FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ’S) ATAS SE BI NO.12/ 18 /DPM TANGGAL 7 JULI 2010 TENTANG OPERASI PASAR TERBUKA Q. Apakah latar belakang penerbitan ketentuan tentang Operasi Pasar Terbuka ? A. Untuk menyederhanakan beberapa ketentuan mengenai instrumen OPT yang selama ini terpisah serta menyesuaikan jenis dan penggunaan instrumen Operasi Pasar Terbuka dengan market practice saat ini. Q. Apakah pokok-pokok ketentuan yang diatur dalam Surat Edaran ini? A. SE ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan OPT yaitu meliputi penerbitan SBI, transaksi repo, transaksi reverse repo, transaksi pembelian dan penjualan SBN secara outright di pasar sekunder dan transaksi term deposit. Q. Siapa saja yang dapat mengikuti kegiatan OPT ? A. Peserta OPT adalah bank sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur kriteria dan persyaratan surat berharga, peserta dan lembaga perantara dalam operasi moneter. Q. Dalam hal apa SBI diterbitkan dan apa karakteristiknya? A. SBI diterbitkan secara lelang dalam rangka absorpsi likuiditas rupiah di pasar uang. SBI memiliki karakteristik : 1. satuan unit sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah); 2. berjangka waktu paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan; 3. diterbitkan dan diperdagangkan dengan sistem diskonto; 4. diterbitkan tanpa warkat (scripless) dan ditatausahakan di BI-SSSS; 5. dapat dipindahtangankan (negotiable); 6. dapat ditransaksikan dengan cara repo dan outright; dan 7. dapat dijadikan agunan. Terkait dengan perdagangan SBI, pemilik SBI dilarang melakukan transaksi atas SBI yang dimilikinya dengan pihak lain selama 1 (satu) bulan (28 hari) sejak setelmen pembelian SBI (minimum holding period), terkecuali untuk transaksi SBI oleh Peserta Operasi Moneter dengan Bank Indonesia. Transaksi tersebut mencakup antara lain transaksi repo, outright, hibah dan pengagunan. selain itu, transaksi atas SBI yang dilakukan setelah berlakunya Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Operasi Moneter yang merupakan bagian dari transaksi yang telah dilakukan sebelum PBI diberlakukan juga dikecualikan dari ketentuan minimum holding period ,sampai dengan transaksi yang bersangkutan jatuh waktu. -1- Q. Dalam hal apa transaksi repo dilakukan dan apa karakteristiknya? A. Transaksi repo dilakukan dalam rangka injeksi likuiditas rupiah di pasar uang. Repo memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. dilakukan secara lelang dengan prinsip sell and buyback; 2. berjangka waktu paling singkat 1 (satu) hari dan paling lama 12 (dua belas) bulan; 3. Bunga Repo dihitung berdasarkan metode bunga dibayar di belakang (simple interest); dan 4. Hak penerimaan kupon atas Surat Berharga yang direpokan selama periode transaksi repo tetap merupakan milik Peserta OPT. Q. Dalam hal apa transaksi reverse repo dilakukan dan apa karakteristiknya? A. Transaksi reverse repo dilakukan dalam rangka absorpsi likuiditas rupiah di pasar uang. Reverse Repo memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. dilakukan secara lelang dengan prinsip sell and buyback; 2. berjangka waktu paling singkat 1 (satu) hari dan paling lama 12 (dua belas) bulan; 3. bunga Reverse Repo dihitung berdasarkan metode bunga dibayar di belakang (simple interest); dan 4. hak penerimaan kupon atas Surat Berharga yang di-reverse repokan selama periode transaksi reverse repo tetap merupakan milik Bank Indonesia. Q. Dalam hal apa pembelian dan penjualan SBN oleh Bank Indonesia di pasar sekunder dilakukan dan apa karakteristiknya? A. Transaksi pembelian dan penjualan SBN dilakukan dalam rangka injeksi/absorpsi likuiditas rupiah di pasar uang. Transaksi pembelian dan penjualan SBN dilakukan secara lelang dan/atau non lelang dengan prinsip outright. Q. Dalam hal apa transaksi term deposit dilakukan dan apa karakteristiknya? A. Transaksi term deposit dilakukan dalam rangka absorpsi likuiditas rupiah di pasar uang. Transaksi term deposit memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. dilakukan secara lelang; 2. berjangka waktu paling singkat 1 (satu) hari dan paling lama 12 (dua belas) bulan; dan 3. dapat dicairkan sebelum tanggal jatuh waktu (early redemption) apabila Peserta OPT sudah tidak memiliki SBI dan/atau Surat Berharga Negara. Q. Terhadap apakah sanksi dikenakan dan apa bentuknya ? A. Sanksi dikenakan terhadap : 1. Pembatalan transaksi OPT, berupa : a. teguran tertulis; b. kewajiban membayar sebesar 0,01% dari nilai nominal transaksi yang batal, paling sedikit Rp10 juta dan paling banyak Rp100 juta; dan c. sanksi penghentian sementara untuk mengikuti kegiatan OPT selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut apabila transaksi OPT batal untuk ketiga kalinya dalam kurun waktu 6 (enam) bulan. -2- 2. Pelanggaran ketentuan minimum holding period SBI, berupa : a. teguran tertulis; dan b. kewajiban membayar sebesar 0,01% dari nilai nominal transaksi SBI yang tidak memenuhi ketentuan minimum holding period, paling sedikit Rp10 juta dan paling banyak Rp100 juta per hari. DPM -3-