliknya. penggunaan Dengan media-media variasi adalah wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Kelemahan indra yang dimiliki tiap peserta didik misalnya, guru dapat memulai Gambar 3 : teknik melewati garis finish dengan berbicara terlebih dahulu, kemudian menulis di papan tulis, dilanjutkan dengan melihat contoh konkret. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap peserta didik. Yang mana media mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar mengajar ditinggalkan, yang karena tidak media bisa dapat: menghemat waktu belajar, memudahkan pemahaman, meningkatkan perhatian siswa, meningkatkan aktivitas siswa, mempertinggi daya ingat siswa. 5. Ladder drill adalah suatu bentuk latihan melompat menggunakan satu atau dua kaki dengan melompati tali yang berbentuk tangga yang diletakkan dilantai atau tanah. Ladder drill biasa digunakan para atlet untuk meningkatkan kecepatan atau agility. Latihan ini tidak terlepas dari kekuatan otot tungkai karena latihan ini banyak menggunakan otot tungkai selain menggunakan otot kaki saja. (Soebroto, 2008:78) Hakikat Ladder Drill G. Lokasi dan Waktu Penelitian Salah satu bentuk latihan yang dapat dilakukan adalah Variasi ladder drill merupakan salah satu metode latihan yang dapat meningkatkan kecepatan dari kontraksi otot-otot dalam melakukan lari sprint. Untuk meningkatkan kemampuan lari sprint siswa dibutuhkan latihan yang mengarah pada teknik dasar lari sprint dan peningkatan kecepatan dari kontraksi otot-otot serta koordinasi gerakan dasar lari sprint itu sendiri. Menyadari pentingnya latihan yang mengarah pada penguasaan teknik dasar dan peningkatan kecepatan dari kontraksi otot-otot yang berperan penting dalam lari sprint maka latihan harus mengarah langsung pada dua aspek tersebut. Dengan demikian latihan mengunakan Variasi ladder drill diharapkan mampu meningkatkan kecepatan dari kontraksi otot-otot yang akan berpengaruh terhadap kemampuan lari sprint siswa, agar nilai atau keterampilan siswa dalam mata pelajaran lari sprint meningkat dengan baik dan siswa dapat mengerti apa dan bagaimana sebenarnya lari sprint. Dimana didalam variasi pembelajaran yang akan diterapkan kepada siswa, penulis memasukkan ladder drill sebagai bahan variasi di proses pembelajarannya. Ladder drill akan dijadikan variasi pembelajaran sehingga pengembangan proses belajar mengajar dapat lebih baik lagi. 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di lokasi SMP Swasta Amal Bakti Medan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 3 dan 10 Juni tahun 2016. H. Subjek Penelitian Subjek Penerima tindakan dalam penelitian ini adalah kelas VII SMP Swasta Amal Bakti Medan Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 40 orang. Dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 20 orang dan jumlah siswa perempuan sebanyak 20 orang. C. Desain Penelitian Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian diperlukan desain penelitian sebagai rancangan ataupun desain penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa tahapan yang berupa siklus. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini: lembar pengamatan pembelajaran lari sprint. 4) Menyiapkan perlukan media untuk yag di membantu pengajaran. 5) Menyususun alat evaluasi pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan I Pada tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan aktivitas di lapangan dengan langkahlangkah kegiatan antara lain sebagai berikut: Gambar 6. Skema Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas (Sumber : Kemmis dan Taggart dalam Arikunto (2009 : 16) 1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran lari sprint melalui variasi pembelajaran 2) Siswa dibariskan dan melakukan 1. Siklus I pemanasan (5 menit) a. Tahap Perencanaan I 3) Siswa Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat dan kolaborator menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari: 