Analisis Gangguan Hubung Singkat untuk Penentuan Breaking Capacity Pada Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog di GIS Gambir Lama Ir. I Made Ardita Y, M.T.1, Farekh Huzair2 Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia, Depok 16424 Tel: (021) 78888805. Fax: (021) 78885656 Email: [email protected], [email protected] Abtrak Dalam sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan-gangguan yang dapat mengakibatkan terganggunya pendistribusian tenaga listrik kekonsumen. Dimana gangguan adalah penghalang dari suatu sistem yang sedang beroperasi atau suatu keadaan dari sistem tenaga listrik yang menyimpang dari kondisi normal. Sehingga dalam suatu sistem tenaga listrik dibutuhkan sistem proteksi, dimana salah satu bagian dalam sistem proteksi adalah penggunaan circuit breaker untuk meminimalkan dampak yang terjadi akibat gangguan. Dimana dalam penulisan ini dilakukan observasi di PT. PLN Area Pengatur Distribusi (Area Menteng) untuk mengetahui besarnya arus gangguan hubung singkat pada sistem distribusi di Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog pada GIS Gambir Lama yang mana nantinya akan digunakan sebagai penentuan breaking capacity dalam sistem distribusi tersebut, serta mengetahui perencanaan peralatan instalasi tenaga listrik seperti pemilihan spesifikasi pengaman (circuit breaker). Dimana data-data jaringan distribusi yang didapatkan kemudian disimulasikan dengan menggunakan software ETAP 7.0. dengan menganalisa gangguan hubung singkat pada sistem jaringan distribusi tersebut. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa pada Gardu Induk GIS Gambir Lama sebaiknya digunakan circuit breaker dengan In = 1250 A dan rated breaking capacity 25 kA, dan Gardu Distribusi di Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog serta Gardu Hubung sebaiknya menggunakan circuit breaker dengan In = 1250 A dan rated breaking capacity 20 kA, agar mampu menahan arus gangguan hubung singkat maksimum tiga fasa (½ Cycle) apabila terjadinya gangguan. Analysis of Short Circuit for the Determination of Breaking Capacity at Feeders Kutai, Ludruk, and Reog in GIS Gambir Lama. Abstract In a power system often occur disturbances that can lead to disruption of power distribution to consumer. Where is the disruption of the barrier system in operation or a state of a power system that deviate from normal conditions. Thus, in an electric power system protection systems are needed, where one part of the protection system is the use of circuit breakers to minimize the impact caused by interference. Where in this paper will be observed in the PT. PLN Area Pengatur Distribusi (Area Menteng) to determine the short circuit fault current on the feeder distribution system in Kutai, Ludruk, and Reog in GIS Gambir Lama which will be used as a determination of the breaking capacity of the distribution system, and to know the power plant equipment planning such as the selection of electrical safety specifications (circuit breaker). Where the data obtained distribution network then simulated using ETAP software 7.0. by analyzing the short circuit on the distribution network system. From the simulation results showed that GIS