BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Audit operasional atas

advertisement
BAB 4
ANALISIS DAN BAHASAN
Audit operasional atas pendapatan dan pengeluaran pada Apartemen Istana
Sahid digunakan untuk menilai efektifitas, efisiensi dan keekonomisan. Berdasarkan
ruang lingkup yang telah dijelaskan pada bab pertama, maka dalam bab keempat ini
akan dibahas mengenai pelaksanaan audit operasional yang dimulai dari survey
pendahuluan, evaluasi pengendalian intern, audit program atas siklus pendapatan dan
pengeluaran, kemudian menjabarkan hasil temuan audit dan rekomendasi.
Pembahasan kegiatan audit operasional atas siklus pendapatan dan
pengeluaran salah satunya dikarenakan apartemen banyak melakukan kegiatan
keuangannya melalui transaksi antar bank. Tujuan evaluasi pengendalian internal dan
audit operasional atas siklus pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan pada
Apartemen Istana Sahid adalah:
1.
Untuk mengetahui bagaimana proses pengendalian internal atas siklus
pendapatan dan pengeluaran di Apartemen Istana Sahid, apakah telah berjalan
sesuai prosedur yang ditetapkan atau tidak.
2.
Melakukan penilaian atas kegiatan penjualan, penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan, apakah telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
telah ditetapkan perusahaan.
3.
Untuk menilai apakah siklus pendapatan dan pengeluaran perusahaan telah
dilakukan secara efektif dan efisien.
4.
Mengidentifikasi dan mengevaluasi kekurangan atau kelemahan-kelemahan di
dalam kegiatan operasional pendapatan dan pengeluaran perusahaan yang
sedang berjalan.
46
5.
Memberikan rekomendasi dan saran-saran perbaikan untuk memperbaiki
kekurangan atau kelemahan yang ditemukan untuk mengingkatkan kinerja pada
kegiatan operasional siklus pendapatan dan pengeluaran.
4.1 Tahap Audit
Sebelum dilakukannya kegiatan pemeriksaan, dilakukan penyusunan suatu
rencana kerja audit. Berikut ini rencana kerja audit atas siklus pendapatan dan
pengeluaran pada Apartemen Istana Sahid, yaitu:
1. Audit Pendahuluan
Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai latar belakang
terhadap objek penelitian yaitu Apartemen Istana Sahid. Pada tahap ini
dikumpulkan informasi mengenai sistem penjualan, penyewaan, penagihan
piutang, pembelian, pembayaran utang, penerimaan dan pengeluaran kas. Pada
tahap ini dilakukan pemeriksaan dengan beberapa prosedur, antara lain:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan langsung dengan manajer akuntansi, bagian keuangan,
penjualan dan pembelian, dan juga menggunakan kuesioner yang telah
dirancang agar dapat menjelaskan kegiatan sebenarnya pada proses dari
siklus pendapatan dan pengeluaran.
b. Pengamatan langsung
Pengamatan dilakukan secara langsung ke bagian akuntansi, keuangan,
penjualan dan pembelian dengan mengamati aktivitas-aktivitas yang
dilakukan tersebut, dan juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan proses dari siklus pendapatan dan pengeluaran pada
Apartemen Istana Sahid.
47
2. Review dan Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen
Mengidentifikasi kelemahan SPM objek audit, dengan tujuan untuk menilai
efektivitas pengendalian manajemen dalam menjalankannya sehingga dapat
dipahami pengendalian yang berlaku pada objek audit dan dengan lebih mudah
dapat diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas
yang telah dilakukan.
3. Audit Rinci / Lanjutan
Melakukan pemeriksaan lebih rinci terhadap bukti dan dokumen terkait agar
mendapat gambaran lebih rinci dalam pemeriksaannya dan juga dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan
temuan lainnya dalam melakukan penilaian tingkat efektifitas dan efisiensi atas
siklus pendapatan dan pengeluaran. Kemudian mengolah bukti menjadi temuan
yang kemudian diklasifikasikan menjadi kondisi, kriteria, sebab, akibat, dan
untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi yang diberikan.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termaksud
rekomendasi kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan tersebut
antara lain:
a. Pengorganisasian konsep laporan seperti pengutaraan temuan, rekomendasi,
serta manfaat.
b. Mendiskusikan laporan dengan pihak yang terkait dari apartemen tersebut dan
memberikan laporan yang telah selesai kepada mereka apabila mereka
menginginkan laporan tersebut.
48
5. Tindak lanjut
Tahap akhir dari audit ini seharusnya adalah untuk mendorong pihak-pihak yang
berwenang untuk melaksanakan perbaikan sesuai dengan rekomendasi yang
diberikan namun karena ini hanya sebatas penelitian maka tindak lanjut tersebut
tidak perlu diberikan dan dilaksanakan.
4.2. Pelaksanaan Audit Operasional
4.2.1 Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang
bersifat umum mengenai latar belakang objek yang diperiksa berkaitan dengan
prosedur pendapatan dan pengeluaran pada Apartemen Istana Sahid. Pemeriksaan
pendahuluan dilakukan dengan:
1.
Wawancara langsung kepada bagian pejabat berwenang apartemen istana sahid
antara lain bagian Public Relation, akuntansi, keuangan, pembelian, dan
penjualan. Sehingga diperoleh data-data yang akurat mengenai kegiatan
apartemen yang terkait dengan kegiatan yang diteliti.
2.
Mendapatkan gambaran umum mengenai pengendalian intern, kebijakan,
sejarah, visi, misi, kegiatan, produk, fasilitas, struktur organisasi, kegiatan
penjualan, pembelian, penyewaan, utang, piutang, penerimaan kas, dan
pengeluaran kas.
3.
Mengadakan
pengamatan
fisik yang mencakup fasilitas, kedisiplinan, dan kompetensi dari personil yang
terlibat di dalam kegiatan penjualan, pembelian, penyewaan, utang, piutang,
penerimaan kas, dan pengeluaran kas.
4.
Mempelajari tahap-tahap prosedur penjualan, penyewaan, pembelian, pencatatan
utang, piutang, penerimaan, dan pengeluaran kas.
49
5.
Memberikan kuesioner untuk mengetahui informasi lain yang berhubungan
dengan kegiatan penjualan, pembelian, penyewaan, utang, piutang, penerimaan
kas, dan pengeluaran kas.
6.
Mengumpulkan bukti-bukti tertulis mengenai posedur-prosedur yang ditetapkan
perusahaan dan membuat ikhtisar atas temuan-temuan yang penting.
7.
Mengevaluasi hasil wawancara, kuesioner, dan pengamatan yang dilakukan.
8.
Meminta penjelasan atas kelemahan yang ditemui.
Melalui survei pendahuluan, wawancara, dan daftar pertanyaan tersebut,
makan didapat informasi sebagai berikut:
1.
Informasi khusus
a. Apartemen miliki 2 tipe penjualan yaitu barang (fully furnished : fasilitas
unit untuk pemilik unit seperti AC, bath up, sofa, dll.) dan unit (kamar dan
ruangan).
b. Apartemen melakukan penjualan dan penyewaan unit maupun barang
berupa fasilitas untuk pemilik unit secara tunai demi menghindari piutang
yang kemungkinan tak terbayarkan atau tertagih.
c. Ketidakadaannya observasi dan pengamatan secara khusus atau evaluasi
terhadap minat masyarakat untuk melakukan suatu pembelian atau
penyewaan secara kredit. Apartemen hanya menjual jasanya (fully
serviced) secara kredit.
d. Persetujuan penjualan dilakukan oleh bagian penjualan setelah dilakukan
negoisasi harga atas unit, kamar, dan ruangan.
e. Bagian penjualan bertugas membuat formulir pemesanan pelanggan dan
membuatkan faktur penjualan ketika penjualan telah disetujui oleh kedua
50
belah pihak. Kemudian bagian penjulan membuatkan faktur pajak untuk
diberikan kepada calon pembeli atau penyewa.
f. Penagihan piutang atas jasa harus disertakan faktur pajak yang harus
ditanda-tangani oleh direksi yang berada di kantor pusat.
g. Apartemen memiliki batas waktu pelunasan piutang jasanya dalam waktu
seminggu.
h. Apartemen memiliki sanksi atas keterlambatan pelunasan piutang. Contoh
apabila terlambat membayar listrik, listrik di unit yang pemiliknya telat
akan dimatikan sampai dia melunasi pembayarannya.
i. Apartemen memiliki pelanggan mulai dari mahasiswa sampai bos-bos, dari
orang perorangan sampai perusahaan, supermarket, restoran, dan dari
warga lokal sampai Asing.
j. Mata uang yang digunakan yaitu Rupiah dan Dollar.
k. Yang melakukan permintaan pembelian barang adalah bagian house keeping
atas dasar keperluan kantor, apartemen, dan pemilik unit yang harus
mendapat persetujuan dari bagian pembelian dan keuangan.
l. Pembelian yang dilakukan oleh apartemen dibagi menjadi 3 kategori yaitu
untuk fasilitas gedung, kebutuhan kantor, dan kebutuhan pemilik unit.
m. Bagian pembelian bertugas membuat formulir permintaan pembelian
peralatan kantor dan fasilitas apartemen untuk pemilik.
n. Bagian keuangan menyetujui anggaran yang akan dikeluarkan untuk
membiayai peralatan-peralatan tersebut kemudian membayarkan ketika
barang tersebut tiba. Pembayaran tersebut harus diotorisasi oleh manajer
keuangan. Bagian keuangan juga melakukan pencatatan utang dan piutang.
o. Pembayaran utang biasanya dibayarkan pada saat tanggal jatuh tempo.
51
p. Bagian akuntansi membuat laporan keuangan sesuai data di bagian
keuangan dan dokumen yang terkait dengan berbagai transaksi yang
terjadi.
q. Apartemen memiliki beberapa pemasok tetap.
r. Bagian pembelian yang membuat permintaan penawaran harga kepada
pemasok, jumlah tersebut tergantung jumlah dan jenis barang. Apabila
harganya tidak sesuai atau kemahalan makan akan dibuat penawaran ke
pemasok lainnya.
s. Yang menerima barang, memverifikasi dan menandatangani adalah bagian
house keeping. Setelah itu bagian house keeping
yang mengirimkan
barang kepada bagian-bagian kantor dan apartemen yang membutuhkan
dan pemilik unit.
t. Pembayaran utang dan piutang dapat dilakukan melalui tunai, cek, giro
maupun bank.
u. Bagian akuntansi melakukan pencatatan saat barang diterima dan pada saat
pembayaran dilakukan.
v. Apartemen memiliki auditor internal.
w. Apartemen hanya melakukan pemasaran di Jakarta, kurangnya pemasaran
melalui media elektronik lainnya.
x. Kurangnya koordinasi dalam sosialisasi iklan dan promosi program
penyewaan suatu unit apartemen.
2. Catatan pembukuan dan dokumen-dokumen yang terkait
A. Pembukuan dan dokumen yang digunakan pada siklus pendapatan adalah:
52
a. Daftar harga (Price Lists)
Merupakan daftar dari harga-harga yang telah ditetapkan apartemen
untuk setiap unit, ruangan, kamar, fasilitas apartemen, dan jasa-jasa
yang dijual di dalamnya. Untuk unit sendiri, harga tersebut didasari
jumlah kamar dan fasilitasnya. Daftar harga ini yang menjadi acuan
dalam memberikan negoisasi harga jual kepada pembeli.
b. Formulir Pesanan pelanggan
Merupakan dokumen yang berisi pesanan pelanggan yang dibuat oleh
bagian pemasaran, dapat dilakukan melalui faks, telepon, dan email.