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk kompetensi dasar disampaikan mengetahui yang siswa akan dalam 2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, yaitu digunakan dalam siklus dalam proses pembelajaran 4) Kegiatan inti selama 55 menit : Melakukan latihan lari sprint dari mulai start sampai dengan finish a) Guru menjelaskan cara start jongkok setelah itu siswa mempraktekkannya b) Guru menjelaskan bentuk latihan ladder pembelajaran lari sprint. instrument berkelompok langsung pembelajaran penjaskes 3) Menyusun dibentuk yang PTK, menggunakan drill 1 dengan melangkahkan kaki kedepan dengan mengangkat paha (one foot run) dan siswa langsung mempraktekannya c) Guru menjelaskan bentuk latihan ladder menggunakan drill 1 dengan melakukan gerakan satu kaki didalam kotak dan dua kaki diluar otak dengan mengangkat kaki (side reach run) dan siswa langsung mempraktekannya d) Guru menjelaskan latihan melewati garis finish dan siswa mempraktekannya e) Setelah semua siswa dapat melakukannya, maka guru menyuruh siswa melakukan gerakan kombinasi start,saat berlari¸sampai finish menggunakan ladder drill f) Guru menugaskan siswa untuk berlatih sendiri di sela waktu 5) Test dan Penutup (20 menit) • Melakukan tes lari sprint sudah terlaksana sesuai dengan program pengajaran ketika tindakan dilakukan. Parameter yang dilakukan penelitian ini : a. Hasil keterampilan lari sprint b. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan lari sprint c. Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung d. Refleksi I Setelah tahap pelaksanaan penelitian dan observasi, dapat diperoleh suatu gambaran hasil uji coba bahan pembelajaran dan instrumen penelitian yang dugunakan. Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi, berbagai kekurangan, hambatan dan kesulitan yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan dalam membantu perencanaan pada pembelajaran. 2. Siklus II Setelah dilaksanakan siklus I, masih terdapat teknik-tekik yang harus diperbaiki karena belum sesuai dengan penguasaan yang diterapkan, maka dalam hal ini perlu diadakan siklus II dengan tahap-tahap sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan II sejauh 50 meter • Menarik kesimpulan dan umpan balik • Melakukan pendinginan c. Observasi Tindakan I Pada tahap ini dilakukan pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Guru bidang studi penjas ikut membantu sebagai pengamat unutk melihat apakah kondisi belajar mengajar di lapangan Dari hasil analisis data pada refleksi I, ada satu teknik yang harus diperbaiki lagi diprose pembelajaran siswa yaitu teknik saat berlari. Pada teknik ini digunakan variasi pembelajaran ladder drill dengan memfokuskan pada teknik berlari dengan variasi yang berbeda dan lebih banyak. Pada saat proses pembelajaran teknik ini di siklus I masih terdapat beberapa siswa yang belum mengetahui teknik saat berlari yang benar. Hal ini berdampak siswa sulit mengangkat kaki na saat berlari. Maka pada siklus II ini, teknik saat berlari sajalah yang diperbaiki. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah masih tetap merencanakan tindakan berdasarkan permasalahan yang ada yaitu dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan kendala yang dialami siswa berdasarkan hasil analisis data refleksi I pada siklus I. b. Pelaksanaan II Pemberian tindakan II ini merupakan pengembangan dan pelaksanaan dari program perencanaan yang telah disusun. Pelaksanaannya diterangkan seperti di bawah ini : 1) Mempersiapkan siswa dan media pembelajaran dilapangan. 2) Menyampaikan kepada siswa tentang hasil tes yang telah dilakukan pada siklus I atau pada pertemuan sebelumnya, serta menyampaikan materi apa yang dilakukan kembali untuk memperbaiki teknik tersebut. 3) Mengarahkan siswa untuk melakukan pemanasan statis dan dinamis (5 menit). 