Gambir Lama substation circuit breaker should be used with In = 1250 A and a rated breaking capacity 25 kA, and distribution substation in feeders Kutai, Ludruk, and Reog and Connecting Substation should use a circuit breaker with In = 1250 A and rated breaking capacity 20 kA, to be able to withstand the maximum short circuit current of three-phase (½ Cycle) if the disruption. Keywords: Short circuit, Rated breaking capacity 1 Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 2 Pendahuluan Pada sistem distribusi terdapat dua bagian, yaitu distribusi primer yang mempergunakan tegangan menegah dan distribusi sekunder yang mempergunakan tegangan rendah. Dalam sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan-gangguan yang dapat mengakibatkan terganggunya pendistribusian tenaga listrik kekonsumen. Gangguan adalah suatu keadaan dari sistem tenaga listrik yang menyimpang dari kondisi normal. Berdasarkan kesimetrisannya gangguan terbagi menjadi dua yaitu, gangguan asimetris dan simetris. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menentukan breaking capacity dari circuit breaker pada sistem distribusi di Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog pada GIS Gambir Lama dengan menganalisa besarnya arus gangguan hubung singkat maksimum dalam sistem distribusi tersebut. Dimana batasan masalah dalam penulisan ini adalah pada analisa gangguan hubung singkat tiga fasa disisi tegangan menengah 20 kV (distribusi primer) untuk penentuan breaking capacity dalam sistem jaringan distribusi pada konfigurasi spindel di Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog dengan menggunakan software ETAP 7.0 standard IEC (50Hz). Gangguan Hubung Singkat Dalam proteksi sistem tenaga listrik, sangat penting untuk mengetahui distribusi arus dan tegangan di berbagai tempat sebagai akibat timbulnya gangguan. Karakteristik kerja rele proteksi dipengaruhi oleh besaran energi yang dimonitor oleh rele seperti arus atau tegangan. Dengan mengetahui distribusi arus dan tegangan di berbagai tempat maka seorang insinyur proteksi dapat menentukan setelan (setting) untuk rele proteksi dan rating dari pemutus tenaga/circuit breaker (CB) yang akan digunakan. Gangguan hubung singkat dapat diklasifikasi menjadi empat jenis yaitu: 1. Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah Gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik merupakan gangguan asimetris sehingga memerlukan metode komponen simetris untuk menganalisa tegangan dan arus pada saat terjadinya gangguan. Gangguan yang terjadi dapat dianalisa dengan menghubung-singkat semua sumber tegangan yang ada pada sistem dan mengganti titik (node) gangguan dengan sebuah sumber tegangan yang besarnya sama dengan tegangan sesaat sebelum terjadinya gangguan di titik gangguan tersebut. Dengan menggunakan metode ini sistem tiga fasa tidak seimbang dapat direpresentasikan dengan menggunakan teori komponen simetris yaitu berdasarkan komponen urutan positif, komponen urutan negatif dan komponen urutan nol. Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 3 Untuk setiap jenis gangguan, digunakan persamaan dibawah ini bersama dengan persamaan yang melukiskan pada gangguan tersebut Ia1 dengan Vf, Z1, Z2, dan Z0 sebagai suku-sukunya. ⎡Va0 ⎤ ⎡0 ⎤ ⎡ Z 0 ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎢Va1 ⎥ = ⎢Vf ⎥ − ⎢ 0 ⎢⎣Va2 ⎥⎦ ⎢⎣0 ⎥⎦ ⎢⎣ 0 0 Z1 0 0 ⎤ ⎡ Ia0 ⎤ 0 ⎥⎥ ⎢⎢ Ia1 ⎥⎥ Z 2 ⎥⎦ ⎢⎣ Ia2 ⎥⎦ (1) Gambar 1. Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah dengan Ib = 0 dan Ic = 0 komponen simetris arus diberikan oleh ⎡ Ia0 ⎤ ⎡1 1 ⎢ Ia ⎥ = 1 ⎢1 a ⎢ 1 ⎥ 3 ⎢ ⎢⎣ Ia2 ⎥⎦ ⎢⎣1 a 2 1 ⎤ ⎡ Ia ⎤ a 2 ⎥⎥ ⎢⎢0 ⎥⎥ a ⎥⎦ ⎢⎣0 ⎥⎦ sehingga Ia0 , Ia1 , Ia2 masing - masing sama dengan (2) Ia dan 3 Ia1 = Ia2 = Ia0 (3) dengan menggantikan Ia2 dan Ia0 dengan Ia1 didapatkan ⎡Va0 ⎤ ⎡0 ⎤ ⎡ Z 0 ⎢Va ⎥ = ⎢Vf ⎥ − ⎢ 0 ⎢ 1 ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎢⎣Va2 ⎥⎦ ⎢⎣0 ⎥⎦ ⎢⎣ 0 0 Z1 0 0 ⎤ ⎡ Ia1 ⎤ 0 ⎥⎥ ⎢⎢ Ia1 ⎥⎥ Z 2 ⎥⎦ ⎢⎣ Ia1 ⎥⎦ (4) sehingga diperoleh, Va0 + Va1 + Va2 = − Ia1Z0 + Vf − Ia1Z1 − Ia1Z 2 (5) karena Va = Va0 + Va1 + Va2 = 0 sehingga didapatkan Ia1 = Vf Z 0 + Z1 + Z 2 (6) Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 4 Keterangan : Vf = Tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan Z 0 = Impedansi urutan nol dilihat dari titik gangguan Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan Z 2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik gangguan 2. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa Gambar 2. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa dengan Vb = Vc komponen - komponen simetris tegangan diberikan oleh ⎡Va0 ⎤ ⎡1 1 ⎢Va ⎥ = 1 ⎢1 a ⎢ 1 ⎥ 3 ⎢ ⎢⎣Va2 ⎥⎦ ⎢⎣1 a 2 1 ⎤ ⎡Va ⎤ a 2 ⎥⎥ ⎢⎢Vb ⎥⎥ a ⎥⎦ ⎢⎣Vb ⎥⎦ (7) diperoleh Va1 = Va2 (8) karena Ib = − Ic dan Ia = 0 komponen - komponen simetris arus diberikan oleh, ⎡ Ia0 ⎤ ⎡1 1 ⎢ Ia ⎥ = 1 ⎢1 a ⎢ 1 ⎥ 3 ⎢ ⎢⎣ Ia2 ⎥⎦ ⎢⎣1 a 2 1 ⎤ ⎡0 ⎤ a 2 ⎥⎥ ⎢⎢ − Ic ⎥⎥ a ⎥⎦ ⎢⎣ Ic ⎥⎦ (9) diperoleh Ia0 = 0 Ia2 = Ia1 (10) dengan suatu sambungan dari netral sumber ketanah, Z 0 adalah terbatas (finite) sehingga, Va0 = 0 (11) dengan menggantikan ⎡0 ⎤ ⎡0 ⎤ ⎡ Z 0 ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎢Va1 ⎥ = ⎢Vf ⎥ − ⎢ 0 ⎢⎣Va1 ⎥⎦ ⎢⎣0 ⎥⎦ ⎢⎣ 0 0 Z1 0 0 ⎤ ⎡0 ⎤ 0 ⎥⎥ ⎢⎢ Ia1 ⎥⎥ Z 2 ⎥⎦ ⎢⎣ − Ia1 ⎥⎦ (12) diperoleh Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 5 0 = Vf − Ia1Z1 − Ia2 Z 2 (13) sehingga didapatkan Ia1 = Vf Z1 + Z 2 (14) Keterangan Vf = Tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan Z 2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik gangguan Pada gangguan hubung singkat fasa ke fasa, arus saluran tidak mengandung komponen urutan nol dikarenakan tidak ada gangguan yang terhubung ke tanah. 3. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah Gambar 3. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah dengan Vb = 0 dan Vc = 0 , komponen – komponen simetris tegangan diberikan oleh ⎡Va0 ⎤ ⎡1 1 ⎢Va ⎥ = 1 ⎢1 a ⎢ 1 ⎥ 3 ⎢ ⎢⎣Va2 ⎥⎦ ⎢⎣1 a 2 1 ⎤ ⎡Va ⎤ a 2 ⎥⎥ ⎢⎢0 ⎥⎥ a ⎥⎦ ⎢⎣0 ⎥⎦ sehingga Va0 , Va1 , Va2 masing - masing sama dengan (15) Va dan 3 Va1 = Va2 = Va0 (16) dengan menggantikan Va1 , Va2 , dan Va0 dengan Vf − Ia1Z1 dan mengalikan kedua sisinya dengan Z −1 , dimana Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 6 Z −1 ⎡ Z 0 = ⎢⎢ 0 ⎢⎣ 0 0 Z1 0 ⎡ 1 ⎢ −1 ⎢ Z 0 0 ⎤ ⎢ 0 ⎥⎥ = ⎢ 0 ⎢ Z 2 ⎥⎦ ⎢ ⎢ 0 ⎣ 0 1 Z1 0 ⎤ 0 ⎥ ⎥ ⎥ 0 ⎥ ⎥ 1 ⎥ ⎥ Z 2 ⎦ (17) diperoleh ⎡ 1 ⎢ ⎢ Z 0 ⎢ ⎢ 0 ⎢ ⎢ ⎢ 0 ⎣ 0 1 Z1 0 ⎤ ⎡ 1 0 ⎥ ⎢ ⎥ ⎡Vf − Ia1Z1 ⎤ ⎢ Z 0 ⎥ ⎢ 0 ⎥ ⎢⎢Vf − Ia1Z1 ⎥⎥ = ⎢ 0 ⎥ ⎢Vf − Ia Z ⎥ ⎢ 1 1 ⎦ ⎣ ⎢ 1 ⎥ ⎥ ⎢ 0 Z 2 ⎦ ⎣ 0 1 Z1 0 ⎤ 0 ⎥ ⎥ ⎡0 ⎤ ⎡ Ia0 ⎤ ⎥ 0 ⎥ ⎢⎢Vf ⎥⎥ − ⎢⎢ Ia1 ⎥⎥ ⎥ ⎢0 ⎥ ⎢ Ia ⎥ ⎣ ⎦ ⎣ 2 ⎦ 1 ⎥ ⎥ Z 2 ⎦ (18) dengan Ia1 + Ia2 + Ia0 = Ia = 0 didapat ⎛ Vf ⎞ ⎛ Vf Z1 ⎞ ⎛ Vf Z1 ⎞ Vf ⎜ − Ia1 ⎟ + ⎜ − Ia1 ⎟ + ⎜ − Ia1 ⎟ = Z 0 ⎠ ⎝ Z1 Z 2 ⎠ Z1 ⎠ ⎝ Z 2 ⎝ Z0 (19) Dan menggabungkan suku – sukunya diperoleh ⎛ Z Z ⎞ Vf ( Z 2 + Z 0 ) Ia1 ⎜1 + 1 + 1 ⎟ = Z2 Z0 ⎝ Z 0 Z 2 ⎠ (20) ⎛ Z Z + Z ( Z + Z 0 ) ⎞ Vf ( Z 2 + Z 0 ) Ia1 ⎜ 2 0 1 2 ⎟ = Z Z Z2 Z0 2 0 ⎝ ⎠ (21) Ia1 = Vf ( Z 2 + Z 0 ) Z 2 Z 0 + Z1 ( Z 2 + Z 0 ) (22) sehingga Ia1 = Vf Z Z Z1 + 2 0 Z2 + Z0 (23) Keterangan Vf = Tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan Z 0 = Impedansi urutan nol dilihat dari titik gangguan Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan Z 2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik gangguan Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 7 4. Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa Gambar 4. Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa Gangguan hubung singkat tiga fasa termasuk dalam klasifikasi gangguan simetris, dimana arus maupun tegangan setiap fasanya tetap seimbang setelah gangguan terjadi. Sehingga pada sistem seperti ini dapat dianalisa hanya dengan menggunakan komponen urutan positif saja yaitu, Ia = Ia1 (24) dan Ia = Vf Z1 (25) Keterangan : Vf = Tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan Ia = Arus pada fasa a Metode Penelitian Dilakukan dengan metode studi literatur dan observasi, dimana data-data jaringan distribusi yang didapatkan dari PT. PLN Area Pengatur Distribusi (Area Menteng), kemudian disimulasikan menggunakan software ETAP 7.0 dengan menganalisa gangguan hubung singkat pada sistem jaringan distribusi tersebut. Karakteristik GIS Gambir Lama Gardu Induk GIS (Gas Insulated Switchgear) adalah suatu gardu induk yang semua peralatan switchgearnya berisolasikan gas SF-6, dimana pada GIS Gambir Lama terdapat 3 buah trafo tenaga dengan tegangan kerja 150/20 kV, dengan masing - masing trafo mempunyai kapasitas 60 MVA. Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 8 Tabel.1 Data GIS Gambir Lama No. 1 Nama Daya Trafo Panjang Penyulang (kVA) Saluran Penyulang Reog (Express) - 2 GD (S 16B) 630 3 GD (S 16) 315 GD (S 70) 630 4 5 Penyulang Kutai 6 GD (S 18E) GD (S 57) 7 GH 178 8 GD (P 75) 400 630 400 9 GD (P 3) 630 10 GD (P 69) 630 GD (P 76) 1000 11 Penyulang Ludruk 12 13 GD (S 93) GH 178 630 - 2.9 Km (GIS Gambir Lama - GH 178) 2.5 Km (GIS Gambir Lama - GD S 16B) 200 m (GD S 16B - GD S 16) 477 m (GD S 16 - GD S 70) 1.15 Km (GD S 70 - GD S 18E) 400 m (GD S 18E - GD S 57) 700 m (GD S 57 - GH 178) 1.3 Km (GIS Gambir Lama - GD P 75) 1.2 Km (GD P 75 - GD P 3) 1.33 Km (GD P 3 - GD P 69) 3.07 Km (GD P 69 - GD P 76) 2.6 Km (GD P 76 - GD S 93) 750 m (GD S 93 - GH 178) Jenis Penghantar Kapasitas Terpasang (kVA) 2 - 2 280 2 118 2 114 2 221 2 343 2 - 2 195 2 271 2 506 2 428 2 163 2 - XLPE (3x300 mm ) XLPE (3x300 mm ) XLPE (3x240 mm ) XLPE (3x240 mm ) XLPE (3x240 mm ) XLPE (3x240 mm ) XLPE (3x240 mm ) XLPE (3x300 mm ) XLPE (3x240 mm ) XLPE (3x240 mm ) XLPE (3x240 mm ) XLPE (3x240 mm ) XLPE (3x240 mm ) Dimana pada GIS Gambir Lama terdapat puluhan penyulang yang