BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI Tinjauan Umum II.1 II.1.1 Apartemen Sewa Menurut Kamus Besar Indonesiaapar·te·men /apartemén/ n yaitu merupakan tempat tinggal (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb) yang berada pada satu lantai bangunan bertingkat yg besar dan mewah, dilengkapi dengan berbagai fasilitas (kolam renang, pusat kebugaran, toko, dsb) Sedangkansewa (se.wa) /séwa/berartipemakaian sesuatu dengan membayar uang. Jadi “Apartemen Sewa” adalah suatu bangunan yang terdiri dari beberapa unit hunian yang didalamnya terdapat kehidupan bersama, dapat dihuni dengan membayar sewa dalam batas waktu tertentu.(Sumber :http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). Apartemen sewa diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu apartemen service(serviced apartment) dan apartemen non service. Apartemen servis adalah apartemen sewa yang dilengkapi dengan pelayanan harian hotel seperti layanan kamar, binatu, dan makanan.Dengan adanya “tambahan” pelayanan tersebut, apartemen servis menetapkan tarif sewa yang lebih tinggi dibandingkan apartemen sewa biasa.Dengan tarif sewa yang lebih tinggi, apartemen servis umumnya diminati oleh mereka yang memerlukan akomodasi jangka pendek. Apartemen service (serviced apartment) dikelola seperti jaringan hotel sehingga penghuni menikmati fasilitas dan pelayanan seperti menginap di hotel (inhouse keeping), sedangkan apartemen non service merupakan apartemen yang dikelola oleh property management dengan pelayanan standar apartemen. II.1.2 Jenis Apartemen Berdasarkan ketinggian bangunan : (Housing, John Mascai, hal.225) - Low Rise Apartment :Ketinggian bangunan sampai dengan 6lantai - Medium Rise Apartment :Ketinggian bangunan 6 s.d. 9 lantai. - High Rise Apartment :Ketinggian bangunan sampai 40 lantai. 15 Berdasarkan pencapaian vertikal -Elevated Apartment Pencapaian melalui elevator atau lift dengan ketinggian lebih dari 4 lantai. - Walk-up Apartment Pencapaian melalui tangga, dengan ketinggian tidak lebih dari 4 lantai. Berdasarkan sistem koridor. - Koridor 1 sisi, Single Loaded Corridor, Double Loaded Corridor, Korridor 2 sisi, Koridor Terpusat. Berdasarkan sistem penyusunan lantai. - Simplex : Unit hunian terdapat dalam satu lantai - Duplex: Unit hunian terdapat dalam dua lantai. - Triplex: Unit hunian terdapat dalam tiga lantai. Berdasarkan bentuk massa - Bentuk Massa Slab :Massa bangunan memanjang dengan bentuk sirkulasi berupa koridor, biasanya menggunakan lebih dari satu sistem sirkulasi vertikal. - Bentuk Massa Tower :Massa bangunan memusat dengan bentuk sirkulasi berupa hall atau ruang perantara. - Bentuk Massa Varian :Penggabungan antara bentuk slab dan tower I.1.3 Pengertian fasilitas penunjang lingkungan Apartemen Sewa. Fasilitas penunjang lingkungan perumahan dapat diartikan sebagai kelompok kegiatan penunjang yang diharapkan dapat mengakomodasikan kebutuhan-kebutuhan sosial bagi penduduk sekitar hunian tanpa menganggu kegiatan utama dalam kawasan apartemen. Beberapa fasilitas penunjang yang akan diadakan adalah: a) Kegiatan Fitness Centre Lengkap. mampu mengakomodasikan kebutuhan olah-raga untuk kelompok penghuni apartemen dan masyarakat sekitar. 16 b) Kegiatan perkantoran. Mampu menyediakan ruang yang dapat disewakan untuk kegiatan perkantoran. c) Kegiatan Praktek Dokter. Mampu menyediakan fasilitas kegiatan Praktek Dokter Bersama beserta fasilitas pendukungnya (laboratorium, klinik dan sebagainya). d) Kafetaria Menyediakan Kebutuhan makan ringan /snack, rehat kopi, dengan best-view yang menarik bagi pengunjung. e) Restauran Menyediakan restaurant yang lengkap untuk kebutuhan penghuni apartemen dan penduduk sekitar. f) Ruang Serba Guna Menyediakan ruangan serbaguna yang dapat digunakan untuk Ruang seminar, Ruang Rapat, dan sebagainya. g) Mini Market Menyediakan kebutuhan rumah tangga yang sering diperlukan, makananminuman praktis, kebutuhan alat-alat kantor . h) Kios (Area Komersil) Menyediakan wadah untuk kegiatan komersil yang disewakan kepada masyarakat guna menunjang perekonomian kawasan. i) Musholla sebagai tempat beribadah, dan dibutuhkan ruangan yang benar benar privat. 