Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : 2008 Pertemuan 15 LATAR BELAKANG DAN TIGA PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP MASYARAKAT MATERI: Latar Belakang Lahirnya Sosiologi Urgensi Perspektif Sosiologi Tiga Pendekatan Sosiologi Terhadap Masyarakat Learning Outcome Mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep dan pendekatan sosiologis dalam memandang suatu peristiwa-peristiwa sosial Bina Nusantara I. Latar Belakang Lahirnya Sosiologi Sosiologi sebetulnya merupakan refleksi ilmiah atas perubahanperubahan yang terjadi pada masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu kita perlu mengetahui beberapa perubahan sosial yang mendorong lahirnya sosiologi sebagai suatu ilmu. 1.1. Revolusi Politik Revolusi politik yang fenomenal adalah revolusi politik yang terjadi di Perancis tahun 1789 dan beberapa perubahan politik lainnya yang terus berlanjut sampai abad 19. Dalam revolusi itu terjadi situasi khaos dan ketidak tertiban. Masyarakat tiba-tiba berubah dari organisasi yang teratur, tertib menjadi tidak teratur. Ketidaktertiban ini mendorong ilmuwan untuk mereleksikan faktor sosial apa yang mungkin bagi ketertiban sebuah masyarakat? Bina Nusantara 1.2. Revolusi Industri dan Kebangkitan Kapitalisme Revolusi industri dan Kebangkitan Kapitalisme ditandai transformasi ekonomi dari agrikultur menjadi industri. Banyak orang meninggalkan dunia pertanian dan memilih bekerja pada dunia industri yang ditawarkan oleh pabrik-pabrik. Dalam sistem industri ini orang bekerja dengan waktu yang lama namun mendapat upah yang rendah. Situasi buruh yang meperihatinkan dalam dunia industri melahirkan gerakan-gerakan buruh yang menentang sistem kapitalisme yang tidak adil. Gerakan ini membawa bencana yang besar terutama bagi masyarakat Barat. Situasi ini mendorong Karl Marx, Emile Durkehim, Max Weber dan Geroge Simel untuk melakukan relfeleksi kritis terhadap apa yang terjadi dalammasyarakat kapitalisme. 1.3. Kebangkitan Sosialisme Sosialisme merupakan jawaban atau jalan keluar yang ditawarkan oleh Karl Marx terhadap eksploitasi terhadap manusia terutama buruh sebagaimana yang terjadi dalam masyarakat Kapitalisme. Bina Nusantara 1.4. Urbanisasi Sejumlah besar orang pada abad 19 dan ke 20 tercerabut dari rumah mereka di pedesaan dan pergi ke kota. Hal ini disebabkan oleh tawaran industri-industri di kota. Hal in membawa persoalan, mereka harus menyesuaikan diri dengan kehidupa kota, kota mengalami kepadatan penduduk, polusi, kemacetan dan seterusnya. Alam kehidupan perkotaan dan persoalan-persoalannya menarik perhatian para sosiolog. 1.5. Perubahan Agama Perubahan-perubahan sosial sebagamana yang terjadi dalam revolusi industri, politik dan urbanisasi memiliki pengaruh yang besar terhadap agama. Perubahan dalam agama menarik perhatian August Comte, Emile Durkheim Max Weber, dan Karl Marx. 1.6. Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan tidak hanya diajarkan di kolese-kolese atau universitas-universitas tetapi juga dalam masyarakat secara keseluruhan. Produk teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi setiap sektor kehidupan. Bina Nusantara 2. Pentingnya Perspektif Sosiologi Ilustrasi: Sebuah unit Polisi sedang berpatroli di sekitar sebuah apartemen ibu kota. Dari dalam mobil dan kebetulan mereka berjalan dengan lambat, mereka mendengar letusan senjata api dari arah apartemen yang tidak jauh dari mereka. Serentak pada saat yang sama, mereka dengan sigap memarkirkan mobil mereka dilapangan parkir apartemen. Mereka keluar dari mobil patroli sambil memegang pistol. Petugas polisi yang berjumlah 2 orang ini mengendap dengan cepat dan hati-hati memasuku lobi apartemen dan langsung menuju tempat lift. Mereka memperkirakan lantai dari mana arah bunyi letusan senjata api berasal. Akhirnya