BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi merupakan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Organisasi merupakan kumpulan dua orang atau lebih baik formal
maupun informal, yang memiliki tujuan bersama. Dalam setiap organisasi
terutama perusahaan yang telah memiliki tujuan usaha, tentunya memiliki
struktur organisasi yang telah diatur. Dalam struktur tersebut terdapat orang
tertentu yang memiliki kekuasaan disebut juga atasan atau pimpinan untuk
mengatur dan mengawasi kinerja orang-orang dibawahnya.
Dalam setiap organsisasi membutuhkan seorang pemimpin yang
mengatur, mengendalikan, mengawasi serta memberikan dorongan kepada
setiap anggotanya untuk selalu meningkatkan produktivitas kerjanya.
Dalam hubungan yang terjadi antara atasan dan bawahan tersebut, bisa
berjalan dengan baik atau kadang tidak selalu baik. Adanya hal-hal yang
menimbulkan kecocokan atau justru ketidakcocokan antara mereka. Hal
tersebut sedikitnya dapat mempengaruhi jalannya sebuah organisasi.
Dalam pengertian umum, kepemimpinan adalah suatu proses dimana
seseorang memimpin (directs), membimbing (guides), mempengaruhi
2
(influences) atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan atau tingkah laku
orang lain.1
Pemimpin diperlukan untuk menentukan tujuan, mengalokasikan
sumber daya yang langka, memfokuskan perhatian pada tujuan-tujuan
perusahaan, mengkoordinasikan perubahan, membina kontak antar peribadi
dengan pengikutnya, menetapkan arah yang benar atau yang paling baik bila
kegagalan terjadi. Dinyatakan pula bahwa kelompok dengan pemimpin
dapat melakukan hal-hal secara lebih efisien dan lebih benar, dibandingkan
dengan kelompok tanpa pemimpin.2
Keith Davis mengklasifikasikan pemimpinan menjadi dua, yaitu
pemimpinan positif dan negatif. Pemimpin positif menggiatkan orangorangnya dengan meningkatkan kepuasan hatinya, sebaliknya pemimpin
negatif menggiatkan karyawan dengan member rasa takut dan tidak aman
dengan jalan menakut-nakutinya untuk mengurangi kepuasan hati
karyawannya.3
Tujuan kepemimpinan salah satunya adalah membantu orang untuk
menegakkan kembali, mempertahankan dan meningkatkan motivasi
mereka.4 Sehingga dapat dikatakan bahwa pemimpin adalah orang yang
membantu orang lain untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan.
1
Onong Uchjana,. Human Relations dan Public Relations dalam Management. CV Mandar Maju
Bandung. 1989 hal 195
2
Herman Sofyandi dan Iwa Gartiwa,. Perilaku Organisasi. Graha Ilmu Yogyakarta. 2007 Hal 170.
3
Onong Uchjana,. op.cit., hal 199.
4
R. Wayne Pase dan Don F. Faulus oleh Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi. Strategi
meningkatkan kinerja perusahaan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 2005. Hal 276.
3
Maksudnya disini adalah seorang pemimpin harusnya memberikan
kontribusi yang baik untuk meningkatkan motivasi karyawannya. Pemimpin
inilah yang disebut dengan pemimpin positif. Namun pada pelaksanaannya,
seorang pemimpin kadang memberikan pengaruh kurang baik terhadap
iklim organisasi. Dengan memberikan tekanan dan ancaman, serta bersikap
superior, motivasi yang diberikanpun merupakan motivasi yang negatif.
Selain itu terdapat tiga gaya kepemimpinan yakni kepemimpinan
otoriter (autocratic/authotarian leadership), kepemimpinan demokratis
emocratic/participative leadership) dan kepemimpinan yang bebas (freerein/laissez faire leadership).
Kepemimpinan otoriter adalah kepemimpinan berdasarkan kekuasaan
mutlak. Seseorang pemimpin otoriter memimpin tingkah laku pengikutpengikutnya dengan mengarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Kepemimpinan
demokratis
adalah
kepemimpinan
berdasarkan
demokrasi. Pemimpin demokrasi berupaya agar semua keputusan yang
diambil merupakan keputusan bersama. Setiap orang dalam organisasi
memiliki kebebasan untuk menyatakan pendapatnya, akan tetapi wajib
tunduk terhadap keputusan mayoritas.5
Sedangkan kepemimpinan bebas atau laissez faire leadership adalah
pemimpin yang membebaskan dan menyerahkan segala urusan yang ada
5
Onong Uchjana. op.cit., hal 202.
