8 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran.
Oleh karena itu, belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan
filosofinya, maksud dan implikasinya serta bagaimana aplikasinya
sehingga dapat memahami situasi (Sardirman, 2011).
Menurut Kilpatrick, Swafford, & Findell (2001:116), pemahaman
konsep
(conceptual
understanding)
adalah
kemampuan
dalam
memahami konsep, operasi dan relasi dalam matematika. Menurut Jihad
(2013) pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukan
kepada siswa dalam memahami konsep dan dapat melakukan prosedur
(algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat. Memahami konsep
matematika merupakan kompetensi yang ditunjukan kepada siswa dalam
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau
logaritma, secara luwes, akurat, efisen dan tepat dalam berbagai
pemecahan masalah (Wardhani, 2008). Pada Peraturan Dirjen Dikdasmen
No.506/C/PP/2004 (Shadiq, 2009) bahwa pemahaman konsep merupakan
kompetensi yang ditunjukan dalam memahami konsep dan dalam
melakukan prosedur secara luwes dan tepat. Sedangkan didalam
Permendikbud 58 tahun 2014 lampiran III, memahami konsep
8
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
9
matematika merupakan kompetensi dalam menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan menggunakan konsep maupun algoritma, secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan pengertian pemahaman konsep menurut beberapa ahli
di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pemahaman konsep
merupakan kemampuan siswa dalam menjelaskan keterkaitan antara
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes dan
tepat dalam berbagai pemecahan masalah dengan tindakan memahami
konsep matematika yang sudah ada.
Indikator kemampuan pemahaman konsep matematika dalam
PERMENDIKBUD No.58 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
a.
Menyatakan ulang sebuah konsep yang telah dipelajari, yaitu mampu
mengungkapkan kembali yang telah dipelajari berdasarkan konsep
esensial sebuah objek.
b.
Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya
persyaratan yang membentuk konsep tersebut, yaitu mampu
mengelompokan suatu objek menurut jenisnya berdasarkan sifatsifat yang dimiliki sesuai dengan konsepnya.
c.
Mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep, yaitu mampu
menemukan atau menetapkan sifat-sifat operasi atau konsep yang
dipelajari.
d.
Menerapkan konsep secara logis, yaitu mampu menyelesaikan soal
dengan tepat yang sesuai dengan prosedur yang benar.
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
10
e.
Memberikan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep
yang dipelajari, yaitu mampu membedakan atau memberikan contoh
dan bukan contoh dari suatu konsep.
f.
Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi
matematika (tabel,
grafik, diagram,
gambar, sketsa, model
matematika, atau cara yang lainnya), yaitu mampu memaparkan
konsep secara berurutan dan menyajikannya ke dalam berbagai
bentuk
representasi
matematika
sehingga
orang
lain
dapat
memahami pendapatnya.
g.
Mengaitkan berbagai macam konsep dalam matematika maupun di
luar matematika, yaitu mampu mengaplikasikan konsep serta
prosedur dalam menyelesaikan persoalan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
h.
Mengembangkan syarat perlu dan atau syarat cukup suatu konsep,
yaitu mampu mengkaji mana syarat perlu dan atau syarat cukup yang
terkait dengan suatu objek.
Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan oleh peneliti adalah
sebagai berikut :
a.
Menyatakan ulang sebuah konsep yang telah dipelajari.
b.
Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya
persyaratan yang membentuk konsep tersebut.
c.
Mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep.
d.
Menerapkan konsep secara logis.
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
11
e.
Memberikan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep
yang dipelajari.
f.
Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi
matematika (tabel,
grafik, diagram,
gambar, sketsa, model
matematika, atau cara yang lainnya).
g.
Mengaitkan berbagai macam konsep dalam matematika maupun di
luar matematika.
h.
Mengembangkan syarat perlu dan atau syarat cukup suatu konsep.