Formulir tersebut berisikan nama pelanggan, tipe kamar (besar/kecil,
jumlah kamar, jenis fasilitas,dll), jumlah yang dipesan, tanggal pesanan,
dan otorisasi oleh pihak yang terkait. Pesanan tersebut dibagi menjadi 3
kategori yaitu pesanan kamar yang akan dibeli atau disewa, pesanan
barang-barang yang dibutuhkan oleh pemilik unit seperti kursi, AC,
bath tub, meja, lemari, lampu, dan ketiga yaitu jasa operasional
apartemen (Fully Serviced).
c. Pemesanan penjualan
Merupakan catatan secara manual yang dilakukan bagian penjualan
untuk mencatat pesanan pelanggan sesuai dengan dokumen pesanan
pelanggan.
d. Kartu Gudang
Merupakan kartu yang digunakan oleh bagian House Keeping untuk
mencatat setiap penerimaan dan pemasukan barang ke gudang.
Dokumen ini berisi no. kartu, nama barang, satuan barang, tanggal,
53
keterangan, jumlah yang masuk dan keluar, serta sisa barang yang
terdapat di gudang.
e. Tally sheet
Merupakan dokumen yang dibuat oleh house keeping berdasarkan order
penjualan yang diberikan bagian penjualan. Dokumen ini berisikan
nama pelanggan, jumlah barang yang dipesan, tanggal pesanan, dan
total biaya.
f. Sales contract (kontrak penjualan)
Dokumen tersebut dibuat berdasarkan kesepakatan penjualan yang telah
disepakati oleh pembeli dan apartemen. Di sini dijelaskan harga yang
telah disepakati mengenai unit dan jasa.
g. Surat jalan (Delivery Order)
Surat jalan ini (hanya untuk mereka yang telah menjadi pemilik unit
yang membutuhkan barang berupa fasilitas apartemen seperti kursi,
meja, dll.) dibuat oleh bagian penjualan (house keeping) untuk
mengirim barang dari bagian house keeping kepada pemilik dan
penyewa unit. Surat jalan ini berikan no. penjualan, tanggal pemesanan,
nama pelanggan, alamat (no. kamar, no. unit, dan no. Ruangan), tanggal
kirim, kuantitas, nama barang, harga satuan, dan total harga (Rp dan $).
h. Faktur (Invoice)
Ini dibuat oleh bagian penjualan untuk menyetujui pembelian dan
penyewaan unit serta jasa kepada calon pembeli, penyewa, dan pemilik
unit. Faktur ini akan diberikan oleh bagian penjualan kepada mereka
pada saat mereka melunasi piutang apartemen. Isi faktur ini berupa
54
tanggal, no. faktur, nama pelanggan, kuantitas (kamar, barang, dan
jasa), nama barang, harga satuan dan total harga (Rp. Atau $)
i. Jurnal penjualan
Daftar jurnal dari transaksi penjualan yang terjadi.
j. Bukti pendapatan kas
Bukti tersebut biasanya berbentuk slip di mana pemilik dan penyewa
telah melunasi piutang atau pembayaran secara kas kepada apartemen.
k. Jurnal pendapatan kas
Jurnal yang berisikan daftar pendapatan kas untuk penagihan piutang
atau pelunasan secara tunai pemilik atau penyewa kepada apartemen.
l. Faktur pajak
Merupakan dokumen yang dibuat karena apartemen mengenakan biaya
pajak pada seluruh pemberian jasa, penjualan unit, dan penyewaan unit.
B. Pembukuan dan dokumen yang digunakan pada siklus pengeluaran adalah:
a. Formulir permintaan pembelian
Formulir dibuat oleh bagian pembelian untuk melakukan permintaan
pembelian. Terdapat 2 jenis pembelian, yaitu pertama pembelian
peralatan kantor dan fasilitas gedung, kedua peralatan fasilitas untuk
pemilik unit.
b. Formulir Permintaan Penawaran Harga
Sebelum pembelian, bagian pembelian melakukan negoisasi harga
kepada pemasok dengan membuat formulir permintaan penawaran
harga. Setelah disetujui maka pemasok akan membalas dengan
mencantumkan harga barang yang tertera atau yang ditetapkan
pemasok.
55
c. Purchase order (pesanan pembelian)
Setelah harga disetujui oleh pemasok dan bagian keuangan, maka
bagian pembelian akan membuat PO yang berisikan barang-barang
yang akan dipesan.
d. Surat jalan
Pada saat barang yang dipesan diterima dari pemasok, maka bagian
house keeping akan menerima Surat Jalan sebagai bukti bahwa barang
telah diterima apartemen.
e. Invoice (faktur)
Surat yang dibuat pemasok sebagai bukti bahwa apartemen memiliki
utang kepada pemasok.
f. Jurnal pembelian
Daftar jurnal dari transaksi pembelian yang terjadi.
g. Bukti pengeluaran kas
Bukti tersebut biasanya berbentuk slip di mana apartemen telah
melunasi utang atau pembayaran secara kas kepada pemasok.
h. Jurnal pengeluaran kas
Jurnal yang berisikan daftar pengeluaran kas untuk melunasi utang atau
membayar secara tunai kepada pemasok.
3. Kepegawaian
Kepegawaian merupakan struktur organisasi apartemen, uraian distribusi
jumlah tenaga kerja, dan uraian tugas untuk masing-masing bagian atau fungsi
menurut struktur atau bagan organisasi tersebut.
56
4.2.2
Evaluasi Sistem Pengendalian Intern atas Siklus Pendapatan dan
Pengeluaran di Apartemen Istana Sahid
Setelah dilakukan survei pendahuluan dan mendapatkan gambaran,
informasi mengenai kondisi dan kegiatan apartemen, maka tahap selanjutnya yaitu
melakukan evaluasi sistem pengendalian internal atas siklus pendapatan dan
pengeluaran pada Apartemen Istana Sahid. Evaluasi ini juga dilakukan sebagai dasar
dalam menentukan batasan penelitian yang akan dilakukan.
Cara yang dilakukan untuk mengevaluasi siklus-siklus ini yaitu dengan
menyusun kuesioner yang diberikan kepada pihak-pihak terkait. Kuesioner ini
berisikan beberapa pertanyaan untuk memastikan keberadaan pengendalian intern
yang ada pada apartemen ini. Kegiatan tersebut akan dikatakan efektif dan efisien
apabila pengendalian tersebut telah dijalankan dengan baik oleh apartemen.
Kuesioner ini berisikan daftar pertanyaan seputar kegiatan operasional siklus
pendapatan dan pengeluaran yang kemudian diberikan kepada fungsi yang terkait
dengan siklus-siklus tersebut, yaitu bagian penjualan atau penyewaan, pembelian,
akuntansi, dan keuangan. Kuesioner tersebut dimasukan ke dalam lampiran skripsi.
Hasil dari kuesioner ini dijadikan dasar untuk audit terinci pada program audit.
4.3 Program Audit atas Siklus Pendapatan dan Pengeluaran pada Apartemen
Istana Sahid
Audit program digunakan untuk mengatur secara sistematis prosedur audit
yang akan dilaksankan selama audit berlangsung. Audit program dibuat secara
tertulis yang dijalankan dan bertujuan untuk membantu pelaksanaan audit
operasional dalam menilai prosedur dan kebijakan pada siklus pendapatan dan
pengeluaran apartemen.
57
Dalam menyusun audit program diperlukan kriteria awal dalam audit.
Peranan kriteria dalam audit operasional merupakan hal yang penting, maka kriteria
yang digunakan harus dapat mewakilkan penilaian ekonomisasi, efisiensi, dan
efektivitas berbagai aktivitas di dalam perusahaan.
A. Siklus Pendapatan
4.3.1. Pemeriksaan Terinci atas Penerimaan Pesanan Pelanggan
1.
Tujuan Pemeriksaan
Mengetahui apakah semua pesanan telah sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan oleh apartemen dan sesuai dengan permintaan pesanan pelanggan.
2.
Prosedur Audit
a. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat prosedur penjualan secara
tertulis dan telah dilaksanakan dengan baik dan benar.
b. Memeriksa dan memastikan apakah pesanan penjualan menggunakan daftar
harga yang telah ditetapkan apartemen.
c. Memeriksa dan memastikan kelengkapan isi dari pemesanan penjualan telah
tertera dengan jelas seperti harga, tanggal, jenis dan tipe kamar unit, barang,
kuantitas, jenis fasilitas, dan total.
d. Memeriksa dan memastikan apakah harga yang telah tertera tersebut
merupakan kesepakatan antara kedua belah pihak.
e. Memeriksa dan memastikan apakah pesanan penjualan dibuat sesuai dengan
pemesanan pembelian yang diterima pelanggan.
f. Memeriksa dan memastikan bahwa dokumen yang terkait dengan prosedur
penerimaan pelanggan telah diotorisasi, disimpan, dan ditorisasi dengan baik
dan benar.
58
g. Menganalisis
kelemahan-kelemahan
yang
terdapat
dalam
prosedur
penerimaan pelanggan.
h. Membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan temuan-temuan serta saransaran perbaikan.
3.
Hasil Audit
Berdasarkan lampiran ICQ yang telah dibuat atas prosedur audit maka
dihasilkan bahwa:
Apartemen telah memiliki kebijakan dan prosedur penjualan secara tertulis dan
sesuai dengan kegiatan penjualan yang dilakukan. Pengendalian sudah berjalan
cukup baik seperti penggunaan dokumen pemesanan telah memberikan
informasi yang jelas dari pelanggan mengenai barang, jasa, unit, kamar, dan
ruangan. Terdapat dokumen pemesanan penjualan yang dibuat berdasarkan
pemesanan pembelian pelanggan. Dokumen-dokumen tersebut pun telah
diotorisasi, disimpan, dan diarsip dengan baik dan benar sesuai prosedur dan
kebijakan yang diterapkan apartemen. Terdapat kesepakatan harga yang
ditetapkan kedua belah pihak melalui proses penawaran harga dari pelanggan
yang disesuaikan dengan daftar harga yang dimiliki apartemen. Proses
pemesanan sebelumnya pun telah disesuaikan kepada bagian house keeping
mengenai ketersediaan kamar, ruangan, barang, dan fasilitas.
4.3.2. Pemeriksaan Terinci atas Pembuatan Surat Jalan, Faktur Penjualan, dan
Pajak.
1.
Tujuan Pemeriksaan
Memastikan bahwa surat jalan dan faktur penjualan telah dibuat sesuai dengan
pemesanan pembelian yang dibuat pelanggan dan pemesanan penjualan
59
apartemen, serta kesuaian waktu yang tidak jauh pada saat dibuatnya atas yang
tertera di surat jalan dan faktur pengiriman barang.
2.