17 II.1.4 Sistem kepemilikan apartemen Pada umumnya sistem kepemilikan apartemen dibagi menjadi 2 yaitu sitem beli dan sistem sewa.Adapun sistem kepemilikkan yang dipilih dalam proyek ini adalah sistem sewa.Sewa adalah setiap hak yang timbul dalam nama atau bentuk apapun, bertujuan untuk memperoleh hak penggunaan suatu perumahan atau apartemen dengan membayar harga sewa secara periodik, biasanya perbulan. II.1.5 - Jenis sewa terdiri dari: Sewa biasa adalah penghuni membayar uang sewa kepada pemilik bangunan sesuai dengan perjanjian tanpa terikat batas waktu. - Sewa beli adalah uang sewa berfungsi sebagai angsuran pembelian, bila angsuran sudah memenuhi harga yang ditetapkan, maka bangunan menjadi milik penghuni. - Sewa kontrak adalah penghuni membayar uang sewa secara periodik sesuai dengan persetujuan, apabila masa kontrak berakhir dapat diadakan perjanjian baru. II.1.6 Aturan Dasar Hunian Vertikal Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.60/PRT/1992: - Ruang, semua ruang kecuali gudang harus terang secara alami. - Struktur bangunan, komponen serta bahan bangunan demi keselamatan railing tangga terdiri dari unsur vertikal berjarak 10 cm. - Kelengkapan hunian vertikal, k.pembantu, dapur, tempat mandi dan cuci, terdapat sebuah balkon pelayanan ( sevice balcon), daerah pelayanan ini dapat dicapai secara terpisah, namun masih terkontrol dari pintu masuk utama ke unit apartemen. - Satu hunian vertikal ditentukan ukuran minimum untuk setiap ruang. - Bagian dari benda bersama, ruang bersama seperti lift, dan tangga serta koridor mempunyai kemungkinan melihat keluar. 18 - Kepadatan dan tata letak bangunan, jarak antar bangunan ditentukan oleh udara yang harus bisa lewat dan pencahayaan alami yang harus dapat diterima, II.1.7 Kriteria Dasar Apartemen Dalam perencanaan apartemen terkadang pihak pengembang /developer kurang memperhatikan kualitas dan beberapa standar tertentu yang bisa mencapai angka aman dan nyaman untuk sebuah hunian vertikal yang melibatkan banyak individu(penghuninya). Ada beberapa kriteria dasar yang perlu diperhatikan untuk bangunan apartemen dimana saja secara umum, yaitu: Privasi Apartemen merupakan unit hunian yang walaupun dihuni oleh banyak individu, tetapi sebagai sosial tetap ada. Gangguan privasi dapat berupa getaran, bising, polusi dan pandangan visual yang langsung. Kenyamanan Kenyamanan merupakan suatu kondisi dimana terjadi suatu sistem yang baik yang terdapat dalam apartemen, misalnya pengkondisian udara, tata suara, tata ruang dan lain-lainnya, sehingga penghuni merasa nyaman tinggal didalamnya.Biasanya orang berani membayar tinggi untuk suatu kenyamanan. Kesehatan Faktor kesehatan ini dipengaruhi oleh kenyamanan yang sudah tercapai, dapat juga dipengaruhi oleh sistem utilitas pada bangunan.Selain itu juga sistem pencahayaan dan penghawaan alami dan vegetasi pada lingkungan apartemen sangat berpengaruh bagi kesehatan penghuninya. Keamanan Keamanan dapat ditinjau dari sisi bangunan misalnya kuat menahan gempa, angin, hujan, petir dan bahaya kebakaran.Untuk lingkungan, luar bangunan memiliki tingkat keamanan yang tinggi misalnya dengan penjagaan dari gangguan luar. 19 Sistem Sirkulasi Vertikal Elevated Apartement Pencapaian melalui sarana elevator ( lift ) yang umumnya untuk ketinggian lebih dari 4 lantai. Walk – up Apartement Sistem sirkulasi melalui sarana tangga dan umumnya berlaku pada bangunan tidak lebih dari 4 lantai. Standar Dimensi MenurutDepartment of the Environment Heritage,Sustainable Urban Housing : Design Standards for Apartments Appendix Recommended Minimum Floor Areas and Standards Minimumapartemenluas lantaisecara keseluruhan One bedroom 45 sq m (38 sq m)* Two bedroom / 3 persons 63 sq m (55 sq m)* Two bedroom / 4 persons 73 sq m (not given)* Three bedrooms / 5 persons 86 sq m (70 sq m)* Minimumtotal lantaidaerahuntuktamu / ruang makan/dapurkamar,dan minimumlebaruntuktamu / ruang makanruang utama Apartment type Width of living/dining room Aggregate floor area of living / dining / kitchen area* One bedroom 3.3 m 23 sq m Two bed / 3 persons 3.6 m 28 sq m Two bed / 4 persons 3.6 m 30 sq m Three bedrooms 3.8 m 34 sq m * Catatan:Sebuahdapur (terpisah) tertutupharus memilikiluas lantaiminimal 6,5 meterpersegi. Dalam kebanyakan kasus,dapurharus memilikijendelaeksternal. Minimum area lantai kamar tidur/lebar Minimum width Minimum floor area Type Single bedroom 2.1 m 7.1 sq m Double bedroom 2.8 m 11.4 sq m Twin bedroom 2.8 m 13 sq m * Catatan: Minimum luas lantaimengecualikanbuilt-in furniture. 