2. Regulasi Diri
Konsep regulasi diri dikemukakan pertama kali oleh Albert Bandura
dalam teori kognitif sosial. Menurut Bandura (1991), individu memiliki
kemampuan untuk mengontrol cara belajarnya dengan mengembangkan
langkah-langkah monitoring diri, pengaturan standar, evaluasi diri, menilai
diri, dan memberikan respon bagi dirinya sendiri. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Bandura (1991: 248 – 287) bahwa “Self-regulation is a
multifaceted phenomenon operating through a number of subsidiary
cognitive
processes
inscluding
sefl-monitoring,
standard
setting,
evaluative judgment, self-appraisal, and effective self-reaction.” Ini yang
sering disebut dengan regulasi diri atau pengaturan diri. Menurut Santrock
(2010) regulasi diri adalah memunculkan dan memonitor sendiri pikiran,
perasaan, dan perilaku untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang
dimaksud
disini
dapat
berupa tujuan
akademik maupun tujuan
sosioemosional.
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
12
Zimmerman (1990) mengemukakan bahwa, teori regulasi diri
merupakan belajar yang diatur sendiri oleh siswa yang penekanannya
pada: (a) tentang bagaimana siswa memilih, mengatur, atau menciptakan
lingkungan belajar yang menguntungkan untuk diri mereka sendiri, (b)
serta tentang bagaimana siswa merencanakan dan mengontrol bentuk dan
jumlah instruksi mereka sendiri.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa regulasi diri
merupakan suatu proses aktif dan konstruktif siswa dalam menetapkan
tujuan untuk proses belajarnya dan berusaha untuk mengontrol, mengatur,
memotivasi, dan merencanakan diri dalam belajarnya untuk menghasilkan
tujuan belajar yang optimal. Regulasi diri berkaitan dengan bagaimana
seorang
siswa
mengaktualisasikan
dirinya
dengan
menampilkan
serangkaian tindakan yang ditujukan pada pencapaian target dalam hal ini
target belajar. Kemampuan regulasi diri meliputi kemampuan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran di sekolah, membagi waktu antara belajar
dan bermain, kemampuan mempersiapkan diri dalam menghadapi ulangan
dan lain sebagainya.
Menurut Ormrod (2008) untuk menjadi pembelajar yang benar-benar
efektif, siswa harus terlibat dalam beberapa aktivitas mengatur diri
(regulasi diri). Secara khusus perilaku pengaturan diri dalam belajar
mencakup proses-proses berikut:
a.
Penetapan tujuan. Siswa yang memiliki pengaturan diri yang baik,
tahu apa yang ingin mereka capai ketika belajar.
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
13
b.
Perencanaan.
Siswa
yang
mengatur
diri
sebelumnya
sudah
menentukan bagaimana baiknya menggunakan waktu dan sumber
daya yang tersedia untuk tugas-tugas belajar.
c.
Motivasi diri. Siswa yang mengatur diri biasanya memiliki keyakinan
diriyang tinggi akan kemampuan mereka menyelesaikan suatu tugas
belajar dengan sukses. Mereka menggunakan banyak strategi agar
tetap terarah pada tugas.
d.
Kontrol atensi. Siswa yang mengatur diri berusaha memfokuskan
perhatian mereka pada pelajaran yang sedang berlangsung dan
menghilangkan dari pikiran mereka hal-hal lain yang mengganggu.
Siswa
memfokuskan
pada
tugas
yang
dihadapinya
dan
mengoptimalkan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
e.
Penggunaan strategi belajar yang fleksibel. Siswa memiliki strategi
belajar yang berbeda tergantung tujuan-tujuan yang ingin mereka
capai.
f.
Monitor diri. Siswa terus memonitor kemajuan mereka dalam
kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dan mereka mengubah strategi
belajar atau memodifikasi tujuan bila dibutuhkan.
g.
Mencari bantuan yang tepat. Siswa yang benar-benar mengatur diri
tidak selalu harus berusaha sendiri. Sebaliknya, mereka menyadari
bahwa mereka membutuhkan bantuan orang lain yang akan
memudahkan mereka untuk bekerja secara mandiri dikemudian hari.
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
14
h.
Evaluasi diri. Siswa yang mampu mengatur diri menentukan apakah
yang mereka pelajari itu telah memenuhi tujuan awal mereka.
Idealnya,
mereka
menyesuaikan
juga
penggunaan
menggunakan
berbagai
evaluasi
strategi
diri
untuk
belajar
dalam
kesempatan-kesempatan di kemudian hari.
