BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2012 : 36) manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Griffin (2008:7) manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dari pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa manajemen adalah proses pengkoordinasian sekelompok orang dengan arahan-arahan untuk mencapai tujuan perusahaan, secara efektif dan efisien. Perusahaan yang memiliki manajamen yang baik adalah perusahaan yang mejalankan fungsi efektif dan efisien. Efisien berarti menggunakan berbagai sumber daya secara bijaksana dan dengan cara yang hemat biaya, sehingga produk atau jasa yang dihasilkan berkualitas tinggi namun dengan biaya yang relatif rendah, sedangkan efektif berarti membuat keputusan yang tepat dan mengimplementasikannya dengan sukses. 2.2 Proses Manajemen Proses manajemen melibatkan 4 aktivitas dasar, yaitu perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Walau terdapat logika mendasar untuk mendeskripsikan keempat aktivitas tersebut secara berurutan seperti yang ditunjukkan oleh garis panah tebal pada gambar 2.2, kebanyakan dari manajer terlibat dalam lebih dari satu aktivitas pada waktu yang bersamaan dan sering kali berganti aktivitas secara tidak terduga seperti yang ditunjukkan oleh garis panah yang terputus-putus pada gambar 2.2. Gambar 2.1 Proses Manajemen Sumber : Griffin (2008:9) Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai 4 aktivitas dasar dari proses manajemen : 1) Perencanaan dan pengambilan keputusan : menentukan arah tindakan perencanaan (planning) berarti menetapkan tujuan organisasi dan bagaimana cara terbaik untuk mencapainya. Pengambilan keputusan (decision making), yang merupakan bagian dari proses perencanaan adalah pemilihan suatu tindakan dari serangkaian alternatif. Perencanaan dan pengambilan keputusan membantu mempertahankan efektivitas manajerial karena menjadi petunjuk untuk aktivitas di masa depan. Artinya, tujuan dan rencana organisasi dengan jelas membantu manajer untuk mengetahui bagaimana mengalokasikan waktu dan sumber daya mereka. 2) Pengorganisasian : mengkoordinasikan aktivitas dan sumber daya Fungsi manajemen berikutnya adalah mengorganisasikan orang-orang dan sumber daya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan rencana. Secara khusus, pengorganisasian mencakup penentuan bagaimana cara mengelompokkan berbagai aktivitas dan sumber daya. 3) Kepemimpinan : memotivasi dan mengelola orang Fungsi manajerial yang ketiga adalah kepemimpinan. Beberapa orang menganggap kepemimpinan sebagai aktivitas yang paling penting dan paling menantang dari semua aktivitas manajerial. Kepemimpinan (leading) adalah serangkaian proses yang dilakukan agar anggota dari suatu organisasi bekerja bersama demi kepentingan organisasi tersebut. 4) Pengendalian : memonitor dan mengevaluasi aktivitas Tahap terakhir dari proses manajemen adalah pengendalian (controlling), atau pemantauan kemauan organisasi dalam mencapai tujuannya. Ketika organisasi bergerak menuju tujuannya, manajer harus memonitor kemajuan untuk memastikan bahwa organisasi tersebut berkinerja sedemikian rupa sehingga akan mencapai tujuannya pada waktu yang telah ditentukan. Pengendalian membantu memastikan efektivitas dan efisiensi yang diperlukan demi keberhasilan manajemen. Griffin (2008:11-12) implikasinya bagi manajer adalah manajer harus sepenuhnya memahami setiap fungsi dasar tersebut, manajer yang efektif terlatih dalam melaksanakan setiap fungsi dan harus mampu bergerak maju mundur di antara berbagai fungsi sesuai dengan keadaan, dan harus sering melaksanakan beberapa fungsi dan aktivitas secara bersamaan. Manajer tidak boleh hanya efektif dalam salah satu fungsi atau hanya melaksanakan sebagian fungsi karena semuanya penting. 