Prosedur Audit
a. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat kebijakan dan prosedur tertulis
yang mengatur mengenai surat jalan dan faktur.
b. Memeriksa dan memastikan apakah kebijakan dan prosedur tersebut telah
dijalankan dengan baik dan benar.
c. Memeriksa dan memastikan apakah surat jalan dan faktur telah dibuat sesuai
dengan pemesanan penjualan apartemen.
d. Memeriksa dan memastikan apakah kelengkapan informasi yang terdapat di
dalam dokumen tersebut memiliki data seperti tanggal, no. surat jalan dan
faktur, identitas pelanggan, nama barang, jumlah barang, dan harga barang.
e. Memeriksa dan memastikan apakah faktur penjualan telah diotorisasi oleh
pihak yang berwenang sebelum dilakukan pengiriman ke pemilik unit,
disimpan dan diarsip dengan baik dan benar.
f. Menganalisis
kelemahan-kelemahan
yang
terdapat
dalam
prosedur
pembuatan surat jalan dan faktur.
g. Membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan temuan-temuan serta saransaran perbaikan.
3.
Hasil Audit
Berdasarkan lampiran ICQ yang telah dibuat atas prosedur audit maka
dihasilkan bahwa:
a. Penjualan barang yang dilakukan adalah barang-barang yang merupakan
fasilitas untuk pemilik dan penyewa unit, ruangan, dan kamar seperti meja,
kasur, AC, Shower. Pembuatan surat jalan, faktur penjualan, dan faktur
60
pajak telah dibuat sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
apartemen secara tertulis. Dokumen yang dibuat berdasarkan dokumen
pemesanan penjualan yang telah disesuaikan dengan pemesanan pembelian
pelanggan dan telah diotorisasi oleh direksi, disimpan, dan diarsip dengan
baik dan benar.
b. Namun dalam melakukan pengiriman faktur terdapat kendala yaitu ketika
akan melakukan otorisasi, direksi jarang ada di tempat, karena kesibukan
akan tugasnya dan otorisasi tidak dapat diwewenangkan kepada karyawan
lainnya sehingga sering terjadi keterlambatan dalam pingiriman barang.
4.3.3. Prosedur Terinci atas Pembuatan Tally Sheet
1.
Tujuan Pemeriksaan
Mengetahui dan menilai tally sheet telah dibuat sesuai dengan kebijakan dan
prosedur tertulis dan sesuai dengan permintaan pelanggan.
2.
Prosedur Audit
a. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat kebijakan dan prosedur tertulis
untuk membuat tally sheet.
b. Memeriksa dan memastikan apakah pembuatan tally sheet telah dibuat sesuai
dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan apartemen dengan baik dan
benar.
c. Memeriksa dan memastikan apakah tally sheet telah dibuat sesuai dengan
pemesanan pembelian pelanggan seperti no. tally sheet.
d. Memeriksa dan memastikan apakah tally sheet telah diotorisasi oleh pejabat
berwenang sebelum dikirim kepada pelanggan.
e. Melakukan pengurutan nomer dokumen.
61
f. Menganalisis kelemahan-kelemahan seperti kesalahaan dalam pembuatan
yang terdapat dalam prosedur pembuatan tally sheet.
g. Membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan temuan-temuan serta saransaran perbaikan.
3.
Hasil Audit
Berdasarkan lampiran ICQ yang telah dibuat atas prosedur audit maka
dihasilkan bahwa:
Pembuatan tally sheet telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
tertulis yang diterapkan oleh apartemen. Otorisasi dilakukan oleh bagian house
keeping yang menangani persediaan barang-barang yang akan dikirim kepada
pemilik dan penyewa unit, kamar, dan ruangan.
4.3.4. Pemeriksaan Terinci atas Pengiriman Barang
1.
Tujuan Pemeriksaan
Menilai dan memastikan bahwa pengiriman barang yang dilakukan telah
menyertakan dokumen pengiriman yang tepat dan telah diotorisasi oleh pejabat
yang berwenang, sesuai dengan pesanan pembelian pelanggan dan tepat waktu.
2.
Prosedur Audit
a. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat kebijakan dan prosedur tertulis
yang ditetapkan apartemen.
b. Memeriksa dan memastikan apakah prosedur pengiriman barang telah sesuai
dengan kebijakan dan prosedur yang dibuat.
c. Memeriksa dan memastikan apakah dilakukan pengecekan sebelum barang
dikirim ke pemilik unit, ruangan, dan kamar sesuai dengan dokumen surat
jalan dan faktur penjualan.
62
d. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat pengecekan kualitas barang
sebelum barang tersebut dikirm ke pemilik unit.
e. Memeriksa dan memastikan apakah dokumen-dokumen yang diberikan
kepada pemilik unit ketika barang tiba telah mereka tanda-tangani sebagai
bukti barang telah diterima pemilik.
f. Menganalisis
kelemahan-kelemahan
seperti
keterlambatan
dan
salah
spesifikasi yang terdapat dalam prosedur pembelian.
g. Membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan temuan-temuan serta saransaran perbaikan.
3.
Hasil Audit
Berdasarkan lampiran ICQ yang telah dibuat atas prosedur audit maka
dihasilkan bahwa:
a. Prosedur pengiriman barang di apartemen ini telah dilakukan sesuai
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan apartemen secara tertulis dan
diotorisasi oleh manajer house keeping. Dalam melakukan pengiriman
barang kepada pemilik, selalu dilakukan pencocokan sebelumnya antara
barang tersebut dengan dokumen-dokumen pengiriman. Bagian yang
melakukan pengiriman dan pengecekan barang adalah house keeeping,
dimana di departemen tersebut mengatur keluar masuknya persediaan
barang. Pengiriman biasanya dilakukan pada hari yang sama saat surat jalan
dibuat karena departemen house keeping berada satu gedung dengan
operasional apartemen.
b. Pengiriman barang pun dilakukan ketika barang tersebut telah dibayar
dimuka, karena aturan apartemen yang menegaskan tidak ada utang dalam
penjualan barang berupa fasilitas untuk unit si pemilik untuk menghindari
63
risiko piutang tak tertagih dan terlambat. Namun seringkali terjadi
perbedaan kecil spesifikasi barang yang dikirim dan diterima atau kadang
barang tersebut tertukar dengan pesanan pemilik unit lainnya. Perbedaan
tersebut contohnya dalam pengiriman sofa, sofa tersebut diklasifikasikan
menjadi dua yaitu yang mewah dan biasa saja, perbedaanya terdapat di
pegangan sofa, walaupun terlihat kecil perbedaannya tapi harganya berbeda
jauh. Salah pengiriman biasanya terjadi karena model dan kode dari barang
yang dikirim mirip secara kasat mata, tapi bila diperhatikan secara rinci
berbeda bahan dan kualitas. Apabila barang tersebut berbeda maka
dilakukan pengecekan ulang kembali dan penggantian atas barang tersebut
secepat munggkin.
c. Terdapat tanda-tangan ketika barang tersebut tiba di kamar atau unit si
pemilik sebagai bukti bahwa pemilik telah menerima barang tersebut sesuai
dengan spesifikasi.
4.3.5. Pemeriksaan Terinci atas Pencatatan Penjualan dan Penagihan
Piutang
1.
Tujuan Pemeriksaan
Mengetahui dan menilai bahwa pencatatan penjualan dan penagihan piutang
telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku, berjalan
secara efektif dan efisien dan pembayaran piutang oleh pemilik
2.
Prosedur Audit
a. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat kebijakan akuntansi dan
prosedur tertulis mengenai pencatatan penjualan dan penagihan piutang.
64
b. Memeriksa dan memastikan apakah pencatatan penjualan dan penagihan
piutang telah dilakukan sesuai dengan kebijakan akuntansi dan prosedur
yang berlaku dengan baik dan benar.
c. Memeriksa dan memastikan apakah bagian penjualan membuat daftar piutang
dan kartu piutang kepada pemilik unit dan diperiksa secara periodik.
d. Memeriksa dan memastikan apakah daftar piutang tersebut telah dikirimkan
dan datanya sesuai dengan faktur piutang pada pemilik unit.
e. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat bagian khusus yang melakukan
penagihan tersebut atau terdapat pembagian tugas antara penagih dan
penerima kas.
f. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat pernyataan kepada pelanggan
ketika pemilik melunasi utangnya.
g. Memeriksa dan memastikan apakah tanggal jatuh tempo dan siapa saja
pemilik yang terlambat membayar utangnya.
h. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat sanksi dan denda atas setiap
keterlambatan pemilik.
i. Menganalisis kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam prosedur penjualan
dan penagihan piutang.
j. Membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan temuan-temuan serta saransaran perbaikan.
3.
Hasil Audit
Berdasarkan lampiran ICQ yang telah dibuat atas prosedur audit maka
dihasilkan bahwa:
a. Pada dasarnya penagihan yang dilakukan oleh apartemen dilakukan oleh
bagian keuangan. Piutang yang ditagih oleh apartemen adalah hanya
65
tagihan atas jasa-jasa yang diberikan apartemen kepada pemilik seperti jasa
perbaikan kamar mandi, AC, dsb. dan tagihan bulanan operasional unit
tersebut seperti listrik, TV Cable, telefon, internet. Seperti yang dijelaskan
sebelumnya apartemen tidak melakukan penjualan barang secara kredit.
Penagihan dan pencatatan yang dilakukan telah sesuai dengan kebijakan
akuntansi yang berlaku, dan dengan baik dan benar.
b. Namun dalam melakukan pengiriman faktur terdapat kendala yang sudah
dijelaskan pada Prosedur Pembuatan Surat Jalan, Faktur Penjualan,
dan Faktur Pajak¸ bahwa penagihan harus disertakan faktur pajak yang
harus membutuhkan tanda-tangan dari direksi di mana dia jarang ada di
tempat. Sehingga sering terjadi keterlambatan penagihan piutang. Kedua
yaitu masalah pencatatan di mana sering terjadinya salah catat jurnal dan
pelaporan, contoh aset tetap dicatat menjadi aset tidak tetap atau
sebaliknya.
c. Terdapat pernyataan dari apartemen kepada pelanggan di mana ketika
pemilik melunasi utangnya yaitu berupa surat pernyataan tanda bukti lunas.
d. Terdapat tanggal jatuh tempo dan siapa saja pemilik yang terlambat
membayar utangnya. Terdapat sanksi dan denda atas setiap keterlambatan
paling lambat 1 minggu setelah surat piutang diberikan kepada pemilik yaitu
bila pemilik terlambat, akan dikenakan denda berupa uang. Dan sanksi
apabila pemilik tidak sanggup membayar seterusnya makan pemilik
diharuskan menjual kembali unitnya untuk diisi oleh calon pemilik lainnya.
e. Penyewa dan pemilik kadang lupa untuk mengkonfirmasi pembayaran yang
telah mereka lakukan kepada pihak keuangan apartemen.
66
4.3.6. Pemeriksaan Terinci Atas Pencatatan Penerimaan Kas
1.
Tujuan Pemeriksaan
Mengetahui dan memastikan bahwa pencatatan penerimaan kas telah dilakukan
sesuai dengan kebijakan dan prosedur dan dilakukan dengan baik dan benar dan
pencatatannya relevan dengan transaksi yang terjadi sesuai dengan dokumendokumen transaksi.
2.