umumnya system jaringan distribusi tersebut berupa tipe spindle, dimana pada pembahasan ini penulis mengambil data dari beberapa macam penyulang, yaitu; Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog. Dimana Penyulang Reog adalah penyulang express dari GIS Gambir Lama yang terhubung langsung ke Gardu Hubung 178. Gambar 5. One Line Diagram GIS Gambir Lama Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 9 Simulasi Short Circuit dengan ETAP 7.0 Dalam simulasi dengan menggunakan ETAP 7.0 digunakan acuan dalam standard ANSI/IEEE, dimana dilakukan analisis hubung singkat (short circuit) untuk mengetahui arus kontribusi gangguan yang mungkin terjadi saat terjadinya gangguan hubung singkat. Pada one line diagram dilakukan analisis gangguan hubung singkat pada gangguan tiga fasa, satu fasa ketanah, dua fasa, dan dua fasa ketanah dengan menetapkan fault pada tiap bus disisi tegangan menengah (20kV). Mulai Membuat Single Line Diagram Input Data Sudah Terpenuhi Tidak Ya Running ETAP Analisis Hubung Singkat Sudah Terpenuhi Tidak Ya Rated Breaking Capacity Selesai Gambar 6. Flow Chart Simulasi dan Analisis dengan Menggunakan ETAP Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 10 Gambar 7. One Line Diagram Pada ETAP 7.0 Pada simulasi tersebut didapatkan nilai dari impedansi urutan positif (Z1), impedansi urutan negatif (Z2), dan impedansi urutan nol (Z0). Dimana nantinya akan diketahui besarnya arus gangguan hubung singkat dari tiap macam gangguan, sebagai contoh pada Bus GIS Gambir Lama : • Vf :19.945 kV • Impedansi pada ½ Cycle : Z1 = 0.85281 Ω Z2 = 0.85281 Ω Z0 = 0.73333 Ω Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 11 Gangguan Hubung Singkat 3 Fasa Ia = Vf Z1 Ia = 19.945 = 23.387 kA 0.85281 Gangguan Hubung Singkat L-G Ia1 = Vf Z 0 + Z1 + Z 2 Ia1 = 19.945 = 8.178 kA 0.73333 + 0.85281 + 0.85281 Gangguan Hubung Singkat L-L Ia1 = Vf Z1 + Z 2 Ia1 = 19.945 = 11.694 kA 0.85281 + 0.85281 Gangguan Hubung Singkat L-L-G Ia1 = Ia1 = Vf Z Z Z1 + 2 0 Z2 + Z0 19.945 = 15.993 kA 0.85281 + 0.39428 Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 12 1. ½ Cycle Kondisi sub-transient dari arus gangguan hubung singkat, dimana selang waktu terjadinya gangguan 10 ms Tabel 2. Arus Hubung Singkat Dengan Waktu Gangguan ½ Cycle Short Circuit rms (kA) No. Nama Bus Tegangan (kV) 3 Fasa L-G L-L L-L-G 1 GIS Gambir Lama 19.945 23.387 8.178 11.694 15.993 2 Gardu Hubung 19.927 19.583 6.260 9.792 12.799 3 S 16B 19.93 19.392 6.178 9.696 12.654 4 S 16 19.929 19.235 6.108 9.617 12.534 S 70 19.927 18.962 5.988 9.481 12.325 6 S 18E 19.925 18.888 5.954 9.444 12.267 7 S 57 19.925 19.053 6.025 9.526 12.392 8 P 75 19.934 20.596 6.735 10.298 13.603 9 P3 19.925 18.640 5.849 9.320 12.082 P 69 19.918 17.262 5.276 8.631 11.067 11 P 76 19.915 16.549 4.996 8.275 10.557 12 S 93 19.923 18.486 5.781 9.243 11.965 5 10 Penyulang Kutai Penyulang Ludruk Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 13 2. 