BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar berbagai industri merupakan hal tidak dapat dihindari, terlebih saat ini dalam dunia bisnis modern,banyak perusahaan yang memiliki spesialisasi di bidang industri masing-masing demi mencapai tujuan yang telah direncanakan. Perusahaan terus menerus melakukan perbaikan dalam produktivitas kinerja perusahaannya agar tetap dapat bertahan dalam persaingan yang semakin sulit saat ini, terutama bagi perusahaan yang selalu ingin survive dan berkembang. Persaingan antara pengusaha semakin tinggi, memiliki keuntungan kompetitive (competitive advantage) merupakan sebuah tujuan yang harus dicapai dan dimiliki oleh sebuah perusahaan, dimana dengan memiliki keunggulan kompetitif, perusahaan memiliki sebuah keunggulan yang tidak dimiliki oleh pesaing. Di masa perekonomian yang sudah maju saat ini, pengembangan teknologi semakin canggih dan pemikiran manusia semakin luas, sehingga dapat menciptakan alat transportasi seperti kendaraan roda empat atau mobil dengan mesin bensin dan mesin diesel. Setiap orang selalu menggunakan mobil untuk melakukan perjalanan jauh tanpa harus berjalan kaki atau naik motor untuk mempercepatwaktuketikaakanmelakukanperjalananjauh. Kondisimobil yang digunakan secara terus menerus juga akan mengalami penurunan kondisi,seperti mesin yang turun kondisinya karena sering digunakan sehingga harus di service agar kondisinya dapat kembali seperti semula. Setiap orang dapat menggunakan jasa perawatan dan perbaikan untuk mobilnya agar kondisi mobil selalu bagus dan mesin tidak mudah turun atau rusak. Selain mesin, komponen lainnya seperti transmisi dan kelistrikan body untuk penerangan diperiksa dan diberikan perawatan agar kondisinya selalu terjaga.Kebanyakan orang memiliki mobil dengan mesin bensin,karena perawatan dan perbaikannya lebih mudah. Selain hal di atas, peranan manusia sebagai salah satu faktor produksi dari pengembangan teknologi yang semakin maju tersebut tidak bisa diabaikan begitu saja, karena sebuah kendaraan tidak dapat tercipta tanpa didukung oleh sumberdaya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup. 1 2 Di samping itu juga perusahaan sebaiknya melakukan perbaikan-perbaikan secara terus-menerus (continous improvement) yang melibatkan aspek manusia dan teknologi secara seimbang. Faktor penentu yang paling vital untuk menentukan perbaikan-perbaikan yang awet dan berkesinambungan adalah sikap dan tingkah laku manusia, sehingga proses perbaikan terus-menerus itu harus dimulai dengan proses perbaikan orang atau sumber daya manusianya, karena sebaik atau sehebat apapun suatu perencanaan operasional dalam mencapai tujuan tidak akan ada artinya jika tidak didukung oleh sumber daya manusia yang baik, yang memiliki motivasi serta komitmen yang besar untuk melaksanakannya. Dari alasan-alasan tersebut suatu perusahaan membutuhkan figur atau sosok pemimpin (leader) yang mampu memotivasi, memberiarahankepada orang-orang atau karyawan ke dalam kelompok kerja (team work) serta mengintegrasikan mereka ke dalam situasi atau iklim kerja yang solid dan harmonis guna mencapai tujuan bersama. Peran pemimpin dalam memimpin suatu organisasi dan karyawan akan sangat berpengaruh untuk keharmonisan antara atasan dan bawahan juga sangat penting dalam mendukung kinerja karyawannya. Setiap orang yang memimpin pastinya memiliki cara atau gaya yang berbeda untuk memimpin bawahan mereka. Dan gaya seorang memimpin akan sangat memengaruhihubungan kerja mereka serta bagaimana loyalitas seorang bawahan dengan pimpinannya. Kita sering mendengar orang-orang mengatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh pemimpin dan kepemimpinannya, seperti yang didefinisikan oleh Soekarso (2010:p10), kepemimpinan merupakan proses pengaruh sosial, yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan lain, kekuatan yang memengaruhi perilaku orang lain ke arah pencapaian tujuan tertentu. Kepemimpinan(leadership) merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap sangat menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu organisasi. Kepemimpinan(leadership)esensinya adalah pertanggung jawaban, masalah kepemimpinan masih sangat baik untuk diteliti karena tiada habisnya untuk dibahas di sepanjang peradaban umat manusia. Terlebih pada zaman saat ini, banyak manusia yang terkadang memiliki moral serta mental yang buruk dan semakin sulit mencari pemimpin yang baik (good leader). 