Prosedur Audit
a. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat kebijakan akuntansi dan
prosedur tertulis atas pencatatan penerimaan kas.
b. Memeriksa dan memastikan apakah prosedur pencatatan penerimaan kas
telah dilakukan sesuai dengan kebijakan akuntansi dan prosedur tersebut.
c. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat bagian khusus yang dapat
melakukan pencatatan penerimaan kas.
d. Memeriksa dan memastikan apakah jumlah nominal yang dilaporkan,
diterima, dan dicatat atas penerimaan piutang sesuai dengan transaksi yang
terjadi berdasarkan dokumen dan jumlah barang atau jasa yang diberikan.
e. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat masalah penerimaan uang antara
bank asing dan nasional.
f. Memeriksa dan memastikan apakah apartemen memiliki tempat penyimpanan
khusus untuk menjaga uang kasnya tetap aman.
g. Memeriksa dan memastikan apakah bagian pengelolaan penerimaan uang
memiliki deteksi terhadap uang palsu.
h. Memeriksa dan memastikan apakah pencatatan tersebut diberikan kepada
pejabat yang berwenang untuk diperiksa.
67
i. Menganalisis kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam prosedur pencatatan
penerimaan kas.
j. Membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan temuan-temuan serta saransaran perbaikan.
3.
Hasil Audit
Berdasarkan lampiran ICQ yang telah dibuat atas prosedur audit maka
dihasilkan bahwa:
a. Proses pencatatan atas penerimaan kas dilakukan oleh bagian keuangan dan
akuntansi dan diotorisasi oleh manajer akuntansi.
b. Proses pencatatan atas penerimaan kas tidak dilakukan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang tertulis mengenai bagaimana atau berapa lama
uang harus di simpan di kas apartemen atau disetor langsung ke bank ketika
uang diterima atas pendapatan yang diterima dari penjualan barang dan
jasanya. Jumlah nominal yang diterima apartemen rata-rata selalu sama
dengan transaksi yang terjadi dan sesuai dengan dokumen-dokumen yang
terkait seperti rekening koran dan surat tagihan.
c. Apartemen memiliki brankas khusus untuk menyimpan uang kasnya, dan
hanya manajer keuangan yang memiliki wewenang dan kunci untuk
membukanya. Namun tidak adanya alat deteksi uang palsu yang dimiliki
untuk mendeteksi apakah uang yang diterima asli atau palsu.
d. Apartemen tidak memiliki fasilitas pencatatan dan pelaporan yang memadai
dan sering terjadi salah catat jurnal sehingga laporan keuangan sering
mengalami keterlambatan.
68
e. Terdapat masalah atas penerimaan uang antar bank asing dan nasional,
pendapatan yang diterima tidak sesuai nominal akibat potongan administrasi
antar bank karena ketidaktahuan aturan bank asing.
4.3.7. Pemeriksaan Terinci atas Pembatalan Unit
1.
Tujuan Pemeriksaan
Melihat dan menilai bahwa apartemen telah menjalankan prosedur pembatalan
penjualan unit dengan baik dan benar sesuai dengan kebijakan dan prosedur
yang diterapkan apartemen.
2.
Prosedur Audit
a. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat kebijakan dan prosedur tertulis
atas pembatalan penjualan unit.
b. Memeriksa dan memastikan apakah pembatalan unit telah dilakukan sesuai
kebijakan dan prosedur yang diterapkan.
c. Memeriksa dan memastikan apakah setiap barang dan unit yang telah
dibatalkan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
d. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat sanksi atau denda yang
dikenakan kepada pembeli atas pembatalan tersebut.
e. Memeriksa dan memastikan apakah pencatatan pembatalan unit tersebut telah
dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
f. Menganalisis
kelemahan-kelemahan
yang
terdapat
dalam
prosedur
pembatalan unit.
g. Membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan temuan-temuan serta saransaran perbaikan.
69
3.
Hasil Audit
Berdasarkan lampiran ICQ yang telah dibuat atas prosedur audit maka
dihasilkan bahwa:
a. Dalam proses pembatalan unit terdapat kebijakan dan prosedur tertulis yang
ditetapkan, tapi dalam penerapannya kebijakan dan prosedur tersebut sering
tidak dijalankan.
b. Sering terjadi perubahan sewa secara tiba-tiba atau tidak tepat pada
waktunya, seperti penyewaan ruang meeting yang disewa bulan januari
diundur menjadi bulan febuari. Kurang ketatnya aturan yang dikenakan
kepada pembatalan unit.
c. Tidak adanya sanksi ataupun denda yang dikenakan atas pembatalan unit
tersebut. Jadi, uang yang sudah dibayarkan dapat dikembalikan dengan
cuma-cuma.
B. Siklus Pengeluaran
4.3.8. Pemeriksaan Terinci atas Permintaan Pembelian
1.
Tujuan Pemeriksaan
Menilai apakah prosedur permintaan pembelian telah dilakukan dengan benar
sesuai dengan kebutuhan produksi sehingga proses permintaan pembelian dapat
berjalan dengan efektif dan efisien.
2.
Prosedur Audit
a. Memeriksa dan memastikan apakah kebijakan dan prosedur permintaan
pembelian tertulis yang ditetapkan apartemen.
b. Memeriksa dan memastikan apakah proses permintaan pembelian telah
dijalankan sesuai kebijakan dan prosedur tersebut.
70
c. Memeriksa dan memastikan apakah hanya satu bagian yang dapat melakukan
permintaan pembelian.
d. Memeriksa dan memastikan apakah bagian yang melakukan permintaan
pembelian menyertakan formulir permintaan barang.
e. Memeriksa dan memastikan apakah formulir permintaan barang diperiksa
dan diotorisasi oleh pihak yang bersangkutan.
f. Memeriksa dan memastikan apakah dokumen tersebut telah disimpan dan
diarsipkan.
g. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat alasan untuk melakukan
permintaan pembelian.
h. Menganalisis
kelemahan-kelemahan
yang
terdapat
dalam
prosedur
pembelian.
i. Membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan temuan-temuan serta saransaran perbaikan.
3.
Hasil Audit
Berdasarkan lampiran ICQ yang telah dibuat atas prosedur audit maka
dihasilkan bahwa:
Proses permintaan pembelian telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan
prosedur tertulis yang ditetapkan apartemen. Yang dapat melakukan permintaan
pembelian adalah hanya house keeping karena mereka yang mengelola
kebutuhan pemilik unit dan bagian pembelian kantor. Dokumen-dokumen terkait
permintaan pembelian telah diotorisasi oleh pihak berwenang dan telah disimpan
dan diarsip dengan baik dan benar. Alasan-alasan pembelian telah dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan fasilitas apartemen, kebutuhan pemilik, dan kebutuhan
kantor. Tidak terdapat kelemahan dalam proses ini.
71
4.3.9. Pemeriksaan Terinci atas Prosedur Permintaan Penawaran Harga
1.
Tujuan Pemeriksaan
Menilai apakah bagian pembelian melakukan prosedur penawaran harga dengan
baik dan benar sehingga dapat mentapkan harga pembelian yang ekonomis pada
apartemen.
2.
Prosedur Audit
a. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat kebijakan dan prosedur tertulis
mengenai proses permintaan penawaran harga.
b. Memeriksa dan memastikan apakah proses permintaan penwaran harga telah
dijalankan sesuai dengan kebijakan dan prosedur tersebut.
c. Memeriksa dan memastikan apakah pada saat melakukan penawaran harga
bagian pembelian telah menyertakan formulir permintaan penawaran harga.
d. Memeriksa dan memastikan apakah penawaran harga selalu dilakukan dalam
setiap perencanaan pembelian atau hanya untuk pembelian jenis tertentu
saja.
e. Memeriksa dan memastikan apakah bagian pembelian telah melakukan
penawaran harga dengan baik dan benar kepada beberapa pemasok serta
melakukan perbandingan antara harga-harga tersebut.
f. Memeriksa dan memastikan apakah bagian pembelian up to date harga atas
setiap pemasok utama dan lainnya serta harga di pasar terkini.
g. Memeriksa dan memastikan apakah permintaan penawaran harga selalu
dilakukan setiap ada permintaan pembelian saja.
h. Menganalisis kelemahan yang terdapat di dalam prosedur permintaan
penawaran harga.
72
i. Membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan temuan-temuan serta saransaran perbaikan.
3.
Hasil Audit
Berdasarkan lampiran ICQ yang telah dibuat atas prosedur audit maka
dihasilkan bahwa:
Proses permintaan penawaran harga telah dijalankan sesuai dengan kebijakan
dan prosedur tertulis. Terdapat formulir penawaran harga saat melakukan
pembelian. Penawaran-penawaran harga selalu dilakukan apartemen untuk
setiap transaksi pembeliannya untuk menghemat keuangan apartemen. Biasanya
apartemen melakukan pengecekan harga dan up to date kepada setiap pemasokpemasoknya dan menyesuaikan harga pasar yang berlaku saat ini untuk
memastikan harga terbaik yang dapat dibeli apartemen. Permintaan penawaran
harga sering dilakukan ketika belum terdapat kebutuhan apartemen maupun
pemilik unit, ini dilakukan untuk menjaga agar ketika harga tiba-tiba naik, pihak
apartemen sudah dapat mewanti-wanti dan tetap mendapat harga yang murah
dari pemasok. Tidak terdapat kelemahaan dalam proses penawaran harga ini.
Pemasok-pemasok yang dimiliki apartemen adalah rekan bisnis yang sudah lama
bekerjasama dan telah menjadi rekan baik dalam memberi harga barang.
4.3.10. Pemeriksaan Terinci atas Pemesanan Pembelian
1.
Tujuan Pemeriksaan
Menilai efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan proses pemesanan
pembelian.
2.
Prosedur Audit
a. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat kebijakan dan prosedur tertulis
mengenai proses pemesanan pembelian.
73
b. Memeriksa dan memastikan apakah pemesanan pembelian telah dilaksanakan
sesuai kebijakan dan prosedur tersebut dengan baik dan benar.
c. Memeriksa dan memastikan apakah setiap kegiatan pemesanan pembelian
selalu dilengkapi dengan formulir pemesanan pembelian yang sudah
diotorisasi oleh pejabat berwenang.
d. Memeriksa dan memastikan apakah apakah kegiatan pemesanan pembelian
dilakukan didasari permintaan dari bagian yang membutuhkan dan
menyesuaikan
serta
membandingkan
formulir
permintaan
dengan
pembelian.
e. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat dokumen yang dapat
membuktikan bahwa kegiatan pemesanan tersebut telah dilakukan.
f. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat otorisasi pesanan pembelian
oleh pejabat yang berwenang.
g. Memeriksa dan memastikan apakah dokumen tersebut telah disimpan dan
diarsip dengan baik dan benar.
h. Menganalisis
kelemahan
yang
terdapat
dalam
prosedur
pemesanan
pembelian.
i. Membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan temuan-temuan serta saransaran perbaikan.
3.
Hasil Audit
Berdasarkan lampiran ICQ yang telah dibuat atas prosedur audit maka
dihasilkan bahwa:
Proses pemesanan barang telah dilakukan dengan baik dan benar sesuai
kebijakan dan prosedur tertulis yang ditetapkan apartemen. Setiap pemesanan
pembelian barang selalu dilengkapi dengan formulir pemesanan pembelian dan
74
pemesanan tersebut disesuaikan berdasarkan dokumen tersebut. Terdapat memo
yang memastikan bahwa kegiatan pemesanan tersebut telah dilakukan dan
diotorisasi oleh pihak yang berwenang. Dokumen pemesanan pembelian tersebut
telah diarsip dan disimpan dengan baik dan benar. Tidak terdapat kelemahan
dalam proses ini.