1.5 – 4 Cycle Kondisi transient dari arus gangguan hubung singkat, dimana selang waktu terjadinya gangguan 30 - 80 ms Tabel 3. Arus Hubung Singkat Dengan Waktu Gangguan 1.5 - 4 Cycle Short Circuit rms (kA) No. Nama Bus Tegangan (kV) 3 Fasa L-G L-L L-L-G 1 GIS Gambir Lama 19.945 23.142 8.117 11.571 15.854 2 Gardu Hubung 19.927 19.372 6.217 9.686 12.683 3 S 16B 19.93 19.195 6.138 9.597 12.547 4 S 16 19.929 19.039 6.069 9.519 12.426 S 70 19.927 18.768 5.949 9.384 12.219 6 S 18E 19.925 18.689 5.914 9.344 12.159 7 S 57 19.925 18.850 5.984 9.425 12.281 8 P 75 19.934 20.383 6.690 10.192 13.486 9 P3 19.925 18.449 5.811 9.224 11.978 P 69 19.918 17.084 5.243 8.542 10.971 11 P 76 19.915 16.382 4.966 8.191 10.467 12 S 93 19.923 18.293 5.743 9.146 11.860 5 10 Penyulang Kutai Penyulang Ludruk Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 14 3. 30 Cycle Kondisi steady state dari arus gangguan hubung singkat, dimana selang waktu terjadinya gangguan 600 ms Tabel 4. Arus Hubung Singkat Dengan Waktu Gangguan 30 Cycle Short Circuit rms (kA) No. Nama Bus Tegangan (kV) 3 Fasa L-G L-L L-L-G 1 GIS Gambir Lama 19.945 22.966 8.074 11.483 15.754 2 Gardu Hubung 19.927 19.221 6.186 9.611 12.601 3 S 16B 19.93 19.054 6.109 9.527 12.469 4 S 16 19.929 18.899 6.040 9.449 12.350 S 70 19.927 18.629 5.921 9.315 12.144 6 S 18E 19.925 18.547 5.885 9.273 12.081 7 S 57 19.925 18.704 5.955 9.352 12.202 8 P 75 19.934 20.231 6.657 10.116 13.402 9 P3 19.925 18.311 5.783 9.156 11.903 P 69 19.918 16.957 5.219 8.478 10.902 11 P 76 19.915 16.262 4.943 8.131 10.403 12 S 93 19.923 18.154 5.716 9.077 11.785 5 10 Penyulang Kutai Penyulang Ludruk Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 15 Dari hasil simulasi yang dilakukan dengan menggunakan ETAP, dapat dilihat bahwa kontribusi arus gangguan hubung singkat yang mungkin mengalir pada setiap cabang didalam sistem jaringan distribusi berikut. Gambar 8. Kontribusi Arus Gangguan Hubung Singkat Pada Sistem Dapat dilihat bahwa arus gangguan hubung singkat dipengaruhi oleh panjang saluran. Hal ini karena besarnya impedansi saluran bergantung pada panjang kabel, jenis kabel, dan diameter kabel yang digunakan. Dengan persamaan R = ρ L Vf dan arus I sc = A Zl Dimana : R : Resistance ( Ω ) ρ : Resistivity ( Ωm ) [ Al = 2.82 x10−8 Ωm ] L : Length of Conductor ( m ) A : Cross – Sectional Area of Conductor ( m 2 ) [ 1mm2 = 1x10−6 m2 ] Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 16 Penentuan Breaking Capacity Berdasarkan tabel arus hubung singkat dari hasil simulasi dengan menggunakan ETAP, dapat dilihat arus maksimum dan minimum saat terjadinya gangguan hubung singkat pada gangguan simetris untuk gangguan tiga fasa (3P) dan arus gangguan tak simetris untuk gangguan line ke line (L-L), dua fasa ketanah (L-L-G), dan gangguan satu fasa ketanah (L-G). Dimana estimasi frekuensi terjadinya jenis gangguan dalam sistem sebagai berikut, Tabel 5. Kemungkinan Terjadinya Gangguan Fault 3P or 3P-G L-L L-L-G L-G Percentage 8% 12% 10% 70% (Sumber : Short Circuit Analysis Program ANSI/IEC/IEEE & Protective Device Evaluation) untuk gangguan hubung singkat tiga fasa dapat dianggap sebagai gangguan yang paling parah, karena gangguan tiga fasa akan menghasilkan arus gangguan terbesar. Akan tetapi pada kondisi tertentu, gangguan satu fasa ke tanah dan gangguan dua fasa ke tanah dapat menimbulkan arus gangguan yang lebih besar dari arus gangguan tiga fasa. Hal ini bisa terjadi apabila impedansi urutan nol (Z0) pada