58 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 STRATEGI MEMPERSIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA STAF KANTOR DEPAN YANG BERKUALITAS, BERSTANDAR ASEAN UNTUK MENGANTISIPASI RATUSAN RIBU NAKER FILIPINA YANG SIAP BERSAING DI BALI Oleh I Ketut Redjasa Dosen Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Bali Kampus Bukit Jimbaran Abstract:Bali is as the world destination country has a strong attraction for foreigner job seekers, especially from Philippines. There are about 500 thousands of job seekers are ready to do a competition in occupying job vacancies in Bali. The ASEAN Economy Community (AEC) will be affectively on December, this year 2015. The Bali government predicting that about 500 thousands of job seekers from Philippines will come to Bali to occupy the vacancy in tourism business, especially as a Front Office Staff. Those job seekers from Philippines have got tourism competency certificate, standard ASEAN qualification and have ready to do competition in tourism business, and getting a good position in whatever they apply for. The Bali government can’t stop them to enter Indonesia, especially entering Bali. The Balinese job-seekers must be the same. Don’t be as a watcher in our own country” Said Mr. I Gusti Putu Laksaguna, the vice of Tourism Certification othority commision of Bali. Key Word : Front Office, Human Resources, Asean Economy Community (AEC), Job Seekers from Philippines PENDAHULUAN Bali, sebagai daerah tujuan wisata dunia, juga memiliki daya tarik yang sangat kuat bagi tenaga kerja (naker) pariwisata luar negeri. Terkait dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Desember 2015 tahun ini, para naker pariwisata luar negeri diprediksi masuk ke Indonesia, terutama Bali. Seperti 500 ribu naker asal Filipina yang sudah mengantongi sertifikat kompetensi kualifikasi ASEAN dan siap bersaing di Bali. Kita tidak bisa melarang mereka masuk ke Indonesia, juga ke Bali. Tenaga kerja kita pun harus seperti itu. Jangan sampai kita jadi penonton di Negeri sendiri’’ tegas Sekretaris Komisi Otoritas Sertifikasi Usaha Pariwisata I Gusti Putu Laksaguna, kamis (15/01/2015) yang baru lalu. Salah satu cara menangkal mereka , kata Laksaguna, yaitu menyiapkan naker lokal sesuai standar ASEAN. Sehingga saat mereka ingin masuk, pemerintah bisa menolak dengan alasan sudah punya naker berstandar ASEAN. “Tetapi harus punya bukti yaitu Sertifikat Kompetensi ASEAN. Itu sudah diatur Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan. Salah satu pasalnya mengatakan “Seluruh naker pariwisata harus punya kompetensi” ujarnya. Kalau tidak siap?” Ini yang menjadi masalah kedepannya dan naker luar mudah masuk ke tempat kita. Tidak bisa diatur dalam aturan kepegawaian atau ketenagakerjaan. Kalau dipaksakan, nanti malah kontra-produktif dan _____________________________________________ Volume 9, No. 1, Februari 2015 dianggap menghalang-halangi serta melanggar kesepakatan” kata Laksaguna. Beliau sangat menyayangkan respon dari pemerintah dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), khususnya pariwisata sangat kurang. Padahal hal ini sudah disosialisasikan sejak 2004. Selalu dikatakan masih jauh,… sekarang barulah merasa kelabakan. Kesadaran kurang, terus terang ini sangat terlambat, tetapi kita bergerak cepat sehingga tidak terlalu jauh terlambatnya. Mudahmudahan mereka bangun dari tidur yang panjang.” tandas Ketua Lembaga Profesional Indonesia (LEPPI) ini. Supaya siap bersaing, kurikulum ASEAN harus diadopsi LPK-LPK di Bali. Melalui bantuan Australia, telah disiapkan 242 unit kompetensi yang siap dengan sumber pembelajaran.Sumber pembelajaran tersebut ada tiga yakni : - Manual untuk peserta pelatihan - Instruktur, dan - Penilai Oleh karena itu, masing-masing Negara ASEAN harus menyiapkan dirinya. Sementara, ketua DPD Asosiasi Instruktur Seluruh Indonesia (AISI) Bali, Siska Suzana Darmawan, mengatakan 