BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab 4 dan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan : 1. Mengetahui jenis Reksa Dana saham mana yang membawa return lebih baik dari pada jenis Reksa Dana saham lainnya ? Berdasarkan periode penelitian : • Tahun 2002, rata-rata hasil yang diperoleh melebihi return IHSG (13.29%). Return terbaik diperoleh oleh CitiReksa Dana Ekuitas (36.29%). Dengan pengukuran Indeks Treynor (0.12%) dan indeks Sharpe (5.87%) yang terbaik adalah Schroder Dana Prestasi Plus. Sedangkan dengan Indeks Jensen kinerja yang terbaik adalah CitiReksaDana Ekuitas (0.10%). Hanya ada 2 Reksa Dana saham yang kinerjanya lebih rendah dari Indeks Sharpe pasar (0.88%) yaitu Niaga Saham (0.68%) dan Reksa Dana Megah Kapital(-6.36%). • Tahun 2003, hanya 3 Reksa Dana saham yang dapat mendapatkan hasil diatas hasil IHSG (60.74%) yaitu, Phinisi Dana Saham (63.82%), Schroder Dana Prestasi Plus (63.77%) dan Bahana Prima (63.01%). Kinerja terbaik dengan pengukuran indeks Sharpe adalah Schroder Dana Prestasi Plus (18.88%) Reksa Dana saham lainnya dibawah indeks sharpe pasar (18.57%). Indeks Treynor (0.32%) Bahana Dana Prima dan Jensen (0.07%), Phinisi Dana saham, Schroder Dana Prestasi Plus dan Bahana Dana Prima. • Tahun 2004, semua hasil Reksa Dana saham dapat melebihi hasil IHSG (30.49%). Return terbaik diperoleh Reksa Dana SiDana Saham (52.09%), hasil pengukuran indeks Sharpe (14.62%) dan Jensen (0.11%) terbaik diperoleh oleh Sidana Saham dan indeks Treynor (0.24%) diperoleh CitiReksaDana Ekuitas, Schroder Dana Prestasi Plus dan SiDana Saham. Secara keluruhan kinerja Reksa Dana saham lebih baik dibandingkan kinerja pasar bila diukur dengan indeks Sharpe (7.15%). 2. Mengetahui apakah return Reksa Dana saham, dapat outperform pembandingnya dalam hal ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ? Berdasarkan periode penelitian: • Tahun 2002, return IHSG sebesar 13.29%. Hanya 2 Reksa Dana Saham yang returnnya dibawah IHSG yaitu Niaga Saham (12.62%) dan Reksa Dana Megah Kapital (-9.06%). • Tahun 2003, return IHSG sebesar 60.74%. Hanya 3 Reksa dana saham yang memiliki return diatas return pasar, yaitu : Phinisi Dana Saham (63.82%), Schroder Dana Prestasi Plus (63.77%) dan Bahana Dana Prima (63.01%). • Tahun 2004, return IHSG sebesar 30.49%. Semua Reksa Dana saham memiliki return diatas return pasar 3. Untuk mengetahui apakah risiko dari pada Reksa Dana saham, lebih kecil atau lebih besar dibandingkan dengan pembandingnya IHSG ? Berdasarkan periode penelitian : • Tahun 2002, risiko pasar sebesar 0.0158. Risiko paling tinggi diperoleh oleh CitiReksa Dana Ekuitas sebesar 0.0373 dan risiko dibawah risiko pasar adalah Bahana Dana Prima 0.0147, Danareksa Mawar 0.0134 dan Reksa Dana Megah Kapital 0.0126. • Tahun 2003, risiko pasar sebesar 0.0119. Risiko tertinggi diperoleh oleh Phinisi Dana Saham 0.0212 dan risiko terendah diperoleh oleh SiDana Saham 0.0116, Rencana Cerdas 0.0113 dan Danareksa Mawar 0.0111. • Tahun 2004, risiko pasar sebesar 0.0149. Risiko paling tinggi diperoleh oleh CitiReksaDana Ekuitas sebesar 0.0159 dan risiko terendah diperoleh oleh Reksa Dana Megah Kapital 0.0116. 