4.3.11. Pemeriksaan Terinci atas Pencatatan Transaksi Pembelian
1.
Tujuan Pemeriksaan
Melihat efektifitas dan efisiens pelaksanaan pencatatan transaksi pembelian yang
telah dilakukan oleh apartemen.
2.
Prosedur Audit
a. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat kebijakan dan prosedur terulis
yang telah ditetapkan apartemen atas proses transaksi pembelian.
b. Memeriksa dan memastikan apakah proses transaksi pembelian tersebut telah
dijalankan sesuai kebijakan dan prosedur dengan baik dan benar.
c. Memeriksa dan memastikan apakah apartemen menentukan jumlah pesanan
secara ekonomis setiap melakukan pembelian.
d. Memeriksa
dan
memastikan
apakah
apartemen
pernah
mengalami
keterlambatan penerimaan barang dari pemasok serta dampak terhadap
kegiatan operasional apartemen.
e. Memeriksa dan memastikan apakah apartemen memiliki stok minimum yang
ditetapkan setiap bulannya.
f. Memeriksa dan memastikan apakah jurnal transaksi pembelian telah dicatat
ke jurnal dengan baik dan benar.
g. Memeriksa dan memastikan apakah barang yang diterima apartemen sesuai
dengan transaksi pembelian.
75
h. Memeriksa dan memastikan apakah dokumen yang terkait dengan transaksi
pembelian telah diotorisasi, dicatat, disimpan, dan diarsip dengan baik dan
benar.
i. Menganalisis kelemahan yang terdapat dalam prosedur pencatatan transaksi
pembelian.
j. Membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan temuan-temuan serta saransaran perbaikan
3.
Hasil Audit
Berdasarkan lampiran ICQ yang telah dibuat atas prosedur audit maka
dihasilkan bahwa:
Proses transaksi pembelian telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan
prosedur tertulis yang telah ditetapkan apartemen. Pembelian yang telah
dilakukan apartemen dilakukan secara ekonomis dengan memperhitungkan
kebutuhan apartemen dan milik unit. Apartemen memiliki jumlah stok minimum
dan cadangan apabila barang tersebut cacat yang harus dimiliki. Keterlambatan
pengiriman barang dari pemasok ke gudang kadang sering terlambat, biasanya
karena kemacetan jakarta dan kondisi yang tidak memungkinkan barang tersebut
dikirim, tapi keterlambatan tersebut selama ini tidak mengganggu operasional
apartemen secara signifikan. Jurnal transaksi pembelian telah dimasukan ke
dalam akun yang benar namun angka atau nominal harga maupun jumlah barang
kadang sering salah, misalnya sepuluh juta kurang nolnya satu. Barang yang
diterima apartemen sejauh ini kadang tidak sesuai dengan transaksi pembelian.
Namun
pemasok
selalu
sigap
dalam
menanggapi
dan
memperbaiki
kesalahannya. Dokumen yang terkait dengan transaksi pembelian telah
76
diotorisasi, dicatat, disimpan, dan diarsip dengan baik dan benar. Tidak ada
kelemahan yang terdapat dalam prosedur pencatatan transaksi pembelian
4.3.12. Pemeriksaan Terinci atas Penerimaan Barang
1.
Tujuan Pemeriksaan
Menilai keefektifan prosedur penerimaan barang yang telah dilakukan
perusahaan dalam upaya meningkatkan pengendalian internal perusahaan.
2.
Prosedur Audit
a. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat kebijakan dan prosedur tertulis
atas proses penerimaan barang.
b. Memeriksa dan memastikan apakah proses penerimaan barang telah
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur tersebut dengan baik
dan benar.
c. Memeriksa dan memastikan apakah hanya bagian tertentu yang dapat merima
barang dari pemasok.
d. Memeriksa dan memastikan apakah barang yang telah diterima dari pemasok
sesuai dengan yang dipesan oleh apartemen dengan cara membandingkan
pesanan pembelian dan faktur dari pemasok.
e. Memeriksa dan memastikan apakah bagian penerimaan telah menandatangani
surat penerimaan pemesanan dari pemasok sebagai pernyataan bahwa
barang telah diterima.
f. Memeriksa dan memastikan apakah dokumen yang terkait dengan
penerimaan barang telah diotorisasi oleh pihak berwenang dan diberikan
kepada pihak-pihak yang terkait.
g. Memeriksa dan memastikan apakah dokumen tersebut telah disimpan dan
diarsip dengan baik dan benar.
77
h. Memeriksa dan memastikan apakah kontrol kualitas benar-benar telah
dilakukan terhadap jenis, kualitas, dan kuantitas yang diterima.
i. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat tanda terima yang sah dari
bagian penerimaan.
j. Memeriksa dan memastikan apakah pemesanan pembelian, faktur dan surat
jalan disesuaikan dengan bagian pembelian untuk memastikan barang
tersebut sesuai.
k. Menganalisis kelemahan yang terdapat dalam prosedur penerimaan barang.
l. Membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan temuan-temuan serta saransaran perbaikan
3.
Hasil Audit
Berdasarkan lampiran ICQ yang telah dibuat atas prosedur audit maka
dihasilkan bahwa:
a. proses penerimaan barang telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan
prosedur tertulis dengan baik dan benar. Bagian yang dapat menerima
barang adalah hanya departemen house keeping dan menandatangani surat
penerimaan pemesanan dari pemasok sebagai pernyataan bahwa barang
telah diterima. Barang yang telah diterima dari pemasok sesuai dengan yang
dipesan oleh apartemen dengan cara membandingkan pesanan pembelian
dan faktur dari pemasok.
b. Tidak adanya pemisahan tugas antara bagian pembelian, gudang, dan
penjualan barang-barang fasilitas untuk pemilik, semuanya dikerjakan
hanya oleh bagian house keeping. Dokumen yang terkait dengan
penerimaan barang telah diotorisasi oleh pihak berwenang house keeping
78
dan diberikan kepada pihak-pihak yang terkait untuk dicatat, dilaporkan,
disimpan, dan diarsip oleh bagian akuntansi.
c. Pengendalian kualitas telah dilakukan terhadap jenis, kualitas, dan kuantitas
yang diterima, namun kadang-kadang barang yang diterima salah
spesifikasi, biasanya kesalahannya hanya sedikit. Contoh AC yang harusnya
1PK menjadi 3/4PK, tapi pemasok sigap dalam menangani dan
memperbaiki kesalahan ini, sehingga kesalahan ini tidak terlalu signifkan
berpengaruh ke operasional apartemen.
d. Selalu terdapat tanda terima yang sah dari bagian house keeping dan
pemesanan pembelian, faktur dan surat jalan disesuaikan dengan bagian
pembelian untuk memastikan barang tersebut telah sesuai.
4.3.13. Pemeriksaan Terinci atas Pencatatan Pengeluaran Kas dan Pembayaran
Utang
1.
Tujuan Pemeriksaan
Melihat apakah pencatatan pengeluaran kas dan pembayaran utang telah dicatat
dengan baik dan benar sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
apartemen.
2.
Prosedur Audit
a. Memeriksa dan memastikan apakah terdapat kebijakan dan prosedur tertulis
yang telah ditetapkan apartemen.
b. Memeriksa dan memastikan apakah kebijakan dan prosedur pengeluaran kas
telah berjalan secara efektif, efisien, dan ekonomis.
c. Memeriksa dan memastikan apakah pengeluaran kas untuk membayar utangutang telah dicatat pada akun dengan baik dan benar.
79
d. Memeriksa dan memastikan apakah pencatatan tersebut sesuai dengan faktur
yang diberikan pemasok.
e. Memeriksa dan memastikan apakah dokumen terkait dengan utang yang
dilampirkan sesuai jumlahnya.
f. Memeriksa dan memastikan apakah pengeluaran kas telah dicatat dan
dimasukkan pada akun yang tepat dan benar.
g. Memeriksa dan memastikan apakah selalu dilakukan rekonsiliasi bank atas
setiap transaksi dengan pencatatan dan barang yang sudah lunas.
h. Memeriksa dan memastikan apakah pembayaran utang tepat pada waktunya.
i. Menganalisis kelemahan yang terdapat dalam prosedur pembayaran utang.
j. Membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan temuan-temuan serta saransaran perbaikan
3.
Hasil Audit
Berdasarkan lampiran ICQ yang telah dibuat atas prosedur audit maka
dihasilkan bahwa:
a. Prosedur pengeluaran kas tidak berjalan secara efektif, efisien, dan ekonomis
serta tidak ada kebijakan dan prosedur tertulis yang ditetapkan oleh
apartemen mengenai mengenai kapan pembayaran yang harus menggunakan
uang kas di tangan maupun uang yang ada di bank. Sering terjadi kesalahan
pembayaran oleh bagian keuangan karena tidak membayar tidak sesuai
dengan dokumen pembelian seperti mengenai salah jumlah barang yang
harus dibayar, salah membayar transaksi, salah nominal pembayaran kepada
pemasok, dan kadang masih membayar transaksi yang seharusnya sudah
dilunasi tetapi masih dibayarkan kembali kepada mereka.
80
b. Pengeluaran kas untuk membayar utang-utang dan pengeluaran lainnya
seperti beban apartemen, dinas karyawan, dan gaji pegawai telah dicatat
pada akun dengan baik dan benar, pencatatan tersebut sesuai dengan faktur
yang diberikan pemasok dan dokumen terkait dengan utang yang
dilampirkan sesuai jumlahnya dan terdapat prosedur pembayaran utang.
c. Tidak selalu dilakukan rekonsiliasi bank atas setiap transaksi dengan
pencatatan dan barang yang sudah lunas sehingga sering membayar utang
tidak tepat pada waktunya dan mengakibatkan denda.
d. Pada bulan-bulan tertentu beban lebih besar dari beban dan pengeluaran yang
terjadi pada umumnya di apartemen dan harus dan wajib untuk dibayarkan.
4.4. Laporan Pemeriksaan atas Siklus Pendapatan dan Pengeluaran di
Apartemen Istana Sahid
Berdasarkan hasil penelitian audit operasional yang dilakukan terhadap
siklus pendapatan dan pengeluaran di Apartamen Istana Sahid, terdapat kelemahankelemahan dalam pelaksaan kegiatan atas siklus tersebut. Temuan-temuan yang
ditemukan yaitu:
A. Temuan atas siklus pendapatan ;
1.
Keterlambatan pengiriman faktur pajak, PPN, dari kantor pusat ke Apartemen
Istana Sahid yang digunakan untuk menagih faktur kepada pemilik atau
penyewa unit apartemen.
Kondisi :
Apartemen tidak dapat menagih pendapatan atas jasa yang diberikan kepada
penyewa dan pemilik unit apartemen karena pemilik atau penyewa tidak mau
membayar tagihan yang tidak ada faktur pajak.
Kriteria :
81
Apartemen dalam setiap melakukan penagihan atas suatu jasa yang telah
diberikan kepada pemilik atau penyewa wajib menyertakan faktur tagihan
operasionalnya dengan faktur pajak yang sudah ditandatangani oleh petugas
yang berwenang, karena ketentuan yang berlaku untuk apartemen sekarang
adalah mewajibkan tagihan jasa yang harus pun disertakan faktur pajaknya.