3 Leader (pemimpin) yang baik sebenarnya pemimpin yang peduli terhadap orang lain serta bersifat melayani. Tetapi kenyataannya berbeda, sebagai contoh bila kita lihat sekarang para pemimpin kita, dari lapisan bawah sampai lapisan tertinggi, dari pusat hingga ke daerah-daerah. Banyak pemimpin yang hadir dengan tanpa mencerminkan sosok pemimpin yang seharusnya, malah terlihat adanya pemimpinpemimpin yang jauh dari harapan rakyat, tidak peduli dengan nasib rakyat bawah, dan hampir tidak pernah berpikir untuk melayani masyarakat. Karena kepemimpinan (leadership) mereka lebih dilandasi pada keinginan pribadi dan lebih mengutamakan kepentingan kelompok. Dari beberapa definisiLeadership (Kepemimpinan)tersebut dapat disimpulkan bahwa leadership (kepemimpinan) merupakan kemampuan memengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Kepemimpinan memiliki beberapa gaya, antara lain yaitu Transformational Leadership (Kepemimpinan Transformasional) dan Transactional Leadership (Kepemimpinan Transaksional). Mannheim dan Halamish (2008) mengemukakan bahwa diantara dua gaya tersebut, kepemimpinan (leadership) yang terstruktur dari Bass dan Avolio (1985), pemimpin (leader) yang optimal adalah orang yang menunjukkan sebagian besar gaya transformasional, sedangkan gaya transaksional lebih rendah.Gaya transformational leadership (kepemimpinan transformasional)adalah pemimpin yang menginspirasi para pengikutnya untuk menyampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan pemimpin (leader) yang memiliki pengaruh yang besar pada diri pengikutataubawahannya. (transactional leadership) adalah Sementara perilaku kepemimpinan pemimpin yang transaksional memfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan anggota yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klarifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan. Selain kepemimpinan (leadership), juga terdapat sebuah istilah empowerment.Empowerment adalah pemberian wewenang kepada karyawan untuk merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, tanpa harus mendapatkan otorisasi secara eksplisit dari 4 manajer atasannya. Jika dalam pendeglasian wewenang, kekuasaan diberikan oleh manajemen puncak kepada para manajer dibawahnya (bukan kepada karyawan), dalam pemberdayaan, kekuasaan diambil dari dalam diri setiap karyawan melalui proses employee empowerment (pemberdayaan karyawan). Pemberian wewenang oleh manajemen dilandasi oleh keberdayaan karyawan yang dihasilkan dari proses pemberdayaan yang dilaksanakan oleh manajemen terhadap karyawan serta kepercayaan yang diberikan manajemen terhadap karyawan(Suwatno;2013;p182). Employee Empowerment (Pemberdayaan karyawan) secara singkat menjadi sesuatu hal yang penting, karena di dalam menghadapi era persaingan, setiap organisasi membutuhkan karyawan yang cepat tanggap dan mandiri sehingga organisasi mempunyai keunggulan kompetitif melalui sumber daya manusianya. Pemberdayaan oleh perusahaan digunakan sebagai sarana ntuk memperkuat kapabilitas dan komitmen dari karyawan sehingga dapat meningkatkan efektivitas kerja. Tujuan dari empowerment (pemberdayaan) adalah untuk memunculkan potensi dan kreativitas yang ada dalam diri karyawan dan memaksimalkannya sehingga karyawan meningkatkan kinerjanya, yang pada akhirnya memberikan nilai manfaat bagi karyawan dan organisasi, pemberdayaan karyawan juga menambah karyawan agar ikhlas melaksanakan pekerjaan tersebut. Dalam sebuah