opt - Bank Indonesia

advertisement
FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ)
SURAT EDARAN NOMOR 16/23 /DPM TANGGAL 24 DESEMBER
2014
TENTANG OPERASI PASAR TERBUKA (OPT)
Q : Apa latar belakang penerbitan Surat Edaran ini?
A : Surat Edaran ini diterbitkan dalam rangka meminimalkan potensi
terjadinya gangguan likuiditas sistem keuangan melalui penyediaan
instrumen OPT dengan menggunakan Surat Berharga dalam valuta
asing serta dalam rangka mewujudkan suatu pengaturan OPT yang
utuh dan menyeluruh yang melingkupi seluruh pokok-pokok
pengaturan dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010 perihal Operasi Pasar Terbuka dan
ketujuh perubahannya. Dengan demikian penerbitan Surat Edaran
ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi para Peserta
OPT untuk dapat memiliki pemahaman yang utuh terkait OPT.
Q.
A.
Apakah pokok-pokok ketentuan yang diatur dalam Surat Edaran
ini?
SE ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan OPT yang
meliputi penerbitan SBI, penerbitan SDBI, transaksi Repo, transaksi
Reverse Repo, transaksi pembelian dan penjualan SBN secara
outright di pasar sekunder, transaksi valas terhadap SBN, transaksi
Term Deposit Rupiah,transaksi Term Deposit valas, dan transaksi
Swap dengan metode lelang.
Q.
A.
Siapa saja yang dapat mengikuti kegiatan OPT ?
Peserta OPT adalah Bank yang memenuhi persyaratan sebagai
peserta Operasi Moneter sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai kriteria dan persyaratan Surat
Berharga, Peserta dan Lembaga Perantara dalam Operasi Moneter.
Q.
A.
Dalam hal apa SBI diterbitkan dan apa karakteristiknya?
SBI diterbitkan secara lelang dalam rangka absorpsi likuiditas
Rupiah di pasar uang. Lelang SBI dilakukan pada hari kerja yang
ditetapkan Bank Indonesia dengan window time lelang yang dibuka
antara pukul 08.00 – 16.00 WIB. SBI memiliki karakteristik antara
lain sebagai berikut:
1. satuan unit sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah);
2. berjangka waktu paling singkat 1 bulan dan paling lama 12
bulan;
3. diterbitkan dan diperdagangkan dengan sistem diskonto;
4. diterbitkan tanpa warkat (scripless) dan ditatausahakan di BISSSS;
5. nilai tunai SBI dihitung berdasarkan diskonto murni (true
discount);
-1-
6.
7.
8.
dapat dipindahtangankan (negotiable);
dapat ditransaksikan dengan cara outright, pinjam meminjam,
hibah, repurchase agreement (repo), atau dijadikan agunan; dan
dapat dijadikan agunan dengan ketentuan bahwa SBI yang
masih dalam status agunan tidak dapat diperdagangkan.
Terkait dengan perdagangan SBI, pemilik SBI dilarang melakukan
transaksi atas SBI yang dimilikinya dengan pihak lain selama 1
(satu) bulan (28 hari) sejak setelmen pembelian SBI (minimum
holding period), terkecuali untuk transaksi SBI oleh Peserta Operasi
Moneter dengan Bank Indonesia. Transaksi tersebut mencakup
antara lain transaksi repo, outright, hibah dan pengagunan.
Bank Indonesia melakukan monitoring, pengawasan tidak langsung,
dan/atau pengawasan langsung atas pelaksanaan ketentuan terkait
minimum holding period SBI oleh Peserta OPT dan Sub-Registry.
Q.
A.
Q.
Dalam
hal
apa
transaksi
SDBI
dilakukan
dan
apa
karakteristiknya?
SDBI diterbitkan secara lelang dalam rangka absorpsi likuiditas
Rupiah di pasar uang. SDBI memiliki karakteristik antara lain
sebagai berikut:
1. satuan unit sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah);
2. berjangka waktu paling singkat 1 bulan dan paling lama 12
bulan;
3. diterbitkan dan diperdagangkan dengan sistem diskonto;
4. diterbitkan tanpa warkat (scripless) dan ditatausahakan di BISSSS;
5. nilai tunai SDBI dihitung berdasarkan diskonto murni (true
discount);
6. hanya dapat dimiliki oleh Bank;
7. dapat dipindahtangankan (negotiable) antar Bank;
8. dapat ditransaksikan antar Bank dengan cara outright, pinjam
meminjam, hibah, repurchase agreement (repo), atau dijadikan
agunan; dan
9. dapat dijadikan agunan dengan ketentuan bahwa SDBI yang
masih dalam status agunan tidak dapat diperdagangkan.
Bank Indonesia melakukan monitoring, pengawasan tidak langsung,
dan/atau
pengawasan
langsung
terkait
larangan
memindahtangankan atau mentransaksikan SDBI yang dimiliki
dengan pihak selain Bank.