2.3 Jenis dan Fungsi Organisasi Organisasi dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu organisasi manufaktur dan jasa, masing-masing memiliki tantangan unik pada fungsi operasinya. Terdapat dua perbedaan utama antara kategori ini. Pertama, organisasi manufaktur memproduksi barang berwujud yang dapat disimpan sebelum dibutuhkan. Sedangkan, organisasi jasa tidak dapat memproduksi sebelum dibutuhkan, karena sifat jasa adalah tidak dapat disimpan. Kedua, dalam organisasi manufaktur kebanyakan konsumen tidak memiliki kontak langsung dengan kegiatan operasi, kontak konsumen terjadi lewat distributor dan pedagang eceran, sedangkan pada organisasi jasa konsumen harus ada ketika jasa tersebut diproduksi. Namun banyak produk terbentuk dari kombinasi antara barang dan jasa. Organisasi manufaktur juga menyediakan jasa sebagai bagian dari penawaran mereka terhadap konsumen, atau juga mengkonsumsi jasa ketika proses distribusi barang. Begitu pula pada organisasi jasa, misalnya seperti jasa salon yang juga menjual produk-produk perawatan rambut untuk melengkapi pelayanan terhadap konsumen. Sehingga produk dapat terbentuk dari kombinasi barang dan jasa. Render(2008: 5) dalam proses membuat barang dan jasa, semua organisasi pasti melakukan tiga fungsi. Fungsi-fungsi ini sangat penting dan tidak hanya untuk proses produksi, tetapi juga untuk kelangsungan hidup organisasi. Tiga fungsi tersebut adalah : 1) Pemasaran, fungsi ini berperan dalam mengadakan permintaan dari konsumen, atau setidaknya mendapatkan pesanan untuk membuat barang atau jasa, jika fungsi ini tidak berjalan maka tidak akan terjadi penjualan. 2) Produksi/operasi, fungsi ini merupakan proses yang menghasilkan produk atau jasa. 3) Keuangan/akuntansi, dalam fungsi ini kegiatan yang dilakukan adalah seperti memantau apakah perusahaan berjalan dengan baik, membayar tagihan-tagihannya, dan mampu mengumpulkan uang. 2.4 Definisi Manajemen Operasi Menurut Reid (2007: 2) manajemen operasi adalah fungsi bisnis yang bertanggung jawab atas perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan sumberdaya yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Dan juga merupakan sebuah fungsi manajemen yang mana di dalamnya termasuk mengatur sumberdaya manusia, peralatan, teknologi, informasi, dan sumberdaya lainnya. Manajemen operasi merupakan fungsi pusat untuk setiap perusahaan, baik perusahaan besar atau kecil, perusahaan profit atau non-profit, perusahaan barang ataupun jasa, karena itu setiap perusahaan memiliki sebuah fungsi manajemen operasi, tanpa operasi maka tidak ada barang atau jasa yang dihasilkan. Sedangkan pendapat dari Heizer dan Render (2006: 6) manajemen operasi adalah serangkaian aktifitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan menghasilkan barang dan jasa terjadi di semua jenis organisasi baik manufaktur maupun organisasi yang menghasilkan produk non-fisik. Dalam perusahaan manufaktur, dapat terlihat jelas aktifitas proses produksi dalam menghasilkan barang. Namun dalam organisasi yang tidak memproduksi barang secara fisik, fungsi produksi tidak terlihat dengan jelas, contohnya adalah proses yang terjadi di bank, rumah sakit, penerbangan dan organisasi jasa lainnya. Terlepas dari produk akhir berupa barang atau jasa, aktifitas produksi yang berlangsung dalam organisasi disebut sebagai operasi atau manajemen operasi. Jika menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009:35) manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa berlangsung di semua organisasi, baik perusahaan manufaktur maupun jasa. Menurut Fogarty (1989:19) manajemen operasi adalah suatu proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam definisi tersebut, yaitu: 1) Kontinu, berarti manajemen produksi dan operasi bukan suatu kegiatan yang berdiri sendiri. Keputusan manajemen bukan merupakan tindakan sesaat, melainkan tindakan yang berkelanjutan (kontinu). 