4) Melakukan kegiatan ini dengan langkah-langkah sebagai berikut (55 menit): a. Mengulang kembali gerakan teknik saat berlari menggunakan alat ladder drill dengan variasi yang berbeda. b. Siswa melakukan gerakan teknik saat berlari menggunakan 2 ladder drill dengan variasi yang berbeda. c. Melakukan koordinasi gerakan lari sprint dari start, saat berlari¸ sampai finish menggunakan ladder drill. 5) Tes fan Penutup (20 menit) • Melakukan tes lariu sprint sejauh 50 meter • Menarik kesimpulan umpan balik • Melakukan pendinginan c. Observasi II dan Observasi pada tindakan II dilaksanakan untuk melihat apakah kondisi belajar mengajar lari sprint dilapangan sudah terlaksana dengan baik dan apakah dengan penggunaan variasi pembelajara ladder drill ini dapat membuat proses kegiatan mengajar kepada siswa menjadi semakin baik dan berdampak positif. Sesudah tes hasil belajar II diberikan kepada siswa maka diperoleh sejumlah informasi dari hasil tes tersebut, selanjutnya peneliti menganalisis hasil penelitian telah dicapai siswa. Dari hasil tes itulah memperlihatkan hasil belajar lari sprint siswa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan variasi pembelajaran ladder drill. d. Refleksi II Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengevaluasi dan pengambilan kesimpulan terhadap seluruh aktivitas kegiatan siswa elama proses pembelajaran berlangsung. Jika pada tahapan siklus masih ditemukan siswa mengalami kekurangan atau kelebihan selama pembelajara lari sprint menggunakan variasi pembelajaran maka dilaksanakan siklus selanjutnya, namun jika telah memenuhi indikator keberhasilan yang diinginkan maka tidak perlu dilakukan tindakan siklus selanjutnya. Dengan kata lain pembelajaran dianggap selesai dengan hasil bahwa hasil belajar lari sprint siswa sudah meningkat. A. Deskripsi Pratindakan Penelitian ini dilaksanakan di lapangan sekolah SMP Swasta Amal Bakti Medan. Sebelum melakukan penelitian dilakukan, terlebih dahulu peneliti melakukan pre-test yang bertujuan untuk melihat dan merumuskan masalah yang diperoleh dari hasil pre-test yang dilakukan. Tes yang diberikan kepada siswa berupa tes teknik lari sprint yang dilakukan untuk menentukan perencanaan. Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu peneliti mewawancarai guru penjas yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai hasil belajar awal siswa dalam pembelajaran lari sprint. Setelah dilakukan wawancara, ternyata masih banyak siswa kurang memahami teknik dasar lari sprint yang baik. Proses selanjutnya adalah memberikan tes awal (pre-test) yang bertujuan untuk melihat dan merumuskan masalah yang diperoleh dari tes awal yang dilakukan, tes ini diberikan kepada siswa berupa tes hasil belajar lari sprint yang dilakukan sebelum menentukan perencanaan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4. Deskripsi Data Hasil Belajar Lari Sprint No. Hasil Tes 1 Tes Awal Tekn ik Start Jumla h= 61 Ratarata = 1,52 Teknik Gerakan Berlari Jumlah = 47 Teknik Saat Finish Jumlah = 85 Rata-rata = 1,17 Ratarata = 2,12 Jumla h/Rata -Rata 188 pembelajaran. tindakan Sebelum guru melakukan terlebih dahulu menerangkan tentang materi yang akan diajarkan. Pada tahap ini guru membuat alternatif masalah pembelajaran lari sprint dengan pembelajaran melaksanakan melalui variasi pembelajaran yang menggunakan alat ladder drill. Adapun langkah-langkah yang yang dilaksanakan pada perencanaan tindakan I ini adalah: 1. Menyusun dan mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat, sebagai upaya pemecahan masalah I 2. Mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran pada materi lari sprint 3. 