titik gangguan lebih kecil daripada impedansi urutan positif (Z1=Z2). Dalam penentuan breaking capacity dapat dilihat dari waktu gangguan arus hubung singkat pada kondisi ½ Cyle, 1,5 – 4 Cycle, dan 30 Cycle. Dimana pada bus GIS Gambir Lama (main bus) didapat waktu gangguan arus hubung singkat tiga fasa sebagai berikut, ½ Cycle : 23.387 kA 1.5 – 4 Cycle : 23.142 kA 30 Cycle : 22.966 kA Gambar 9. Waktu Gangguan Arus Hubung Singkat Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 17 Dimana dari hasil observasi yang didapat, pada GIS Gambir Lama dan Gardu Distribusi yang berada dipenyulang Kutai, Ludruk, Reog, serta Gardu Hubung 178 digunakan circuit breaker dengan In = 1250 A dan rated breaking capacity 16 kA. Sehingga apabila dilihat dari tabel data hasil simulasi pada Gardu Induk GIS Gambir Lama, arus hubung singkat maksimum sebesar 23.387 kA. Dapat dikatakan bahwa circuit breaker akan trip atau bahkan hancur karena tidak mampu menahan arus gangguan hubung singkat yang terjadi pada siklus pertama (½ cyle), karena besarnya arus gangguan hubung singkat yang terjadi lebih besar dari rated breaking capacity yang ada. Sehingga sebaiknya digunakan circuit breaker dengan In = 1250 A dan rated breaking capacity 25 kA agar mampu menahan arus gangguan hubung singkat maksimum apabila terjadinya gangguan. Tabel 6. Rated Breaking Capacity No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Nama Bus GIS Gambir Lama Gardu Hubung S 16B S 16 Penyulang Kutai S 70 S 18E S 57 P 75 P3 Penyulang P 69 Ludruk P 76 S 93 Eksisting Breaking Rated Breaking Isc Max (kA) Capacity (kA) Capacity (kA) 16 23.387 25 16 19.583 20 16 19.392 20 16 19.235 20 16 18.962 20 16 18.888 20 16 19.053 20 16 20.596 20 16 18.640 20 16 17.262 20 16 16.549 20 16 18.486 20 Kesimpulan Berdasarkan uraian dan penjelasan pada bab-bab sebelumnya mengenai gangguan hubung singkat untuk penentuan breaking capacity pada penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog di GIS Gambir Lama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada Gardu Induk GIS Gambir Lama sebaiknya digunakan circuit breaker dengan In = 1250 A dan rated breaking capacity 25 kA, untuk Gardu Distribusi di Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog serta Gardu Hubung sebaiknya menggunakan circuit breaker dengan In = 1250 A dan rated breaking capacity 20 kA, agar mampu menahan arus gangguan hubung singkat maksimum apabila terjadinya gangguan. Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia 18 Daftar Referensi [1] Kadir, Abdul. (2000). Distribusi & Utilisasi Tenaga Listrik. Salemba: UI Press. [2] Kriteria Disain Enjinering Kontruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik. (2010). PT. PLN (Persero). [3] Power Analytics CORPORATION. (2011). Short Circuit Analysis Program ANSI/IEC/IEEE & Protective Device Evaluation. San Diego: Author. [4] Cahiers Techniques No. 158. (2005). Calculation of Short Circuit Current. Grenoble: Schneider Electric. [5] ABB. (2008). Theory and Examples of Short Circuit Calculation. Bergamo: Author. [6] ABB (2011). Calculation of Short Circuit Currents in Three Phase System. Bergamo: Author. Analisis Gangguan..., Farekh Huzair, FT UI, 2014 Universitas Indonesia