20 Minimum Total luas lantai kamar tidur 11.4 sq m One bedroom Two bedroom / 3 persons 11.4 + 7.1 sq m = 18.5 sq m Two bedroom / 4 persons 11.4 + 13 sq m = 24.4 sq m Three bedrooms / 5 persons 11.4 + 13 + 7.1 sq m = 31.5 sq m One bedroom Ruang penyimpananpersyaratan minimum 3 sq m Two bedrooms / 3 persons 5 sq m Two bedrooms / 4 persons 7 sq m Three or more bedrooms 9 sq m One bedroom Minimumlantaidaerahuntuk balkonapartemenutama 5 sq m Two bedroom 7 sq m Three bedroom 9 sq m Tabel 2-1 : Design Standards for Apartments II.1.8 Desain Referensi dan Pedoman mendesain apartemen sewa ini juga melalui kajian buku pedoman standar “Apartement Guidelines” dan “ Sustainability in Apartement design and Design Methodology. Panduan iniberdasarkan perbuatan dansetiap bagian berisitujuandan standar.Standardianggapmemenuhirelevantujuan,sepertiyang umumnyaada buktilebih lanjut darikinerjadiperlukanjika merekabertemu.Namun,solusi lain,yang akan menghasilkansama atauhasil yang lebih baik, dapat dipertimbangkan oleh, asalkan tujuanyangmemuaskantercapai. Berikut merupakan poin-poin yang akan digunakan sebagai pedoman proyek ini: Berbagaijenisapartemendapat mencakupberbagaihal berikut: • Unitukuran, termasukapartemen studio, 1,2,3kamar tidur, dan termasukruang tamutambahanseperti studi, dan •Desain dan tata letakinternal, termasukaspekkoridor. 21 Semua apartemen memiliki luas lantai lebih besardari standar minimum sebagai berikut: @ Studio apartemen 40sqm @ 1 kamar tidur apartemen 50sqm @ 2 kamar tidur apartemen 70sqm @ 3 + kamar tidur apartemen 95sqm Gambar 2-1 : Design Standards for Apartments Sumber: Apartement guidelines ACT planning 2005 Ilustrasi diatasContoh darisebuah apartemen apartemen berbagi lobi apartemen yang sama dan keduanya1bedroom. Zoning Ruang berperan penting dalam efesiensi ruang. Selain itu perlu diperhatikan pula beberapa poin untuk merancang sebuah desain yang berkelanjutan, yaitu sebagai berikut: Lokasi/Tapak tidak membahayakan lingkungan Fleksibilitas untuk beradaptasi dengan kebutuhan yang berubah pula Rancangan yang sehat untuk hidup Sadar terhadap iklim dan faktor lingkungan Visual dan fisik bangunanberdampak harmonis terhadap lingkungan Ventilasi dan pengelolaan limbah yang baik Efisiensi energi Bentuk, View dan Orientasi Massa Bangunan Perencanaan dandesain bangunanterhadap perkembanganapartemensecara signifikan dapatmeningkatkan kualitasjalan umum, bangunan tetangga, dan lingkungan perkotaan.Maka dari itu “Bentuk, View dan Orientasi Massa Bangunan“ perlu di desain dengan baik , berikut beberapa contoh kajian 22 Gambar 2-2: Waterside Apartments,Canberra Bangunan dengan bagian depan aktifuntukjalanbermanfaat dalammempromosikanjalan, meningkatan aktivitas,karakter. Di perkotaan area komersial, bangunan yang mengakomodasi berbagai fasilitas kegunaan komersialdi lantai dasar sangatdiinginkan untuk menjamin kelangsungan ekonomi dan social lingkungandi masa depan. Gambar 2-3: Kogarah Square, Sydney Bangunan dengan bagian depan Bagianpojok/sudutsecara aktifuntukjalanbermanfaat visualmenonjol dandesain dalammempromosikanjalan, bangunanyang berbeda bagivisual meningkatan aktivitas,karakter. Di menjadi estetik yang menarikdari perkotaan area komersial, bangunan sebuah bangunanbila dilihat yang mengakomodasi berbagai darijalan.Artikulasielemenmenghada fasilitas kegunaan komersialdi pijalan,sepertibalkon,juga dapat lantai dasar sangatdiinginkan memberi view yang menarik untuk menjamin kelangsungan ekonomi terhadap kegiatan diluar bangunan. dan social lingkungandi masa depan. Gambar 2-4: Space Apartments, Canberra Bangunan dengan bagian depan Pintu masuk gedungdapat aktifuntukjalanbermanfaat membuatpositifkontribusike dalammempromosikanjalan, jalanmelaluimengartikulasikanfaçad meningkatan aktivitas,karakter. Di ebangunan danmempromosikanalanperkotaan area komersial, bangunan jalandengan memfasilitasiaktivitas yang mengakomodasi berbagai pejalan kaki. Akses langsung fasilitas kegunaan komersialdi danareasirkulasiyang teduh lantai dasar sangatdiinginkan untuk meningkatkankemudahandan menjamin kelangsungan ekonomi kenyamananhunian. dan social lingkungandi masa depan. Sumber: Apartement guidelines ACT planning 2005 23 Sirkulasi dalam Apartemen Daerahsirkulasiumumharus mencapaiminimum sebagai berikutdimensi: i. Sebuah lobby dengan dimensi2 mke mengarah keluarliftatautangga utama(tidakberlaku untuktanggakebakaran yangadalahdi sampinglift atauaksestanggautama); ii. Koridordengan panjang ≤4m, ukuran lobby =1,5 mlebar; Gambar 2-5:dimensiminimumdariareasirkulasiumumhingga4m iii. Koridordengan panjang ≤8m, ukuran lobby =2 mlebar Gambar 2-6:Minimaldimensiareasirkulasiumum dari4msampai dengan8m. iv. Koridordengan panjang ≤8m, ukuran lobby =2 mlebar Gambar 2-7:Minimaldimensiareasirkulasiumum panjang lebih dari 8m. Sumber: Apartement guidelines ACT planning 2005. 24 Indoor Quality/ Kualitas Ruang Dalam: Ventilasidan polusiudara internal (Kenyaman Termal) Ventilasi alamidicapaidengan ventilasisilangapartemen Udara segaruntukkamar tidur dengan bukaan jendela (switched) Penghijauan disetiap Balkon Gambar 2-8 : Natural ventilation dilihat dari denah. Hal ini dianggappraktik yang baikselamasedikit 60% dari ruangan apartemen dipengembanganuntukventilasi alami. Daylight Standar untuk memastikanbentukbangunandan tata letakapartemendirancang untukmemaksimalkanventilasi alami dansiang hari : Gambar 2-9 : Standar ketinggian plafon. Sumber: Apartement guidelines ACT planning 2005. 