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini proses perilaku
regulasi diri yang akan diukur meliputi: (a) siswa mampu menetapkan
tujuan belajarnya, (b) siswa mampu merencanakan belajarnya, (c) siswa
mampu memotivasi diri, (d) siswa mampu mengontrol belajarnya, (e)
siswa mampu menggunakan strategi belajar yang fleksibel, (f) siswa
mampu memonitor diri dalam belajarnya, (g) siswa mampu mencari
bantuan yang tepat, dan (h) siswa mampu mengevaluasi hasil belajarnya.
3. Model Pembelajaran Siklus 7E (Learning Cycle7E)
Pembelajaran siklus menurut Shoimin (2014: 58) adalah suatu
Pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student center). Pembelajaran
siklus merupakan rangkaian tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi
sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang harus
dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Pembelajaran
siklus merupakan salah satu pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis
dimana pengetahuan dibangun dari pengetahuan siswa itu sendiri.
Menurut Suyono dan Hariyanto (2014: 106) kontruktivis percaya
bahwa pembelajaran mengkonstruk sendiri realitasnya atau paling tidak
menerjemahkan berdasarkan persepsi tentang pengalamannya, sehingga
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
15
pengetahuan individu adalah sebuah fungsi dari pengalaman sebelumnya.
Penjelasan tersebut dapat memberikan pemahaman mengenai hakekat
pembelajaran siklus. Siklus belajar adalah sebuah pembelajaranyang
menganggap bahwa pengetahuan seseorang merupakan hasil dari
pengalamannya. Siswa membangun pengetahuannya sendiri melalui
pengalaman yang dimiliki dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran siklus 7E merupakan hasil pengembangan dari
pembelajaran siklus sebelumnya yaitu 5E oleh Arthur Einskraft. Einskraft
(2003: 57) menjelaskan bahwa:
“The learning cycle model requaires instruction to include the
following discrete element: engage, explore, explain, elaborate, and
evaluat. The proposed 7E model expands the engage element into two
components – elicit and engage. Similary, the 7E model expands two
stages of elaborate and evaluate into three components – elaborate,
evaluate, and extend.”
Einskraft (2003: 59) menyebutkan bahwa the goal of the 7E learning
model is to emphasize the increasing importance of eliciting prior
understandings and the extending, or transfer, of concept, yang berarti
bahwa tujuan dari pembelajaran siklus 7E adalah menekankan pentingnya
peningkatan dalam menggali pemahaman sebelumnya, memperluas, atau
menstransfer sebuah konsep. Pembelajaran siklus 7E merupakan
pembelajaran berlandaskan teori konstrukvisme yang terdiri dari kegiatan
elicit, engage, explore, explain, elaborate, evaluate, dan extend.
Langkah-langkah Pembelajaran Siklus 7E dalam makalah Einskraft
yang berjudul Expanding the 5E Models mencoba memperluas teknik 5E
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
16
ini menjadi teknik 7E. Berikut langkah-langkah pembelajaran siklus 7E
yang dikembangkan oleh Einskraft :
a.
Elicit (mendapatkan atau mendatangkan)
Guru berusaha menimbulkan atau mendatangkan pengetahuan
awal siswa. Pada fase ini guru dapat mengetahui sampai dimana
pengetahuan awal siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari
dengan
memberikan
pertanyaan-pertanyaan
yang
merangsang
pengetahuan awal siswa agar timbul respon dari pemikiran siswa serta
menimbulkan rasa penasaran tentang jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh guru. Fase ini dimulai dengan
pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan pelajaran yang akan
dipelajari dengan mengambil contoh yang mudah yang diketahui
siswa seperti dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Engage (mengikutserakan)
Fase ini kegiatan pokok pembelajaran bertumpu pada upaya
bagaimana meningkatkan minat siswa, sambil menilai pemahaman
awal siswa terhadap topik yang dibahas. Fase ini dapat dilakukan
dengan demonstrasi, diskusi, membaca atau aktivitas lainnya yang
digunakan untuk membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan
rasa keingintahuan siswa. Selama fase ini, siswa membuat hubungan
antara pengamatan belajar masa lalunya dengan pengalaman sekarang.
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
17
c.