2) Efektif, berarti segala pekerjaan harus dilakukan secara tepat dan sebaik-baiknya, serta mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. 3) Fungsi manajemen, berarti kegiatan manajemen produksi dan operasi memerlukan pengetahuan yang luas, mencakup planning, organizing, actuating dan controlling. Dalam pelaksanaannya, berbagai sumber daya diintegrasikan untuk menghasilkan barang dan jasa. 4) Efisien, berarti manajer produksi dan operasi dituntut untuk mempunyai kemampuan kerja secara efisien agar dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan memperkecil limbah. 5) Tujuan, berarti kegiatan manajemen produksi dan operasi harus mempunyai tujuan untuk menghasilkan suatu produk sesuai yang direncanakan. Sedangkan menurut Schroeder (2008: 23) memberikan penekanan terhadap definisi kegiatan produksi dan operasi pada 3 hal, yaitu : 1) Pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa. 2) Adanya sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa. 3) Adanya pengambilan keputusan sebagai elemen penting dari manajemen operasi. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan, atau pembuatan barang, jasa atau kombinasinya melalui proses transformasi dari masukan sumber daya produk menjadi keluaran yang diinginkan. Umpan balik dari konsumen dan informasi mengenai performa produk dan jasa tersebut digunakan untuk melakukan penyesuaian yang berkelanjutan terhadap input, proses transformasi dan output, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2. Gambar 2.2 Proses Transformasi Input Menjadi Output Sumber : Reid (2009: 3) 2.5 Manajemen Operasi Manajemen operasi penting untuk dipelajari, karena alasan-alasan berikut. Alasan yang pertama adalah karena manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama bagi setiap organisasi, selalu ada fungsi operasi dalam semua bidang usaha dan memiliki hubungan yang erat dengan fungsi-fungsi bisnis lainnya, misalnya bagian pemasaran menyediakan informasi mengenai keinginan konsumen, bagian keuangan menyediakan informasi tentang budget perusahaan, dan manajemen operasi harus mengkomunikasikan kebutuhan dan kemampuannya kepada fungsi bisnis lainnya. Semua organisasi pasti akan melakukan kegiatan menjual dan memproduksi, sehingga penting untuk mengetahui bagaimana proses mengorganisasikan sumberdaya perusahaan agar menjadi produktif. Alasan yang kedua adalah, agar mengetahui bagaimana proses pembuatan produk atau jasa. Yang ketiga, adalah karena manajemen operasi merupakan bagian yang menghabiskan persentase pendapatan yang besar. Manajemen operasi mampu memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan keuntungan dan memperbaiki layanan kepada masyarakat. Manajemen operasi bertanggungjawab atas keputusan strategi dan taktikal dan keputusan ini secara langsung berdampak ke fungsi bisnis lain, dan perlu hatihati dalam menghubungkannya, yaitu harus sesuai dengan arah strategik perusahaan. Seorang manajer operasi menerapkan proses manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengaturan karyawan, pengarahan, dan pengendalian ke dalam pengambilan keputusan pada fungsi manajemen operasi. Terdapat sepuluh keputusan penting dalam manajemen operasi yang masing-masing membutuhkan proses manajemen yang baik. Berikut adalah kesepuluh keputusan penting dalam manajemen operasi : Desain produk dan jasa Manajemen mutu Desain proses dan kapasitas Strategi lokasi Strategi tata letak Sumberdaya manusia dan sistem kerja Manajemen rantai pasokan