Sebab :
Direksi yang berada di kantor pusat jarang di tempat karena terlalu sibuk akan
kerjaannya dan padatnya jadwal yang dia miliki sehari-hari. Untuk penagihan
faktur tersebut dibutuhkan tanda tangan dari direksi tersebut dan tidak ada
orang lain yang memiliki otoritas untuk menandatangani itu.
Akibat :
Akibat dari keterlambatan tersebut, ini membuat manajemen Apartemen Istana
Sahid tidak dapat melakukan penagihan uang kepada penyewa atau pemilik
unit karena penyewa baru akan membayar tagihannya apabila ada faktur
tersebut disertai dengan faktur pajaknya.
Rekomendasi :
a. Apartemen tidak perlu secara bersamaan menyertakan faktur pajak dengan
faktur penjualannya untuk menagih piutangnya, apartemen pun dapat
melakukan dua kali pemungutan di mana pemungutan pertama hanya
untuk menagih tagihan jasanya, dan pemungutan kedua yaitu pemungutan
pajak atas tagihan tersebut apabila faktur pajak atas tagihan tersebut telah
ditanda-tangani oleh direksi. Sehingga penagihan piutang dapat berjalan
secara efisien dan efektif.
b. Direksi perlu memberikan atau melimpahkan suatu kuasa dan tanggung
jawab baru atas penandatanganan tersebut terhadap seseorang yang cukup
82
independen dan dapat dipercaya untuk menandatangani serta dipastikan
dapat selalu hadir di kantor.
2.
Penyewa sering tidak atau lupa mengkonfirmasi pembayaran suatu biaya
operasional kepada manajemen apartemen apabila mereka melakukan
pembayaran melewati akun bank.
Kondisi :
Pihak penyewa maupun pemilik unit sering tidak atau lupa mengkonfirmasi
setiap transaksi online atau melewati bank atas pemakaian jasa apartemen ke
pihak apartemen. Pembayaran-pembayaran tersebut meliputi pembayaran sewa
kamar, TV Cable, telepon.
Kriteria :
Setiap transaksi yang dilakukan melalui online dan bank seharusnya
dikonfirmasikan kembali kepada pihak pemberi jasa atau manajemen agar
apartemen tahu bahwa tagihannya telah dibayarkan kepada mereka dan tidak
terjadi penagihan kembali atau berganda.
Sebab :
Tidak adanya aturan, prosedur, dan tata cara khusus yang memberikan
pengarahan untuk melakukan konfirmasi pembayaran yang benar melalui bank.
Akibat :
Akibatnya adalah pihak manajemen Apartemen tidak dapat mencatat
penerimaannya dengan tepat dan baik, karena tidak ada konfirmasi dari
penyewa dan pemilik unit. Kedua, kegiatan operasional penerimaan kas juga
bisa retan terjadi kecurangan, karena bisa saja terdapat oknum yang terkait
dengan bagian ini yang mungkin akan melakukan manipulasi, penipuan, dan
kecurangan di laporan pendapatan. Ketiga, perusahaan akan terus mencatat
83
piutang dari pelanggan hingga pelanggan membayar setiap piutangnya. Ini
dapat mengakibatkan penagihan berganda atau kembali terhadap pemilik dan
penyewa unit yang telah membayarkan sejumlah biaya operasionalnya,
sehingga ini akan menimbulkan masalah besar yang berujung kemarahaan
penyewa dan pemilik unit, dan membuat mereka tidak nyaman bahkan
menganggap apartemen ini memiliki kinerja yang buruk sehingga mereka
mungkin akan pergi.
Rekomendasi :
Apartemen dapat bekerja sama dengan Bank yang dapat mendata, menyimpan,
dan menghubungkan secara online antara unit dan divisi keuangan apartemen.
Sehingga tidak terjadi penagihan berganda terhadap pengguna unit tersebut dan
penerimaan apartemen dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
3.
Seringnya terjadi salah catat jurnal contohnya seperti aset lancar (jenis aset
yang digunakan dalam waktu dekat) dicatat menjadi aset tetap (aset yang
berwujud memiliki umur lebih dari 1 tahun).
Kondisi :
Kerap kali bagian pencatatan penerimaan keuangan salah melakukan
pencatatan dan penjurnalan pendapatan kas, seperti persediaan dimasukkan ke
aset tetap dan sebaliknya aset tetap dicatat menjadi aset lancar. Contohnya AC
untuk keperluan pemilik unit dicatat menjadi aset tetap yang seharusnya
persediaan tersebut adalah aset lancar. AC di apartemen ini dikategorikan
menjadi 2 jenis yaitu AC yang digunakan untuk keperluan kantor yang berada
di lantai dasar, dan AC yang digunakan untuk kepentingan pemilik unit. Dan
juga berlaku untuk penjualan, penyewaan, pembayaran tagihan yang salah
masuk pos akun.
84
Kriteria :
Seharusnya suatu akun yang dibuat atau dipos di buku besar tersebut harus
sesuai dengan transaksi yang ada dan terjadi, sesuai dengan dokumen-dokumen
dan fakturnya.
Sebab :
Bagian keuangan di apartemen tidak memiliki aturan khusus, dan kurangnya
pembinaan dan pemantauan berkala kepada karyawan khususnya bagian
keuangan karena dianggap mereka sudah mengerti dan dapat menjalankan
dengan baik apa yang harus mereka kerjakan.
Akibat :
Akibatnya bagian keuangan sering melakukan salah catat yang berkibat
apartemen sering tidak mendapat angka nominal pas yang tidak sesuai dengan
faktur maupun target yang ingin dicapai, dan mengurangi pendapatan
perusahaan pada laporan keuangan apartemen.
Rekomendasi :
a. Untuk kasus AC, pihak apartemen seharusnya membagi AC kedalam 2 jenis
aset dimana apabila AC tersebut digunakan untuk keperluan kantor maka
itu harus dicatat sebagai aset tetap dan apabila AC tersebut digunakan
untuk keperluan pemilik unit, maka dicatat sebagai aset lancar.
b. Pihak apartemen perlu untuk melakukan dan menyelenggarakan pelatihanpelatihan khusus kepada kayawan mereka, khususnya pada bagian
keuangan, melakukan pembinaan berkala, pemeriksaan atau pemantauan
berkala, dan evaluasi kinerja kepada para pegawainya dalam menjalankan
kegiatannya masing-masing agar pencatatan perusahaan dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
85
4.
Perubahaan periode sewa secara tiba-tiba, seperti penyewaan ruang meeting
yang disewa bulan januari diundur menjadi bulan febuari.
Kondisi :
Pihak penyewa suatu unit atau ruangan serbaguna sering melakukan
pemindahan waktu maupun pembatalan sewa secara tiba-tiba bahkan satu hari
sebelum hari H-nya.
Kriteria :
Pembatalan atau perubahaan waktu sewa unit tidak dapat dilakukan secara tibatiba karena akan mengganggu schedule yang ada yang sudah ditetapkan
apartemen kepada pihak penyewa lainnya. Pembatalan dan perubahaan waktu
sewa dilakukan minimal satu bulan sebelum tanggal penyewaan dilakukan.
Sebab :
Mereka yang melakukan pembatalan dan perubahaan tanggal penyewaan
kebanyakan adalah kerabat dan pelanggan yang sudah menjadi pelanggan tetap
dan terbaik
apartemen, apartemen merasa tidak enak untuk mengenakan
denda, menegur ataupun memprotes semacamnya, karena takut untuk
kehilangan pelanggan terbaiknya. Kedua, apartemen tidak menetapkan denda
untuk perubahan dan pembatalan secara tiba-tiba tersebut.
Akibat :
Akibatnya terjadi pergeseran pendapatan yang harusnya diterima sekarang
bergeser ke bulan-bulan selanjutnya, contoh
pendapatan yang harusnya
diterima bulan januari menjadi diterima di bulan febuari bahkan bulan-bulan
selanjutnya. Apartemen kemungkinan tidak dapat mencatat pendapatannya
akibat pembatalan tersebut. Apartemen harus mengembalikan uang yang sudah
diterima, dan menghapus pembayaran dimuka tersebut. Bahkan apartemen pun
86
harus merubah jadwal yang telah dibuatnya untuk para penyewa lainnya untuk
menyesuaikan pemunduran waktu sewanya dan memastikan ada jam kosong.
Rekomendasi :
Pihak manajemen harus menetapkan prosedur untuk pembatalan dan
pemunduran waktu sewa unit, dan mengenakan tarif pengembalian atas uang
muka tersebut, agar perusahaan tidak merugi. Kemudian pihak apartemen
dapat membicarakan dengan cara baik-baik terhadap pelanggan tetap dan
terbaiknya agar mereka mau menerima aturan tersebut.
5.
Apartemen tidak menerapkan penjualan maupun penyewaan secara kredit
kepada orang yang mau membeli atau menyewa suatu unit.
Kondisi :
Apartemen tidak memberikan kredit kepada setiap pembeli maupun penyewa
yang mau membeli dan menyewa unit apartemen tersebut, apartemen hanya
tertarik terhadap sistem pembayaran tunai.
Kriteria :
Sebuah apartemen seharusnya dan pada umumnya menerapkan sistem
pembayaran atau pelunasan suatu cicilan untuk pembelian dan penyewaan
suatu unit apartemen untuk meningkatkan daya tarik dan daya beli kepada
masyarakat atau perusahaan yang tak mau atau mampu untuk membayar secara
tunai terhadap apartemen.
Sebab :
a. Masih terdapat sekitar 25% dari 188 unit yang masih kosong.
b. Apartemen tidak mau dan tidak berani untuk mengambil risiko terhadap
suatu pembayaran kredit, karena seringnya terjadi kasus dimana banyak
orang maupun perusahaan yang pada akhirnya tidak melunasi tepat pada
87
waktunya bahkan menunggak sampai kebulan selanjutnya yang berakibat
mengurangi atau menahan pendapatan yang seharusnya diterima oleh
apartemen.
c. Tidak adanya suatu observasi dan pengamatan secara khusus atau evaluasi
terhadap kecendurungan minat masyarakat untuk melakukan suatu
pembelian atau penyewaan secara kredit. Pihak apartemen tidak memiliki
bagian kredit tersendiri, tidak adanya aturan yang menjelaskan mengenai
kredit.
Akibat :
Kebanyakan pemilik dan penyewa dari unit suatu apartemen tersebut
merupakan orang-orang atau perusahaan yang memang secara finansial mapan,
dan mengakibatkan lumayan banyak unit yang tidak terisi ataupun tersewa
dengan baik dan penuh secara rutin tiap bulannya.
Rekomendasi :
a. Pihak apartemen seharusnya melakukan evaluasi kembali untuk menetapkan
suatu penjualan dan penyewaan kredit untuk meningkatkan ketertarikan
masyarakat dan perusahaan lainnya yang memiliki dana tidak terlalu
banyak untuk melunasi secara tunai untuk mau berinvestasi membeli dan
menyewa unit apartemen tersebut. Bahkan apartemen dapat menerima
tambahan pendapatan melalui pemberian denda.
b. Apartemen perlu
membentuk bagian kredit tersendiri untuk melakukan
observasi dan pengamatan
atau
evaluasi
terhadap masyarakat atau
perusahaan yang mau melakukan transaksi secara kredit untuk menilai
kemampuan kredit mereka.