25 Ketinggian langit-langit tinggiyang paling efektif dalam meningkatkan kemudahan bila digunakan bersama dengan jendela desain yang mencakup aspek ketinggian jendela, Pengaruh lokasi balkon dan desain pada pencahayaan untuk apartemen juga harus dipertimbangkan kedalaman maksimum, berikut umumnya dianggap jarak yang efektif ventilasi dan dukungan tata letakap artemen internal yang tepat,bila digunakan dalamhubungannyadengan ketinggian plafonyang sesuai yaitu: •apartemen aspek ganda dengan total kedalaman maksimal 24m, •apartemen aspek tunggal dengan kedalaman maksimum 10m dari jendela, Gambar 2-10 : Menunjukkan pencapaian cahayadipengaruhi ketinggian dan luas ruang. Sumber: Apartement guidelines ACT planning 2005. Bangunan harus diletakkan dan dirancang untuk memberikan siang hari cukup untuk layak hunikamar. Rencanakan kedalaman bangunan dan ruangyang dapat mendukung pencahayaan alami yang baik dan ventilasi, bila disesuaikan dengan ketinggian langit-langit. Pengendalian Silau Balkonsebagai Shadingdan Double Fasade Energy Efficient Operational Design: Pencahayaan Memanfaatkan Cahaya Matahari/ alami menjadienergi secara efektif. 26 Transportasi Mengurangi parkiran mobildariakomodasi yang disediakanmelatipenghuni penggunaantransportasi publik/missal. Penyediaan Pakiran Sepeda dan Pedestrian yang nyaman. Material Konstruksi Produk Alam, dengantoksisitas rendah Re-use, daur ulang dan/ atauterbarukan Tahan lamapemeliharaan,rendah emisi Ramah Lingkungan Fitur Operasional II.2 Hemat Energi dan minim maintance Pengelolahan Air Penghijauan memaksimalkan peresapan air Tinjauan Khusus II.2.1 Topik Desain Berkelanjutan (Sustainable Design) Komisi DuniaLingkungan dan Pembangunan “The World Commission on Environment and Development” telahmengajukandefinisi"Keberlanjutan (Sustainability)" sebagai : meeting the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs. memenuhi kebutuhansaat ini tanpamengorbankankemampuan generasi mendatanguntuk memenuhikebutuhan mereka sendiri (London , Oxford University Press, 1987). Definisi dari sustainable design atau disebut juga desain berkelanjutan (juga mengarah pada green design, eco-design, atau desigm for environment) adalah seni mendesain objek fisik dan lingkungan sekitarnya untuk keseimbangan prinsip berkelanjutan.dengan aspek ekonomi, social, dan 27 ekologi. Lingkup desain dapat berupa objek kecil untuk keperluan sehari-hari hingga desain bangunan, kota, dan permukaan fisik bumi. ". . . requires meeting the basic needs of all people and extending opportunities for economic and social advancement. Finally, the term also implies the capacity of development projects to endure organizationally and financially. A development initiative is considered sustainable if, in addition to protecting the environment and creating opportunity, it is able to carry out activities and generate its own financial resources after donor contributions have run out."(Bread for the World, Background Paper No. 129, Washington, DC, March 1993) Dasar pembangunan berkelanjutan bermuara pada keseimbangan antara nilai sosial, lingkungan, dan ekonomi.Pendekatan ini secara universal telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam pemikiran pembangunan desain berkelanjutan arsitektur secara utuh.Ini menyangkut kebutuhan rancangan yang secara kreatif dapat menciptakan keharmonisan bangunan dengan lingkungan sekitarnya. Dalam penerapannya kemudian, keberlanjutan rancangan arsitektur akan menyangkut nilai-nilai ekologis/lingkungan, sosial, ekonomi. Pada tahun 1987,Pembangunan Berkelanjutan didefinisikan olehKomisiBrundtlandsebagai "pembangunan yang memenuhi kebutuhan sekarangtanpa mengorbankankemampuan generasimendatang untuk memenuhikebutuhan mereka sendiri." Baru-baru ini, PBB menekankan “ bahwa"Pembangunan Berkelanjutan menjadigerakansebagian besarberfokus kerangka kerjayang diakui telah berkembangdari padamasalah lingkungandengan secara luasdigunakan oleh individu,perusahaanpemerintahdan masyarakat.Kerangka kerja inimencoba untukmenyeimbangkanisu-isu ekonomi, sosial, lingkungan dan antargenerasidalam pengambilankeputusan yang mencakup berbagaikonsep denganaspeksosial,ekonomi inimenyorotisejumlah dan konsepterkait lingkungan.Tabel pembangunan berikut berkelanjutan dan spesifiksub-topik yang terkait dengan energi, sumber daya, manufaktur dan produk. 