Dalam
hal
apa
karakteristiknya?
transaksi
-2-
Repo
dilakukan
dan
apa
A.
Transaksi Repo dilakukan dalam rangka injeksi likuiditas Rupiah di
pasar uang. Repo memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. dilakukan secara lelang dengan prinsip sell and buyback;
2. berjangka waktu paling singkat 1 hari dan paling lama 12
bulan;
3. Bunga Repo dihitung berdasarkan metode bunga dibayar di
belakang (simple interest); dan
4. Hak penerimaan kupon atas Surat Berharga yang direpokan
selama periode transaksi repo tetap merupakan milik Peserta
OPT.
Repo dapat dilakukan dengan menggunakan underlying Surat
Berharga dalam Rupiah atau Surat Berharga dalam valuta asing.
Pengaturan lebih lanjut terkait Surat Berharga dimaksud diatur
dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kriteria
dan persyaratan Surat Berharga, Peserta dan Lembaga Perantara
dalam Operasi Moneter.
Q.
Dalam hal apa transaksi Reverse Repo dilakukan dan apa
karakteristiknya?
Transaksi Reverse Repo dilakukan dalam rangka absorpsi likuiditas
rupiah di pasar uang. Reverse Repo memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1. dilakukan secara lelang dengan prinsip sell and buyback;
2. berjangka waktu paling singkat 1 hari dan paling lama 12
bulan;
3. bunga Reverse Repo dihitung berdasarkan metode bunga
dibayar di belakang (simple interest); dan
4. hak penerimaan kupon atas Surat Berharga yang di-Reverse
Repo-kan selama periode transaksi Reverse Repo tetap
merupakan milik Bank Indonesia.
A.
Q.
A.
Q.
Dalam hal apa pembelian dan penjualan SBN oleh Bank
Indonesia secara outright di pasar sekunder dilakukan dan apa
karakteristiknya?
Transaksi pembelian dan penjualan SBN dilakukan dalam rangka
injeksi/absorpsi likuiditas rupiah di pasar uang serta dalam rangka
menjaga ketersediaan SBN yang diperlukan sebagai instrumen
Operasi Moneter dalam pencapaian sasaran operasional kebijakan
moneter Bank Indonesia. Bank Indonesia melakukan transaksi
pembelian dan penjualan SBN secara outright dengan mekanisme
lelang atau non lelang.
Dalam hal apa transaksi valas terhadap SBN dilakukan dan apa
karakteristiknya?
-3-
A.
Transaksi valas terhadap SBN dilakukan dalam rangka mendukung
pengelolaan likuiditas dalam mencapai sasaran operasional
kebijakan moneter dengan cara:
a. transaksi pembelian SBN secara outright oleh Bank Indonesia;
dan
b. transaksi penjualan valuta asing terhadap Rupiah oleh Bank
Indonesia, yang dilakukan pada saat yang bersamaan.
Q.
Dalam hal apa transaksi Term Deposit Rupiah dilakukan dan apa
karakteristiknya?
Transaksi Term Deposit Rupiah dilakukan dalam rangka absorpsi
likuiditas Rupiah di pasar uang. Transaksi Term Deposit Rupiah
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. dilakukan secara lelang;
2. dilakukan tanpa disertai dengan penerbitan Surat Berharga;
3. berjangka waktu paling singkat 1 hari dan paling lama 12
bulan; dan
4. dapat dicairkan sebelum tanggal jatuh waktu (early redemption)
apabila Peserta OPT sudah tidak memiliki SBI dan/atau Surat
Berharga Negara.
A.
Q.
A.
Q.
A.
Dalam hal apa transaksi Term Deposit valas dilakukan dan apa
karakteristiknya?
Transaksi Term Deposit valas dilakukan dalam rangka mendukung
pengelolaan likuiditas dalam mencapai sasaran operasional
kebijakan moneter. Lelang Term Deposit Valas dilakukan pada hari
kerja yang ditetapkan Bank Indonesia. Transaksi Term Deposit valas
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. dilakukan secara lelang;
2. jenis valuta asing adalah Dolar Amerika Serikat;
3. dilakukan tanpa disertai dengan penerbitan Surat Berharga;
4. berjangka waktu paling singkat 1 (satu) hari dan paling lama
12 (dua belas) bulan; dan
5. dapat dicairkan sebelum tanggal jatuh waktu (early redemption)
baik keseluruhan atau sebagian.
Dalam hal apa transaksi SWAP dengan metode lelang dilakukan
dan apa karakteristiknya?
Transaksi SWAP dengan metode lelang dilakukan dalam rangka
mendukung pengelolaan likuiditas dalam mencapai sasaran
operasional kebijakan moneter. Transaksi SWAP memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. dilakukan secara lelang;
2. jenis valuta asing adalah Dolar Amerika Serikat;
3. berjangka waktu paling singkat 1 hari dan paling lama 1 tahun;
-4-
4.