88
6.
Ketidakadaannya prosedur penerimaan kas secara tertulis yang menjadi
pedoman untuk melakukan transaksi keuangan.
Kondisi :
Hasil penjualan, penyewaan, dan jasa yang diterima apartemen dari pemilik
dan penyewa unit apartemen ada yang disimpan di kas apartemen dan kadang
tidak disetor ke bank secara langsung ketika uang diterima.
Kriteria
Setiap apartemen sebaiknya memiliki prosedur atau kebijakan tertulis
mengenai pendapatan kasnya, agar tidak terjadi kesalahan, penyimpangan, dan
kecurangan dari kas tersebut.
Sebab :
Apartemen tidak memiliki suatu prosedur yang spesifik atas penerimaan
kasnya secara tertulis yang mengatur jalannya suatu pendapatan perusahaan.
Akibat :
Kurangnya pengendalian atas kas tersebut, karena mudah saja bagi seorang
oknum di apartemen untuk menyelewengkan kas tersebut atau mungkin saja
oknum tersebut dapat memakai kas tersebut terlebih dahulu walaupun nantinya
akan dikembalikan, tetapi tetap saja tidak etis.
Rekomendasi :
Perusahaan
seharusnya
membuat
suatu
prosedur
dan
pengendaliaan
penerimaan kas lebih spesifik secara tertulis untuk menghindari kesalahan
pencatatan atau kecuarangan dari penyelewengan keuangan apartemen.
7.
Ketidakadaan fasilitas deteksi uang palsu di bagian penerimaan apartemen ini,
hal ini dapat menyebabkan kerugian apartemen.
Kondisi :
89
Penerimaan uang tunai tidak dapat diperiksa dengan teliti dan cermat, dan
memungkinkan banyak atau sering uang palsu yang termaksud di dalamnya.
Kriteria :
Seharusnya pada umumnya bagian penerimaan kas pada apartemen dilengkapi
dengan scanner pendeteksi uang palsu, karena maraknya penipuan uang yang
terjadi di Indonesia.
Sebab :
Perusahaan tidak menyediakan alat untuk mendeteksi uang palsu, seperti lampu
sinar ultra violet, scanner uang atau alat sejenis lainnya, dan juga karena
banyaknya uang yang diterima apabila secara tunai di tangan.
Akibat :
Jelaslah hal ini dapat berakibat fatal yang kemudian dapat merugikan
apartemen, karena maraknya peredaran uang palsu, belum lagi kebanyakan
yang menyewa apartemen ini berasal dari luar negeri yang banyak diketahui
bahwa peredaran uang palsu di luar negeri sangatlah banyak, dan apartemen
tidak akan tahu mereka berhadapan dengan orang seperti apa.
Rekomendasi :
Perusahaan seharusnya menyediakan
alat
untuk
mendeteksi uang palsu
pada bagian penerimaan kas untuk menghindari kerugian tersebut. Di samping
itu biaya penyediaan alat ini tidak sebanding dengan pengendalian yang
dilakukan dan tidak sebanding dengan uang yang palsu yang mungkin terselip
di dalamnya, karena alat ini tidak terlalu mahal, memiliki maintenance yang
murah dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
8.
Kurangnya koordinasi dalam sosialisasi iklan dan promosi program penyewaan
suatu unit apartemen, kebanyakan orang atau perusahaan yang mengetahui
90
fasilitas, jasa, dan unit yang disewakan hanyalah mereka yang berada di sekitar
apartemen atau ditidak terlalu jauh dari apartemen.
Kondisi :
Apartemen membuat iklan dan promosi, namun kurang koordinasi antara
bagian pemasaran dengan bagian penyewaaan dalam hal sosialisasi iklan dan
promosi program penyewaan.
Kriteria :
Dalam suatu bisnis, harus dibutuhkan koordinasi yang baik antara bagian
pemasaran dengan bagian penyewaan.
Sebab :
Manajer kebanyakan hanya membicarakan perencanaan. Pelaksanaan promosi
program penyewaan hanya dengan bagian pemasaran dan bagian penyewaan
atau penjualan unit hanya menunggu keputusan program tersebut dijalankan,
kurangnnya pemasaran unit melalui dunia maya dan terjun langsung ke
perusahaan dan ke masyarakat.
Akibat :
Bagian penyewaan terlambat menerima informasi mengenai penyewaan yang
berlaku, sehingga penyewaan unit kadang tidak berjalan sesuai program yang
ditetapkan, banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa apartemen ini
juga menyewakan suatu tempat untuk latihan ruang serbaguna dan lain-lain,
dan kebanyakan yang mengetahuinya hanya masyarakat atau perkantoran yang
berdiri atau tinggal tidak jauh dari apartemen tersebut berada.
Rekomendasi :
manajer apartemen perlu meningkatkan koordinasi antara bagian pemasaran
dan penyewaan unit, meningkatkan pemasaran melalui media online,
91
memasarkan melalui kampus atau universitas, karena banyak mahasiswa
ataupun pelajar yang sering membutuhkan suatu ruang untuk latihan pentas,
dan memberikan promosi-promosi harga untuk suatu ketentuan atau acara
tertentu untuk menarik simpati masyarakat.
9.
Laporan keuangan sering mengalami keterlambatan karena perusahaan belum
memiliki fasilitas pencatatan dan pelaporan yang memadai.
Kondisi :
Laporan pemberian jasa (apartment sevice), penyewaan, dan penjualan pada
pemilik unit kamar yang diterima oleh bagian keuangan dilaporkan setiap
bulannya. Tetapi terjadi keterlambatan karena salah satunya dokumen transaksi
seperti yang dijelaskan di poin pertama mengenai faktur yang dapat ditagih
apabila ada faktur pajak yang ditanda tangani oleh direksi, dan poin kedua
tidak ada konfirmasi dari pemilik atau penyewa unit yang membayar suatu
operasional perusahaan melalui bank, dan terdapat data-data yang terlambat
dilaporkan.
Kriteria :
Untuk menunjang pencatatan dan pelaporan yang efektif dan efisien diperlukan
suatu fasilitas yang memadai seperti prosedur, dokumen-dokumen terkait
dengan transaksi harus segera dilaporkan dan dikumpulkan tepat waktu,
relevan, cukup dan kompeten.
Sebab :
Laporan keuangan yang sering bermasalah atau terlambat disebabkan oleh
belum adanya program komputerisasi online yang dimiliki perusahaan antar
kantor pusat dan cabang, serta antar apartemen dengan account bank milik
92
pemilik unit. Seperti contoh ada akun khusus pembayaran untuk pemilik yang
langsung tersambung dan tercatat secara otomatis.
Akibat :
Data-data transaksi tersebut tidak dapat langsung dibukukan melainnkan
dilakukan secara manual yang sarat rawan terjadinya kecurangan di dalamnya,
lama dalam pengumpulan datanya, harus menghubungi pemilik kembali, dan
proses pelaporan tidak dapat berjalan secara efisien dan efektif.
Rekomendasi :
Perusahaan dapat membuat atau membeli atau bekerja sama dengan
perusahaan
suatu
suatu
sistem
pencatatan
mempertimbangkan biaya dan maintenance
pencatatan
yang
yang
online
dengan
lebih
murah,
supaya
dan pelaporan dapat dilakukan dengan tepat waktu, efektif, dan
efisien.
10. Masalah utama terakhir apartemen adalah masalah yang paling besar dimiliki
Apartemen Istana Sahid yaitu pemotongan uang yang diterima akibat transfer
antar bank asing.
Kondisi :
Pihak apartemen sering kali mendapat pemotongan pendapatan yang tidak
sesuai dengan nominalnya apabila pembayaran tersebut dilakukan oleh investor
dari luar negeri melalui bank dari negaranya tersebut, misal dari Inggris ke
Indonesia dari bank Common Wealth ke BCA bahkan ketika investor tersebut
sekalipun melakukan pembayaran dari cabang Common Wealth yang berada di
Indonesia ke bank-bank di Indonesia. Contohnya investor inggris melakukan
kontrak sewa unit sebesar $ 200,000, dengan biaya transfer dari bank
negaranya sebesar $ 2,000, sehingga si investor mengirim uang tersebut ke
93
BCA sebesar $ 202,000, tetapi manajemen Apartemen Istana Sahid malah
menerima uang sebesar $198,000. Masalah ini belakangan diketahui ternyata
biaya transfer antar negara bukan hanya dibebankan oleh bank pengirim tapi
bank penerima pun mendapatkan beban transfer. Ini adalah aturan yang
ditetapkan oleh bank internasional.
Kriteria :
Aturan main di setiap perbankkan khususnya pengiriman uang melalui bank
antar negara atau bank asing, walaupun bank tersebut cabangnya berada di
Indonesia sekalipun, pengirim uang antar bank asing selalu dikenakan biaya
adminstrasi yaitu biaya pengiriman dan juga bagi penerima uang tersebut pun
akan dikenakan charged bank.
Sebab :
Pertama kali pihak apartemen tidak mengetahui kenapa ini terjadi, belakangan
diketahui bahwa terdapat aturan atau regulasi atas transaksi antar bank asing.
Ketika mengetahuinya, pihak apartemen kemudian tidak menetapkan prosedur
pembayaran uang antara bank asing dengan bank di Indonesia, tidak
menjelaskan bahwa terdapat biaya yang harus diterima si penerima atas
pengiriman uang tersebut. Dan juga apartemen tidak dapat menentukan berapa
besarnya biaya beban tersebut karena selalu berubah-ubah dan juga tergantung
bank asing apa yang mengirimnya.
Akibat :
Akibatnya pihak apartemen sering merugi dan harus menanggung beban-beban
tersebut yang seharusnya bukan merupakan tanggung jawab apartemen. Lebih
beratnya lagi, pihak manajemen tidak dapat menentukan besarnya biaya beban
94
transfer tersebut ke investor, malahan investor pun tidak peduli, tidak mau
tahu atas beban tersebut, dan tidak mau membayar beban tersebut karena
mereka merasa sudah membayar beban pengiriman dan beban untuk penerima
bukanlah tanggung jawab pengirim. Kadang kejadian seperti ini selalu
membuat para investor asing menjadi marah dan kesal karena mereka kira
pihak apartemen melakukan penipuan terhadap mereka.
Rekomendasi :
Apartemen perlu untuk menetapkan aturan-aturan yang seharunya dijelaskan
dan dipenuhi oleh investor mereka, dan yakinkan mereka agar mengetahui
tarif-tarif atas pembayaran unit secara detil yang mereka lakukan melalui bank
asing. Kemudian pihak apartemen harus belajar untuk mencari tahu atau
melakukan kerja sama dengan pihak bank untuk menentukan berapa beban
yang akan mereka terima sehingga apartemen dapat menyampaikan ke investor
mereka, dan investor tidak dipersusah atau dibingungkan untuk mencari tahu
berapa tarif tersebut. Dengan demikian kejadian-kejadian seperti ini tidak
terjadi lagi kedepannya dan apartemen tidak merugi lagi serta perusahaan
menerima pendapatannya secara penuh.
B. Temuan Atas Siklus Pengeluaran ;
1.
Terjadi pengeluaran yang tidak biasa pada bulan-bulan tertentu
Kondisi :
95
Pada bulan-bulan tertentu beban lebih besar dari beban dan pengeluaran yang
terjadi pada umumnya di apartemen dan harus dan wajib untuk dibayarkan.