4
kepada seluruh anggotanya dalam melakukan segala hal termasuk dalam
pengambilan keputusan. Pemimpin ini bersifat pasif.
Gaya kepemimpinan seseorang dapat mempengaruhi sukses tidaknya
suatu tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Selain itu, gaya
kepemimpinan tersebut juga mempengaruhi jalannya organisasi tersebut.
Gaya kepemimpinan juga dapat memberikan pengaruh terhadap
aktivitas PR suatu perusahaan. Pemimpinan yang otoriter tidak memberikan
kesempatan serta kebebasan yang cukup kepada PR untuk mengembangkan
kreatifitas baik dalam penyusunan program serta pelaksanaan program kerja
untuk perusahaan. Pemimpin bebas atau laissez faire tidak memberikan
pengawasan yang cukup baik terhadap perencanaan program, pelaksanaan
maupun hasil pencapaian kerja PR untuk perusahaan. Sedangkan pimpinan
demokratis memberikan kebebasan terhadap PR dalam perencanaan
programnya, namun tetap memberikan pengawasan dan arahan agar
program dapat berjalan dengan baik sesuai tujuan perusahaan, karena akan
berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan.
Gaya kepemimpinan setidaknya dapat mempengaruhi kinerja serta
motivasi karyawannya. Pemimpin lini tengah atau middle adalah pemimpin
yang memberikan pengaruh paling besar karena pemimpin middle
melakukan hubungan langsung dengan staf.
Pentingnya mempelajari lebih jauh mengenai pengaruh kepemimpinan
terhadap motivasi karyawan adalah untuk mengetahui serta mengantisipasi
5
akan adanya dampak yang timbul, serta mengukur sejauhmana dampak
tersebut berpengaruh juga terhadap berjalannya suatu organisasi, terutama
pengaruhnya terhadap motivasi kerja karyawan. Pemimpin yang positif
adalah pemimpin yang selalu berupaya untuk mengarahkan setiap
karyawannya agar selalu aktif dan berperan dalam setiap pengambilan
keputusan serta dalam menjalankan setiap program perusahaan. Hal ini
dimaksudkan agar setiap karyawan memiliki rasa tanggung jawab dan rasa
memiliki yang tinggi terhadap perusahaan, sehingga dapat memberikan
kontribusi yang penuh terhadap kesuksesan program-program perusahaan.
Dan hal ini tentu sangat menguntungkan bagi perusahaan.
Dengan mempelajari lebih jauh mengenai gaya kepemimpinan, dari
ketiga gaya pemimpinan yang ada, gaya kepemimpinan manakah yang
terdapat pada pimpinan middle di Koperasi Nusantara dan mana yang lebih
cocok untuk manajemen Koperasi Nusantara.
Koperasi Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
simpan pinjam dana pensiun Pos dan Asabri. Organisasi ini telah berdiri
selama 6 tahun dengan jumlah karyawan sebanyak 1.178 orang sampai
dengan bulan September 2010. Sebagaimana sebuah perusahaan, Koperasi
Nusantara telah mengatur struktur organisasi. Dengan pemilik perusahaan
sebagai top management, diikuti beberapa jajaran direksi dan pimpinan
middle sampai dengan karyawan. Terdapat empat direktorat di Koperasi
Nusantara yang membawahi beberapa pimpinan middle. Pada Divisi Bisnis
terdapat 5 pimpinan middle yang masing-masing membawahi sub divisi,
6
yaitu Branch Services, Approval Credit & Verification, Marketing
Development & Strategy, Marketing Communication dan Performance &
Data Analyst.
Keberadaan pimpinan serta bagaimana pimpinan memperlakukan
karyawan lain sedikit banyaknya dapat mempengaruhi karyawan terutama
dijajaran bawahannya, baik itu mempengaruhi cara kerjanya maupun
motivasi karyawan tersebut. Perubahan pada struktur organisasi Koperasi
Nusantara berlangsung sangat dinamis dan periodik. Perubahan seringnya
terjadi pada struktur pimpinan, sehingga mengakibatkan karyawan pada lini
staf harus selalu beradaptasi dengan pemimpin yang baru, termasuk
beradaptasi terhadap gaya kepemimpinannya.
Salah satunya perubahan yang terjadi pada direktorat bisnis. Dimana
dalam tahun 2010 terjadi sebanyak dua kali perubahan struktur organisasi.
