COMMENTARIES “Langkah yang diambil Indonesia merupakan salah satu aktualisasi dari kebijakan politik luar negeri bebas aktif dan mencoba memposisikan diri sebagai middle power” Indonesia sebagai Middle Power : Hubungan Indonesia – Korea Utara P ada 8 Mei 2012, Pemerintah Indonesia dan Republik Demokratik Rakyat Korea (RDRK) telah menjalin kerjasama dibidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam acara Agreed Minutes Pertemuan Komisi Informasi Bersama (JIC). Acara yang diselenggarakan di Yogyakarta ini dihadiri oleh Sekjen Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Basuki Iskandar, Ketua Delegasi RI, dan Ketua Delegasi RDRK Jong Yong Chol. Kerjasama ini akan diwujudkan melalui pertukaran materi (berita, video, foto serta program‐ program televisi), program pembangunan kapasitas melalui pertukaran kunjungan pejabat pemerintah yang menangani komunikasi dan informasi, hingga pertukaran kunjungan jurnalis di antara kedua negara. Pertemuan JIC di Yogyakarta bukan satu–satunya kerjasama bilateral Indonesia – Korea Utara. 5 hari pasca ditandatanganinya kerjasama TIK Indonesia – Korea Utara, Presiden RDRK Kim Yong Nam melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 13 Mei 2012. Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, kunjungan kenegaraan tangan kanan Kim Jong Un ini merupakan respon dari undangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pertemuan Kim Yong Nam dan SBY membahas langkah‐langkah untuk memperkuat kerja sama bilateral dan isu geopolitik. Langkah yang diambil Indonesia merupakan salah satu aktualisasi dari kebijakan politik luar negeri bebas aktif dan mencoba memposisikan diri sebagai middle power. Middle power sendiri merupakan label bagi negara yang bukan super power namun memiliki kapabilitas untuk menjadi sebuah kekuatan baru dunia. Hubungan Indonesia – Kora Utara merupakan kerjasama non‐mainstream, dimana Indonesia dengan tegas menjalin h u b u n g a n d e n g a n Ko r e a U t a r a meskipun negara besar seperti Amerika memberi label Korea Utara sebagai Axis of Evil karena melakukan banyak pelanggaran HAM berat. Hubungan bilateral dengan Korea Utara bisa dikatakan sebuah upaya Indonesia menjadi middle power dunia seperti Australia dan Kanada. Upaya sebagai middle power juga pernah dilakukan Indonesia beberapa bulan sebelumnya. Pada bulan Desember 2011, Indonesia mendirikan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) atau International Peace Security Center di Sentul, Bogor. Pembentukan PMPP ini didukung oleh negara super power Amerika dan middle power Australia. PMPP merupakan sarana Indonesia dalam lebih aktif dalam dunia internasional dan menempatkan diri sebagai middle power dunia karena berfungsi untuk menempatkan pasukan perdamaian Indonesia. Dengan mengikutsertakan diri dalam isu internasional, Indonesia sesungguhnya memiliki kesempatan untuk menaikkan posisi di dunia sebagai middle power. Galih Suka Adi Nugroho Researcher Program on Diplomay and Foreign Policy Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada May 2012 | Volume 6 | Issue 3 Institute of International Studies