Kriteria :
Pada suatu perusahaan maupun apartemen, pada umumnya mereka harus
membayarkan beban kesehatan berupa pembayaran asuransi kesehatan untuk
para karyawanya. Pembayaran tersebut biasanya dapat terjadi pada awal tahun,
setiap setengah tahun sekali, dan setiap triwulan.
Sebab :
Terdapat pembayaran asuransi kesehatan untuk karyawannya yang harus
dibayar pihak apartemen setiap triwulan di dalam satu tahun.
Akibat :
Apabila asuransi tersebut tidak dibayarkan, maka akan membuat citra atau
nama baik pihak apartemen menjadi buruk, karena perusahaan yang baik
haruslah memberikan asuransi kesehatan terhadap para karyawannya sebagai
bentuk kepedulian apartemen terhadap karyawannya.
Rekomendasi :
Apartemen harus menyiapkan perencanaan anggaran yang dicicil dan ditabung
setiap bulannya supaya ketika hari di mana beban tersebut harus dibayarkan,
apartemen tidak kewalahaan untuk membayar pengeluaran tersebut.
2.
Ketidakadaannya prosedur penggunaan uang kas dan bank
Kondisi :
96
Bagian keuangan tidak memiliki prosedur yang mengatur mengenai kapan atau
pembayaran dan jenis transaksi yang harus menggunakan uang kas di tangan
maupun uang yang ada di bank.
Kriteria :
Terdapat SOP yang seharusnya mengatur mengenai penggunaan uang kas di
tangan, bank transfer, giro maupun cek tunai untuk pembayaran suatu transaksi
tertentu.
Sebab :
Apartemen lebih memperhatikan hal mengenai bagaimana pewewenangan
penggunaan uang oleh direktur keuangan, sehingga apartemen tidak atau
kurang memperhatikan pembayaran yang dilakukan bagian keuangan melalui
kas di tangan maupun bank.
Akibat :
Akibatnya, terjadinya saling tindih menindih atas permintaan pembayaran
untuk pengeluaran apartemen, mana yang harus memakai kas maupun
melewati bank. Sehingga, kadang ketika apartemen butuh uang untuk
melakukan transaksi atau pembiayaan kegiatan lapangan karyawan secara
mendadak atau segera, apartemen tidak memilik cukup kas di brankas
apartemen akibat seringnya pembayaran suatu pembelian yang menggunakan
kas apartemen dari pada bank.
Rekomendasi :
Pihak apartemen harus membuat suatu perencanaan dan prosedur yang jelas
mengenai kapan pengeluaran dibayarkan melalui uang kas, bank, giro, dan cek
serta menetapkan batasan-batasan nominal minimal dan maksimum dari setiap
97
jenis-jenis dan tipe pembayaran yang dilakukan atas suatu jenis-jenis transaksi
tertentu juga.
3.
Sering terjadi keterlambatan pembayaran kepada pemasok mengakibatkan
pembayaran denda.
Kondisi :
Dari data yang didapat melalui wawancara dengan bagian keuangan yang
didukung dengan observasi perbandingan antara bukti pembayaran dengan
tanggal jatuh tempo pembayaran dalam faktur, ditemukan masalah berupa
seringnya keterlambatan pembayaran dari pihak apartemen terhadap pemasok.
Kriteria :
Pembayaran seharusnya selalu dilakukan tepat waktu sesuai dengan batas
waktu atau jatuh tempo atau sebelum tanggal yang sudah diberikan oleh
pemasok.
Sebab :
Pertama, appartemen kadang sering kelupaan atau kurang memperhatikan
faktur jatuh tempo pembayaran karena yang mengurus pendapatan dan
pengeluaran dikerjakan oleh bagian yang sama di bagian keuangan, sehingga
terjadi penumpukan tugas, dan direktur keuangan yang berhak memberikan
wewenang mengenai pengeluaran kas kadang tidak hadir di kantor dan tidak
ada orang lain yang diberi wewenang oleh perusahaan untuk memberikan
wewenang. Kedua, karena hubungan yang sangat baik antara pemasok dengan
apartemen, di mana kadang apabila apartemen kelupaan membayar utangnya,
pemasok pun kadang tidak mengenakan denda, oleh karena itu apartemen
seperti tidak terlalu mengkhawatirkan masalah tersebut.
Akibat :
98
Apartemen kadang harus merugi karena harus membayar denda terhadap
pemasok sesuai dengan perjanjian pembelian jatuh tempo yang berakibat
terhadap kesehatan keuangan apartemen, kemudian ini memungkinkan suatu
saat pihak apartemen akan kehilangan kepercayaan dari pemasok dan pemasok
pun akan ragu untuk memberikan kredit kepada apartemen di masa yang akan
datang. Apabila ini terjadi maka persediaan barang di dalam apartemen akan
terganggu apabila ada barang yang harus digunakan atau dipakai untuk
kelangsungan kegiatan apartemen dan akan sulit untuk mencari pemasok untuk
rekan bisnis apartemen, karena pemasok yang sekarang memiliki hubungan
yang baik dan dapat memberi harga yang bagus.
Rekomendasi :
Untuk mencegah hal tersebut, apartemen harus lebih memperhatikan jatuh
tempo tagihan-tagihan yang terdapat dalam faktur pembelian dengan sistem
yang terkompurisasi dengan baik yang dapat meng-update tanggal jatuh tempo
dari masing-masing pemasok sehingga pelunasan utang berjalan tepat pada
waktunya, memberi pemisahan tugas antara bagian yang mengatur pendapatan
dan pengeluaran, dan kemudian menjelaskan kepada direktur keuangan apabila
bagian keuangan mau melakukan pembelian ataupun pembayaran secara
mendadak atau tiba-tiba, bagian keuangan hanya butuh untuk menjelaskan dan
menginformasikan secara lisan, kemudian setelah melakukan pembayaran,
bagian keuangan hanya tinggal meminta pengesahaan bukti tersebut kepada
direktur keuangan sehingga kegiatan ini dapat berjalan secara efisien dan
efektif.
4.
Sering terjadi kesalahan pembayaran oleh manajemen.
99
Kondisi :
Bagian keuangan sering kali salah dalam pembayaran suatu transaksi melalui
bank. Kesalahaan-kesalahaan tersebut biasanya seperti salah membayarkan
besarnya nominal harga barang, salah membayarkan transaksi, dan kadang
masih membayar suatu transaksi yang seharusnya sudah dibayarkan tapi masih
dibayarkan kembali ke pemasok.
Kriteria :
Pembayaran suatu transaksi pada umumnya seharusnya dibayarkan sesuai
dengan besar nominal, jenis transaksi, dan mana transaksi yang sudah dan
belum terbayarkan yang tertera di faktur tersebut.
Sebab :
Ketidakadaan program atau sistem yang memadai yang dapat secara langsung
menghubungkan antara data apartemen dengan bank.
Akibat :
Membuat keuangan apartemen menjadi tidak sehat, dimana apartemen kadang
harus membayar lebih banyak atau membayar yang sudah bukan menjadi
kewajibannya dari nominal yang tertera di faktur, kadang kurang bayar
sehingga terkena denda oleh pemasok dan juga yang mungkin membuat
pemasok tidak percaya terhadap apartemen karena dianggap apartemen
mungkin melakukan penipuan terhadap pembayaran tersebut.
Rekomendasi :
Apartemen seharusnya menerapkan sistem keuangan yang terkompurisasi yang
dapat menghubungkan data pembayaran apartemen kepada bank untuk segala
bentuk transaksi atas siklus pengeluarannya sehingga segala pembayaran dapat
terkoordinir dengan baik.
100
5.
Tidak adanya pemisahan tugas antara bagian pembelian, gudang, dan penjualan
serta pengiriman barang-barang (bukan unit atau ruangan) fasilitas untuk
pemilik.
Kondisi :
Bagian gudang, pembelian, dan penjualan barang-barang fasilitas untuk
pemilik unit dilakukan oleh satu bagian yaitu bagian departemen house
keeping. Mereka yang melakukan pemesanan dari pemasok, menerima barang
di gudang, mengelola barang di gudang, dan menjual dan mengirim barang
kepada pemilik unit.
Kriteria :
seharusnya ada pemisahaan tugas antara bagian pembelian, gudang, dan
penjualan barang. Bagian pembelian seharusnya hanya bertugas untuk
melakukan pemesanan dan pembelian barang. Bagian gudang seharusnya
hanya bertugas untuk menerima barang di gudang, dan melakukan pengelolaan
barang tersebut. Bagian penjualan seharunya hanya melakukan penjualan dan
pemesanan pembelian barang oleh pemilik unit. Bagian pengiriman barang
seharusnya melakukan pengiriman barang kepada pemilik.
Sebab :
House keeping yang hanya tahu menahu mengenai semua kebutuhan pemilik
dan penyewa unit. Mereka yang melakukan pemeliharaan dan perbaikan kamar
pemilik unit. Oleh karena itu, merekalah yang berhak melakukan pemesanan
barang-barang yang dibutuhkan untuk fasilitas tersebut kepada pemasok,
kemudian mengelola barang-barang tersebut, dan mereka yang tahu dan
mengelola mana pemilik yang membutuhkan dan memesan barang untuk dijual
kepada mereka serta mengirimnya ke unit yang bersangkutan.
101
Akibat :
Kegiatan-kegiatan tersebut berjalan tidak efisien dikarenakan tidak ada
kejelasan atau pembagian tugas antara siapa yang mengelola pembelian,
pengelolan gudang, penjulan, dan pengiriman barang. Memungkinkan
terjadinya manipulasi, pencurian, dan penggelapan atas pengelolaan gudang
dan penipuan pengelolaan uang. Sering terjadinya salah beli barang kepada
pemasok dan kirim barang kepada pemilik karena spesifikasi barang yang
mirip satu sama lainnya. Dan hal ini menimbulkan laporan keuangan menjadi
terlambat karena lambatnya pengumpulan dokumen-dokumen tersebut.
Rekomendasi :
Rekomendasi yang diberikan adalah sesuai dengan komponen Pengendalian
Lingkungan yang terdapat di dalam COSO, yaitu
a. Pemisahan tanggung jawab; Apartemen seharusnya tidak membebankan
kegiatan tersebut pada bagian house keeping saja, tetapi harus memisahkan
bagian-bagian tersebut sesuai dengan tugasnya masing-masing. Lebih baik
terdapat tambahan pengeluaran uang untuk menambah divisi dari pada
uang atau barang-barang tersebut mungkin hangus diambil atau digelapkan
oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab agar kegiatan-kegiatan
tersebut berjalan dengan efektif.
b. Pengendalian fisik; apartemen perlu melakukan pengecekan berkala
terhadap gudangnya agar sumberdaya tersebut terjaga dan dapat digunakan
secara efesiensi.
c. Pengendalian SDM; apartemen perlu melakukan pelatihan secara berkala
yang diselenggarakan minimal setahun sekali guna meningkatkan
kemampuan dan memperbaiki kinerja pegawai.
102
d. Verifikasi oleh pejabat; apartemen perlu melakukan penilaian berkala
seperti pengecekan dan penilaian mengenai kinerja karyawan terhadap
pengelolaan sumberdaya apartemen.
103
Download