perusahaan selain Leadership (kepemimpinan) dan Empowerment (pemberdayaan), Organizational Commitment (organisasi komitmen) menjadi hal yang penting bagi sebuah organisasi dalam menciptakan kelangsungan hidup organisasinya. Komitmen menunjukkan hasrat karyawan untuk tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan diri bagi perusahaan ( Amilin dan Rosita, 2008 :p15). Kemudian, Robbins danJudge (2008:p100) juga mengemukakan definisi bahwa organizational commitment (komitmen organisasi) adalah tingkat sampai mana seorang karyawan memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Sebuah organisasi membutuhkan karyawan yang memiliki komitmen terhadap pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan tersebut. Apabila karyawan diberikan wewenang untuk melakukan melakukan tugas dan tanggung jawabnya secara pribadi, maka karyawan akan memiliki kontribusi yang lebih kuat terhadap perusahaan karena merasa lebih dihargai. Dalam hal pemberian wewenang (empowerment) terhadap karyawan juga dibutuhkan pengaruh yang kuat dari 5 seorang pemimpin (leader), agar karyawan lebih semangat dalam melakukan tanggung jawab yang diberikan. Apabila pemimpin dapat memberdayakan karyawan menjadi lebih baik, maka karyawan akan memiliki komitmen yang lebih tinggi terhadap organisasi. Dan jika karyawan telah memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi, maka akan lebih mudah untuk mencapai tujuan dan perencanaan dari organisasi tersebut, serta akan mendatangkan keuntungan bagi organisasi. Apabila pemimpin tidak menghargai pemberdayaan yang diberikankepada karyawan, terkadang karyawan merasa pekerjaan yang dijalani terlalu monoton dan membosankan. PT. Cahaya Kencana Abadi adalah suatu perusahaan yang melayani jasa reparasi kendaraan dan penjualan alat-alat yang dibutuhkan oleh kendaraan mobil (sparepart) yang juga merangkap dalam penjualan mobil (showroom)KIA, mobil asal negeri ginseng Korea. Perusahaan otomotif ini juga telah membuka beberapa cabang dalam kota Jakarta. Berdasarkanhasilwawancaradenganseorangkaryawan tahunlamanya, Joko (43 tahun) seringberceritajikamerasakurangadanya merekaberkomentarbahwa kami tetapitetapsajaatasanselalumemarahi yang di “ yang telahbekerja Banyakrekandisini di sepakati. yang hargaiolehatasan, sudahmelakukantanggungjawab kami 6 kami setiapmobilterlambatpenyelesaiandari Atasanhanyamemberi kami motivasiuntukselalumementingkanpekerjaantetapitidakpernahuntukmerasakanbagai manaposisiketikamenjadibawahanseperti kami.Banyakrekan yang merasamalasbekerjakarenaalasantersebut, awalnyamerekasangatbersemangatbekerjatapi lama kelamaanmerekajadimalasdan resign (mengundurkandiri) “ Dari studi yang penelitilakukan, peneliti mendapatkan data perusahaan berupa turnover karyawan yang keluar selama empat tahun terakhir, sebagai berikut 6 Tabel 1.1Turnover karyawan yang keluar Tahun KaryawanMasuk KaryawanKeluar JumlahKaryawan Presentasi 2010 - - 69 - 2011 5 9 65 5,9% 2012 10 7 68 4,8% 2013 5 10 63 6,3% 2014 4 14 53 7,5% Sumber : PT. CahayaKencanaAbadi Melihat data turnover karyawan yang keluar di atas, terjadi perubahan persentase pada PT. Cahaya Kencana Abadi yang terus meningkat dari tahun 2011 hingga tahun 2014. Turnoverditahun 2011 sebesar 5,9% dan terus meningkat di tahun – tahun selanjutnya sampai tahun 2014 sebesar 7,5 %denganmetodeperhitungan (karyawanmasuk – karyawankeluar : jumlahkaryawan). Peneliti juga mendapatkan data saat melakukan studi berupa absensi yang mendukung pernyataan bahwa perusahaan PT. Cahaya Kencana Abadi mengalami masalah di dalam perusahaannya. Data yang peneliti dapatkan saat melakukan survei berupa grafik absensi selama empat bulan terakhir . Berikut keterangan absensi karyawan : Gambar 1.1Grafik Absensi PT. Cahaya Kencana Abadi 2014 7 Sumber : PT. CahayaKencanaAbadi Grafik absensi diatas menjelaskan bahwa pada bulan Juli, karyawan yang tidak masuk dengan keterangan alpa sebanyak 7 kali (7 orang), kemudian meningkat