Explore (menyelidiki)
Pada fase ini kegiatan pokok pembelajaran adalah melibatkan
siswa dalam pokok bahasan atau topik pembelajaran, memberikan
kesempatan kepada mereka untuk membangun pemahamannya
sendiri. Mereka bekerjasama dalam satu tim, lalu mengalami
pengalaman bersama dengan saling berbagi dan berkomunikasi
tentang esensi pokok pembelajaran. Guru bertindak sebagai fasilitator
yang menyediakan bahan-bahan pembelajaran yang diperlukan dan
memandu siswa agar fokus dalam pembelajaran.
d. Explain (menerangkan)
Pada
fase
ini
siswa
diberi
kesempatan
untuk
mengkomunikasikan apa yang telah dipelajarinya sejauh ini dan
menjelaskan maksudnya. Pada fase ini siswa menjelaskan apa yang
telah dipelajarinya dengan berkomunikasi dengan teman-temannya,
dengan fasilitator (guru) melalui suatu proses reflektif. Dengan kata
lain, setelah siswa mencapai suatu pemahaman, mereka boleh
membuat ringkasan atau menjelaskan gagasan-gagasannya.
e.
Elaboration (menguraikan atau memperinci lebih jelas)
Fase yang bertujuan untuk membawa siswa menerapkan simbolsimbol, definisi-definisi, konsep-konsep dan ketrampilan-ketrampilan
pada permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan contoh dari
pelajaran yang dipelajari.
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
18
f.
Evaluate (mengevaluasi)
Pada fase ini, baik siswa maupun guru menilai sejauh mana
terjadi pembelajaran dan pemahaman. Dalam hal ini, guru menilai
sejauh mana siswa memperoleh pemahaman-pemahaman tentang
konsep-konsep pokok bahan ajar dan memperoleh pengetahuan baru.
Evaluasi dan penilaian dapat berlangsung selama proses pembelajaran.
g. Extend (memperluas)
Pada fase ini bertujuan untuk berfikir, mencari, menemukan dan
menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari bahkan
kegiatan ini dapat merangsang siswa untuk mencari hubungan konsep
yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum
mereka pelajari.
Ketujuh tahapan di atas adalah hal-hal yang harus dilakukan guru
dan siswa untuk menerapkan pembelajaran siklus 7E di kelas. Guru dan
siswa
mempunyai
peran
masing-masing
dalam
setiap
kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan tahapan dari siklus
belajar.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Siklus 7E menurut
Shoimin (2014: 58) kelebihan model pembelajaran siklus 7E adalah
sebagai berikut:
a.
Memperluas dan meningkatkan kreatifitas guru dalam merancang
kegiatan pembelajaran.
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
19
b.
Meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif
dalam proses pembelajaran.
c.
Membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa.
d.
Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Kekurangan model pembelajaran siklus menurut Soebagio dalam
Shoimin (2014: 58) adalah sebagai berikut:
a.
Efektifitas pembelajaran rendah apabila guru kurang menguasai
materi dan langkah-langkah pembelajaran.
b.
Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran.
c.
Memerlukan
pengelolaan
kelas
yang
lebih
terencana
dan
terorganisasi.
B. Penelitian Relevan
Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini
adalah penelitian Sutrisno, dkk(2012) tentang Pengaruh Model Siklus 7E
terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi. Berdasarkan
hasil penelitian tentang pengaruh penerapan model Siklus 7E terhadap
motivasi belajar siswa dapat disimpulkan bahwa model Siklus 7E
berpengaruh nyata terhadap motivasi belajar siswa kelas X1 SMA Negeri 1
Banyudono tahun 2011/2012. Demikian juga dalam penelitian Dewi (2012)
tentang Pengaruh Model Siklus Belajar 7E terhadap Pemahaman Konsep dan
Keterampilan Proses Siswa SMA Negeri 1 Sawan. Rata-rata nilai UTS dan
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
20
post-test pemahaman konsep kelompok siswa yang dibelajarkan dengan
model siklus belajar 7E secara berturut-turut yaitu 44,67 (kategori rendah)
dan 81,03 (kategori tinggi). Rata-rata nilai UTS dan post-test keterampilan
proses kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model siklus belajar 7E
secara berturut-turut yaitu 40,51 (kategori rendah) dan 74,42 (kategori tinggi).