5.
Q.
A.
Kurs spot Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah yang
digunakan dalam Transaksi SWAP adalah kurs Jakarta
Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR); dan
Peserta OPT yang dapat mengikuti Transaksi SWAP adalah
Bank devisa.
Terhadap apakah sanksi dikenakan dan apa bentuknya ?
Sanksi dikenakan dalam hal :
1. Peserta OPT tidak dapat memenuhi kewajiban setelmen
transaksi OPT dalam Rupiah. Sanksi diberikan dalam bentuk:
a) teguran tertulis dengan tembusan kepada Otoritas Jasa
Keuangan;
b) kewajiban membayar sebesar 0,01% dari nilai nominal
transaksi OPT yang dinyatakan batal, paling sedikit
sebesar Rp10 Juta dan paling banyak sebesar Rp100 Juta;
c) sanksi penghentian sementara untuk mengikuti kegiatan
Operasi Moneter selama 5 hari kerja berturut-turut atas
batalnya transaksi untuk yang ketiga kali dalam kurun
waktu 6 bulan.
2.
Peserta OPT tidak dapat memenuhi kewajiban setelmen
transaksi OPT dalam valuta asing. Sanksi diberikan dalam
bentuk:
a) teguran tertulis dengan tembusan kepada Otoritas Jasa
Keuangan;
b) kewajiban membayar yang dihitung atas dasar:
1) suku bunga Fed Fund yang berlaku pada tanggal
penyelesaian transaksi ditambah 200 bps dikalikan
nominal
transaksi
dikalikan
1/360
untuk
penyelesaian kewajiban pembayaran dalam valuta
Dolar Amerika Serikat;
2) suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral atau
otoritas moneter di negara valuta yang bersangkutan
(official rate) yang berlaku pada tanggal penyelesaian
transaksi ditambah 200 bps dikalikan nominal
transaksi dikalikan 1/360 untuk penyelesaian
kewajiban pembayaran dalam valuta asing non Dolar
Amerika Serikat; atau
3) BI-Rate yang berlaku ditambah 200 bps dikalikan
nominal
transaksi
dikalikan
1/360
untuk
penyelesaian kewajiban pembayaran dalam Rupiah;
c) sanksi penghentian sementara untuk mengikuti kegiatan
Operasi Moneter selama 5 hari kerja berturut-turut atas
batalnya transaksi untuk yang ketiga kali dalam kurun
waktu 6 bulan.
-5-
3.
Peserta OPT tidak dapat memenuhi kewajiban setelmen yang
menyebabkan batalnya transaksi Term Deposit valas. Sanksi
diberikan dalam bentuk:
a) teguran tertulis dengan tembusan kepada Otoritas Jasa
Keuangan;
b) kewajiban membayar yang dihitung atas dasar suku bunga
Fed Fund yang berlaku pada tanggal penyelesaian
transaksi ditambah 200 bps dikalikan nominal transaksi
dikalikan 1/360;
c) sanksi penghentian sementara untuk mengikuti kegiatan
Operasi Moneter selama 5 hari kerja berturut-turut atas
batalnya transaksi untuk yang ketiga kali dalam kurun
waktu 6 bulan.
4.
Peserta OPT tidak dapat memenuhi kewajiban pada tanggal
setelmen second leg transaksi FX Swap. Sanksi diberikan
dalam bentuk:
a) teguran tertulis dengan tembusan kepada Otoritas Jasa
Keuangan;
b) kewajiban membayar yang dihitung atas BI Rate yang
berlaku ditambah 200 bps dikalikan nominal transaksi
dikalikan 1/360.
c) sanksi penghentian sementara untuk mengikuti kegiatan
Operasi Moneter selama 5 hari kerja berturut-turut atas
batalnya transaksi untuk yang ketiga kali dalam kurun
waktu 6 bulan.
5.
Bank dan/atau Sub-Registry tidak memenuhi ketentuan
kewajiban Minimum Holding Period SBI. Sanksi diberikan dalam
bentuk:
a) teguran tertulis dengan tembusan kepada Otoritas Jasa
Keuangan.
b) kewajiban membayar sebesar 0,01% dari nilai nominal
transaksi SBI yang tidak memenuhi ketentuan dimaksud,
paling sedikit sebesar Rp10 Juta dan paling banyak
sebesar Rp100 Juta per hari.
6.
Bank dan/atau Sub-Registry melanggar ketentuan terkait
larangan memindahtangankan atau mentransaksikan SDBI
dengan pihak selain Bank. Sanksi diberikan dalam bentuk:
a) teguran tertulis dengan tembusan kepada Otoritas Jasa
Keuangan.
b) kewajiban membayar sebesar 0,01% dari nilai nominal
transaksi SDBI yang tidak memenuhi ketentuan
-6-
dimaksud, paling sedikit sebesar Rp10 Juta dan paling
banyak sebesar Rp100 Juta per hari.
-7-
Download