Persediaan, perencanaan kebutuhan bahan Penjadwalan jangka pendek dan menengah Pemeliharaan Manajemen operasi terus berkembang dengan adanya sumbangan dari ilmu-ilmu lain, termasuk teknik industri dan management science. Ilmu ini, sering dengan statistik, juga manajemen dan ilmu ekonomi telah berkontribusi pada peningkatan produktifitas. Begitu pula dalam ilmu-ilmu pasti seperti biologi, kimia, fisika, juga memberikan kontribusi terhadap kemajuan manajemen operasi. Kontribusi terpenting bagi manajemen operasi adalah berasal dari ilmu informatika, yang diartikan sebagai proses sistematis yang dilakukan pada data untuk mendapatkan informasi. Ilmu informatika, internet, e-commerce memberikan sumbangsih dalam peningkatan produktivitas dan menyajikan barang atau jasa yang lebih bervariasi pada masyarakat. 2.6 Definisi Desain Proses Pada dasarnya desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda. Desain merupakan langkah awal sebelum memulai membuat suatu benda, seperti baju, furniture, bangunan, dan sebagainya. Pada saat pembuatan desain biasanya mulai memasukkan unsur berbagai pertimbangan, perhitungan, cita rasa, dan sebagainya. Sehingga bisa dibilang bahwa sebuah desain merupakan bentuk perumusan dari berbagai unsur termasuk berbagai macam pertimbangan di dalamnya Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata. Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul istilah "perancangan proses". Salah satu contoh dari perancangan proses adalah perancangan proses dalam industri kimia. Desain ialah langkah pertama dalam suatu fase pengembangan bagi setiap produk atau sistem yang direkayasa. Desain juga didefinisikan sebagai proses aplikasi berbagai tehnik dan prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat, suatu proses atau sistem dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasi. Dari deskripsi di atas peneliti menyimpulkan, bahwa desain proses ialah suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna baik barang atau jasa. 2.7 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa. Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002: 35) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada. Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Proses produksi pada hakekatnya merupakan proses perubahan (transformasi) dari bahan/komponen (input) menjadi produk yang lain yang mempunyai nilai.Proses produksi saat ini berkembang pesat karena kemajuan teknologi dan didorong oleh usaha untuk meningkatkan kualitas produktivitas dan fleksibilitas produk. Proses produksi dapat dibedakan baik atas dasar karakterisktik aliran prosesnya maupun tipe pesanan langganan. Dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kategori : a. Aliran Garis (Line Flow Process) Yaitu penyusunan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi pembuatan produk menurut langkah – langkah standar dalam proses produksi. Pola Aliran Garis tidak begitu fleksibel dalam memenuhi perubahan desain dan volume produk. Tapi persediaan diminimalkan, skeduling tidak ada masalah dan pengendalian kualitas mudah karena hanya mengikuti arus produk. Pola aliran garis merupakan suatu proses dari bahan mentah sampai menjadi produk akhir dan urutan operasi – operasi yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa selalu tetap. Line Flow Process dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu : - Produksi Massa (Mass Production) - Produksi Terus – menerus (continuous Production) b. Aliran Intermitern (Job Shop atau Jumbled Flow Process) Yaitu produk dibuat menurut aliran terputus – putus atau tidak kontinu. Peralatan dan tenaga kerja dilekelompokkan dalam pusat kerja menurut jenis pekerjaan. Operasinya sangat fleksibel terhadap