28 Gambar 2-11 : Skematik hubungan Sustainable Development hingga dengan Penerapan Sustainable Design di Bidang Arsitektur dalam Project Apartemen sewa ini. Sustainable Development Specific Concept Sustainable in Sustainable Development Energy Resource & Waste Product & Techology Resource & Waste Other Sustainable Design Economy of Recources Energy Conservation Living Circle Design Water Conservation Human Design Material Conservation Reduction : - Indigenous Landscaping - Low-Flow Shower Heads - Vacuum Assist Toilets or Smaller Toilets Tanks Reuse: - Rainwater Collection - Graywater Collection Sumber :Sustainable Architecture Module: Introduction to Sustainable Design (1998). 29 Prinsip dan Metode untukMencapaiDesainBerkelanjutan akhir dan tantangan desain yang berkelanjutan Tujuan adalah untuk menemukan“win-win solution” (solusi yang sama-sama menguntungkan) melalui tiga prinsipdesain yang berkelanjutan: ekonomi sumber daya;desain siklus hidup lingkungan; dan desain sosial/manusiawi yang memberikan kesadaran yang luas dari isu-isu lingkungan yang terkait dengan arsitektur. Strategi dalam masing-masing prinsipfokus pada topik yang lebih spesifik. Strategi-strategi ini dimaksudkan untuk mendorong pemahaman tentang bagaimana sebuah bangunan berinteraksi dengan internal, lokal, dan global lingkungan. Dibawah ini akan merupakan metode untuk menerapkan desain yang berkelanjutan untuk arsitektur berdasarkan Jurnal “Sustainable Architecture Module” yang ditulis oleh Jong-Jin Kim, Assistant Professor of Architecture, dan Brenda Rigdon, Project Inten College of Architecture and Urban Planning The University of Michigan (Desember,1998). Ada 3 Prinsip sustainable pada arsitektur: Desain Hemat Energi yang mengacu pada reduce, reuse, recycling sumber daya alam yang ada dalam bangunan Desain Siklus/Daur hidup metode analisa proses bangunan tersebut dan akibatnya kepada lingkungan. Desain Humanism emenekankan interaksi manusia dgn lingkungan alam Gambar 2.12:Prinsip sustainable Sumber :Sustainable Architecture Module: Introduction to Sustainable Design (1998). 30 Prinsip 1:Desain Hemat Energi Ada 3 strategi yaitu: Konservasi Energi Konservasi Air Konservasi Material Prinsip 2:Desain Siklus/Daur hidup Gambar 2.13:Diagram siklus hidup bangunan biasanya. Gambar2.14:Diagram siklus hidup bangunan sustainable. Sumber :Sustainable Architecture Module: Introduction to Sustainable Design (1998). Prinsip 3: Desain Humanisme Pemeliharaan kondisi alam Rancangan harus meminimalkan pengaruh kepada lingkungan seperti keadaan topograpi, tumbuhan, alam liar, dll. Urban design dan perencanaan site Perhatikan keadaan lingkungan, kota, geografis dan digunakan untuk mengurangi pemakaian energy dan air Kenyamanan Thermal Desain harus memperhatikan kenyamanan thermal untuk meningkatkan produktivitas manusia dan mengurangi stres. Selain itu dapat menjaga kesehatan manusia 31 Metode untuk mencapai Sustainable Design 1) Penghematan sumber daya Gambar 2.15:Economy of Resources 2) Desain daur hidup Gambar2.16:Life Cycle Design 3)Desain yang ramah Gambar2.17:Life Cycle Design Sumber :Sustainable Architecture Module: Introduction to Sustainable Design (1998). 32 II.2.2 Tema Arsitektur hijau (Green Architecture) Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan pada bangunan yang dapat meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan.Arsitektur hijau meliputi lebih dari hanya sekedar bangunan tempat bernaung manusia dengan segala fungsinya. Munculnya konsep Arsitektur Hijau yang saat ini terus bergaung di seluruh dunia dipicu oleh adanya kerusakan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan. Pada intinya Arsitektur hijau diibaratkan keselarasan hidup manusia dan alam yang terangkum terangkum dalam konsep arsitektur hijau. Konsep Arsitektur hijau, konsep yang kini tengah digalakkan dalam kehidupan manusia modern. Pada perencanaannya, harus meliputi lingkungan utama yang berkelanjutan. Dalam perhitungan kasar, jika luas rumah adalah 250 meter persegi, dengan pemakaian lahan untuk bangunan adalah 200 meter persegi, maka sisa 100 meter lahan hijau harus digenapkan dengan memberdayakan potensi sekitar. Dalam aplikasinya meliputi pemberdayaan atap menjadi konsep roof garden.Selain itu, tujuan pokok arsitektur hijau adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan. Aplikasi nyata arsitektur hijau adalah dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air, dan bahan-bahan, mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan melalui tata letak, konstruksi, operasi, dan pemeliharaanbangunan, penggunaan material reuse, recycle, renewable. Secara matematis perhitungan disebutkan, konsumsi 300 liter air harus dapat dikembalikan sepenuhnya ke tanah. Misalkan air sisa cuci sayur dapat digunakan untuk mencuci mobil atau membuat sumur resapan dan biopori. Dalam hal estetika, arsitektur hijau terletak pada filosofi merancang bangunan yang harmonis dengan sifat-sifat dan sumber alam yang ada di sekelilingnya. Penggunaan bahan bangunan yang dikembangkan dari bahan alam dan bahan bangunan yang dapat diperbaharui. 