4. Reksa Dana Saham dapat dijadikan sarana investasi yang memberikan hasil lebih baik dibandingkan investasi konvensional seperti tabungan dan deposito. Dengan Reksa Dana saham kita dapat berinvestasi pada beberapa saham perusahaan, karena dengan Reksa Dana saham kita tidak perlu modal yang besar. Dengan berinvestasi di Reksa Dana saham dapat meminimalkan resiko, yaitu dengan adanya diversifikasi keberbagai saham-saham perusahaan dengan modal sekecilpun dan tidak memerlukan ke ahlian didalam bidang pasar modal karena semua itu akan dilakukan dengan manajer investasi selaku pengelola Reksa Dana saham kita. 5. Kinerja Reksa Dana saham sangat berfluktuasi dari tahun ke tahun, hasil yang diperoleh pada tahun sebelumnya belum tentu akan memberikan hasil yang sama pada tahun yang akan datang, seperti analisis pada bab 4 dimana Reksa Dana saham yang memperoleh hasil tinggi pada tahun 2002, pada tahun 2003 dapat turun peringkat. Pemeringkatan yang dilakukan pada bab 4 dapat digunakan sebagai alat bantu investor dalam berinvestasi di Reksa Dana saham. 6. Berdasarkan penelitian 3 periode tersebut dapat dilihat bahwa indeks Sharpe dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melihat kinerja Reksa Dana terbaik pada tahun yang akan datang, Schroder Dana Prestasi Plus tahun 2002 memperoleh pengukuran Sharpe tertinggi dengan peringkat ke-2, tahun 2003 ternyata Schroder Dana Prestasi plus tetap pada peringkat ke-2, perhitungan indeks Sharpenya juga tinggi dan pada tahun 2004 Schroder Dana Prestasi Plus kembali tetap pada peringkat ke-2. 7. Beta (β) adalah risiko pasar yang memberikan gambaran hubungan antara return portofolio dengan return dari pasar. Portofolio β < 1 mempunyai risiko yang lebih kecil dari risiko pasar, sehingga potensi laba yang didapat umumnya di bawah laba yang dihasilkan IHSG. Semua Reksa Dana saham memperoleh Beta dibawah 1 tetapi returnnya juga ada yang diatas pasar. Ini juga sesuai dengan peraturan Bapepam yang hanya membolehkan 80% dana di investasikan di saham. 5.2 . Saran 1. Mempelajari data historis dari Reksa Dana saham dapat dijadikan pegangan yang bagus sebelum berinvestasi, dari data historis tersebut dapat memberikan gambaran secara umum mengenai kinerja Reksa Dana saham. Walaupun hasil yang diperoleh belum tentu memberikan hasil yang sama pada tahun yang akan datang. Berinvestasi pada Reksa Dana saham yang memberikan hasil yang stabil per tahun, lebih baik daripada yang tinggi seketika. 2. Pilihlah Manajer Investasi yang mempunyai track recordnya bagus. 3. Reksa Dana saham dapat memberikan hasil yang baik jika kita memeliki horizon investasi untuk jangka panjang, karena berdasarkan saham-saham perusahaan dimana perusahaan tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang. Dengan cepat berfluktuasinya nilai NAB Reksa Dana saham maka untuk jangka panjang risiko tersebut dapat diperkecil dibandingkan dengan investasi jangka pendek. 4. Pemerintah dalam hal ini Bapepam untuk dapat memberikan edukasi yang luas kepada masyarakat mengenai investasi di Reksa Dana, dengan makin banyaknya dana yang masuk ke pasar modal dapat membantu pembangunan ekonomi dimana banyak perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana untuk operasional dan untuk perkembangan usahanya. 5. Bapepam harus dapat memonitor perkembangan Reksa Dana dan juga mengontrol kinerja tiap Reksa Dana, dimana agar kasus seperti Bank Global yang menjual Reksa Dana fiktif tidak terulang kembali dan kasus Reksa Dana Duit dimana adanya permainan orang dalam dimana obligasi yang dibeli gagal bayar. Kasus-kasus ini akan menyebabkan hilangnya kepercayaan investor pada investasi Reksa Dana.