mereka tiba dilantai 7 apartemen itu. Predikis mereka tepat. Ketika pintu lift terbuka pada lantai 7 mereka mendapati beberapa karyawan hotel sedang berkumpul, namun tidak melakukan apapun kecuali menduga-duga apa yang terjadi dalam kamar apartemen didepan mereka. Mereka tidak memiliki kunci kamar apartemen untuk segera mendapatkan informasi apa yang sudah terjadi dalam kamar apartemen itu setelah bunyi ledakan senjata apa itu. Namun ketika karyawan-karyawan itu sedang berbincang dengan kedua polisi itu, tiba-tiba seorang perempuan berumur belum terlalu tua, muncul dan memperkenalkan diri kepada kedua polisi itu sebagai manajer apartemen. Dia menyerahkan kunci pintu cadangan kepada para polisi. Seorang polisi menerima kunci kamar dan dengan hati-hati mendekati pintu kamar apartemen itu. Ketika pintu kamar dibuka, seorang laki-laki berusia muda jatuh tergeletak didepan pintu yang sudah terbuka. Orang-orang yang menyaksikan laki-laki itu teriak histeris, sebab dari kepalanya mengucur darah segar, sementara pada tangannya masih menggenggam sebuah pistol. Bina Nusantara Aneka perspektif: 1. Perspektif Polisi. Berhadapan dengan peristiwa di atas polisi mungkin akan membuat deksripsi laporan dengan menyebut identitas korban, di mana korban ditemukan, kapan terjadinya peristiwa penembakan itu, dan mencatat bahwa korban sedang menggenggam pistol saat ditemukan, dan bagaimana peristiwa itu berlangsung sambil mengamati kemungkinan korban melakukan bunuh diri atau dibunuh. 2. Perspektif Psikiatris Bagi seorang psikiatris mungkin peristiwa di atas akan dianalisa berdasarkan gejala-gejalan kejiwaan. Dia akan menganalisa situasi yang memungkinkan korban mengalam trauma kejiwaan, seperti situasi yang menyebabkan korban merasa tertekan tidak dihargai, ditinggalkan dan lain sebagainya. Berdasarkan faktor-faktor ini dia akan menyimpulkan bahwa korban sedang berada dalam situasi psikologis yang sangat trauma sehingga dia nekat bunuh diri. Dia merasa kecewa dan merasa hidup ini tidak berarti. Bina Nusantara 3. PERSPEKTIF SOSIOLOGIS Perspektif sosiologi berangkat dari fenomena sosial bahwa setiap individu hidup dalam kategori-kategori sosial tertentu, seperti agama; (Protestan, Katolik, Islama, Hindu, Budha, Yahudi dsbnya) gender (laki-laki dan perempuan); Kekayaan (orang miskin dan kaya); pendidikan ( orang yang sekolah dan tidak sekolah); tempat tinggal (desa dan kota); status merital (orang yang menikah dan tidak menikah); dan lain sebagainya. Kategori-kategori sosial ini mengandung nilai, norma, pandangan hidup yang mempengaruhi tindakan seorang individu. Hubungan antara nilai, norma dan pandangan hidup dalam kategori sosial itu menyebabkan tindakan yang bersifat pribadi menjadi sebuah tindakan sosial. Bina Nusantara Dalam konteks kasus di atas seorang sosiolog akan sangat tertarik dengan identitas yang tidak bersifat individual melainkan identitas sosialnya seperti agama apa; Protestan? Katolik?, Islam? Hindu? Budha? Yahudi? Atau identitas yang lainnya seperti apakah korban menikah? Atau tidak menikah? Janda atau duda? Kategori-kategori sosial tersebut mungkin dicatat oleh polisi atau atau oleh seorang psikiatris, namun catatan itu tidak memiliki makna apapun bagi mereka kecuali untuk menunjukan identitas korban. Tujuan polisi adalah untuk mencari tahu kemungkinan tindakan kriminal sedangkan tujuan psikiatris adalah untuk menjelaskan faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya trauma yang berakir dengan bunuh diri. Sedangkan bagi seorang sosiolog kategori-kategori sosial itu merupakan data yang sangat berarti. Contoh klasik yang sering digunakan bagaimana data tentang kategori sosial memberi petunjuk yang sangat berarti mengenai apa yang sedang terjadi dalam suatu komunitas atau masyarakat adalah karya klasik Emile