33 II.2.2Prinsip – prinsip pada green architecture Prinsip-prinsip green architecture : a. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ). b. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada. c. Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang /penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam. d. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ). e. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya. f. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita. II.2.3 Green Building Council Indonesia IAI membentuk organisasi nirlaba Green Building Council Indonesia, merupakan salah satu kepedulian akan masalah green building di Indonesia. Organisasi serupa ini sudah ada di 10 negara dan 16 negara lainya sudah 34 dalam proses persiapan. Organisasi ini GBC Indonesia adalah organisasi non profit yang berkomitment penuh untuk menerapkan dan mengembangkan penggunaan green building di Indonesia. Organisasi ini didukung oleh kalangan profesional bidang konstruksi, pemerintah, lembaga non pemerintah, institusi dan pemerhati lingkungan yang akan berkolaborasi membangun Indonesia ke arah yang lebih tanggap lingkungan, sustainable dan melestarikan lingkungan untuk kepentingan masa depan. Visi GBC Indonesia adalah mengembangkan penerapan bangunan yang berwawasan lingkungan(sustainable building) di Indonesia dengan mengacu pada praktek green building dan mempertimbangkan aspek nilai ekonomis.Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan alam sekitar dengan merubah cara kerja dengan memakai pemahaman green building baik dalam merencanakan, membangun, maupun memelihara. Tujuan GBC adalah mempromosikan “green building“ di sektor property di Indonesia baik dalam mendesain, pelaksanaan, operasional maupun masa pemeliharaan dengan membuat guidelines, melakukan sertivikasi gedung melalui LEED Indonesia dengan menerapkan rating sistem. Memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan seputar green building melalui seminar, training maupun pelatihan.Membantu industri melakukan standar yang ramah lingkungan. Kesadaran sebagian masyarakat dunia terhadap keselamatan bumi dan kesempatan bagi generasi mendatang untuk tetap mendapat kualitas hidup yang sama baik seperti saat ini merupakan salah satu tujuan utama didirikannya Green Building Council.Dalam beberapa tahun terakhir ini isu tentang Green Architecture / arsitektur hijau menjadi pembicaraan di seminar-seminar baik ditingkat internasional, nasional maupun regional mengingat lingkungan di bumi mulai tidak bersahabat dengan adanyapemanasan global, lalu konsumsi energi yang meningkat tajam berkebalikan dengan produksi energi yang tak terbaharukan menurun drastis. Konsep Green Architecture akan terus berkembang sejalan dengan kelangsungan hidup manusia. Karena konsep Green Architecture masih terus berkembang, maka masih banyak pola pemikiran yang terpengaruh atau 35 mempengaruhi desain untuk kedepannya. Teori-teori Green Architecture pun mungkin sedikit berbeda antara beberapa pakar dalam memandang konsep Green Architecture dalam seminar-seminar dengan pokok bahasan Green Architecture. Sistim Rating dipersiapkan dan disusun oleh Green Building Council yang ada di negara-negara yang sudah mengikuti gerakan bangunan hijau. Setiap negara tersebut mempunyai Sistem rating masing-masing, sebagai contoh Amerika Serikat - LEED, Singapura - Green Mark, Australia - Green Star dsb. Berikut Standar Penilaian Bangunan Hijau Di Indonesia : Standar Pengukuran Green Building BREEAM (Building Research Establishment’s Environmental Assessment Method) LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) NABERS (the National Australian Built Environment Rating System) GREEN STAR (Standar Bangunan Hijau Australia) GREEN MARK (Standar Bangunan Hijau Singapore) IGEM (Indonesia Green Environmental Measurement) GREENSHIP (Standar Bangunan Hijau Indonesia) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Tentang Bangunan Ramah Lingkungan Sistim rating adalah suatu alat berisi butir-butir dari aspek penilaian yang disebut rating dan setiap butir rating mempunyai nilai (credit point/poin nilai) Apabila suatu bangunan berhasil melaksanakan butir rating, maka bangunan itu akan mendapatkan poin nilai dari butir tersebut.Bila jumlah semua point nilai yang berhasil dikumpulkan mencapai suatu jumlah yang ditentukan, maka bangunan tersebut dapat disertifikasi untuk tingkat sertifikasi tententu. Namun sebelum mencapai tahap penilaian rating terlebih dahulu dilakukan pengkajian bangunan untuk pemenuhan persyaratan awal penilaian . 