pada bulan Agustus sebanyak 38 kali (9 orang) pedahal dalam bulan Agustus tidak terdapat hari besar selain peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Kemudian, pada bulan September sebanyak 20 kali (7 orang) dan meningkat sebanyak 8 kali dibulan Oktober sebanyak 28 kali (10 orang). Sementara absensi keterangan izin pada bulan Juli hingga Agustus terjadi peningkatan dari angka 11 hingga 14 kali sebanyak 7 orang, menurun pada bulan September menjadi 8 kali dan kembali meningkat pada bulan Oktober sebanyak 17 kali (9 orang). Pada keterangan sakit, dijelaskan pada grafik diatas bahwa bulan Juli keterangan sakit sebanyak 20 kali (6 orang) kemudian semakin menurun pada bulan Agustus, pergerakan terus stabil dan menurun hingga bulan Oktober. Berdasarkan kedua data sekunder yang di terima dari perusahaan, masalah yang dihadapi oleh PT. Cahaya Kencana Abadi yaitu pergerakan absensi yang tidak stabil terjadi dalam beberapa bulan terakhir dan turnover dari tahun ke tahun terus meningkat. Dari kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa karyawan kurang memiliki komitmen dalam perusahaan. Hal ini dapat diindikasikan karena kurangnya kepemimpinan (leadership) dalam turut serta memberi motivasi dan sedikit kewenangan pada karyawan sehingga kurangnya komitmen karyawan dalam organisasi. Perusahaan ini hanya memiliki persentase 54% yang sudah berpengalaman dan bekerja lebih dari 2 tahunsementara 33% lainnya belum memiliki pengalamanbekerja dibidang mekanik dan 13% yang lain masih baru dan ditempatkan dikantor. Sementara didalam perusahaan diharapkan karyawan memiliki komitmen untuk bersama-sama mencapai tujuan seperti yang direncanakan serta menjalankan kewajiban yang telah diberikan. Keterangan tersebut dapat dilihat dari data sekunder yang telah direkap selama empat bulan terakhir oleh PT. Cahaya Kencana Abadi diatas. Berdasarkan hasil wawancara dengan direktur di PT. Cahaya Kencana Abadi, Rizky Septian, dikatakan “ berdasarkan laporan yang disampaikan kepada saya, banyak pegawai yang merasa kurangnya pengertian atasandan seolah-olah 8 memaksa untuk selalumempercepat perbaikan mobil tanpa tahu bagaimana kondisi mobil yang harus diperbaiki” Dari pernyataan direktur diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin (leader) berperan sangat penting dalam memengaruhi bawahannya agar terciptanya komitmen dalam organisasi. Seorang pemimpin tidak hanya menjadi pemimpin di perusahaannya tetapi juga diharapkan oleh pemerintah untuk dapat memerhatikan para karyawan dengan cara memberikan empowerment (pemberdayaan) kepada para karyawan. Hal tersebut guna dilakukan untuk memastikan bahwa karyawan memiliki rasa keterikatan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang digeluti. Sehingga karyawan semakin menyenangi pekerjaannya dan semakin memiliki komitmen dalam organisasi (organizational commitment). Sebelumnya Direktur PT. Cahaya Kencana Abadi telah memberikan tunjangan berupa imbalan kepada karyawan yang bekerja melampaui jam kerja yang telah ditetapkan, agar ekspektasi perusaaan untuk menumbuhkan rasa komitmen dalam organisasi dapat terwujud. Tetapi sepertinya hal tersebut tidak berpengaruh bagi karyawan untuk datang tepat waktu dan pulang saat jam kerja usai sesuai peraturan yang telah disepakati. Karyawan tetap sering datang terlambat dan mengeluh tentang pekerjaan yang mereka lakukan. Sedikit yang mengetahui bahwa seorang pemimpin (leader) tidak hanya memimpin perusahaan tetapi juga harus memiliki pengaruh yang lebih kuat diimbangi dengan diberikannya kewenangan (empowerment) kepada para karyawan. Sedikit yang mengetahui bahwa dengan gaya kepemimpinan transformasional (transformational leadership), pemimpin (leader) memiliki pengaruh yang lebih kuat dalam mempengaruhi bawahannya karena lebih menaruh kebutuhan para pengikutnya. Dalam sebuah perusahaaan, sosok pemimpin (leader) tidak akan ada habisnya untuk di uraikan bagaimana seharusnya pemimpin (leader) yang baik dalam mempengaruhi bawahannya. Termasuk memberikan wewenang agar karyawan memiliki rasa kelekatan secara psikologis terhadap organisasinya, memiliki tanggung jawab serta kesediaan untuk bekerja keras sehingga membuat karyawan betah dan tetap ingin bertahan di organisasi. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka karyawan akan merasa bosan dan akhirnya keluar karena ingin mencari perusahaan seperti yang mereka harapkan. Jika hal tersebut terjadi secara terus menerus maka perusahaan akan mengalami kemunduran tenaga kerja secara perlahan dan semakin 9 lama, konsumen menjadi tidak puas dengan hasil yang mereka terima. Hal tersebut akan berakibat pada penurunan profit, dan jika perusahaan telah mengalami penurunan profit maka perusahaan menjadi semakin sulit untuk berkembang dan dampaknya akan mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan akan sulit untuk bertahan karena kurangnya tenaga kerja dan modal yang cukup untuk membeli sparepart yang lebih canggih, terlebih dalam kondisi persaingan industri saat ini. Oleh karena itu, perusahaan harus cepat melakukan perubahan dalam menanggapi masalah pada para karyawan di dalam organisasi ini. Pembahasan ini akan peneliti uraikan lebih lanjut kesimpulannya diakhir penelitian pada bab 5. Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan mengadakan penelitian dalam bentuk skripsi yang akan diberi judul “Analisis Pengaruh Transformational Leadership dan Empowerment Terhadap Organizational Commitment pada PT. Cahaya Kencana Abadi” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut : 1) Apakah ada pengaruh transformational leadership terhadap organizational commitmentpada PT. Cahaya Kencana Abadi? 2) Apakah ada pengaruhempowerment terhadap organizational commitmentpada PT. Cahaya Kencana Abadi? 3) Apakah ada pengaruhtransformational leadership dan empowerment terhadap organizational commitment pada PT. Cahaya Kencana Abadi? 1.3 RuangLingkup Dalam melaksanakan penelitian, ruanglingkup yang di telitiolehpenulishanyakaryawan di PT. CahayaKencanaAbadi yang berjumlah 53 orang.Dan variable yang ditelitiyaituTransformational EmpowermentdanOrganizational Commitment. Leadership, 10 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan denganTransformational Leadership, Empowerment dan Organizational Commitment. 1) Untuk mengetahui pengaruhtransformational leadership terhadap organizational commitment pada PT. Cahaya Kencana Abadi 2) Untuk mengetahui pengaruhempowerment terhadap organizational commitment pada PT. Cahaya Kencana Abadi 3) Untuk mengetahui pengaruh transfomational leadership dan empowerment terhadap organizational commitment pada PT. Cahaya Kencana Abadi. 1.5 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Transformational Leadership dan Empowerment terhadap Organizational Commitment pada PT. Cahaya Kencana Abadi. Penelitian ini diharapkan memberi manfaat terhadap beberapa pihak, antara lain : a. Bagi Perusahaan • Perusahaan dapat menjadikan penelitian ini sebagai rujukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Transformational Leadership dan Empowerment terhadap Organizational Commitment dalam perusahaan dan dapat dijadikan panduan yang berguna untuk meningkatkan loyalitas pelanggan di PT. Cahaya Kencana Abadi. • Perusahaan dapat mengevaluasi dari penerapan pengaruh Transformational Leadership dan Empowerment terhadap Organizational Commitmentdapat melakukan perbaikan terhadap kekurangan yang ada. b. Bagi Penulis 11 • Sebagai tambahan pengetahuan dan bahan pembelajaran sebelum memasuki dunia bisnis yang persaingannya begitu ketat dan sebagai pembelajaran jika nanti telah menjadi seorang pemimpin (leaders), bagaimana pengaruh Transformational Leadership dan Empowerment terhadap Organizational Commitment. • Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai manajemen sumber daya dan dunia bisnis serta dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh penulis selama masa kuliah. c. Bagi Konsumen dan Pembaca • Sebagai pembelajaran dan pengetahuan sejauh mana pengaruh Transformational Leadership dan Empowerment terhadap Organizational Commitment dalam suatu perusahaan. Dan sebagai bahan pemikiran mengenai kepemimpinan, pemberdayaan dan organisasi komitmen. • Sebagai informasi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dari hasil pengaruh Transformational Leadership dan Empowerment terhadap Organizational Commitment. 