perubahan dalam perubahan volume atau produk, karena operasi – operasinya menggunakan peralatan serba – guna dan tenaga kerja berketrampilan tinggi . Namun fleksibilitas ini sering menimbulkan masalah dalam pengendalian persediaan, penjadwalan dan pengendalian kualitas. Disamping itu juga tidak efisien. c. Proyek (Project). Yaitu tidak ada aliran produk tapi setiap proyek mempunyai urutan tertentu dalam proses operasinya. Biasanya material, peralatan & tenaga kerja dibawa ke lokasi proyek. Serta memiliki kegiatan awal & akhir dengan batas waktu penyelesaian. Bentuk ini tidak cocok untuk proses manufacturing karena proyek hanya dikerjakan sekali saja. Bentuk operasi – operasi proyek digunakan bila ada kebutuhan akan kreativitas dan kekhususan dalam pembuatan suatu produk. d. Sistem Manufaktur Fleksibel (Flexible Manufacturing System) Yaitu merupakan autamated cell untuk menghasilkan sekelompok komponen, dimana semua komponen butuh proses manufacturing serupa tapi urutan dari operasi tidak selalu sama. Dan sistem ini membutuhkan investasi awal yang besar. Serta bertujuan untuk memberi respon secara tepat terhadap keinginan pelanggan tertutama terkait dengan perubahan dalam desain, jumlah & pelayanan produk. e. Sistem Manufaktur Tangkas (Agile Manufacture System) Yaitu suatu sistem yang mengkombinasikan visi kompetitif dengan kreatifitas dan aplikasi teknologi. Dimana ada 4 dimensi antara lain : - Memperkaya nilai kepada pelanggan - Bekerjasama dalam meningkatkan daya saing perusahaan - Mengoperasikan perubahan dan ketidakpastian - Menelaah pengaruh dari informasi Seluruh kombinasi proses dapat dijumpai baik dalam perusahaan manufaktur ataupun jasa. Klasifikasi proses dapat digunakan untuk beberapa tujuan yaitu : 1) Untuk mengkategorikan berbagi tipe masalah keputusan berbeda yang dihadapi dalam operasi – operasi. 2) Untuk seleksi proses. Faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam seleksi proses ialah - Kebutuhan Modal - Kondisi pasar - Tenaga kerja - Bahan mentah - Teknologi - Ketrampilan manajemen 2.8 Perancangan Proses Perencanaan proses memerlukan pemahaman operasi – operasi sebagai suatu sistem produktif. Dengan pendekatan sistem, langkah – langkah yang perlu diambil dlam perencanaan proses ialah sebagai berikut : 1) Memutuskan tujuan – tujuan perencanaan, yaitu untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, kapasitas, atau semangat kerja karyawan. 2) Memilih proses (atau sistem) produktif yang relevan, yaitu operasi keseluruhan atau beberapa bagian operasi. 3) Menggambarkan proses transformasi yang ada sekarang dengan bantuan bagan – bagan proses dan pengukuran efisiensi. 4) Mengembangkan disain proses yang diperbaiki melalui perbaikan aliran – aliran proses dan/atau masukan – masukan yang digunakan. Biasanya proses yang telah direvisi jug adigambrkan dengan bagan – bagan proses. 5) Mendapatkan perstujuan manajemen unutk disain proses yang telah direvisi. 6) Mengimplementasikan disain proses baru. Langkah – langkah di atas adalah unutk proses yang sudah ada. Bila yang direncaakan proses baru, langkah 3 & 4 digabungkan untuk menggambarkan proses yang diinginkan. Pada umumnya perencanaan dan pengelolaan berbagai proses transformasi dilakukan dengna alat bantu yang berupa bagan – bagan. Bagan aliran proses ialah peralatan pokok perbaikan aliran bahan – bahan. Dimana setelaj penyusunan bagan proses, manage mungkin dapat mengkombinasikan operasi – operasi tertentu, menghilangkan atau menyederhanakan operasi – operasi yang lain untuk meningkatkan efisiensi keseluruhan. Bagan – bagan yang digunakan dalam perencanaan dan pengelolaan proses diantaranya ialah sebagai berikut : 1) Bagan – bagan perakitan (Assembly Charts). Bagan ini menunjukkan kebutuhan – kebutuhan bahan dan urutan perakitan komponen – komponnen yang merupakan suatu perakitan mekanikal. Dimana bagan ini biasanya untuk membantu menggambarkan aliran bahan dan hubungan masing – masing komponen. 