80% lembaga pelatihan di Bali adalah bidang pariwiasata. Sayangnya, tidak semua tahu tentang kondisi ini, karena kurangnya informasi, dan kemauan mereka sangat rendah. Filipina saja, 500 ribu nakernya mengantongi http://www.lpsdimataram.com ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah59 sertifikat kompetensi. Bisa dibayangkan jika mereka datang ke Bali dan pemerintah tidak bisa menolak. Naker Indonesia sebagian besar belum mengantongi sertifikat kompetensi standar ASEAN, tegasnya. Bila Indonesia belum menyiapkan infrastruktur ini, maka akan terjadi persaingan tidak sehat. Siapapun yang membawa sertifikat kompetensi dialah yang layak direkrut. Sekarang mengacu pada standar ASEAN. Kita benahi diri sendiri, cepat benahi infrastruktur sehingga siap menyongsong MEA 2015” ujar Siska. Siska mengaku, sebenarnya Indonesia sangat terlambat. Meski demikian, paling tidak harus berbuat dan berusaha. Dilatihnya trainer-trainer handal yang bertujuan untuk mengejar ketertinggalan itu dan mendidik, melatih serta menguji calon naker lokal sesuai kurikulum ASEAN, sehingga mengantongi sertifikat kompetensi dan siap bersaing. teori, hasil penelitian, majalah, surat kabar, jurnal ilmiah, dan arsip-arsip resmi yang terkait dengan penelitian ini, yang diperoleh dari Sekretaris Manager Kantor Depan Hotel Masa Inn, Reservation Manager, Information Clerk, Receptionist, Concierge, Bellboy dan Door Man pada Hotel Masa Inn. Teknik analisis menggunakan deskriptif kualitatif yaitu, dengan memberikan ulasan atau interpretasi terhadap data yang diperoleh sehingga menjadi lebih jelas dan bermakna dibandingkan dengan sekedar angka-angka. Langkah-langkah analisis dilakukan mulai dari reduksi data, penyajian data dengan teks, kemudian penarikan kesimpulan. Untuk mendapatkan data yang valid dan reliable digunakan beberapa instrumen seperti chek list (daftar periksa), pedoman wawancara, alat perekam suara (tape recorder), camera, dan bukubuku catatan. METODE PENELITIAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Hotel Masa Inn, Jalan Poppies I/27, Kuta, Oktober 2014 Desember 2014. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Staff Kantor Depan yang berkualitas berstandar ASEAN, untuk mengantisipasi ratusan ribu naker Filipina yang siap bersaing di Bali. Dipilihnya Hotel Masa Inn sebagai lokasi penelitian karena hotel ini telah meraih juara 1 (pertama) kategori hotel terbaik dan terbersih di kawasan Kuta dan sekitarnya. Piagam penghargaanya diambil oleh Bapak Manager Ir. Nyoman Sumitra di Jakarta beberapa waktu lalu saat kepemimpinan Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudoyono. Oleh karena itu hotel Masa Inn tidak pernah sepi walaupun di musim sepi (low season) Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling, yaitu informan yang secara kebetulan ditemui di tempat penelitian ketika beliau pas ada jadwal kerjanya di hari itu. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif berupa informasi dan persepsi yang mencakup kinerja para management dan pengelola Kantor Depan pada hotel Masa Inn. Sumber data diambil dari data primer dan data sekunder Sumber data primer berasal dari pengamatan langsung ke lokasi penelitian, wawancara dengan penyebaran kuesioner kepada para informan. a. Sumber data sekunder berupa buku-buku Pemesanan Kamar (Reservation) Syarat utama adalah petugas reservation sudah mengantongi sertifikat uji kompetensi. Untuk meyakinkan agar tamu bisa mendapatkan kamar, maka biasanya tamu tersebut memesan terlebih dahulu ke hotel, dimana ia akan menginap. Pemesanan kamar dapat dilakukan oleh tamu beberapa hari bahkan beberapa minggu sebelumnya. Pada mulanya pemesanan kamar banyak dilakukan oleh tamu sendiri, yang menghubungi secara langsung ke hotel. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi, maka dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih cepat dan tepat, sehingga dewasa ini pemesanan kamar tidak perlu dilakukan sendiri oleh tamu yang akan menginap, akan tetapi dapat dilakukan melalui pihak kedua bahkan pihak ketiga terutama pemesanan kamar yang dilakukan untuk hotel pada musim-musim tertentu. Dengan perubahan sistem pemesanan kamar, yang mana semakin jarang tamu berhubungan langsung dengan pihak hotel, maka timbul semacam dikotomi bagi pengelola hotel, disatu pihak hotel berusaha seefektif mungkin memasarkan produknya, tetapi dipihak lain hotel kurang melibatkan dirinya pada kegiatan penjualan kamarnya secara nyata, sehingga terkesan bahwa hotel menyerahkan salah satu perannya melalui perantara. Pemesanan kamar dapat dilakukan oleh tamunya sendiri menghubungi langsung ke hotel yang dikehendakinya dengan melalui telepon, surat, faksimile, atau telegram. _____________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 9, No. 1, Februari 2015 60 Media Bina Ilmiah Cara lain dapat dilakukan melalui biro-biro perjalanan (Travel Agent), atau dapat juga melalui usaha penerbangan (Air Line). Bila jaringan sistem pemesanan kamar canggih, maka permintaan pemesanan kamar dapat dilakukan melalui beberapa saluran agen sistem pemesanan kamar hotel, atau perusahaanperusahaan privat khusus yang menangani hal ini, terutama bila tamu memesan kamar untuk hotel yang berada di luar negeri. b. c. Skema Strategi Peningkatan Penjualan Kamar Melalui Kegiatan Pemesanan Kamar Dan Yield Management Strategi Penjualan Kamar Didalam menghadapai era pasar bebas (free trading) dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 ini, dimana dirasakan semakin ketatnya usaha persaingan perhotelan, maka dibutuhkan suatu strategi usaha yang dapat digunakan sebagai senjata untuk mengusai pasar dan meningkatkan penjualan. Staff penjual kamar harus sudah mengantongi sertifikat uji kompetensi. Pengertian strategi ini sendiri adalah suatu pendekatan pemakaian sumber daya untuk menanggulangi atau mengantisipasi kendalakendala dalam iklim kompetitif agar sasaran organisasi dapat dicapai. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengemukakan strategi yang pada dasarnya adalah menggunakan sumber daya yang ada pada bagian Kantor Depan Hotel, untuk meningkatkan penjualan kamar hotel, dengan tidak terlepas dari rancangan strategi yang ditetapkan hotel. _____________________________________________ Volume 9, No. 1, Februari 2015 ISSN No. 1978-3787 Strategi peningkatan penjualan kamar yang dimaksud adalah melalui kegiatan pemesanan kamar dan aplikasi YIELD MANAGEMENT. Strategi penjualan kamar melalui kegiatan pemesanan kamar yang didukung oleh pelaksanaan yield management pada dasarnya tidak terlepas dari strategi usaha hotel secara keseluruhan yang didasarkan pada visi dan misi perusahaan. Strategi penjualan kamar melalui kegiatan pemesanan kamar ini, merupakan bagian dari konsep operasional yang dirancang untuk memenuhi keinginan-keinginan, kebutuhankebutuhan serta tujuan-tujuan tamu yang akan, dan yang sedang menginap di hotel. Adapun konsepkonsep lain dalam mendukung strategi usaha hotel adalah konsep pemasaran dan konsep pengembangan sumber daya manusia. Dengan adanya sistem pemasaran kamar, disamping untuk meyakinkan tamu mendapatkan kamar yang diinginkan, hotel juga memperoleh keuntungan dari adanya sistem pemesanan, diantaranya adalah: Membantu menambah penjualan kamar Juga memudahkan untuk membuat rencanarencana kegiatan, baik bagi Kantor Depan hotel sendiri, maupun bagian-bagian yang lain dimana sebagian dari kegiatannya selalu didasarkan atas perkiraan penjualan dan biasanya digunakan perkiraan tingkat hunian kamar. d. Ada Beberapa Langkah Untuk Menuju Keberhasilan Dalam Melaksanakan Konsep Yield Management Untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan konsep sistem yield management yang menekankan pada peranan sumber daya manusia yang memungkinkan sistem itu berjalan, maka langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sudah mengantongi sertifikat uji kompetensi dari LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) 2. Mengembangkan kultur/budaya yield 3. Membuat analisis terhadap keseluruhan permintaan 4. Membentuk atau menciptakan adanya keterkaitan nilai-nilai harga 5. Menentukan pangsa pasar yang tepat, sesuai dengan produk. http://www.lpsdimataram.com ISSN No. 1978-3787 6. 