4,70 Menyusun instrumen dan mempersiapkan post-test siklus I pada setiap akhir pertemuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mempelajari materi teknik 1. Hasil Pelaksanaan Siklus I a. Alternatif lari sprint Pemecahan I (Rencana Tindakan I) dan sesuatu yang guru mempersiapkan menunjang Hasil Pelaksanaan Siklus II a. Sebelum dilakukan pelaksanaan, peneliti 2. untuk pelaksanaan tindakan penelitian sebelum memulai tindakan yang telah dirancang dalam skenario dan rencana pelaksanaan Alternatif Pemecahan II (Rencana Tindakan II) Pada tahap ini peneliti membuat alternatif pemecahan masalah untuk menguasai kesulitan siswa dalam pembelajaran renang gaya dada, yaitu : 1) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan 3) Memberikan komando tentang Pembelajaran sebagai upaya memperbaiki gerakan yang hanya akan untuk dilakukan siswa dengan lebih kekurangan- menekankan pada teknik gerakan kekurangan yang terjadi selama siklus I berlari 4) Melaksanakan tes hasil belajar II 2) Mempersiapkan alat ladder drill dengan 3) Mempersiapkan instrument tes bimbingan gerakan yang benar siklus II arahan peneliti dan 5) Menutup pelajaran Perencanaan ini dilakukan khususnya pada siswa yang masih A. Kesimpulan memperoleh nilai rendah, dan meminta Sesuai dengan hasil penelitian siswa yang memiliki nilai rendah untuk setelah mengulang-ulang gerakan lari sprint, siklus I sampai dengan siklus II dapat sehingga akan lebih jelas gerakan mana disimpulkan bahwa penerapan variasi yang perlu ditingkatkan lagi. pembelajaran b. Pelaksanaan Tindakan II Pemberian tindakan memberikan perlakuan dapat dari memberikan peningkatan terhadap hasil belajar lari II sprint pada siswa kelas VII SMP Swasta difokuskan pada proses belajar yang Amal dapat meningkatkan hasil belajar siswa 2014/2015. Dengan PKK pada siklus I melalui variasi pembelajaran adalah yang Bakti Medan Tahun Ajaran 50% kemudian menggunakan alat ladder drill, terutama menjadi pada indikator yang dengan ketercapaian keseluruhan jumlah siswa sebanyak 40 yang masih rendah pada siklus I. siswa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru adalah: 42,5% di meningkat siklus II dari B. Saran Adapun saran dari peneliti sebagai 1) Melakukan Pemanasan 2) Menjelaskan berikut: dan 1. Disarankan pada Guru mempraktekkan teknik dasar lari Pendidikan Jasmani SMP Swasta sprint variasi Amal Bakti Medan untuk dapat pembelajaran yang menggunakan menggunakan alat bantu ladder alat drill melalui ladder drill dengan menekankan pada teknik gerakan berlari pada materi yang disesuaikan karena hal ini dapat membangkitkan semangat belajar siswa. 2. Disarankan kepada guru pendidikan jasmani untuk lebih memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada disekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA AgusKristianto. 2010. PenelitianTindakanKelas Dan KepelatihanOlahraga. Surakarta, UptPenerbitandanPercetakan UNS Press Aip Syarifuddin. Depdikbd 2002. Atletik. Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta, PT. Rineka Cipta Arsil. 2009. Artikel Ilmiah. Yang diperoleh pada tanggal 15 Maret 2015 darihttp://fkipunjaok.com/versi_2a/exten si/artikel_ilmiah/artikel/A1D407043_25 1.pdf Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, PT. RinekaCipta Muhajir. 2003. Teori dan Praktik PENDIDIKAN JASMANI. Bandung, Yudhistira Harsono.2008. Sifat Tujuan Pendidikan Jasmani.Yang diperoleh pada tanggal 15 maret 2015 dari http://repository.upi.edu/operator/upload /t_por_029368_chapter2.pdf http:/www.speed-ladder-drill-ickeyshuffle-hands.html yang diperoleh pada tanggal 5 februari 2015 http://www.teknikstart jongkok.com yang diperoleh pada tanggal 15 maret 2015 http://www.teknik saat berlari.com yang diperoleh pada tanggal 15 maret 2015 http://www.teknik saat melewati garis finish.com yang diperoleh pada tanggal 15 maret 2015 Nadisah. 2002. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Depdikbud Siddiq, dkk. 2008. Belajar Dan Pembelajaran.yang diperoleh pada tanggal 15 maret 2015 darihttp://kawancerdas.blogspot.com/20 13/02/pengertian-belajar-danpembelajaran.html Suharno. 2003.Artikel Ilmiah. Yang diperoleh pada tanggal 15 Maret 2015 dari http://fkipunjaok.com/versi_2a/extensi/a rtikel_ilmiah/artikel/A1D407043_251.p df Uzer Usman. 2005. Variasi Pembelajaran.Yang diperoleh pada tanggal 15 maret 2015 dari http://www.new\keterampilan mengadakan variasi gaya mengajar beni's weblog.htm