36 Tabel 2-2 :Parameter “Rating Tool” Arsitektur Hijau (Green Architecture, Tri Harso Karyono ,2010) Tabel 2-3:Parameter efisiensi air dalam desian. Sumber: Sustainable design and energy reduction manual, Department of veterans affairs, June 2007 37 II.2.4 Air Airadalah elemen penting dalam kehidupan manusia. Banyaknya air tersebut tidak bisa ditambah maupun dikurangi. Meskipun demikian, air bersih makin lama makin sulit didapatkan oleh karena sebagian besar air, yaitu 97,4% merupakan air asin dan hanya 2,6% air tawar. Gambar 2-18: Peredaran air Sumber: Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Heinz Frick Dari total keseluruhan yang hanya 2,6% tersebut, manusia harus bisa memenuhi kebutuhannya akan air yang sangat banyak. Maka itu, kebutuhan air menjadi masalah di kehidupan manusia. Penggunaan air tidak hanya menjadi persoalan dalam rumah tangga, melainkan juga dalam penyediaan bahan bangunan, seperti tersusun dalam tabel berikut: Tabel 2.4:Penggunaan Air 38 Sumber: Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Heinz Frick Table 2.5:Kebutuhan air pada hunian Apartemen Use Gallons per Capita Percentage of Total Daily Use Showers 11.6 16.8% Clothes Washers 15.0 21.7% Dishwashers 1.0 1.4% Toilets 18.5 26.7% Baths 1.2 1.7% Leaks 9.5 13.7% Faucets 10.9 15.7% Other Domestic Uses 1.6 2.2% Sumber :Handbook of Water Use and Conservation, Amy Vickers 2001 II.2.5Curah Hujan Daftar curah hujan di daerah Grogol Pertamburan, digunakan data catatan curah hujan dari pos pengamatan di Stasiun Klimatologi Pondok Betung yang merupakan pos pengamatan terdekat dari Grogol Pertamburan. berikut ini adalah data curah hujan berdasar BMKG dari tahun 2004-2008 yang sudah di buat rata-rata per bulan dan per tahunnya. Tabel 2-6: Data curah hujan Pos Pondok Betung TABEL DATA CURAH HUJAN PONDOK BETUNG RATA-RATA TOTAL TAHUN Rata2/Bulan BULAN mm 2004 2005 2006 2007 2008 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Rata2/Tahun 385,50 316,70 333,80 182,80 290,30 26,60 228,60 23,00 26,80 26,50 220,80 207,20 189,05 329,40 211,00 269,50 103,00 204,30 278,10 225,30 157,30 143,30 241,30 206,70 131,40 208,38 396,80 287,70 157,90 256,50 132,30 88,20 48,00 6,20 0,20 5,00 98,90 336,00 151,14 140,50 831,40 83,40 265,80 180,20 70,40 0,50 65,40 128,80 181,50 250,80 484,80 223,63 239,90 592,40 174,20 206,60 113,20 99,90 9,10 53,10 68,50 41,00 370,30 99,70 172,33 298,42 447,84 203,76 202,94 184,06 112,64 102,30 61,00 73,52 99,06 229,50 251,82 188,91 inches 11,75 17,63 8,02 7,99 7,25 4,43 4,03 2,40 2,89 3,90 9,04 9,91 7,44 39 Sumber: BMKG II.2.6Rainwater Harvesting Keuntungan memanen air hujan: Mengurangi penggunaan air dan mengurangi dampak banjir di lingkungan karena air di dalam site di tahan dan digunakan sehingga tidak dibuang ke riol kota Air hujan bersih, tidak mengandung garam pemanenan airhujan dapat mengurangi akumulasi garam dalam tanah yang dapat membahayakan pertumbuhan akar tumbuhan. Komponen sistem penangkap air hujan: Supply air hujan Kebutuhan (kebutuhan air landscape) Sistem penyaluran air Pada area penangkap air hujan perlu diperhatikan koefisien runoff atau aliran airnya yang tergantung dari pemakaian bahan.Semakin tinggi koefisien runoff nya semakin air dapat mengalir sehingga dapat mengambil air hujan secara maksimal pada permukaan penangkap air tersebut. Tabel 2-7: Contoh Runoff coefficients 40 Menghitung suplai airhujan Berikut ini merupakan contoh metode penelitian untuk mensuplai air hujanyang harus dilakukan adalah menghitung supply bulanan (dari penangkapan air hujan) dan kebutuhan bulanan (kebutuhan air tanaman) untuk satu tahun.Menghitung suplai dilakukan untuk mendapatkan jumlah air (dengan satuan galon) yang bisa didapat dari area tangkapan.Area tangkapan menggunakan satuan squarefeet atau feet2 misalnya 50 feet x 20 feet menjadi 1000F2. Tabel 2-8: Contoh Annual Supply Tabel 2-9: Contoh Curah hujan bulanan rata-rata Rumus: 41 Supply (in Gallons ) = Rainfall (inches) x 0.623x Catchment Area ( FT2 ) x Runoff Coefficient Tabel 2-10: Sample suply worksheet Menghitung Kebutuhan Ada 2 metode yang dapat digunakan: 1) Metode 1 digunakan untuk landskap yang baru mau dibangun, 2) Metode 2 digunakan untuk landskap yang sudah dibangun. Metode 1: Persamaan untuk menghitung kebutuhan untuk lansekap baru atau yang sudah dibangun berdasarkan informasi evapotranspirasi bulanan (ETo). ETo adalah perkiraan air hilang ketika tanaman "berkeringat" melalui daun ditambah air menguap daripermukaan tanah. Eto menyediakan titik referensi yang berguna ketika menentukan