Durkheim (1858-1917) mengenai fenomena bunuh diri. Bina Nusantara Tabel berikut ini saya kutip dari Kamanto Sunarto, dalam manuskrip STUDI TENTANG DURKHEIM: Masalah Integrasi Sosial, Kampus FISIP – UI, Depok, 8-18 februari 1988 Bunuh Diri di Negara-negara Berlainan Per sejuta Orang Dari Tiap Agama (lihat tabel berikut) Agama Bina Nusantara Negara Tahun Austria 1852-59 Prusia Prostestan Katolik Yahudi 79.5 51.3 20.7 1849-55 159.9 49.6 46.4 Prusia 1869-72 187 69 96 Prusia 1890 240 100 180 Baden 1852-62 139 117 87 Baden 1870-74 171 136.7 124 Baden 1878-88 142 170 210 Bavaria 1844-56 135.4 49.1 105.9 Bavaria 1884-91 224 94 193 Wurttemberg 1846-60 113.5 77.9 56.6 Wurttemberg 1873-76 190 120 60 Wurttemberg 1881-90 170 119 142 Tabel di atas menunjukan bahwa tingkat bunuh diri dikalangan penganut protestan lebih tinggi dari penganut katolik dan Yahudi. Untuk menjelaskan perbedaan ini Durkehim menyelidiki padangan dan prilaku sosial dari ke tiga agama itu. Dalam penyelidikan itu Durkheim menyimpulkan bahwa kohesi atau ikatan kolektif dalam komunitas Katolik lebih tinggi dari pada komunitas protestan, komunitas ikatan sosial pada komunitas Yahudi lebih kuat dari pada Katolik. Komunitas protestan lebih memberikan ruang pada kebebasan pribadi, sedangkan pada komunitas Katolik dan Yahudi lebih menekankan kebersamaan. Dalam kebersamaan ini setiap persoalan individu dianggap sebagap persoalan komunitas. Oleh karena itu komunitas sangat menekankan kolektivitas dan tanggung jawab individu terhadap komunitas. Demikian juga orang yang menikah dan tidak menikah. Orang yang tidak menikah angka bunuh diri lebih tinggi dibanding dengan orang yang menikah. Bina Nusantara Manfaat Perspektif Sosiologi 1. Menurut Peter Berger (1963) masyarakat tidak seperti yang nampak kelihatan. Oleh karena itu perspektif sosiologi menantang pemahaman kita yang biasa tentang suatu masyarakat atau dunia dan melihatnya secara kritis. 2. Kita tidak dapat terhindar dari kenyataan bahwa kategorikategori sosial tidak pernah bersifat tunggal. Oleh karena itu apa yang dianggap benar oleh suatu kelompokbelum tentu benar bagi kelompok yang lainnya. Perpektif sosiologi membantu bagaimana kita menghayati perbedaan-perbedaan itu. 3. Perspektif sosiologi membantu kita untuk memahami setiap tekanan dan kesempatan yang mempengaruhi hidup kita. 4. Perspektif sosiologi membantu kita untuk dapat lebih berpartisipasi dalam masyarakat. Bina Nusantara 3. Tiga Pendekatan Dalam Sosiologi 3.1. Perspektif struktural fungsional Perspektif ini melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang terdiri bagianbagian yang berbeda, namun secara bersama menghasilkan stabilitas. Asumsi dasar dari perspetik ini adalah masyarakat dibentuk oleh struktur sosial yang terdiri dari pola-pola tingkah laku yang relatif stabil. Struktur sosial yang penting adalah bagia-bagian yang utama dalam masyarakat seperti sistem ekonomi, sistem politik dan agama. Elemen lain dari struktur sosial adalah fungsi sosial yang mengacu pada konsekwensi bagi berjalan masyarakat secara keseluruhan. Elemen-elemen ini terdiri dai bagianbagian yang saling bergantung satu sama lain. 3.2. Perspekti sosial-konflik Perspektif ini berakar pada pemikiran Karl Marx yang membagi masyarakat atas dua kelas yang kelas yakni kaum borjuis dan kaum proletat. Kaum borjuis memiki kapital untuk mengontrol alat-alat produksi, sedangkan kaum proletar hanya sebagai tenaga kerja. Kelas yang pertama memiliki kekuasaan, sedangkan kelas yang lain tidak memiliki kekuasaan. Kedua kelas ini selalu berada dalam kemungkinan untuk saling menguasai. Bina Nusantara 3.3. Perspektif interaksi simbolik Perspektif ini melihat masyarakat sebagai suatu hasil dari interaksi individu yang berlangsung secara terus menerus dan berbagai konteks. Bina Nusantara