7. 8. Melakukan analisis terhadap bentuk permintaan (demand) Mengamati dan mempelajari kecendrungan penurunan dan pembatalan permintaan dan, Mengevaluasi dan merevisi sistem. e. Mengembangkan Budaya “YIELD” Langkah pertama dalam menumbuhkembangkan budaya yield management adalah mengkonsentrasikan pada sumber daya manusia. Oleh sebab itu, bentuk pelatihan tertentu harus diadakan untuk menjelaskan dan meyakinkan segala sesuatunya tentang segala sesuatunya tentang yield management pada setiap orang/petugas Kantor Depan Hotel. Akan tetapi sering pengelola atau manager hotel memandang tidak terlalu penting (meremehkan) langkah pertama ini, yang lebih penting adalah teknologi dan sistem. Sedangkan teknologi dan sistem hanya dapat berjalan dengan baik apabila digunakan oleh orang-orang yang mampu menggunakannya untuk mengolah data dan menganalisisnya untuk membuat keputusan. Dengan demikian, yield management menjadi bagian yang integral dari setiap orang yang mengerjakan tugas-tugas rutin setiap harinya di bagian Kantor Depan Hotel. Dan yang dimaksud dengan setiap orang adalah semua tingkat management, pengawas/supervisor dan pelaksana yang mempunyai peran dalam melaksanakan sistem. Teknologi informasi, dan perangkat lunak yang digunakan dalam memilah data, mengkategorikan data, mengorganisir serta memperlihatkan hasil olahan data secara cepat dan tepat. Seperangkat komputer hanya digunakan untuk membantu menampilkan alternatif-alternatif dalam proses mengambil keputusan. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh komputer adalah mengisolir data yang relevan, membuat semua kemungkinan kombinasi data. Komputer hanya memfokuskan perhatiannya pada data yang mana adalah relevan untuk digunakan dalam proses perkiraan dan pembuatan keputusan. Perlu diketahui bahwa keadaan di masa mendatang, bukan sekedar kepanjangan dari masa yang lalu. Dari sisi penawaran, volume penawaran dapat diketahui atau diciptakan oleh rencana serta strategi yang dibuat oleh hotel dan para pesaingnya. Sedangkan dari sisi penawaran dibentuk oleh prilaku manusia yang masingmasing tidak sama dan selalu berubah-ubah. Dengan demikian, sumber daya manusia sangat memainkan peranan yang penting di belakang komputer yang hanya memberikan alternatif-alternatif, perkiraan-perkiraan, beserta Media Bina Ilmiah61 tantangannya dan ini bukan berarti harus dipercayai seratus persen. Tanggung jawab akhir dari keputusan ataupun perkiraan yang dijadikan dasar untuk melangkah ke depan adalah tetap berada pada tim manajemen Kualitas keputusan/kebijakan serta perkiraan-perkiraan akan banyak dipengaruhi oleh masukan-masukan dari seluruh lapisan karyawan yang ada dalam organisasi. Pendekatan-pendekatan formal yang dapat digunakan untuk mencapai budaya yield management adalah sebagai berikut : - Proses perekrutan karyawan terutama pada tahapan seleksi harus benar-benar dilakukan secara selektif, untuk memperoleh karyawan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang teknologi dan analisis, demikian juga penempatan karyawan harus sesuai dengan keahliannya dan kemampuan yang dimilikinya. PENUTUP a. Simpulan Dari pemaparan yang sangat cermat pada bab pembahasan dan hasil, dapat diberikan simpulan sebagai berikut. 1. Bahwa di era kesejagatan ini dimana dikatakan bahwa dunia ini datar (the world is flat), dunia ini milik kita bersama. Maka siapapun boleh membuka usaha di atas dunia ini, lalu sama artinya dengan era pasar bebas. Semua orang di dunia ini mempunyai hak yang sama untuk hidup, mendapatkan pendidikan, keamanan, kesejahteraan dan kebahagiaan. Oleh karena itu setiap orang boleh berusaha mempertahankan hidupnya dengan membuka usaha, dimanapun di atas dunia ini, berdasarkan hak asasi manusia, berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45 di seluruh Indonesia. 