2) Bagan – bagan aliran proses (flow – process charts) Bagan ini merinci proses ke dalam unsur – unsur dan simbul – simbul. Dengan simbul –simbul tersebut disusun bagan yang mencakup spesifikasi bagian – bagian proses, waktu atau jarak yang harus ditempuh karyawan, serta spesifikasi kegiatan – kegiatan penundaan dan penyimpanan. Jadi, bagan aliran proses memberikan petunjuk – petunjuk yang lengkap tentang tata cara pelaksanaan suatu proses. Bagan aliran proses dalam penyusunan & penganalisaannya perlu mempertimbangkan berbagai tipe pertanyaan yaitu : apa, siapa, di mana, kapan, dan bagaimana. 3) Bagan proses operasi – operasi (Routing Sheet) Atau sering disebut Routing Sheet, bagan ini mirip operational process charts bagan perakitan, dengan perbedaan bahwa bagan proses operasi mencakup spesifikasi – spesifikasi untuk bagian dan waktu pengoperasian dan pemeriksaan. Routing Sheet lebih terperinci daripada bagan perakitan karena menunjukkan operasi – operasi dan routing yang diperlukan untuk suatu bagian prose induvidual. Routing sheet memberikan petunjuk yang lebih lengkap tentang cara untuk memproduksi suatu barang. Atau dengan kata lain Routing Sheet menetapkan secara tepat cara memproduksi suatu barang dengan mengidentifikasikan peralatan dan perkakas yang digunakan, operasi – operasi dan urutan yang harus diikuti, serta estimasi waktu penyiapan dan waktu beroperasinya mesin. 4) Bagan Operasi (operation charts) Bagan ini menunjukkan spesifiasi bagian – bagian pengoperasian dan pemeriksaan secara lebih terperinci. Diamana setiap bagan operasi menunjukkan gerakan – gerakan tangan seorang karyawan secara terperinci. Sebaiknya penyusunan bagan operasi sebaiknya dilakukan dengan berpedoman pada prinsip – prinsip ekonimi gerakan. Dimana prinsip ini ada 3 aspek yaitu : penggunaan anggota badan, pengaturan tempat kerja, dan perancangan peralatan & perkakas. Yang dapat menyederhanakan banyak pekerjaan. 5) Bagan Manusia – Mesin (man – machine chart) Bagan ini menunjukkan hubungan antara operator dan mesin. Yaitu menunjukkan apa yang dikerjakan mesin dan apa yang dikerjakan karyawan pada setiap periode waktu. Dari bagan ini kita dapat menentukan waktu istirahat operator dan mesin serta mengidentifikasikan elemen – elemen setiap kegiatan karyawan dan mesin secara simultan. Selain itu juga berguna untuk membantu penentuan penggunaan dua sumber daya penting perusahaan yang terbaik. 2.9 Crawler Crane Crawler Crane merupakan alat yang biasa digunakan di dalam proyek konstruksi. Cara kerja Crawler Crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan, memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan material di tempat yang diinginkan. Crawler Crane adalah salah satu tipe dari tipe Crane yang digunakan dalam proyek konstruksi. Crane dikelompokkan berdasarkan pengoperasian dalam kondisi suatu proyek. Crawler Crane mempunyai bagian atas yang dapat bergerak 360 derajat. Dengan roda crawler makan crane tipe ini dapat bergerak di dalam lokasi proyek saat melakukan pekerjaannya. Pada saat crane akan digunakan di proyek lain maka crane diangkut dengan menggunakan lowbed trailer. Pengangkutan ini dilakukan dengan membongkar boom menjadi beberapa bagian untuk mempermudah pelaksanaan pengangkutan. Pengaruh permukaan tanah terhadap alat ini tidak akan menjadi masalah karena lebar kontak antara permukaan dengan roda cukup besar, kecuali jika permukaan merupakan material yang sangat jelek. Pada saat pengangkatan material, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah posisi alat pada waktu pengoperasian harus benar-benar water level keseimbangan alat dan penurunan permukaan tanah akibat beban dari alat tersebut. Pada permukaan yang jelek atau permukaan dengan kemungkinan terjadinya penurunan maka alat harus berdiri di atas suatu alas atau plat matras. Keseimbangan alat juga dipengaruhi oleh besarnya jarak roda crawler. Pada beberapa jenis crane, crane mempunyai crawler yang lebih panjang untuk mengatasi keseimbangan alat. Crane yang umum digunakan dalam transportasi industri untuk bongkar muat barang, dalam konstruksi industri untuk pergerakan bahan dan di industri manufaktur untuk perakitan alat berat . Crane modern biasanya menggunakan mesin pembakaran internal atau motor listrik dan hidrolik sistem untuk memberikan kemampuan mengangkat jauh lebih besar dari sebelumnya. Crane ada dalam berbagai variasi bentuk, masing-masing disesuaikan dengan penggunaan tertentu. Kadang-kadang ukuran berkisar dari crane jib terkecil, digunakan di dalam lokakarya, untuk crane menara tertinggi, yang digunakan untuk membangun gedunggedung tinggi. Disamping itu, mini - crane juga digunakan untuk membangun gedunggedung tinggi, dalam rangka memfasilitasi konstruksi dengan mencapai ruang rapat. Crawler dipasang pada bagian bawah dengan satu set track (juga disebut crawler) yang memberikan stabilitas dan mobilitas. Crawler Crane memiliki kapasitas angkat dari 25 ton sampai 3.500 ton. Crawler Crane memiliki keuntungan dan kerugian tergantung pada penggunaannya. Keuntungan utama Crawler Crane adalah dapat bergerak di area tidak rata dan melakukan setiap angkat dengan sedikit set-up, karena crane stabil pada jalurnya tanpa outriggers. Selain itu, crawler crane mampu bepergian dengan beban. Kerugian utama adalah bahwa mereka sangat berat, dan tidak dapat dengan mudah dipindahkan dari satu area pekerjaan ke pekerjaan lain, sehingga dilakukan pembongkaran Boom. Crawler Crane dilengkapi dengan roda penggeraknya terbuat dari sepatu-sepatu baja (track-shoe) yang digerakan oleh sprocket dan rantai. Sehingga track-shoe dapat bergerak. Track-shoe dan roda penggerak pada crawler crane terbuat dari bahan baja-cor, hal ini ditujukan karena crawler crane banyak digunakan pada medan kerja yang tidak rata. Akhir-akhir ini penggunaan crawler crane semakin banyak digunakan, karena mesin jenis ini dapat melayani 4 macam gerakan untuk melakukan gerak pengangkatan beban, dan juga kelebihan lainnya dari mesin ini dapat beroperasi pada medan kerja yang tidak rata. Dalam pengoperasiannya mesin ini dapat melakukan kerja pengangkatan beban secara vertical dan dikombinasi dengan gerakan yang lain, misalnya : gerak putaran (swing), gerak maju dan mundur (travelling), maupun gerak angkat (hoisting). Sumber tenaganya diperoleh dari mesin diesel yang terpasang dari mesin tersebut. Kemudian disalurkan ke peralatanperalatan lain yang juga terpasang pada konstruksi rangka mesin tersebut melalui transmisi rantai dan transmisi roda gigi yang hasil nya dapat menghasilkan energi. Bagian-bagian utama clawler crane ini dibagi menjadi dua, yaitu: bagian-bagian utama mesin yang berada diatas rangka (chassis) dan bagian-bagian yang berada dibawah kerangka. Struktur bagian atas terdiri atas : Dek, berat penyeimbang (counter weight), kabin, boom (lengan), mesin penggerak utama, mekanisme untuk gerakan hoisting (pengangkatan), mekanisme untuk gerak Derek (luffing),dan mekanisme untuk gerak travelling. Struktur bagian bawah terdiri dari : rangka (chassis), meja putar (turn-table), sepatu-sepatu baja (track-shoe), sprocket dan rantai, mekanisme untuk gerak travelling. Gambar 2.3 Bagan Crawler Crane Sumber (http//: wikipedia.org)