RRI Ende Juara III Nasional Suara Kencana Selasa, 13 September 2011 23:39 WITA POS-KUPANG.COM, ENDE -- Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Ende berhasil keluar sebagai juara III Suara Kencana dalam progam siaran pedesaan seluruh Indonesia. Keberhasilan RRI Ende diumumkan pada puncak Hari Radio ke-66, Minggu (11/9/2011) di Jakarta. Produser acara, Ci Maryan Sagran, yang ditemui di Studio I RRI Ende, Minggu (11/9/2011), menjelaskan, tema yang diangkat oleh RRI Ende dalam Suara Kencana adalah Alunan Asa Dari Tanjung. Tema tersebut mengisahkan keberadaan pemain dan musik gambus yang sebenarnya menjadi ciri khas musik tradisional asal Ende yang mulai menghilang dari peredaran. Padahal, kata Sagran, yang didampingi penulis naskah, Desyanti Natalia, keberadaan musik gambus di Ende pernah mengalami masa jaya di antara tahun 1960 hingga 1980. Setelah tahun itu musik gambus mulai tergusur oleh masuknya musik-musik moderen. Hingga saat ini keberadaan musik gambus semakin sulit bersaing dengan musik moderen yang tentunya didukung oleh peralatan serba moderen. “Kami memang sengaja mengangkat tema soal musik gambus. Dengan demikian LPP RRI selaku lembaga publik memiliki kepedulian akan musik-musik tradisional. Kami tentu berharap satu saat musik gambus kembali digemari oleh masyarakat tanpa terlindas oleh musik moderen,” kata Sagran. Menurut Sagran, sangat disayangkan musik gambus yang sebenarnya menjadi ciri khas masyarakat Ende harus hilang dari peredaran setelah terhimpit oleh musik-musik moderen. Desyanti Natalia selaku penulis naskah menambahkan, dari penelurusan di lapangan pihaknya menemukan ada tiga persoalan besar sehingga musik gambus tergeser oleh musik modern. Pertama, minat masyarakat terhadap musik gambus sangat minim. Masyarakat lebih menyukai musik-musik berirama modern dibandingkan dengan musik tradisional berupa gambus. Kedua, para pemain gambus yang ada kurang diberikan kesempatan untuk mengekspresikan kemampuan mereka untuk bermain musik gambus. Hal ini akan mematikan kreativitas para pemain musik gambus. Ketiga, minimnya dana membuat para pemain gambus tidak mampu mengembangkan musik tersebut ke arah yang lebih baik.