2. Dengan diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) pada bulan Desember 2015 ini, terjadilah kendala bagi para naker pribumi yang diwajibkan mengantongi sertifikat uji kompetensi berstandar ASEAN. Naker pribumi belum banyak yang mengantonginya. Di lain pihak, naker asing, terutama dari Filipina ternyata jauh lebih siap daripada naker Indonesia yaitu sekitar 500 ribu naker Filipina yang siap bersaing untuk mendapatkan lapangan kerja di Indonesia khususnya di Bali. 3. Pemerintah tidak bisa melarangnya masuk ke Indonesia, begitu juga ke Bali. Tenaga kerja kita pun seharusnya seperti itu, jangan sampai kita jadi penoton di negeri sendiri. _____________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 9, No. 1, Februari 2015 62 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 Saran Bercermin dari simpulan di atas, maka sarannya sebagai berikut: 1. Tenaga kerja pariwisata kita harus mengantongi sertifikat uji kompetensi yang berkualitas berstandar ASEAN, untuk mengantisipasi masuknya naker Filipina yang berjumlah ratusan ribu itu. 2. Dengan mengantongi selembar sertifikat uji kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata, dapat dijadikan bukti autentik (Syah) sebagai naker yang sudah memiliki kemampuan memadai menguasi knowledge (pengetahuan) dan skill (ketrampilan) di bidangnya yang berstandar ASEAN. 3. Oleh karena itu para naker pribumi yang belum mengantongi sertifikat uji kompetensi pariwisata dari LSP Pariwisata Indonesia, mesti buruan memperolehnya supaya tidak kehabisan kursi di negeri sendiri, lalu jadi penonton di negeri sendiri. Ayo bangkit, bangkit, bangkit! Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, Program Magister Kepariwisataan (hand out). Denpasar Universitas Udayana. b. DAFTAR PUSTAKA Agusmidah. 2011. Dilematika Hukum Ketenagakerjaan Tinjauan Politik. Medan Penerbit PT. Sofmedia. Ardika I Wayan. (2003). Pariwisata Budaya Berkelanjutan, Denpasar : Program Studi Magister Kajian Pariwisata. Bahder Ohan Nasution. 2004. Hukum Ketenagakerjaan Kebebasan Berserikat Bagi Pekerja. Bandung Penerbit Bandar Maju. Black, J and Conroy, M. 1997. Accessibility Measures and The Social Evaluation of Urban Structure Enviroment and Planning A. 9. PP 1013-1031 Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenada Media Group. Erawan, I. Nyoman. 2008. Guy Standing. 1999. Global Labour Flexibility. Harris, Rob. Et al. (2002). Sustainable Tourism A Global Perspective. Oxford. Ltd. Khakim Abdul. 2004. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Berdasarkan UndangUndang No. 13 Tahun 2013. Bandung : PT. Citra Aditya Bhakti. Kusmayadi Sugiarto, Endar. 2000. Methodology dalam Bidang Kepariwisataan.Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama. Leiper, Neil. 2004. Tourism Management. Australia National Library of Australia Catalogin in Publication Data. Mascardo, Gianna. 2003. Interpretation and Sustainable Tourism: Function Examples and Principles (Journal of Tourism Studies, Vol 14. No. 1 May 2003). Scheyvens, Regina. 2004. Tourism For Development Empowering Comunities, Harlow, England. Person Education. Sjahputra, Tungga Imam. 2009. Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan. Jakarta:Harvarindo. Suryawan, A.A. 2008. Manajemen Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, Program Magister Kajian Pariwisata (handout) Denpasar. Universitas Udayana. Wiratraman; R. Herlambang. 2006. Hak Buruh, Revisi UU 13/2006 dan Imperialisme Global. Surabaya Post, 1 Mei 2006 diakses 10 Maret 2007. Manajemen _____________________________________________ Volume 9, No. 1, Februari 2015 http://www.lpsdimataram.com