Persamaan kedua penelitian di atas yaitu dalam hal proses
pembelajaran di kelas menggunakan pembelajaran Siklus7E. Penelitian yang
dilakukan oleh Sustriono dkk adalah hanya ingin mengetahui seberapa besar
motivasi siswa, sedangkan Dewi hanya ingin mengetahui seberapa besar
pemahaman konsep dan ketrampilan proses. Untuk penelitian yang Dewi buat
terdapat kesamaan pada kemampuan pemahaman konsep. Dalam hal ini
penulis akan melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran siklus 7E
terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika dan regulasi diri siswa.
C. Kerangka Pikir
Pembelajaran siklus 7E merupakan salah satu pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar
dan mengembangkan daya nalar siswa. Dalam proses penemuan konsepsi
dalam matematika, kegiatan-kegiatan dalam proses belajar menggunakan
siklus 7E yaitu berusaha menimbulkan pengetahuan awal siswa (elicit),
kemudian membangkitkan minat siswa belajar (engagement), kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahamannya
sendiri (exploration), memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
21
menyampaikan ide atau gagasan yang mereka miliki melalui kegiatan diskusi
(explanation), memberikan pemahaman kepada siswa mengenai penerapan
simbol, definisi, dan konsep yang sedang dipelajari (elaboration), kemudian
diberikan soal tes evaluasi untuk membantu siswa meningkatkan pemahaman
tentang materi yang dipelajari (evaluation), serta diberikan pengetahuan
tambahan contoh dari permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan materi yang diajarkan (extend).
Melalui tahapan-tahapan tersebut, diharapkan dapat merangsang siswa
untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan
sebelumnya, yaitu memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih
aktif dan menambah rasa ingin tahu siswa; melatih siswa belajar menemukan
konsep melalui eksperimen; melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan
konsep yang telah mereka pelajari; memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berpikir, mencari, menemukan; dan menjelaskan contoh penerapan
konsep yang telah dipelajari.
Penggunaan pembelajaran siklus 7E dalam kaitannya meningkatkan
regulasi diri siswa yaitu diharapkan dapat memotivasi siswa untuk
memperoleh hasil belajar yang baik, menambah minat intrinsik dan siswa
mampu menetapkan orientasi tujuan belajar, strategi belajar, dan observasi
diri. Siswa juga diharapkan untuk mengevaluasi diri, membandingkan hasil
observasi diri terhadap hasil belajar dengan standar hasil belajar sebelumnya,
hasil belajar orang lain, atau standar hasil belajar mutlak, sehingga siswa
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
22
dapat
mengetahui
peningkatan
atau
penurunan
hasil
belajar
dan
menjadikannya sebagai penetapan tujuan dan motivasi belajar selanjutnya.
Melalui penggunaan pembelajaran siklus 7E, regulasi diri siswa yang
meningkat juga akan membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman konsepnya. Siswa yang memiliki regulasi diri yang baik juga
akan lebih mudah dalam memahami konsep-konsep matematika melalui
setiap fase dalam pembelajaran siklus 7E.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarakan dengan masalah yang dirumuskan di atas, maka
hipotesis penelitian ini adalah :
1.
Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti
pembelajaran siklus 7E lebih baik dibandingkan siswa yang mengikuti
Direct Instruction.
2.
Regulasi diri siswa yang mengikuti pembelajaran siklus 7E lebih baik
dibandingkan siswa yang mengikuti Direct Instruction.
3.
Kemampuan pemahaman konsep matematika dan regulasi diri siswa
yang mengikuti pembelajaran siklus 7E lebih baik dibandingkan siswa
yang mengikuti pembelajaran Direct Instruction.
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
23
E. Materi Pembelajaran Matematika
Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bangun ruang, berikut ini adalah uraian kompetensi dasar dan indikator yang
digunakan:
5.1 : Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagianbagiannya.
Indikator :
5.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat balok serta bagian-bagiannya.
5.1.2 Mengidenifikasi sifat-sifat prisma serta bagian-bagiannya.
5.2 : Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas
Indikator :
5.2.1 Membuat jaring-jaring balok.
5.2.2 Membuat jaring-jaring prisma.
5.3 : Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan
limas
Indikator :
5.3.1 Menghitung luas permukaan dan volume balok.
5.3.2 Menghitung luas permukaan dan volume prisma.
Pengaruh Pembelajaran Siklus 7E…, Faizah Istiqomah, FKIP UMP, 2016
Download