123 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan penulis pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Adagium lex posteriori derogate legi priori (aturan hukum yang lebih baru mengesampingkan atau meniadakan aturan hukum yang lama) tidak berlaku terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah dan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia dikarenakan kedua undang-undang ini mengatur hal yang sangat berbeda sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Bab IV, sehingga PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mempunyai kebebasan dalam menetapkan jaminan yang digunakan dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) apakah menggunakan jaminan Hak Tanggungan atau jaminan Fidusia. Pada prakteknya, jaminan yang digunakan dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) yaitu jaminan Hak Tanggungan. 2. Hingga pada saat Penulis melakukan penelitian, belum ada wanprestasi dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sentra Kredit Konsumer Kanwil Yogyakarta telah menyiapkan langkah preventif untuk mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah secara kekeluargaan, 124 dengan cara menghubungi terlebih dahulu dan memberi somasi agar debitur Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) dapat menyelesaikan kewajibannya. Selain itu PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. juga memberikan fasilitas dalam penyelesaian kredit bermasalahnya dengan cara restructuring, baik itu dengan cara reconditioning dan reschedulling. Apabila debitur Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) juga masih belum bisa melaksanakan kewajibannya, maka PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. hanya dapat memberi saran untuk debitur Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) agar memperoleh harga tertinggi yang bisa menguntungkan semua pihak. Hingga pada saat Penulis melakukan penelitian, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. belum bisa melaksanakan Parate Executie atau pelaksanaan eksekusi melalui Pengadilan Negeri dikarenakan belum ada pendaftaran Sertifikat Hak Tanggungan. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penulisan hukum ini, Penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Kepada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sentra Kredit Konsumer Kanwil Yogyakarta: a. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sentra Kredit Konsumer Kanwil Yogyakarta sebaiknya lebih berhati-hati dalam menggunakan Cover Note dari notaris sebagai jaminan dalam 125 pencairan kredit, dikarenakan Cover Note tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan dan hanya muncul secara praktek saja sehingga tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat. b. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sentra Kredit Konsumer Kanwil Yogyakarta sebaiknya mengupayakan untuk menyelesaikan kredit bermasalah secara kekeluargaan dengan cara komunikasi yang intensif serta memonitor keadaan keuangan debitur Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). 2. Kepada Pemerintah: Pemerintah sebaiknya membuat Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lelang yang baru untuk menjalankan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, karena Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lelang yang dipakai saat ini, yaitu Peraturan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Nomor Per03/KN/2010 untuk melaksanaan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 93/PMK/06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang dimana Peraturan ini sudah tidak berlaku lagi sebagaimana diatur dalam Pasal 99 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. 3. Kepada Debitur Kredit Pemilikan Apartemen (KPA): Debitur Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) sebaiknya membaca Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas 126 Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah dan artikel-artikel hukum terkait Perjanjian Kredit sebelum melakukan pengikatan dalam Kredit Pemilikan Apartemen (KPA).