Gaya pemimpin pada periode pertama cenderung otoriter. Dimana
pengawasan yang dilakukan pemimpin cukup ketat. Pemimpin selalu
memperhatikan dan mengawasi setiap pekerjaan stafnya. Pada periode
selanjutnya diganti oleh pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang
cenderung demokratis. Pemimpin melakukan hubungan yang sangat baik
kepada bawahannya. Komunikasi yang terjalin adalah komunikasi vertikal
dua arah. Pemimpin aktif memberikan arahan kepada bawahan, namun tetap
mengajak karyawannya untuk aktif dalam memberikan saran-saran atau
menyampaikan masalah yang dialami saat bekerja, sehingga dalam mencari
solusi bersama demi kelancaran dalam bekerja.
7
Pemimpin pada grup dibawah direktorat bisnis ini mengumpulkan
seluruh staf dibawahnya untuk memberikan arahan diawal jam kerja. Pada
saat briefing pagi tersebut, pemimpin selalu memberikan kesempatan
kepada seluruh karyawan untuk aktif berbicara, baik itu dalam
menyampaikan informasi maupun hal-hal atau kendala yang dialami saat
bekerja. Pemimpin juga mengikutsertkan staf dalam rapat untuk membahas
hal-hal yang berkaitan dengan program-program kerja dalam divisi tersebut.
Dengan adanya pergantian ini memberi efek positif terhadap karyawan,
karena karyawan dapat bekerja dengan suasana yang lebih nyaman, dan
pekerjaan menjadi lebih efektif.
Perubahan yang terjadi pada struktur organisasi tersebut, tentunya
dapat memberikan pengaruh terhadap motivasi karyawan dalam bekerja.
Pada saat dipimpin oleh pimpinan yang cenderung otoriter, staf bekerja
dengan rasa takut, dan bekerja dalam kondisi yang tidak nyaman. Perintah
yang diberikan kadang diluar jobdest, dan hanya demi kepentingannya saja.
Staf
tidak
memiliki
kebebasan
dalam
menyampaikan
saran
dan
permasalahan yang ditemuinya saat bekerja. Ditambah dengan sikap
pimpinan yang tempramen, staf takut apabila salah dalam berkomunikasi
akan menyinggung atasan.
Pola perilaku pimpinan saat ini lebih terbuka. Staf dilatih untuk dapat
berbicara dan menyampaikan pendapat didepan staf lainnya, dalam briefing
pagi yang dilaksanakan secara rutin setiap paginya. Agar staf belajar
berkomunikasi,
pimpinan
memberikan
stimuli
dengan
memberikan
8
pembahasan mengenai berbagai hal untuk kemudian mendapat tanggapan
dari Staf lainnya, tidak hanya mengenai pekerjaan tetapi juga mengenai
cerita-cerita motivasi yang selanjutnya bisa dikaitkan dengan kondisi
pekerjaan. Efek yang terjadi dari perubahan struktur ini adalah hilangnya
rasa takut pada staf akan pimpinannya, meningkatkan inisiatif staf dalam
berbicara dan berkomunikasi.
Untuk itu perlunya mengukur serta meneliti lebih jauh mengenai
pengaruh gaya kepemimpinan tersebut, sehingga dapat mengantisi hal-hal
yang dapat mempengaruhi jalannya suatu organisasi, karena karyawan di
jajaran bawah juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang digambarkan tersebut diatas, dimana
adanya perubahan stuktur organisasi secara perodik di Koperasi Nusantara.
Dimana perubahan yang terjadi adalah perubahan pada posisi pimpinan,
sehingga mengakibatkan staf yang ada dibawahnya harus selalu beradaptasi
dengan pemimpin yang baru dan dengan gaya kepemimpinan yang berbeda.
Kepemimpinan sedikitnya mempengaruhi motivasi karyawan. Sejauhmana
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan Koperasi
Nusantara?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan.
9
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut.
a.
Manfaat teoritis
Manfaat yang bisa diambil diantaranya adalah memberikan
kontribusi untuk menambah wawasan serta mengembangkan teori
kepemimpinan khususnya dan PR serta ilmu komunikasi pada
umumnya.
b.
Manfaat praktis
1.
Manfaat yang bisa diambil diantaranya adalah sebagai pemahaman
serta masukan kepada Koperasi Nusantara dalam me-manage
karyawan terutama yang berada pada lini bawah, dengan
mengetahui
secara
lebih
jauh
mengenai
pengaruh
gaya
kepemimpinan terhadap motivasi karyawannya.
2.
Manfaat bagi PR adalah pemahaman mengenai hal-hal yang dapat
mempengaruhi
perusahaan.
motivasi
karyawan
sebagai
publik
internal
Download