kebutuhan irigasi tanaman. Tabel 2-11:Standard monthly ET0 42 Tabel 2-12: Plant water use Demand = (ETo x Plant Factor ) x Area x 0.623 Tabel 2-13: Sample monthly demand worksheet Metode 2: digunakan untuk menentukan kebutuhanlandscape yang sudah dibangun tersebut didasarkan pada penggunaan air yang sebenarnya. Gunakan tagihanairbulanan untuk memperkirakan kebutuhan lansekap air. Tabel 2-14:Sample month demand 43 Menghitung penyimpanan dan sisa pemakaian air yang ditampung Menghitung air sisa pemakaian yang ditampung di tangki yang akan digunakan pada saat musim kemarau dan tidak ada hujan. Tabel 2-15: Sample storage and use worksheet 44 Sumber: Harvesting Rainwater for Landscape Use, Patricia H. Waterfall Second Edition, October 2004Revised. 45 46 47 48 Kesimpulan dari studi kasus 3 apartemen sebelumnya, bahwa Kelebihan: Apartemen –apartemen Sewa tersebut berada dalam kawasan strategis bisnis dan perkantoran dan sangat berpotensi, Kekurangan:Hanya saja untuk mencapai tempat tersebut memakai kendaraan pribadi, dan penawaran fasilitas adalah fasilitas mewah dan full AC sehingga tidak ada balkon dan ventilasi sehingga dinilai boros energi. Penelitian terdahulu: Studi Literatur ini berkaitan dengan bangunan yang memakai topik Sustainable Design. Rain Collector Skyscraper Mahasiswa arsitektur Polandia, Ryszard rychlicki dan Agnieszka Nowak dari H3AR mendapat perhatian khusus untuk usulan mereka dalam kompetisi 2010 pencakar langit. Gambar 2-19:Bagian atas “rain collector skyscraper” 49 'Gedung pencakar langit penangkap hujan' adalah sebuah bangunan yang atap dan selubung bangunannya terdiri dari sistem talang, yang ditujukan untuk menangkap curah hujan sebanyak mungkin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pemakainya.Konsumsi harian rata-rata air per orang adalah 150 liter, yang 85 liter dapat digantikan oleh air hujan. Dalam puluh tahun terakhir konsumsi air telah meningkat secara signifikan.Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan tersebut seperti meningkatnya jumlah mesin cuci dan mesin cuci piring,perangkat mandi dan WC pembilasan.Sepertiga dari air yang digunakan di rumah tangga di negaranegara barat yang digunakan di toilet. Mengingat data ini, mereka memutuskan untuk merancang sebuah menarayang akan memungkinkan untuk menangkap dan mengolah air hujan sebanyak mungkin untuk menyediakan air bagi penduduknya. Sistem seperti ini membantu mereka untuk mengatasi defisit air. Awalnya, dalam merancang menara, mereka fokus pada pembentukan dan pemodelan permukaan atap untuk menangkap sebanyak mugkin curah hujan. Di bawah permukaan atap, ada penyimpan air dalam bentuk corong yang besar. Setelah diproses selanjutnya dikirim ke hunian.Jaringan talang air di permukaan luar bangunan dirancang untuk menangkap curah hujan yang mengalir dari gedung.Curah hujan yang mengalir tersebut dikirimkan ke lantai dan surplus disimpan dalam reservoir di bawah gedung. Air ditangkap dan diproses oleh gedung dapat digunakan untuk pembilasan toilet, mesin cuci, menyiram tanaman, membersihkan lantai dan lainnya. Curah hujan di beberapa kota besar di negara maju dianalisis dan diperoleh rumus yang menunjukkan berapa persen dari konsumsi air harian murni dapat digantikan dengan curah hujan berkat teknologiditerapkandalambangunanini. 50 Gambar 2-20:Detail balkon untuk area penangkap hujan. Gambar 2-21:Sitematika hujan berkontribusi ke seluruh bangunan 51 Gambar 2-22: Saluran pengumpul air hujan Gambar 2-23: Air hujan yang ditangkap 52 Tabel 2-16Tabel konsumsi air Gambar 2-24: Air digunakan kembali dan diedarkan di sekitar gedung Sumber: http://www.designboom.com/weblog/cat/9/view/9436/rain-collector-skyscraper.html The EDITT Tower 53 Gambar 2-25: Bangunan EDITT Tower, Singapura. Sumber: CTBU (Council on Tall Buildings an Urban Habitat) Techical Paper 2008 EDTT Tower rancangan proyek Ken Yeang ini berada di Singapura dan merupakan highrise building yang berfungsi sebagai tempat acara Expo dan dilengkapi dengan retail areas danexhibition space. Tetapi kedepannya bangunan ini akan bertranformasi fungsi menjadi kantor atau apartemen. Proyek ini dinilai sebagai ecological design karena menerapkan sistem rainwater haversting pada bangunan tersebut. Gambar 2-26: Konsep Rainwater Haversting pada EDITT Tower. Sumber: CTBU (Council on Tall Buildings an Urban Habitat) Techical Paper 2008 Konsep yang diterapkan adalah sistem planting sebagai area catchment dan filtering air hujan. Bentuk bangunannya sendiri dinilai sederhana tetapi dengan perpaduan irama peletakan planting terkesan bentuk organik dan selain itu tujuan dari planting sebagai evapora-transpirasi air dan menimimalkan heat island. 54