1.6 Penelitian Terdahulu Tabel 1.2Penelitian Terdahulu Pengarang Judul Objek Hasil Fatima Bushra Effect Of Transformational Hasil penelitian Ahmad Usman Transformational leadership, Job menyimpulkan bahwa jika Leadership on Satisfaction, manajer mengadopsi perilaku Employees’ Job Organizational kepemimpinan Satisfaction and Commitment, transformasional, mereka bisa Organizational Banking Sector mendapatkan karyawan yang Asyir Naveed Commitment in lebih baik, puas dan Banking Sector of berkomitmen. 12 Lahore (Pakistan) Penelitian iniberusahauntuk menyelidikiefekdaripem berdayaanpsikologis Omid Ahmadi Impact of Psychological dankepemimpinan Department of Transformational empowerment, transformasionalsebagai Leadership and transformational prediktorkomitmen Management, Psychological leadership, organisasi.Hasil Faculty of Empowerment on organizational untukpengujianmenunju Management, Organizational commitment, kkansemua Naragh Branch, Commitment in Interior Ministry dimensipsikologispembe Islamic Azad Interior Ministry public rdayaan(dampak, University, artinya, kompetensi, Naragh, Iran penentuan nasib sendiri) dan dimensikepemimpinantr ansformasi(stimulasi intelektual, pengaruhideal, motivasi inspirasionaldan pertimbanganindividu) memiliki hubungan yangsignifikandenganko mitmen organisasi. Penelitian ini menunjukkan hipotesis hubunganyang sangat signifikan, hal ini ditunjukkan bahwa pemberdayaankaryawan 13 dan kepuasan kerja karyawan, keduanyaberhubungan positifdan juga bahwapemberdayaankar yawan dan komitmenkaryawandeng anOrganisasiberhubunga Aamir Sarwar, Impact of Employee n positif. Employee Empowerment, Penelitian ini juga Job Satisfaction, menunjukkan Employee bahwakepuasan Commitment Kerjadankomitmenkarya Assistant Professor Empowerment on Employee’s Job , Institute of Businesss & Satisfaction and Information Commitment with Technology the Organization wanjugaberhubungan positif. (IBIT),University of the Hasil penelitian menunjukkan Punjab, Quaid-e- bahwa hubungan antara Azam Campus, masing – masing variabel Lahore, Pakistan. terhadap variabel lain saling Ayesha Khalid memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Student , MBIT , Institute of Business & Information Technology (IBIT),University of the Kepemimpinan Punjab, Quaid-e- transformasional Azam Campus, hubungan University of the signifikan dengan pengikut positif memiliki yang 14 Punjab, Lahore, pemberdayaan psikologis (r = Pakistan) .50, p <.01). Kepemimpinan transaksional aktif memiliki hubungan positif yang signifikan dengan pengikut pemberdayaan psikologis (r = .33, p <.01). Selain itu, pemberdayaan psikologis pengikut berhubungan positif dengan organisasi. Transformational Influence of leadership, transformational empowerment, leadership on innovativeness, Tazeem Ali Shah, employees organizational Muhammad Nisar, outcomes: commitment. Kashif-urRehmanand Ijaz- Mediating role of ur-Rehman empowerment International Islamic University, Islamabad, Pakistan. Iqra University, Islamabad, Pakistan. Transformational SZABIST leadership, active Islamabad, Relationships Pakistan. between leadership, Transformational Wei-Chun Zhu, and transactional Active organizational identification, identifikasi 15 Jhon J. Sosik, Transactional psychological E. Leadership empowerment Ronald RiggiodanBaiyin and Yang Organizational Followers’ Identification: The Role Psychological Empowerment Sumber :Penulis, 2015 of